PIDATO MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI DIALOG NASIONAL “MERANCANG FORMAT BARU PENGELOLAAN IPTEK UNTUK BANGSA YANG LEBIH BERDAYA-SAING” DALAM RANGKA SIDANG PARIPURNA II - 2013 DEWAN RISET NASIONAL Jakarta, 5 Desember 2013 Bismillahirrahmaanirrahim, Yang saya hormati, Para Pimpinan dan Anggota Dewan Riset Nasional Para Ketua LPNK Ristek Para Pejabat Eselon I dan II Kementerian Ristek, Para Undangan dan hadirin yang saya muliakan Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul pada hari ini dalam rangka melaksanakan “Dialog Nasional” dengan tema “Merancang Format Baru Pengelolaan Iptek Untuk Bangsa Yang Lebih Berdaya Saing”, yang diselenggarakan dalam rangka Sidang Paripurna ke II Tahun 2013 Dewan Riset Nasional. . Sungguh, merupakan sebuah kebahagiaan bagi saya untuk dapat berkumpul bersama para pimpinan dan anggota DRN serta para undangan yang merupakan komunitas iptek baik dari pusat maupun di daerah yang hadir pada acara ini. Saya berikan apresiasi kepada para peserta yang hadir dari berbagai penjuru Indonesia baik dari Dewan Riset Daerah maupun Badan Litbang Dearah yang merupakan mitra Kementerian Riset dan Teknologi di lapangan. Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para hadirin sekalian untuk terus memberikan sumbangan tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara melalui peningkatan peran ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan bidang yang kita tekuni sehari-hari. Kita meyakini bahwa hanya bangsa dan negara yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan menerapkannya dalam bentuk inovasi yang dapat berjaya mewujudkan kesejahteraan lestari di masa yang akan datang. Hadirin sekalian, Indonesia disebut-sebut sebagai negara yang mempunyai potensi sebagai negara emerging economies baru dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di masa datang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia 1
menyebutkan bahwa Indonesia, diprediksikan, akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia yang sangat diperhitungkan. Namum kita menghadapi fakta suram yaitu masih rendahnya kapasitas iptek dan inovasi. Khususnya sumberdaya, kelembagaan, dan jaringan iptek yang belum memadai. Inilah yang menjadi faktorfaktor yang membuat ramalan indah tersebut masih jauh panggang dari api. Hadirin sekalian yang saya hormati, Secara umum daya saing Indonesia sudah mengalami peningkatan. Hal ini diindikasikan dengan adanya peningkatan tahap pembangunan dari transisi factordriven dan efficiency-driven menjadi sepenuhnya masuk kedalam tahapan efficiency-driven sejak tahun 2011 (Worls Economic Forum 2012). Pada Global Competitiveness Report 2013 yang dirilis WEF, peringkat daya saing Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan. Indonesia menduduki peringkat 38 dari 148 negara (2013) yang sebelumnya berada di peringkat 50 dari 144 negara (2012), dan Indonesia termasuk diantara 8 negara yang memiliki kenaikan/lompatan ranking terbesar di dunia. Indeks daya saing global diukur berdasarkan 12 pilar. Untuk Indonesia, beberapa pilar menunjukkan rangking yang mengembirakan seperti kondisi ekonomi makro, aspek kesehatan dan pendidikan dasar yang semakin membaik. Dua hal ini lah yang menjadi penyebab utama naiknya rangking indeks daya saing global kita. Tetapi masih banyak pilar-pilar yang masih perlu ditingkatkan, terutama pilar infrastruktur dan pilar kesiapan teknologi (technology readiness) yang masih rendah. Saudara-saudara sekalian, Kementerian Riset dan Teknologi sebagai salah satu kementerian yang bertugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang riset, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam menjalankan tugas ini ditetapkan Visi pembangunan Iptek 2009-2014 yakni Iptek untuk kesejahteraan dan kemajuan peradaban. Dimana kemajuan iptek nasional diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing produk industri, membuka lapangan pekerjaan baru, meningkatkan profesionalisme individu, menyelesaikan permasalahan lingkungan dan akhirnya memajukan perekonomian bangsa. Sebagaimana disebutkan secara eksplisit dalam RPJMN 2010-2014, kerangka atau format pembangunan iptek dilaksanakan dengan menggunakan wahana Sistem Inovasi Nasional (SiNas) melalui penguatan kelembagaan, sumberdaya dan jaringan, serta secara substansi melalui penelitian, pengembangan dan penerapan iptek di bidang iptek strategis. Kuatnya Sistem Inovasi Nasional akan menjadi pilar dalam membangun daya saing bangsa ini pada tataran global. Kebijakan terkait penguatan Sistem Inovasi Nasional Indonesia lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, memaksimalkan dukungan kelembagaan pendidikan untuk membentuk sumberdaya manusia yang cerdas secara akademik (academically-intelligence), dan sensitif terhadap permasalahan nyata (emotionallyintelligence) sebagai personel pengembang teknologi di lembaga riset maupun di perguruan tinggi. Kedua, mengubah perilaku periset dari kecenderungan untuk lebih tertarik pada riset untuk pemuas hasrat keingintahuan (curiousity-driven research) menjadi riset untuk menjawab permasalahan nyata (goal-oriented research). Tujuan 2
kegiatan riset ini difokuskan pada upaya untuk menyejahterakan rakyat dan memelihara keamanan nasional. Ketiga, menempatkan pelaku bisnis/industri pada peran sentral dalam Sistem Inovasi Nasional agar mampu menjembatani aliran teknologi dan aliran informasi antara pengembang teknologi dan konsumen produk akhir. Dan akhirnya, meningkatkan peran pemerintahan melalui regulasinya untuk mengawal agar Sistem Inovasi Nasional tetap fokus pada tujuannya menyejahterakan rakyat. Sejumlah kebijakan telah disusun Kemenristek atas dukungan DRN guna mendukung sistem inovasi nasional tersebut. Antara lain kebijakan Strategis Nasional (Jakstranas) Iptek 2010-2014 yang berisi arah, prioritas utama dan kerangka kebijakan pembangunan Iptek; Agenda Riset Nasional (ARN) tahun 20102014 yang berisi agenda riset Iptek nasional dalam 7 bidang fokus iptek, yakni pangan, energi, ICT, transportasi, pertahanan, obat dan kesehatan serta material maju. Sementara itu untuk menggerakkan jejaring kerja, dibentuk konsorsium riset, yang menghimpun sebaran SDM dengan kompetensi yang saling terkait untuk membangun jejaring kerja yang produktif. Saudara-saudara sekalian, Peningkatkan pembangunan bangsa bukan hanya terletak di tangan pemerintahannya tetapi setidaknya sinergi yang kuat harus tercipta di tiga stakeholder, yakni pada "ABG" atau akademisi, dunia bisnis dan pemerintahan (government), kemudian ditambah dengan komunitas atau masyarakat. Akademisi mewakili komunitas pengembang teknologi, bisnis mewakili komunitas pengguna teknologi, pemerintah mewakili lembaga yang berfungsi untuk memberikan regulasi, intermediasi dan fasilitasi. Peran Ristek dalam upaya penguatan sinergi tersebut difokuskan sebagai penghubung atau intermediasi antara pengembang dan pengguna teknologi tersebut. Kemenristek ke depan berupaya membangun armada terdepan untuk mengidentifikasi kebutuhan iptek di "pasar". Ristek berupaya membangun "panggung" yang baik bagi keberlanjutan ekosistem tiga stakeholder tersebut. Panggung yang dimaksud adalah basis pengetahuan (knowledge base) yang menjadi wadah interaksi antara pengembang dan pengguna teknologi. Pemerintah dalam hal ini berfungsi menciptakan ekosistem yang nyaman bagi industri, pasar dan universitas maupun litbang untuk saling bekerja sama. Untuk itu diperlukan komunikasi yang baik. Berkomunikasi yang baik dengan kementerian dan lembaga lain. Dalam aspek koordinasi dan sinkronisasi telah dibentuk Konsorsium Riset pada 7 bidang fokus dengan produk-produk target tertentu. Tujuan utama konsorsium adalah meningkatkan kolaborasi antara lembaga litbang dengan industri untuk menghasilkan produk-produk yang inovatif, misalnya Computer-Based Interlocking (CBI), pengolahan sel punca (stem cell), dalam bidang hankam, telah berhasil dikembangkan Teknologi Kedirgantaraan militer Roket Dirgantara 20-30 km yang dinamakan roket D-230. Kepedulian pihak Industri terhadap perkembangan Iptek nasional tidak hanya di wujudkan dalam bentuk kegiatan litbang, tetapi juga berkomitmen untuk mengenalkan iptek kepada masyarakat. 3
Saudara-saudara yang saya hormati, Kementerian Riset dan Teknologi sejak tahun 2012 menyelenggarakan pendanaan riset yang dinamakan Insentif Riset SINas. Insentif Riset SINas ini merupakan salah satu instrumen kebijakan Kementerian Riset dan Teknologi yang dikembangkan dengan mempertimbangkan akan perlunya optimalisasi sumberdaya litbang, meningkatkan sinergi lemlitbang dengan industri, memperkuat kapasitas iptek di lemlitbang dan industri. Pendanaan ini dimaksudkan untuk penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINas) melalui peningkatan sinergi, peningkatan produktivitas, dan pendayagunaan sumberdaya litbang nasional. Selain mengacu pada RPJPN, RPJMN dan Jakstranas Iptek, Insentif Riset SINas ini juga untuk mendukung kemandirian teknologi dan kegiatan ekonomi utama dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dalam periode 20072012, Kemenristek telah mendanai 2589 riset yang tersebar di LPNK, LPK, PT dan Industri. Adapun capaian yang telah dihasilkan adalah 426 jurnal nasional, 231 jurnal internasional dan 154 paten. Kementerian Riset dan Teknologi memiliki Program Peningkatan Kapasitas SDM Iptek berupa beasiswa S2 dan S3, Program Beasiswa Pascasarjana ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan, namun program ini memiliki tujuan yang lebih spesifik yaitu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan penelitian dan pengembangan dibidang Iptek, serta untuk meningkatkan kompetensi SDM Iptek yang telibat dalam penguatan SINas/SIDa dan MP3EI. Dalam hal infrastruktur, Kementerian Riset dan Teknologi telah membangun antara lain Puspiptek dirancang dengan tujuan untuk mendukung proses industrialisasi di Indonesia sehingga dapat menjadi kawasan yang mensinergikan tenaga manusia terdidik dan terlatih, peralatan penelitian dan pelayanan teknis yang paling lengkap di Indonesia. Aktivitas lain yang didorong untuk dilakukan di Puspiptek adalah mengembangkan kewirausahaan berbasis teknologi. Untuk itu, semua sarana prasarana iptek yang ada di kawasan Puspiptek sejak perencanaannya telah diarahkan untuk kegiatan penelitian dan pelayanan teknis, kawasan industri teknologi tinggi dan pendidikan tinggi dalam rangka pengembangan Science dan Technology Park (ISTP). Kementerian Riset dan Teknologi dalam upaya memperkuat kapasitas dan kapabilitas kelembagaan iptek, telah mengembangkan Pusat Unggulan Iptek untuk menjadi lembaga litbang yang unggul bertaraf internasional dalam bidang spesifik yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pusat-pusat unggulan tersebut adalah di Sumatera: Pusat Unggulan Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember, Pusat Penelitian Karet, Pusat Studi Biofarma, Kalimantan: Konsorsium Pengelolaan Hutan berkelanjutan, Sulawesi: Konsorsium Rumput Laut, Bali-Nusatenggara: Konsorsium Pariwisata, Konsorsium Ruminansia dan Papua Maluku: Konsorsium Sagu. Hadirin yang saya muliakan, Pada akhir sambutan ini saya ingin sekali lagi menekankan bahwa kontribusi Iptek 4
pada pertumbuhan ekonomi dalam menghasilkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan melalui tumbuh berkembangnya industri-industri hilir yang memanfaatkan hasil-hasil litbang nasional. Mari kita berdayakan kekayaan sumberdaya hayati kita untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Hadirin sekalian yang saya hormati, Saya sangat menghargai upaya Dewan Riset Nasional yang telah memberikan berbagai masukan guna meningkatkan efektifitas kebijakan dan program kementerian Riset dan Teknologi. Melalui Dialog Nasional ini, saya berharap dapat dirumuskan kerangka pemikiran baru pembangunan iptek yang lebih sempurna dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Kita ketahui bersama bahwa tidak lama lagi kita akan memasuki RPJMN III tahun 2015. Pemikiran yang dihasilkan melalui dialog nasional dan diskusi di tingkat DRN, diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyusunan bidang iptek pada RPJMN 2015-2019. Demikian hal-hal yang dapat saya sampaikan, semoga upaya yang kita lakukan ini dapat memberikan manfaat buat kita semua. Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat dan ridhaNya kepada kita sekalian. WaBillahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamu ‘alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh. Menteri Riset dan Teknologi
Gusti Muhammad Hatta
5