POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
USAHA PENANGKAPAN DENGAN ALAT JARING PAYANG
KATA PENGANTAR
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Namun demikian, UMKM masih memiliki kendala, baik untuk mendapatkan pembiayaan maupun untuk mengembangkan usahanya. Dari sisi pembiayaan, masih banyak pelaku UMKM yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari bank, baik karena kendala teknis, misalnya tidak mempunyai/tidak cukup agunan, maupun kendala non teknis, misalnya keterbatasan akses informasi ke perbankan. Dari sisi pengembangan usaha, pelaku UMKM masih memiliki keterbatasan informasi mengenai pola pembiayaan untuk komoditas tertentu. Disisi lain, ternyata perbankan juga membutuhkan informasi tentang komoditas yang potensial untuk dibiayai. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menyediakan rujukan bagi perbankan untuk meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan informasi dan pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan usahanya, maka menjadi kebutuhan untuk menyediakan informasi pola pembiayaan untuk komoditi potensial tersebut dalam bentuk model/pola pembiayaan komoditas (lending model). Sampai saat ini, Bank Indonesia telah menghasilkan 106 judul buku pola pembiayaan komoditi pertanian, industri dan perdagangan dengan sistem pembiayaan konvensional dan 26 judul dengan sistem syariah. Dalam upaya menyebarluaskan lending model tersebut kepada masyarakat maka buku pola pembiayaan ini telah dimasukan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK) yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan dapat diakses melalui internet di alamat www.bi.go.id Dalam penyusunan buku pola pembiayaan ini, Bank Indonesia bekerjasama dengan Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (DKP) dan memperoleh masukan dari banyak pihak antara lain dari Perbankan, lembaga/
i
instansi terkait lainnya, asosiasi dan UMKM. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya selama ini. Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan bagi kesempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku ini dapat menghubungi : Direktorat Kredit, BPR dan UMKM Biro Pengembangan BPR dan UMKM Tim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKM Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat Telp. (021) 381 8922 atau 381.7794 Fax (021) 351 8951 Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang pola pembiayaan komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus memperluas replikasi pembiayaan oleh UMKM pada komoditi tersebut.
Jakarta,
ii
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Desember 2009
RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN UMKM JARING PAYANG No.
Unsur Pembiayaan
Uraian
1
Jenis Usaha
Jaring Payang
2
Lokasi usaha
Kabupaten Belitung Timur – Prov Bangka Belitung
3
Dana yang digunakan
Investasi : Rp 58.300.000 Modal Kerja : Rp 19.451.080 Total : Rp 77.751.080
4.
Sumber dana a. Modal Sendiri b. Kredit
Rp 25.270.432 Rp 52.480.648
1. Kredit Investasi
Plafond Suku Bunga Jangka waktu
: Rp 40.810.000 : 14% : 3 tahun
2. Kredit Modal Kerja
Plafond Suku Bunga Jangka Waktu
: Rp11.670.648 : 14% : 1 tahun
5
Periode pembayaran kredit
Angsuran pokok dan bunga dibayarkan setiap bulan
6
Kelayakan usaha a. Periode Proyek b. Produk c. Skala proyek d. Teknologi e. Pemasaran Produk
3 tahun Ikan (hasil tangkapan jaring payang) Produksi per bulan : 5.990 kg Sederhana (Manual) pedagang pengepul dan bandar besar
7
Kriteria kelayakan usaha a. NPV b. IRR c. Net B/C Ratio d. Pay Back Period e. BEP penjualan rata-rata f. BEP Produk Rata-rata g. Penilaian
Rp 110.123.317 43% 2.89 kali 2.12 tahun Rp137.433.540 7.853 kg selar kuning, 18.324 kg japuh dan 27.487 kg tembang Layak
iii
8
Analisis Sensitivitas a. Biaya variabel 1. Biaya variabel naik 20% a) NPV b) IRR c) Net B/C Ratio d) Pay Back Period e) Penilaian 2. Biaya variabel naik 22% a) NPV b) IRR c) Net B/C Ratio d) Pay Back Period e) Penilaian 3. Biaya tetap naik 15% a) NPV b) IRR c) Net B/C Ratio d) Pay Back Period e) Penilaian 4. Biaya tetap naik 18% a) NPV b) IRR c) Net B/C Ratio d) Pay Back Period e) Penilaian
Rp 33.040.386 14% 1.57 kali > 5 tahun Tidak Layak Rp 44.503.317 18% 1.76 kali 4.02 tahun Layak Rp 31.379.317 13% 1.54 kali > 5 tahun Tidak Layak
b. Pendapatan 1. Pendapatan turun 7% a) NPV b) IRR c) Net B/C Ratio d) Pay Back Period e) Penilaian
Rp 42.627.637 17% 1.73 kali 4.05 tahun Layak
2. Pendapatan turun 8% a) NPV b) IRR c) Net B/C Ratio d) Pay Back Period e) Penilaian
Rp 32.985.397 14,0% 1.57 kali > 5 tahun Tidak Layak
iv
Rp 40.047.925 16% 1.69 kali 4.10 tahun Layak
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
c. Biaya variabel dan pendapatan 1. Biaya variabel naik 5% dan pendapatan turun 5% a) NPV b) IRR c) Net B/C Ratio d) Pay Back Period e) Penilaian 2. Biaya variabel naik 10% dan Pendapatan turun 5% a) NPV b) IRR c) Net B/C Ratio d) Pay Back Period e) Penilaian 3. Biaya tetap naik 5% dan Pendapatan turun 5% a) NPV b) IRR c) Net B/C Ratio d) Pay Back Period e) Penilaian 4. Biaya tetap naik 10% dan Pendapatan turun 4% a) NPV b) IRR c) Net B/C Ratio d) Pay Back Period e) Penilaian
Rp 44.393.269 18% 1.76 kali > 5 tahun Layak
Rp 26.874.421 11% 1.46 kali 4.36 tahun Tidak Layak
Rp 40.038.784 16% 1.69 kali 4.10 tahun Layak
Rp 27.807.691 12% 1.48 kali > 5 tahun Tidak Layak
v
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... RINGKASAN................................................................................................ DAFTAR ISI.................................................................................................. DAFTAR GAMBAR/FOTO............................................................................ DAFTAR TABEL . .........................................................................................
Hal i iii vii x xi
BAB I PENDAHULUAN
1
BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1. Profil Usaha ................................................................................ 2.2. Pola Pembiayaan ........................................................................
7 9
BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 3.1. Aspek Pasar . .............................................................................. 3.1.1. Permintaan ....................................................................... 3.1.2. Penawaran ...................................................................... 3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar ............................ 3.2. Aspek Pemasaran ....................................................................... 3.2.1. Harga .............................................................................. 3.2.2. Jalur Pemasaran Produk ................................................... 3.2.3. Kendala Pemasaran .........................................................
13 13 14 16 18 18 19 21
vii
BAB IV ASPEK TEKNIS PRODUKSI 4.1. Lokasi Usaha .............................................................................. 4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan . ................................................. 4.3. Tenaga Kerja .............................................................................. 4.4. Teknologi ................................................................................... 4.5. Operasional Penangkapan .......................................................... 4.6. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi ................................................ 4.7. Produksi Optimum . .................................................................... 4.8. Kendala Produksi . .....................................................................
23 23 27 27 27 30 30 32
BAB V ASPEK KEUANGAN 5.1. Pemilihan Pola Usaha . ................................................................ 5.2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan ......................... 5.3. Modal Usaha .............................................................................. 5.3.1. Modal Investasi . .............................................................. 5.3.2. Modal Kerja . ................................................................... 5.3.3 Biaya Operasional ............................................................ 5.4. Struktur Modal ........................................................................... 5.5. Produksi dan Pendapatan ........................................................... 5.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point .................................... 5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha . .................................. 5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha .......................................... 5.9. Hambatan dan Kendala ..............................................................
33 34 36 36 37 38 41 42 44 47 48 53
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial .......................................................... 6.1.1 Penduduk ......................................................................... 6.1.2 Perikanan ......................................................................... 6.1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ...........................
55 55 55 57
viii
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
6.1.4 Pertumbuhan Ekonomi ..................................................... 6.1.5 Pendapatan Per Kapita ..................................................... 6.2. Aspek Dampak Lingkungan ........................................................ 6.2.1 Limbah Proses Produksi .................................................... 6.2.2 Dampak Positif dari Kegiatan Jaring Payang ...................... 6.2.3 Keberadaan Iklim dan Cuaca ............................................
58 59 63 63 64 65
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ................................................................................ 67 7.2. Saran . ........................................................................................ 68 LAMPIRAN ................................................................................................... 69
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar/Foto Hal 1.1 1.2 2.1 2.2 3.1 3.2
x
Ilustrasi Operasi Jaring Payang ............................................................ 2 Ikan Selar Kuning Hasil Jaring Payang ................................................. 3 Ilustrasi Penangkapan Ikan dengan Jaring Payang ............................... 7 Ilustrasi Posisi Pemasaran Rumpon di Laut . ......................................... 8 Skema Jalur Pemasaran Ikan Segar Hasil Tangkapan Jaring Payang .......................................................... 20 Skema Jalur Pemasaran Ikan Asin Hasil Tangkapan Jaring Payang ..................................................................................... 20
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
DAFTAR TABEL
Tabel Hal 3.1 3.2 3.3 4.1 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 5.10 5.11 5.12 5.13 5.14 5.15 5.16 5.17 5.18
Perkembangan Konsumsi Ekspor Ikan Indonesia dari Tahun 2005-2007 . 13 Produksi Ikan Hasil Tangkap di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2008 . . 15 Perkembangan Harga Ikan Hasil Tangkapan Jaring Payang dari Tahun 2006 -2009 . ............................................................................... 19 Fasilitas Produksi Jaring Payang . ........................................................... 26 Asumsi untuk Analisis keuangan . .......................................................... 34 Komposisi Biaya Investasi (Rp)................................................................. 37 Komposisi Biaya Modal Kerja (Rp)........................................................... 38 Komponen Biaya Operasional per Trip dalam Satuan (Rp) . ..................... 39 Komponen Biaya Operasional per Bulan dalam Satuan (Rp) ................... 39 Komponen Biaya Operasional per Tahun dalam Satuan (Rp) ................... 40 Komponen dan Struktur Biaya Proyek .................................................... 41 Perhitungan Angsuran Kredit . ............................................................... 41 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Hari . .......................................... 42 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Bulan ......................................... 43 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Tahun . ...................................... 43 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Hari ............................... 44 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Bulan ............................. 45 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Tahun ............................ 46 Kelayakan Usaha Jaring Payang ............................................................. 48 Analisis sensitifitas biaya variabel naik 20% dan 22% ............................ 49 Analisis Sensitifitas Pendapatan Turun 7% dan 8% . ............................. 50 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 5% dan Penurunan Pendapatan 5% serta Kenaikan Biaya Variabel 10% dan Penurunan Pendapatan 5% ........................................................... 51
xi
5.19 5.20 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6
xii
Analisis Sensitifitas Biaya Tetap Naik 15% dan 18% . ............................. 52 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 5% dan Penurunan Pendapatan 5% Serta Kenaikan Biaya Tetap 10% dan Penurunan Pendapatan 4% .................................................................................... 53 Jumlah Nelayan di Kabupaten Belitung Timur pada Tahun 2003 s.d 2008 . .............................................................................................. 56 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kabupetan Belitung Timur pada Tahun 2006 .................................................................................. 59 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan Klasifikasi Ukurannya di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Belitung Timur tahun 2008 ................................................................................. 60 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan Klasifikasi Ukurannya di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2003 s/d 2007 .............. 61 Banyaknya Kapal Penangkap dan Pengangkut Menurut Klasifikasi dan Tenaga di Kecamatan di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2008 ............ 62 Banyaknya Kapal Penangkapan dan Pengangkut Menurut Klasifikasi dan Tenaga di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2003 s/d 2008 ............. 62
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
BAB I PENDAHULUAN
Peranan ikan laut sebagai sumber protein hewani dewasa ini semakin penting, karena semakin banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam pengadaan daging ternak seperti masalah penyakit menular dari hewan ternak serta semakin tingginya harga daging ternak. Sementara keberadaan ikan laut di Indonesia sangat melimpah. Ikan laut merupakan kekayaan alam yang tidak habis-habisnya selama dapat mengelola dengan baik karena di laut yang sangat luas terjadi kesadaran masyarakat akan pentingnya laut semakin baik, berbagai proses perbaikan stok ikan baik melalui pertumbuhan fertilitas, migrasi ikan dan lain-lain. Ikan yang ada di laut ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik melalui proses penangkapan ikan. Untuk melakukan penangkapan harus menggunakan alat tangkap yang sesuai dengan karakteristik tingkah laku dan habitat ikan yang berada di laut tersebut. Keberadaan ikan dalam suatu kawasan perairan umumnya dihuni oleh berbagai jenis dan macam ikan yang terjalin dalam suatu rantai makanan. Ikan-ikan tertentu yang popolasinya besarnya umumnya muncul secara periodik berdasarkan musimnya. Berbagai jenis alat tangkap telah dikembangkan untuk membantu mempermudah proses penangkapan ikan di laut. Alat tangkap dikembangkan dengan mengacu pada tingkah laku jenis ikan dan habitat dimana ikan berada. Berdasarkan habitat tersebut, sumber daya ikan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu ikan pelagis (permukaan) dan ikan demersial (ikan dasar). Ikan pelagis umumnya memiliki jumlah populasi yang sangat banyak sehingga untuk melakukan penangkapan diperlukan alat tangkap yang paling efektif diantaranya adalah jaring. Sesuai dengan karakteristik habitat dan tingkah laku ikan pelagis,
1
PENDAHULUAN
kemudian dikembangkan beberapa alat tangkap, seperti : jaring payang, gillnet, pursein dan trawll. Jaring payang merupakan salah satu jenis alat tangkap yang cukup produktif digunakan untuk penangkapan ikan di kolom air dan banyak tersebar di seluruh perairan Indonesia. Namun demikian kadang kala tiap daer kan modifikasi, sebagai contoh bahwa jaring payang dikenal di perairan Laut Jawa dan di Perairan Belitung dengan ukuran yang agak berbeda. Secara spesifik jaring payang merupakan salah satu bentuk jaring penangkapan ikan yang terdiri atas kantong jaring, kaki jaring dan tali jaring. Mata jaring memiliki ukuran standar yang telah ditentukan dan direkomendasi oleh pemerintah. Jaring payang banyak digunakan oleh usaha kecil menengah, karena jaring payang memerlukan biaya yang relatif kecil sehingga terjangkau oleh nelayan kecil dan dioperasionalkan cukup dengan satu perahu dan 5 orang anak buah kapal (ABK). Sebagian besar pengguna jaring payang adalah nelayan tradisional dan berpendidikan rendah. Hasil tangkapan jaring payang, umumnya adalah ikan yang sesuai untuk
Gambar 1.1 Ilustrasi Operasional Jaring payang
2
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
ikan tembang umumnya berada sepanjang tahun walaupun pada bulan-bulan tertentu ada musimnya dimana jenis ikan tersebut banyak melimpah. Walaupun ikan berada sepanjang tahun, namun para nelayan mengalami kesulitan untuk menangkap ikan pada musim barat dan musim timur. Penangkapan ikan dengan jaring payang dilakukan secara berkelompok dalam satu unit perahu. Jumlah personil yang terlibat umumnya 5 orang atau maksimal 7 orang. Pengelola usaha jaring payang dapat dikategorikan sebagai usaha mikro. Apabila pengelola usaha memiliki beberapa unit kapal dapat dikategorikan kedalam usaha kecil dan menengah. Namun demikian, sebagaimana kondisi nelayan pada umumnya, nelayan jaring payang kondisinya masih relatif terbelakang dari sisi kemampuan ekonominya bila dibandingkan dengan pelaku usaha lainnya. Selain faktor manajemen usaha yang relatif belum baik, juga aspek permodalannya yang masih kurang. Nelayan biasanya akan panen uang selama musim penangkapan ikan dan mengalami kekurangan uang semasa musim paceklik tiba. Nelayan jaring payang biasanya akan mencari sumber permodalan dari pihak ketiga yang pengembaliannya dapat memberatkan nelayan. Untuk memberikan gambaran tentang kegiatan jaring payang kaitannya dengan keragaan usaha dan permodalannya, telah dilakukan buku pengkajian tentang jaring payang di Manggar, Perairan Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. Gambaran tentang usaha jaring payang ini meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek produksi, aspek keuangan, aspek ekonomi dan aspek lingkungan. Dalam rangka menyebarluaskan hasil-hasil penelitian kepada masyarakat luas. Maka buku pola pembiayaan jaring payang ini akan ditranformasikan ke dalam Sistem Informasi Terpadu Pengembangan Usaha Kecil (SI-PUK) yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan dapat diakses melalui website Bank Indonesia.
5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
2.1. Profil Usaha Usaha penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap jaring payang adalah salah satu jenis usaha perikanan tangkap yang umumnya berskala mikro dan kecil. Tidak seperti jenis usaha pada umumnya yang menghasilkan produk tertentu, jenis kegiatan jaring payang adalah mengejar target untuk ditangkap. Alat tangkap jaring payang biasanya dioperasikan oleh nelayan-nelayan tradisional yang bermodal kecil secara berkelompok 5 s.d. 7 orang.
Gambar 2.1 Ilustrasi Penangkapan Ikan dengan Jaring Payang
7
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
Lokasi usaha jaring payang umumnya dipesisir pantai yang memiliki dasar perairan yang relatif dalam minimal 30 meter sehingga jaring payang dapat dioperasikan disekitar rumpon daun kelapa, dimana rumpon umumnya dipasang di perairan yang agak dalam antara 30 – 75 meter. Jaring payang hampir dioperasikan oleh nelayan atau usaha tangkap sekala kecil di seluruh peraian Indonesia. Jaring payang, banyak dijumpai di pantai utara Jawa, perairan Madura, Nusa Tenggara, Sumatra, Bangka Belitung, Kalimantan dan Sulawesi.
Gambar 2.2 Ilustrasi Posisi Pemasangan Rumpon di Laut
Di Provinsi Bangka Belitung, jaring payang banyak dioperasikan di Kabupaten Belitung Timur khususnya di sekitar pulau-pulau penghasil ikan asin. Khusus untuk Kabupaten Belitung Timur, sentra kegiatan jaring payang terdapat di pulau-pulau yang jumlahnya mencapai 91 buah pulau. Usaha penangkapan ikan dengan jaring payang di perairan Belitung Timur termasuk cukup banyak berdasarkan informasi
8
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
dari beberapa nelayan sekitar 300 – 500 perahu, artinya pada saat musim ikan melimpah jumlah perahu nelayan jaring payang yang beroperasi dapat mencapai 500 unit. Usaha jaring payang di wilayah perairan gugus pulau-pulau Kabupaten Belitung Timur umumnya berbentuk usaha perorangan dengan skala usaha mikro dan kecil. Pengelola usaha ini umumnya adalah pemilik kapal yang di lakukan secara mandiri dengan tenaga kerja terdiri atas anggota keluarganya atau nelayan sekitar gugusan pulau-pulau tersebut. Jaring payang yang dioperasikan di perairan pulau-pulau Kabupaten Belitung Timur adalah jenis jaring payang yang ditujukan untuk menangkap ikan pelagis. Jenis-jenis ikan yang biasa tertangkap dengan jaring payang adalah ikan selar kuning, japuh, tamban (tembang) dan ikan lainnya sebagian kecil. Sesuai dengan perubahan musim, maka musim penangkapan ikan jaring payangpun juga mengalami perubahan berdasarkan perkembangan musim. Hasil tangkapan jaring payang biasanya dijual langsung kepada pedagang pengepul, bandar di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Manggar atau di olah jadi ikan asin yang kemudian dijual ke pengumpul dan selanjutnya di kirim ke bandar di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Samudra di Muara Angke Jakarta atau ke Pontianak.
2.2. Pola Pembiayaan Pembiayaan usaha perikanan jaring payang perairan Belitung Timur, berasal dari modal sendiri nelayan atau bantuan pinjaman. Disamping sumber-sumber pembiayaan yang bisa dilakukan oleh nelayan, pada beberapa tahun terakhir nelayan juga memperoleh sumber dana yang berasal dari lembaga Pemerintah melalui Dinas Perikanan dan Kelautan seperti dari Program PEMP (Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir) dan pinjaman kredit dari perbankan. Secara umum, lembaga perbankan yang melayani kebutuhan permodalan nelayan dilokasi kajian adalah Bank Rakyat Indonesia Cabang Unit Manggar. Bank
9
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
tersebut khusus menangani pembiayaan usaha perikanan tangkap. Usaha jaring payang dapat dilakukan setiap hari dan dalam satu tahun dapat dilakukan selama 8 bulan dalam setahun yaitu dari bulan Oktober s.d. Mei, dengan demikian pada saat musim ikan melimpah pihak perbankan dapat melakukan pendekatan agar para pengusaha jaring payang atau para nelayan dapat menabung di bank. Dalam rangka pemberian kredit kepada UKM jaring payang, Bank akan melakukan analisa terhadap karakter calon nasabah, kemampuan manajemen, kemampuan keuangan meliputi modal dan laba usaha, aspek teknis, kondisi dan prospek usaha, serta agunan. Suku bunga untuk skim kredit KUK yang diberikan oleh Bank untuk usaha ini sebesar 14% per tahun dengan jangka waktu kredit satu hingga tiga tahun. Seperti pada sistem perbankan umumnya, beberapa prosedur seperti surat pengajuan kredit dari debitur, pengumpulan data (data keuangan, jaminan), pembuatan proposal dan pengajuan ke komite kredit harus dipenuhi oleh calon nasabah. Dalam memenuhi syarat perbankan tersebut, sering nelayan menghadapi beberapa masalah diantara masalah agunan dan penyusunan proposal kegiatan. Oleh sebab itu, disamping memberikan kredit, Bank juga membantu nelayan dalam memenuhi persyaratan perbankan, misalnya membantu mengurus pembuatan akta tanah dan proposal rencana kegiatan. Setelah prosedur administrasi dilengkapi, petugas Bank akan melakukan pengumpulan data kelapangan untuk memverifikasi informasi yang ada. Setelah administrasi dan prosedur dipenuhi, biasanya dana akan cair dalam waktu yang tidak lebih dari satu minggu, yakni dalam 5 hari kerja. Di Manggar terdapat beberapa bank dan Lembaga Keuangan Non Bank yaitu LEPM3 (Lembaga Ekonomi Pesisir Mikro Mitra Mina), yaitu suatu lembaga ekonomi yang dibentuk oleh Departemen Kelautan dan Perikanan yang bertugas untuk mengelola dana bergulir yang dikucurkan kepada masyarakat nelayan. Lembaga tersebut melibatkan banyak pihak seperti Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai pembina, Aparat Kecamatan, Kelurahan, dan Tokoh Masyararakat sebagai
10
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
pengawas. Sementara pelaksana kegiatan adalah tenaga lokal yang telah terdidik dan mendapat pengetahuan tentang perbankan. Bunga kredit yang dikenakan berkisar antara 15% s.d 20%. Namun demikian pembiayaan yang diberikan kepada para nasabah khusus untuk perorangan dengan jumlah plafon yang cukup kecil berkisar antara Rp500.000,- s.d. Rp5.000.000,-. Dana LEPM3 awalnya merupakan dana program PEMP (Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir) dimana masingmasing Kebupaten / Kota mendapat dana sekitar Rp 1 Milyar dan disalurkan sejak tahun 2000 sebagai dana pengganti subtitusi akibat kenaikan harga BBM. Masingmasing Kabupaten Kota dapat memperoleh beberapa kali bantuan dana, yang dikucurkan setiap tahun sekali. Modal LEPM3 berkisar antara Rp 3 – 5 Milyar.
11
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1. Aspek Pasar
3.1.1. Permintaan Usaha jaring payang mempunyai peranan yang cukup penting bagi usaha perikanan nasional terutama dalam memenuhi kebutuhan protein masyarakat golongan menengah ke bawah yang menjadi sebagaian besar kelompok masyarakat Indonesia. Konsumsi ikan dalam negeri menunjukan peningkatan. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir pengeluaran rata-rata per kapita penduduk Indonesia untuk ikan dan udang serta konsumsi ikan dan udang per kapita menunjukan tren meningkat. Meskipun konsumsi ikan per kapita masih relatif rendah, kecenderungan ini menunjukan bahwa permintaan ikan senantiasa meningkat. Tabel 3.1 Perkembangan Konsumsi Ekspor Ikan Indonesia dari Tahun 2005 – 2007 No.
Keterangan
1
Pengeluaran pangan per kapita (1000)
2
Pengeluaran rata-rata per bulan untuk ikan (Rp.)
3
Konsumsi rata-rata per kapita seminggu
4
Tahun 2005 168,8
2006 -
2007 194,2
10.675
13.374
13.622
a. Udang dan ikan segar (kg)
0,252
0,281
0,260
b. Udang dan ikan yang diawetkan (ons)
0,441
0,499
0,523
Eksport udang dan ikan (juta US$)
1.324
1.456
1.493
Sumber: BPS, 2008
13
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
Dengan jumlah penduduk yang bertambah dan kesadaran masyarakat yang sudah mulai membaik tentang konsumsi ikan, maka permintaan ikan dari tahun ketahun akan bertambah besar. Sehingga penambahan produksi ikan di masa yang akan datang menjadi tantangan sendiri. Ikan yang dihasilkan dari alat tangkap jaring payang seluruhnya untuk kebutuhan pasar lokal disekitar wilayah penangkapan atau pasar dimana PPI mudah dijangkau oleh para nelayan. Nelayan yang menangkap di perairan Belitung dapat memasarkan ke PPI Manggar di Belitung Timur, PPN Muara Angke di Jakarta dan PPN Pontianak. 3.1.2. Penawaran Produksi ikan hasil penangkapan di Kabupaten Manggar pada tahun 2008 sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 tidak semuanya dipasarkan atau di daratkan di PPI Manggar. Dalam hal ini sebagian dipasarkan di pasar ikan Manggar yang berdampingan dengan PPI manggar dan sebagian lagi dipasarkan langsung oleh Bandar besar ke luar Kota Manggar, misalnya ke Jakarta, Bogor, Sukabumi, Ketapang dan Pontianak. Meskipun relatif bersifat musiman, ikan-ikan hasil tangkapan jaring payang relatif tersedia sepanjang tahun. Hal ini karena usaha ini bersifat tradisional dan dikelola secara kelompok kecil sehingga kegiatan penangkapan akan dilakukan sepanjang waktu selama musim ikan atau kondisi laut masih memungkinkan untuk dilakukan operasi penangkapan. Kaitan dengan ikan hasil penangkapan jaring payang, yaitu ikan selar kuning, tembang (tamban) dan ikan japuh menunjukan angka produksi yang signifikan, dimana volume ikan selar kuning 1.789,46 ton, ikan japuh 771,14 kg dan ikan tembang 2.145,31 ton. Jumlah ikan tersebut saat ini masih dapat direspon dengan baik oleh masyarakat Kabupaten Belitung Timur, dimana jumlah penduduk pada tahun 2006 91.720 jiwa dengan pendapatan per kapita Rp12.288.588,- per tahun.
14
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang Tabel 3.2 Produksi Ikan Hasil Tangkap di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2008 Kecamatan No
Jenis Ikan
Manggar
Gantung
K. Kampit
Dendeng
Jumlah
1
Tenggiri
1.432,50
298.98
134,00
101.00
1.966,48
2
Tongkol
1.208,50
277,35
144,40
89,67
1.719,92
3
Bulat
1.456,40
212,67
351,50
57,23
2.077,80
4
Hiu
205,7
251,31
171,00
35,79
663,81
5
Tamban
80,8
1.580.50
33,96
450,04
2.145,31
6
Manyung
70,5
454,17
116,26
134,55
775,49
7
Kerisi
1.108,56
420,61
914,15
132,01
2.575,34
8
Cumi-cumi
52,3
445,54
622,90
965,65
2.086,39
9
Kembung
798,4
423,54
295,63
31,90
1.549,48
10
Japuh
1,32
756,92
12,90
00
771,14
11
Julung
133,47
22,30
116,26
345,00
617,04
12
Selar Kuning
293,70
1.230,70
249,33
15,73
1.789,46
13
Udang
30,04
73,14
134,039
543,01
780,23
14
Seminyak
33,6
123,54
364,055
454,01
975,21
15
Ketarap
36
87,81
41,055
89,73
254,60
16
Ketengkek
0
63,42
0
0,00
63,42
17
Balanak
43,4
48,34
41,055
114,09
246,89
18
Kepiting
0
897,70
98,328
989,70
1.985,73
19
Kakap merah
43,5
134,18
344,65
0,00
522,33
20
Pari
136,2
198,87
116,265
5,44
456,78
21
Kerapu
2,85
58,57
148,966
42,69
253,08
22
Lencam
0
9,75
0
0,00
9,75
15
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
Kecamatan No
Jenis Ikan
K. Kampit
Dendeng
Jumlah
Manggar
Gantung
1.245,47
109,7
385,55
45,73
1.789,45
23
Bawal
24
Teri
0
8,2
0
0,00
8,20
25
Kuwe
0
60,94
0
0,00
60,94
26
Jebung
0
24,91
0
0,00
24,91
27
Jeduh
0
9,77
0
0,00
9,77
28
Ekor kuning
567,6
234,69
98,745
0,00
901,04
29
Parang
0
1,16
41,055
0,00
42,22
30
Banyer
523,2
45,25
0
76,89
645,34
31
Baronana
230
1,02
116,265
0,00
347,29
32
Gulamah
0
60,42
61,229
133,12
254,77
9.734,013
8.625,970
5.156,585
4.852,98
28.369,548 29.385,745 29.093,036
3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar Ikan hasil penangkapan jaring payang yang berupa ikan selar kuning, japuh dan tembang merupakan ikan kelas dua. Jenis ikan yang kelas satu rasanya lebih enak dan harganya lebih mahal, ikan-ikan kelas satu tersebut adalah: ikan tenggiri, tongkol, bulat, cumi-cumi, udang, kepiting, kakap merah, kerapu, bawal, kue, jebung, parang, baronang gulamah dan lainlain. Sedangkan jenis ikan kelas dua adalah: ikan japuh, julung, manyung, seminyak, ketarap, belanak, ekor kuning, hiu, kerisi, kembung, pari dan lainlain. Masing-masing kelas ikan memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu ikan
16
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
kelas satu banyak dikonsumsi oleh golongan masyarakat menengah ke atas, ikan-ikan tersebut banyak dijual ke luar Kabupaten Belitung Timur, seperti ke Jakarta. Sementara persaingan pasar dapat terjadi dari ikan sekelas, yaitu jenis ikan selar kuning, japuh dan tembang dapat tersaingi oleh ikan kelas dua lainnya seperti oleh ikan manyung, belanak, kerisi, ketarap, kembung dan lain-lain. Namun demikian kadang-kadang musim ikan tidak bersamaan, yaitu jika sedang musim ikan selar kuning, maka ikan belanak, manyung dan lainnya tidak musim. Musim ikan selar terjadi pada setiap bulan Oktober – Desember, ikan japuh pada bulan Nopember – Desember dan ikan tembang pada bulan Pebruari – Maret. Sementara ikan belanak pada bulan Juni – Agustus. Apabila ikan hasil tangkapan jaring payang kurang laku dipasar, maka para nelayan mensiasati dengan cara dibuat ikan asin. Persaingan dalam usaha jaring payang bukan terletak pada aspek pemasarannya, melainkan pada aspek produksi. Persaingan pemasaran pada usaha jaring payang tidak tajam, karena ikan segar dari hasil nelayan jaring payang selalu dicari oleh para pembeli golongan menengah kebawah yang jumlahnya relatif lebih banyak. Para nelayan selain menjual langsung ke pengumpul juga telah mempunyai pelanggan tetap yaitu juragan ikan yang telah membiayai operasi penangkapan nelayan. Pada sistem pemasaran kepada juragan ikan, nelayan tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan nilai hasil tangkapan. Harga ikan sering ditentukan secara sepihak oleh pedagang para juragan. Persaingan yang justru terjadi adalah persaingan dalam proses penangkapan ikan, dimana daerah penangkapan ikan jaring payang terus mengalami penyempitan karena terdesak oleh beroperasinya kapal bagan apung ke arah rumpon-rumpon milik nelayan jaring payang.
17
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
3.2. Aspek Pemasaran 3.2.1. Harga Harga ikan hasil penangkapan jaring payang yaitu ikan selar kuning, japuh dan tembang relatif baik, dari tahun 2006 s.d. saat ini mengalami peningkatan terus. Seperti ikan selar pada tahun 2006 sebesar Rp4.000,- per kg, tahun 2007 sebesar Rp5.000,- per kg, tahun 2008 sebesar Rp6.000,- per kg dan tahun 2009 sebesar Rp7.000,- per kg. Hal ini juga terjadi pada ikan jenis lainnya. Harga ikan diprediksi tidak akan turun, karena terjadi perubahan pula konsumsi dari daging ke ikan dan terjadi pengurangan pasokan ikan dari laut karena gangguan cuaca yang mulai ekstrim. Permintaan akan ikan hasil jaring payang tetap tinggi dan ikan tersebut merupakan konsumsi masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Harga ikan yang dihasilkan jaring payang saat ini relatif stabil. Penjualan dari nelayan ke pengumpul adalah berkisar antara Rp1.000,- s.d. Rp7.000,- per kg untuk ikan basah dan Rp3.000,- s.d. Rp9.000,- untuk ikan asin. Perbedaan harga ditentukan berdasarkan jenis ikan hasil tangkapan dan tingkat kesegaran ikan. Ikan selar kuning di bandar Manggar dihargai Rp7.000,- per kg dan di pasar Manggar Rp8.000,- per kg, ikan japuh di bandar Manggar dihargai Rp3.000,- per kg dan di pasar Manggar Rp4.000,-, ikan tembang di bandar Manggar Rp1.000,- per kg sedang di pasar Manggar Rp1.500,- per kg. Ikan asin yang umumnya di jual ke Muara Angke Jakarta, Bogor, Sukabumi dan Pontianak. Harga ikan selar kuning asin di pengumpul di pulau Rp9.000,dan di bandar Jakarta Rp10.000,- s.d. Rp11.000,- per kg, ikan japuh asin di pengumpul Rp5.000,- per kg dan di bandar Jakarta Rp7.000,- per kg, serta ikan tembang asin di pengumpul Rp2.000,- per kg, sedangkan di bandar Jakarta Rp3.000,- per kg. Bila melihat tren harga hasil tangkapan dari tahun ketahun dapat diketahui bahwa harga ikan senantiasa menunjukan peningkatan. Bila ikan
18
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
selar kuning pada tahun 2006 dihargai Rp4.000,- per kg meningkat menjadi sekitar Rp7.000,- per kg pada tahun 2009. Selain senangin hasil tangkapan lainnya juga menunjukan peningkatan harga (Tabel 3.3)
Tabel 3.3 Perkembangan Harga Ikan Hasil Tangkapan Jaring Payang dari Tahun 2006-2009
No.
Nama Ikan
Harga per kg (Rp) 2006
2007
2008
2009*
1.
Selar Kuning
4.000
5.000
6.000
7.000
2.
Japuh
2000
2500
2700
3000
3.
Tembang
1000
1500
1000
1000
Keterangan : *) Hasil survey 2009
3.2.2. Jalur Pemasaran Produk Penjualan produk usaha jaring payang ini dapat dilakukan sendiri oleh nelayan atau melalui pedagang pengepul untuk kemudian dijual di pasar Manggar untuk ikan segar dan ikan asin dijual di Jakarta atau Pontianak. Pola pemasaran produk jaring payang ini secara umum terbagi dua, yaitu: a. Nelayan menjual langsung produk ikan basah ke pengepul kemudian pengepul menjual ke pasar ikan Manggar, selanjutnya para pedagang eceran atau konsumen langsung membeli ikan di pasar ikan Manggar tersebut. b. Nelayan menjual ikan ke juragan yang memberikan modal operasional nelayan, selanjutnya bandar menjual ikan ke pasar ikan Manggar. c. Nelayan menjual ikan ke pengolah ikan asin di Pulau-pulau wilayah perairan Belitung Timur, kemudian pengolah ikan asin menjual ke pengepul ikan asin selanjutnya ikan asin tersebut dijual ke bandar ikan di Jakarta, Bogor, Sukabumi atau Pontianak.
19
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
Nelayan
Pedagang Pengepul Ikan Segar Pedagang Pengecer Ikan
Konsumen
Pedagang Besar Ikan Pengolah Ikan Asin Gambar 3.1. Skema Jalur Pemasaran Ikan Segar Hasil Tangkapan Jaring Payang (Hanya dilakukan di Kabupaten Belitung Timur)
Pengolah Ikan Asin
Pedagang Pengepul Ikan Asin
Pedagang Besar Ikan Asin
Pedagang Pengecer Ikan Asin
Konsumen Ikan Asin Gambar 3.2 Skema Jalur Pemasaran Ikan Asin Hasil Tangkapan Jaring Payang
20
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
3.2.3.Kendala Pemasaran Kendala pemasaran yang dihadapi oleh nelayan jaring payang di Belitung Timur adalah tidak berlakunya sistem pelelangan, sehingga harga ikan tidak mengikuti harga pasar setempat. Kondisi ini karena adanya Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 2004, tentang pelarangan pemungutan retribusi di tempat pelelangan ikan. PP tersebut menjadi dasar kenapa Pemerintah Kabupaten Belitung Timur melalui PPI-nya tidak melakukan pemungutan fee lelang, akibatnya tidak adanya pemasukan dana bagi PPI yang dapat digunakan untuk membiayai proses pelelangan. Tidak adanya lelang ikan telah dimanfaatkan oleh para pemodal (toke) untuk mengatur dan menentukan harga ikan yang dipasarkan nelayan terutama para nelayan yang dibiayai oleh para toke tersebut untuk biaya operasional penangkapannya. Nelayan yang tidak terikat oleh toke sementara dapat menghindari harga ikan yang jatuh dipasaran setempat dengan menjual ke pengolah ikan asin di pulau-pulau. Ikan asin tersebut dibeli oleh para pengepul, dari para pengepul dibeli oleh pedagang besar dan selanjutnya di jual ke luar kota seperti ke Muara Angke Jakarta, Bogor, Sukabumi dan Pontianak. Apabila kebijakan pengaktifan proses pelelangan ikan dan melepaskan para nelayan dari jeratan para toke dapat dilakukan, maka diperkirakan dapat meningkatkan harga ikan yang wajar dan pada akhirnya akan membantu mensejahtarakan para nelayan jaring payang pada khususnya dan nelayan lain secara umum.
21
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB IV ASPEK TEKNIS PRODUKSI
4.1. Lokasi Usaha Lokasi usaha jaring payang sebagian besar berada di pulau-pulau wilayah Kabupaten Belitung Timur. Para nelayan harus melakukan penangkapan ikan di perairan yang agak dalam, yaitu di luar perairan karang, karena pemerintah daerah melarang penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring termasuk jaring payang pada batas 108o 40’.00” BT dan 02o 25’.30” sampai 108o 40’.00” BT dan 02o 58’.25”. Wilayah perairan Belitung Timur secara keseluruhan sangat luas terbentang sampai ke Laut Cina Selatan di sebelah utara, ke Laut Jawa di sebelah selatan dan ke Selat Karimata di sebelah timur. Secara geografis kabupaten Belitung Timur terletak antara 107045’ BT sampai dengan 108018’ BT dan 20030’ LS sampai 03015’ LS dengan luas daratan mencapai 250.691 ha atau kurang lebih 2.506,91 km2. Batas – batas wilayah kabupaten Belitung Timur sebagai berikut : • Sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan. • Sebelah timur berbatasan dengan Selat Karimata. • Sebelah selatan berbatasan dengan laut Jawa, dan • Sebalah barat berbatasan dengan kabupaten Belitung
4.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan Jaring payang tergolong kedalam “Pukat Kantong Lingkar”, adalah suatu jaring yang terdiri dari kantong (bunt or bag), kaki/sayap (leg/wing) yang
23
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
dipasang pada kedua sisi (kiri dan kanan) mulut jaring. Alat penangkap ini dalam pengoperasiannya dilingkarkan pada sasaran tertentu (kawanan ikan, udang) dan pada tiap akhir penangkapan hasilnya dinaikan ke atas geladak perahu/kapal atau didaratkan ke pantai. Berdasarkan kriteria inilah, selanjutnya pukat kantong lingkar dibedakan terdiri atas payang, dogol dan pukat tepi. Kantong jaring merupakan bagian jaring tempat terkumpulnya hasil tangkapan (code end). Pada ujung kantong diikat dengan tali untuk menjaga agar hasil tangkapan tidak mudah lolos (terlepas). Bahan kantong dibuat dari benang katun yang telah mengalami penanganan seperlunya. Badan jaring (body/bally) merupakan bagian terbesar dari jaring, terletak diantara kantong dan kaki. Badan terdiri dari bagian kecil yang ukuran mata jaringnya berbeda-beda. Bahan badan jaring dari benang lawe (cotton). Kaki/sayap jaring (leg/wing) adalah bagian jaring yang merupakan sambungan/ perpanjangan badan sampai tali slambar, bagian ini merupakan penghalau ikan untuk masuk ke kantong. Bahan kaki jaring dari benang katun. Mulut jaring (mouth) terdiri dari mulut jaring bagian atas (bibir atas) dan mulut jaring bagian bawah (bibir bawah). Bibir atas dan bibir bawah berukuran sama. Panjang jaring payang dari bagian belakang kantong sampai ujung kaki lebih kurang 29 meter. Jaring payang merupakan jaring kantong yang ditarik dengan tali yang panjang. Ayodhya (1981) menyatakan bahwa alat tangkap jaring payang terdiri dari tali, kaki, badan dan kantong. Prinsip kerja dari jaring payang adalah menangkap ikan disekitar rumpon dengan menggunakan jaring yang memiliki kantong. Untuk mengoperasikan jaring payang, digunakan sebuah perahu dengan ukuran 12,0 x 2,4 x 1,0 m. Sebagai tenaga penggerak digunakan mesin panther dengan kekuatan 4 slinder (1 PK). Sedangkan jaring payang yang digunakan berukuran panjang kantong 9 meter dan panjang kaki jaring 20 meter Sekilas jaring payang mirip dengan jaring trawll yang dilarang diperairan Indonesia, akan tetapi sangat berbeda terutama cara pengoperasiannya. Jaring payang berbeda dengan jaring trawll dimana bagian bawah mulut jaring (bibir bawah/underlip) lebih menonjol ke belakang, maka untuk payang justru bagian
24
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
atas mulut jaring (upperlip) yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang biasanya hidup dibagian lapisan atas air atau kurang lebih demikian dan mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring. Oleh karena bagian bawah mulut jaring lebih menonjol ke depan maka kesempatan lolos menjadi terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring. Pada bagian bawah kaki/sayap dan mulut jaring diberi pemberat. Sedangkan bagian atas pada jarak tertentu diberi pelampung. Pelampung yang berukuran paling besar ditempatkan dibagian tengah (bagian tengah bibir atas) dari mulut jaring. Pada kedua ujung depan kaki/sayap disambung dengan tali panjang yang umumnya disebut “tali slambar” (tali hela atau tali tarik). Jaring trawll ditarik oleh kapal dibagian belakang sehingga dapat menangkap semua ikan yang ada dikolom air, sedangkan jaring payang hanya menangkap ikan disekitar rumpon dan jaring ditarik dengan tangan secara manual ke bagian tengah kapal. Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun siang hari. Untuk malam hari terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam keadaan terang bulan) dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks (kerosene pressure lamp). Sedang penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumpon/payaos (fish agregating device) atau kadangkala tanpa alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga ditempat-tempat yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan ikan. Penggunaan rumpon untuk alat bantu penangkapan dengan payang meliputi 95% lebih. Rumpon berfungsi hanya sebagai alat pembantu, yaitu membantu untuk mengumpulkan ikan pada suatu titik/tempat untuk kemudian dilakukan operasi penangkapan. Berbeda dengan lampu yang digunakan pada malam hari, maka rumpon digunakan pada siang hari. Rumpon adalah suatu bangunan (benda) yang menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) disuatu tempat tengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri empat komponen utama, yaitu: pelampung (float), tali panjang (rope) dan attractor (pemikat) dan pemberat (singkers/anchor). Pada tali yang menghubungkan
25
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
antara pelampung dengan pemberat pada jarak tertentu (umumnya 1 – 1,5) dari pelampung disisip-sisipkan daun nyiur atau daun kelapa (attractor) yang masih melekat pada pelepahnya yaitu setelah dibelah dua dan sedikit diperhalus. Panjang tali bervariasi, tetapi yang umum adalah 1,5 kali kedalaman laut dimana rumpon ditanam. Rumpon ini umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang mudah diangkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung dari pemberat yang digunakan. Pemberat pertama antara 25 – 35 kg biasanya berupa jangkar sedang pemberat kedua berkisar antara 75 – 100 kg biasanya batu yang diikat dan dimasukan kedalam suatu keranjang rotan, atau dari cor-coran. Pada saat penangkapan ikan, salah satu ujung tali selambar diikatkan pada rumpon, sedang ujung tali selambar yang lain ditarik melingkar didepan rumpon. Menjelang akhir penangkapan satu-dua orang nelayan terjun ke dalam air atau menggunakan sampan kecil untuk mengusir agar ikan-ikan disekitar rumpon masuk kedalam kantong jaring. Juga cara lain, yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan yang berada di dekat rumpon dihalau dengan menggunakan galah dari salah satu sisi perahu. Tabel 4.1. Fasilitas Produksi Jaring Payang No.
26
Komponen Biaya
Harga per Satuan (Rp)
1
Kapal Ukuran 12,0 x 2,4 x 1,0 m
35.000.000
2
Mesin penggerak 1 PK (4 slinder)
10.000.000
3
Jaring payang
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
5.000.000
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
4.3 Tenaga Kerja Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah 5-7 orang. Sistem pengupahan terhadap tenaga kerja pada sistem operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap jaring payang, menggunakan sistem bagi hasil. Hasil tangkapan setelah dikurangi biaya, akan dibagi menjadi 2 bagian. Satu bagian untuk pemilik kapal dan alat tangkap dan satu bagian untuk ABK. Biasanya, pemilik kapal akan ikut operasi penangkapan sebagai fishing master, sedangkan ABK yang lainnya membantu dalam proses penangkapan ikan dilaut. 4.4 Teknologi Teknologi yang digunakan untuk mengoperasikan jaring payang relatif masih sederhana. Pengembangan teknologi dapat diterapkan dalam proses penarikan jaring dan penggulungan tali serta kaki jaring. Mengingat jaring payang menangkap ikan disekitar rumpon, maka perlu ada alat yang dapat memantau keberadaan ikan disekitar rumpon. Keberadaan mata jaring harus betul-betul disesuaikan dengan kondisi stock ikan diperairan fishing growing, sedemikian sehingga kelestarian benih ikan tetap terjaga. 4.5 Operasional Penangkapan Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun siang hari. Untuk malam hari terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam keadaan terang bulan) dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks (kerosene pressure lamp). Sedangkan penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumpon/payaos (fish agregating device) atau kadang kala tanpa alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga ditempat-tempat yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan ikan.
27
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
Penangkapan ikan dengan jaring payang dapat dilakukan dengan perahu layar atau perahu motor. Perahu yang dipergunakan nelayan jaring payang di wilayah perairan Belitung Timur berukuran panjang 12 meter, lebar 2,4 m, dalam 1 meter. Perahu tersebut dilengkapi dengan mesin mobil diesel seperti mesin mobil Panther. Tenaga yang digunakan berjumlah antara 5 – 7 orang. Daerah penangkapan umumnya jauh dari pantai, ditempat-tempat yang agak dalam atau diatas 5 meter. Pada saat penarikan jaring, kondisi perahu labuh dengan menurunkan jangkar. Jangkar diikatkan dengan bagian belakang dan depan perahu membentuk segitiga sama sisi, hal ini agar pada saat penarikan jaring kondisi perahu tidak bergerak-gerak yang tidak diinginkan. Hasil tangkapan ikan dari jaring payang yang dioperasionalkan nelayan di perairan Belitung Timur adalah ikan selar kuning, ikan japuh dan ikan tamban (tembang). Proses produksi yang dilakukan dalam studi pola pembiayaan ini adalah proses penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring payang adalah sebagai berikut: 1. Persiapan, yaitu mempersiapkan seluruh perbekalan ke laut dan anak buah kapal yang terlibat dalam operasi penangkapan ikan, biasanya dilakukan pada malam hari. Beberapa hal yang harus disiapkan adalah : a. Kapal harus sudah dinyatakan laik jalan sehari sebelumnya. b. Mesin kapal harus dinyatakan siap pakai sehari sebelumnya. c. Jaring payang harus sudah siap sehari sebelumnya. d. Perbekalan melaut yang terdiri dari makanan, gula, kopi, rokok, supermi biasanya disediakan malam hari. e. Es balok biasanya disiapkan pada dinihari f. Nelayan juga kadang-kadang sekalian membawa bahan rumpon untuk pebaikan rumpon yang rusak. 2. Perjalanan menuju daerah penangkapan ikan. Setelah persiapan selesai, pada dinihari sekitar pukul 03.00 wib atau 04.00 wib, armada penangkapan kemudian berangkat menuju daerah penangkapan yang telah direncanakan (fishing ground/rumpon). Perjalanan menuju daerah fishing ground biasanya
28
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
akan memakan waktu sekitar 2 jam, atau sampai ditempat fishing ground sekitar pukul 05.00 wib atau 06.00 wib. 3. Setelah sampai di fishing ground, maka fishing master melakukan pemantauan keberadaan kumpulan ikan disekitar rumpon, biasanya dapat dilihat secara visual yaitu adanya gerakan ikan yang meloncat-loncat atau melihat adanya gerakan ikan air di dalam air sekitar. 4. Setelah yakin banyak ikan disekitar rumpon, selanjutnya jaring diturunkan dari perahu dengan tahapan sebagai berikut : a. penurunan tali jaring bagian belakang, b. penurunan kaki jaring bagian belakang, c. penurunan kantong jaring, d. penurunan kaki jaring bagian depan, e. penurunan tali jaring bagian depan, f. perahu bergerak ke arah rumpon sedemikian rupa rumpon dapat dikelilingi jaring, g. penarikan jaring dengan terlebih dahulu menarik tali jaring depan dan belakang secara bersamaan, kemudian kaki jaring depan dan belakang, h. pengangkatan kantong jaring yang berisi ikan keatas kapal, i. memasukan ikan hasil tangkapan kedalam palka. 5. Penarikan tali jaring depan dan belakang secara bersamaan agar seimbang dan tidak kusut, juga demikian halnya dengan penarikan kaki depan dan kaki belakang agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang mengakibatkan ikan pada lari sebelum masuk ke kantong jaring. 6. Ikan yang sudah masuk kedalam palka segera disortir menjadi tiga bagian, yaitu ikan selar kuning, ikan japuh dan ikan tembang. Ikan tembang merupakan bagian yang jumlahnya sedikit sehingga dapat digabung dengan ikan-ikan lain yang tertangkap yang jumlahnya sedikit-sedikit. 7. Ikan yang sudah disortir segera dimasukan kedalam drum fiber bersamaan dengan es balok yang sudah dibuat curah.
29
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
8. Penangkapan ulang, bila hasil tangkapan masih sedikit dan belum mencukupi secara ekonomis, akan dilakukan proses penangkapan ulang baik pada sekitar rumpon ini atau pada sekitar rumpon lainnya. 9. Kembali ke fishing base, bila hasil tangkapan telah mencukupi atau bila waktu operasi telah lebih dari 9 jam, maka kemudian diputuskan untuk kembali ke fishing base.
4.6 Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi Jenis ikan yang menjadi target penangkapan jaring payang di perairan Belitung Timur adalah ikan selar kuning, japuh, dan tembang, rata-rata hasil produksi setiap unit kapal penangkapan ikan untuk masing-masing jenis ikan adalah sebanyak 250 kg/trip. Ikan yang tertangkap secara umum dibagi menjadi 2 grade, yaitu grade I yang berkualitas baik diperkirakan hampir 80% sedang yang lainnya grade II yang berkualitas kurang baik diperkirakan sekitar 20%. Ikan yang kurang baik dan tidak laku dijual oleh nelayan dijual ke home industry pembuat ikan asin. Namun demikian pembuatan ikan asin sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Pada saat musim hujan, pembuatan ikan asin jarang dilakukan, dan sebaliknya pada saat musim kemarau para pengolah ikan banyak membuat ikan asin selain untuk dijual juga untuk disimpan dan dijual pada saat harga naik. 4.7 Produksi Optimum Produksi atau hasil tangkapan jaring payang utamanya dipengaruhi oleh musim penangkapan ikan. Pada musim penangkapan, maka akan dihasilkan tangkapan yang optimum. Dalam kondisi optimum, jaring payang akan menghasilkan ikan sebanyak 500 kg per trip. Musim ikan hanya berlangsung sekitar 8 bulan dari bulan Oktober sampai Mei, ikan paling banyak berada dari setiap bulan Oktober s.d bulan Maret. Diluar musim penangkapan tersebut, hasil
30
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
tangkapan sedikit dan para nelayan di perairan Belitung Timur beralih alat tangkap yaitu menangkap dengan pancing ulur. Adapun jaring payang banyak digunakan oleh para nelayan nusantara karena memiliki keunggulan diantarannya adalah : a. Menangkap ikan disiang hari dan di malam hari. b. Jaring payang dapat menangkap ikan di perairan pelagis, yang tidak hanya terbatas pada tiga komoditas ikan selar kuning, japuh dan tembang. Kadangkala bila menemukan gerombolan tongkol dapat juga menangkap tongkol. c. Menangkap ikan dengan jaring payang lebih produktif dibanding dengan alat tangkap pancing ulur atau jaring gillnet. d. Pada saat ikan melimpah, bentuk kantong dapat dimodifikasi dengan kantong yang lebih besar. e. Mata jaring dapat disesuaikan dengan kondisi ikan sedemikian rupa ikan yang kecil (benih ikan) tidak tertangkap, dengan demikian jaring payang akan menjadi jaring yang ramah lingkungan. Sementara beberapa kelemahan alat tangkap jaring payang adalah sebagai berikut : a. Penangkapan ikan dengan jaring payang umumnya dilakukan secara tradisional dan skala mikro. b. Penangkapan ikan dengan jaring payang tidak dapat dilakukan sepanjang tahun, yaitu dari bulan Juni s.d. September tidak dapat digunakan karena gelombang dan arus laut cukup besar. c. Penangkapan ikan dengan jaring payang dapat menguras tenaga karena dilakukan secara manual dan belum ada metode teknik yang lebih modern. d. Rumpon sebagai fishing ground jaring payang tidak selalu aman, karena pada saat tertentu, misalnya malam hari dapat didatangi penangkap ikan lain seperti jaring bagan perahu, jaring purseine dan lain-lain.
31
ASPEK TEKNIS PRODUKSI
4.8 Kendala Produksi Karena mengoperasikan kapal di laut terbuka, maka iklim dan cuaca menjadi kendala utama dalam usaha perikanan umumnya dan jaring payang pada khususnya. Hal ini karena, bila atau cuaca buruk, maka nelayan tidak melakukan kegiatan penangkapan. Selain mempengaruhi kondisi wahana air dimana kapal dioperasikan, cuaca dan iklim juga mempengaruhi musim ikan. Sesuai dengan siklus hidupnya, ikan akan melakukan proses migrasi untuk keberlangsungan hidup dirinya dan keturunannya. Kendala yang lainnya adalah persaingan penangkapan ikan dengan armada penangkapan lainnya. Area penangkapan ikan yang ada menjadi sempit karena makin banyaknya armada beroperasi.
32
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
BAB V ASPEK KEUANGAN
Analisa aspek keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan, terutama kemampuan nelayan untuk mengembalikan kredit yang diperoleh dari bank. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan nelayan dalam perencanaan dan pengelolaan usaha jaring payang.
5.1. Pemilihan Pola Usaha Pola usaha yang dipilih adalah usaha penangkapan ikan dengan menggunakan jaring payang. Penentuan waktu dan musim penangkapan ikan yang tepat merupakan kunci keberhasilan dari kegiatan usaha ini. Hal ini berkaitan dengan musim ikan dan keselamatan kerja selama mengoperasikan alat tangkap di laut, sebagai sarana utama dalam kegiatan ini adalah perahu yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap jaring payang. Oleh sebab itu, biaya investasi sebagian besar dilakukan diperlukan untuk pembelian perahu, mesin dan jaring payang. Pola usaha kegiatan perikanan jaring payang yang diusulkan dalam kegiatan ini adalah perorangan, dimana setiap orang dapat memiliki minimal 1 unit perahu jaring payang. Jenis teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana dengan mengacu pada tipe-tipe alat tangkap jaring pada umumnya. Penangkapan ikan dilaksanakan selama 8 bulan dari bulan Oktober s.d. Mei, dimana dalam satu bulan dilakukan sebanyak 24 hari, karena pada setiap hari Jum’at umumnya nelayan libur melaut. Pada bulan Juni s.d. September merupakan musim angin timur di perairan Belitung Timur kondisi gelombang cukup besar sehingga jaring payang tidak dapat dioperasikan, sementara para nelayan melakukan kegiatan lain seperti perbaikan
33
ASPEK KEUANGAN
mesin, bodi kapal atau beralih alat tangkap sementara bila ada yang memberikan pinjaman modal.
5.2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan Untuk analisa kelayakan usaha diperlukan adanya beberapa asumsi mengenai parameter teknologi proses maupun biaya, sebagaimana terangkum dalam tabel 5.1. Asumsi ini diperoleh berdasarkan kajian terhadap usaha jaring payang, memiliki nilai ekonomis selama 10 tahun, sehingga pada saat proyek selesai maka peralatan tersebut perlu dilakukan reinvestasi. Melalui asumsi produksi sebanyak 250 kg per hari dan selama 24 hari kerja perbulan, maka total produksi jaring payang diproyeksikan sebanyak 5.990 kg dengan tingkat penurunan kualitas hasil tangkapan sebesar 0%. Karena harga ikan berubah setiap waktu, maka dilakukan perata-rataan terhadap seluruh hasil tangkapan dengan pendekatan rata-rata proporsional. Selanjutnya meskipun umur proyek disusun 10 tahun, namun analisis ekonomi dilakukan selama 5 tahun sebagai jalan tengah dimana pembiayaan investasi dari bank umumnya selama 3 tahun. Musim penangkapan ikan hanya berlangsung selama 8 bulan maka hasil produksi selama 8 bulan ini mewakili masa kegiatan selama 12 bulan.
Tabel 5.1. Asumsi untuk Analisis Keuangan No
Asumsi
Nilai/Jumlah
Satuan Tahun
1
Periode proyek
5
2
Hari Kerja a. Jam kerja per trip b. Jumlah trip per hari c. Jumlah hari per bulan d. Jumlah bulan kerja per tahun
10 1 24 8
34
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Jam Kali Hari Bulan
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
No 3
4
5
6
Asumsi
Nilai/Jumlah
Satuan
5.9590 1000 - 7000
kg Rp/kg
1 1 100
Hari Hari Persen
Tenaga kerja : a. Fishing master b. Anak buah kapal c. Upah fishing master d. Upah ABK berdasar volume ikan e. Upah pembuatan ikan asin per kg
1 4–6 50.000 1.250 200
Orang Orang Per trip Per kg Rupiah
Komponen biaya bahan : a. BBM b. Harga BBM c. Es curah per bulan d. Harga es per balok e. Garam (% dari berat ikan) f. Harga garam per kg g. Retribusi PPI per pendaratan
5.000 120 5.000 20% 500 10.000
960 Rp/liter Balok Rupiah Persen Rupiah Rupiah
2.000.000 600.000 3.000.000 1.800.000 1.200.000 1.800.000
Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah
Output, Produksi dan Harga: a. Produksi ikan per bulan b. Harga penjualan ikan (minimum –maksimum) c. Lama menunggu pendapatan d. Hasil penjualan e. Keberhasilan produksi
Biaya perawatan perlengkapan a. Cat body perahu per tahun b. Perawatan body perahu per tahun c. Turun mesin perahu per tahun d. Perawatan rutin mesin perahu per tahun e. Perawatan jaring per tahun f. Perawatan rumpon per tahun
7
Suku bunga per tahun
14
Persen
8
Proposal Modal : a. Kredit Investasi b. Modal Investasi Sendiri c. Kredit Modal Kerja d. Modal Kerja Sendiri
70 30 60 40
Persen Persen Persen Persen
Jangka waktu Kredit a. Jangka waktu kredit Modal Kerja b. Jangka waktu kredit Investasi
1 3
Tahun Tahun
9
35
ASPEK KEUANGAN
10
11
Harga ikan segar per kg a. Ikan selar kuning segar b. Ikan japuh segar c. Ikan tembang segar
7.000 3.000 1.000
Rupiah Rupiah Rupiah
Harga ikan asin per kg a. Ikan selar kuning asin b. Ikan japuh asin c. Ikan tembang asin
9.000 5.000 2.000
Rupiah Rupiah Rupiah
5.3. Modal Usaha Komponen modal usaha dalam analisis kelayakan usaha jaring payang dibedakan menjadi dua yaitu modal investasi dan modal kerja. Modal investasi adalah komponen modal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dana awal pendirian usaha yang meliputi perahu, alat penggerak perahu, alat tangkap jaring payang, perlengkapan melaut dan rumpon. Modal kerja adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan dalam proses penangkapan ikan. 5.3.1. Modal Investasi Modal investasi yang dibutuhkan pada tahap awal usaha jaring payang ini meliputi pembelian perahu, mesin penggerak perahu dan alat tangkap jaring payang. Secara keseluruhan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk satu unit perahu jaring payang adalah sebesar Rp58.300.000,-. Komponen terbesar perahu (45,0%) dan mesin penggerak (12,9%), kemudian diikuti jaring payang (6,4%), drum fiber (2,7%), GPS dan rumpon masing-masing (2,6%) tempat penjemuran ikan asin masing-masing (1,3%), timbangan (0,9%) dan biaya perijinan dan (0,6%) (tabel5.2). selengkapnya ditampilkan pada lampiran 3a.
36
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang Tabel 5.2. Komposisi Biaya Investasi (Rp) No
Komponen biaya
Jumlah
1
Biaya perijinan
2
Perahu ukuran 12,0 x 2,4 x 1,0 m
35.000.000
3
Mesin Penggerak 1 PK/ 4 slinder
10.000.000
4
Jaring payang 28 m
5.000.000
5
GPS (Geografic Positioning System)
2.000.000
6.
Rumpon 2 unit
2.000.000
7.
Drum fiber 3 unit
2.100.000
8.
Para-para penjemuran ikan asin
1.000.000
9.
Timbangan Jumlah Modal Investasi
500.000
700.000 58.300.000
5.3.2. Modal Kerja Biaya modal kerja dalam usaha jaring payang adalah modal yang diperlukan untuk operasional selama satu bulan. Walaupun kegiatan operasional jaring payang dilakukan secara harian, namun dalam penyiapan modal kerja dihitung berdasarkan bulanan dengan asumsi beberapa bahan dan upah dicadangkan untuk periode selama satu bulan. Modal kerja yang dibutuhkan selama satu bulan untuk melakukan usaha adalah Rp19.451.080,- dengan rincian sebagaimana dalam Tabel 5.3.
37
ASPEK KEUANGAN
Tabel 5.3 Komposisi Biaya Modal Kerja (Rp) No
Komponen biaya
Jumlah
1
Bahan bakar solar
2
Es balok penyegar ikan
3
Tenaga anak buah kapal (ABK)
7.488.000
4
Kapten (fishing master)
1.200.000
5
Garam
958.464
6.
Upah pembuatan ikan asin
239.616
7.
Peti ikan asin kapasitas 50 kg
450.000
8.
Perbekalan melaut
9.
Retribusi PPI
10.
Perawatan perlengkapan
Jumlah modal kerja
4.800.000 600.000
2.400.000 240.000 1.075.000 19.451.080
5.3.3 Biaya Operasional Biaya operasional dalam usaha jaring payang hanya terdiri dari komponen biaya tetap dan biaya variabel. Total biaya operasional per trip Rp794.768,- per trip, atau Rp19.074.424,- per bulan dan setara dengan Rp152.595.392,- per tahun dengan asumsi bahwa pada tahun pertama hingga tahun ketiga usaha ini sudah dapat beroperasi dengan kapasitas 100%
38
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang Tabel 5.4. Komponen Biaya Operasional per Trip dalam Satuan Rupiah No
Struktur Biaya
A
Biaya Variabel
1.
Tenaga ABK
2.
Garam
3.
Upah Pembuatan Ikan Asin
4.
Peti ikan asin 50 kg
Satuan
Jumlah Fisik
Biaya per satuan
Kg/org
250
1.250
312.500
Kg
9.98
500
4.992
Kg/org
49.9
200
9.984
unit
0.5
75.000
37.500
Sub total baya variabel
Jumlah Biaya
364.976
B
Biaya Tetap
1.
Bahan bakar solar
Liter
40
5000
200.000
2.
Es balok
Balok
5
5000
25000
3.
Perbekalan melaut
Paket
1
100.000
100.000
4.
Fee fishing master
Ls
1
50.000
50.000
5.
Retribusi PPI
Ls
1
10.000
10.000
6.
Perawatan perlengkapan
Ls
1
44.792
44.792
Sub total baya tetap
429.792
Total Biaya Operasional
794.768
Tabel 5.5. Komponen Biaya Operasional per Bulan dalam Satuan Rupiah No
Struktur Biaya
A
Biaya Variabel
1.
Tenaga ABK
2.
Garam
3.
Upah Pembuatan Ikan Asin
4.
Peti ikan asin 50 kg
Sub total baya variabel
Satuan
Jumlah Fisik
Kg/org
6000
1250
7.500.000
Kg
239,6
500
119.808
Kg/org
1.198
200
239.616
12
75.000
900.000
unit
Biaya per satuan
Jumlah Biaya
8.759.424
39
ASPEK KEUANGAN
B
Biaya Tetap
1.
Bahan bakar solar
Liter
960
5.000
4.800.000
2.
Es balok
Balok
120
5.000
600.000
3.
Perbekalan melaut
Paket
24
100.000
2.400.000
4.
Fee fishing master
Ls
24
50.000
1.200.000
5.
Retribusi PPI
Ls
24
10.000
240.000
6.
Perawatan perlengkapan
Ls
24
44.792
1.075.000
Sub total baya tetap
10.315.000
Total Biaya Operasional
19.074.424
Tabel 5.6. Komponen Biaya Operasional per Tahun dalam Satuan Rupiah No
Strutur Biaya
A
Biaya Variabel
1.
Tenaga ABK
2.
Garam
3.
Upah Pembuatan Ikan Asin
4.
Peti ikan asin 50 kg
Satuan
Jumlah Fisik
Kg/org
48.000
1.250
60.000.000
Kg
1.916,9
500
958.464
9.585
200
1.916.928
96
75.000
7.200.000
Kg/org unit
Biaya per satuan
Sub total baya variabel
70.075.392
B
Biaya Tetap
1.
Bahan bakar solar
Liter
7.680
5000
38.400.000
2.
Es balok
Balok
960
5000
4.800.000
3.
Perbekalan melaut
Paket
192
100.000
19.200.000
4.
Fee fishing master
Ls
192
50.000
9.600.000
5.
Retribusi PPI
Ls
192
10.000
1.920.000
6.
Perawatan perlengkapan
Ls
192
36.111
8.600.000
Sub total baya tetap Total Biaya Operasional
40
Jumlah Biaya 1 thn
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
82.520.000 152.595.392
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
5.4. Struktur Modal Total kebutuhan biaya proyek (untuk investasi dan modal kerja) adalah sebesar Rp77.751.080,-. Diproyeksikan 67.5% biaya tersebut sebesar Rp52.480.648,diperoleh dari lembaga keuangan seperti bank dan sisanya 32,5% sebesar Rp25.270.432,- dari modal sendiri. Kredit investasi ini seluruhnya diterima pada masa konstruksi dengan jangka waktu pinjaman selama 3 tahun dan suku bungan 14% pertahun. Struktur biaya modal dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini: Tabel 5.7 Komponen dan Struktur Biaya Proyek No 1
2
3
Komponen Biaya Proyek
Persentase
Total Biaya (Rp)
Biaya Investasi a. Kredit b. Modal Sendiri
±70% ±30%
58.300.000 40.810.000 17.490.000
Biaya Modal Kerja a. Kredit b. Modal Sendiri
±60% ±40%
19.451.080 11.670.648 7.780.432
Total Biaya Proyek a. Kredit b. Modal Sendiri
±67,5% ±32,5%
77.751.080 52.480.648 25.270.432
Kewajiban nelayan dalam melakukan angsuran pokok dan angsuran bunga dilakukan setiap bulan sebesar Rp612.274,- selama jangka waktu kredit. Rekapitulasi jumlah angsuran kredit pertahun dapat dilihat pada tabel 5.8, sedangkan perhitungan jumlah angsuran kredit perbulan selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 6b. Tabel 5.8 Perhitungan Angsuran Kredit Thn
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Total Angsuran
Saldo Awal
Saldo Akhir
71.254.739
38.633.467
1
25.273.981
7.347.291
32.621.272
38.633.467
19.316.733
2
13.603.333
5.713.400
19.316.733
19.316.733
19.316.733
3
13.603.333
5.713.400
19.316.733
19.316.733
0
41
ASPEK KEUANGAN
5.5. Produksi dan Pendapatan Berdasarkan kapasitas yang ada, hasil tangkapan jaring payang per hari sebanyak 225 kg setara dengan 5.391 kg per bulan dan setara dengan 43.131 kg per tahun. Apabila diasumsikan penurunan kualitas hasil tangkapan sebesar 0%, maka usaha ini diproyeksikan untuk dapat berproduksi secara optimal mulai tahun pertama hingga akhir tahun ketiga (sesuai umur proyek). Tabel 5.9. Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Hari No
Jenis Tangkapan
Volume
Unit
Harga Jual (Rp)
Penjualan 1 bulan (Rp)
A. IKAN SEGAR 1
Selar kuning
82
Kg
7.000
571.200
2
Japuh
82
Kg
3.000
244.800
3
Ikan tembang
36
Kg
1.000
36.480
Sub Total
200
Kg
852.480
B. IKAN ASIN 1
Selar kuning
10.2
Kg
9.000
91.800
2
Japuh
10.2
Kg
5.000
51.000
3
Ikan tembang
4.6
Kg
2.000
9.120
Sub Total
25
Kg
3.646.080
Total
225
Kg
1.004.400
Catatan : Ikan segar yang di asin akan mengalami rendemen sebesar 50%
42
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang Tabel 5.10 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Bulan No
Jenis Tangkapan
Volume
Unit
Harga Jual (Rp)
Penjualan 1 bulan (Rp)
A. IKAN SEGAR 1
Selar kuning
1.958.4
Kg
7.000
13.708.800
2
Japuh
1.958.4
Kg
3.000
5.875.200
3
Ikan tembang
875.5
Kg
1.000
875.520
4.792
Kg
Sub Total
20.459.520
B. IKAN ASIN 1
Selar kuning
245
Kg
9.000
2.203.200
2
Japuh
245
Kg
5.000
1.224.000
3
Ikan tembang
109
Kg
2.000
218.880
599
Kg
3.646.080
5.391
Kg
24.105.600
Sub Total Total
Catatan : Ikan segar yang di asin akan mengalami rendemen sebesar 50%
Tabel 5.11 Proyeksi Produksi dan Pendapatan per Tahun No
Jenis Tangkapan
Volume
Unit
Harga Jual (Rp)
Penjualan 1 bulan (Rp)
A. IKAN SEGAR 1
Selar kuning
15.667.2
Kg
7.000
109.670.400
2
Japuh
15.667.2
Kg
3.000
47.001.600
3
Ikan tembang
7.004.2
Kg
1.000
7.004.160
38.339
Kg
Sub Total
163.676.160
B. IKAN ASIN 1
Selar kuning
1.958.4
Kg
9.000
17.625.600
2
Japuh
1.958.4
Kg
5.000
9.792.000
3
Ikan tembang
875.5
Kg
2.000
1.751.040
4.792
Kg
29.168.640
43.131
Kg
192.844.800
Sub Total Total
Catatan : Ikan segar yang di asin akan mengalami rendemen sebesar 50%
43
ASPEK KEUANGAN
5.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point (BEP) Hasil proyeksi laba rugi usaha menunjukkan usaha jaring payang telah menghasilkan laba bersih (setelah pajak) pada setiap hari melaut (kapasitas 100%) sebesar Rp 130.659,- atau Rp 3.135.809,- per bulan, atau Rp 25.086.470,- per tahun dengan nilai profit on sales 18.3%, laba usaha diproyeksikan tetap tiap tahunnya (Tabel 5.12, 13, 14). Tabel 5.12. Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Hari No
Uraian
Volume
Jumlah
A. Total Pendapatan 1
Penjualan Ikan Segar 80%
200 kg
852.480
2
Penjualan Ikan Asin 20%
25 kg
151.920
Total Pendapatan
225 Kg
1.004.400
B. Biaya Produksi 1
Biaya Variabel a. Tenaga kerja (ABK) b. Garam
312.500 10 kg
c. Upah pembuatan Ikan Asin
49,9 kg
9.984
d. Peti ikan asin
0,5 buah
37.500
Sub total biaya variabel 2
44
4.992
364.976
Biaya Tetap a. Bahan bakar solar
40 liter
b. Es Balok penyegar ikan
200.000
5 balok
25.000
c. Perbekalan melaut
1 hari
100.000
d. Fee fishing master
1 hari
50.000
e. Retribusi PPI
1 kali
10.000
f. Biaya perawatan perlengkapan
Ls
44.792
g. Penyusutan
Ls
25.903
Sub total biaya tetap
455.694
Total Biaya
820.670
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
No
Uraian
C
Laba Operasi
D
Bunga dan Pajak
Volume
Jumlah 183.730
1. Bunga Kredit
25.511
2. Pajak (15%)
27.559
Sub total bunga dan pajak
53.071
Net Profit Per Bulan E
130.659
Break Even Point (BEP)
Rp 715.800 41 kg ikan selar kuning segar 95 kg ikan japuh segar 143 kg ikan tembang segar
Tabel 5.13 Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Bulan No
Uraian
Volume
Jumlah
A. Total Pendapatan 1
Penjualan Ikan Segar 80%
4.792 kg
20.459.520
2
Penjualan Ikan Asin 20%
599 kg
3.646.080
5.391 Kg
24.105.600
Total Pendapatan B. Biaya Produksi 1
Biaya Variabel a. Tenaga kerja (ABK) b. Garam
7.500.000 240 kg
119.976
c. Upah pembuatan Ikan Asin
1.198 kg
239.616
d. Peti ikan asin
12 buah
Sub total biaya variabel 2
900.000 8.759.424
Biaya Tetap a. Bahan bakar solar b. Es Balok penyegar ikan
960 liter 120 balok
4.800.000 600.000
c. Perbekalan melaut
24 hari
2.400.000
d. Fee fishing master
24 hari
1.200.000
45
ASPEK KEUANGAN
No
Uraian e. Retribusi PPI
Volume
Jumlah
24 kali
240.000
f. Biaya perawatan perlengkapan
Ls
1.075.000
g. Penyusutan
Ls
621.667
Sub total biaya tetap
10.936.667
Total Biaya
19.696.091
C
Laba Operasi
D
Bunga dan Pajak
E
4.409.509
1 .Bunga Kredit
612.274
2. Pajak (15%)
661.426
Sub total bunga dan pajak
1.273.701
Net Profit Per Bulan
3.135.809
Break Even Point (BEP)
Rp 17.179.193 982 kg ikan selar kuning segar 2.291 kg ikan japuh segar 3.436 kg ikan tembang segar
Tabel 5.14. Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha per Tahun No
Uraian
Volume
Jumlah
A. Total Pendapatan 1
Penjualan Ikan Segar 80%
38.339 kg
163.676.160
2
Penjualan Ikan Asin 20%
4.792 kg
58.337.280
43.131 kg
222.013.440
Total Pendapatan B. Biaya Produksi 1
Biaya Variabel a. Tenaga kerja (ABK) 1.917 kg
958.464
c. Upah pembuatan Ikan Asin
9.585 kg
1.916.928
d. Peti ikan asin
96 buah
7.200.000
Sub total biaya variabel
46
60.000.000
b. Garam
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
70.075.392
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
2
Biaya Tetap a. Bahan bakar solar
7.680 liter
38.400.000
960 liter
4.800.000
c. Perbekalan melaut
Ls
19.200.000
d. Fee fishing master
Ls
9.600.000
e. Retribusi PPI
Ls
1.920.000
f. Biaya perawatan perlengkapan
Ls
8.600.000
g. Penyusutan
Ls
4.973.333
b. Es Balok penyegar ikan
Sub total biaya tetap
87.493.333
Total Biaya
157.568.725
C
Laba Operasi
D
Bunga dan Pajak
1
Bunga Kredit
4.898.194
2
Pajak (15%)
5.291.411
E
35.276.075
Sub total bunga dan pajak
10.189.605
Net Profit Per Tahun
25.086.470
Break Even Point (BEP)
Rp. 137.433.540 7.853 kg ikan selar kuning segar 18.324 kg ikan japuh segar 27.487 kg ikan tembang segar
5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran, yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh dari penjualan hasil tangkapan jaring payang selama 8 bulan. Untuk arus keluar meliputi biaya investasi, biaya variabel, termasuk angsuran pokok, angsuran bunga dan pajak penghasilan.
47
ASPEK KEUANGAN
Evaluasi profitabilitas rencana investasi dilakukan dengan menilai kriteria investasi untuk mengukur kelayakan pendirian usaha yaitu meliputi NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) , Net B/C Ratio (Net Benefit-Cost Ratio). Usaha jaring payang dengan menggunakan asumsi yang ada menghasilkan NPV Rp 110.123.317,- pada tingkat bunga 14% dengan nilai IRR adalah 43% dan Net B/C Ratio 2.89 kali dan PBP 2.12 tahun, selengkapnya pada lampiran 9 Tabel 5.15 Kelayakan Usaha Jaring Payang No
Kriteria
1
NPV (14%)
2
IRR
3
Net B/C Ratio
4
PBP (tahun)
Nilai
Justifikasi Kelayakan
110.123.317
Layak
43%
Bankable
2,89 kali
Menguntungkan
2,12 tahun
2,12 tahun kembali
5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha Dalam analisis kelayakan suatu proyek, biaya produksi dan pendapatan biasanya akan dijadikan patokan dalam mengukur kelayakan usaha karena kedua hal tersebut merupakan komponen inti dalam suatu kegiatan usaha, terlebih lagi bahwa komponen biaya produksi dan pendapatan juga didasarkan pada asumsi dan proyeksi sehingga memiliki tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi. Untuk mengurangi resiko ini maka diperlukan analisis sensitivitas yang digunakan untuk menguji tingkat sensitivitas proyek terhadap perubahan harga input maupun output. Dalam pola pembiayaan ini digunakan tiga skenario sensitivitas, yaitu: (1) Skenario I Sensitivitas kenaikan biaya variabel dimungkinkan dengan melihat perkembangan ekonomi saat ini dan kenaikan upah, dalam usaha jaring
48
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
payang upah merupakan komponen biaya yang dominan, yaitu mencapai 31,1% dari total biaya varibel 36%. Sedangkan pendapatan dianggap tetap/ konstan. Kenaikan biaya operasional terjadi antara lain karena bahan baku dan bahan pembantu maupun upah tenaga kerja mengalami kenaikan. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel ditampilkan pada Tabel 5.16 serta perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 10 dan 11. Tabel 5.16 Analisis Sensitivitas Biaya Variabel Naik 20% dan 22% No
Kriteria
BV Naik 20%
BV Naik 22%
1.
NPV (Rp)
Rp 40.047.925
Rp 33.040.386
2.
IRR (%)
16%
14%
3.
Net B/C Ratio
1,69 kali
1,57 kali
4.
Pay Back Period (tahun)
4,10 tahun
> 5 tahun
5.
Kelayakan Usaha
Layak
Tidak Layak
Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario I, biaya variabel mengalami kenaikan 20% dengan asumsi pendapatan tetap. Pada kenaikan biaya variabel sebesar 20%, Net B/C Ratio masih lebih dari satu (1.7), NPV Rp 40,047,925,- dan IRR mencapai 16,0% serta PBP 4.10 tahun (layak). Skenario kenaikan pada level 22% dari biaya variabel, NPV Rp 33.040.386,dan IRR hanya 14% Net B/C Ratio 1.57 kali dan PBP > 5 tahun. tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada suku bunga 14% dengan kenaikan biaya variabel sebesar 22.% maka proyek ini tidak layak dilaksanakan. (2) Skenario II Sensitivitas penurunan pendapatan dimungkinkan karena penurunan produk hasil penangkapan ikan jaring payang yang dapat terjual atau penurunan harga jual per kg-nya, sedangkan biaya pengeluaran dianggap tetap/konstan. Hasil analisis sensitivitas akibat penurunan pendapatan
49
ASPEK KEUANGAN
ditampilkan pada Tabel 5.17 serta perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 12 dan 13. Tabel 5.17. Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun 7% dan 8% No
Kriteria
Pendapatan Turun 7%
Pendapatan Turun 8 %
1.
NPV (Rp)
Rp 42.627.637
Rp 32.985.397
2.
IRR (%)
17%
14%
3.
Net B/C Ratio
1.73 kali
1.57 kali
4.
Pay Back Period (tahun)
4.05 tahun
> 5 tahun
5.
Kelayakan Usaha
Layak
Tidak Layak
Analisis sesitivitas berdasarkan Skenario II, pada saat pendapatan turun sebesar 7% diperoleh NPV Rp 42.627.637,-, Net B/C Ratio lebih dari satu (1.73) kali dengan IRR mencapai 17,0% dan PBP 4,05 tahun selanjutnya, analisis penurunan pendapatan sebesar 8% diperoleh NPV Rp 32.985.397,dan IRR 14% dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penurunan pendapatan lebih besar dari 8% menunjukan keragaan usaha yang tidak layak (3) Skenario III Sensitivitas ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan sensitivitas pada skenario I dan II, yaitu peningkatan biaya variabel dan penurunan pendapatan. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel dan penurunan pendapatan secara bersamaan ditapilkan pada Tabel 5.18 serta perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 14 dan 15.
50
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang Tabel 5.18. Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 5% dan Penurunan Pendapatan 5% serta kenaikan Biaya Variabel 10% dan penurunan pendapatan 5%
No
Kriteria
Biaya Variabel Naik 5 % dan Pendapatan Turun 5%
Biaya Variabel Naik 10% dan Pendapatan Turun 5%
1.
NPV (Rp)
Rp 44.393.269
Rp 26.874.421
2.
IRR (%)
18%
11%
3.
Net B/C Ratio
1,76 kali
1.46 kali
4.
Pay Back Period (tahun)
> 5 tahun
4.36 tahun
5.
Kelayakan Usaha
Tidak Layak
Layak
Analisis sensitivitas menurut Skenario III, diasumsikan terjadi penurunan pendapatan dan kenaikan biaya variabel. Pada penurunan pendapatan 5% dan kenaikan biaya variabel 10%, maka analisis proyek tersebut diperoleh NPV Rp 26.874.421,- tingkat suku bunga 14%, Net B/C Ratio (1,46) dan IRR 11%. Dengan demikian proyek tersebut tidak layak pada kenaikan biaya variabel 10% dan penurunan pendapatan mencapai sebesar 5%. (4) Skenario IV Sensitivitas kenaikan biaya tetap dimungkinkan dengan melihat perkembangan ekonomi saat ini dan kenaikan harga BBM, dalam usaha jaring payang harga BBM Solar merupakan komponen biaya yang dominan, yaitu mencapai 19,9% dari total biaya tetap 45.4%. Sedangkan pendapatan dianggap tetap/konstan. Kenaikan biaya operasional terjadi antara lain karena bahan baku dan bahan pembantu maupun upah tenaga kerja mengalami kenaikan. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel ditampilkan pada Table 5.19 serta perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 16 dan 17.
51
ASPEK KEUANGAN
Tabel 5.19 Analisis Sensitivitas Biaya Tetap Naik 15% dan 18% No
Kriteria
BT Naik 15%
BT Naik 18%
1.
NPV (Rp)
Rp 44.503.317
Rp 31.379.317
2.
IRR (%)
18%
13%
3.
Net B/C Ratio
1.76 kali
1.54 kali
4.
Pay Back Period (tahun)
4.02 tahun
> 5 tahun
5.
Kelayakan Usaha
Layak
Tidak Layak
Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario IV, biaya tetap mengalami kenaikan 15% dengan asumsi pendapatan tetap. Pada kenaikan biaya tetap sebesar 15%, Net B/C Ratio masih lebih dari satu (1.76 kali), NPV positif Rp 44.503.317,- dan IRR mencapai 18,0% serta PBP 4,02 tahun (layak). Skenario kenaikan pada level 18% dari biaya tetap, NPV menunjukan nilai Rp 31.379.317,- dan IRR hanya 13% Net B/C 1.54 kali dan PBP > 5 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada suku bunga 14% dengan kenaikan biaya tetap sebesar 18.% maka proyek ini tidak layak dilaksanakan. (5) Skenario V Sensitivitas ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan sensitivitas pada skenario I dan IV, yaitu peningkatan biaya tetap dan penurunan pendapatan. Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya tetap dan penurunan pendapatan secara bersamaan ditampilkan pada Tabel 5.20 serta perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 18 dan 19.
52
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang Tabel 5.20 Analisis Sensitivitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 5% dan Penurunan Pendapatan 5% serta kenaikan Biaya Variabel 10% dan penurunan pendapatan 4%
No
Kriteria
Biaya Tetap Naik 5 % dan Pendapatan Turun 5%
Biaya Tetap Naik 10% dan Pendapatan Turun 4%
1.
NPV (Rp)
Rp 40.038.784
Rp 27.807.691
2.
IRR (%)
16%
12%
3.
Net B/C Ratio
1.69 kali
1.48 kali
4.
Pay Back Period (tahun)
4.10 tahun
> 5 tahun
5.
Kelayakan Usaha
Layak
Tidak Layak
Analisis sensitivitas menurut Skenario III, diasumsikan terjadi penurunan pendapatan dan kenaikan biaya tetap. Pada penurunan pendapatan 4% dan kenaikan biaya tetap 10%, maka analisis proyek tersebut diperoleh NPV Rp 27.807.691 tingkat suku bunga 14%, Net B/C Ratio 1.48 kali dan serta IRR 12%. Dengan demikian proyek tersebut pada kenaikan biaya tetap 10% dan penurunan pendapatan mencapai sebesar 4% usaha jaring payang ini sudah tidak layak lagi.
5.9. Hambatan dan Kendala Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh nelayan jaring payang adalah kegiatan melaut tidak dapat dilakukan sepanjang tahun, yaitu hanya 8 bulan dalam setahun dari bulan Oktober s/d Bulan April. Sedangkan kendala yang sering timbul berkaitan dengan kegiatan ini adalah adanya bagan apung yang mendekati rumpun milik nelayan jaring payang, dimana bagan apung tersebut menangkap ikan dimalam hari dengan menggunakan lampu yang sangat terang dan akibatnya ikan dari rumpon turut mendekat dan akhirnya tertangkap oleh bagan apung.
53
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1. Aspek Ekonomi dan Sosial 6.1.1. Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Belitung Timur tahun 2006 berjumlah 91.720 jiwa. Hal ini menunjukkan telah terjadi penambahan jumlah penduduk dibanding tahun sebelumnya sebanyak 1.924 orang atau 2.14 persen. Penduduk di Kabupaten Belitung Timur lebih banyak penduduk lakilaki dibandingkan penduduk perempuan dimana 46.729 jiwa atau 50.96% laki-laki dan sisanya 44.973 jiwa atau 49,04% adalah perempuan. Terjadi juga peningkatan untuk kepadatan penduduk, di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2006 dari 35.81 jiwa per km2 menjadi 36.58 jiwa per km2, dengan penyebaran tidak merata, hal ini terlihat dari masih terpusatnya penduduk di Kecamatan Manggar sebagai ibukota Kabupaten dengan kepadatan penduduk hingga 98,25 jiwa km2 yang jauh lebih besar dibanding dengan kecamatan lain yang relatif merata penyebarannya.
6.1.2 Perikanan Kabupaten Belitung Timur dengan wilayah kepulauannya merupakan salah satu daerah sentra atau penghasil utama perikanan di Kepulauan Bangka Belitung. Besarnya potensi perikanan di karenakan lokasi daerah ini secara geografis dikelilingi oleh laut selat. Pada tahun 2006 terjadi peningkatan produksi ikan laut, rajungan/kepiting dan udang dibandingkan tahun 2005.
55
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Hal ini membuat sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan dan meningkatannya produksi perikanan dan sarana-sarananya. Potensi perikanan di perairan Kabupaten Belitung Timur telah menarik masyarakat untuk bermata pencaharian sebagai nelayan dan usaha turunannya. Jumlah nelayan di seluruh Kabupaten Belitung Timur sejak tahun 2003 mengalami peningkatan terus (lihat Tabel 6.1) lebih kurang 6.014 orang dapat di lihat pada Tabel 6.1 yang terdiri atas nelayan utama (4.284 orang), nelayan sambilan (719 orang) dan nelayan tambahan (6.014 orang). Sementara masyarakat yang bermata pencaharian kegiatan turunan dari nelayan adalah sebagai pengolah hasil perikanan seperti industri kerupuk ikan, industri terasi, jual beli peralatan melaut dan sebagainya. Tabel 6.1 Jumlah Nelayan di Kab. Belitung Timur pada Tahun 2003 s.d 208 No.
Tahun
1.
Nelayan
JUMLAH
Utama
Sambilan
Tambahan
2008
4.284
719
1.011
6.014
2.
2007
4.205
720
413
5.338
3.
2006
4.177
748
413
5.307
4.
2005
3.730
888
506
5.124
5.
2004
3.350
888
506
4.744
6.
2003
2.793
1.140
757
4.690
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008
Nelayan utama adalah penduduk setempat yang mata pencahariaannya murni hanya sebagai nelayan, walaupun pada musim paceklik (susah ikan), maka nelayan tersebut mata pencahariannya tidak berubah sebagai nelayan. Pada saat musim ikan berubah, biasanya para nelayan utama tetap menangkap ikan dengan mengubah jenis alat tangkap. Pada saat musim ikan selar dan japuh di Bulan Oktober sampai bulan Desember para nelayan utama menangkap ikan dengan jaring payang. Namun apabila musim ikan
56
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
Tenggiri dari bulan Juli s.d September para nelayan menangkap ikan tengiri dengan alat tangkap pancing ulur. Sedangkan nelayan sambilan, yaitu penduduk setempat yang melakukan kegiatan menangkap ikan hanya sewaktu-waktu, karena mata pencaharian yang utama telah ada, misalnya masyarakat petani (lada) karena waktu senggangnya dapat menangkap ikan terutama pada musim ikan melimpah seperti musim ikan tenggiri, karena harga tenggiri baik, maka para petani lada tersebut turut menangkap ikan. Sedangkan nelayan tambahan adalah nelayan yang berasal dari luar daerah tersebut dan turut menangkap ikan diperairan Belitung Timur, nelayan tersebut teridentifikasi sebagai nelayan dan menjual ikannya di wilayah Belitung Timur. Nelayan tambahan menetap sementara di wilayah perairan Belitung Timur. 6.1.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Penyajian PDRB tahun 2006 menggunakan tahun dasar 2000 menggantikan tahun 1993. Hal ini dikarenakan harga tetap tahun 1993 dianggap sudah tidak relevan lagi untuk dipakai pada saat ini, salah satunya dikarenakan perkembangan perekonomian sudah semakin pesat. Pada tahun 2006. PDRB Kabupaten Belitung Timur atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp1.257.135 juta atau naik sebesar 13,52 persen dibandingkan tahun 2005 yang hanya mencapai Rp1.107.335 juta. Kenaikan tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 25.78 persen dibandingkan tahun 2004 yang mencapai Rp. 880.382 juta. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung Timur tahun 2006 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Belitung timur mencapai sebesar 5.74 persen. Sedangkan pada tahun 2005 pertumbuhan ekonomi Kabupaten
57
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Belitung Timur mencapai 5.65 persen. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pola makan, baik terhadap makanan umum, maupun terhadap konsumsi ikan. Artinya adanya pertambahan kemakmuran masyarakat, maka masyarakat akan memilih jenis makanan termasuk memilih kualitas ikan yang akan dimakan. 6.1.4 Pertumbuhan Ekonomi Salah satu tujuan pembangunan adalah untuk meningkatan laju pertumbuhan ekonomi. Diharapkan dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan memberikan dampak ganda yang semakin positif dengan tidak melupakan masyarakat papan bawah dan menengah. Secara tidak langsung pertumbuhan ekonomi yang semakin baik akan dapat memperkecil perbedaan distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dihitung dari variabel PDRB atas dasar harga konstan. Karena PDRB atas dasar harga konstan merupakan gambaran nyata dari berbagai sektor ekonomi. Kenaikan pertumbuhan ekonomi ini dikarenakan naiknya pertumbuhan pada semua sektor, khususnya: sektor bangunan yang mencapai 9,37 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran dan penggalian yang mencapai 7.22 persen.
58
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang Tabel 6.2 Pertumbuhan Ekonomi per Sektor di Kab. Belitung Timur Th. 2006 Sektor
Persen Pertumbuhan
1.
Pertanian
5.74
2.
Pertambangan dan Penggalian
6.05
3.
Industri Pengolahan
6.41
4.
Listrik, Gas dan Air
2.73
5.
Bangunan
9.37
6.
Perdagangan, hotel & Restoran
7.22
7.
Pengangkutan dan Komunikasi
7.13
8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
4.48
9.
Jasa-jasa
4.38
PDRB Kab. Belitung Timur
5.74
Sumber : Statistik Kabupaten Belitung Timur dalam Angka
Pada tabel diatas kegiatan perikanan masih merupakan sub sektor perikanan yang digabung pada sektor pertanian. 6.1.5. Pendapatan Per Kapita Indikator makro yang biasa digunakan oleh pakar ekonom untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah pendapatan per kapita seperti yang biasa dipergunakan oleh lembaga internasional seperti Bank Dunia (World Bank), Dana moneter Internasional (IMF) yang merupakan baseline dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Secara umum pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Belitung Timur dicerminkan oleh pendapatan regional per kapita. Besarnya pendapatan regional per kapita atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp10.922.593,- pada tahun 2005 menjadi Rp12.288.588,- pada tahun 2006. Laju pertumbuhan regional per kapita pada tahun 2006 dilihat berdasarkan harga konstan 2000 juga meningkat dari tahun 2005 yaitu sebesar 4,22 persen.
59
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Kabupaten Belitung Timur dikenal sebagai daerah sentra perikanan. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian di bidang ini, baik sebagai nelayan ataupun usaha dibidang lainnya yang masih ada hubungannya dengan perikanan. Keberadaan usaha jaring payang dapat meningkatkan pendapatan nelayan di lokasi kajian terutama bagi masyarakat nelayan yang tinggal di pulau-pulau. Dari segi pemenuhan gizi masyarakat, ikan hasil tangkapan jaring payang dapat menjadi salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat. Dengan harga yang murah dan rasa yang lezat, ikan hasil tangkapan jaring payang akan memiliki pasar yang luas umumnya bagi masyarakat menengah ke bawah karena ikan yang dihasilkan jaring payang harganya relatif murah sementara populasi masyarakat di kelas ini merupakan yang paling besar. Secara umum keberadaan dan pengembangan usaha jaring payang memberi dampak yang positif bagi wilayah sekitarnya, karena semakin terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat dan sekaligus peningkatan pendapatan daerah. Tabel 6.3 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan Klasifikasi Ukurannya di Beberapa Kec. di Kab. Belitung Timur Tahun 2008
No.
Kecamatan
Perahu Tak Bermotor
Motor Tempel
Kecil
Kecil
Kecil
Sedang
Besar 1
Kapal Motor
1
Dendang
184
84
230
7
2
Gantung
70
24
200
1
3.
Manggar
76
76
265
41
4.
Klp. Kampit
134
109
40
1
Total
464
293
735
50
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008
60
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Jumlah 506 295 13
471
14
1.556
284
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
Berdasarkan Tabel 6.4 diatas bahwa kapal motor berukuran kecil merupakan yang paling dominan, yaitu 735 unit sedangkan jumlah total kapal/perahu secara keseluruhan adalah: 1.556 unit. Perahu jaring payang termasuk dalam jumlah 735 unit dan jumlah kapal motor kecil paling banyak di Kota Manggar, yaitu dimana studi dilakukan. Tabel 6.4 Jumlah Perahu Tak Bermotor, Motor Tempel, Kapal Motor dan Klasifikasi Ukurannya di Kab. Belitung Timur Tahun 2003 s/d 2007
No.
Tahun
Perahu Tak Bermotor
Motor Tempel
Kecil
Kecil
Kecil
Sedang
Besar
Kapal Motor
Jumlah
1
2008
464
293
735
50
14
1.556
2
2007
434
292
711
54
16
1.507
3.
2006
433
285
640
96
41
1.495
4.
2005
357
265
702
87
35
1.447
5.
2004
301
177
795
92
11
1.376
6.
2003
280
164
747
80
10
1.281
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008
Berdasarkan tabel 6.5 diatas, bahwa jumlah perahu secara keseluruhan terus mengalami pengingkatan rata-rata 50 unit setap tahunnya. Sejak tahun 2006 kapal motor kecil mengalami peningkatan dan sebaliknya kapal motor sedang dan besar mengalami penurunan hampir 50%. Hal ini diperkirakan karena banyaknya masyarakat nelayan yang merubah ukuran alat bantu tangkapnya. Kejadian ini dapat disebabkan karena mengikuti kondisi ikan atau karena tujuan penghematan BBM.
61
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
Tabel 6.5 Banyaknya Kapal Penangkap dan Pengangkut Menurut Klasifikasi dan Tenaga di Kec. di Kab. Belitung Timur Tahun 2008 Kapal/Perahu untuk Penangkapan No
Kecamatan
Motor Tempel Tanpa Motor <5 ton 5-10 ton
Kapal Motor
Jml
<5 ton
5-10 ton
>10 ton
1. Dendang
178
31
1
297
7
2
516
2. Gantung
76
13
2
213
1
1
306
3. Manggar
67
55
4
321
45
15
507
4. Klp. Kampit
78
93
109
3
1
284
Total
399
192
940
56
24
1.613
7
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008
Tabel 6.6 Banyaknya Kapal Penangkap dan Pengangkut Menurut Klasifikasi dan Tenaga di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2003 s.d. 2008 Kapal/Perahu untuk Penangkapan No
Tahun
Tanpa Motor
Motor Tempel <5 ton
5-10 ton
<5 ton
5-10 ton
>10 ton
1.
2008
399
192
7
940
56
24
1.613
2.
2007
436
186
7
945
61
24
1.658
3.
2006
433
279
6
672
56
16
1.462
4.
2005
357
265
1
697
71
25
1.416
5.
2004
958
95
1.053
6.
2003
941
80
1.021
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Belitung Timur 2008
62
Jumlah
Kapal Motor
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
Jumlah kapal penangkap ikan yang dimiliki para nelayan sebagian besar berukuran dibawah 5 ton (<5 ton), karena kapal tersebut sangat efektif untuk melakukan penangkapan skala kecil dengan jumlah ABK sekitar 5 orang. Kapal-kapal/perahu yang berukuran <5 ton banyak digunakan untuk menangkap ikan dengan alat tangkap jaring payang yang umumnya berukuran 3 GT (Gross Tonage) atau 3 ton. Berdasarkan informasi dari para nelayan bahwa pada saat ini kegiatan nelayan paling banyak adalah menangkap ikan dengan alat tangkap pancing ulur dan ukuran perahu yang digunakan 4 -5 GT (4 – 5 ton). Para nelayan yang menangkap ikan dengan pancing ulur diperbolehkan menangkap disekitar kawasan terumbu karang, dimana terumbu karang tersebut merupakan fishing ground bagi ikan karang. Alat tangkap pancing ulur tidak merusak terumbu karang, namun hasil tangkapannya tidak sebanyak hasil jaring payang, karena dengan memancing ikan yang ditangkap hanya satu ekor-satu ekor.
6.2. Aspek Dampak Lingkungan 6.2.1 Limbah Proses Produksi Proses produksi dalam usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap jaring payang tidak menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Yang mungkin terjadi apabila ada kebocoran tangki bahan bakar atau oli ke perairan laut atau ada potongan jaring yang hilang di dalam air karena sobek. Barang-barang tersebut dapat mengotori (mencemari) perairan dan sisa-sisa jaring dapat membunuh ikan di laut yang selanjutnya menjadi bangkai dan membusuk menjadi limbah di laut. Adanya pengaturan wilayah fishing ground di laut merupakan kebijakan yang tepat untuk menghindari kerusakan terumbu karang. Apabila jaring payang digunakan menangkap ikan disekitar terumbu karang, maka
63
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
diperkirakan dapat menimbulkan kerusakan karena beberapa terumbu karang yang menjuntai dapat tertarik jaring dan sebaliknya jaring-jaring penangkap ikan yang tersangkut di karang akan menjadi sobek. Upaya untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan negatif adalah jangan sampai ada ikan ikan yang mati/busuk terbuang ke laut menjadi bangkai. Ikan hasil tangkapan yang kekurangan es akan cepat membusuk, kadang kala ada nelayan yang membuang ikan-ikan tersebut yang nilai ekonomisnya rendah. Hal ini perlu dilakukan upaya penyadaran kepada para nelayan. Penyadaran kepada nelayan juga perlu dilakukan terhadap keberadaan mata jaring, artinya ukuran mata jaring yang digunakan harus tetap yang standar diperbolehkan oleh pemerintah. Walaupun pemerintah tidak mengawasi setiap saat namun para nelayan harus tahu dan sadar bahwa apabila ukuran mata jaring yang dipakai terlalu kecil, maka akan merusak populasi ikan dengan tertangkapnya benih-benih ikan yang seharusnya menjadi besar dahulu baru ditangkap.
6.2.2 Dampak Positf dari Kegiatan Jaring Payang. Ikan yang ada diperairan laut sangat banyak baik jumlah maupun jenisnya, ikan-ikan tersebut memerlukan alat tangkap yang berbeda. Jenis ikan pelagis yang sering bergerombol terutama yang ukurannya kecil-kecil akan tidak efektif apabila ditangkap dengan alat tangkap pancing. Maka alat tangkap yang tepat adalah jaring dan salah satunya adalah jaring payang. Jaring payang dapat menangkap ikan sekali banyak dalam ukuran yang kecil seperti ikan selar kuning, japuh dan tembang. Manfaat dan dampak positif dari kegiatan jaring payang antara lain adalah: 1) dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat; 2) dapat membuka dan memperluas lapangan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung, 3) dapat membantu memenuhi gizi masyarakat secara murah.
64
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
6.2.3. Keberadaan Iklim dan Cuaca Kabupaten Belitung Timur mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan bulanan pada tahun 2006 antara 3,3 mm sampai dengan 691,6 mm dengan jumlah hari hujan antara 1 hari sampai 30 hari setiap bulannya. Curah hujan tertinggi pada tahun 2006 terjadi pada bulan Desember. Rata-rata temperatur udara pada tahun 2006 bervariasi antara 200C sampai 36,60C. Sementara itu, kelembaban udaranya bervariasi antara 77 persen sampai 92 persen, dan tekanan udara antara 1009,1 mb sampai dengan 1011,8 mb. Kondisi hujan ini dapat mempengaruhi kegiatan pengangkapan ikan dengan jaring payang dan usaha pembuatan ikan asin. Apabila hujan terlalu deras akan tidak baik untuk melakukan penangkapan ikan dengan jaring payang terutama apabila hujan yang dibarengi dengan angin kencang atau badai. Juga hujan yang sering turun dapat mempengaruhi proses penjemuran ikan asin sedemikian rupa ikan lambat kering atau dapat membusuk.
65
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1.
2. 3.
4.
5.
6.
Usaha jaring payang mempunyai peranan penting dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber protein dan lemak yang berharga murah bagi masyarakat. Faktor kepentingan bagi keberhasilan usaha jaring payang selain faktor cuaca adalah persaingan dengan alat tangkap lain yaitu bagan apung. Total biaya proyek yang dibutuhkan untuk usaha jaring payang adalah Rp77.751.080,- yang dibiayai dari pinjaman kredit 67,5% (Rp52.480.648,-) dan modal sendiri 32,5% (Rp25.270.432,-), dengan bunga pinjaman 14% dan masa pinjaman kredit selama 3 tahun. Biaya investasi yang dibutuhkan sebesar Rp58.300.000,- sedangkan biaya modal kerja sebesar Rp19.451.080,-. Analisa keuangan dan kelayakan proyek usaha jaring payang sesuai asumsi yang digunakan adalah layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV yang dihasilkan sebesar Rp52.348.120,- IRR 43,0%, Net B/C Ratio 1,9 dan PBP 2,6 tahun. Usaha ini juga mampu melunasi kewajiban angsuran kredit kepada bank. Usaha jaring payang ini sensitif terhadap kenaikan biaya variabel atau biaya tetap maupun penurunan pendapatan, yaitu akan sensitif bila biaya variabel naik diatas 22% atau biaya tetap naik 18% atau pendapatan menurun diatas 8%. Pengembangan usaha jaring payang memberikan manfaat yang positif dari aspek sosial ekonomi wilayah dengan terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan.
67
KESIMPULAN
7.1. Saran 1.
2.
68
Berdasarkan potensi sumberdaya laut (fishing ground), prospek pasar, tingkat teknologi penangkapan dan aspek finansial, usaha jaring payang ini, layak untuk dibiayai. Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak perbankan seyogyanya juga turut berpartisipasi dalam pembinaan usaha ini, khususnya pada aspek keuangan dan manajemen pembukuan.
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
LAMPIRAN
69
70 Uraian
Nama Jaring
2
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Mesin Kapal
Jaring
Pemandu posisi
Pemandu arah
Fishing Ground
Wadah ikan
Bahan tambahan
2
3
4
5
6
7
8
1
Persiapan Penangkapan
C. TEKNOLOGI
Kapal
1
B. PERLENGKAPAN
Nama Kegiatan Usaha
1
A .KEGIATAN USAHA
No.
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
a. Penyiapan personil minimal 5 orang dan maksimal 7 orang
Teknologi sederhana karena walaupun menggunakan bantuan GPS teknis penangkapannya masih dilakukan secara manual
- Garam bubuk sebagai pengawet pada proses pengasinan ikan
- Es curah sebagai bahan penyegar saat ikan tangkapan akan dibawa ke PPI
- Ikan asin yang akan dipasarkan menggunakan peti kayu yang dilapisi kertas bagian dalamnya
- Ikan segar dari laut menggunakan drum fiber
Berupa rumpon yang terbuat dari daun kelapa yang diikat dan diberi pemberat
Kompas biasa merek Sunto
GPS (Geographic Positioning System) biasa merek Garmin
- Panjang tali jaring 100 x 2 buah
- Panjang kaki jaring 10 meter x 2 buah
- Panjang kantong 9 meter
- Terbuat dari bahan nilon yang dipilin atau tunggal
Mesin 4 slinder (setara 1 PK), banyak nelayan yang menggunakan mesin mobil panther bekas
Perahu kayu atau fiber kapasitas 3 GT (Gross Tonage)
Payang (di Laut Jawa), Payang (di Bangka Belitung)
Penangkapan Ikan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
Keterangan
Lampiran 1. Data Teknis
LAMPIRAN
Posisi Fishing Ground
Waktu perjalanan
Waktu penangkapan
2
3
4
:
:
:
- Proses penangkapan dilakukan berulang ulang sejumlah 3 - 4 kali pada beberapa rumpon
- Penairakan jaring selama 30 menit
- Penurunan jaring selama 30 menit
- Dari jam 06.00 s.d. 10.00 (durasi 4 jam)
- Perjalanan setelah penangkapan sekitar pukul 11.00 wib s.d. 13.00 wib
- Perjalanan menuju rumpon sekitar pukul 03.00 wib s.d. 05.00 wib
Posisi fishing ground atau rumpon umumnya jauh dari perairan karang atau diperairan luar pulau dengan jarak tempuh 1 s.d. 2 jam
g. Penyiapan peralatan tambahan, yaitu GPS dan Kompas
f. Penyiapan perbekalan makanan dan minuman
e. Penyiapan solar minimal 40 liter
d. Peniapan jaring, kondisi baik dan tidak ada mata jaring yang rusak
c. Penyiapan mesin, harus kondisi baik dan layak pakai
b. Penyiapan perahu, harus dalam kondisi baik dan layak pakai
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
71
72
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL :
Jumlah libur per minggu
Hari kerja per bulan
Hari kerja per tahun
Musim menangkap ikan
Musim paceklik jaring cantrang
4
5
6
7
8
Mesin kapal
Jaring payang
GPS (1 unit)
Rumpon (2 buah)
Drum fiber 3 unit
Penggunaan peti kayu per trip
Peti kayu per unit
Para-para penjemuran ikan
2
3
4
5
6
7
8
9
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Bahan bakar solar melaut
Harga solar per liter
Es curah
1
2
3
:
:
:
C. BAHAN-BAHAN YANG DIBUTUHKAN
Kapal perahu 3 GT (1 unit)
1
B. PERLENGKAPAN
:
Jumlah hari kerja per minggu
3
:
Jumlah trip per hari
2
:
Jam kerja per trip
DESKRIPSI
1
A. HARI KERJA
NO.
5
5,000
balok
rupiah
liter
rupiah
1,000,000 40
rupiah
peti
rupiah
rupiah
rupiah
rupiah
rupiah
rupiah
bulan
bulan
hari
hari
hari
hari
kali
jam
SATUAN
75,000
0.50
2,100,000
2,000,000
2,000,000
5,000,000
10,000,000
35,000,000
4
8
192
24
1
5
1
10
VOLUME
luas 1000 m2
Kapasitas 50 kg
Kapasitas 240 liter per unit
dari daun kelapa
merek garmin
bahan nilon pilin
mesin diesel 6 slinder
(Bln Juni s.d. September)
(Bulan Oktober s.d. Mei)
(Jum’at)
(Sabtu s.d. Kamis)
(pukul 03.00 wib s.d. 13.00 wib)
KETERANGAN
Lampiran 2. Asumsi-asumsi dan Parameter Yang Digunakan untuk Perhitungan Keuangan
LAMPIRAN
Garam
Harga garam per kg
Retribusi PPI per pendaratan
5
6
7
:
:
:
:
Perawatan body perahu
Turun Mesin Mesin perahu
Perawatan mesin perahu rutin
Jaring Payang
Rumpon
2
3
4
5
6
3
2
1 : :
b. Maksimum
c. Rata -rata
: :
b. Ikan Japuh
c. Ikan Tembang dan lainnya : :
a. Ikan Segar
b. Ikan Asin
Jenis Hasil Produksi
:
a. Ikan Selar kuning
Jenis ikan yang ditangkap
:
:
:
:
:
:
:
a. Minimum
Hasil tangkapan per trip per hari
E. PRODUKTIVITAS
Cat Body perahu
1
rupiah
rupiah
10,000
20%
80%
20%
40%
40%
250
500
kg
kg
kg
866,667
10,400,000
100
150,000
100,000
150,000
250,000
50,000
166,667
1,800,000
1,200,000
1,800,000
3,000,000
600,000
2,000,000
PER TH
PER BLN
rupiah
dari berat ikan
500
20%
5,000
D. BIAYA PERAWATAN DALAM SAT RUPIAH
Harga es curah per balok
4
36,111
6,250
4,167
6,250
10,417
2,083
6,944
PER HARI
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
73
74 : :
Ikan Japuh
Ikan Tembang dan lainnya
: : :
Ikan Japuh
Ikan Tembang dan lainnya
Rendemen dari Ikan Segar ke Ikan Asin
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL : :
Upah Tenaga Kerja per Kg Ikan
Upah pembuatan ikan asin per kg
Porsi masing-masing nelayan
Tambahan untuk kapten kapal
3
4
1
Discount rate
J. PARAMETER KEUANGAN
Porsi personil nelayan
2 :
:
:
:
:
Porsi UMKM
Pembagian keuntungan
1
:
Keuntungan
I. SISTEM BAGI HASIL
:
Tambahan Fee Fishing Master per Trip
H. PENYERAPAN TENAGA KERJA
:
Ikan Selar kuning
G. HARGA IKAN ASIN PER KG
:
Ikan Selar kuning
F. HARGA IKAN SEGAR PER KG
rupiah
rupiah
rupiah
rupiah
rupiah
rupiah
rupiah
rupiah
rupiah
14%
50,000
10%
50%
50%
dibagi 2 (dua) porsi sama rata
Penerimaan usaha - biaya operasional
200
1,250
50,000
50%
2,000
5,000
9,000
1,000
3,000
7,000
rupiah per trip
LAMPIRAN
Jenis Biaya
Perijinan SIUP (Perikanan)
Perahu (GT)
Mesin Perahu (PK)
Jaring Payang
GPS (Geografic Posisioning System)
Rumpon daun kelapa
Drum Fiber
Para-para penjemuran ikan asin
Timbangan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1
1
3
2
1
1
1
1
1
Jml
Jumlah (Rp)
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
unit
paket
Satuan
700,000
1,000,000
700,000
1,000,000
2,000,000
5,000,000
10,000,000
35,000,000
500,000
Harga Satuan (Rp)
58,300,000
700,000
1,000,000
2,100,000
2,000,000
2,000,000
5,000,000
10,000,000
35,000,000
500,000
Nilai (Rp)
100.0%
1.2%
1.7%
3.6%
3.4%
3.4%
8.6%
17.2%
60.0%
0.9%
%
60
12
60
24
60
60
180
180
12
Umur Ekonomis (Bulan)
621,667
11,667
83,333
35,000
83,333
33,333
83,333
55,556
194,444
41,667
Penyusutan per Bulan (Rp)
Lampiran 3a. Biaya Investasi
7,460,000
140,000
1,000,000
420,000
1,000,000
400,000
1,000,000
666,667
2,333,333
500,000
Penyusutan per Tahun (Rp)
60
60
60
60
60
60
60
60
60
Masa Proyek (bulan)
-
30,000,000
-
-
-
-
-
-
6,666,667
23,333,333
Nilai Sisa stlh 3 th (Rp)
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
75
76
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Rumpon daun kelapa
Para-para penjemuran ikan asin
2.
3. 1
2
1
Jml
-
-
-
-
0
1
2 2,000,000
500,000
3 -
500,000
Perawatan body perahu Turun mesin perahu Perawatan mesin perahu rutin Jaring Payang Rumpon daun kelapa
2
3
4
5
6 Jumlah (Rp)
Cat body perahu
Jenis Biaya
4 2,000,000
500,000
-
500,000
5
Rupiah
8,600,000
1,200,000
800,000
1,200,000
3,000,000
400,000
2,000,000
Per tahun
1,075,000
150,000
100,000
150,000
375,000
50,000
250,000
Per Bulan
44,792
6,250
4,167
6,250
15,625
2,083
10,417
Per Trip
Rupiah
1,500,000 3,500,000 1,500,000 3,500,000 1,500,000
1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000
-
500,000
Tahun
Lampiran 3c. Biaya Perawatan Asumsi-asumsi yang digunakan
unit
unit
paket
Satuan
1
No.
Perijinan SIUP (Perikanan)
1.
Jumlah (Rp)
Jenis Biaya
No.
Lampiran 3b. Biaya Re-Investasi
LAMPIRAN
Jenis Biaya
Upah pembuatan ikan asin
Peti ikan asin 50 kg
3
4
unit
kg/org
Kg
Retribusi PPI
Perawatan perlengkapan
5
6
Ls
Ls
Ls 44,792
10,000
50,000
100,000
1
1
1
1
5
44,792
10,000
50,000
100,000
25,000
794,768
Fee Fishing master
4
Ls
5,000
200,000
364,976
37,500
9,984
4,992
312,500
Nilai (Rp)
Total Biaya
Perbekalan melaut
3
Balok
40
0.50
49.9
9.98
250
Qty
PER HARI (PER TRIP)
429,792
Es balok penyegar ikan
2
Liter
5,000
75,000
200
500
1,250
Harga Satuan (Rp)
Sub Total Biaya Tetap
Bahan Bakar Solar
1
B. Biaya Tetap
Garam
2
kg/org
Satuan
Sub Total Biaya Variabel
Tenaga kerja melaut
1
A. Biaya Variabel
No.
24
24
24
24
120
960
12
1,198.1
239.6
6,000
Qty
19,074,424
10,315,000
1,075,000
240,000
1,200,000
2,400,000
600,000
4,800,000
8,759,424
900,000
239,616
119,808
7,500,000
Nilai (Rp)
PER BULAN
192
192
192
192
960
7,680
96
9,584.6
1,916.9
48,000
Qty
152,595,392
82,520,000
8,600,000
1,920,000
9,600,000
19,200,000
4,800,000
38,400,000
70,075,392
7,200,000
1,916,928
958,464
60,000,000
Nilai (Rp)
PER TAHUN
Lampiran 4. Biaya Operasional Usaha Penangkapan Ikan dengan Jaring Payang
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
77
LAMPIRAN
Lampiran 5 Total Modal Usaha Penangkapan Ikan dengan Jaring Payang
No.
Jenis Biaya
Satuan
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Prosen
A. Modal Kerja 1
Bahan Bakar Solar
Liter
960
5,000
4,800,000
6.2%
2
Es balok penyegar ikan
Balok
120
5,000
600,000
0.8%
3
Tenaga kerja ABK per bulan
orang
5,990
1,250
7,488,000
9.6%
4
Tambahan Fee Fishing master per bulan
orang
1
50,000
1,200,000
1.5%
5
Garam
Kg
1,916.9
500
958,464
1.2%
6
Upah pembuatan ikan asin
Kg/ orang
1,198.1
200
239,616
0.3%
7
Peti ikan asin 50 kg
unit
6.0
75,000
450,000
0.6%
8
Perbekalan Melaut
Ls
24
100,000
2,400,000
3.1%
9
Retribusi PPI
Ls
24
10,000
240,000
0.3%
10
Perawatan perlengkapan
Ls
24
44,792
1,075,000
1.4%
19,451,080
25.0%
Sub Total Modal Kerja B. Modal Investasi 1
Perijinan SIUP (Perikanan)
paket
1
500,000
500,000
0.6%
2
Perahu (GT)
unit
1
35,000,000
35,000,000
45.0%
3
Mesin Perahu (PK)
unit
1
10,000,000
10,000,000
12.9%
4
Jaring Payang
unit
1
5,000,000
5,000,000
6.4%
5
GPS (Geografic Posision System)
unit
1
2,000,000
2,000,000
2.6%
6
Rumpon daun kelapa
unit
2
1,000,000
2,000,000
2.6%
7
Drum Fiber
unit
3
700,000
2,100,000
2.7%
8
Para-para penjemuran ikan asin
unit
1
1,000,000
1,000,000
1.3%
9
Timbangan
unit
1
700,000
Sub Total Modal Investasi Total Modal
78
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
700,000
0.9%
58,300,000
75.0%
77,751,080
100.0%
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
Lampiran 6a. Proyeksi Kebutuhan Dana Pinjaman No
Deskripsi
Nominal (Rp)
%
A. Bunga Bank Efektif 1
Kredit Modal Kerja (KMK)
0.0%
2
Kredit Investasi (KI)
0.0%
B. Kebutuhan Dana 1
Modal Kerja
19,451,080
25.02%
2
Investasi
58,300,000
75.0%
77,751,080
100.00%
7,780,432
10.0%
17,490,000
22.5%
25,270,432
32.5%
Total Kebutuhan C. Modal Sendiri 1
Modal Kerja Sendiri
2
Investasi Murni Sendiri Total Modal Sendiri
D. Rencana Pinjaman 1
Pinjaman Modal Kerja
11,670,648
15.0%
2
Pinjaman Investasi
40,810,000
52.5%
52,480,648
67.50%
Total Rencana Pinjaman E. Angsuran Pokok per Bulan 1
Modal Kerja (12 bulan)
2
Investasi (36 bulan)
972,554 1,133,611
F. Pembayaran Bunga (Flat) 1
Angsuran bunga MK (14% p.a)
-
0.0%
2
Angsuran bunga Inv. (14% p.a)
-
0.0%
G. Rencana pembayaran 1
Pengembalian pokok
2
Pembayaran bunga 36 bln Total Pembayaran
52,480,648 52,480,648
100.00% 0.00% 100.00%
79
80
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
2,917,662
1,945,108
972,554
10
11
12
-
3,890,216
9
17
4,862,770
8
-
5,835,324
7
-
6,807,878
6
16
7,780,432
5
15
8,752,986
4
-
9,725,540
3
-
10,698,094
2
14
11,670,648
1
13
Outstanding
Bln
-
-
-
-
-
972,554
972,554
972,554
972,554
972,554
972,554
972,554
972,554
972,554
972,554
972,554
972,554
Pokok
Modal Kerja
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bunga
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Bln
22,672,222
23,805,833
24,939,444
26,073,056
27,206,667
28,340,278
29,473,889
30,607,500
31,741,111
32,874,722
34,008,333
35,141,944
36,275,556
37,409,167
38,542,778
39,676,389
40,810,000
Outstanding
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
Pokok
Investasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bunga
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Bln
22,672,222
23,805,833
24,939,444
26,073,056
27,206,667
29,312,832
31,418,997
33,525,162
35,631,327
37,737,492
39,843,657
41,949,822
44,055,988
46,162,153
48,268,318
50,374,483
52,480,648
Outstanding
Lampiran 6b. Rencana Pembayaran Kredit Modal Kerja dan Investasi
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
2,106,165
2,106,165
2,106,165
2,106,165
2,106,165
2,106,165
2,106,165
2,106,165
2,106,165
2,106,165
2,106,165
2,106,165
Pokok
Total
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bunga
Rupiah
LAMPIRAN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total
11,670,648
-
1,133,611
28,340,278
6,801,667
1,133,611
2,267,222
3,400,833
4,534,444
5,668,056
6,801,667
7,935,278
9,068,889
10,202,500
11,336,111
12,469,722
13,603,333
14,736,944
15,870,556
17,004,167
18,137,778
19,271,389
20,405,000
21,538,611
14,736,944
-
-
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
36
11,670,648
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24
972,554
11,670,648
-
22
-
-
-
Total
-
21
12
-
20
11,670,648
-
19
-
Total Murni
-
18
40,810,000
13,603,333
13,603,333
13,603,333
40,810,000
40,810,000
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
1,133,611
14,736,944
29,312,832
1,133,611
2,267,222
3,400,833
4,534,444
5,668,056
6,801,667
7,935,278
9,068,889
10,202,500
11,336,111
12,469,722
13,603,333
14,736,944
15,870,556
17,004,167
18,137,778
19,271,389
20,405,000
21,538,611
52,480,648
13,603,333
13,603,333
25,273,981
52,480,648
52,480,648
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
1,133,611
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
81
LAMPIRAN
Lampiran 6c. Kumulatif Rencana Pembayaran Kredit Modal Kerja dan Investasi Rupiah No
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Total Angsuran
Saldo Awal
Saldo Akhir
1
25,273,981
-
25,273,981
52,480,648
27,206,667
2
13,603,333
-
13,603,333
27,206,667
13,603,333
3
13,603,333
-
13,603,333
13,603,333
82
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
-
Deskripsi
Per Bulan (24 Trip)
Per Tahun (192 Trip)
Prosentasi Jenis
2
3
4
Ikan Asin
2
3
2
a. Produk Ikan Asin per Tahun
b. Nilai Produk per Ikan Asin per Bulan
a. Produk Ikan Asin per Bulan
b. Nilai Produk Ikan Asin per Hari
Kg
Rupiah
Kg
Rupiah
Kg
1
1,958
2,203,200
245
91,800
10.2
50%
a. Produk Ikan Asin per Hari
20%
109,670,400
15,667
13,708,800
1,958
571,200
82
80%
%
Rupiah
Kg
Rupiah
Kg
Rupiah
Kg
9,000
7,000
40%
19,584
2,448
102
Ikan Selar Kuning
Rendemen dari Ikan Segar ke Ikan Asin
b. Nilai Produk Ikan Segar per Bulan
a. Produk Ikan Segar per Bulan
b. Nilai Produk Ikan Segar per Bulan
a. Produk Ikan Segar per Bulan
b. Nilai Produk Ikan Segar per hari
a. Produk Ikan Segar per hari
Rupiah
Rupiah
%
Kg
Kg
Kg
Satuan
D. PRODUK IKAN ASIN
3
2
1
C. PENJUALAN IKAN SEGAR
Ikan Segar
1
B. HARGA JUAL
Produk Per Hari (per Trip)
1
A. PRODUKSI IKAN HASIL TANGKAP
No.
1,958
1,224,000
245
51,000
10.2
50%
20%
47,001,600
15,667
5,875,200
1,958
244,800
82
80%
5,000
3,000
40%
19,584
2,448
102
Ikan Japuh
876
218,880
109
9,120
4.6
50%
20%
7,004,160
7,004
875,520
876
36,480
36
80%
2,000
1,000
20%
8,755
1,094
46
Ikan Tembang
Lampiran 7a. .Produksi Ikan Segar dan Pendapatan Usaha
4,792
3,646,080
599
151,920
25
50%
20%
163,676,160
38,339
20,459,520
4,792
852,480
200
80%
100%
47,923
5,990
250
Total
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
83
84
3
2
1
b. Nilai
Per Bulan : a. Volume
b. Nilai
Per Bulan : a. Volume
b. Nilai
Per Hari : a. Volume
E. TOTAL PRODUKSI
b. Nilai Produk Ikan Asin per Tahun
Rupiah
Kg
Rupiah
Kg
Rupiah
Kg
Rupiah
127,296,000
17,626
15,912,000
2,203
663,000
92
17,625,600
56,793,600
17,626
7,099,200
2,203
295,800
92
9,792,000
8,755,200
7,880
1,094,400
985
45,600
41
1,751,040
192,844,800
43,131
24,105,600
5,391
1,004,400
225
29,168,640
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
Lampiran 7b. Proyeksi Produksi Ikan Segar Saat Kondisi Normal Tgl
Hari
Selar Kuning
Japuh
Tembang
Total
1
Kamis
90
90
40
220
2
Jum’at
3
Sabtu
100
100
50
250
4
Minggu
100
100
50
250
5
Senin
100
100
50
250
6
Selasa
100
100
50
250
7
Rabu
100
100
50
250
8
Kamis
100
100
50
250
9
Jum’at
10
Sabtu
110
110
50
270
11
Minggu
110
110
50
270
12
Senin
110
110
50
270
13
Selasa
110
110
50
270
14
Rabu
110
110
50
270
15
Kamis
110
110
50
270
16
Jum’at
17
Sabtu
100
100
50
250
18
Minggu
100
100
50
250
19
Senin
100
100
40
240
20
Selasa
100
100
40
240
Libur Jum’at
Libur Jum’at
Libur Jum’at
21
Rabu
100
100
40
240
22
Kamis
100
100
40
240
23
Jum’at
Libur Jum’at
24
Sabtu
100
100
40
240
25
Minggu
100
100
40
240
26
Senin
100
100
40
240
27
Selasa
100
100
40
240
28
Rabu
100
100
40
240
85
LAMPIRAN
29
Kamis
30
Jum’at TOTAL
86
100
100
40
240
1,140
6,240
Libur Jum’at 2,550
2,550
Rata-2 per Hari
102
102
46
250
Rata-2 per Bulan
2,448
2,448
1,094
5,990
Rata-2 per Tahun
19,584
19,584
8,755
47,923
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Uraian
Penjualan Ikan Asin (20%)
2
2
Ls Ls Ls Ls
e. Retribusi PPI
f. Biaya perawatan perlengkapan
5
40
d. Fee Fishing master
5,000
b. Es balok penyegar ikan
0.50
49.9
10.0
250
225
25
200
Qty
44,792
10,000
50,000
100,000
25,000
200,000
364,976
37,500
9,984
4,992
312,500
1,004,400
151,920
852,480
Nilai (Rp)
PER HARI (PER TRIP)
c. Perbekalan melaut
5,000
a. Bahan bakar solar
Biaya Tetap
75,000
200
c. Upah pembuatan ikan asin
d. Peti ikan asin
500
1,250
Harga (Rp)
b. Garam
a. Tenaga Kerja (ABK)
Biaya Variabel
Sub total biaya variabel
1
B. Biaya Produksi
Total Pendapatan
Penjualan Ikan Segar (80%)
1
A. Pendapatan
No.
Ls
Ls
Ls
Ls
120
960
12
1,198
240
6,000
5,391
599
4,792
Qty
1,075,000
240,000
1,200,000
2,400,000
600,000
4,800,000
8,759,424
900,000
239,616
119,808
7,500,000
24,105,600
3,646,080
20,459,520
Nilai (Rp)
PER BULAN
Lampiran 8 Proyeksi Laba Rugi Usaha
Ls
Ls
Ls
Ls
960
7,680
96
9,585
1,917
48,000
43,131
4,792
38,339
Qty
8,600,000
1,920,000
9,600,000
19,200,000
4,800,000
38,400,000
70,075,392
7,200,000
1,916,928
958,464
60,000,000
192,844,800
29,168,640
163,676,160
Nilai (Rp)
PER TAHUN
4.5%
1.0%
5.0%
10.0%
2.5%
19.9%
36.3%
3.7%
1.0%
0.5%
31.1%
100.0%
15.1%
84.9%
%
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
87
88
Break Even Point (BEP)
17,179,193 rupiah 982 kg ISKS 2,291 kg IJPS 3,436 kg ITBS
715,800 rupiah 41 kg ISKS 95 kg IJPS 143 kg ITBS
661,426 3,135,809
27,559
661,426
612,274
130,659
27,559
4,409,509
19,696,091
10,936,667
621,667
Net Profit per Trip
Pajak (15%)
Ls
Sub Total Bunga dan Pajak
Bunga Kredit
2
25,541
183,730
Profit Margin
Bunga dan Pajak
820,670
1
C
455,694
25,903
Total Biaya
Ls
Sub total biaya tetap
g. Penyusutan Ls
Ls
15.5%
2.7%
2.7%
0.0%
18.3%
81.7%
45.4%
2.6%
137,433,540 rupiah 7,853 kg ISK Segar 18,324 kg IJP Segar 27,487 kg ITB Segar
25,086,470
5,291,411
5,291,411
4,898,194
35,276,075
157,568,725
87,493,333
4,973,333
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
-
NET CASH FLOW
-
-
CUMULATIVE NCF
Pajak
7
C
Angsuran Bunga
6
-
58,300,000
Angsuran Pokok
5
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
Total Cash Out
Biaya Variabel
Biaya Tetap
4
Biaya Re-investasi
2
3
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
2
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
22,661,762
22,661,762
189,634,118
5,291,411
-
25,273,981
87,493,333
70,075,392
1,500,000
-
212,295,880
-
7,780,432
11,670,648
192,844,800
1
35,543,092
12,881,330
179,963,470
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
70,075,392
3,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
2
3
50,424,422
14,881,330
177,963,470
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
70,075,392
1,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
Tahun
Lampiran 9. Proyeksi Aliran Kas (Cash-Flow)
76,909,086
26,484,663
166,360,137
5,291,411
-
-
87,493,333
70,075,392
3,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
4
135,393,749
58,484,663
164,360,137
5,291,411
-
-
87,493,333
70,075,392
1,500,000
-
222,844,800
30,000,000
192,844,800
5
Rupiah
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
89
90
Cash Out IRR
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
Present Value
Kumulatif PV
2
3
4
5
6
58,300,000
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C
PBP
1
2
3
4
-
(58,300,000)
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 2.12
2.89
43%
110,123,317
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
tahun
kali
rupiah
(29,815,337)
28,484,663
1.000
28,484,663
164,360,137
192,844,800
(3,330,673)
26,484,663
1.000
26,484,663
166,360,137
192,844,800
25,153,990
28,484,663
1.000
28,484,663
164,360,137
192,844,800
51,638,654
26,484,663
1.000
26,484,663
166,360,137
192,844,800
110,123,317
58,484,663
1.000
58,484,663
164,360,137
222,844,800
LAMPIRAN
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Pajak
3
4
5
6
7
C
Biaya Re-investasi
2
NET CASH FLOW
Total Cash Out
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
2
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
-
58,300,000
-
-
-
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
8,646,684
203,649,196
5,291,411
-
25,273,981
87,493,333
84,090,470
1,500,000
-
212,295,880
-
7,780,432
11,670,648
192,844,800
1
(1,133,748)
193,978,548
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
84,090,470
3,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
2
3
866,252
191,978,548
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
84,090,470
1,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
Tahun
12,469,585
180,375,215
5,291,411
-
-
87,493,333
84,090,470
3,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
4
Lampiran 10. Analisi Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 20%
44,469,585
178,375,215
5,291,411
-
-
87,493,333
84,090,470
1,500,000
-
222,844,800
30,000,000
192,844,800
5
Rupiah
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
91
92
Cash Out IRR
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
Present Value
Kumulatif PV
2
3
4
5
6
58,300,000
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C
PBP
1
2
3
4
-
(58,300,000)
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 4.10
1.69
16%
40,047,925
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
tahun
kali
rupiah
(43,830,415)
14,469,585
1.000
14,469,585
178,375,215
192,844,800
(31,360,830)
12,469,585
1.000
12,469,585
180,375,215
192,844,800
(16,891,245)
14,469,585
1.000
14,469,585
178,375,215
192,844,800
(4,421,660)
12,469,585
1.000
12,469,585
180,375,215
192,844,800
40,047,925
44,469,585
1.000
44,469,585
178,375,215
222,844,800
LAMPIRAN
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Pajak
3
4
5
6
7
NET CASH FLOW
Total Cash Out
Biaya Re-investasi
2
C
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
2
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
-
58,300,000
-
-
-
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
7,245,176
205,050,704
5,291,411
-
25,273,981
87,493,333
85,491,978
1,500,000
-
212,295,880
-
7,780,432
11,670,648
192,844,800
1
(2,535,256)
195,380,056
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
85,491,978
3,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
2
3
(535,256)
193,380,056
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
85,491,978
1,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
Tahun
11,068,077
181,776,723
5,291,411
-
-
87,493,333
85,491,978
3,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
4
Lampiran 11 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 22%
43,068,077
179,776,723
5,291,411
-
-
87,493,333
85,491,978
1,500,000
-
222,844,800
30,000,000
192,844,800
5
Rupiah
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
93
94
Cash Out IRR
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
Present Value
Kumulatif PV
2
3
4
5
6
58,300,000
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C
PBP
1
2
3
4
-
(45,231,923)
(58,300,000)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL >5
1.57
14%
33,040,386
tahun
kali
rupiah
13,068,077
1.000
13,068,077
179,776,723
192,844,800
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
(34,163,846)
11,068,077
1.000
11,068,077
181,776,723
192,844,800
(21,095,768)
13,068,077
1.000
13,068,077
179,776,723
192,844,800
(10,027,691)
11,068,077
1.000
11,068,077
181,776,723
192,844,800
33,040,386
43,068,077
1.000
43,068,077
179,776,723
222,844,800
LAMPIRAN
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
Angsuran Bunga
Pajak
6
7
C
Angsuran Pokok
5
NET CASH FLOW
Total Cash Out
Biaya Variabel
Biaya Tetap
4
Biaya Re-investasi
2
3
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
2
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
-
58,300,000
-
-
-
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
9,162,626
189,634,118
5,291,411
-
25,273,981
87,493,333
70,075,392
1,500,000
-
198,796,744
-
7,780,432
11,670,648
179,345,664
1
(617,806)
179,963,470
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
70,075,392
3,500,000
-
179,345,664
-
179,345,664
2
3
1,382,194
177,963,470
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
70,075,392
1,500,000
-
179,345,664
-
179,345,664
Tahun
12,985,527
166,360,137
5,291,411
-
-
87,493,333
70,075,392
3,500,000
-
179,345,664
-
179,345,664
4
Lampiran 12. Analisis Sensitifitas Terhadap Penurunan Pendapatan 7%
44,985,527
164,360,137
5,291,411
-
-
87,493,333
70,075,392
1,500,000
-
209,345,664
30,000,000
179,345,664
5
Rupiah
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
95
96
Cash Out IRR
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
Present Value
Kumulatif PV
2
3
4
5
6
58,300,000
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C
PBP
1
2
3
4
-
(58,300,000)
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 4.05
1.73
17%
42,627,637
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
tahun
kali
rupiah
(43,314,473)
14,985,527
1.000
14,985,527
164,360,137
179,345,664
(30,328,945)
12,985,527
1.000
12,985,527
166,360,137
179,345,664
(15,343,418)
14,985,527
1.000
14,985,527
164,360,137
179,345,664
(2,357,890)
12,985,527
1.000
12,985,527
166,360,137
179,345,664
42,627,637
44,985,527
1.000
44,985,527
164,360,137
209,345,664
LAMPIRAN
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
Angsuran Bunga
Pajak
6
7
C
Angsuran Pokok
5
NET CASH FLOW
Total Cash Out
Biaya Variabel
Biaya Tetap
4
Biaya Re-investasi
2
3
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
2
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
-
58,300,000
-
-
-
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
7,234,178
189,634,118
5,291,411
-
25,273,981
87,493,333
70,075,392
1,500,000
-
196,868,296
-
7,780,432
11,670,648
177,417,216
1
(2,546,254)
179,963,470
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
70,075,392
3,500,000
-
177,417,216
-
177,417,216
2
3
(546,254)
177,963,470
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
70,075,392
1,500,000
-
177,417,216
-
177,417,216
Tahun
11,057,079
166,360,137
5,291,411
-
-
87,493,333
70,075,392
3,500,000
-
177,417,216
-
177,417,216
4
Lampiran 13. Analisis Sensitifitas Terhadap Penurunan Pendapatan 8%
43,057,079
164,360,137
5,291,411
-
-
87,493,333
70,075,392
1,500,000
-
207,417,216
30,000,000
177,417,216
5
Rupiah
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
97
98
Cash Out IRR
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
Present Value
Kumulatif PV
2
3
4
5
6
58,300,000
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C
PBP
1
2
3
4
-
(45,242,921)
(58,300,000)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL >5
1.57
14%
32,985,397
tahun
kali
rupiah
13,057,079
1.000
13,057,079
164,360,137
177,417,216
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
(34,185,841)
11,057,079
1.000
11,057,079
166,360,137
177,417,216
(21,128,762)
13,057,079
1.000
13,057,079
164,360,137
177,417,216
(10,071,682)
11,057,079
1.000
11,057,079
166,360,137
177,417,216
32,985,397
43,057,079
1.000
43,057,079
164,360,137
207,417,216
LAMPIRAN
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Pajak
3
4
5
6
7
NET CASH FLOW
Total Cash Out
Biaya Re-investasi
2
C
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
2
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
-
58,300,000
-
-
-
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
9,515,753
193,137,887
5,291,411
-
25,273,981
87,493,333
73,579,162
1,500,000
-
202,653,640
-
7,780,432
11,670,648
183,202,560
1
(264,679)
183,467,239
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
73,579,162
3,500,000
-
183,202,560
-
183,202,560
2
3
1,735,321
181,467,239
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
73,579,162
1,500,000
-
183,202,560
-
183,202,560
Tahun
13,338,654
169,863,906
5,291,411
-
-
87,493,333
73,579,162
3,500,000
-
183,202,560
-
183,202,560
4
45,338,654
167,863,906
5,291,411
-
-
87,493,333
73,579,162
1,500,000
-
213,202,560
30,000,000
183,202,560
5
Rupiah
Lampiran 14. Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 5% dan Penurunan Pendapatan 5%
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
99
100
Cash Out IRR
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
Present Value
Kumulatif PV
2
3
4
5
6
58,300,000
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C
PBP
1
2
3
4
-
(42,961,346)
(58,300,000)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL >5
1.76
18%
44,393,269
tahun
kali
rupiah
15,338,654
1.000
15,338,654
167,863,906
183,202,560
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
(29,622,692)
13,338,654
1.000
13,338,654
169,863,906
183,202,560
(14,284,038)
15,338,654
1.000
15,338,654
167,863,906
183,202,560
(945,385)
13,338,654
1.000
13,338,654
169,863,906
183,202,560
44,393,269
45,338,654
1.000
45,338,654
167,863,906
213,202,560
LAMPIRAN
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Pajak
3
4
5
6
7
C
Biaya Re-investasi
2
NET CASH FLOW
Total Cash Out
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
2
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
-
58,300,000
-
-
-
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
6,011,983
196,641,657
5,291,411
-
25,273,981
87,493,333
77,082,931
1,500,000
-
202,653,640
-
7,780,432
11,670,648
183,202,560
1
-
(3,768,449)
186,971,009
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
77,082,931
3,500,000
-
183,202,560
3
(1,768,449)
184,971,009
5,291,411
-
13,603,333
87,493,333
77,082,931
1,500,000
-
183,202,560
-
183,202,560
Tahun
183,202,560
2
9,834,884
173,367,676
5,291,411
-
-
87,493,333
77,082,931
3,500,000
-
183,202,560
-
183,202,560
4
Lampiran 15. Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Variabel 10% dan Penurunan Pendapatan 5%
41,834,884
171,367,676
5,291,411
-
-
87,493,333
77,082,931
1,500,000
-
213,202,560
30,000,000
183,202,560
5
Rupiah
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
101
102
Cash Out IRR
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
Present Value
Kumulatif PV
2
3
4
5
6
58,300,000
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C Ratio
PBP
1
2
3
4
-
(46,465,116)
(58,300,000)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 4.36
1.46
11%
26,874,421
tahun
kali
rupiah
11,834,884
1.000
11,834,884
171,367,676
183,202,560
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
(36,630,231)
9,834,884
1.000
9,834,884
173,367,676
183,202,560
(24,795,347)
11,834,884
1.000
11,834,884
171,367,676
183,202,560
(14,960,463)
9,834,884
1.000
9,834,884
173,367,676
183,202,560
26,874,421
41,834,884
1.000
41,834,884
171,367,676
213,202,560
LAMPIRAN
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Pajak
3
4
5
6
7
NET CASH FLOW
Total Cash Out
Biaya Re-investasi
2
C
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
2
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
-
58,300,000
-
-
-
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
9,537,762
202,758,118
5,291,411
-
25,273,981
100,617,333
70,075,392
1,500,000
-
212,295,880
-
7,780,432
11,670,648
192,844,800
1
-
(242,670)
193,087,470
5,291,411
-
13,603,333
100,617,333
70,075,392
3,500,000
-
192,844,800
3
1,757,330
191,087,470
5,291,411
-
13,603,333
100,617,333
70,075,392
1,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
Tahun
192,844,800
2
13,360,663
179,484,137
5,291,411
-
-
100,617,333
70,075,392
3,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
4
Lampiran 16. Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 15%
45,360,663
177,484,137
5,291,411
-
-
100,617,333
70,075,392
1,500,000
-
222,844,800
30,000,000
192,844,800
5
Rupiah
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
103
104 58,300,000
Cash Out IRR
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
Present Value
Kumulatif PV
2
3
4
5
6
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C Ratio
PBP
1
2
3
4
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 4.02
1.76
18%
44,503,317
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
(58,300,000)
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
-
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
tahun
kali
rupiah
(42,939,337)
15,360,663
1.000
15,360,663
177,484,137
192,844,800
(29,578,673)
13,360,663
1.000
13,360,663
179,484,137
192,844,800
(14,218,010)
15,360,663
1.000
15,360,663
177,484,137
192,844,800
(857,346)
13,360,663
1.000
13,360,663
179,484,137
192,844,800
44,503,317
45,360,663
1.000
45,360,663
177,484,137
222,844,800
LAMPIRAN
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Pajak
3
4
5
6
7
C
Biaya Re-investasi
2
NET CASH FLOW
Total Cash Out
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
2
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
-
58,300,000
-
-
-
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
6,912,962
205,382,918
5,291,411
-
25,273,981
103,242,133
70,075,392
1,500,000
-
212,295,880
-
7,780,432
11,670,648
192,844,800
1
(2,867,470)
195,712,270
5,291,411
-
13,603,333
103,242,133
70,075,392
3,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
2
3
(867,470)
193,712,270
5,291,411
-
13,603,333
103,242,133
70,075,392
1,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
Tahun
10,735,863
182,108,937
5,291,411
-
-
103,242,133
70,075,392
3,500,000
-
192,844,800
-
192,844,800
4
Lampiran 17 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 18%
42,735,863
180,108,937
5,291,411
-
-
103,242,133
70,075,392
1,500,000
-
222,844,800
30,000,000
192,844,800
5
Rupiah
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
105
106
Present Value
Kumulatif PV
5
6
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C Ratio
PBP
1
2
3
4
-
(45,564,137)
(58,300,000)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL >5
1.54
13%
31,379,317
tahun
kali
rupiah
12,735,863
1.000
12,735,863
180,108,937
192,844,800
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
58,300,000
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
3
Cash Out IRR
2
4
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
(34,828,273)
10,735,863
1.000
10,735,863
182,108,937
192,844,800
(22,092,410)
12,735,863
1.000
12,735,863
180,108,937
192,844,800
(11,356,546)
10,735,863
1.000
10,735,863
182,108,937
192,844,800
31,379,317
42,735,863
1.000
42,735,863
180,108,937
222,844,800
LAMPIRAN
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
Angsuran Bunga
Pajak
6
7
C
Angsuran Pokok
5
NET CASH FLOW
Total Cash Out
Biaya Variabel
Biaya Tetap
4
Biaya Re-investasi
2
3
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
2
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
-
58,300,000
-
-
-
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
8,644,855
194,008,785
5,291,411
-
25,273,981
91,868,000
70,075,392
1,500,000
-
202,653,640
-
7,780,432
11,670,648
183,202,560
1
(1,135,577)
184,338,137
5,291,411
-
13,603,333
91,868,000
70,075,392
3,500,000
-
183,202,560
-
183,202,560
2
3
864,423
182,338,137
5,291,411
-
13,603,333
91,868,000
70,075,392
1,500,000
-
183,202,560
-
183,202,560
Tahun
12,467,757
170,734,803
5,291,411
-
-
91,868,000
70,075,392
3,500,000
-
183,202,560
-
183,202,560
4
44,467,757
168,734,803
5,291,411
-
-
91,868,000
70,075,392
1,500,000
-
213,202,560
30,000,000
183,202,560
5
Rupiah
Lampiran 18 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 5% dan Penurunan Pendapatan 5%
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
107
108
Cash Out IRR
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
Present Value
Kumulatif PV
2
3
4
5
6
58,300,000
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C Ratio
PBP
1
2
3
4
-
(43,832,243)
(58,300,000)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL 4.10
1.69
16%
40,038,784
tahun
kali
rupiah
14,467,757
1.000
14,467,757
168,734,803
183,202,560
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
(31,364,486)
12,467,757
1.000
12,467,757
170,734,803
183,202,560
(16,896,730)
14,467,757
1.000
14,467,757
168,734,803
183,202,560
(4,428,973)
12,467,757
1.000
12,467,757
170,734,803
183,202,560
40,038,784
44,467,757
1.000
44,467,757
168,734,803
213,202,560
LAMPIRAN
Total Cash In
Nilai sisa
Modal Kerja Sendiri
Modal Investasi Sendiri
Modal Sendiri
Kredit Modal Kerja
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga
Pajak
3
4
5
6
7
C
Biaya Re-investasi
2
NET CASH FLOW
Total Cash Out
Biaya Investasi
1
B. CASH OUT
2
3
Kredit
Kredit Investasi
Penerimaan Usaha
2
Uraian
1
A. CASH-IN
No.
-
58,300,000
-
-
-
-
-
58,300,000
58,300,000
17,490,000
-
40,810,000
-
0
6,198,637
198,383,451
5,291,411
-
25,273,981
96,242,667
70,075,392
1,500,000
-
204,582,088
-
7,780,432
11,670,648
185,131,008
1
-
(3,581,795)
188,712,803
5,291,411
-
13,603,333
96,242,667
70,075,392
3,500,000
-
185,131,008
3
(1,581,795)
186,712,803
5,291,411
-
13,603,333
96,242,667
70,075,392
1,500,000
-
185,131,008
-
185,131,008
Tahun
185,131,008
2
10,021,538
175,109,470
5,291,411
-
-
96,242,667
70,075,392
3,500,000
-
185,131,008
-
185,131,008
4
Lampiran 19 Analisis Sensitifitas Terhadap Kenaikan Biaya Tetap 10% dan Penurunan Pendapatan 4%
42,021,538
173,109,470
5,291,411
-
-
96,242,667
70,075,392
1,500,000
-
215,131,008
30,000,000
185,131,008
5
Rupiah
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
109
110
Cash Out IRR
Net Cas Flow IRR
Discoun Factor (14%)
Present Value
Kumulatif PV
2
3
4
5
6
58,300,000
Net Present Value (NPV)
Internal Rate of Return (IRR)
Net B/C Ratio
PBP
1
2
3
4
-
(46,278,462)
(58,300,000)
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL >5
1.48
12%
27,807,691
tahun
kali
rupiah
12,021,538
1.000
12,021,538
173,109,470
185,131,008
(58,300,000)
1.000
(58,300,000)
E. ANALYSIS KELAYAKAN USAHA
Cash In IRR
1
D. DASAR PERHITUNGAN IRR
(36,256,924)
10,021,538
1.000
10,021,538
175,109,470
185,131,008
(24,235,386)
12,021,538
1.000
12,021,538
173,109,470
185,131,008
(14,213,847)
10,021,538
1.000
10,021,538
175,109,470
185,131,008
27,807,691
42,021,538
1.000
42,021,538
173,109,470
215,131,008
LAMPIRAN
Parameter
Faktor Biaya Produksi
Bunga Bank
NPV Asli
Nilai IRR Asli
Total Pendapatan Bersih
Benefit Cost Ratio
Rekomendasi
2
3
4
5
6
7
8
LAYAK
1.9 kali
114,443,051
43%
52,348,120
14.0%
100.0%
100.0%
Asli 1
Penurunan Harga Jual
Perubahan NPV Usaha
Perubahan IRR Usaha
Benefit Cost Ratio
Rekomendasi
1
2
3
4
5
B. Sensitifitas Usaha Terhadap Harga Jual
Faktor Harga Jual
1
A. Performance Usaha
No. 2
LAYAK
1.1 kali
17.0%
6,004,493
7.0%
3
TIDAK LAYAK
0.99 kali
14.0%
(616,025)
8.0%
4
LAYAK
1.12 kali
18.0%
7,216,805
TIDAK LAYAK
0.92 kali
11.0%
(4,811,920)
5.0%
6
Skenario
5.0%
5
Lampiran 20 Rangkuman Analisis Sensitivitas
7
8
LAYAK
1.1
16.0%
4,226,945
5.0%
9
TIDAK LAYAK
0.9 kali
12.0%
(4,171,122)
4.0%
10
Usaha Penangkapan dengan Alat Tangkap Jaring Payang
111
Peningkatan Biaya Variabel
Peningkatan Biaya Tetap
Perubahan NPV Usaha
Perubahan IRR Usaha
Benefit Cost Ratio
Rekomendasi
1
2
112
3
4
5
6
LAYAK
1.1
16.0%
4,233,221
0.0%
20.0%
C. Sensitifitas Usaha Terhadap Biaya Produksi
TIDAK LAYAK
0.99 kali
14.0%
(578,288)
0.0%
22.0%
LAYAK
1.12 kali
18.0%
7,216,805
0.0%
5.0%
TIDAK LAYAK
0.92 kali
11.0%
(4,811,920)
0.0%
10.0%
LAYAK
1.13 kali
18.0%
7,292,366
15.0%
0.0%
TIDAK LAYAK
0.97 kali
13.0%
(1,718,785)
18.0%
0.0%
LAYAK
1.1
16.0%
4,226,945
5.0%
0.0%
TIDAK LAYAK
0.9 kali
12.0%
(4,171,122)
10.0%
0.0%
LAMPIRAN
POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL