Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017
PENGEMBANGAN MEDIA AJAR BERBASIS MULTIMEDIA AUDIO VISUAL PADA POKOK BAHASAN TEKANAN DI SMP Galeh Aji Wardoyo, Syubhan An’nur, Abdul Salam M. Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin Abstract: Low student learning outcomes of students allegedly did not follow the learning process because the media used is not attractive, so it is necessary to study development aimed at generating media-based teaching with audio-visual multimedia on the subject of pressure. The specific objective of research is to explain: (1) the validity of teaching media, (2) the practicality of teaching media views of enforceability to the lesson plan, (3) the effectiveness of teaching media. This study refers to the model ADDIE (Analysis Design, Development, Implement, and Evaluate). Data collection techniques such as teaching media validation, observation enforceability of the lesson plan, and achievement test. Data analysis techniques in the form of qualitative and quantitative descriptive. The results showed: (1) the validity of teaching media rated on validation by two validator with excellent category, (2) the practicality of teaching media rated executed very well, (3) the effectiveness of teaching media is considered effective. Be concluded that the teaching media based multimedia developed eligible for use in learning. Key words: Media, Pressure, Audio, Visual and Multimedia. diharapkan
PENDAHULUAN
dikehidupan sehari-hari.
(2006), dalam melaksanakan prinsip tujuan
pendidikan
pendidikan
yaitu
mendapatkan
informasi berkaitan tekanan pada zat
Menurut permendiknas No 23. penyelenggaraan
siswa
Namun
sesuai
fakta
menunjukan
mencari
bahwa
lapangan
rata-rata
ulangan
sumber-sumber lain secara logis dan
khususnya kelas VIII F di SMP Negeri
kreatif
15 Banjarmasin masih banyak yang di
memiliki
kemampuan
siswa
memecahkan masalah dalam kehidupan
bawah
sehari-hari. Fisika merupakan salah satu
Rendahnya
bahasan dalam ilmu pengetahuan alam.
dalam mengingat yaitu 5 dari 8 nomor
Tujuan pengajaran khusus pada silabus
soal mengingat siswa dominan salah dan
yang digunakan sekolah siswa mampu
dapat
menggolongkan
langsung dan hasil transkrip wawancara
tekanan
pada
zat
kriteria
semester
nilai
informasi dari lingkungan sekitar dan serta
tengah
di
ketuntasan
daya
dilihat
memahami
pada
pada hal penyajian dapat menggunakan
Banjarmasin.
media
wawancara tersebut dalam proses belajar
audio
visual.
dimana
Penggunaan media ajar audio visual
86
SMP
observasi
dengan
terutama
di
hasil
siswa
dikehidupan sehari-hari. Salah satunya ajar
guru
belajar.
Dari
banyak
Negeri
hasil
siswa
15
transkrip
yang
tidak
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017
menyimak pelajaran dapat dilihat ketika
memahami
guru bertanya, siswa hanya sebagian
perbesaran lensa lup dan mikroskop.
aktif menjawab, sehingga hasil belajar
Respon siswa yang terjadi tidak aktif
siswa tidak optimal. Selain dari pada itu
selain dari pada itu siswa kurang tertarik
Sebagian
dengan
siswa
yang
menyimak
misalnya
media
pembelajaran
disampaikan
memahami. Ditinjau dari hasil belajar di
mereka dituntut selalu membayangkan
SMP
kejadian
15
Banjarmasin
bisa
kelas
yang
pelajaran tersebut ada yang belum Negeri
di
penjelasan
dikarenakan
(imajinasi)
tanpa
ada
dikatakan kurang baik karena untuk
pengalaman langsung dan pembuktian
materi fisika hasil nilai ulangan tengah
sendiri. Widodo (2017) menyatakan
semester siswa jika dipersentasekan
bahwa
75% siswa kurang dari nilai KKM yang
membutuhkan motivasi dan inovasi
dituntut oleh sekolah.
dalam proses belajar mengajar sehingga
Menurut hasil observasi dan hasil transkrip
wawancara
kepada
dalam
pelajaran
fisika
siswa tidak mudah bosan saat belajar,
guru
salah satu caranya adalah menggunakan
bidang studi saat mengajar, dimana
media yang dapat menarik perhatian
penyebab rendahnya hasil belajar ada
siswa.
beberapa hal, diantaranya yaitu; siswa
Menurut Hasrul (2009), modalitas
dimana ketika guru bertanya, partisipasi
belajar merupakan potensi dasar atau
aktif
mengikuti
kecenderungan yang dimiliki anak untuk
sehingga alur
menyerap informasi dengan mudah.
siswa
dalam
pembelajaran rendah,
pembelajaran hanya berjalan satu arah.
Modalitas
Ketika peneliti bertanya kepada guru
penentuan pendekatan belajar, strategi,
yang bersangkutan apa yang terjadi di
metode dan teknik belajar anak. Siswa
kelas
siswa
yang cenderung visual belajar melalui
kurang berkonsentrasi dalam proses
apa yang mereka lihat dan siswa yang
pembelajaran
cenderung auditorial belajar melalui apa
sehingga
menyebabkan yang
kemudian
ini
menggangu penerimaan pelajaran yang
yang
disampaikan oleh guru. Siswa juga
modalitas
merasa
dipertimbangkan
kesulitan
ketika
diminta
mereka
akan
mempengaruhi
dengar.
belajar
Sehingga ini
dalam
perlu proses
membaca kembali catatan atau materi
pembelajaran termasuk pemilihan dan
yang baru saja disampaikan. Peneliti
penggunaan media pembelajaran yang
kemudian
akan diterapkan.
bertanya
kepada
siswa
bagaimana penjelasan yang disampaikan
Dewasa ini sudah banyak media,
oleh guru yang membuat siswa kurang
kecanggihan teknologi seperti internet
87
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017
telah mencapai akses untuk menyajikan
KAJIAN PUSTAKA
berbagai materi. Pembelajaran berbasis
Pengembangan Media Ajar
multimedia juga sudah ada seperti perangkat
persentasi
Menurut Sanjaya (2006), media
menggunakan
merupakan kata jamak dari medium
LCD, yang tidak pernah dilakukan
yang berarti perantara atau pengantar.
adalah memberi kesempatan siswa untuk
Media pengajaran meliputi perangkat
mengamati suatu objek secara langsung,
keras (hardware) dan perangkat lunak
membuktikan dan menarik kesimpulan
(software). Hardware adalah alat-alat
sendiri tentang suatu objek keadaan.
yang dapat mengantarkan pesan seperti
Penelitian oleh Marsudi, dkk (2015)
teleisi,
yang berjudul “Pengembangan Media
Sedangkan software adalah isi program
Pembelajaran
yang
Audio
Meningkatkan
Visual
untuk
Prestasi
Belajar
radio,
dan
mengandung
informasi
yang
sebagainya. pesan
seperti
terdapat
pada
Menggambar Bentuk Siswa Kelas XI”.
transparansi atau buku dan bahan-bahan
Persentase
kelulusan
cetak lainnya, materi yang disuguhkan
menggunakan
program
siswa multimedia
dalam
audio visual meningkat sebesar 40%.
bentuk
pendukung
Berdasarkan uraian di atas penulis
video.
selain
dikembangkan
Perangkat
media
yang
berupa
rencana
tertarik untuk meneliti masalah tersebut
pelaksanaan
dengan rumusan judul " Pengembangan
lembar kerja siswa (LKS), dan tes hasil
Media Ajar Berbasis Multimedia Audio
belajar (THB).
Visual pada Pokok Bahasan Tekanan di
2009),
diidentifikasi
Bagaimana media
(2)
ajar
video.
kombinasi
teks,
Aneka
media
tersebut
digabungkan menjadi satu kesatuan
dikembangkan
kerja yang akan menghasilkan suatu
berdasarkan uji validasi?
informasi
Bagaimana kepraktisan media ajar
komunikasi. Melalui gabungan media-
yang
media ini pengalaman belajar menjadi
dikembangkan
berdasarkan
keterlaksanaan pembelajaran? (3)
multimedia
(validitas)
kesahihan yang
sebagai
umum
gambar, seni grafik, animasi, suara dan
beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1)
secara
diartikan
Berdasarkan rumusan masalah di dapat
(RPP),
Menurut Oetomo (dalam Priyanto,
SMP".
atas,
pembelajaran
Bagaimana
keefektivitasan
sesuatu
media
yang
yang
memiliki
interaktif
nilai
yang
mencerminkan suatu pengalaman dalam
ajar yang dikembangkan berdasarkan
kehidupan
hasil belajar kognitif siswa?
tinggi.
88
sehari-hari
yang
sangat
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017
Kelayakan Media a.
sebagai capaian atau karakteristik yang akan diukur.
Validitas media ajar
Menurut Arikunto (2013) salah
b.
Kepraktisan
satu validitas yaitu validitas logis yang
Menurut
Batoq,
dkk
(2015),
mana untuk instrumen yang memenuhi
kepraktisan
yang
dikembangkan
persyaratan valid berdasarkan penalaran.
didasarkan
pada
keterlaksanaan
Kondisi
dipandang
perangkat
pembelajaran
terpenuhi mengikuti ketentuan yang ada.
Penelitian
pengembangan
Menurut Susetyo (2015) validitas
kontribusi
suatu
valid
alat
tersebut
dilakukan
kelas.
membuat
dan
ilmiah.
dengan
Kepraktisan ditinjau apakah guru dapat
mengecek secara keseluruhan oleh dua
melaksanakan pembelajaran yang sudah
validator. Validitas kriteria digunakan
dikembangkan
untuk memperbaiki perangkat yang
pengamatan di dalam kelas.
dibuat.
ukur
praktis
di
Uji coba dilakukan setelah
Menurut
atau
tidak
melalui
Suryaningsih
(2014),
dilakukan simulasi sebagai prediksi.
kepraktisan dikaitkan dengan dua hal
suatu
yaitu
perangkat
ukur
yang
dapat
dipercaya, jika hasil tes tidak berubah
1.
pengembangan dapat dikembangkan.
atau relatif sama apabila dilakukan 2.
pengetesan secara berulang-ulang. Alat
Menurut
media ajar digunakan indeks angka yang
diukur
kecocokan alat
adalah ukur
tingkat
(butir)
untuk
diterapkan
Yulianto
berdasarkan
pembelajaran
Menurut Brown (dalam Yusrizal, validitas
dapat
produk
(2014),
penilaian guru dan siswa. kepraktisan
diandalkan
hasilnya. 2008)
dilapangan,
kepraktisan media ajar diperolah dari
menunjukan media ajar yang dibuat atau
nyata
dengan kriteria baik.
Untuk mengetahui reliabilitas suatu
dipercaya
Secara
pengembangan
ukur yang demikian dinamakan reliabel.
dapat
Para pengamat menyatakan produk
dan
keterlaksanaan siswa
yang
menggunakan produk. c.
Efektivitas Menurut Siregar (2015) dalam kajian
mengukur apa yang seharusnya diukur.
pendidikan prinsip efektivitas dikaitkan
Kesahihan tidak sekedar mengukur apa
dengan efektivitas guru ketika mengajar dan
yang seharusnya diukur, namun juga
efektivitas
mengandung
Implikasi prinsip ini dalam pengembangan
informasi pengukuran
pengertian yang dapat
sejauhmana
diperoleh
para
murid
yang
belajar.
dari
kurikulum ialah mengusahakan agar setiap
diinterpretasikan
kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang terbuang sia-sia dan percuma
89
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017
Menurut
Suryaningsih
menggunakan
(2014),
desain
penelitian
efektivitas suatu produk pengembangan
pengembangan pre-experimental designs
dinilai dari 4 hal, yaitu:
(non-designs) yaitu one group pretest
1.
Ketuntasan hasil belajar peserta didik.
2.
Aktivitas
peserta
didik
dan
postest
guru
Kemampuan
guru
O1
mengelola
efektivitas
Hijrihani
pembelajaran
X
O2
O1 = pretest ( tes awal sebelum pembelajaran dengan menggunakan media ajar) X = menerapkan media ajar dalam Pembelajaran O2 = posttest ( tes akhir setelah pembelajaran dengan menggunakan media ajar)
Respon peserta didik serta guru positif.
Menurut
2012)
Keterangan:
pembelajaran baik dan. 4.
(Sugiyono,
sebagai berikut:
menunjukan kategori baik. 3.
designs
(2015), merupakan
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran atau ketuntasan belajar siswa yang dinyatakan dalam nilai rata-rata siswa dan disesuaikan dengan kriteria dan
Penelitian dan pengembangan
indikator yang telah ditetapkan. Siswa
yang dilakukan yaitu pengembangan
dikatakan berhasil dalam belajar apabila
media ajar berbasis multimedia audio
telah
menguasai
minimal
standar
ketuntasan
visual pada pokok bahasan tekanan
yang
ditentukan
untuk siswa SMP kelas VIII.
(KKM)
sebelumnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Validasi RPP
METODE
Jenis Penelitian
Validasi perangkat merupakan
Media ajar menggunakan media
salah satu aspek penentu layak atau
multimedia audio visual pada pokok
tidaknya suatu perangkat.
bahasan tekanan dalam penelitian ini
yang divalidasi terdiri dari rencana
menggunkanan model ADDIE karena
pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja
dianggap praktis dan bisa mengevaluasi
siswa, tes hasil belajar, dan media ajar
langkah-langkah pengembangan secara
yang dikembangkan.
cepat. Model ADDIE merupakan suatu
Validator perangkat yang ini
model pengembangan yang namanya
dilakukan oleh
diambil dari huruf depan langkah-
M.Pd selaku pakar sekaligus dosen
dalamnya. pembelajaran
seorang pakar dan
seorang praktisi, yaitu Syubhan An’nur,
langkah dalam proses pengembangan di Desain
Perangkat
pembimbing, dan M. Nasrullah, S.Pd uji pada
coba penelitian
media
selaku praktisi sekaligus guru yang
ini
90
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017
mengajar di kelas VIII F. Dari hasil
Hasil Validasi THB
validasi oleh kedua validator tersebut
Hasil penilaian validasi butir
kemudian dilakukan revisi terhadap
THB dari 20 soal 80,36% dengan
perangkat sesuai dengan saran-saran dari
kategori valid dan tergolong reliabel.
validator.H
Berdasarkan penilaian validator pakar,
asil
validasi
RPP
meliputi
perlu diperbaiki dan dituliskan ranah
persentase aspek format RPP 82,5%,
kognitif yang ingin dicapai untuk tiap
dengan kategori sangat valid, persentase
soal. Secara keseluruhan kedua validator
aspek bahasa 70,83%, dengan kategori
menilai THB yang dikembangkan ini
valid, dan persentase isi RPP (meliputi
baik dan dapat digunakan dengan sedikit
tujuan,
kegiatan
pembelajaran,
revisi
perangkat
pendukung,
dan
alokasi
reliabel. Selanjutnya akan dilakukan
waktu) 79,41%, dengan kategori valid.
perbaikan sesuai penilaian. Sehingga
Persentase
dihasilkan tes hasil belajar yang lebih
kriteria
skor
rata-rata
dengan
leliabilitas
tergolong
keseluruhan bernilai 79,17%, dengan
baik dari pada yang sebelumnya.
kategori valid atau dapat digunakan
Hasil Validasi Media Ajar
dengan revisi kecil. Reliabilitas bernilai
Hasil validasi media ajar meliputi
0,58, karena pada kriteria tabel 3.4 yaitu
persentase
0,41 - 0,60 sudah dapat digolongkan
81,25% dengan kategori valid, persentase
sedang. RPP yang telah divalidasi akan
kriteria
diperbaiki sesuai saran kedua validator
kategori sangat valid, persentase kriteria
sehingga
kelengkapan media 75,00% dengan kategori
RPP
yang
dikembangkan
81,25%
Hasil Validasi LKS validasi
LKS
83,33%
dengan
dengan
kategori
valid,
dan
75,00% dengan kategori valid. Persentase kriteria skor rata-rata keseluruhan 80,00%
dengan kategori valid, persentase kriteria
dengan kategori valid atau dapat digunakan
bahasa 75,00% dengan kategori valid, dan
dengan revisi kecil dan reliabilitas tergolong
format isi LKS 81,48% dengan kategori
reliabel.
valid. Persentase kriteria skor rata-rata
Sehingga
dikembangkan
keseluruhan 75,40%, dengan kategori valid
dapat
media
ajar
yang
digunakan
untuk
penelitian di kelas.
atau dapat digunakan dengan revisi kecil dan
Efektivitas
reliabilitas tergolong reliabel. Sehingga LKS dapat
keterlaksanaan
penyajian
persentase kriteria tampilan menyeluruh
meliputi
persentase kriteria format LKS 68,75%
yang dikembangkan
validasi
valid, dan persentase kriteria desain media
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil
kriteria
tes
hasil
belajar
diketahui dari hasil validasi pakar akademisi
digunakan
dan praktisi. Tes hasil belajar tersebut
untuk penelitian di kelas.
divalidasi oleh Syubhan Annur, M.Pd selaku dosen pendidikan Fisika FKIP ULM dalam
91
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017
bidang akademisi dan M. Nasrullah, S.Pd
Kepraktisan media ajar (keterlaksanaan
selaku guru Fisika di SMP Negeri 15
RPP)
Banjarmasin dalam bidang praktisi. Tes hasil belajar yang divalidasi oleh pakar kemudian
Media ajar yang dikembangkan ini
dilakukan revisi berdasarkan saran-saran
dapat diketahui kepraktisannya ditinjau dari
yang diberikan oleh validator.
keterlaksanaan RPP yang diamati dengan
Hasil Uji Coba Kelas
lembar pengamatan keterlaksanaan RPP yang dilakukan pada tiga kali pertemuan.
Media
pembelajaran
Lembar keterlaksanaan RPP diisi oleh dua
diujicobakan pada tanggal 4 april 2016
orang pengamat M Nasrullah dan Rahmat
sampai dengan tanggal 15 april 2016
Arwi Oktovian. Hasil keterlaksanaan RPP
dikelas
dapat
VIII
F
SMP
Negeri
15
dilihat
pada
Tabel
1.
Banjarmasin yang terdiri dari 29 siswa sampel. Data-data yang diperoleh dari hasil ujicoba adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil keterlaksanaan RPP Fase persiapan 1 2 3 4 5 6 penutup ∑ Keseluruhan Rata-rata Persentasi
Rata-rata Nilai untuk Pertemuan 1 2 3 3.75 3.75 3.75 3.60 3.60 3.60 3.50 3.50 3.50 3.63 3.63 3.63 3.33 3.33 3.33 4.00 4.00 4.00
Rata -rata 3.8 3.6 3.5 3.6 3.3 4.0
Sangat Baik
3.00 4.00
3.00 4.00
3.00 4.00
3.00 4.0
Baik Sangat Baik
28.81
28.81
28.81
28.8
3.60 90.00%
3.60 87.75%
3.60 90.00%
3.6
Persentasi total Reliabilitas
0.62
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Sangat Baik
Keterlaksanaan Sangat Baik
89.25%
0.62
Kategori
0.62
0.620
Derajat Reliabilitas Sedang
Tabel 1 terlihat bahwa pada
Learning pada fase 2 sampai fase 7.
keterlaksanaan RPP simulasi terdiri dari
Fase 1 merupakan persiapan yaitu
delapan
menyiapkan laptop dan LCD untuk
fase
6
fase
Cooperative
92
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017
membuka media. Fase 2 menyampaikan
keterlaksanaan RPP yang baik, peran
motivasi dan tujuan, serta menampilkan
guru, dan keaktifan siswa selama proses
suatu informasi masalah.
pembelajaran.
menyajikan
informasi
tersedia
pada
Fase 3
yang
sudah
media
mengorganisasikan
dan
siswa
memperhatikan.
adalah
suatu
pembelajaran
rencana
kegiatan
pembelajaran yang dirancang secara
untuk
Fase
Strategi
seksama
sesuai
dengan
tuntutan
4
kurikulum sekolah untuk mencapai hasil
kedalam
belajar siswa yang optimal. Dapat
Fase 5 adalah
diartikan bahwa strategi pembelajaran
kegiatan membimbing kelompok bekerja
dalam hal ini penggunaan media audio
dan
evaluasi
visual berpengaruh positif terhadap hasil
membimbing diskusi kelas. Fase 7
belajar siswa. Hasil belajar siswa yang
memberikan
kepada
masuk kategori sangat efektif dan efektif
baik.
di atas sesuai dengan modalitas belajar
mengorganisasikan
siswa
kelompok belajar. belajar.
Fase
6
penghargaan
kelompok
yang
kinerjanya
Sedangkan
yang
terakhir
8
yang cenderung ke audio (mendengar)
membimbing siswa merangkum materi
dan visual (melihat), serta sesuai dengan
dan mengingatkan siswa agar terus
peneitian Marsudi, dkk (2015) bahwa
belajar. Keterlaksanaan RPP dinyatakan
penggunaan
media
audio
visual
terlaksana
berpengaruh
positif
terhadap
hasil
pada
hasil
sangat
baik
fase
dengan
reliabilitas instrumen tergolong reliabel.
belajar siswa.
Efektivitas media ajar (Hasil belajar) SIMPULAN
Efektivitas media ajar yang
Berdasarkan
dikembangkan ini ditinjau dari hasil belajar siswa yang diukur dengan THB
pengembangan dan uji coba maka,
berupa pretest dan posttest. Efektivitas
diperoleh simpulan bahwa media ajar
hasil belajar siswa dihitung dengan
berbasis multimedia audio visual pada
menggunakan uji gain melalui pretest
pokok bahasan tekanan di SMP yang
dan posttest yaitu 0,70 dengan kategori
dikembangkan layak untuk digunakan
efektif.
atau diimplementasikan. Berdasarkan pernyataan sebagai berikut:
Melalui hasil tersebut dapat diketahui bahwa siswa berada dalam
(1) Validitas perangkat pembelajaran yang
kategori sedang sehingga pembelajaran
dikembangkan menurut validator adalah valid dan layak digunakan. Berdasarkan
dapat dikatakan efektif. Hasil belajar
hasil validasi pakar dan praktisi dengan
siswa yang sudah mencapai kategori efektif
tentunya
sangat
menggunakan lembar validasi.
dipengaruhi
93
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017
Berbasis Komputer. Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan.
(2) Kepraktisan media ajar berkategorikan terlaksana sangat baik dari tingkat kesesuaian
tahap-tahap
pembelajaran
dengan
pelaksanaan menggunakan
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan. KENCANA.
model Cooperative Learning diamati dengan
lembar
pengamatan
keterlaksanaan RPP. (3) Efektivitas
media
ajar
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
berkategori
efektif diihat dari tingkat pencapaian hasil belajar siswa terhadap tujuan pembelajaran
yang
telah
dihitung
Suryaningsih, Yuni. (2014). Pengembangan Buku Peserta Didik untuk Belajar Berbasis Masalah pada Materi Prisma dan Limas di SMPN 1 Poncokusumo. LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan. 09(02), 66.
dengan uji gain dan diukur dengan menggunakan
tes
berupa
pre-test
maupun post-test.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Dasardasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Susetyo, Budi. (2015). Prosedur Penyusunan & Analisi Tes untuk Penilaian Kognitif. Bandung: Refika Aditama.
Hasrul. (2009). Pemahaman tentang gaya belajar. Jurnal MEDTEK. 01(02).
Widodo, Oki., Syubhan Annur& Andi Ichsan Mahardika. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Slide Presentasi 3 Dimensi sebagai Multimedia Interaktif pada Pokok Bahasan Kalor untuk Siswa SMP. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika, 5(1),19-29.
Hijrihani, Curie Putri dan Dhoriva Urwatul Wutsqa. Keefektifan Cooperative Learning Tipe Jigsaw dan STAD Ditinjau dari Prestasi Belajar dan Kepercayaan Diri Siswa. PHYTAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika. 10(01), 2.
Yulianto, Wisnu Adi dkk. (2014). “Jurnal AgriSains”. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Buana Yogyakarta. 05(02), 205.
Marsudi, dkk. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Audio Visual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Menggambar Bentuk Siswa Kelas XI. Jurnal Pendidikan seni rupa. 03(3), 237.
Yusrizal. (2008). Pengujian Validitas Konstruk dengan Menggunakan Analisis Faktor. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. 05(01), 73.
Priyanto, Dwi. (2009). Pengembangan Multimedia Pembelajaran
94