Topik Utama DAN PENGEMBANGAN sebesar 8,4 GW atauPOTRET 11,9% dari kapasitas to- 19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%,DI tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau KAPAL SURVEI-RISET INDONESIA bahan bakar lainnya (Gambar 6). 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, A.H. Sianipar dan R. Rahardiawan Gardu Induk angin, biomassa) sebesar 0,1 GW. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
[email protected] Dari total kapasitas tersebut, tambahan pem- Pengembangan sistem penyaluran pada periode
[email protected] bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di 2015-2024 berupa pengembangan sistem
Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur tahun. Saridan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian Komposisiperlu produksi listrik padaperhatian tahun 2024 untukdalam Indonesia memberikan khusus upaya menggali potensiantara sumberkapasitas daya mi pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya gabungan Indonesia diproyeksikan akan dengan menjadi luasnya perairan Indonesia 5,8 juta neral dan energi kelautan, sehubungan km2 sedangdi sisidengan hilir secara efisien. Di samping itu sebagai 63,7% batubara, 19,2% gas ini didukung kondisi geologi Indonesia yang kan daratan Indonesia 1,8alam juta (termasuk km2. HalLNG), usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% menguntungkan untuk terbentuknya potensi-potensi sumber daya mineral ataupun energi, terperbaikan tegangan pelayanan. minyakminyak dan bahan lainnya (Gambar 5). duniadan masuk danbakar gas bumi. Perkembangan untuk eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas terutama pada kawasan laut sangat pesat, termasuk teknologi-teknologi baru yang secara Pengembangan transmisimigas 500 kV di Jawa-bali Bauran energidikembangkan saat ini masihdalam didominasi terus menerus upayaoleh penemuan cadangan-cadangan baru ataupun pada umumnya dimaksudkan untuk batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas meningkatkan status cekungan migas yang sudah ada. Dalam hal ini, pemerintah Indonesia mengevakuasi daya dari pembangkit24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi potensi mineral dan energi kelautan di seluruh mempunyai harapan ke depan dapat menggali pembangkit baru maupun ekspansinegara dan menjaga 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi perairan Indonesia lebih intensif agar dapat membantu meningkatkan pendapatan Indokriteria keandalan N-1, baik statik maupun listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonenesia dan juga membantu dalam mengahadapi krisis energi ke depan. Untuk itu perlu adanya dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, upaya meningkatan dan mengembangkan teknologi dan juga kapal survei sebagai wahana dalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral dan energi kelautan. Kata Kunci: Kapal Survei
1. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas laut dan jumlah pulau yang besar dan banyak. Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 km (World Re sources Institute, 1998) dengan luas wilayah laut 5,8 juta km2, mendominasi total luas teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta km2. Potensi tersebut juga menempatkan Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya kelautan yang besar termasuk kekayaan keanekara gaman hayati dan non hayati kelautan terbesar di dunia.
perhatian khusus mendukung pembangun an kelautan yang meliputi pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan seluruh potensi sumber daya kelautan Indonesia, termasuk energi dan mineral kelautan. Hal ini telah di implementasikan dalam kegiatan-kegiatan penelitian, ekplorasi, implementasi teknologi dan membangun infrastruktur energi. Potensi sumber daya maritim yang dimiliki Indonesia terdapat potensi energi dan sumber daya mineral yang besar, termasuk di dalamnya adalah mi nyak dan gas, mineral, serta energi baru terbarukan.
Pemanfaatan kekayaan sumber daya maritim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mine sendiri sampai saat ini masih belum maksiral melalui Menteri ESDM saat peluncuran Hari mal. Sedangkan optimalisasi wilayah Maritim Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik perdikelola jenis bahan bakar Nusantara ke 13 tahun 2015 telah memberikan Indonesia apabila dengan benar akan
68
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6).
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas pada umumnya dimaksudkan untuk 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun dan menjaga 4,4% sertaGambar BBM 11,7%. KomposisiSedimen produksi 1. Peta Cekungan Tersier Indonesia (BPMIGAS danekspansi LAPI ITB) listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indone- kriteria keandalan N-1, baik statik maupun sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi mampu memberikan nilai ekonomi s/d US$ 1,2 juta barel per hari. Permintaan ini tidak diiringi triliun per tahun atau tambahan 1,2 kali PDB dengan produksi minyak yang hanya sebesar 879 ribu barel per hari. Indonesia saat ini mapada saat ini atau 8 kali nilai APBN 2014. sih memiliki cadangan minyak sebesar 7,73 Dalam upaya memaksimalkan pemanfaatan miliar barel. Angka ini terdiri dari 4,039 miliar kekayaan sumber daya maritim, yaitu sumber barel cadangan proven dan 3,692 miliar barel daya mineral dan energi, dibutuhkan wahana cadangan berpotensi. Selain ada upaya untuk survei kelautan dengan teknologi yang tinggi. mencari sumur produksi baru, para ahli perDalam tulisan ini akan dibahas kondisi waha- minyakan juga berusaha untuk meningkatkan na survei yang terdapat di Indonesia berikut teknologi untuk produksi minyak yang lebih dengan peralatan dan fungsinya dalam upa- maksimal. Cadangan minyak bumi terbesar di ya menggali potensi sumber daya kelautan di Indonesia terdapat di Sumatera bagian tengah dengan nilai 3,847 miliar barel cadangan. seluruh perairan Indonesia. Potensi Migas di Perairan Indonesia
Pemerintah sendiri berupaya terus-menerus melakukan kegiatan eksplorasi migas untuk Potensi sektor Migas di Indonesia sampai saat menambah dan meningkatkan cadangan hiini mulai dipertanyakan, karena Indonesia da- drokarbon di wilayah perairan Indonesia. Se hulu merupakan anggota OPEC sebagai salah perti diketahui, bahwa kegiatan eksplorasi misatu pengekspor minyak bumi. Tetapi tahun gas kelautan merupakan rangkaian kegiatan 2008, Indonesia resmi keluar dari OPEC kare- dengan tahapan yang panjang, dimulai dari na produksi terus menurun sedangkan kon- penelitian permukaan di kawasan on-shore, sumsi dalam negeri terus meningkat. Rata-ra- akuisisi data, evaluasi dan pemboran sampai cadangan migas. Oleh karena ta kebutuhan dalam6.negeri adalah sekitarproduksi 1,3 ditemukannya Gambar Proyeksi komposisi energi listrik per jenis bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
699
Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6).
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas pada umumnya dimaksudkan untuk 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi mengevakuasi daya dari pembangkit4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga 2. Peta Jalur Mineralisasi Indonesia J.C and Mitchell, kriteria Carlile, keandalan N-1, baikA.H.G. statik1994) maupun listrikGambar pada tahun 2024 untuk gabungan Indone- (Modifikasi sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi itu, sebagai institusi pemerintah, khususnya lembaga litbang migas harus mengedepankan kegiatan yang hasilnya berupa penemuan hidrokarbon.
Kegiatan percepatan eksplorasi migas Kawasan Timur Indonesia (KTI) merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan segera untuk memacu gairah eksplorasi di kawasan tersebut. Kegiatan ini mencakup kajian screen ing dan ranking, pemetaan sumber daya migas, koordinasi dan diskusi untuk mendapatkan rekomendasi lokasi yang mempunyai potensi migas, pelaksanaan lapangan berupa kegiatan pemetaan/penelitian geologi, dan pelaksanaan evaluasi secara menyeluruh, sehingga dapat menjadi acuan untuk kegiatan lanjutan percepatan eksplorasi di lokasi tersebut.
Badan Geologi KESDM mengungkapkan bahwa cekungan sedimen baru (potensi migas) telah ditemukan sehingga total cekungan sedimen yang sudah berhasil ditemukan di Indonesia meningkat menjadi 128 cekungan sedimen dari yang sebelumnya menurut BP Migas (sekarang SKK Migas), bahwa jumlah cekungan di Indonesia sekitar 68 buah. Dilihat pada peta Cekungan Sediman Tersier Indonesia (Gambar 1), untuk Kawasan Timur Indonesia (KTI) Potensi Mineral di Perairan Indonesia banyak dijumpai cekungan sedimen Tersier yang berada di perairan. Hal ini menjadi tan- Keberadaan mineral di Perairan Indonesia titangan bagi para peneliti geologi dan geofisika dak terlepas sebagai akibat tumbukan tiga kelautan untuk menghasilkan peta cekungan lempeng besar, yakni Lempeng Benua Euryang sangat berguna untuk pengembangan asia, Lempeng Benua India-Australia dan Lemeksplorasi minyak dan gas bumi serta untuk peng Samudra Pasifik. Kondisi ini menyebabkan terjadinya struktur geologi yang kompleks kepentingan penelitian. Gambar 6. Proyeksi komposisi produksiyang energi listrik per jenis bahan bakar api. Lokamembentuk jalur-jalur gunung
70
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama si-lokasi 8,4 keterdapatan jebakan ral yang sebesar GW atau 11,9% darimine kapasitas toditemukan pada perairan Indonesia, memiliki tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau hubungan erat itu dengan jalur gunung apiTenaga terse6,8%, setelah Pembangkit Listrik but, seperti mineral logam emas, pe r ak, temMinihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak baga, seng, timah, besi, nikel, mangan, 0,9 GW dantimbal, terakhir pembangkit lain (surya, aluminium, dll. Kalau dilihat angin, biomassa) sebesar 0,1pada GW. Peta Jalur Mineralisasi (Gambar 2), dan lokasi mineral logamtotal yang telah dimodifikasi dan dibuatpemoleh Dari kapasitas tersebut, tambahan Carlile, J.C and Mitchell, A.H.G. keterbangkit di Sumatera sebesar 17,71994, GW dan di dapatan jebakan mineral terletak padaUntuk jalur Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. magmatik pembawa mineralisasi sepertiadalah Jalur sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit Sunda Banda, Jalur Kalimantan-Tengah, sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GWJalur per Sulawesi Timur-Mindanau, Jalur Halmahera tahun. dan Jalur Irian Jaya Tengah. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk Potensi mineral yang terdapat di akan perairan Ingabungan Indonesia diproyeksikan menjadi donesia telah terdata seperti po63,7% batubara, 19,2% dengan gas alambaik, (termasuk LNG), tensi timah sepanjang tin belt di 1,6% dae 8,9% panas di bumi, tenaga jalur air 6,6% serta rah perairan dari bakar Selatlainnya Malaka menerus minyak dan bahan (Gambar 5). ke perairan Kepulauan Riau, Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau KariBauran energiPulau saat Singkep, ini masih dan didominasi oleh mun. Terdapat juga52,8%, potensi disusul mineral oleh hidroterbatubara sebesar gas mal yang ditemukan berupa emas dan perak. 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi Puslitbang Kelautan pada tahun 2002 4,4% sertaGeologi BBM 11,7%. Komposisi produksi dan 2003 proses hidroterlistrik pada telah tahunmenemukan 2024 untuk gabungan Indonemaldiproyeksikan gunung api bawah laut pada kedalaman sia akan menjadi 63,7% batubara,
lebih di sekitar G. 19,2%dari gas1000 alammeter (termasuk LNG),komplek panas bumi Komba di perairan P. Wetar 8,9%, tenaga air 6,6% serta- Nusa 1,6% Tenggara BBM dan Timur. bahan bakar lainnya (Gambar 6). Potensi EnergiPengembangan Baru Terbarukan (EBT) dan 2.4. Rencana Transmisi di Perairan Gardu Indonesia Induk Potensi Energi sistem Baru penyaluran Terbarukanpada (EBT) di Pengembangan periode perairan Indonesia terbagi dalam 5 2015-2024 berupa sendiri pengembangan sistem (lima) kategori, (tidal transmisi denganyaitu pasang tegangan 500surut kV dan 150rise kV and fall), Jawa-Bali, arus laut akibat perubahan di sistem serta tegangan 500pasang kV, 275 surut (tidal currents), laut (waves kV, 150 kV dan 70 kV digelombang sistem Indonesia Timur power), perbedaan salinitas (salinity sistem gradi dan Indonesia Barat. Pembangunan ent), dan perbedaan suhu laut (Ocean Thermal transmisi secara umum diarahkan kepada Energy Conversion (OTEC)). Estimasi potensi tercapainya kesesuaian antara kapasitas kelautan Indonesia dapat dimanfaatkan pembangkitan di sisiyang hulu dan permintaan daya untuk dayaDimencapai 240sebagai GWe. di sisi menghasilkan hilir secara efisien. samping itu Energi gelombang laut (wave power) memanusaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran faatkan tenagategangan gelombang permukaan yang dan perbaikan pelayanan. terhempas ke garis pantai. Sedangkan energi pasang surut (tidal power) merupakan pemanPengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali faatan kinetik dari pasang surut untuk yang pada energi umumnya dimaksudkan terjadi. Pemanfaatan tenaga melalui arus laut mengevakuasi daya dari pembangkitdilakukan dengan mendesain turbindan yang dapat pembangkit baru maupun ekspansi menjaga diputar arus deras (marine power). kriteriaoleh keandalan N-1, baik current statik maupun Energi (osmotic power) memanfaatdinamik.osmotis Sedangkan pengembangan transmisi
Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
Gambar 3. Peta Potensi Energi Panas Laut (OTEC) di Perairan Indonesia (P3GL ESDM, 2014)
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
719
Topik Utama kan dari 8,4 kadar di laut, Ocean Thermal sebesar GWgaram atau 11,9% dari kapasitas toEnergy Convention (OTEC) memanfaatkan tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau prinsipsetelah termodinamika ketika terdapat sistem 6,8%, itu Pembangkit Listrik Tenaga dan lingkungan yang memiliki perbedaan suhu Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak yangGW cukup Puslitbang Geologi 0,9 danbesar. terakhir pembangkit lain Kelaut (surya, an melaksanakan penelitian potensi angin, biomassa) sebesar 0,1 GW. energi laut yang petanya telah diluncurkan pada 7 Maret 2014,total yaitu Peta Potensi Energi Arus Laut InDari kapasitas tersebut, tambahan pemdonesia,diPeta Potensisebesar Energi Gelombang Laut bangkit Sumatera 17,7 GW dan di Indonesia,Timur dan adalah Peta Potensi Energi Indonesia sekitar 14,2 GW.Panas Untuk Laut Indonesia (Gambar 3). pembangkit adalah sistem Jawa-Bali, tambahan sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per Hingga saat ini, tingkat pemanfaatan energi ketahun. lautan Indonesia hanya 0,000458%, jauh dari nilai optimal yang dimiliki. Kapasitas terpasang Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk ini merupakan pemanfaatan energi gelombang gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi laut di batubara, pantai Baron Yogyakarta (kapasitas ter63,7% 19,2% gas alam (termasuk LNG), pasang 1,1 MW). listrik1,6% dari 8,9% panas bumi, Estimasi tenaga airpotensi 6,6% serta energi dan gelombang di Indonesia adalah 5). 20-70 minyak bahan bakar lainnya (Gambar MW/m menurut BPPT Pengembangan Sumber Daya Energi. Indonesia Bauran energi saat ini masihmenduduki didominasiposisi oleh ke-4 di dunia dengan 81.000 km garis batubara sebesar 52,8%, disusul oleh pangas tai yang siap dimanfaatkan. Di Flores, Nusa 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi Tenggara Current Pro 4,4% sertaTimur BBMterdapat Marine 11,7%. Komposisi produksi totype yang bisa 2024 menghasilkan listrik sebesar listrik pada tahun untuk gabungan Indone10 diproyeksikan kW hasil karya BPPT (Badan Pengkajian sia akan menjadi 63,7% batubara, dan Penerapan Teknologi). Lalu ada Wave Converter-Pendulum Type di Madura, Jawa Timur yang bisa menghasilkan 20 kW yang sedang On Going Field Test. Dengan memanfaatkan energi kelautan pemerintah dapat memacu pertumbuhan energi di pulau-pulau terpencil. Selain itu Pemerintah dapat turut mengamankan pulau-pulau terluar karena meraka merupakan aset negara yang sangat penting. Pulau-pulau terluar tersebut memegang peranan penting dalam menjaga kedaulatan Indonesia, dan energi kelautan dapat mengubah ancaman menjadi keuntungan melalui pemanfaatan arus laut yang rawan bagi pelayaran.
dengangas peneliti melaksanakan 19,2% alamIndonesia (termasukmulai LNG), panas bumi penelitian lautairdalam, lain BBM Ekspedisi 8,9%, tenaga 6,6% antara serta 1,6% dan Snellius danlainnya Ekspedisi Vening-Meinesz (Bebahan bakar (Gambar 6). landa), kerja sama AS-LDEO menggunakan R/V Rencana Robert Conrad, R/V Vema,Transmisi dan R/V Mau2.4. Pengembangan dan rice Gardu Ewing, Induk serta AS-SIO menggunakan R/V Thomas Washington, dalam ekspedisi SIO RAMA, dan INDOPAC; dan R/V pada Atlantis, BePengembangan sistem penyaluran periode landa-NIOZ menggunakan R/V Tyro Ekspedisi 2015-2024 berupa pengembangan sistem Snellius II,dengan Perancis-Ifremer menggunakan transmisi tegangan 500 kV dan 150R/V kV Coriolis dengan Ekspedisi CORINDON dan di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 GEOINDON, Jean Charcot denganTimur EkskV, 150 kV danR/V 70 kV di sistem Indonesia pedisi Krakatau,Barat. R/V Pembangunan Baruna Jaya, dan R/V dan Indonesia sistem Marion Dufresne. sama dengan kepada Jerman transmisi secara Kerja umum diarahkan menggunakankesesuaian R/V Sonne antara dengan kapasitas GINCO I, tercapainya serta dengan di Jepang-Jamstec menggunakan pembangkitan sisi hulu dan permintaan daya R/V dan R/V di sisiNatsushima, hilir secara efisien. Di Yokosuka samping itu–Shinkai. sebagai Dengan tujuan penelitian adalah penyaluran untuk pe usaha untuk mengatasi bottleneck ngenalan/penemuan relief topografi laut (sub dan perbaikan tegangan pelayanan. marine feature) pada perairan laut dalam dan jalur penunjaman, penelitian kelautan Pengembangan transmisi 500geologi kV di Jawa-bali yang meliputi sedimendimaksudkan dasar laut, mineral dan pada umumnya untuk biota laut, tektonik Indonesia, serta potensi mengevakuasi daya dari pembangkitESDM di laut dalam. pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun IndonesiaSedangkan sampai saat ini memiliki kapal surdinamik. pengembangan transmisi vei untuk penelitian geologi, geofisika, oseanografi, dan hidrografi sebanyak 10 kapal yang dimiliki beberapa instansi yaitu Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Ke lautan (P3GL), Balai Teknologi Survei Kelaut an BPPT, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Sub Oseanografi (LIPI- Oseanografi), Bakorsutanal, dan Angkatan Laut. • Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL)
Puslitbang Geologi Kelautan (P3GL), saat ini telah memiliki 3 (tiga) kapal survei, yaitu KR. Geomarin I, KR. Geomarin II dan KR. Geo marin III. Ke-tiga kapal riset yang dimiliki oleh P3GL ini mempunyai tugas fungsi berbeda, dimana KR. Geomarin I ditujukan untuk melak2. OVERVIEW KAPAL SURVEI DI INDONE sanakan survei pemetaan geologi dan geofisika kelautan secara sistematik di wilayah pesisir SIA hingga laut dangkal (200 m). KR. Geomarin Kegiatan eksplorasi geologi kelautan di Indo- II merupakan jenis kapal kecil yang dipergunesia, telah berlangsung sejak tahun 1930 nakan untuk survei khusus di wilayah pesisir dan sungai. Parabahan ahli lebih cocok mengsampai sekarang. Sejumlah Gambar 6. Proyeksiekspedisi komposisiasing produksipantai energi listrik per jenis bakar
72
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
kapasitas 25 ton, kapasitas 25 19,2% gasbahan alam bakar (termasuk LNG), panasair bumi ton, dantenaga konsumsi BBM 2,4 ton/hari. 8,9%, air 6,6% serta 1,6% KR. BBMGeodan marin teIahlainnya melakukan survei bahan Ibakar (Gambar 6). penyelidikan geologi kelautan sistematik di wilayah laut dangkal perairan Indonesia sejak tahun 1990. 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan KR. Geomarin III secara spesifik mendukung Gardu Induk survei bagi kepentingan middle stream industri mineral dan migas : sitepada survey, rig Pengembangan sistemseperti penyaluran periode scouting, lineberupa piping, pengembangan submarine cabling dan 2015-2024 sistem lain sebagainya. tugas fungsi transmisi dengan Sehingga tegangan 500 kV dan 150 kV KR. Geomarin III diperluas karena 500 mencakup di sistem Jawa-Bali, serta tegangan kV, 275 kegiatan pemetaan sistematik tepi pakV, 150 kV dan 70 kV di sistem wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh batubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara,
Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi
gunakan 8,4 kapal untuk mendekati fenomena sebesar GWiniatau 11,9% dari kapasitas togeologi saat pengamatan karakteristik pantai. tal, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau Sedangkan KR.Geomarin III ditujukan untuk 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga penelitian di wilayah laut untuk mendukung Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak pemerintah mengatasi permasalahan 0,9 GW dandalam terakhir pembangkit lain (surya, krisis migas dengan melakukan angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.program investasi di bidang energi. KR. Geomarin I mempunyai panjang 31 meter, Dari total kapasitas tersebut, tambahan pemlebar 6,8dimeter, syarat air 2,417,7 meter serta bangkit Sumatera sebesar GW dantodi nase 179 GRT. 540 Indonesia TimurMesin adalahutama sekitarberkekuatan 14,2 GW. Untuk hp dengan kecepatan maksimum 9 knot.adalah Daya sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit jelajah 10 hari dengan muatan 21 orang sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW dan per tahun.
Gambar 6. Proyeksi komposisi energi listrik per jenis bahan bakar Gambarproduksi 4. KR. Geomarin III
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
739
Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6). 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk tercapainya kesesuaian antara kapasitas gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usahaIndonesia untuk mengatasi penyaluran 8,9% panas bumi,penelitian tenaga air serta 1,6% Gambar 5. Hasil KR6,6% GEOMARIN III di perairan sejak tahunbottleneck 2011 sampai saat ini. dan perbaikan tegangan pelayanan. minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.
Bauran energi saat data ini masih didominasi paran, inventarisasi pulau-pulau keciloleh terbatubara sebesar 52,8%, disusul oleh gas luar, identifikasi dan pemetaan mineral dasar 24,2%, tenaga suphides, air 6,5%% manganese hidro dan panas bumi laut (massive nodules, 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi cobalt rich ferromanganese crust), dan memlistrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indoneberikan dukungan kegiatan pemetaan dan sia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, pengembangan teknologi energi laut. KR. Geomarin III mempunyai spesifikasi : - Panjang keseluruhan 61,7 meter, lebar 12 meter, tinggi geladak 6 meter, dan syarat air 3,7 meter serta tonase 1300 GRT. - Mesin utama 2 unit motor diesel 4 langkah tipe marine kecepatan medium berkekuat an 1000 hp dengan kecepatan maksimum 13,5 knot - Daya jelajah 30 hari dengan komplemen 51 orang dengan kapasitas bahan bakar 267 m3, kapasitas air 124 m3, dan konsumsi BBM 4,8-9,3 ton/hari - Dilengkapi dengan Dynamic Positioning (DP-1) • Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT
Pengembangan 500 kV ditahun Jawa-bali KR. Baruna Jayatransmisi I hadir di Indonesia 1989 pada umumnya dimaksudkan berfungsi untuk survei di bidang oseanuntuk ografi mengevakuasi daya dari pembangkitfisik, survei batimetri (kedalaman laut), mempupembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga nyai panjang kapal 60,4 meter, lebar 11,6 meter kriteria N-1, baik statik maupun dengan keandalan kapasitas personil berjumlah 17 ABK dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi dan 28 peneliti. Kapal ini juga bisa digunakan untuk bermacam keperluan, seperti untuk mencari kapal dan pesawat tenggelam. Bisa juga untuk membantu pemasangan alat deteksi tsunami, atau untuk survei potensi kekayaan alam di dasar laut. KR. Baruna Jaya II hadir di Indonesia tahun 1990 mempunyai panjang kapal 60,4 meter, lebar kapal 11,6 meter, kapasitas 17 ABK dan 28 peneliti. Kapal ini mempunyai fungsi untuk survei hidrografi, oseanografi, dan survei seismik 2D. KR. Baruna Jaya III hadir di Indonesia tahun 1990 sebagai kapal multifungsi ditujukan untuk survei batimetri, survei geologi/geofisika, survei oseanografi biologi dan perikanan. Kapal ini sama dengan KR. Baruna Jaya II mempunyai panjang kapal 60,4 meter, lebar kapal 11,6 meter dengan kapasitas 17 ABK dan 28 peneliti.
Balai Teknologi Survei Kelautan di bawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memiliki 4 kapal “Baruna Jaya”, yaitu KR. Baruna Jaya IV hadir di Indonesia tahun KR. Baruna Jaya I, KR. Baruna Jaya II, KR. 1995 dengan spesialis survei seismik dan Baruna Jaya III, dan KR. Baruna Jaya IV. dapat digunakan untuk penelitian oseanograGambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
74
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.
19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6).
Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.
Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015-2024 berupa pengembangan sistem transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.
Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5).
2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk
Bauran energi saat ini masih didominasi oleh Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali 6. KR. Baruna Jaya IV oleh milik BPPT survei seismik dimaksudkan dan oseanografi untuk pada umumnya batubaraGambar sebesar 52,8%, disusul gas melakukan mengevakuasi daya dari pembangkit24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024ini untuk gabunganpanjang Indone- kriteria keandalan N-1, baik statik maupun fi perikanan. Kapal mempunyai sia diproyeksikan menjadi 63,7% batubara, kapal 60,4 meterakan dan lebar kapal 12,10 meter dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi dengan kapasitas 17 ABK dan 28 peneliti. KR. Baruna Jaya IV memiliki beberapa peralatan dengan teknologi yang tinggi, yaitu multi beam echo sounder 150D dengan kemampuan mengukur kedalaman air hingga 3.000 meter dengan tingkat resolusi hingga lima meter, side-scan sonar yang dapat beroperasi hingga kedalaman kurang dari 2.000 meter, marine magnetometer berfungsi untuk membaca tanda anomali logam di bawah laut, dan Re motely Operated Vehicle (ROV) yang disebut kamera bawah laut. ROV dapat digunakan untuk inspeksi pipa bawah laut dan juga lainnya yang membutuhkan kenampakan secara vi sual kondisi di permukaan dasar laut.
Gambar 7. KR. Baruna Jaya IV milik LIPI-Oseanografi ditujukan untuk meneliti aspek fisika dan kimia laut
Selain untuk kepentingan penelitian yang ter- • Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Sub Oseanografi (LIPI- Oseanografi) kait dengan sumber daya maritim, kapal Baruna Jaya IV pernah melakukan pencarian KM Gurita yang tenggelam di Sabang pada tahun LIPI-Oseanografi Jakarta memiliki KR. Baruna 1996, menemukan Boeing 737 Adam Air yang Jaya VII dan KR. Baruna Jaya VIII. KR. Barutenggelam di Selat Makassar di tahun 2007 na Jaya VII merupakan kapal spesialis survei GambarKM 6. Proyeksi produksi energi listrik per jenis bakar Oseanografi Kimia dan bahan ekspedisi laut Indonedan menemukan Bahuga komposisi Jaya di Selat sia. Kapal ini berada di Teluk Ambon di bawah Sunda pada tahun 2012 M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
759
Topik Utama naungan8,4 UPT. Konservasi Biota Laut, sebesar GWBalai atau 11,9% dari kapasitas toPusat Penelitian Oseanografi LIPI.4,8 GW atau tal, kemudian panas bumi sebesar 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga KR. Baruna Jayaskala VIII kecil ditujukan untuk meng Minihidro (PLTM) tersebar sebanyak amati aspek danpembangkit kimia laut, lain mencakup 0,9 GW dan fisika terakhir (surya, penelitian pengukuran kedalaman angin, biomassa) sebesar 0,1 GW. laut, meng ukur salinitas, densitas dan temperatur laut dan mengukur dan melihat arah arus di perair Dari total kapasitas tersebut, tambahan peman Indonesia. bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia Timur adalah sekitar 14,2 GW. Untuk Kapal Baruna Jaya VIII dilengkapi dengan fa sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah silitas kemudi yang modern memiliki alat yang sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per disebut Simrad Planning System (SPS) dan tahun. beberapa peralatan dengan teknologi tinggi, yaitu Bottom Bathymery, Conductivity Tepera Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk ture Depth (CTD), Acoustic Doppler Current gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi Profie batubara, (ADCP), 19,2% dan Gravity Meter. 63,7% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% Untuk kepentingan riset, kapal(Gambar Baruna5).Jaya minyak dan bahan bakar lainnya VIII dilengkapi dengan 5 laboratorium, yaitu laboratorium electronic Bauran energibiologi, saat inilaboratorium masih didominasi oleh center untuk memantau semua hasiloleh bacaan batubara sebesar 52,8%, disusul gas sensor, multipurpose lab, wet lab dan clean 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi room. serta BBM 11,7%. Komposisi produksi 4,4% listrik pada tahun 2024 untuk gabungan IndoneLembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) sia diproyeksikan akan menjadi Indonesia 63,7% batubara, ke depan akan mempersiapkan kapal peneli-
tian dangas riset laut(termasuk dalam dengan uta19,2% alam LNG),teknologi panas bumi ma sistem “echo-sounding 8,9%, tenaga air 6,6% sertamulti-beam” 1,6% BBMyang dan mampubakar menjangkau kedalaman bahan lainnya (Gambar 6).hingga 20.000 kaki atau 6.000 meter dan juga akan dilengkapi dengan peralatan oseanografi untuk pengukur 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan an suhu, salinitas Gardu Induk dan parameter kimia sampai minimal kedalaman 5.000 meter di bawah laut. Pengembangan sistem penyaluran pada periode • Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan 2015-2024 berupa pengembangan sistem Nasional (BAKOSURTANAL) transmisi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 BAKOSURTANAL memiliki Kapal Motor Timur (KM) kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Tanjung Perak Barat. ditujukan untuk pengukur dan Indonesia Pembangunan sistem an batimetri hingga kedalaman 60 meter di transmisi secara umum diarahkan kepada bawah permukaan laut. Kapal ini mempunyai tercapainya kesesuaian antara kapasitas panjang 22,2 m danhulu lebar 7,5permintaan m dengandaya draf pembangkitan di sisi dan hanya 1 -secara 1,5 meter. di sisi hilir efisien.Perlengkapan Di samping itunavigasi sebagai berupauntuk peralatan GPS bottleneck (Global Positionning usaha mengatasi penyaluran System), radiotegangan komunikasi, radar, Electronic dan perbaikan pelayanan. Navigational Chart. Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali • Dinasumumnya Hidro-oseanografi TNI Angkatan pada dimaksudkan untuk Laut (Dishidrosal) mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga Dinas keandalan Hidro-oseanografi kriteria N-1, baikTNI statikAngkatan maupun Laut (Dishidrosal) memiliki Kapal Bantu Hidro dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi Oseanografi-1 (BHO-1) Rigel 933 merupakan
Gambar Gambar 8. Kapal Rigel 933 milikkomposisi TNI Angkatan laut berfungsi sebagai hidro-oseanografi 6. Proyeksi produksi energi listrik perkapal jenissurvei bahan bakar
76
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama kapal pemetaan laut dan merupakan sebesar 8,4 GWdasar atau 11,9% dari kapasitasbatogiankemudian dari jajaran kapal-kapal TNI AL4,8 dalam metal, panas bumi sebesar GW atau modernisasi kapal khususnya kapal 6,8%, setelaharmada itu Pembangkit Listrik Tenaga survei hidro-oseanografi. Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, Kapal Rigel 933 dilengkapi dengan angin, biomassa) sebesar 0,1 GW. peralatan oseanografi yang dapat memetakan bawah laut sampai kedalaman 6.000 meter. Kapal Dari total kapasitas tersebut, tambahan pemini juga juga dilengkapi dengan teknologi mul bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di tibeam yang bisa mencatat dan Indonesia Timur adalah sekitargelombang 14,2 GW. Untuk frekuensi bawah laut denganpembangkit tepat. sistem Jawa-Bali, tambahan adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per Fungsi utama dari kapal Rigel 933 adalah untahun. tuk pemetaan dan survei di wilayah perairan Indonesia, produksi di manalistrik datapada yangtahun diperoleh pen Komposisi 2024 untuk ting untuk yang terkait dengan pertahanan dan gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi keamanan negara Indonesia. 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% Kapal Rigel 933 mempunyai minyak dan bahan bakar lainnyakapsitas (Gambar41 5).personel ABK dan peneliti dari TNI AL, dengan panjang energi 60 meter, 11 meter, bodi kapal Bauran saatlebar ini masih didominasi oleh terbuat darisebesar alumunium dan baja yang memilibatubara 52,8%, disusul oleh gas ki berat hanya 500 ton, sehingga tidak cepat 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi berkarat. 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indone• Perusahaan Nasional sia diproyeksikanSurvei akan menjadi 63,7% batubara, PT. Elnusa Tbk. bersama mitranya CGG Veri tas memiliki Kapal Survei (KS). Elnusa CGG Veritas, kapal ini merupakan kapal survei seismik 2D/3D offshore ditujukan untuk survey seismic marine di kawasan Asia Pasifik de ngan fokus utama di Indonesia.
lah melakukan penelitian dan pengembangan 19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi litbang di kawasan pantai dan1,6% laut, BBM pengem8,9%, tenaga air 6,6% serta dan bangan kelembagaan menuju bahan bakar lainnya (Gambar 6). kemandirian dan pengembangan pelayanan jasa riset dan teknologi. Penyelidikan dan pemetaan 2.4. Rencana Pengembangan Transmisigeo dan logi kelautan pada dekade terakhir ini makin Gardu Induk ditingkatkan terutama pada pencarian sumber daya energi mineral yang bernilai strategis dan Pengembangan sistem penyaluran pada periode ekonomis menunjang pembangunan 2015-2024dalam berupa pengembangan sistem nasional. Hal ini tegangan sehubungan makin transmisi dengan 500dengan kV dan 150 kV terbatasnya sumberserta dayategangan mineral dan energi di sistem Jawa-Bali, 500 kV, 275 di Kegiatan merupakan perwukV,darat. 150 kV dan 70 tersebut kV di sistem Indonesia Timur judan akan tanggung pemerintah dan dan Indonesia Barat. jawab Pembangunan sistem negara dalam menggali potensi sumber daya transmisi secara umum diarahkan kepada energi mineral kesesuaian dan yang terdapat di dasar laut, tercapainya antara kapasitas mulai kawasandipantai, perairan pantai hingga pembangkitan sisi hulu dan permintaan daya ke batas terluar efisien. LandasDiKontinen termasuk di sisi hilir secara samping itu sebagai Zona Eksklusif.bottleneck penyaluran usahaEkonomi untuk mengatasi dan perbaikan tegangan pelayanan. Pada awal berdirinya, P3GL merupakan unit pelaksana teknis di bidang pengembang Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa-bali an dan penyelidikan kelautan untuk yang pada umumnya geologi dimaksudkan mempunyai tugas pokok mengevakuasi daya dari melaksanakan pembangkitpenyelidikan semua aspek geologi pembangkit baru maupun ekspansi dankelautan menjaga serta mengembangkan dan kriteria keandalan N-1, konsep-konsep baik statik maupun metode-metode penelitian geologi kelautan. dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi Berdasarkan reorganisai KESDM, P3GL ber ada di bawah Badan Litbang ESDM, merupakan unit penunjang dalam upaya meningkatkan investasi energi dan sumber daya mineral seluruh laut Indonesia.
Sehingga berdasarkan Renstra P3GL-Balitbang ESDM tahun 2014-2019, fokus dari kePT. Mahakarya Geo Survey (MGS) memiliki giatan P3GL saat ini adalah: KS. GEO Survey. Kapal ini dilengkapi dengan 1) Kegiatan kolaborasi pengembangan dan pengkayaan data cekungan migas, meliputi peralatan geologi dan geofisika dan ditujukan Kegiatan Pengembangan dan pengkayaan untuk mendukung site-hazard survey di kadata di Wilayah Kerja Migas, dan Pemetawasan Asia Pasifik dengan fokus utama di Inan cekungan sedimenter dan tektonik di donesia. wilayah frontier. 2) Kegiatan pemetaan dan identifikasi potensi energi baru dan terbarukan, meliputi Ke3. PERANAN PUSLITBANG GEOLOGI giatan Pemetaan dan pengukuran potensi KELAUTAN energi laut, dan Pemetaan potensi metana hidrat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) sebagai salah satu instansi di 3) Kegiatan pemetaan dan identifikasi potensi mineral dasar laut, meliputi Kegiatan bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Pemetaan dan identifikasi mineral sulfida Mineral memiliki prioritas pokok kegiatan adaGambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
779
Topik Utama dasar8,4 laut, dan Pemetaan dan identifikasi sebesar GW atau 11,9% dari kapasitas toplaser dan mineral jarang (khusus tal, mineral kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau untuk Indonesia bagian barat). 6,8%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga 4) Kegiatan studi dan data Minihidro (PLTM) skala kecilpengumpulan tersebar sebanyak untuk mendukung infrastruktur dan 0,9 primer GW dan terakhir pembangkit lain (surya, MP3EI, meliputi Kegiatan angin, biomassa) sebesar 0,1 GW.Pengumpul an data geologis dan oseanografis untuk wilayah. tambahan Pemetaan pemdan Daripengembangan total kapasitas tersebut, identifikasi potensisebesar bencana geologis, bangkit di Sumatera 17,7 GW dandan di Studi lingkungan geologi pada Indonesia Timur adalah sekitar 14,2daerah-dae GW. Untuk rah Jawa-Bali, rawan lingkungan. sistem tambahan pembangkit adalah 5) Kegiatan pemetaan3,8 landas sekitar 38,5 kolaborasi GW atau rata-rata GW konper tinen indonesia dan pulau-pulau kecil tertahun. depan, meliputi Kegiatan Pemetaan Landas Kontinen Indonesia, sumKomposisi produksi listrikdan padaInventarisasi tahun 2024 untuk ber daya mineral di pulau-pulau kecil terdegabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi pan. 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 8,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% • Pengembangan Kapal Survei P3GL5). minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar Strategienergi pembangunan RPJMN 2015 – 2019, Bauran saat ini masih didominasi oleh yang dijadikan unggulan yaitudisusul kedaulatan batubara sebesar 52,8%, olehener gas gi dan ketenagalistrikan menjadi salah satu 24,2%, tenaga air 6,5%% hidro dan panas bumi fokus serta pembangunan Indonesia. Dalamproduksi strategi 4,4% BBM 11,7%. Komposisi pembangunan tersebut terdapat ruangIndonelingkup listrik pada tahun 2024 untuk gabungan kegiatan Badan akan Litbang ESDM, yaitubatubara, penamsia diproyeksikan menjadi 63,7% bahan sumber daya dan cadangan migas dan pengkajian sumber daya energi dan mineral kelautan. Dengan demikian dirumuskan fokus kegiatan P3GL, yaitu 1). Intensifikasi eksplorasi migas di perairan Indonesia, melalui akuisisi data lepas pantai yang konsisten dan disertai interpretasi guna pengembangan konsep geologi cekungan migas, 2). Intensifikasi eksplorasi mineral pantai dan dasar laut Indonesia, 3). Inventarisasi potensi energi dan sumber daya mineral di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan pulau-pulau kecil terluar, serta pemetaan landas kontinen Indonesia, 4). Inventarisasi potensi energi laut (oseanografi) dan pengembangan teknologi eksploitasi energi laut.
tas kemandirian khususnya dapat men19,2% gas alam energi (termasuk LNG), panas bumi dukungtenaga eksplorasi migasserta standar industri. 8,9%, air 6,6% 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6). Dalam perencanaan Kapal Survei Geomarin IV (nama masih tentatif), P3GL akan melak2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan sanakan tahapan Gardu Induk DED (Design Enginnering Detail) tahun 2016, dan tahapan pembangun an pada tahun 2017 2018. KS. Geomarin Pengembangan sistemdan penyaluran pada periode IV sendiri akan memiliki spesifikasi: 2015-2024 berupa pengembangan sistem • Fungsi dengan tegangan : 2 D seismic transmisi 500 kV danvessel, 150 kV standar industri di sistem Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 kV, migas 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur • Endurance : 45 hari dan Indonesia Barat. Pembangunan sistem • Tonase secara umum : 1900 T transmisi diarahkan kepada • Panjang kesesuaian : 70antara meter kapasitas tercapainya • Lebar : dan 14 meter pembangkitan di sisi hulu permintaan daya • sisi Draft meter itu sebagai di hilir secara efisien.: Di5,5 samping • Awak kapal 18 - 22 orang usaha untuk mengatasi : bottleneck penyaluran • Scientist 24 - 28 orang dan perbaikan tegangan: pelayanan. • Mesin induk : 2 x 1560 HP • Power plant transmisi : 4500 x 350 Pengembangan kVkW di Jawa-bali • Kompresor seismik dimaksudkan : 2 x 800 SCFM untuk Atlas pada umumnya 18T; 2 x 500 mengevakuasi daya Copco dari pembangkit SCFM Atlas Copco pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga 12T kriteria keandalan N-1, baik statik maupun • Pengangkat : Crane 5 ton;transmisi dinamik. Sedangkan pengembangan Crane 2 ton • Geophysical Winch : 2 x 6000 m untuk diameter Cable/ streamer 2 inci; 2 x 200 m untuk diame ter Airgun umbilical 4 inci. • Multibeam : Kongsberg EM302 Multibeam atau Reson Seabat 7150 • Echosounder/SBP : EK Mid-Water Sounder/SyqWest; Massa TR109 3.5 kHz transducer Array of 16; dan 12 kHz transducer Array of 16. 2 • On board Lab. : 120 – 180 m .
Tindak lanjut dari RPJMN 2015 – 2019 tersebut, dan didukung oleh Balitbang ESDM dan juga Kementerian ESDM, maka P3GL mencanangkan akan membangun kapal survei dengan spesifikasi yang hanya untuk meningkatkan penemuan cadangan migas. Keberadaan kapal survei ini diharapkan dapat mendukung prioriGambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
78
M&E, Vol. 13, No. 2, Juni 2015
M&E, Vol.13, No. 4, Desember 2015
9
Topik Utama 4. PENUTUP sebesar 8,4 GW atau 11,9% dari kapasitas total, kemudian panas bumi sebesar 4,8 GW atau Kondisisetelah perairan yang begitu luas, 6,8%, ituIndonesia Pembangkit Listrik Tenaga didukung dengan kondisi geologi yang ada Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak mengakibatkan besarnya potensi sumber daya 0,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, alam kelautan, itu migas, mineral, mauangin, biomassa)baik sebesar 0,1 GW. pun energi baru terbarukan. Untuk itu dalam rangka kesejahteraan Dari totalmeningkatkan kapasitas tersebut, tambahanrakyat pemIndonesia, maka perlu dikembangkan bangkit di Sumatera sebesar 17,7 GWdan danditdi ingkatkan Timur penelitian-penelitian di wilayah laut. Indonesia adalah sekitar 14,2 GW. Untuk sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah Dalam mendukung visi rata-rata pemerintah sekitar 38,5 GW atau 3,8Indonesia GW per untuk meningkatkan eksplorasi sumber daya tahun. energi dan mineral kelautan, masih dibutuhkan kapal survei yang listrik memadai agar dapat meKomposisi produksi pada tahun 2024 untuk menuhi kebutuhan industri migas dan mineral. gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), Perlu dipikirkan ke depan satu ko8,9% panas bumi, tenagamembangun air 6,6% serta 1,6% laborasi antar kapal-kapal survei yang ada minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar 5). di Indonesia dalam pelaksanaan penelitian sumber dayaenergi energisaat dan mineral kelautan, agaroleh haBauran ini masih didominasi sil yang diperoleh optimal dengan batubara sebesarlebih 52,8%, disusul olehadangas ya perencanaan terintergrasi 24,2%, tenaga airyang 6,5%% hidro dan akan panassaling bumi menguatkan dari berbagai bidang dan dengan 4,4% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi satu slogan, yaitu2024 untuk kepentingan listrik pada tahun untuk gabunganmeningIndonekatkan kemakmuran sia diproyeksikan akanbangsa menjadiIndonesia. 63,7% batubara, UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Bapak DR. Ediar Usman., para Kepala Bidang dan fungsional, juga semua pihak terkait yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga tusilan ini dapat diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA 19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi 8,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan ________, Pusat 6). Penelitian dan bahan bakarWebsite lainnya (Gambar Pengembangan Geologi Kelautan (Online), http://www.mgi.esdm.go.id/. 2.4. Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk Deep Offshore Tectonics of South East Asia (Dotsea). 2005. A synthesis of deep Pengembangan sistem penyaluran pada marine periode data in Southeast Memoires de sistem la So2015-2024 berupa Asia. pengembangan ciete Geologique de France, n.s., transmisi dengan tegangan 5002005, kV dan 150No. kV 176 Jawa-Bali, serta tegangan 500 kV, 275 di sistem kV, 150 kV dan 70 kV di sistem Indonesia Timur Pieters, F.F.J.M.,Barat. and J.Pembangunan de Visser. 1993. The dan Indonesia sistem scientificsecara career umum of the zoologist Wiltransmisi diarahkanMax kepada helm Carl Weber (1852–1937). Bijdragen tercapainya kesesuaian antara kapasitas tot de Dierkunde to Zoology] pembangkitan di sisi[Contributions hulu dan permintaan daya 62:193–21. di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran Rumphius, G.E. 1999. The Ambonese Curio dan perbaikan tegangan pelayanan. sity Cabinet. Yale University Press, New Ha ven and London, bahasa Pengembangan transmisi(terjemahan 500 kV di Jawa-bali Inggrisumumnya dari D’Amboinsche Rariteitkamer, pada dimaksudkan untuk 1705), 567 hal. daya dari pembangkitmengevakuasi pembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga van AKEN HENDRIK. M.,baik Dutch Oceanogra kriteria keandalan N-1, statik maupun phic Research Indonesia in transmisi Colonial dinamik. Sedangkaninpengembangan Times, Oceanography Vol. 18, No. 4, Dec. 2005, The Oceanography Society, USA. van Oosten, F.C. 2003. ‘Tydeman, Gustaaf Frederik (1858–1939)’, in Biografi sch Woordenboek van Nederland. [Online] Website: http://www. inghist.nl/ Onderzoek/Projecten/ BWN/lemmata/bwn1/tydeman.
Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar
M&E, Vol. 13, No. Juni 2015 M&E, Vol.13, No. 4, 2, Desember 2015
799