11
Pekuburan Balanda
1
"PEUTJOET" ! j j j J!
I
j
I
(I
Membuka Tabir
|
Sedjarah
Kepahlawanan Rakjat Atjeh
1 Ij
Oleh : Tjoetje
DITERBITKAN
OLEH :
J A J A S A N KESEDJAHTERAAN K A R Y A W A N DEPPEN
) ( (
N.V. 6EL0RA
GARUDA THEATRE
( PERUSAHAAN BIOSCOOP DAN HOTEL ) Djl. Imam Bondjol No.
3 $ 3 ^
| $ \ \ £ i $ k 5 l l |
— .Selalu menjadjfkan Füm2 jang bermutu. .Satu2nja tempat anda memperoleh hiburan jang memuaskan; MENGUTJAPKAN : SELAMAT ATAS BERLANGSUNONJA P E K A F KEBUDAJAAN ATJEH K E - II TGL. 20 AGUSTUS S/D 2 SEPTEMBER 1972 Dl BANDA ATJEH.
l % * ;»
£ j* j* £ £ » j»
DEALER TUNGGAL YAMAHA | UNTUK PRO PINSI DAERAH ISTÏME WA ATJEH | Berdagang : Alat2 Kantor — Bermatjam2 Mesin —Perdagangan U| mum — Biro Bangunan ? Kantor Pusat : Djl. Djen. Sudirman No. 102 Pjakarta Telp. 581525. > Tjabang : Djl. Sisingamangaradja No. 64/66. Telp. 288 S.O. | Banda Atjeh. \ MEN GUT JAPKAN : > "SELAMAT ATAS BERLANGSUXGNJA PEKAN KEBUDAJAAN' i ATJEH K E - II TGL. 20 Agustus s/d 2 September 1972 di BANDA S ATJEH — Mi HASBI ALI — £ Direktur Tjabang >
I
Pekuburan Belanda
1
" PEUTJOET"
| 1 li
Membuka Tabir
Kepahlawanan Rakjat Atjeh
lil | I |
Sedjarah
Oleh : Tjoetje DITERBITKAN O L E H : J A J A S A N KESEDJAHTERAAN K A R Y A W A N DEPPEN P E R W A K I L A N ATJEH.
<--U^
*4&J
1 li jl \^
j1 )| I ^ j|
Keharibaan Putraku tertjinta Almarhum Teukoe Tjoet
Haasan Hoesni,
Hak Pengarang diperlmdungi menurut Undang2 Negara Ditjetak sangat terbatas. Tjetakan pertama 1972
K A T A SAMBUTAN WAKIL GUBERNUR KDH. PROPINSI DAERAH IST1MEWA ATJEH Drs- M A R Z U K I NJAKMAN. Setelah kami membatja naskah jang berdjudul "PEUTJOET" jang merupakan salah satu diantara karya2 TJOETJE da!am bentuk Risalah jang baru kami mendjadi sangat tertarik untuk didjadikan baban study dalam rangka menjambut Pekan Kebudajaan Atjeh ke II dan djuga nantmja akan dnpat dipakai da^arn rangka Peringatan 100 tahun Perang Atjeh dengan Belanda pada tanggal 26 Maret 1973 jang akan datangMakam Pahlawan Belanda "Peutjoet" adalah buktï dari kepingan sedjarah kepahlawman Rakjat Atjeh jang patut dikenang dan dihormati. Kami meühat, bahwa Peutjoet bukan sekadar kumpu'an batu2 nisan jang mati, akan tetapi merupakan monument2 h'dup jang mendjelaskan tentang keteguhan semangat kesatryaan dan kepahlwanan Rakjat Atjeh menantang pendjadjahan. Peutjoet mendjelaskan, bukan sadja bagaimana dahsjatnja perlawanan Rakjat Atjeh menentang pendjadjahan Belanda, akan tetapi te ah menundjukkan bahwa Belanda teian mèmbajar mahal untuk kehadirannja di Atjeh. 1
Kita t>dak bisa berbuat lam, ketjuaü menghargai dan memelihara monument2 bersedjarah ini untuk tetap mendjadi iktibar dan peringatan bagi anak t jut ju kita dibelakang han bahwa nenek mojangnja telah berkorban banjak untuk kernei dekaan.
Meskipun negeri Atjeh dan rakjatnja telah denrkian hantjur selama zaman pendjadjahan, baik pendjadjahan Belanda, maupun pendudukan militerisme Djepang, diustru karena semangat inï pula Rakjat Atjeh te ah dikenal dalam sedjarah menegakkan Republik Indonesia. 1
Kita tidak perlu berbitjara banjak, tetapi marilah kita berbuat banjak melaksanakan pembangunan untuk mengisi kemerdekaan jang telah kita bajar mahal. Sekian, terima kasih.
B A N D A A T J E H , 25 Djuni 1972. W A K I L G U B E R N U R K D H . PROP. D A E R A H ISTIMEWA A T J E H , ttd : DRS. M A R Z U K I N J A K M A N
K A T A PENGANTAR Karya Tjoetje berdjudul "Peutjoet", jaitu nama tempat, dimana serdadu-serdadu Be'anda dikuburkan disalah satu sudut dalam Kotamadya Banda Atjeh telah mendjadi bahan d^skripsi jang sangat berguna bagi kelengkapan Pekan Kebuoajaan Atieh ke II terutama sekaü dalam mendjelaskan beoerapa ko'eksi dari main-building dari Pameran berkenaan dengan keadaan Atjeh dizaman pendjadjahan. Kami menjadari bahwa sumber bahan dari Risalnh ini kebanjakan diperoleh dari buku2 Belanda jang sedilot banjak t dak lepas daripada mission orang Belanda sendin. Dalrm hal ini kami pertjaja para pembatja akan dapat memisahkan mana beras dan mana antahnja. Akan tetapi dengan Rïsalah jang berdjudul "Peutjoet" ini penulisnja telah membuka tabir sedjarah kepahlawanan Rakjat Atjeh dalam menentang pendjadjahan. Sumbangan Tjoetje ini bukan sadja sebagai bahan pelengkap akan tetapi lebih dari ïtu sebagai bahan reset sedjarah jang berguna untuk dipeladjari dan dfungkapkan kern ba 1 dalam rangka pewarisan nilai2 semangat kepahlawanan zaman silam. Pewarisan nilai2 berharga zaman süam tidak dapat diwarisi semudah mewarisi benda mati, ketjuali ia harus dicnelaskan, ditjanangkan kepada djenerasi demi djenerasi meJalui berbagai wasüah dan mass-media. Karena itu ungkapan bahan sedjarah ini hendaknja mendapat sambutan hangat dari segala pihak lebih2 dalamtusaha pengawetan benda2 budaja untuk kepentmgan pembangunan dewasa ini. Penerbit, ;
P R A - K A T A .
Risalah ini kami sadjikan kepada para pembatja budiman sebagai setétcs air untuk samudera besar dalam hubungan partisipasi kami dalam pelaksanaan2 apa jang mungkin untuk turut ineasukseskan Pekan Kebulajaan Atjeh ke-11 jang diadakan tahun ini - 1972 - setelah Pekan Kebudajaan Atjeh ke-I jng te':ah diseiesaikan pada tahun 1958 dahulu. Kami menganggap Kebudajaan dgn Sedjarah adalah dua masaah jang tidak mungkin di-pisah2kan 'nngga P.K.A.-II ini langsung sadja kami anggap sebagai kemungkinan2 untuk perskapan bagi rakjat Atjeh chusus nja, bangsa Indonesia umumnia', u.1 tak msniambut Hari Ulang Tahun ke-100 dan P E RANG ATJEH MELAWAN PENDJADJAHAN BELANDA jang kebetu.an akan djatuh pada tanggal 26 Maret 1973, dus dalam masa kita hidup sekarang ini. Pada sa&at 'tu nanti kami pernah memimpikan akan adanja satu panitia chusus untuk menghimpun karangan2 - singkat atau luas, chusus atau umum jang meliputi proses sedjarah Perang Atjeh tersebut untuk dibukukan hingga mendjadi buku jang ideaal bagi kenang2an periode 100 tahun tersebut untuk kita bersama bangsa Indonesia dan dimana mungkin akan sama2 kita usahakan penerbitannja dalam bahasa dunia, Inggeris. untuk diketahui warga-dunia selebihnja apa gerangan terdjadi di Atjeh dalam masa 100 tahun ini jang langsung dipaparkan oleh putra-putri Atjeh sendiri. Partisipasi kami dalam hal ini jang te'ah tentu ialah masalah Makam Pahlawan Belanda "Peutjoet" jang kami anggap sebagai kuntji pembuka Tabir Sedjarah Kepahlawanan Rakjat Atjeh jang mungkin selama ini ter3embunji untuk luar daerah dan luar negeri.
AlhamduliUah kami telah selesai menjusun risalah ini pada waktunja dan kami dengan kerendahan h t i tidak lupa menjampaikan utjapan terimakasih sebesar2nja kepada : a
1.
Rekan sepekerdjaan kami pada Bestuurskantoor di Meulaboh dimasa Belanda dahulu, sdr. Aboe Bakar Bsf. untuk segala bantuan dan nasihat serta beberapa foto guna kemungkman2 penjelesaian karya kami i n i ;
2
Sdr. Drs. Marzuki Njakman, baik selaku Wakil Gubernur/ K D H Propinsi Daerah Istimewa Atjeh, maupun sebagai Ketua Umum dari P3KA-ke-II, atas nasihat dan kata sanv butan beüau terhadap risalah kami i i ; n
3..
Tuan J . H J, Brendgen dan Tuan D, Toekamp Lammers masing2 di Haarlen dan Beverwijk (Holland) jang telah sudi mengirimkan bahan2 batjaan seperti madjallah Angkatan Darat Belanda ONS L E G E R edisi Maart 1972 dan G E N E R A A L S W A R T P A C I F I C A T O R V A N A T J E H karangan Du Croo dan Schmidt jang mendjadi bahan batja^an kami diantara jang lain2 dalam penjusunan risalah mi.
4.
Saudara Pimpinan dari Jajasan Kesedj ahteraan Karyawan Deppen Perwakilan Atjeh di Banda Atjeh atas kesudian beliau mengusahakan pentjetakan dan pengedai'an risalah ini;
5.
Terachir tetapi bukan jang kurang penting ialah jang kami tjintai tjutwa/tante kami T J O E T N J A K I N T A N Meulaboh (aimarhumah) isteri al-marhum T E U K O E P A N G L I M A D A L A M dari siapa sedjak ketjil kami memperoleh ilham dalam kegemaran kami terhadap sedjarah kampung halaman (Atjeh Barat) dan tanahair (Indonesia) pada umumnja. Moga2 Risalah ketjil ini akan ada gunanja bagi kita sekalian sebagai bahan untuk mengenal diri dan mengenal lawan.
Lambaróskep, medio Djuni 1972. T J O E T J E .
Pintu gerbang kthormatan "Peutjoet" dilihat dari dalam. Tugu jang terlihat ini bukan tugu kuburan tetapi >g kehormatan jang dibangun oleh tuan2 \ebun - Planters - Sumaira Timur dahulu untuk menghormatai Ulang Tahun korps Marsose ke-40 tahun (1930) di Atjeh. tl
u
MASALAH NAMA „PEUTJOET".
Kalau redaksi harian "Ap? Pantjasila" edisi Atjeh di Banda Atjeh telah pernah menjambut tahun ke-99 Perang Atjeh melawan pendjadjahan Belanda (Maret 1873-1972) pada sa ah satu edisi harian tersebut pada bulan Maret jang lalu dan saudara 'Ali Hasjimy bekas Gubernur Kepala Daerah Propmsi Daerah Istimewa Atjeh telah pula berbuat demikian dengan d; terbitkannja buku barunja jang berdjudul HIKAJAT PRANG SABI MENDJIWAI PERANG ATJEH M E L A W A N BELANDA, maka saja pun berkeinginan menjambut data bersedjarah ini dengan membuat ungkapan2 fragment (tjuplikan) sedjarah Atjeh tersebut jang saja chususkan denga masalah jang menjangkut dengan "Peutjoet", meskipun dengan aspect2 jang memang sangat samar2 dan penuh dengan berbagai kekurangan. 1
;
n
Meskipun demikian saja tidak segan2 menmgga^kan pesan kepada para pembatja jang berminat da^arn sedjarah ini untuk memberikan kelandjutan serta menambah keterangan2 saja jang kurang itu karena hingga kini bagi saja masih kurang djelas : apa, bagaimana dan mengapa makam pahlawan Belanda tersebut disebutkan "Peutjoet" jang bagi generasi sekarang njaris tïdak dikenal dan tak dinjana lam fr'dak gara2 popularitas makam pahlawan tersebut dengan sebutan "kerkop" sadja- Dan arti "kerkop" ini pun kalau ditanja masih belum semua tahu. "Ja, kerkop adalah kerkop, mau apa lagi", demikian djawab seorang pemuda ganteng di Banda Atjeh sambil ber-gara2 dengn saja pada suatu hari di Seutoei jang berdekatan dengan kerkop tersebut. Karena saja masih luput mendapatkan fnfo mengenal nama "Peutjoet" jang saja anggap telah mendjadi nama send-n atau "eigen naam" bagi "kerkhof" Blanda dï Banda At.ieh jang disebut dengan sebutan "kerkop" sadja, maka timbul ah
satu dugaan, bahwa ' T e u t j o e t " i t u m u n g k i n bei-asal d a r i nam a k a m p u n g dimana m a k a m pahlawan tersebut i t u berada dan kebetulan berdekatan dengan k a m p u n g j a n g k i n i telah r e s m i dmamakan " K e b o n Belower". K a l a u orang m e n t j e r i t e r a k a n "Peutjoet" dengan send'rin j a orang tak boleh melupakan kebon " B e l o w e r " j a n g a s ü n j a adalah n a m a seorang J a h u d i , j a k n i B O L C H O V E R dan tadinja kompleks i n i m e r u p a k a n "padang n a ^ u ë n g l a k o ë " (alang'2) j a n g k e t i k a B e l a n d a datang didjadi'kian lapangan p e m e ü h a r a a n / p e r a w a t a n kuda2 peperangan (cavalerie) j a n g kemudian ditiadakan ditempat tersebut hingga lapangan tersebut diambÜ a l i h oleh tuan Bolchover untuk seterusnja diusaAakan mendjadi kompleks perkebunan j a n g bagf saja m a s i h samar2 perkebunan apakah gerangan j a n g kini' telah rneninggalkan nama dengan sebutan j a n g popuier " B e l o w o r " atau " B e l o w e r " h i n g ga n a m a seperti i t u sampai pula mendjalar ke Meulaboh ( A t j e h B a r a t ) k a r e n a disanapun terdapat apa j a n g dinamakan "kebon B e l o w o r " untuk tempat j a n g tadinja disebut kebun S a m Su L o . D i m a s a lampau nama kebon Belowor sangat negatief sifatnja. B ü a orang menjebutnja, o r a n g langsung menghubungan sebutan i t u dengan soal2 sex ü a r , tetapi s j u k u r l a h dewasa i n i di Belowor i t u telah terdapat meuna;;ah/langgar sebagai pusat pertemuan dan keagamaan m a s j a r a k a t p e r k a m pungan tersebut j a n g pesat m a d j u n j a dan patut dibanggakan. Sebelum B e l a n d a m e n g g u n a k a n komp'eks tersebut sebag a i pekuburan tenteranja j a n g tewas dalam peperangan d i s e ' u r u h A t j e h , m e m a n g dikompleks tersebut telah lebih dah u l u terdapat k u b u r a n 2 orang2 A t j e h j a n g t e r k e m u k a j a n g setelah saja selidiki d i k a t a k a n terdapat disana pusara putera Sulthan Iskandar M u d a j a n g t e r b u n u h k a r e n a mendjalani hu
kuman Sulthan sendiri. Tentang ini marilah kita menjerahkan nja kepada para ahü sedjarah untuk menélitikannja lebm landjut.
Ppnuhs sedang merenungkan dan mentjatat s u a u pada kuburan2 orang2 Atjeh jang t è d e t a l di tengah2 "feutjoet". Diantara kuburan2 ini terdapat kubu.an pu^ra Sulthan Iskandarmuda jang mati dibunuh oleh Sulthan sendin. 3
L
g
Menurut statistik jang dipero'eh oleh salah seorang bèfes anmrota K N I L - di Banda Atjeh (kini dïa djuga mendjadi Veferan T.N I dan kemudian statistik tersebut telah d k nmkan kepada Kolonel J.H.J. Brendgen di Haarlem (neger- Belanda) jang sangat radVjm mengusahakan pengumpulan dana untuk Perbafkan "Peutjoet" dtotakan, bahwa pada makam .--3
pahlawan Belanda itu telah dikuburkan tidak kurang dari 2.200 orang tentera Belanda, dari serdadu biasa sampai djendcralmajor, dari suku2 bangsa IndonesJa sampai kepada bangsa2 Belanda dan lam2 jang tadinja mendjadi serdadu upahan Belanda dan diantara kuburan2 itu masih ada tjatatan2 jang masih dapat dibatja mengenal nama2 dan pangkat2 mereka serta tahun2 dan tempat2 dimana mereka tewas. Dus satu rentetan besar nama2 tersebut diukir demikian indah pada marmer jang merupakan dhiding pintu gerbang kehormatan - "erepoort" makam pahlawan tersebut. Menurut keterangan pihak bersangkutan sendiri dikatakan bahwa jang telah dikuburkan di "Peutjoet" masih belum mentjapai seper-tiga dari keseluruhan korban2 perang Atjeh dipihak Belanda karena hutan belukar pinggir kali. lurah dan lembah, dsb. di Atjeh dmjatakan njaris mendjadi "kuburan2" tentera kolonial Belanda jang belum sempat "di-Peutjoetkan" 1
itu. Dan dari tjatatan2 pihak Belanda sendiri dapat kita ketahuï, bahwa perwira pertama jang dikuburkan di Peutjoet seteIah"Peutjoet" resmi sebagai makam pahlawan mereka dan diberi pintu gerbang kehormatan dengan tugu jang megah itu adalah letnan satu J.J.P. W E I J E R M A N jang tewas didalam pertempuran dekat mesdjid S?em Kroeëng Ka'é pada tanggal 20 Oktober 1883. Sangat disajangkan serta djuga disesalkan karena sebahagian dari nama2 ini telah dirusakkan oleh orang-orang jaVg tidak mengerti kepentmgan sedjarah sampai2 mendjalar kepsda perusakan nama2 pada kuburan2 tertentu dikompleks "Peutjoet" ini, pada hal agama Islam sendiri melarang penghinaan jang bukan sadja kepada sesama manusia jang masih hidup tetapi djuga terhadap orang2 jang telah meninggal dunia.
4
" E r is niets dan goed voor de doden", demikian terdjemahan kedalam bahasa Belanda dari sebuah pepatah Latin jang dengan tjara bebas saja terdjemahkan kedalam bahasa Atjeh bahwa "menjo han èk ta peugét bék sagai ta peubrok ngon ta peuhina oereuéng njang ka maté !" Untuk segala ketentuan guna mensahihkan masalah orang pertama jang dikuburkan dipekuburan "Peutjoet" setelah ia dHengkapi dengan pintu gerbang kehormatan dan resmi sebagai pekuburan miiiter Belanda di ibukota Daerah Atjeh jang dianggap sebagai mewaküi kuburan2 ketjil lain2nja jang terdapat di-mana2 diseluruh Atjeh, maka ada baiknja kam» mengutip seperlunja masalah tersebut dari buku " D E HET.D E N S E R I E " , djilid 8 halaman 25, dus sebagai berikut : "Luitenant Weijerman was de eerste Officier die op Peutjoet na de oprichting van de monumentale poor ter aarde werd besteld". ( = Letnan Weijrman adalah perwira pertama di kuburkn di Peutjoet setelah Peutjoet dflengkapi dengan bangunan pintu gerbang kehormatan)- Perlu didjelaskan bahwa buku darimana kita mengutip episode ini dinjatakan "niet in den handel verkocht" ( = tidak didjual/tidak diper da gangkan) dan buku tersebut diterbitkan oleh "Atjehsch Legermuseum, 1940" ( = Meseum tentera Belanda di Atjeh). Seterusnja perintjian mengenai matinja letnan tersebut masih dapat kita kutip lagi dari "Krijgsgeschiedenis van N.I. djüid 3 halaman 352 - 353 dan sebagai berikut : "De hiernevesns vermelde colonne, te Lamnjong Verzameld herstelde op den 20 sten Oktober de verbroken gemeenschap en veroverde twee der stellingen, waarvan die bij Messig t Siem de voornaamste was. De volgenden dag bleek de derde stelling ontruimd te wezen en verliet de vijand zijn positie ten Zuiden van den weg naar Kroeëng Kalé. De actie had ten gevolge het sneuvelen van luitenant J.J.P- Weijerman en drie — 5
.minderen, terwijl 3 officieren en 32 minderen werden ge.wond". ( = Kolone jang tersebut disamping ini, berkumpul di Lamnjong, telah memulihkan kekutjar-katj'ran mereka clan dapat merebut 2 buah benteng, satu diantaranja jang penting benteng Mesdjid. Hari berikutnja ternjata benteng ketiga telah ditinggalkan dan musuh meninggalkan posisi mereka sebelah selatan dari djalan menudju Kroeang Kalé. Pertempuran itu mengakibatkan tewasnja Letnan We jerman dan 3 orang bawahannja, sedangkan jang luka2 lain2nja terdiri dari 3 orang perwira dan 32 orang para bawahan). ;
Be'anda mengakui, bahwa tanah Atjeh "merupakan perkuburan" tentera mereka sebagai jang telah disebutkan diatas, ja dari masa ke masa sedjak Belanda memulai perang terhadap Atjeh jang kini berarti telah satu tahun kurang dari satu abad berlalu. Para pembatja jang budfman dan beriliam di kampung2 mungkin dapat mengatakan bahwa "dilikót rumoh lön na djeurat kaphé" atau kira2 sekitar hutan sana ada kuburan kompeni, dihutan2 ba'antara Atjeh banjak terdapat kuburan2 Kompeuni termasuk kuburan2 orang2 rantai jang mendjadi kuli paksa mereka dimasa itu. Ingat sadja serdadu2 jang tewas dalam pertempuran, katakan nusalnja di Lhók Soekön, di Djeuram, Lamia, Blang Keudjeurén, dsb. dsb, jang dikuburkan disana banjak djuga jang telah dibongkar kembaM hmgga tulang-belulang mereka sadja jang dibawa setjara simboiïs dan dikuburkan kembalf di "Peutjoet" sebagai satu tanda kemenangan dan kemegahan bagi orang bersangkutan jang kadang2 dapat d'umnamakan kehormatannja sebagai bintang "militair Wiremsorde" jang terkenal dengan singkatan M.W O. dan terdiri dari beberftpa tingkat itu. Orang2 jang terbanjak mempero'eh MWO ini adalah serdadu2 jang pernah bertugas dan bertempur di Atjeh dan itu6 —
pun hanja dari tingkat klas 4 dan 3 sadja. Ja, Belanda ?angat hati2 menganugerahkan bintang2 kepahlawanan hingga b>ntang2 itu mendjadi sangat terhormat dan dihormati dimasa itu. Dan sebagian besar darï penghuni "Peutjoet" sedjsk perkuburan itu diadakan dan diresmikan sampai achiV masa kehadiran Belanda di Atjeh (Maret 1942) jang tewas didalam peperangan adalah "dragers" (pemakai2) dan bakal "dragers" dari M W . O , bahkan djuga "ridder van Oranje Nassau", sedangkan bmtang2 perunggu jang diberïkan "v.t.e.v." (voor trouw en verdienste) jakni 'karena keseüaan dan djasa sangat banjak dan terlalu banjak untuk disebutkan satu demi satu dalam risalah ini. 1
Hanja achir2 ini sadjalah "Peutjoet" te ah dltjampuri dengan kuburan2 partikeür dari golongan Katolik Roma dan keristen Protestant jang non-mihtair, suatu hal jang menurut hernat penubs sudah sewadjarnja mendapat perhatiam pi hal'. Pemerintah Kotamadya Banda Atjeh dan menjedicikan fcanah perkuburan lain bagi mereka itu seh'ngg? perkuburan "Peutjoet" akan tetap mendjdi satu himpunan tugu murni peringatan didalam sedjarah peperangan Belanda di Atjeh untuk masa2 jang akan datang T E L A H L A K U K A N KEWADJIJBAN
!
Mereka jang dikuburkan di "Peutjoet" punja kebanggaan sebelum menghembuskan nafas terachir untuk mengutjapkan kata2 kepuasan jang ichlas bagi perdjuangan mereka : "zeg aan mijn moeder, dat ik mijn best heb gedaan !" (katakan kepada ibuku, bahwa aku telah mendjalankan tugasku dengan sebaik2nja). Inï umpamanja utjapan salah seorang letnan jang masih muda remadja dan ladjang serta pemberani De Bruijn, jang bakal kawin di pendopo (dulu), tetapi ia lebih penting lagi untuk "di-Peutjoet-kan" daripada untuk mendjadi "radja sehari". Bagi Belanda, orang begini dianggap gagah-berani. Dia tMak ingat dan tidak terpengaruh oleh tunangannja — 7
Penulis sedienak dekat tugu-kuburan Luitenant H.P. de Bruyn jang tewas di Seunagan (A. Barat) tahun 1902. De Bruyn salah seorang dari perwira2 Van Heulsz jang tjekatan. Pada kojakan batu jang terlihat itu tadinja terbat a : "rust zacht mijn enige zoon". Dibawah sekali: "zijn moeder". ;
8 —
di-sa'at2 sakratul-maut seperti itu tetapi masih lebih ingat kepada ibunja dan kewadjibannja sebagai seorang serdadu jang sedang mendjalankan tugas. Dan bukan tidak mungkin ada bahkan banjak diantara mereka jang menjerukan : "Leve de Konin.g/n !" (hidup Seri Ratu !) dan djuga "groeten aan mijn vrouw en zeg haar dat ik mijn best heb gedaan !" (salamku kepada isteriku dan katakan padanja bahwa aku telah mendjalankan tugasku dengan sebaik-nja !). TANDA KASIH JANG BERBAGAI RAGAM. Dari batu2 nisan di "Peutjoet" jang masih dapat dibatja, banjak terdapat tuüsan2 mesra jang mengharukan hati dengan keharmonisannja maksud2 tulisan dibatu2 nisan tersebut, baik dari seorang ibu kepada seorang putranja atau dari seorang isteri terhadap suaminja, maupun dari para sahabat dan rekan2 sedjawat terhadap seorang "krijgsmakker" (kawan seperdjuangan), dsb, dsb. Semua itu menundjukkan kesungguhan Be'anda untuk menundukkan Atjeh tetapi itu meruDakan satu idee jang tak pernah ditjapainja dengan stabil. "Peutjoet" sebenarnja banjak dapat btjara mengenai proses sedjarah anda'kata ia tidak dperkosa demikian rupa dan ter'alu lunak untuk dikatakan "n a k a 1" karena perbuatan2 seperti itu bukan lagï merupakan suatu "kenaka an" atau "stoutheid", melamkan perbuatan2/tindakan2 jang dapat disebut " b a l d a d i g h e i d " tanpa bandingnja. Ja, k ta masih untung karena semua itu bukanlah ber'aku atas dasar po'itik, melainkan perkosaan atau perusakan "Peutjoet" atas dasar "k e b o d o h a n " dan sikap tidak mau tahu karena amarah tanpa kendali, sedangkan bagi musuh sikap kita jang demikian itu kadang2 masih dapat diartfkan sebagai keuntungan moril karena penghapusan sedjarah kekedjaman mereka oleh kita sendiri dengan tidak kita sadari 1 ;
--y
9
Patung dan naskah kuburan Gubernur A . Ph. Van Aken a.1. dibawah betul masih terbatja : Dit grafmonument werd door de Atjshse inwoners geschonken, (tugu kuburan ini diaiiugerahkan oleh penduduk Atjeh). Van Aken man di Djakarta tanggal 1 April 1936.
10
-
MANDJADI WASIAT. Tidak sedikit orang2 Belanda jang pernah bertugas di Atjeh jang mewasiatkan andaikata ia mati, agar dimakamkan dï "Peutjoet" (Atjeh) di-tengah2 semua teman seperdjuangannja. Salah satu tjontoh dari pada masalah ini ia'ah Gubernur Be'anda untuk Atjeh jang terachir dan terkenal bernama A Ph. V A N A K E N jang memnggal dunia di Djakarta tanggal 1 April 1936 da^m Vfy^idnVnnnia sebagai ansrgota Dewan Hindia Belanda. Wasiatnja itu telah dpenuhi oleh Pemerintah dan masjarakat Belanda ketika itu sehingga sampai kini kuburannja terdapat di "Peutjoet" dimana masih dapat dibatja huruf2 jang dalam bahasa Indonesia berarti "Tugu perkuburan ini disumbangkan oleh penduduk Atjeh". Ja, V a n Aken merupakan seorang a'at pendjadjahan Belanda jang "agak disukai" di Atjeh jang pada ketika itu atas usahanja kubah Mesdjid Raja di Banda Atjeh telah diadakan perbaikan dan penambahan - dari satu kubah mendjadi tiga •- dengan biaja dari "Rubberfonds" (Dana Getah tahun 1936), dus sebelum Van Aken memnggal dan dipindahkan ke Djakarta. Penulis Belanda terkenal seperti alharhum Z E N T G R A A F F jang da^am tahun 1938 mndapat kehormatan sebagai sa^h seoran°" "marechaussee honorair" jang t e ^ h berhasil memfis buku A T J E H - terdjemahannja kedalam bahasa Indonesia kini sudah disiapkan oleh kawan kita saudara Aboe Bakar Bsf, jang insja Allah akan dapat diterbïtkan dalam tahun ini djuga - dan rekannja V A N G O U D O E V E R jang ber-sama2 dengan Zentgraaff telah pula menuüs buku jang berdjudul "Sumatraantjes", masih hidup dan tinggal sekarang dikota GORSSEL, G E L D E R L A N D , Negeri Belanda, sel.a'u disana sini dalam buku2nja mengulang-ulang bahwa si Pplan jang terkubur di Polan sebenarnja berhak beristirahat di "Peutjoet". Si A n u jang tewas digunung sana dan dikuburkan d sana pada hal ia berhak mendapat tempat berisürahat di "Peutjoet", dsb, dsb. dsb .. . ;
Demikian besarnja pengaruh "Peutjoet" jang mendjadi kebanggaan setiap keluarga Belanda jang ditinggaïkan suamt, ajah, kekasih, jang semuanja beristirahat di "Peutjoet" jang kini - dimasa Indonesia Merdeka - berada dalam keadaan jang amat menjedihkan K i t a peroleh kesan jang besar atas seorang marsosé pangkat kapten jang mendjadi komandan divisie marsosé ke-3 jang mati karena bunuh dh-i di posnja Takengon dan dikuburkan pada kerkhof Ketjil disana jang tidak berarti. Zen' raaff menulis per'stiwa tersebut a.1. "Hij ligt op het kleine kerkhof te Takengon, doch hij is één der velen die in "Peutjoet" behoren" (dia dikuburkan diperkuburan ketjil di Takengan, tetapi dia sebagai djuga jang lam2nja, sebenarnja harus beristirahat di "Peutjoet"). L A N G E N H A G E N , demikian nama kapten marsosé tersebut telah membunuh diri dengan pistol gara2 satu "kastekort" (kekurangan dalam perhitungan uang kas) pada hal setelah diperiksa tidaklah demikian- Langenhagen silap bahwa ia telah menandatangani mandat2 wang tetapi belum di-uang-kannja dan un)tuk ini Zentgraaff menulis, bahwa Langenhagen adalah seorang perwira jang baik dan tjakap serta gagah berani untuk memimpin pasukan, tetapi ia bukan orangnja untuk mengurus administratie keuangan. (Vide : "Sumatraantjes" 1947 halaman 167 !). Menurut penuüs tersebut dalam buku2nja seperti "Atjeh", d.1.1. dikatakan bahwa keinginan untuk dikuburkan di "Peutjoet" bukan sadja terdapat dari pihak para bawahan, tetapi djuga pada pihak para atasan seperti Van Heutsz, djenderal jang terkenal itu dizamannja - " V a n Heutsz periode" dimasa Perang Atjeh dahulu. Ia pernah mengatakan bahwa andainja ia menemui adjalnja di Indonesia, agar djenazahnja dikebumikan di "Peutjoet". Kemginan sang djenderal .ini tidak kesampaian karena Van Heutsz achirnja telah .meninggaJ dunia dalam masa pensiun di Mfantreux pada tahyn 1?
-
.1924 serta dikuburkan disana pada tahun itu djuga dan barulah pada tahun 1927 dipindahkan ke perkuburan OOST E R di Amsterdam (negeri Belanda) dengan satu upatjara besar setjara militair dimana a.1. turut hadu- para marsosé Atjeh dan semua ini berada dibawah komando seorang lettu bemama J O R D A N 9 . Semua anak-buah marsosé jang berasal dari pantai Barat Atjeh ftu mendapat kehormatan diangkut kenegeri Belanda sebagai anggota2 pengawal kehormatan terhadap djenazah djenderal - sebenarnja letnan djenderal sebagai kebanjakan top-figuren para perwira tinggï Belanda lain2nja - Van Heutsz dalam tahun 1927 di ibukota, Keradjaan Belanda Amsterdam, sedikitnja adalah pemakaï (dragers) dari "militair Willemsorde" (WMO) dan lam2 tanda djasa. Mengenai bintang ini rasanja kurang puas dengan keterangan2 kita jang diatas hmgga kita merasa perlu menambahkannja lagi bahwa pemakai2 bintang serupa itu adakalanja seorang serdadu biasa sadja dari satu2 pasukan sedangkan komandan dari pasukan tersebut belum tentu memrliki bintang serupa itu- Disini dapat ditandai bahwa Be^nda sangat berhati2 dalam soal menganugerahkan bintang kepada para peradjurit dan pegawainja karena "sistim dapat seorang semuanja harus mendapat djuga" sebenarnja tidak ada dalam kamus Belanda. K i t a ambü tjontoh umpamanja, bahwa kapitein Joannes Paris jang gagah berani dan terkenal dari "perang Bakongan" sebenarnja sebelum ia tewas masih belum punja MWO karena penjerahan M W O klas 4 'kepadanja adalah dengan tjara anumerta (posthumeus) sadja. Paris tak sempat memakai tanda keberanian dan kegagaharrnja karena keiewang rakjat Bakongan telah mendjadi penjebab melajangnja djiwa perwira tersebut besarta para anak buah jang meliputi seluruh brigade jang dipimpmnja. S&'ah —
1 3
seorang dari beberapa diantara jang luka2 parah dalam pertempuran tersebut adalah Kromodikoro jang setelah sembuh mendapat M W O k^as 4 dan dia adalah salah seorang jang turut mengikuti teman2nja ke Erapah dalam tahun 1927 untuk mendjadi salah seorang anggota pasukan kehormatan bagi pengawalan djenazah djenderal Van Heutsz sebagai jang telah kita sebutkan diatas. MATINJA K A P I T E I N PARIS. Tjaassss dipegelangan tangan pemberani ini sebagai apa jang Be'anda send'ri mengatakan "eerste houw" atau batjok keiewang jang pertama jang diterima Paris dari salah seorang apa jang mereka sebutkan "de djahat" di Bakongan (kampong Sapék) dan berikutnja tjéóssss . . . . batjokan kedua jang tepat djatuh ditengkuknja dan ini pulalah jang menjebabkan kapitein Paris hojong dan djatuh tak berdaja ketika menghadapi anak buah Tjoet A l i jang achirnja djatuh djuga beberapa lama kemudian atas ketangkasan kapitein Gosenson (belakangan kolone dan mendjabat territoriaal Kommandant Atjeh dan mati dalam tawanan Djepang di Boekittinggi dalam tahun 1944). 1
Njata dan "gedocumenteerd" bahwa matinja karjitem Paris dan Tjoet A l i dalam perang Bakongan itu bukaniah sebagai jang di-lebih2kan oleh rakjat disana bahwa keduanja saling tarik-menarik "tali njawa" jang kata mereka bahwa kedua orang tersebut sama2 kebal - kebal intan - jang mengge'ikan hati. PARIS TIDAK K E B A L . Sebagai djuga kebanjakan para perwira dan bawahan Belanda dan orang2 Barat pada umumnja, demikian djuga kappitein Paris tidak pertjaja terhadap bahan2 mistik sepert'
14 —
;
"ranté boe " (leterüjk : rantai babi) dan sesuatu lain2nja jang serupa dengan itu untuk ketahanan setiap pemakainja terhadap sendjata2 tadjam dan sendjata2 api. Keterangan seperti ini ber-kali2 diterangkan dengan ketegasan oleh kolone!2 Du Croo dan Schmidt dalam buku mereka jang berdjudul "GENER A A L SWART, PACIFICATOR V A N ATJEH, dan djuga oleh Zentgraaff dalam bukunja jang berdjudul ATJEH, pun menurut buku Peringatan 50 tahun Masosé Atjeh susunan panitia chusus dibawah redacteurschap majoor P. Doüp dan banjak buku2 laJn sama menjatakan bahwa pengaruh dan kepertjajaan Belanda terhadap jang di-gaib2kan dan jang di-mitos2kan oleh rakjat Atjeh sama sekali mereka tidak pertjaja. Sebaliknja mereka - atas pengalaman2 - sangat mempertjajai keberanian, kepahlawanan dan ketangkasan rakjat Atjeh berperang malahan diakui bahwa rakjat jang paling sukar ditaklukkan diseluruh "Hindia Belanda" ketika itu ialah rakjat Atjeh jang mendjadi penjebab dan ulah banjaknja Pemerintah menderita kerugian "materieel en manschap" (Kebendaan2 dan serdadu2). Dus jang kita tahu ha!2 jang meliputi sjahid-nja Tjoet Aü dan lain2 "pahlawan" dalam perang Bakongan pada tahun2 1925 - 26 - 27 itu terlalu di-mitos dan di-gail:2kan dengan tjara berlebihan sadja. Kubur Paris di Hastings. Paris beristirikan seorang wanita Inggeris- Atas permintaan isterinja, maka djenazah Paris jang tewas dikampung Sapék (Bakongan) diangkut dari Bakongan via Koetaradja (Banda Atjeh sekarang) sampai ke Sabang dengan kapal Pemerintah Belanda dan dari Sabang dengan kapal Samudera langsung dibawa ketanah Inggeris kota Hastings jang terletak di , Inggeris Se-atan. :
Pada kuburan kapitein J. Paris tersebut terdapat dua keping suratan, satu dalam bahasa Inggeris dari isterinja dan satu lagi dalam bahasa Belanda dari tiga komandan bivak — 15
Djeuram, Lamië dan Koeala Bhéë jang tunduk pada Divisie Marechaussee I di Meu'aboh dimana Paris pernah mendjadi Komandannja. (Kalau perlu kita akan gores tjara tersendiri dan terpisah masalah Kapitein Paris dan djuga riwajat bagaimana Tjoet A l i mentjapai Sjahid, mudah2an !). Bukti simbol kepahlawanan. "Peutjoet" bukan sadja merupakan satu taman kehormatan bagi Be'anda jang masih terdapat di-tengah2 ibu-kota Pro-
Tugu-kuburan Djenderal Major J.L.J.H. Pel di "Peutjoet", Sebelum tewas djenderal ini mendjabat "Civiel en Militair Bevelhebber" (Panglima sipil dan m.liter) di Atjeh. Djenazahnja tidak dikuburkan pada monument tsb. tetapi disalah satu sudut dikompleks "Peutjoet" tanpa dib ri tanda apa2. e
16 —
pinsi Atjeh, tetapi djuga mendjadi simbol kemegahan dan kepahlawanan rakjat Atjeh jang dengan bersendjatakan "semangat djuang jang ichlas" telah merupakan tantangan jang tidak boleh dianggap enteng oleh pihak Be'anda karena dalam peperangan kuno seperti itu Belanda dalam perang tersebut telah kehilangan beberapa orang Djendera'-nja dan salah seorang diantaranja - djenderal Pel - kebetulan telah dikuburkan di "Peutjoet" tetapi jang tiga orang lagi seperti djenderal Kohier jang tewas pada expiditie pertama tahun 1873 dan djedera!2 Demminj dan De Mou^n tidak dikuburkan di Peutjoet hingga kami agak menjesal tak dapat menjertai keterangan kuburan dari 3 orang djendera'2 ini jang semuanja sebagai korban perang Atjeh dipihak Belanda jang sangat memalukan mereka terhadap dunia luar seperti Inggeris, dsbBetapa tidak - dalam perang kuno seperti itu - Belanda sampai menderita keguguran para djenderalnja hingga para pembatja dapat menarik konkiusi betapa hebatnja semangat djuang rakjat Atjeh menentang pendjadjahan ketika itu. SA'AT2 MATINJA P A R A D J E N D E R A L . Matinja djenderal Köhler telah terlalu umum dan seperti jang kita terangkan diatas tadi. Dia tewas dekat Mesdjid B a i turrahman kena pe'uru jang dilepaskan oleh pedjuang Atjeh dari dj arak djauh ketika itu jang membuat pihak musuh mendjadi takdjub atas kedjituannja tembakan Atjeh jang tadinja mereka tidak pernah menjangka atas sukses jang demikian gemilang itu. Mengingatkan ketika itu - 1873 - "Peutjoet" masih belum merupakan sebagai kompleks perkuburan resmi tentera Belanda maka djenazah Kölfer tersebut dengan sendirinja tidak mungkin "di-Peutjoet-kan". Sajang kita tak pun ja pengetahuan dimana Köhler kesudahannja diistirahatkan meskipun usaha kita mentjari dan menjelidiki kuburan Köhler me^Iui ba-
- 11
Kepingan marmer suratan tanda kenMg an icwas Djenderal Major J.H.R. KöWer di Banda Atjeh tanggal 14 April 1873. Dapat dilihat pada pintu gerbang "Peutjoet" beseria dengan peringatan Letnan Kolonel Scheepens •jg disebelahnja,
tjaan2 jang pernah ada namun hingga kini bagi kita dimana kubur Köhler masih mendjadi tanda tanja. Meskipun demikian Köhler mendapat kehormatan di "Peutjoet" dengan adanja nama Köhler pada pintu gerbang kehormatan Peutjoet jang sampai sekarang masih djelas dibatja. Kemudian sampailah giliraa majoor djenderal J.L.J.H. Pel. jang mati di Atjeh pada suatu tempat di Atjeh Besar dan setahu bagaimana tugu peringatan setjara s'mbol sadja atas matinia pembesar ndliter Belanda ini telah didirikan dihulu djembatan L a m Njong (Darussalam sekarang) sedangkan djenazah Pel achirnja dimakamkan di "Peutjoet" dengan satu tugu-pusara (graf-monument) jang agak besar dan bersahadja dimana masih djelas dibatja nama dan kedudukan perwira tinggi ketika ia menemui adja'nja tanggal 24/25 Februari 1876 jang menurut itu Pel menderita ,putus urat nadi. Mengenal matinja djenderal majoor J.L.J.H. Pel ini penuÜs merasa perlu mengutip keseluruhan dari satu paragrap dari buku "De Krijgsgeschiedenis van N.I.", djilïd III halaman 183-184, dus sebagai berikut : "Na een dag rust marcheerden de troepen den 25 sten, tc 6 ure voormiddadgs, ongehinderd langs den rand van Pinang en door Lang.^oegoep en Tonga, naar Kroeëng Tjoet, waar zij te half elf voormiddags aankwamen. Daar opende de vijand van de overzijde het vuur op de compagnie der voorhoede, d'e, hoewel versterkt met 2 compagnieën en een sectie artillerie-, niet in staat was dit vuur tot zwijgen te brengen. Een waadbare plaats werd niet gevonden, maar meer zuidelijk een ha f afgebroken brug ontdekt, die onder bescherming van laatst genoemde troepen onder het vuur des vijands door de mineurs werd hersteld. De in actie zijnde troenen passeerden nu de lagune en verdreven de Atjehers, waarna de colonne te 1 ure namiddags het !
— 19
bivak aan beide zijden der kreek betrok. Daar overleed des avonds te elf ure de Bevelhebber, generaal Pel, aan een Slagaderbreuk. Evenals de overste R A A F F door de overmatige inspanning van zijn krachten stierf, voordat hij zijn plannen tot bestrijding, der Padri's had kunnen volvoeren, zo werd ook de door zijn troepen zoo hooggeschatte, dappere generaal Pel, weggenomen, voordat hij de consolidatie onzer vestiging te Atjeh overeenkomstig zijn plan ten einde had kunnen brengen. ( = Setelah sehari lamanja beristu-ahat maka pasukan2 bergeraklah pada tanggal 25 (Februari 1876) djam 6 sore tanpa suatu halangan sepandjang pinggir Pinang dan melalui Lamgugup dan Tonga (maksudnja Tunggai) ke Kroëng Tjoet dimana mereka tiba djam setengah sebelas malam. Disanalah pihak musuh (maksudnja pasukan kita, pen-) mulai membukn serangan bedil dari serangan atas Kompi jang bergerak sebagai pasukan depan jang meskipun diperkuat dengan 2 kompi dan satu seksi pasukan meriam jang ternjata tidak betah ' mampu menghentikan serangan Atjeh tersebut. Tak didjumpai suatu tempat jang bisa dihwati, tetapi lebih kesebelah selatannja lagi didjumpai sebuah djembatan jang telah setengah rusak/hantjur dibawah peründungan pasukan2 jang d'sebut belakangan tadi dan kini telah kita perbaiki. Pasukan2 jang bergerak itu kini meüwai naungan air itu dan menghalau orang2 Atjeh kemudin ko^nne kita itu selamat tiba pada bivak jang letaknja pada kedua pinggir teluk itu tepat pada djam empat sore. Disanalah meninggalnja Panglima kita, djenderal Pel, pada djam 11 malam disebabkan karena putus atau petjahnja urat-nadinja (slagaderbreuk). Sebagai djuga overste R A A I T menemui adjalnja ketika itu disebabkan terlalu penat dan te•20 —
gang penggunaan kekuatan dan da ja pildrnja sebelum Raai'f tersebut berhasil melaksanakan rentjana2nja untuk membasmi kaum Padri, tentunja di Minangkabau. Demikian djuga matinja djenderal Pel j g dinilai tinggi dan sebagai djenderal jang berani sebelum ia selesai melaksanakan rentjana2nja untuk kestabilan kedudukan kita di Atjeh". Perlu diketahui bahwa kuburan Pel dari buku2 jang mendjadi lectuur kita sama dinjatakan bahwa kuburan jang dimaksud itu bukanlah pada tempat didirikan tugu itu tetapi dinjatakan kubur tersebut berada disalah satu ruang dalam kompleks "Peutjoet" jang tidak ditandai. Djenderal2 Demmeni dan De Moulin masing2 meninggal tanggal 13 December 1886 dan tanggal 7 Djuli 1896 di Atjeh dan kedua djenazah perwira tersebut tidak terdapat di "Peutjoet" dan kemungkinan kuburan2 mereka di Padang atau Djakarta. Nama2 mereka hanja tinggal dalam buku2 sedjarah sadja sedangkan di "Peutjoet" tidak digubris apa2 sebagai Köhler jang meskipun "Peutjoet" tidak mengandung tulang-belulangnja namun nama perwira tinggi jang memimpin expeditie pertama dan mendarat di Atjeh itu terukir dengan djelas pada ere poort Peutjoet. PERKUBURAN ADALAH BAHAN
SEDJARAH
"Peutjoet" mendapat nama djulukan dari para penulis Belanda ketika itu sebagai perkuburan jang tetap mampu memberikan aspirasi dan bahan2 sedjarah kepada setiap pengundjungnja terutama bagi mereka jang mengerti bahasa BelandaHal ini dikatakan tentunja kalau "Peutjot" tidak dalam keadaannja seperti dewasa ini. Pengakuan para penulis Belanda itu memang benar dan beralasan sebab hampir setiap kuburan ketika itu rasa2nja "dapat menerangkan dirinja sendiri" pada setiap para pengundjung ;
— 21
tanpa diperUikan seorang informan. Tetapi apa jang düihat di "Peutjoet" sekarang ? Makam Pahlawan Belanda itu tidak terurus lagi. kuburan2nja banjak jang rusak dan jang dirusakkan, suratan2 hampir pada setiap kuburan telah "ditjongkel" dan huruf2 jang sengadja di-korek2 jang sangat mengesalkan hati setiap peminat sedjarah jang berkundjung ke "Peutjoet". Bukan tidak mungkin "Peutjoet" punja penghuni dengan kuburn2 jang diberi "borstbeeld" diatasnja tetapi borstbeelden >ni telah lama hilang selama Belanda meninggalkan tanah Atjeh bulan Maret 1942. Bila seseorang peladjar - katakanlah dari S . M A . dan lain2 sekolah jang sederadjat dengan itu ataupun mahasiswa dari perguruan tinggi bahkan para toerist asing sekalipun mengundjungi "Peutjoet" maka kalau "Peutjoet" tidak pernah diganggu seperti keadaannja sekarang, penulis jakin pengundjung2 itu akan mendapat bahan2 sedjarah perang Atjeh jang hampir2 tak pernah terpadamkan itu dan semua ini pasti akan membantu setiap research jang diperlukan dari batu2 jang sepi serta ditinggalkan itu. Bila anda bertemu dengan tugu kuburan kapitein Webb, maka anda akan mengulum senjum bukan karena tidak berperi kemanusiaan tetapi karena geli dan agak lutju anda mengenangkan tipu musühat orang2 Atjeh ketika itu mentjiptakan "bom batang kaju" jang uitwerk'ng-nja agak serupa dengan bom modern jang sebenarnja. Pokoknja "bom kaju" tjiptaan orang2 Atjeh di Leufoêuë Mmjeuëk (Lhök Soekm) ketika itu telah sanggup menewaskan seorang Divisiecommandant Marechaussee dengan beberapa orang anak buah ketika mereka patroli mentjari Panglima Polem jang ketika itu masih dikedjar2 o'eh Belanda disetiap hutan balantara antara PidiePaseh bahkan sampa:'2 ke Idi dan bahagian2nja dimana diteangka ada "de djahat" oleh Belanda. Kapitein Webb mengal?.mi petjah kepaia hingga djenazahnja tidak diperkenankan dilihat oleh i'sterinja. "Sepotong ba22 —
tang kaju besar" telah digantungkan oleh peradjurlt2 Polem diatas pohon kaju jang dihwati Webb dengan anak buahnja dan d^sana (atas pohon kaju itu) telah rela berdjibaku peradjunt Atjeh untuk memotong rotan pengikat "bom" tersebut dikala pasukan ketjil musuh meliwatinja. Bom rubuh dan tarrrrr kepala Webb berhamburan otak dan petjah seketiika. Ja, bukan Djepang sadja jang kenal "djibaku" karena menurut itu Atjeh pun mempunjai orangnja jangrela mati untuk menewaskan musuhnja jang lebih banjak dan jang berpengaruh, tetapi sjukur orang jang memotong tali tersebut selamat wal afiat dan kembali keinduk pasukannja dengan selamat dengan menghasiikan korban dipihak musuh jang bukan ketjil artinja. Inilah sedjarah, iaiilah kepingan sedjarah anda jang baru dengan kuburan kapitein Webb sadja, dan bagaimana dengan ribuan jang lain2nja lagi jang diistirahatkan di "Peutjoet" ? Dan biia anda meühat sebuah tugu ketjil sederhana jang agak djauh dari tugu Webb, anda mentjari2 hingga terlihat jang bertanda D E B R U Y N maka anda jang berfikir waras dan sportief akan angkat tangan atas keberanian dan kegagahan serta semangat djuang jang tinggi dari lettu De Bruyn maskipun ia ketika itu merupakan musuh bagi kita. De Bruyn adalah perwira dengan pangkat letnan satu dari pihak musuh jang tadinja mendapat tugas dibahagian Seunangan (Atjeh Barat) langsung dari Van Heutsz sendiri jang bakal mengawimkan De Bruyn dengan seorang gadis anak seorang perwira menengah dan perkawinan tersebut akan berlangsung ditempat kediaman Van Heutsz jaitu pendopo sekarang. Nahas bagi pemuda De Bruyn karena dia dan sebahagian anak buahnja berhasil dilsapu bersih oleh para pedjuang Atjeh dari Seunagan itu dengan suatu "klewangaanval" jang terkenal itu. De Bruyn menderita terlalu banjak dengan batjokan pedang hingga ia tak mungkin dirawat lagi. Dia dengan gagah berani mengatakan kepada dokter jang bakal merawatnja dalam medan perang itu (Seunagan) : "Dokter, laat mij maar — 23
liggen, ik ga toch dood. Help liever de arme marechaussee's !" (dokter, biarkan sadja saja ini, saja toch akan mati. Lebih baik dokter menolong marsosé2 jang maiang lain2nja itu !). Mendengar kata2 De Bruyn demikian itu maka salah seorang letnan lainnja merapati tubuh De Bruyn jang penuh luka dan berlumuran darah seraja membisikkan ke te inganja kalau2 ia mempunjai pesan2 lain. Maka dengan terhengah2 Bruyn meneruskan wasiatnja : "zeg aan mijn moeder dat ik mijn plicht heb gedaan !". (Katakan pada ibuku bahwa aku telah menunaikan tugas2ku !). Adapun luka2 lettu De Bruyn diantaranja jang menjebabkan ia mati adalah luka kena tombak (lanssteek) pada perutnja jartu luka pertama jang ditombak dari djauh tetapi setelah ia roboh tanpa sanggup memberi perlawanan maka ia pun dihudjani dengan tjentjangan keiewang jang mengerikan itu. Ini terdjadi sekitar. tahun 1902 di Seunagan/Atjeh Barat. Dan ketika djenazah De Bruyn tiba di Oeléë Lheuë dengan kapal putih dari Pemerintah Belanda, maka ketibaannja itu sebenarnja untuk mendjadi mempelai alias "radja sehari" sedangkan pengantin perempuan telah ber-sedia2 mengenakan pakaian pengantinnja jang dikirim dari Djawa oleh ajahnja. Van Heutsz dengan tegas menjatakan- kepada tjalon pe ngantin : Anakku, De Bruyn telah tiba tetapi ia lebih penting "di-Peutjoet-kan" daripada duduk bersanding denganmu sekarang ini". Para pembatja dapat mengira2kan sendiri betapa gawat suasana ketika itu dilingkungan pendopo kediaman Van Heutsz itu. Nah, inipun kepingan sedjarah jang "Peutjoet" dapat berikan kepada setiap pengundjungnja djustru kalau ia tidak dirusak seperti keadaannja sekarang ini. Lagi, kalau anda ber-djalan2 selandjutnja dalam kompleks "Peutjoet" umpamanja anda meliwati sebuah tugu bersegi jang lebih djelek dari jang daripada graniet seperti tugu2 24 —
W E B B dan C A M P I O N I , d.U- pada hal tugu jang saja katakan djelek itu termasuk tugu orang nomer dua dalam taraf pangkat dari semua penghuni "Peutjoet". Betapa tidak, ia adalah tugu letnan kolonel (overste) S C H E E P E N S , seorang pengenal Atjeh sebagai djuga dengan SCHMIDT d.U. jangtewas di Sigli dalam tahun 1913 Kalau anda melihat tugu tersebut anda terkenang betapa konjol tjara matinja overste Scheepens itu sedangkan ia sebelumnja pernah mendapat luka2 agak lumajan dalam pertempuran2 di-hutan belukar Atjeh. Luka jang menjebabkan matinja itu adalah luka akibat tikaman rentjong dengan tiba2 dan t'.dak pernah disangka karena ia ketika itu sedang mengetuai satu sidang pengadilan ketjil sadja di Sigli. Jang menikamnja adalah Oelèëbalang Titeuë jang mati seketika itu djuga ditj ent jang oleh agent2 poli si jang bertugas sekitar kantor dimana sidang itu bertempat. Ja, anda akan berkesan pada kedjadian ini bahwa sedjak dahulupun Atjeh te'ah dikenal sebagai salah satu object toer'st dan ketika itu di Sigli berada seorang toerist wanita dari Amerika Serikat jang bernama Mrs- Mary Ware jang tadinja pernah didjandjikan Scheepens untuk memberi lajanan se-baik2nja karena sang toerist kebetulan mentjari baban untuk menub's buku dengan djudul FOREIGN COUNTRY T H R O U G H F O R E I G N E Y E S " Dan seterusnja kalau anda berdjalan2 dalam kompleks "Peutjoet" mungkin anda akan bertemu djuga dengan pusara kapitein C H A R L E S E M I L E SCHMID jang mati konjol dengan tiba2 diluar dugaan pada suatu pagi tjerah dilapangan tempat latihan militer di Lhók Soekón. Schnr'd jang tadinja me-lihat2 sekumpulan ketjil serdadu2 berlatih dipagi hari itu meninggalkan lapangan tersebut untuk pulang tetapi tiba2 dilihatnja seorang Atjeh me'watinja sambil memberi "tabek" sebaga imana kebiasaan orang kita menghormati Belanda. Tabek orang tersebut dibalasnja oleh kapite n itu tetapi diluar dugaannja begitu tangan orang jang menghormatinja itu turun begitu rentjong berlabuh pada tubuhja dengan menjebabkan luka jang mematikan. ;
— 25
Schmid terhojong tetapi langsung dibantu oleh beberapa orang serdadu hingga ia digotong kerumah sak't, tetapi namim ia tak dapat ditolong lagi. Dengan bernjanji-njanji ketjil "manisé manisé en terlaloe " Schmid berlalu begitu sadja dari dunia fana ini dan kini mendjadi salah seorang penghuni -Peutjoet". Menurut sumber Belanda sendiri orang jang menikam Schmid di LhGk Soekon ütu dinjatakan sebagai "orang jang telah djemu untuk bidup" dan namanja disebut A M A T L E U P O N . Ia mati ditjentjang oleh serdadu Asa Baoek jang kesudahannja "atas djasa dan keberaniannja" mendapat bintang salip perunggu. Banjak lagi anda dapat mengetahui mengenai "oleh2" perang Atjeh dari "Peutjoet"' dan tak tertjatatkan disini semua itu tentunja- Namun penulis kurang puas kalau tidak menjinggung sedikit kuburan lama disana jang bertarich sekitar 1886. Nah, itu disudut kira2 sebeiah Baratlaut "Peutjoet" pusara seorang (Scot) (Inggeris) bernama Robert MacCulloch, awak kapal Hok Canton jang mendjadi salah seorang korban peristiwa Hok Canton di Rigaih dekat Tjalang (Atjeh Barat) jang pernah tjöba2 untuk mentjulik dan mendjebak Teukoe Oemar Djohan Pahlawan ketika itu untuk seterusnja ditukar dengan had:ah 25.000 dollar kepada Tentera Belanda di Oelèë LheuëDan banjak lagi terdapat kuburan2 orang2 asing lain seperti Jahudi. Djerman, d.1.1. di Peutjoet jang mengesankan kita bahwa mereka itu mungkin sebagai serdadu upahan sadja dan sedikitnja pembantu2 angkatan perang Belanda menaklukkan Atjeh dimasa itu. Dan pusara gubernur V A N A K E N - Jang agak mengharukan pada kuburan tokoh Belanda jang disukai baik oleh kawan maupun lawan ketika itu ialah satu suratan pada kuburan tersebut jang dalam bahasa Indonesia berarti "kuburan dan tugu ini dianugerahkan oleh penduduk Atjeh didaerah ini". Karenanja kita terkenang via kuburan tersebut akan 26 —
"djasa" guberur V a n Aken terhadap Atjeh dan satu diantaranja ialah "usahanja" memperbaiki dan menambah kubah mesdj:d Baiturrahman di Banda Atjeh dari satu kubah ketika itu dengan tiga kubah (1936), (sekarang 5 buah). Van Aken ketika meninggal di Djakarta tanggal 1 April 1936 mendjabat anggota ter hormat dari apa jang ketika itu dinamakan "Dewan Hitodia Belanda" dan dia adalah djuga gubernur Belanda terachir untuk Atjeh karena setelah itu (1936) Atjeh diperintahi oleh seorang R E S I D E N T sadja. Di Atjeh sebenarnja ketika itu ada dua orang tokoh bathinijah jang menggerakkan semangat para aCat kolonial ketika itu Tokoh2 tersebut masing2 Pastoor Verbraak untuk golongan Keristen Roma Katolik) dan Domine T H E N U (untuk golongan Keristen Protestant). Jang belakangan ini menmggal dunia tahun 1937 di Banda Atjeh jang tentunja ketika itu masih disebut Koetaradja jang dalam salah satu deretan dari buku Zentgraaff "Atjeh" di-édjék dengan sebutan K A T J A U R A DJA. Maka untuk menemui kuburan "teungkoe" Protestant ini tjoba21ah anda mendjeladjah "Peutjoet" dengan teliti pasti anda akan bertemu dengan makam domine jang dikasihi oleh segenap kaum Protestant diibu kota tanah rentjong ini dahulu. Perlu diketahui bahwa permakaman djenazah Thenu di "Peutjoet" berlaku dengan upatjara dan kehormatan müitair Belanda jang menarik perhatian sampai2 keibu kota Batavia ketika itu. A h terlalu banjak kiranja kalau kita harus menulis sebagai diatas ini Betapa t'dak ? Bukankah menurut statistik tidak resmi jang pernah kami sebutkan diatas dlnjatakan bahwa jang telah di "Peutjoet-kan" itu merupakan djenazah2 kira2 2.200 orang maka kesemuanja itu tentunja punja riwajat masing2 untuk ditulis dan akan barabe djadinja nantinja.
— 27
Salah satu pemandangan "Peutjoet" dengan batu2 kubur jang kesepian tetapi masih "bisa bitjara" kalau ia tidak dirusak, dengan pengundjungnja jang gemar akan sedjarah Perang Atjeh.
BANJAK KUBURAN MASSAAL. Bila anda me-lihat2 "Peutjoet" dan terlihat oleh anda iapangan2 jang agak luas didalamnja, hendaknja anda djangan berkesan bahwa lapangan2 itu tidak berisi, tidak berpenghuni dibawahnja. Nee, tidak lapangan2 itu oleh Zentgraaff dan Van Goudoever daiam buku mereka Sumatraantjes dhijatakan bahwa itu merupakan "massa graven" atau kuburan2 beramairamai dari para marechaussee jang dikuburkan penuh dengan 28 —
kesederhanaan. Ada djuga diantaranja kuburan2 jang bertanda süang salip atau susunan batu2 biasa sadja tetapi kini banjak jang telah "ditelan masa" hingga ia merupakan lapangan biasa dan menarik perhatian orang2 jang ingin menggali kubur baru ditempat itu Sebenarnja itu djuga kuburan. Ja hampir setiap djengkal Peutjoet penuh dengan kuburan, demikian Zentgraaff dan Van Goudoever ! ATJEH B O L E H DISEBUTKAN K U B U R A N K A U M MILITER BELANDA. Dikeüling kota Banda Atjeh ini sadja masih terdapat banjak kuburan2 serdadu2 Belanda, baik jang dikuburkan satu2 maupun jang merupakan massa graf seperti jang terdapat dikampung Peulanggahan dan Lam Poelo udjung Peunajong Di Peulanggahan itu kuburan 10 orang alat2 kolonial jang tewas ketika mereka mara kemesdjid Baiturrahman untuk merebutnja dan hal ini terdjadi pada hari2 pertama peperangan Atjeh. Begitu djuga "gedenksnaald"jang terdapat dipinggir kali Atjeh dikampung Lam Poelo Udjung Peunajong itu adalah peringatan tempat tewas dan kuburan massaal dari beberapa alat kolonial jang kini hampir disapu oleh sungai Atjeh jang semangkin mendekati kearah tugu tersebut. Kita jakin dalam kompleks makam pahlawan kita dikampung Ateuëk berdekatan Blangtjut Loeeng Bata itu pun terdapat kuburan tentera Belanda jang berarti makam pahlawan kita itu tadinja adalah djuga tanah lapang dimana telah pernah ada kuburan tentera Belanda meskipun bukan merupakan satu kerkhof sebenarnja. Kalau kita menjusur djalan pinggir laut Oeléë Lheuë-SoeriënPeukan Bada sampai kekampung bernama L a m Pageuë (kalau penulis tak salah tjatat) dilbagian Peukan Bada djuga kita masih bisa melihat pada sa'at ini (Mei 1972) satu tumpukan tanah sekira 5 x 5 meter dekat djalan raja umum kampung jang selajaknja mendapat perhatian pihak berwadjito karena djalan. tersebut telah demikian rusak sedangkan ia menurut pen-
29
Tugu kenang2an tempat tewas serdadu2 Belanda jang djuga merupakan perkuburan massal dikampung Lam Poelo/Oecïjöng Peunajong Banda Atjeh Naskah as]i pada tugu tersebut : "Ter nagedachtenis onzer Wapenbroeders" 1874 - 1875. Jang berdiri dekatnja salah seorang penggemar sedjarah di,30 —Banda Atjeh.
Selain pemandangannja jang indah bahagian Peukan Bada (Atjeh Besar) ini pun menu djukkan ada gedjala pertempuran disana pada masa permula- an Perang Atjeh (1873). Tugu jang terljhat pada gambar ini adalah tugu kuburan kapitein J.W.C.C. Hoynck Van Papendrecht jang tewas disana tanggal 3 Mei 1876. Keadaan tugu tersebut meru pakan isjarah S.O.S.' untuk bangsanja buat diperbaiki. Lihatlah onggokan kubur jang hampir rata di-telan masa !
duduk kampung tersebut agak. vitaal djuga sifatnja bagi umum, terbhatlah oleh kita di-tengah2 lapangan gundul, bétjék dan -banjak tanda2 bahwa kompleks itu oleh penduduk kampung tersebut didjadikan tempat meneduhkan air laut buat pembikinan garam, sebuah tugu sederhana tetapi masih utuh dengan satu marmer auratan'dimana masih djelas terbatja dalam baha— ; 31
sa Belanda jang maksudnja : Kenang2an tempat tewasnja kapitein int. J W.C.C. H O Y N C K V A X P A P E N D R E C H T sekitar thn 1876 (sajang kita tidak ingat diluar kepala tgl. ini setjara ierperintji) tetapi tahun tersebut adalah correct. Kalau dewasa ini (1972) kita sedang ber-siap2 menanti mendjelmanja hari peringatan besar Perang Atjeh melawan pendjadjahan Belanda dimulai pada Maret 1873, kuburan atau tanda kuburan Van Papendrecht ini menundjukkan bahwa ia tewas ditempat itu beberapa tahun sadja lagi akan tjukup dan genap 100 tahun, namun naskah suratnja pada kepingan marmer pada tugu sederhana itu masih djelas terbatja dan tidak dirusakkan oleh penduduk setempat. Setelah kita bitjarakan mengenai tugu tersebut dengan beberapa orang kampung jang berdatangan kepada kita - saudara Aboe Bakar Bsf dan penulis sendiri - maka kita beroleh pendjelasan bahwa kuburan/tugu tersebut dinamakan o eh orang2 kampung itu sebagai "djeurat éndatu" (kuburan datok nénék) tetapi sebaliknja oleh anak2 kuburan itu disebutkan "djeurat ong". ("Ong" dalam bahasa Atjeh ialah momok untuk menakut2kan anak2). Bagaimana pengertian selandjutnja mengenai nima jang berbeda ini terhad^n graf-monument kapitein mf. Van Papendrecht ini kami serahkan pada para pembatja sedin. Kami hanja berkesan bahwa watak penduduk setempat adalah baik. T
Guna lebih terperintji babakan tewasnja kapitein Papendreht nu, kami merasa perlu pula mengutip keterangannja dari buka "Krijgsgeschiedenis van Ni", djüid ketiga halaman 194, dus sebagai berikut : "In den nacht van 2 op 3 Mei werd het kampement te Lampagger, dat onvoldoende versterkt, en slechts met een levende pagger omsloten was, overrompeld. Kapitein J.W.C.C. Hoynck van Papendrecht, luitenant N . van de Roemer, 5 soldaten, 1 inlandsche vrouw en 1 dwangarbeider werden gedood; 15 m'Ji* 32 w.
tairen, 5 vrouwen en 1 dwangarbeider gewond. ( = Pada malam hari tanggal 2 djalan 3 Mei - tentunja tahun 1876, pen- - kampemen kita di Lampageuë jangtidak begitu diperkuat dan hanja dilingkungi dengan pagar hidup sadja telah di-ubrak-abrik oleh musuh. Kapten Papendrecht dan letnan Roemer serta 5 orang bawahan, seorang wanita bumiputra dan seorang hukuman tewas dan jang luka2 pada penggerebekan ini terdapat 15 orang para bawahan, 5 orang wanita dan seorang hukuman"). SEMUA KOTA KEWEDANAAN. Perkuburan2 ketji!2 peninggalan militair Belanda di Atjeh sebenarnja terdapat disemua kota kewedanaan sedjak dari Bakongan Atjeh Selatan (dimasa Belanda masih merupakan bahagian Atjeh Barat) sampai ke-kota2 berikutnja menjusur djalan pantai hingga Koetaradja dan terus kearah Pid e, Atjeh Utara, Atjeh Timur dan Atjeh Tengah sampai Blang Kedjeren terdapat apa jang mereka namakan *k:eine kerkhof" dimana jang telah tentu düstirahatkan para bawahan dan kalaupun ada lain2nja anak2 dari manschap bivak2 bersangkutan. ;
"Verspreide kerkhoven", demikian dalam bahasa Belanda disebutkan djenis perkuburan itu jang artinja "perkuburan2 jang tersebar di-mana2), selain dari di-kota2 kabupaten dan kewedanaan, djuga terdapat ,dj : Kroeëng Sakoj, Putjok Kroeëng Tadoe, Aloeë Raja/Geumpang, Pinggir Kroeëng Djamboe Ajé, pada Djambó Pasi Poetèh. di Lamteuba/Seulimeum, Beutöng, Blang Peurakan, (dekat kampung Pantja - Seulimeum, di Trangon, Peudéng, Leubeuë, Lhók Nga, Paja Oedeuëng, Djambó Kroeëng Meulaboh. Lembah Lojang, pada Kroeëng Sikoeléh, Beureuleuëng, Sungai Alas, Lhok Kroeët Keudé Teunom, dekat Kroeëng Teunom, Indrapoeri, Simpang Oelim, Panton Laboe, Samalanga, Djamat, Linggo, dan ma3ih banjak lagi. Menurut Zentgraaff dalam buku2nja mereka jang telah dikuburkan di "Peutjoet" itu masih merupakan seper-tiga dari
— 33
keseluruhannja jang tewas dalam perang Atjeh serta dan rentesan selandjutnja sedjak permulaan Perang Atjeh (Maret 1873 hingga Maret 1942) dan itupun sebagian besar para officier dan onder officier sadja sedungkan para bawahan djangan kira orang2 rantai jang turut banjak mendjadi korban dan banjak djuga diantara orang2 hukuman ini jang berdjasa membe'a diri jang berarti membebi pasukan2 jang membawanja ke-hutan2 dan mendjadi korban - masih berserak tulang belulang mereka pada tempat2 jang kita telah sebutkan diatas dan hutan2 jang tidak sanggup kita tulis satu demi satu lain2nja O Ja, bila orang meliwati djalan Bireuën - Takengon orang akan ingat pada perwira Belanda jang bernama H E I N Z E N K N E C H T . Dia mendjadi korban kaum pedjuang kita dan kuburan serta tugu peringatan perwira tersebut masih terdapat di kota Bireuën (dalam kota, dan bukan pada""kleine kerkhof" disana). Ketika penulis masih bertugas dalam T . N J . di Bireuën penulis pernah meng-amat2i tugu tersebut jang terletak didepan rumah jang ketika itu didiami oleh panglima Divisie Gadjah, Kolonel Husein Joesoef. 7 ORANG INGGERIS DI KERKOP TJALANG Perlu kta tambahkan bahwa diantara kerkop2 ketjil Belanda jang terdapat di-kota2 kewedanaan-nja dahulu, seumpama kota Tjalang masih dapat kita tjeriterakan bahwa di kerkop Tjalang jang kini hanja tinggal bekas2nja sadja lagi diantaranja terdapat 7 buah kuburan orang2 Inggeris anak-buah kapal N I S E R O jang riwajatnja sangat terkenal itu. Kapal dagang Inggeris jang kandas dipantai Panga - dekat Tjalang, Atjeh Barat - sekitar tahun 1883 telah mendjadi satu peristiwa besar bukan sadja dikalangan Atjeh - Belanda tetapi djuga dikalangan Belanda dengan Inggeris dan negara2 besar lain2nja jang sama menuduh Belanda tidak betjus pegang kekuasaan didaerah jang telah dinjatakan ditoawah nuangannja seperti Atjeh Barat, dll. Peristiwa i n i didunia internasional di34
_
kenal dengan namaTHE N I S E R O Q U E S T I O N jang merupakan satu periode dari 1883 sampai 1885. Anak-buah kapal Nisero ini jang tadinja ditahan oleh pihak Atjeh di Panga setelah terdapat penjelesaiannja terdapat 7 diantaranja jang mati di Panga karena sakit dan mereka jang 7 orang ini lagsung sadja dikuburkan di Panga Karena perobahan alam-sungai jang berdekatan dengan ketuljuh buah kuburan ini semangkin menundjukkan gedjala2 akan memusnahkan kuburan2 itu - tentunja ini dimasa damai setelah masalah itu tidak di-sebut2 lagi sehangat dahulu maka sepakat antara Inggeris dan Belanda memindahkan kuburan2 tersebut ke-kerkhof ketjil Belanda jang ada di kota Tjalang di^tengah2 kuburan2 jang ada dalam kerkhof tersebut- Dalam hal ini kerkhof Belanda di Tjalang itu merupakan djuga satu bahan sedjarah untuk diselïdiki. Ada 2 peristiwa besar pada tahun 1880-an di pantai Barat Atjeh ketika itu untuk dikenang, jaitu diantaranja jang kita sebutkan diatas - Peristiwa N I S E R O di Panga dekat Tjalang d a satu lagi adalah P E R I S T I W A H O K C A N T O N di Rigaih sebuab kapal tjarteran orang Tionghoa jang berlajar dibawah bendera Be.anda djustru sebagai politik kaptennja jang ketika itu ingin mendapat keuntungan dari kedua pihak, dari pihak Atjeh dengan menjeludupkan sendjata untuk pasukan2 Teukoe Oemar dan dari pihak Belanda sebagai pihak jang d'-lever-nja bahan2 makanan oleh pihak pemborong tjina itu. Kedua peristiwa ini tjukup menghebohkan dan menaikkan gensi dan prestasi Atjeh di-mata internasional dan kalau Peutjoet tidak dirusakkan sebagai keadaannja sekarang ini pasti Peutjoet dapat "mentjeriterakan" semua peristiwa ini kepada anda. Dan sekali lagi kita tekankan : inilah sedjarah dan inilah bahan sedjarah jang te'ah dirusakkan oleh tangan2 djahil dalam kompleks jang merupakan " S I L E N T M U S E U M " jang letaknja di-tengah2 tbu-kota Atjeh. Dan Peutjoet rasa2nja bisa menggantikan ketiadaan kebun bunga dan kebun binatang dikota ini djustru kalau ia berhasil direstaurir dan diadakan onderhoud jang teratur dibawah satu toeziiht jang berwibawa. n
— 35
Kalau risalah ketjil ini mendapat perhatian dari pihak berwenang baik didaerah maupun dipusat maka dalam tjetakannja kedua nanti sama21ah hendaknja kita usahakan agar mengenai kerkhoven disemua kota2 kewedanaan Atjeh ini dapat d'oerintji dengan info2 jang lebih historisch, lebih njata sifa'2 sedjarahnja bukan untuk kita sadja tetapi untuk dunia luar jang selalu memperoleh "misinformation" mengenai Atjeh jang kebudajaannja serta sedjarahnja kita gubris sedapat mungkin dalam P-K.A. II kita ini. Dan semua ini dapat berlaku hanja dengan kerdjasama diantara kita sekalian, lebib.2 antara penulis dengan para pemimpin disemua kota kewedanaan dan Kabnoaten diseluruh kampung halaman jang tertjinta guna m:nr;erkuat dan me'ebihi njatakan sedjarah tanahair Indonesia kedalam dan keluar. Satu sedjarah jang harus diperhatikan oleh kita bangsa Indonesia dan oieh mereka bangsa2 lain diseluruh dunia. Semoga tabir jang menjelubungi Atjeh chususnja dan Indonesia umumja akan dapat kita buka kepada dunia luar. Insja A l l a h ! KembaM kepada persoalannja maka selandjutnja perlu diketahui bahwa : Disekitar Banda Atjeh sendiri banjak kuburan massaal dari tentera Belanda seperti dikampung Peulanggahan, diseberang kaii Atjeh dekat kampung Lam Poelo (Oedjong Peunajong) dan di-tengah Taman Makam Pahlawan kita di Kampung Ateuök dan mungkin masih ada lagi jang penulis sendiri belum sempat menemuinja. Zentgraaff satu2nja Belanda sebagai wartawan. penulis dan anggota Marechaussee honorair sangat radjin meneliti kuburan2 ini dan dia pula'ah jang selalu mengusulkan agar semua itu sedikit demi sedikit diselidiki dan supaja semua itu dapat "di-Peutjoet-kan", tetapi hingga bulan Maret 1942 impian Zentgraaff ini terhenti dengan sendirinja hingga djangan kan "kleine kerkhoven" jang bertebaran itu, malahan "Peutjoet" sendiri tidak terurus lagi hingga keadaannja seperti 36 —
jang kita lihat dewasa ini. (Ada gambar2 kembang dan gambar2 ïain pada kepingan2 kuburan disana). "Peutjoet" djuga oleh banjak perwira dan tokoh2 Belanda diharapkan, malahan dipertjaja akan tetap merupakan tjontoh tauladan dan sumber aspirasi bagi mereka jang masih hidup dan sempat berkundjung kesana hingga bagi kita pun sebaliknja "Peutjoet" itu harus dapat kita anggap sebagai bukti njata bahwa nenek2 dan kakek2 kita dahulu tidak menjerahkan tanah Atjeh tertjinta ini dengan tjuma2 kepada musuh melainkan mereka telah menundjukkan usaha dan dharma bhakti mereka dalam peperangan itu jang masih "dapat diterangkan oleh Peutjoet andainja Peutjoet dapat berbitjara- Bukan tidak mungkin mitos jang menjatakan istilah "perang" itu asalnja dari "parang" dalam bahasa Atjeh jaitu alat kehidupan bangsa kita se-hari2 jang onmisbaar, baik didapur, disawah. dikebon dan dimana2 jang achirnja sampai kemedan djihad- Dus "berperang" itu adalah asal mulanja "ber-parang" demikian penulis pernah ber-olok2 pada suatu hari di Djeuram (Seunagan) dan Koeala Bhéë (Wolja). Apakah itu benar, terserah atau "hom keu !". BUKAN USAHA PEMERINTAH. Baik dari tjorak ragam tugu2 dan bentuk2 kuburan2 itu maupun naskah2 suratan jang masih dapat dibatja pada kuburan2 dalam kompleks "Peutjoet" penulis berkesan bahwa semua itu bukanlah didirlkan atau dibuat oleh Pemerintah jang berwenang ketika itu. K i t a lihat monument2 dari para perwira jang terdapat di "Peutjoet" jang antara satu dengan lain bukan sadja berbeda bentuk dan ragamnja tetapi djuga berbeda mutu dan kehalusan pembuatannja seperti tugu Majoor djenderal Pel jang meskipun merupakan tugu terbesar tetapi tidak merupakan jang terbagus, dan tugu2 lettu Vis, kapten Campioni, kapten Webb, d.1-1. semuanja sangat indah dan terbuat dari graniet jang tahan kena hudjan dan panas jang semua itu berbeda dengan graf-monument letkol Scheepens, kapten Darlang, dan lain2 jang terbuat dari cement biasa hingga keadaannja 37
telah luntur dan pudar pada h l djasa2 mereka kepada bangsanja kalau t!dak akan kita beda2kan lebih dibedakan oleh pangkat2 dan djabatan2 ketika mereka masih hidup. Lettu Vis salah sorang perwira dizaman Van Heutsz jang tewas disekitar Padang Tidji mendapat tugu terbuat dari batu graniet jang demikian indah tetapi Scheepens salah seorang pengenal Atjeh dan tahu adat isti-adat Atjeh dan pandai berbahasa Atjeh sebagai "een geboren Atjeher" mendapat tugu jang kasar sadja. Dan lain2 sebagainja ! a
Semua ini menurut buku2 jang kita batja bukanlah dibedakan o'eh Pemerintah ketika itu dan bukan pu'a tjampur tangan Pemerintah dalam soal2 pembangunan tugu2 itu dahulu. Pemerintah hanja mengadakan upatjara penguburan menurut jang sewadjarja bagi seseorang jang tewas dan tentunja pula menurut pangkat dan kedudukan seseorang. Pemerintah membiajai semua sesuatu jang berhubungan dengan keperluan djenazah dan penguburannja sedangkan pembikinan tugu dan naskah2 suratan pada perkuburan bukanlah usaha dari Pemerintah karena ini dengan suka rela dipikul dan diambil alih oleh para sahabat dan/atau keluarga dari pihak jang mati itu sendiri. Perhatikaniah suratan2 itu semua jang menundjukkan keharuan mereka jang membuatnja dan berarti bila anda sendiri berperi kemanusiaan dan dapat mengerti naskah2 itu jang dituks dalam bahasa Belanda kita jakin anda pun akan turut terharu karenanja. Betapa tidak, banjak ragam jang menjebabkan k'.ta terharu umpamanja : " R U S T Z A C H T MIJN E N I G E Z O O N " ! (lstirahat.ah anakku jang satu2nja jang dibawahnja diikuti dengan tu isan Z I J N E M O E D E R (ibunja); " R U S T Z A C H T M I J N B I E R B A R E M A N " ! (beritirahatlah suamiku tertjinta" ! dan seterusnja "ZIJN E C H T G E N O T E " ! dan tidak kurang kita dapatinaskah2 jang berbunji " Z I J N E K A M E R A D E N " (para kawan seperdjuangannjaï dan banjak pula "zijne echtgenote in kinderen* jang bertanda (isteri dan anak2nja) dsb. dsb. Sebaliknja kita dapati pula batu kuburan jang hanja benar2 sepotong batu gunung sadja dengan ditempelkap batu
itu bukanlah membuktikan perbedaan2 antara satu kuburan dengan kuburan jang lain, ntara seorang perwira dengan perwira serdadu dengan serdadu- Adakalanja tugu seorang letnan lebih bagus dari tugu seorang overste seperti perbedaan tugu Siheepens dengan tugu Vis. a
Kita sangat berkesan bahwa diantara semuanja dari pihak lawan2 kita jang telah dikuburkan di Peutjoet itu letnan satu De Bruyn lah jang mendjadi favorit kita karena keberaniannja dan karena kata2 terachirnja jang kita sitir sekali lagi ; DOKTER, DA AT MIJ MAAR LIGGEN, IK GA TOCH DOOD ! HELP LIEVER DE ARME MARECIIAUSSEEêS (dokter, biarkan sadja saja ini, saja toch akan mati ! Lebih baik anda menolong para marsosé jang malang lain2nja itu !). Ja, menurut mereka kata terachir itulah atau jang sedemikian itulah suatu tanda ksberanian serta utjapan bahwa jang dalam sakratul maut itu a.1. djuga menjatakan bahwa ia telah melaksanakan tugas2nja. Ada kalanja diantara mereka jang menjerukan pada achir hajat mereka L E V E DE KONINGIN (hidup Seri Ratu !)Setelah dje'as kita mengetahui bahwa kuburan serta tugu2 kuburan itu bukan bikinan Pemerintah (Tentera) melainkan atas keichlasan dan sepakatnja para handai tolan, rekan sedjawat dan kawan2 seperdjuangan serta djuga para keluarga dari orang2 jang dikuburkan itu, maka ada baiknja penulis menjatakan atas bukti2 situasi kuburan2 di 'Teutjoet" sendiri bahwa bukanlah satu kemustian bahwa kuburan seorang perwira harus berdampingan dengan sesama perwira, bintara dengan bintara, dsb. Tidak, susunan letak perkuburan di "Peutjoet" sungguh mengesankan adanja gedjala2 persamaan da. lam tentera Belanda. Betapa tidak ? Kubur seorang sergeant berdampingan dengan kubur seorang luitenant, kubur seo-
89
Penulis sedang mentjatat sesuatu pada monument Kapitein F. Dar]ang dl "Peutjoet". Satu2nja monument jang masih punja sisa-patung-dada tanpa kepala lagi.
40
rang luitenant kubur seorang Gubernur (sipil) berdekatan dengan kubur seorang kapitein (perwira), kubur seorang luitenant berhadapan djauh dengan seorang luitenant atau kapitein lain2nja seperti dj arak kubur Luitenan Vis (zamaa Van Heutsz) dengan kubur kapitein Webb adalah mengesankan bahwa se-o'ah2 mereka sama berdiri menghadap para bawahan karena diantara dj arak tersebut terdapat kuburan2 para bawahan. Se'andjutnja kita ühat di "Peutjoet" kuburan kapitein Darlang jang ketika hidupnja seperti luitenant de Bruyn adalah selalu mendapat tugas2 berat dan suüt untuk di'aksanakan namun demikian Darlang bukan tewas dalam pertempnran me'ainkan mati disebabkan satu ketjelakaan pesawat udara ketika ia verlof ke Djawa. Dengan diakibatkan luka2 jang dinero'ehnja Darlang mati di Djakarta d*n atas wasiatnja djenazahnia diangkut ke Atjeh untuk diistirahatkan di Peutjoet". Dan kuburan Darlang dengan tugu agak kasar (bukan dari batu graniet seperti kuburan2 Campioni, Webb. dJI.L) ter'et k di-tene-ah2 kuburan para bawahan dan para keluarga mib'ter lain2nja jang kalau diukur dengan situasi terachir tepat dibelakang kompleks Dhias Kehewanan Propinsi Daerah Istimewa Atjeh. c
BORST-BEELDEN. Kuburan2 jang dibangun dengan merupakan tugu, baik ia dari batu graniet maupun cement biasa seperti Dar'ang dan Scheepens serta banjak lam2nja lagi semuanja dilengkapi dengan "borst-beeld" dari orang2 bersangkutan dan borstbeeld >ni diletakkan diatas puntjak tugu. Tetapi sangat disesa'kan semua borstbeelden dari para perwira jang düstirahatkan di "Peutjoet" sedjak mula2 Indonesia merdeka telah ditjopotü Tanpa mendapat perhatian dari jang berkuasa dimasa itu. dus Tentera Djepang jang sedang menghisap sari kenikmatan alam, bumi dan tanahair Indonesia.
— 41
Bukan dari letak kubur tetapi dari batjaan2 jang kita peroleh hanja kuburan dua orang antara bapa dengan anak jang sengadja düakukan berdampingan jaitu kuburan Majoor Inteudnt M O L E N A A K dengan kuburan puteranja luitenant I Marsosé M O L E N A A R (marechaussee). Jang peitama tidak didjelaskan sebab2 matinja tetapi j h g belakangan adalah tewas dalam perang Bakongan jang terkenal itu. a
Kami rasa ,pendjeksan2 setjara popuier diatas ini, djustru suatu pandangan selajang pandang dapat hendaknja metok hati kita sekaUan untuk tidak meiandjutkan lag. P « « B a ^ "Peutioet" dan kalau ada diantara kita jang tidak tahu apa itu "Putjoet", maka dengan uraian nu kan» rasa semuanja diantara kita chususnja para pembatja budiman S mendapat info dan kita jakm "Peutjoet" di Banda Atjeh adalah satu2nja kompleks pekuburan militair Belanda jang terbesar di Indonesia dimana terdapat kuburan seorang Djenderal dari empat orang djenderal jang mati di Atjeh jang berarti satu prestasi baik bagi Atjeh jang bersendjatakan rentjong dan lembing sadja telah dapat berbuat demikian meiighadapi lawan jang ketika Itu telah punja seperti berbagai djenis senapang dan menam2 serta M e n g k a uan2 lain jang bukan sadja didarat melamkan djuga d autan dan Atfeh Stika itu niaris tidak punja kekuatan lagi d>lautan u n t o ^ b S d ï n g arus musuh jang ^ f ^ ^ Ü ' ru (Padang - Djawa bahkan dari negeri Belanda sendiri) ke Atjeh-
«Jg^g
KENANG2AN INDAH BAGI ATJEH. Dengan se'amat dan tetap terpeliharanja "Peutjoet" bukan sadja merupakan satu keuntungan bagi pihak Belanda dan tanda ikatan persahabatan setelah lama bermusuhan antara kedua bangsa ini. tetapi pun "Putjoet" itu akan mendjadi satu facta jang dapat bitjara mengenai kepahlawanan rakjat Atjeh, lepinz mengenai dimasa lampau. 42 —
Dari sedjak tewasnja Djenderal Köhler jang kita tjatatkan sadja setjara simbolis sebagai orang pertama tewas di Atjeh (padahal bukan Köhler jang mula2 tewas tetapi masih banjak serdadu2 ^in) pada tahun 1873 sampai kepada tewasnja kapitein A J. Haga dalam satu pemberontakan di Lhóng p=da tahun 1933 "Peutjoet" itu selalu "ada orang jang masuk" sed'kitnja dalam djangka waktu seminggu satu orang atau leb h dan ini pu'alah jang menjebabkan Be'anda selalu mengakui bahwa diantara daerah2 di Indonesia jang telah didudukinja Atjeh-lah jang pabng sukar diaman dan damaikan hingga mereka mentjap Atjeh "een fanatiek vo'k" atau bangsa jang menganut satu "fanatisme" jang bodoh Ja, tjap demikian boleh sadja tetapi d''balik itu tentu ada djuga orang jang dapat mengerti bahwa mempertahankan kampung ha'aman bahkan tanaha r adalah perbuatan jang mulia- Zentgraaff dalam membanding At;'eh dengan Belanda - dus bangsanja sendiri - pernah menubs dalam bukunja A T J E H a.1. : "nef alle Hollanders zijn he'den en niet aüe Atjehcrs z'jn verraders" jiang arfinja "bukan semuanja OK>.njr2 Belanda itu para pah'awan, dan bukan pula semua orang Atjeh itu tergolong sebagai pengchianat !* :
;
;
ZENTGRAAFF
DJUDJUR
Penulis dan wartawan Belanda Zentgraaff jang djuga mendjadi anggota Marechaussee Honorair menganggap - menurut bukunja A T J E H - bahwa dari pihak Belanda jang tewas dalam peperangan Atjeh bukanlah semuanja tewas jang wadjar melainkan tewas karna kebodohan para pemimpin perang Belanda jang memimpia setjara gamblang. Perhatikan perintah patroli di Bakongan tidak bo'eh dengan senapang berisi dan matinja pasukan Kapitein Par's adalah djuga disebabkan perintah bodoh ini menurut Zentgraaff. Sebaliknja lagi tidak semuanja rakjat Atjeh jang sjahid dalam masa peperangan Atjeh itu harus sjahid atau menemui adja! jang wadjar, melainkan karena kekedjaman satu2 koman— 43
dant. Perhatian Zentgraaff dalam mengutarakan pendapatnja ini dialihkan kepada peristiwa2 djenderal Van Daalen di Atjeh Tengah dimana pembunuhan massaal dilakukan oleh para marsosé ditanah Gajo Alas ketika itu. Dan jang menjebabkan wartawan itu menulis demikian satu diantaranja i.alah karena ada>ij larangan Komandant colonne ke Atjeh Tengah ketika itu terhadap pengambilan foto2 dari situasi dan akibat2 pertempuran j g dapat kita lihat dalam buku A T J E H betapa kedjam dan buasnja pihak musuh membunuh anak2 dan kaum wanita d>samping para pedjuang disana jang ber-tumpuk2 seperti kerbau2 disembelih sadja. Kesalahan mereka hanja satu. Mereka tidak mau menjerahkan kampung halaman mereka untuk mu'suh. Pegangan apakah jang dianut musuh ketika itu ? Terserah pada penilai jang djudjur. a
Meskipun demikian baik terhadap Zentgraaff jang berbuat setjara wadjar sebagai wartawan/penuiis, maupun terhadap pihak Belanda sendiri kita angkat tangan. Betapa tidak ? Dizaman jang demikian itu Zentgraaff t e ^ h berani mengeritik bang sanja dan Belanda sebagai Jang Dipertuan ketika itu nampaknja tidak menghukum Zentgraaff sebagai "anak jang nakal" karena baik buku maupun surat kabar - J A V A B O D E ? - jang ditulis Zentgraaff masih dapat terbit dan beredar dengan baik. Sungguh satu perestasi bagi jang mengeritik maupun bagi jang dikeritik ! Untuk itu mungkin tepat kita utjapkan "sic transit gloria mundi !" Kembali kepada persoalan "Peutjoet" kita teringat pepatah "tidak kenal maka tidak tjinta" dan atas dasar inilah setiap orang harus memperbanjak rasa toleransinja terhadap nafsu2 amarah jang telah menjebabkan bagianbagian kubur2 jangada di "Peutjoet" itu tidak keruan lagi dan pihak Belanda_ sendiri harus djuga memperbesar rasa toleransinja atas kedjaian ini karena situasi "Putjoet" dewasa ini (1972) bukan dilakukan atas dasar politik tapi langsung kita katakan sebagai diatas, jakni atas dasar "tidak kenal maka tidak tjinta". 44 —
PERLU PENERANGAN. Karena itu salah satu djalan jang mempelopori perbaikan "Peutjoet" kami sarankan agar diadakan penerangan baik oleh p hak Belanda via Pemerintah Pusat atau Daerah maupun oleh pihak berwenang Pemerintah kita sendiri terutama kepada pendiduk-penduduk agar menghent'kan pemakaian bahagian2 "Peutjoet" serta perusr.kan2 se'andjutnja. Dalam kata selajang pandang penulis mendjelaskan bahwa -pa jang Iazim dikenal K E R K O P untuk "Peutjoet" adalah asal kata Belanda K E R K H O F dan artinja P E K U B U R A N atau suatu kompleks pekuburan dan "Peutjoet" sebagai jang telah kita terangkan pada permulaan risalah ini kemungkinan dahulunja nama kampung dari tempat tersebut jang kini - sedjak dahulu - • te'ah dengan sendirinja mendjadi "eigen naam" (nama sendiri) bagi pekuburan itu. Dengan ini pulalah info kami dianggap memadai ! Kami berpendapat "Peutjoet" itu bagi Belanda mendjadi satu kenangan jang kita harapkan mendjadi bahan koreksi atas kesalahan2 mereka dahulu menjerang Atjeh karena inilah biang keladi pendjadjahan atas Atjeh oleh Belanda jang hanja lebih kurang 40 tahun sadja. Dan sesuai dengan pepatah mereka sendiri bahwa "na regen komt zonneschijn" (sesudah hudjan datanglah tjerah sinar matahari", atau lebih tepat "na oorlog komt de vrede" (setelah peperangan mendjelmalah perdam&ian), kita harapkan bagi Belanda "Peutjoet" itu akan tetap mendjadi "djembatan persahabatan chususnja dgn rakjat Atjeh" j g sama2 harus memeliharanja hingga kini akan terdjahn satu persahabatan kedua bangsa ini j g lebih harmonisch. Bagi Atjeh "Peutjoet" ini musti mendjadi tanda satu bukti jang njata terhadap perlawanan jang pernah diberikan oleh orang2 Atjeh terdahulu dalam mempertahankan diri hingga benar2 ia telah mendjadi suatu jang dapat disimpulkan dalam rangkaian kata . "to be or not to be !" dan dapatlah kiranja "Peutjoet" itu membuka. tapir sedjarah kepahlawanan rakjat Atjeh dimasa datang.
BAGAIMANA PANDANGAN BELANDA SENDIRISebagai penutup uraian ini - suatu persembahan kita jang merupakan kepingan sedjarah peperangan Atjeh melawan Belanda jang memang perlu dibukukan itu setjara kolektip oleh penulis2 Atjeh guna menjambut satu hari ulang tahun ke-100 bagi peristiwa tersebut jang kebetulan pada abad ini djatuh da'.am masa hidupnja kita - penulis akan menambahkan beberapa aspect daripada pandangan2 Belanda sendiri chususnja terhadap apa jang mereka namakan "Ere Begraafplaats" Peutjoet. Dan semua ini penulis kut'p dan terdjemahkan langsung seberapa perlu keda^m bahasa Indonesia dari buku karangan Zentgraaff dan Van Goudoever jang berdjudul "Sumatraantjes". Tulis mereka keduanja a l . sebagai berikut : "Peutjoet, kerkop kita di Koetaradja merupakan satu perkuburan di Indonesia jang kaja dengan sedjarah jang dapat anda batja pada setiap batu nisannja jang terdapat d sana. Sexljarah peperangan itu telah memakan waktu 40 tahun (dari ukuran hingga tahun 1936, pen.) jang mengandung/mentjakup kedjadian2, pemberontakan, pembunuhaa2 jang semuanja berhubungan erat dengan peralihan "vrede en rust" ( - perdamaian dan ketertiban). "Nun dibawah pepohonan jang rindang (sekarang pepohonan jang dimaksud itu telah tak ada lagi telah tumbang karena telah tjukup lama, pen ) d a ditiup angin sepoi2 basah itu beritirahat para pahlawan perang, dus mereka jang terkubur disana itu- Semua jang telah diistirahatkan di "Peutjoet" itu pada pandangan massa - tentunja jang masih hidup - adalah sama, dalam penghormatan jang sama. Besar ketjil tugu tidak merupakan perbedaan.besar. ketjilnja kehormatan mereka jang .terkubur di "Peutjoet". Ini hanja ketika dibuat sadja oleh para • sahabat handai-tolan serta para keluarga jang bersangkutan menurut kemampuan mereka ketika membuat tugu2 dan bentuk2 kubur dan tugu seseorang. Dan ini dapat pula merupakan bahwa jang membangun kubur2 dengan tugu2 dan naskah2 tubsan disana bukanah Pemerintah Militair sendiri melainkan prang2 .partikelir' biasa seperti jang kami djelaskap diatas. n
46-—
Pada galipnja semua itu sama dan untuk ini dipegang rangkaian kata "stof zijt gij en tot stof zult gij wederkeren" (" dari tanah engkau berasal dan kepada tanah engkau akan kembali) jang kalau kita artikan menurut kelaziman kepertjajaan kita ialah bahwa "manusia berasal dari air, p b angin dan tanalP dan kembaiilah kita kepada asal kita "air api angin dan tanah" itu bila waktunja telah tiba- Semua mereka sama boleh dan telah ambil bagian serta memainkan peranan dalam peperangan di Atjeh jang- telah memakan waktu jang lama jang untuk semuanja kita (tentunja Zentgraaff dan Van Goudoever serta bangsa Belanda pada umumnja, pen.) sama2 angkat salut kepada arwah2 para pahlawan tersebut. a
"Andai kata arwah Van Heutsz me-lajang2 diatas "Peutjoet", maka ia akan bertanja sebagai Charlemagne : "Ou sontils les deuze pairs, qu'ioi j'avak'S laissQs ?" Mengapakah ia tidak dkuburkan disini ditengah2 para panglimanja, sebagai pengganti Amsterdam dimana "anak" kurangadjar itu telah mengotorkan tugu peringatannja * Seluruh lembah dan lurah, padang dan gunung, hutan dan belukar serta balantara Atjeh terdapat kuburan2 ketjil para petugas kita (maksudnja Belanda, pen-) ket'ka menghadapi orang2 Atjeh. Kuburan2 perorangan bertebaran di-mana2 jang kadang di-pinggir2 sungai, dibelakang rumah penduduk setempat dekat kandang kerbau/sapi, ditengah2 sawah dan hutan lebat, dsb. dsb., tetapi jang terkubur disana itu d'njatakan seharusnja "di-Peutjoet-kan" ke Koetaradja. "Peutjoet" adalah tempat bersemanjam dan peristirahatan orang2 berdjasa dan terhormat jang patut dipudja, demikian fülis kedua djurnalis tersebut'dalam buku mereka "Sumatraantjes". Dari semua kuburan2 itu. maka "Peutjoet is hun imponerende representant" (f= Peutjoet adalah jang mewakili semua kuburan2 jang berteb'ar diseluruh bumi Atjeh). Orang tentu- akan bertanja : "Berapa orangkah para korban. peperangan di Atjeh itu ?" (Ja, menurut Zentgraaff jang .
.47
agak kritis itu kematian2 alat2 kolonial Belanda itu dalam menghadapi Atjeh bukanlah kematian2 jang wadjar kalau para pemimpin mereka di Koetaradja dapat memberikan pimpman jang correct. Perhatikan pasukan marsosé dibawah komando letnan tjabe rawit" J E N A E sebanjak 40 orang untuk mendekeng orang2 rantai sebanjak 400 orang dengan mas!ng2 memikul p kulan bahan2 makanan/minuman serta alat2 perang melintasi hutan balantara Atjeh dari suatu tempat hingga ke Blangkedjeren ! Zentgraaff menganggap pimpman demikian tidak correct tetapi untung sadja Jenae sukses dalam tugas beratnja itu meskipun menderita kekurangan2 djumlah bahan2 untuk mengurangi beratnja. Lagi, perintah patroli dengan senapang tanda berisi menurut Zentgraaff satu "perintah tolol" jang mengenangkan kita atas matinja Paris dengan anakbuahnja di kampung Sapék/Bakongan dalam peperangan Bakongan jang agak tergolong satu pemberontakan sadja. Lain tidak karena ketololan sang djenderal jang bertjokol di Koetaradja. Kita angkat salut baik kepada jang mengeritik (Zentgraaff) maupun kepada jang dikeritik (Pemerintah Militer Belanda) atas keberanian mengeritik bagi jang pertama dan atas "toleransi" bagi jang dikeritik (Pemerintah Belanda ketika itu), Pen.). :
"Beberapa ratus orangkah jang mati dipihak kita (Belanda, pen) dan berapa ribu orangkah dipihak lawan (Atjeh ?)" (Pertanjaan ini perlu dikomentarkan bahwa dengan tjara pertanjaan ini Zentgraaff "terlihat djuga rasa kurang djudjurnja atau rasa anggapan entengnja terhadap orang2 Atjeh. Sebab dari pada menentukan ratus dan ribunja para korban kedua pihak, ia pantas bertanja "berapa korban kedua pihak dari peperangan di Atjeh itu ?" Ini barang kali tjatatan2 Belanda jang kurang dapat kita pertjaja, dus djumlah2 para korban dipihak kita tetapi jang harus kita pertjaja tanpa ragu dari tjatatan2 Belanda ialah waktu dan sa'at serta hari dan tanggal daripada satu2 peristiwa peperangan di Atjeh jang bagi orang Atjeh sendiri sedikit benar jang punja document jang diperlukan. Pep-';. 4§
wm
Inilah tugu-l:uDuran overste V/.B.J.A. Scheepens dj "Peutjoet". Ia mati di Sigli 17-10-1913, salah seorang "Atjeh kenner" Belanda dizaman Gubernur Swart. Matinja kena tikaman rentjong salah seorang Ulèébalang disana.
49
Kalau kuburan2 itu semua bisa bitj ara, mereka semua akan meneriakkan : "Ambillah peladjaran dari sedjarah perdjuangan kami jang dengan sangat berdisipli" dan selalu pegang teguh peraturan dan perintah jang diberlkan o'eh pihak atasan kepada kami dimasa lampau kami telah melaksanakan nja sampai nafas penghabisan. Hidup kami telah dipergunakan untuk kesenangan mereka jang hidup dibelakang kami, maka pesan kami kepada mereka jang n?!asih hidup : Bimbinglah rakjat jang telah dirampas. kampung halamannja dengan bimbingan jiang wadjar dibawah pandji2 kita (maksudnja merahputih-biru, pen-). Inilah dan demikianlah peladjaran dan nasihat besar dari "Pentjoet" bagi Pemerintah Kolonial Belanda menurut Zentgraaff dan rekannja Van Goudoever sebagai kalimat terachir dari buku mereka "Sumatraantjes". RESTAURASI D A N P E R A W A T A N "PEUTJOET" Seperti telah pernah disiarkan dalam salah satu edisi harian " A p i Pantjasila" edisi Atjeh jang terbit di Banda Atjeh beberapa bulan jang lalu, dewasa ini di Haarlem (negeri Beianda) telah dibentuk satu dana guna mengadakan restaurasi dan perawatan serta pengawasan "Peutjoet" jang diketuai oleh bekas komandan bivak2 Blang Pidie, Lamië Djeuram dan Koeala Bhèë, jaitu kolonel pensiun K N I . L . jang bernama J . H J . Brendgen. Tuan ini dalam bulan Juli 1970 pernah mengundjungi Banda Atjeh sampai ke Meulaboh dan Blang Pidie dan diantaranja sempa't berkundjung ke Lamië (sambii lalu) dan Djeuram dengan mendapat perhatian penuh dari penduduk setempat jang masih mengenalnja dengan panggüan "tuan Beurénsén" dan lebih terkenal di Atjeh Barat sebagai "pahlawan lapangan bola sepak" daripada sebagai seorang alat kononial dimasa lampau. Dana jang diketuai oleh tuan Brendgen ini bersifat partikelir dan sementara sadja karena menurut Brendgen dengan siapa penulis selalu ada hubungan korespondensi sedjak Augus50 —
tus 1970 perawatan Peutjoet dsb. itu akan diusabakan agar diambil alih semua tanggung djawab oleh apa jang mereka namakan " O O R L O G S G R A V E N FONDS"- Baru2 ini atas nama teman sedjawatnja, bekas K N I L dan para keluarga mereka jang terkubur di Peutjoet jang kini masih hidup dinegeri Belanda, kolonel Brendgen telah mengirimkan sebagian dari hasil usaha koleksi mereka disana sebanjak F. 1-000.- (seribu gulden Belanda) kepada salah seorang penduduk eb Banda Atjeh untuk dipergunakan bagi keperiuan Peutjoet hingga keadaan Peutjoet jang s^ngat kotor sebeiumnja oleh orang tersebut jang katanja telah dipergunakan "twee honderd man" (200 orang) untuk members'.hkan rerumputan, dsb. di Peutjoet hingga Peutjoet telah agak bersih sedikit dari sediaka'a dan kita bhat sebagian batu2 kubur jang berdekatan djalan urnum telah dikapurkan tetapi sajang dimana mungkin kuburan2 itu telah digambarkan dengan gambar2 selera baru dan gambar2 dan apa2 lagi lam2nja. Perlu kami djelaskan bahwa koers teraehir dari uang Belanda adalah satu gulden Belanda tukarannja 125 rupiah kita maka seribu kali 125 itulah djumlah penerlmaan uang dari negeri Belanda oleh orang jang telah membetmkan/membersih' kan Peutjoet dengan keadaannja dewasa ini (Mei 1972)- Dibalik ini menurut Brendgen, ia saban bulan mengirimkan kepada orang tsb. di Banda Atjeh sedjumiah F. 50, (bma puluh gulden) untuk ke'andjutan perawatan Peutjoet'tapi rakjat' melihat tak ada kelandjutan usaha perawatan Peutjoet jang dilakukan setelah gerak pertama dahulu itu dan itu pun bukan dengan "200 man". :
Keterangan2 situasi teraehir "Peutjoet" ma? h dapat dibatja da'am madjallah resmi Angkatan Darat Belanda "ONS ' L E G E R " , edisi Maart 1972, terbit di Amsterdam dan kebetulan kita langsung menerimanja dari kolonel-Brendgen dj Harrlem. -, • . — 51
SEDANG D A L A M PERTIMBANGAN. Dari keterangan2 teraehir mengenai restaurasi dan perawatan serta pendjagaan makam pahlawan Belanda itu penulis dapat mentjatatkan disinibahwa oleh Pemerintah Belanda masalah itu sedang dipertimÖangkan karena Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia menurut ko'onel Brendgen dalam surat terachirnja kepada penulis (Februari 1972) sedang ment j a n djalan dan langkah jang bakal dilakukan untuk Peutjoet dan tentunja djuga dengan kerdjasama baik dengan Pemerintah Pusat di Djakarta maupun dengan Pemerintah Daerah di Banda AtjehK i t a harapkan sadja "Peutjoet" dimasa depan akan terpelihara dan dirawat dengan sewadjarnja setelah dia dibetulkan dengan pagar jang sempurna seperti ia dahulunja (sebelum 1942) hingga "Peutjoet" bagi rakjat Atjeh mendjadi pembuka tabir dan kenangan kepahlawanan dan bagi Belanda kita jakmkan ia akan mendjadi "djembatan persahabatan" dengan rakjat Atjeh dan bagi Kotapradja Banda Atjeh Peutjoet akan mendjadi satu kompleks keindahan sementara Kotapradja kita ini belum sanggup punja kebun binatang. belum mampu punja taman bunga, dsbBagi kaum wisatawan (toeristen) "Peutjoet" dapat diharapkan mendjadi salah satu object toerist jang ideaal karena setjara kebetulan "Peutjoet" masih dapat "mentjenterakan proces peperangan Atjeh kepada siapa sadja jang mengundjunginja. Dus pentjapaian semua ini tergantung pada satu restauratie en onderhoud Peutjoet dimasa datang. Mudah2an ! Dengan uraian ini pula penulis sekali lagi menandaskan pada dan sebagai kalimat achir bahwa uraian ini hendaknja mendjadi satu fragment dari buku kenang2an io_0 tahun perang Atjeh jang bakal djatuh nanti pada tanggal 26 Maret 1973 dan dengan sendirinja diharapkan setiap rekan penulis lain2nj*a serta para pembatja jang berminat dalam bidang sedjarah ini
52 —
akan bersedia menggali masalah2 sedjarah perang Atjeh untuk dikumpulkan setjara bersama hingg ia akan merupakan buku sedjarah jang ideal.
BAHAN BATJAAN 1. G B . Hooyer's : " D E K R I J G S G E S C H I E D E N I S V A N N E D . I N D I E " —j D E E L III. f
2. Zentgraaf s :
"ATJEH".
3. Du Croo's & Schmidt's : " G E N E R A A L S W A R T , P A C I F I CATOR V A N A T J E H " ; 4. G E D E N K B O E K K O R P S M A R E C H A U S S E E A T J E H 13901940 (susunan majoor Doup); 5. Z E N T G R A A F F / V A N TJES";
GOUDOEVER's
"SUMATRAAN-
(1. MOHD. SAID's " A T J E H S E P A N D J A N G A B A D " ; 7. M A D J A L L A H A N G K A T A N L E G E R " edisi Maret 1972-
DAR AT B E L A N D A
"ONS
8. D E H E L D E N - S E R I E - A T J E H S C H L E G E R MUSEUM-1940
53
— ISI R I S A L A H — — Kata Pengantar Penerbit — Kata sambutan Wakil Gubernur K D H . Drs. Marzuki Njakman Propinsi Daerah Istimewa Atjeh
»
— Prakata dari penjusun — Masaalah nama " P E U T J O E T "
hal :
1
— Telah lakukan kewadjiban
7
— Tanda kasiïi berbagai ragam
9
— Mendjadi wasiat — Matinja Kapten Paris
H 14
— Kuburan Paris di Hastings
15
— Saat2 matinja para Djenderal
17
— Perkuburan adalah bahan sedjarah
21
— Banjak kuburan massal — Atjeh boleh disebut kuburan kaum militer Be'anda
2 8
— Semua kota Kewedanaan — 7 Orang Inggeris di Kerkop Tjalang — Bukan usaha Pemcrmtah — Kenang2an indah bagi Atjeh — Perlu penerangan — Bagaimana pandangan Belanda sendiri — Restaurasi dan perbaikan Peutjoet — Sedang dalam pertimbangan 54 —
29 3 3
34 3 7
42 4 5
46 5 0
52
tv
tv
E
I
I International Hotel & Restaurant | j* |»
D J L . S I S I N G A M A N G A R A D J A N O . 1-3. Tel. ST. 67 BANDA ATJEH
tv
| | tv
£ tv tv
Satu2nja hotel jang representatif bagi anda dengan udara dan tjahaja jang tjukup sedjuk dan terang serta fasiütas jang memuaskan.
j* t* *
£
MENGUTJAPKAN :
2
tv
*
|v jj
|J 8
**
tv
SELAMAT ATAS BERLANGSUNGNJA HARI P . K . A . ke II. tanggal 20 Agustus s/d 2 September 1972.
* >» |
S
| | | i I $ | i {
APOTIK/PEDAGANG BESAR PARMASI "KIMIA F A R M A " D J L . D I P O N E G O R O BANDA A T J E H
| f >
PERINTIS P E R U S A I I A A N F A R M A S I DI I N D O N E \ SLA, K I N I 55 T J A B A N G T E R B E S A R D I S E L U R U H \ NUSANTARA. S
?
— Pendjualan etjeran melalui Apotlk atas resep2 dokter dan obat2 bebas. — Apotik2/Rumah2 Sakit/Drogestery/Toko2 Obat akan dilajani oleh Pedagang Besar.
| s \ S
I
H U B U N G T L A H K A M I H A R I INI D J U G A . !
\
A A A A A A A A A A A A * « A A A A A A A A A A 4 * . : È A A A A * A A A «.AAAAAAAAAA « A A A .
| 5 « «3 | JS 8 « t $ t t % «
" P X ABiDIN ZAIN
g
Tjabang Banda Atjeh D j l . T. N j a ' Arief PEMBORONG PEKERDJAAN UMUM MELAKSANAKAN - MEMBUAT : RENTJANA DAN PERHITUNGAN KONSTRUKSI K A N T O R P U S A T : " Z A I N " P.T. D J A K A R T A . D j l . Lembang 67 - Telpon 51767. Alamat Kawat : " Z A Z L I M I T E D " D J A K A R T A . MENGUTJAPKAN : SELAMAT ATAS BERLANGSUNGNJA P E K A N K E B U D A J A A N A T J E H K E II T G L . 20 A G U S T U S S/D 2 S E P T E M B E R 1972 DI B A N D A A T J E H — HATTANUDD1N — Pimpman Tjabang.
%
* -ZfWtWVWf
I
MAZDA
8 | fl> O g $ S fi jj
97
» » t» » » £ t » » » » ? £
SF¥*¥*¥¥¥
KOTEL
D j l . Sibolga No. 10 - 12 Te'.pon : BANDA ATJEH Satu-satunja pengmapan jang membuat anda seperti dirumah sendiri; SEGAR — A M A N — SENTOSA Mengutjapkan : SELAMAT ATAS BERLANGSUNGNJA P E K A N K E B U D A J A A N A T J E H K E - II T G L . 20 A G U S T U S S./D 2 S E P T E M B E R 1972 DI B A N D A A T J E H .
| J j \ j j 8 |j > ?
g
— ASMAN D A U L A Y —
{
|
Directeur.
j
j
MERPATI THEATRE
I
G• j a
Ba r u
j <
?
T E L . 387. S O. — B A N D A A T J E H
|
\ < f ? ? >
TEMPAT HIBURAN JANG TEPAT UNTUK ANDA SEKELUARGA SELALU MENGHIDANGKAN F I L M 2 J A N G 3 E R M U T U D A N U P TO D A T E D E N G A N SISTIM S U A R A P H O N I C E - SOUND SERVICE J A N G M E M U A S K A N . PASTI T E R P E N U H I S E L E R A A N D A .
f ? f | | |
I , 1
j'ix
" C . V.
P A N T E
P E R A K "
|i
Djl. Kartini No. 2. ;i BANDA ATJEH j Satu2nja Usaha Ve'eran R.I. jang didirikan pada | tahun 1958, te'ah mendapat Surat Penghargaan dari i Menteri Urusan Veteran R.I. ? Menjediakan Mebel modern model teraehir. anda i t nggal memilih model2 : l — Surab?oa — Kero — Ajunan Baji — Rak Pirmg i — Tempat Tidur Pintu Atjeh, Kembang Djendef la dll. t atau sesuai dengan pesanan anda. J Menjambut dengan hangat Pekan Kebudajaan \ Atjeh di Banda ke II Atjeh. tanggal 20 Agustus — s/d D I R2ESeptember K T U R — 1972 *jji
l
Apotik Atjeh
j
? |
D j l . Bakongan no. 7-9 Telpon : 473-SO. BANDA ATJEH
f 5
?
— menerima resep dokter;
3
— menjediakan obat2 patent2 dalam
^ > > |
> dan luar negeri;
mengutjapkan :
? |
SELAMAT ATAS BERLANGSUNGNJA P E K A N K E B U D A J A A N A T J E H K E II T G L . 20 A G U S T U S S/D 2 S E P T E M B E R 1972 DI B A N D A A T J E H .
l \ 5
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAi AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA*'.
|
P . T . GARUDA DIESEL ( L T D . )
\
% *j
SUB TJABANG — BANDA ATJEH Djalan Mohd. Djam No. 14 Telp. 384 S.O.
J jj
3
A U T H O R I Z E D DISTRIBUTOR :
« 3 « «•* 5 J| « J|
G M DIESEL — BEDFORD — CHEVROLET — ROBYCO — ISHIKO — KUBOTA. Dengan ini mengutjapkan : SELAMAT ATAS BERLANGSUNGNJA A T J E H K E II S E D J A K TANGGAL 2 S E P T E M B E R 1972.
« WABCO —
PEKAN KEBUDAJAAN 20 A G U S T U S S / D
t Jj «i *i JJ | JJ «
J|
— IBNU YOUGIA —
Jj
Jj
Sub Manager.-
J>
5 *
« i
"N V. | j 5 5 j
PERMA1"
( PERDAGANGAN MASJARAKAT INDONESIA ) IMPORTERS & EXPORTERS . 44/46 D j l . D I P O N E G O R O T E L . S.O 566 BANDA ATJEH Ikut mensukseskan
dan Selamat atas
berlangsungnja
! j | l f
}
Pekan Kebudajaan Atjeh ke II tanggal 20 Agustus s/d 2 Sep
|
6
tember 1972 d> Banda Atjeh.
5
APOTIK i
MED 1CA i
l
D J L . S T S I N G A M A N G A R A D J A 10 A Tel 139 S.O. BANDA ATJEH
0
APOTEKER : DRA. NJ. SULIHATI
!
8
APOTIK ANDA SEKELUARGA
|
S 8 ï X \
MENERIMA DAN MELAJANI SEMUA RESEP DOKTER M E N D J U A L OBAT2 P A T E N T LUAR DAN D A L A M NEGERI Service M E M U A S K A N .
j l j S |
i
Pertjetakan Negara B. Atjeh
7-'72
ï
j