POKOK BAHASAN – 1 : PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK MEDIA AUDIO A. PENDAHULUAN Tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan guru menerapkan azas kekonkritan dalam mengelola proses pembelajaran. Hal tersebut mengandung makna bahwa guru harus mampu menjadikan apa yang diajarkannya sebagai sesuatu yang konkrit (nyata) sehingga mudah dipahami oleh siswa. Untuk mewujudkan azas kekonkritan dalam pembelajaran itu dibutuhkan adanya peran media pembelajaran yang tepat, salah satunya adalah media audio. Setelah mempelajari pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa memiliki pemahaman mengenai pengertian dan karakteristik media audio sebagai salah satu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran. Secara lebih khusus, setelah mengkaji pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: 1. Menjelaskan peran media dalam proses komunikasi pembelajaran; 2. Menjelaskan keterkaitan antara media, pesan (message), dan metode dalam proses pembelajaran; 3. Menyebutkan pengertian dan peran media audio dalam pembelajaran 4. Menjelaskan kekuatan dan kelemahan media audio pembelajaran 5. Menjelaskan manfaat media audio pembelajaran Kemampuan-kemampuan tersebut sangatlah penting dikuasai oleh mahasiswa untuk mendukung kemampuannya sebagai tenaga profesional dalam bidang perekayasaan teknologi pendidikan dan pembelajaran. Penggunaan media audio dalam dalam proses pembelajaran perlu diupayakan agar dapat menumbuhkan kebermaknaan belajar agar peserta didik akan lebih tertarik, merasa senang, dan termotivasi untuk belajar, serta menumbuhkan rasa ingin tahu (curiosity) terhadap sesuatu yang dipelajarinya. Untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari pokok bahasan ini, terdapat beberapa petunjuk belajar sebagai berikut: 1. Mahasiswa membaca bagian demi bagian handout ini sampai menemukan kata-kata kunci dari kata-kata yang dianggap baru. 2. Mahasiswa harus menangkap pengertian demi pengertian dari isi pokok bahasan ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa lain atau dengan dosen pengampu mata kuliah. 3. Jika pembahasan pokok bahasan ini masih dianggap kurang, dapat diupayakan untuk membaca dan mempelajari sumber-sumber lainnya yang relevan untuk menambah wawasan dan mengadakan perbandinganperbandingan.
1
4. Untuk memantapkan pemahaman terhadap pokok bahasan ini, mahasiswa mengerjakan tugas dan latihan-latihan,serta menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap akhir pembahasan. B. URAIAN MATERI 1. Proses komunikasi dalam pembelajaran Apabila kita perhatikan, dalam kehidupan sehari-hari banyak pihak yang memanfaatkan berbagai media untuk berbagai keperluan. Misalnya saja dalam dunia bisnis, banyak perusahaan yang menginginkan agar produknya laku di pasaran dengan cara melakukan promosi atau iklan dengan memanfaatkan berbagai sarana seperti televisi, radio, surat kabar, brosur, leaflet, poster, atau media lainnya. Sarana-sarana tersebut pada dasarnya adalah media atau perantara agar informasi mengenai produknya itu dapat diserap/diterima oleh masyarakat, dan pada akhirnya masyarakat diharapkan dapat menggunakan atau membelinya. Dunia bisnis dapat dikatakan merupakan pihak yang paling banyak menggunakan media untuk keperluankeperluan bisnisnya tersebut. Selanjutnya, tentu Anda pernah memperhatikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru pada saat menyajikan bahan ajar kepada para siswanya. Guru pada umumnya sering menggunakan media pembelajaran dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan diserap dengan baik oleh para siswa. Sebagai wujud bahwa bahan ajar tersebut dapat diterima oleh para siswa dibuktikan dengan terjadinya perubahan-perubahan perilaku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dari uraian singkat di atas, apa sebenarnya yang disebut dengan MEDIA itu? Apa pula yang dimaksudkan dengan MEDIA PEMBELAJARAN ? Menurut Heinich, dkk. (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods) dalam proses pembelajaran yang digambarkan dalam bagan 1-1.
2
GURU
Pesan
MEDIA
SISWA Metode
Gambar 1-1: Hubungan Media dengan Pesan dan Metode Pembelajaran
Bagan di atas menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran itu terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran. Pesan-pesan tersebut disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan menggunakan prosedur pembelajaran tertentu yang disebut metode. Dengan mencermati pengertian di atas, maka sudah dapat diperkirakan pentingnya peranan media dalam suatu proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran itu sendiri pada hakikatnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, biasanya guru berperan sebagai komunikator (communicator) yang bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar (messages) kepada siswa. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan (communican). Agar pesan atau bahan ajar yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa maka diperlukan wahana penyalur pesan yaitu media pembelajaran. Apabila proses tersebut divisualisasikan akan nampak pada gambar 1-2.
Communicator
Messages
(Guru)
(Pesan/bahan ajar)
Media
Communican (Siswa)
Gambar 1-2: Proses Komunikasi dalam Pembelajaran
Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai komunikan atau penerima pesan, bisa saja siswa bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah (two way traffic communication) bahkan komunikasi banyak arah (multi way traffic 3
communication). Dalam bentuk komunikasi pembelajaran manapun sangat
dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan/kompetensi. Artinya, proses pembelajaran tersebut akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut. Menurut Berlo (1960), komunikasi tersebut akan efektif jika ditandai dengan adanya “area of experience” atau daerah pengalaman yang sama antara penyalur pesan dengan penerima pesan.
G
M
S
B
Gambar 1-3: Daerah pengalaman antara guru dan siswa
. Gambar 1-3 di atas memperlihatkan kepada kita bahwa media pembelajaran (M) dapat memperluas area of experience guru (G) sebagai sumber atau penyalur pesan dan siswa (S) sebagai penerima pesan. Daerah pengalaman atau area of experience pada gambar tersebut ditandai dengan bagian yang diarsir. Semakin meluas/melebar daerah pengalaman tersebut, atau semakin mendekati kesamaan, maka komunikasi pembelajaran semakin efektif. Namun, proses komunikasi tersebut baru terjadi setelah adanya reaksi atau balikan (B), dalam hal ini penerima pesan berubah fungsinya menjadi sumber pesan. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa. Dengan perkataan lain, terjadi komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung tentunya antara siswa dengan penyalur pesan (guru), dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa proses pembelajaran telah terjadi. Media tersebut berhasil menyalurkan pesan/bahan ajar apabila kemudian terjadi perubahan tingkah laku (behavioral change) pada diri si belajar (siswa). Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian perlu sekali Anda camkan, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang
4
terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.
HARDWARE
SOFTWARE Perangkat lunak (Pesan)
MEDIA PEMBELAJARAN
Perangkat keras (Peralatan)
Gambar 6-4: Unsur-unsur Media Pembelajaran
Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. Untuk lebih jelasnya, sebaiknya perhatikan contoh sederhana berikut ini : Pesawat televisi yang tidak mengandung pesan/bahan ajar belum bisa disebut media pembelajaran, itu hanya peralatan saja atau perangkat keras saja. Agar dapat disebut sebagai media pembelajaran maka pesawat televisi tersebut harus mengandung informasi atau pesan atau bahan ajar yang akan disampaikan. Ada pengecualian, apabila Anda misalnya saja menggunakan pesawat televisi sebagai alat peraga untuk menerangkan tentang komponenkomponen yang ada dalam pesawat televisi dan cara kerjanya, maka pesawat televisi yang Anda gunakan tersebut dapat berfungsi sebagai media pembelajaran. Mengapa media ini sangat penting sehingga harus dijadikan sebagai bagian tak terpisahkan (integral) dalam proses pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku siswa? Guna menjawab pertanyaan tersebut, perhatikan beberapa hasil kajian atau hasil penelitian di bawah ini: 1. Proses pembelajaran akan lebih berhasil bila siswa turut aktif dalam pembelajaran tersebut. Dengan perkataan lain, yang menjadi pusat kegiatan dalam pembelajaran bukanlah guru melainkan siswa. Jika pembelajaran berpusat kepada siswa (student centered), maka diperlukan berbagai fasilitas sebagai media pembelajaran yang dapat lebih mengoptimalkan pencapaian hasil belajarnya. 2. Rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indera menunjukkan komposisi sebagai berikut :
5
6% Penciuman 6% Sentuhan
13% Pendengaran
75% Penglihatan
Gambar 6-5: Komposisi Perolehan Informasi Melalui Indera
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan seseorang paling banyak diperoleh secara visual atau melalui indera penglihatan, padahal umumnya kita masih menganut pembelajaran tradisional, artinya sebagian besar bahan ajar disampaikan secara verbal dengan mengandalkan indera pendengaran. Kondisi seperti ini tentu saja kurang menguntungkan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. 3. Temuan penelitian lainnya menunjukkan bahwa pengetahuan yang dapat diingat seseorang antara lain bergantung pada melalui indera apa ia memperoleh pengetahuannya. Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara jumlah pengetahuan yang dapat diingat dengan jenis rangsangan terhadap inderanya.
6
90 80 70 60 50
Auditori Visual Audio-Visual
40 30 20 10 0 Setelah 3 Jam
Setelah 3 Hari
Gambar 6-6: Hubungan jumlah pengetahuan yang dapat diingat dengan jenis rangsangan terhadap indera manusia
Grafik di atas menunjukkan suatu hasil penelitian tentang tiga macam cara penyampaian informasi, yaitu secara auditori, visual, dan audio-visual. Kemudian masing-masing kelompok yang menerima informasi secara berbeda-beda itu dites daya ingatnya, yaitu berapa banyak informasi yang masih diingat setelah 3 jam dan setelah 3 hari. Jika kita perhatikan temuan penelitian tersebut maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa informasi atau pengetahuan yang diterima secara auditori (melalui indera pendengaran) saja adalah yang paling sedikit tertinggal atau mengendap dalam ingatan seseorang, sehingga bila hal itu dikaitkan dengan proses pembelajaran, sebaiknya penyampaian bahan ajar diberikan baik melalui pendengaran maupun penglihatan sekaligus, bahkan bila memungkinkan dan diperlukan juga memberi rangsangan melalui indera-indera yang lain. 2. Pengertian media audio pembelajaran Banyak jenis ICT yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Ada yang berbasis komputer (baik yang bersifat offline maupun yang bersifat online), ada yang berbasis televisi, ada yang berbasis telefon dan ada yang berbasis audio ataupun radio. Jadi Radio merupakan salah satu jenis ICT yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, Bagaimana dengan Audio?, Baik Audio maupun Radio duaduanya merupakan media pembelajaran yang berbasis suara atau bunyi. Audio berasal dari kata audible, yang artinya suara yang dapat didengarkan secara wajar oleh telinga manusia. Kemampuan mendengar
7
telinga manusia berada pada daerah frekuensi antara 20 sampai dengan 20.000 Hertz. Di luar itu, manusia tidak mampu lagi mendengarkannya. Ketika temannya menyanyi dan membaca puisi, mereka bisa mendengarkannya dengan baik, karena frekuensi suara yang dikeluarkan oleh kedua temannya tersebut masih berada pada daerah frekuensi antara 20 hingga 20.000 hertz. Sebailknya ketika melihat sekawanan semut yang sedang berjalan mereka tidak mendengarkan apa-apa, padahal sebenarnya gerakan semut tersebut juga mengeluarkan bunyi, hanya saja frekuensi bunyi yang dikeluarkannya di bawah 20 hertz, sehingga telinga kita tidak mampu mendengarkannya. Demikian pula ketika diminta untuk mendengarkan bunyi gerakan evolusi maupun revolusi bumi, telinga kita juga tidak mampu mendengarkannya, hal ini karena frekuensi suara yang dikeluarkannya melebihi 20.000 hertz, sehingga kita tidak mampu untuk menangkap bunyi dari gerakan bumi yang kita tempati ini. Kaitannya Audio sebagai media pembelajaran, maka suara-suara ataupun bunyi direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutar. Jika suara/bunyi tadi diperdengarkan ke peserta didik melalui stasiun pemancar Radio, maka disebut media tersebut dikatakan sebagai Radio. Ada beberapa manfaat yang akan diperoleh jika guru memanfaatkan media audio ataupun radio sebagai media pembelajaran. Tugas guru akan jauh menjadi lebih ringan jika dibandingkan dengan jika tanpa dibantu oleh media ini. Sebagai ilustrasi : betapa beratnya seorang guru sejarah yang harus berceritera dari pagi sampai siang untuk menyampaikan materi pembelajaran sejarah kepada siswa-siswanya. Karena yang namanya sejarah mau tidak mau, senang atau tidak senang guru harus ngomong untuk untuk menyampaikan substansi materi tersebut. Di pagi hari ketika kondisi guru masih fresh, tentu ia akan dapat menyampaikannya dengan maksimal (bagus), tetapi semakin siang kondisinya tentu semakin menurun sehingga penyampaian materi pembelajaran menjadi tidak maksimal lagi. Hal serupa akan dialami oleh guru-guru bidang studi lainnya seperti guru Bahasa, Guru menyanyi/Seni musik, Guru Sosiologi, Guru PPKn, Guru yang ingin mengajarkan materi tentang aneka suara binatang, suara halilintar, suara gunung meletus dan lain-lain. Permasalahan tersebut akan teratasi jika guru dibantu dengan media audio atau radio. Media ini sangat cocok untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran yang erat kaitannya dengan masalah ceritera dan bunyi. Selain itu media ini juga sangat cocok untuk mengembangkan daya imaginasi peserta didik. Beberapa materi pembelajaran yang cocok untuk disampaikan melalui media audio/radio antara lain: Sejarah, PPKn, Sosiologi, Musik, Aneka suara binatang, Ceritera dan lain-lain. Untuk pelajaran keterampilan otomotif ia sangat cocok untuk menyajikan materi yang berhubungan
8
dengan suara mesin yang bagus dan suara mesin yang mengalami kerusakan. Ia juga juga sangat cocok/membantu guru dalam menyajikan materi pembelajaran Bahasa, baik bahasa Indonesia, bahasa daerah maupun bahasa asing. 3. Kekuatan dan kelemahan media audio pembelajaran Betapapun bagusnya sebuah media tentu ia memiliki kelemahankelemahan disamping kelebihan-kelebihannya. Demikian pula media Radio maupun media Audio, Ia memiliki kelemahan disamping kelebihannya. Ada beberapa kelebihan media radio antara lain daya jangkaunya yang begitu luas hingga mampu menembus seluruh pelosok tanah air. Begitu dipancarkan, maka dalam waktu yang bersamaan beribu-ribu bahkan berjuta-juta peserta didik dapat memanfaatkannyra sebagai sumber belajar. Tidak seperti televisi, gelombang radio tmampu mengatasi hambatan yang berupa gunung, pepohonan maupun tembok bangunan. Meskipun terhalang gunung, tembok atau pepohonan jenis gelombang radio tertentu dapat menembusnya, sehingga siaran radio dapat dinikmati oleh peserta didik yang tinggal di pelosok-pelosok sekalipun. Harganya relatif murah sehingga pesawat radio telah dimiliki oleh hampir setiap keluarga di Indonesia. Jika di suatu daerah tidak ada saluran listrik, maka ia bisa diopersikan dengan batteray yang harganya relatif terjangkau dan mudah didapat. Karena sifatnya yang komunikatif, maka jika didengarkan sendirian siaran radio laksana bisa menjadi teman. Namun demikian perlu diingat bahwa media radio merupakan media searah yang mana bila ada hal-hal yang kurang jelas, maka peserta didik tidak bisa bertanya, berdialog ataupun berdiskusi dengan pendidiknya. Padahal dalam kegiatan pembelajaran proses komunikasi harus berlangsung dua arah. Oleh karena itu untuk mengatasi kelemahan ini, secara pereodik harus diprogramkan adanya acara siaran jumpa pendidik dengan peserta didiknya. Acara ini bisa dilakukan melalui acara siaran jumpa pendidik dan peserta didik, melalui telefon, e-mail, SMS, surat menyurat atau bisa juga melalui jumpa langsung dengan pendidik di tempat-tempat yang telah ditentukan guna mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan melalui siaran. 4. Manfaat media audio pembelajaran Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan tentang manfaat (sisi positif) dari media audio, namun ia juga merupakan media pembelajaran yang sifatnya searah namun demikian jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik dapat memutar nya kembali berulang-ulang di mana saja dan kapan saja, sampai akhirnya peserta didik dapat memperoleh kejelasan tentang materi yang sedang mereka pelajari Untuk mengatasi kelemahan ini maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: Materi yang ada di progam audio maupun radio hendaknya mampu memotivasi agar peserta didik tertarik untuk mendengarkannya sampai selesai. Sehubungan dengan hal ini unsur menghbur perlu diperhatikan
9
tentunya, agar peserta didik tidak bosan dan senang mendengarkannya sampai program selesai. Adanya jadwal atau acara tatap muka. yaitu perttemuan antara pendidik dengan peserta didiknya guna mendiskusikan berbagai kesulitan yang ditemui dalam mempelajari materi pembelajaran yang dikemas dalam media audio.
C. Tugas dan Latihan Setelah Anda menyimak uraian mengenai pengertian dan karakteristik media audio, sebagai latihan coba diskusikan dengan teman-teman sejawat hal-hal berikut ini.
Renungkan kira-kira akibat apa yang akan terjadi apabila media pembelajaran digunakan hanya sebagai alat bantu belaka? Kerugiankerugian apa saja yang akan diperoleh apabila guru tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran? Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam penggunaan media audio, saran atau masukan apa yang dapat Anda sampaikan?
D. Rujukan Jarnison. (1978). Radio for Education and Development. London: Sage Publisher, Inc. Mc Leis, R. (1978). The Technique of Radio Production. London: Pocal Press. Arief S. Sadiman, dkk. (1986). Media Pendidikan. Jakarta : C.V Rajawali. Onong Uhyana, (1978). Media Radio, Teknik dan Produksi. Bandung: Alumni. Robert Henich, et al, . (1982). Instructional Media, New York : John Wiley & Sons.
10