Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
PERUBAHAN PERILAKU REMAJA ATAS KEBERADAAN CAFÉ REMANG-REMANG DI DESA TANJUNG TENGANG KECAMATAN NATAI MAWANG KABUPATEN MELAWI Oleh: NENDIANTIYO NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Abstrak Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai perubahan perilaku remaja atas keberadaan cafe remang-remang di Desa Tanjung Tengang Kecamatan Natai Mawang Kabupaten Melawi. Judul skripsi ini diangkat diangkat berdasarkan permasalahan mengenai perubahan sikap dan gaya hidup remaja pengunjung kafe remang-remang, faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup remaja dan perilaku menyimpang yang dilakukan remaja di kafe remang-remang di Desa Tanjung Tengang Kabupaten Melawi. Penelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif yang merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Penelitian kualitatif memandang data sebagai produk dari proses memberikan interpretasi peneliti yang didalamnya sudah terkandung makna yang mempunyai referensi pada nilai. Lokasi penelitian yaitu di Desa Tanjung Tengang Kecamatan Natai Mawang. Subjek penelitian adalah remaja yang berusia antara 15 – 21 tahun sebanyak 5 orang remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan perilaku remaja atas keberadaan café remang-remang di Desa Tanjung Tengang Kecamatan Natai Mawang Kabupaten Melawi, baik kecenderungan perubahan peran yang dapat menimbulkan kegoncangan oleh faktor pribadi, lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. Kecenderungan sosiometrik yang bertautan dengan kesukaan, kepercayaan untuk berubah bagi kalangan remaja atas keberadaan kafe remang-remang belum dapat berlangsung. Kata-kata kunci: Perubahan, Perilaku, Remaja, Kafe Remang-Remang
Abstract Writing this article is intended to provide an understanding of adolescent behavior change on the existence of a dimly lit cafe in the village of Tanjung tengang District of Natai Mawang Melawi. The title of this thesis is based on issues raised raised about changes in attitudes and youth lifestyle visitor dimly lit cafe, factors that affect the survival of juvenile and adolescent deviant behaviors performed in a dimly lit cafe in the village of Tanjung tengang Melawi. This study used a qualitative research model which is the process of simplification of data into a form that is easier to read and interpret. The qualitative research looked at the data as a product of the process of interpretation in which researchers already contained meanings that have a reference to the value. The research location is in the village of Tanjung tengang District of Natai Mawang. Subjects were adolescents aged between 15-21 years as many as five teenagers. The results showed that the change in behavior of teenagers on the existence of a dimly lit café in the village of Tanjung tengang District of Natai Mawang Melawi, both tendencies change roles which can cause a shock by factors of personal, family and social environment. Sosiometrik tendency mesh with joy, confidence to change for teenagers on the existence of the dimly lit cafes can not take place. Keywords: Change, Behavior, Adolescent, Dimly-lit cafe
1 NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Pada masa ini juga
A. PENDAHULUAN
Nanga Pinoh
cukup memiliki banyak aktivitas-aktivitas malam yang kurang mengenankan yaitu
1. Latar Belakang Penelitian Proses pembentukan atau perubahan
tempat hiburan malam diantaranya adalah
perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa
Simpang
faktor baik dari dalam maupun dari luar
kilometer 2 dan Simpati (Simpang Tiga)
individu. Aspek-aspek dalam diri individu
yang terletak pada Desa Tanjung Tengang,
yang sangat berperan/berpengaruh dalam
dua tempat ini adalah tempat yang paling
perubahan
persepsi,
populer pada masa itu. Jumlah kafe
motivasi dan emosi. Persepsi adalah
remang yang ada di desa Tanjung Tengang
pengamatan yang merupakan kombinasi
adalah berjumlah sebanyak 9 (Sembilan)
dari penglihatan, pendengaran, penciuman
buah kafe, wanita penghibur disetiap kafe
serta pengalaman masa lalu. Motivasi
antara 5 sampai 6 orang dengan tarif
adalah
untuk
perorang sebesar Rp. 200.000. Konplik
memuaskan sesuatu kebutuhan. Dorongan
yang terjadi dalam satu bulan antara 1
dalam motivasi diwujudkan dalam bentuk
sampai 2 kali yang rata-rata disebabkan
tindakan (Sarwono, 2003: 132).
karena pengaruh minum-minuman keras.
perilaku
dorongan
Kabupaten
adalah
bertindak
Melawi
Lapter
yang
terletak
pada
adalah
Kafe remang-remang yang ada di
Kabupaten yang berdiri pada Tahun 2004
Desa Tanjung Tengang merupakan salah
dan itu adalah Hasil pemekaran dari
satu hiburan favorit yang cukup banyak
Kabupaten sintang. sebelum menjadi suatu
peminatnya. Biasanya hiburan jenis ini
Kabupaten
dilakukan pada waktu malam hari hingga
Melawi
hanyalah
sebuah
Kecamatan kecil dan Sintang adalah
menjelang
Kabupatennya. Kecamatan Nanga pinoh
menggemari hiburan tersebut dikarenakan
cukup
perekonominan
banyak hal yang bisa mereka nikmati
Kabupaten Sintang pada saat itu, ini
seperti sajian musik, penampilan joget
disebabkan karena 44,3 persen penduduk
erotis,
Kecamatan Nanga Pinoh hidup bertani
kenikmatan
palawija
menjadi
beralkohol yang biasanya tersaji ditempat-
Kecamatan Nang pinoh penduduk yang
tempat hiburan malam. Mereka yang
hidup di Kecamatan ini memiliki dua pusat
berdatangan ke tempat tersebut berasal dari
berbelanja yaitu pasar Nanga Pinoh dan
berbagai kalangan.
menunjang
dan
padi.
Semasa
pagi.
wanita
Para
pengunjung
penghibur,
mengkonsumsi
hingga minuman
pasar Sintang. 1 NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Penelitian ini dilaksanakan dengan
c.Adanya perilaku menyimpang yang
tujuan untuk mendeskripsikan beberapa
dilakukan remaja di kafe remang-
hal,
remang di Desa Tanjung Tengang
yang
mencakup
profil
perkembangan kehidupan malam di Desa
Kabupaten Melawi.
Tanjung Tengang Kabupaten Melawi, profil remaja, latar belakang remaja,
2. Rumusan Permasalahan
motivasi remaja, dan perilaku remaja
Berdasarkan fokus penelitian di atas
pengunjung kafe remang-remang di desa
maka rumusan masalah di penelitian ini
tanjung
adalah
tengang,
berkembang
perilaku
yang
dibeberapa kafe remang-
remang dan
kehidupan malam
a.Apa saja alasan perubahan perilaku
yang
remaja atas keberadaan kafe remang-
berdampak pada perubahan sikap dan
remang di Desa Tanjung Tengang
gaya hidup
Kabupaten Melawi.
remaja
remang-remang
pengunjung
di
Tengang,
serta
terhadap
dampak
Desa
kafe
Tanjung
hidup
Bagaimana
dampak
perubahan
bentuk
pemecahan
perilaku remaja atas keberadaan kafe
buruk
kehidupan
remang-remang
malam terhadap perubahan sikap dan gaya
b.
di
Desa
Tanjung
Tengang Kabupaten Melawi.
sebagaimana diaspirasikan
oleh remaja pengunjung kafe remang-
3. Tujuan Penelitian
remang serta pemangku kepentingan yang
Berdasarkan
perumusan
masalah
lain. Berdasarkan latar belakang di atas
yang di atas yang menjadi tujuan yang di
maka dapat disimpulkan beberapa masalah
harapkan dan dapat di peroleh dari dari
yang teridentifikasi dalam penelitian ini
hasil penelitian ini adalah :
adalah:
a.Untuk
a.Adanya perubahan sikap dan gaya hidup
remaja
remang-remang
pengunjung di
Adanya upaya
mendeskripsikan
keadaan
atau struktural
kafe
untuk berubah perilaku remaja atas
Desa Tanjung
keberadaan kafe remang-remang di
Tengang Kabupaten Melawi. b.
mengungkapkan
yang
Desa Tanjung Tengang Kabupaten dilakukan
Pemerintah Kabupaten Melawi dalam
Melawi. b.
Untuk
mengungkapkan
menertibkan keberadaan kafe remang-
mendeskripsikan
remang di Desa Tanjung Tengang
berubah
Kabupaten Melawi.
keberadaan kafe remang-remang di
perilaku
dorongan
atau
remaja
untuk atas
2 NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Desa Tanjung Tengang Kabupaten
B. KERANGKA
Melawi.
TEORI
&
METODOLOGI
4. Manfaat Penelitian
1. Kerangka Teori
Setiap penelitian di harapkan mampu
b. Konsep Prilaku Sosial
untuk memberikan manfaat, baik untuk diri
Perilaku sosial adalah aktifitas dan
sendiri maupun orang lain, terlebih lagi
psikis seseorang terhadap orang lain atau
untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
sebaliknya dalam rangka memenuhi diri
Untuk itu, yang menjadi manfaat dari
atau orang lain yang sesuai dengan
penelitian ini adalah:
tuntutan sosial. Perilaku sosial adalah
a.Manfaat Teoritis, yaitu hasil penelitian
perilaku yang secara khusus ditujukan
ini di harapkan dapat memperoleh
kepada orang lain. Menurut Max Weber,
wawasan dan pengetahuan yang lebih
Perilaku mempengaruhi aksi sosial dalam
mendalam tentang perubahan perilaku
masyarakat yang kemudian menimbulkan
remaja atas keberadan kafe remang-
masalah-masalah.
remang kepada
penulis dan juga
permasalahan-permasalah
pembaca
dapat
masyarakat sebagai sebuah penafsiran.
serta
memberikan
dalam
Akan
ilmu-ilmu
perilaku adalah rasional (menurut ukuran
khususnya
ilmu
sosiologi. b.Manfaat Praktis, yaitu hasil penelitian
tingkatan
menyadari
sumbangan bagi pengembangan teori sosial
halnya
Weber
bahwa
suatu
logika atau sains atau menurut standar logika
ilmiah),
maka
hal
ini
dapat
ini di harapkan dapat memberikan
dipahami secara langusung. (Soekanto,
sumbangan pemikiran bagi masyarakat
2006:72).
khususnya penelitian ini dapat menjadi
Krech (dalam Sarwono. 2002:87).
referensi penunjang yang di harapkan
mengungkapkan bahwa untuk memahami
dapat berguna bagi peneliti berikutnya,
perilaku sosial individu, dapat dilihat dari
terutama masalah di bidang perdesaan.
kecenderungan-kecenderungan
ciri-ciri
respon interpersonalnya, yang terdiri dari : 1.
Kecenderungan
Disposition);
yaitu
Peranan
(Role
kecenderungan
yang mengacu kepada tugas, kewajiban dan posisi yang dimiliki seorang individu 3 NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
Kecenderungan
(Sociometric
Sosiometrik
Disposition);
yaitu
tetapi
merupakan
Perubahan
sosial
sebuah
proses.
merupakan
sebuah
kecenderungan yang bertautan dengan
keputusan bersama yang diambil oleh
kesukaan,
anggota masyarakat. Konsep dinamika
kepercayaan
terhadap
individu lain, dan 3.
kelompok menjadi sebuah bahasan yang
Ekspressi (Expression Disposition),
menarik
untuk
memahami
perubahan
yaitu kecenderungan yang bertautan
sosial. Setiap perubahan yang terjadi
dengan
karena
ekpresi
menampilkan
diri
dengan
kebiasaaan-kebiasaan
khas (particular fashion).
(2002:116),
terhadap
tekanan-tekanan
kelompok,
individu,
atau
organisasi. Hal ni menunjukkan suatu kekuatan tekanan (driving forces) akan
b. Konsep Perubahan Sosial Sairin
munculnya
menyatakan
berhadapan
dengan
penolakan
bahwa perubahan sosial adalah “proses di
(resistences) untuk berubah. Perubahan
mana terjadi perubahan struktur dan fungsi
dapat terjadi dengan memperkuat driving
suatu sistem sosial. Perubahan tersebut
forces dan melemahkan resistences to
terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide
change.
pembaruan
yang
diadopsi
oleh
para
Salah satu teori yang merupakan
anggota sistem sosial yang bersangkutan”.
bagian dari perubahan sosial adalah teori
Proses perubahan sosial biasa tediri dari
dari
tiga tahap:
(dalam Sztompka, 2004: 118) faktor yang
1.
Invensi, yakni proses di mana ide-
ide baru diciptakan dan dikembangkan 2.
Neil
Smelser. Menurut
Smelser
menentukan perubahan sosial beberapa diantara perkara sebagai berikut:
Difusi, yakni proses di mana ide-
a.Keadaan struktural untuk berubah,
ide baru itu dikomunikasikan ke dalam
menyangkut penelitian struktur sosial
sistem sosial.
mengetahui
3.
Konsekuensi,
yakni
perubahan-
perubahan yang terjadi dalam sistem
implikasinya
bagi
perubahan yang melekat di dalam struktur itu.
sosial sebagai akibat pengadopsian atau
b.Dorongan
penolakan inovasi. Perubahan terjadi
tersirat
jika penggunaan atau penolakan ide
menguntungkan secara struktural itu
baru itu mempunyai akibat.
sendiri sebenarnya belum memadai.
Perubahan sosial dalam masyarakat bukan merupakan sebuah hasil atau produk
Masih
untuk berarti
perlu
berubah, bahwa
diperlukan
secara kondisi
sejenis
kekuatan yang cenderung ke arah 4
NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
perubahan.
Kekuatan
ini
mungkin
pada perubahan sikap dan gaya hidup
berupa kekuatan dari dalam (internal),
remaja pengunjung kafe remang-remang
atau kekuatan dari luar (eksternal).
di Desa Tanjung Tengang, serta bentuk
c.Mobilisasi untuk berubah, berkaitan dengan
arah
perubahan.
pemecahan
terhadap
dampak
buruk
Arah
kehidupan malam terhadap perubahan
perubahan tergantung pada cara-cara
sikap dan gaya hidup perilaku remaja
memobilisasi sumber-sumber dan cara
pengunjung
penggunaannya untuk mempengaruhi
pemangku kepentingan yang lain.
kafe remang-remang serta
perubahan. Selanjutnya mobilisasi itu sendiri
berkaitan
erat
dengan
kepemimpinan yang terlibat dalam perubahan.
2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian
d.Pelaksanaan
memberikan gambaran suatu gejala sosial
berwujud kekuatan yang
tertentu, sebelumnya sudah ada informasi
mapan seperti media massa, pejabat
mengenai gejala berupa kata-kata, gambar
pemerintah, dan pemimpin agama.
dan bukan angka-angka dimana semua
Mereka
data yang dikumpulkan berkemungkinan
mungkin
sosial,
dimaksudkan
ini
mungkin
kontrol
deskriptif
berperan
dalam
menentukan arah Perubahan
sosial
menjadi kunci terhadap apa yang sudah yang
terjadi
pada
diteliti. Lokasi penelitian yaitu di Desa
kalangan remaja yang sering berkunjung
Tanjung
ke kafe remang-remang yaitu berdampak
Mawang. Subjek penelitian adalah remaja
pada perubahan sikap dan gaya hidup
yang berusia antara 15 – 21 tahun
remaja pengunjung kafe remang-remang
sebanyak 5 orang. Teknik analisis data
di Desa Tanjung Tengang, serta bentuk
yang digunakan dalam penelitian ini
pemecahan
adalah
terhadap
dampak
buruk
Tengang
menggunakan
kehidupan malam terhadap perubahan
kualitatif
sikap
melakukan
dan
gaya
sebagaimana diaspirasikan pengunjung
oleh
hidup remaja
kafe remang-remang serta
Kecamatan
yang
analisis
diperoleh wawancara
Natai
data dengan dan
mendokumentasikan beberapa obyek yang menjadi bahan penelitian.
pemangku kepentingan yang lain. Perubahan sosial yang terjadi pada kalangan remaja yang sering berkunjung ke kafe remang-remang yaitu berdampak 5 NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
C.
HASIL
PENELITIAN
DAN
di sana. Keberadaan kafe remang-remang di Desa wilayah sekitaran jalan raya, ini
PEMBAHASAN
menandakan 1. Komunitas Kafe Remang-Remang Keberadaan kafe remang-remang di
bahwa
sebagian
besar
konsumen kafe adalah kalangan remaja. Popularitas
kafe
remang-remang
di
Desa Tanjung Tengang merupakan salah
masyarakat akan ditentukan dari fasilitas
satu produk dari fasilitas dunia malam.
dan nuansa interior yang terdapat di kafe
Secara subtansi umum kafe ini hanyalah
tersebut
sebuah kedai atau warung biasa yang
nongkrong.
merupakan
tempat
untuk
berlaku sama pada semua jenis kedai atau warung yang notabene hanya menjual
Tanjung Tengang sebagian besar terdapat
makanan dan minuman. Namun, subtansi
di wilayah sekitaran jalan raya, ini
umum tersebut sepertinya telah mengalami
menandakan
pergeseran seiring diperlukannya kreasi
konsumen kafe adalah kalangan remaja.
yang luar biasa di dalam menyambut
Popularitas
hadirnya nilai modernis yang hinggap di
masyarakat akan ditentukan dari fasilitas
daerah perkotaan. Menjajakan makanan
dan nuansa interior yang terdapat di kafe
dan
tersebut
minuman
adalah
simbol
atau
bahwa
kafe
sebagian
besar
remang-remang
merupakan
tempat
di
untuk
formalitas belaka yang diduga untuk
nongkrong.
mengelabui masyarakat yang taat azas atas
2. Sejarah Berdirinya Kafe Remang-
aktifitas dan segala transaksi yang terjadi
Remang
didalamnya.
Berdirinya kafe remang-remang di
Komunitas
tersebut
Desa Tanjung Tengang ini pada mulanya
beroperasi mulai pukul 20.00 WIB hingga
merupakan salah satu jenis usaha yang
dini hari, dengan menyetel house music
termasuk kedalam sektor informal, yang
dan
oleh
berawal sebagai warung minuman dan
remaja,
makan. Lama kelamaan warung tersebut
terutama pada malam minggu. Keadaan
dijadikan sebuah bentuk kafe. Lama-
kafe dihiasi oleh lampunya kelap-kelip.
kelamaan kafe tersebut disalah fungsikan
Kafe remang-remang yang menyediakan
menjadi kafe remang-remang. Berdirinya
aneka makanan dan minuman serta akses
kafe remang-remang ini menjadi salah satu
internet wifi membuat pengunjungnya
bentuk dari tindakan pemilik warung
betah berlama-lama menghabiskan waktu
remang-remang yang saat ini cukup sulit
dangdut
kebanyakan
kafe-kafe
yang dari
dihadiri
kalangan
6 NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
untuk diberantas, Walaupun pada saat ini
yaitu: .pengaruh atau penolakan, penilaian,
kafe remang-remang sudah melanggar
suka atau tidak suka, kepositifan atau
perda dan meresahkan masyarakat, namun
kenegatifan
keberadaan kafe ini dari waktu ke waktu
Perubahan
selalu mengalami perkembangan yang
keberadaan
cukup luas untuk diatasi, karena berbagai
cenderung ada yang positif bagi kalangan
latar belakang yang menyebabkan semakin
remaja
banyaknya para pedagang yang tertarik
mendekati
untuk
objektif, yang dapat dilihat dari tahap
membuka
usaha
ini
dan
suatu sikap
objek
psikologi.
masyarakat
terhadap
kafe
yakni
remang-remang
cenderung
dan
afeksi,
menyenangi,
mengharapkan
dan
suatu
mempertahankan keberadaan kafe remang-
kognisi,
psikomotorik.
remang tersebut.
Sebaliknya bagi masyarakat sekitarnya
Pada awalnya kafe remang-remang ini
mempunyai respon negatif, karena dapat
belum dijadikan sebagai tempat mesum
mengganggu ketenangan masyarakat, baik
melainkan
dagangan
dari hal suara gaduh, perbuatan yang tidak
minuman dan makanan yang tersedia.
menyenangkan antara pasangan muda
Tetapi saat sekarang kafe tersebut sudah
mudi. Keberadaan kafe remang-remang
disalahgunakan, Kebiasaan yang dilakukan
sebagai pusat mesum yang ada di Desa
muda-mudi untuk menghabiskan malam
Tanjung Tengang, sebetulnya bukan
dengan pasangannya di kafe tersebut,
tidak diketahui oleh warga setempat.
akhirnya dimanfaatkan para pedagang
Semua warga Desa Tanjung Tengang
dengan menggelar dagangannya ditempat-
mengetahui aktivitas yang dilakukan
tempat gelap dan tersembunyi untuk
oleh para wanita malam tersebut.
sebagai
tempat
meraup rezeki. 3.
Tanggapan
Masyarakat
Masyarakat
dengan
adanya
kafe
remang-remang ini pernah melakukan
Terhadap Kafe Remang-Remang Respon atau tanggapan merupakan
protes
dengan
demontsrasi
untuk
sikap seseorang karena sikap merupakan
menentang keberadaan kafe tersebut
kecenderungan atau kesediaan seseorang
tersebut.
untuk bertingkah laku jika menghadapi
setelah
suatu rangsangan tertentu. Masyarakat
tersebut,
adalah
yang
remang memang tidak terlihat lagi.
interdependen (saling tergantung satu sama
Namun lama kelamaan aktivitas kafe
lain) pengungkapan sikap dapat melalui,
remang-remang terlihat kembali marak,
sebuah
komunitas
Untuk warga
sementara
waktu,
melakukan
protes
sementara
kafe
remang-
7 NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
bahkan lebih ramai dari sebelumnya.
itu disebabkan ketidaksetujuan mereka
Sehingga pada waktu sekarang respons
tidak mendapat dukungan dari pihak
masyarakat setempat seakan surut. Hal
aparat pemerintah yang ada di desa
itu disebabkan ketidaksetujuan mereka
tersebut.
tidak mendapat dukungan dari pihak
4. Masalah yang Dihadapi Remaja
aparat pemerintah yang ada di desa tersebut.
Masa remaja yang merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa merupakan masa yang sulit. Sering disebut
Sebaliknya bagi masyarakat sekitarnya
masa stress and strom karena pada masa
mempunyai respon negatif, karena dapat
ini remaja dihadapkan pada perubahan-
mengganggu ketenangan masyarakat, baik
perubahan yang membuatnya bingung.
dari hal suara gaduh, perbuatan yang tidak
Tidak
menyenangkan antara pasangan muda
berkembang pesat, tetapi juga perubahan
mudi. Keberadaan kafe remang-remang
lingkungan yang memaksa remaja untuk
sebagai pusat mesum yang ada di Desa
menjadi dewasa seperti yang diharapkan
Tanjung Tengang, sebetulnya bukan
lingkungan padahal remaja sendiri tidak
tidak diketahui oleh warga setempat.
tahu harus berbuat seperti apa. Lingkungan
Semua warga Desa Tanjung Tengang
mengharapkan remaja bisa bertanggung
mengetahui aktivitas yang dilakukan
jawab
oleh para wanita malam tersebut.
Perubahan-perubahan ini membuat remaja
Masyarakat dengan adanya kafe
hanya
seperti
mengalami
protes
sebagian
demontsrasi
untuk
halnya
fisik
orang
yang
dewasa.
yang tidak bisa menemukan identitasnya
remang-remang ini pernah melakukan dengan
perubahan
kebingungan. besar
remaja
Sehingga menghadapi
menentang keberadaan kafe tersebut
masalah-masalah baik itu dengan orang
tersebut. setelah tersebut,
Untuk warga
sementara
waktu,
tua,
melakukan
protes
kehidupan di sekolah.
sementara
kafe
teman,
pacar
maupun
dengan
remang-
a.Remaja dengan orang tua, perubahan
remang memang tidak terlihat lagi.
yang dialami remaja secara fisik dan
Namun lama kelamaan aktivitas kafe
emosional membuat remaja menjadi
remang-remang terlihat kembali marak,
pribadi yang sensitif. Remaja selalu
bahkan lebih ramai dari sebelumnya.
merasa unik dan berbeda dengan orang
Sehingga pada waktu sekarang respons
lain. Hal ini yang menyebabkan remaja
masyarakat setempat seakan surut. Hal
merasa tidak ada seorang pun yang bisa 8
NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
memahami dirinya termasuk orang tua.
d. Remaja
di
sekolah,
Tuntutan-
Ketidaktahuan orang tua akan perubahan
tuntutan orang tua agar anaknya
pada masa remaja sering menyebabkan
bisa berprestasi di sekolah bisa
konflik diantara remaja dan orang tua.
menyebabkan
b. Remaja
dengan
teman
remaja
tertekan
sebaya,
apabila remaja yang bersangkutan
pengaruh teman sebaya besar sekali
tidak mampu memenuhi harapan-
terhadap
harapan orang tua. Remaja yang
remaja.
Remaja
beranggapan hanya teman atau
prestasinya
sahabatlah yang paling mengerti
menarik
dirinya.
berusaha
tindakan yang mengacau. Prestasi
mengidentifikasikan dirinya dengan
buruk membuat remaja merasa
kelompok agar bisa diterima dalam
kecil
kelompok
lingkungan sekolah.
Remaja
tersebut.
mengikuti
Remaja
aturan-aturan
kelompok.
Konformitas
buruk
cenderung
atau
melakukan
diri
dan
tidak
diterima
di
dalam
b.Remaja dengan teman sebaya, pengaruh
dan
teman sebaya besar sekali terhadap
tekanan teman-teman sebaya pada
remaja.
masa remaja dapat bersifat positif
teman atau sahabatlah yang paling
dan negatif. Namun, umumnya
mengerti
remaja terlibat dalam semua bentuk
mengidentifikasikan
perilaku konformitas negatif,
kelompok agar bisa diterima dalam
c. Remaja dengan pacar, Masa remaja merupakan
masa
meningkatnya
Remaja
beranggapan
dirinya.
Remaja dirinya
hanya
berusaha dengan
kelompok tersebut. Remaja mengikuti aturan-aturan
dalam
kelompok.
ketertarikan terhadap lawan jenis.
Konformitas dan tekanan teman-teman
Hal
oleh
sebaya pada masa remaja dapat bersifat
meningkatnya hormon dalam diri
positif dan negatif. Namun, umumnya
remaja. Pada masa ini remaja sudah
remaja terlibat dalam semua bentuk
mulai menjalin hubungan dengan
perilaku konformitas negatif,
ini
dipengaruhi
lawan jenis yang sering disebut pacaran
atau
berkencan.
Bagi
c.Remaja dengan pacar, Masa remaja merupakan
masa
meningkatnya
sebagian remaja bisa memiliki
ketertarikan terhadap lawan jenis. Hal ini
pacar merupakan prestasi tersendiri
dipengaruhi oleh meningkatnya hormon
karena remaja merasa bisa diterima
dalam diri remaja. Pada masa ini remaja
dan disukai orang lain.
sudah mulai menjalin hubungan dengan 9
NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
lawan jenis yang sering disebut pacaran
kelompok sosial yang telah tersusun
atau berkencan. Bagi sebagian remaja
susunan masyarakatnya akan terjadinya
bisa memiliki pacar merupakan prestasi
sebuah perubahan dalam susunan tersebut
tersendiri karena remaja merasa bisa
merupakan sebuah keniscayaan. Karena
diterima dan disukai orang lain.
perubahan merupakan hal yang mutlak
d.Remaja di sekolah, Tuntutan-tuntutan
terjadi dimanapun tempatnya.
orang tua agar anaknya bisa berprestasi
Kemudian
berdasarkan
hasil
di sekolah bisa menyebabkan remaja
wawancara kepada AL remaja yang tinggal
tertekan
yang
di Desa Sokan yang pernah berkunjung di
bersangkutan tidak mampu memenuhi
kafe remang-remang, menyatakan bahwa
harapan-harapan orang tua. Remaja yang
biasanya, kafe-kafe tersebut beroperasi
prestasinya buruk cenderung menarik
mulai pukul 20.00 WIB hingga dini hari.
diri atau melakukan tindakan yang
Pada malam hari, suara musik sudah
mengacau.
terdengar dari kejauhan. Kebanyakan kafe
apabila
remaja
Prestasi
buruk
membuat
remaja merasa kecil dan tidak diterima di
tersebut
lingkungan sekolah.
dangdut.
sosial
house
Pasalnya,
music
keberadaan
dan kafe
terkesan dapat mengundang para kaula
5. Kecenderungan Peran Sistem
menyetel
(masyarakat)
selalu
muda untuk berkunjung, apalagi malam
berubah untuk menyesuaikan diri dengan
hari
perubahan-perubahan yang terjadi, baik
diskotek, lampunya kelap-kelip dan ada
secara internal ataupun eksternal. Manusia
juga sana jual miras. terdengar dari
adalah makhluk individu yang tidak dapat
kejauhan.
melepaskan diri dari hubungan dengan
menyetel
manusia
dari
Pasalnya, keberadaan kafe terkesan dapat
hubungan yang terjadi di antara individu-
mengundang para kaula muda untuk
individu
lahirlah
berkunjung, apalagi malam hari pas libur,
kelompok-kelompok sosial (social group)
pasti ramai. Seperti diskotek, lampunya
yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan
kelap-kelip dan ada juga sana jual miras.
lain.
Sebagai
(manusia)
kepentingan
akibat
kemudian
bersama.
Namun
pas
libur,
pasti
Kebanyakan house
music
ramai.
Seperti
kafe
tersebut
dan
dangdut.
bukan
Berdasarkan hasil wawancara tersebut
berarti semua himpunan manusia dapat
dapat ditelaah bahwa keberadaan kafe
dikatakan
kelompok
Untuk
remang-remang yang ada di Desa Tanjung
dikatakan
kelompok
terdapat
Tengang, sempat menghilang, keberadaan
persyaratan-persyaratan tertentu. Dalam
kafe remang-remang di desa ini, namun
sosial. sosial
10 NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kini
kembali
menjamur,
meskipun
Baru, menyatakan bahwa berkunjung ke
Pemerintah Mabupaten Melawi melalui
café tak sekadar menjadi tempat minum
Pemerintahan Desa dan Kecamatan untuk
kopi. Tak hanya tempat nongkrong, café
dapat
dengan
kini juga menjadi tempat melakukan
munculnya
berbagai kegiatan seperti nonton bareng
kafe remang-remang ini membuat warga
atau gathering komunitas. Café telah
resah. Mereka khawatir keamanan dan
menjadi fenomena atau malah mungkin
kenyamanan
lagi
budaya baru yang menjawab kebutuhan
pengaruhnya terhadap anak-anak yang
para remaja. Berkurangnya ruang publik
tinggal di sekitar desa. Dari pengamatan
yang nyaman dan fleksibel membuat cafe
penulis, selama satu bulan terakhir jumlah
menjadi ruang alternatif yang perlahan
kafe remang-remang di kawasan Desa
menjadi pilihan utama untuk berinteraksi
Tanjung
banyak.
dan bersosialisasi. Termasuk bagi kalangan
Bangunan sederhana yang terbuat dari
remaja, cafe telah menjadi tempat pilihan
tenda dan bangunan semi permanen itu
mengisi waktu. Tak heran jika saat ini
terdapat
banyak café remang-remang bermunculan
bersikap
menertibkannya.
tegas Pasalnya,
terganggu.
Tengang
di
Belum
semakin
sepanjang
pinggir
jalan.
Sebenarnya, bangunan itu lebih tepat disebut warung. Keberadaan
di Desa Tanjung Tengang itu sendiri. Keberadaan
kafe
kafe
remang-remang
remang-remang
merupakan salah satu produk dari fasilitas
yang selama ini sangat marak dan telah
dunia malam. Secara subtansi umum kafe
menjamur di Desa Tanjung Tengang dapat
ini hanyalah sebuah kedai atau warung
dilihat dari kesediaan masyarakat akan
biasa yang berlaku sama pada semua jenis
keberadaan
kedai atau warung yang notabene hanya
kafe
remang-remang
menunjukkan
frenkuensi
masyarakat
yang
persepsi
menjual makanan dan minuman. Namun,
meyatakan
subtansi umum tersebut sepertinya telah
ketidaksetujuan mereka atas keberadaan
mengalami
kafe remang-remang. Namun kafe remang-
diperlukannya kreasi yang luar biasa
remang ini banyak mambawa persoalan
didalam
sosial yang hingga saat ini belum tuntas
modernis yang hinggap di Desa Tanjung
teratasi dan kafe itu juga menyimpan
Tengang.
banyak masalah.
minuman adalah simbol atau formalitas
Berdasarkan hasil wawamcara kepada MA salah satu remaja dari Desa
pergeseran
menyambut
Menjajakan
hadirnya
makanan
seiring
nilai
dan
belaka yang diduga untuk mengelabui
Kota 11
NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
masyarakat yang taat azas atas aktifitas dan
perubahan yang ada. Sumber dan
segala transaksi yang terjadi didalamnya.
penyebab timbulnya perubahan perilaku
semua jenis kedai atau warung yang
kalangan remaja disebabkan oleh faktor
notabene hanya menjual makanan dan
pribadi,
minuman. Namun, subtansi umum tersebut
lingkungan sosial.
sepertinya telah mengalami pergeseran
lingkungan
2. Kecenderungan
keluarga
sosiometrik
dan
yang
seiring diperlukannya kreasi yang luar
bertautan
dengan
biasa didalam menyambut hadirnya nilai
kepercayaan
untuk
modernis yang hinggap di Desa Tanjung
kalangan remaja atas keberadaan kafe
Tengang.
remang-remang
Menjajakan
makanan
dan
kesukaan, berubah
bagi
belum
dapat
minuman adalah simbol atau formalitas
berlangsung, karena kalangan remaja
belaka yang diduga untuk mengelabui
masih mempunyai keinginan untuk
masyarakat yang taat azas atas aktifitas dan
hidup lebih praktis atau yang lebih
segala transaksi yang terjadi didalamnya.
nyaman
agar
pengalaman
baru
bisa
menerima
dan
keterbukaan
dengan memiliki kesanggupan untuk membentuk
D. SIMPULAN
pendapat
mengenai
masalah di sekitar dirinya dan di Berdasarkan pada
uraian
hasil
pembahasan
sebelumnya
lingkungan yang lebih luas.
mengenai
perubahan perilaku remaja atas keberadaan café remang-remang di Desa Tanjung Tengang
Kecamatan
Natai
E. SARAN
Mawang
Kabupaten Melawi, maka berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian yang
hasil penelitian lapangan penulis dapat
dilaksanakan
menyimpulkan sebagai berikut:
bahwa perubahan perilaku remaja atas
1. Kecenderungan
peran
atau
dapat
Tanjung
Tangang
tugas,
Mawang
Kabupaten
dan
posisi
yang
temuan
keberadaan kafe remang-remang di Desa
kecenderungan yang mengacu kepada kewajiban
terungkap
Kecamatan
Natai
Melawi,
dapat
dimiliki remaja terhadap keberadaan
disarankan beberapa hal diantaranya:
kafe
1.
remang-remang
kegoncangan
yang
menimbulkan mudah
Untuk meningkatkan kecenderungan
timbul
peran untuk berubah bagi kalangan
karena berhadapan dengan berbagai
remaja atas keberadaan kafe remang12
NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
remang, perlu dilakukan dengan cara menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan yang terjadi, baik secara internal
ataupun
eksternal.
Baik
melalui lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial untuk dapat bersikap
Pustaka Nusantara.
Pembangunan
Swadaya
Kinloch. G. C. 2009. Teori Sosiologi. Bandung: CV. Pustaka Setia. Moleong, J.L. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
tegas dengan tersebut tidak membuat perubahan perilaku remaja. 2.
Untuk meningkatkan kecenderungan sosiometrik
untuk
berubah
bagi
kalangan remaja atas keberadaan kafe remang-remang,
perlu
tindakan
yang
sanksi
dilakukan tepat
bagi
pelanggar norma dan tindakan dalam masyarakat sesuai lagi dengan norma masyarakat. menertibkannya, sehingga keberadaan
kafe
tersebut
tidak
membuat perubahan perilaku remaja. 3.
Untuk meningkatkan kecenderungan sosiometrik
untuk
berubah
bagi
kalangan remaja atas keberadaan kafe remang-remang,
perlu
tindakan
yang
sanksi
dilakukan tepat
bagi
pelanggar norma dan tindakan dalam masyarakat sesuai lagi dengan norma masyarakat.
E. REFERENSI
Ali, M. & Asrori, M. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kasiyanto, M.J. 2007. Masalah dan Strategi Pembangunan Indonesia. Jakarta:
Poerwadarminta, W.J.S. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Saebani, B. A. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia. Sairin, Sjafri, 2002, Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial; Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia, Yogyakarta: Tiara Wacana. Sarwono, S.W. (2002). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soekanto, Soerjono, 2006, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Susanto, S, Astrid, 2003, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Binacipta Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Group. Sudarsono. 2012. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta. Nasution, S. 2003. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Moleong, J. L. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sumber lain: 13 NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN
Sociologique, Jurnal S-1 Sosiologi Volume 4 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
www.google.com http://korantarget.wordpress.com, diakses 31 Juli2010).
14 NENDIANTIYO, NIM. E51109037 Program Studi Sosiologi Fisip UNTAN