Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013
ISSN 2088-8031
PERMODELAN KEMAJUAN TAMBANG BATU GAMPING MENGGUNAKAN APLIKASI SURPAC 6.1.2 Studi Kasus : Kegiatan Penambangan Batu Gamping Distrik Arso 1 Kabupaten Keerom
Oleh, Bevie Marcho Nahumury Dosen Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih Jl. Kamp. Wolker Kampus Baru Uncen-Waena-Jayapura
Abstrak Kemajuan Tambang merupakan salah aspek penting perencanaan penambangan, hal ini bertujuan untuk menjadi acuan dasar dalam kegiatan penambangan sesuai dengan metode yang telah ditentukan dan sangat menentukan pit limit desain atau batas penambangan berdasarkan target produksi yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan. Penelitian ini akan memnfaatkan aplikasi surpac 6.2.1 untuk menentukan arah dan model kegiatan penambangan berdasarkan target produksi yang sudah ditentukan oleh pihak perusahaan tambang tersebut. Aktivitas penambangan bahan galian Batu Gamping yang ada di Kabupaten Keerom dari segi teknik, sistem penambangannya kurang baik atau tidak mengikuti aturan-aturan sistem penambangan benar, akibatnya lereng-lereng bukit bekas hasil penembangan tersebut meninggalkan daerah yang curam dan beresiko pada keselamatan kerja karyawan. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana membagi blok penambangan atau block model untuk lebih memudahkan berlansungnya kegiatan penambangan sesaui dengan aturan yang benar berdasarkan perbedaan elevasi dengan aplikasi surpac 6.1.2 yang didasarkan pada data kordinat dari lokasi penelitian dengan mengunakan GPS ( Global Position System ) Garmin 60. Hasil penelitian ini menunjukkan block penambangan yang akan ditambang pertahun sesuai berdasarkan perbedaan elevasi agar tidak menimbulkan lereng-lerang yang tidak aman dan sesuai dengan system penambangan yang benar. Kata Kunci : Permodelan, Surpac 6.1.2, Block Penambangan, Batu Gamping
1. PENDAHULUAN Perencanaan dan perancangan tambang (Mine Planning and Design) merupakan suatu tahap penting dalam operasi penambangan. Istilah perancangan tambang biasanya dimaksudkan sebagai bagian dari proses perencanaan tambang yang berkaitan dengan masalah-masalah geometrik. Di dalamnya termasuk perancangan batas akhir penambangan, tahapan (pushback), urutan penambangan tahunan/ bulanan, penjadwalan produksi dan waste dump. Batas akhir penambangan merupakan suatu model untuk menentukan bagianbagian yang akan ditambang dengan menggunakan perhitungan yang disesuaikan dengan target produksi yang telah dihitung sesuai dengan umur tambang dan jumlah cadangan. Salah satu potensi cadangan
mineral yang ada di Kabupaten Keerom adalah potensi mineral Batu Gamping. Batu Gamping biasanya dimanfaatkan sebagai bahan timbunan pada arel-areal pembangunan hal ini dikeranakan daerah Kabupaten Keerom merupakan daerah yang sebagian besar morfologinya meruapakan morfologi dataran rendah dan berawa, sehingga perlu dilakukan penimbunan sebelum adanya pembangunan lebih lanjut. Berdasarkan pengamatan atau hasil survey dilapangan tentang kondisi aktivitas penambangan bahan galian Batu Gamping yang ada di Kabupaten Keerom dari segi teknik, sistem penambangannya kurang baik atau tidak mengikuti aturan-aturan sistem penambangan benar, akibatnya lereng-lereng bukit bekas hasil penembangan tersebut 63
Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013
meninggalkan daerah yang curam dan beresiko pada keselamatan kerja karyawan.
ISSN 2088-8031
misal 150 E – 600 E dan ketinggian misal 1075m – 1400m. Berikut dapat dilihat contoh block model pada gambar 1 dibawah ini:
2. TUJUAN PENELITIAN Penelitian mencoba menggunakan model block yaitu model komputasi yang dikerjakan dengan aplikasi surpac 6.1.2 yang didasarkan pada data kordinat dari lokasi penelitian dengan mengunakan GPS ( Global Position System ) Garmin 60, dimana akan membagi lokasi penambangan ini menjadi block-block penambangan untuk lebih memudahkan berlansungsung kegiatan penambangan sesaui dengan aturan yang benar berdasarkan perbedaan elevasi. 3. METODE PENELITIAN Metode Komparatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua variable ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami, dengan mengumpulkan data dengan suatu instrument. Hasilnya dikaji langsung untuk mengarahkan arah kemajuan penambangan 4. TINJAUAN PUSTAKA Model blok adalah model computer yang membagi cebakan bijih atau bahan galian menjadi blok-blok yang seragam. Permodelan dan penaksiran sumberdaya mineral secara computer didasarkan pada kerangka model blok. Metode ini membagi seluruh daerah sasaran penambangan yang diinginkan menjadi suatu blok besar yang terdiri dari banyak sub blok yang lebih kecil dengan ukuran tertentu, ukuran blok merupakan fungsi geometri endapan bahan galian di daerah penelitian dan sistem penambangan yang akan digunakan sedangkan peubah (variable)yang diperlukan untuk permodelan yaitu topografi daerah penelitian (topo), informasi geologi, kadar bijih atau batubara, jenis batuan (rock), massa jenis (density), tonase setiap blok. (Waterman, 2004). Biasanya permodelan sumberdaya mempunyai batas koordinat: ke arah utara misal 0 N – 1300 N ke arah timur
Gambar 1. block model 5. LOKASI STUDI KASUS Adapun lokasi penelitian berada pada Lokasi penambangan batugamping pada CV Sanggaria Jaya terletak pada daerah bentang alam berupa perbukitan atau oleh masyarakat setempat dinamakan gunung taburya.secara administrasi area penambangan terletak diDesa atau Kelurahan Sanggaria – Arso 1, Distrik Arso, Kabupaten Keerom. Secara geografis area penambangan batugamping oleh CV Sanggaria Jaya terletak pada titik koordinat 1400 44’ 24.29” 1400 44’ 24.29” BT dan 20 48’ 17.45”- 20 48’ 17.45” LS. Dengan batas – batas wilayah usaha penambangan sebagai berikut: a. Sebelah timur : Lokasi arso 1 b. Sebelah barat : Tanah adat c. Sebelah utara : Tanah adat d. Sebelah selatan : Lokasi TSM arso 1 Kesampaian daerah yaitu dari Kota Jayapura (Abepura) ke lokasi penelitian Arso 1, Kabupaten Keerom dapat ditempuh melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan beroda dua atau beroda empat dengan jarak tempuh ± 54 km dan waktu yang dibutuhkan adalah ± 1½ jam. Berikutpeta kesampaian daerah dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini:
64
Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013
ISSN 2088-8031
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian
6. PEMBAHASAN
Tabel 1. Data Hasil Penelitian
Pemodelan dan Analisis Menggunakan aplikasi surpac 6.1,2 Kemajuan penambangan ini diperkirakan dan dianalisis berdasarkan beda tinggi dari topografi daerah penelitian untuk mengarahkan arah penambangan berdasarkan metode penambangan yang sudah direncanakan (Quarry) Kebutuhan Data Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data pengukuran lansung dilapangan dengan mengunakan GPS ( Global Position System ) Garmin 60, untuk mendapatkan data-data kordinat, seperti berikut ini :
Pengumpulan data terdiri dari observasi lapangan, survei geologi, Semua data tersebut telah telah kumpulkan sehingga mereka dapat digunakan dalam penelitian dimana semua data ini akan dinput dan menghasilkan hasil yang bisah jikaji seperti berikut ini
65
Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013
Model block penambangan
ISSN 2088-8031
Volume batuan terbongkar tahun I ini berdasarkan perubahan rona atau topografi dari daerah yang dilakukan penambangan berdasarkan beda tinggi dari elevasi lokasi penelitian pada areal penambangan yaitu dari 42 dpl.
Total cadangan dari data surpac 6.1.2
Desain kemajuan Tambang tahun II berdasarkan elevasi lokasi penelitian dimana kegiatan penambangan dimulai dari daerah yang elevasi konturnya yaitu dari 42 dpl sampe elevasi 33 dpl.
Berdasarkan total cadangan ini maka kita akan menetukan arah kemajuan penambangan berdasarkan perbedaan beda tinggi pada lokasi penelitian maka akan menghasilkan arah kemajuan seperti berikut ini berdasarkan umur tambang dengan target produksi yang direncanakan Desain kemajuan Tambang tahun I berdasarkan elevasi lokasi penelitian dimana kegiatan penambangan dimulai dari daerah yang elevasi konturnya tinggi yaitu dari 42 dpl (diatas permukaan air laut).
Volume batuan terbongkar tahun II ini berdasarkan perubahan rona atau topografi dari daerah yang dilakukan penambangan berdasarkan beda tinggi dari elevasi lokasi penelitian pada areal penambangan yaitu dari 42 dpl – 33 dpl.
66
Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013
ISSN 2088-8031
Desain kemajuan Tambang tahun III berdasarkan elevasi lokasi penelitian dimana kegiatan penambangan dimulai dari daerah yang elevasi konturnya yaitu dari 33 dpl sampe elevasi 25 dpl.
Volume batuan terbongkar tahun IV ini berdasarkan perubahan rona atau topografi dari daerah yang dilakukan penambangan berdasarkan elevasi kontur lokasi penelitian pada areal penambangan yaitu dari 25 dpl – 1 8 dpl.
Volume batuan terbongkar tahun III ini berdasarkan perubahan rona atau topografi dari daerah yang dilakukan penambangan berdasarkan elevasi kontur lokasi penelitian pada areal penambangan yaitu dari 33 dpl – 25 dpl.
Desain kemajuan Tambang tahun V berdasarkan elevasi lokasi penelitian dimana kegiatan penambangan dimulai dari daerah yang elevasi konturnya yaitu dari 18 dpl sampe elevasi 13 dpl.
Desain kemajuan Tambang tahun IV berdasarkan elevasi lokasi penelitian dimana kegiatan penambangan dimulai dari daerah yang elevasi konturnya yaitu dari 25 dpl sampe elevasi 18 dpl.
Volume batuan terbongkar tahun V ini berdasarkan perubahan rona atau topografi dari daerah yang dilakukan penambangan berdasarkan elevasi kontur lokasi penelitian pada areal penambangan yaitu dari 25 dpl – 18 dpl.
67
Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6, Desember 2013
Bentuk rona ahkir daerah penelitian dari nilai kontur tertinggi sampe nilai kontur terendah
ISSN 2088-8031
berdasarkan sistim penambangan yang sebenarnya 4. Pada kajian ini diketahui bawah jumlah cadangan akan habis tertambang dalam kurun waktu 5,6 tahun, Model kemajuan tambang ini sering telah dilakukan dengan model block ini salah satu software surpac 6.1.2, merupakan model aplikasi yang dibuat untuk membagi suatu areal penambangana menjadi block-block penambangan sehingga mempermudah penangan serta evaluasi suatu kegiatan penambangan untuk mengarahakan arah penambangan berdasarakan sistem penambangan
DAFTAR PUSTAKA Adjat
7. SARAN DAN KESIMPULAN Dengan mengunakan model block penambangan ini yaitu model computer yang dikerjakan dengan bantuan software surpac 6.1.2. Kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Total cadangan yang menjadi acuan penentuan target produksi dan umur tambang adalah 465.550,00 m³ dari model report dengan lapisan tanah penutup adalah 10.675.00 m³ 2. Rata-rata volume batuan terbongkar berdasarkan umur tambang adalah 83.133.92 m³/ tahun yaitu pada tahun pertama jumlah batuan yang terbongkar adalah 87.250,00 m³, dan pada tahun kedua adalah 80.800.00 m³, diikuti tahun ketiga 79.300.00 m³ dan tahun keempat dan tahun kelima adalah 80.575 m³ serta 56.525 m³ untuk tahun keenam bulan kelima 3. Arah kemajuan penambangan ini didasarkan pada jumlah batuan tertambang dari elevasi tertinggi sampe terendah yaitu dari elevasi 42 = 33 dpl, 33-25 dpl, 25-18 dpl, 18 -13 dpl untuk memodelkan bentuk ahkir penambangan
Sudrajad 1999, Teknologi dan Manajemen Sumberdaya Mineral, Penerbit ITB Bandung.
Howard L. Hartman 1987, Indroductory Mining Engineering, The University of Alabama Mark Kuchta 1998, Open Pit Mine Planning & Design Vol. 1 Fundamentals, Colorado School of Mines, Golden, Colorado. William Hustrulid 1998, Open Pit Mine Planning & Design Vol. 1 Fundamentals, University of Utah, Salt Lake City, Utah AUSROAD 2010, Modelling of Signalised Intersections: Case Study, AUSROAD, Sydney
68