PRINSIP PENDIDIKAN DALAM HADIS Ahmad Zumaro Dosen STAIN Jurai Siwo Metro
Abstrak Pendidik memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Keberhasilan peserta didik, dapat dikatakan tergantung kepada pendidik, untuk itu pendidik harus mampu membekali dirinya pengetahuan tentang keterampilan dan pengetahuan tentang pendidikan serta menerapkannya. Di antara pengetahuan tersebut adalah prinsip pendidikan. Pendidikan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW yang langsung dibimbing oleh Allah SWT mengandung nilai prinsip pendidikan. Rasulullah SaW tidak hanya menjadikan peserta didik sebagai objek tetapi sekaligus menempatkannya sebagai subjek, sehingga peserta didik tidak hanya berkembang dalam sisi intelektualnya tetapi juga mentalnya. Kata kunci: Pendidikan, Peserta Didik, Pendidik, Hadis.
A. Pendahuluan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang diutus oleh Allah SWT kepada seluruh umat manusia yang bertugas menyampaikan wahyu atau petunjuk-petunjuk kemudian dilanjutkan dengan mengajarkan kepada manusia. Hal ini pada intinya menegaskan bahwa kedudukan nabi sebagai pendidik ditunjuk langsung oleh Allah SWT.
ُ َُ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ َ ُ ََّ ى َْ ْ َ َ ُ هلل صل ِاهلل علي ِه َوسل َم ذات يومٍ ِمن بع ِض حج ِره ِ هلل ب ِن عم ٍرو قال خ َرج رسول ا ِ عن عب ِد ا ُ ْ َْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ نْ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ أ َ َّ َ اهلل َوالخ َرى يتَ َعل ُمون ي ِإحداهما يقرءون القرآن ويدعون ِ فدخل المس ِجد ف ِإذا هو حِبلقت
Ahmad Zumaro
ْ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ََ ُ َ ّ ُ َ َ َ َ َّ ُّ َ ىَّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ لُ ٌّ لَىَ َ رْ َ ُ ا اهلل ف ِإن ي هؤل ِء يقرءون القرآن ويدعون ٍ ويعل َِمون فقال انل يِب صل اهلل علي ِه وسلم ك ع خ ّ َ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ََ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ا َ ت ُم َعل ًِما ف ُ ون َوإ َّن َما بُعث 1ْ ُ َ َ شاء أعطاهم وإِن شاء منعهم وهؤل ِء يتعلم جل َس معهم ِ ِ
“ Pada suatu hari Rasulullah keluar dari salah satu kamar beliau menuju masjid. Di dalam masjid, mendapati dua kelompok sahabat. Kelompok pertama adalah golongan yang membaca al-Qur’an dan berdoa kepada Allah, sementara kelompok lain adalah golongan yang sedang sibuk mempelajari dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Nabi kemudian berkata, “masing-masing kelompok sama-sama berada dalam kebaikan. Terhadap yang sedang membaca al-Qur’an dan berdoa kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan doa mereka jika Dia menghendaki, begitupun sebaliknya, doa mereka tidak akan diterima oleh Allah jika Dia tidak berkenan mengabulkan doa tersebut. Adapun golongan yang belajar mengajar, mereka sedang mempelajari ilmu dan mengajar orang yang belum tahu. Mereka lebih utama. Maka ketahuilah sesungguhnya aku diutus untuk menjadi seorang muallim (pengajar) lalu beliau duduk bersama mereka.”
Rasulullah sebagai pendidik melekat pada diri pribadinya beberapa kompetensi yang ideal. Kompetensi yang dimiliki Nabi Muhammad SAW dapat dipetakan menjadi tiga hal, pertama; kompetensi personal, dengan indikator: shiddiq2 (jujur), amanah3 (dapat dipercaya), tabligh4 (menyampaikan wahyu), Fathonah5 Abu Abdullah Muhammad Bin Yazid Al-Qozwiny, Sunan Ibn Majah (Semarang:Toha Putra, tth), h. 83, Kitab Muqoddimah;Bab Fadlul Ulama Wal Hatsu ‘Ala Thalaibil ‘Ilmi, hadis no.225 2 Siddiq adalah kekuatan yang membuat terlepasnya rasulullah dari sikap dusta terhadap Allah SWT, dirinya sendiri, maupun orang lain. 3 Amanah adalah segala sesuatu yang dipercayakan kepada manusia, baik yang menyangkut hak dirinya, hak orang lain, maupun hak Allah SWT. 4 Tabligh adalah Rasulullah menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang d terima dari Allah SWT kepad umat manusia untuk dijadikan pedoman dan dilaksanakan agar memperoleh kebahagian hidup di dunia dan akherat. Pokok utama ajaran ini adalah amar ma’ruf nahi munkar. 5 Fathonah, yaitu hadirnya suatu kekuatan yang diberikan oleh Allah SWT kepada Muhammad SAW untuk dapat memahami hakikat segala sesuatu yang bersumber pada nurani, bimbingan, dan pengarahan Allah SWT secara langsung ataupun melalui utusan-Nya. Tanpa adanya Fathonah maka sulit bagi seseorang untuk dapat menangkap dan memahami esensi ilmu pengetahuan dari al-Quran atau apa saja yang ada di muka bumi ini. Hamdani Bakran Adz-Zakiey, Kecerdasan Kenabian, (Yogyakarta:Islamika, 2005), h. 619-625 1
16
Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan al-Hadits
Prinsip Pendidikan dalam Hadis
(cerdas). Kedua kompetensi sosial, dengan indikator; mengentaska manusia dari kezaliman/perbudakan, pemerataan ekonomi melalui sedekah zakat dan infak, menjalin komunikasi dan kerjasama dengan siapa saja dan kapan saja, termasuk dengan umat pemeluk agama lain. Ketiga, kompetensi profesional dengan indikator antara lain; mampu memahami ajaran Islam secara utuh sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT serta memahami umatnya, mampu merencanakan dakwah/pendidikan yang matang, mampu mendidik umatnya dengan menggunakan metedologi yang tepat. Keberhasilan Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik merupakan penggabungan kekuatan antara kemampuan kepribadian, wahyu ilahi dan aplikasi ilmu di lapangan, dalam bahasa lain diungkapkan, Rasulullah langsung menjadi uswatun hasanah bagi ilmu-ilmu yang dimiliki dan diajarkannya kepada para sahabat dan umatnya. Jalaludin Rakhmat dalam Islam Alternatif mengemukakan pendapat Gullick dalam bukunya yang terkenal Muhammad The Educator, yang menyatakan bahwa Muhammad adalah benar benar seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar serta melahirkan ketertiban dan kestabilan yang mendorong perkembangan budaya Islam, suatu revolusi yang dimiliki dalam waktu yang tidak tertandingi dan gairah yang menantang.6 Pengetahuan tentang ilmu pendidikan sangatlah luas, untuk itu tulisan ini hanya membahas tentang prinsip-prinsip pendidikan yang dilakukan Rasulullah SAW kepada peserta didik (sahabat). B. Pengertian Prinsip Pendidikan
Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik jika kondisi belajar dan proses pembelajaran tidak berjalan secara maksimal. Pendidik sebagai agen pembelajaran dan agen perubahan mempunyai peran penting dalam menciptakan suasana lingkungan pendidikan menjadi kondusif untuk belajar dan mewujudkan proses pembelajaran yang baik agar tujuan pendidikan tercapai. Proses pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses belajar dan mengajar dalam pendidikan. Aktivitas ini merupakan 6
Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1991), h. 56 Vol. 8 No. 1 Januari - Juni 2014
17
Ahmad Zumaro
proses komunikasi dua arah antara pendidik dan peserta didik. Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan proses pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Setiap kegiatan proses pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu pendidik dan peserta didik. Guru sebagai pendidik merupakan pencipta kondisi belajar peserta didik yang didesain secara sengaja, sistimatis dan berkesinambungan. Sedangkan anak didik sebagai objek sekaligus subjek pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan pendidik. Perpaduan dari dua manusia ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan pembelajaran ini, keduanya (peserta didik-pendidik) saling mempengaruhi dan memberi masukkan. Karena itulah kegiatan ini harus merupakan aktifitas yang hidup, sarat nilai dan senantiasa memiliki tujuan. Prinsip dalam Bahasa Inggris, disebut principle yang berarti a truth or belief that is accepted as a base for reasoning or action.7 Prinsip merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak atau bertindak. Prinsip pendidikan adalah landasan berpikir, landasan berpijak yang sengaja dibentuk dengan harapan tujuan pendidikan dapat tercapai. C. Prinsip Pendidikan dalam Hadis
Rasulullah SAW menggunakan beberapa prinsip dalam pendidikan. Prinsip-prinsip itu ialah: 1. Repetisi/At-Tikror Wal Muroja’ah (Pengulangan) Repitisi dalam proses pembelajaran sangat urgen agar dapat menjaga ilmu pengetahuan yang telah dihapal atau didapat oleh peserta didik. Peserta didik akan menjadi baik hafalannya ketika dia sering mengulang-ulang pelajaran yang telah didapati atau dibacanya. Mengulang akan menguatkan informasi dan kepandaian, bahkan akan membantu ingatan dengan baik.
18
h. 822
ongman, Dictionary of Contemporary English, (St Ives: Clays Ltd, 1998),
7L
Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan al-Hadits
Prinsip Pendidikan dalam Hadis
Al-Qur’an dalam redaksinya menggunakan prinsip pengulangan sebagian makna dan pengertian ayat dengan tujuan agar mengakar kuat dalam ingatan dan menjadi pelajaran bagi manusia. Rasulullah SAW dalam memberikan suatu pelajaran kepada sahabat juga selalu mengulang perkataannya sampai sahabat faham mengenai perkataannya. َّ َ َ َ َ ََّ َ َّ ا َ ُ ََّ ْ َّ ِّ َ ى ََ َ ُْ ً ََ َ َ َ ا َ اهلل َعليْ ِه َو َسل َم أن ُه كن ِإذا تكل َم بِك ِل َم ٍة أ اَعدها ثلثا َح ىَّت تف َه َم ع ْن أن ٍس عن انل يِب صل ََ ا َ َّ َ َّ َ َ ََ ْ َ َ ىَ لَى 8ً عن ُه َوإِذا أت ع ق ْومٍ ف َسل َم َعليْ ِه ْم َسل َم َعليْ ِه ْم ثلثا “Nabi SAW jika berbicara diulanginya tiga kali sampai pada sahabat mengerti dan jika dia mendatangi suatu kaum dia mengucapkan salam tiga kali”.
Hadis lain memberikan permisalan bagaimana seharusnya pendidik memberikan ilmunya secara berulang agar peserta didik agar dapat dipahami dan hafalannya tidak hilang. Dalam hadis lain disebutkan:
َ ُ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َ َ ُ ْ ْ َ ْ اهلل َعلَيْه َو َسلَّ َم قَ َال إ َّن َما َمثَ ُل َصاحب الْ ُق ُ ول اهلل َص ىَّل آن ر عن اب ِن عمر ر يِض اهلل عنهما أن رس ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ َ ْإ َ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ َّ ْ َ ََ َ 9 َ َ ْالبِ ِل ال ُم َعقل ِة ِإن اَعه َد َعليْ َها أم َسك َها َوإِن أ ْطلق َها ذهبت ِ كمث ِل ص ِ ب ِ اح
”Sesungguhnya orang yang menghafal al-Qur’an seperti pemilik unta yang terikat. Jika ia menjaganya maka ia dapat menguatkan kepemilikannya. Jika ia membiarkannya maka ia akan lepas.”
Rasulullah menggambarkan pentingnya mengulang hafalan alQur’an secara kontinyu. Permisalan dalam hadis di atas jika pemilik unta membiarkan atau tidak mengikatnya, maka unta itu akan hilang, begitu juga pemilik ilmu (hafalan al-Qur’an). Mengulang bacaan sama juga dengan mengikat hafalan dan penting untuk membiasakan perilaku seseorang. Jika seseorang melakukan kebiasaan secara berulang-ulang, maka kebiasaan itu akan mengakar dalam dirinya. Mengulang juga penting untuk membiasakan perilaku seseorang. Jika seseorang melakukan perbuatan secara berulang-ulang, maka akan menjadi kebiasaan (akhlak) yang tertanam dalam jiwanya.
Abdullah Muhammad Bin Isma’il Al-Bukhori, Shahih Al-Bukhori, (Qoh rah: Dar Ibn Haitsam, 2004), h. 22 9 Bukhori, Shahih Al-Bukhori, Kitab Fadhoilul Quran;Bab Istizkarul Quran Wa Ta’ahaduhu, hadis no. 4643 8
Vol. 8 No. 1 Januari - Juni 2014
19
Ahmad Zumaro
Kebiasaan ini akan muncul dengan sendirinya tanpa pertimbangan.
ْ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ ََّ ى ْ َخ َطأَ َخطيئَ ًة نُكت َُ ْ َ َََُْ َ ْ َ ت يِف هلل صل اهلل علي ِه وسلم قال إِن العبد إِذا أ ِ ول ا ِ ِ ِ عن أ يِب هريرة عن رس َْ َُْ ْ ُ َْ َ َ َكتَ ٌة َس ْو َد ُ َ َ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ َ َ ْ ُ ُ ْ ا َ يد ف يها َح ىَّت تعل َو قلبَ ُه قل ِب ِه ن ِ اء فإِذا ه َو ن َزع َواستغف َر َوتاب س ِقل قلبه َوإِن عد ِز َّذ َلَى َّا َ َ ُ ْ َ َا ُ ْ َ َ ُ ُ ُ َ ُ َ َ ْ َ ُ َّ َ 10 الي ذكر اهلل كل بل ران ع قلوبِ ِهم ما كنوا يك ِسبون ِ َوه َو الران
“Seorang hamba jika berbuat suatu kesalahan, maka dalam hatinya akan terdapat noda hitam. Jika ia berusaha menghilangkan dan meminta ampunan, maka noda yang terdapat dalam hatinya akan jernih kembali. Jika ia mengulangi kesalahan lagi, maka noda itu akan bertambah sehingga hati seseorang menjadi pekat karena noda. Hati seperti itu adalah penutup yang disebut “ar-ran” (penutup), “sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang mereka usahakan itu menutup hati mereka.”
Jika seseorang hamba terus menerus melakukan kesalahan, maka kesalahan itu akan menjadi kebiasaan yang menetap dan bersemayam dalam dirinya. Ia akan melakukan kebiasaan itu tanpa rasa malu. Dengan kata lain, ia melakukan kebiasaan yang salah lepas dari kendali hati nuraninya. Seakan-akan hatinya sudah terhalangi oleh tirai yang sangat tebal sehingga sulit baginya untuk mengetahui sesuatu yang baik dan benar. Teori pengulangan dalam ilmu psikologi ada tiga bentuk. Pertama, Teori psikologi daya; dalam teori ini menyatakan belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada diri manusia yang terdiri dari daya mengamat, menanggap, mengingat, menghayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna. Kedua, teori psikologi asosiasi atau koneksionisme, berangkat dari hukum belajarnya “law of exercise”, teori ini mengatakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman memperbesar peluang timbulnya respon benar. Ketiga, psikologi conditioning merupakan perkembangan dari koneksionisme. Dalam teori koneksionisme belajar adalah Abu Isa Muhammad Isa bin Suroh, Sunan Tarmizi, (ttp: Darul Fikr, tth), h. 404, Kitab Tafsirul Quran ‘An Rasulillah;Bab Wamin Suro Lilmuthofifin, hadis no. 3334 10
20
Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan al-Hadits
Prinsip Pendidikan dalam Hadis
pembentukan hubungan stimulus dan respons maka pada psikologi kondisioning respon akan timbul bukan hanya karena oleh stimulus saja, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan. Banyak tingkah laku manusia yang terjadi karena kondisi, misalnya, kendaraan berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna merah. Menurut teori ini perilaku individu dapat dikondisikan dan belajar merupakan upaya untuk mengkondisikan suatu perilaku atau respons terhadap sesuatu. Mengulang-ulang sesuatu perbuatan sehingga menjadi suatu kebiasaan dan pembiasaan tidak perlu selalu dengan stimulus yang sesungguhnya tetapi dapat juga dengan stimulus penyerta. Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walau dengan tujuan yang berbeda. 2. Jadwal Belajar Membuat jadwal belajar bagi pendidik sangat penting karena akan membuat pelajaran yang diajarkan tidak monoton dan agar peserta didik tidak menjadi bosan. Mengatur jadwal waktu belajar dengan benar, maka materi yang akan disampaikan berikutnya akan dicerna dengan baik dan dapat menghilangkan rasa lelah dan bosan. Prinsip ini telah diajarkan oleh Allah SWT kepada seluruh manusia. Prinsip ini ditandai dengan peristiwa diturunkannya alQur’an secara bertahap selama 23 tahun dengan konteks yang berbedabeda. Rasulullah juga mempraktekan prinsip pembagian waktu belajar dalam mendidik sahabat dengan tujuan agar mereka tidak bosan.
َلُ ّ م ُ َْع ْن أَب َوائل قَ َال اَك َن َعب َ انل َ ْالر م َّ خيس َف َق َال هَ ُل َر ُج ٌل يَا أَبَا َعبْ ِد َّ اللهَّ يُ َذ ِّك ُر د ح ِن ف اس ِ ٍ ِ ك ِي ِ ٍ ِ ِي َ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ َّ َُ َ ْ ُ َ َّ َ َ َّ ْ َ َ ل ُْ ُ َّ َ َْ َ َ َ يِّ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َّ ُ ْ َ يِّ َ خ َ ْ ُ لو ِددت أنك ذكرتنا ك يومٍ قال أما إِنه يمنع يِن ِمن ذلِك أن أكره أن أ ِملكم وإِن أتولكم َ َ َّ َ َ َ َْ َ ْ َ َ َ اَ َ َّ ُّ َ ىَّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َ َّ لنُ َ َ خ 11 َ ْ َ آم ِة علينا بِالمو ِعظ ِة كما كن انل يِب صل اهلل علي ِه وسلم يتخو ا بِها مافة الس
“Setiap Hari Kamis, Abdullah memberi ceramah kepada sekelompok orang. Salah seorang di antara mereka berkata kepada beliau, “hai ayah Abdurrahman! Saya berharap engkau setiap hari memberi ceramah kepada kami, “ia menjawab, “ aku tidak bisa setiap hari sesungguhnya aku tidak suka melihat kalian bosan. Aku memberi ceramah pada kalian seperti nabi saw memberi peringatan kepada
Bukhori, Shahih Al-Bukhori, Kitab Ilmu:Rojulun Man Ja’ala Li Ahlil Ilmi Ayyaman Ma’lumatan, hadis no. 68 11
Vol. 8 No. 1 Januari - Juni 2014
21
Ahmad Zumaro
kami. Saya takut bila rasa bosan menimpa kami semua.”
3. Partisipasi Aktif dan Pelatihan Praktis Belajar tidak hanya menghafal atau mengingat sejumlah kata atau kalimat, atau hanya sekedar memberikan informasi kepada peserta didik. Belajar adalah berbuat;memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan, oleh karena itu pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik. Aktifitas tidak terbatas hanya gerakkan fisik saja, tetapi juga meliputi aktifitas yang bersifat psikis seperti aktifitas mental. Pada kegiatan pendidikan dalam proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk selalu aktif memproses dan mengolah ilmu pengetahuan yang diperolehnya serta mengembangkan potensi dirinya. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif, peserta didik dituntut aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Proses pembelajaran akan tercapai secara baik kepada seseorang jika ia berpartisipasi secara positif melalui pelatihan praktis. Teori yang diajarkan pendidik tidak akan maksimal bila tidak dipraktekan oleh peserta didik. Bahkan dalam banyak ayat al-Qur’an praktek selalu beriringan dengan iman. Rasulullah juga memperhatikan hal tersebut. Beliau mendidik dan mengarahkan kepada para sahabat agar melakukan praktek sebagai sarana yang efektif dalam proses pembelajaran.
َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ ََّ َّ َ َ َ ُ ٌ َ ْ َ اَ َ َّ ُ ْ َ ْ َ َ لَىَ َّ َ ى ّ ت فقال أ ِل ُج ٍ ب صل اهلل علي ِه وسلم وهو يِف بي ِ ِحدثنا رجل من ب يِن ع ِم ٍر أنه استأذن ع انل ي َه َى َا ِّ َّ َ ُ ََّ َ َ َّ ُّ َ ى ْ ْ َ َْ ْ ُْ ََ َ َ ْ ْ َّ ان َف ُقل ُل قُل السل ُم اهلل َعليْ ِه َو َسل َم خِلَا ِد ِم ِه اخ ُرج ِإل هذا فعلمه اِالس ِتئذ فقال انل يِب صل َ َ َ َه َا َْ َ ُ َ َ ََّّ ُ َ ْ ُ ْ ْ ُ ُ َ َ ُ َّ ُّ ى َ َ ُ ُ َّ ُ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ب َصل اهلل علي ِه انل ل ن ذ أ ف ل خ د أ أ م ك ي ل ع م ل الس ال ق عليكم أأدخل فس ِمعه الرجل ف ِ ِي َّ 12 َ َ َ َ َ َ َوسلم فدخل
“Telah berkata kepada kami seseorang dari Bani Amir, dia meminta izin kepada Rasulullah, kemudian orang itu berkata, “bolehkah saya masuk? Lalu nabi berkata kepada pembantunya, “keluarlah, ajarkanlah untuk meminta izin. Katakan kepadanya, katakanlah assalamu’alikum, bolehkah saya masuk dan laki-laki itu mendengar, lalu dia berkata, asssalamu’alaikum, “bolehkah saya masuk?”, lalu Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy As-Sijastaby, Sunan Abu Daud, (ttp: Darul Fikr, 1994), h.384, Kitab Al-Adab;Bab Kaifa Al-Isti’zan, hadis no. 4508 12
22
Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan al-Hadits
Prinsip Pendidikan dalam Hadis
Rasulullah mengizinkannya masuk, memperingati sahabat yang datang dan akan masuk ke dalam rumah agar memberi salam”.
Tidak diragukan, bahwa pendidikan dengan cara praktek memberikan nilai lebih banyak daripada sekedar nasehat dan arahan teoritis yang tidak diikuti dengan latihan praktis. Belajar yang paling baik adalah belajar melalui partisipasi aktif dan pelatihan praktis, peserta didik tidak sekedar mengamati langsung, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran tidak hanya keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.13
4. Tadarruj/Graduasi (Belajar Secara Bertahap) Pendidikan adalah sebuah proses menjadi manusia yang sempurna. Al-Qur’an telah banyak mendidik manusia bagaimana merubah suatu kebiasaan yang buruk diubah menjadi kebiasaan yang baik secara bertahap. Al-Qur’an menggunakan prinsip ini ketika menjelaskan hukum tentang khamr dan riba. Al-Qur’an tidak langsung mengharamkan dua hal tersebut, tetapi mengarahkan secara bertahap hingga benar-benar kedua perbuatan tersebut diharamkan. Begitu juga Rasulullah SAW dalam mendidik umatnya, beliau mengajarkan suatu hukum secara bertahap. Dalam sebuah hadis diriwayatkan:
ُ ُ ُ َ ََ َّ َ َ ْ َ ُ ْ ُ ُ ىَ َ ْ رَ َ َ َ ُ ْ ُ ُ ُ َ َ َّ ْ َ ُ َ ْ َ ْ رَ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ ر وسف حدثنا ِإبرا ِهيم بن موس أخبنا ِهشام بن يوسف أن ابن جري ٍج أخبهم قال وأخب يِن ي َ ْ ُّ َ َ َ َ ٌّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ َ ْ ُ ْ ّ ُ َ َ َْ ُ َ َ َ َ يِّ ْ َ ا ٌ ْك َفن َخ ر ي ِبن ماه ٍك قال ِإن ِعند عئِشة أ ِم المؤ ِم ِنني ر ي ِ ض اهلل عنها ِإذ جاءها ِعر يِاق فقال أ ُي ال َ ْ ِّ َ َ َ ِّي َ َ َ َْ َ ْ َ ح ُ َ ُ ْ ح َفك قَال َ ْ ُ َ ض َك قَ َال يَا أُ َّم ال ْ ُم ْؤمن ُّ ُك َو َما يَ ر ت ل ِ َم قال ل َعل أ َولف الق ْرآن ني أ ِر قالت وي ِ ين مص ِِ ِي ْ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ٌ َ ُ ُ ْ َ َ َ َّ َ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ َ ُ َّ َ ُّ َُ ْ َ َ َ ر َ َْعلَيْ ِه فَإنَّ ُه ُي ْق َرأ غ ر ورة ِم ْن ي ُم َؤل ٍف قالت وما يضك أيه قرأت قبل ِإنما نزل أول ما نزل ِمنه س ِ َ َ َ ْ َ َ ُ َ َ َْ ْ ُ جْ َ َّ َ َّ َ ىَّ َ َ َ َّ ُ ىَ إْ ْ اَ َ َ َ حْ َ اَ ُ َ ح َ ْ السلمِ نزل اللل والرام ولو نزل ال ُمف َّص ِل ِفيها ِذكر الن ِة وانل ِ ار حت ِإذا ثاب انلاس ِإل ِ َ َ ْخْ َ َ ُ اَ َ ُ خ َ ُ َ ََ َ َ اَ َ ُ َ َ ُ ا َ ْش ٍء اَل ت َ ر ْ َأ َّو َل ي 14 ً َ َ ِّ ش ُبوا ال َ ْم َر لقالوا ل ن َدع ال َ ْم َر أبَ ًدا َول ْو ن َزل ل ت ْزنوا لقالوا ل ن َدع الزنا أبدا 46-47
Dimyati, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta; Rineka Cipta, 1999), h.
13
Bukhori, Kitab Fadhoilul Quran;Bab Ta’liful Quran, hadis no.4609
14
Vol. 8 No. 1 Januari - Juni 2014
23
Ahmad Zumaro
”Sesungguhnya al-Qur’an yang diturunkan secara terperinci ialah surat yang menerangkan tentang surga dan neraka. Jika manusia sampai kepada kesadaran yang benar terhadap Islam, maka alQur’an menjelaskan tentang halal dan haram. Jika surat al-Qur’an pertama kali turun, janganlah kamu minum khamr, “mereka pasti berkata,”kami tidak akan meninggalkan khamr. Jika yang pertama kali turun,; jangan kamu berbuat zina,” maka mereka pasti berkata, “kami tidak akan meninggalkan zina sama sekali”.
Proses bertahap merupakan proses pembelajaran yang memang harus dilalui oleh tiap manusia dalam segala hal. Rasulullah dalam hadis lain menjelaskan
ُ َُ َ َ َ َ َ ُْ َ ُ َ َ َّ َ ْ ْ َ َ اهلل َعلَيْه َو َسلَّ َم ل ُم َعاذ بْن َجبَل ح ُ ول اهلل َص ىَّل ني اس ر يِض اهلل عنهما قال قال رس ٍ عن اب ِن عب ِ ٍ ِ َِ ِ ِ َ ِ َّْ اَ هَ ا ْ ْ َى ْ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ ً ْ َ ْ َ َ َ َّ َ َ َْ َ َ ُ ىَ ي اب فإِذا ِجئتَ ُه ْم فادع ُه ْم إِل أن يَش َه ُدوا أن ل إِ َل إِل ٍ بعثه إِل الم ِن إِنك ستأ يِت قوما أهل ِكت َ ُ ُ َ ً َّ َ ُُ َ َّ ح َم َ َ ْ َ َ َّ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ اهلل قد ف َرض َعليْ ِه ْم خْ َس هلل فإِن هم أطاعوا لك بِذلِك فأخ رِبهم أن ِ اهلل َوأن ممدا رسول ا َ ًَ َ َ ْ َ َ َّ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َلُ ّ َ ْ َ ي ََ َ اهلل قد ف َرض َعليْ ِه ْم َص َدقة ك يومٍ ولل ٍة فإِن هم أطاعوا لك بِذلِك فأخ رِبهم أن ٍ صلو ِ ات يِف َ َ َّ َ َ َ َ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ُ َُ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ رُ َ ُّ لَى ْ َ َّ َْ اك َوك َرائِ َم أم َوال ِ ِه ْم َوات ِق دع َو َة تؤخذ ِمن أغ ِنيائِ ِهم فتد ع فقرائِ ِهم فإِن هم أطاعوا لك بِذلِك فإِي َ ْْ َ ْ ُ َ َّ ُ َ ْ َ َ ْ َ ُ َ ن 15 ٌ َ هلل ِحجاب ِ المظلومِ فإِنه ليس بينه َوبي ا
“Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum ahli kitab. Jika engkau mendatangi mereka, maka ajaklah supaya mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Jika mereka mentaati maka beritahukan mereka bahwa Allah mewajibkan mereka shalat lima waktu setiap hari. Jika mereka mentaatinya, beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan sedekah atas mereka yang diambil dari orang kaya diberikan kepada orang miskin. Jika mereka menaatinya, maka takutlah dari kemulian harta mereka dan takutlah engkau akan doa orang yang dizalimi karena doa orang yang dizalimi tidak ada penghalang”.
Hadis di atas menjelaskan bahwa untuk mendidik dan mengajak orang harus dengan bertahap, sehingga Rasulullah terkesan tidak memberatkan mereka atau kejiwaan mereka akan menolak, dengan mengerjakan perintah kewajiban sekaligus. Rasulullah SAW berkeyakinan bahwa jika Islam sudah mengakar dan bersemayam
Bukhori, Kitab Almazholim Wal Ghodhob;Bab Al-Itqo Wal Hazr Min Da’watil Mazlum, hadis no.2268 15
24
Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan al-Hadits
Prinsip Pendidikan dalam Hadis
dalam hati, maka hati mereka akan terbuka dan mau menjalankan kewajiban dengan ringan. Oleh karenanya, beliau berwasiat agar Muadz menganjurkan kewajiban kepada mereka secara bertahap dimulai dari yang terpenting/pokok dan seterusnya. Dengan cara seperti ini akan terbentuklah kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta akhlak yang baik sehingga mereka akan menerima Islam dengan cepat dan terbuka.
5. Interaktif Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mendidik bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik; akan tetapi pendidikan merupakan proses pembelajaran dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat memberikan stimulus kepada peserta didik untuk belajar. Proses pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik, antara peserta didik dan peserta didik, maupun peserta didik dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi, memungkinkan kemampuan peserta didik akan berkembang baik spiritual, kepribadian maupun intelektual.16
ُ َُ ٌ ُول بَيْنَ َما حَنْ ُن ُجل َ َع ْن رَشيك بْن َعبْد اهلل بْن أَب نَمر َأنَّ ُه َسم َع أَن َ َس ْب َن ّ َّوس َم َع انل ق ي ك ل ا م ب ِ ٍ ِ ِ ِي ٍ ِ ِِ ِ ِ ي ِ ِ ِ ْ ْ َّ َ َ ْ َ َ ُ ََّ ى َ َ َّ ُ ُ َ َ َ َّ ُ َ َ َ َ َ ََ َ َ َ ُ ٌ لَىَ م ُ ْ ْ َ َ َ صل اهلل علي ِه وسلم يِف المس ِج ِد دخل رجل ع ج ٍل فأناخه يِف المس ِج ِد ثم عقله ثم قال ُ َ َْ ُ ْ َ ُّ ُ ْ حُ َ َّ ٌ َ َّ ُّ َ ىَّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ ُ َّ ٌ َ نْ َ َ ْ َ َ ْ ْ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ أ الر ُجل ال ْبيَض كئ بي ظهراني ِهم فقلنا هذا ِ لهم أيكم ممد وانل يِب صل اهلل علي ِه وسلم مت َ ُ ْ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ ََّ َ َ هَ ُ َّ ُّ َ ى َّ ُ ْ ْ َ َ ْ َ ُ ُ َّ ُ َال ْ ُم َّت ُ َ َ َ ه ب فقال ل انل يِب صل اهلل علي ِه وسلم قد أجبتك ِ ِ كئ فقال ل الرجل يا ابن عب ِد المط ِل َّ َ َ ْ َ َ ُ ََّ َ َ َّ ُ ُ َّ ّ َ ى َْ َ ْ َ َ َ اَ جَ ْ َ َّي َ ْ َ َ ٌ ِّ َ ُ َ َ ُ َ َ تد عل يِف ِ ب صل اهلل علي ِه وسلم إِن سائِلك فمشدد عليك يِف المسأل ِة فل ِ ِفقال الرجل ل ِلن ي ََ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ ّ َ َ َ ّ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ى ْانلاس لُكِّهم َّ ِ ب من قبلك أاهلل أرسلك إِل ِ ِ نف ِسك فقال سل عما بدا لك فقال أسألك بِربِك ور ْخ َ َ َ ْ َّ َ ْ َ ْي َ َّ ّ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ َ َ َ َ َ َ ِهلل أاهلل أمرك أن نص ي ات المس يِف الومِ والليل ِة قال ِ فقال اللهم نعم قال أنشدك بِا ِ ل الصلو ُ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َّ ْ َ ْ َّ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ َّ السنَ ِة قال الل ُه َّم ن َع ْم قال أنش ُد َك هلل أاهلل أمرك أن نصوم هذا الشهر ِمن ِ اللهم نعم قال أنشدك بِا ََّ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ لَى َ َ ُ َْ ْ َ َ َ ََ ُ َ ُ ب َص ىَّل َّ ع ُف َق َرائِنَا َف َق َال ُّ انل ا ه م س ق ت ف ا ن ئ ا ي ن غ أ ن م ة ق د الص ه ذ ه هلل أاهلل أمرك أن تأخذ اهلل ِ ِ ِ ِ ِ بِا ِ ِ ِي ُ ُ َ َََ ْ َ ُ ْ َ ُ ُ َّ َ َ َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ َّ َ َ ْ َ َ َ ُول َم ْن َو َرائ م ْن قَ ْوم َوأَنَا ض َمام علي ِه وسلم اللهم نعم فقال الرجل آمنت بِما ِجئت بِ ِه وأنا رس ِ ِي ِ ِي ْ ُ َ َ ََْ 17 ْ ْب ُن ثعلبَة أخو بَ يِن َسع ِد ب ْ ِن بَك ٍر
Wina Sanjaya, Proses Pendidikan Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h.133 17 Bukhori, Shahih Al-Bukhori, Kitab Al-Ilmu; Bab Ma Ja Fil ‘Ilmi Wa Qa 16
Vol. 8 No. 1 Januari - Juni 2014
25
Ahmad Zumaro
”Pada suatu hari kami duduk bersama Nabi SAW di masjid. Ada seorang lelaki yang mengendarai unta dan menderumkan untanya di halaman masjid. Kemudian diikatnya. Dia berkata kepada mereka, “siapakah di antara kalian yang bernama Muhammad”? pada saat itu, nabi berada di antara mereka. Kami berkata: “ini lelaki yang berkulit putih (kemerahan) duduk bersandar,”lelaki itu berkata:” apakah dia cucu Abdul Muthalib?”. Nabi SAW bekata, “aku mendengar perkataanmu”. Lelaki itu berkata,”sesungguhnya aku bertanya kepadamu dan pertanyaan ini memberatkanmu. Oleh karena itu janganlah kamu marah padaku”. Nabi menjawab,”bertanyalah apa yang apa yang terlintas dalam benakmu?” lelaki itu berkata , “aku bertanya dengan hak Tuhanmu dan hak Tuhan orang sebelummu”. Apakah Allah mengutusmu untuk menyampaikan risalah kepada seluruh manusia?’ nabi menjawab,”demi Allah benar, lelaki itu berkata,”aku bertanya kepadamu demi Allah, Apakah Allah memerintahkanmu agar kami melakukan shalat lima waktu sehari semalam?, nabi menjawab,”demi Allah betul”. Lalu ia berkata,”demi Allah aku bertanya kepadamu, “apakah Allah memerintahkan kepadamu agar kami berpuasa di Bulan Ramadhan untuk satu tahun sekali?, nabi menjawab:”demi Allah benar”. Lelaki itu berkata:”demi Allah aku bertanya kepadamu apakah Allah memerintahmu agar kamu mengambil harta zakat dari orang-orang kaya di antara kami, lantas kamu bagikan kepada orang-orang fakir di antara kami?, nabi menjawab,”demi Allah benar”. Lelaki itu berkata:”aku beriman dengan wahyu yang kau bawa (risalahmu)”.Aku adalah utusan orang-orang yang dibelakang kami (yang kali ini berada di perkampungan mereka) namaku adalah Dhiman bin Tsa’labah dari Banu Sa’ad bin Bakar (kabilah Haqazin)”.
Rasulullah SAW dari hadis ini terlihat mengajak Dhiman mengadakan interaksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Dhiman, lalu nabi menjawab semua pertanyaan itu dengan sabar lalu dia masuk Islam. Konteks prinsip pendidikan dalam hadis ini terlihat adanya interaksi sehingga terjadi dialog, suasana belajar yang nyaman (tidak ada paksaan dan dipaksa) menjadikan seseorang terkesan dan mengikuti apa yang dipelajarinya dengan kesadaran.
6. Tantangan Prinsip pendidikan ini adalah menantang peserta didik untuk
26
luhu Ta’ala Robizidni ‘Ilma, hadis No.61
Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan al-Hadits
Prinsip Pendidikan dalam Hadis
mengembangkan kemampuan berfikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Peserta didik tidak merasa tertantang bila hanya sekedar disuapi sehingga dirinya tinggal menelan apa yang diberikan oleh pendidik. Sebab, tanpa tantangan peserta didik merasa masa bodoh dan kurang kreatif sehingga tidak berkesan materi yang diterimanya. Konsep pendidikan gaya “bank” seperti ini dikritik oleh Paulo Freire yang dikutip oleh Ahmad Barazi, pendidikan gaya “bank” ini mengandaikan peserta didik laksana bejana kosong yang perlu diisi oleh pendidik, semakin penuh semakin baik. Peserta didik tak lebih sebagai manusia “mandul” yang perlu dikasihani dan disuapi pelbagai pengetahuan sesuai selera pendidik tanpa hak ada menolak. Implikasinya, sistim pendidikan seperti ini hanya bertumpu pada penguasaan materi dan aspek hafalan, bukan pada kemampuan analisa. Akibatnya, pendidikan cenderung kurang humanis, tidak kritis, dan tidak membebaskan serta hanya menjadikan peserta didik sebagai penonton setia gejolak zaman.18 NabiSAW dalam sebuah hadis memberikan tantangan untuk merangsang berfikir para sahabat:
ََ ىَّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ َّ ْ َّ َ َ َ ا ُ َُ َ َ َ َ َ ُ ْ ْ َ ُ ُ ج َر ًة ل ي َ ْسق ُط َو َرق َها هلل صل اهلل علي ِه وسلم إِن ِمن الشج ِر ش ِ عن اب ِن عم َر قال قال رسول ا َْ َ َُْ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ َ ُح ِّدث َ َ َ ََوإ َّن َها َمثَ ُل ال ْ ُم ْسلم ف َ ْجر ب هلل َو َوق َع يِف نف يِس ِ ال َوا ِدي قال عبد ا ِِ ِي ِ ون ما يِه فوقع انلاس يِف ش ِ َ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َ ُ َ ْ َّ َ َّ َ ْ َ ْ ْ ْ َ َ َ ّ َ َ ُ ُ َ َ َّ َّ 19 َ َ هلل قال يِه انلخلة ِ أنها انلخلة فاستحييت ثم قالوا حدِثنا ما يِه يا رسول ا
“Rasulullah berkata, “ sesungguhnya ada dari pohon yang tidak jatuh daunnya, pohon itu seperti seorang muslim. Ceritakanlah kepadaku pohon apakah itu? Maka para orang-orang itu mengira pohon yang ada di lembah. Perkiraanku (Abdullah) bahwa pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku malu untuk mengatakannya. Kemudian orang-orang itu berkata, “beritahukan kepada kami ya Rasulullah?” lalu Rasulullah SAW menjawab, “ia adalah pohon kurma.”
Hadis ini dapat kita pahami bahwa Rasulullah memberikan tantangan kepada para sahabat untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukannya, tentang permisalan suatu pohon
Ahmad Barizi, Pendidikan Integratif Akar Tradisi Dan Integrasi Kei muan Pendidikan Islam (Malang: Uin Maliki Press, 2011) h.107 19 Bukhori, Shahih Al-Bukhori, Kitab Al-Ilmu; Bab Thorhul Islam Masalah ‘Ala Ashabihi Liyakhtabiro Ma ‘Indahum, hadis no.60 18
Vol. 8 No. 1 Januari - Juni 2014
27
Ahmad Zumaro
yang diibaratkan sebagai seorang muslim yang banyak memberikan manfaat kepada orang lain seperti halnya pohon kurma yang banyak manfaatnya, para sahabat berfikir bahwa pohon itu bukan pohon kurma, sebenarnya Abdullah sudah mengetahui pohon apa yang dimaksud oleh Rasulullah tetapi ia malu mengatakannya.
7. Perhatian dan Motivasi Perhatian dalam pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Kenyataan menunjukkan bahwa tanpa perhatian tidak mungkin terjadi proses pembelajaran baik dari pihak guru sebagai pendidik maupun dari pihak peserta didik yang dididik. Perhatian peserta didik akan timbul apabila bahan pelajaran yang dihadapinya sesuai dengan kebutuhannya, apabila bahan pelajaran itu sebagai sesuatu yang dibutuhkan tentu perhatian untuk mempelajarinya semakin kuat dan akan membangkitkan motivasi peserta didik untuk mempelajari atau mengetahuinya. Secara psikologis, apabila sudah berkonsentrasi (memusatkan perhatian) pada sesuatu maka segala stimulus yang lainnya tidak diperlukan. Akibat dari keadaan ini kegiatan yang dilakukan tentu akan sangat cermat dan berjalan baik. Bahkan akan lebih mudah masuk ke dalam ingatan, tanggapan yang terang, kokoh dan lebih mudah untuk diamalkan. َ ْ َ ُ ُُ َ َ ُ ه َ ُ ََّ ى َ ُ َ َّ َ َ ْ ُ َ ْ َ ُ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ ول أعل ُم اهلل َعليْ ِه َو َسل َم قال أتد ُرون َما ال ِغيبَة قالوا اهلل ورس هلل صل ِ عن أ يِب ه َري َرة أن رسول ا َ َ ََ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ا ْ ََ ُ َُ َ ََ ُ ُ َ َ ْ ا ت إِن كن يِف أ يِخ َما أقول قال إِن كن ِفي ِه َما تقول فقد قال ِذكرك أخاك بِما يكره ِقيل أفرأي َ ْ ْ ْ ُ 20 ُ َّ َ َ ْ َ َ اغتَبتَ ُه َوإِن ل ْم يَك ْن ِفي ِه فقد بهته “Rasulullah Saw besabda apakah kamu mengetahui tentang ghibah, para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Rasulullah SAW menjawab, ghibah adalah kalian membicarakan sesuatu yang dibenci saudaranya. Lalu salah satu dari sahabat bertanya, “apakah engkau menganggap ghibah, jika aku mengatakan tentang saudaraku sesuatu yang benar?”, beliau menjawab, “bila kamu mengatakan yang benar, engkau telah berbuat ghibah, jika kamu mengatakan sesuatu yang tidak benar, maka kamu telah berbuat bohong.”
Rasulullah menanyakan sesuatu untuk menarik perhatian
Imam Abu Husain Muslim bin Hajaj al-Qusayri an-Nasayburi, Shahih Muslim, (ttp: Darul Fikr, 1993), h. 526, Kitab Al-Birru Washillatu Wal Adab;Bab Tahrimu Al-Ghibah, hadis no. 4690 20
28
Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan al-Hadits
Prinsip Pendidikan dalam Hadis
para sahabat tentang sesuatu/ghibah, ini membangkitkan perhatian dan motivasi sahabat untuk lebih mengetahui tentang ghibah dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya kepada Rasulullah. Pengetahuan tentang ghibah akan membentuk akhlak mulia, yaitu tidak akan membicarakan kejelekan orang lain. Prinsip pendidikan dalam hadis melalui proses pembelajaran tidak hanya transfer pengetahuan dan keterampilan yang ingin dicapai tapi nilai dan sikap harus tertanam serta terealisasi dalam tindakan nyata. D. Urgensi Prinsip Pendidikan
Ada beberapa urgensi yang terdapat dalam prinsip pendidikan bagi peserta didik: 1. Mendidik peserta didik untuk berfikir kritis 2. Mendidik mental peserta didik untuk berani bertanya/pecaya diri 3. Memaksimalkan kemampuan berfikir peserta didik 4. Mengembangkan potensi peserta didik untuk menciptakan gagasan dan penemuan baru 5. Mendidik kesabaran peserta didik dalam menuntut ilmu 6. Menghidupkan suasana ukhwah islamiyah antar pendidik, peserta didik dan sesama peserta didik 7. Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk giat dalam belajar 8. Mendidik peserta didik untuk memanfaatkan waktu 9. Mendidik kepribadian peserta didik untuk berani bertanggung jawab E. Penutup Prinsip pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat merupakan prinsip yang tidak bertentangan dengan prinsip pendidikan modern saat ini. Rasulullah tidak hanya menjadikan peserta didik sebagai objek yang hanya bersifat pasif, tetapi beliau mendidik dan memeberikan stimulus kepada peserta didik agar mampu berfikir kritis dan kreatif, tidak hanya teori tetapi praktis serta menyesuaikan dengan kondisi psikologis dan kemampuan peserta didik. Dengan menerapkan prinsip pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, Vol. 8 No. 1 Januari - Juni 2014
29
Ahmad Zumaro
selain sesuai dengan prinsip pendidikan modern juga menghidupkan kembali ajaran pendidikan dalam hadis.
Daftar Pustaka Muslim bin Hajaj al-Qusayri an-Nasayburi, Imam Abu Husain, Shahih Muslim, (ttp: Darul Fikr, 1993) Dimyati, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta; Rineka Cipta, 1999)
Muhammad Isa bin Suroh, Abu Isa, Sunan Tarmizi, (ttp: Darul Fikr, tth)
Longman, Dictionary of Contemporary English, (St Ives: Clays Ltd, 1998)
Sanjaya, Wina, Proses Pendidikan Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009)
Barizi, Ahmad. Pendidikan Integratif Akar Tradisi Dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam (Malang: Uin Maliki Press, 2011) Bakran Adz-Zakiey, Hamdani, Kecerdasan Kenabian, (Yogyakarta: Islamika, 2005) Rahmat, Jalaluddin, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 1991)
Muhammad Bin Yazid Al-Qozwiny, Abu Abdullah, Sunan Ibn Majah (Semarang: Toha Putra, tth),
30
Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan al-Hadits