PRADIGMA PENELITIAN SOSIAL
Bahan Kuliah 1 Universitas Andalas
Pradigma Penelitian Sosial
Pradigma Menurut Thomas Khun merupakan Kerangka referensi yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan teori Menurut Patton (1975) merupakan cara pandang untuk mengurai kompleksitas dunia nyata
Pradigma (lanjutan)
Bogdan dan Biklen (1982); pradigma kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yg dipegangbersama, konsep dan preposisi yg mearahkan dlm penelitian. Denzin&Lincoln (1994), prdgma mrpkn sistem keyakinan mendasar berdasarkan asumsi ontologi, epistimologi dan aksiologi. Cuba(1990), Pradigma dpt dicirkan oleh respon thd pertanyaan mendasar, ontologi, epistimolog dan metodologi.
Pradigma (lanjutan)
George Ritzer(1975), merupakan gambaran fundamental tentang pokok permasalahan dalam ilmu pengtahuan (mendefinisikan dan menghubungkan eksemplar, teori, metode dan intrumen yg ada di dalamnya).
Pradigma (lanjutan)
Adalah kumpulan tatanilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya, sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang mengenai realita, dan akan menentukan bgmana seseorang memahami realitas. Adalah sistem keyakinan atau cara pandang si peneliti yg membimbing peneliti dlm memilih metode dan cara-cara mendasar yg bersifat ontologi dan epistimologi.
Pradigma (lanjutan) Pradigma 1. 2.
penelitian sosial : Positivistic (ilmiah) Post positivistic (alamiah)
A. Critical Theory B. Constructivism C. Postmodernism.
Pradigma Positivistic •
•
Positivistic, dunia sosial dpt dipelajari dg cara yg objektif dan bebas nilai. Manusia sama dg alam, manusia hanya merupkn produk evalusi yang terjadi secara kebetulan. Pradgm ini memandang manusia dari satu aspek atau satu dimensi saja: 1. dimensi dalam (kesadaran atau ketidak sadaran); 2. dimensi luar (tingkah laku yang teramati merupakan suatu bentuk reduksionisme).
Pradigma Penelitian kualitatif : PARADIGMA ALAMIAH Ketidakpuasan terhadap cara kerja Positivisme 1.
2.
3. 4.
5. 6.
Paham positivisme memecahkan masalah bertitik tolak pada teori dan hukum yang mungkin saja tidak relevan dengan situasi sosial yang khas pada masyarakat. Tujuan penelitian untuk verifikasi teori, sehinggga manfaat terapan untuk memahami perubahan sosial sangat terbatas. Penalaran deduktif, sulit untuk menghasilkan teori baru. Penalaran nduktif baru dilakukan untuk menguji hipotesis. Peneliti mencari fakta-fakta atau sebab-sebab dari gejala sosial dari masyarakat tampa memperhatikan keadaan individu secara utuh. Metode positivisme menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah penelitian yang dlaksanakan pada waktu tertentu. Responden dibagi ke dalam katagori-katagori tertentu. Analisis dilakukan setelah data dikumpulkan, ada umumnya menggunakan analisis kuantitatif.
Pradigma Post Positivisme
Post positivisme: menolak ide-ide bahwa dunia sosial dpt dipelajari dgn cara objektif dan bebas nilai. Peneliti dengan objek atau realitas tidak bisa dipisah. Peneliti dan objek akan bersifat interaktif. Kebenaran akan diperoleh apabila peneliti ikut terlibat dan dapat memahami makna subjektif dari pelaku, melalui teknik trianggulasi.
Critical theory Critical
theory: Menolak klaim bebas nilai dari positivisme. Pengetahuan bukanlah sesuatu yg netral, baik secara moral, politik dan politik. Pengetahuan mencerminkan kepentingan pengamatnya.
ASUMSI DASAR Pradigma Alamiah Hakikat realitas sosial (Ontologi): wholeness, holistic Hubungan peneliti dengan masyarakat yang diteliti: Menyatu, Tidak Dualistik Pandangan tentang hubungan antar berbagai aspek atau gejala: Sebab juga dapat sebagai Akibat Pengutamaan kontekstual yang berbatas ruang, waktu dan relativisme kebudayaan: Tidak bertujuan mengutamakan generalisasi Terikat nilai: Tidak bebas nilai
Lanjutan (2) Metode Kualitatif memiliki ciri-ciri yang sama dengan dan merupakan kontinuitas dari Metode Etnografi Actor based Native’s point of view Mengutamakan pendekatan emic Mengutamakan pengumpulan data primer hasil wawancara tidak terstruktur, wawancara mendalam, observasi langsung, observasi partisipasi, FGD, others of participatory approach Thick description
LANJUTAN (2) 1.Teori Interaksionisme Simbolik Menekankan pada perilaku manusia pada hubungan inter-personal. Perilaku manusia dapat dipahami melalui simbol dan makna dari simbol yang ditampilkannya. Peneliti berusaha untuk menemukan makna. Proposisi dasar dari teori interaksionisme simbolik: a. Perilaku manusia mempunyai makna dibalik yang menggejala. b. Makna kemanusiaan dicari sumbernya pada interaksi sosial manusia. c. Masyarakat manusia berkembang secara holistik dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
LANJUTAN (3) 1. Perspektif Kebudayaan Perilaku individu merupakan hasil interpretasi individu terhadap sistem nilai budaya dan sistem sosial. Kebudayaan berfungsi sebagai mekanisme yang mengarahkan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan (lingkungan pisik dan lingkungan sosial). Kebudayaan digunakan oleh individu untuk menata struktur yang ada dalam kehidupannya dan menentukan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada menurut jenis dan sifatnya. Kebudayaan bertujuan untuk menata kehidupan masyarakat agar lebih baik, lebih teratur dan lebih dinamis.
TERIMA KASIH