POKOK-POKOK PIKIRAN TANGGAPAN ATAS : PEMAPARAN HASIL KAJIAN ANALISA KEBIJAKAN PERENCANAAN PENDANAAN PEMBANGUNAN Oleh : Marsuki Bappenas RI, Jakarta, 1 Desember 2009
Outline Tanggapan Pengantar Perkembangan Sumber dan Masalah Pendanaan Pembangunan di Indonesia Fokus Tanggapan Tanggapan Umum Tanggapan Khusus Penutup
Pengantar Pemerintah Indonesia saat mempunyai cita-cita untuk mensejahterakan rakyatnya, melalui pembangunan yang berencana dan dapat dipertanggungjawabkan, sesuai yang ditetapkan dalam rencana-rencana pembangunan nasional yang termuat dalam rancangan RPJP, RPJM, dan RPJMP. Hanya masalahnya, kegiatan pembangunan yang dimaksud menghadapi beberapa masalah , diantara yang terpenting adalah masalah pendanaan nya yang jelas harus dicarikan solusinya. Salah satu solusi yang diupayakan pemerintah adalah disusunnya oleh Bappenas tentang “Kerangka Acuan Analisa Kebijakan Strategi Perencanaan Pembangunan” yang dilakukan saat ini. Dari beberapa alasan, pendapat, saran atau usulan yang disampaikan oleh pemapar, maka memang mungkin memerlukan tanggapantanggapan yang dapat bermanfaatn untuk menambah referensi informasi atau pendapat dan saran-saran guna perbaikan Hasil Kajian Analisa Kebijakan Perencanaan Pembangunan yang sudah dipaparkan. Berikut ini disampaikan beberapa pokok-pokok pikiran dari tanggapan yang dimaksud
Perkembangan Sumber Pendanaan Pembangunan di Indonesia Sumber Dana Pemerintah (APBN) : Dana Dalam Negeri (Pajak/Non Pajak, Hibah, Pinjaman DN/SBN dan Pinjaman Program) Dana luar negeri (ULN, Hibah) Sumber Dana Masyarakat (Non APBN) : Dana Perbankan Dana Non Perbankan (Pasar Modal Lembaga Pembiayaan, Lembaga Kontraktual) Dana Luar Negeri (ULN dan Direct Investment) Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan CSR
Perkembangan Dana Pembangunan 6,000,000 5,000,000 4,000,000 Miliar Rp.
3,000,000 2,000,000 1,000,000 -
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Jumlah Dana Total 2,862,028 3,367,409 3,596,393 4,021,948 4,547,221 5,354,445 5,381,913 Sumber Dana Masyarakat 1,423,206 1,860,413 2,008,880 2,234,700 2,592,468 3,000,410 3,123,321 Sumber Dana Pemerintah 1,438,82 1,506,99 1,587,51 1,787,24 1,954,75 2,354,03 2,258,59
Perkembangan Sumber Dana Pemerintah (DN & LN) 1,200,000 1,000,000 800,000
Miliar Rp.
600,000 400,000 200,000 -
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Penerimaan Pajak/Non 342,472 403,105 493,919 636,153 706,108 979,520 847,633 Pajak UDN (SUN) 403,442 402,099 399,839 418,751 477,747 520,995 554,520 Hibah 468 262 1,305 1,834 1,698 2,300 939 ULN (axis vertikal kanan) 692,440 701,530 692,450 730,510 769,200 851,220 855,500
Perkembangan Dana Masyarakat (DN&LN) 2,000,000 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 Miliar Rp
1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 -
2003
Simpanan Masyarakat 847,528 Total Nilai Emisi Pasar Modal Lembaga Pembiayaan 38,328 ULN (axis vertikal kanan) 537,350
2004
2005
2006
2007
2008
2009
921,684 1,076,113 1,229,133 1,462,862 1,682,163 1,791,024 340,842
359,320
383,600
461,600
555,360
576,250
54,897 542,990
67,647 505,800
92,697 529,270
107,686 560,320
137,237 625,650
137,907 618,140
Beberapa Permasalahan Sumber dan Pemanfaatan Pendanaan Pembangunan di Indonesia Permasalahan Umum Beberapa Masalah Sumber dan Pemanfaatan Pendanaan dari Sisi : Dalam Negeri Luar Negeri KPS dan CSR
Permasalahan Umum Sumber dan Pemanfaatan Dana Pembangunan Dibanding swasta, tampaknya perkembangan sumber pendanaan pemerintah dalam membiayai pembangunan semakin lama gapnya semakin besar. Hal itu dimungkinkan oleh karena beberapa sebab. Sehingga sudah menjadi keharusan pemerintah perlu menetapkan strategi terbaik agar dapat mendanai pembangunan dengan cara melibatkan secara aktif para pemangku kepentingan lainnya yaitu pihak swasta atau masyarakat pada umumnya. Pada saat bersamaan persoalan mendasar yang segera harus diselesaikan adalah perlunya mengefektif dan mengefisienkan pemanfaatan dana pembangunan yang ada sedemikian rupa dengan cara-cara strategis tertentu, sehingga pemerintah dapat merealisasikan secara tepat guna target perencanaan pembangunan ,khususnya terhadap 11 sektor yang diprioritaskan dalam RPJM 2010-2014. Sehingga rancangan pendekatan yang disusun oleh Direktorat Perencanaan Pengembangan Pendanaan Pembangunan Bappenas sudah merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat ditunda lagi.
Beberapa Persolan Sumber dan Pemanfaatan Pendanaan dalam Negeri Pihak Pemerintah Rasio kemampuan pendapatan dalam negeri pemerintah meningkatnya sangat kecil dari waktu ke waktu . Ini dfisebabkan karena peningkatan tax ratio utamanya belum signifikan sebagaimana yang seharusnya. Hal ini diantaranya sebagai akibat masih lemah dan belum sempurnanya sistem perpajakan Mengkhawatirkannya komposisi SBN yang diperjualbelikan di pasar modal nasional dan internasional yang dikuasai asing, karena negara akan menanggung biaya mahal dan berisiko sebagai alat spekulasi jangka pendek para spekulan asing Pemanfaatan dana-dana pemerintah belum optimal sesuai target kebijakan yang ditetapkan berdasarkan kondisi resource based perekonomian nasional, serta dianggap masih kurang transparan dalam pelaporannya ke publik.
Perkembangan Nilai : Tax ratio, Non Tax ratio, Hibah ratio dan PDN Ratio (%) 25.00 20.00
0.07
19.48
20.02
20.19
21.70
20.31
21.96 0.06 0.05
15.00
0.04 0.03
10.00
0.02 5.00 0.00 PDN Ratio Tax Ratio Non Tax Ratio Hibah ratio
0.01 2003
2004
2005
2006
2007
2008
19.48 13.83 5.65 0.03
20.02 13.94 6.09 0.01
20.19 14.18 6.00 0.05
21.70 13.96 7.74 0.06
20.31 14.12 6.19 0.05
21.96 14.77 7.19 0.05
0.00
Perkembangan Pendapatan Negara dan Hibah 1,200,000
2,500
1,000,000 800,000
1,500
600,000 Miliar Rupiah
1,000
400,000
500
200,000 -
20 00
20 01
20 02
20 03
20 04
20 05
20 06
20 07
20 08
Penerimaan Dalam Negeri 205, 300, 298, 340, 403, 493, 636, 706, 979, Pendapatan Negara dan 205, 301, 298, 341, 403, 495, 637, 707, 981, Hibah Hibah 478 468 262 1,30 1,83 1,69 2,30
-
Hibah (Miliar Rp)
2,000
Perkembangan Penerimaan Pemerintah Dalam Negeri 700,000
658,667
320,853
300,000
490,989
500,000
409,203226,950 215,120
400,000
347,031
300,000
100,000 -
250,000
210,087 185,541115,059
89,422
115,913
2000
242,048
88,440
280,559
200,000 150,000
146,888
122,546
100,000
98,880
50,000
2001
2002
2003
Pajak Pajak Perdagangan Internasional Penerimaan Sumber Daya Alam PNBP Lainnya
2004
2005
2006
2007
2008
Pajak Dalam Negeri Non Pajak Bagian Laba BUMN Surplus BI
-
Non Pajak (Miliar Rp)
Pajak (Miliar Rp)
600,000
200,000
350,000
Perkembangan Pemilikan Asing atas SUN dan SBI
Perkembangan Spekulasi Pihak Asing dalam Pasar Modal
Beberapa Persolan Sumber dan Pemanfaatan Pendanaan dalam Negeri Pihak Swasta Masih besarnya dana masyarakat yang tidak didistribusi perbankan (LDR relatif rendah) Dana masyarakat dari perbankan belum dapat dimanfaatkan untuk membiayai kredit jangka panjang yang produktif (Investasi) Distribusi dana perbankan dalam bentuk kredit belum menyentuh sektor-sektor ekonomi riil yang menjadi potensi ekonomi unggulan untuk mendorong pembangunan (Lebih banyak untuk sektor konsumsi) Masih besarnya ketimpangan distribusi potensi keuangan masyarakat antar wilayah, KBI dan KTI Peran pasar modal masih dibominasi pada kepentingan-kepentingan spekulasi untuk mengejar keuntungan jangka pendek Peran Lembaga-lembaga keungan non bank (lembaga pembiayaan) misalnya, masih dominan melayani kebutuhan pembiayaan konsumtif dinbanding pembiayaan sektor produktif jangka panjang Masih banyak disharmonisasi peraturan-peraturan dan hubungan antar kelembagaan sektor keuangan bank dengan lembaga keuangan non bank sendiri.
Perkembangan Dana Masyarakat, Kredit dan Sisa Dana Perbankan 90.00
1,800,000
80.38
1,600,000 Miliar Rp
1,400,000 1,200,000 1,000,000
60.24
64.93
64.82
68.64
76.39
80.00 70.00 60.00
51.46
50.00 40.00
800,000
30.00
600,000 400,000
20.00
200,000
10.00
Gap (Simp.-Kredit) Simpanan Masyarakat Kredit Loan to Deposit Ratio (LDR)
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
411,404 366,438 377,416 432,364 458,690 317,435 422,847 847,528 921,679 1,076,1 1,229,1 1,462,8 1,618,2 1,791,0 436,124 555,241 698,694 796,769 1,004,1 1,300,8 1,368,1 51.46
60.24
64.93
64.82
68.64
80.38
76.39
0.00
Persentase
2,000,000
Perkembangan Beberapa Suku Bunga
Perkembangan Dana Masyarakat 1,000,000 900,000 800,000
Miliar Rp.
700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 Giro Tabungan Deposito
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
179,812 244,962 422,754
204,205 298,898 418,581
227,572 284,486 564,055
276,196 336,135 616,802
355,272 443,273 664,317
374,188 470,563 773,547
409,645 523,335 858,044
Kredit Per Sektor Ekonomi (%)
Komposisi Kredit Persektor Ekonomi (2003-2009, %) 29.55 1.25 10.95 4.10 4.38
1
1.10 20.25 20.82 2.16 5.44 0.00
5.00
Lain-lain Pengangkutan Perdagangan Pertanian
10.00
15.00
20.00
Jasa Sosial Masyarakat Konstruksi Perindustrian
25.00
30.00
Jasa Dunia Usaha Listrik, Gas dan Air Pertambangan
35.00
Komposisi Kesenjangan Distribusi Simpanan dan Kredit Perbankan Nasional (2003-2009,%) 80
74.62
70
4 71.43 3.19
3
60
2
50
1
40 30 20 10 0
0
-0.02
13.64
-1.22
15.59
9.18 10.4
-1.95
-1 -2
2.56 2.58 Sumatera
Jawa
Simpanan Masyarakat
Bali-Nustra Kredit Tersalur
KTI Selisih S-K
-3
Indikator Perilaku Perkembangan Pasar Modal Yg Tidak Stabil
Perkembangan Aktivitas Lembaga Pembiayaan 100,000 90,000 80,000 Miliar Rp.
70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 -
2003
Pembiayaan Konsumen 22,666 Sewa Guna Usaha 11,594 Anjak Piutang 3,180 Kartu Kredit 809 Lainnya 79
2004
2005
2006
2007
2008
2009
35,958 14,484 2,537 1,526 392
45,387 19,085 1,411 1,763 -
57,296 32,644 1,280 1,477 -
67,562 36,482 2,200 1,442 -
83,191 50,680 2,221 1,145 -
86,806 48,152 1,960 989 -
Beberapa Persoalan Sumber dan Pemanfaatan Pendanaan Luar Negeri Ada beberapa indikator yang sering dipersoalkan oleh beberapa pihak tentang ULN tersebut, diantaranya berkaitan dengan : (lihat Grafik dan Tabel) 1. Dikhawatirkannya perkembangan indikator kerentanan perekonomian eksternal Indonesia 2. Dianggap adanya arus modal keluar yang semakin besar (negatif transfer) 3. Dikhawatirkannya perkembangan nilai perbandingan antara ULN atau pembayaran ULN dengan beberapa indikator konomi makro sosial (ULN terhadap belanja pegawai, belanja modal) 4. Tidak jelasnya beberapa definisi tentang ULN dibanding UDN, akibat perkembangan pesat dalam pasar keuangan nasional dan internasional (Asing beli SUN dan memperoleh gain besar) 5. Dianggap biaya dan risiko ULN kurang diperhitungkan dan kurang transparan akibat KKN Dianggap bahwa semua permasalahan tersebut timbul sebagai akibat karena adanya beberapa masalah mendasar yang selama ini ada, dan belum dilakukan upaya pembenahan bersifat komprehensip. Diantaranya, belum adanya UU ILN dan harmonisasi peraturan atau UU antara lembaga yang seharusnya saling terkait dalam menangani atau bertanggungjawab terhadap pengelolaan, pemanfaatan dan pengawasan ULN.
Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia, 2003-2009 (Q1-2) 160,000 135,401137,024
140,000
130,652 128,736
136,640
150,009 145,519 146,226 147,339149,141 147,982
120,000
Juta USD
100,000 83,791 83,544 85,122 83,728 85,550 78,048 76,920 69,244 70,153 69,245 73,051
80,000
62,565 62,201 61,814 58,001 58,095 60,975 56,032 53,735 54,299 50,580 52,927
60,000 40,000 20,000 -
2003 2004 2005 2006 2007 08_Q1 08_Q2 08_Q3 08_Q4 09_Q1 09_Q2
ULN Swasta
Total ULN
ULN Pemerintah Pusat
ULN Otoritas Moneter
Perkembangan Rasio Utang Pemerintah (ULN&UDN) terhadap GDP
Perkembangan Rasio Utang Pemerintah (ULN&UDN) terhadap Ekspor, GDP dan DSR
Perkembangan Penarikan dan Pembayaran ULN (Cicilan plus Bunga) dan “Negatif Transfer”
80,000
100,000
60,000
80,000
40,000
60,000 Miliar Rupiah
Miliar Rupiah
Perkembangan Penarikan ULN Pemerintah, Pembayaran Cicilan Pokok, Bunga ULN dan Pembiayaan Luar Negeri
20,000 10,196 10,267
-
-20,000
6,628 548
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
50,854
49,580
47,408
40,000 26,566 18,778 18,447
20,000
10,272
8,635
-10,272
-28,057
-18,708 -23,852 -26,566
-40,000
-
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 (10,267)
(20,000) Pembiayaan Luar Negeri Penarikan Pinjaman Luar Negeri, bruto Pembayaran Cicilan Pokok ULN Pembayaran Bunga ULN
Negatif Transfer Total Pembayaran Ciciclan dan Bunga ULN Penarikan ULN (Bruto)
Perkembangan Beban ULN Pemerintah terhadap Belanja Pegawai, Belanja Modal dan Penerimaan SDA
Perkembangan Beban Pembayaran ULN Pemerintah terhadap Belanja Modal, Belanja Pegawai dan Penerimaan SDA 300.00
250.00
264.96 200.00
233.30 214.71
200.00 150.00
Persentase
Persentase
255.06
250.00
100.00
193.08
240.65
205.77 185.83 168.83
150.00
100.00 50.00
50.00
-
2003
2004
2005
2006
2007
2008
-
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Rasio Beban ULN terhadap Belanja Pegawai
Rasio Pembayaran ULN/Belanja Modal
Rasio Beban ULN terhadap Belanja Belanja Modal
Rasio Pembayaran ULN/Belanja Pegawai
Rasio Beban ULN terhadap Penerimaan SDA
Rasio Pembayaran ULN/Penerimaan SDM
Beberapa Persoaalan Sumber dan Pemanfaatan Dana Pembangunan dengan Mekanisme KPS atau CSR KPS merupakan mekanisme dalam mengatasi kekurangan pendanaan pembangunan untuk sektor berskala besar dan dibutuhkan masyarakat banyak, yang dilakukan dengan cara pelibatan secara bersama-sama dalam berusaha antara pemerintah dan pihak pemangku kepentingan lainnya dengan tujuan selain memperoleh manfaat yang besar untuk kepentingan rakyat namun juga profit bagi pihak yang terlibat, karena dilakukan dengan pola operasi usaha yang efisien (BOT dan BOO). Sedangkan CSR merupakan kegiatan pembangunan oleh pihak tertentu, pengusaha khususnya, karena tuntutan kewajiban atas mereka secara sukarela atau karena adanya aturan. Meskipun kedua strategi ini sering dianggap strategi yang sulit, namun bukan berarti itu tidak dapat dilaksanakan. Itu dapat dilakukan selama beberapa syarat dasar dapat dipenuhi untuk dilaksanakan. Seperti, dapat diatasinya : persoalan keterbatasan dana perbankan, persoalan lahan, ketidakharmonisan aturan dan UU, serta mampu mengatasi perilaku Pemda yang menyalahtafsirkan arti kewenangannya (Otda).
Fokus Tanggapan Tanggapan Umum Secara umum dapat dikatakan bahwa rancangan strategi perencanaan guna menyelesaikan persoalan pendanaan dan pemanfaatannya guna menstimulasi dan mendorong pembangunan sesuai amanat RPJMP, seperti yang telah dipaparkan, menurut kami sudah memenuhi syarat dasar, yakni alasan dan metodologinya cukup rasional, penjabaran tentang unsur-unsur pokok yang harus diketahui, direkomendasi untuk ditindak lanjuti telah disusun secara sistematis. Sehingga dapat dianggap “Cateris Paribus”, maka rancangan strategi yang rencana dilakukan untuk mengatasi masalah pendanaan dan pemanfaatannya dapat direalisasikan. Namun secara khusus masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan disiapkan untuk ditindaklanjuti secara konsekuen agar apa yang direncanakan akan dicapai secara optimal sesuai harapan.
Tanggapan Khusus : Hal-hal yang perlu diperhatikan dan perlu ditindaklanjuti Rancangan strategi yang disusun masih terlalu bersifat mekanistis linier (seakan perilaku para pelaku dapat direncanakan oleh pemerintah) Rancangan strategi belum mengungkap adanya disharmonisasi yang perlu diwaspadai atau diantasi dari peraturan dan UU yang ada dalam kaitannya dengan keterkaitan peran antar lembaga-lembaga yang terlibat dengan perannya masing-masing Rancangan strategi belum melibatkan secara tegas peran lembaga Pemda dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga lainnya. Rancangan strategi belum secara tegas mengungkap alasan-alasan yang mendasari rencana pemanfaatan dana-dana dalam kaitannya dengan sumber-sumber pembiayaanya masing-masing. Rancangan strategi belum mengungkap secara tegas tentang langkahlangkah kongkrit apa yang akan dilakukan dalam menghadapi persoalan yang dihadapi karena adanya perubahan-perubahan yang tidak diperkirakan
Penutup • Bagaimanapun juga pokok persoalan yang perlu dibenahi pada prinsipnya cukup sederhana, yakni membenahi dengan profesional berbagai sumber-sumber pendanaan pembangunan dan pemanfaatannya, dengan menggunakan strategi-strategi yang mengacu pada prinsip “Fiscal Soustanablity” • Rancangan strategi yang disusun kiranya bersifat dinamis dan tidak linier, sehingga selalu dapat mengakomodasi perubahan-perubahan yang timbul dari berbagai variabel kunci yang menentukan keberhasilannya