Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, PELUANG BERTUMBUH DAN PROFITABLITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
Damayanti Dosen Jurusan Administrasi Bisnis FISIP Universitas Lampung ABSTRACT Every company needs a source of funding for operational activities of the company. Source of funds can be obtained from internal sources (retained earnings) and can be from external companies, ie loans, so that company must determine the right composistion of capital structure from the various funding sources. In determining the appropriate capital structure, the company must consider several factors from the characteristic of the company, such as asset structur, firm size, growth opportunities and company profitability. By using multiple regression analysisi with SPSS software, this study aims to determine influence both simultaneously and partially of assets structure, firm size, growth opportunity and profitability on the capital structure in the pharmaceutical companies listed on the Indonesian Stock Exchange. The result showed that there was a good influence both simultaneously and partially between asset structure, firm size, growth opportunities and profitability on the capital structure. Keyword: asset structure, firm size, growth, profitability , capital structure
mengatasi keterbatasan dana itu, perusahaan harus mencari sumbersumber pendanaan yang dapat menyediakan dana dalam jumlah besar untuk membiayai investasi baru. Indonesia sebagai negara dengan penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa sebenarnya memiliki pasar atau kebutuhan akan obat-obatan yang cukup banyak. Kondisi makro ekonomi yang belum sepenuhnya membaik merupakan masalah yang dihadapi oleh industri makanan dan minuman dalam negeri. Industri obata-obatan termasuk industri yang sangat pending dalam suatu negara, karena perusahaanperusahaan ini menghasilkan produk kebutuhan manusia akan obat yang
I. PENDAHULUAN 1.1.
Latar belakang Dalam menjalankan operasional perusahaan, setiap perusahaan memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar pula agar mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi sehingga tetap unggul dan dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Di satu sisi, seringkali perusahaan memiliki keterbatasan dana, sehingga menjadi salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan perusahaan menjadi perusahaan besar dan memiliki keunggulan bersaing atas produkproduk yang dihasilkannya. Dalam
17
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
tetap dibutuhkan oleh masyarakat setiap waktu, apalagi jika tingkat kesehatan masyarakat semakin menurun, sehingga industri ini akan tetap survive dan paling lama tahan terhadap krisis dibandingkan dengan sektor lain. Persaingan antar dunia usaha juga berpengaruh pada industri ini, sehingga perusahaan dihadapkan pada satu keputusan penting dalam bidang keuangan, yaitu masalah pendanaan dalam rangka pengembangan usaha untuk memenuhi permintaan dan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Dengan adanya pemenuhan dan penggunaan dana yang seimbang diharapkan perusahaan mampu mengatasi segala bentuk permasalahan yang ada, khususnya yang diakibatkan oleh kondisi makro. Dalam pelaksanaan dan pengembangan usaha, perusahaan memerlukan modal yang secara umum terdapat dua bentuk dasar pembiayaan pada perusahaan. Yaitu modal sendiri yang berarti sumber intern dan hutang yang berarti sumber ekstern. Sumber intern yaitu dana yang berasal dari dalam perusahaan adalah pemenuhan kebutuhan modal diambilkan dari dana yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri. Dalam hal ini sumber intern sering disebut sebagai sumber utama untuk membiayai investasi aktiva tetap atau pengeluaran modal. Namun dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri jumlahnya terbatas sekali sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, perusahaan berusaha mencari tambahan dana yang berasal dari sumber dana ekstern yaitu dana dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada kreditur atau melalui pasar modal (mengeluarkan saham). Dalam kenyataannya huStruktur Aktiva bank tetap menjadi tumpuan pembelanjaan perusahaan.
Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Menurut Martono (2005), struktur modal merupakan perbandingan atau imbalan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan Struktur Aktiva jangka panjang terhadap modal sendiri. Pendanaan dalam arti luas meliputi semua aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Untuk memperoleh modal tersebut, perusahaan harus membayar biaya. Biaya tersebut bisa bersifat eksplisit maupun implisit. Bagi dana yang berasal dari huStruktur Aktiva maka biaya modalnya mudah diidentifikasikan, yaitu biaya bunga. Sedangkan bagi dana yang berbentuk modal sendiri, biayanya tidak tampak yang biasanya berbentuk keuntungan yang disyaratkan. Salah satu tugas manajer keuangan adalah menentukan struktur modal yang tepat, yaitu biaya modal (cost of capital) minimal yang dapat menghasilkan tingkat return on equity yang tinggi. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas terutama dengan besarnya huStruktur Aktiva, maka beban tetap yang harus diStruktur Aktivagung oleh perusahaan semakin besar yang akan menambah risiko tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran huStruktur Aktiva perusahaan.
18
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut Brigham, et al (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Sedangkan menurut Weston, et al (1994), beberapa faktor yang mempengaruhi modal perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas, kondisi pasar, kondisi internal perusahaaan dan fleksibilitas perusahaan. Beberapa peneliti telah melakukan pengamatan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal, di antaranya adalah Shah dan Khan (2007) menganalisa tenStruktur Aktiva variable-variabel yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di KSE, Pakistan pada perioden 1994 sampai 2002. penelitian ini menggunakan 6 variabel untuk mengukur pengaruh terhadap rasio leverage. Tiga dari variabel berhubungan secara signifikan terhadap rasio leverage sedangkan tiga variabel lainnya tidak berhubungan secara signifikan terhadap rasio huStruktur Aktiva. Hasil penelitian membuktikan prediksi dari trade-off theory dalam hal variabel Struktur Aktivaibility, sedangkan earning volatility (EV) dan variabel non-debt tax shields (NDTS) tidak membuktikan trade-off theory. Variabel GT (GT) memperkuat agency theory hypotesis,
sedangkan profitability (PF) membuktikan prediksi dari pecking order theory. Variabel size perusahaan (SZ) tidak pemperkuat prediksi dari trade-off theory begitu juga dengan asymmetry of information theory. Penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, di mana variabel yang diteliti pengaruhnya adalah variabel Struktur Aktivaibility of asset (STRUKTUR AKTIVA), ukuran perusahaan (SIZE), peluang bertumbuh (GROWTH), profitabilitas (Return on Assets/ROA) terhadap struktur modal perusahaan pada perusahaan farmasi yang listing di BEI. Dengan mengetahui pengaruh beberapa variabel terhadap struktur modal, dapat membantu perusahaan farmasi dalam mengkombinasikan sumber dana yang ada dengan biaya seminimal mungkin dan menguntungkan. Mengingat banyaknya manfaat yang dapat diberikan mengenai informasi pengaruh dari variabel-variabel tersebut maka penulis berusaha membuat analisa pengaruh variabel-variabel tersebut kepada struktur modal perusahaan perusahaan farmasi yang go public dengan mengangkat sebuah judul: “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Farmasi yang Listing di Bursa Efek Indonesia” 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah faktor-faktor tangibility of asset (STRUKTUR AKTIVA), ukuran perusahaan (SIZE), peluang bertumbuh (GROWTH), profitabilitas (Return on Assets/ROA) perusahaan baik secara simultan berpengaruh
19
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
2.
terhadap struktur modal pada perusahaan farmasi yang listing di BEI? Apakah faktor-faktor tangibility of asset (STRUKTUR AKTIVA), ukuran perusahaan (SIZE), peluang bertumbuh (GROWTH), profitabilitas (Return on Assets/ROA) perusahaan baik secara parsial berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan farmasi yang listing di BEI?
(Return on Assets/ROA), secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan farmasi yang listing di BEI. H2: Terdapat pengaruh yang signifikan variabel Struktur aktiva, ukuran perusahaan (SIZE), peluang bertumbuh (GROWTH), dan profitabilitas (Return on Assets/ROA), secara parsial terhadap struktur modal pada perusahaan farmasi yang listing di BEI.
1.3 Tujuan Penelitian Seperti yang telah diungkapkan pada pendahuluan dan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah variabelvariabel Tangibility of asset (STRUKTUR AKTIVA), ukuran perusahaan (SIZE), peluang bertumbuh (GROWTH), profitabilitas (Return on Assets/ROA) baik secara simultan memiliki pengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur farmasi yang listing di BEI. 2. Untuk mengetahui apakah variabelvariabel Tangibility of asset (STRUKTUR AKTIVA), ukuran perusahaan (SIZE), peluang bertumbuh (GROWTH), profitabilitas (Return on Assets/ROA) baik secara parsial memiliki pengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur farmasi yang listing di BEI.
II. METODE PENELITIAN 2.1 Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bersifat kuantitatif karena obyek penelitian yang digunakan pada perusahaan dalam suatu industri dengan kurun waktu tertentu dengan mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan perusahaan dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah hypotesis testing yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal. Hypotesis testing berusaha mengidentifikasi fakta atau peristiwa sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel terikat) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel bebas).
1.4. Hipotesis H1: Terdapat pengaruh yang signifikan 2.2 Populasi dan Sampel variabel Struktur aktiva, ukuran Populasi diartikan sebagai perusahaan kumpulan elemen yang mempunyai (SIZE), peluang bertumbuh karakteristik tertentu yang sama dan (GROWTH), dan profitabilitas mempunyai kesempatan yang sama
20
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Farmasi yang listing di BEI periode 2004-2008 yang berjumlah 9 perusahaan. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling atau juga dikenal dengan Judgment Sampling. Teknik Purposive Sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel non probabilitas, dimana teknik penentuan sampelnya dilakukan berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2006, 78). Pengambilan sampel untuk dapat mencerminkan hasil penelitian yang akurat, maka kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut: 1. Semua perusahaan manufaktur farmasi yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan laporan keuangan lengkap secara kontinyu kepada BEI pada periode 2004 sampai dengan 2008. 2. Memiliki laba yang positif tiap tahun pengamatan, yaitu periode 2004 sampai dengan 2008. Dari penjelasan sebelumnya, maka didapatkan 8 perusahaan yang menjadi objek penelitian yang adalah sebagai berikut, yaitu: 1) PT. Bristol-Myers squibb Indonesia Tbk. 2) PT. Darya-Varia laboratoria Tbk. 3) PT. Indofarma (Persero) Tbk. 4) PT. Kalbe Farma Tbk. 5) PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. 6) PT. Merck Indonesia Tbk. 7) PT Pyridam Farma Tbk. 8) PT Tempo scan Pacific Tbk.
digunakan adalah metode dokumentasi atau disebut juga metode arsip (archival research). Data sekunder ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory yang diterbitkan oleh BEI, situs resmi BEI di www.jsx.co.id, dan data tenStruktur Aktiva indeks ungkapan wajib dari Bapepam. Selain itu peneliti juga menggunakan sumber informasi yang berasal dari media cetak maupun elektronik diantaranya adalah koran dan berita televisi.
2.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 32). 2.4.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Variabel terikat (dependent) : Y Yang menjadi variabel terikat di sini adalah struktur modal: Y. 2. Variabel bebas (independent): X a. Tangibility of asset (STRUKTUR AKTIVA) : X1 b. ukuran perusahaan (SIZE) : X2 c. peluang bertumbuh (GROWTH) : X3 d. profitabilitas (Return on Assets/ROA) : X4 2.4.2 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel di atas adalah: 1. Variabel terikat (dependent) : Y Dalam penelitian ini, variabel terikat yang digunakan adalah struktur modal. Struktur modal didefinisikan sebagai sumber pendanaan untuk
2.3 Metode pengumpulan data Sesuai dengan jenis data dalam penelitian ini, yaitu data sekunder, maka metode pengumpulan data yang
21
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
pembiayaan yang bersifat permanen. Struktur modal diukur dengan membandingkan total kewajiban dengan jumlah antara total kewajiban dengan nilai ekuitas. Ukuran ini mengacu pada pendapat Van Horne (1998, 474)
Pertumbuhan Penjualan = Penjualan t Penjualan t 1 Penjualan t -1 d. Profitabilias (ROA) : X4 Profitabilitas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Pada penelitian ini, profitabilitas diukur dengan Hutang Jangka Panjang menggunakan rasio antara EBIT Struktur Modal Modal Sendiri dengan Total Aset. (Huang , 2002) EBIT Profitabilitas = Total Aset 2. Variabel bebas (independent) : X Yang menjadi variabel bebas di sini 2.5 Metode Analisis Data adalah: a. Tangibility of assets 2.5.1 Analisis Inferensial Teknik analisis inferensial yang (STRUKTUR AKTIVA): X1 Tangibility didefinisikan sebagai digunakan dalam penelitian ini adalah komposisi aktiva perusahaan model multi regresi linier atau regresi yang akan menunjukkan linier berganda. Menurut (R. Gunawan 2005:160), model seberapa besar aset perusahaan Sudarmanto, dapat digunakan sebagai jaminan persamaan regresi berganda adalah: untuk mendapatkan pinjaman. Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ ...+ ε Menurut (Bevan dan Danbolt , Maka berdasar model contoh di 2000) perhitungan struktur model persamaan regresi aktiva dapat dirumuskan sebagai atas, berganda pada penelitian ini diajukan berikut : sebagai berikut: Aktiva Tetap Struktur Aktivaibility= Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ Total Aktiva ε b. Ukuran Perusahaan (SIZE): X2. Keterangan : Ukuran perusahaan merupakan Y = Struktur modal cerminan besar kecilnya α = Konstanta perusahaan yang diukur dengan β β β β β β = Koefisien regresi 1, 2, 3, 4, 5, 6 logaritma natural dari Sales. X = Struktur Aktivaibility of asset 1 (Huang , 2002) (STRUKTUR AKTIVA) Ukuran Perusahaan = X2 = ukuran perusahaan (SIZE) Ln Net Sales X3 = peluang bertumbuh c. Peluang Bertumbuh (GROWTH): (GROWTH) X3 X4 = profitabilitas (Return on Peluang Bertumbuh didefinisikan Assets/ROA) sebagai tingkat keberhasilan kinerja ε = Kesalahan pengganggu perusahaan dalam satu periode tertentu. Formulasi dari Dari model persamaan yang telah pertumbuhan penjualan yang dibentuk, akan dapat digunakan untuk digunakan pada penelitian ini memprediksi pengaruh antara beberapa berdasarkan pendapat Weston dan variabel bebas terhadap variabel terikat Copeland (Terjemahan, 1997:243) dengan melihat besarnya koefisien (β)
22
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
masing-masing variabel bebas. Agar model regresi tersebut dapat digunakan untuk estimasi, maka harus memenuhi asumsi kasik, karena itu menurut Algifari (2000 ; 83) model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Squares/OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator tidak bias terbaik (Best Linear Unbias Estimator/BLUE). Asumsi klasik yang dianggap penting untuk diuji adalah: (1) Uji Normalitas, (2) Uji NonMultikolinieritas, (3) Uji NonHeterokedastisitas, dan (4) Uji NonAutokorelasi.
H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan b) Jika thitung < t tabel atau nilai p-value t test sebesar > 0,005, maka artinya H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan B. Uji Hipotesis 2 (Penentuan variabel bebas yang berpengaruh dominan) Untuk mengetahui variabel bebas apakah yang dominan mempengaruhi struktur modal dapat dilakukan dengan melihat koefisien β standar yang terbesar. Jadi, untuk menentukan mana yang berpengaruh dominan terhadap struktur modal dari kedelapan variabel bebas adalah dengan membandingkan nilai koefisien β standarnya masingmasing, dimana yang terbesar adalah yang dominan. Menurut Sritua Arief dalam Alfred (2008:87), untuk menentukan variabel bebas yang paling menentukan (dominan) dalam mempengaruhi nilai variabel terikat dalam suatu model regresi linear, maka digunakan koefisien Beta (Beta Coefficient). Koefisien tersebut disebut standardized cofficient.
2.5.2 Pengujian Hipotesis A. Uji Hipotesis 1 Pengujian Secara Simultan Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan dilakukan dengan menerapkan uji F statistik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian ini meliputi : a) Jika Fhitung > F tabel atau nilai pvalue F test sebesar < 0,05, maka artinya H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terdapat pengaruh yang signifikan b) Jika Fhitung < F tabel atau nilai pvalue F test sebesar > 0,005, maka artinya H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga tidak terdapat pengaruh yang signifikan
2.5.2.1 Interpretasi Koefisien Determinasi (R2) Menurut Gujarati (1997:99), R2 mengukur besarnya proporsi (bagian) atau prosentase total variasi dalam variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas dalam model regresi. Nilai R2 berada pada range 0 sampai 1. Jika R2 mendekati 1, maka variabel bebas secara simultan semakin mempunyai pengaruh yang kuat dalam menjelaskan variansi variabel terikat. Sedangkan bila R2 semakin mendekati 0, maka variabel bebas semakin lemah pengaruhnya untuk menjelaskan variansi variabel terikat atau dengan
Pengujian secara parsial Pengujian hipotesis mengenai pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji t statistik (uji dua sisi). Adapun langkahlangkah pengujian t statistik adalah sebagai berikut : a) Jika thitung > t tabel atau nilai p-value t test sebesar < 0,05, maka artinya
23
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
kata lain variabel terikat dijelaskan oleh sebagian besar variabel bebas di luar penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan empat buah alat uji yaitu: a. Uji Normalitas Hasil pengujian untuk membuktikan distribusi normal pada model yang digunakan. Hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1. sebagai berikut:
III. Hasil dan Pembahasan 3.1 Analisis Inferensial 3.1.1 Uji Asumsi Klasik
Tabel 1. Uji Normalitas K-S Z*
Variabel
2 tailed p.**
Pengaruh Struktur Aktiva (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3), ROA (X4), VOLTY (X5) dan NDTS (X6), terhadap 0.822 Struktur Modal (Y) Sumber Data: Data primer yang diolah Lampiran 1 Keterangan: *K-S Z : Kolmogorov-Smirnov test Z **2 tailed p. : Asymp. Sig. 2-tailed
0.508
Asumsi kenormalan nilai residual 0.05 (0.508 > 0.05) sehingga bisa perlu diuji untuk membuktikan apakah dilakukan regresi dengan Model nilai residual berada di sekitar nilai nol. Linear Berganda. Hasil uji dengan Kolmogorov-Smirnov b. Uji Non-Autokorelasi memang terbukti bahwa nilai residual Untuk mendiagnosis adanya mengikuti sebaran normal karena Asymp.sig (2-tailed) > 0.05. Tampak autokorelasi dalam suatu model regresi hasil dari perhitungan Kolmogorov- dilakukan pengujian melalui nilai uji Smirnov Test sudah menunjukkan Durbin-Watson. Berikut hasil perhitungan Durbindistribusi yang normal pada model yang digunakan serta ditunjukkan oleh Watson dengan menggunakan regresi : nilai probabilitas yang lebih besar dari Tabel 2 Pengujian Asumsi Autokorelasi Pengaruh STRUKTUR AKTIVA (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3), ROA (X4), VOLTY (X5) dan NDTS (X6), terhadap Struktur Modal (Y) dl Nilai 1,822
du
4-du
4-dl
dw
Interprestasi
2.178
2,279
2,715
1,953
Tidak ada autokorelasi
Sumber data : Data primer yang diolah Lampiran 2 Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 50 - Dependent Variabel Struktur Modal (Y)
24
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
Angka Durbin-Watson sebesar 1.953, untuk mendekati autokorelasi bisa dilihat dari tabel Durbin-Watson. Jika nilai Durbin-Watson berada diantara du dan 4-du berarti tidak terjadi autokorelasi. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai dari uji Durbin-Watson untuk semua variabel adalah 1.953 yaitu lebih besar dari 1.822 dan lebih kecil dari 2.178 yang
ditunjukkan dengan du < dw < 4-du : (1.822 < 1.953 < 2.178). Hal ini berarti pada model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi. c. Uji Non-Multikolinieritas uji non multikolinieritas dalam penelitian ini diperoleh VIF seperti pada tabel 2. sebagai berikut :
Tabel 3. Uji Multikolinieritas Variance Inflation Factor (VIF) Variabel Independen
NILAI VIF
KETERANGAN
Struktur Aktiva (X1) 2.399 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel SIZE (X2) 1.969 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel GROWTH (X3) 1.085 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel ROA (X4) 1.389 Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel Sumber Data : Data primer yang diolah Lampiran 3 Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 50 Dependent Variabel Struktur Modal (Y) Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk semua variabel tidak terjadi multikolinieritas, hal ini ditunjukkan dengan nilai VIF lebih kecil dari 5.
adanya problem heterokedastisitas pada residual. Bedasarkan hasil scatterplot pada gambar 1., pencaran data tidak menunjukkan satu pola tertentu. Pencaran menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak adanya problem heterokedastisitas.
d. Uji Homokedastisitas Pemeriksaan uji asumsi keempat adalah homokedastisitas atau tidak Gambar 1. Uji homokedastisitas
Sumber: data diolah 25
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
A. Analisis Regresi Linier Berganda 1. Hasil analisis Regresi
Tabel 3. Hasil Regresi Model Summaryb Model
R
Adjusted R Square
R Square
Std. Error of the Estimate
a
1 .723 .523 .469 ,38042 a. Predictors: (Constant), Profit, Size, Growth, Struktur Aktiva b. Dependent Variable: Struktur Modal
1). Angka R sebesar 0.723 menunjukkan hubungan yang kuat (mendekati 1) antara variabel Struktur Aktiva (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3), dan Profit (X4) dengan Struktur Modal (Y).
Y dapat dijelaskan oleh variabel Struktur Aktiva (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3), dan Profit (X4). Sedangkan sisanya (100% 52.30% = 47.7%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain yang tidak masuk ke dalam model.
2). R square adalah 0.523. Hal ini berarti 52,30% variabel
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Secara Simultan ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
5.555
4
1.389
Residual
5.065
35
.145
F 9.596
Sig. .000a
Total 10.620 39 a. Predictors: (Constant), Profit, Size, Growth, Struktur Aktiva b. Dependent Variable: Struktur Modal Dari uji Anova atau F test pada tabel 4. di atas, didapat angka p-value F test sebesar 0,000 (<0,05), maka hipotesis nol ditolak yang berarti bahwa secara keseluruhan variabel
independen mempunyai hubungan linier dengan variabel dependen. Sehingga model regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel Y, atau dapat dikatakan, variabel STRUKTUR
26
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
AKTIVA (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3) dan PROFIT (X4) secara bersamasama berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel Y.
Variabel dependen pada regresi ini adalah Struktur Modal (Y) sedangkan variabel bebasnya adalah STRUKTUR AKTIVA (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3), dan ROA (X4) Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah sebagai berikut : Y= 3.366 – 2.722X1 - 0.131 X2 + 0.830 X3 - 2.334 X4
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui hubungan Variabel STRUKTUR AKTIVA (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3), ROA (X4), terhadap Struktur Modal (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 5.
Tampak pada persamaan tersebut menunjukkan angka yang signifikan pada pada semua variabel independen.
Tabel 5 Hasil Analisis Regresi Secara Parsial Variabel Unstandardized T hitung Coefficients (B) (Constant) 3,366 STRUKTUR AKTIVA (X1) -2,722 -5,014 SIZE (X2) -0,131 -2,174 GROWTH (X3) 0,830 3,308 ROA (X4) -2,334 -4,834 R R Square F hitung Sign. F
= = = = =
Sig. Keterangan 0.372 0.000 0.016 0.021
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
0,723 0.523 9,596 0.000 0.05
Sumber data : Data primer yang diolah Lampiran 5 Keterangan : - Jumlah data (observasi) = 40 - Dependent Variabel Y * signifikan pada level 5 % berpengaruh terhadap struktur modal (Y). Berikut ini hasil perhitungan F, t, dan R2.
2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji ada dua dengan menggunakan multiple regresion. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variabel STRUKTUR AKTIVA (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3), dan ROA (X4)
A. Pengujian Hipotesis Pertama Untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh 27
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat digunakan uji signifikasi value F. Kita dapat melihat dari tabel 4 pada halaman sebelumnya untuk menunjuk kepada hasil uji signifikasi value F
menunjukkan Ho diterima. Hasil ini memperlihatkan bahwa variabel STRUKTUR AKTIVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. b. Variabel SIZE
Berdasarkan tabel 4, untuk melihat pengaruh secara serentak dari STRUKTUR AKTIVA (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3), dan ROA (X4) terhadap Struktur Modal (Y). Pada pengujian ini terdapat pengaruh secara serentak atau simultan dari STRUKTUR AKTIVA (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3), dan ROA (X4) terhadap Struktur Modal (Y) ditunjukkan dengan besarnya didapat angka p-value F test sebesar 0,000 (<0,05), maka hipotesis nol ditolak yang berarti bahwa secara keseluruhan variabel independen mempunyai hubungan linier dengan variabel dependen. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan dari Variabel STRUKTUR AKTIVA (X1), SIZE (X2), GROWTH (X3), dan ROA (X4) terhadap struktur modal (Y). Dengan demikian pengujian menunjukkan HA diterima.
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai p-value sebesar 0.037. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai significant-t lebih kecil dari 0.05 (0.037 < 0.05). Dengan demikian pengujian menunjukkan Ho ditolak. Hasil ini memperlihatkan bahwa variabel SIZE berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. c. Variabel GROWTH Variabel peluang bertumbuh memiliki nilai p-value t statistic sebesar 0.02. Nilai ini menunjukkan bahwa significant-t lebih kecil dari 0.05 (0.002 < 0.05). Dengan demikian pengujian menunjukkan Ho ditolak. Hasil ini memperlihatkan bahwa variabel GROWTH berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. d. Variabel ROA Variabel profitabilitas memiliki nilai p-value t statistik sebesar 0.000. Nilai ini menunjukkan bahwa nila significant-t lebih kecil dari 0.05 (0.000 < 0.05). Dengan demikian pengujian menunjukkan Ho ditolak. Hasil ini memperlihatkan bahwa variabel ROA berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
B. Pengujian Hipotesis Kedua Untuk menunjukkan apakah variabel bebas secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat maka digunakan uji t dan koefisien Beta yang telah distandarisasi. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pvalue t statistic lebih kecil dari 0.05. Berdasarkan table 5, berikut ini hasil pengujian uji t pada taraf signifikansi 5%, : a. Variabel STRUKTUR AKTIVA
4.3 Implikasi Hasil Penelitian Implikasi dari hasil penelitian pada perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi periode 2004 sampai 2008 yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Dari pengujian yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel Struktur Aktiva (X1), ukuran perusahaan (X2), peluang bertumbuh (X3), dan profitabilitas
Variabel Struktur Aktiva memiliki nilai p-value sebesar 0.000. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai significant-t lebih kecil dari 0.05 (0.000 > 0.05). Dengan demikian pengujian
28
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
(X4), berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal (Y). Hal ini berarti berarti variabel-variabel tersebut berpengaruh secara bersama-sama terhadap struktur modal. 2. Variabel STRUKTUR AKTIVA Variabel Struktur aktiva dapat diartikan sebagai nilai aktiva tetap perusahaan yang dapat dijadikan sebagai agunan kepada pihak kreditur guna memperoleh persetujuan pemberian pinjaman. Dalam penelitian ini, nilai Struktur Aktiva berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil analisis diatas konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huang (2002) yang meneliti lebih dari 1000 perusahaan yang terdaftar di Cina di atas tahun 2000. Hanya saja arah hubungannya memiliki perbedaan. Hasil penelitian Huang (20020 mnunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara struktur aktiva terhadap struktur modal, sedangankan penelitian ini mengahasilkan adanya pengaruh negatif signifikan antara struktur aktiva terhadap struktur modal yang berarti perusahaan menganut pecking order theory di mana lebih mendahulukan laba ditahan dibandingkan hutang dalam mendapatkan sumber dananya. 3. Variabel SIZE Pengujian ukuran perusahaan terhadap struktur modal menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang significant dengan arah negatif terhadap struktur modal. Hal ini berarti jika perusahaan memiliki ukuran yang besar maka jumlah hutang akan berkurang. Hasil penelitian ini konsisten
dengan pecking orer theory yang menyatakan bahwa perusahaan dalam memilih sumber pendaaan lebih mendahulukan sumber dana internal (laba ditahan). Dengan semakin besarknya ukuran perusahaan, yang ditandai dengan hasil penjualan yang meningkat, maka mengidentifikasi bahwa besarnya ukuran perusahaan tersebut membuat perusahaan mengurangi jumlah hutangnya, karena perusahaan lebih mengutamakan sumber dana initernalnya dibandingkan dengan dana ekternal. 4. Variabel GROWTH Pengujian variabel peluang bertumbuh terhadap struktur modal menunjukkan hasil bahwa peluang bertumbuh mempunyai pengaruh yang significant dengan arah positif terhadap struktur modal. Semakin meningkatnya pertumbuhan perusahaan khususnya adanya pertumbuhan penjualan menyebabkan perusahaan membutuhkan penambahan modal. Sedangkan para kreditur dalam memberikan pinjaman cenderung melihat pertumbuhan perusahaan sebagai pertimbangannya. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin mudah bagi perusahaan mendapatkan dana dalam bentuk hutang. Hasil penelitian diatas konsisten dengan penelitian terdahulu seperti Huang (2002) yang mengemukakan bahwa peluang bertumbuh yang diproksikan oleh pertumbuhan penjualan berpengaruh secara positif terhadap struktur modal perusahaan. Hasil dari penelitian ini ternyata sesuai dengan teori, dimana
29
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
5.
semakin tinggi pertumbuhan penjualan maka semakin tinggi pula penggunaan hutang jangka panjang oleh perusahaan yang akhirnya mempertinggi struktur modal. Semakin tinggi pertumbuhan penjualan perusahaan maka dibutuhkan banyak dana untuk membiayai penjualannya, dimana dibutuhkan lebih banyak huStruktur Aktiva untuk membiayai penjualannya dan akhirnya meningkatkan nilai struktur modalnya. Variabel profitabilitas Hasil pengujian profitabilitas dengan menggunakan variabel profitabilitas terhadap struktur modal menunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang significant dengan arah negatif terhadap struktur modal. Kondisi ini memberikan suatu makna bahwa tingkat profitabilitas dalam perusahaan mempengaruhi struktur modalnya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi berarti memiliki laba ditahan yang tinggi yang merupakan sumber dana internal perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menggunakan laba ditahan tersebut untuk penambahan modalnya. Hal ini membuat perusahaan dapat mengurangi jumlah huStruktur Aktivanya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Pecking Order Theory (Myers, 1984), dimana perusahaan lebih menyukai menggunakan pembiayaan laba ditahan, kemudian baru huStruktur Aktiva sedang terakhir adalah modal eksternal dengan penjualan saham. Hasil analisis diatas konsisten dengan Bevan (2000) dan Shah & Khan (2007) yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki
hubungan negatif dan signifikan dengan total debt. Maksudnya jika profitabilitas perusahaan tinggi, perusahaan akan mampu mendanai usahanya dengan menggunakan laba ditahan yang merupakan sumber dana internal perusahaan, sehingga tidak memerlukan huStruktur Aktiva. Jadi semakin tinggi profitabilitas semakin kecil struktur modalnya. Pendapat ini juga dinyatakan oleh Huang (2002), perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan huStruktur Aktiva yang relatif kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang sangat menguntungkan memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan huStruktur Aktiva. Penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian Benerjee et al.(2000), Kaaro (2001) dan Arisanti (2003) yang menghasilkan suatu kesimpulan bahwa suatu profitabilitas mempunyai arah negatif dan berpengaruh significant terhadap kebijakan pendanaan. Kesimpulan hasil penelitian diatas yaitu dengan semakin besar perolehan rasio return on assets yang dimiliki akan mengurangi jumlah hutang perusahaan. Sebaliknya bila rasio ROA perusahaan mengalami penurunan maka hutang yang dimilki perusahaan juga akan semakin meningkat. IV. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil dari uji F, dapat dibuktikan bahwa variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang
30
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
bertumbuh dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. 2. Secara parsial hasil dari uji t, dapat diketahui bahwa variabel struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh dan profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas.
Brigham, Eugene F. & Joel F. Houston, 1998, Manajemen Keuangan Buku 2, Terjemahan oleh Herman Wibowo, 2001, Erlangga, Jakarta. Gujarati, Damodar, 1978, Basic Econometrics, Terjemahan Sumarno Zain ,1997, McGrawHill, Inc, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga. Jakarta.
Saran 1. Perusahaan hendaknya menjadikan faktor struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh dan profitabilitas sebagai faktor penentu dalam menentukan komposisi struktur modal yang tepat bagi perusahaan. 2. Peneliti yang akan datang dapat menambah faktor-faktor selain struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh dan profitablitas dalam penentuan struktur aktiva yang tepat.
Huang S., & Song F., 2002, The Determinant of Capital Structure: Evidence from China, China Economic Review, Vol.17, Pp.14-36. Indahwati, 2003, Analisis Pengaruh Leverage dan Kebijakan Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan go public di Pasar Modal Indonesia Selama Masa Krisis. Disertasi, Program Studi Manajemen, Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang. Jogiyanto H.M, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 2007, BPFE, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Agus
Sartono, 2001, Keuangan Edisi Yogyakarta.
Manajemen 3, BPFE,
Algifari, 2000, Analisis Regresi Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.
Martono & Agus Harjito, 2005, Manajemen Keuangan, EKONISA, Kampus FE UII, Yogyakarta.
Anto Dajan, 1996, Pengantar Metode Statistik, Jilid Kedua, LP3ES, Jakarta.
Mamduh M. Hanafi, 2004, Manajemen Keuangan, Edisi 2004/2005, BPFE Yogyakarta.
Bevan, Alan A., & Danbolt, Jo., 2000. Dinamics in The Determinants of Capital Structure in The UK. Working Paper 2000/9, Journal of Accounting and Finance, University of Glasgow.
Munita Arisanti, 2003, Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Pendanaan dalam Perspektif Pecking Order Theory (Studi pada Perusahaan Industri
31
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol.1, No.1, Juni 2013, ISSN: 2338-5111
Makanan dan Minuman yang Go Public di Bursa Efek Jakarta). Tesis, Program Studi Manajemen, Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang.
Sudarmanto, Gunawan R., 2005, Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, CV.Alfabeta, Bandung.
Shah, Attaullah & Khan, Safiullah, 2007, Determinants of Capital Structure : Evidence from Pakistani Panel Data. International Review of Business Research Papers, Vol.3 No.4 October 2007 Pp.265-282
Van Horne, James C. & John M. Wachowicz, 1995 , Prinsipprinsip Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Terjemahan oleh Heru Sutojo, Salemba Empat, Jakarta.
Suad Husnan & Eni Pudjiastuti, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, BPFE, Yogyakarta.
Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Banyumedia, Jakarta. Weston, J Fred & Copeland, E Thomas, 1997, Manajemen Keuangan Jilid 2, Edisi 9, Terjemahan oleh A. Jaka Wasana MSM & Kibrandoko MSM, Binarupa Aksara, Jakarta.
32