Jurnal Perspektif Bisnis, Vol. 1 No.2 , Bulan Desember 2013, ISSN: 2338-5111
TECHNOPRENEURSHIP DAN DROP-SHIPPING TINJAUANPERSPEKTIF RISIKO INVESTASI DAN PERSEDIAAN Dian Pane Jurusan Adm. Niaga Politeknik Negeri Ujung Pandang ABSTRACT The purpose of this theoretical study is to examine the theoretical basis of Technopreneurship in drop-shipping which compared with the theory of traditional distribution channels as well as linkages with the theory of supply chain management and inventory investment risk perspective. Furthermore, an analysis of the number of the previous research and then be concluded that drop-shipping at level of e-tailer to be breakthrough in the distribution channel for its used in blackberry messenger applications encourage entrepreneurship desires even though with the limited capital. Ease of running business with a lower risk than conventional channels made the dropshipping as an alternative business option based technology by using the smartphone. Keywords: Technopreneurship, Drop-shipping, E-Tailer, RisikoInvestasidanPersediaan, Blackberry Messenger. hanya dilakukan oleh para pemula dalam bisnis tetapi juga perusahaan besar .
A. Pendahuluan Internet telah memberikan berbagai macam peluang bagi saluran distribusi maupun peluang bisnis. Sebagaimana pendapat Yao et al. (2008) bahwa internet technology has revolutionized distribution channel. Model bisnis baru bermunculan dengan memanfaatkan internet sebagai pengganti atau pelengkap bagi saluran distribusi tradisional melalui strategi distribusi yang inovatif yang dikenal dengan drop-shipping distribution (Chiang dan Feng, 2010). Lebih lanjut, Chiang dan Feng (2010) bahwa The Internet has opened new opportunities for supply chain management, meanwhile posing challenges to the practice of traditional logistics strategies.
Tren drop-shippingmerebak di dunia bisnis online yang memungkinkan siapa saja untuk bisa berbisnis dan memperoleh keuntungan tanpa modal sedikitpun. Berbisnis online memungkinkan adanya transaksi antara penjual dan pembeli, meski tanpa bertatap muka secara langsung. Dalam kegiatan ini, yang dibutuhkan pembeli saat bertransaksi online adalah informasi produk dan adanya kepastian bahwa pesanannya akan diterima sesuai permintaan. Pembeli tidak butuh informasi mengenai siapa penjual dan dari mana produk yang dipesannya berasal. Fenomena keanoniman penjual online ini kemudian berkembang menjadi sebuah tren bisnis yang dikenal dengan nama drop-shipping(Anindya dalam netpreneur.co.id, 2013).
Demikian halnya dengan blackberry messenger, berbagai macam bisnis bermunculan dengan menggunakan aplikasi ini, dari menjual barang eceran sampai dengan produk jasa. Penggunaan aplikasi ini tidak 36
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol. 1 No.2 , Bulan Desember 2013, ISSN: 2338-5111
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Chiang dan Feng (2010) bahwa drop-shipping is an arrangement whereby an e-tailer, who does not hold inventories, processes orders and requests a manufacturer to ship products directly to the end customers.Tren menjadi dropshipper di Indonesia sedang berkembang pesat. Banyak orang yang menganggap kegiatan dropship memiliki sejumlah keuntungan dalam berbisnis online. Sehingga hal tersebut menjadi sebuah peluang bisnis tersendiri yang dapat dijalankan dengan mudah dan membutuhkan modal tidak besar bahkan tanpa modal sekalipun (Netpreneur, 2013).
time and effort, assuming the accompanying financial, psychic,and social risks, and receiving the resulting rewards of monetary andpersonal satisfaction and independence. Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa kewirausahaan adalahproses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dankegiatan disertai modal dan risiko serta menerima balas jasa dan kepuasanserta kebebasan pribadi. Hisrich dan Brush dalam Winardi (2003) menyatakan bahwa kewirausahaanadalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan jalanmengorbankan waktu dan upaya yang diperlukan untuk menanggung risikofinansial, psikologikal serta sosial dan menerima hasil-hasil berupa imbalanmoneter dan kepuasan pribadi sebagai dampak dari kegiatan tersebut.
Hal tersebut dapat mendorong munculnya wirausaha wirausaha dari kalangan pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga dan sebagainya melalui pemanfaatan aplikasi Blackberry Messenger (BBM). BBM sudah dikenal sebagai sebagai salah satu media dalam mobile marketing yang efektif secara personal dapat mendorong penjualan.
Lebih lanjut, Beckman et.al (2012) mendefinisikan techology entrepreneurship adalah sebagai berikut: “Technology entrepreneurship exists when developments in science or engineering constitutea core element of the opportunity that enables the emergence of a venture, market, cluster, or industry. These technical developments may lead to business models that rely on network effects, first mover advantages, technical standards, and declining costs. They may generate substantial market disruption. They may generate substantial market disruption. The value-creating features of technical innovations can be lodged in a new product, activity system, distribution channel, customer segment, or simply intellectual property”
Saat ini ponsel bukan hanya menjadi sarana komunikasi antar sesama pengguna ponsel, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana yang potensial untuk komunikasi pemasaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Karjaluoto et al. (2004) yang menyatakan bahwa sekarang, ponsel menjadi saluran baru yang potensial untuk komunikasi pemasaran, yang menggambarkan minat dari para pemasar dan konsumen untuk mobile marketing. B. Tinjauan Pustaka Menurut Hisrich-Peters (H. Buchari Alma, 2004: 26), Entrepreneuris the process of creating something different with value by devoting the necessary
37
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol. 1 No.2 , Bulan Desember 2013, ISSN: 2338-5111
Sehingga Technopreneurshipmerupakan sinergi yang kuat antara penerapan teknologi sebagai instrumen dan inti dari produk bisnis yang dihasilkan serta jiwa usaha mandiri yang merupakan spirit dari berjalannya bisnis secara kontinu. Technopreneurshipmemiliki semangat untuk membangun suatu usaha yang secara karakter adalah integrasi dari kompetensi penerapan teknologi. Dengan demikian, diharapkan muncul suatu unit usaha yang bersifat teknologis: unit usaha yang secara nyata memanfaatkan teknologi aplikatif dalam proses inovasi, produksi, pemasaran bahkan dalam internal operasi usahanya (Sosrowinarsidiono, 2010).
Drop-shippingdapat dilakukan melalui media smartphone Blackberry. Blackberry adalah bagian dari mobile marketing yang menggunakan media nirkabel yang interaktif yang menyediakan konsumen waktu dan lokasi, personalisasi informasi yang mempromosikan barang, jasa dan ide (Leppäniemi, 2008). Menurut Keown et al (2008) bahwa risiko investasi dalam hal penganggaran modal terdapat risiko yang dialami perusahaan bila mengalami kegagalan dalam hal biaya tidak langsung seperti produksi, penjualan, kualitas serta efisiensi manajemen dapat mendorong peluang kebangkrutan. Sementara risiko persediaan berkaitan erat dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan/manufaktur. Menurut Ahyari (2003) bahwa biaya persediaan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari tiga hal, yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya tetap persediaan.
Kemudian definisi drop-shipping berdasarkan pendapat James (2012) mengungkapkan bahwa “Drop-shipping is a type of retailing where, instead of retailer actually keeping the goods in stock at their own location, they instead pass the order, along with the shipment details from a customer, to a wholesaler”Lebih lanjut James (2012) berpendapat bahwa dalam dropshipping pelakunya sebagai “middleman” atau perantara produk yang diterima konsumen dengan manufaktur yang memproduksi barang.Keyser (2013) menegaskan bahwa: “Drop-shipping can add to the bottom line of any business large or small. Many business thrive off of drop shipping because it cuts down on their overhead. Services can be cut out and staff also when a business is drop shipping. For that reason, business find it economical to drop ship to most of their customers. Drop shipping gives business flexibility in their day to day operations”
C. Pembahasan Perbandingan saluran distribusi tradisional dengan drop-shipping berdasarkan sejumlah penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Perbandingan Saluran Distribusi Tradisional dengan Dropshippingberdasarkan Penelitian Terdahulu Aspek Cost (Biaya)
38
Saluran Distribusi Tradisional (Multi Channel Distribution) Biaya ekspedisi, gudang dan persediaan lebih tinggi (Netessine dan Rudi, 2006)
Drop-shipping Efisiensi Biaya Ekspedisi (Yao et al., 2008) Biaya gudang dan persediaan lebih rendah (Giesen, 2004)
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol. 1 No.2 , Bulan Desember 2013, ISSN: 2338-5111
distribusi yang panjang sehingga hal ini tentunya berpengaruh pada biaya penyimpanan barang maupun pengiriman barang.
Lanjutan Tabel 1. Perbandingan Saluran Distribusi Tradisional dengan Drop-shipping berdasarkan Penelitian Terdahulu Aspek Investment and Inventory Risk (Risiko Investasi dan persediaan)
Price (Harga) dan Profit (Keuntungan)
Saluran Distribusi Tradisional (Multi Channel Distribution) Investasi persediaan dan risiko investasi ditanggung oleh supplier (Gan et al., 2010)
Pelayanan, Harga dan keuntungan yang lebih tinggi diperoleh melalui saluran kovensional/tradisional (Pan et al., 2002)
Drop-shipping
2.
Risiko Investasi Dalam hal produksi barang,stakeholder sebagai penanam modal merupakan pihak pertama yang terkena dampak dari investasi yang gagal melalui operasional perusahaan yang tidak profitable. Perusahaan yang memiliki peran sentral untuk memproduksi hingga memasarkan produk adalah manifestasi dari investasi stakeholder melalui kegiatan strategis maupun taktis. Salah satunya adalah memberikan balas jasa atas investasi yang ditanamkan. Semakin tinggi tingkat balas jasa atas investasi yang diberikan perusahaan maka risiko kegagalan investasi semakin rendah. Sementara pada E-Tailer, investasi modal yang dilakukan sangat rendah dan tidak berkaitan dengan internal manajemen perusahaan. Investasi semata dilakukan sebagai modal untuk menjalankan usaha drop-shipping. Bahkan, dapat dilakukan tanpa modal sekalipun.E-Tailer dapat memanfaatkan media teknologi seperti smartphone Blackberry melalui aplikasi Blackberry Messengeruntuk melakukan promosi maupun transaksi.
3.
RisikoPersediaan Hal ini lebih lanjut dipaparkan dalam hasil penelitian Chiang dan Feng (2010) yang mengungkapkan bahwa drop-shipping is an arrangement whereby an e-tailer, who does not hold inventories, processes orders and requests a manufacturer to ship products
Investasi rendah sehingga risiko kecil (Netessine dan Rudi, 2006) karena berfokus pada pelanggan dan pemasaran (Gan et al., 2010). Tidak diperlukan adanya kapabilitas dalam investasi dan tidak ada risiko persediaan (Nettesine dan Rudi, 2006) Menyediakan harga yang lebih rendah/kompetitif sehingga keuntungan lebih sedikit (The Economist, 1999; Bakos, 1997, 1998; Cao dan Zhao, 2004)
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa penelitian tentang drop-shipping telah banyak dikaji, terutama berkaitan dengan empat aspek yaitu biaya, risiko investasi dan persediaan, harga dan keuntungan. 1.
Cost (Biaya) Pada saluran tradisional terlihat jelas bahwa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang hingga pengiriman barang ke konsumen menjadi tanggung jawab produsen.Hal ini menyebabkan biaya pengiriman/ekspedisi maupun persediaan menjadi lebih tinggi sementara dengan model bisnis drop-shipping hal tersebut dapat dikurangi. Pemesanan konsumen langsung ke produsen melalui ETailer mengurangi saluran 39
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol. 1 No.2 , Bulan Desember 2013, ISSN: 2338-5111
directly to the end customers.Dengan demikian, pelaku drop-shipping tidak menyimpan barang karena barang langsung dikirim dari manufaktur ke tangankonsumen. Hal ini berarti bahwa E-Tailerdapat dilakukan tanpa mengadakan stok barang sebagai persediaan sehingga biaya persediaan dapat ditekan, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.
diberikan produsen terhadap produk yang dijual karena E-Tailer memposisikan diri menawarkan harga produk yang lebih rendah dari harga pasaran. Hal ini untuk menarik minat konsumen melakukan pembelian melalui media seperti internet/websites dan smartphone ie. Blackberry.
Gambar 1. Perbandingan Distribusi Tradisional dengan Drop-shipping Sumber: Chiang dan Feng, 2010. 4.
Price dan Profit Pan et al (2002) berpendapat bahwa the channel competition and argue that the traditional retailer may provide better service, charge a higher price and earn greater profit than the pure-play e-tailer. Harga maupun keuntungan lebih banyak dapat diperoleh melalui saluran konvensional/tradisional dibandingkan melalui e-tailer. Sebagaimana pendapat Chao dan Zhao (2004) bahwa harga yang ditawarkan lebih rendah sehingga profit (keuntungan) juga lebih rendah.E-Tailer menanfaatkan diskon maupun komisi yang
D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan perspektif biaya, risiko investasi, risiko persediaan serta keuntungan dapat diketahui bahwa drop-shipping dapat dijadikan sebagai peluang bisnis berbasis teknologi (technopreneurship)untuk berbagai kalangan khususnya bagi pemula dan pebisnis ukm. Pemanfaatan media smartphone Blackberry melalui Blackberry Messenger merupakan salah satu media penjualan yang populer. Meskipun bisnis tersebut dari segi pendapatan dan keuntungan masih relatif lebih kecil. Hal ini dinilai wajar karena drop-shipping merupakan bagian
40
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol. 1 No.2 , Bulan Desember 2013, ISSN: 2338-5111
dari reseller yang memperoleh keuntungan dari komisi ataupun seberapa banyak produk yang terjualdan bukan sebagai pemilik sumber daya. Akan tetapi, model bisnis tersebut dapat dijadikan bisnis alternatif dengan risiko rendah. 2. a.
b.
c.
Beckman, Christine, Kathy Eisenhardt, Suresh Kotha, Alan Meyer, And Nandini Rajagopalan, (2012), Strategic Entrepreneurship, Journal Strat. Entrepreneurship, 6:89–93 Cao, Y., Zhao, H., (2004), Evaluations of E-Tailers’ Delivery Fulfillment:Implications of Firm Characteristics and Buyer Heterogeneity,Journalof Service Research. 6(4):347–360.
Saran Perlu lebih memberikan perhatian terhadap kontrol kualitas barang yang dikirimkan. Hal ini dikarenakan barang langsung dikirim dari manufaktur kepada konsumen. Perusahaan perlu meningkatkan hubungan dengan pelanggan, sehingga terjadi repeat order Perlu meningkatkan komunikasi bisnis antara manufaktur/produsen dengan E-Tailer agar product knowledge dan potensi bisnis dapat dipahami dengan baik.
Chiang , W.K., and Y. Feng, (2010), Retailer Or E-Tailer? Strategic Pricing And Economic-Lot-Size Decisions In A Competitive Supply Chain With DropShipping, Journal of the Operational Research Society, 61:1645 --1653 Gan, X.H., S.P. Sethi, J.Zhou,(2010), Commitment-Penalty Contracts In Drop-Shipping Supply Chains with Asymmetric Demand Information,European Journal of Operational Research, 204:449– 462.
DAFTAR PUSTAKA Ahyari, Agus , (2003), Manajemen Produksi: Perencanaan Sistem Produksi, Buku 1, Yogyakarta: BPFE.
Giesen, L., (2004), Picking Up DropShipping,Internet Retailer, 6(6):30–34.
Alma, H. Buchari, (2004), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan Keenam, Bandung: Alfabeta.
James, Eric D. St. (2012), Running A Profitable Dropshipping Business, KMS Publishing: USA.
Anindya, Mauren, (2013), http://netpreneur.co.id/pahamiuntung-rugi-menjalankan-bisnisdropship/#.UuTLlPsRXMw diakses tanggal 4 Desember 2013.
Karjaluoto, Manne Kesti, Annu Ristola and Timo Koivumäki., (2004), Tracking Consumer Intentions To Use Mobile Services: Empirical Evidence From A Field Trial In Finland,E-businessReview, IV:7680. (“Outstanding Research Paper” Award by the International Academy of E-Business).
-----------, (2013), http://netpreneur.co.id/author/nind y/page/8/ diakses tanggal 4 Desember 2013. Bakos, J.Y. (1998), The Emerging Role of Electronic Market Places on The Internet, Communications of the ACM, 41 (8):35–42.
Keyser, Samuel. (2013), All about Drop-shipping, Clinton Gilkie Publisher: New York.
41
Jurnal Perspektif Bisnis, Vol. 1 No.2 , Bulan Desember 2013, ISSN: 2338-5111
Keown, Arthur J., John D. Martin., J. William Petty., David F. Scott., JR.,(2008), Prinsip dan Penerapan Manajemen Keuangan, Jilid I Edisi Kesepuluh. Jakarta: Penerbit PT Indeks.
Sosrowinarsidiono, (2010), Workshop2.1: ICT Technopreneurship Membangun Sinergi Teknologi dengan Kemampuan Kewirausahaan guna menunjang kemandirian Bangsa, MUNAS: Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer dan Informatika Politeknik Telkom Bandung.
Leppäniemi, M. (2008), Mobile Marketing Communications in Consumer Markets, Academic Dissertation, the Faculty of Economics and Business Administration of the University of Oulu, Finland.
The Economist, (1999), Finance and Economics: Frictions in Cyberspace,TheEconomist, 353(8146):94. Winardi (2003),Entrepreneur & Entrepreneurship, Bogor: Kencana Prenada Media Group.
Netessine, Serguei and Nils Rudi, (2006), Supply Chain Choice on the Internet, Management Science, 52(6):844-864
Yao,
Pan, X., Ratchford, B.T., Shankar, V., (2002), Can Price Dispersion In OnlineMarkets Be Expanded By Differences In E-Tailer Service Quality?, Journal of the Academy of Marketing Science, 30(4):433– 445.
42
Dong-Qing, Hisashi Kuratab, Samar K. Mukhopadhyayc, (2008), Incentives To Reliable Order Fulfillment For An Internet Dropshipping Supply Chain, Int. J. Production Economics,113:324–334.