Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTA GARUT
1. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Program Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan salah satu prioritas pembangunan yang dilaksanakan pemerintah yang diarahkan kepada peningkatan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat pedesaan. Pada kondisi demikian dapat diharapkan adanya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraannya. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sebagai negara agraris, maka peningkatan perekonomian daerah pedesaan tidak hanya sebagai salah satu wujud nyata pemerataan pembangunan, tetapi peningkatan perekonomian desa akan juga membantu ekonomi nasional secara keseluruhan. Dalam hal ini penyediaan tenaga listrik di pedesaan merupakan salah satu sarana yang akan mempercepat upaya peningkatan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan. Oleh sebab itu perlu diupayakan pengembangan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan (renewable energy) dengan tetap berpegang pada prinsip menguntungkan secara ekonomis, layak secara teknis, diterima secara sosial budaya dan tidak menyebabkan pengrusakan lingkungan. Sesuai dengan Notulen Rapat tanggal 3 Juni 2015 di Ruang Rapat Walesi PLN PUSHARLIS, metode studi kelayakan yang digunakan adalah pengumpulan data lapangan dengan melakukan survey pada tanggal 15 Juni 2015. Dengan demikian diperoleh secara langsung hasil studi yang diolah menjadi perencanaan pembangunan PLTA Garut. 1.2
Maksud dan Tujuan
Survey dimaksudkan untuk menginventarisasi data primer dalam rangka mengkaji potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air Sungai Cipari kecamatan Tenjowaringin. Tujuan pra study kelayakan PLTA Garut : a. Melakukan pra studi PLTA dan menentukan kelayakan teknis. b. Membuat desain dasar perencanaan PLTA Garut. c. Dengan desain dasar yang sesuai dengan kondisi lapangan sebagai hasil studi perencanaan ini dapat menjadi masukan pada perancangan PLTA.
Halaman
1 dari 11
Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
1.3
Ruang Lingkup
Rencana Pembangkit listrik dengan PLTA mempunyai langkah-langkah yang ditempuh yang mencakup kegiatan sebagai berikut: a.
Identifikasi potensi topografi.
b.
Mengukur kecepatan debit dan potensi-potensi sungai yang ada.
c.
Menentukan letak bendung, saluran pembawa, bak penenang, penstock dan power house.
d.
Mengukur potensi tinggi head yang ada dilapangan.
2.
KONDISI UMUM DAERAH STUDI
2.1
Geografi dan Topografi
PLTMH Garut direncanakan dibangun terletak di sungai Cikurai-Cipari lebih tepatnya di lokasi desa Tenjowaringin Kabupaten Garut. Lokasi PLTMH ini dapat dicapai melalui perjalanan darat dengan menggunakan mobil, dari kota Garut perjalanan ditempuh sekitar 1 jam menuju kecamatan Tenjowaringin, letaknya di perbatasan antara Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya.
Gambar 1 Titik Lokasi Rencana PLTMH Garut
Rencana Posisi untuk: a. Letak koordinat Bendung : S = 07° 21’ 1.3’’ E = 107° 55’ 51.5’’ Elevation = 998 m b. Letak koordinat Waterway 1 : Halaman
2 dari 11
Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
S = 07° 20’ 54.0’’ E = 107° 55’ 47.0’’ Elevation = 997 m
c. Letak koordinat Waterway 2 : S = 07° 20’ 49.8’’ E = 107° 55’ 46.1’’ Elevation = 998 m
d. Letak koordinat Waterway 3 : S =07° 20’ 45.4’’ E =107° 55’ 46.2’’ Elevation = 997 m
e. Letak koordinat Bak Penenang: S = 07° 20’ 40.0’’ E = 107° 55’ 48.2’’ Elevation = 993 m
f. Letak koordinat Penstock: S =07° 20’ 37.3’’ E =107° 55’ 50.6’’ Elevation = 975 m
g. Letak koordinat Power House: S =07° 20’ 36.5’’ E = 107° 55’ 51.5’’ Elevation = 961 m
Berdasarkan selisih Elevasi dari Bak Penenang dan Power House, diperkirakan potensi Head yang akan didapat adalah sebesar 30 meter.
Halaman
3 dari 11
Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
2.2
Geologi
Kondisi geoteknik di lapangan pada lapisan kedalaman 0 s/d 1 meter material tanah terdiri dari tanah lempung dilokasi ini merupakan area persawahan dengan bentuk terraserring. 2.3
Hidrologi
Karakteristik hidrologi suatu daerah sebagian besar ditentukan oleh keadaan geologi dan geografinya, iklim mempunyai peranan penting dalam penentuan karakteristik tersebut. Yang termasuk dalam data meteorologi antara lain: Data curah hujan, hari hujan, temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan lama penyinaran matahari. Dalam hal ini tidak dilakukan pengambilan data sekunder yang berasal dari BMKG.
3.
HASIL SURVEY DILAPANGAN
3.1
Pengukuran Debit
Tim Survey melaksanakan pengukuran dengan menggunakan alat Current Meter Counter yang dilakukan pada 2 (dua) titik lokasi sungai yang berbeda. Sampel 1 dengan lebar sungai 6 m :
Gambar 2 Titik Lokasi Pengukuran Debit ke-1 (hilir)
Halaman
4 dari 11
Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
Gambar 3 Alat Pengukur Debit (Current Meter)
Gambar 4 Pengukuran Debit Sesaat Menggunakan Currentmeter di Lokasi 1
Halaman
5 dari 11
Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
Pengukuran dilakukan pada tanggal 15 Juni 2015 dengan hasil adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Nilai Debit Sesaat Lokasi ke-1 Sungai Cipari Segmen
Lebar Sungai (m)
Jarak (m)
Kedalaman Air (m)
Kecepatan Air (m/det)
Luas (m²)
Debit tiap segmen (m³/det)
1
0
0
0
0
0.025
-
2
0.5
0.5
0.1
0
0.110
-
3
1
0.5
0.34
0.1
0.195
0.020
4
1.5
0.5
0.44
0.1
0.205
0.021
5
2
0.5
0.38
0.1
0.205
0.021
6
2.5
0.5
0.44
0.1
0.270
0.027
7
3
0.5
0.64
0.1
0.318
0.032
8
3.5
0.5
0.63
0.1
0.320
0.032
9
4
0.5
0.65
0.1
0.300
0.030
10
4.5
0.5
0.55
0.1
0.245
0.025
11
5
0.5
0.43
0.1
0.250
0.025
12
5.5
0.5
0.57
0.1
0.143
0.014
13
6
0.5
0
2.560
0.245
Halaman
6 dari 11
Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
Sampel 2 dengan lebar sungai 5.5 m :
Gambar 5 Titik Lokasi Pengukuran Debit ke-2 (hulu)
Gambar 6 Pengukuran Debit Sesaat Menggunakan Current Meter di Lokasi 2
Halaman
7 dari 11
Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
Hasil pengukuran debit dilokasi ke-2 adalah sebagai berikut : Tabel 2 Nilai Debit Sesaat Lokasi ke-2 Sungai Cipari
Segmen
Lebar Sungai (m)
Jarak (m)
Kedalaman Air (m)
Kecepatan Air (m/det)
0.5
0
0
0.063
0.006
0.5
0.25
0.100
0.125
0.013
0.5
0.25
0.100
0.115
0.012
0.5
0.21
0.200
0.118
0.024
0.5
0.26
0.200
0.115
0.023
0.5
0.2
0.200
0.120
0.024
0.5
0.28
0.200
0.123
0.025
0.5
0.21
0.200
0.098
0.020
0.5
0.18
0.300
0.085
0.026
0.5
0.16
0.300
0.100
0.030
0.5
0.24
0.100
0.095
0.010
0.5
0.14
0.100
0.035
0.004
1.190
0.213
Luas (m²)
Debit tiap segmen (m³/dt)
0 1 0.5 2 1 3 1.5 4 2 5 2.5 6 3 7 3.5 8 4 9 4.5 10 5 11 5.5 12
Rata-rata debit sungai Cipari berdasarkan pengukuran 2 lokasi, sebagai berikut : Tabel 3 Hasil Pengukuran Debit Sesaat
1
Debit (m3/s) 0,245
2
0,213
LOKASI
Perkiraan untuk irigasi = 20% Sisa debit yang ada = 0,213 – ( 20% x 0,213)
0,17 m³/s Halaman
8 dari 11
Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
3.2
Rencana Lokasi Bendung
Gambar 7 Rencana Lokasi Bendung
3.3
Rencana Lokasi Waterway dan Bak Penenang
Gambar 8 Rencana Lokasi Waterway dan Bak Penenang
Halaman
9 dari 11
Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
3.4
Rencana Lokasi Penstock dan Power House
Gambar 9 Rencana Lokasi Penstock dan Power House
3.3 ANALISA PRAKIRAAN POTENSI PLTMH Berdasarkan pengukuran debit di lapangan, diperoleh debit sebesar 0,213 m3/s pada hulu sungai. Debit yang akan dipakai untuk perhitungan adalah 0.17 m3/s Potensi : (P)
= 9,81 x Q x H x η; watt
Q H η
= Q debit = Head gross = Efisiensi
Dimana:
Berdasarkan data di lapangan : P
= ρ x 9.81 x Q x H x η = 1000 kg/m3 x 9.81 m/s2 x 0.17 m3/s x 30 m x 0.7 = 35.0217 kW
Halaman
10 dari 11
Laporan Pra - Studi Kelayakan PLTA Garut
4. KESIMPULAN HASIL SURVEY 4.1
Kesimpulan
Setelah dilakukan survey, berdasarkan analisa data–data hasil pelaksanaan survey pra studi kelayakan oleh tim PLN PUSHARLIS, maka kesimpulan rencana pembangunan PLTA Garut antara lain sebagai berikut : Hasil Inventarisasi data primer yang dilakukan meliputi : Hasil pengukuran debit sesaat aliran sungai Cipari di dua lokasi pada tanggal 15 Juni 2015, menghasilkan nilai debit sesaat sebesar 0,213 m3/detik. Debit yang dipakai adalah Q = 0,17 m3/detik setelah dikurangi dengan pemakaian irigasi sebesar 20%. Hasil pengukuran elevasi antara Rencana Bak Penenang dan Rencana Power House, diperoleh potensi head sebesar H = 30 meter. Dengan menggunakan rumus daya yang dapat dibangkitkan dengan potensi head 30 m, dan potensi debit 0,17 m3/detik, diperoleh potensi pembangkitan sebesar P = 35,0217 kW
Halaman
11 dari 11