PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
BAB 30 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA
REPUJLl:srR58*t",o BAB 30 PENINGnA*TANKUALITA S KEHIDUPAN BERAGAMA
A. KONDISI UMUM Pembangunan agamamerupakanupayauntuk memenuhisalahsatu hak dasarrakyat. Hak dasartersebutyaitu hak memelukagamadan beribadatmenurutkeyakinanmasingmasingsebagaimana diatur di dalamUUD 1945,Bab XI Pasal29 (l) dan (2), yang menegaskan bahwa"Negaraberdasarkan atasKetuhananYang Maha Esa" dan 't{egara menjaminkemerdekaan tiap-tiappenduduk untukmemelukagamanya masing-masing dan untuk beribadatmenurut agamadan kepercayaannya itu." Pembangunan agamajuga merupakanupaya mewujudkan agenda meningkatkankesejahteraanrakyat melalui peningkatan kualitaspelayanan danpemahaman agamasertakehidupanberagama. Selain itu, pembangunan dimensipeningkatan kerukunan hidupumatberagama, agamamencakup yangmendukung peningkatan salingpercayadanharmonisasi antarkelompok masyarakat. Dimensi kerukunanini sangatpenting dalam rangka membangunmasyarakatyang memiliki kesadaranmengenai realitas multikulturalismedan memahami makna kemajemukansosial, sehinggatercipta suasanakehidupan masyarakatyang penuh toleransi,tenggangrasa, dan harmonis.Melalui pembinaankerukunanhidup umat yangamandandamaidapatdiwujudkan. beragama, agendamenciptakan Indonesia Sasaranpembangunan bidangagamapadatahunterakhirRPJMN 2004-2009adalah: penghayatan, meningkatnya kualitaspemahaman, dan pengamalan ajaranagamabagi masyarakat,termasukpesertadidik di semuajalug jenis dan jenjang pendidikan; pemenuhan hak dasarrakyatdalam beragamamelalui meningkatnyakualitaspelayanan kehidupanberagamabagi seluruh lapisanmasyarakat;meningkatnya kepeduliandan kesadaranmasyarakatdalam menjalankanat uran, norma,dan nilai-nilai ajaranagama untuk kepentingansosial seperti dana infak, zakat, wakaf, shodaqoh,persembahan kasih/pelayanan kasih(termasukdanakolekte),danapuniadandanaparamitasertaibadah peribadatan sosiallainnya;meningkatnya kualitasdan peranantempat-tempat dan kitabkitab suci sebagaiupayapemahaman dan penghayatan nilai-nilaiagama;meningkatnya kualitasmanajemen ibadahhaji dengansasaran efisiensi,pencegahan korupsi,mengurangi biaya tidak langsungyang dibebankankepadajemaahcalonhaji; meningkatnya peran lembagasosialkeagamaan sebagaiagenpembangunan dalamrangkameningkatkan daya tahanmasyarakat dalammenghadapi berbagaikrisis; dan mewujudkanharmonisosial dalamkehidupaninterndanantarumatberagamayangtoleran dansalingmenghormati. Dalamrangkapencapaian sasarantersebutdiatasselamaempattahunterakhir(20042008)pemerintah telahmelakukanberbagailangkahkegiatanmelaluiprogrampeningkatan pelayanan kehidupan beragama; program peningkatan pemahaman,penghayatan, pengamalan, programpeningkatankerukunan dan pengembangan nilai-nilai keagamaan; programpenelitiandan pengernbangan umat beragama; agama;dan programpeningkatan pendidikanagamadan pendidikankeagamaan. Langkahkegiatantersebutdilaksanakan sebagaibentuk tanggungjawab pemerintahuntuk memenuhihak dasar rakyat dalam beragama.
II.30- I
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Secara umum perkembangan kehidupan beragama masih perlu ditingkatkan. Pengamalanajaran agamayang tercermin dalam sikap dan prilaku masyarakatmasih jauh dari nilai-nilai aiaranagama.Kesenjanganantaranilai yang terkandungdalam ajaran agama dan prilaku masyarakat keseharian mengindikasikan bahwa pembangunan agama perlu terusdilakukandan ditingkatkanbaik cakupandan kualitasnya.Disisi lain dalam beberapa. waktu terakhir juga muncul berbagai interpretasi-interpretasibaru terhadap ajaran agama seperti aliran-aliran baru keagamaantelah menambahsemakin kompleknya penanganan pembangunanagama. Upaya meningkatkanmutu pelayanankehidupanberagamatelah dilakukan melalui pembangunansarana dan prasaranakeagamaanberupa rumah ibadah terutama di daerah terkena bencana dan terisolir, pembangunankantor urusan agama (KUA) di daerah pemekaran, serta diberikan pula bantuan rehabilitasi bagi sarana keagamaan yang mengalamibencanaalam.Namun sampaisaatini kendalayang dihadapiadalahkurangnya fasilitas keagamaan khususnya di daerah terpencil sehingga masyarakat mengalami kesulitan dalam menjalankanibadah. Tetapi di lain pihak didaerah perkotaantJrdapat kelebihan rumah-rumah ibadah, disamping itu pemanfaatannyabelum optimal. Tantangan ke depan yang dihadapi adalah menyediakan sarana dan prasarana ibadah terutama di daerahterpencil dan mengoptimalkanfungsi tempat atau rumah ibadah sebagaipusat bagi pendalaman dan pemahaman ajaran agama serta pengembangan kegiatan-kegiatan keagamaanbaik yang bersifat ritual keagamaanmaupunsosial kemasyarakatan. Terkait denganKUA (yang berbasisdi tingkat Kecamatan)sebagailini terdepandalam pelayanan keagamaan bagi masyarakat, permasalahanyang dihadapi adalah dari segi kuantitas,kualitas, serta mobilitas tenaga aparatKUA. Tidak semuakecamatanmempunyai KUA, sebagianbesarKUA belum mempunyaiaparat/pegawaisesuaiformasi standaiK[iA, sebagianbesar aparat/pegawaiKUA belum memenuhi kualifikasi. Sehingga sebagian masyarakatmasih sulit memperolehaksespelayanandari KUA serta kualitas pelayanan yang diberikan oleh KUA kepadamasyarakatmasihjauh dan belum sesuaidengantugas gokok dan fungsinya.Banyak hal padadasarnyayang dapatdilakukan oleh KUA. Adanya kenakalanremaja,maraknya penggunaannarkoba,perselisihanbaik dalam lingkup internal keluarga maupun antar masyarakat/kampungdapat diantisipasi penyelesiiannya dan dilokalisir masalahnyaoleh KUA setempat.Hal lain yang meqjaditugas-KUA adaiahikut serta mensukseskanprogram penanggulangankemiskinan. Lembaga tersebut juga berkewajiban menghimpun dana sosial keagamaan untuk didistiibusikan kipada masyarakatyang tidak mampu secarasosial ekonomi (fakir dan miskin). Oleh karenaitu salah satu tantangan pembangunanagama kedepanadalah meningkatkan akses, kapasitas dan kualitasKUA. Pelaksanaanmulai pengumpulan, distribusi, sampai dengan pelaporan dana sosial keagamaan,pada dasarnyaadalahmengeloladana publik, karerL itu pengelolaannyaharus bisa dipertanggungjawabkan. Artinya harus dikelola secara profesional, terbuka dan akuntabelsebagaimanalayaknya lembagakeuanganlainnya bahwa sewaktu-waktudapat diaudit oleh akuntanpublik. Untuk meningkatkanoptimalisasidan profesionalismetenaga pengelola dana sosiaf keagamaantelah di lakukan berbagai bimbingan dan pelatihan diberbagaidaerahtermasukdilingkunganBUMN dan perusahuun,*ur-tu. Bimbingan dan pelatihan manajemen pengelolaan dana sosial keagamaan sangat dibutuhkan untuk memperbaikikinerja lembagapengeloladana sosial keagamaan.Ferbaikan pengelolaan dana sosial keagamaansepertizakat, wakaf, infak, shodaqoh,persembahankasih/pJayanan
II.30- 2
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
kasih (termasukdana kolekte),dana punia,dan danaparamita,dinilai merupakankegiatan yang cukup strategis. Melalui kegiatan te rsebut akan memperbaiki kepedulian dan pengamalanajaranagamadisatu sisi dan disisi lain dapat berkontribusidalam membantu mengentaskanmasyarakat dari kemiskinan. Kegiatan lainnya yang telah dilakukan adalah melakukan koordinasi, pendataandan pemantauan, bantuan sarana dan operasional, pengadaanbuku bantuan, dan melakukan forum konsultasi Akuntansi Dana Sosial Keagamaan.Disampingitu dalam kerangkaregulasiakan dilakukanrevisi Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tentangPengelolaanZakat, Sesuaidenganuraian diatastantangan dan permasalahanyang dihadapi dalam pengelolaandana sosial keagamaan antara lain adalah rendahnyaSDM pengelola,saranadan prasaranabelum memadai,meningkatkan partisipasi masyarakat bukan hanya kepedulian dari masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk memperhatikankelompok masyarakatyang tidak mampu tetapi partisipasi masyarakatjuga diharapkanuntuk memantaudan mengawasipengelolaandana publik tersebut. Penyelenggraan haji dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan kualitas pelayanan.Langkah-langkahyang telah ditempuhadalah perbaikankualitaspelayananhaji yang didukung antara lain oleh evaluasipenyelenggaraan haji secaraberkesinambungan dan menyeluruh. Meskipun pelaksanakanhaji khun 2007 (1428 H) telah mengalami perbaikan dibandingkantahun lalu, penyelenggaraan haji masih akan terus ditingkatkan dan disempurnakandi masa mendatang.Permasalahanpenyelenggaraan haji mencakup tahap pemberangkatan,pemondokandi Makkah dan Madinah, wukuf di Arafah, dan bermalam(mabit) di Muzdalifah, dan pelaksanaanlemparjumrah. Hal lain yang sering menjadi masalah, antara lain disebabkanminimnya kualitas sarana baik di asrama embarkasimaupundi asramatransito, masalahkatering,dan transportasidi Arab Saudi. Disamping itu, untuk memperbaiki kualitas pelayanankepadajemaah haji akan terus diupayakan untuk meningkatkan peran serta swasta antara lain dalam hal penerbangan, kateringdan pemondokandiArab Saudi. Pemerintahjuga melakukanfasilitasikepadalembagasosialkeagamaan(LSK). Bentuk fasilitasiyang telah dilakukanantaralain pemberdayaan dan peningkatankualitas lembaga sosial keagamaandan lembaga pendidikan keagamaan.Lembaga sosial tersebut telah banyak memberikan kontribusi dalam pembangunankhususnya kepada masyarakatdi lingkungan di sekitarnya. Lembaga ini juga menjadi jembatan penghubung antara pemerintahdan masyarakat.Melihat strategisnyalembagasosial keagamaanbagi kemajuan bangsa,beberapakegiatan seperti penguatankelembagaandengan memberikan pelatihan dan bimbingan dalam pengelolaanLSK serta bantuan sarana dan prasaranadan bantuan operasionaluntuk mendukungaktifitas lembagatersebut.Dimasa yang akan datangLSK diharapkanlebih mampu menjadi motivator dan fasiliator berbagaikebutuhanmasyarakat sesuaidinamikayang berkembang. Berbagai persoalanyang menyangkut kehidupan umat beragamadalam empat tahun terakhir masih mengindikasikanfakta bahwa kemajemukandan pluralitas menjadi potret masyarakat Indonesia yang perlu perhatian dari pemerintah. Perhatian serius dari pemerintah diperlukan untuk mengantisipasipersoalan-persoalansosial yang lebih komplek. Pemerintahantaralain melalui PusatKerukunanUmat Beragama(PKUB) telah melakukan sosialisasimeningkatkanpemahamankeagamaanyang moderat. Upaya ini dimaksudkanmendorongsegenapumat beragamauntuk memahami ajaranagamamasingmasing baik yang vertikal maupun horizontal. Upaya ini juga dimaksudkan untuk
II.30- 3
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
menekankan adanya titik temu agama-agama dalam hal sama-sama mengajarkan perdamaiandan kasih sayang antar sesamamanusia. Selanjutnya kegiatan pokok lainnya yaitu: penanganandaerah konflik, sosialisasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam NegeriNomor 8 dan Nomor 9 tentangPedomanPelaksanaanTugas Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat; pemberdayaanForum Kerukunan Umat Beragamadi tingkat Kabupaten/Kotadan Provinsi; pelayanankepadaumat Khonghucu; dan orientasi tenaga rekonsiliasi. Walaupun sejumlah kemajuan di bidang kerukunan umat beragama telah menampakkan bentuknya yang diperlihatkan dengan intensitas dan semangatkerjasama lintas agama dan terbentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama(FKUB) di berbagaiprvinsi, kabupaten/kotabahkan di tingkat kecamatan, namun demikian, fakta tersebut tidak berarti menepis persoalanpersoalanyang muncul dalam kehidupan umat beragama.Setidaknyapola-pola hubungan kehidupan antar dan intern umat beragamamasih mengalami pasangsurut sejalan dengan dinamika sosial, politik, ekonomi dan tidak kalah perannya adalah pengaruh-pengaruh duniaglobal yangjuga turut mewarnaipola kehidupanumat beragamadi Indonesia.
B. SASARANPEMBANGUNAN TAHUN 2OO9 peningkatan danpermasalahan Berdasarkan berbagai tantangan di atas,sasaran kualitas padatahun2009adalah: kehidupan beragama 1. Peningkatan Kualitas Pelayanandan PemahamanAgama serta Kehidupan Beragama a. Peningkatankualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakatsehinggamerekadapat memperolehhak-hakdasardalam memeluk dan beribadatsesuaiagamadan kepercayaanmasingagamanyamasing-masing masing; penghayatan, kualitaspemahaman, b. Peningkatan danpengamalan ajaranagamabagi masyarakat, termasukpesertadidik di semuajalur, jenis danjenjang pendidikan, sehinggapemahaman ajaranagamadapatditanamkansejakdini dan pengamalan padaanak-anak; kepeduliandan kesadaran c. Peningkatan masyarakat dalam menjalankanaturan, agama untukkepentingan sosialsepertidanainfak, norma,dan nilai-nilaiajaran zakat, wakaf, shodaqoh,persembahankasih/pelayanankasih (termasukdana kolekte),danapuniadandanaparamita sertaibadahsosiallainnya; peribadatandan kitab-kitabsuci d. Peningkatankualitasdan peranantempat-tempat sebagaiupayapemahaman danpenghayatan nilai-nilaiagama; kualitasmanajemen ibadahhaji dengansasaran e. Peningkatan efisiensi,pencegahan korupsi,mengurangi biaya tidak langsungyangdibebankan kepadajemaahcalon jemaahhaji;dan haji,danpeningkaknkualitaspelayanan terhadap peranlembagasosialkeagamaan f. Peningkatan dan lembagapendidikanagamadan keagamaansebagaiagen pembangunan dalam rangkameningkatkandaya tahan masyarakat dalammenghadapi berbagaikrisis. 2. PeningkatanKerukunan Intern dan Antarumat Beragama
II.30- 4
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Perwujudanharmoni sosial dalam kehidupan intern dan antarumat beragamayang toleran dan saling menghormatidalam rangka penciptaansuasanayang aman dan damai, sehinggakonflik yang terjadi di beberapadaerah dapat diselesaikandan tidak muncul di daerahlain.
C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAI{TIN 2OO9 Sesuai dengan agenda pembangunannasional,arah kebijakan peningkatankualitas kehidupanberagamayaitu: 1. Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Pemahaman Agama serta Kehidupan Beragama a. Peningkatan kualitas pemahaman,penghayatan,dan pengamalan ajaran agam4 melalui peningkatan kualitas materi dan tenaga penyuluh agama dan pelayanan keagamaanlainnya, terutama yang bertugas di daerah rawan konflik dan daerah terpencildan daerahterkenamusibah; b. Peningkatankualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaanpada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, antaru lain melalui peningkatan ketersediaan dan kualitas tenagapendidik dan kependidikanbidang agamadan keagamaan; c. Peningkatankesadaranmasyarakatdalam membayar zakat, wakaf, infak, shodaqoh, persembahankasih/pelayanankasih (termasuk dana kolekte), dana punia, dan dana paramita;dan peningkatanprofesionalisme tenagapengelola; d. Peningkatankualitas penataandan pengelolaanserta pengembanganfasilitas pada pelaksanaan ibadah, dengan memperhatikan kepentingan seluruh lapisan umat beragamadenganaksesyang samabagi setiappemelukagama; e. Pembinaan keluarga harmonis (sakinah/bahagia/sukinah/hita sukaya) untuk menempatkankeluargasebagaipilar utamapembinaanmoral dan etika masyarakat; f. Peningkatanefisiensibiaya ongkosnaik haji, pencegahankorupsi, dan peningkatan
jamaahhaji; terhadap kualitaspelayanan g. Peningkatankualitas dan kapasitaslembagasosial keagamaandan lembaga pendidikan dan keagamaan; agama untuk mendukung h. Peningkatankualitas penelitian dan pengembangan perumusan bidangagama. kebijakanpembangunan
2. PeningkatanKerukunanIntern danAntarumatBeragama baik internal maupuneksternaldi bidang a. Peningkatankerjasamakelembagaan sosialekonomi,danbudaya; b. Peningkatanpelaksanaanforum dialog antar pemuka/tokoh agalr.a, tokoh cendikiawanagamadanmasyarakat; masyarakat, wawasanmultikulturbagiguru-guruagamadanpenyuluhagama; c. Pengembangan kerukunan forum komunikasi umatberagama; d. Peningkatan psikologis . masyarakatpascakonflikmelalui e. Pemulihankondisi sosial dan penyuluhan dan keagamaan; danbimbingan interndanantarumatberagama. f. Peningkatan kerjasama
Ir.30- 5