eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2016, 4 (1) 017-026 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
POTENSI DAN PROSPEK INDONESIA MENUJU POROS MARITIM Anthony Septian Pardosi1 Nim. 1102045146 Abstract Indonesia is the biggest archipelagic country with a strategic position lay between two continent, Asian and Australian and also among two ocean that is Indies ocean and Pacific ocean with Amount of island more than 17.000 island and region in general more or less 70% consisting of ocean. With potency which can innovate even until which cannot innovate, like oceaninc biotechnology, fish industrial potency, energy and mining, communication of sea, industrial and maritim service and also very strategic situation Indonesia position reside in in the middle of world commerce cross band bring Indonesia have ambition want to become maritim axis state. Keywords: Maritim axis, Indonesia Maritim Potency, Indonesia Maritim Prospect Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan posisinya yang strategis terletak diantara 2 benua, Asia dan Australia, serta di antara 2 samudera yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik dengan Jumlah pulau lebih dari 17.000 pulau dan wilayahnya secara umum kurang lebih 70% terdiri dari lautan. Indonesia berada di jalur persilangan perdagangan dunia dimana paling tidak 70% angkutan barang melalui laut dari Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan ke wilayah Pasifik, dan sebaliknya, harus melalui perairan Indonesia. Untuk menjadi negara poros maritim bukanlah hal yang mudah, poros maritim itu sendiri diartikan sebagai suatu visi kemaritiman baru Indonesia yang dilandasi oleh potensi, realitas geografis dan geostrategis Indonesia sebagai negara maritim yang mempengaruhi dan dipengaruhi dua samudera, Hindia dan Pasifik juga dua benua, Asia dan Ausralia. Selain letak geografis Indonesia yang begitu strategis dengan berada diantara jalur persilangan perdagangan dunia, Indonesia juga negara yang kaya akan sumberdaya laut, Dengan kemaritimannya yang sangat luas, Indonesia memiliki banyak potensipotensi seperti potensi perairannya yang strategis yaitu ALKI atau Alur Laut Kepulauan Indonesia, potensi sumberdaya kealutan seperti, perikanan tangkap, perikanan budidaya juga perikanan tambak serta potensi sumberdaya pertambangan 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 017-026
dan energi lepas lantai. Hal ini merupakan modal besar bagi Indonesia untuk menuju negara poros maritim. Namun dengan berbagai potensi-potensi kemaritiman yang dimiliki Indonesia, kemaritiman Indonesia juga tidak luput dari berbagai masalah. Beberapa masalah kemaritiman Indonesia dapat dijabarkan dalam berbagai masalah strategis dalam pengembangan sektor maritim Indonesia. Isu dan masalah pertama adalah lingkungan dan sumber daya alam. Terkait isu dan masalah ini, dapat dicontohkan pada eksploitasi minyak dan tambang lainnya yang berada pada dualisme, yakni peningkatan energi dan ekonomi negara versus masalah lingkungan, pencemaran. Kedua adalah masalah sosial yang lebih banyak mengarah pada ketidak berdayaan nelayan kita. berbagai persoalan yang dihadapi nelayan, di antaranya nelayan tradisional susah dalam mengakses fishing ground, juga masalah sosial lainnya adalah seperti mindset masyarakat Indonesia yang memandang Indonesia hanya sebagai negara agraris dan melupakan sejarah nenek moyang tentang kekuatan kerajaankerajaan maritim Indonesia dalam menguasai dan melindungi perairan Indonesia. Masalah ketiga adalah ekonomi, khususnya dalam kaitan Indonesia di tengah era ekonomi pasifik. Saat ini kemaritiman Indonesia belum membawa pengaruh signitifan bagi ekonomi Indonesia, ini dikarenakan Indonesia masih belum bisa menguasai kemaritimannya dan lebih banyak bergantung pada daerah daratannnya. Keempat adalah masalah teknologi di mana kelemahan nasional dalam menguasai dan mengembangkan teknologi di bidang kemaritiman.Dalam kaitan dengan teknologi ini, persoalan lain yang mengemuka adalah aksesibilitas dan konektivitas pulau-pulau kecil dengan mainland dalam membuka keterisolasian. Pada level kebutuhan masyarakat kepulauan sudah banyak persoalan teknologi yang harus dilawan, begitu pula akan lebih banyak bila persoalan di tingkat negara, seperti pertahanan dan keamanan di bidang kemaritiman. Kelautan Indonesia kedepan diharapkan dapat menjadi arus utama pembangunan nasional dengan memanfaatkan ekosistem perairan laut beserta segenap sumberdaya yang terkandung di dalamnya secara berkelanjutan (on a sustainable basis) untuk kesatuan, kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Keinginan tersebut dijabarkan dalam lima tujuan yang harus dicapai, yaitu: (1) Membangun jaringan sarana dan prasarana sebagai perekat semua pulau dan kepulauan Indonesia, (2) Meningkatkan dan menguatkan sumber daya manusia di bidang kelautan yang didukung oleh pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (3) Menetapkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, aset-aset, dan hal-hal yang terkait dalam kerangka pertahanan negara, (4) Membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber kekayaan laut secara berkelanjutan, dan (5) Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut. Kerangka Dasar Teori dan Konsep Konsep Kekuatan Nasional (National Power) Nationalpower merupakan kekuatan suatu bangsa untuk berinteraksi dengan bangsa lain. Sesungguhnya tidak ada definisi tunggal dan pasti mengenai national power. Namun, perbedaan definisi tentang national power ini pada akhirnya selalu berujung
18
Potensi & Prospek Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia(Anthony Septian P)
pada esensi yang sama, yakni sebagai modal peraih kepentingan dalam interaksi internasional dan bertujuan untuk bagaimana membuat Negara atau pihak lain, baik secara sukarela maupun terpaksa, untuk mengikuti keinginan Negara atau pihak tertentu tersebut. Oleh karena itu, kekuatan nasional dilihat dari esensi interaksi antar pelaku-pelakunya. Sumber-Sumber National Power dibedakan menjadi 2 yaitu elemen yang nyata dan elemen yang tidak nyata, tangible dan intangible. Tangible power yaitu; Geografi atau territorial, Sumber alam dan kapasitas industri, populasi, kapasitas pertanian, kekuatan militer dan mobilitas. Sedangan Intangible power, yaitu; kepemimpinan dan kepribadian, efisiensi organisasi-birokrasi, kualitas diplomasi serta dukungan luar negeri dan ketergantungan. Geografi Politik dan Geografi Strategi Walaupun kehidupan berpolitik, menjaga teritorial atau bernegara sudah melekat dalam kehidupan manusia, tetapi studi yang bersifat geografi politik baru nampak di akhir abad 19.Prinsip studi geografi politik sejak kelahirannya mengutamakan prinsip relationship, yaitu mempelajari hubungan antara political behavior dengan physical features. Artinya perilaku politik penduduknya ditafsirkan atau dijelaskan dari keterikatannya dengan gambaran fisik lingkungannya dimana komunitas manusia itu hidup. Asumsi yang dibangun adalah bahwa perbedaan dan keanekaragaman wilayah suatu negara mempengaruhi kondisi penduduknya atau sebaliknya kemampuan manusia suatu bangsa dapat menciptakan ruang negara yang lebih baik atau lebih rusak oleh pengaruh manusia yang hidup didalamnya. Mazhab ratzel yaitu faham fisis determinisme menyatakan bahwa faktor alam bukan hanya berpengaruh tetapi juga memegang peranan penting dalam menentukan the state and political power. Menurutnya kekuatan negara banyak ditentukan oleh faktor geografis (letak, luas, sumber daya manusia, sumber daya alam dan hubungan intrnalnya), faktor geografis merupakan indikator tumbuh dan berkembangnya kekuatan negara.Alfred Thayer Mahan juga berpendapat bahwa kepemilikan maritim yang luas akan menguasai dunia, bahwa pola kekuatan dunia masa yang akan datang didasarkan pada penguasaan lautan. Jadi menurutnya negara yang akan berkuasa adalah negara yang mempunyai kekuasaan maritim yang hebat dan juga mampu menguasai lautannya. Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa, baik pada masa lampau, kini, maupun masa mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang hidup nasional. Semua ini dalam rangka menentukan kebijakan, sarana, dan sasaran perwujudan kepentingan, serta tujuan nasional melalui pembangunan. Dengan demikian, suatu bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis, politis, ekonomis, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Geostrataegi Indonesia pada dasarnyanya adalah strategi nasional bangsa Indonesia dalam memanfaatkan wilayah negara republik Indonesia sebagai ruang hidup nasional guna merancang arahan tentang kebijakan,sarana dan sasaran pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional tersebut diatas.Geostrataegi Indonesia dirumuskan dalam wujud Konsepsi Ketahanan Nasional.
19
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 017-026
Konsep Kemaritiman Geoffrey Till dalam bukunya, Seapower, menyatakan bahwa maritim ada kalanya dimaksudkan hanya berhubungan dengan angkatan laut, kadang-kadang diartikan juga sebagai angkatan laut dalam hubungannya dengan kekuatan darat dan udara, kadang-kadang diartikan pula sebagai angkatan laut dalam konteks yang lebih luas yaitu dalam kaitannya dengan semua kegiatan yang berhubungan dengan komersial dan penggunaan nonmiliter terhadap laut. Bahkan, kadang-kadang istilah maritim diartikan sebagai meliputi ketiga aspek di atas. Istilah seapower, kembali menurut Geoffrey Till, dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek input dan output. Dari aspek input, seapower adalah angkatan laut, coastguard, industri maritim nonmiliter secara luas dan sepanjang ada relevansinya, meliputi pula kekuatan darat dan laut.Lebih jauh Geoffrey Till mengatakan bahwa seapower bukan hanya tentang apa yang diperlukan untuk dapat mengendalikan dan memanfaatkan laut, tetapi juga merupakan kapasitas untuk memengaruhi tingkah laku pihak lain atau sesuatu yang dikerjakan orang di laut atau dari laut. Pengertian ini mendefinisikan seapower dalam terminologi hasil, sebagai keluaran atau output, bukan sebagai faktor yang dibutuhkan atau input, atau lebih jelasnya, tujuan, bukan cara. Dikatakan oleh Sir Julian Corbett, makna sesungguhnya seapower bukanlah apa yang terjadi di laut, tetapi bagaimana ia memengaruhi jalannya peristiwa di darat. Maritime Domain Awareness(MDa) adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap kejadian-kejadian di laut dan kawasan pantai serta mencarikan solusi yang tepat dalam penyelesaiannya. Substansi Maritime Domain Awareness adalah terbangunnya pertukaran informasi, jaringan dan kegiatan analisis antara stakeholder maritim atas apa yang terjadi di laut dan sekitarnya sehingga setiap peristiwa yang mengancam keamanan maritim dapat segera direspon dengan cepat. Maritime Domain Awareness sebenarnya adalah bagian dari strategi maritim nasional. Konsep Kekuatan Maritim MARITIMECOMMUNITY MERCHANTSHIPPING RESOURCES BASES GEOGRAPHIC
SEA POWER
FIGHTING INSTRUMENT STYLEOFGOVERNMENT
Berdasarkan pada gambar diatas maka dapat dijelaskan kekuatan maritim bisa dicapai bila ada ke-sinergian antara komunitas maritim, sumberdaya alam,geografis serta style of government suatu pemerintahan dalam kemaritiman dengan didukung oleh basis atau pelabuhan sebagai sarana prasarana kemaritiman, juga roda pergerakan perdagangan yang lancar serta pengamanan dan keamanaannya akan membawa suatu kemaritiman pada kekuatan maritim yang jelas.
20
Potensi & Prospek Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia(Anthony Septian P)
Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif-prediktif, dalam penelitian ini lebih menggambarkan tentang bagaimana prospek kemaritiman Indonesia berdasarkan potensi-potensi kemaritiman yang ada dalam mewujudkan poros maritim dunia.Jenis data yang disajikan adalah data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah telaah pustaka (library research), yaitu teknik pengumpulan data dengan menelaah sejumlah literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti baik dari buku-buku, jurnal ilmiah, dokumen dan artikel yang dinilai sesuai dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian adalah teknik analisis kualitatif, yaitu dengan cara menghubungkan data yang satu dengan data yang lainnya yang dianggap memiliki hubungan saling keterkaitan dengan potensi dan prospek Indonesia meunuju poros maritim. Hasil Penelitian Berdasarkan potensi-potensi kemaritiman yang dimiliki Indonesia seperti potensipotensi perairan strategis Indonesia yaitu ALKI atau Alur Laut Kepulauan Indonesia sebagai perairan strategis Indonesia yang sudah memiliki aturan yang jelas. Dan potensi kota batam sebagai kota transit di selat malaka sebagai daerah yang strategis karena posisinya berada pada jalur pelayaran internasional yaitu di perairan selat malaka dan memisahkan antara Indonesia-Singapura juga Indonesia-Malaysia. Perairan batam bagian utara merupakan jalur yang sibuk bukan saja sebagai jalur pelayaran Internasional tetapi juga sebagai jalur pelayaran reguler antara batam dengan singapura juga batam dengan malaysia. Disamping itu, perairan batam bagian utara juga sebagai jalur telekomunikasi (kabel bawah laut) dan pipa migas yang menghubungkan Indonesia dan Singapura. Potensi sumberdaya perikanan yang terbagi atas perikanan tangkap dengan Provinsi Kepulauan Riau sebagai daerah perikanan terbesar dengan rmasuk dalam wilayah pengelolaan perikanan Laut Cina Selatan dan Natuna melalui garis batas terakhir Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Khusus Provinsi Kepulauan Riau memiliki luas zona perairan sekitar 417.005,0594 km2 termasuk ZEE 379.000 km2. Perikanan Budidaya dengan daerah Budi daya udang dan bandeng, banyak dikembangkan di pantai utara Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.Budi daya ikan darat, banyak dikembangkan di kolam-kolam penduduk, terutama di Jawa Barat, bendungan/waduk (misalnya keramba terapung di Waduk Jatiluhur), danau, sawah, dan sungai.Daerah penangkapan ikan laut biasanya tersebar di Sumatra Timur (Bagan Siapi-api) dan Bengkalis (ikan terubuk). Kepulauan Maluku banyak menghasilkan tongkol, tiram, mutiara. Laut Jawa, Selat Sunda, Pantai Cilacap, Selat Makassar, Selat Flores, dan Kepulauan Maluku banyak menghasilkan cumi, udang, dan rumput laut. Serta, pengolahan perikanan yang saat ini pengolahan ikan nasional masih jauh tertinggal dibanding industri sejenis yang ada di negara-negara lain di kawasan ASEAN.Menurut catatan Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APII) empat tahun lalu tersebar tujuh industri pengalengan ikan tuna di Jawa Timur. Tetapi, kini empat unit di antaranya tidak berproduksi lagi karena kekurangan bahan baku. Di Sulawesi Utara, yang semula memiliki empat industri yang sama, sekarang tinggal dua industri yang beroperasi. Itu pun setelah diambil alih investor dari Filipina. Sementara itu, di
21
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 017-026
Bali juga tinggal satu unit, padahal sebelumnya ada dua industri pengalengan ikan tuna. Potensi Minyak dan Gas, ketersediaan Gas Bumi di tahun 2009 yang telah terbukti sekitar 103,35 TSCF dan yang masih diperkirakan berpotensi sekitar 47,35 TSCF dengan jumlah cadangan terbanyak berada di Natuna dengan perkiraan 52,15 TSCF (Trillion Square Cubic Free) sedangkan untuk potensi cadangan minyak bumi di Indonesia yang telah terbukti sekitar 4,303,15 MMSTB (Million Metric Stock Tank Barrels) dan yang masih potensial sekitar 3.695.39 MMSTB total cadangan minyak bumi Indonesia sekitar 7,998,54 MMSTB sesuai dengan data survei dijen migas di tahun 2009, dengan jumlah cadangan minyak bumi terbanyak berada di Sumatera Tengah mencapai 4,028,7 MMSTB. Potensi Mineral Lepas Pantai Indonesia yang memiliki luas wilayah laut sebesar 3,1 juta km2 diperkirakan memiliki mineral sangat kaya. Mineral tersebut merupakan sumber devisa yang bisa diandalkan meskipun bukan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Sayangnya potensi besar mineral di laut belum dikelola secara optimal karena kurang memadainya kemampuan teknologi, dana dan sumber daya manusia untuk melakukan eksploitasi. Penelitian terhadap sumber-sumber mineral di laut juga kurang dilakukan, sehingga Pemerintah hanya mengelola sumber-sumber mineral yang selama ini sudah diketahui bernilai ekonomi tinggi, seperti minyak dan gas. Potensi Sarana dan Prasarana Kemaritiman Indonesia (Pelabuhan dan Galangan Kapal Nasional), Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk memaksimalkan peran jalur lautnya bagi perdagangan internasional. Mengetahui akan potensi tersebut, di wilayah barat, pemerintah telah akan melakukan pengembangan di Pelabuhan Belawan yang terletak di jalur selat malaka dan berseberangan dengan Malaysia. Sedangkan di wilayah Timur adalah Pelabuhan Bitung untuk menjadi menjadi jalur perdagangan Internasional. Pengembangan kedua pelabuhan ini merupakan hal yang wajar karena Pelabuhan Belawan mempunyai akses langsung ke Selat Malaka sedangkan Pelabuhan Belitung mempunyai akses langsung ke lautan Pasifik. Dengan demikian, Indonesia dapat menawarkan efisiensi pengiriman barang melalui laut. Terlebih lagi Bitung juga memiliki kedalaman laut yang memenuhi syarat untuk disandari kapal induk barang (mother vessels).Jadi, Indonesia juga memiliki peluang yang sama dengan negara-negara tetangga dalam mengelola potensi kelautannya. Poros Maritim Dunia akan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, pemberdayaan seluruh potensi maritim demi kemakmuran bangsa. Maka dari itu prospek kemaritiman Indonesia berdasarkan pada potensi-potensi yang telah disebutkan diatas bisa dijabarkan pada ; Prospek Ditinjau dari Kedaulatan Maritim Indonesia, ditinjau dari kedalautaanya Indonesia telah mengatur lalu lintas kemaritimannya dengan 3 jenis lintas bagi kapal, yaitu Hak lintas transit berlaku di Selat Malaka, Selat Philips dan Selat Singapura yang digunakan untuk pelayaran internasional antara satu bagian laut lepas atau ZEE dan bagian laut lepas atau suatu ZEE lainnya.Hak lintas damai berlaku di laut
22
Potensi & Prospek Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia(Anthony Septian P)
teritorial dan perairan kepulauan untuk keperluan kapal asing melintas dari satu bagian laut bebas atau ZEE ke bagian lain laut bebas atau ZEE tanpa memasuki perairan pedalaman atau singgah di tempat berlabuh di tengah laut, atau fasilitas pelabuhan di luar perairan pedalaman, sertaHak lintas alur laut kepulauan berlaku di alur laut atau ruang udara di atas alur laut yang ditetapkan sebagai alur laut kepulauan yaitu ALKI-I, ALKI-2 dan ALKI-3 untuk pelayaran kapal atau penerbangan pesawat udara asing dari satu bagian laut bebas atau ZEE ke bagian lain laut bebas atau ZEE melintasi laut teritorial dan perairan kepulauan lndonesia.Mencermati ketiga jenis lintastersebut di atas menunjukkan adanya akomodasi kepentingan antara negara pantai/kepulauan dengan negara pengguna. Dari kedaulatan maritim inilah Indonesia menuju poros maritim, tentunya bisa dengan secara langsung menjaga kedaulatannya dengan pembangunan-pembangunan wilayah maritim yang menjadi akomodasi bagi negara-negara pengguna wilayah perairan Indonesia serta bisa dengan seksama mengawasi wilayah perairan Indonesia dari segala tindak pelanggaran sehingga prospek kedepannya yang akan terjadi adalah pematuhan negara-negara pengguna terhadap aturan-aturan yang telah dibuat demi menjaga kedaulatan maritim Indonesia sebagai poros maritim nantinya. Prospek Ditinjau dari Pembangunan Infrasruktur, Melalui pembangunan Infrastruktur pelayaran, perikanan dan kelautan, infrastruktur konektivitas antar moda dan sistem logistik nasional serta tata ruang wilayah laut menjamin prospek Indonesia menuju poros maritim dunia mempunyai pengaruh yang sangat positif, sebab Infrastruktur kemaritiman Indonesia masih jauh terabaikan pada saat ini sehingga sembari mengatur, Indonesia bisa memaksimalkan kapabilitasnya sebagai negara maritim. Prospek Ditinjau dari Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Budaya Maritim, Pengembangan Ilmu pengetahuan teknologi maritim dan budaya maritim jelas akan sangat mendorong keberhasilan Indonesia menuju poros maritim dunia. Minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang kemaritiman atau masyarakat pesisir tentang kemaritiman pada saat ini tentunya merupakan salah satu hal yang dicegah pemerintah Indonesia, terutama dalam Indonesia menuju poros maritim dunia. Pengembangan IPTEK dan budaya maritim akan membuat sinkronisasi Indonesia menuju poros maritim dunia dan prospeknya. Untuk mendorong keberhasilannya pun pemerintah telah menunjuk Kabupaten banyuwangi sebagai rujukan unggulan wadah pembangunan sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan internasional. Banyuwangi dipilih oleh pemerintah sebagai centre of excellent SDM karena beberapa alasan, pertama, memiliki instrumen pendidikan yang lengkap di bidang maritim, mulai dari SMK sampai perguruan tinggi. Kedua, banyuwangi juga telah memiliki penyuluh perikanan yang mumpuni dan ketiga banyuwangi mempunya sumber daya alam yang mendukung, salah satunya kualitas air yang sangat baik yang mendukung pengembangan budidaya ikan air tawar. Prospek Ditinjau dari Sumber Daya Alam Kemaritiman,Pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan kelautan adalah hal utama yang perlu ditingkatkan, sebagian besar kekayaan sumberdaya hayati Indonesia dikandung dilautan dan wilayah pesisir. Sistem pengelolaan yang efektif dapat menjamin sumberdaya hayati tersebut bertahan hidup melainkan semakin meningkat meskipun terus dieksploitasi sehingga menjadi
23
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 017-026
modal dasar pembangunan secara berkelanjutan. Perlu dibuatnya badan badan usaha, baik itu milik negara maupun swasta untuk dapat mengelola hasil kedaulatan maritim milik Negara sendiri adalah tujuan dari pengembangan pemanfaatan kemaritiman Indonesia. Saat ini pemerintah Indonesia sudah membuat satu keputusan tepat dalam pengembangan pengolaan sumberdaya kemaritiman ini, khususnya dalam mewujudkan platform Indonesia menuju poros maritim. Prospek Ditinjau dari Pengamanan dan Keamanan Kemaritiman, Maritime Domain Awareness(MDa) adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap kejadiankejadian di laut dan kawasan pantai serta mencarikan solusi yang tepat dalam penyelesaiannya. Substansi Maritime Domain Awareness adalah terbangunnya pertukaran informasi, jaringan dan kegiatan analisis antara stakeholder maritim atas apa yang terjadi di laut dan sekitarnya sehingga setiap peristiwa yang mengancam keamanan maritim dapat segera direspon dengan cepat. Maritime Domain Awareness sebenarnya adalah bagian dari strategi maritim nasional. Memanfaatkan tekonologi pertahanan secara intensif adalah komitmen memperkuat kapasitas dan bila ini dilaksanakan, maka Indonesia punya modal untuk proses lainnya, ini adalah bagian dari mewujudkan poros maritim. Kesimpulan Menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim tidak dapat diwujudkan hanya dalam satu periode pemerintahan saja tetapi perlu pengembangan secara serius dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Dengan potensi yang begitu banyaknya tak akan membawa dampak positif yang begitu signitifan bila tidak ada kesinergian antara pemerintah dengan lembaga-lembaganya sendiri atau pemerintah dengan masyarakatmasyarakatnya di wilayah pesisir yang berhadapan langsung dengan kemaritiman itu sendiri. Menjadikan Indonesia sebagai poros maritim bisa melihat dari keberhasilan kerajaan maritim dimasa lampau, budaya maritim Indonesia perlu dibangkitkan kembali. Hal mendasar yang perlu diperhatikan pemerintah adalah dengan merubah mindset masyarakatnya yang semula berpikiran bahwa Indonesia adalah negara agraris menjadi Indonesia adalah Negara maritim. Meminimalisir ancaman-ancaman adalah poin tambahan bila Indonesia ingin serius memanfaatkan maritimnya otomatis yang terjadi kita akan lebih sering memperhatikan laut atau maritim kita, sehingga pelanggaran-pelanggaran maupun ancaman yang biasa terjadi di wilayah perairan kita bisa langsung tepat ditangani. Dengan menggali potensi-potensi kemaritiman yang ada, prospek kedepannya pun akan sejalan dengan visi sebagai negara poros maritim ditinjau dari Kedaulatan Maritimnya, ditinjau dari Pembangunan Infrasrukturnya, ditinjau dari Ilmu pengetahuan dan teknologi kemaritimannya, ditinjau dari pemafaatan sumberdayanya serta ditinjau dari pengamanan dan keamanannya, bila semuanya sudah bisa disinergikan dan sudah ada kemajuan maka disanalah Indonesia menuju poros maritim dunia mulai tercapai. Referensi Buku Dr. Hj. Sri Hayati, M.pd. dan Drs. Ahmad Yani, M.si.” “Geografi Politik” sejarah dan konsep geopolitik” Limbong,Bernhard. 2015, Poros Maritim, Jakarta: Pustaka Margareta.
24
Potensi & Prospek Indonesia Menuju Poros Maritim Dunia(Anthony Septian P)
Laporan Resmi dan Dokumen Dewan Kelautan Indonesia, Laporan Potensi Ekonomi Maritim, ”Analisis Potensi Ekonomi Maritim Dalam Rangka Perumusan Kebijakan Ekonomi Indonesia”, diunduh di www.dekin .kkp.go.id >download_arsip Kebijakan ekonomi kelautan dengan model ekonomi baru” 2012 kementerian kelautan dan perikanan sekretariat jenderal satuan kerja dewan kelautan Indonesia_arsip Media Internet Anonim, “Ayo Batam, Bisa lebih hebat dari singapura” www.mmindustri.co .id diakses pada tanggal 1 september 2015 Anonim, “Banyuwangi Ditetapkan Jadi Pusat Pendidikan Maritim Nasional”Diakses di m.okezone.com pada tanggal 07 september 2015 Anonim, “Poros Maritim Dunia, Mampukah Kita?” diakses di newsdetik.com pada tanggal 06 september Fayakun, Chandra Dayan, “Peralatan Navigasi dan Komunikasi pada kapal” diakses di www.academia.edu pada tanggal 24 agustus 2015 Darwin Ocik, Pesisir Pantai, “Indonesia Poros Maritim Dunia” diakses di www.jamkertas.com pada tanggal 05 september 2015 Dr.Jan Hoesada, CPA, “Illegal Fishing” diakses di www.ksap,org pada tanggal 19 agustus 2015 Fayakun Teguh. Perlukah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) IV, terdapat di http://www.scribd.com/doc/40390219/Kajian-Alur-Laut-Kepulauan-IndonesiaALKI-timur-barat Hikmahanto juwana Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, “Mewujudkan Visi poros maritim dunia dalam perspektif hukum” KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL Pusat Dokumentasi dan Jaringan Informasi Hukum Nasional Jalasena edisi no.4 Maritim Domain Awareness oleh laksamana madya TNI Dr. Marsetio, MM Laksamana TNI {Purn} Agus Suhartono, Sarasehan “Indonesia Poros maritime Dunia, Kedaulatan Maritim Indonesia Linda Teti Silitonga. “ KKP Susun Tata Ruang Laut Nasional” diakses dim.bisis.com/industri pada tanggal 07 september 2015 Masdarul Khoiri, “Jadi Pusat Pendidikan Maritim” diakses di m.koran-sindo.com pada tanggal 08 september 2015
25
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 1, 2016: 017-026
M.Hendraparti, “Prinsip Prinsip Hukum Laut Indonesia” repository.unhas.ac.id pada tanggal 23 agustus 2015
didownload di
MUH. DIMYATI. DEPUTI SUMBER DAYA IPTEK, KEMENRISTEK DAN DIKTI Jakarta, 10 Desember 2014, “Kontribusi strategis IPTEK dalam mewujudkan poros maritim dunia”. NN.
Isfarin 2012, “Perlindungan Selat Malaka” diunduh publikasiilmiah.ums.ac.id pada tanggal 22 agustus 2015
di
www
Simela Victor Muhamad, “Info Singkat Hubungan Internasional” Vol. VI, No. 21/I/P3DI
26