BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal / Pra Siklus Sekolah Dasar Negeri Jetak 02 Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, terletak di wilayah pedesaan yang sangat asri di kaki gunung Merbabu. Kemudian dekat jalan raya, namun tidak terlalu bising oleh kendaraan, tidak ada kawasan industri di sekitarnya, selain itu juga sarana transportasinya mudah. Apabila menggunakan kendaraan bermotor kurang lebih hanya 20 menit dari pusat kota Salatiga, dan dekat dengan desa-desa tempat tinggal siswa. Bangunan sekolah tersebut tembok keliling dengan lantai keramik , terdapat 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang agama, 4 kamar mandi dan 1 gedung untuk beberapa ruang yaitu untuk koperasi, UKS, dapur dan ruang pegawai sekolah. Selain itu di tengah sekolah juga terdapat halaman yang cukup luas untuk upacara, senam dan aktifitas lainnya, namun tidak sebesar lapangan bola. Tenaga pendidik di SDN jetak 02 sudah memadai untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sekolah ini memiliki 11 tenaga didik, antara lain sebagai kepala sekolah, guru kelas, guru bidang studi, dan guru bantu. selain itu masih terdapat tenaga pendidik lain dari luar sekolah antara lain: 1 guru olahraga dan 1 pengajar drumband. Subjek penelitian yaitu siswa kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan dengan jumlah 17 siswa terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan. Karakteristik siswa kelas 4 adalah berumur antara 9 tahun sampai dengan 11 tahun, dimana pada tahap ini merupakan periode operasional konkrit yaitu anak mulai dapat memecahkan masalah secara logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Sebagian besar orang tua siswa berprofesi sebagai petani, wiraswasta, dan karyawan pabrik. Alamat siswa sendiri letaknya tidak terlalu jauh dengan sekolah tersebut, antara lain: Setugur, Kendal, Jetak, Kembang, Gajihan . Dari segi kognitif siswa kelas 4 di SD Negeri Jetak 02 Getasan, dijelaskan bahwa siswa mengalami
kesulitan
untuk
meningkatkan
52
hasil
belajar
dalam
proses
pembelajaran PKn, terbukti melalui hasil diskusi dan wawancara dengan guru kelas 4, diperoleh beberapa kesenjangan dalam proses pembelajaran antara lain: 70,5% dari 17 siswa kelas 4 di SD Jetak belum mencapai nilai diatas KKM, nilai KKM yaitu 60. DIstribusi Frekuensi Pra Siklus Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Negeri Jetak 02 Getasan Nilai
Kategori
Frekuensi
80-100 70-79 60-69 40-59
Sangat Baik Baik Cukup Kurang/Tida k Tuntas
1 1 3 12
Jumlah Nilai Maksimum Nilai Minimum Nilai Rata-Rata
17 80 40 51,7
Persentas Ketuntasan e (%) 0,5% 29,9% Tuntas 0,5,% 11,7% 23,5% 70,5%Belum Tuntas 100%
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas bahwa lebih dari 50% siswa yang belum tuntas yaitu sebanyak 12 siswa atau 70,5 % ,dengan nilai rata-rata siswa di bawah KKM 60 yaitu 51,7 dan selisih nilai tertinggi dan terendah yaitu 40 antara 80 dengan 40. Siswa yang tuntas melebihi KKM60 hanya sebanyak 5 siswa atau 29,9%.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Diagram berikut ini: DIAGRAM HASIL BELAJAR PRA SIKLUS 70,5% 29,9% 5 tuntas
pra siklus
12
%
tidak tuntas
Rendahnya hasil belajar kelas 4 disebabkan oleh siswa kurang memiliki minat dan keaktifan dalam proses pembelajaran sehingga cepat bosan, kurang konsentrasi dan kemampuan untuk memahami materi kecil. Sebagian siswa malu untuk bertanya dan mengeluarkan pendapatnya dan terdapat dua siswa yang pernah tinggal kelas selama 1 kali dan 3 kali. Guru kelas mengalami kesulitan dalam penyampaian materi yang diajarkan kepada siswa, terutama dalam hal pemusatan perhatian atau konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Keseringan
53
dalam penggunaan metode ceramah, jarang memakai media, kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran.Selain itu juga sarana dan prasarana yang dirasa belum cukup memadai, ketersediaan buku paket yang kurang lengkap, papan tulis yang masih menggunakan papan hitam dan kapur. Berdasarkan analisis data hasil belajar PKn dari nilai terakhir ulangan harian siswa kelas 4 tersebut maka dijadikan sebagai sempel penelitian.Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklusnya dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Contextuel Teaching and Learning (CTL) tipe masyarakat belajar. 4.1.2 Siklus I a. Rencana Tindakan 1. Menyusun Rencana Pembelajaran Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan dan menganalisa masalah tentang kesulitan belajar siswa terkait dengan pembelajaran PKn di kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan, dengan cara meneliti hasil ulangan harian siswa sebelumnya seperti yang telah diuraikan pada kondisi awal atau pra siklus. Kemudian menentukan Kompetensi Dasar yang akan digunakan dalam penelitian. Dan menyusun RPP untuk kompetensi tertentu yang telah disepakati oleh peneliti dan pihak guru kelas 4 maupun sekolah. Standar Kompetensi 4.
Kompetensi
Indikator
Dasar 4.1Mengidentifik
1).Menjelaskan pengertian globalisasi budaya
Menunjukkan
asi jenis budaya
sikap
Indonesia yang
terhadap
pernah
globalisasi di
ditampilkan
lingkungan
dalam misi
4).Menyebutkan budaya Indonesia yang pernah
nya.
kebudayaan
di tampilkan dalam kebudayaan internasional.
internasional.
2). Menyebutkan jenis atau contoh budaya yang dimiliki Indonesia. 3). Menjelaskan tujuan misi kebudayaan internasional
5).Menyebutkan dampak positif dari globalisasi budaya tersebut.
54
Rencana pelaksanaan pembelajaran ini disusun berdasarkan masukan dan pertimbangan dari guru kelas dan dosen pembimbing. Guru kelas memberikan masukan mengenai materi ajar yang akan diajarkan, karakteristik dan keadaan pembelajaran selama di kelas. Sedangkan dosen pembimbing lebih mengarahkan pada sistematika penyusunan rencana pembelajaran dan kelengkapan instrument dalam pembelajaran.Setelah itu merencanakan untuk pembagian kelompokkelompok siswa pada
saat
pelaksanaan
masyarakat
belajar di
dalam
kelas.Menyiapkan materi ajar dari buku paket PKn kelas 4 yang disesuaikan dengan KD yang telah dipilih.Kemudian merencanakan untuk pembagian kelompok-kelompok siswa pada saat pelaksanaan masyarakat belajar di dalam kelas berdasarkan pertimbangan dari guru kelas. 2. Menyusun Alokasi Waktu KD maupun RPP yang disusun selama 2 siklus dibatasi selama masa penelitian yaitu 4-6 minggu diperkirakan sampai pertengahan bulan April, mengingat ada Ujian Nasional untuk kelas 6 SD. Pelaksanaan tindakan dalam satu siklus dilaksanakan 2 kali dalam waktu 2 minggu dengan alokasi waktu 4x35 menit (2 x pertemuan). Pertemuan pertama, dilaksanakan pada hari rabu, 26Maret 2014 jam ke 1-2. Pertemuan kedua, pada hari kamis dan 27 April 2014 jam ke 3-4. 3. Meyiapkan Lembar Kerja Siswa Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada saat kegiatan masyarakat belajar,
misalnya
petunjuk
melaksanakan
masyarakat
belajar
dalam
kelompok.Lembar rangkuman materi untuk pertemuan pertama.Lembar diskusi bersama dengan 3 pertanyaan mengarah pada jawaban uraian untuk semua kelompok masyarakat belajar. 4. Menyiapkan Lembar Evaluasi Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk mengamati tindakan guru dan siswa selama proses pembelajaran, terutama pada saat pelaksanaan CTL tipe masyarakat belajar. Serta tes tertulis berupa pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa dan skala sikap untuk mengetahui segi afektif siswa yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga.
55
b. Pelaksanaan Tindakan Pada setiap siklus yang akan dilaksanakan dalam 2x pertemuan yaitu: (1) Pembelajaran dengan menerapkan model CTL masyarakat belajar secara utuh. (2) Kegiatan mengulas materi terdahulu dan evaluasi dengan mengerjakan tes mandiri. Pada penelitian ini, guru kelas tetap melakukan tugasnya sebagai pengamat peneliti selama PTK dilaksanakan, kemudian peneliti sebagai pengajar . Berdasarkan standar proses, pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu kegiatan awal, guru menyiapkan peralatan atau media yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti: RPP, buku materi pembelajaran atau materi ajar, dan lembar evaluasi siswa serta media pembelajaran lainnya. Kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.Kemudian kegiatan penutup untuk mengevaluasi dan menarik kesimpulan guru bersama dengan siswa. Rincian tindakan dengan menerapkan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar, sebagai berikut: Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran kelas 4 yaitu pada hari Rabu, 26 Maret 2014 pada jam ke 1-2dengan alokasi waktu yaitu 2x35 menit (1 pertemuan). Peneliti mengajar dan gurukelas sebagai observer. Pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: Kegiatan Awal selama 10 menit, dalam kegiatan ini, guru: Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi, serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Masih terdapat beberapa siswa yang belum mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulis untuk mengikuti pembelajaran. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan (apa pengertian misi kebudayaan internasional?) dan Tanya jawab (kebudayaan-kubudayaan apa saja yang ada di Indonesia?). Dari hasil pengamatan,
70% siswa yang merespon dengan baik dengan menyebutkan
kebudayan tari reog, tari jaipong , tari kecak, musik gamelan, musik angklung dan 30% siswa hanya diam. Kemudian pada kegiatan inti tahap eksplorasi, guru dengan siswa bertanya jawab tentang pengertian Globalisasi budaya , 50% siswa mengangkat tangan untuk mencoba menjawab
dan jawaban mereka
56
adalah
Proses
menyatunya seluruh warga dunia secara umum danmenyeluruh menjadi sebuah kelompok masyarakat dan budaya Indonesia yang pernah ditampilkan pada kebudayaan internasional di luar negeri. 10% siswa masih terlihat masih diam dan ketika guru bertanya : “apakah sudah paham?,” mereka hanya diam. Siswa menyimak sambil membuka buku dan catatan mereka, namun 10%siswa terlihat melamun dan 5% bermain sendiri. Sedangkan 50% Siswa mulai berani bertanya terutama mengenai kebudayaan yang mereka baru dengar dan belum mereka ketahui sebelumnya. Guru memberikan petunjuk dengan menjelaskan cara belajar dengan menggunakan model CTL tipe masyarakat belajar yaitu dengan berkelompok, kemudian siswa berdiskusi dengan temannya, bertanta jawab dengan temanya, dan siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru, kemudian siswa bersama kelompok mensyeringkan hasil kerjanya dengan kelompok lain dan kelompok lain boleh bertanya mengenai penjelasan kelompok yang shering. Pada tahap selanjutnya yaitu Elaborasi (30 menit), guru membagi siswa dalam 5 kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa.Siswa berkelompok sesuai kelompok yang telah di tentukan oleh guru.Dengan sedikit gaduh siswa berkelompok sesuai kelompok yang ditentukan oleh guru. Guru memfasilitasi siswa dengan memberikan selembar kertas berisi 3 pertanyaan yaitu Apa saja budaya-budaya yang dimiliki Indonesia? , Apakah dampak positif Globalisasi Budaya? , Sebutkan budaya Indonesia yang perbah tampil di Luar negeri!. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok. Ada 50% siswa yang berani bertanya karena belum memahami langkah-langkah apa yang harus mereka kerjakan. Guru merespon dengan baik pertanyaan siswa dengan menjelaskan kembali petunjuk mengerjakan selama berkelompok. Masih 20% siswa yang belum sepenuhnya aktif dalam kelompoknyamereka melamun dan tidak mau ikut bekerja dengan kelompoknya,kemudian guru mulai menegur siswa yang melamun itu. Setelah siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok lain.
57
Kelompok 1 shering tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia, mereka menjelaskan kebudayaan Jawa: reog, keris, gamelan, Bali : kecak, keris.kelompok lain tidak bertanya. Kelompok 2 mensheringkan hasil kerja mereka tentang budaya Indonesia yang pernah tampil di luar negeri yaitu gamelan Jawa, tari serimpi dan tari kecak. Kemudian terlihatkelompok 2 betanya: tampil dimana tari kecak?”, kelompok satu langsung menjawab di Malaysia. Kelompok 3 shering tentang dampak positif globalisasi budaya yaitu antara lain budaya Indonesia dikenal di berbagai Negara dan banyak turis yang ingin belajar budaya Indonesia. Terlihat kelompok 1 tangan untuk bertanya, kelompok 1 bertanya tentang mengapa turis tertarik belajar kebudayaan Indonesia?kelompok 2 menjawab karena budaya Indonesia unik dan menarik. kemudian telihat terjadi kesalah pahaman kelompok 4 dan 5, mereka tidak menjelaskan hasil diskusinya tetapi justru menukarkan jawaban antar kelompok dan siswa kelompok lain mencocokkan bukan menjelaskan. Pada tahap konfirmasi selama 5 menit, guru memberikan umpan balik positif dengan memberikan pujian kepada kelompok 2 yang paling aktif bertanya dalam shering dan penguatan kepada kelompok lain untuk memperhatikan dan saling menghargai dalam.Siswa hanya mendengarkan. Kegiatan penutup selama 5 menit dalam kegiatan ini, guru: Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran yaitu globalisasi budaya proses menyatunya seluruh warga dunia secara umum danmenyeluruh menjadi sebuah kelompok masyarakat, tujuan melakukan misi kebudayaan Internasional yaitu untuk memperkenalkan budaya Indonesia di mata dunia, dan dampak positif dari globalisasi antara lain mendapatkan kemudahan dalam bidang transportasi dan komunikasi. Namun tidak semua siswa merespon dengan baik pengarahan guru dan guru yang aktif membuat kesimpulan dan belum melibatkan semua siswa.setelah itu mengakhiri pembelajaran dan istirahat. Secara keseluruhan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar sudah dilaksanakan dengan baik dengan prosentasi 70%. Mulai ada peningkatan keaktifan siswa dan keberanian siswa namun masih terdapat peneraan model pembelajaran yang kurang sesuai.
58
Pertemuan 2 Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis , 27 Maret 2014 pada jam ke 3-4 dengan alokasi waktu yaitu 2x35 menit (1 pertemuan). Peneliti mengajar dan guru kelas melakukan observasi.Pelaksanaan pembelajaran dilamjutkan dengan
mengulas
pembelajaran
sebelumnya
tentang
misi
kebudayaan
Internasional.Kegiatan ini bertujuan menguji kemampuan siswa
dalam
memahami materi dalam pembelajaran dengan menggunakan CTL tipe masyarakat Belajar.Namun 10% siswa masih malu untuk berpendapat.selama 30 menit, guru memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tes tertulis secara mandiri dengan membagikan soal tes tertulis berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 20 soal. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, dan mengerjakan tes tersebut dengan tertib dan baik. Siswa mengerjakan tes dengan tertib tanpa membuka buku catatan maupun buku paket, namun ada beberapa siswa yang bertanya jawab dengan temannya. Soal yang sudah selesai dikerjakan dikumpulkan dengan cara estafet dari blakang ke depan. Guru bersama siswa mengoreksi tes yang sudah dikerjakan. Siswa merespon baik pernyataan guru, dengan mengangkat tangan mereka.Nampak masih terdapat siswa yang menjawab salah. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dengan menilai hasil pekerjaan siswa dan memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai 100. Sebagai penutupdalam kegiatan ini, guru bersama-sama dengan peserta didik berdoa itu mengakhiri pembelajaran dan istirahat. c. Hasil Tindakan
Hasil pembelajaran PKn kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar pada siklus I, yang diperoleh melalui hasil tes tertulis siswa, skala sikap dan observasi terhadap tindakan penbajar dan siswa.siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 13 siswa dengan persentase 74,1%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa dengan persentase 25,9%. Nilai maksimum pada siklus I yaitu 100, sedangkan nilai minimum yaitu 45.Kemudian nilai rata-ratanya yaitu sebesar 75. Hasil belajar siswa siklus I, sebagai berikut: 59
Rekap Hasil Belajar Pkn pra siklus Siklus I dengan Menggunakan CTL tipe Masyarakat Belajar Nilai
kategori
80-100 70-79 60-69 40-59
Sangat Baik Baik Cukup Kurang/ Tidak Tuntas
Jumlah Nilai Maksimum Nilai Minimum Nilai Rata-Rata
Pra siklus
Siklus I
Frekuen si
Persenta se (%)
Ketunta san
Frekuen si
Persenta se (%)
Ketunta san
1
0,5%
9
52,9%
76,6% Tuntas
1 3 12
0,5,% 11,7% 23,5%
29,9% Tuntas
4 1 4
23,5% 0,5% 23,5%
17 80 40 51,7
100%
17 100 45 75
100%
70,5% Belum Tuntas
23,5% Belum Tuntas
Dari table diatas dapat dilihat hasil belajar siswa kelas 4 Sd negeri Jetak 02 deng menggunakan model CTL tipe Masyarakat Belajar, dapat diketegorikan sebagai berikut : a. Siswa yang mendapatkan nilai 80-100(sangat baik) ada 9 siswa atau 52,9% , mengalami kenaikan dari pra siklus yaitu 8 siswa atau 47,05% b. Siswa yang mendapat nilai 70-79 (baik) ada 4 siswa atau 17,6%, mengalami kenaikan dari pra siklus yaitu 3 siswa atau 23,5% c. Siswa yang mendapat nilai 60-69 (cukup)ada 1 atau 0,5%, mengalami penurunan dari pra siklus yaitu 1 siswa atau 0,5% d. Siswa yang mendapat nilai 40-59 (kurang)ada 4, mengalami penurunan dari pra siklus yaitu 13 siswa atau 76,45%. Untuk lebh jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut : Diagram Hasil belajar siklus I dengan Menggunakan CTL tipe Masyarakat Belajar 76.6% tidak tuntas 29.9% 12
5
Pra siklus
4
13
tuntas
Siklus I
Berdasarkan Diagram diatas dapat dilihat hasil ketuntasannya ada 13 siswa atau 76,4% (mengalami kenaikan dari pra siklus) yaitu ada 8 siswa atau 47,0% sedangkan yang tidak tuntas ada 4 siswa 23,5% (mengalami penurunan dari pra 60
siklus) yaitu ada 9 siswa atau 52,9%, dari data tersebut dapat dilihat presentase ketuntasan siswa adalah 76,3%.hasil tersebut sudah sesuai dengan harapan peneliti yaitu 75% siswa dengan nilai tes sesuai KKM 60. d. Observasi Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Guru selama Pembelajaran Siklus I N Aspek yang Diamati o 1 Memeriksa kesiapan ruang, alat dan materi pembelajaran 2 Memeriksa kesiapan peserta didik 3 Membuka pelajaran 4 Mengajukan pertanyaan sesuai materi sebelumnya 5 Menjelaskan tujuan pembelajaran 6 Menyampaikan apersepsi 7 Melaksanakan pembelajarn sesuai KD 8 Menguasai materi ajar 9 Menunjukkan keterampilan dalam membagi kelompok 10 Menyampaikan petunjuk kerja secara runtun dan jelas 11 Memfasilitasi siswa selama bekerja kelompok kelompok 12 Melibatkan siswa secara aktif 13 Membimbing dengan baik dan merespon positif pertanyaan siswa. 14 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa 15 Memfasilitasi siwa untuk evaluasi 16 Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan runtut 17 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 18 Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 19 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 20 Mengakhiri pembelajaran Jumlah Rata-rata (skor/20)
61
P. 1 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 70 3, 5
P.2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 70 3,5
Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Siswa selama Pembelajaran Siklus II N o 1 2 3 4
Aspek yang Diamati
P.1 P.2
Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa 4 Menjawab salam dan pertanyaan guru 3 Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya 3 Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang 3 disampaikan oleh guru 5 Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan 4 6 mencatatnya. 3 7 Duduk berkelompok sesuai petunjuk 3 8 Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru 3 9 Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok 3 10 Aktif dan antusias dalam berkelompok 2 11 Berani bertanya dan mengutarakan pendapat 3 12 Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru 4 13 Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib 3 14 Menggunakan yang baik dan sopan selama pelajaran 3 15 Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib 3 Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru 16 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 3 17 Mengakhiri pembelajaran 4 54 Jumlah 3,2 Rata-rata (skor/20)
3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 55 3,2
g. Refleksi Berdasarkan hasil observasi untuk guru pengajar pada siklus I pada Tabel hasil belajar dalam pembelajaran dengan menggunakan model CTL tipe masyarakat belajar diperoleh hasil sebagai berikut: pada pertemuan pertama dan kedua dari 20 aspek yang diamati diperoleh skor 70 dengan rata-rata 3,5 masuk dalam kriteria baik namun masih terdapat beberapa kekurangan antara lain: Guru masih belum jelas menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengn model CTL tipe Masyarakat Belajar, sehingga
belum dapat dipahami dengan baik oleh
semua siswa,terbukti terdapat 2 kelompok yang salah paham. Mereka menukar hasil kerja bukan mensheringkan.Dalam pembagian kelompok kurang heterogen, terdapat 1 kelompok yang anggotanya mengalami kendala dalam memahami materi.Mengalami kesulitan dalam mengaktifkan seluruh siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung sehingga kelompok yang diam terus diam.
62
Dari segi siswa berdasarkan Tabel Observasi siswa siklus I, diperoleh hasil observasi sebagai berikut: Pada pertemuan pertama dengan jumlah skor 54 dari 17 aspek yang diamati dengan rata-rata skor 3,2 termasuk kriteria baik , namun terdapat kekurangan juga yaitu : Belum semua siswa terlibat aktif baik dalam bekerja kelompok dalam masyarakat belajar, mereka masih diam, malu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat dan memperhatikan pendapat orang lain. Kemudian dalam mengerjakan soal, siswa kurang memahami soal dengan baik.Terdapat siswa yang sangat lemah hampir di semua mata pelajaran dan pernah tidak naik kelas selama 3 kali dan terdapat seorang siswa lagi yang pernah tinggal kelas selama 1 kali.Belum semua siswa aktif pada saat refleksi dan penarikan kesimpulan di akhir pelajaran. Berdasarkan kekurangan diatas selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mencari solusi terhadap masalah dalam pembelajaran dikelas yaitu dengan merencanakan tindakan pada siklus II sebagai berikut : Guru mempersiapkan materi ajar dengan lebih baik, sehingga siswa akan lebih
cepat
memahami
materi
yang diajarkan.
Menjelaskan
prosedur
pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar dengan jelas yaitu pembelajaran yang lebih menekankan pada kontextual, bertanya dan berdiskusi, jadi guru harus bisa membuat pertanyaan yang mendorong siswa untuk berbicara/menyampaikan pendapat. Membagi siswa dalam kelompok yang sama rata, jadi guru harus mengetahui mana siswa yang ,malu bertanya dan yang berani bertanya, jadi semua kelompok harus aktif dalam pembelajaran. Memberi motivasi siswa dan penguatan bahwa semua siswa pintar, tetapi syaratnya adalah tidak malu untuk bertanya, malu untuk diam. Guru memberikan reward kepada kelompok yang aktif dalam pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar. Sehingga siswa akan lebih tertarik dan aktif dalam pembelajaran. 4.2.2 Siklus II Siklus II dilaksanakan berbeda dengan jadwal pelajaran kelas 4 dikarenakan ada try out Ujian Nasional kelas 6 yaitu pada hari kamis dan jumat, 02-03 April 2014 pada jam ke 3-4 dengan alokasi waktu yaitu 2x35 menit (1 pertemuan). Pembelajaran dibuat sesuai hasil refleksi yang dilakukan pada siklus
63
I kemudian diterapkan untuk mengatasi masalah-masalah dalam pelaksanaan pembelajaran dengan Model CTL tipe masyarakat belajar pada materi Globalisasi budaya.sedangkan tahapan pelaksanaanya sebagai berikut : A. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersipkan RPP (terlampir),mempersiapkan cara pembagian
kelompok
yang
heterogen(kelompok
yang
sama
rata)
,
mempersiapkan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, menyiapkan gambar globalisasi lingkungan ( hp, laptop, pesawat, kendaraan)
untuk
menimbulkan ketertarikan siswa dalam belajar. Mempersiapkan reward(stiker bintang) bagi siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran. B. Tindakan Tindakan pada siklus II dilaksanakan dengan menerapkan hasil refleksi yang dilakukan dalam pembelajaran siklus I sesuai dengan perancanaan siklus II. Adapun tindakan pembelajaran siklus II sebagai berikut : Pertemuan 1 Kegiatan awal selama 10 menit, dalam kegiatan ini, guru: Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi, serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan mengenai sikap kita terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan masyarakat, “di kelas ini apakah ada diantara murid-murid yang sudah menggunakan HP?”.90% siswa mengangkat tangan mereka, ini menandakan 90% siswa memiliki HP, dan ini dapat diartikan HP bukan merupakan hal yang sulit untuk mereka kenali,. Pada tahap Eksplorasi (20 menit), guru bertanya jawab dengan siswa mengenai apersepsi yang guru telah sampaikan sebelumnya, yaitu: fungsi HP?, manfaat HP?, akibat dari kita tidak punya HP, manfaat tidak punya hp?. 90% siswa berani menjawab pertanyan-pertanyaan dari guru.Hal ini dilakukan untuk menggali pengetahuan siswa tentang pengetahuan yang mereka miliki terkait pengaruh globalisasi terhadap lingkungan.Kemudian guru menjelaskan sedikit materi mengenai sikap kita terhadap pengaruh globalisasi di lingkungan masyarakat.Siswa menyimak sambil membuka buku dan catatan mereka. Setelah siswa duduk dengan tertib, guru memberikan petunjuk dalam melaksanakan
64
masyarakat belajar dengan menjelaskan cara belajar dengan menggunakan model CTL tipe
masyarakat belajar
yaitu dengan berkelompok, kemudian siswa
berdiskusi dengan temannya, bertanta jawab dengan temanya, dan siswa diberi kesempatan untuk bertanya kepada guru, kemudian siswa bersama kelompok mensyeringkan hasil kerjanya dengan kelompok lain dan kelompok lain boleh bertanya mengenai penjelasan kelompok yang shering.Guru juga memberikan contoh pelaksanaannya dengan memakai kelompok yang benar dalam pembelajaran terdahulu. Serta mengingatkan kembali mengenai hadiah yang akan diberikan di akhir pembelajaran Pkn untuk kelompok yang aktif. Pada tahap selanjutnya yaitu Elaborasi (30 menit), guru membagi siswa dalam 5 kelompok kecil yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa.Siswa berkelompok sesuai kelompok yang telah ditentukan oleh guru, berbeda dengan kelompok minggu lalu.guru memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya untuk mengerjakan tugas dengan membagikan 2 lembar kertas untuk bekerja kelompok dengan gambar-gambar contoh-contoh globalisasi lingkungan seperti hp, laptop, pesawat, motor, mobil, dll) di dalamnya dan 3 pertanyaan yaitu : sikap terhadap pengaruh globalisasi, cara mencegah dampak globalisasi di sekolah dan di keluarga. Siswa mulai aktif bertanya tentang kejelasan soal, mencari jawaban dengan membuka buku paket, berdiskusi dengan teman, bahkan ada yang bertanya kepada Guru kelas dan siswa juga mulai aktif berpendapat tentang gambar-gambar yang termasuk globalisasi lingkungan berdasarkan gambar dan soal yang diberikan. Guru memberi
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
bertanya,
berpikir,
menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya sesuai dengan gambar dan soal yang dibrikanguru kepada teman satu kelompok dengan guru tetap senantiasa membimbing siswa selama berkelompok. Setelah siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya disheringkan dengan kelompok lain. Kelompok 1 shering tentang sikap terhadap pengaruh globalisasi lingkungan, kelompok 1 menjawab dengan bersikap diterima dengan senang hati dan memilih dengan bijaksana. Sedangkan kelompok 2 menjawab memilih yang baik dan menolak yang tidak baik. Kelompok yang lain mulai bertanya tentang
65
kasus perempuan memakai rok mini, dan meminta tanggapan dari kelompok 2, kemudian kelompok
2 menjawab dengan keras “tidak baik”. Selanjutnya
Perwakilan kelompok3-5 membacakan hasilnya bergantian sesuai no soal, kemudian dipilih kelompok terbaik berdasarkan kelengkapan dan ketepatan dalam memberikan jawaban. Siswa berebut untuk maju pertama kali dan membacakan jawaban mereka. Kelompok 5 menjadi kelompok yang paling aktif, tepat dan lengkap menjawab diberikan gambar smile/bintangdan ditempel di buku tulis sesuai nama kelompoknya. Terlihat perasaan senang bagi kelompok yang aktif dan sedikit wajah kecewa pada kelompok yang tidak aktif. Dalam pembelajaran siklus II ini tidak terjadi kesalah pahaman lagi dalam shering dan semua siswa sudah aktif dalam bertanya maupun member jawaban pada saat shering dengan kelompok lain. Pada tahap konfirmasi selama 5 menit, guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan memberikan pujian kepada kelompok 5 yang paling aktif bertanya dalam shering dan guru juga memberi penguatan kepada kelompok lain untuk terus aktif dan saling menghargai. Selanjutnya guru mengajak siswa bertepuk tangan untuk semuanya karena sudah sangat baik melaksanakan.Kemudian
Guru
Memberikan
konfirmasi
terhadap
hasil
pembelajaran dengan hasil yang dikerjakan siswa dalam kelompok sudah sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran, sesuai dengan soal yang diberikan oleh guru. Kemudian merefleksi yaitu ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal kelompok tentang cara mencegah dampak negative globalisasi lingkungan di sekolah, kemudian Guru membantu siswa dengan memberikan penjelasan tentang cara mencegah globalisasi lingkungan sekolah yaitu dengan cara siswa harus lebih giat lagi mengikuti kegiatan ekstra disekolah, dan labih giat lagi belajar. Kegiatan penutup selama 5 menit dalam kegiatan ini, guru: Bersamasama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran tentang globalisasi lingkungan, dampak negatifnya, sikap terhadap pengaruh globalisasi lingkungan dan cara mencegah dampak globalisasi lingkungan di sekolah maupun di
66
keluarga. Sebagian besar siswa ikut menyimpulkan pembelajaran meskipun nampak guru yang lebih aktif.setelah itu mengakhiri pembelajaran dan istirahat. Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat, 03 April 2014 pada jam
ke 3-4 dengan alokasi waktu yaitu 2x35 menit (1 pertemuan).Peneliti sebagai pengajar, dibantu guru kelas sebagai pengamat. Pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: Kegiatan awal selama 10 menit, dalam kegiatan ini, guru: Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Siswa
sudah
menyiapkan
alat-alat
tulis
mereka
dan
mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan yang bertujiuan unytuk mengetahui kemampuan siswa dalam mengingat materi sebelumnya yaitu dengan bertanya “ Bagaimana sikap kita dalam menyikapi pengaruh globalisasi lingkungan?”. Dalam Eksplorasi selama 10 menit, guru bertanya jawab mengenai “bagaimana sikap kita terhadap pengaruh globalisasi?”.90% siswa mengangkat tangan dan ingin menjawab pertanyaan guru, tetapi hanya beberapa siswa yang diberikan kesempatan untuk menjawab.Ini membuktikan siswa mengingat pembelajaran sebelumnya. Guru mengulas kembali mengenai materi globalisasi dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar. Tahap Elaborasi selama 30 menit, guru memfasilitasi siswa untuk mengerjakan tes tertulis secara mandiri, dengan membagikan 20 soal berupa pilihan ganda kepada setiap siswa.Siswa mengerjakan dengan tenang, tanpa membuka buku catatan dan buku paket, namun ada beberapa siswa yang berusaha meminta jawaban temannya. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, dan mengerjakan tes tersebut dengan tertib dan baik. Tahap Konfirmasi selama 18 menit, guru bersama siswa mengoreksi tes yang sudah dikerjakan. Guru memberikan umpan balik positif dengan memberikan pengarahan dan pujian kepada 15 siswa yang berhasil mendapat nilai bagus diatas KKM dan penguatan bagi 2 siswa yang mendapat nilai kurang
67
bagus dibawah KKM. Serta membagikan hadiah untuk pemenang kelompok dan 3 anak berprestasi. Kegiatan penutup selama 2 menit dalam kegiatan ini, guru memberikan apresiasi dengan mengajak semua siswa bertepuk tangan atas keberhasilan siswa yang sudah mengerjakan soal dengan baik, kemudian guru bersama siswa berdoa untuk mengakhiri pembelajaran. c. Hasil Tindakan Hasil tindakan selama pembelajaran dilaksanakan, yang diperoleh melalui hasil tes tertulis siswa, skala sikap dan observasi terhadap tindakan guru dan siswa. Hasil pembelajaran PKn kelas 4 dengan menggunakan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar pada siklus II, sebagai berikut: Rekap Hasil Belajar Pkn Siklus I dan SiklusII Siswa Kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Getasan Nilai
kategori
80-100 70-79 60-69 40-59
Sangat Baik Baik cukup Kurang/ Tidak Tuntas
Jumlah Nilai Maksimum Nilai Minimum Nilai Rata-Rata
Siklus I Frekuen si 9
Persentase (%) 52,9%
4 1 4
23,5% 0,5% 23,5%
17 100 45 75
Siklus II Ketunta san 76,6% Tuntas
23,5% Belum Tuntas 100%
Frekuen si 13
Persenta se (%) 76,4%
2 1 2
11,7% 0,5% 11,7%
17 100 55 84
Frekuen si 88,2% Tuntas
23,5% Belum Tuntas 100%
Dari table diatas dapat dilihat hasil belajar siswa kelas 4 Sd negeri Jetak 02 dengan menggunakan model CTL tipe Masyarakat Belajar pada siklus II, dapat diketegorikan sebagai berikut : e. Siswa yang mendapatkan nilai 80-100(sangat baik) ada 13 siswa atau 76,4 % , mengalami kenaikan dari siklus I yaitu 4 siswa atau 23,5% f. Siswa yang mendapat nilai 70-79 (baik) ada 3 siswa atau 41,1%, mengalami penurunan dari siklus I yaitu 2 siswa atau 11,7%
68
g. Siswa yang mendapat nilai 60-69 (cukup)ada 2 atau11,7%, tidak mengalami kenaikan dan penurunan dari siklus I h. Siswa yang mendapat nilai 40-59 (kurang)ada 2 atau 11,7%, tidak mengalami kenaikan dan penurunan dari siklus I Berdasarkan tabel di atas maka hasil belajar siswa kelas 4 dapat diuraikan sebagai berikut: siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak 15 siswa dengan persentase 88,2%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa dengan persentase 11,8%. Nilai maksimum pada siklus II yaitu 84, sedangkan nilai minimum yaitu 50, kemudian nilai rata-ratanya yaitu sebesar 75,19. Hal ini menunjukan adanya peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal dan setelah siklus I. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini : DIAGRAM HASIL BELAJAR SIKLUS I dan SIKLUS II 88.2%
76.6%
tidak tuntas 4
13
SIKLUS I
2
tuntas
15
% ketuntasan
Siklus II
Berdasarkan diagram diatas dapat dilihat hasil ketuntasannya ada 15 siswa atau 88,2% (mengalami kenaikan dari siklus I) yaitu ada 2 siswa atau 11,7% sedangkan yang tidak tuntas ada 2 siswa 11,7% (mengalami penurunan dari siklus I) yaitu ada 2 siswa atau 11,7%, dari data tersebut dapat dilihat presentase ketuntasan siswa adalah 88,2%.hasil tersebut sudah sesuai dengan harapan peneliti yaitu 85% siswa dengan nilai tes sesuai KKM 60.
69
d. Observasi Hasil observasi pada siklus II, dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Guru selama Pembelajaran Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Aspek yang Diamati Memeriksa kesiapan ruang, alat dan materi pembelajaran Memeriksa kesiapan peserta didik Membuka pelajaran Mengajukan pertanyaan sesuai materi sebelumnya Menjelaskan tujuan pembelajaran Menyampaikan apersepsi Melaksanakan pembelajarn sesuai KD Menguasai materi ajar Menunjukkan keterampilan dalam membagi kelompok Menyampaikan petunjuk kerja secara runtun dan jelas Memfasilitasi siswa selama bekerja kelompok kelompok Melibatkan siswa secara aktif Membimbing dengan baik dan merespon positif pertanyaan siswa. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa Memfasilitasi siwa untuk evaluasi Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan runtut Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 19 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 20 Mengakhiri pembelajaran Jumlah Rata-rata (skor/20)
P.1 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
P.2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 4 71 3,5 5
3 4 75 3,75
Berdasarkan tabel di atas, pada pertemuan pertama dengan jumlah skor 71 dari 20 aspek yang diamati dan dengan nilai rata-rata 3,55 maka termasuk kriteria baik. Pada pertemuan kedua, dengan jumlah skor yaitu 75 dan nilai rataratanya 3,75 termasuk dalam kriteria baik. Dapat terlihat pula masih ada beberapa item pada pelaksanaan pembelajaran yang mendapatkan skor 3.
70
Rekap Hasil Observasi terhadap Tindakan Siswa selama Pembelajaran Siklus II No 1 2 3 4
Aspek yang Diamati Menyiapkan buku, alat tulis dan pribadi siswa Menjawab salam dan pertanyaan guru Mengutarakan materi pelajaran sebelumnya Menyimak penjelasan tujuan pembelajaran dan apersepsi yang disampaikan oleh guru 5 Menyimak penjelasan guru dengan membuka buku dan mencatatnya. 6 Duduk berkelompok sesuai petunjuk 7 Menyimak dan petunjuk kerja yang disampaikan guru 8 Bersemangat dan bekerjasama dalam kelompok 9 Aktif dan antusias dalam berkelompok 10 Berani bertanya dan mengutarakan pendapat 11 Merespon positif pendapat teman dan jawaban guru 12 Mengerjakan soal evaluasi dengan tertib 13 Menggunakan yang baik dan sopan selama pelajaran 14 Mengikuti pelajaran dengan baik dan tertib 15 Melakukan refleksi pembelajaran bersama guru 16 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 17 Mengakhiri pembelajaran Jumlah Rata-rata (skor/20)
P.1 4 4 4 3
P.2 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 63 3,7
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 63 3,7
Berdasarkan tabel di atas, pada pertemuan pertama dengan jumlah skor 54 dari 17 aspek yang diamati dan dengan nilai rata-rata 3,22 maka termasuk kriteria baik. Pada pertemuan kedua, dengan jumlah skor yaitu 63 dan nilai rataratanya 3,75 termasuk dalam kriteria baik. Dapat terlihat pula masih ada beberapa item pada pelaksanaan pembelajaran yang mendapatkan skor 3. g. Refleksi Pada tahap ini sangat penting karena apa yang telah direncanakan, dilaksanakan dan hasilnya dapat diketahui, maka pada tahap ini semuanya harus dievaluasi apakah sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya atau belum?.Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru kelas sebagai pengajar, guru sejawat sebagai observer dan seorang teman sejawat, selain itu juga beberapa siswa. Hasil refleksi pada siklus II, sebagai berikut: Hasil belajar pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang di targetkan 85% siswa yang tuntas dengan nilai KKM yaitu 60. Pencapaian indikator keberhasilan pada siklus II yaitu yaitu 15 siswa setara dengan 88,2%. 71
Hasil tersebut menunjukkan bahwa prnggunaan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajarsecara maksimal menjadikan hasil belajar siswa menjadi lebih baik
dan berhasil
mencapai
KKM
yaitu
60, padamateri Globalisasi
Lingkungan.Setelah pembagian kelompok dan siswa dituntun untuk berinteraksi dengan kelompoknya, siswa menjadi lebih aktif baik berkomunikasi bertanya dan menyampaikan pendapatnya dengan sesama teman. 4.2 Hasil Analisis Data Data yang akan dianalisis yaitu data-data yang diperoleh mulai dari data perencanaan awal atau pra siklus, kemudian data pada siklus I, dan terakhir data dari tindakan siklus II. Hasil data yang diperoleh antara lain: 4.2.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Ketentusan hasil belajar siswa berdasarkan nilai ulangan harian terakhir siswa kelas 4 SD N Jetak 02 Getasan, yang ditinjau dari aspek kognitif siswa. Nilai pra siklus yang diperoleh akan dibandingkan dengan nilai setelah diadakan penelitian yaitu siklus I dan siklus II. Data ketuntasan belajar siswa kelas 4 disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut: Rekap Hasil belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Jetak 02 Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No
Ketuntasan
1 Tuntas 2 Belum Tuntas Jumlah Nilai Maksimum Nilai Minimum Nilai Rata-Rata
Pra Siklus Frekuen Persentase si (%) 5 29,4% 13 76,9% 17 100% 90 40 62,4
Siklus I Frekuen si 13 4 17 100 45 75
Persenta se (%) 76,4% 23,5% 100%
Siklus II Frekuensi 15 2 17 95 50 84
Persentase (%) 88,2% 11,8% 100%
Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat dilihat ada kenaikan yang cukup signifikan hasil belajar PKn siswa kelas 4 dengan Standar Kompetensi dari tahap pra siklus sampai siklus II. Nilai siswa yang tuntas dengan nilai KKM 60, yaitu: pra siklus hanya 5 atau 29,4% siswa yang tuntas, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 13 atau 76,4% siswa yang tuntas. Pertambahan siswa yang tuntas dari pra siklus dengan siklus I sebanyak 8 siswa. Ketuntasan hasil belajar tersebut mengalami peningkatan lagi pada siklus II yaitu 15 atau 88,2% siswa yang
72
tuntas, mengalami peningkatan sebanyak 2 siswa. Selain itu juga terdapat kenaikan rata-rata hasil belajar siswa, antara lain: tahap pra siklus 62,4; meningkat menjadi 75 pada siklus I dan mengalami kenaikan lagi pada siklus II menjadi 84. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Diagram berikut ini : Rekap Hasil belajar PKn Siswa Kelas 4 SD Jetak 02 Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 88,2%84
76,4%75 62.2
5
29,4% 13
tuntas tidak tuntas 13
pra siklus
15
4
% ketuntasan 2
siklus I
rata-rata
siklus II
4.3 Pembahasan 4.3.1 Kesesuaian Teori Pembelajaran dan Penelitian Relevan terhadap Hasil Belajar Siswa Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di SD Negeri Jetak 02 Getasan khususnya di kelas IV yang berjumlah 17 siswa, dapat dijelaskan bahwa siswa mengalami
kesulitan
untuk
meningkatkan
hasil
belajar
dalam
proses
pembelajaran PKn. Selain itu berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan guru kelas 4, diperoleh beberapa kesenjangan dalam proses pembelajaran antara lain: Siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 5 siswa atau 29,9%, sedangkan siswa yang belum tuntas lebih banyak yaitu 13 siswa atau 76,4%. Kemampuan rata-rata siswa kelas IV yaitu 51,7 masih kurang memenuhi nilai yang mencapai diatas KKM, nilai KKM yaitu 60. Dalam proses pembelajaran siswa cepat bosan, kurang konsentrasi dan kemampuan untuk memahami materi kurang. Guru kelas mengalami kesulitan dalam penyampaian materi yang diajarkan kepada siswa, terutama dalam hal pemusatan perhatian atau konsentrasi siswa dalam pembelajaran. Selain itu juga kecenderungan mengajar dengan ceramah bervariasi serta keluhan terhadap sarana dan prasarana yang dirasa belum cukup memadai, ketersediaan buku paket yang kurang lengkap, papan tulis yang masih menggunakan papan hitam dan kapur.
73
Peningkatan hasil belajar siswa ini dapat dilihat dari perolehan hasil evaluasi belajar siswa selama tindakan siklus I dan siklus II.Pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) tipe masyarakat belajar. Penerapan model pembelajaran pada pertemuan pertama mulai menarik semangat dan keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.Namun
belum
sepenuhnya
siswa
mengikuti
pembelajaran dengan baik. Hasil belajar aspek kognitif pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan siswa yang tuntas pada siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa dengan persentase 76,4%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa dengan persentase 23,5%. Nilai maksimum pada siklus I yaitu 100, sedangkan nilai minimum yaitu 45.Kemudian nilai rataratanya yaitu sebesar 75. Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II, peneliti merencanakan pembelajaran dengan lebih matang dengan memperhatikan faktor penyebab kekurangan pembelajaran pada siklus I. Kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan siklus I namun pada siklus II kegiatan pembelajaran dirancang lebih menarik dengan memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa yaitu kelompok terbaik dan 3 siswa berprestasi tentunya dengan menggunakan model CTL tipe masyarakat belajar. Keterlibatan secara aktif baik guru maunpun siswa mulai mengalami peningkatan. Siswa berani bertanya, berpendapat, dan mau memperhatikan teman yang lain atau guru. Hasil belajar siswa aspek kognitif, sebagai berikut: siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak 15 siswa dengan persentase 88,2%. Sedangkan untuk siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa dengan persentase 11,8%. Nilai maksimum pada siklus II yaitu 100, sedangkan nilai minimum yaitu 55, kemudian nilai rata-ratanya yaitu sebesar 84. Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I dan siklus II, terdapat kenaikan yang cukup signifikan hasil belajar PKn siswa kelas 4 dengan Standar Kompetensi dari tahap pra siklus sampai siklus II. Nilai siswa yang tuntas dengan nilai KKM 60, yaitu: pra siklus hanya 5 atau 29,4% siswa yang tuntas, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 13 atau 76,4% siswa yang tuntas.
74
Ketuntasan hasil belajar tersebut mengalami peningkatan lagi pada siklus II yaitu 15 atau 88,2% siswa yang tuntas. Selain itu juga terdapat kenaikan rata-rata hasil belajar siswa, antara lain: tahap pra siklus 62,4 meningkat menjadi 83 pada siklus I dan mengalami kenaikan lagi pada siklus II menjadi 93. Pelaksanaan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar dengan maksimal, ternyata dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD Negeri Jetak 02 Salatiga.Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran disesuikan dengan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang mengajarkan status, hak dan kewajiban siswa sebagai warga Negara yang patuh dan taat kepada hukum.Upaya melahirkan peserta didik menjadi warga negara yang
demokratis
serta
bertanggungjawab
ditengah
tuntutan
era
globalisasi.Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia.Selain itu mendidik agar menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkarakter sesuai dengan pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar Negara. Penerapan model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar, selama pembelajaran PKn di kels 4 dilakukan dengan lebih bermakna dengan melibatkan keaktifan siswa dengan bekerjasama dengan teman satu kelompoknya.Selain itu siswa dapat mengungkapkan pengetahuan, ide, maupun pendapat yang dimiliki dan bertanya jawab dengan guru dan teman sekelompoknya.Pembelajaran dilakukan dengan kelompok yang heterogen sehingga siswa bisa saling membantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa menemukan sendiri pengetahuan baru atau meteri pelajarannya. Dengan serangkaian kegiatan belajar tersebut maka siswa akan mangalami dan dapat mengkaitkan dengan kehidupan dunia nyata serta lebih memaknai pelajaran tersebut. Selain itu, siswa juga dilatih untuk mengemukan pengetahuan, pendapat mereka, bekerjasama dan berani bertanya, serta berkomunikasi dengan teman satu kelompok dan kelompok lain membiasakan siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Apabila siswa belajar dengan melakukan atau mempraktikan sendiri maka akan banyak yang bisa mereka ingat berbeda halnya jika belajar hanya dengan membaca atau
75
mendengarkan saja hal ini sejalan dengan pendapat Mulyasa (2005:55) yang menerangkan bahwa CTL mendorong peserta didik memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar, bahkan kecanduan belajar sehingga mendorong terjadinya peningkatan hasil belajar siswa. Kondisi terwujud ketika peserta didik menyadari tentang apa yang mereka perlukan untuk hidup dan bagaimana cara untuk menggapainya. 4.2.1 Implikasi Penerapan Model Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) tipe masyarakat belajar, pada pembelajaran PKn di kelas 4 SD Negeri Jetak 02 dilaksanakan dalam 2 siklus.Setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, namun hanya dilaksanakan pengamatan terhadap tindakan guru dan siswa pada pertemuan pertama. Kegiatan yang belum dilakukan dengan maksimal,oleh peneliti antara lain: Memeriksa kondisi peserta didik karena belum semua siswa siap untuk mengikuti pelajaran. Serta sedikit mengalami kesulitan dalam mengaktifkan seluruh siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung.Menarik kesimpulan dengan melibatkan seluruh siswa. Materi yang disampaikan oleh guru dan dilaksanakan sendiri oleh siswa masih ada yang belum dapat dipahami dengan baik oleh semua siswa, masih ada 2 siswa setara dengan 11,8% yang belum tuntas. Sedangkan peningkatan pada siklus II pertemuan pertama dan kedua yaitu guru sudah memeriksa kesiapan seluruh peserta didik sebelum memulai pembelajaran.Menyampaikan kegiatan apersepsi dengan baik.Serta melibatkan siswa secara aktif dalam kelompok masyarakat belajarnya. Masih terdapat beberapa kekurangan dalam siklus II dikarenakan masih ada siswa yang kurang terlibat aktif baik dalam bekerja kelompok dalam masyarakat belajar, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat dan memperhatikan pendapat orang lain. Kemudian dalam mengerjakan soal, siswa kurang memahami soal dengan baik.Terdapat siswa yang sangat lemah hampir di semua mata pelajaran dan pernah tinggal kelas selama 2 kali dan terdapat seorang siswa lagi yang pernah tinggal kelas selama 1 kali. Dari segi pengajar sendiri peneliti sebagai pengajar masih terlihat kurang nyaman,
76
sehingga berpengaruh saat pelaksanaan masyarakat belajar yang sedikit kurang sesuai dengan langkah-langkah pembelajarannya. Akibat yang mungkin timbul apabila kekurangan pembelajaran tersebut dibiarkan saja, antara lain: Mempengaruhi hasil belajar siswa terutama yang belum tuntas, mereka akan semakin tidak bisa memperbaiki dan mengatasi masalah akademik mereka dan kemungkinan terburuk yaitu akan tinggal kelas. Pengajar juga akan dianggap kurang mampu dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Pembelajaran akan kurang efektif dan berpengaruh terhadap penurunan mutu sekolah yang bersangkutan. Tindakan untuk mengatasi kekurangan tersebut, antara lain: bagi 4 siswa sudah dilakukan pembelajaran selama 2 siklus dan belum tuntas, akan diberikan tambahan pelajaran dan bimbingan khusus oleh guru kelas. Dan untuk siswa yang belum juga tuntas dan lemah pada hampir semua mata pelajaran, meskipun setelah dilakukan bimbingan tidak ada perubahan guru akan tetap menaikkan siswa tersebut karena faktor usia untuk yang lainnya ada yang tinggal kelas. Untuk mempertahankan hal-hal yang sudah bagus, yaitu dengan lebih lagi memahami model pembelajaran CTL tipe masyarakat belajar. Lebih berinovasi dalam pelaksanaan masyarakat belajar dengan mengkolaborasikan media lain yang sesuai dengan materi pembelajaran, membuat aturan pelaksanaan masyarakat belajar dengan lebih menarik lagi. Peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SD Jetak 02 Getasan,tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian terdahulu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dalimin, menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar PKn siswa kelas III SDN Krengseng 02 Gringsing pada kompetensi dasar (KD) “Menampilkan perilaku yang mencerminkan harga diri,menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia” setelah menggunakan model pembelajaran pendekatan kontektual. Hal ini nampak pada perbandingan skor rata-rata PKn pada prasiklus, siklus I dan siklus II yakni 62:73:74 .Persentase ketuntasan belajar PKn pada kondisi prasiklus, siklus I dan siklus II yakni sebesar 6,11% : 52,17% : 89,2% .(Dalimin,2012:1).
77
Penelitian yang relevan lainnya yaitu mengenai upaya meningkatkan hasil belajar serta minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran CTL oleh Riyadi. Penelitian tersebut menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan perbandingan pra siklus: siklus 1: siklus 2 ,yaitu 12,5 % :31,25 % : 100%. Sedangkan rata-rata nilai siswa pada kondisi pra siklus sebesar 61,6, siklus I meningkat menjadi 71,7 dan pada siklus II meningkat menjadi 90,93 (Riyadi, 2011: 1, 59). Rekap peningkatan hasil belajar dengan penggunaan model CTL yang dilakukan oleh Dalimin, Riyadi dan Yohana dapat dilihat pada table 4.4 berikut ini : Table 4.4 Kategori
Rekap Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Model CTL Dalimin Pra siklus
Tuntas
6,11%
(%) Rata-
Riyadi Siklus
Siklus II
I
52,17
Pra siklus
89,2%
12,5 %
73
Siklus I 43,75
Siklus II 100%
Pra siklus 29,9%
%
% 62
Yohana
74
61,6
71,7
90,93
62
Siklus
Siklus
I
II
76,6
88,2
%
%
76
84
rata
Dari rekap peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model CTL yang dilakukan oleh Dalimin, Riyadi dan Yohana dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
78