Kartika Mayasari et. al.: Persepsi Pengguna Teknologi Vertiminaponik
PERSEPSI PENGGUNA TEKNOLOGI VERTIMINAPONIK (Studi Kasus Kelompok Tani Jati Songo, Jakarta Timur) Kartika Mayasari, Chery Soraya Ammatillah, dan Yudi Sastro Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta Jl. Raya Ragunan No.30, Pasar Minggu, Jakarta Selatan -12540 Telp.(021) 78839949 Faxs (021) 7815020 Email :
[email protected]
ABSTRACT
ABSTRACT
Pertanian perkotaan sangat memperhatikan penggunaan sumber dayanya, sehingga metode pengembangan pertanian perkotaan sangat identik dengan metode biointensif. Teknologi vertiminaponik merupakan salah satu metode biointensif yang mengintegrasikan budidaya tanaman sayuran dengan beternak ikan. Sistem budidaya sayuran dilakukan secara vertikal dengan menggunakan talang dan diintegrasikan dengan kolam ikan. Dengan adanya inovasi ini, penting untuk menganalisis sejauh mana persepsi masyarakat terhadap vertiminaponik dalam upaya mengembangkan pertanian perkotaan. Pengukuran persepsi dilakukan pada petani kooperator di Kelompok Tani Jati Songo, Kecamatan Jati Kramat, Jakarta Timur, dengan responden sebanyak 14 orang. Metode pengkajian secara studi kasus dengan pendekatan observasi dan survey. Persepsi diukur dengan skor rataan dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Persepsi pengguna vertiminaponik, berdasarkan sifat dan karakteristik inovasinya adalah: (1) persepsi terhadap keuntungan relatif termasuk dalam kategori baik; (2) persepsi petani terhadap kesesuaian inovasi vertiminaponik termasuk dalam kategori baik; (3) persepsi petani terhadap tingkat kerumitan termasuk dalam kategori cukup baik; (4) persepsi petani terhadap tingkat kemudahan untuk dicoba termasuk dalam kategori baik; (5) persepsi petani terhadap tingkat kemudahan untuk dilihat hasilnya termasuk dalam kategori cukup baik. Berdasarkan kelima sifat inovasi tersebut maka secara keseluruhan persepsi petani terhadap teknologi inovasi vertiminaponik termasuk dalam kategori baik. Kata kunci : persepsi, vertiminaponik, pertanian perkotaan
Urban agriculture is concerned about the use of its resources, so methods of the development of urban agriculture is identical with the method biointensif.Vertiminaponik technology is one of the biointensif methods that integrate the cultivation of vegetables and fish farms. Vegetable cultivation system is carried out vertically by using gutter and be integrated with fish ponds. With this innovation, it is important to analyze the public perception against the vertiminaponik in an effort to develop urban agriculture. Measurements of farmer’s perception carried out to farmer cooperators in Jati Songo, Jati Kramat distric, East Jakarta, with total respondents are 14 people. Assessment methods in case study approach to observation and survey. Perception is measured by a score of equivalent and analyzed using descriptive analytical method. Vertiminaponik user perception, based on the nature and characteristics of innovation are as follows: the perception of relative profit is included in the good category. The perception of farmers against the suitability of vertiminaponik is included in good category. The perception of farmers against the level of complexity is included in the quite good category.The perception of farmers against the level of ease for a try is included in good category. Farmer perceptions toward convertibility for viewing the results included in good enough category. Based on overall perception of farmers against vertiminaponik is included in good category. Keywords : perception, vertiminapoik, urban farming
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 23
Kartika Mayasari et. al.: Persepsi Pengguna Teknologi Vertiminaponik
akan menghasilkan sisa pakan dan feses yang
PENDAHULUAN
P
pertanian
terakumulasi di dalam air dan bersifat toksik terhadap hewan air, namun kaya nutrient
perkotaan mulai dirasakan oleh masyarakat di wilayah perkotaan.
yang dapat menjadi sumber hara bagi tanaman dalam sistem hidroponik di atasnya
entingnya
peran
Pemanfaatan lahan tidur, lahan terlantar
(Sastro
sampai dengan pekarangan rumah untuk lahan hijau produktif sudah mulai terlihat di
menggunakan teknologi ini, masyarakat yang mempunyai keterbatasan lahan, media tanam,
sudut-sudut kota. Sementara itu pertanian perkotaan menurut FAO didefinisikan
dan waktu luang akan dapat menanam sayuran dan sekaligus beternak ikan. Selain
sebagai sebuah industri yang memproduksi, memproses, dan menjual bahan makanan
itu, vertiminaponik akan menambah nilai estetika lingkungan sekitar, sehingga bukan
dalam rangka memenuhi permintaan harian konsumen dalam kota dan pinggiran kota
hanya indah dan lingkungan bersih saja, tetapi sehat pun akan terwujud. Oleh karena
melalui penerapan metode produksi intensif, menggunakan dan menggunakan kembali
itu dengan adanya teknologi inovasi inilah penting untuk menganalisis sejauh mana
sumber daya alam dan limbah perkotaan untuk menghasilkan berbagai macam
persepsi petani terhadap inovasi yang telah didiseminasikan, terutama teknologi
tanaman dan ternak (FAO, 2009). Pertanian perkotaan umumnya
vertiminaponik.
menerapkan metode biointensif. Hal tersebut disebabkan karena pertanian perkotaan
dan
Indarti,
2012).
Dengan
METODOLOGI
umumnya efisien dan hemat dalam penggunaan sumberdaya dan input atau
Kerangka Pemikiran Persepsi dapat
energi dalam proses produksi hingga pemasaran (Butler dan Monorek dalam
mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan panca
Sastro, 2013). Menurut Sastro (2013), aspek lain dari pertanian perkotaan, khususnya di
indera (Chaplin, 1999). Sedangkan menurut Ahmadi (2009) persepsi merupakan proses
kota-kota padat penduduk adalah melalui penggunaan input daur ulang, terutama
pengenalan atau identifikasi sesuatu melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi
diterapkan di lingkungan tempat tinggal terbatas seperti apartemen atau perumahan
oleh berbagai faktor. Dua faktor
padat lainnya. Salah satu metode biointensif dalam
proses pembentukan persepsi yaitu faktor struktural dan faktor fungsional. Faktor
pengembangan pertanian di perkotaan adalah dengan teknologi vertiminaponik yang telah
struktural berasal semata-mata dari sifat rangsangan (stimuli) fisik dan efek-efek saraf
dikembangkan dan didiseminasikan oleh BPTP Jakarta. Vertiminaponik merupakan
yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Itu berarti secara struktural persepsi
kombinasi antara sistem budidaya sayuran
ditentukan oleh jenis dan bentuk rangsangan
secara vertikal berbasis pot talang plastik dengan sistem aquaponik (Sastro, 2013).
yang diterima. Sedangkan faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa
Sistem akuatik dalam vertiminaponik ini
lalu, dan hal-hal lain yang termasuk ke dalam
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 24
diartikan
yang
proses
mempengaruhi
Kartika Mayasari et. al.: Persepsi Pengguna Teknologi Vertiminaponik
faktor
pribadi.
Jadi
yang
menentukan
manusia biasanya akan menarik kesimpulan
persepsi secara fungsional ialah karakteristik orang yang memberi respons terhadap
yang sama dengan apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan. Keinginan juga dapat
rangsangan tersebut (Rakhmat, 2004). Proses terbentuknya persepsi tidak
mempengaruhi persepsi seseorang dalam hal membuat keputusan. Manusia cenderung
terlepas dari bantuan alat indera sebagai
menolak tawaran yang tidak sesuai dengan
penanggap yang cepat terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna dan suara. Sedangkan
apa yang ia harapkan. Selain itu persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman dari teman-
persepsi adalah proses bagaimana stimulistimuli itu diseleksi, diorganisasikan dan
teman, dimana mereka akan menceritakan pengalaman yang telah dialaminya. Hal ini
diinterpretasikan (Solomon dalam Sutisna, 1999). Proses pembentukan persepsi
jelas mempengaruhi (Vincent, 1997).
berdasarkan model Solomon dijabarkan pada Gambar 1. Persepsi adalah suatu proses yang
persepsi
seseorang
didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
Tempat dan Waktu Pengkajian Lokasi kegiatan dilakukan di Kelompok Tani Jati Songo, Kecamatan
individu melalui alat indera. Proses persepsi tidak berhenti begitu saja, stimulus tersebut
Kramat Jati, Jakarta Timur yang merupakan tempat dilakukannya diseminasi inovasi
diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses persepsi tidak lepas
vertiminaponik pada bulan Januari sampai Desember 2013.
dari proses penginderaan, dimana proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat, pada waktu
Metode dan Analisis Data Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan observasi dan
individu menerima stimulus melalui indera. Stimulus yang diindera itu kemudian oleh
survey. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner
individu diorganisasikan diinterprestasikan, sehingga
dan individu
kepada petani yang telah diintroduksikan vertiminaponik. Pengambilan responden
menyadari, mengerti tentang apa yang diindera dan proses ini disebut persepsi
dengan menggunakan metode sensus terhadap petani kooperator Kelompok Tani
(Walgito, 2010). Persepsi seseorang terbentuk karena
Jati Songo yang berjumlah 14 orang. Data yang dikumpulkan meliputi sifat
beberapa faktor yang mempengaruhi, meliputi: pengalaman masa lalu (terdahulu)
dan karakteristik inovasi, meliputi: (1) keuntungan relatif yang merupakan tingkatan
dapat
dari suatu ide yang dianggap lebih baik
mempengaruhi
seseorang
karena
Gambar 1. Proses pembentukan persepsi berdasarkan model Solomon (Solomon dalam Sutisna, 1999). Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 25
Kartika Mayasari et. al.: Persepsi Pengguna Teknologi Vertiminaponik
dibandingkan dengan ide yang sebelumnya;
daya) dan keakraban untuk meningkatkan
(2) sifat dan karakteristik inovasi yang kedua adalah kesesuaian (kompabilitas), merupakan
dan mengembangkan usaha angota. Kelompok tani Jati Songo merupakan salah
tingkatan sejauh mana inovasi tersebut konsisten dengan nilai-nilai yang ada; (3)
satu kelompok tani di Jakarta Timur yang terbentuk pada tahun 2012, dengan jumlah
kerumitan (kompleksitas), merupakan tingkat
kelompok aktif sebanyak 15 orang. Kegiatan
kerumitan dari inovasi tersebut; (4) kemudahan untuk dicoba (triabilitas),
kelompok tani antara lain budidaya tanaman sayuran, tanaman buah, komposting, dan
merupakan tingkatan kemudahan untuk dapat dicoba; (5) observabilitas, merupakan
beternak ikan dengan memanfaatkan lahan tidur di pinggir tol Jagorawi dengan luas
tingkatan untuk dapat dilihat hasilnya. Dalam mengukur persepsi petani
sekitar 200 m2. Anggota kelompok tani Jati Songo berusia antara 50 – 65 tahun, dengan
digunakan metode skor rataan yang kemudian dianalisis dengan metode analisis
sebagian besar pekerjaannya adalah pensiunan. Jumlah anggota rumah tangga
deskriptif. Berdasarkan sifat inovasi, maka untuk mengukur persepsi petani kooperator,
yang masih dalam tanggungan antara 4-6 orang. Permasalahan yang sering dihadapi
diberikan kuisioner dengan pertanyaanpertanyaan yang menyangkut kelima sifat
dalam berusaha tani adalah adanya serangan hama tikus, penyakit tanaman cabai dan
inovasi yang meliputi keuntungan relatif, kesesuaian (kompabilitas), kerumitan
tomat dengan gejala daun tanaman menggulung atau keriting, serta bakal buah
(kompleksitas), kemudahan untuk dicoba (triabilitas), dan observabilitas. Hasil
yang tidak berkembang dengan baik. Kelompok tani Jati Songo merupakan
pengambilan data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan skala likert dan skor
kelompok tani yang mengusahakan tanaman sayuran dengan menggunakan pot dan
rataan. Nilai rentang skala dalam pengkajian ini disajikan dalam Tabel 1.
polybag. Hal ini untuk mensiasati keterbatasan lahan dan media tanam.
Tabel.1 Nilai Rentang Skala (Skor Rataan) Skor Rataan
Penilaian
1 – 1.66
Tidak Baik
1.67 – 2.33
Cukup baik
2.34 – 3
Baik
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Usahatani Kelompok Jati Songo
Persepsi Petani Terhadap Inovasi Vertiminaponik
Teknologi
Inovasi merupakan segala sesuatu ide, cara ataupun obyek yang dipersepsikan oleh seorang sebagai sesuatu yang baru. Persepsi seseorang terhadap suatu obyek berperan penting dalam menentukan penilaian suatu obyek tersebut, dan menentukan hubungan sosial, jika dipersepsikan baik akan terjadi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.273/Kpts/OT.160/4/2007,
hubungan baik atau sebaliknya persepsi akan berubah karena dipengaruhi pengalaman dan
kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas
kebutuhan (Gunawan Y, 2005). Persepsi dan sikap merupakan dua hal yang berbeda, sikap
dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi, sumber
termasuk dalam domain afektif fungsinya berupa suka – tidak
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 26
yang suka,
Kartika Mayasari et. al.: Persepsi Pengguna Teknologi Vertiminaponik
sedangkan persepsi termasuk dalam domain
dibandingkan dengan budidaya konvensional.
kognitif yang tampilannya menjadi ekspresi pendapat yang lebih atau kurang tepat (Nung
Selain itu, persepsi terhadap keuntungan relatif juga untuk mengetahui persepsi petani
Muhajir (1992) dalam Gunawan Y, 2005). Tingkat adopsi dari suatu inovasi
terhadap penghematan waktu pemeliharaan dan tenaga kerja. Keuntungan relatif tidak
tergantung pada persepsi adopter tentang
saja dilihat dari keuntungan dari segi teknis
karakteristik inovasi teknologi tersebut. Berdasarkan pengamatan penerima, maka
saja akan tetapi penambahan nilai estetika pun termasuk dalam keuntungan relatif yang
inovasi mempunyai lima sifat. Pertama, sifat keuntungan relatif yang berarti tingkatan-
penting untuk dilihat seberapa jauh persepsi petani.
tingkatan sesuatu ide baru dianggap suatu yang lebih baik daripada ide-ide yang ada
Tabel 2. Persepsi petani kooperator terhadap teknologi inovasi vertiminaponik.
sebelumnya. Tingkat keuntungan relatif seringkali dinyatakan dengan atau bentuk keuntungan ekonomis. Kedua, sifat kompabilitas adalah sejauh mana suatu inovasi dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu dan kebutuhan penerima. Sifat yang ketiga adalah adalah tingkat inovasi dianggap relatif sulit untuk dimengerti dan digunakan. Makin rumit suatu inovasi bagi seseorang, maka akan makin lambat pengadopsiannya. Keempat, sifat triabilitas yaitu suatu tingkat inovasi dapat mencoba dalam skala kecil. Ide baru yang dapat dicoba biasanya diadopsi lebih cepat dan pada inovasi yang tidak bisa dicoba terlebih dahulu. Kelima, observabilitas adalah tingkat hasil-hasil suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Hasil inovasi tertentu dikomunikasikan
mudah kepada
dilihat orang
dan lain,
sedangkan beberapa yang lainnya tidak. Persepsi petani kooperator terhadap teknologi inovasi vertiminaponik dapat dilihat pada Tabel 2. Persepsi petani terhadap keuntungan relatif, dalam hal ini meliputi biaya
Variabel Persepsi Keuntungan Relatif Kesesuaian (Kompabilitas) Kerumitan ( complexity) Kemudahan untuk dicoba (Triabilitas) Kemudahan untuk dilihat hasilnya (Observabilitas)
Rataan Skor 2.46 2.69 2.14 2.71 1.92
Keterangan: Tabel penilaian persepsi petani kooperator.
Tingkat
persepsi
mengenai
keuntungan relatif mempunyai skor rataan 2.46. Nilai tersebut menunjukkan petani kooperator teknologi
menganggap bahwa inovasi vertiminaponik mempunyai
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan berbudidaya secara konvensional. Meskipun biaya pembuatan dan media tanamnya yang relatif tinggi akan tetapi panen yang dihasilkan lebih tinggi pula, karena bukan hanya sayuran yang dapat dipanen, ikan pun dapat pula dipanen. Produk yang dihasilkan pun lebih sehat, karena dibudidayakan secara ramah lingkungan. Dengan adanya vertiminaponik, lingkungan
pembuatan vertiminaponik dan biaya media
di sekitarnya menjadi hijau dan asri, sehingga dapat dikatakan bahwa inovasi
tanam vertiminaponik, serta hasil panen yang dihasilkan dengan teknologi vertiminaponik
vertiminaponik mempunyai nilai lebih dalam hal estetika.
lebih
Persepsi petani terhadap kesesuaian atas suatu inovasi dibedakan menjadi tiga
meningkat
atau
tidak
apabila
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 27
Kartika Mayasari et. al.: Persepsi Pengguna Teknologi Vertiminaponik
macam, yaitu 1) kondisi lingkungan adalah
maka persepsi petani terhadap teknologi
keadaan tempat tinggal petani, 2) adat istiadat adalah tata cara, nilai budaya atau
vertiminaponik tergolong pada inovasi yang relatif mudah untuk dicoba dalam skala kecil
kebiasaan petani, 3) kebutuhan adalah keinginan yang cocok dengan kondisi petani.
dan rumah tangga. Sifat inovasi yang kelima adalah sifat
Ide yang tidak sesuai dengan ciri-ciri sistem
observabilitas atau kemudahan untuk dilihat
sosial yang menonjol akan tidak diadopsi secepat ide yang sesuai.
hasilnya. Skor kooperator
Nilai rataan untuk kesesuaian inovasi teknologi vertiminaponik terhadap kondisi
vertiminaponik adalah 1.92, dengan kategori penilaian cukup baik.Penilaian ini antara lain
lingkungan adalah 2.69, sehingga masuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan
mengukur persepsi petani mengenai pertumbuhan tanaman, waktu panen serta
kondisi lingkungan petani kooperator yang sangat sesuai apabila diterapkan teknologi
kualitas dan mutu hasil panen. Menurut para petani kooperator waktu pemanenan pada
vertiminaponik. Teknologi vertiminaponik, merupakan perpaduan budidaya sayuran
prinsipnya sama saja dengan budidaya secara konvensional, akan tetapi kualitas dan mutu
dengan pengembangbiakan ikan menggunakan instalasi yang
hasil panen masih lebih baik menggunakan metode konvensional.
yang tidak
rataan persepsi petani terhadap teknologi
bila
membutuhkan lahan luas, sangat sesuai dengan kondisi lingkungan tempat tinggal
Berdasarkan penilaian kelima sifat inovasi tersebut, maka dapat disimpulkan
masyarakat di perkotaan khususnya petani kooperator yang memiliki lahan pekarangan
bahwa persepsi petani kooperator terhadap teknologi vertiminaponik masuk dalam
sempit. tingkat
kategori baik dengan skor rataan 2.36, sehingga teknologi yang mengintegrasikan
kerumitan untuk menggunakan teknologi vertiminaponik diantaranya yaitu
ikan dan sayuran ini sangat bermanfaat dan sangat ingin diadopsi oleh setiap petani
penggunaan dan proses pembuatannya. Skor rataan persepsi petani koorperator adalah
koorperator. Teknologi vertiminaponik ini merupakan inovasi yang tergolong masih
2.14, skor rataan tersebut masuk dalam kategori cukup baik. Menurut responden,
baru bagi petani kooperator di DKI Jakarta, dan bukan hanya tertarik, para petani
vertiminaponik ini merupakan inovasi baru sehingga mengganggap proses pembuatannya
koorperator juga sangat ingin mengintroduksikan kepada orang lain.
cukup rumit dan dibutuhkan keahlian khusus. Persepsi petani terhadap tingkat
Beberapa kendala yang dihadapi dalam mengadopsi inovasi ini adalah keterbatasan
kemudahan untuk dicoba, dalam hal ini adalah ide baru yang dapat dicoba biasanya
modal dan masih membutuhkan pendampingan lebih lanjut mengenai cara
diadopsi lebih cepat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu. Berdasarkan
pembuatan serta pemeliharaannya.
Persepsi
petani
terhadap
skor rataan persepsi petani koorperator adalah 2.71, dan termasuk dalam rentang skala dengan kategori baik. Apabila dilihat dari segi tingkat kemudahan untuk dicoba,
KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada sub bahasan sebelumnya, maka dapat diintisarikan bahwa persepsi
petani
terhadap
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 28
vertiminaponik
Kartika Mayasari et. al.: Persepsi Pengguna Teknologi Vertiminaponik
termasuk dalam kategori baik. Terdapat
pembuatan instalasi vertiminaponik sangat
berbagai kelebihan pada inovasi vertiminaponik menurut petani kooperator,
rumit dan dibutuhkan keahlian khusus. Selain itu adanya keterbatasan modal, meskipun
diantaranya hasil panen yang diperoleh bukan hanya sayuran akan tetapi juga ikan,
terdapat diversifikasi hasil panen yaitu sayuran dan ikan, akan tetapi pembuatan
yang kedua produk tersebut merupakan
vertiminaponik ini dibutuhkan modal awal
produk ramah lingkungan. Lingkungan sekitar pun menjadi sehat dan indah sehingga
yang cukup besar untuk alat dan bahannya.
meningkatkan nilai estetika. Vertiminaponik apabila dilihat persepsi petani kooperator dari
DAFTAR PUSTAKA
segi kesesuaian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perpaduan budidaya
Ahmadi, A. 2009. Psikologi Umum. Rineka Cipta. Jakarta.
sayuran dengan pengembangbiakan ikan dinilai sangat sesuai dengan kondisi
Chaplin.J.P. 1999. Dictionary of Psychology. Dell Publisher. New York.
lingkungan tempat tinggal masyarakat di perkotaan khususnya petani kooperator yang
FAO (Food and Agriculture Organization of the United nations). 2009. Urban dan Peri-urban Agriculture, Household Food Security and Nutrition.
memiliki lahan pekarangan sempit. Vertiminaponik merupakan salah satu inovasi yang menurut petani kooperator merupakan teknologi inovasi yang mudah untuk dicoba dalam skala kecil atau rumah tangga. Meskipun, petani kooperator masih mengalami sedikit kesulitan dalam proses pembuatannya, karena dianggap instalasinya cukup rumit dan dibutuhkan keahlian khusus untuk dapat membuat vertiminaponik tersebut. Beberapa kendala masih dihadapi oleh petani kooperator dalam vertiminaponik, sehingga
menerapkan dibutuhkan
pendampingan yang lebih intensif, yaitu dengan cara mengadakan pelatihan pembuatan instalasi vertiminaponik. Hal ini sangat penting, karena petani kooperator masih
mengganggap
bahwa
proses
Gunawan, Y. 2005. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Volume 1 Nomor 2 Desember 2005. Yogyakarta. Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Sastro, Yudi dan Indarti Puji Lestari. 2012. Buletin Pertanian Perkotaan Volume 2 Nomor 1 Juni 2012. Jakarta. Sastro, Yudi. 2013. ”Vertiminaponik” Cara Baru Berbudidaya Sayuran dan Ikan. Jakarta Sutisna.1999. Perilaku Konsumen & komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Vincent, Gaspersz, 1997. Manajemen Bisnis Total dalam Era Globalisasi. Jakarta : Penerbit PT.Gramedia. Jakarta. Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Penerbit Andi. Jakarta.
Buletin Pertanian Perkotaan Volume 4 Nomor 2, 2014 | 29