No. Katalog: 9102053.31
SENSUS EKONOMI
ht tp
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
s.g
o. id
DATA HASIL PENDAFTARAN USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI DKI JAKARTA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
Daftar Isi
Halaman
o. id
Kata Pengantar iii a. bp
s.g
Pendahuluan iv elk
ot
Potret Ekonomi DKI Jakarta 1 ht tp
:// ja
ks
Potensi Ekonomi DKI Jakarta menurut Lapangan Usaha 5 Tabel-tabel 37
B
SENSUS EKONOMI
o. id
DATA HASIL PENDAFTARAN USAHA/PERUSAHAAN SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI DKI JAKARTA s.g
∑
Distribusi Usaha/Perusahaan
ht tp
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
Jumlah Usaha/Perusahaan
Jumlah Tenaga Kerja
i
“
David Donoho (2000)
ht tp
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
s.g
o. id
“
The coming century is surely the century of data.
ii
ht tp
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
s.g
o. id
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, BPS berkewajiban melaksanakan kegiatan Sensus Ekonomi setiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka enam. Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) merupakan sensus ekonomi yang ke empat. Pelaksanaan SE2016 dilakukan dalam beberapa tahapan, mulai dari persiapan, listing atau pendaftaran usaha/perusahaan, pencacahan Usaha Menengah Besar (UMB) dan Usaha Mikro Kecil (UMK), sampai dengan diseminasi hasil. Kegiatan pendaftaran usaha/perusahaan mencakup seluruh lapangan usaha di luar pertanian yang dilakukan pada Mei 2016. Kegiatan listing SE2016 menghasilkan data dasar kegiatan ekonomi khususnya mengenai jumlah usaha dan tenaga kerja. Data tersebut berguna bagi perencanaan dan evaluasi pembangunan. Booklet ini berisi ringkasan hasil listing usaha/perusahaan. Diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyukseskan kegiatan SE2016. Semoga bermanfaat. Jakarta, Mei 2017 Kepala BPS DKI Jakarta Thoman Pardosi
iii
Peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional merupakan bagian dari Sembilan Agenda Prioritas Nasional (Nawacita) tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk mendukung agenda tersebut, diperlukan basis data yang menyeluruh dan akurat termasuk data yang menggambarkan peta perekonomian.
s.g
o. id
Sensus Ekonomi Tahun 2016 (SE2016) dilaksanakan untuk mendapatkan potret utuh perekonomian bangsa. Gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi nonpertanian, berikut informasi dasar dan karakteristiknya dapat tergambarkan pada tingkat nasional maupun regional. Dengan demikian, data dan informasi statistik dalam SE2016 merupakan modal penting yang dapat dijadikan sebagai salah satu landasan dalam menentukan kebijakan perekonomian.
ht tp
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
Secara umum kegiatan SE2016 dilakukan untuk memperoleh data dasar mengenai usaha/perusahaan yang bergerak di berbagai aktivitas usaha di luar usaha pertanian. Data utama yang dikumpulkan mencakup jumlah dan struktur usaha menurut wilayah, lapangan usaha, dan skala usaha. Di samping itu, informasi pendukung lainnya turut memperkaya keragaman data yang dewasa ini dibutuhkan untuk melihat perkembangan usaha masyarakat seperti jaringan usaha, penggunaan internet dalam kegiatan usaha (on-line), sistem waralaba (franchise), kepemilikan usaha (ownership) serta kendala dan prospek usaha. SE2016 juga secara khusus memotret skala usaha yang diklasifikasikan menjadi Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB). Sebuah usaha atau perusahaan dianggap UMB dengan mempertimbangkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha (KBLI), badan usaha, jumlah tenaga kerja, dan kriteria sektoral lainnya serta threshold yang tertuang dalam Undang-undang no 20 Tahun 2008 tentang usaha kecil, mikro menengah, dan besar yang menyebutkan bahwa usaha atau perusahaan dikategorikan sebagai UMB jika nilai omset lebih dari 2,5 miliar rupiah.
iv
Peta potensi ekonomi wilayah menurut industri dan pelaku usaha
Memperoleh informasi dasar yang mencakup semua sektor ekonomi diluar pertanian
Memberi gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi
Basis data dan updating Integrated Business Register (IBR)
a. bp
s.g
o. id
Benchmark indikator ekonomi (PDB, PDRB, ketenagakerjaan, dll)
Sampling frame untuk berbagai kegiatan survei
Mengetahui karakteristik usaha di Indonesia
ht tp
Karakteristik usaha menurut skala usaha
:// ja
ks
elk
ot
SENSUS EKONOMI
Karakteristik usaha (unik) franchise, e-commerce/onlinebusiness, multilevel marketing, dll
Mengetahui daya saing bisnis di Indonesia
Peta daya saing bisnis menurut wilayah
Prospek bisnis dan perencanaan investasi di Indonesia
v
Wilayah Kota Perkotaan Perdesaan Kabupaten Perkotaan Perdesaan
Klasifikasi Desa Konsentrasi Nonkonsentrasi Sensus Lengkap Sensus Lengkap
Sensus Lengkap Sensus Lengkap
Sensus Lengkap Sensus Sampel (50% Blok Sensus)
Sensus Lengkap Sensus Sampel (25% Blok Sensus)
o. id
Pendaftaran usaha/perusahaan secara lengkap dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di desa perdesaan yang berada di wilayah administrasi kabupaten.
ht tp
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
s.g
KRITERIA UMUM Penentuan skala usaha berdasarkan badan hukum: seluruh usaha yang berbadan hukum mayoritas dikategorikan sebagai Usaha Menengah dan Besar (UMB) kecuali Kategori Industri yang hanya mempertimbangkan jumlah tenaga kerja. Penentuan skala usaha berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah: a. Usaha Menengah: kekayaan bersih > 500 juta s/d 10 miliar rupiah ( tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha); atau Omset/tahun > 2,5 miliar s/d 50 miliar rupiah. b. Usaha Besar : diatas usaha menengah. KRITERIA KHUSUS BERDASARKAN KATEGORI Industri Usaha Menengah : Jumlah Tenaga Kerja 20-99 orang Usaha Besar : Jumlah Tenaga Kerja ≥ 100 orang Konstruksi Usaha Menengah : kualifikasi M1 & M2 Usaha Besar : kualifikasi B1 & B1 Kualifikasi M1, M2, B1 dan B2 mengacu pada Peraturan Nomor 10 Tahun 2014 Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Hotel UMB merupakan hotel berbintang 1 s.d. 5
vi
s.g
o. id
POTRET EKONOMI DKI JAKARTA a. bp
PERDAGANGAN DAN JASA
ht tp
:// ja
ks
elk
ot
PENGGERAK UTAMA EKONOMI IBUKOTA
1
Struktur ekonomi DKI Jakarta sangat didominasi oleh kelompok sektor tersier atau jasa dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar 73 persen. Kelompok sektor jasa tersebut dikenal dengan istilah sektor non-tradable dimana pada umumnya tidak langsung menghadapi persaingan dengan luar negeri (non-traded). Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) menjadi langkah awal untuk melihat struktur perekonomian DKI Jakarta secara lebih rinci. Listing SE2016, jumlah usaha/perusahaan di DKI Jakarta tercatat sebanyak 1,24 juta usaha/perusahaan. Angka ini meningkat dari hasil sensus ekonomi sepuluh tahun yang lalu (SE2006) yang sebanyak 1,14 juta usaha/ perusahaan. Perkembangan teknologi dan tumbuhnya usaha modern seperti bisnis online serta waralaba turut memberikan andil meningkatnya aktivitas ekonomi di DKI Jakarta beberapa tahun belakangan.
2006
1,24 juta
UMB (6,54%)
s.g
Sensus Ekonomi
o. id
SENSUS EKONOMI
UMK (93,46%)
:// ja
2016
ht tp
2006
ks
elk
ot
a. bp
1,14 juta
Gambar 1. Jumlah Usaha/Perusahaan, 2006 dan 2016
Di sisi lain, kategori usaha yang selama ini memberikan kontribusi cukup besar yaitu Industri Pengolahan mulai mengalami penurunan. Hal tersebut dapat terlihat dari penurunan kontribusi kategori Industri Pengolahan terhadap PDRB antara tahun 2011 dan 2015 yaitu dari 13,62 persen menjadi 12,85 persen (kontribusi menurut harga konstan). Pergeseran kontribusi lapangan usaha Industri Pengolahan dalam beberapa tahun terakhir, diakibatkan berkembangnya daerah penyangga Jakarta seperti Tangerang, Bekasi dan Kerawang yang kini banyak berdiri sentra kawasan industri. Salah satu faktor penyebabnya adalah biaya sewa lahan yang jauh lebih murah dibanding di Jakarta. Dilihat dari jumlah usahanya, aktivitas ekonomi yang paling banyak dijalankan adalah usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil & Sepeda Motor (Kategori G), dengan proporsi sebesar 36,73 persen dari total usaha SE2016. Kemudian diikuti oleh Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (Kategori I) dan Industri Pengolahan (Kategori C) dengan proporsi masing-masing sebesar 27,97 persen dan 7,90 persen.
2
0,82%
1,39% 0,68%
C
27,97%
M, N P
I
Q R, S, U SENSUS EKONOMI
0,01%
6,93%
H
7,90%
D
0,09%
E
0,65%
F
1,32%
G
36,73%
ot
a. bp
Kategori B. Pertambangan dan Penggalian Kategori C. Industri Pengolahan Kategori D. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin Kategori E. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas Remediasi Kategori F. Konstruksi Kategori G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor Kategori H. Pengangkutan dan Pergudangan
Kategori I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Kategori J. Informasi dan Komunikasi Kategori K. Aktivitas Keuangan dan Asuransi Kategori L. Real Estat Kategori M,N. Jasa Perusahaan Kategori P. Pendidikan Kategori Q. Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial Kategori R,S,U. Jasa Lainnya
o. id
B
J
s.g
6,23%
2,49%
L
4,86% 1,93%
K
ks
elk
Gambar 2. Distribusi Usaha/Perusahaan Menurut Kategori Lapangan Usaha, 2016
ht tp
:// ja
Usaha Mikro Kecil (UMK) mendominasi aktivitas ekonomi dengan proporsi sekitar 93,46 persen. Sementara itu, Usaha Menengah Besar (UMB) tercatat ada sebanyak 81 ribu usaha/perusahaan (6,53 persen) dimana sekitar hampir 30 persennya memilih untuk beraktivitas di wilayah Jakarta Selatan. Distribusi tenaga kerja menurut kategori usaha menggambarkan hal yang agak berbeda dengan jumlah usahanya. Jumlah Usaha kategori G, C dan I yang adalah tiga terbesar bila digabungkan dapat mencapai 73 persen dari total usaha SE2016. Namun ternyata, ketiganya hanya menyerap 55 persen tenaga kerja. Diantara seluruh kategori usaha yang dicakup pada SE2016, Perdagangan (kategori G) merupakan kategori yang paling mendominasi perekonomian DKI Jakarta. Proporsi jumlah usaha kategori tersebut mencapai 36,73 persen dari total usaha, serta mampu menyerap 25,79 persen total tenaga kerja. Sejalan dengan itu, kontribusi kategori ini dalam PDRB tahun 2016 merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 16,49 persen. Berdasarkan data tersebut di atas, terlihat bahwa meskipun secara jumlah usaha kategori tersebut paling dominan, namun daya serap tenaga kerja serta produktifitasnya tidak setinggi proporsi jumlah usahanya. Hal tersebut terjadi karena 93 persen lebih usaha di kategori tersebut merupakan usaha mikro kecil atau UMK. Dilihat dari sebarannya, jumlah usaha terbanyak ada di Jakarta Barat dengan proporsi sebesar 26,06 persen dan menyerap tenaga kerja 20,32 persen. Berikutnya adalah Jakarta Timur, dengan proporsi jumlah usaha sebesar 21,59 persen dengan penyerapan
3
Gambar 3. Jumlah Usaha/Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Kabupaten/Kota, 2016
s.g
o. id
mencapai 18,72 persen. Dari kedua wilayah tersebut terihat bahwa proporsi jumlah usaha lebih tinggi dibandingkan penyerapan tenaga kerjanya.
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
Berbeda halnya di Jakarta Selatan, dimana proporsi usahanya sebesar 20,05 persen namun mampu menyerap 27,50 persen tenaga kerja. Demikian pula dengan Jakarta Pusat, dimana 13,18 persen jumlah usaha berlokasi area tengah kota serta mampu menyerap 15,41 persen tenaga kerja. Sementara, dua wilayah lainnya yaitu Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu memiliki proporsi yang relatif berimbang antara jumlah usaha dan tenaga kerja. Dominasi menurut skala usaha menjadi penyebab hal tersebut terjadi. Proporsi UMK terbesar terdapat di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
ht tp
Sementara, UMB sebagian besar berlokasi di Jakarta Selatan. Kegiatan ekonomi yang paling mendominasi di Jakarta Selatan dibanding wilayah lainnya adalah Kantor Pertambangan (kategori B), Kantor Pusat (kategori M) serta Badan Internasional (kategori U), yaitu sebesar 69,88 persen, 42,26 persen, dan 58,82 persen.
Gambar 4. Jumlah Usaha/Perusahaan Menurut Skala Usaha dan Kabupaten/Kota, 2016
4
Potensi Ekonomi DKI Jakarta menurut Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian
Kategori C.
Industri Pengolahan
Kategori D.
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin
Kategori E.
Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas Remediasi
Kategori F.
Konstruksi
Kategori G.
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Kategori H.
Pengangkutan dan Pergudangan
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
s.g
o. id
Kategori B.
ht tp
Kategori I.
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
Kategori J.
Informasi dan Komunikasi
Kategori K.
Aktivitas Keuangan dan Asuransi
Kategori L.
Real Estat
Kategori M,N. Jasa Perusahaan Kategori P.
Pendidikan
Kategori Q.
Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial
Kategori R,S,U. Jasa Lainnya
5
Potret usaha
pertambangan & Penggalian 311
KEP. SERIBU
(5,44%)
JAKARTA UTARA
423
(7,40%)
1
JAKARTA BARAT
5
(1,20%)
6
(7,23%)
JAKARTA PUSAT
(6,02%)
JAKARTA TIMUR
o. id
90
(1,57%)
s.g
6
200
1.153
JAKARTA SELATAN
elk
58
(20,17%)
ot
(3,50%)
7
(8,43%)
a. bp
(7,23%)
(69,88%)
ks
3.539
Jumlah Usaha/Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
:// ja ht tp
83
5.716
0,01% Jumlah usaha/ perusahaan dari total usaha nonpertanian
R
p
dki JAKARTA
(61,91%)
RATA-RATA TENAGA KERJA 68-69 PER USAHA ORANG / USAHA
TERBESAR
UMK
Usaha Mikro Kecil
0 0
UMB
Usaha Menengah Besar
83 5.716
DIBANDING KATEGORI LAIN
6
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI B. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Usaha dengan Rata-rata Penyerapan Tenaga Kerja Tertinggi Sebagai sebuah kota metropolitan, perekonomian Provinsi DKI Jakarta sangat didominasi oleh sektor tersier. Kegiatan ekonomi sektor primer yang salah satunya adalah kategori Pertambangan dan Penggalian memiliki peranan yang tidak dominan. Hal ini terlihat dari rendahnya sumbangan terhadap PDRB DKI Jakarta tahun 2016 yang hanya sebesar 0,24 persen.
s.g
o. id
Hasil SE2016 menunjukkan bahwa jumlah usaha kategori Pertambangan dan Penggalian di DKI Jakarta ada sebanyak 83 usaha atau hanya 0,01 persen dari total usaha SE2016. Aktivitas pertambangan dan penggalian yang beroperasi di ibukota sebagian besar berupa kantor penunjang atau perwakilan, dimana keseluruhannya masuk ke dalam skala usaha menengah besar (UMB).
elk
ot
a. bp
Kegiatan usaha kategori Pertambangan dan Penggalian menyerap tenaga kerja hampir 6 ribu orang atau 0,12 persen. Secara rata-rata, penyerapan tenaga kerja pada kategori tersebut sebesar 69 orang per usaha. Rasio ini adalah yang terbesar diantara seluruh kategori usaha.
ht tp
:// ja
ks
Dilihat dari sebarannya, hampir 70 persen usaha pada kategori tersebut berlokasi di wilayah Jakarta Selatan dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 61 persen dari total tenaga kerja di kategori tersebut. Seperti diketahui bahwa di wilayah Jakarta Selatan terdapat banyak pusat perkantoran dan super blok, tempat di mana banyak kantor pusat serta kantor perwakilan memilih beroperasi di area tersebut untuk memudahkan interaksi bisnis.
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha pengambilan mineral dalam bentuk alami, yaitu padat (batu bara dan bijih logam), cair (minyak bumi) atau gas (gas alam). Kegiatan ini dapat dilakukan dengan metode yang berbeda seperti penambangan dan penggalian di permukaan tanah atau di bawah tanah, pengoperasian sumur pertambangan, penambangan di dasar laut dan lain-lain. Kategori ini juga mencakup kegiatan tambahan untuk penyiapan barang tambang dan galian mentah untuk dipasarkan seperti pemecahan, pengasahan, pembersihan, pengeringan, sortasi, pemurnian bijih logam, pencairan gas alam dan aglomerasi bahan bakar padat.
7
Potret usaha
industri Pengolahan 607
215.352
JAKARTA UTARA
(0,09%)
(32,15%)
(8,82%) JAKARTA BARAT
308
152.507
46.509
(0,32%)
(12,86%)
43,222
(3,45%)
(47,63%)
12.561
JAKARTA PUSAT
(6,45%)
o. id
KEP. SERIBU
7.998
200.456
JAKARTA TIMUR
(8,19%)
17.990
a. bp
s.g
(29,92%)
(18,42%)
JAKARTA SELATAN
12.277
154.337
(23,04%)
elk
ot
(12,57%)
55.931
ks
(8,35%)
ht tp
dki jAKARTA
97.643
669.905
jenis tempat usaha
67.081
Usaha pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
30.562
Jumlah usaha/ perusahaan dari total usaha nonpertanian
R
p
Usaha selain pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
Jumlah Usaha/ Perusahaan Menurut
8
7,90%
:// ja
Jumlah Usaha/Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
UMK
Usaha Mikro Kecil
94.549 274.141
UMB
Usaha Menengah Besar
3.094 395.764
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI C. INDUSTRI PENGOLAHAN Lapangan Usaha Andalan Untuk Penyerapan Tenaga Kerja Industri pengolahan mempunyai peran yang sangat besar dalam perekonomian DKI Jakarta. Hal ini terlihat dari kontribusi terhadap PDRB DKI Jakarta tahun 2016 yang mencapai 13,55 persen. Dalam enam tahun terakhir, industri pengolahan selalu menempati posisi terbesar kedua sebagai penggerak perekonomian DKI Jakarta sekaligus sebagai salah satu tulang punggung dalam menciptakan nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2016, tercatat bahwa industri pengolahan mampu menciptakan nilai tambah sebesar 295 triliun rupiah.
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
s.g
o. id
Sensus Ekonomi 2016, jumlah usaha kategori industri pengolahan mencapai hampir 100 ribu usaha. Jumlah ini menempati urutan ketiga terbesar setelah kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (kategori G), Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (kategori I). Meskipun secara jumlah usaha, proporsi industri pengolahan hanya sebesar 7,9 persen dari total usaha yang dicakup dalam SE2016, namun ternyata mampu menyumbangkan 13,55 persen dalam penciptaan nilai tambah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa produktivitas usaha industri pengolahan lebih tinggi dari kategori G dan I.
ht tp
Usaha kategori Industri Pengolahan di DKI Jakarta sangat didominasi oleh usaha skala Mikro dan Kecil (UMK) yang mencapai 96,83 persen. Sisanya sebesar 3,17 persen adalah usaha dengan skala Menengah Besar (UMB). Namun dalam hal penciptaan lapangan kerja, usaha pada skala UMB secara rata-rata mampu menyerap 128 tenaga kerja per usaha/perusahaan, sangat jauh di atas UMK yang rata-ratanya hanya mencapai 3 tenaga kerja per usaha/perusahaan. Berdasarkan sebaran lokasi, sebanyak 47,63 persen usaha/perusahaan terkonsentrasi di Jakarta Barat, diikuti Jakarta Timur dan Jakarta Utara yang masing-masing mencapai 18,42 dan 12,86 persen dari total usaha industri pengolahan hasil SE2016. Sisanya sebanyak 14,89 persen tersebar di tiga wilayah lainnya. Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Bahan baku industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan atau penggalian seperti produk dari kegiatan industri pengolahan lainnya. Perubahan, pembaharuan atau rekonstruksi yang pokok dari barang secara umum diperlakukan sebagai industri pengolahan. Unit industri pengolahan digambarkan sebagai pabrik, mesin, atau peralatan yang khusus digerakkan dengan mesin dan tangan. Termasuk kategori industri pengolahan di sini adalah unit yang mengubah bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan, kegiatan maklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat yang sama di mana produk tersebut dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain atas dasar kontrak.
9
Potret usaha
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/ Air Panas dan Udara Dingin 17
149
(13,10%)
JAKARTA UTARA
(0,20%)
(8,82%) JAKARTA BARAT
12
152.507
372
(1,06%)
(14,94%)
JAKARTA PUSAT
767
(3,45%)
(32,72%)
1.284
(8,92%)
o. id
KEP. SERIBU
109
1.791
JAKARTA TIMUR
(9,59%)
s.g
(20,83%)
241
(21,20%)
a. bp
JAKARTA SELATAN
254
959
(11,16%)
elk
ot
(22,34%)
3.779
ks
(43,96%)
ht tp
jenis tempat usaha
8.597
727
p
410
1.137
Jumlah usaha/ perusahaan dari total usaha nonpertanian
R
dki jakarta Jumlah Usaha/ Perusahaan Menurut
0,09%
:// ja
Jumlah Usaha/Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
(ribu)
UMK
Usaha Mikro Kecil
929 1.513 Usaha pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
10
Usaha selain pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
UMB
Usaha Menengah Besar
208 7.084
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI D. PENGADAAN LISTRIK, GAS, UAP/AIR PANAS DAN UDARA DINGIN Usaha yang Minim Penciptaan Nilai Tambah Namun Berperan Penting dalam Kehidupan Produk dari usaha pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin memegang peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perekonomian. Akan tetapi peranan lapangan usaha kategori ini dalam penciptaan nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja di DKI Jakarta masih sangat minim.
o. id
SE2016 mencatat 1.137 usaha/perusahaan kategori pengadaan listrik, gas, uap/ air panas dan udara dingin (kategori D) di Provinsi DKI Jakarta. Jumlah tersebut merupakan tiga terkecil dari seluruh kategori usaha hasil sensus.
elk
ot
a. bp
s.g
Menurut tempat usahanya, sebagian besar perusahaan di kategori tersebut menempati selain bangunan khusus tempat usaha (63,94 persen). Sementara sisanya yaitu 36,06 persen diusahakan pada bangunan khusus tempat usaha. Salah satu contoh usaha di selain bangunan khusus tempat usaha (bangunan campuran yaitu tidak dapat dipisahkan dengan rumah tinggal) adalah agen token listrik yang menurut pengelompokannya termasuk dalam KBLI dimaksud.
ht tp
:// ja
ks
Berdasarkan skala usahanya, kategori tersebut didominasi oleh UMK dengan jumlah usaha sebanyak 929 usaha/perusahaan (81,71 persen). Sementara, untuk skala UMB ada sebanyak 208 usaha/perusahaan (18,29 persen). Hal ini sejalan dengan proporsi jumlah usaha terhadap tempat usahanya. Dilihat dari penyerapan tenaga kerjanya, kategori ini hanya mampu menyerap 0,18 persen dari total tenaga kerja. Bila dibedakan menurut skala usahanya, tenaga kerja pada skala UMK menyerap sebesar 17,6 persen, dan skala UMB mampu menyerap sebesar 82,4 persen dari total 8.597 tenaga kerja Kategori D. Sedangkan, rata-rata tenaga kerja untuk UMB mencapai 34 orang per unit usaha/perusahaan dan untuk skala UMK hanya 2 orang per unit usaha/ perusahaan. Menurut penyebarannya, Jakarta Barat adalah wilayah yang paling banyak terdapat usaha pada kategori tersebut diantara 6 Kabupaten/Kota di DKI Jakarta. Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha pengadaan tenaga listrik, gas alam, uap panas, air panas dan sejenisnya melalui jaringan, saluran atau pipa infrastruktur permanen. Dimensi jaringan/infrastruktur tidak dapat ditentukan dengan pasti, termasuk kegiatan pendistribusian listrik, gas, uap panas, dan air panas serta sejenisnya dalam lokasi pabrik atau bangunan tempat tinggal. Kategori ini juga mencakup pengoperasian mesin pembangkit listrik dan gas, yang menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga listrik atau gas. Juga mencakup pengadaan uap panas dan udara dingin/sistem tata udara. Termasuk kegiatan produksi es baik untuk kebutuhan konsumsi maupun kebutuhan lainnya.
11
Potret usaha
Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan & Daur Ulang Sampah, & Aktivitas Remediasi 30
JAKARTA UTARA
(0,18%)
(0,25%)
152.507
1.968
(38,05%)
JAKARTA PUSAT
1.289
(3,45%)
(24,51%)
(27,49%)
3.056
JAKARTA BARAT
20
4.694
(8,82%)
(7,55%)
o. id
KEP. SERIBU
442
5.177
JAKARTA TIMUR
(5,50%)
1.300
s.g
(30,32%)
(16,19%)
a. bp
JAKARTA SELATAN
1.245
3.067
(17,96%)
elk
ot
(15,50%)
2.818
ks
(16,50%)
0,65%
DKI Jakarta
8.031
1.566
6.465
Jumlah usaha/ perusahaan dari total usaha nonpertanian
17.075
Rp
ht tp
:// ja
Jumlah Usaha/Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Usaha/ Perusahaan Menurut
jenis tempat usaha
UMK
Usaha Mikro Kecil
7.874 12.909 Usaha pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
12
Usaha selain pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
UMB 157 4.166
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI E. PENGELOLAAN AIR, PENGELOLAAN AIR LIMBAH, PENGELOLAAN DAN DAUR ULANG SAMPAH, DAN AKTIVITAS REMEDIASI Aktivitas Ekonomi Vital yang Belum Banyak Diusahakan Kategori E yang mencakup pengelolaan air, pengelolaan air limbah, pengelolaan dan daur ulang sampah, dan aktivitas remediasi merupakan kegiatan ekonomi yang sangat penting dalam menunjang aktivitas ekonomi lainnya. Namun berdasarkan hasil SE2016, usaha ini belum banyak diusahakan oleh masyarakat pelaku ekonomi di DKI Jakarta.
ks
elk
ot
a. bp
s.g
o. id
Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2016 di DKI Jakarta, kegiatan ekonomi pada kategori ini mencapai 8.031 usaha/perusahaan dengan proporsi sebesar 0,65 persen dari total usaha/perusahaan yang dicakup dalam sensus tersebut. Hanya sedikit sekali usaha kategori ini yang merupakan skala UMB yaitu 1,95 persen. Sedangkan 98,05 persen merupakan skala usaha UMK. Pada kategori tersebut, sebagian besar usahanya beraktifitas pada bangunan yang bukan khusus tempat usaha yaitu sebesar 80,50 persen, sedangkan 19,50 persen menempati bangunan khusus untuk tempat usaha.
ht tp
:// ja
Penyerapan tenaga kerja pada kategori tersebut tergolong rendah yaitu hanya sebesar 0,35 persen dari total tenaga kerja seluruh kategori yang dicakup SE2016. Bila dibedakan menurut skala usahanya, 75,60 persen merupakan skala UMK atau menyerap 12.909 tenaga kerja. Sementara, untuk skala UMB mampu menyerap 4.166 tenaga kerja atau 24,40 persen. Dilihat dari sebarannya, hampir 40 persen usaha pada kategori tersebut berlokasi di wilayah Jakarta Utara dengan penyerapan tenaga kerja mencapai hampir 5 ribu orang. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara yang berbatasan langsung dengan laut Jawa merupakan area dengan kondisi air tanah yang kurang baik, sehingga kegiatan usaha air isi ulang cukup banyak dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha yang berhubungan dengan pengelolaan air. Kategori ini juga mencakup pengelolaan berbagai bentuk limbah/sampah, seperti limbah/sampah padat atau bukan yang berasal dari rumah tangga dan industri, yang dapat mencemari lingkungan. Hasil dari proses pengolahan limbah/sampah dapat dibuang atau menjadi input dalam proses produksi lainnya.
13
Potret usaha
Konstruksi 127
JAKARTA UTARA
(0,04%)
40.599
(11,36%)
(8,82%) JAKARTA BARAT
16
152.507
5.281
(0,10%)
(12,17%)
61.393
(3,45%)
(32,42%)
1.982
JAKARTA PUSAT
(17,18%)
o. id
KEP. SERIBU
1.991
70.037
JAKARTA TIMUR
(12,22%)
3.424
s.g
(19,60%)
(21,02%)
a. bp
JAKARTA SELATAN
3.594
79.182
(22,16%)
elk
ot
(22,07%)
105.912
ks
(29,65%)
1,32%
16.288
357.250
Jumlah usaha/ perusahaan dari total usaha nonpertanian
Rp
DKI JAKARTA
ht tp
:// ja
Jumlah Usaha/Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Usaha/ Perusahaan Menurut
jenis tempat usaha
Usaha pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
10.388
Usaha selain pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
5.950
14
UMK
Usaha Mikro Kecil
7.576 61.951
UMB 8.712 295.299
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI F. KONSTRUKSI Usaha dengan Proporsi Tenaga Kerjanya didominasi Usaha Menengah Besar (UMB)
o. id
Pembangunan infrastruktur yang semakin melengkapi fasilitas perkotaan di DKI Jakarta sangat marak dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa geliat perekonomian usaha Konstruksi menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Berdasarkan data PDRB DKI Jakarta, kategori usaha tersebut menunjukkan pertumbuhan yang selalu positif setelah krisis tahun 1998. Nilai tambah yang dihasilkan di tahun 2016 mencapai 280 triliun rupiah. Kondisi ini menempatkan usaha Konstruksi pada posisi ketiga pemberi sumbangan terbesar dalam perekonomian DKI Jakarta dengan kontribusi sebesar 12,88 persen.
a. bp
s.g
Seiring dengan semakin maraknya pengerjaan proyek-proyek infrastruktur tersebut, baik oleh pemerintah maupun swasta, diharapkan dapat menumbuhkan iklim investasi yang dapat mendorong pertumbuhan industri terkait, membuka lapangan kerja serta menyerap tenaga kerja.
ht tp
:// ja
ks
elk
ot
Berdasarkan hasil SE2016, usaha kategori Konstruksi di DKI Jakarta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 357 ribu orang atau 7,40 persen dari total tenaga kerja seluruh kategori yang dicakup pada SE2016. Bahkan diantara seluruh tenaga kerja pada perusahaan UMB, hampir 12 persennya bekerja pada usaha/perusahaan yang bergerak di bidang Konstruksi. Hal ini menunjukkan bahwa Konstruksi masih menjadi salah satu kategori usaha andalan dalam penciptaan lapangan kerja. Tentu saja hal tersebut harus diiringi dengan peningkatan kapasitas tenaga kerja untuk peningkatan produktifitas. Menurut sebarannya, jumlah usaha/perusahaan kategori Konstruksi terbanyak berada di Jakarta Barat yaitu sebesar 32,42 persen, kemudian diikuti Jakarta Selatan sebesar 22,07 persen. Namun berbeda halnya dengan sebaran tenaga kerja menurut wilayah, dimana penyerapan tenaga kerja terbesar justru berada di Jakarta Selatan yaitu sebanyak 106 ribu tenaga kerja (29,65 persen) diikuti Jakarta Timur 79 ribu tenaga kerja (22,16 persen).
Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang konstruksi, yaitu kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan bangunan gedung dan bangunan sipil. Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian bangunan atau struktur prafabrikasi di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara. Kegiatan konstruksi umum berupa konstruksi bangunan tempat tinggal, bangunan kantor, pertokoan, dan bangunan lainnya. Sedangkan konstruksi bangunan sipil seperti jalan kendaraan bermotor, jalan raya, jembatan, terowongan, jalan rel, lapangan udara, pelabuhan dan bangunan air lainnya, sistem irigasi, sistem limbah, fasilitas olahraga, dan lain-lain. Kegiatan konstruksi khusus, seperti penyiapan lahan, instalasi gedung dan penyelesaian gedung dan lain-lain. Pekerjaan konstruksi dapat dilakukan atas nama sendiri atau atas dasar balas jasa/kontrak. Sebagian pekerjaan dan dimungkinkan keseluruhan pekerjaan konstruksi dapat disubkontrakan. Unit yang melakukan subkontrak kegiatan konstruksi diklasifikasikan di sini. Kategori ini mencakup juga kegiaan perbaikan bangunan gedung dan bangunan sipil.
15
Potret usaha
Perdagangan Besar Dan Eceran; Reparasi Dan Perawatan Mobil Dan Sepeda Motor 70.871
1.866
(15,62%)
(0,15%)
(17,04%)
JAKARTA BARAT
270.342
1.223
(21,72%)
(0,27%)
105.416
82.801
(18,25%)
152.507
(3,45%)
(23,23%)
JAKARTA PUSAT
(18,17%)
s.g
JAKARTA TIMUR
a. bp
(23,51%)
88.317
elk
453.812
:// ja
ks
DKI JAKARTA
ht tp
Menurut jenis tempat usaha 2015 222.612 Usaha Selain pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
(19,41%)
(23,18%)
1.244.685 Jumlah Usaha/Perusahaan
231.200
36,73% dari Total Usaha Nonpertanian
Usaha pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
422.735 760.284
UMK 31.077 484.401
UMB
241.649
105.184
ot
(19,46%)
Jumlah Usaha/Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
226.146
JAKARTA SELATAN
292.608
16
212.074
JAKARTA UTARA
o. id
KEP. SERIBU
UMB
16
dari kategori ini memiliki rata-rata tenaga kerja SEBANYAK Paling kecil dibandingkan dengan kategori lain
orang
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI G. PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI DAN PERAWATAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR Usaha yang Paling Banyak Digeluti di DKI Jakarta DKI Jakarta merupakan salah satu pintu gerbang utama perdagangan Indonesia dengan luar negeri. Keberadaan pelabuhan bongkar muat internasional Tanjung Priok menjadikan DKI Jakarta memainkan peranan kunci kegiatan ekspor dan impor barang. Selama tahun 2016, tercatat 32 persen total ekspor Indonesia dikirimkan melalui pelabuhan di utara Jakarta tersebut.
a. bp
s.g
o. id
Budaya masyarakat perkotaan yang cukup menonjol adalah berbelanja. Belanja bukan hanya menjadi pola hidup tetapi juga menjadi salah satu sarana hiburan masyarakat kosmopolitan. Konon Jakarta dijuluki sebagai “Kota dengan Mall Terbanyak di Dunia”. Tercatat ada 173 unit mall di DKI Jakarta. Ini belum termasuk 150 pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya. Ditambah lagi dengan begitu menjamurnya mini market yang tersebar hampir di seluruh sudut ibukota.
elk
ot
Sementara itu, jumlah kendaraan bermotor yang tercatat pada Ditlantas Polda Metro Jaya tahun 2015 mencapai hampir 18 juta unit. Dapat dibayangkan besarnya nilai tambah yang tercipta oleh sub kategori Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor.
ht tp
:// ja
ks
Hal tersebut di atas menempatkan kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor sebagai kegiatan ekonomi utama dalam penciptaan nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja. Menurut data PDRB tahun 2016, kategori tersebut mampu menciptakan nilai tambah sebesar 359 triliun rupiah serta menyumbang 16,49 persen dari total PDRB DKI Jakarta yang mencapai 2.177 triliun rupiah. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil SE2016, jumlah usaha kategori ini mencapai 450 ribu usaha lebih atau 36,73 persen dari seluruh usaha yang disensus. Penyerapan tenaga kerja pada kategori ini mencapai 25,79 persen. Kemudian, bila dilihat dari skala usahanya, kategori tersebut sangat didominasi oleh usaha dengan skala mikro dan kecil (UMK). Proporsi UMK mencapai 93,15 persen dari total usaha di kategori tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa kategori tersebut memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Sebaran unit usaha pada kategori tersebut relatif merata di lima wilayah Kota Administratif, di mana jumlah terbanyak ada di Jakarta Barat yaitu sekitar 23 persen dari total usaha SE2016. Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan besar dan eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan. Kategori ini juga mencakup reparasi mobil dan sepeda motor. Penjualan tanpa perubahan teknis juga mengikutkan kegiatan yang terkait dengan perdagangan, seperti penyortiran, pemisahan kualitas dan penyusunan barang, pencampuran, pembotolan, pengepakan, pembongkaran dari ukuran besar dan pengepakan ulang menjadi ukuran yang lebih kecil, penggudangan, baik dengan pendingin maupun tidak, pembersihan dan pengeringan hasil pertanian, pemotongan lembaran kayu atau logam. Perdagangan besar adalah penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) baik barang baru maupun barang bekas kepada pengecer, industri, komersial, institusi atau pengguna profesional, atau kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak sebagai agen atau broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik perorangan maupun perusahaan.
17
Potret usaha
Pengangkutan dan Pergudangan 11.540
353
(13,47%)
(0,11%)
51.364
(30,08%)
(16,66%)
23.289
(19,45%)
152.507
(3,45%)
(27,18%)
44.841
(14,54%)
JAKARTA SELATAN
60.060
18.196
85.682
jUMLAH USAHA
ht tp
:// ja
ks
elk
Jumlah Tenaga Kerja
ot
(21,24%)
58.945
JAKARTA TIMUR
a. bp
(19,48%)
dki jakarta
16.664
JAKARTA PUSAT
o. id
165
(0,19%)
Jumlah Usaha/Perusahaan
92.729
JAKARTA UTARA
JAKARTA BARAT
s.g
KEP. SERIBU
(19,12%)
15.828
(18,47%)
308.292 Jumlah Usaha/ Perusahaan
66.619
6,93%
menurut jenis tempat usaha Usaha pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
UMK
19.063
jumlah usaha
78.634
JAKARTA
BARAT 18
dari Total Usaha Nonpertanian
Usaha Selain pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
jumlah tenaga kerja
110.670
5-6
Paling BESAR dibandingkan dengan TENAGA KERJA / USAHA WILAYAH LAIN
UMb
jumlah usaha
7.048
jumlah tenaga kerja
197.622
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI H. PENGANGKUTAN DAN PERGUDANGAN Usaha yang Makin Populer di DKI Jakarta Tingginya aktivitas ekonomi dan bisnis di DKI Jakarta memberikan dampak terusan (forward linkage) pada kegiatan ekonomi kategori Pengangkutan dan Pergudangan. Hal ini termasuk pengangkutan penumpang, barang serta aktifitas penunjang lainnya yang berhubungan, seperti fasilitas terminal dan parkir, penanganan bongkar muat barang, serta pergudangan.
o. id
Salah satu usaha angkutan yang makin menjadi pilihan masyarakat DKI Jakarta adalah Transjakarta-Busway. Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi massal yang dapat menjadi alternatif dalam mengatasi kepadatan lalu lintas yang sudah sangat parah di ibukota. Selain itu, angkutan kereta api listrik (KRL) juga sudah menjadi pilihan bagi masyarakat khsususnya yang tinggal di BODETABEK.
elk
ot
a. bp
s.g
Kategori Pengangkutan dan Pergudangan mampu menciptakan nilai tambah sebesar 51 triliun rupiah di sepanjang tahun 2016. Hal ini menempatkan kategori tersebut di urutan ke-12 dalam urutan penyumbang terbesar PDRB DKI Jakarta, dengan sumbangan sebesar 3,51 persen dari total PDRB DKI Jakarta.
ht tp
:// ja
ks
Berdasarkan hasil SE2016, terdapat 85,682 usaha/perusahaan bergerak di bidang pengangkutan dan pergudangan. Sekitar 91,8 persen diantaranya merupakan Usaha Mikro Kecil (UMK) dan sisanya adalah Usaha Menengah Besar (UMB). Fakta ini memperlihatkan tingginya tingkat ekstensifikasi usaha Pengangkutan dan Pergudangan pada level UMK yang menyebabkan dominasi jumlah usaha terhadap UMB. Meskipun UMB jauh lebih sedikit dari sisi jumlah, tetapi kontribusi UMB dalam penyerapan tenaga kerja lebih besar. Hal ini seperti terlihat pada hasil SE2016 yang mencatat jumlah tenaga kerja Kategori Pengangkutan dan Pergudangan sebanyak 308.292 tenaga kerja, dan 64 persen adalah tenaga kerja pada skala UMB. Secara keseluruhan, tenaga kerja pada kategori ini mencapai 6,39 persen dari total tenaga kerja diluar sektor pertanian. Dilihat dari sisi penyebaran jumlah usaha/perusahaan dari 6 wilayah yang ada di DKI Jakarta, merata dengan jumlah yang tidak terpaut jauh dari masingmasing wilayah. Jumlah usaha/perusahaan terbanyak adalah Jakarta Barat yang mencapai 27,18 persen.
Kategori ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan jalan rel, saluran pipa, darat, perairan, atau udara dan kegiatan yang berhubungan dengan itu seperti fasilitas terminal dan parkir, penanganan kargo/ bongkar muat barang, pergudangan dan lain-lain. Termasuk dalam kategori ini penyewaan alat angkutan dengan pengemudi atau operator, juga kegiatan pos dan kurir.
19
Potret usaha
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 48.279
2.706
(13,97%)
(0,38%)
74.129
(21,45%)
JAKARTA BARAT JAKARTA PUSAT
149.322
1.372
(21,11%)
(0,40%)
82.866
(18.11%)
(3,45%)
114.976
(16,26%)
JAKARTA SELATAN
185.883
a. bp
69.697
elk
345.640
ks
:// ja
ht tp
jUMLAH USAHA
ot
(20,16%)
jumlah tenaga kerja
126.297
JAKARTA TIMUR
(26,28%)
DKI JAKARTA
128.072
152.507
(23,97%)
jumlah usaha
JAKARTA UTARA
o. id
KEP. SERIBU
s.g
ã
ä
menurut jenis tempat usaha
(17,86%)
69.297
(20,05%)
707.256 Jumlah Usaha/Perusahaan
27,97%
238.028
dari Total Usaha Nonpertanian
107.612 Usaha pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
UMK
jumlah usaha
jumlah tenaga kerja
339.895 566.128
usaha pada kategori ini
20
Usaha Selain pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
UMb
jumlah usaha
5.745
jumlah tenaga kerja
141.128
pada 98,34% berada skala kecil BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI I. PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM Aktivitas dengan Proporsi Skala Usaha Mikro Kecil Terbanyak
s.g
o. id
Kategori usaha penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum di Provinsi DKI Jakarta memberikan kontribusi sebesar 5,01 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta di tahun 2016. Namun demikian, dari sisi jumlah usaha, kategori ini menempati urutan kedua terbanyak setelah usaha perdagangan besar dan eceran serta reparasi dan perawatan mobil atau sepeda motor, yaitu sejumlah 345.640 usaha atau 27,97 persen dari total usaha yang ada di Jakarta. Sementara bila dilihat dari sisi jumlah tenaga kerja, kategori ini menyerap tenaga kerja sebanyak 707.256 orang, atau sekitar 14,66 persen dari keseluruhan tenaga kerja nonpertanian di Provinsi DKI Jakarta.
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
Tinjauan menurut skala usaha menunjukkan, jumlah Usaha Menengah Besar (UMB) pada kategori ini sebanyak 5.745 usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 141.128 orang. Sedangkan, untuk Usaha Mikro Kecil (UMK) pada kategori ini sebanyak 339.895 usaha atau sekitar 29.43 persen dari total usaha nonpertanian yang ada di DKI Jakarta. Yang dimaksud dengan UMB pada usaha penyediaan akomodasi adalah hotel berbintang, dan pada usaha penyediaan makan minum adalah yang memiliki omset di atas 2,5 miliar per tahun.
ht tp
Secara spasial, sebaran jumlah usaha kategorri ini hampir merata di seluruh kota administrasi di DKI Jakarta, kecuali di Kabupaten Kepulauan Seribu hanya 1.372 usaha. Jumlah usaha terbanyak ada di Jakarta Barat yang mencapai 82.866 usaha, diikuti Jakarta Utara yang mencapai 74.129 usaha. Namun demikian, penyerapan tenaga kerja terbesar pada kategori ini ada di Jakarta Selatan, yang mencapai 185.883 orang, meskipun jumlah usahanya hanya 69.697. Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang disediakan dalam kategori ini sangat bervariasi. Tidak termasuk penyediaan akomodasi jangka panjang seperti tempat tinggal utama, penyiapan makanan atau minuman bukan untuk dikonsumsi segera atau yang dijual melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran.
21
Potret usaha
informasi dan komunikasi 3.362
242
(10,94%)
20.133
(0,21%)
7.073
(8,74%)
5.791
JAKARTA PUSAT
(18,84%)
152.507
(3,45%)
(23,01%)
30.742
(24,24%)
47.089
JAKARTA SELATAN
17.539
JAKARTA TIMUR
a. bp
(37,13%)
6.900
ot
(22,44%)
(13,83%)
7.551
(24,56%)
elk
jumlah tenaga kerja
ks
jumlah usaha
11.087
JAKARTA BARAT
(15,87%)
65
JAKARTA UTARA
o. id
(0,19%)
s.g
KEP. SERIBU
30.742
126.832
jUMLAH USAHA
ht tp
:// ja
dki jakarta
Jumlah Usaha/Perusahaan
2,49%
20.833
dari Total Usaha Nonpertanian
menurut jenis tempat usaha Usaha pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
UMK
9.909
jumlah usaha
Usaha Selain pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
jumlah tenaga kerja
28.558 40.443
jumlah PUSAT 9 rata-rata jAKARTA tenaga kerja
22
ORANG usaha
terBESAR DIBANDING WILAYAH LAIN
UMb
jumlah usaha
2.184
jumlah tenaga kerja
86.389
DISUSUL JAKARTA SELATAN
DAN JAKARTA UTARA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI J. INFORMASI DAN KOMUNIKASI Primadona Baru dalam Perekonomian Kategori usaha informasi dan telekomunikasi memegang peranan penting pada era globalisasi. Kontribusi kategori ini dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta pada tahun 2016 adalah sebesar 7,22 persen dari total PDRB DKI Jakarta.
o. id
Sensus Ekonomi 2016 mencatat jumlah usaha yang bergerak di kategori ini di Jakarta sebanyak 30.742 usaha yang terbagi dalam skala usaha UMK sebesar 28.558 usaha dan UMB sebesar 2.184 usaha. Jika kita tinjau menurut spasial, maka sebaran jumlah usaha untuk kabupaten/kota di Jakarta menunjukkan sebanyak 65 usaha ada di Kepulauan Seribu, 6.900 usaha di Jakarta Selatan, 7.551 usaha di Jakarta Timur, 3.362 usaha di Jakarta Pusat, 7.073 usaha di Jakarta Barat dan 5.791 usaha di Jakarta Utara.
ht tp
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
s.g
Dari sisi penyerapan tenaga kerja tercatat, jumlah tenaga kerja yang bekerja di kategori ini di DKI Jakarta sebanyak 126.832 orang, yang terbagi dalam skala usaha UMK sebanyak 40.443 orang dan skala usaha UMB sebanyak 86.389 orang. Sebaran jumlah tenaga kerja menurut kabupaten/kota menunjukkan Kepulauan Seribu memiliki tenaga kerja sebanyak 242 orang, Jakarta Selatan sebanyak 47.089 orang, Jakarta Timur sebanyak 17.539 orang, Jakarta Pusat sebanyak 30.742 orang, Jakarta Barat sebanyak 20.133 orang dan Jakarta Utara sebanyak 11.087 orang.
Kategori ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan produk kebudayaan, persediaan alat untuk mengirimkan atau mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau kegiatan komunikasi, informasi, teknologi informasi dan pengolahan data serta kegiatan jasa informasi lainnya. Termasuk penerbitan yang mencakup perolehan hak cipta untuk isinya (produk informasi) dan membuat isinya tersedia ke masyarakat umum dengan cara atau melalui reproduksi dan distribusi dalam berbagai bentuk. Semua bentuk yang layak dari penerbitan (dalam bentuk cetakan, elektronik atau audio pada internet seperti produk multimedia seperti buku reforensi cd rom dan lain-lain) dicakup dalam kategori ini.
23
Rp
Potret usaha
Aktivitas Keuangan dan Asuransi (10,94%)
(0,03%)
JAKARTA PUSAT
2.339
(19,89%)
152.507
(3,45%)
(23,11%)
53.155
(25,56%)
JAKARTA SELATAN
90.379
a. bp
2.646
ht tp
7.551
:// ja
ks
elk
ot
(26,15%)
10.119
19.142
JAKARTA TIMUR
(43,46%)
dki jakarta
2.013
o. id
(12,16%)
(0,44%)
(9,59%)
JAKARTA BARAT
25.293
45
19.949
JAKARTA UTARA
s.g
KEP. SERIBU
3.362
64
(9,20%)
1.420
(14,03%) jumlah usaha
207.982 Jumlah Usaha/Perusahaan
jUMLAH USAHA
0,82%
menurut jenis tempat usaha 2.568
Usaha pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
jumlah tenaga kerja
dari Total Usaha Nonpertanian
Usaha Selain pada Bangunan Khusus Tempat Usaha
umk dan umb menurut SKALA USAHA
UMK 24
jumlah usaha
jumlah tenaga kerja
3.996 16.056
UMb
jumlah usaha
jumlah tenaga kerja
6.123 191.926
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI K. AKTIVITAS KEUANGAN DAN ASURANSI Usaha dengan Produktifitas tenaga kerja tertinggi Aktivitas Keuangan dan Asuransi mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian DKI Jakarta. Hal ini ditandai dengan kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2016 yang mencapai 10,46 persen diantara lapangan usaha nonpertanian. Seiring dengan perkembangan bisnis dan pusat pemerintahan di DKI Jakarta, kontribusi lapangan usaha ini terlihat terus meningkat dari tahun ke tahun.
ot
a. bp
s.g
o. id
Hasil Sensus Ekonomi 2016 (SE 2016) menunjukkan bahwa jumlah usaha yang termasuk pada kategori aktivitas keuangan dan asuransi sebanyak 10,12 ribu usaha, atau hanya sebesar 0,82 persen dari total usaha nonpertanian. Dan jumlah ini sebagian besar (60,51 persen) merupakan Usaha Menengah Besar (UMB) dan menyerap sekitar 92,28 persen dari total tenaga kerja kategori aktivitas keuangan dan asuransi DKI Jakarta yang sebanyak 208 ribu orang. Sementara itu, Usaha Menengah Kecil (UMK) yang secara jumlah proporsinya sekitar 40 persen, namun menyerap tidak sampai 8 persen tenaga kerja.
ht tp
:// ja
ks
elk
Dilihat dari sebarannya, Usaha Aktivitas keuangan dan Asuransi terbanyak berada di Jakarta Selatan (26,15 persen), diikuti dengan Jakarta Barat (23,11 persen) dan Jakarta Utara (19,89 persen). Tinjauan terhadap sebaran penyerapan tenaga kerja menunjukkan, Jakarta Selatan menyerap sekitar 43,46 persen dari total tenaga kerja Kategori ini di Jakarta. Setelah itu diikuti oleh Jakarta Pusat yang menyerap 25,56 persen dan Jakarta Barat yang menyerap sekitar 12,16 persen dari total tenaga kerja kategori aktivitas keuangan dan asuransi di DKI Jakarta.
Kategori ini mencakup jasa keuangan, termasuk asuransi, reasuransi dan kegiatan dana pensiun dan jasa penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan dari pemegang aset, seperti kegiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan sejenis.
25
Lorem ipsum
15,71% 8,20%
19,88%
Jakarta Utara
9,12%
Jakarta Pusat
Jakarta Barat
Kep. Seribu
64,14% 29,44%
11,51%
4,86%
dari total usaha nonpertanian
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
Jakarta Timur
Jakarta Selatan
Jumlah Usaha/Perusahaan sebanyak
29,92%
o. id
0,03% 0,07%
7,00% 7,00% 4,97%
s.g
BERDASARKAN KABUPATEN KOTA
Total Usaha
ht tp
60.048
Total Tenaga Kerja
230.822
USAHA DAN TENAGA KERJA
58,4 1,6 176,8
rata-rata usaha skala kecil menyerap 3 tenaga kerja
54
rata-rata usaha skala besar menyerap 33 tenaga kerja
92,68 BERADA PADA SELAIN
BANGUNAN KHUSUS TEMPAT USAHA
Usaha Mikro Kecil Usaha Menengah Besar
26
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI L. REAL ESTAT
Peningkatan kebutuhan tempat tinggal dan tempat usaha atau bisnis mendorong tumbuhnya usaha pada kategori ini
o. id
Aktivitas real estat merupakan salah satu lokomotif perekonomian yang mampu mendorong pertumbuhan pada kegiatan usaha lainnya, sekaligus aktivitas yang sensitif terhadap naik turunnya output barang dan jasa di sektor lainnya. Kategori ini mencakup kegiatan orang yang menyewakan, agen dan atau broker/perantara dalam penjualan atau pembelian real estat, penyewaan real estat dan penyediaan jasa real estat lainnya, seperti jasa penaksir real estat atau bertindak sebagai agen pemegang wasiat real estat. Kegiatan ini termasuk pembangunan gedung yang disatukan dengan pemeliharaan atau penyewaan bangunan.
ht tp
:// ja
ks
elk
ot
a. bp
s.g
Meski distribusi usaha aktivitas real estat berada pada urutan keenam dari seluruh usaha di DKI Jakarta, namun usaha ini cukup menjadi andalan bagi pengusaha yang tidak memiliki bangunan khusus untuk usaha. Faktanya, 92,68 persen aktivitas ini dilakukan di lokasi bukan peruntukan usaha, seperti tempat tinggal pribadi, bangunan campuran dengan tempat tinggal atau peruntukan lain. Oleh sebab itu, jumlah usaha real estat berdasarkan SE2016 didominasi oleh Usaha Mikro Kecil (UMK), seperti persewaan bangunan rumah maupun tempat usaha yang dilakukan oleh perseorangan. Demikian juga penyerapan tenaga kerja pada UMK mencapai 97 persen pada kategori ini. Sementara jumlah Usaha Menengah Besar (UMB) seperti perusahaan property, apartemen, dan penyewaan ruang/lahan perkantoran/usaha hanya mencapai kurang dari 3 persen. Sentralisasi kegiatan ekonomi dan permukiman di DKI Jakarta mengakibatkan peningkatan kebutuhan tempat tinggal dan tempat usaha atau bisnis. Indikasi ini dapat terlihat pada 3 kota yang merupakan tempat permukiman dan perkantoran, yaitu di Kota Jakarta Timur sebesar 29,92 persen, kemudian di Kota Jakarta Selatan sebesar 29,44 persen dan di Kota Jakarta Barat sebesar 19,88 persen. Kategori ini mencakup kegiatan orang yang menyewakan, agen dan atau broker/perantara dalam penjualan atau pembelian real estat, penyewaan real estat dan penyediaan jasa real estat lainnya, seperti jasa penaksir real estat atau bertindak sebagai agen pemegang wasiat real estat. Kegiatan dalam kategori ini bisa dilakukan atas milik sendiri atau milik orang lain yang disewa dan bisa dilakukan atas dasar balas jasa atau kontrak. Termasuk kegiatan pembangunan gedung, yang disatukan dengan pemeliharaan atau penyewaan bangunan tersebut. Kategori ini mencakup pengelola bangunan real estat. Real estat adalah properti berupa tanah dan bangunan.
27
jasa perusahaan Terdiri dari 2 Kategori, yaitu Kategori M (Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis) dan Kategori N (Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan dan Agen Perjalanan)
13,04%
46,02%
21,11% 14,38%
a. bp
31,44%
s.g
1,39% 0,15% Kep. Seribu
o. id
8,74% 19,96% 13,06% Jakarta Utara Jakarta Barat 10,94% 19,77% Jakarta Pusat
KABUPATEN/KOTA
1,93%
dari total usaha nonpertanian
Jakarta Timur
ks
elk
ot
Jakarta Selatan
Jumlah Usaha/Perusahaan sebanyak
:// ja
JUMLAH USAHA
23.829
426 RIBU
ht tp
Kedua sektor ini juga mampu menyerap tenaga kerja sekitar
Jumlah usaha ini merupakan gabungan dari 2 kategori M dan N
63,18%
TENAGA KERJA
dari jumlah total usaha tersebut berada di bangunan khusus tempat usaha
Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja
USAHA MIKRO KECIL JUMLAH USAHA
USAHA MENENGAH BESAR
JUMLAH
JUMLAH USAHA
15.430
8.399
JUMLAH TENAGA KERJA
JUMLAH TENAGA KERJA
51.122 28
Menurut Skala Usaha
375.366
7.491 USAHA
USAHA
M+N TERBESAR BERADA DI
JAKARTA SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI M, N. JASA PERUSAHAAN
Lapangan usaha pada kategori ini memiliki kualifikasi yang spesifik yang membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan atau keahlian khusus Jasa perusahaan merupakan gabungan dari Kategori M (Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis) dan Kategori N (Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya). Lapangan usaha pada kategori ini memiliki kualifikasi yang spesifik yang membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan atau keahlian khusus. Dalam Kategori M mencakup semua kantor pusat yang mempunyai unit cabang di tempat lain, yang secara administratif melakukan pengkoordinasian kegiatandan pengawasan terhadap seluruh perusahaan cabang/perwakilan/ unit pembantu.
ks
elk
ot
a. bp
s.g
o. id
Kategori M dan N memiliki kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di DKI Jakarta yang terus meningkat selama periode 2010 – 2016 meskipun jumlah usahanya tidak terlalu besar. SE 2016 mencatat jumlah usaha Kategori Jasa Perusahaan secara agregat sebesar 1,93 persen dari seluruh usaha nonpertanian di DKI Jakarta dengan proporsi yang lebih besar pada kategori N. Jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota, usaha Kategori M dan N ini paling banyak terdapat di Kota Jakarta Selatan (31,44 persen). Sebagian besar usaha pada Kategori M dan N adalah UMK (64,75 persen).
ht tp
:// ja
Usaha Jasa Perusahaan (Kategori M dan N) menyerap 8,84 persen tenaga kerja dari seluruh tenaga kerja di luar usaha pertanian. Sebagian besar tenaga kerja pada gabungan kategori ini bekerja di UMB, yaitu 88,01 persen untuk aktegori M. Tenaga kerja yang bekerja pada Kategori M dan N paling banyak terdapat di Kota Jakarta Selatan (46,02 persen).
Kategori M : Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis. Kegiatan profesional , Ilmu pengetahuan, dan teknik, yang membutuhkan keahlian khusus atau menghasilkan ilmu pengetahuan tercakup didalam kategori ini. Kategori N : Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya Aktivitas pada kategori ini mencakup kegiatan pendukung operasional bisnis secara umum, yang berbeda dari kegiatan di kategori M.
29
pendidikan 17,19% 13,26%
KABUPATEN/KOTA
23,22% 20,16% 8,33%
0,22% 0,22% Kep. Seribu
Jakarta Utara 9,49% Jakarta Pusat
s.g
28,70% 27,69%
a. bp
23,35%
o. id
Jakarta Barat
1,39%
dari total usaha nonpertanian
Jakarta Timur
JUMLAH USAHA
:// ja
ks
elk
ot
Jakarta Selatan
28,16%
Jumlah Usaha/Perusahaan sebanyak
ht tp
17.129 Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Skala Usaha
USAHA MIKRO KECIL
USAHA MENENGAH BESAR
14 3
JUMLAH TENAGA KERJA
206 ribu
65,48% BERADA PADA BANGUNAN KHUSUS TEMPAT USAHA
Jumlah Usaha
RIBU
Tenaga Kerja
RIBU
103 102 ribu
30
Jakarta Selatan MEMILIKI RATA-RATA TENAGA KERJA PER USAHA
TERTINGGI
Dimana rata-rata Usaha memiliki 14-15 Tenaga Kerja
ribu
BADANPUSAT PUSATSTATISTIK STATISTIK BADAN PROVINSIDKI DKIJAKARTA JAKARTA PROVINSI
KATEGORI P. PENDIDIKAN Jumlah usaha pendidikan di DKI Jakarta dipengaruhi oleh jumlah generasi mudanya DKI Jakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia. Jika didukung dengan pendidikan yang baik, ini menjadi modal dasar pembangunan yang menguntungkan. Karenanya, penyelenggaraan pendidikan menjadi usaha yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat di Jakarta. Dalam penciptaan Produk Domestik Bruto (PDB) nonpertanian, peranan dari usaha pendidikan semakin menguat, ditandai dengan meningkatnya kontribusi PDB pendidikan terhadap PDB Nasional dalam periode 2010-2016.
elk
ot
a. bp
s.g
o. id
Hasil Sensus Ekonomi 2016 menunjukkan bahwa kategori ini mampu menyerap tenaga kerja sebesar 206.333 tenaga kerja atau 4,27 persen dari tenaga kerja nonpertanian. Angka ini berada pada posisi kesembilan dalam urutan serapan tenaga kerja. UMK Kategori P mampu menyerap tenaga kerja sebesar 103.684 tenaga kerja (4,42 persen dari seluruh tenaga kerja UMK nonpertanian) dan UMB menyerap 102.649 tenaga kerja (4,14 persen dari seluruh tenaga kerja UMB nonpertanian).
ht tp
:// ja
ks
Jumlah usaha pendidikan di DKI Jakarta dipengaruhi oleh jumlah generasi mudanya. Secara keseluruhan, Kabupaten Pulau Seribu merupakan kabupaten dengan kegiatan usaha pendidikan paling rendah, 37 usaha dengan serapan tenaga kerja 444 orang. Tetapi, di antara lima kota administrasi di wilayah DKI Jakarta, Kota Jakarta Pusat merupakan kota yang kegiatan usaha pendidikannya paling rendah (8,33 persen) dan penyerapan tenaga kerjanya sebesar 9,49 persen. Sedangkan kegiatan usaha pendidikan paling banyak ditemukan di Kota Jakarta Timur (27,69 persen) dengan serapan tenaga kerja sebesar 28,16 persen.
Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan berbagai cara komunikasi. Kategori ini juga mencakup pendidikan yang diselenggarakan oleh institusi yang berbeda dalam sistem sekolah umum pada tingkat yang berbeda-beda seperti halnya pendidikan untuk usia dewasa, program literasi dan lain-lain. Juga mencakup akademi dan sekolah militer, sekolah penjara dan lain-lain sesuai dengan tingkatan masing-masing. Untuk setiap tingkat pendidikan pertama, kelompok ini mencakup pendidikan khusus termasuk siswa cacat baik mental atau fisik. Kategori ini mencakup pendidikan negeri dan swasta juga mencakup pengajaran yang terutama mengenai kegiatan olahraga dan hiburan dan kegiatan penunjang pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui penyiaran radio dan televisi, internet dan surat menyurat.
31
aktivitas kesehatan manusia dan aktivitas sosial 16,52% 12,88%
KABUPATEN/KOTA
24,16% 19,31% 10,87% Jakarta Utara 23,25% Jakarta Pusat Jakarta Barat
o. id
0,21% 0,23% Kep. Seribu
s.g
a. bp
23,58%
23,52% 24,67%
0,68%
dari total usaha nonpertanian
Jakarta Timur
ks
elk
ot
Jakarta Selatan
20,81%
Jumlah Usaha/Perusahaan sebanyak
50,75%
ht tp
8.445
:// ja
JUMLAH USAHA
Sektor ini mampu menyerap sekitar
96,9 ribu
USAHA MEMILIKI BANGUNAN KHUSUS TEMPAT USAHA
USAHA MIKRO KECIL
TENAGA KERJA
Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Skala Usaha
JUMLAH USAHA
7.706 28.429
JUMLAH TENAGA KERJA
32
USAHA MENENGAH BESAR JUMLAH USAHA
JAKARTA PUSAT
24-25
ORANG/USAHA Tenaga Kerja terbanyak Dibanding wilayah lain di DKI Jakarta
739 68.477
JUMLAH TENAGA KERJA
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI Q. AKTIVITAS KESEHATAN MANUSIA DAN AKTIVITAS SOSIAL
Usaha di bidang kesehatan dan sosial pada skala menengah besar cukup berperan dalam mengurangi penggangguran di DKI Jakarta
Pelayanan kesehatan dan aktivitas sosial berperan penting dalam pembangunan kualitas hidup manusia. Usaha pada kategori Q umumnya bersifat nonprofit karena merupakan bagian dari pelayanan dasar pemerintah. Kontribusi usaha ini dalam Produk Domestik Bruto (PDB) nonpertanian hanya sekitar 1 persen. Jika dilihat lebih jauh, kategori usaha ini terdiri dari tiga aktivitas utama, yaitu aktivitas kesehatan manusia, aktivitas sosial di dalam panti, dan aktivitas sosial di luar panti.
ot
a. bp
s.g
o. id
Kategori aktivitas kesehatan manusia dan aktivitas sosial di DKI Jakarta hanya mampu menyerap 2,01 persen tenaga kerja usaha nonpertanian. Namun perlu dicatat bahwa rata-rata pekerja per usaha tergolong tinggi pada Kategori Usaha Menengah Besar (UMB) yaitu 93 orang per usaha. Angka tersebut merupakan angka tertinggi kedua setelah kategori industri pengolahan. Dengan Demikian, UMB di bidang kesehatan dan sosial cukup berperan dalam mengurangi penggangguran di DKI Jakarta.
ht tp
:// ja
ks
elk
Di antara enam Kabupaten/Kota di wilayah DKI Jakarta kegiatan usaha kesehatan lebih banyak dijalankan di Jakarta Timur dengan presentase (24,66 persen) dan penyerapan tenaga kerja sebesar 20,80 persen. Kabupaten Kepulauan Seribu merupakan daerah dengan kegiatan usaha kesehatan yang paling rendah (0,21 persen), dan penyerapan tenaga kerja terendah (0,22 persen).
Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Kegiatan yang termasuk cukup luas cakupannya, dimulai dari pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga profesional terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain, sampai kegiatan perawatan di rumah yang melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan sampai kegiatan sosial yang tidak melibatkan tenaga kesehatan profesional.
33
2016
2016
2016
JASA LAINNYA Merupakan nilai gabungan dari3 Kategori Lapangan Usaha
R
Kesenian, Hiburan dan Rekreasi
S
Aktivitas Jasa Lainnya
U
Aktivitas Badan Internasional dan Badan Ekstra Internalsional Lainnya
19,07% 27,75%
KABUPATEN/KOTA
31,45%
o. id
Jakarta Barat
25,01% 19,09%
s.g
0,15% 0,08% Kep. Seribu
21,22% Jakarta Utara 10,62% 11,50% Jakarta Pusat
a. bp
17,48%
16,58%
Jumlah Usaha/Perusahaan sebanyak
6,23%
dari total usaha nonpertanian
Jakarta Timur
JUMLAH USAHA
:// ja
ks
elk
ot
Jakarta Selatan
ht tp
77.023
JUMLAH TENAGA KERJA
65,11%
Berada di selain bangunan khusus tempat usaha
211
RIBU
Jumlah Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Skala Usaha
29
USAHA MIKRO KECIL
USAHA MENENGAH BESAR
Jumlah Usaha
74,49 ribu
2,54 ribu
23 DKI JAKARTA
Tenaga Kerja
141,64 69,68 ribu
34
ribu
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
KATEGORI R, S, U. JASA LAINNYA
Usaha Jasa Lainnya merupakan usaha yang fleksibilitasnya tinggi, paling mudah diciptakan & dapat dijadikan sebagai usaha sementara. Sektor jasa lainnya pada Sensus Ekonomi 2016 (SE 2016) merupakan gabungan dari aktivitas usaha yang berada pada Kategori R (Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi), Kategori S (Aktivitas Jasa Lainnya), dan Kategori U (Aktivitas Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional lainnya).
o. id
Secara umum sektor jasa sangat berperan dalam perekonomian Indonesia, tetapi kontribusi usaha jasa yang temasuk ke dalam kategori R, S, dan U masih relatif kecil, tidak sampai 4 persen pertahun. Namun demikian, jumlah aktivitas usaha di tiga kategori ini berada pada posisi lima teratas, yaitu sekitar 77 ribu usaha (6,23 persen) dari seluruh usaha yang dicakup dalam SE 2016. Usaha pada kategori ini paling banyak berada di Kota Jakarta Barat dan mayoritas merupakan Usaha Mikro Kecil (UMK).
ks
elk
ot
a. bp
s.g
Jumlah aktivitas Usaha Mikro Kecil (UMK) pada kategori ini mencapai 74 ribu usaha atau sekitar 96,70 persen dari total usaha kategori R, S, dan U. Penyerapan tenaga kerja pada kategori R, S, dan U ini pun lebih terpusat pada UMK. Dari sepuluh tenaga kerja di kategori R, S, dan U, tujuh di antaranya merupakan tenaga kerja di UMK. Karenanya, usaha yang lebih mengandalkan jasa atau keahlian ini menjadi salah satu tumpuan bagi usaha berskala kecil.
ht tp
:// ja
Penyerapan tenaga kerja terbesar terdapat pada aktivitas jasa lainnya (Kategori S), yaitu sekitar 163 ribu tenaga kerja. Hasil SE2016 pun menunjukkan dari keseluruhan usaha Kategori R, S, dan U, 77,43 persen di antaranya adalah Kategori S. Fleksibilitas usaha ini tinggi, selain karena cakupannya yang luas (menampung aktivitas usaha lainnya yang tidak tertampung pada kategori manapun), juga merupakan usaha yang paling mudah diciptakan dan dapat dijadikan sebagai usaha sementara.
Kategori R : Kesenian, Hiburan dan Rekreasi. Cakupan kategori ini adalah segala bentuk kegiatan kesenian dan kebudayaan, hiburan dan rekreasi masyarakat umum. Pertunjukan langsung, pengoperasian museum, perpustakaan, dan olaghraga termasuk didalamnya. Kategori S : Aktivitas Jasa Lainnya. Kategori ini mencakup berbagai kegiatan terkait jasa yang tidak dicakup oleh kategori lainnya. Kategori U : Aktivitas Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya. Berbagai kegiatan Badan Internasional, seperti perwakilan PBB, WHO, OPEC, dan Kedutaan Besar negara lain, tercakup pada kategori ini.
35
o. id s.g a. bp ot elk ks :// ja ht tp 36
“
“
Membangun Data itu Mahal dan Sulit, tapi Jauh Lebih Mahal dan Sulit Membangun tanpa Data
TABEL-TABEL Tabel 1. Jumlah Usaha/Perusahaan menurut Kategori Lapangan Usaha dan Lokasi Usaha Tahun 2016
o. id
Tabel 2. Jumlah dan Distribusi Usaha/Perusahaan dan Tenaga Kerja menurut Kategori Lapangan Usaha Tahun 2016
s.g
Tabel 3. Jumlah Usaha/Perusahaan menurut Kategori Lapangan Usaha dan Kabupaten/Kota Tahun 2016
ot
a. bp
Tabel 4. Jumlah Tenaga Kerja Usaha/Perusahaan menurut Kategori Lapangan Usaha dan Kabupaten/Kota Tahun 2016
ks
elk
Tabel 5. Jumlah Usaha/Perusahaan Menurut menurut Kabupaten/Kota dan Skala Usaha Tahun 2016
ht tp
:// ja
Tabel 6. Jumlah Tenaga Kerja Usaha/Perusahaan menurut Kabupaten/ Kota dan Skala Usaha Tahun 2016
37
Tabel 1. Jumlah Usaha/Perusahaan Menurut Kategori Lapangan Usaha dan Lokasi Usaha Tahun 2016 Lokasi Usaha Usaha pada Usaha selain pada Bangunan Bangunan Khusus Khusus Tempat Usaha Tempat Usaha
Lapangan Usaha
B.
Pertambangan dan Penggalian
C.
Industri Pengolahan
D.
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin
E.
Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas Remediasi
F. Konstruksi G.
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
H.
Pengangkutan dan Pergudangan
I.
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
J.
Informasi dan Komunikasi
K.
Aktivitas Keuangan dan Asuransi
L.
Real Estat
R,S,U. Jasa Lainnya
Jumlah
38
82
1
83
67.081
97.643
410
727
1.137
1.566
6.465
8.031
10.338
5.950
16.288
231.200
453.812
222.612
85.682
238.028
345.640
9.909
20.833
30.742
7.551
2.568
10.119
a. bp
66.619
107.612
ot elk ks :// ja
Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial
ht tp
Q.
(4)
30.562
19.063
M,N. Jasa Perusahaan P. Pendidikan
(3)
o. id
(2)
s.g
(1)
Total Usaha/ Perusahaan
4.394
55.654
60.048
15.056
8.773
23.829
11.216
5.913
17.129
4.286
4.159
8.445
26.871
50.152
77.023
480.116
755.535
1.235.651
Tabel 2. Jumlah dan Distribusi Usaha/Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Kategori Lapangan Usaha Tahun 2016 Usaha/Perusahaan Lapangan Usaha
UMB
Jumlah
(2)
(3)
(4)
Tenaga Kerja
Distribusi (%) (5)
UMK
UMB
Jumlah
Distribusi (%)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pertambangan dan Penggalian
0
83
83
0,01
0
5.716
5.716
0,12
C.
Industri Pengolahan
94.549
3.094
97.643
7,90
274.141
395.764
669.905
13,88
D.
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas Remediasi
929
208
1.137
0,09
1.513
7.084
8.597
0,18
7.874
157
8.031
0,65
12.909
4.166
17.075
0,35
7.576
8.712
16.288
1,32
61.951
295.299
357.250
7,40
422.735
31.077
453.812
36,73
760.284
484.401
1.244.685
25,79
78.634
7.048
85.682
6,93
110.670
197.622
308.292
6,39
5.745
345.640
27,97
566.128
141.128
707.256
14,66
28.558
2.184
30.742
2,49
40.443
86.389
126.832
2,63
3.996
6.123
10.119
0,82
16.056
191.926
207.982
4,31
Real Estat
58.400
1.648
60.048
4,86
176.813
54.009
230.822
4,78
M,N. Jasa Perusahaan
15.430
8.399
23.829
1,93
51.122
375.366
426.488
8,84
P. Pendidikan
14.025
3.104
17.129
1,39
103.684
102.649
206.333
4,28
7.706
739
8.445
0,68
28.429
68.477
96.906
2,01
74.485
2.538
77.023
6,23
141.643
69.682
211.325
4,38
1.154.792
80.859
1.235.651
2.345.786
2.479.678
4.825.464
100,00
E.
F. Konstruksi
L.
Q.
Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial
R,S,U. Jasa Lainnya Jumlah
ot elk
ks :// ja
339.895
ht tp
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor H. Pengangkutan dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Aktivitas Keuangan dan Asuransi
a. bp
G.
s.g
B.
o. id
(1)
UMK
100,00
39
Tabel 3. Jumlah Usaha/Perusahaan Menurut Kategori Lapangan Usaha dan Kabupaten/Kota Tahun 2016 Kep. Seribu
Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Jakarta Pusat
Jakarta Barat
Jakarta Utara
DKI Jakarta
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pertambangan dan Penggalian
1
58
7
6
5
6
83
C.
Industri Pengolahan
308
12.277
17.990
7.998
46.509
12.561
97.643
D.
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas Remediasi
12
254
241
109
372
149
1.137
20
1.245
1.300
442
1.968
3.056
8.031
16
3.594
3.424
1.991
5.281
1.982
16.288
1.223
88.317
105.184
70.871
105.416
82.801
453.812
165
18.196
11.540
23.289
16.664
85.682
F. Konstruksi
ot ks 69.297
48.279
82.866
74.129
345.640
65
6.900
7.551
3.362
7.073
5.791
30.742
45
2.646
1.420
1.656
2.339
2.013
10.119
Real Estat
45
17.681
17.967
2.982
11.937
9.436
60.048
M,N. Jasa Perusahaan
331
7.491
5.031
3.113
4.756
3.107
23.829
37
4.000
4.743
1.427
3.977
2.945
17.129
18
1.991
2.083
918
2.040
1.395
8.445
115
13.460
14.705
8.180
24.221
16.342
77.023
3.773
247.807
266.771
162.874
322.049
232.377
1.235.651
P. Pendidikan Q.
Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial
R,S,U. Jasa Lainnya Jumlah
1.372
:// ja 69.697
L.
40
15.828
ht tp
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor H. Pengangkutan dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Aktivitas Keuangan dan Asuransi
a. bp
G.
s.g
E.
o. id
B.
elk
Lapangan Usaha
Tabel 4. Jumlah Tenaga Kerja Usaha/Perusahaan Menurut Kategori Lapangan Usaha dan Kabupaten /Kota Tahun 2016 Kep. Seribu
Jakarta Selatan
Jakarta Timur
Jakarta Pusat
Jakarta Barat
Jakarta Utara
DKI Jakarta
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pertambangan dan Penggalian
311
3.539
1.153
200
90
423
5.716
C.
Industri Pengolahan
607
55.931
154.337
43.222
200.456
215.352
669.905
D.
Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah, Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, dan Aktivitas Remediasi
17
3.779
959
767
1.791
1.284
8.597
30
2.818
3.067
1.289
5.177
4.694
17.075
127
105.912
79.182
61.393
70.037
40.599
357.250
1.866
292.608
226.146
270.342
212.074
1.244.685
58.945
44.841
51.364
92.729
308.292
H.
a. bp
ot
241.649
353
60.060
2.706
185.883
126.297
114.976
149.322
128.072
707.256
ht tp
I.
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor Pengangkutan dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Aktivitas Keuangan dan Asuransi
elk
G.
ks
F. Konstruksi
:// ja
E.
s.g
B.
o. id
Lapangan Usaha
242
47.089
17.539
30.742
20.133
11.087
126.832
64
90.379
19.142
53.155
25.293
19.949
207.982
Real Estat
58
148.060
26.574
16.169
21.042
18.919
230.822
M,N. Jasa Perusahaan
655
196.284
61.309
84.326
46.659
37.255
426.488
P. Pendidikan
444
59.227
58.109
19.586
41.605
27.362
206.333
222
22.794
20.162
22.535
18.708
12.485
96.906
179
52.861
35.040
24.293
58.642
40.310
211.325
7.881
1.327.224
903.464
743.640
980.661
862.594
4.825.464
J. K. L.
Q.
Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial
R,S,U. Jasa Lainnya Jumlah
41
Tabel 5. Jumlah Usaha/Perusahaan Menurut Skala Usaha dan Kabupaten/Kota Tahun 2016 Kabupaten/Kota
UMK
UMB
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
Kepulauan Seribu
3.742
31
3.773
Jakarta Selatan
224.723
23.084
247.807
Jakarta Timur
254.116
12.655
266.771
Jakarta Pusat
148.261
14.613
162.874
Jakarta Barat
306.129
15.920
322.049
Jakarta Utara
217.821
14.556
232.377
1.154.792
80.859
1.235.651
a. bp
s.g
o. id
Jumlah
(3)
(4) 959
7.881
573.653
753.571
1.327.224
491.172
412.292
903.464
Jakarta Pusat
300.668
442.972
743.640
Jakarta Barat
586.891
393.770
980.661
Jakarta Utara
386.480
476.114
862.594
2.345.786
2.479.678
4.825.464
Jakarta Selatan Jakarta Timur
Jumlah
42
(2) 6.922
ht tp
Kepulauan Seribu
Jumlah
:// ja
(1)
UMB
UMK
ks
Kabupaten/Kota
elk
ot
Tabel 6. Jumlah Tenaga Kerja Usaha/Perusahaan Menurut Skala Usaha dan Kabupaten/Kota Tahun 2016
o. id s.g a. bp ot elk ks
ht tp
:// ja
Informasi lebih lanjut hubungi:
(
Sekretariat SENSUS EKONOMI Sekretariat SENSUS EKONOMI2016 2016 BadanBadan PusatPusat Statistik Statistik Provinsi DKI Jakarta SalembaNo. Tengah No. 36-3810710 Paseban Senen Jl. dr.Jl.Sutomo 6-8 Jakarta Jakarta Pusat 2 Gedung 2 Lantai (021)(021) 3507048 319284933 3152004ext. 2016 (021)(021) 3810291-4 https://se2016.bps.go.id https://se2016.bps.go.id
43
o. id
elk
ot
a. bp
s.g
DATA ht tp
:// ja
ks
MENCERDASKAN
44
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA
Jl. Salemba Tengah No. 36-38 Paseban Senen Jakarta Pusat Telp : (021) 319284933 Fax. (021) 3152004, E-mail :
[email protected] Homepage : https://jakarta.bps.go.id
BANGSA