POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
USAHA FRANCHISE
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
KATA PENGANTAR
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Namun demikian, UMKM masih memiliki kendala, baik untuk mendapatkan pembiayaan maupun untuk mengembangkan usahanya. Dari sisi pembiayaan, masih banyak pelaku UMKM yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari bank, baik karena kendala teknis, misalnya tidak mempunyai/tidak cukup agunan, maupun kendala non teknis, misalnya keterbatasan akses informasi ke perbankan. Dari sisi pengembangan usaha, pelaku UMKM masih memiliki keterbatasan informasi mengenai pola pembiayaan untuk komoditas tertentu. Disisi lain, ternyata perbankan juga membutuhkan informasi tentang komoditas yang potensial untuk dibiayai. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menyediakan rujukan bagi perbankan untuk meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan informasi dan pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan usahanya, maka menjadi kebutuhan untuk menyediakan informasi pola pembiayaan untuk komoditi potensial tersebut dalam bentuk model/pola pembiayaan komoditas (lending model). Sampai saat ini, Bank Indonesia telah menghasilkan 106 judul buku pola pembiayaan komoditi pertanian, industri dan perdagangan dengan sistem pembiayaan konvensional dan 26 judul dengan sistem syariah. Dalam upaya menyebarluaskan lending model tersebut kepada masyarakat maka buku pola pembiayaan ini telah dimasukan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK) yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id Dalam penyusunan buku pola pembiayaan ini, Bank Indonesia memperoleh masukan dari banyak pihak antara lain dari Perbankan, lembaga/instansi terkait lainnya, Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dan UMKM. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini.
i
Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan bagi kesempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku ini dapat menghubungi : Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Biro Pengembangan BPR dan UMKM Tim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKM Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat Telp. (021) 381 8922 atau 381.7794 Fax (021) 351 8951 Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang pola pembiayaan komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus memperluas replikasi pembiayaan oleh UMKM pada komoditi tersebut. Jakarta,
ii
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Desember 2009
RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN FRANCHISE (Franchisee) No.
Unsur Pembiayaan
Uraian
1
Jenis Usaha
Waralaba Makanan
2
Dana yang diperlukan
- Investasi Rp. 110.500.000 - Modal Kerja Rp. 28.948.375 - Total Rp. 139.448.375
3
Sumber Dana
60 % Modal merupakan modal sendiri dan 40 % persen kredit dari bank
4
Plafon Kredit
Dana dari bank Rp. 44.200.000,- merupakan kredit investasi. Plafon yang dikeluarkan bank antara 0 s.d. 5 Milyar
5
Jangka waktu kredit
Jangka waktu kredit adalah 3 tahun, tanpa tenggang waktu
6
Suku bunga
16 % pertahun
7
Periode pembayaran kredit
Angsuran pokok dan bunga dibayarkan per bulan flat
8
Kelayakan Usaha - Periode Proyek
3 tahun
- Produk dan Kapasitas Produksi/
130 porsi (satu paket makanan dan minuman)
hari
Rp 12.500/porsi
- Harga BEP - Nilai Penjualan rata-rata per tahun - Produksi rata-rata per tahun - BEP Rp rata-rata per porsi
Rp. 133,120,223,390,733 porsi 10,649,67
iii
9
10
Kriteria kelayakan usaha - Net B/C Ratio DF16 %
2.63
- NPV DF 16 %
Rp. 228,920,384,-
- IRR
103%
- PBP
0,9 tahun atau 11,8 bulan
- Penilaian
Layak
Analisis Sensitivitas (1). Dari sisi penerimaan (a) Turun 17 % - Net B/C Ratio DF 16 %
1.04
- NPV DF 16 %
Rp. 5,566,669,-
- IRR
18%
- PBP
2,8 tahun
- Penilaian
Layak
(b) Turun 18 % - Net B/C Ratio DF 16 %
0.95
- NPV DF 16 %
Rp. (7,571,784),-
- IRR
12,7 %
- PBP
4,2 tahun
- Penilaian
Tidak layak
(2) Dari sisi biaya operasional (a) Naik 28 %
iv
- Net B/C Ratio DF 16 %
1.02
- NPV DF 16 %
Rp. 3,502,517,-
- IRR
18 %
- PBP
2,9 tahun
- Penilaian
Layak
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Dari sisi biaya operasional (b) Naik 29% - Net B/C Ratio DF 16 %
0.97
- NPV DF 16 %
Rp. (4,548,121),-
- IRR
14,1%
- PBP
4,1 tahun
- Penilaian
Tidak layak
(3) Dari sisi pendapatan dan biaya operasional (a) Sebesar 10% - Net B/C Ratio DF 16 %
1.12
- NPV DF 16 %
Rp. 17,029,465,-
- IRR
23%
- PBP
2,6 tahun
- Penilaian
Layak
Dari sisi pendapatan dan biaya operasional (b) Sebesar 11 % - Net B/C Ratio DF 16 %
0.97
- NPV DF 16 %
Rp. (4,159,627),-
- IRR
14,8%
- PBP
4,1 tahun
- Penilaian
Tidak layak
v
RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN FRANCHISE (Franchisor) No.
Unsur Pembiayaan
Uraian
1
Jenis Usaha
Waralaba Makanan
2
Dana yang diperlukan
- Investasi Rp. 50.490.000,- Modal Kerja Rp. 804.856.000,- Total Rp. 855.346.000,-
3
Sumber Dana
60 % Modal merupakan modal sendiri dan 40 % persen kredit dari bank
4
Plafon Kredit
Dana dari bank Rp. 321.942.500,- merupakan kredit modal kerja. Plafon yang dikeluarkan bank antara 0 s.d. 5 Milyar
5
Jangka waktu kredit
Jangka waktu kredit adalah 3 tahun , tanpa tenggang waktu
6
Suku bunga
16 % pertahun
7
Periode pembayaran kredit
Angsuran pokok dan bunga dibayarkan per bulan flat
8
Kelayakan Usaha - Periode Proyek
3 tahun
- Produk dan Kapasitas Produksi/
120 bungkus
hari - Harga
Rp. 47.500,-
- BEP Nilai Penjualan rata-rata per
Rp 951.444.460,33
tahun
vi
Produksi rata-rata per bungkus
728.746,67 bungkus
BEP Rp rata-rata per bungkus
Rp 20.030,33
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
9
10
Kriteria kelayakan usaha - Net B/C Ratio DF 16%
2,79
- NPV DF 16 %
Rp 1,529,810,675,-
- IRR
112 %
- PBP
10,9 bulan
- Penilaian
Layak
Analisis Sensitivitas (1). Dari sisi penerimaan (a) Turun 26 % - Net B/C Ratio DF 16 %
1.05
- NPV DF 16 %
Rp 41,358,515,-
- IRR
19%
- PBP
2,8 tahun
- Penilaian
Layak
(b) Turun 27 % - Net B/C Ratio DF 16 %
0.98
- NPV DF 16 %
Rp (15,889,645),-
- IRR
15 %
- PBP
4,8 tahun
- Penilaian
Tidak layak
(2) Dari sisi biaya operasional (a) Naik 65 % - Net B/C Ratio DF 16 %
1.004
- NPV DF 16 %
Rp. 3,119,064,-
- IRR
16,18%
- PBP
2,9 tahun
- Penilaian
Layak
vii
Dari sisi biaya operasional (b) Naik 66 % - Net B/C Ratio DF 16 %
0.98
- NPV DF 16 %
Rp. (20,368,499),-
- IRR
15 %
- PBP
4,05 tahun
- Penilaian
Tidak layak
(3) Dari sisi pendapatan dan biaya operasional (a) Sebesar 18 % - Net B/C Ratio DF 16 %
1.09
- NPV DF 16 %
Rp. 76,567,657,-
- IRR
21%
- PBP
2,7 tahun
- Penilaian
Layak
Dari sisi pendapatan dan biaya operasional (b) Sebesar 19 %
viii
- Net B/C Ratio DF 16 %
0.99
- NPV DF 16 %
Rp. (4,168,066),-
- IRR
15,7 %
- PBP
4,01 tahun
- Penilaian
Tidak layak
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
DAFTAR ISI
Hal KATA PENGANTAR .................................................................................... i RINGKASAN ............................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1. Profil Usaha ................................................................................ 5 2.2. Pola Pembiayaan ........................................................................ 12 BAB III ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI 3.1. Lokasi.......................................................................................... 3.2. Fasilitas dan Peralatan . ............................................................... 3.3. Bahan Baku................................................................................. 3.4. Tenaga Kerja . ............................................................................. 3.5. Teknologi . .................................................................................. 3.6. Proses Operasi............................................................................. 3.7. Jenis, Jumlah dan Kualitas........................................................... 3.8. Produksi Optimal......................................................................... 3.9. Kendala Produksi .......................................................................
15 16 19 22 22 23 24 25 25
ix
BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 4.1. Pasar .......................................................................................... 4.1.1. Permintaan ....................................................................... 4.1.2. Penawaran ...................................................................... 4.2. Pemasaran . ................................................................................ 4.2.1. Harga .............................................................................. 4.2.2. Analisis Persaingan........................................................... 4.2.3. Jalur Pemasaran . ............................................................. 4.2.4. Kendala Pemasaran .........................................................
27 27 28 30 30 32 33 35
BAB V ASPEK KEUANGAN 5.1. Pemilihan Usaha ......................................................................... 5.2. Asumsi........................................................................................ 5.3. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Operasional.... 5.3.1. Biaya Investasi ................................................................. 5.3.2. Biaya Operasional ............................................................ 5.4. Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja ...................... 5.5. Produksi dan Pendapatan ........................................................... 5.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point .................................... 5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha . .................................... 5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha ..........................................
37 38 40 40 42 43 45 46 49 49
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial .......................................................... 55 6.2. Dampak Lingkungan .................................................................. 55 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ................................................................................ 57 7.2. Saran . ........................................................................................ 59
x
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... DAFTAR WEBSITE....................................................................................... LAMPIRAN (FRANCHISOR) .......................................................................... LAMPIRAN (FRANCHISEE) ...........................................................................
61 61 63 91
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 4.1 4.2
xii
Pola Hubungan Franchise ...................................................................... Pertumbuhan Waralaba di Indonesia ...................................................... Profil Waralaba Indonesia 2008 ............................................................. Mesin Pembuat Bakso ........................................................................... Blender ............................................................................................ .... Fasilitas dan Peralatan Franchisee ........................................................... Hasil Olahan Franchisor yang Menjadi Bahan Baku Franchisee ............... Proses Pembuatan Bakso ...................................................................... Proses Layanan Ditingkat Franchisee ..................................................... Tahap Perjanjian Franchise ..................................................................... Jalur Pemasaran/Pengiriman Produk ......................................................
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
6 10 11 16 17 19 21 23 24 34 35
DAFTAR TABEL
Tabel Hal 2.1 Perbedaan Waralaba dan Bussines Opportunity .................................. 3.1 Peralatan dan Fasilitas Franchisor ........................................................ 3.2 Peralatan dan Fasilitas Franchisee Bakso............................................... 3.3 Bahan Baku Bakso .............................................................................. 3.4 Hasil Olahan........................................................................................ 3.5 Komposisi Produk Franchisee Per Porsi................................................. 4.1 Perkembangan Waralaba di Indonesia ................................................ 4.2 Harga Paket Waralaba Bakso............................................................... 5.1 Asumsi Perhitungan Franchisor ........................................................... 5.2 Asumsi Perhitungan Franchisee . ......................................................... 5.3 Komponen Biaya Investasi Franchisor .................................................. 5.4 Komponen Biaya Investasi Franchisee ................................................. 5.5 Biaya Operasional Franchisor .............................................................. 5.6 Kebutuhan Investasi dan Modal Kerja Franchisor ................................ 5.7 Kebutuhan Modal Kerja dan Investasi Franchisee ................................ 5.8 Jadwal Angsuran Pokok dan Angsuran Bunga Franchisor . .................. 5.9 Jadwal Angsuran Pokok dan Angsuran Bunga Franchisee ................... 5.10 Pendapatan Tahun-1 Franchisor .......................................................... 5.11 Pendapatan Tahun-1 Franchisee . ........................................................ 5.12 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point per Tahun Franchisor............. 5.13 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point per Tahun Franchisee............ 5.14 Kelayakan Usaha Franchisor . .............................................................. 5.15 Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario I Franchisor .......................... 5.16 Hasil analisis sensitivitas Proyek Skenario II Franchisor ......................... 5.17 Hasil analisis sensitivitas Proyek Skenario III Franchisor..........................
9 16 17 19 20 21 27 31 38 39 41 41 42 43 44 44 45 45 46 47 48 49 50 51 51
xiii
5.18 5.19 5.20 5.21
xiv
Kelayakan Usaha Franchise ................................................................. Analisis Sensitifitas Skenario I Franchisee . ........................................... Analisis Sensitifitas Skenario II Franchisee ............................................ Analisis Sensitifitas Skenario III Franchisee ...........................................
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
52 53 53 53
BAB I PENDAHULUAN
Secara harfiah, franchise (waralaba) berasal dari bahasa Perancis yang berarti kebebasan untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Menurut Asosiasi Franchise Indonesia, waralaba didefinisikan sebagai “suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu”. PP No.16/1997 mendefinisikan waralaba sebagai “perikatan dalam rangka penyediaan dan/atau penjualan barang dan atau jasa, dimana salah satu pihak (penerima waralaba) diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain (pemberi waralaba) dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain (pemberi waralaba)1”. Definisi sebagaimana PP No. 16 Tahun 1997 tersebut disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 2007 yang mendefinisikan waralaba sebagai “hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba”. Suatu sistem bisnis waralaba melibatkan dua pihak yaitu franchisor dan Franchisee. Franchisor adalah “wirausaha sukses pemilik produk, jasa atau sistem operasi yang khas dengan merek tertentu, yang biasanya telah dipatenkan”. Sementara Franchisee adalah “perorangan dan atau pengusaha lain yang dipilih oleh franchisor atau yang disetujui permohonannya untuk menjadi Franchisee oleh pihak franchisor untuk menjalankan usaha dengan menggunakan nama dagang, 1
Lukman Hakim, Info Lengkap Waralaba, (Jakarta: Media Press, 2008)
1
PENDAHULUAN
merek atau sistem usaha miliknya, dengan syarat imbalan kepada franchisor berupa uang dalam jumlah tertentu pada awal kerjasama dijalankan dan atau pada jangka waktu tertentu selama jangka waktu kerjasama”. Waralaba merupakan konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Sistem franchise (waralaba) dianggap memiliki beberapa kelebihan terutama menyangkut pendanaan, sumber daya manusia dan manajemen. Dengan demikian pewaralabaan dapat dianggap sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan Franchisee (terwaralaba)2. Sebagai konsep usaha, waralaba memiliki kelemahan dan keuntungan Pola usaha waralaba memberikan kemudahan dalam mengembangkan usaha. Franchisor dapat mempercepat pertumbuhan outletnya dengan tidak perlu menunggu terkumpulnya modal karena Franchisee (pembeli hak franchise)/ investor yang akan memberikan modal. Dengan pola tersebut maka jaringan dapat dengan cepat meluas. Selain itu usaha waralaba memiliki ketahanan yang baik dalam menghadapi berbagai risiko usaha. Sementara bagi Franchisee, tidak perlu pengalaman bisnis yang memadahi dan akan memperoleh bantuan teknis terkait pelaksanaan usahanya. Kelemahan dari sistem waralaba antara lain adalah adanya kontrol yang ketat dari franchisor. Selain itu, kontrak waralaba biasanya memberikan batasanbatasan bagi Franchisee dalam mengembangkan usahanya. Konsep waralaba pertama kali diterapkan oleh Singer Sewing Machine Company dengan memberikan hak pada distributornya untuk menjual produkproduk mesin jahit. Konsep waralaba ini kini telah diterapkan pada sejumlah produk. Setiap produk barang atau jasa pada prinsipnya dapat diwaralabakan. Sejumlah persyaratan produk atau jasa untuk dapat diwaralabakan antara lain: pertama; Produk barang dan jasa memiliki pasar yang jelas dan brand yang baik. Kedua; Memiliki formula dan desain yang dipatenkan. Ketiga; memiliki merek dagang. Keempat; Memiliki sistem manajemen keuangan untuk mengendalikan arus kas, Kelima; Memberikan konsultasi manajerial. Keenam; Adanya paket 2
Lukman Hakim, Info Lengkap Waralaba, (Jakarta: Medpress, 2008)
2
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
periklanan yang memenuhi skala ekonomi, Ketujuh; Adanya layanan yang baik dari kantor pusat. Kedelapan memiliki konsep bisnis yang teruji3. Masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King pada akhir 1970-an merupakan awal pengenalan franchise di Indonesia. Akan tetapi, perkembangan waralaba di Indonesia mulai terlihat pada tahun 1990-an dan mengalami perkembangan pesat dalam 5 tahun terakhir. Pada awal tahun 1990-an, waralaba di Indonesia berjumlah 35 buah, dimana waralaba asing sebanyak 29 dan waralaba lokal berjumlah 6 buah. Pada tahun 2006 usaha yang menjalankan waralaba berjumlah 450 buah, dimana 220 asing dan 230 waralaba lokal. Dalam kurun 2006-2008 perkembangan franchise bak jamur dimusim hujan. Tercatat pertumbuhan waralaba pada tahun 2008 mencapai 57,6% yang meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 35,4%. Perkembangan waralaba pada tahun 2008 tercatat sebanyak 250 waralaba asing dan 450 waralaba lokal yang tersebar di 31.827 gerai dan memiliki nilai omset penjualan sebesar Rp81,03 triliun. Dari seluruh waralaba yang ada di Indonesia, jenis usaha yang paling banyak adalah usaha makanan dan minuman dengan persentase sebesar 42,9% dan jasa pendidikan sebesar 17,8%4. Pada prinsipnya waralaba mirip dengan lisensi. Tetapi waralaba memiliki sejumlah ciri khas yang merupakan kriteria yang harus dipenuhi sebagai waralaba yaitu memiliki ciri khas usaha, terbukti sudah memberikan keuntungan, memiliki standar atas pelayanan dan barang dan/atau jasa yang ditawarkan yang dibuat secara tertulis, mudah diajarkan dan diaplikasikan, adanya dukungan yang berkesinambungan dan adanya hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar. Pesatnya usaha waralaba telah memunculkan varian baru yang sering disebut dengan peluang bisnis atau bussines opportunity atau BO. Perbedaanya adalah BO tidak seketat waralaba. Kecenderungan pada BO adalah investasi yang lebih kecil dari waralaba, tidak adanya pelatihan awal dan standar atau sistem yang harus dijalankan, minimnya dukungan dan monitoring dari pemilik baik dari segi operasional maupun marketing serta kontrak yang relatif terbuka. 3 4
Ibid 2 Butir_Butir Pemikiran Perdagangan Indonesia 2009-2014, Buku III Perdagangan Dalam Negeri, (Kadin 2008). Lihat juga Info Franchise 2008
3
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, waralaba sebagai sebuah konsep bisnis telah berkembang sebagai suatu industri yang cukup memiliki masa depan. Angka statistik perkembangan waralaba yang menakjubkan memberikan gambaran betapa waralaba merupakan suatu konsep usaha yang layak untuk dipertimbangkan. Sistem waralaba yang dianggap membangkitkan semangat wirausaha mendapatkan sambutan positif. Hal tersebut dapat dilihat dari semangat yang muncul dari Peraturan Pemerintah No. 42/2007 tentang waralaba yang menganggap waralaba sebagai salah satu pengembangan UMKM. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kemudahan persyaratan dan bimbingan teknis usaha yang diberikan dalam bentuk pelatihan, penelitian dan pengembangan. Selain itu, berdirinya Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) sebagai wadah yang menaungi franchise dan franchisor diharapkan dapat menciptakan industri waralaba yang kuat dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berbasis usaha kecil dan menengah. Dalam rangka mendorong tumbuhnya usaha kecil dengan konsep waralaba, Bank Indonesia berkepentingan untuk menyediakan lending model/pola pembiayaan yang diharapkan memberikan gambaran utuh tentang usaha yang ingin dijalankan dengan konsep waralaba sehingga dapat dijadikan acuan baik bagi pewaralaba, terwaralaba maupun perbankan sehingga usaha waralaba dapat mendorong tumbuhnya usaha kecil yang sekaligus mendukung pembangunan ekonomi nasional baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
4
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
2.1. Profil Usaha Sebagaimana disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa waralaba merupakan suatu sistem pemasaran barang, dan atau jasa dan atau teknologi, yang didasarkan pada kerjasama tertutup dan terus-menerus antara pihak-pihak independen yaitu franchisor dan franchisee yang terpisah baik secara legal maupun keuangan. Franchisor memberikan hak kepada franchisee dengan membebankan kewajiban untuk melaksanakan bisnisnya sesuai dengan konsep dari franchisor. Waralaba merupakan konsep usaha yang dibangun atas sejumlah kesepakatan sebagai sebuah kemitraan bisnis. Sejumlah komponen pokok yang harus ada dalam waralaba antara lain: 1. Franchisor yaitu pihak pemilik/produsen dari barang atau jasa yang telah memiliki merek tertentu serta memberikan hak ekslusif tertentu untuk pemasaran barang dan jasa. 2. Franchisee yaitu pihak yang menerima hak ekslusif dari franchisor 3. Adanya penyerahan hak-hak ekslusif dari franchisor kepada franchisee 4. Adanya penetapan wilayah tertentu sebagai franchise area dimana franchisee diberikan hak untuk beroperasi diwilayah tertentu. 5. Adanya imbal prestasi dari franchisee kepada franchisor yang berupa franchise fee dan royalty fee serta biaya lainnya yang disepakati kedua belah pihak. 6. Adanya standar mutu yang ditetapkan franchisor kepada franchisee serta supervisi berkala dalam rangka mempertahankan mutu. 7. Adanya pelatihan awal yaitu pelatihan yang berkisanambungan yang diselenggarakan oleh franchisor untuk meningkatkan ketrampilan dan kapasitas franchisee.
5
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
Pola hubungan antara franchisee dan franchisor dapat lihat pada Gambar 2.1 berikut ini :
KONTRAK / PERJANJIAN
FRANCHISOR
FRANCHISEE
Gambar 2.1. Pola Hubungan Franchise
Dalam praktik bisnis dengan konsep waralaba, dikenal beberapa tipe yaitu : 1
a. Product and Trademark Franchising (Waralaba Produk dan Merek Dagang) Dalam tipe ini, franchisor memberikan hak kepada franchisee untuk menjual secara luas suatu produk atau brand tertentu. Dalam Product and Trademark Franchising atau sering disebut Produk Franchising, pewaralaba menghasilkan produk dan penerima waralaba menyediakan outlet untuk produk yang dihasilkan pewaralaba. b. Bussines Format Franchising (waralaba format bisnis) Dalam format ini, franchisor memberikan kepada franchisee hak untuk memasarkan suatu produk atau merek dagang tertentu dengan menggunakan sistem operasi lengkap dari franchisor. Dalam Bussines Format Franchising atau sering disebut Operating System Franchises, penerima waralaba diberikan lisensi untuk melakukan usaha dengan paket bisnis dan merek dagang yang dikembangkan oleh pemberi waralaba. Waralaba produk dan merek dagang merupakan bentuk waralaba yang paling sederhana, dimana pemberi waralaba memberikan hak kepada penerima waralaba untuk menjual produk yang dikembangkan oleh pemberi waralaba 1
Lukman Hakim, Info Lengkap Waralaba, (Jakarta: Medpress, 2008)
6
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
yang disertai dengan pemberian izin untuk menggunakan merek dagang milik pemberi waralaba. Pemberian izin penggunaan merek dagang tersebut diberikan dalam rangka penjualan produk yang diwaralabakan. Atas pemberian waralaba izin penggunaan merek dagang tersebut biasanya pemberi waralaba memperoleh suatu bentuk pembayaran royalti dimuka, dan selanjutnya pemberi waralaba memperoleh keuntungan atau disebut royalti berjalan melalui penjualan produk yang diwaralabakan kepada penerima waralaba. Dalam bentuknya yang sangat sederhana ini, waralaba produk dan merek dagang seringkali mengambil bentuk keagenan, distributor atau lisensi penjualan. Waralaba format bisnis adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang (pemberi waralaba) kepada pihak lain (penerima waralaba), lisensi tersebut memberi hak kepada penerima waralaba untuk berusaha dengan menggunakan merek dagang/ nama dagang pemberi waralaba, dan untuk menggunakan keseluruhan paket yang terdiri dari seluruh elemen yang diperlukan untuk membuat seorang yang sebelumnya belum terlatih dalam bisnis dan untuk menjalankannya dengan bantuan yang terus menerus atas dasar-dasar yang telah ditentukan2. Pada praktiknya kedua tipe franchise ini memang serupa, tapi tak sama. Perbedaan yang mendasar adalah bahwa dalam waralaba format bisnis, franchisee di berikan hak penuh untuk menggunakan paket bisnis untuk mengembangkan usaha sesuai dengan kaidah dan aturan yang telah dibuat oleh franchisor. Franchise tipe ini memiliki keunggulan karena mampu memproduksi sendiri produk, jasa atau teknologi yang telah disetujui oleh franchisor. Dalam hal ini, keuntungan yang didapatkan tentu saja lebih besar, karena franchisee lebih dapat memperhitungkan arus kasnya. Keunggulan lain dari metode paket bisnis ini adalah, memiliki perkembangan usaha yang lebih cepat, dengan catatan bahwa franchisee memiliki kemauan dan kemampuan dalam mengembangkan diri berdasarkan supervisi dari franchisor. Kelemahannya adalah kebalikan dari keunggulan yang diberikan. Jika calon franchisee tidak memiliki komitmen untuk berkembang bersama, dan tidak memiliki hasrat untuk mengembangkan kemajuan usaha yang tinggi, maka disarankan 2
Tengku Keizirina Dezi Azwar CN, SH M.Hum, Perlindungan Hukum Dalam Franchise (USU, 2005)
7
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
tidak menggunakan tipe format bisnis. Dengan kata lain, tipe merek dan produk memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan franchise format bisnis. Sebagai produk usaha, waralaba memiliki beberapa elemen pokok terkait dengan usaha yang akan dijalankan. Untuk itu, usaha waralaba yang dijalankan harus memiliki sejumlah hal yang antara lain: 1. Produk franchise mencakup unsur-unsur berikut ini a. Unik b. Berkualitas c. Marketable 2. Adanya Standard of Procedure (SOP) yang dibakukan 3. Manajemen keuangan dan akuntansi yang baik. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan antara lain: a. Budgeting atau penganggaran b. Kalkulasi keuangan seperti Break Even Point/BEP (titik impas) tingkat hasil, pengembalian modal c. Sistem akuntansi yang rapi sehingga memudahkan pengawasan dan audit untuk pengambilan keputusan d. Perpajakan 4. Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dengan melalui: a. Sistem perekrutan SDM b. Sistem pelatihan SDM c. Sistem kompensasi bagi SDM d. Penciptaan suasana kerja yang kondusif 5. Strategi pemasaran yang jitu 6. Perlindungan hukum yang memadai, hal ini erat kaitannya dengan: a. Badan hukum usaha b. Perizinan usaha c. Hak merek dan hak paten d. Perpajakan 7. Pengalaman keberhasilan.
8
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
Pada prinsipnya waralaba merupakan lisensi. Perbedaannya waralaba memiliki sejumlah ciri khas waralaba yang tidak terdapat pada konsep bisnis lainnya. Keempat faktor tersebut antara lain: a. Keberadaan pemberi waralaba dan penerima dalam suatu hubungan yang terus menerus. b. Kewajiban untuk menggunakan nama dan sistem pemberi waralaba, dan patuh pada pengendaliannya c. Resiko terhadap kejadian yang dapat merusak bisnis waralaba yang berada di luar kemampuan dan kesiapan penerima waralaba untuk menghadapinya (misalnya kegagalan bisnis pemberi waralaba, atau tindakan penerima waralaba lain yang membuat reputasi waralaba tersebut menjadi buruk). d. Kemampuan pemberi waralaba untuk tetap memberikan jasa sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, yang dianggap bernilai dan wajar yang bisa membuat bisnis waralaba tersebut berhasil. Sebagaimana diketahui bahwa maraknya usaha waralaba diiringi munculnya bussines opportunity (BO) atau peluang bisnis yang seolah-olah mirip dengan waralaba. Perbedaan antara waralaba dan bussines opportunity dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Perbedaan Waralaba dan Bussines Opportunity No
Kriteria
Waralaba
Bussiness Opportunity
1
Investasi
Franchise Fee atau investasi awal lebih tinggi
Investasi lebih rendah
2
Pemilihan Lokasi
Lokasi menjadi faktor penting bagi pewaralaba
Hanya dilakukan survei, tetapi tidak selalu.
3
Bantuan Pra operasi
Adanya konsultasi pembangunan, pembelian dan rekrutmen
Dilakukan tapi sangat minim
4
Pelatihan
Adanya pelatihan dan manual serta praktik lapangan
Tidak ada pelatihan
5
Bantuan Teknis Operasi
Adanya pengawasan secara berkala
Dilakukan bila ada masalah
9
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
6
Produk dan Jasa
Produk dan layanan sudah ditentukan oleh franchisor
Mitra memiliki kebebasan mengembangkan produk dan jasa
7
Sistem Operasi dan Layanan
Baku dan memiliki manual
Tidak ada. Disesuaikan dengan karakter mitra
8
Legal dan Perpajakan
Detail tercantum dalam kontrak
Legal dilakukan dalam kontrak, tetapi mengenai perpajakan tidak jelas
9
Pemasaran dan Promosi
Adanya support dari franchisor
Dilakukan minimal. Sebagian besar hanya untuk pengembangan outlet
10
Fleksibilitas
Minim dan harus persetujuan franchisor
Bebas dan Terbuka tanpa harus ada persetujuan
Sumber: diolah dari berbagai sumber
Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya bahwa, pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia kebanyakan bermunculan antara tahun 2006 hingga 2008. Pada dua tahun terakhir ini bisnis yang diwaralabakan mencapai 56,7%. Sedangkan antara 2000-2005, bisnis yang diwaralabakan hanya 35,4%. Pertumbuhan waralaba di Indonesia ditunjukkan pada Gambar 2.2. Gambar ini menunjukkan bahwa mulai tumbuhnya bisnis waralaba secara masif pada periode antara 2006-2008. Sehingga diperkirakan pertumbuhan jenis usaha yang mewaralabakan usahanya akan terus melaju pada tahun 2008, tahun di mana franchise menjadi sebuah trend bisnis yang akan terus berkembang. Gambar 2.2. Pertumbuhan Waralaba di Indonesia
Sumber: Riset Majalah Info Franchise, 2008
10
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
Karakteristik waralaba di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.3. Dari total seluruh waralaba yang ada di Indonesia, jenis usaha yang paling banyak adalah berupa usaha makanan dan minuman dengan persentase sebesar 42,9% dan jasa pendidikan sebesar 17,8%. Konsep usaha franchise ternyata lebih dominan daripada konsep business opportunity dengan persentase 58,8% berbanding 30,5%. Sebanyak 64, 3% waralaba di Indonesia masih dikuasai oleh pengusaha lokal, sedang pengusaha asing masih berada di 35,7 %. Gambar 2.3. Profil Waralaba Indonesia 2008
Sumber: Riset Majalah Info Franchise, 2008
Untuk saat ini, waralaba yang menjadi primadona adalah bisnis restoran dan pendidikan. Hal tersebut dapat dipahami mengingat makanan dan pendidikan telah menjadi kebutuhan maupun gaya hidup masyarakat Indonesia. Makanan sebagai primadona dalam waralaba bukanlah hal yang baru. Kecenderungan dominasi waralaba rumah makan siap saji telah dimulai sejak tahun 1919 ketika A&W Root Beer membuka restauran cepat sajinya. Pada tahun 1935, Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague telah memonopoli usaha untuk restauran modern. Waralaba makanan biasanya menggunakan tipe waralaba format bisnis. Hal ini terkait dengan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam rangka menjaga kualitas dan pelayanan, seluruh bahan baku disuplai oleh pihak
11
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
franchisor. Selain itu juga dilakukan pengawasan berkala dalam rangka melakukan evaluasi dan kontrol terhadap pelayanan dan kualitas rasa. Pengembangan waralaba makanan umumnya didukung oleh master franchise yang berfungsi sebagai distributor maupun sebagai manajer area bagi gerai-gerai yang ada di wilayahnya. Persyaratan sebagai master franchise antara lain bersedia bekerjasama dengan Franchisor dan berbagai persyaratan yang telah ditentukan. 2.2. Pola Pembiayaan Untuk melakukan usaha waralaba dapat dilakukan dengan cara menggunakan modal sendiri maupun kredit. Perkembangan usaha dengan konsep waralaba yang begitu pesat telah membuat sejumlah bank maupun lembaga pembiayaan non bank menawarkan skim kredit waralaba. Skim kredit yang ditawarkan tersebut terdiri atas kredit investasi dan kredit modal kerja. Secara umum kredit waralaba sama dengan kredit usaha pada umumnya. Perbedaan dengan kredit usaha pada umumnya antara lain adalah jangka waktu kredit mengikuti jangka waktu perjanjian waralaba (bisa mencapai 5 tahun), tidak mengharuskan adanya jaminan berupa tambahan aktiva yang melebihi nilai kredit, tidak mengharuskan franchisee sebagai debitur memiliki pengalaman usaha yang menguntungkan. Saat ini terdapat 2 bank yang secara khusus memiliki skim pembiayaan waralaba yaitu PT. BRI (Persero) dan PT. Bank Saudara. Realisasi kredit waralaba oleh PT. BRI (Persero) pada tahun 2007 mencapai Rp8,6 trilyun dari Rp10 trilyun yang ditargetkan dengan 10.000 lebih pewaralaba dan terwaralaba yang dibiayai. Perbankan memiliki kebijakan masing-masing dalam menentukan persyaratan kredit waralaba. Secara umum syarat-syarat tersebut adalah: 1. Profil usaha 2. Laporan keuangan 3. Proyeksi perhitungan usaha calon terwaralaba
12
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
4. Rencana usaha 5. Dokumen legalitas usaha 6. Standard Operational Procedure 7. Memenuhi persyaratan kredit bank Bagi franchisee, perbankan biasanya memberikan persyaratan adanya rekomendasi dari pewaralaba, dokumen legalitas usaha, perjanjian kerjasama waralaba. Beberapa persyaratan kredit waralaba yang di berlakukan antara lain: 1. Usaha yang dikelola franchisor telah berjalan selama 3 tahun dan franchisor tidak perlu menyerahkan laporan keuangan. 2. Bagi calon debitur (franchisee) yang telah mempunyai usaha, wajib menyerahkan laporan keuangan selama 2 tahun terakhir. 3. Bagi calon debitur (franchisee) yang baru memulai usaha waralaba tidak perlu menyerahkan laporan keuangan. 4. Debitur telah mempunyai kontrak kerjasama dengan franchisor. 5. Debitur menyerahkan salinan dokumen legalitas usaha a. Akte pendirian perusahaan dan perubahan terakhir b. Identitas pemilik dan pengurus c. Surat Keterangan Domisili d. Tanda Daftar Perusahaan e. Nomor Pokok Wajib Pajak f. Surat Ijin Usaha Perdagangan g. Surat Ijin Tempat Usaha h. Surat Ijin Gangguan i. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak j. Kontrak kerjasama waralaba Selain itu, syarat-syarat lainnya untuk pemberian kredit waralaba antara lain: 1. Franchisee yang franchisornya telah bekerja sama dengan bank. 2. Franchisor membuka rekening penampungan atau escrow account
13
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
3. Pewaralaba memiliki ketentuan buy back guarantee. Hal ini menjadi penting, karena bukan hanya pertumbuhan gerai yang diandalkan melainkan juga kesinambungan usaha terwaralaba Selain PT. BRI (Persero) dan Bank Saudara, sejumlah bank lain mencoba masuk dalam ceruk pasar ini. Bank Mandiri umpamanya, sejak bulan maret 2008 mengucurkan kredit pembiayaan waralaba dengan segmen ritel yang punya nama. Selain itu, BNI akan mengucurkan kredit waralaba dengan persyaratan yang mudah dan cepat dengan menunjukkan surat ijin usaha dan surat perjanjian waralaba.
14
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
BAB III ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI
3.1. Lokasi Pemilihan lokasi usaha merupakan hal yang sangat penting bagi usaha waralaba karena akan menentukan tingkat kunjungan pelanggan. Untuk menentukan lokasi, biasanya franchisor akan melakukan survei dan riset pasar. Beberapa tipe tempat yang biasanya direkomendasikan yaitu tempat perbelanjaan, perumahan, pinggir jalan atau menempati bangunan tersendiri. Penentuan lokasi tersebut terkait dengan aksesibilitas konsumen atau pelanggan. Sejumlah informasi penting yang diperlukan dalam rangka menentukan lokasi antara lain karakteristik penduduk terkait dengan tingkat pendapatan dan daya beli, tingkat pendidikan, pekerjaan dan profesi. Selain itu, kenyamanan lokasi dan kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung aksesibilitas pelanggan ke lokasi outlet atau gerai menjadi sesuatu yang penting. Selain hal-hal yang berkaitan dengan potensi pasar tersebut, peraturan daerah perlu diperhatikan terutama terkait perizinan usaha dan rencana tata ruang dan tata wilayah. Ketidaktepatan dalam pemilihan lokasi merupakan faktor yang cukup fatal. Pasalnya, hidup matinya suatu outlet atau gerai sangat ditentukan oleh ketepatan pemilihan lokasi. Setelah dilakukan pemilihan lokasi, dilakukan penataan ruang dan dekorasi gerai. Hal ini biasanya telah distandarkan oleh franchisor. Penataan ini selain menjadi ciri khas dari masing-masing franchise, juga mencerminkan aktifitas yang ada. Dalam konteks waralaba makanan pelayanan dimulai dari penyambutan pelanggan hingga transaksi berakhir. Selain itu, pembagian ruangruang juga dilakukan yang meliputi tempat memasak, kasir, tempat makan, parkir, tempat mencuci peralatan yang kotor.
15
ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI
3.2. Fasilitas dan Peralatan Usaha waralaba merupakan suatu sistem bisnis yang menjual produk atau jasa. Dalam menjalankan usaha ini melibatkan franchisor yang memberikan lisensi kepada franchisee, untuk membuka usaha bisnis dengan menggunakan nama dagang pihak pemilik waralaba dan berbagai fasilitas yang telah disepakati. Fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha waralaba berbeda-beda tergantung jenis usahanya. Bagi franchisee, biasanya fasilitas dan peralatan usaha diberikan oleh franchisor yang merupakan paket waralaba. Untuk franchisor, fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan selain merek dagang adalah peralatan produksi. Dalam kajian ini dicontohkan waralaba makanan bakso, fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan antara lain dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Peralatan dan Fasilitas Franchisor No
Nama Peralatan
Jumlah
1
Mesin Pembuat Bakso
1
2
Kompor
2
3
Freezer
3
4
Blender
2
5
Dandang
3
6
Peralatan memasak
1
Sumber: data primer, diolah
Gambar 3.1. Mesin Pembuat Bakso
16
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
Gambar 3.2. Blender
Fasilitas dan peralatan yang disediakan oleh franchisor meliputi fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan usaha bakso. Fasilitas yang diberikan waralaba Berdasarkan paket waralaba yang ditawarkan, fasilitas dan peralatan yang diberikan kepada franchisee dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 3.2 berikut ini Tabel 3.2 Fasilitas dan Peralatan Franchisee Bakso Paket Foodcourt • Etalase beserta atribut promosinya • Kompor double 1 buah • Tabung gas dan perlengkapannya 1 buah • Panci rebus mie ayam • Saringan mie ayam 1 buah • Wajan penggorengan nasi goreng, Mie goreng, & Mie godok 1 buah
Paket Miniresto • Meja Outlet/etalase besar beserta atribut promosinya • Kompor double 1 buah • Tabung gas dan perlengkapannya 1 buah • Panci rebus mie ayam • Saringan mie ayam 1 buah • Wajan penggorengan nasi goreng, Mie goreng, & Mie godok 1 buah
Paket Resto • Meja Outlet/etalase besar beserta atribut promosinya • Kompor double 2 buah • Tabung gas dan perlengkapannya 2 buah • Panci rebus mie ayam • Saringan mie ayam 1 buah • Wajan penggorengan nasi goreng, Mie goreng, & Mie godok 1 buah
17
ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI
• Wajan penggorengan batagor 1 buah • Tempat kuah / dandang bakso 1 buah • Dandang kecil untuk siomay 1 buah • Irus kuah bakso 1 buah dan Sutil 1 buah • Panci kecil untuk bumbu siomay & batagor 1 buah • Penjepit 1 buah • 1 buah blender • 1 buah kulkas • 1 buah magic jar • 1 buah gelas ukur • Termos Es 1 buah • Banner ukuran 60 x 160 cm • Seragam kerja untuk 3 orang 2 set • 3 lusin mangkok bakso/ cwie mie/mie ayam bakso • 3 lusin tempat sambal • 1 set tempat saos sambal, kecap. • 3 lusin sendok garpu • 2 lusin piring nasi goreng/ siomay • 2 lusin gelas juice • 2 lusin gelas es campur/ sekoteng/dawet • Promotion Kit • Neon Box • Cash register Casio • 10 buah Nota/bon
• Wajan penggorengan batagor 1 buah • Dandang kecil untuk siomay 1 buah • Irus kuah bakso 1 buah , Sutil 1 buah • Panci kecil untuk bumbu siomay & batagor 1 buah • Tempat kuah / dandang bakso 1 buah • Penjepit 1 buah • Termos Es 1 buah • Banner ukuran 60 x 160 cm 1 buah • Seragam kerja untuk 4 orang 2 set • 3 lusin mangkok bakso/ cwie mie/mie ayam bakso • 3 lusin mangkok bakso/ cwie mie/mie ayam bakso • 3 lusin tempat sambal • 1 set tempat saos sambal, kecap. • 3 lusin sendok garpu • 2 lusin piring • 2 lusin gelas juice • 2 lusin gelas es campur/ sekoteng • Cash resgister Casio • 1 buah blender • 1 buah kulkas • 1 buah magic jar • 1 buah frezer 150 ltr • 10 set meja kursi standar/ biasa • 10 buah Nota/bon
Sumber: data primer, diolah
18
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
• Wajan penggorengan batagor 1 buah • Dandang kecil untuk siomay 1 buah • Irus kuah bakso 1 buah, Sutil 2 buah • Panci kecil untuk bumbu siomay & batagor 1 buah • Tempat kuah / dandang bakso 1 buah • Penjepit 1 buah • Termos Es 1 buah • Banner ukuran 60 x 160 cm 2 buah • Seragam kerja untuk 6 orang 2 set • 4 lusin mangkok bakso/ cwie mie/mie ayam bakso • 4 lusin mangkok bakso/ cwie mie/mie ayam bakso • 4 lusin tempat sambal • 2 set tempat saos sambal, kecap. • 4 lusin sendok garpu • 3 lusin piring • 3 lusin gelas juice • 3 lusin gelas es campur/ sekoteng • Cash resgister Casio • 2 buah blender • 1 buah kulkas • 1 buah magic jar • 1 buah gelas ukur • 1 buah frezer 200 ltr • 10 set meja kursi • 10 buah Nota/bon
Usaha Franchise
Gambar 3.3. Fasilitas dan Peralatan Franchise
Bagi franchisor, untuk menyediakan fasilitas dan peralatan gerai diperoleh melalui pemesanan kepada produsen peralatan atau toko dan produksi sendiri seperti etalase/outlet. 3.3. Bahan baku Produk atau jasa yang dihasilkan oleh usaha waralaba berbeda-beda, oleh karena itu bahan bakunya juga berbeda-beda. Selain itu, tidak semua waralaba mengharuskan bahan baku berasal dari franchisor. Dalam menjaga kualitas rasa, waralaba mewajibkan franchisee memperoleh bahan baku dari franchisor. Sebagai franchisor, bahan baku yang dibutuhkan tiap bulannya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.3 Bahan Baku Bakso No
Bahan baku
Nilai (Kg)
I
Bahan Baku
1
Tepung sagu
150 kg/bulan
2
Daging Sapi
90 kg/bulan
3
Daging Ayam
45 kg/bln
19
ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI
4
Bumbu-Bumbu Rempah
45 kg/bulan
5
Kacang tanah
50 kg/bulan
II
Bahan Pembantu
1
Garam
50 kg/bln
2
Gula
50 kg/bln
3
Penyedap rasa
2 dus besar / bulan
Sumber: data primer, diolah
Hasil dari pengolahan bahan baku tersebut menjadi sejumlah barang jadi yang akan digunakan oleh franchisee sebagai bahan baku. Hasil pengolahan bahan baku tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil Olahan Nama Produk Bakso
900 Bungkus
Tahu bakso
900 Bungkus
Pangsit Goreng
900 Bungkus
Pangsit Rebus
900 Bungkus
Bumbu Nasi Goreng
900 Bungkus
Bumbu Mie Godhog
900 Bungkus
Bumbu Mie Goreng
900 Bungkus
Bumbu Siomai
900 Bungkus
Sumber: data, diolah
20
Jumlah Produksi Per Bulan
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
No
Nama Produk
Komposisi
Bakso
Terdiri atas bakso 2 bakso kasar, 2 bakso halus, 1 tahu bakso, 1 pangsit goreng, 1 gorengan kembang dan 1 tahu bakso, kuah, bawang goreng, sambal, kecap dan saus
2
Mie Ayam
Terdiri atas mie, adonan ayam, kuah, sambal,kecap,saus
3
Cwie Mie
Terdiri atas
Siomay
Terdiri atas bumbu siomai, 1 telor, 1 tahu siomai, 2 siomai, 1 kentang, dan 1 kol
Mie Ayam Bakso
Terdiri atas mie, adonan ayam, bakso halus 3 butir, kuah, sambal,kecap,saus
6
Nasi Goreng Jawa
Terdiri atas nasi, bumbu nasi goreng, telor
7
Mie Goreng Jawa
Terdiri atas mie, bumbu mie goreng, telur
8
Mie Godok
Terdiri atas mie, bumbu mie godhog, telur
1
4 5
Usaha Franchise
3.6. Proses Operasi Proses produksi barang dan jasa usaha waralaba biasanya sudah ditentukan oleh franchisor. Pada dasarnya proses tersebut merupakan suatu bentuk kegiatan untuk mengolah satuan bahan baku (input produksi) menjadi produk (output produksi). Untuk melaksanakan proses atau kegiatan tersebut diperlukan satu rangkaian aktifitas yang dilakukan secara bertahap. Perancangan proses produksi dalam hal ini akan tergantung pada karakteristik produk yang dihasilkan dan pola kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proyek pembuatan produk. Kualitas produk selain ditentukan oleh proses produksi juga dibutuhkan peralatan yang handal dan sumber daya manusia yang memadahi. Proses produksi terdiri dari beberapa tahapan sebelum produk tersebut didistribusikan kepada franchisee. Dalam kajian ini, dicontohkan tahapan pembuatan bakso yang meliputi penyiapan bahan baku, pemotongon daging, penggilingan dan pembuatan bola bakso, pengepakan dan pengiriman. Sementara untuk pembuatan bumbu adalah adalah penyiapan bahan, penakaran, penumbukan dan pengepakan serta pengiriman. Secara grafis, proses produksi bakso dapat dilihat dengan jelas pada gambar berikut ini:
Pemotongan Daging
Pencampuran Daging dan Bumbu
Perebusan
Penggilingan Daging
Pencampuran Dengan Tapioka
Penirisan
Peghalusan daging giling
Pembentukan Bola
Pengepakan
Penyimpanan
Pengiriman
Gambar 3.5. Proses Pembuatan Bakso
23
ASPEK OPERASI DAN PRODUKSI
Bagi franchisee, standar pelayanan merupakan paket dari franchisor. Secara umum, operasi ditingkat franchisee terdiri atas penyambutan pelanggan, pemesanan produk oleh pelanggan, pelayanan pelanggan, pembayaran, dan purna layanan seperti permohonan kritik dan saran, kuesioner atau ucapan terima kasih. Secara grafis dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut ini
Penyambutan Pelanggan
Pelayanan
Purna Layanan
Pemesanan
Pembayaran
Gambar 3.6. Proses Layanan di Tingkat Franchisee
3.7. Jenis, Jumlah dan Kualitas Jenis produk atau jasa usaha waralaba merupakan produk yang sudah distandarkan baik jenisnya maupun kualitasnya. Untuk jumlah produk menyesuaikan dengan permintaan pasar atau masing-masing gerai. Produk yang dihasilkan yaitu berupa bakso dan bumbu-bumbu, didistribusikan kepada franchisee dengan jumlah tertentu yang diminta oleh franchisee dan kualitas yang telah distandarkan oleh franchisor. Kualitas rasa merupakan brand yang senantiasa dijaga. Untuk menjaga kualitas tersebut sejumlah sertifikasi produkpun dilakukan, diantaranya adalah sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia, sertifikasi Departemen Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai produk yang tidak berbahaya,
24
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
serta sertifikasi dari Komite Akreditasi Nasional sebagai produk yang layak untuk dikonsumsi dan digunakan di Indonesia. 3.8. Produksi Optimal Sebagai sebuah konsep pemasaran produk, kapasitas produksi sangat ditentukan oleh permintaan pasar. Waralaba merupakan kemitraan bisnis dalam rangka menumbuhkembangkan bisnis secara cepat. Bagi franchisor, sistem waralaba memungkinkan kegiatan usaha dapat mengembangkan jaringan bisnis baik dalam skala nasional maupun global. Sebaliknya bagi franchisee, dengan membeli hak waralaba dapat memiliki bisnis yang sudah mapan dengan segmen pasar yang sudah jelas dan manajemen yang sudah baik. Dengan demikian, jumlah produk akan disesuaikan dengan jumlah permintaan. Penambahan kapasitas produksi akan terus dilakukan seiring berkembangnya pasar. Berdasarkan pada kapasitas terpasang, saat ini produk yang dihasilkan merupakan produk optimal sesuai dengan jumlah dan kapasitas produksi peralatan yang ada. 3.9. Kendala Produksi Usaha dengan konsep waralaba format bisnis, kendala yang dihadapi biasanya terkait pasokan kepada franchisee dan menjaga kualitas produk. Akan tetapi, waralaba makanan seperti bakso tampaknya tidak memiliki hambatan yang berarti. Selain bahan baku mudah diperoleh, produk yang dihasilkan merupakan produk yang bisa diawetkan dengan cara dibekukan. Dengan adanya sentuhan teknologi, produk yang peka terhadap perubahan cuaca dapat ditanggulangi.
25
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
4.1. Pasar 4.1.1. Permintaan Dalam kurun sepuluh terakhir ini, usaha dengan pola waralaba berkembang cukup pesat. Pasalnya, waralaba telah memberikan berbagai kemudahan baik bagi franchisor maupun franchisee. Bagi franchisor, usaha dengan konsep waralaba dapat berkembang dengan cepat. Sementara bagi franchisee tidak membutuhkan pengalaman bisnis dan memiliki risiko gagal yang minimal serta terhindar dari sindroma ‘apa yang harus dilakukan?’. Banyaknya barang dan jasa yang bisa diwaralabakan dan kemudahan dalam menjalankan usaha menjadikan permintaan usaha waralaba meningkat. Perkembangan usaha waralaba di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup fantastis dalam 5 tahun terakhir. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 4.1 Perkembangan Waralaba di Indonesia Tahun
Asing
Lokal
Total
1992
29
6
35
1995
117
15
132
1996
210
20
230
1997 (Jul)
235
30
265
2000 (Jul)
222
39
261
2001 (Jul)
230
42
272
2002
212
47
259
27
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
2003
190
49
239
2004
200
85
285
2005
237
129
366
2006
220
230
450
2007
250
450
700
2008
260
690
950
Sumber: Kadin, 2008
Melihat perkembangan tersebut, tampaknya permintaan akan usaha waralaba akan terus bertambah. Berbagai produk dan jasa berusaha menggunakan waralaba dalam mengembangkan jaringan distribusi dan pemasarannya. Seperti telah disampaikan pada bagian sebelumnya bahwa waralaba makanan merupakan waralaba yang cukup mendominasi sejak 1919. Tumbuhnya waralaba lokal yang bergerak dibidang makanan mencapai 42,5% merupakan angka yang fantastis. Tampaknya kekayaan budaya dan kuliner bangsa ini turut serta mendorong inovasi dan kreatifitas para wirausaha. Selain itu, dengan semakin matangnya konsep bisnis waralaba dan tumbuhnya jiwa kewirausahaan ditengah kesempatan yang semakin terbatas, semakin menempatkan waralaba sebagai bisnis yang menguntungkan. Sebagai contoh adalah bakso. Makanan yang tidak mengenal usia ini memiliki peminat yang tidak sedikit jumlahnya. Maka tidak mengherankan bila waralaba bakso dapat berkembang dengan cepat seperti yang dialami oleh Bakso Cak Man, Bakso A Fung dan Bakso Cak Eko yang dalam 2 tahun pertumbuhan outletnya mencapai 103 buah. 4.1.2. Penawaran Franchise menawarkan kepada franchisor sebuah metode yang relatif cepat untuk memperluas jaringan distribusi barang dan jasa dengan
28
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
menggunakan modal yang minimal. Bagi franchisee, waralaba dapat dimaknai sebagai suatu metode untuk menggunakan modal dan pengembangan karyawan. Dalam pandangan franchisor, modal dan motivasi berusaha franchisee menjadi hal yang penting. Franchisee berlaku sebagai pemilik usaha dapat mengembangkan usaha dengan nama dan citra franchisor. Dengan merek dan citra franchisor yang baik maka pasar dapat dengan cepat meluas melalui unit-unit usaha waralaba. Sejumlah manfaat waralaba baik dari segi franchisor maupun para franchisee adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan usaha dengan biaya yang relatif murah 2. Potensi passive income yang besar 3. Efek Bola Salju dalam hal brand awareness dan brand equity usaha. 4. Terhindar dari Undang-undang Antimonopoli Sementara bagi franchisee, sejumlah manfaat yang dirasakan adalah 1. Memperkecil risiko kegagalan usaha; 2. Menghemat waktu, tenaga, dan dana untuk proses trial & error 3. Memberi kemudahan dalam operasional usaha 4. Penggunaan nama merek yang sudah lebih dikenal masyarakat. Terdapat sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha franchise baik bagi franchisor maupun franchisee. Bagi franchisor yang perlu diperhatikan antara lain kewirausahaan, brand atau merek, sistem yang mapan, kemampuan sumber daya manusia. Sejumlah informasi yang harus disampaikan kepada calon penerima waralaba yaitu: 1. Posisi usaha dan keuangan waralaba 2. Manajemen franchisor 3. Penawaran waralaba 4. Anggota waralaba 5. Proyeksi keuangan 6. Kontrak kerjasama
29
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Bagi calon franchisee, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain potensi pasar produk atau jasa yang tawarkan, format kerjasama, sistem yang mapan dan teruji keberhasilannya, lokasi usaha, kualitas sumber daya manusia, bantuan teknis yang diberikan, royalty fee dan franchise fee serta legalitas franchisor dan lamanya kontrak kerjasama. Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan dalam melakukan usaha waralaba, maka hal-hal tersebut di atas harus dituangkan dalam suatu kontrak perjanjian. Sebagai sebuah konsep, tawaran waralaba merupakan sesuatu hal yang cukup menarik mengingat sejumlah manfaat yang akan diperoleh sebagaimana disebutkan diatas. Berbagai produk dan jasa telah membuktikan keampuhan waralaba, termasuk waralaba makanan bakso yang menawarkan paket waralaba, seperti paket foodcourt, paket miniresto dan paket resto. Yang membedakan paket-paket tersebut, selain harga juga fasilitas dan peralatan serta menu makanana yang diberikan oleh franchisor. Selain itu, franchisor dapat pula menawarkan master franchise yang berfungsi sebagai manajer area dan agen atau distributor. Master franchise ini dapat diperoleh dengan cara membeli paket master franchise atau mendirikan 3 (tiga) paket resto sekaligus. Waktu yang ditawarkan dalam kontrak kerjasama adalah biasanya antara 1 sampai 10 tahun. 4.2. Pemasaran 4.2.1. Harga Usaha waralaba pada dasarnya merupakan konsep pemasaran untuk menjual produk atau jasa dengan menggunakan merek atau nama dagang atau simbol komersial yang dimiliki oleh franchisor. Untuk menggunakan nama dagang beserta fasilitasnya, franchisee membayar franchise fee kepada franchisor. Harga franchise fee tersebut berhubungan dengan nilai nama dagang, barang-barang atau pelayanan, pelatihan dan royalti. Royalti
30
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
fee berkisar antara 2%-15% dari total omset. Alokasi royalty fee biasanya digunakan oleh franchisor untuk promosi dan pemasaran. Franchise fee dan Royalti fee menjadi pertimbangan penting bagi usaha waralaba. Penentuan franchise fee biasanya dikaitkan dengan fasilitas dan pelayanan awal yang diberikan. Sementara royalty fee biasanya berkisar antara 3-5% dari total omset per tahun. Selain itu, hal yang juga diperhatikan adalah harga produk atau jasa yang ditawarkan. Secara umum harga yang dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor meliputi franchise fee dan royalty fee. Selain itu, biasanya yang dibebankan kepada franchisee selain franchise fee meliputi tanah dan bangunan, perizinan, survei awal. Sementara, yang diberikan franchisor meliputi seluruh fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan usaha. Tabel di bawah ini merupakan contoh harga untuk paket waralaba yang terdiri atas paket foodcourt, paket miniresto dan paket resto yang ditawarkan oleh franchisor bakso: Tabel 4.2 Harga Paket Waralaba Bakso Keterangan
Tipe Foodcourt
Tipe Miniresto
Tipe Resto
Franchise Fee
Rp 50 Juta
Rp 80 Juta
Rp 100 Juta
Royalti Fee
3,5 % dari omset
3,5 % dari omset
3,5 % dari omset
Masa Kontrak
5 tahun
5 tahun
5 tahun
Bagi franchisee dalam menjual produknya diberikan kebebasan dalam menentukan harga. Hal tersebut dalam rangka menyesuaikan daya beli masyarakat sekitar gerai. Harga rata-rata produk ini berkisar antara Rp8.000,hingga Rp10.000,- per porsi.
31
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
4.2.2. Analisa Persaingan Perkembangan waralaba pada akhir-akhir ini begitu pesat. Artinya usaha waralaba semakin kompetitif terutama produk atau jasa yang ditawarkan. Dalam hal ini, persaingan akan terjadi pada tingkat gerai atau outlet yang menjadi garda terdepan. Kualitas produk atau jasa tidaklah cukup. Inovasi dan kreatifitas serta promosi sangat penting dalam rangka memenangkan persaingan. Waralaba makanan biasanya menggunakan sistem format bisnis. Artinya seluruh model pelayanan maupun bahan baku diperoleh dari franchisor. Hal ini merupakan standar dari bisnis waralaba. Namun yang menjadikan suatu produk dari konsep waralaba memiliki pangsa pasar adalah dengan adanya inovasi dan kreatifitas, selain kekhasan rasa dan pelayanan. Dalam konteks ini, waralaba makanan merupakan usaha yang sangat peka terhadap isu-isu halal dan higienis. Hal ini tentu sudah menjadi perhatian bagi waralaba makanan termasuk bakso. Selain inovasi dalam produk dan layanan, inovasi paket waralaba pun terus diciptakan. Seperti contoh waralaba yang dikembangkan oleh sebuah franchisor bakso selain menyusun menu-menu khas juga inovasi paket layanan waralaba, dalam menanggapi isu halal, penggunaan formalin, keberadaan sertifikat halal dan pengawasan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan menjadi penting. Lebih-lebih produk tersebut didaftar pada Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang artinya produk tersebut layak konsumsi untuk Indonesia dan juga menjadi hak intelektual. Akibatnya, pasar dapat berkembang dengan pesat. Selain itu, promosi dalam waralaba merupakan yang terpenting nomor 2 setelah penentuan lokasi. Seluruh media cetak maupun elektronikpun digunakan sebagai ajang promosi. Gethok tular (pemasaran dari mulut ke mulut) sebagai pemasaran memiliki efek yang jitu dalam meningkatkan penjualan. Dalam hubungannnya dengan franchisee, franchisor harus tegas.
32
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kebangkrutan usaha dan terjadinya konflik. Tampaknya ceruk pasar waralaba masih terbuka lebar. Bukan hanya untuk produk makanan, melainkan untuk semua produk yang memiliki nama baik dan memiliki keunikan yang tidak bisa dipalsukan. 4.2.3. Jalur Pemasaran Franchisor akan melakukan program pemasaran baik dengan cara melakukan branding dan promosi melalui media cetak, elektronika maupun internet. Selain itu, juga aktif mengikuti pameran dan presentasi. Dalam melakukan pemilihan terhadap franchisee, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Karakter pribadi calon franchisee 2. Visi dan misi usaha calon franchisee 3. Track record usaha calon franchisee 4. Komitmen franchisee dalam mengelola usaha waralabanya 5. Rencana bisnis calon franchisee yang mencakup antara lain: a. Kemampuan financial calon franchisee b. Lokasi yang ditawarkan oleh calon franchisee Tahap-tahap umum yang biasanya dilakukan oleh para franchisor dalam menyeleksi para calon franchisee adalah: 1. Pengajuan permohonan untuk menjadi franchisee 2. Pemenuhan syarat-syarat yang diajukan oleh franchisor 3. Seleksi persyaratan awal 4. Interview/tatap muka dengan franchisor 5. Penandatanganan perjanjian waralaba 6. Orientasi dan Pelatihan
33
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Dengan memperhatikan hal tersebut diatas, Terdapat 3 (tiga) tahapan yang dilalui dalam pemilihan waralaba antara lain: 1. Tahap I a. Informasi awal b. Pencarian dan pemilihan alternatif tempat c. Penetapan tempat dan realisasi 2. Tahap II a. Pembayaran down payment (DP) yang telah disepakati dan ditetapkan b. Penyiapan peralatan oleh franchisor c. Renovasi dan make up gerai dengan warna dan tata letak standar. d. Rekruitmen karyawan e. Training karyawan f. Serah terima dan pelunasan franchise fee. 3. Tahap III a. Doa bersama b. Grand opening Tahap-tahap tersebut secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut: Informasional
Survei Lokasi Kontrak Waralaba Pelatihan Karyawan
21-30 Hari
Pembayaran franchise fee Tahap I 75% Serah terima barang Pembayaran franchise fee Tahap II 25%
Gambar 4.1. Tahap Perjanjian Franchise
34
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Grand Opening
Usaha Franchise
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar, lokasi produksi dapat berada di beberapa daerah. Model transportasi yang digunakan dalam pengiriman barang meliputi pesawat, kapal laut maupun dengan bus. Di bawah ini terdapat contoh pola pengiriman barang dari suatu franchisor kepada franchisee sebagai berikut: Sumatera Kalimantan Barat Bekasi Banten & Jabar Jabodetabek
Kalteng & Kaltim Surabaya
Bali, NTT, NTB Sulawesi, Maluku, Papua
Surabaya, Gresik, Ponorogo Sidoarjo Jawa Tengah Gambar 4.2. Jalur Pemasaran/Pengiriman Produk
4.2.4.
Kendala Pemasaran
Persoalan usaha waralaba tidak hanya pada kualitas produk atau jasa yang ditawarkan, melainkan bagaimana sebuah waralaba dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar, informasi mengenai karakteristik masyarakat, daya beli dan tingkat
35
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
persaingan biasanya sudah dipelajari sebelumnya sehingga diperoleh langkah dan metode yang tepat dalam melakukan promosi di lokasi atau wilayah bersangkutan. Meskipun begitu sejumlah kendala yang akan dihadapi usaha waralaba biasanya terkait dengan ketaatan franchisee dalam melakukan promosi yang ditetapkan franchisor. Selain itu juga, jiwa kewirausahaan franchisee. Hal ini terkait anggapan ketika sudah menjadi franchisee segala sesuatu telah dilakukan oleh franchisor.
36
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
BAB V ASPEK KEUANGAN
5.1. Pemilihan Usaha Usaha waralaba dalam jangka waktu lima tahun mengalami perkembangan yang pesat. Faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha waralaba adalah kemudahan dalam melakukan usaha. Pemilik usaha atau franchisor dapat mempercepat pertumbuhan outletnya dengan tidak perlu menunggu terkumpulnya modal karena franchisee (pembeli hak franchise)/investor yang akan memberikan modal. Dengan pola tersebut maka jaringan dapat dengan cepat meluas. Sementara bagi franchisee tidak memerlukan pengalaman usaha dan ketrampilan khusus karena sebagian permasalahan usaha diselesaikan oleh franchisor. Usaha waralaba dapat diterapkan pada sejumlah produk dan jasa. Usaha waralaba yang dipilih pada penelitian ini adalah usaha waralaba makanan karena usaha waralaba makanan menguasai 62% usaha waralaba di Indonesia. Selain itu, biasanya waralaba ini menggunakan format bisnis dimana franchisor memberikan sistem operasi perusahaan dan mewajibkan franchise mengambil bahan baku dari franchisor. Hal tersebut selain untuk menjaga kualitas rasa, juga untuk menjaga kontinuitas pasokan bahan baku. Usaha waralaba dalam kajian ini yang dipilih adalah waralaba makanan, adapun waralaba yang dijadikan contoh adalah waralaba bakso. Pembiayaan usaha waralaba ini bersumber dari modal sendiri, perbankan, kemitraan dan lembaga keuangan non bank. Sejumlah perbankan telah mengeluarkan skema kredit usaha waralaba. Untuk memberikan gambaran aspek keuangan usaha waralaba, analisa keuangan ini dapat dijadikan benchmark terhadap usaha waralaba lainnya. Skema yang digunakan dalam analisis ini adalah
37
ASPEK KEUANGAN
skema kredit waralaba dengan tingkat bunga 16%, jangka waktu 3 tahun. Analisis dilakukan pada franchisor maupun franchisee. Analisis yang dihasilkan meliputi analisa kelayakan usaha dan sensitivitas usaha baik sensitifitas biaya maupun sensitifitas pendapatan. Sejumlah asumsi dan parameter teknis usaha waralaba makanan dirancang untuk memperoleh gambaran usaha waralaba yang komprehensif dan mewakili usaha waralaba pada umumnya. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai franchisor terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan analisis terhadap franchisee.
5.2 Asumsi Analisis keuangan suatu proyek terdiri dari proyeksi penerimaan dan pengeluaran selama periode proyek untuk mengetahui gambaran finansial mengenai pendapatan dan biaya, kemampuan keuangan untuk melunasi kredit dan kelayakan proyek. Dalam aspek keuangan ini digunakan beberapa asumsi dan parameter yang didasarkan pada pengamatan dan penelitian di lapangan serta masukan-masukan dari instansi terkait, serta referensi yang mendukung untuk menentukan besarnya parameter yang akan digunakan. Tabel 5.1 dibawah ini menyajikan asumsi dan parameter yang digunakan oleh franchisor untuk melakukan analisis keuangan usaha waralaba. Tabel 5.1 Asumsi Perhitungan Franchisor No
38
Asumsi dan Parameter
Satuan
Nilai
Keterangan
1
Periode Proyek
Tahun
2
Tanah dan Bangunan
Rupiah
3
Hari Produksi Per Bulan
Hari
30
4
Royalty Fee
Persen
3,5 Dihitung dari total omset dan dibayarkan per tahun
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
3 30.000.000 Sewa per tahun
Usaha Franchise
5
Franchise Fee
Rupiah
6
Jumlah Gerai
buah
7
Omset per gerai
Rupiah
542.700.000
8
Tenaga Kerja
Orang
9
9
Kebutuhan Bahan Baku Per hari
Jenis
5 Terdiri atas 5 tepung sagu, 3 kg daging sapi, 1,5 kg daging ayam, 1,5 kg bumbu rempah, 1,6 kg kacang tanah
10
Bahan Pembantu Per hari
Jenis
3 Terdiri atas 1,6 kg garam, 1,6 kg gula dan 6 bungkus penyedap rasa
11
Kapasitas Produksi Per Hari
bungkus
12
Harga Per Bungkus
Rupiah
80.000.000 Dibayarkan sekali selama kontrak 10
120 Untuk kebutuhan 10 gerai 47.500
Sementara, sejumlah asumsi dan parameter yang digunakan franchisee untuk melakukan analisa keuangan dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 5.2 Tabel 5.1 Asumsi Perhitungan Franchisee No
Asumsi
Satuan
Nilai
Keterangan
I
Asumsi Keuangan
1
Periode Proyek
Tahun
2
Sewa Tempat Usaha
Rupiah
30.000.000 Sewa tempat per tahun
3
Franchise Fee
Rupiah
80.000.000 Hanya satu kali
4
Royalti Fee
Persen
5
Peralatan
Rupiah
6
Tenaga Kerja
Orang
3
3,5 dibayarkan per tahun 80.000.000 Peralatan diperoleh dari franchisor yang merupakan paket dari franchisee fee 3
39
ASPEK KEUANGAN
7
Suku Bunga
Persen
16%
8
Komposisi Permodalan
Persen
II
Asumsi Produksi
1
Bahan Baku
Paket
2
Produk
Porsi
130 Untuk 130 porsi perhari. Terdiri atas makanan dan minuman
3
Kapasitas Produksi/Penjualan Per hari
Porsi
130
4
Harga Jual Produk
Rupiah/ porsi
40:60 Modal investasi dengan komposisi 60% modal sendiri dan 40% dari bank
2 Untuk 130 porsi perhari. Terdiri atas bahan baku makanan dan bahan baku minuman
12.500
5.3 Komponen dan Strukur Biaya Investasi dan Biaya Operasional 5.3.1.
Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya tetap (fixed cost) untuk melakukan usaha waralaba. Biaya investasi franchisor meliputi perizinan, sewa tanah dan bangunan, survei, mesin, franchise fee dan peralatan. Jumlah investasi yang dibutuhkan pada tahun 0 usaha ini sejumlah Rp50.490.000,-. Selama periode proyek komponen biaya yang membutuhkan biaya reinvestasi adalah sewa tanah dan bangunan serta peralatan lain seperti blender, peralatan masak. Tabel dibawah ini merupakan komponen biaya investasi
40
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise Tabel 5.3 Komponen Biaya Investasi Franchisor
No
Jenis Biaya
1
Perijinan
2
Sewa tanah dan bangunan
3
Mesin/Peralatan
paket
Umur Ekonomis (Tahun)
Harga/ Satuan (Rp)
Nilai (Rp)
1
12.500.000
12.500.000
1
30.000.000
30.000.000
1
30.000.000
Jumlah Satuan Fisik
Penyusutan (Rp)
- Mesin Produksi Bakso
buah
1
8.500.000
8.500.000
5
1.700.000
- Kompor Elpiji
buah
2
350.000
700.000
1
700.000
- Freezer
buah
3
3.000.000
9.000.000
3
3.000.000
- Blender
buah
2
220.000
440.000
1
440.000
- Dandang
buah
3
200.000
600.000
1
600.000
- Peralatan Penunjang
set
1
1.250.000
1.250.000
1
1.250.000
Jumlah Biaya Investasi
50.490.000
7.690.000
Tabel 5.4 Komponen Biaya Investasi Franchisee
No
Jenis Biaya
1
Perijinan
2
Sewa tanah dan bangunan
3
Franchise Fee Biaya Survei Jumlah Biaya Investasi
Satuan
paket
Jumlah Fisik
Harga/ Satuan (Rp)
Nilai (Rp)
Umur Ekonomis (Tahun)
Penyusutan (Rp)
1
30.000.000
30.000.000
1 30.000.000
1
80.000.000
80.000.000
5 16.000.000
500.000
500.000 110.500.000
5
100.000 16.100.000
41
ASPEK KEUANGAN
5.3.2.
Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya tidak tetap (variable cost) yang besarnya tergantung jumlah produk. Komponen biaya operasional usaha waralaba bagi franchisor makanan meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya variabel lain atau biaya overhead. Berikut adalah tabel yang dapat menggambarkan jumlah kebutuhan biaya operasional tahun pertama yang dibutuhkan. Tabel 5.5 Biaya Operasional Franchisor Biaya
Satuan
Jumlah
1
Tenaga Kerja
Orang
9
2
Bahan Baku
3
Bahan Pembantu
4
Biaya Pengiriman
Lokasi
10
5
Biaya Promosi dan Pemasaran
paket
1
6
Biaya Overhead
7
Pembuatan Outlet dan Peralatan Gerai
No
TOTAL BIAYA
buah
10
Harga (Rp) 1.500.000
Biaya per bulan (Rp)
Biaya per tahun (Rp)
Penyusutan (Rp)
13.500.000
162.000.000
8.000.000
96.000.000
30.000.000
660.000
7.920.000
16.000.000
500.000
15.000.000
180.000.000
100.000
7.500.000
7.500.000
90.000.000
16.100.000
10.196.000
230.352.000
75.000.000
750.000.000
750.000.000
804.856.000
1.516.272.000
Total biaya operasional yang dibutuhkan pada tahun pertama sejumlah Rp1.516.272.000,- Biaya operasional pada tahun selanjutnya dianggap tetap. Sementara biaya operasional untuk franchisee per tahun sebesar Rp358.461.000,- selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 (franchisee).
42
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
5.4.
Kebutuhan Dana Untuk Investasi dan Modal Kerja
Dana yang dibutuhkan usaha waralaba terdiri dari modal investasi dan modal kerja yang berasal dari modal sendiri atau dapat diperoleh kredit bank. Untuk kasus waralaba makanan kebutuhan dana dapat pada tabel berikut ini. Tabel 5.6 Kebutuhan Modal Kerja dan Investasi Franchisor No 1
Rincian Biaya Proyek Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit
2
3
Total Biaya (Rp) 0
b. Dana sendiri
50.490.000
Jumlah dana investasi
50.490.000
Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit
321.942.400
b. Dana sendiri
482,913,600
Jumlah dana modal kerja
804.856.000
Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit
321.942.400
b. Dana sendiri
533.403.600
Jumlah dana proyek
855.346.000
Dalam tabel tersebut seluruh biaya proyek pada tahun ke 0 adalah Rp855.346.000,-. Dana investasi modal kerja berasal dari dana sendiri dan perbankan dengan perbandingan pinjaman sebesar Rp321.942.400,- atau 40% sedangkan dana sendiri sebesar Rp482.913.000,- atau 60% dari modal kerja. Sedangkan modal investasi sejumlah Rp50.490.000,- seluruhnya bersumber dari modal sendiri. Sementara, bagi franchisee komposisi modal kerja dan investasi dapat dilihat pada tabel sbb.:
43
ASPEK KEUANGAN Tabel 5.7 Kebutuhan Modal Kerja dan Investasi Franchisee No 1
Rincian Biaya Proyek
Total Biaya (Rp)
Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit
44.200.000
b. Dana sendiri
66.300.000
Jumlah dana investasi 2
110.500.000
Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit
3
0
b. Dana sendiri
29.871.750
Jumlah dana modal kerja
29.871.750
Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit
44.200.000
b. Dana sendiri
96,171.750
Jumlah dana proyek
140.371.750
Meskipun usaha waralaba relatif baru, akan tetapi perbankan telah menyediakan skim khusus untuk usaha waralaba. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan angsuran adalah : • Jangka waktu pinjaman selama 3 tahun • Bunga 16% flat • Angsuran pokok dan bunga per bulan Tabel 5.8 berikut ini adalah Franchisor
angsuran pokok dan angsuran bunga
Tabel 5.8 Jadwal Angsuran Pokok dan Angsuran Bunga Franchisor Tahun
44
Cicilan Pokok (Rp)
Bunga (Rp)
Angsuran (Rp)
1
107.314.133,33
35.458.378,22
142.772.511,56
2
107.314.133,33
27.409.818,22
134.723.951,56
3
107.314.133,33
7.556.703,56
114.870.836,89
Total
321.942.400,00
70.424.900,00
392.367.300,00
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
Sementara, angsuran bunga dan angsuran pokok franchisee dapat dilihat dengan jelas pada Tabel 5.10 berikut ini Tabel 5.9 Jadwal Angsuran Pokok dan Angsuran Bunga Franchisee Tahun
Cicilan Pokok (Rp)
Bunga (Rp)
Angsuran (Rp)
1
14.733.333,33
4.868.138,89
19.601.472,22
2
14.733.333,33
3.763.138,89
18.496.472,22
3
14.733.333,33
1.037.472,22
15.770.805,56
Total
44.200.000,00
9.668.750,00
53.868.750,00
5.5 Produksi dan Pendapatan Produk dari waralaba tergantung dari jenis makanan yang diproduksi. Untuk waralaba bakso produk yang dihasilkan/dijual dalam kasus ini adalah bakso, tahu bakso dan bumbu, serta franchise fee dan royalty fee. Pendapatan selama tahun pertama adalah Rp3.041.945.000,- yang terdiri dari bakso dan bumbu, tahu bakso, franchise fee dan royalty fee. Tabel 5.10 Pendapatan Tahun-1 Franchisor No
Jenis Pendapatan
Jumlah
Harga (Rp)
Tahun 1 (Rp)
1
Franchise Fee
10
80.000.000
800.000.000
2
Royalty Fee
10
18.994.500
189.945.000
3
Penjualan Produk
2.052.000.000
TOTAL
3.041.945.000
45
ASPEK KEUANGAN
Sementara pendapatan tahun pertama franchisee dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.11 Pendapatan Tahun-1 Franchisee No
Pendapatan
Jumlah
Harga (Rp)
Tahun 1 (Rp)
1
Bakso
50
9.000
162.000.000
2
Mie Ayam
10
8.500
30.600.000
3
Cwie Mie
10
8.500
30.600.000
4
Siomay
10
8.500
30.600.000
5
Batagor
10
8.500
30.600.000
6
Mie Ayam Bakso
10
9.500
34.200.000
7
Nasi Goreng Jawa
10
8.500
30.600.000
8
Mie Goreng Jawa
10
8.500
30.600.000
9
Mie Godok
10
8.500
30.600.000
10
Es Campur
15
7.000
37.800.000
11
Es Dawet
15
5.000
27.000.000
13
Juice
30
5.000
54.000.000
14
Teh Botol
50
2.500
45.000.000
15
Minuman lain-lain
20
1.500
10.800.000
TOTAL PENDAPATAN
585.000.000
5.6 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even point Hasil menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha waralaba makanan bagi Franchisor memperoleh laba sebesar Rp1.043.613.635 ,- , dengan rata-rata profit margin tiap tahun adalah 60% pertahun. Hasil analisis diperoleh, BEP nilai penjualan tahun pertama sebesar Rp1,471,418,691,-, BEP Produksi 1.089.940 bungkus dan BEP per bungkus Rp30.977. Berikut ini disajikan proyeksi Laba Rugi usaha waralaba makanan.
46
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise Tabel 5.12 Proyeksi Laba Rugi dan Break even point per tahun Franchisor Rupiah No
Uraian
I
Pendapatan
II
Biaya-biaya
1
Operasional
1
2
3
3.041.945.000
2.241.945.000
2.241.945.000
a. Biaya Tenaga Kerja
162.000.000
162.000.000
162.000.000
b. Biaya Bahan Baku
96.000.000
96.000.000
96.000.000
7.920.000
7.920.000
7.920.000
d. Biaya Pengiriman
180.000.000
180.000.000
180.000.000
e. Biaya Promosi dan Pemasaran
90.000.000
90.000.000
90.000.000
f. Biaya overhead
222.000.000
222.000.000
222.000.000
d. Biaya Outlet dan Gerai
750.000.000
0
0
1.507.920.000
757.920.000
757.920.000
7.690.000
7.690.000
7.690.000
35.458.378
27.409.818
7.556.704
Total Biaya
1.551.068.378
793.019.818
773.166.704
Laba (rugi) Sebelum Pajak
1.490.876.622
1.448.925.182
1.468.778.296
447.262.987
434.677.555
440.633.489
1.043.613.635
1.014.247.627
1.028.144.808
0,49
0,65
0,66
1.471.418.691
694.694.155
688.220.535
1.089.940
586.507
509.793
30.977
14.625
14.489
c. Biaya Bahan Pembantu
Sub Total 2
Depresiasi
3
Angsuran Angsuran Bunga
III
Tahun
Pajak 30% IV
Laba (rugi)
V
Profit Marjin BEP Nilai Penjualan BEP Produksi (bungkus) BEP Rp/bungkus
47
ASPEK KEUANGAN
Untuk franchisee, Laba rugi dan break even point dapat lihat dengan jelas pada Tabel berikut ini: Tabel 5.13 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point per tahun Franchisee No
Rupiah
Tahun
Uraian
1
2
I
Pendapatan
585.000.000
II
Biaya-biaya
130
1
Operasional
3
585.000.000
585.000.000
a. Biaya Tenaga Kerja
36.000.000
36.000.000
36.000.000
b. Biaya Bahan Baku
287.010.000
287.010.000
287.010.000
c. Biaya overhead
14.976.000
14.976.000
14.976.000
d. Biaya Royalti
20.475.000
20.475.000
20.475.000
Sub Total
358.461.000
358.461.000
358.461.000
2
Depresiasi
16.100.000
16.100.000
16.100.000
3
Angsuran Bunga
4.868.139
3.763.139
1.037.472
Total Biaya
379.429.139
378.324.139
375.598.472
Laba (rugi) Sblm Pajak
205.570.861
206.675.861
209.401.528
Pajak 30%
61.671.258
62.002.758
62.820.458
IV
Laba (rugi)
143.899.603
144.673.103
146.581.069
V
Profit Marjin
0,351
0,353
0,358
133.867.395
133.364.642
132.140.515
392.926
391.450
387.857
10.709
10.669
10.571
III
BEP Nilai Penjualan BEP Produksi (porsi) BEP Rp/porsi
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha waralaba bakso bagi franchisee memperoleh laba sebesar Rp143.899.603,-, dengan rata-rata profit margin tiap tahun adalah 35% pertahun. Hasil analisis diperoleh, BEP nilai penjualan tahun pertama sebesar Rp133.867.395,-, BEP produksi 392.926 porsi dan BEP per porsi Rp10.709,-.
48
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
5.7 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha Arus kas pola usaha ini dapat dilihat dalam lampiran 10. Berdasarkan analisis kas dilakukan perhitungan Net Benefit/Cost ratio (Net B/C ratio), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Pay Back Period (PBP). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa franchise merupakan usaha yang menguntungkan, karena pada suku bunga 16% pertahun net B/C ratio 2,79 dan NPV = Rp1.529.810.675,dan IRR sebesar 112%. Artinya proyek ini layak dilaksanakan sampai tingkat suku bunga 112%. Tabel berikut ini menyajikan kelayakan proyek waralaba. Tabel 5.14 Kelayakan Usaha Franchisor No
Kriteria kelayakan
Nilai
1
Net B/C Ratio DF16 %
2,79
2
NPV DF 16 %
Rp1.529.810.675
3
IRR
112%
4
PBP
10, 9 bulan
Dari tabel tersebut, tergambar dengan jelas PBP adalah 11 bulan artinya biaya investasi sudah dapat kembali dan pendapatan pada bulan kesebelas dan selanjutnya merupakan pendapatan bersih dari investasi proyek. 5.8 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Dalam analisis proyek penerimaan dan biaya didasarkan pada asumsi dan proyeksi yang memiliki ketidakpastian, sehingga diperlukan analisis sensitivitas untuk menguji seberapa jauh proyek yang dilaksnakan sensititif terhadap perubahan dari harga-harga input maupun output, kesalahan dalam pembangunan sarana fisik dan dan operasional ataupun kelemahan estimasi produksi dan pemasaran. Dalam pola pembiayaan ini analisis sensitivitas menggunakan 3 skenario yaitu:
49
ASPEK KEUANGAN
1. Skenario I Pendapatan mengalami penurunan sedangkan biaya investasi maupun biaya operasional tetap (konstan). Penurunan pendapatan dapat terjadi karena permintaan pasar mengalami penurunan atau jumlah produksi tidak tercapai. 2. Skenario II Biaya operasional mengalami kenaikan sedangkan biaya investasi dianggap tetap. Kenaikan biaya operasional dapat terjadi apabila harga input meningkat. Dalam hal ini komponen terbesar adalah bahan baku. Maka biaya operasi sensitif terhadap kenaikan bahan baku terutama daging, tepung dan bumbu lainnya. 3. Skenario III Skenario ini merupakan gabungan dari skenario I dan II yaitu diasumsikan pendapatan menurun dan pada saat yang sama biaya operasional mengalami kenaikan, sedangkan biaya investasi dianggap konstan. Hasil analisis terhadap ketiga skenario tersebut diatas dapat dilihat dalam tabel berikut ini Tabel 5.15 Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario I Franchisor No
50
Penerimaan Turun
Kriteria Kelayakan
26%
27%
1
Net B/C ratio DF 16%
1,05
0,98
2
NPV DF 16 %
Rp41.358.515
(Rp15.889.645)
3
IRR
19%
15%
4
PBP
2,9 tahun
4,9 tahun
5
Kelayakan Usaha
Layak
Tidak layak
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise Tabel 5.16 Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario II Franchisor No
Biaya Naik
Kriteria Kelayakan
65%
66%
1
Net B/C ratio DF 16 %
1,004
0,98
2
NPV DF 16 %
Rp3.119.064
(Rp20.368.499)
3
IRR
16,18 %
15%
4
PBP
2,9 tahun
4,06 tahun
5
Kelayakan Usaha
Layak
Tidak layak
Tabel 5.17 Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario III Franchisor No
Kriteria Kelayakan
Penerimaan Turun dan biaya naik 18%
19%
1
Net B/C ratio DF 16 %
1,09
0,99
2
NPV DF 16 %
Rp76.567.657
(Rp4.168.066)
3
IRR
21%
15,7%
4
PBP
2,8 tahun
4,01 tahun
5
Kelayakan Usaha
Layak
Tidak layak
Dari tabel tersebut tergambar dengan jelas bahwa pada skenario I, pada saat pendapatan turun sebesar 26% dengan tingkat bunga 16% net B/C ratio dan NPV positif dan IRR mencapai 19% dan proyek tersebut layak untuk dilaksanakan, namun apabila pendapatan menurun sampai 27% dan IRR proyek sebesar 15% proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan karena IRR dibawah suku bunga dan NPV negatif. Skenario II proyek ini adalah adanya kenaikan biaya. Pada kenaikan biaya mencapai 65% proyek ini masih menguntungkan karena NPV positif dan net B/C ratio lebih besar dari satu dan IRR mencapai 16,18% dengan suku bunga 16%. Sementara apabila kenaikan biaya mencapai 66% proyek ini tidak layak untuk dilaksanakan karena tingkat suku bunga melebihi IRR yaitu 15%.
51
ASPEK KEUANGAN
Hasil analisis skenario III dengan asumsi terjadi penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasi. Pada saat mengalami kenaikan dan penurunan 18% proyek tersebut masih layak untuk dilaksanakan, karena pada saat suku bunga 16% net B/C ratio lebih dari satu dan NPV positif serta IRR mencapai 21%. Namun pada saat penerimaan dan biaya naik sebesar 19% proyek ini tidak layak dilaksanakan karena IRR lebih kecil dari suku bunga yaitu 15,7%. Lebih lanjut, apabila analisis tersebut diterapkan pada franchisee maka kelayakan usaha dapat dijelaskan bahwa hasil perhitungan franchisee menunjukkan proyek yang layak untuk dibiayai. Sebagaimana tersaji pada pada Tabel berikut ini: Tabel 5.18 Kelayakan Usaha Franchisee No
Kriteria kelayakan
Nilai
1
NPV DF % 16%
Rp228.920.384
2
Net B/C ratio DF % 16%
2,63
3
IRR
103%
4
Payback Period (PBP)
0,9 tahun atau 11,8 bulan
Tabel tersebut menjelaskan bahwa disisi franchisee, waralaba merupakan usaha yang menguntungkan, karena pada suku bunga 16% pertahun net B/C ratio 2,63 dan NPV = Rp228,920,384 dan IRR sebesar 103% artinya proyek ini layak dilaksanakan sampai tingkat suku bunga 103%. Tabel berikut ini menyajikan kelayakan proyek waralaba. Berdasarkan pada analisis sensitifitas sebagaimana skenario diatas, dapat disajikan hasil analisis sensitifitas pada franchisee
52
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise Tabel 5.19 Analisis Sensitifitas Skenario I Franchisee No
Biaya Naik
Kriteria Kelayakan
28%
29%
1
NPV DF % 16%
Rp3.502.517
(Rp4.548.121)
2
Net B/C ratio DF 16 %
1,02
0,97
3
IRR
18%
14,0%
4
Payback Period (PBP)
2,9 tahun
4,1 tahun
5
Kelayakan Usaha
Layak
Tidak layak
Tabel 5.20 Analisis Sensitifitas Skenario II Franchisee No
Pendapatan Turun
Kriteria Kelayakan
17%
18%
1
NPV DF % 16%
Rp5.566.669
(Rp7.571.784)
2
Net B/C ratio DF 16 %
1,04
0,95
3
IRR
18%
12,7%
4
Payback Period (PBP)
2,9 tahun
4,2 tahun
5
Kelayakan Usaha
Layak
Tidak layak
Tabel 5.21 Analisis Sensitifitas Skenario III Franchisee No
Senstifitas Gabungan
Kriteria Kelayakan
10%
11%
1
NPV DF % 16%
Rp17.029.465
(Rp4.159.627)
2
Net B/C ratio DF 16 %
1,12
0,97
3
IRR
23%
14,18%
4
Payback Period (PBP)
2,6 tahun
4,1 tahun
5
Kelayakan Usaha
Layak
Tidak layak
Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa, apabila kenaikan biaya mencapai 29% maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, karena IRR dibawah bunga bank dan net B/C ratio dibawah 1.0. Sementara
53
ASPEK KEUANGAN
PBP melebihi umur proyek dan NPV negatif. Sementara bila terjadi penurunan pendapatan hingga mencapai 18% juga tidak layak. Sementara apabila biaya dan pendapatan secara bersama-sama mengalami perubahan hingga 11% maka bagi franchisee tidak layak karena seluruh kriteria kelayakan tidak terpenuhi. Hasil analisis keuangan tersebut menunjukkan bahwa waralaba merupakan proyek yang menguntungkan, karena banyak pihak yang mendapatkan manfaat dari proyek ini. Di samping secara sosial memiliki manfaat secara ekonomi usaha ini memiliki masa depan dan layak pihak perbankan membiayai usaha ini.
54
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial Usaha waralaba memiliki rantai ekonomi yang dapat ditelusuri. Pihak-pihak yang berperan dalam waralaba ini antara lain produsen barang atau jasa, pemasok, masyarakat dan pengusaha. Usaha ini merupakan wahana kewirausahaan terutama bagi yang memiliki keinginan berusaha. Penyerapan tenaga kerja seiring dengan berkembangnya jumlah waralaba. Terbukanya peluang berusaha tanpa harus memiliki pengalaman dan risiko usaha yang relatif kecil serta dapat dikendalikan membuat usaha waralaba ini dapat dilakukan oleh siapa saja. Ini menjadi momentum bagi bangkitnya perekonomian terutama bagi usia produktif yang saat ini mengalami keterbatasan akses lapangan pekerjaan. Meningkatnya perekonomian secara langsung memiliki dampak positif bagi lingkungan sosial dan masyarakat. 6.2 Dampak Lingkungan Hampir semua jenis usaha berdampak pada lingkungan termasuk juga usaha dengan konsep waralaba. Bagi usaha waralaba makanan seperti bakso, limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dan udara. Penanganan limbah cair dilakukan dengan cara membuat instalasi limbah. Dampak pencemaran udara dapat dirasakan melalui bau yang ditimbulkan oleh proses produksi. Penanganan pencemaran udara ini dapat dilakukan dengan cara penanganan produk yang higienis. Secara umum, dampak lingkungan yang merugikan dari usaha ini tidak dirasakan oleh masyarakat karena limbah yang dihasilkan dapat dapat dikelola dengan baik.
55
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1.
Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang dilakukan baik terhadap franchisor maupun franchisee dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: 1. Usaha dengan konsep waralaba memiliki prosepek yang bagus di masa yang akan datang. Bagi franchisor pertumbuhan outlet dapat tumbuh dengan cepat tanpa harus menunggu terkumpulnya modal karena franchisee (pembeli hak franchise)/investor yang akan memberikan modal. Dengan pola tersebut maka jaringan dapat dengan cepat meluas. Sementara bagi franchisee dapat melakukan usaha tanpa harus memiliki pengalaman bisnis. 2. Terdapat sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan dalam memulai usaha franchise baik bagi franchisor maupun franchisee. Bagi franchisor yang perlu diperhatikan antara lain kewirausahaan, brand atau merek, sistem yang mapan, kemampuan sumber daya manusia. Sejumlah informasi yang harus disampaikan kepada calon penerima waralaba yaitu posisi usaha dan keuangan franchisor, manajemen franchisor, penawaran franchise, anggota waralaba, proyeksi keuangan, kontrak kerjasama. 3. Secara teknis yang harus diperhatikan dalam waralaba adalah ketepatan memilih lokasi. 4. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa franchise merupakan usaha yang menguntungkan bagi franchisor, karena pada suku bunga 16% pertahun net B/C ratio 2,79 dan NPV = Rp1.529.810.675 dan IRR sebesar 112%. 5. Skenario I, pada saat pendapatan turun sebesar 26% dengan tingkat bunga 16% net B/C ratio dan NPV positif dan IRR mencapai 19% dan proyek tersebut layak untuk dilaksanakan, namun apabila pendapatan menurun sampai 27%
57
KESIMPULAN DAN SARAN
dan IRR proyek sebesar 15% proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan karena IRR dibawah suku bunga dan NPV negatif. 6. Skenario II proyek ini adalah adanya kenaikan biaya. Pada kenaikan biaya mencapai 65% proyek ini masih menguntungkan karena NPV positif dan net B/C ratio lebih besar dari satu dan IRR mencapai 16,18% dengan suku bunga 16%. Sementara apabila kenaikan biaya mencapai 66% proyek ini tidak layak untuk dilaksanakan karena tingkat suku bunga melebihi IRR yaitu 15%. 7. Skenario III dengan asumsi terjadi penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasi. Pada saat mengalami kenaikan dan penurunan 18% proyek tersebut masih layak untuk dilaksanakan, karena pada saat suku bunga 16% net B/C ratio lebih dari satu dan NPV positif serta IRR mencapai 21%. Namun pada saat penerimaan dan biaya naik sebesar 19% proyek ini tidak layak dilaksanakan karena IRR lebih kecil dari suku bunga yaitu 15,7%. 8. Analisa terhadap franchise yang ditawarkan, bagi franchisee merupakan usaha yang menguntungkan. pada suku bunga 16% pertahun net B/C ratio 2,63 dan NPV = Rp228,920,384 dan IRR sebesar 103%. Sementara dari sejumlah skenario usaha seperti yang diterapkan pada franchisor usaha ini sangat layak untuk dilaksanakan. Menurut perhitungan, apabila kenaikan biaya mencapai 29% maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan, karena IRR dibawah bunga bank dan net B/C ratio dibawah 1,0. Sementara PBP melebihi umur proyek dan NPV negatif. Sementara bila terjadi penurunan pendapatan hingga mencapai 18% juga tidak layak. Sementara apabila biaya dan pendapatan secara bersama-sama mengalami perubahan hingga 11% maka bagi franchisee tidak layak karena seluruh kriteria kelayakan tidak terpenuhi. 9. Hasil analisis keuangan tersebut menunjukkan bahwa waralaba merupakan proyek yang menguntungkan, selain memiliki multiplier secara sosial memiliki dan memiliki masa depan yang cerah. Maka tidak mengherankan apabila perbankan berlomba menawarkan pembiayaan usaha ini.
58
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
7.2. 1.
2. 3. 4.
Saran Usaha waralaba merupakan konsep kemitraan bisnis. Kehati-hatian dalam memilih franchisor sangat penting terutama terkait keberhasilan franchisor, manajemen franchisor, brand franchisor dan sumber daya manusia franchisor. Untuk menghindari konflik antar franchisee dan franchisor, dalam perjanjian kontrak perlu memuat hal-hal penting dan sensitif. Pentingnya keterbukaan dan transparansi baik franchisor maupun franchisee. Meskipun usaha ini layak dibiayai bank masih perlu untuk melakukan analisis kredit yang konmprehensif berdasarkan prinsip kehati-hatian bank.
59
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
DAFTAR PUSTAKA
Azwar CN, Tengku Keizirina Dezi, SH M.Hum, Perlindungan Hukum Dalam . Franchise , USU, 2005 Hakim, Lukman, Info Lengkap Waralaba, Jakarta, Media Pressindo, 2008 __________, Butir_Butir Pemikiran Perdagangan Indonesia 2009-2014, Buku III Perdagangan Dalam Negeri, Kadin, 2008
DAFTAR WEBSITE www.banksaudara.com www.bri.co.id www.bursafranchise.com www.franchiseindonesia.org www.infowaralaba.com www.majalahfranchise.com www.plasawaralaba.com
61
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
LAMPIRAN (FRANCHISOR)
63
64 Hari Persen Rupiah
Hari Produksi Per Bulan
Royalti Fee
Franchise Fee
Jumlah Gerai
Omset per gerai
Tenaga Kerja
Peralatan
3
4
5
6
7
8
9
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL buah buah buah set
- Freezer
- Blender
- Dandang
- Peralatan Penunjang
Kebutuhan Bahan Baku Per hari
Bahan Pembantu Per hari
Kapasitas Produksi Per Hari
Harga Per Bungkus
10
11
12
13
Rupiah/ bungkus
bungkus
Jenis
Jenis
buah
- Kompor Elpiji
Sub Total
buah
- Mesin Produksi Bakso
Orang
Rupiah
buah
Rupiah
Tanah dan Bangunan
2
Tahun
Satuan
Periode Proyek
Asumsi dan Paramter
1
No 3
Keterangan
10
80,000,000
47,500
120 Untuk kebutuhan 10 gerai
3 Terdiri atas 1,6 kg garam, 1,6 kg gula dan 6 bungkus penyedap rasa
5 Terdiri atas 5 tepung sagu, 3 kg daging sapi, 1,5 kg daging ayam, 1,5 kg bumbu rempah, 1,6 kg kacang tanah
9
1 digunakan selama umur ekonomis
3 digunakan selama umur ekonomis
2 digunakan selama umur ekonomis
3 digunakan selama umur ekonomis
2 digunakan selama umur ekonomis
1 digunakan selama umur ekonomis
9
Dibayarkan sekali selama kontrak
3.5 dari total omset dibayarkan per tahun
30
30,000,000 Sewa per tahun
Nilai
542,700,000
Lampiran 1. Asumsi Perhitungan Pola Usaha Franchise
LAMPIRAN
3
buah
Jumlah Biaya Investasi
Peralatan Penunjang
1
2
buah
Blender set
3
buah
Freezer
Dandang
2
buah
1
Kompor Elpiji
Mesin/Peralatan
3
1
1
Jumlah Fisik
buah
Sewa tanah dan bangunan
2
paket
Satuan
Mesin Produksi Bakso
Perijinan
Jenis Biaya
1
No
Lampiran 2. Biaya Investasi
1,250,000
200,000
220,000
3,000,000
350,000
8,500,000
30,000,000
12,500,000
Harga/ Satuan (Rp)
50,490,000
1,250,000
600,000
440,000
9,000,000
700,000
8,500,000
30,000,000
12,500,000
Nilai (Rp)
1
1
1
3
1
5
1
Umur Ekonomis (Tahun)
7,690,000
1,250,000
600,000
440,000
3,000,000
700,000
1,700,000
30,000,000
Penyusutan (Rp)
Usaha Franchise
65
66
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Kg Kg
Bumbu Rempah
Kacang Tanah
6
bulan bulan
Air
paket
Listrik
Biaya Overhead
Sub Total
Biaya Promosi dan Pemasaran
5
Lokasi
dus
Penyedap rasa
Sub Total
kg
Gula
Biaya Pengiriman
kg
Garam
Sub Total
Kg
Daging Ayam
Sub Total
Kg
Bahan Pembantu
Kg
4
3
Sub Total
Orang
Satuan
Daging Sapi
Bahan Baku
2
Biaya
Tepung Sagu
Tenaga Kerja
1
No 9
3
3
1
10
2
50
50
50
45
45
90
150
Jumlah
Lampiran 3. Biaya Operasional Usaha Waralaba Bakso
500,000
1,000,000
7,500,000
500,000
30,000
7,000
5,000
10,000
25,000
25,000
50,000
5,000
1,500,000
Harga (Rp)
1,500,000
3,000,000
7,500,000
7,500,000
15,000,000
15,000,000
660,000
60,000
350,000
250,000
-
8,000,000
500,000
1,125,000
1,125,000
4,500,000
750,000
-
13,500,000
13,500,000
Biaya per bulan (Rp)
18,000,000
36,000,000
90,000,000
90,000,000
180,000,000
180,000,000
7,920,000
720,000
4,200,000
3,000,000
-
96,000,000
6,000,000
13,500,000
13,500,000
54,000,000
9,000,000
162,000,000
162,000,000
Biaya Per Tahun (Rp)
LAMPIRAN
7
Gerai
750,000,000 804,856,000
75,000,000
10,196,000
9,000,000
5,000,000
696,000
TOTAL BIAYA
10
3,000,000
5,000,000
87,000
750,000,000
buah
3
1
8
Sub Total
Pembuatan Outlet dan Peralatan
bulan
Telpon Sub Total
paket
tabung
Cetakan
Gas
1,516,272,000
750,000,000
750,000,000
230,352,000
108,000,000
60,000,000
8,352,000
Usaha Franchise
67
LAMPIRAN
Lampiran 5. Sumber Dana No 1
Rincian Biaya Proyek
Total Biaya (Rp)
Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit
2
3
68
b. Dana sendiri
50,490,000
Jumlah dana investasi
50,490,000
Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit
321,942,400
b. Dana sendiri
482,913,600
Jumlah dana modal kerja
804,856,000
Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit
321,942,400
b. Dana sendiri
533,403,600
Jumlah dana proyek
855,346,000
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
3
2
1
No
30 30 30 30 30 30
Pangsit Goreng
Pangsit Rebus
Bumbu Nasi Goreng
Bumbu Mie Godhog
Bumbu Mie Goreng
Bumbu Siomai 240
30
Tahu bakso
Total Pendapatan
30
10
10
Jumlah
Bakso
Penjualan Produk
Gerai
Royalty Fee
Gerai
Franchise Fee
Pendapatan Operasional
Pendapatan
25000
20000
20000
20000
20000
20000
20000
45000
18994500
80000000
Harga
270,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
486,000,000
189,945,000
800,000,000
Nilai
3,041,945,000
2,052,000,000
Lampiran 6. Proyeksi Biaya dan Pendapatan
3,041,945,000
2,052,000,000
270,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
486,000,000
189,945,000
800,000,000
1
-
-
2,052,000,000
270,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
486,000,000
189,945,000
3
2,241,945,000 2,241,945,000
2,052,000,000
270,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
216,000,000
486,000,000
189,945,000
2
Tahun
Rupiah
Usaha Franchise
69
70
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 45 45 50
Daging Ayam
Bumbu Rempah
Kacang Tanah
2
Penyedap rasa
1 1
Cetakan
Telpon
Sub Total
1
Air
Biaya overhead
6
1
1
Biaya Promosi dan Pemasaran
5
Listrik
Biaya Pengiriman
10
50
Gula
Sub Total
50
Garam
Bahan Pembantu
4
3
90
Daging Sapi
Sub Total
150
Bahan Baku
2
9
Jumlah
Tepung Sagu
Tenaga Kerja
Biaya
1
No
3,000,000
1,000,000
500,000
1,000,000
7,000,000
500,000
30,000
7,000
5,000
10,000
25,000
25,000
50,000
5,000
1,500,000
Harga
18,500,000
9,000,000
5,000,000
1,500,000
3,000,000
7,500,000
15,000,000
660,000
60,000
350,000
250,000
8,000,000
500,000
1,125,000
1,125,000
4,500,000
750,000
13,500,000
Per Bulan
222,000,000
108,000,000
60,000,000
18,000,000
36,000,000
90,000,000
180,000,000
7,920,000
720,000
4,200,000
3,000,000
96,000,000
6,000,000
13,500,000
13,500,000
54,000,000
9,000,000
162,000,000
1
222,000,000
108,000,000
60,000,000
18,000,000
36,000,000
90,000,000
180,000,000
7,920,000
720,000
4,200,000
3,000,000
96,000,000
6,000,000
13,500,000
13,500,000
54,000,000
9,000,000
162,000,000
2
Tahun
222,000,000
108,000,000
60,000,000
18,000,000
36,000,000
90,000,000
180,000,000
7,920,000
720,000
4,200,000
3,000,000
96,000,000
6,000,000
13,500,000
13,500,000
54,000,000
9,000,000
162,000,000
3
Rupiah
LAMPIRAN
7
TOTAL BIAYA
Sub Total
Gerai
Pembuatan Outlet dan Peralatan 10
50,000,000
750,000,000 813,160,000
750,000,000
750,000,000 1,507,920,000
750,000,000
757,920,000
-
757,920,000
-
Usaha Franchise
71
LAMPIRAN
Lampiran 7. Perhitungan Angsuran Kredit Perhitungan Angsuran Kredit Jumlah kredit 321,942,400 Jangka waktu kredit (tahun) 5 Bunga per tahun % 13% Jumlah angsuran (bulan) 36 Sistem Perhit. Bunga Flat Pembayaran Angsuran Kredit Modal Kerja Rupiah Tahun I
Cicilan Pokok
Bunga
Angsuran
Saldo Awal
Saldo akhir bulan 321,942,400
Bulan I
8,942,844.44
3,487,709.33
12,430,553.78
312,999,556
Bulan II
8,942,844.44
3,390,828.52
12,333,672.96
304,056,711
Bulan III
8,942,844.44
3,293,947.70
12,236,792.15
295,113,867
Bulan IV
8,942,844.44
3,197,066.89
12,139,911.33
286,171,022
Bulan V
8,942,844.44
3,100,186.07
12,043,030.52
277,228,178
Bulan VI
8,942,844.44
3,003,305.26
11,946,149.70
268,285,333
Bulan VII
8,942,844.44
2,906,424.44
11,849,268.89
259,342,489
Bulan VIII
8,942,844.44
2,809,543.63
11,752,388.07
250,399,644
Bulan IX
8,942,844.44
2,712,662.81
11,655,507.26
241,456,800
Bulan X
8,942,844.44
2,615,782.00
11,558,626.44
232,513,956
Bulan XI
8,942,844.44
2,518,901.19
11,461,745.63
223,571,111
Bulan XII
8,942,844.44
2,422,020.37
11,364,864.81
214,628,267
107,314,133.33
35,458,378.22
142,772,511.56
Total
72
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise Rupiah Tahun II
Cicilan Pokok
Bunga
Angsuran
Saldo Awal
Saldo akhir bulan 214,628,267
Bulan I
8,942,844.44
2,325,139.56
11,267,984.00
205,685,422
Bulan II
8,942,844.44
2,913,876.81
11,856,721.26
196,742,578
Bulan III
8,942,844.44
2,787,186.52
11,730,030.96
187,799,733
Bulan IV
8,942,844.44
2,660,496.22
11,603,340.67
178,856,889
Bulan V
8,942,844.44
2,533,805.93
11,476,650.37
169,914,044
Bulan VI
8,942,844.44
2,407,115.63
11,349,960.07
160,971,200
Bulan VII
8,942,844.44
2,280,425.33
11,223,269.78
152,028,356
Bulan VIII
8,942,844.44
2,153,735.04
11,096,579.48
143,085,511
Bulan IX
8,942,844.44
2,027,044.74
10,969,889.19
134,142,667
Bulan X
8,942,844.44
1,900,354.44
10,843,198.89
125,199,822
Bulan XI
8,942,844.44
1,773,664.15
10,716,508.59
116,256,978
Bulan XII
8,942,844.44
1,646,973.85
10,589,818.30
107,314,133
107,314,133.33
27,409,818.22
134,723,951.56
Total
Rupiah Tahun III
Cicilan Pokok
Bunga
Angsuran
Saldo Awal
Saldo akhir bulan 107,314,133
Bulan I
8,942,844.44
1,162,569.78
10,105,414.22
98,371,289
Bulan II
8,942,844.44
1,065,688.96
10,008,533.41
89,428,444
Bulan III
8,942,844.44
968,808.15
9,911,652.59
80,485,600
Bulan IV
8,942,844.44
871,927.33
9,814,771.78
71,542,756
Bulan V
8,942,844.44
775,046.52
9,717,890.96
62,599,911
Bulan VI
8,942,844.44
678,165.70
9,621,010.15
53,657,067
Bulan VII
8,942,844.44
581,284.89
9,524,129.33
44,714,222
Bulan VIII
8,942,844.44
484,404.07
9,427,248.52
35,771,378
Bulan IX
8,942,844.44
387,523.26
9,330,367.70
26,828,533
Bulan X
8,942,844.44
290,642.44
9,233,486.89
17,885,689
Bulan XI
8,942,844.44
193,761.63
9,136,606.07
8,942,844
Bulan XII
8,942,844.44
96,880.81
9,039,725.26
0
107,314,133.33
7,556,703.56
114,870,836.89
Total
73
LAMPIRAN
Rupiah Tahun
Cicilan Pokok
Bunga
Angsuran
1
107,314,133.33
35,458,378.22
142,772,511.56
2
107,314,133.33
27,409,818.22
134,723,951.56
3
107,314,133.33
7,556,703.56
114,870,836.89
321,942,400.00
70,424,900.00
392,367,300.00
Total
Lampiran 8. Proyeksi Laba Rugi No
Uraian
Rupiah Tahun
1
2
3
Jumlah
I
Pendapatan
1
Operasional
3,041,945,000
2,241,945,000
2,241,945,000
7,525,835,000
Total Pendapatan
3,041,945,000
2,241,945,000
2,241,945,000
7,525,835,000 -
II
Biaya-biaya
1
Operasional
-
a. Biaya Tenaga Kerja
162,000,000
162,000,000
162,000,000
486,000,000
b. Biaya Bahan Baku
96,000,000
96,000,000
96,000,000
288,000,000
7,920,000
7,920,000
7,920,000
23,760,000
d. Biaya Pengiriman
180,000,000
180,000,000
180,000,000
540,000,000
e. Biaya Promosi dan Pemasaran
90,000,000
90,000,000
90,000,000
270,000,000
f. Biaya overhead
222,000,000
222,000,000
222,000,000
666,000,000
d. Biaya Outlet dan Gerai
750,000,000
-
-
750,000,000
1,507,920,000
757,920,000
757,920,000
3,023,760,000
7,690,000
7,690,000
7,690,000
23,070,000
c. Biaya Bahan Pembantu
Sub Total 2
Depresiasi
3
Angsuran Angsuran Bunga
III
74
35,458,378
27,409,818
7,556,704
70,424,900
Total Biaya
1,551,068,378
793,019,818
773,166,704
3,117,254,900
Laba (rugi) Sebelum Pajak
1,490,876,622
1,448,925,182
1,468,778,296
4,408,580,100
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
Pajak 30% IV V
447,262,987
434,677,555
440,633,489
1,322,574,030
1,043,613,635
1,014,247,627
1,028,144,808
3,086,006,070
0.49
0.65
0.66
1.79
1,471,418,691
694,694,155
688,220,535
2,854,333,381
1,089,940
586,507
509,793
2,186,240
30,977
14,625
14,489
60,091
Laba (rugi) Profit Marjin BEP Nilai Penjualan BEP Produksi (bungkus) BEP Rp/bungkus
Perhitungan Discount Factor Rumus DF = k r = suku bunga √ (1+r)n n = 1, 2 .. 10 k=1 r tahun 0 = 0% r tahun 1, 2 … n = 13.00% (konstan) Parameter
n
k
r
√ (1+r)n
1+r
k/√ (1+r)n
Tahun 0
0
1
0.00
1.00
1.0000
1.00
Tahun 1
1
1
0.16
1.16
1.0770
0.93
Tahun 2
2
1
0.16
1.16
1.1600
0.86
Tahun 3
3
1
0.16
1.16
1.2494
0.80
Tahun 4
4
1
0.16
1.16
1.3456
0.74
Tahun 5
5
1
0.16
1.16
1.4493
0.69
Parameter n
Tahun 0
Tahun 1 0
Tahun 2 1
Tahun 3 2
Tahun 4 3
Tahun 5 4
5
k
1
1
1
1
1
1
r
0.00
0.16
0.16
0.16
0.16
0.16
1+r
1.00
1.16
1.16
1.16
1.16
1.16
(1+r)n
1.00
0.93
0.86
0.80
0.74
0.69
1.0000
0.8621
0.7432
0.6407
0.5523
0.4761
k/ (1+r)n
75
76
Pendapatan
Kredit Modal Kerja
Dana Sendiri
Nilai Sisa
1
2
3
4
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
(855,346,000) (855,346,000)
Kumulatif cashflow
Cashflow untuk IRR
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
IV
V
VI
-
Total cashflow
III
855,346,000
Operasional
3
50,490,000 804,856,000
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
-
855,346,000
-
533,403,600
855,346,000
Biaya Investasi
1
321,942,400
0
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
Uraian
I
No
Lampiran 9. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Kelayakan
1,086,762,013
231,416,013
1,086,762,013
1,955,182,987
1,648,224,133
447,262,987
35,458,378
107,314,133
1,507,920,000
-
32,990,000
3,041,945,000
3,041,945,000
-
-
-
3,041,945,000
1
2
1,049,347,445
1,280,763,459
1,049,347,445
1,192,597,555
898,224,133
434,677,555
27,409,818
107,314,133
757,920,000
-
32,990,000
2,241,945,000
2,241,945,000
-
-
-
2,241,945,000
Tahun
1,043,391,511
2,324,154,970
1,043,391,511
1,198,553,489
898,224,133
440,633,489
7,556,704
107,314,133
757,920,000
-
32,990,000
2,241,945,000
2,241,945,000
-
-
-
2,241,945,000
3
Rupiah
LAMPIRAN
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
0.9130
112%
2.79 10.96
81,517,805
1,529,810,675
(855,346,000)
NPV DF %
1
-
(855,346,000)
b. Discounted Cashflow negatif
936,863,805
(855,346,000) 936,863,805
0.86207
1.000 -
16.00%
16.00%
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
bulan
861,353,897
-
779,836,092
779,836,092
0.74316
1,529,810,675
-
668,456,778
668,456,778
0.64066
Usaha Franchise
77
78
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Kerja
Dana Sendiri
Nilai Sisa
1
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
Total cashflow
Kumulatif cashflow
Cashflow untuk IRR
III
IV
V
(855,346,000)
(855,346,000)
-
855,346,000
Operasional
3
804,856,000
50,490,000
-
855,346,000
-
533,403,600
855,346,000
Biaya Modal Kerja
2
321,942,400
0 (Rupiah)
Outflow untuk IRR
Biaya Investasi
1
65% 165%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
Uraian
I
No
Biaya Naik Biaya
106,614,013
(748,731,987)
106,614,013
2,935,330,987
2,628,372,133
447,262,987
35,458,378
107,314,133
2,488,068,000
-
32,990,000
3,041,945,000
3,041,945,000
-
-
-
2
556,699,445
(192,032,541)
556,699,445
1,685,245,555
1,390,872,133
434,677,555
27,409,818
107,314,133
1,250,568,000
-
32,990,000
2,241,945,000
2,241,945,000
-
-
-
2,241,945,000
Tahun
3,041,945,000
1
Lampiran 10. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 65%)
550,743,511
358,710,970
550,743,511
1,691,201,489
1,390,872,133
440,633,489
7,556,704
107,314,133
1,250,568,000
-
32,990,000
2,241,945,000
2,241,945,000
-
-
-
2,241,945,000
3
Rupiah
LAMPIRAN
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
2.9912
16.18%
1.004
3,119,064
35.89
(763,437,368)
(855,346,000)
NPV DF %
-
(855,346,000)
b. Discounted Cashflow negatif
91,908,632
0.86207 91,908,632
1.000 (855,346,000) -
16.00%
16.00%
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
1
VI 0.74316
bulan
(349,718,993)
-
413,718,375
413,718,375
0.64066
3,119,064
-
352,838,057
352,838,057
Usaha Franchise
79
80
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Kerja
Dana Sendiri
Nilai Sisa
1
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
Total cashflow
Kumulatif cashflow
Cashflow untuk IRR
III
IV
V
(855,346,000)
(855,346,000)
-
855,346,000
Operasional
3
804,856,000
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
50,490,000
-
855,346,000
-
533,403,600
855,346,000
Biaya Investasi
1
321,942,400
0
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
Uraian
I
No
91,534,813
(763,811,187)
91,534,813
2,950,410,187
2,643,451,333
447,262,987
35,458,378
107,314,133
2,503,147,200
-
32,990,000
3,041,945,000
3,041,945,000
-
-
-
3,041,945,000
1
2
549,120,245
(214,690,941)
549,120,245
1,692,824,755
1,398,451,333
434,677,555
27,409,818
107,314,133
1,258,147,200
-
32,990,000
2,241,945,000
2,241,945,000
-
-
-
2,241,945,000
Tahun
543,164,311
328,473,370
543,164,311
1,698,780,689
1,398,451,333
440,633,489
7,556,704
107,314,133
1,258,147,200
-
32,990,000
2,241,945,000
2,241,945,000
-
-
-
2,241,945,000
3
Rupiah
Lampiran 11. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 66%) Biaya Naik 66% Biaya 166%
LAMPIRAN
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
4.0585
15%
0.98
(20,368,499)
48.70
(776,436,678)
(855,346,000)
NPV DF %
-
(855,346,000)
b. Discounted Cashflow negatif
78,909,322
0.86207 78,909,322
1.000 (855,346,000) -
16.00%
16.00%
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
1
VI 0.74316
bulan
(368,350,883)
-
408,085,795
408,085,795
0.64066
(20,368,499)
-
347,982,384
347,982,384
Usaha Franchise
81
82
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Kerja
Dana Sendiri
Nilai Sisa
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
Total cashflow
Kumulatif cashflow
Cashflow untuk IRR
III
IV
V
(855,346,000)
(855,346,000)
-
855,346,000
Operasional
3
804,856,000
50,490,000
-
855,346,000
-
533,403,600
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
321,942,400
0
855,346,000
Biaya Investasi
1
27% 73%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
I
Uraian
1
No
Pendapatan Turun Pendapatan
265,436,863
(589,909,137)
265,436,863
1,955,182,987
1,648,224,133
447,262,987
35,458,378
107,314,133
1,507,920,000
-
32,990,000
2,220,619,850
2,220,619,850
-
-
-
2,220,619,850
1
2
444,022,295
(145,886,841)
444,022,295
1,192,597,555
898,224,133
434,677,555
27,409,818
107,314,133
757,920,000
-
32,990,000
1,636,619,850
1,636,619,850
-
-
-
1,636,619,850
Tahun
Lampiran 12. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Pendapatan Turun 27%)
438,066,361
292,179,520
438,066,361
1,198,553,489
898,224,133
440,633,489
7,556,704
107,314,133
757,920,000
-
32,990,000
1,636,619,850
1,636,619,850
-
-
-
1,636,619,850
3
Rupiah
LAMPIRAN
Net B/C ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
4.8987
15%
0.98
(15,889,645)
58.78
(626,521,118)
(855,346,000)
NPV DF %
-
(855,346,000)
b. Discounted Cashflow negatif
228,824,882
0.86207 228,824,882
1.000 (855,346,000) -
16.00%
16.00%
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
1
VI 0.74316
bulan
(296,540,220)
-
329,980,897
329,980,897
0.64066
(15,889,645)
-
280,650,576
280,650,576
Usaha Franchise
83
84
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Kerja
Dana Sendiri
Nilai Sisa
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
Total cashflow
Kumulatif cashflow
Cashflow untuk IRR
III
IV
V
(855,346,000)
(855,346,000)
-
855,346,000
Operasional
3
804,856,000
50,490,000
-
855,346,000
-
533,403,600
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
321,942,400
0
855,346,000
Biaya Investasi
1
26% 74%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
I
Uraian
1
No
Pendapatan Turun Pendapatan
295,856,313
(559,489,687)
295,856,313
1,955,182,987
1,648,224,133
447,262,987
35,458,378
107,314,133
1,507,920,000
-
32,990,000
2,251,039,300
2,251,039,300
-
-
-
2,251,039,300
1
2
466,441,745
(93,047,941)
466,441,745
1,192,597,555
898,224,133
434,677,555
27,409,818
107,314,133
757,920,000
-
32,990,000
1,659,039,300
1,659,039,300
-
-
-
1,659,039,300
Tahun
Lampiran 13. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Pendapatan Turun 26%)
460,485,811
367,437,870
460,485,811
1,198,553,489
898,224,133
440,633,489
7,556,704
107,314,133
757,920,000
-
32,990,000
1,659,039,300
1,659,039,300
-
-
-
1,659,039,300
3
Rupiah
LAMPIRAN
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
2.8598
19%
1.05
41,358,515
34.32
(600,297,454)
(855,346,000)
NPV DF %
-
(855,346,000)
b. Discounted Cashflow negatif
255,048,546
0.86207 255,048,546
1.000 (855,346,000) -
16.00%
16.00%
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
1
VI 0.74316
bulan
(253,655,253)
-
346,642,201
346,642,201
0.64066
41,358,515
-
295,013,768
295,013,768
Usaha Franchise
85
86
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Kerja
Dana Sendiri
Nilai Sisa
1
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
855,346,000
Operasional
3
804,856,000
50,490,000
-
855,346,000
-
533,403,600
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
321,942,400
0
855,346,000
Biaya Investasi
1
18% 118% 18% 82%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
Uraian
I
No
Biaya Naik Biaya Pendapatan Turun Pendapatan
2,226,608,587
1,919,649,733
447,262,987
35,458,378
107,314,133
1,779,345,600
-
32,990,000
2,494,394,900
2,494,394,900
-
-
-
2,494,394,900
1
2
1,329,023,155
1,034,649,733
434,677,555
27,409,818
107,314,133
894,345,600
-
32,990,000
1,838,394,900
1,838,394,900
-
-
-
1,838,394,900
Tahun 3
Rupiah
1,334,979,089
1,034,649,733
440,633,489
7,556,704
107,314,133
894,345,600
-
32,990,000
1,838,394,900
1,838,394,900
-
-
-
1,838,394,900
Lampiran 14. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 18% dan Pendapatan Turun 18%)
LAMPIRAN
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
2.7626
21%
1.09
76,567,657
33.15
(624,495,730)
16.00%
(855,346,000)
NPV DF %
1
-
(855,346,000)
b. Discounted Cashflow negatif
230,850,270
-
230,850,270
(855,346,000)
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
0.86207
267,786,313
(587,559,687)
267,786,313
1.000
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 16.00%
(855,346,000)
Cashflow untuk IRR
V
VI
DF %
(855,346,000)
Kumulatif cashflow
IV
-
Total cashflow
III
bulan
(245,949,546)
-
378,546,184
378,546,184
0.74316
509,371,745
(78,187,941)
509,371,745
76,567,657
-
322,517,202
322,517,202
0.64066
503,415,811
425,227,870
503,415,811
Usaha Franchise
87
88
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Kerja
Dana Sendiri
Nilai Sisa
1
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
855,346,000
Operasional
3
804,856,000
50,490,000
-
855,346,000
-
533,403,600
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
321,942,400
0
855,346,000
Biaya Investasi
1
19% 119% 19% 81%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
Uraian
I
No
Biaya Naik Biaya Pendapatan Turun Pendapatan
2,241,687,787
1,934,728,933
447,262,987
35,458,378
107,314,133
1,794,424,800
-
32,990,000
2,463,975,450
2,463,975,450
-
-
-
2,463,975,450
1
2
1,336,602,355
1,042,228,933
434,677,555
27,409,818
107,314,133
901,924,800
-
32,990,000
1,815,975,450
1,815,975,450
-
-
-
1,815,975,450
Tahun 3
Rupiah
1,342,558,289
1,042,228,933
440,633,489
7,556,704
107,314,133
901,924,800
-
32,990,000
1,815,975,450
1,815,975,450
-
-
-
1,815,975,450
Lampiran 15. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 19% dan Pendapatan Turun 19%)
LAMPIRAN
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
4.0137
15.7%
0.995
(4,168,066)
48.16
(663,718,704)
16.00%
(855,346,000)
NPV DF %
1
-
(855,346,000)
b. Discounted Cashflow negatif
191,627,296
-
191,627,296
(855,346,000)
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
0.86207
222,287,663
(633,058,337)
222,287,663
1.000
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 16.00%
(855,346,000)
Cashflow untuk IRR
V
VI
DF %
(855,346,000)
Kumulatif cashflow
IV
-
Total cashflow
III
bulan
(307,466,403)
-
356,252,300
356,252,300
0.74316
479,373,095
(153,685,241)
479,373,095
(4,168,066)
-
303,298,337
303,298,337
0.64066
473,417,161
319,731,920
473,417,161
Usaha Franchise
89
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
LAMPIRAN (FRANCHISEE)
91
92
Asumsi Keuangan
Periode Proyek
Sewa Tempat Usaha
Franchise fee
Royalti Fee
Peralatan
Tenaga Kerja
Suku Bunga
Komposisi Permodalan
Asumsi Produksi
Bahan Baku
Produk
Kapasitas Produksi/Penjualan Per hari
Harga Jual Produk
1
2
3
4
5
6
7
8
II
1
2
3
4
Asumsi
I
No
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Rupiah/porsi
Porsi
Porsi
Paket
Persen
Persen
orang
Rupiah
Persen
Rupiah
Rupiah
Tahun
Satuan
Lampiran 1. Asumsi Perhitungan Pola Usaha Franchise
3
Keterangan
12,500
130
130 Untuk 130 porsi perhari. 1 porsi terdiri atas makanan dan minuman
2 Untuk 130 porsi perhari. Terdiri atas bahan baku makanan dan bahan baku minuman
40:60 Modal investasi dengan komposisi 60% modal sendiri dan 40% dari bank
16%
3
80,000,000 Peralatan diperoleh dari franchisor yang merupakan paket dari franchisee fee
3.5 dibayarkan per tahun
80,000,000 Hanya satu kali
30,000,000 Sewa tempat per tahun
Nilai
LAMPIRAN
Jumlah Biaya Investasi
Biaya Survei
1
Franchise Fee
3
paket
1
Sewa tanah dan bangunan
Jumlah Fisik
2
Satuan
Perijinan
Jenis Biaya
1
No
Lampiran 2. Biaya Investasi
500,000
80,000,000
30,000,000
Harga/ Satuan
110,500,000
500,000
80,000,000
30,000,000
Nilai (Rp)
5
5
1
Umur Ekonomis (tahun)
16,100,000
100,000
16,000,000
30,000,000
Penyusutan (Rp)
Usaha Franchise
93
94
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Acar
Mie Kering
19
20
Bawang Goreng
16
Bumbu Nasi Goreng
Kecap
15
Bumbu Mie Goreng/Godok
Saos
14
17
Bumbu Siomay
13
18
Kentang
Telur
Kol
10
12
Tahu siomay
9
11
Siomay
Pangsit goreng
5
8
Tahu Bakso
4
Pangsit rebus
Gorengan Kembang/Panjang
3
Kuah Bakso/mie ayam
Bakso Kasar
7
Bakso Halus
1
2
6
Bahan Baku
Jenis Biaya
I
No
BIAYA OPERASIONAL
bal
bungkus
bungkus
bungkus
botol
botol
kg
butir
butir
buah
bungkus
bungkus
liter
bungkus
buah
buah
buah
butir
butir
Satuan
Lampiran 3. Biaya Operasional dan Pendapatan
2
8
5
5
15
5
10
1
15
10
10
10
10
20
10
50
50
50
100
130
Jumlah
50000
1000
5000
5000
15000
5000
3000
25000
750
750
750
950
950
1500
750
750
950
950
950
950
Harga (Rp)
200,000
240,000
125,000
375,000
225,000
750,000
900,000
750,000
337,500
225,000
225,000
285,000
285,000
900,000
225,000
1,125,000
1,425,000
1,425,000
2,850,000
3,705,000
Biaya per bulan (Rp)
2,400,000
2,880,000
1,500,000
4,500,000
2,700,000
9,000,000
10,800,000
9,000,000
4,050,000
2,700,000
2,700,000
3,420,000
3,420,000
10,800,000
2,700,000
13,500,000
17,100,000
17,100,000
34,200,000
44,460,000
Biaya Tahun -1 (Rp)
LAMPIRAN
Gula Cair
29
Tabung
Gas
Sub Total
29,871,750
1,706,250
358,461,000
20,475,000
20,475,000 0.0350
3,600,000
4,176,000
3,600,000
3,600,000
-
36,000,000
36,000,000
287,010,000
600,000
9,000,000
3,600,000
2,700,000
5,400,000
27,000,000
3,600,000
7,200,000
2,520,000
2,520,000
5,040,000
1,706,250 Omset
300000
348000
300000
300000
3,000,000
3000000
23,917,500
50,000
750,000
300,000
225,000
450,000
2,250,000
300,000
600,000
210,000
210,000
420,000
5,400,000 13,500,000
Royalti Fee
300000
87000
300000
300000
1000000
1000
25000
6000
7500
15000
15000
20000
40000
3500
3500
3500
450,000 1,125,000
14,976,000
1
4
1
1
3
50
1
50
2
2
5
15
15
2
2
4
7500
3000
1,248,000.00 Tahun
5 5
Sub Total
bulan
bulan
Air
Telpon
bulan
Orang
botol
kg
Liter
Liter
Liter
kg
bungkus
paket masakan
ikat
ikat
bungkus
bungkus
Listrik
Biaya Overhead
Sub Total
Tenaga Kerja
Total Biaya
IV
III
II
Sub Total
Minuman Softdrink
Buah-Buahan
28
33
Sambal Bakso
27
Dawet
Adonan Ayam Mie Ayam
26
32
Daun Seledri
25
Sirup
Daun Bawang
24
Beras
Selada
23
30
Mie Ayam
22
31
Mie Telur
21
Usaha Franchise
95
96
Bakso
Mie Ayam
Cwie Mie
Siomay
Batagor
Mie Ayam Bakso
Nasi Goreng Jawa
Mie Goreng Jawa
Mie Godok
Es Campur
Es Dawet
Juice
Teh Botol
Minuman lain-lain
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
Jenis Pendapatan
1
No
PENDAPATAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Botol
Botol
Gelas
Gelas
Mangkuk
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Satuan
20
50
30
15
15
10
10
10
10
10
10
10
10
50
130
Jumlah
1500
2500
5000
5000
7000
8500
8500
8500
9500
8500
8500
8500
8500
9000
Harga (Rp)
48,750,000
900,000
3,750,000
4,500,000
2,250,000
3,150,000
2,550,000
2,550,000
2,550,000
2,850,000
2,550,000
2,550,000
2,550,000
2,550,000
13,500,000
Pendapatan Bulan -1 (Rp)
585,000,000
10,800,000
45,000,000
54,000,000
27,000,000
37,800,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
34,200,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
162,000,000
Pendapatan Tahun -1 (Rp)
LAMPIRAN
Usaha Franchise
Lampiran 4. Sumber Dana Proyek No 1
Rincian Biaya Proyek Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit
44,200,000
b. Dana sendiri
66,300,000
Jumlah dana investasi 2
Total Biaya (Rp)
110,500,000
Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit
3
b. Dana sendiri
29,871,750
Jumlah dana modal kerja
29,871,750
Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit b. Dana sendiri Jumlah dana proyek
44,200,000 96,171,750 140,371,750
97
98
Bakso
Mie Ayam
Cwie Mie
Siomay
Batagor
Mie Ayam Bakso
Nasi Goreng Jawa
Mie Goreng Jawa
Mie Godok
Es Campur
Es Dawet
Juice
Teh Botol/Softdrink
Minuman lain-lain
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
Jenis Pendapatan
1
No
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL Gelas
Botol
Gelas
Gelas
Mangkuk
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Porsi
Satuan
130
20
50
30
15
15
10
10
10
10
10
10
10
10
50
Jumlah
1500
2500
5000
5000
7000
8500
8500
8500
9500
8500
8500
9000
8500
9000
Harga
Lampiran 5. Proyeksi Pendapatan dan Biaya
48,750,000
900,000
3,750,000
4,500,000
2,250,000
3,150,000
2,550,000
2,550,000
2,550,000
2,850,000
2,550,000
2,550,000
2,550,000
2,550,000
13,500,000
Pendapatan Per Bulan
585,000,000
10,800,000
45,000,000
54,000,000
27,000,000
37,800,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
34,200,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
162,000,000
1
585,000,000
10,800,000
45,000,000
54,000,000
27,000,000
37,800,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
34,200,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
162,000,000
2
Tahun
585,000,000
10,800,000
45,000,000
54,000,000
27,000,000
37,800,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
34,200,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
30,600,000
162,000,000
3
Rupiah
LAMPIRAN
1
No
buah buah buah
Gorengan Kembang/ Panjang
Tahu Bakso
Pangsit goreng
2
5 8
bal
bungkus
Bumbu Mie Goreng/ Godok
5
Mie Kering
bungkus
Bumbu Nasi Goreng
15
5
10
1
15
10
10
10
40
20
10
50
50
50
100
130
Jumlah
Acar
bungkus
Bawang Goreng
botol
kg
Bumbu Siomay
Kecap
kg
Telur botol
kg
Saos
kg
Kentang
bungkus
Tahu siomay
Kol
bungkus
liter
Siomay
Kuah Bakso/mie ayam
bungkus
butir
Pangsit rebus
butir
Bakso Kasar
Satuan
Bakso Halus
Bahan Baku
Jenis Pendapatan
50000
1000
20000
20000
15000
5000
3000
25000
15000
12000
12000
950
950
1500
750
750
950
950
950
950
Harga
200,000
240,000
125,000
375,000
225,000
750,000
900,000
750,000
337,500
225,000
225,000
285,000
285,000
900,000
225,000
1,125,000
1,425,000
1,425,000
2,850,000
3,705,000
Pendapatan Per Bulan
2,400,000
2,880,000
1,500,000
4,500,000
2,700,000
9,000,000
10,800,000
9,000,000
4,050,000
2,700,000
2,700,000
3,420,000
3,420,000
10,800,000
2,700,000
13,500,000
17,100,000
17,100,000
34,200,000
44,460,000
1
2,400,000
2,880,000
1,500,000
4,500,000
2,700,000
9,000,000
10,800,000
9,000,000
4,050,000
2,700,000
2,700,000
3,420,000
3,420,000
10,800,000
2,700,000
13,500,000
17,100,000
17,100,000
34,200,000
44,460,000
2
Tahun
2,400,000
2,880,000
1,500,000
4,500,000
2,700,000
9,000,000
10,800,000
9,000,000
4,050,000
2,700,000
2,700,000
3,420,000
3,420,000
10,800,000
2,700,000
13,500,000
17,100,000
17,100,000
34,200,000
44,460,000
3
Rupiah
Usaha Franchise
99
100
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
4
Tabung
Gas
Total Biaya
29,871,750
358,461,000
20,475,000 20,475,000
0.0350
1,706,250
Omset
14,976,000
3,600,000
4,176,000
3,600,000
3,600,000
-
36,000,000
287,010,000
600000
1,706,250
Tahun
300,000
348,000
300,000
300,000
-
3,000,000
23,917,500
50000
9000000
3600000
2,700,000
5,400,000
27,000,000
3,600,000
7,200,000
2,520,000
2,520,000
5,040,000
13,500,000
5,400,000
Royalti Fee
300000
87000
300000
300000
1000000
1000
750000
300000
225,000
450,000
2,250,000
300,000
600,000
210,000
210,000
420,000
1,125,000
450,000
1,248,000
1
2
1
1
3
50
25000
6000
7500
15000
15000
20000
40000
3500
3500
3500
7500
3000
Sub Total
bulan
bulan
Telpon
bulan
Air
Biaya Overhead
3
Orang
Listrik
Tenaga Kerja
2
Sub Total
botol
1
Minuman Softdrink
50 Kg
2
Dawet
Liter
Sirup
2
5
15
15
Beras
Liter
Gula Cair
kg
Buah-Buahan
liter bungkus
Adonan Ayam Mie Ayam
Sambal Bakso
ikat
Daun Seledri
2
2
ikat
Daun Bawang
5 4
bungkus
Mie Ayam
5
Selada
bungkus
Mie Telur
358,461,000
20,475,000
14,976,000
3,600,000
4,176,000
3,600,000
3,600,000
-
36,000,000
287,010,000
600000
9000000
3600000
2,700,000
5,400,000
27,000,000
3,600,000
7,200,000
2,520,000
2,520,000
5,040,000
13,500,000
5,400,000
358,461,000
20,475,000
14,976,000
3,600,000
4,176,000
3,600,000
3,600,000
-
36,000,000
287,010,000
600000
9000000
3600000
2,700,000
5,400,000
27,000,000
3,600,000
7,200,000
2,520,000
2,520,000
5,040,000
13,500,000
5,400,000
LAMPIRAN
Usaha Franchise
Lampiran 6. Perhitungan Angsuran Kredit Perhitungan Angsuran Kredit Jumlah kredit 44,200,000 Jangka waktu kredit (tahun) 5 Bunga per tahun % 13% umlah angsuran per bulan 36 Sistem Perhit. Bunga Flat Pembayaran Angsuran Kredit Modal Kerja Rupiah Tahun I
Cicilan Pokok
Bunga
Angsuran
Saldo Awal
Saldo akhir bulan 44,200,000
Bulan I
1,227,777.78
478,833.33
1,706,611.11
42,972,222
Bulan II
1,227,777.78
465,532.41
1,693,310.19
41,744,444
Bulan III
1,227,777.78
452,231.48
1,680,009.26
40,516,667
Bulan IV
1,227,777.78
438,930.56
1,666,708.33
39,288,889
Bulan V
1,227,777.78
425,629.63
1,653,407.41
38,061,111
Bulan VI
1,227,777.78
412,328.70
1,640,106.48
36,833,333
Bulan VII
1,227,777.78
399,027.78
1,626,805.56
35,605,556
Bulan VIII
1,227,777.78
385,726.85
1,613,504.63
34,377,778
Bulan IX
1,227,777.78
372,425.93
1,600,203.70
33,150,000
Bulan X
1,227,777.78
359,125.00
1,586,902.78
31,922,222
Bulan XI
1,227,777.78
345,824.07
1,573,601.85
30,694,444 29,466,667
Bulan XII Total
1,227,777.78
332,523.15
1,560,300.93
14,733,333.33
4,868,138.89
19,601,472.22
101
LAMPIRAN Rupiah Tahun II
Cicilan Pokok
Bunga
Angsuran
Saldo Awal
Saldo akhir bulan 29,466,667
Bulan I
1,227,777.78
319,222.22
1,547,000.00
28,238,889
Bulan II
1,227,777.78
400,050.93
1,627,828.70
27,011,111
Bulan III
1,227,777.78
382,657.41
1,610,435.19
25,783,333
Bulan IV
1,227,777.78
365,263.89
1,593,041.67
24,555,556
Bulan V
1,227,777.78
347,870.37
1,575,648.15
23,327,778
Bulan VI
1,227,777.78
330,476.85
1,558,254.63
22,100,000
Bulan VII
1,227,777.78
313,083.33
1,540,861.11
20,872,222
Bulan VIII
1,227,777.78
295,689.81
1,523,467.59
19,644,444
Bulan IX
1,227,777.78
278,296.30
1,506,074.07
18,416,667
Bulan X
1,227,777.78
260,902.78
1,488,680.56
17,188,889
Bulan XI
1,227,777.78
243,509.26
1,471,287.04
15,961,111
Bulan XII
1,227,777.78
226,115.74
1,453,893.52
14,733,333
14,733,333.33
3,763,138.89
18,496,472.22
Total
Rupiah Tahun III
Cicilan Pokok
Bunga
Angsuran
Saldo Awal
Saldo akhir bulan 14,733,333
Bulan I
1,227,777.78
159,611.11
1,387,388.89
13,505,556
Bulan II
1,227,777.78
146,310.19
1,374,087.96
12,277,778
Bulan III
1,227,777.78
133,009.26
1,360,787.04
11,050,000
Bulan IV
1,227,777.78
119,708.33
1,347,486.11
9,822,222
Bulan V
1,227,777.78
106,407.41
1,334,185.19
8,594,444
Bulan VI
1,227,777.78
93,106.48
1,320,884.26
7,366,667
Bulan VII
1,227,777.78
79,805.56
1,307,583.33
6,138,889
Bulan VIII
1,227,777.78
66,504.63
1,294,282.41
4,911,111
Bulan IX
1,227,777.78
53,203.70
1,280,981.48
3,683,333
Bulan X
1,227,777.78
39,902.78
1,267,680.56
2,455,556
Bulan XI
1,227,777.78
26,601.85
1,254,379.63
1,227,778
Bulan XII
1,227,777.78
13,300.93
1,241,078.70
0
14,733,333.33
1,037,472.22
15,770,805.56
Total
102
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
Rupiah Tahun
Cicilan Pokok
Bunga
Angsuran
Tahun 1
14,733,333.33
4,868,138.89
19,601,472.22
Tahun 2
14,733,333.33
3,763,138.89
18,496,472.22
Tahun 3
14,733,333.33
1,037,472.22
15,770,805.56
Total
44,200,000.00
9,668,750.00
53,868,750.00
Lampiran 7. Proyeksi Laba Rugi Rupiah No I 1
Uraian
Tahun 1
2
Jumlah
3
Pendapatan Penjualan
585,000,000
585,000,000
585,000,000 1,755,000,000
Total Pendapatan II
Biaya-biaya
1
Operasional
585,000,000
585,000,000
585,000,000
1,755,000,000
130
a. Biaya Tenaga Kerja
36,000,000
36,000,000
36,000,000
108,000,000
b. Biaya Bahan Baku
287,010,000
287,010,000
287,010,000
861,030,000
14,976,000
14,976,000
14,976,000
44,928,000
c. Biaya overhead d. Biaya Royalti
20,475,000
20,475,000
20,475,000
61,425,000
Sub Total
358,461,000
358,461,000
358,461,000
1,075,383,000
2
Depresiasi
16,100,000
16,100,000
16,100,000
48,300,000
3
Angsuran Bunga
4,868,139
3,763,139
1,037,472
9,668,750
Total Biaya
379,429,139
378,324,139
375,598,472
1,133,351,750
Laba (rugi) Sebelum Pajak
205,570,861
206,675,861
209,401,528
621,648,250
Pajak 30%
61,671,258
62,002,758
62,820,458
186,494,475
IV
Laba (rugi)
143,899,603
144,673,103
146,581,069
435,153,775
V
Profit Marjin
0.351
0.353
0.358
1.063
133,867,395
133,364,642
132,140,515
399,360,670
392,926
391,450
387,857
1,172,198
10,709
10,669
10,571
31,949
III
BEP Nilai Penjualan BEP Produksi (porsi) BEP Rp/porsi
103
LAMPIRAN
Lampiran 8. Rumus DF Perhitungan Discount Factor Rumus DF = k r = suku bunga √ (1+r)n n = 1, 2 .. 10 k=1 r tahun 0 = 0% r tahun 1, 2 … n = 13.00% (konstan)
Parameter
n
k
r
√ (1+r)n
1+r
k/√ (1+r)n
Tahun 0
0
1
0.00
1.00
1.0000
1.00
Tahun 1
1
1
0.16
1.16
1.0770
0.93
Tahun 2
2
1
0.16
1.16
1.1600
0.86
Tahun 3
3
1
0.16
1.16
1.2494
0.80
Parameter
Tahun 0
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
n
0
1
2
3
k
1
1
1
1
r
0.00
0.16
0.16
0.16
1+r
1.00
1.16
1.16
1.16
(1+r)n k/ (1+r)n
104
1.00
0.86
0.86
0.86
1.0000
0.8621
0.7432
0.6407
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Franchise
Lampiran 9. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Kelayakan No
Uraian
I
Inflow
1
Pendapatan
2 3 4
Nilai Sisa
Rupiah
Tahun 0
1
2
3
-
585,000,000
585,000,000
585,000,000
Kredit Modal Investasi
44,200,000
-
-
-
Dana Sendiri
96,171,750
-
-
-
Jumlah IRR Inflow
-
-
-
-
140,371,750
585,000,000
585,000,000
585,000,000
-
585,000,000
585,000,000
585,000,000
110,500,000
30,000,000
30,000,000
30,000,000
II
Outflow
1
Biaya Investasi
2
Biaya Modal Kerja
29,871,750
-
-
-
3
Operasional
-
358,461,000
358,461,000
358,461,000
4
Angsuran Pokok
-
14,733,333
14,733,333
14,733,333
5
Bunga Bank
-
4,868,139
3,763,139
1,037,472
6
Pajak 30%
-
61,671,258
62,002,758
62,820,458
Jumlah
140,371,750
403,194,333
403,194,333
403,194,333
Outflow untuk IRR
140,371,750
420,132,258
420,463,758
421,281,458
-
164,867,742
164,536,242
163,718,542
III
Total cashflow
IV
Kumulatif cashflow
(140,371,750)
24,495,992
189,032,233
352,750,775
V
Cashflow untuk IRR
(140,371,750)
164,867,742
164,536,242
163,718,542
VI
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP 1.000
0.862
0.743
0.641
(140,371,750)
142,127,364
122,277,231
104,887,540
(140,371,750)
1,755,614
124,032,844
228,920,384
11.8
bulan
DF 16 % Discounted Cashflow 1
NPV DF 16%
2
Net B/C ratio DF %
3
IRR
4
Payback Period (PBP)
228,920,384 2.63 103% 0.9856
105
106
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Investasi
Dana Sendiri
Nilai Sisa
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
Total cashflow
Kumulatif cashflow
Cashflow untuk IRR
III
IV
V
(140,371,750)
(140,371,750)
(140,371,750)
140,371,750
Operasional
3
29,871,750
110,500,000
-
140,371,750
-
96,171,750
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
44,200,000
0
140,371,750
Biaya Investasi
1
29% 129%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
I
Uraian
1
No
Biaya Naik Biaya
60,914,052
(79,457,698)
60,914,052
524,085,948
507,148,023
61,671,258
4,868,139
14,733,333
462,414,690
-
30,000,000
585,000,000
585,000,000
-
-
-
585,000,000
1
Tahun
60,582,552
(18,875,147)
60,582,552
524,417,448
507,148,023
62,002,758
3,763,139
14,733,333
462,414,690
-
30,000,000
585,000,000
585,000,000
-
-
-
585,000,000
2
59,764,852
40,889,705
59,764,852
525,235,148
507,148,023
62,820,458
1,037,472
14,733,333
462,414,690
-
30,000,000
585,000,000
585,000,000
-
-
-
585,000,000
3
Rupiah
Lampiran 10. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 29%)
LAMPIRAN
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
4.1188
14.0%
0.97
(4,548,121)
49.4
(87,859,636)
(140,371,750)
NPV DF %
-
(140,371,750)
b. Discounted Cashflow negatif
52,512,114
0.862 52,512,114
1.000 (140,371,750) -
16.00%
16.00%
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
1
VI 0.743
bulan
(42,836,932)
-
45,022,705
45,022,705
0.641
(4,548,121)
-
38,288,811
38,288,811
Usaha Franchise
107
108
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Investasi
Dana Sendiri
Nilai Sisa
1
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
Total cashflow
Kumulatif cashflow
Cashflow untuk IRR
III
IV
V
(140,371,750)
(140,371,750)
-
140,371,750
Operasional
3
29,871,750
110,500,000
-
140,371,750
-
96,171,750
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
44,200,000
0
140,371,750
Biaya Investasi
1
28% 128%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
Uraian
I
No
Biaya Naik Biaya
64,498,662
(75,873,088)
64,498,662
520,501,338
503,563,413
61,671,258
4,868,139
14,733,333
458,830,080
-
30,000,000
585,000,000
585,000,000
-
-
-
585,000,000
1
Tahun
64,167,162
(11,705,927)
64,167,162
520,832,838
503,563,413
62,002,758
3,763,139
14,733,333
458,830,080
-
30,000,000
585,000,000
585,000,000
-
-
-
585,000,000
2
Lampiran 11. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 28%)
63,349,462
51,643,535
63,349,462
521,650,538
503,563,413
62,820,458
1,037,472
14,733,333
458,830,080
-
30,000,000
585,000,000
585,000,000
-
-
-
585,000,000
3
Rupiah
LAMPIRAN
1.000
0.862
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
2.9137
18%
1.02
3,502,517
35.0
(84,769,455)
(140,371,750)
NPV DF %
-
(140,371,750)
55,602,295
55,602,295
b. Discounted Cashflow negatif
(140,371,750) -
16.00%
16.00%
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
1
VI 0.743
bulan
(37,082,801)
-
47,686,654
47,686,654
0.641
3,502,517
-
40,585,319
40,585,319
Usaha Franchise
109
110
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Investasi
Dana Sendiri
Nilai Sisa
1
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
Total cashflow
Kumulatif cashflow
Cashflow untuk IRR
III
IV
V
(140,371,750)
(140,371,750)
-
140,371,750
Operasional
3
29,871,750
110,500,000
-
140,371,750
-
96,171,750
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
44,200,000
0
140,371,750
Biaya Investasi
1
18% 82%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
Uraian
I
No
Pendapatan Turun Pendapatan
59,567,742
(80,804,008)
59,567,742
420,132,258
403,194,333
61,671,258
4,868,139
14,733,333
358,461,000
-
30,000,000
479,700,000
479,700,000
-
-
-
479,700,000
1
Tahun
59,236,242
(21,567,767)
59,236,242
420,463,758
403,194,333
62,002,758
3,763,139
14,733,333
358,461,000
-
30,000,000
479,700,000
479,700,000
-
-
-
479,700,000
2
3
Rupiah
58,418,542
36,850,775
58,418,542
421,281,458
403,194,333
62,820,458
1,037,472
14,733,333
358,461,000
-
30,000,000
479,700,000
479,700,000
-
-
-
479,700,000
Lampiran 12. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Pendapatan Turun 18%)
LAMPIRAN
1.000
0.862
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
4.20
12.7%
0.95
(7,571,784)
50.4
(89,020,249)
(140,371,750)
NPV DF %
-
(140,371,750)
51,351,501
51,351,501
b. Discounted Cashflow negatif
(140,371,750) -
16.00%
16.00%
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
1
VI 0.743
bulan
(44,998,071)
-
44,022,177
44,022,177
0.641
(7,571,784)
-
37,426,287
37,426,287
Usaha Franchise
111
112
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Investasi
Dana Sendiri
Nilai Sisa
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
Total cashflow
Kumulatif cashflow
Cashflow untuk IRR
III
IV
V
(140,371,750)
(140,371,750)
-
140,371,750
Operasional
3
29,871,750
110,500,000
-
140,371,750
-
96,171,750
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
44,200,000
0
140,371,750
Biaya Investasi
1
17% 83%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
I
Uraian
1
No
Pendapatan Turun Pendapatan
65,417,742
(74,954,008)
65,417,742
420,132,258
403,194,333
61,671,258
4,868,139
14,733,333
358,461,000
-
30,000,000
485,550,000
485,550,000
-
-
-
485,550,000
1
Tahun
65,086,242
(9,867,767)
65,086,242
420,463,758
403,194,333
62,002,758
3,763,139
14,733,333
358,461,000
-
30,000,000
485,550,000
485,550,000
-
-
-
485,550,000
2
Lampiran 13. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Pendapatan Turun 17%)
64,268,542
54,400,775
64,268,542
421,281,458
403,194,333
62,820,458
1,037,472
14,733,333
358,461,000
-
30,000,000
485,550,000
485,550,000
-
-
-
485,550,000
3
Rupiah
LAMPIRAN
1.000
0.862
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
2.8648
18%
1.04
5,566,669
34.4
(83,977,145)
(140,371,750)
NPV DF %
-
(140,371,750)
56,394,605
56,394,605
b. Discounted Cashflow negatif
(140,371,750) -
16.00%
16.00%
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
1
VI 0.743
bulan
(35,607,465)
-
48,369,680
48,369,680
0.641
5,566,669
-
41,174,134
41,174,134
Usaha Franchise
113
114
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Investasi
Dana Sendiri
Nilai Sisa
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
Total cashflow
Kumulatif cashflow
III
IV
(140,371,750)
-
140,371,750
Operasional
3
29,871,750
110,500,000
-
140,371,750
-
96,171,750
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
44,200,000
0
140,371,750
Biaya Investasi
1
90% 110%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
I
Uraian
1
No
Pendapatan Biaya
(69,850,108)
70,521,642
455,978,358
439,040,433
61,671,258
4,868,139
14,733,333
394,307,100
-
30,000,000
526,500,000
526,500,000
-
-
-
526,500,000
1
Tahun
340,033
70,190,142
456,309,858
439,040,433
62,002,758
3,763,139
14,733,333
394,307,100
-
30,000,000
526,500,000
526,500,000
-
-
-
526,500,000
2
Lampiran 14. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 10% dan Pendapatan Turun 10%)
69,712,475
69,372,442
457,127,558
439,040,433
62,820,458
1,037,472
14,733,333
394,307,100
-
30,000,000
526,500,000
526,500,000
-
-
-
526,500,000
3
Rupiah
LAMPIRAN
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
VI
NPV DF %
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
2.6168
23%
1.12
17,029,465
31.4
(79,577,231)
(140,371,750)
1
-
(140,371,750)
60,794,519
60,794,519
0.862
b. Discounted Cashflow negatif
(140,371,750)
1.000
70,521,642
-
16.00%
16.00%
(140,371,750)
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
Cashflow untuk IRR
V
bulan
(27,414,522)
-
52,162,709
52,162,709
0.743
70,190,142
17,029,465
-
44,443,987
44,443,987
0.641
69,372,442
Usaha Franchise
115
116
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Pendapatan
Kredit Modal Investasi
Dana Sendiri
Nilai Sisa
2
3
4
Angsuran Pokok
Bunga Bank
Pajak 30%
4
5
6
-
-
-
-
Total cashflow
Kumulatif cashflow
III
IV
(140,371,750)
-
140,371,750
Operasional
3
29,871,750
110,500,000
-
140,371,750
-
96,171,750
Outflow untuk IRR
Biaya Modal Kerja
2
44,200,000
0
140,371,750
Biaya Investasi
1
89% 111%
Jumlah
Outflow
II
IRR Inflow
Jumlah
Inflow
I
Uraian
1
No
Pendapatan Biaya
(79,284,718)
61,087,032
459,562,968
442,625,043
61,671,258
4,868,139
14,733,333
397,891,710
-
30,000,000
520,650,000
520,650,000
-
-
-
520,650,000
1
Tahun
(18,529,187)
60,755,532
459,894,468
442,625,043
62,002,758
3,763,139
14,733,333
397,891,710
-
30,000,000
520,650,000
520,650,000
-
-
-
520,650,000
2
Lampiran 15. Proyeksi Arus Kas dan Analisis Sensitivitas (Biaya Operasional Naik 11% dan Pendapatan Turun 11%)
41,408,645
59,937,832
460,712,168
442,625,043
62,820,458
1,037,472
14,733,333
397,891,710
-
30,000,000
520,650,000
520,650,000
-
-
-
520,650,000
3
Rupiah
LAMPIRAN
Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR, dan PBP
VI
NPV DF %
Net B/C Ratio DF %
IRR
Payback Period (PBP)
2
3
4
4.1083
14.18%
0.97
(4,159,627)
49.3
(87,710,516)
(140,371,750)
1
-
(140,371,750)
52,661,234
52,661,234
0.862
b. Discounted Cashflow negatif
(140,371,750)
1.000
61,087,032
-
16.00%
16.00%
(140,371,750)
a. Discounted Cashflow positif
Discounted Cashflow
DF %
Cashflow untuk IRR
V
bulan
(42,559,259)
-
45,151,257
45,151,257
0.743
60,755,532
(4,159,627)
-
38,399,632
38,399,632
0.641
59,937,832
Usaha Franchise
117
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN