~
KERTAS KERJA TEMA: • MENINGKATKAN KOMITMEN KEHIDUPAN BERAGAMA UMAT ISLAM INDONESIA •
- REPUBLIK INDONESIA -
MENINGKATKAN KOMITMEN KEHIDUPAN BERAGAMA UMAT ISLAM INDONESIA Oleh: Indonesia
I. Pendahuluan
D
alam
The Blackwell
Encyclopedia
of Social Psychology
(1999),
komitmen dita'rifkan sebagai "the binding of an individual to a specific
line of activity". Para peneliti dalam bidang ilmu ini terbagi dua, yaitu mereka yang meneliti aspek hubungan-hubungan saja dan mereka yang meneliti aspek organisasional. Kelompok yang pertama meneliti komitmen sebagai proses kelekatan seseorang pada sesuatu (cohesiveness), keinginan untuk menjaga suatu hubungan (desire to maintain a relationship), perasaan terikat kepada sesuatu (jeelings of attachment), dan keberlangsungan pengambilan putusan (continuance decisions). Adapun pam peneliti kelompok yang kedua, perhatian mereka
adalah
sama
yaitu
terhadap
proses-proses
juga,
hanya
saja
diterapkannya pada kehidupan suatu organisasi atau corporate atau masyarakat atau bangsa. Komitmen berfungsi
sebagai faktor intemal yang melanggengkan
hubungan-hubungan tersebut di atas. Teori-teori yang ada mengatakan bahwa terdapat empat jenis variabel yang dapat memperkuatkan komitmen, yaitu: a. Apabila
diperoleh
kepuasan
yang
melebihi
daripada
apa yang
diharapkan seseorang (greater satisfaction); b. Apabila tidak terdapat pilihan-pilihan lain (j;oorer alternatives); l
c Apabila telah banyak investment yang diberikan, baik dalam bentuk resources, waktu, ataupun tenaga (greater investments); d. Apabila terdapat
dukungan nilai ataupun norma yang kuat yang
mewajibkannya (greater prescriptive support)
l
Dalam bahasa Arab, komitmen itu adalah "iltizam". Di dalam Al-Quran, kata "iltizam"itu
nampaknya tidak digunakan walau sekalipun
Namun
demikian terdapat beberapa ayat Al-Quran yang menggunakan kata-kata yang berasal dari akar kata yang sama, "lazima" , yaitu sebagaimana berikut ini:
l. Allah berfirman dalam Surat al-Isra ayat 13:
"Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka, "
2. Allah berrmnan dalam Surat al-Fath ayat 26:
~~ , ..."
'I;' ,o", L-"
<..r
••
_,~.6 ~
F
-.lll J"\j
<.'"
'y
:&1,--:')~j'-4£,h \;;;;;.;
~
..-"""
~ ~
,"...-
n.,':' 'I •....••... ~II ~ '. '. i;~j
L>j~~11 ~
., ~
J
.I.t
•.
"
,_
I ',c'
-:;;~
H-ir ~ Jr" --....r."'"
~)rj ~~T
_
---: '.11I~:
<.r-' -~.,I
~j ~~;.)
l Antony S. R. Manstead and Miles Hewstone (eds.), TheBlackwell Encyclopedia ofSocial Psychology, (Blackwell Publishers, Oxford, UK, 1999). p. 109.
2
Artinya: "Ketika orang-orang yang kafir menanamkan
kesombongan
dalam hati
mereka (yaitu) kesombongan jahiliah, maka Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin, dan (Allah) mewajibkan kepada mereka tetap taat menjalankan kalimat takwa, dan mereka lebih berhak dengan itu dan patut memilikinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. "
3. Allah bertirman dalam Surat Hud ayat 28:
Artinya: "Dia (Nuh) berkata: "Wahai kaumku' Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan (rahmat itu) disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya? "
4. Allah bertmnan dalam Surat Taha ayat 129 dan 130
Artinya: "Dan kalau tidak ada suatu ketetapan terdahulu dari Tuhanmu serta tidak ada batas yang ditentukan (ajal), pasti (siksaan itu) menimpa mereka. "
3
5. Allah berfirman dalam Surat al-Furqan ayat 77: ~
(.';'1) 0~.J)
~
boo
';~.£ ',;;; (J;=~~;.q>IJJ~ ii::; L: j
Artinya: "Katakanlah (Muhammad, kepada orang-orang musyrik), "Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau tidak karena ibadahmu. (I'etapi bagaimana kamu beribadah kepada-Nya), padahal sungguh, kamu telah mendustakan-Nya? Karena itu, kelak (azab) pasti (menimpamu). "
Di dalam Al-Quran konsep komitmen nampaknya berdekatan atau berhubungan dengan konsep "azam", "sabar", "tawakkal", "istiqamah", dan tanggung jawab. Beberapa firman Allah dalam Al-Quran dapat dikutipkan disini sebagaimana berikut:
l. Allah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 159:
r {c ~G
;..
i
.,w-'J>'oX ': ~
~
~~,.."
(~~~I~AJJI
_...,
b£,
i~,t. :. 'J ......wlli -,J'JtW d. l' rr '-;\G.:J"oX~J ..»1:- -'" , W; J
:i""::
c..~.•• ~
0) ~I ~
~
~
.,
:..ppc...5'
, __b!!:
t?,S
}
,
r-i
,....
.J
I:>,l;':11J~j~L.:.j ./-.>Ij
Artinya "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
4
bertawakallah
kepada
Allah.
Sungguh,
Allah
mencintai
orang
yang
bertawakal. " 2. Allah berfinnan dalam Surat al-An'am ayat 34:
Artinya: "Dan sesungguhnya rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan
dan penganiayaan
(yang dilakukan)
terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Dan tidak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat (ketetapan) Allah. Dan sungguh, telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu. "
3. Allah berfinnan dalam Surat al-Fushshilat ayat 30:
2
Artinya: "Sesungguhnya
orang-orang yang berkata:
kemudian mereka meneguhkan pendirian
"Tuhan kami adalah Allah"
mereka, maka malaikat-malaikat
akan turun kepada mereka (dengan berkata): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan gembirakanlah mereka (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu. " 2 Terdapat beberapa ayat lain yang juga menggunakan kata "istiqamah" seperti dalam Surat atTaubah ayat 7, al-Ahqaf ayat 13, Surat Hud ayat 11, al-Fushshilat ayat 6, dan lain sebagainya.
5
4. Allah berftrman dalam Surat al-Isra ayat 36:
Artinya: "Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. "
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Quran tidak secara tegas menggunakan
kata komitmen, tetapi terdapat sejumlah kata yang
dipergunakan Al-Quran yang berhubungan dengan itu. Kalau kita kaitkan dengan pengertian-pengertian dari ilmu psikologi sosial tersebut di atas maka komitmen kehidupan beragama itu dapatlah disebutkan sebagai rasa terikat kepada agama Islam, rasa ingin memahami dengan benar agama Islam, rasa terikat kepada umat Islam, rasa ingin memajukan umat Islam, dan rasa ingin berinvestasi untuk agama Islam dan umat Islam. Bagaimanakah semua bentuk komitmen ini telah menjadi kenyataan dalam masyarakat dan umat Islam Indonesia, itulah yang hendak dibentangkan dalam makalah ini.
II. Pluralitas Umat Beragama di Indonesia Indonesia dikenal sebagai bangsa yang sangat majemuk, baik etnis, bahasa, budaya maupun agama. Dari segi etnis, misalnya, ada suku Melayu dan ada suku Melanesia yang selanjutnya membentuk seratus suku besar dan 6
1.072 suku-suku derivative besar dan kecil (Mudzhar, 2005: 1) Sensus Penduduk Nasional tahllll 2000 mengungkapkan
fakta kemajemukan etnis
tersebut. Dari 201.241.999 jiwa penduduk Indonesia yang tersensus, yang berasal dari etnis Jawa sebanyak 83.752.853 jiwa, Sllllda atau Priangan sebanyak 30.978.404 jiwa, Madura sebanyak 6.771.727 jiwa, Minangkabau sebanyak 5.475.145 jiwa, Betawi sebanyak 5.041.688 Jiwa, Bugis atau Ugi sebanyak 5.010.423 jiwa, Banten sebanyak 4.113.162 jiwa, Banjar atau. Melayu
Banjar
sebanyak
3.496.273 jiwa,
dan etnis lainnya
sebanyak
56.662.324 jiwa. Dari segi bahasa, terdapat ratusan bahasa yang digllllakan di seluruh wilayah nusantam. Dari segi pulau yang dihuni terdapat sekitar 13.000 lingkllllgan kehidupan kepulauan. Dari segi sejarah politik lokal terdapat puluhan bahkan ratusan sistem kerajaan kesukuan lama yang berpengaruh terhadap sistem stratiftkasi sosial dan adat istiadat setempat sekarang. Dari segi mata pencarian, terdapat kemgaman antara mereka yang berorientasi kepada kehidupan daratan dan lautan serta antara kehidupan perdesaan dan perkataan (Mudzhar, 2005 I). Dari segi agama terdapat sejumlah agama besar dunia dan sejumlah sistem kepercayaan lokal yang tersebar di seluruh wilayah nusantara dengan networking-nya
masing-masing
baik di dalam maupllll di luar negeri
Networking itu bisa berbentuk sumber daya manusia, sumber daya keuangan, maupun sumber daya ajaran atau ideologi (Mudzhar, 2005: 1). Merujuk hasil Sensus Penduduk
Nasional
pada tahllll 2000, tercacah pemeluk
Islam
berjumlah 177528772 jiwa (88,22%), Kristen Protestan berjumlah 11.820.075 (5,87%),
Katolik
berjumlah
6.134.902 jiwa
3651.939
jiwa (1,81%), Buddha beIjumlah 7
(3.05%),
Hindu berjumlah
1.694.682 jiwa (0,84%), dan
agama lain-lain berjumlah 411.629 jiwa (0,20%). Agama Khonghucu adalah salahsatu dari agama-agama lain itu. Berkaitan dengan kemajemukan dari aspek agama tersebut, Indonesia dengan sendirinya dihadapkan pada tantangan keragaman (pluralitas) yang sangat kompleks. Pada satu sisi, kemajemukan
etnik dan agama dapat
mengundang konflik antarumat beragama yang dapat mengganggu stabilitas negara dan menghambat pelaksanaan program pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Namun, pada sisi lain, kemajemukan
agama
sebaliknya dapat juga menjadi sumber kekuatan untuk memperluas jangkauan dan keragaman
strategi peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
Kondisi
pertama dapat teIjadi ketika bangsa Indonesia tidak mampu mengidentiflkasi potensi konflik secara dini serta melakukan langkah strategis dan sistemik guna mencegah potensi itu menjadi konflik yang sesungguhnya. Sedangkan kondisi kedua bisa terjadi ketika bangsa Indonesia
mampu mengelola
kemajemukan itu---meminjam Fukuyama (2007: xii)---menjadi sebuah modal sosial (social capital) yang dapat digunakan untuk mempererat
ikatan
kebersamaan antar anggota masyarakat. Caranya adalah dengan memilih dan memilah serangkaian nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan
teIjalinnya
kerjasama di antara mereka.
III. Permasalahan Kehidupan Beragama di Indonesia Ada beberapa agenda persoalan yang perlu segera diselesaikan dalam kehidupan beragama di Indonesia, yaitu:3
3 RPJMN
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Na,ional) 2004-2009, Bab 31.
8
Pertama, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama di masyarakat masih kurang memadai. DiidentifJkasi, kehidupan beragama pada sebagian masyarakat baru mencapai tataran simbol-simbol keagamaan dan belum sepenulmya bersifat substansiaL Hal ini tercermin antara lain pada merebaknya perilaku negatif, seperti tindakan asusila, praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), penyalahgunaan narkoba, pornografi, pornoaksi, dan perjudian.
Selain
ketidakharmonisan sebagai
basis
itu,
angka
perceraum
yang
masih
tinggi
dan
keluarga menunjukkan masih lemalmya peran keluarga
pembinaan
masyarakat
dan
bangsa.
Berbagai
perilaku
masyarakat yang bertentangan dengan moralitas dan etika keagamaan itu jelas menggambarkan kesenjangan (gap) antara ajaran agama dengan pemahaman dan pengamalarmya. Kedua, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama di kalangan peserta didikjuga belum memuaskan. Hal ini merupakan tantangan bagi pelaksanaan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan yang belum dapat diatasi sepenulmya. Kendala utama adalah kurangnya jumlah dan rendahnya mutu pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, terbatasnya sarana dan prasarana, serta minimnya fasilitas pendukung lainnya. Pada sisi lain, derasnya arus globalisasi terutama melalui media cetak dan elektronik yang semakin kuat mempengaruhi perilaku anak didik yang cenderung ke arah negatif, yang seharusnya dapat dicegah atau dikurangi dengan pemahaman dan penghayatan agama. Ketiga, pelayananan kehidupan beragama juga dinilai belum memadai. Hal tersebut terlihat antara lain dari kurangnya sarana dan prasarana ibadat, belum optimalnya pemanfaatan tempat peribadatan, serta belum optimalnya penge101aan dana sosial keagamaan Meskipun sudah ada lebih dari 650 ribu 9
mesjid,
tetapi
tempat
ibadat
(masjid)
belum
menjadi
tempat
bagi
pengembangan komunitas masyarakat setempat. Pelayanan ibadah haji juga menunjukkan berbagai kelemahan mulai dari pendaftaran sampai pelaksanaan ibadah di Arab Saudi. Permasalahan yang sering kali muncul antara lain kepastian memperoleh quota bagi calon jemaah haji, kondisi pemondokan yang belum memadai, kurangnya pemahaman tentang pelaksanaan ibadah haji, dan rendahnya profesionalisme petugas haji. Keempat, kehidupan beragama di sebagian kelompok masyarakat tampak eksklusif baik dalam hubungan intern umat beragama maupun dalam hubungan antammat beragama. Hal ini menjadi keprihatinan semua pihak termasuk lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. Masih ada pengikut-pengikut agama Islam yang dinyatakan sesat oleh Majelis Ulama Indonesia. Kelima, kehidupan harmonis di dalam masyarakat belum sepenuhnya dapat diwujudkan antara lain akibat munculnya ketegangan sosial yang sering melahirkan benturan intern dan antammat
beragama. Benturan ini pada
mulanya disebabkan oleh masalah politik dan ketidakadilan ekonomi yang selanjutnya seringkali dilegitimasi oleh sentimen agama. Selain itu, konflik tersebut juga diakibatkan oleh tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah dan penegakan hukum yang masih lemah.
lY. Komitmen untuk Memperbaiki Kehidupan Beragama Islam Pada intinya ada dua macam program untuk meningkatkan komitmen kehidupan beragama Islam di Indonesia, yaitu program yang dilancarkan oleh
10
pemerintah dan program yang ditangani oleh masyarakat Diantara program itu adalah:
1. Program untuk meningkatkan rasa keterikatan dan pemahaman kepada
agama Islam Sebagaimana telah disebutkan di muka, Islam adalah salahsatu agama yang penganutnya
merupakan
bahagian terbesar dari bangsa Indonesia.
Olehnya itu, Pemetintah Indonesia melayani umat Islam dengan perhatian yang besar melalui kebijakan Menteri Agama dan Departemen Agama. Di dalam kementerian ini terdapat tiga unit penting yang melayani umat Islam, yaitu Direktorat JenderaI Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat JenderaI Pendidikan Islam, dan Direktorat JenderaI Penyelenggaraan Haji. Dengan dalih untuk memperjuangkan aspirasi umat Islam, sebahagian partai
politik
Islam juga
menggunakan
predikat
Islam,
bahkan
juga
menggunakan simbol seperti Ka 'bah. Apakah perjormanee partai-partai itu memperjuangkan kehadiran
Islam, haruslah dievaluasi tersendiri tetapi secara teoritik
partai-partai
itu telah ikut mencoba
meningkatkan
komitmen
terhadap Islam. Untuk
program
memahami
agama
Islam,
Pemerintah
Indonesia
mendorong siaran-siaran agama Islam melalui radio dan televisi. Pemerintah juga menyelenggarakan madrasah-madrasah negeri dan perguruan-perguruan tinggi Islam negeri. Pemerintah bahkan membantu keuangan madrasahmadrasah swasta, pondok pesantren, dan perguruan tinggi agama Islam swasta. Besaran enrollment pada madrasah setakat ini sekitar 20% dari national enrollment pendidikan.
II
Umat Islam dan organisasi-organisasi
Islam juga menyelenggarakan
lembaga-lembaga pendidikan, baik yang mengajarkan Islam saja maupun yang mengajarkan ilmu-ilmu lainnya, mulai tingkat pendidikan taman kanak-kanak dan dasar sampai perguruan tinggi. Paling sedikit ada lima kendala besar dalam program pemahaman agamamJ: a. Masih ada lembaga pendidikan
yang mengajarkan
Islam secara
tradisional, sehingga Islam tidak dikaitkan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengajian majelis taklim di kampungkampung dan pesantren tradisional (salafi) termasuklah dalam kategori ml.
b. Masih ada pemahaman Islam yang tidak selaras dengan wawasan kebangsaan Indonesia, sehingga seolah-olah tidak mengakui pemerintah Republik
Indonesia
sebagai
ulil amri yang
sah atau
hendak
memperkenalkan sistem pemerintahan yang tidak sesuai dengan sistem presidentil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Umumnya mereka penganut Salafi ideologis yang masih terus mereproduksi gerakannya.4 c. Masih ada kelompok yang memahami dan menafsirkan ajaran Islam tentang jihad menurut seleranya sendiri, sehingga mendorong tindakan kriminal. Mereka membajak Islam dan menodai sifat Islam yang damai 5
'Baca misalnya Haedar Nashir. "Gerakan Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia", diserfasi do"A:tor, Universitas Gadjah Mada, 2006. 'Baca misalnya Buhl Imam Samudra,A/m Me/awGlI Termis, (Solo: Jazeera, 2004).
12
d. Masih ada kelompok-kelompok sempalan dalam lslam yang eksklusif, merasa anggota kelompoknya sajalah yang benar, sedangkan yang lainnya yang jauh lebih banyak jumlahnya, the mainstream, adalah salah, bahkan kafir. e. Masih ada kelompok-kelompok dalam lslam yang mengajarkan sikap kurang toleran terhadap kelompok agama di luar lslam. Hal ini akan dapat mempengaruhi kerukunan antar umat beragama di Indonesia. 2. Program untuk melayani umat lslam Indonesia Dari pihak pemerintah, untuk melayani umat lslam telah diterbitkan No. I Tahun 1974 tentang perkawinan. Sebagai akibat dari
uu ini maka
uu telah
didirikan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan (sub district) untuk mencatat perkawinan
orang-orang Islam di seluruh Indonesia. Di setiap
kabupaten/kota (district atau mayorship) telah pula dibentuk kantor-kantor Pengadilan Agama untuk mengadili dan memutus perkara-perkara cerai/talak orang Islam. Appelate courts Peradilan Agama (Pengadilan Tinggi Agama) juga dibentuk untuk setiap provinsi, sedangkan untuk putusan tingkat terakhir dilakukan oleh Mahkamah Agung (supreme court) yang sama. Pengadilan Agama itu sekarang telah memperluaskan jurisdiksinya perkaraekonomi
meliputi perkara-
Syariah. Di Aceh ada Mahkamah Syar'iyyah yang memiliki
jurisdiksi pula terhadap perkara khalwat dan pidana Pemerintah juga telah menerbitkan UU No. 38 Tahun 1998 tentang Penge101aan Zakat, UU No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah
uu No. 41 Tahun 2004 tentang Penge101aan Wakaf Pelaksanaan uu ini dikawal oleh Departemen Agama dengan unit-unitnya secara
Haji, dan semua
khas. Para gubemur dan bupati/walikota juga mengawal pelaksanaan semua
13
UU tersebut. Secara khusus Menteri Agama juga memberi tanda tashih kepada setiap mushaf AI-Quran yang hendak diterbitkan dan diedarkan di Indonesia. Kemudian
sekarang
inipun
sedang
disempurnakan
Tafsir
AI-Quran
Departemen Agama 30 Juz, yang insya Allah revisi dan pencetakan tafsir juz ke-30 akan selesai pada pertengahan tahun 2008. Umat Islam sebagai pihak swasta juga telah melakukan
banyak
pelayanan. Dalam bidang pelayanan ibadah, umat Islam Indonesia memiliki 643.834 buah masjid/mushalla pada tahun 2004. Pada tahun 1977, jumlah masjid/mushalla di Indonesia adalah 392.044 buah, berarti ada kenaikan 64% dalam waktu 27 tahun). Selain pelayanan dalam bidang pendidikan Islam, telah pula dibangun panti-panti asuhan bagi anak-anak yatim Islam, rumah-rumah sakit Islam, dan percetakan-percetakan
Islam. Masyarakat
muslim juga
menawarkan jasa untuk penyelenggaraan haji plus dan kelompok bimbingan ibadah haji. Umat Islam juga mengelola
lembaga-lembaga
amil zakat,
berakreditasi dan tidak berakreditasi. Dalam bidang ekonomi, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan UU Perbankan yang di dalamnya juga diatur tentang sistem perbankan berdasarkan syariat Islam. Sekarang ini atas inisiatif parlemen (DPR), sedang dibahas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perbankan Syariah. Masyarakat muslim telah berpartisipasi dalam bidang ini dengan mendirikan lembagalembaga perbankan syariah, lembaga-lembaga asuransi syariah, dan Baitulmal wattamwil. Bahkan sebagian umat Islam sekarang pun mulai mengelola hotel syariat dan kolam renang syariat. Ada empat kendala besar yang dihadapi umat Islam Indonesia dalam perkara pelayanan ini, yaitu:
14
a. Dalam bidang
pelayanan
pencatatan
perkawinan,
masih
banyak
perkawinan yang dilakukan secara sirri dan tidak dicatatkan pada KUA karena adanya pendapat sebagian ulama yang mengatakan perkawinan sirri sudah sah secara agama Islam. b. Banyak umat Islam di Indonesia yang hendak melaksanakan ibadah haji lebih dari satu kali. Di berbagai daerah bahkan keinginan hendak berhaji itu sampai tujuh kali. Masalah yang ditimbulkan karena soal ini ialah jumlah quota haji yang terbatas dan sejumlah uang umat Islam tidak beredar untuk tujuan-tujuan produktif atau tujuan sosial di dalam negeri. c. Masih banyak muslim yang berkewajiban zakat tidak membayarnya, atau tidak membayarnya melalui lembaga-lembaga amil zakat yang diakreditasi pemerintah. d. Jumlah umat lslam Indonesia yang demikian besar sulit untuk dijangkau secara betul-betul merata di seluruh pelosok tanah air oleh berbagai pelayanan yang ada.
3. Program menggalakkan investasi untuk agama Islam dan umat Islam Investasi adalah pengikutsertaan
sumber-sumber (resources), waktu,
dan tenaga seseorang untuk suatu capaian pada masa hadapan. Investasi terbesar Pemerintah Indonesia untuk masa hadapan agama Islam dan umat Islam adalah di bidang pendidikan lslam dan lembaga pendidikan Islam. Bahkan sebagian terbesar anggaran belanja Departemen Agama Republik Indonesia adalah untuk pendidikan lslam. Sekarang ini ada enam buah full pledged universities dikelola oleh Departemen Agama, dan 44 (empat puluh empat) Islamic Colleges. Pada tingkat dasar (ibtidaiyah) jumlah madrasah negeri adalah 1.568 buah, pada tingkat menengah pertama (tsanawiyah) jumlah 15
madrasah negeri adalah 1.264 buah, pada tingkat menengah atas (aliyyah) jumlah
madrasah negeri adalah 642 buah.
madrasah
lslarn swasta Juga besar,
6
bahwa
Investasi Pemerintah untuk sudah beberapa
tahun
ini
perbandingan bantuan [mansial kepada madrasah swasta ini mencapai 80% dari seluruh biaya bantuan finansial yang ada. Investasi masyarakat terhadap pendidikan umat Islam juga sangat besar. Organisasi-organisasi
Islam seperti Muhammadiyah, NU, Al-Irsyad, Persis,
Mathlaul Anwar, dan Al-Khairiyah menyelenggarakan puluhan ribu sekolah dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Sebagian kecil lembaga-lembaga pendidikan Islam itu dibangun pada awal abad ke-20, sebagian besar lairmya baru berdiri pada akhir abad ke-20, bahkan awal abad ke-21. Jumlah madrasah swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat pada tahun 2006 adalah 21.042 Madrasah Ibtidaiyah,
11.234 Madrasah Tsanawiyah, dan 4276
Madrasah
Aliyah. Selain menyelenggarakan madrasah, umat Islam juga menyelenggarakan sekolah-sekolah umum. Muhammadiyah misalnya, pada tahun 2005 memiliki 1.146 SD (preliminary schools) , 1.188 SMP (junior high schools), 544 SMA (senior high schools),
275 Sekolah Kejuruan
(vocational schools),
36
Universitas, dan 87 Sekolah Tinggi (colleges). Muhammadiyah juga mengelola 452 buah klinik/rumah sakit, 440 buah panti asuhan anak yatim (orphanages), 226 lembaga keuangan perbankan, dan 900 koperasi (cooperatives)7 Demikianlah sejalan dengan pelayanan yang meningkat kepada urnat Islam maka tentulah investasipun meningkat pula, dalarn bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi urnat 6 Data EMIS (Education Managementln(ormation S:vsteml, D.,partemen Agama RI, tahun 2005-2006. 7 Profil Muhallllllod(vah 2005, (Jakarta: PP. Muhammadiyah, 2005)
16
Paling sedikit, ada tiga kendala penting dalam perkara investasi ini, yaitu: a. Belum ada manajemen yang terkoordinasi dengan baik untuk mengelola investasi-investasi ini, sehingga masih banyak resources belum dapat terakumulasi dengan baik dan optimal. b. Distribusi investasi tidak merata dan tertata dengan baik untuk masingmasing
bidang.
Bahkan
ada bidang
yang terasa
minim
sekali
mendapatkan investasi, seperti dalam hal program pemberian beasiswa (scholarship) untuk belajar di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi mancanegara. c. Tingkat capaian pendidikan
umat Islam Indonesia
belum tinggi,
sehingga menyebabkan besarnya proporsi unskilled workers. Akibatnya, mereka bekerja pada sektor-sektor yang tidak memerlukan keahlian. Akibatnya lagi, investasi dalam bentuk tenaga berkeaWian atau tenaga terampil masih sedikit dibandingkan keperluan yang amat besar.
v. Upaya-Upaya
Mengatasi Kendala
Terhadap kendala-kendala di atas telah dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Pemerintah telah membantu lembaga-lembaga pendidikan Islam untuk
meninggalkan
sikap
dikotomi s tentang
ilmu
agama
dan
ilmu
pengetahuan umum. Departemen Agama bersama Majelis Ulama Indonesia telah melakukan sosialis asi tentang makna 'jihad' yang benar. Pemerintah bersama para pemuka agama dari semua agama mengembangkan wawasan multilkultural.
17
Tentang pencatatan perkawinan,
telah dilakukan
sosialisasi secara
gencar tentang kewajiban pencatatannya sesuai tuntutan UU No. l Tahun 1974 tentang Perkawinan. Demikian pula sosialisasi tentang kewajiban haji, bahwa yang wajib ialah satu kali seumur hidup. Juga telah dilakukan sosialisasi tentang kewajiban membayar zakat dengan membentuk Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Badan Amil Zakat Daerah (Bazda), dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Pelatihan manaJemen sekolah juga telah dilakukan oleh Pemerintah terhadap para pengelola lembaga pendidikan Islam swasta. Pemerintah juga telah memberikan
beasiswa kepada para lulusan madrasah
pesantren untuk melanjutkan studi di universitas-universitas
swasta dan terkemuka di
Indonesia untuk belajar ilmu-ilmu kedokteran, engineering, dan science. Semua upaya tadi nampaknya masih belum memadai dibandingkan dengan tingkat keperluannya dan jumlah sasarannya. Upaya-upaya masih harus terus ditingkatkan volumenya dan intensitasnya.
YI. Kesimpulan dan Penutup Demikianlah
beberapa
catatan
di
seputar
masalah
peningkatan
komitmen kehidupan beragama umat Islam Indonesia. Tentulah tidak semua hal telah dapat disebutkan disini, karena luasnya tema ini. Apa yang telah dibentangkan ini hanyalah sebatas outline saja yang harus dilengkapi oleh catatan dan informasi lebih lanjut Semoga ada manfaatnya. Wallahu a 'lam bi sawab.
18
DAFTAR BACAAN Abas, Nasir, Membongkar Jamaah Islamiyah: Pengakuan Mantan Anggota JI. (Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005). al-Baqi, Muhammad Fuad Abd, Al-Mu 'jam Al-Mufahras li Alfaz al-Quran alKarim, Cet. IV, (Dar al-Fikr, 1994). al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, 2004. Data EMIS (Education Management Information System) tahun 2005-2006, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006). Fukuyama, Francis, Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran, Penerjemah Ruslan, Cet. II, (Yogyakarta: Qalam, 2007). Manstead, Antony S. R., and Miles Hewstone (eds.), The Blackwell Encyclopedia of SociaT Psychology, (Oxford: Blackwell Publishers, 1999). Mudzhar, M. Atbo, "Pengembangan Masyarakat Multikultural Indonesia dan Tantangan ke Depan (Tinjauan dari Aspek Keagamaan)", makalah disampaikan pada Pertemuan Konsultasi Pimpinan Gereja, Yayasan, dan Lembaga Keagamaan Kristen bersama Tokoh KristenJAnggota DPR/DPD Beragama Kristen, diselenggarakan oleh Ditjen Bimas Kristen Departemen Agama, 14-15 April 2005. Nashir, Haedar, "Gerakan Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah ldeologis di Indonesia", Ph.D. dissertation, (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2006) Noer, Deliar, Gerakan Modern Islam di Indonesia, 1900-19-12 (Jakarta LP3ES, 1980) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) Tahun 2004-2009. Profil Muhammadiyah 2005, (Jakarta PP. Muhammadiyah, 2005) 19
Salehuddin, Ahmad, Satu Dusun Tiga Masjid: Anomali Ideologisasi Agama dalam Agama, Pengantar Mc. Riclefs (Yogyakarta: Pilar Media, 2007). Samudra, Imam, Aku Melawan TerOl'is,(Solo: Jazeera, 2004) Tim Penyusun, Meluruskan Makna Jihad: Mencegah Terorisme (Jakarta: Tim Penanggulangan Terorisme Melalui Pendekatan Ajaran Islam, 2007).
20