Tugas Akhir Kuliah Pendidikan Pancasila
Potret Kesenjangan dalam Kehidupan Masyarakat di Indonesia
Diajukan oleh : Rifda Faticha Alfa Aziza 11.11.4706 S1 – Teknik Informatika Kelompok C
Dosen Pengampu: Drs. Tahajudin Sudibyo
STMIK Amikom Yogyakarta 2011
Potret Kesenjangan dalam Kehidupan Masyarakat di Indonesia Abstrak Kesenjangan sosial dapat terjadi karena adanya faktor internal seperti kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan rendahnya kesehatan, dan faktor eksternal seperti peraturan-peraturan dari pemerintah. Oleh karena itu, saya akan membahas bagaimana kesenjangan sosial dapat terjadi, akibat dari adanya kesenjangan sosial, dan upaya pemerintah memberantasnya. Kesenjangan sosial memuncak saat pemerintahan Presiden Soeharto karena TNI yang menguasai pemerintahan. Keadaan rakyat kecil semakin tertindas dan tidak ada keadilan dalam hal ini. Padahal dalam pembukaan dan isi Undang-undang Dasar 1945 telah dikatakan bahwa kita harus berlaku adil terhadap seluruh rakyat Indonesia. Kesenjangan ini dipicu oleh adanya kemiskinan yang merajalela dan kurangnya lapangan kerja. Maka dari itu, pemerintah tidak boleh menyepelekan masalah yang kompleks seperti ini. Kinerja pemerintah yang cepat dan tepat sangat diperlukan. Dan dengan bantuan rakyat bersama-sama memberantas kemiskinan untuk mencapai kesejahteraan sosial.
1
BAB I A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan pertumbuhan ekonomi, tidak meratanya akses dan manfaat pembangunan ekonomi, kemiskinan, kekurangan pangan, dan pengangguran adalah fakta sehari-hari di kehidupan masyarakat dunia. Begitu juga yang terjadi di Indonesia. Perbedaan dalam lingkup sosial ekonomi antara lain kaya dan miskin, pekerja dan pengangguran, mereka yang mempunyai rumah dan mereka yang hanya tidur dijalanan menimbulkan berbagai permasalahan, salah satu diantaranya adalah kesenjangan sosial. Kesenjangan
sosial
dapat
disebabkan
oleh
adanya
faktor-faktor
penghambat yang menghalangi seseorang untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Faktor penghambat tersebut, antara lain yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar kemampuan seseorang (faktor eksternal). Faktor internal antara lain dapat berupa kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan rendahnya kesehatan. Sedangkan faktor eksternal misalnya peraturan pemerintah yang membatasi akses seseorang untuk memanfaatkan kesempatan yang tersedia. Beberapa penyebab terjadinya kesenjangan sosial dapat ditinjau dari beberapa aspek, antara lain: a. Aspek Ekonomi Kesenjangan sosial sangat erat hubungannya dengan aspek ekonomi. Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mendominasi terjadinya kesenjangan sosial. Mereka yang tergolong ekonomi lemah diantaranya orangorang fakir, miskin, anak yatim, para peminta-minta, para hamba sahaya.
b. Aspek Sosial Perbedaan status sosial dalam kehidupan masyarakat dapat menjadi alasan mengapa kesenjangan sosial semakin memprihatinkan, misalkan
2
majikan dan pembantu. Banyak orang menganggap pembantu rumah tangga mempunyai derajat yang lebih rendah dari pada seorang majikan.
c. Aspek Politik dan hukum Negara Indonesia adalah Negara demokrasi yang harus memandang warganya memiliki hak dan kewajiban secara politik serta perlakuan sama di muka hukum. Kebijakan politik ekonomi pemerintah yang cenderung KKN dan
mendukung
konglomerasi ekonomi,
sdudah pasti
menghasilkan
ketidakmerataan pengelolaan sumber daya alam yang ada sehingga berdampak pada munculnya kemiskinan. Secara hukum, setiap warga negara memiliki perlakuan yang sama di mata hukum. Tapi masih banyak aparat pemerintah penegak hukum yang tidak mau mendengarkan jeritan rakyat kecil atau miskin. Salah satu contohnya adalah diskriminasi tahanan kasus pidana antara orang kaya dan orang miskin. Seorang kaya yang terlibat kasus korupsi mendapatkan fasilitas mewah bagai tinggal di hotel. Sementara seorang miskin yang terlibat kasus kasus pidana kecil saja, seperti mencuri sebuah melon atau dua biji kakau, mereka diperas dan diperlakukan semena-mena oleh aparat penegak hukum. Bahkan dengan masih tingginya kemiskinan di Indonesia saat ini, masih banyak pemimpin kita yang tega melakukan korupsi, padahal di sisi lain masih banyak orang miskin yang membutuhkan uang dari pada mereka.
B. Rumusan Masalah 1.
Apa yang dimaksud dengan kesenjangan sosial?
2.
Mengapa kesenjangan sosial dapat terjadi?
3.
Apa akibat dari adanya kesenjangan sosial?
4.
Bagaimana upaya pemerintah memberantas kesenjangan sosial?
3
BAB II C. Pendekatan Guna membahas, menganalisis, dan mendeskripsikan mengenai kesenjangan sosial dalam kehidupan masyarakat di Indonesia ini, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan, di antaranya adalah: I. Pendekatan Historis Kesenjangan sosial muncul akibat adanya perbedaan dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan atau politik. Pada abad ke-19, terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Sedangkan puncak kesenjangan sosial di Indonesia terjadi pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pada saat itu, jurang pemisah antara si kaya dan si miskin sangat terlihat. Sebagai contoh, Tentara Nasional Indonesia adalah pemegang kekuasaan penuh. Jabatan pemerintahan mulai dari yang terkecil seperti Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) sampai Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) diduduki oleh para TNI. Rakyat bahkan tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk mengeksplor dirinya. II. Pendekatan Sosiologis Kesenjangan sosial yang banyak terjadi di Indonesia memang sangat meresahkan masyarakat, khususnya masyarakat yang dalam peranan ini sangat dirugikan (masyarakat golongan bawah). Dalam kenyataan yang ada, banyak masyarakat golongan bawah yang semakin tidak nyaman dengan keadaan semacam ini. Mereka merasa tertindas dan tidak pernah mendapatkan perlakuan yang adil. Sedangkan sebagian dari golongan atas memang ada yang semena-mena terhadap mereka yang miskin. Perhatian negara terhadap kelompok masyarakat marjinal secara sosial mencerminkan keinginan bangsa tersebut mencapai kemajuan. Suatu
4
bangsa dapat dianggap maju jika berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Bukan berarti Negara yang maju terlepas dari masalah-masalah kemiskinan, namun yang patut diperhatikan adalah bagaimana perhatian Negara terhadap kesejahteraan rakyatnya. Selain itu, masyarakat harus menjadi suatu system yang dari bagianbagiannya berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini, manusia adalah satu kelompok yang bekerja untuk satu tujuan bersama, yaitu kesejahteraan sosial, tanpa memandang perbedaan kedudukan sosial atau tingkat ekonomi seseorang. Kemiskinan di Indonesia memang sangat memprihatinkan, tapi alangkah baiknya jika orang kaya menyumbangkan sebagian hartanya untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Selain itu kita harus benar-benar menanamkan Bhinneka Tunggal Ika, jadi tidak ada lagi kesenjangan akibat perbedaan ekonomi, politik, ataupun sosial. III. Pendekatan Yuridis Kesenjangan sosial yang banyak terjadi disekitar kita adalah salah satu hal yang tidak mencerminkan keadilan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan Pancasila sila kelima yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Seperti yang telah kita ketahui Pancasila adalah dasar filsafat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terkandung dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat yang secara formal yuridis mempunyai kedudukan hukum, sehingga merupakan pokok kaidah fundamental Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Notonagoro dalam buku Pancasila Dasar Falsafah Negara (1974;45) dikatakan bahwa pokok Kaidah Negara yang fundamentil tersebut di atas di dalam ilmu Hukum mempunyai hakekat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tidak berubah bagi Negara yang telah dibentuk, jadi dengan jalan hukum tidak dapat diubah. Di dalam pasal 34 ayat 2 yang berisi “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
5
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan” adalah contoh salah satu pasal mengenai jaminan kesejahteraan sosial dan warga negara. Adapun maksud dari pasal tersebut yaitu keinginan membangun negara yang bersifat demokratis yang hendak menyelenggarakan keadilan sosial dan perikemanusian. Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa hukum mengharuskan kita menegakkan keadilan bagi bangsa Indonesia tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, status sosial, bahkan keadaan ekonomi sekaligus. Jadi dapat disimpulkan bahwa Undang-undang Dasar 1945 sangat menentang adanya Kesenjangan Sosial.
D. Pembahasan Kesenjangan sosial adalah suatu ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan yang sangat mecolok. Atau dapat juga diartikan suatu keadaan dimana orang kaya mempunyai kedudukan lebih tinggi dan lebih berkuasa dari pada orang miskin. Dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia, kita melihat tidak sedikit orang yang dengan seenaknya mengeruk harta dan membelanjakannya sesuai selera mereka meskipun jelas-jelas mencederai rasa keadilan serta bertolak belakang dengan semangat kebersamaan dan kesetaraan sosial. Seakan-akan orang miskin tidak mempunyai hak atau bagian tertentu dalam harta orang kaya. Tidak sedikit ketimpangan sosial yang terjadi di banyak tempat dan kesempatan. Pengkelasan sosial, diakui atau tidak, terjadi dan diberlakukan di banyak tempat dan dalam banyak kasus. Status sosial sering dijadikan alat untuk menindas, mengeksploitasi dan menginjak-injak hak-hak sesama. Dalam kehidupan politik, kita juga menemukan para pemegang kendali kekuasaan berbuat sekehendaknya, meskipun nyata-nyata melanggar aturan Tuhan dan kontrak sosial yang telah disepakati. Padahal, sebagai rakyat kita berhak mengkritisi (bahkan menggugat) sebuah tatanan kekuasaan yang menyimpang dari tujuan hakiki lembaga kekuasaan itu sendiri yaitu menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dan beradab. 6
Menurut Abad Badruzaman (2009;284) kesenjangan sosial adalah suatu ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan yang sangat mecolok. Atau dapat juga diartikan suatu keadaan dimana orang kaya mempunyai kedudukan lebih tinggi dan lebih berkuasa dari pada orang miskin. Kesenjangan sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1.
Kemiskinan Kemiskinan adalah penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat. Banyak orang menganggap bahwa kemiskinan adalah suatu suratan takdir atau mereka mereka miskin karena malas, tidak kreatif, dan tidak punya etos kerja. Inti kemiskinan terletak pada kondisi yang disebut perangkap kemiskinan. Perangkap itu terdiri dari : a)
Kemiskinan itu sendiri
b)
Kelemahan fisik
c)
Keterasingan atau kadar isolasi
d)
Kerentaan
e)
Ketidakberdayaan
Beberapa ciri kebudayaan kemiskinan adalah : a.
Fatalisme
b. Rendahnya tingkat aspirasi c. Rendahnya kemauan mengejar sasaran d. Kurang melihat kemajuan pribadi e. Perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan f. Perasaan untuk selalu gagal g. Perasaan menilai diri sendiri negative h. Pilihan sebagai posisi pekerja kasar i.
Tingkat kompromis yang menyedihkan. Menurut Damanhuri dalam buku Demokrasi dan Kemiskinan
(2008;20), definisi tentang kemiskinan memang sangat beragam. Kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan konsumsi
7
dasar dan meningkatkan kualitas hidupnya. Beberapa pengertian lainnya memasukkan unsur sosial dan moral sebagai variabelnya. Secara structural, kemiskinan dapat dimaknai sebagai kondisi yang tercipta akibat ketimpangan kepemilikan modal dan alat produksi. Kemiskinan di sini diartikan sebagai ketidakberdayaan sekelompok masyarakat atas system pemerintahan yang tereksploitasi. Hal ini menggambarkan bahwa kemiskinan adalah sebagai suatu kondisi dari pola hidup, budaya dan pola-pola interaksinya bukanlah sesuatu yang terberi, namun tercipta karena adanya peran struktur yang menindas. Seseorang menjadi miskin bukan karena malas, bodoh dan atau tidak punya etos kerja yang tinggi, tetapi lebih karena terdapat struktur sosial yang timpang. Perspektif ini lebih dikenal sebagai kemiskinan struktural. Golongan kaum miskin struktural ini terdiri dari : a. Para petani yang tidak memiliki tanah sendiri b. Petani yang tanah miliknya begitu kecil sehingga hasilnya tidak cukup untuk memberi makan kepada dirinya sendiri dan keluargamnya c. Kaum buruh yang tidak terpelajar dan tidak terlatih (unskilled labourerds) d. Para pengusaha tanpa modal dan tanpa fasilitas dari pemerintah (golongan ekonomi lemah). Pemerintah yang masih berkata bahwa kemiskinan adalah fenomena sosial sebenarnya berupaya berkelit dari tugasnya sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap masalah kemiskinan. Pernyataan yang selalu diulang adalah bahwa kemiskinan terlalu kompleks untuk diselesaikan dalam waktu singkat dan bahwa kemiskinan adalah masalah bersama. Sehingga rakyat lupa bahwa kemiskinan bukan fenomena structural. Menurut Breman (1985;166) menggambarkan bahwa bagi yang miskin “jalan ke atas sering kali dirintangi”, sedangkan: “jalan menuju ke bawah terlalu mudah dilalui”. Dengan kata lain, gejala kesenjangan sosial dan kemampuan kemiskinan lebih disebabkan adanya himpitan structural. Tatanan ekonomi dan model pembangunan yang selalu berubah tetap menempatkan rakyat sebagai korban.
8
Sebagian besar kaum miskin adalah orang yang senantiasa bekerja keras, mempunyai aspirasi tentang kehidupan yang baik dan mempunyai motivasi
untuk
memperbaiki
kehidupan
mereka.
Mereka
mampu
menciptakan pemenuhan tutuntan kehidupan mereka. Setiap saat orang miskin berusaha memperbaiki kehidupan dengan cara bersalin dan satu usaha ke usaha lain dan tidak mengenal putus asa. Kemiskinan kronis menyebabkan mereka mudah ditaklukkan dan dituntun untuk mengikuti kepentingan dan kemauan elit penguasa dan pengusaha. Apalagi tatanan politik dan ekonomi dikuasai oleh elit penguasa dan pengusaha.
2.
Kurangnya lapangan kerja Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian
masyarakat,
sedangkan
perekonomian
menjadi
faktor
terjadinya kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan menyebabkan perekonomian masyarakat bawah semakin rapuh. Salah satu karakteristik tenaga kerja di Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan lapangan kerja. Berbeda dengan negara-negara di Eropa dan Amerika, dimana lapangan pekerjaan masih berlebih. Faktor-faktor penyebab pengangguran di Indonesia: a. Kurangnya sumber daya manusia pencipta lapangan kerja b. Kelebihan penduduk/pencari kerja c. Kurangnya jalinan komunikasi antara si pencari kerja dengan pengusaha d. Kurangnya pendidikan untuk pewirausaha Kesenjangan sosial semakin hari semakin memprihatinkan, khususnya di lingkungan perkotaan. Memang benar jika dikatakan bahwa yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Hal ini jelas-jelas mencederai rasa keadilan serta bertolak belakang dengan kebersamaan dan kesetaraan sosial.
9
Selain itu, kesenjangan sosial tidak sesuai dengan pancasila sila kelima yang berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dalam kenyataan di sekitar kita, kesenjangan sosial membawa dampak negatif kepada masyarakat. Akibat dari semakin meningkatnya kesenjangan sosial adalah: a. Melemahnya wirausaha Kesenjangan sosial menjadi penghancur minat ingin memulai usaha, penghancur keinginan untuk terus mempertahankan usaha, bahkan penghancur semangat untuk mengembangkan usaha untuk lebih maju. Hali ini dikarenakan seorang wirausaha selalu di anggap remeh. b. Terjadi kriminalitas Banyak rakyat miskin yang terpaksa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, seperti mencopet, mencuri, judi, dll. Kesenjangan sosial sangatlah mungkin terjadi di Indonesia karena banyak daerah-daerah terpencil yang terisolir dari keramaian karena Indonesia adalah Negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan jaraknya saling berjauhan. Selain itu, Indonesia juga termasuk negara yang tingkat korupsinya sangat tinggi. Indonesia masuk dalam 5 besar negara terkorup. Seperti kata pepatah “Impossible is nothing”, sebenarnya Indonesia mampu menjadi negara yang maju dan menjadi negara yang mampu menyejahterakan masyarakatnya karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya dan melimpah. Pemerintah harus berperan cepat dan tepat dalam upaya mensejahterakan rakyat serta meminimalis kesenjangan sosial. Selain itu, keadilan antara orang miskin dengan orang kaya dalam hal memanfaatkan sumber daya yang ada harus ditegakkan. Upaya-upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk pemecahan masalah kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia: a. Menomorsatukan pendidikan b. Menciptakan lapangan kerja dan meminimalis Kemiskinan c. Meminimalis KKN dan memberantas korupsi. d. Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap mafia hukum.
10
BAB III
E.
Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesenjangan sosial
merupakan masalah yang kompleks yang memerlukan penanganan cepat dan tepat dari pemerintah. Kesenjangan sosial terjadi akibat banyaknya rakyat miskin dan pengangguran di Indonesia. Banyaknya kemiskinan inilah yang menjadi tombak bagaimana kesenjangan sosial bisa terjadi. Pemberantasan kemiskinan, memaksimalkan pendidikan, dan membuka lapangan kerja adalah beberapa solusi memberantas kesenjangan sosial di Indonesia. Selain itu, kita juga harus meminimalisasikan KKN dan memberantas korupsi dalam upaya meningkatan kesejahteraan rakyat.
F.
Saran Dengan banyaknya permasalah yang terjadi akibat kesenjangan sosial seperti
kriminalitas, maka pemerintah benar-benar diharapkan ikut andil dalam masalah ini. Pemerintah harus menegakkan hukum yang berlaku dan memberantas Kesenjangan Sosial agar tercipta Negara yang satu yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pandangan tentang kinerja pemerintah yang masih harus terus ditingkatkan lagi,dan benar-benar memperhatikan kondisi kesenjangan di lingkungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Agar setiap rakyat indonesia dapat memiliki penghidupan yang layak dan bertanggung jawab. Sebagaimana dari fungsi negara itu sendiri yang harus menyejahterakan masyarakat sesuai UUD yang telah mengaturnya. Supaya keadilan, dan kesejahteraan bisa terwujud adalah tanggung jawab kita bersama maka mulailah dengan diri kita sendiri yang peduli dengan sesama.
11
Referensi Saifuddin, A. M. Dr. Ir., dkk. 2001. Islam untuk Disiplin Ilmu Sosiologi. Jakarta: Departemen Agama RI. Huri, Daman, dkk. 2008. Demokrasi dan Kemiskinan. Malang: Averroes Press. Putra, Adzana. 2009. Undang-undang Dasar Tahun 1945. Solo: Adzana Putra. Kaelan, Drs. 1987. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Liberty. Badruzaman, Abad. 2009. Dari Teologi Menuju Aksi (Membela yang Lemah, Menggempur Kesenjangan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nasikun, Drs. 2011. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
12