Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
PENGARUH METODE LATIHAN PENGULANGAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN SABIT ATLET PENCAK SILAT PPLP DISPORA PROVINSI RIAU (The Effect of the Repetition Exercise Method towards Crescent Kick Speed of Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau Province).
Oleh: Zulrafli*), Kamaruddin*), dan Ginan Nugroho**) *) Dosen Penjas FKIP UIR **) Alumni Penjas FKIP UIR ABSTRACT The problem in this study is the low speed of the crescent kick Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau caused by lack of exercise repetitions. Crescent kick velocity can be increased one repetition training method. The purpose of this study was to determine whether there repetition effects of exercise method against crescent kick speed athletes Pencak silat PPLP DISPORA Riau Province. This research is an experiment research. The design uses two times research design, the initial test (test Pree) are denoted O_1 and final test (post-test) are marked with O_2. Population and sample in this study is Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau province, there were 8 people. Test is used for processing the data (the crescent kick test) and techniques of data analysis using ttest formula. Based on data analysis, the value obtained is 11.19 t-obs then consulted on the results of these calculations t-tabel with 0.5% free degree, then obtained t-tabel 1895. T-obs was greater than t-tabel, thus, there are significant differences between the results of the initial test and final test. The data analysis also gives the conclusion that an increase in 15.13% of the comparison results of the initial test and final test. It can be concluded that the proposed hypothesis is proven that there is a significant influence on the repetition exercise method crescent kick speed Pencak Silat athletes PPLP DISPORA Riau Province . Keywords: Method of Exercise Repetition and Kicking Speed Sabit.
PENDAHULUAN Olahraga Pencak Silat saat merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia, sehingga kegiatan yang dilakukan berbagai aktifitas fisik, dapat menjaga kestabilan kondisi tubuh agar tetap bersemangat dalam beraktifitas sehari-hari. Namun, bagi seorang atlet, olahraga merupakan suatu ajang untuk berkompetisi dalam meraih prestasi yang setinggi-tingginya. Salah satu olahraga yang sedang berkembangg adalah pencak silat. Pencak silat adalah hasil budaya bangsa Indonesia untuk membela dan mempertahankan eksisitensi (kemandirian) dan integritasnya
(manunggalnya) terhadap lingkungan hidup dan alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pencak silat mempunyai pengertian yaitu Pencak dan Silat. Pencak mempunyai arti gerak dasar bela diri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Sedangkan Silat adalah gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni. Pencak silat meliputi empat aspek, yaitu: (1) aspek mental spiritual, (2) aspek seni budaya (3) aspek beladiri, dan (4) aspek olahraga. Para tokoh 150
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
mendirikan IPSI pada tahun 1948 memiliki tujuan sebagai berikut: (1) mempersatukan dan membina seluruh perguruan pencak silat yang ada di Indonesia. (2) menggali, melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan pencak silat beserta nilai-nilainya. (3) Menjadikan pencak silat beserta nilainilainya sebagai sarana national and character building serta sarana perjuangan bangsa. Pencak silat banyak digemari dan diminati oleh berbagai kalangan karena pencak silat mempunyai salah satu fungsi dan tujuan sebagai berikut: Pencak silat sebagai olahraga, karena aspek fisik dalam pencak silat sangat penting. Gerakan-gerakan pencak silat melibatkan otot-otot tubuh, sehingga dapat berpengaruh baik dalam kemampuan daya tahan otot maupun kemampuan kardiovaskular, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, maupun kemampuan dalam mengambil keputusan secara singkat dan tepat. Pencak silat mempunyai beberapa tehnik dasar adapun teknikteknik dasar pencak silat itu sendiri yaitu: tehnik dasar kuda-kuda, tehnik dasar pukulan, tehnik dasar tangkisan, tehnik dasar elakan, dan tehnik dasar tendangan. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis tentang salah satu tehnik dasar dalam pencak silat yaitu tehnik dasar tendangan sabit. Tendangan sabit adalah tendangan yang lintasannya setengah lingkaran ke dalam dengan sasaran seluruh bagian tubuh dengan kenaan punggung telapak kaki. Tendangan sabit merupakan jenis tendangan yang sangat dominan dilakukan oleh seluruh atlet karena tendangan ini sangat mudah untuk dilakukan dan juga tingkat resiko atau dampak dari tendangan sabit ini cukup besar baik bagi diri sendiri maupun bagi lawan karena tendangan sabit ini merupakan perpaduan dari berbagai
151
faktor pendukung dari kondisi fisik di antaranya, power dan kekuatan otot tungkai, dan koordinasi gerak. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil tendangan yang cepat dan akurasi terhadap sasaran, maka dibutuhkan suatu latihan yang berdampak pada kecepatan tendangan sabit itu sendiri. Banyak jenis metode latihan yang dapat mempengaruhi kecepatan tendangan seseorang diantaranya dengan melakukan latihan-latihan yang mengutamakan pada kecepatan. Salah satu metode yang dapat meningkatkan kecepatan tendangan sabit adalah dengan cara melakukan metode latihan pengulangan. Metode latihan pengulangan adalah di antara pengulangan isi/ materi latihan dengan intensitas beban yang sangat tinggi terdapat interval-interval yang membawa kepemulihan sempurna (penuh). Menurut Syafrudin (1995:119), metode latihan pengulangan adalah suatu metode latihan yang lebih menekankan pada kerja dengan intensitas yang sangat tinggi kemudian dilakukan istrahat penuh (sempurna) dengan waktu istrahat yang lebih panjang. Di antara isi materi latihan dengan intensitas beban yang sangat tinggi terdapat interval-interval yang membawa kepemulihan sempurna (penuh). Metode latihan ini sangat cocok terutama untuk mengembangkan kecepatan motorik, kecepatan reaksi, kekuatan kecepatan, dan kekuatan maksimal. Dengan melakukan latihan metode pengulangan terhadap latihan tendangan sabit diharapkan dapat meningkatkan kualitas kecepatan tendangan sabit atlet. Berdasarkan hasil observasi peneliti di lokasi penelitian, yaitu pada atlet pencak silat PPLP DISPORA Provinsi, bahwa sebagian atlet belum memiliki kecepatan tendangan yang
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
diharapkan ada beberapa fenomena antara lain kesalahan dalam melakukan sikap pasang kuda-kuda akan melakukan tendangan, seringkali atlet tidak mengangkat lutut dahulu dalam melakukan tendangan sehingga hasil tendangan tidak pada sasaran, kaki tumpu atlet lurus (tidak ditekuk), kaki tumpuan menjinjit (tidak menapak), kedua tangan kaku (tidak rileks), ayunan gerakan tubuh tidak mengikuti ketika atlet melakukan tendangan sehingga terlihat kaku dan tidak bertenaga, intensitas latihan dan metode latihan. Salah satu metode pengulangan yang belum sempurna dalam latihan kecepatan menyebabkan tendangan sabit kurang maksimal, dan sarana utama untuk melatih kecepatan tendangan sabit atlet terbatas. Berdasarkan fenomenafenomena yang terjadi di atas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah 01
Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi sebelum eksperimen (01) disebut pre test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post test. Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02-01 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen. Adapun variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pengaruh metode latihan pengulangan atau variable X sebagai variabel bebas ๐ก๐ =
penelitian dengan mengangkat judul โPengaruh Metode Latihan Pengulangan Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Pencak Silat PPLP DISPORA Provinsi Riauโ.
METODOLOGI PENELITIAN Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian dengan perlakuan percobaan (eksperimental). Pendekatan eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi atau mengurangi atau menyisihkan faktorfaktor lain yang menganggu. (Arikunto, 2010:9) Lebih lanjut Arikunto (2006:85) menggambarkan desain penelitian eksperimen sebagai berikut : X
02
dan kemampuan tendangan sabit sebagai variabel terikat (Y). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan atlet pencak silat putra PPLP DISPORA Provinsi Riau yang berjumlah 8 orang. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara metode latihan pengulangan terhadap kecepatan tendangan sabit Atlet Pencak Silat PPLP maka peneliti menggunakan tes โtโ, dengan rumus sebagai berikut:
๐๐ท ๐๐ธ๐๐ท
Keterangan : MD = Mean of Difference Nilai Rata-rata Hitung dari Beda/Selisih antara Skor Variabel I dan Skor Variabel II. To = Test โtโ SEMD = Standar Error dari Mean of Difference 152
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Tes Awal Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau Dari hasil tes awal kecepatan tendangan sabit yang dilakukan pada atlet Pencak silat PPLP DISPORA Tabel 1. No
Provinsi Riau didapatkan distribusi rentang 21 โ 22 ada 1 orang dengan persentase sebesar 12,50%, dan rentang 23 โ 24 ada 3 orang dengan persentase sebesar 37,50%, serta pada rentang 25 26 ada 4 orang dengan persentase sebesar 50%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Distribusi Frekuensi Data tes awal kecepatan tendangan sabit atlet pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau Interval F 21 โ 22 23 โ 24 25 โ 26
1 2 3 Jumlah
1 3 4 โ8
Berdasarkan data tes awal diketahui bahwa nilai tertinggi kecepatan tendangan sabit adalah 25 dan terendah adalah 21. Mean (rata-rata tes awal adalah 24,25 Median (nilai tengah) pada tabel tersebut 24,5 dengan modus (nilai yang sering muncul) 24,9. 2.Data Tes Akhir Tendangan Sabit Atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau Dari hasil tes akhir kecepatan tendangan sabit yang telah dilakukan pada atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau didapatkan distribusi
X
FX
Fr
21,5 23,5 25,5 โ70,5
21,5 70,5 102 โ194
12,50% 37,50% 50% โ100%
frekuensinya sebanyak 4 kelas interval dengan panjang kelas intervalnya adalah 2. Pada kelas pertama dengan rentang 23 โ 24 ada 1 orang dengan persentase sebesar 12,50%, pada kelas kedua dengan rentang 25 โ 26 ada 1 orang dengan persentase sebesar 12,50%, pada kelas ketiga dengan rentang 27 โ 28 ada 3 orang dengan persentase sebesar 37,50%, pada kelas keempat dengan rentang 29 -30 ada 3 orang dengan persentase sebesar 37,50%. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data tes akhir kecepatan tendangan sabit atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau No interval F X FX Fr 1 23 - 24 1 23,5 23,5 12,50% 2 25 - 26 1 25,5 25,5 12,50% 3 27 - 28 3 27,5 82,5 37,50% 4 29 -30 3 29,5 88,5 37,50% Jumlah โ8 โ106 โ220 โ100%
Kemudian dari data tes akhir hasil kecepatan tendangan sabit nilai tertinggi adalah 30 dan hasil terendah adalah 23. Mean (rata-rata) kecepatan tendangan sabit adalah 27,5. Median (nilai tengah) pada tabel tersebut 27,9
153
dengan modus muncul) 28,5.
(nilai
yang
sering
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir, selajutnya dianalisis dengan uji t. Berikut data yang diperoleh dari analisis hasil uji t:
Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN 1411-3570
Tabel 3. Hasil analisis Uji t Pengaruh Pengulangan Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Mean Tes awal
Tes akhir
24
27,63
๐๐ก๐ข๐ญ๐ฎ๐ง๐
df (N - 1)
๐๐ญ๐๐๐๐ฅ
Peningkatan
Kesimpulan
11,19
7
1,895
15,13%
Berpengaruh Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, nilai ๐กhitung yang diperoleh adalah 11,19 kemudian hasil perhitungan tersebut dikonsultasikan pada ๐กtabel dengan derajat bebas 7, maka didapat ๐กtabel 1,895. Berarti ๐กhitung lebih besar dari ๐กtabel , dengan demikian terdapat perbedaan hasil tes awal dan tes akhir. Analisis data juga memberikan kesimpulan bahwa terjadi peningkatan 15,13% dari perbandingan hasil tes awal dan tes akhir. Dengan demikian hipotesis yang diajukan terbukti bahwa terdapat pengaruh metode pengulangan terhadap kecepatan tendangan sabit atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dimaknai bahwa terdapat pengaruh metode pengulangan terhadap kecepatan tendangan sabit atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau. Adanya pengaruh tersebut didasarkan bahwa metode pengulangan merupakan salah satu metode yang bisa digunakan dalam pembinaan keterampilan olahraga, khususnya pencaksilat.
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Metode Latihan Pengulangan Terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Pencak silat PPLP DISPORA Provinsi Riau. Berdasarkan hasil penelitian disarankan: 1. Untuk pelatih dalam upaya peningkatan kecepatan tendangan sabit, perlu mengembangkan berbagai bentuk metode latihan pengulangan secara tepat sehingga tujuan dari pembinaan olahraga
akan berujung pada peningkatan prestasi. 2. Atlet untuk meningkatkan kecepatan tendangan sabit perlu bersunguhsunguh dalam latihan terutama dalam metode latihan pengulangan secara berkelanjutan atau continue. 3. disarankan pada peneliti lanjutan, sebaiknya memperluas ruang lingkup penelitian dan kelompok sampel yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Adnan, Aryadie. 2005. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: Galang Press Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2004. Instrumen Pemanduan Bakat Pencaksilat Hariyadi, Slamet Kotot. 2003. Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: Dian Rakyat Johor, Zainul.2004. Buku Ajar Pencak Silat. Padang: UNP Lubis, Johansyah. 2014. Pencak Silat. Jakarta: Rajawali Sport Naharsari, Nur Dyah.2008. Olahraga Pencak Silat. Jakarta: Ganeca exact Notosoejitno.1997. Khazanah Pencak Silat.Jakarta: Infomedika Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik. Semarang:Dahara Suwirman. 1999. Pencak Silat Dasar. Padang: FIK UNP Subroto, Joko. 1996. Pembinaan Pencak Silat. Solo: Aneka Syafruddin. 2012. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Padang: UNP PRES
154