PLAJAN, JAWARA DESA PEDULI KEHUTANAN Oleh : Ir. Bambang Sigit Subiyanto, MM PENDAHULUAN. Desa merupakan bagian dari pemerintahan yang terkecil di Negara kita. Negara bisa dikatakan makmur gemah ripah loh jinawi apabila dimulai dari masyarakat yang ada di desa sejahtera adil dan makmur. Dengan demikian Pembangunan dapat dikatakan berhasil dapat dilihat dari keadaan desa itu, baik secara fisiknya, kinerja dan manajemen pemerintahannya serta administrasi penatausahaannya. Salah satu desa yang berhasil itu adalah Desa Plajan yang dapat dikatakan berhasil dalam pembangunan Kehutanan bidang Penghijauan dan Konservasi Alam, yang sekarang adalah Wanalestari. GAMBARAN UMUM DESA Desa Plajan adalah desa yang berada di lereng Gunung Muria bagian barat di ketinggian + 400 meter diatas permukaan laut masuk dalam Kecamatan Pakis Kaji, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah desa Plajan adalah 1.044,5 ha yang terdiri dari 224,94 ha sawah, 455 ha tegalan, 345 ha pekarangan atau bangunan serta penggunaan lain seluas 19,5 ha ini berpenduduk 7449 jiwa. Dibawah kepemimpinan Kepala Desa/ Petinggi bapak Marwoto yang menjabat dua periode pada periode pertama dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2006 dan periode ke dua tahun 2007 sampai tahun 2013. Terlihat secara nyata pada saat sekarang Desa Plajan tidak saja merupakan desa yang ijo royo royo berhutan lebat dengan pola agroforestry dangan aturanaturannya desa di bidang kehutanan yang ditaati oleh penduduknya. Masyarakatnyapun dapat dikatakan merasa aman dan tentram menjalankan ibadah agama masing-masing karena di desa ini ada 3 agama yaitu Islam, Kristen dan Hindu Bali yang masing-masing umatnya saling rukun dan damai saling berdampingan. Kesejahteraan masyarakatnyapun meningkat dari hasil hutan kayu dan non kayu, pertanian, indutri dan jasa lingkungan. Disamping itu Desa Plajan juga dikenal pada tataran internasional, karena di desa ini dibangun Wisata Alam Situs Bumi dan Monumen Gong Perdamaian Dunia.
Wajar bila Desa Plajan pada bulan Agustus lalu sebagai pemenang lomba Penghijauan dan Konservasi Alam (PKA) dan menyandang Juara Nasional Penghijauan dan Konservasi Alam tahun 2011. KONDISI AWAL DESA DAN PERMASALAHANNYA Kondisi awal Desa Plajan pada satu dasawarsa yang lalu merupakan desa yang dapat dikatakan gersang bertanah gundul dan kritis. Sulit air di musim kemarau karena mengeringnya sumber mata air, sering terjadi tanah longsor dan banjir dimusim penghujan dan sulitnya masyarakat yang menggantungkan hidupnya untuk mencari kayu bakar dan hijauan untuk makanan ternak. Hal ini dikarenakan masyarakat kurang memperhatikan kaidah konservasi dalam pengelolaan lahan dan hutan. Desa Plajan belum terkelola secara profesional dengan manajemen yang baik dan para perangkat desa yang kompeten. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya SDM tentang Kehutanan, Pemilikan lahan petani sempit, Kurangnya modal usaha dan Sulitnya memperoleh air untuk kebutuhan rumah tangga, serta Sistem penebangan hasil hutan tidak beraturan.
Fota kondisi awal lahan desa Plajan (1997)
AKTIVITAS DESA DALAM PEMECAHAN MASALAH Dalam menjalankan tugasnya pak Marwoto sebagai Petinggi Desa dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut diatas. Dibantu oleh perangkat desa dan Penyuluh Kehutanan Lapangan, yang selalu mendampinginya. Baik dalam Perencanaan, Pelaksanaan maupun dalam Pengawasannya, fisik di lapangan maupun dalam penyusunan Peraturan Desa di bidang Kehutanan serta keadministrasiannya.
1
Diawali dengan mengadakan Rembug Desa yang membahas : Perencanaan Program Pembangunan Kehutanan lewat Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes) dan Pembuatan Peraturan Desa untuk mendukung Program Kehutanan. Mereka secara terus menerus mensosialisasikan Rencana yang telah disepakati bersama itu pada setiap kesempatan adanya pertemuan-pertemuan baik secara formal maupun informal.
Foto Rembug Desa melalui Musbangdes. Adapun perencanaan program pembangunan desa yang bersangkut paut dengan kehutanan disepakati ada 7 program kerja yaitu : Penghijauan, Peningkatan Ketahanan Pangan, Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, Rehabilitasi Lahan dan Konservasi tanah, Pelestarian Lingkungan, Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan, Penjaringan Modal dan Kemitraan Usaha. Untuk memperkuat program kerja tersebut agar berjalan lancar dan tidak menyimpang dari tujuannya dibuatlah aturan-aturan desa baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Peraturan – peraturan Desa pendukung kehutanan tertulis ada 10 Perdes yaitu: Peraturan Tebang Satu Pohon Tanam Lima Pohon, Peraturan Nikah dan Tanam Pohon, Perturan Penetapan Tempat Wisata Alam, Peraturan Gerakan Labuh menanam Pohon, Peraturan Penebangan Pohan dan Peredaran Kayu, Peraturan Perlindungan Satwa Langka yang dilindungi, PeraturanPendirian Industri Pengolahan kayu, Peraturan Penanaman Pada Turus Jalan Desa Plajan, Peraturan penanaman pada bibir sungai, Peraturan Penebangan Pohon Langka. Sedangkan aturan /kesepakatan desa pendukung kehutanan tidak tertulis ada 7 yaitu: Larangan penebangan pohon disekitar sumber mata air, Larangan penebangan pohon disekitar punden,
Larangan penebangan pohon disekitar wisata alam, Larangan penebangan pohon disekitar makam, Larangan penebangan pohon di bibir sungai, Larangan penebangan pohon langka. Strategi Petinggi Desa dalam menjalankan tugasnya dalam menangani masalah untuk mendukung pembangunan kehutanan yaitu dengan melakuakan penyuluhan bersama-sama Muspika dan Penyuluh Kehutanan Lapangan mensosialisasikan peraturan – peraturan kehutanan yang telah diimplementasikan menjadi Peraturan Desa baik secara langsung kepada masyarakat juga melalui kelembagaan yang ada didesa. Ada dua jenis kelembagaan yang ada di desa yaitu lembaga formal dan non formal. Lembaga formal yaitu BPD,LKMD, PKK, Karang Taruna, RT, RW dll. Lembaga non formal yaitu Kelompok Tani, Kelompok Pecinta Alam, Wanita Tani, Kelompok Agama Islam Muslimatan, Kelompok Agama Hindu Purnama Tilem dll. Melalui organisasi kelembagaan desa inilah Pak Marwoto sbagai petinggi desa mempunyai metode dan teknik penyuluhan tersendiri selain langsung menjelaskan manfaat dan fungsi hutan,tanah dan air, juga melalui lagu-lagu yang diciptakan sendiri. Isinya mengenai keindahan alam dan ajakan menanam pohon. Lagu-lagu ini dinyanyikan sendiri maupun oleh orang lain diwaktu-waktu ada acara resmi atau hajatan di desa plajan.
Foto Penyuluhan yang dilakukan secara massal di areal wisata Akar Seribu. Adapun pemecahan masalah-masalah tersebut di atas diupayakan melalui 5 upaya yaitu : Upaya Peningkatan SDM melalui Penyuluhan secara periodik dari Penyuluh Kehutanan Lapangan, Pelatihan-pelatihan bidang Kehutanan, dan Karya wisata ke daerah
2
yang lebih berhasil. Upaya Peningkatan Modal Usaha melalui Kemitraan dengan pihak-pihak lain diantaranya yaitu Pengolahan Kayu, sarang burung walet, wisata alam dan industry rumah tangga serta Pecinta Alam. Meningkatkan Koperasi Kelompok (kelompok tani, kelompok pengguna air, PKK dan RT). Memanfaatkan hutan wisata alam dari Jasa Lingkungan dan Jasa air. Upaya Peningkatan Hasil dari Lahan Sempit melalui Pembuatan hutan rakyat pola agrofoestry sehingga mendapatkan incaome harian, bulanan dan tahunan. Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan yaitu usaha mebel, anyam-anyaman bamboo, pembuatan gula aren, budidaya jamur, pembuatan criping pisang dan usaha ternak kambing dan sapi. Upaya Penyediaaan air bersih Kebutuhan Rumah tangga melalui penyaluran air dari sumber mata air ke pemukiman dengan membangun bak penampungan air, Pembuatan embung. Upaya Pengaturan Penebangan Kayu melalui aturan Perdes Tebang satu tanam lima pohon.
dengan kebijakan perioritas pembangunan kehutanan adalah sebagai berikut: Bidang Pemantapan Kawasan Hutan. Dalam pengimplementasian pembangunan kehutanan bidang pemantapan kawasan hutan telah dibuat ketetapan peraturan desa (Perdes) melalui Pembuatan Hutan Rakyat Swadaya seluas 450 hektar atau 42 % dari luas Desa Plajan dan pembangunan lokasi hutan Wisata alam seluas 25 hektar. Bidang Rehabilitasi hutan dan Peningkatan Daya Dukung DAS. Implementasi dalam pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung DAS yaitu : Membudayakan gerakan masyarakat menanam, Pembuatan Kebun Bibit Swadaya, Penghijauan Turus Jalan sepanjang 14 kilometer, Penanaman pada sepadan sugai atau bibir sungai sepanjang 5 kilo meter. Pembuatan kegiatan sipil teknis seperti embung, sumur resapan dan Dam Penahan. Bidang Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan. Untuk pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan ini dibentuk Satgas Pengamanan hutan dengan tugas : Pengawasan peredaran kayu diwilayah desa Plajan, Pencegahan kebakaran hutan dan mengawal Peraturan Desa dibidang Kehutanan. Bidang Konservasi Keaneka Ragaman Hayati Dalam bidang konservasi keanekaragaman hayati , untuk perlindungan satwa, pencegahan penggembalaan liar, perlindungan pohon langka dan mata air.
Foto Tempat Wisata Alam dan Bak Penampungan Air bersih Desa Plajan. AKTIVITAS PROGRAM KERJA BIDANG KEHUTANAN YANG TELAH DICAPAI Implementasi kinerja Desa Palajan dalam mendukung pembangunan kehutanan sesuai
Bidang Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan. Membangun Kemitraan usaha dan kerja sama dengan para pelaku usaha dibindang kehutanan, industri dan pertanian yaitu : Kerjasama dengan PT Parade Bintang Kudus dalam hal Pengelolaan wisata alam akar seribu dan goa sakti, Kerja sama dengan UD Jawul Jepara dalam hal pembelian dan pengolahan kayu hasil hutan rakyat. Kerja sama dengan UD Supar Jepara dalam bidang pembelian dan pengolahan hasil hutan rakyat, Kerja sama dengan PT,Nasima Semarang, dalam bidang pengelolaan sarang burung wallet, Kerja sama dengan PT.Adi Farm dalam bidang pengolahan sarang burung wallet. Kerja sama dengan Zonna
3
Komunite Semarang dalam bidang Penghijauan dan lingkungan, Kerja sama dengan Komite Presiden Perdamaian Dunia tentang situs Bumi Dunia dan Gong Perdamaian Dunia. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan. Berkemangnya aneka usaha kehutanan yang meliputi : industry Mebel, Pembuatan anyam-anyaman dari bamboo, Industri Pembuatan Gula aren dan pati sagu, Ternak Kambing, Sapi, industry rumahan pembuatan criping pisang dan talas, Pengembangan sarang burung wallet serta Pengembangan Jasa lingkungan.
manajemen yang professional oleh perangkat desanya. Dan pendampingan yang terus menerus oleh Penyuluh Kehutanan Lapangan. Dibawah kepemimpinan Petinggi atau Kepala Desa Marwoto yang terpilih selama dua periode ini barulah tampak hasilnya yang nyata tentang perubahan desa yang dulunya gersang menjadi ijo royo-royo. Ini dikarenakan sang petinggi atau kepala desa konsren terhadap pembangunan kehutanan, pertanian dan industry serta lingkungan. Desa Plajan yang sekarang merupakan desa yang rimbun sejuk dan tertata rapih dengan masyarakatnya yang damai dan dapat dikatakan sejahtera. Dalam hal ini kerukunan beragama juga sangat mendukung dalam pembangunan hutan. DAMPAK KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN DESA PAJAN Secara umum Keberhasilan desa plajan dalam pembangunan kehutanan berdampak : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat (adanya pendapatan harian, bulanan dan tahunan). Terciptanya lingkungan yang indah, nyaman, sejuk dan asri.
Munculnya Sumber Mata Air baru, Dengan keberhasilan pembangunan hutan rakyat seluas 450 hektar atau 42% dari luas wilayah desa berdampak munculnya 46 titik sumber mata air baru yang digunakan untuk air bersih dan dapat mencukupi kebutuhan 850 KK selain itu juga digunakan untuk pengairan sawah seluas 250 hektar dan untuk kolam ikan.
Foto salah satu contoh hasil pemberdayaan masyarakat. Mengembangkan gerakan cinta pohon dan gemar menanam di setiap RW. Membuat Kebun Bibit Rakyat. Dana yang dikeluarkan dari desa Plajan untuk mendukung pembangunan kehutanan ini mencapai 30 % dari APBDes Desa Plajan. Hal ini tidak begitu saja mudah didapat tetapi melalui perjuangan dan kinerja desa yang benar-bener dikelola dan diurus secara
Menghasilkan Jasa lingkungan yang bermanfaat bidang Ekologi, Ekonomi dan Sosial. Bidang Ekologi muncul sumber mata air, berkembangnya flora dan fauna. Bidang Ekonomi menghasilkan jasa lingkungan dan berkembangnya industry rumah tangga. Bidang Sosial tempat rekreasi wisata alam akar seribu, tempat berkemah pramuka, pelajar dan mahasiswa, tempat penelitian peguruan tinggi (Undip dan Inisnu). Tersedianya Hijauan Makanan Ternak Terbangunnya hutan rakyat dengan pola agroforestry sersedia hijauan makanan ternak
4
yang dapat mencukupi ternak kambing sejumlah 2.150 ekor dan 1200 ekor sapi. Tersedianya bahan baku industry mebel. Hutan rakyat desa plajan dengan luasan yang cukup dengan pengelolaan yang baik dan didukung dengan aturan Perdes dalam pengelolaan hasil hutan rakyat sehingga dapat menjamin pasokan bahan baku dan berkembangnya industry mebel dan kerajinan kayu sebanyak 185 pengrajin. Berperan Sebagai Pengendali Laju Erosi dan Tanah Longsor serta banjir di musim hujan dengan sivil teknis kehutanan dalam pengetrapan pengolahan lahan hutan rakyat seperti teras sering, guliplak, cek dam, teras bangku dan saluran air, dapat ber fungsi sebagai pengendali laju erosi. Pendapatan masyarakat yang diperoleh dari Hutan Rakyat dalam waktu 3 tahun. Kayu gelondong sebanyak 14.000 m3 setara dengan empat milyar upiah, Kayu bakar sebanyak 6000 m3 setara dengan tujuh ratus lima puluh juta rupiah. Jasa air sebesar empat puluh delapan juta rupiah, Jasa lingkungan tiga puluh enam juta rupiah. RENCANA KEDEPAN.
KERJA
DESA
PLAJAN
Jangka Pendek : Peningkatan Pembuatan Kebun Bibit Rakyat dan Pemanfaatan lahan dibawah tegakan dengan tanaman obat. Jangka Panjang: Pembuatan Wisata Alam Situs Bumi dan Gong Perdamaian Dunia. Pengembangan sarana dan prasarana wisata alam.
KESIMPULAN Hutan atau Hutan Desa bisa lestari apabila ada: Kebersamaan Lembaga formal dan non formal dalam kepeduliannya terhadap hutan dan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat dibidang kehutanan yang memahami manfaat dan fungsi hutan. Peraturan Desa secara tertulis maupun tidak tertulis sebagai aturan di bidang kehutanan menjadi landasan hukum. Kerjasama dengan para pihakyang peduli kehutanan. Pemanfaatan hutan dari jasa lingkungan dan jasa air sehingga hutan tidak ditebang. sehingga hutan tetap lestari. Desa Plajan yang semula tidak mempunyai wilayah hutan namun dapat membangun hutan dan memanfaatkan jasa lingkungannya dapat mensejahterakan masyarakatnya. Tertarik untuk berkunjung kesana . Bila para pembaca akan berkunjung ke desa ini dapat ditempuh dengan naik kendaraan umum bus jurusan Jepara Pati turun di terminal Bangsri dari Bangsri ke Desa Palajan naik angkudes. Selamat studibanding, berrekreasi di desa wisata Plajan (Hutan Rakyat,Hutan wisata Akar Seribu, Gua Sakti, Pohon-pohon langka dan Situs Bumi serta Gong Perdamaian Dunia). Tuhan Memberkati.
5