Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
PEMBELAJARAN TEKNIK VOKAL PADA PADUAN SUARA LAGU HYMNE GURU DI SMPN 1 TOAR KECAMATAN GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU (Teaching Learning Vocal to Choir on Hymne Guru of SMPN 1 Toar Kuantan Singingi-Riau)
Oleh: Nurmalinda*) *) Dosen sendratasik FKIP UIR ABSTRACT The Research goal is to know how teaching learning Teknik Vocal on choir Hymne Guru song of SMPN 1 Toar-Kuantan Singingi-Riau. Talking about Vocal Technique on choir. Here the writer used vocal technique belongs to Bebbi Okatara (2011:41). There were eleven vocal technique used (i) Training Technique, (ii) Mastering Material, (iii) Expression, (iv) Interpretation, (v) Articulation, (vi) Breath, (vii)Pherasering, (viii) Body language, (ix) Resonation, (x) Vibration, (xi) Intonation. Next, for the second formulation is (i )blend, (ii) balance, (iii) timbre, (iv) listen, (v) interpretation and expression. Keywords: Teaching learning vocal, Hymne Guru song
PENDAHULUAN Pendidikan kesenian menjadi pembicaraan hangat di dunia pendidikan, karena pendidikan kesenian merupakan langkah awal dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Kesenian merupakan aspek kebudayaan yang kaya akan ragam dan corak, baik itu seni musik, seni rupa, seni tari, seni teater (drama) dan seni sastra. Seni ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsur-unsur keindahan, dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain. Teknik Vokal adalah cara memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu, dan nyaring. Penyajian musik vocal yang terdiri dari 15 orang atau lebih yang memadukan berbagai warna suara menjadi satu kesatuan yang utuh dan
dapat menampakan jiwa lagu yang dibawakan di namakan paduan suara. Paduan suara biasanya dipimpin oleh seorang dirigen atau choirmaster yang umumnya sekaligus adalah pemimpin paduan suara tersebut. Umumnya paduan suara terdiri atas empat bagian suara (misalnya sopran, alto, tenor, dan bas), walaupun dapat dikatakan bahwa tidak ada batasan jumlah suara yang terdapat dalam paduan suara. Selain empat suara, jumlah jenis suara yang paling lazim dalam paduan suara adalah tiga, lima, enam, dan delapan. Bila menyanyi dengan satu suara, paduan suara tersebut diistilahkan menyanyi secara unisono. Paduan suara dapat bernyanyi dengan atau tanpa iringan alat musik.Bernyanyi tanpa iringan alat musik biasanya disebut sebagai bernyanyi a cappella. Bila bernyanyi dengan iringan,alat musik pengiring 170
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
paduan suara dapat terdiri atas alat musik apa saja, satu, beberapa, atau bahkan suatu orkestra penuh. Untuk latihan paduan suara, alat pengiring yang digunakan biasanya adalah piano, termasuk bahkan jika pada penampilannya digunakan alat musik lain atau ditampilkan secara a cappella. Dalam kegiatan paduan suara, kita tidak bisa hanya sekedar mengeluarkan suara apa adanya. Hal ini akan memperburuk bunyi vocal dalam paduan suara, maka dari itu dalam berpaduan suara ada teknik nya. Dalam dunia tarik suara kita mengenal jenisjenis kelompok vokal seperti Duet, Trio, Kwartet, Ansambel dan Paduan Suara. Kelompokkan anggota berdasarkan Range/ambitus suara, jangan paksakan penyanyi Alto bernyanyi di kelompok sopran dengan alasan karena kekurangan anggota sopran, demikian juga kelompok yang lainnya.Komposisi SATB (sopran, alto, tenor, bass), namun demikian pedoman di atas dapat berubah dengan pertimbangan potensi p ower penyanyi yang ada.Dirigen dalam paduan suara sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penampilan paduan suara. Penggunaan teknik vokal dalam paduan suara sangat perlu karena untuk memperindah bunyi suara hingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanpa teknik yang jelas, proses paduan suara tidak akan terarah sehingga paduan suara akan sulit tercapai bunyinya secara optimal. Teknik sangat berguna, baik bagi guru maupun siswa.Bagi guru teknik dapat dijadikan pedoman dan dalam paduan suara. Bagi siswa pengguna teknik vokal dalam paduan suara dapat mempermudah proses berpaduan suara (memperindah dan memperluas isi tekniknya), karena teknik digunakan untuk memperindah bunyi dalam paduan suara. Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, 171
maka rumusan masalah adalah bagaimanakah pembelajaran teknik vokal dalam paduan suara di SMPN 1 Toar Kec. Gunung Toar Kab. Kuantan Singingi Propinsi Riau. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan data kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pendekatan terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan data yang akurat. Hal ini sesuai dengan tujuan memperoleh deskripsi yang mendalam tentang Teknik Vokal Paduan Suara di SMP Negeri 1 Toar, Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuantan Singingi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel purposive karena penulis hanya menggambil sampel di antara populasi yang telah dikenal sebelumnya. Sampel yang diambil oleh penulis adalah orang yang terlibat dalam penelitian, secara umum ada 10 orang, yaitu siswa-siswa lagu hymne Guru dalam paduan suara di SMP Negeri 1 Toar, Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis Pengumpulan Data terdiri dari: Reduksi Data,display data dan pengambilan kesimpulan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam membahas permasalahan Teknik Vokal Paduan Suara menggunakan konsep belajar teknik vokal oleh Bebbi Okatara (2011:41), yang menjelaskan bahwa dalam belajar teknik vokal, mempelajari bagaimana cara paduan suara yang benar, yang
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
terdiri dari: (i) teknik pelatihan, (ii) penguasaan materi, (iii) ekspresi, (iv) interpretasi, (v) artikulasi, (vi) teknik pernafasan, (vii) pherasering, (viii) sikap badan, (ix) resonansi, (x) vibrasi, (xi) intonasi dan sebagainya, sedangkan untuk teknik paduan suara yaitu: (i) kepaduan/blend, (ii) keseimbangan/balance, (iii) timbre, (iv) teknik mendengarkan, (v) pembawaan interpretasi dan ekspresi. Teknik pelatihan Klasifikasi paduan suara, diklasifikasikan paduan suara menjadi 3 langkah untuk dapat menjadikan paduan suara jelas dengan pengucapan dan cara menyanyikan lagu dengan benar. Para siswa paduan suara dilatih bagaimana cara memproduksi teknik vokal paduan suara. Langkah-langkah berlatih paduan suara Menurut penelitian yang penulis peroleh di lapangan, penyanyi, peserta, atau anggota paduaan suara lagu Hymne Guru di SMP Negeri 1 Kec. Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi sudah memahami teknik vokal paduan suara, penulis mengklasifikasikan langkah-langkah teknik berlatih paduan suara menjadi 3 (tiga) yaitu: Langkah 1 ( penguasaan materi ) Penguasaan materi dalam melakukan pelatihan teknik vokal pduan suara dilakukan dengan membaca notasi dan cara-cara memproduksi suara yang benar dan baik. Langkah 2 ( Interpretasi ) Berkaitan dengan pemahaman seorang penyanyi terhadap lagu yang akan dibawakannya. Dalam pengucapan vokal yang jelas dilakukan dengan latihan artikulasi, intonasi, phrasering dan pemanasan. Langkah 3 ( Ekspresi ) Berkaitan dengan penghayatan seorang penyanyi terhadap lagu yang dibawakannya. Untuk mendapatkan
suara yang baik dalam vokal paduan suara harus dengan penjiwaan, lagu yang dinyanyikan dirasakan dari hati agar vokal terlihat hidup.Setelah melalui tahap level 1 dan 2, anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi dengan penghayatan dan dikeluarkan melalui ekspresi. 2. Pembagian Kelompok Dalam pembagian kelompok paduan suara, dibagi berdasarkan: 1. Range/ambitus (jarak antaranada dari satu interval ke interval lainnya, dimana satu interval terdiri dari nada do re mi fa sol la si) suara, jangan paksakan penyanyi Alto bernyanyi di kelompok sopran dengan alasan karena kekurangan anggota sopran, demikian juga kelompok yang lainnya. 2. Komposisi SATB (sopran, alto, tenor, bass), namun demikian pedoman di atas dapat berubah dengan pertimbangan potensi power penyanyi yang ada. Untuk unsur-unsur teknik paduan suara diterapkan diantaranya: Kepaduan (blend) Paduan suara merupakan bentuk penyajian musik vokal yang dihadirkan oleh suatu group, baik secara unison maupun dalam beberapa suara.Wujud paduan suara adalah perpaduan antara suara menjadi satu warna suara, yaitu warna paduan suara dengan memperhatikan keseimbangan antar kelompok suara, satu ekspresi, dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Membentuk suara paduan suara, dengan banyak suara. Karena, suara paduan suara adalah bunyi serempak dengan harmonisasi tertentu dari banyak suara dan dari anggota paduan suara. Untuk melatih teknik kepaduan pada paduan suara digunakan partitur yang di dalamnya terdapat 2 suara saja yang dipadukan menjadi 1 warna suara yang
172
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
diantaranya
suara
a
a
a
a
tingi
dan
a a a
a
a a a
a
suara
a
a
rendah.
a a
a a
Keseimbangan (balance) Keseimbangan besaran atau volume suara dari setiap partitur (pembagian masing-masing suara) pada suatu paduan suara.Tidak boleh ada kelompok suara atau suara individu yang lebih menonjol dan kelompok lainnya terkesan tenggelam (pengecualian untuk bagian lagu yang diperuntukan ‘solo’). Maksudnya, suara
a a a a
a
a
a a
a
a
1 dan suara 2 tidak boleh disamakan, karena keseimbangan ini tidak lepas dari blend. Untuk paduan suara dilatih dengan menggunakan partitur guna keseimbangan suara dalam paduan suara agar lagu yang dibawakan terdengar jelas dan indah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada partitur di bawah ini.
Soprano
Ya ya
ya ya ya
ya
ya ya ya
ya ya ya ya
ya
Ya
ya
ya ya ya
ya
ya ya ya
ya ya ya ya
ya
Ya
ya
ya ya ya
ya
ya ya ya
ya ya ya ya ya
Alto
Tenor
Bass Berhenti dalam ditahan
ya
ya
Gambar 1. Notasi dalam contoh keseimbangan kepaduan suara) Sumber : partitur penulis)
173
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
Timbre Daerah atau ambitus suara manusia yang digunakan dalam menyanyikan suatu lagu, terbatas pada tinggi atau rendahnya nada. Ada orang yang dapat bernyanyi dengan suara tinggi, namun ada pula yang sedang atau rendah.Oleh karena itu, perlu sekali untuk mengetahui warna suara yang dimiliki, agar mempermudah dalam memilih suatu lagu dapat disesuaikan dengan kemampuan. Artikulasi Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas, ketika membawakan lagu dalam paduan suara, kita harus memperhatikan artikulasi atau cara pelafalan kata demi kata dengan baik dan jelas. Memahami artikulasi adalah sebuah kemampuan dari seorang penyanyi untuk dapat mengucapkan sebuah kata kalimat dan dari kalimat ke sebuah pesan secara keseluruhan dari sebuah lagu. Pada saat memulai sebuah lagu, hal yang akan menjadi perhatian pertama adalah huruf. Huruf merupakan sesuatu yang pertama di ucapkan oleh seorang penyanyi sebelum tampil, sehingga dapat mempersiapkan ucapannya sesuai cara pengucapan masing-masing huruf. Misalnya ( la ) harus diucapkan ( la ), bukan (le). Artikulasi Huruf Hidup Pembentukan huruf hidup bergantung dari sikap rongga mulut, terutama lidah.Berikut penulis paparkan secara satu persatu bagaimana melafalkan huruf hidup dengan baik.Huruf hidup yang dimaksud adalah bunyi vokal a, i, u, e, o. Latihan bisa dimulai dengan mengambil napas yang tidak terlalu banyak, lalu, nyanyikan bunyi ‘a’ dengan permulaan yang lembut, lamalama menjadi keras, dan akhiri dengan suara lembut.Coba perhatikan, pada
akhir kata umumnya sering disertai dengan bunyi ‘m’ yang tidak disengaja sewaktu tutup di mulut.Nah, untuk mengatasi hal seperti ini bisa dengan memperlembut bunyi ‘a’ pada saat menutup mulut sesudah suara ‘a’ menghilang. Untuk membentuk dan melafalkan bunyi ‘i’, posisikan bagian tengah lidah naik ke atas, namun ujung lidah tetap mengenai gigi bawah. Pada saat mengucapkan bunyi ‘i’, sudut bibir ditarik ke belakang. Akan tetapi, untuk mengucapkan bunyi ‘i’ dalam nyanyian, bibir tetap membentuk corong atau lingkaran. Untuk mengetahui apakah posisi bibir sudah benar, sebaiknya berlatihnya di depan cermin dengan menyanyikan kata-kata berakhiran ‘i’, misalnya lari, bagi, pergi, jadi, dan sebagianya. Untuk membentuk dan mengucapkan bunyi ‘u’, posisikan bibir kita membentuk corong yang bundar, dengan bibir yang disempitkan dan dimajukan ke depan. Ujung lidah dikenakan pada gigi bagian bawah dan sedikit membusung di bagian belakang.Posisi rahang bawah turun secukupnya. Hal ini dapat dicek dengan memasukkan jari di antara gigi atas dan gigi bawah. Agar mendapat sikap bibir yang baik, sebaiknya dilatih dengan mengucapkan kata-kata berakhir bunyi ‘u’, seperti kamu, satu, malu, bisu, buku, dan sebagainya. Untuk membentuk dan mengucapkan bunyi ‘e’ yang bulat, turunkan sedikit rahang bawah supaya tidak terlalu sempit.Kemudian, posisi bibir juga diupayakan tidak sempit, melainkan membentuk setengah lingkaran. Agar memperoleh sikap bibir yang baik, sebaiknya dilatih dengan mengucapkan kata-kata berakhir bunyi ‘e’, seperti bête, tempe, rante, dan sebagainya.
174
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
Untuk melafalkan bunyi ‘o’ dengan jelas, posisikan bibir kita seperti bentuk corong yang bundar. Lidah ditarik melengkung ke belakang, seperti dalam pengucapan bunyi ‘a’ Agar mendapatkan sikap bibir yang dalam pengucapan bunyi ‘o’, latihan dengan mengucapkan ‘o’, seperti foto, bako, took, solo, dan sebagainya. Artikulasi Huruf Mati Huruf mati terdiri atas bunyibunyi konsonan. Huruf mati bisa dikatakan sebagai ‘bunyi bantu’ untuk huruf hidup. Ketika mengucapkan huruf-huruf mati dalam nyanyian, huruf-huruf tersebut harus diucapkan dengan sangat jelas, khususnya pada akhir pengucapan, misalnya “sebab” tidak bolah menjadi “sebap” atau semacamnya. Huruf-huruf mati yang seperti b, d, k, p,q, t, adalah mati yang meletus. Sementara cara pengucapan huruf l, d,t, lidah harus difungsikan dengan baik. Pada pengucapan bunyi ‘ng’, ada resiko suara terjepit dalam leher.Malah sering kali ada orang yang mengeluarkan suara dengan bunyi ‘ng’ tanpa disadari. Hal ini dikenal dengan suara hidung (sengau).Cara untuk menyadarkannya adalah dengan menyadari bunyi ‘ng’ itu sendiri yang kemudian dialihkan ke bunyi huruf hidup. Teknik Pernafasan 8.
Ma mengambilnapas ditahan
Mengambil napas ditahan
Teknik pernapasan yang baik dan benar dapat meningkatkan stamina dan konsentrasi selama bernyanyi. Proses pengambilan dan pengeluaran napas sebaik-baiknya dilakukan dengan ringan, tanpa beban ketegangan, dan mengangkat bahu. Napas yang ditarik upayakan tidak sampai penuh dan tidak dikeluarkan sampai habis karena hanya akan mengganggu ketenangan dalam bernyanyi. Berikut adalah beberapa tahapan latihan yang perlu diperhatikan. 1. Menarik dan mengelurkan napas seperti yang biasa dilakukan , jangan tegang. 2. Tunggu sebentar ada keharusan untuk bernapas. 3. Perhatikan baik-baik, saat itu akan mengerut dan isi badan kurus. 4. Lalu tariklah kembali napas dengan mulut tertutup melalui hidung, caranya dengan mendengkus seperti orang memeriksa bau yang tercium di udara. 5. Ketika itu, perut akan mengembang dan sisi badan menjadi lebar. 6. Tahanlah posisi itu sebentar, kemudian keluarkan dengan rileks. 7. Kedua tangan menekan perut, ambil napas dengan memperhatikan desakan dari diafragma sehingga perut bergerak mengikuti napas,. Untuk latihan selanjutnya, perhatikan cara mengambil napas dibawah ini.
ma
ma
mengambil napas ditahan
Gambar 2. Notasi Untuk pengambilan napas (Sumber : www.gurumuda.com)
175
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
Pada saat kita menghirup udara, diafragma akan mendorong ke bawah dan berkontraksi bersamaan dengan paru-paru yang terisi udara. Tindakan ini memungkinkan otot-otot tulang rusuk untuk membuka. Kita menghirup udara saat kita siap untuk mulai bernyanyi pada nada tertentu. Saat kita mengeluarkan napas, otot tulang rusuk dan diafragma mulai bersantai, tepat ketika kita kembali ke posisi saat belum menghirup udara. Phasering Phasering adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.Dengan demikian, usaha untuk mengucapkan suatu lagu dapat lebih mendekati kebenaran yang terkandung di dalamnya, sesuai dengan pesan lagu tersebut. Menyanyi sama dengan membawakan nyanyian atau lagu. Berdasrkan hal ini, setiap anggota paduan suara harus memahami dan menyadari hal-hal berikut: 1. Makna setiap kalimat yang dinyanyikan
2.
Tutjuan/pesan/karakter dari nyanyian secara keseluruhan. 3. Susunan nada-nada yang ditulus untuk dinyanyikan merupakan suatu kesatuan. Artinya, tidak terpenggal-penggal dari sudut susunan melodinya. Dalam teknik vokal paduan suara di SMP Negeri 1 Toar ini siswa cepat memahami dari makna phasering itu sendiri dengan adanya penjelasan yang mendetail dari guru bidang studi seni budaya. Sikap badan Sikap Badan adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi, bisa sambil duduk, atau berdiri, yang penting saluran pernafasan jangan sampai terganggu saliran pernafasan. Sikap tubuh dalam bernyanyi, baik dalam latihan maupun saat anda sedang tampil dipanggung/podium menjadi hal yang sangat penting dan menentukan baik tidaknya penampilan anda. Untuk lebih jelasnya, penulis memaparkan dalam bentuk dokumentasi tentang sikap badan ketika berpaduan suara yang baik dalam keadaan berdiri.
Gambar 3. Posisi badan berdiri dalam paduan suara Teknik Resonansi Resonansi adalah usaha untuk memperindah suara dengan
memfungsikan rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/bergetar di sekitar mulut dan tenggorokan. Dengan
176
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
demikian, suatu benda, misalnya gelas, akan mengeluarkan nada musik jika diketuk, sebab ia memiliki frekuensi getaran alami sendiri. Sebenarnya, penggunaan ruang resonansi bukan hanya membuat suara kita menjadi lebih merdu, tetapi juga membuat suara lebih maksimal dalam menggunakannya dengan disertai karakter yang lebih keluar. Dengan demikian, ada bermacam-macam cara resonansi kita lakukan yang akan mendukung kualitas prima vokal dalam padua suara, di antaranya adalah dada, nasal, mulut, dan kepala. Teknik Vibrasi Vibrasi adalah Usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan cara memberi gelombang atau suara yang bergetar teratur, biasanya diterapkan di setiap akhir sebuah kalimat lagu. Vibrasi berfungsi membuat suara terdengar lebih merdu dan indah. Contoh vibrasi yang paling gampang yang biasanya sangat mempengaruhi rongga mulut adalah
pada saat orang tertawa terbahak-bahak. Suara kita akan terdengar bergetar dan bergelombang. Maka, dalam paduan suara, bentuk dasar tersebut dikembangkan menjadi sebuah teknik vokal paduan suara yang disebut vibrasi, yang akan membuat lagu yang dibawakan anggota paduan suara menjadi lebih berwarna dan menarik. Vibrasi dapat dicapai dengan latihan yang disebut humming, yaitu suara dari mulut dikatupkan tapi gigi atas dan bawah tidak beradu.Cara mengontrol vibrasi yaitu dengan konsentrasi dan ingat terus kalau kita sedang menyanyi.Tetapi, bila ingin vibrasi yang benar, harus latihan diafragma, karena vibrasi itu timbul dari diafragma yang ingin melakukan relaksi, tapi secara sadr kita membuat supaya diafragma tersebut berkontraksi. Berdasarkan penelitian dalam teknik vibrasi, penulis dapat memaparkan hasil dari vibrasi dalam bentuk pertitur ,seperti di bawah ini:
M Gambar 4. Notasi untuk latihan Vibrasi Intonasi Intonasi adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.Ketepatan nada yang dimaksud terletak pada tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau oleh penyanyi.Syarat-syarat terbentuknya intonasi yang baik adalah pendengaran yang baik, kontrol pernapasan, dan musical feeling. KESIMPULAN
177
Berdasarkan hasil penelitian yang berhasil diolah yang dilakukan dalam teknik vokal paduan suara di SMP Negeri1Toar Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi dapat disimpulkan bahwa teknik vokal paduan suara adalah cara mengolah suara dari sifat fisik yang melatih suara dalam latihan-latihan pada vokal paduan suara yang dimana bernyanyi tentu perlu latihan suara agar suara yang di lantunkan dapat mencapai hasil yang memuaskan dengan cara latihan teknik
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
artikulasi, pernapasan, phasering, sikap badan, resonansi, vibrasi dan intonasi yang baik. Sarana yang digunakan dalam teknik vokal padauan suara ini dilakukan di dalam kelas, sedangkan alat dan sumber latihan seperti alat bantu dasar papan tulis, spidol, penghapus, buku teknik vokal paduan suara dan juga menjelaskan dalam bentuk praktek agar siswa lebih memahami teknik vokla paduan suara itu sendiri. Teknik vokal paduan suara di SMP Negeri 1 Kecamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi berjalan dengan lancar dan menerapkan pelatihan dan pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya. Siswa mengikuti pelatihan dan pembelajaran teknik vokal paduan suara dengan mempraktekkan, walaupun terdapat sedikit kendala dalam melakukan penelitian tentang teknik vokal paduan suara. Tapi dengan keinginan dan giat belajar yang tinggi dari siswa pada teknik vokal paduan suara, peneliti dapat melaksanakan penelitian dengan baik. Ini terlihat di saat siswa diperintahkan untuk 15 orang maju ke depan dengan bentuk vokal yang berbeda dengan jenis 4 suara yaitu, 4 siswi suara sopran.4 siswi suara Alto. 4 siswa suara tenor dan 4 siswa suara bass
untuk menyanyikan lagu Hymne Guru pada paduan suara. DAFTAR PUSTAKA Aji
wibowo, Ripno.2008. Strategi Pembelajaran Vokal di sekolah Tinggi Theologi Abdiel Ungara Program studi Musik pada Mayor Vokal. Pekanbaru: Skripsi.. Djamarah, Syaiful Bachri dan Zain. 1996. Metode belajar mengajar. Jakarta: Rineka cipta. D.S. Soewito M. 1996. Teknik Termudah Belajar Vokal. Jakarta: Titik Terang. Esa Poetra, Ajhie. 2008. 1001. Jurus Mudah Menyanyi. Bandung: MizanMedia Utama. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Jamalur.1988. Pengajaran Musik melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud. Miles, Metthew B dan A.M. Huberman. 1992. Analisis data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Simanungkalit, Nortier. 2008. Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
178
PETUNJUK UNTUK PENULIS Pengiriman Naskah Naskah dikirim ke alamat redaksi: Perspektif Pendidikan dan Keguruan FKIP Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution No. 113 Perhentian Marpoyan Pekanbaru-Riau, Indonesia Telp. (0761) 674775. Email:
[email protected]
Naskah harus dikirim dalam bentuk naskah tercetak. File naskah dikirim dalam CD atau flash disk juga dapat melalui e-mail, setelah ada persetujuan untuk dimuat.
Naskah tercetak Tiga eksemplar naskah tercetak yang dikirim diketik dengan spasi ganda, satu muka, pada kertas A4, dengan batas tepi minimal 3 cm. Ilustrasi yang berupa yang berupa grafik, gambar, foto, yang tidak masuk dalam file di CD/ flash disk harus ditempel pada tempatnya di naskah tercetak. Jumlah halaman 10-15. CD/ flash disk. Satu di CD / flash disk yang berisi berkas naskah, sebaiknya diketik dengan program pengolah kata Microsoft Word. Nama berkas naskah dan program pengolah kata yang dipakai beserta versinya (misal: Microsoft office Word 2007) ditulis di label CD. Penulisan Naskah Halaman pertama naskah harus berisi: (1) Judul, (2) Nama lengkap para penulis, (3) Alamat lengkap, (4) Ruang untuk Tanggal Penerimaan, (5) dua sampai enam kata kunci, (6) Nama, alamat, nomor fax atau alamat e-mail untuk korespondensi persetujuan.
Naskah Hasil Penelitian Struktur naskah hasil penelitian adalah sebagai berikut: Judul (disertai terjemahan dalam bahasa Inggris untuk artikel berbahasa Indonesia dan Malaysia atau sebaliknya untuk naskah berbahasa Inggris; Abstrak (berbahasa Inggris untuk naskah berbahasa Indonesia dan Malaysia juga sebaliknya; Pendahuluan; Metode Penelitian; hasil dan pembahasan; Kesimpulan dan Saran (optional): Ucapan terima kasih (optional); Daftar Pustaka: Lampiran (optional). Naskah Lain Format di atas bisa dimodifikasi untuk jenis naskah lainnya.
Ilustrasi Ilustrasi yang berupa gambar, diagram, tabel atau foto yang merupakan bagian dari naskah diletakkan dalam naskah. Ilustrasi yang tidak masuk dalam file di disket harus disertakan dalam kualitas yang baik. Daftar Pustaka Penulisan pustaka yang diacu di dalam teks adalah nama (-nama) keluarga dan tahun terbitnya. Jika lebih dari dua penulis, gunakan nama penulis pertama yang diikuti dengan ‘et-al’. Daftar lengkap pustaka yang diacu disusun menurut abjad, diketik satu spasi, dengan tata cara penulisan seperti contoh-contoh berikut: Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology Theory and Practice. Boston: Allin and Bacon. Deporter. B, dan Hernacki, M. 2002. Quantum Learning. Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Penerbit Kaifa.
Contoh cetak dan naskah yang diedit akan dikirim ke penulis untuk dikoreksi dan persetujuan. Persetujuan harus sudah diterima paling lambat dua minggu setelah penerimaan. Penulis, jika memberikan koreksi terakhir pada naskah persetujuan, harap memberikan tanda-tanda dengan jelas. Penulis akan mendapatkan 3 eksemplar Jurnal Perspektif Pendidikan dan Keguruan
DAFTAR ISI PEMBUATAN HANDOUT SUB MATERI BIOTEKNOLOGI PERTANIAN MODERN UNTUK SISWA SMA BERBASIS RISET KULTUR JARINGAN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa) Imam Mahadi, Sri Wulandari & Addarwida Omar - Universitas Riau CLASSROOM MANAGEMENT DIFFICULTIES OF PRACTICE TEACHING PROGRAM FACED BY ENGLISH STUDENTS COLLEGE ACADEMIC YEAR 2012/2013 OF FKIP UIR Khulaifiyah - Universitas Islam Riau Pekanbaru PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BALOK GARIS BILANGAN DALAM TATANAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BALAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 164 PEKANBARU Jalinus & Jesi Alexander Alim - FKIP Universitas Riau - Pekanbaru PERANAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH Zetriuslita - FKIP Universitas Islam Riau Pekanbaru MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII.1 SMP NEGERI 9 SIAK KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA Dewi Susanti dan Nurul Alimatul Soleka – FKIP Universitas Islam Riau Pekanbaru PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN KARTU DOMINO MATEMATIKA: PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS VIII SMPN 1 PANGEAN Zulkarnaen – FKIP Universitas Riau Pekanbaru PENGARUH METODE LATIHAN PENGULANGAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT ATLET PENCAK SILAT PPLP DISPORA PROVINSI RIAU Zulrafli, Kamaruddin, dan Ginan Nugroho – FKIP Universitas Islam Riau - Pekanbaru THE USE OF PICTURE SERIES ON STUDENTS’ WRITING ABILITY OF THE FIRST YEAR STUDENTS OF SMA YLPI MARPOYAN PEKANBARU Rugaiyah – FKIP Universitas Islam Riau Pekanbaru PENGARUH PENGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM TATANAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II SDN 034 TARAI BANGUN KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR Jesi Alexander Alim dan Jalinus – FKIP PGSD Universitas Riau Pekanbaru PEMBELAJARAN TEKNIK VOKAL PADA PADUAN SUARA LAGU HYMNE GURU DI SMPN 1 TOAR KECAMATAN GUNUNG TOAR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU Nurmalinda – FKIP Universitas Islam Riau Pekanbaru