Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
NILAI WAKTU PENGGUNA PESAWAT TERBANG STUDI KASUS: RUTE PADANG-JAKARTA Yosritzal, MT. Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Andalas Phone: +62-751-72664, Fax: +62-751-72566 e-mail:
[email protected]
Elfi Eriani, ST. Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Andalas Phone: +62-751-72664, Fax: +62-751-72566
ABSTRAK Nilai waktu merupakan jumlah maksimum dari pendapatan seseorang yang dengan rela diserahkannya untuk menghemat waktu perjalanannya. Pengetahuan tentang nilai waktu akan bermanfaat sekali bagi operator dan pengambil kebijakan transportasi dalam mempertimbangkan operasi angkutan umum baik moda darat, laut maupun udara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai waktu pengguna pesawat terbang khususnya rute Padang-Jakarta dengan Pendekatan Teknik Stated Preference. Hasilnya menunjukkan nilai waktu pengguna pesawat terbang bervariasi antara Rp 98.000,-/orang/jam sampai Rp 520.000,-/orang/jam tergantung pada karakteristik orangnya dan karakteristik perjalanannya. Nilai waktu terbesar dimiliki oleh orang dengan tujuan perjalanan bisnis, dan nilai waktu terendah dimiliki oleh ibu rumah tangga. Secara umum nilai waktu pengguna pesawat terbang rute Padang-Jakarta adalah Rp 170.000,-. Dibandingkan dengan ongkos normal pesawat udara yang berlaku, dapat disimpulkan bahwa ongkos pesawat masih cukup tinggi bagi sebagian pengguna. Oleh karena itu disarankan kepada operator pesawat udara untuk dapat menurunkan ongkos tanpa mengurangi aspek keselamatan, dan juga agar memperhatikan ketepatan waktu berangkat terutama pada jam yang biasa digunakan oleh pelaku perjalanan dengan nilai waktu besar untuk terbang dengan pesawat udara.. Kata kunci: Nilai Waktu, Stated Preference, pesawat terbang.
1. PENDAHULUAN Setiap perusahaan penerbangan (airline) yang mempunyai jaringan ke berbagai daerah pasti akan menghadapi persaingan yang sangat ketat disetiap daerah yang dikunjungi. Persaingan dalam merebut calon penumpang makin lama makin ketat, apalagi setelah adanya globalisasi dan liberalisasi ekonomi (Alrasyid, 2001) Dalam menghadapi kondisi persaingan tersebut operator-operator penerbangan berusaha untuk melakukan perbaikan diberbagai hal. Disamping perbaikan secara terus menerus kualitas tersebut juga dilakukan dengan menekan sekecil mungkin biaya-biaya yang dikeluarkan, terutama biaya operasi penerbangan, supaya tarif atau harga jasa penerbangan makin kompetitif. Kemudian perbaikan terus menerus perlu dilakukan terhadap penentuan skedul dari setiap rute penerbangan yang sesuai dengan kebutuhan penumpang atau pelanggan serta implementasinya tepat waktu supaya penumpang tidak merasa kecewa. Salah satu alasan utama kenapa orang memilih menggunakan pesawat udara adalah alasan waktu. Hal ini menunjukkan waktu sangat berharga bagi penumpang dan untuk penghematan waktu tersebut mereka rela mengeluarkan sejumlah tertentu dari pendapatannya. Penelitian ini mencoba memprediksi nilai utilitas penggunaan pesawat terbang oleh penggunanya dan memprediksi nilai waktu pengguna pesawat terbang berdasarkan model utilitas tersebut. Nilai waktu ini dapat jadi pedoman bagi operator dalam merencanakan operasi armadanya. 473
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
2. NILAI WAKTU 2.1 Definisi Nilai Waktu Waktu adalah biaya real dalam transportasi. Nilai waktu, atau nilai penghematan waktu, didefinisikan sebagai jumlah uang yang bersedia dikeluarkan oleh seseorang untuk menghemat waktu perjalanan. Tamin (1997), mendefinisikan nilai waktu sebagai sejumlah uang yang disediakan seseorang untuk dikeluarkan (atau dihemat) untuk menghemat satu unit waktu perjalanan. Nilai waktu biasanya sebanding dengan pendapatan perkapita, merupakan perbandingan yang tetap dengan tingkat pendapatan. Ini didasari asumsi bahwa waktu perjalanan tetap konstan sepanjang waktu, relatif terhadap pengeluaran konsumen. Definisi lain dari nilai waktu adalah sebagai jumlah maksimum dari pendapatan seseorang yang dalam situasi tertentu akan dengan rela diserahkannya untuk menghemat waktu perjalanannya (Hermawan, 1999). Nilai waktu perjalanan dalam hubungannya dengan perhitungan keuntungan dalam studi kelayakan (cost-benefit analysis) suatu proyek transportasi dapat dipandang sebagai keuntungan bagi pengguna jalan dalam nilai uang, dimana keuntungan (benefit) yang didapat adalah perkalian antara waktu yang dihemat dengan adanya proyek dengan nilai waktu itu sendiri. 2.2 Perhitungan Nilai Waktu dengan Metoda Pilihan Moda Angkutan Metoda ini berusaha untuk menentukan nilai waktu dari model untuk mengestimasi rasio pilihan dari sebuah moda lalu lintas. Pada model ini, rasio pilihan diasumsikan merupakan fungsi dari dua variabel yaitu biaya operasi dan biaya waktu. Nilai waktu λ didefinisikan sebagai rasio dari parameter biaya waktu dan biaya operasi.
Pi = a 0 + a1 X 1 + ... + a n X n λ=
Koef .waktu Koef .ongkos
(1)
(2)
dimana : Pi = utilitas pilihan; X1, X2, X3 = koefisien dari variabel bebas.
variabel bebas (biaya dan waktu); a0....a3 =
Pengaruh yang menggambarkan kontribusi yang dihasilkan oleh suatu alternatif dinyatakan dalam bentuk koefisien (a0.....a3). Konstanta (a0) biasanya diartikan sebagai yang mewakili pengaruh dari karakteristik pilihan atau individu yang tidak dipertimbangkan dalam fungsi utilitasnya. Contohnya, unsur kenyamanan dan keamanan yang sulit diukur secara kuantitatif. 2.3 Teknik Stated Preference Salah satu metoda, yang telah terbukti memperlihatkan hasil yang memuaskan pada penurunan nilai waktu dibeberapa negara, adalah teknik stated preference (Alrasyid, 2001). Teknik stated preference menawarkan sebuah teknik untuk menyediakan informasi tentang permintaan dan perilaku perjalanan dengan baik untuk suatu pengeluaran tertentu dengan alasan tertentu. Teknik stated preference mengacu pada suatu pendekatan yang menggunakan 474
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
pernyataan mengenai bagaimana responden memberikan respon terhadap situasi yang berbeda atau berubah. Secara definisi Stated Preference adalah suatu pernyataan individu tentang pilihannya terhadap satu alternatif dibanding alternatif pilihan yang lain (Permain and Swanson, 1999). Stated Preference merupakan pendekatan yang tergolong baru dalam menyediakan informasi mengenai perilaku perjalanan dikaitkan dengan pengeluaran biaya dengan alasan tertentu. Prinsip dasar dari Stated Preference adalah kemampuannya menyajikan suatu skenario pilihan situasi, lalu menuntun responden untuk memilih sesuai dengan keinginan responden. Tujuan umumnya adalah untuk menetapkan dampak relatif dari masing-masing atribut pada keseluruhan kepuasan pribadi pengguna angkutan bagi setiap individu untuk tiap pilihan. Sebuah desain stated preference yang baik memungkinkan untuk dapat juga melihat suatu pilihan masyarakat terhadap suatu item pilihan yang tidak dapat terukur dengan metoda yang konvensional. Stated prefernce menyediakan teknik analisis yang bervariasi menurut cara responden menyatakan pilihan-pilihan yang berbeda. Sifat utama dari teknik stated preference adalah sebagai berikut : 1. Teknik stated preference didasarkan pada pernyataan pendapat responden tentang bagaimana respon mereka terhadap beberapa alternatif hipotesa. 2. Setiap pilihan direpresentasikan sebagai ‘paket’ dari atribut yang berbeda seperti waktu, ongkos, headway, dan lain-lain. 3. Peneliti membuat alternatif hipotesa sedemikian rupa sehingga pengaruh individu pada setiap atribut dapat diestimasi, ini diperoleh dengan teknik desain eksperimen (experimental design). 4. Alat interview (kuisioner) harus memberikan alternatif hipotesa yang dapat dimengerti oleh responden, tersusun rapi dan masuk akal. 5. Responden menyatakan pendapatnya pada setiap pilihan (option) dengan melakukan rangking, rating dan pilihan pendapat terbaiknya dari sepasang atau sekelompok pernyataan. 6. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh individu dianalisa untuk mendapatkan ukuran secara kuantitatif mengenai hal yang penting (relatif) pada setiap atribut. Utilitas berfungsi sebagai alat ukur daya tarik setiap pilihan (skenario hipotesa) yang diberikan kepada responden. Fungsi ini merefleksikan pengaruh pilihan responden pada seluruh atribut yang temasuk dalam stated preference. Umumnya fungsi utilitas berbentuk linier, sebagai berikut :
Pi = a 0 + a1 X 1 + .... + a n X n
(3)
dimana : Ui = utilitas pilihan i;
X1,..., Xn= nilai atribut;
a1,...,a3 =
parameter model.
Tujuan analisa adalah menentukan estimasi nilai a0 sampai an dimana nilai-nilai tersebut disebut sebagai bobot pilihan atau komponen utilitas. Dari nilai parameter model, dapat diketahui efek relatif setiap atribut pada seluruh utilitas. Setelah komponen utilitas dapat diestimasi, maka selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti menentukan 475
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
kepentingan relatif dari atribut yang termasuk dalam eksperimen dan menentukan fungsi utilitas. Metode regresi dapat diterapkan untuk memperoleh model utilitas. 3. METODOLOGI PENELITIAN Dalam menentukan nilai waktu, penelitian ini menggunakan Metode Pilihan Moda. Atribut yang digunakan adalah Waktu (termasuk semua waktu yang dihabiskan mulai dari check in, menunggu termasuk delay dan waktu tempuh) dan Harga Tiket. Kedua atribut dikombinasikan dalam 3 level. Dengan demikian diperoleh 9 kombinasi hipotesa yang akan ditawarkan kepada responden. Responden diminta untuk merangking kesembilan pilihan tersebut berdasarkan kesukaannya. Kesembilan alternative tersebut diperlihatkan pad Tabel 5. Tabel 5 Alternatif yang ditawarkan No. Waktu Ongkos Rangking 1 2.5 250000 2 3.5 350000 3 4.5 450000 4 2.5 250000 5 3.5 350000 6 4.5 450000 7 2.5 250000 8 3.5 350000 9 4.5 450000 Rangking tersebut ditransformasi ke dalam probabilitas pemilihan moda, rangking 1 : probabilitas pemilihan p = 0,9, sedangkan rangking 9 : probabilitas p = 0,1. Selanjutnya skala probabilitas ini ditransformasi lagi dengan rumus ln(p/1-p) untuk mendapatkan utilitas. Nilai waktu dihitung dengan membandingkan koefisien waktu dan koefisien ongkos seperti pada persamaan (1) dan (2). 1. PELAKSANAAN SURVEY Survey dilaksanakan selama 30 hari terhadap 300 responden. Pengambilan responden dilakukan secara acak kepada seluruh anggota masyarakat yang sering menggunakan pesawat terbang dari Padang menuju Jakarta. Lokasi survey adalah kawasan perkantoran baik swasta maupun pemerintah, pusat-pusat aktivitas masyarakat, dan kawasan perumahan. Surveyor ditempatkan pada beberapa lokasi seperti : pusat perbelanjaan (depan Matahari Dept. Store dan jalan permindo) dan perkantoran (Pelataran Parkir Kantor Balaikota, Bank, dan instansi pemerintah lainnya). Sementara pembagian kuisioner juga dilakukan melalui orang-orang yang bisa ditunjuk sebagai surveyor dilingkungan perkantoran (bukan wawancara). Kuisioner yang disebarkan pada responden berjumlah 300 buah kuisioner, dan yang dapat digunakan hanya 200 responden, sementara 100 responden lainnya tidak memenuhi syarat untuk dianalisis.
476
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 1. Frekuensi Perjalanan Responden dalam 1 Tahun Terakhir Sebagian besar responden melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang ke Jakarta berkisar antara 2 kali sampai dengan 5 kali dalam satu tahun terakhir. Untuk lebih jelasnya distribusi jumlah responden dapat dilihat pada Gambar 1. FREKUENSI PERJALANAN RESPONDEN DALAM 1 TAHUN TERAKHIR 1 kal i > 5 kali
25%
20%
`
2 - 5 kal i 55%
Gambar 1. Frekuensi Perjalanan responden 1 Tahun Terakhir 2. Usia Responden Dari 200 orang responden paling banyak adalah berusia antara 31 – 45 tahun, usia 16 – 30 tahun sebesar 34 %, usia 46 – 60 tahun sebesar 24%, sementara usia lebih dari 60 tahun hanya berjumlah 2 orang. Untuk lebih jelasnya distribusi usia responden pengguna pesawat terbang dapat dilihat pada Gambar 2. USIA RESPONDEN
40 30 20 10 0 Persentase
16 - 30 tahun
31 - 45 tahun
46 - 60 tahun
> 60 tahun
34
36
24
1
Gambar 2. Tingkat Usia Responden 3. Status Pekerjaan Responden Pada Gambar 3, disajikan prosentase status pekerjaan dari responden. Terlihat komposisi status pekerjaan, pegawai negri dan swasta memiliki prosentase paling tinggi dan hampir sama jumlahnya. 477
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
STATUS PEKERJAAN 30 20 10 0 P.NEGRI P.SWAST MHSWA PERSENTASE
26
25.5
17.5
PDGNG/
IBU RMH LAINNYA
16.5
8
6.5
Gambar 3. Status Pekerjaan Responden 4. Tingkat Penghasilan Responden Dari gambar terlihat bahwa pengguna jasa angkutan udara lebih didominasi oleh responden yang berpenghasilan 2jt – 3jt, kemudian disusul responden berpenghasilan lebih dari 3jt. Untuk lebih jelasnya distribusi tingkat penghasilan total keluarga responden dapat dilihat pada gambar 4. TINGKAT PENGHASILAN
60
40
` 20
0 <1Jt
1Jt - 2 Jt
2 Jt - 3 Jt
>3 Jt
6
21.5
43
29.5
Persent ase
Gambar 4. Grafik Tingkat Penghasilan Responden 5. Tujuan Perjalanan Distribusi tujuan perjalanan responden dapat dilihat pada Gambar 5. TUJUAN PERJALANAN
35 30 25 20 15 10 5 0
Persentase
Dinas
Bisnis
21.5
17
Pendidik an 8
Rekreasi 14.5
Urusan Keluarga 34
Lainnya 5
Gambar 5. Grafik Tujuan Perjalanan Responden
478
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
7. Harga Tiket Gambar 7 memperlihatkan harga tiket yang dibayar responden untuk perjalan terakhir ke Jakarta menggunakan pesawat. Untuk harga tiket berkisar antara Rp. 350.000 – Rp. 450.000 memiliki persentase terbesar yaitu sekitar 41%. HARGA TIKET
Rp. 250rb - 350rb 33%
> Rp. 450rb 26%
Rp. 350rb - 450rb 41%
Gambar 7. Variasi Harga Tiket Yang Dibayar 5.2 Analisa Model Dari hasil regresi linier untuk seluruh responden yang diperoleh model: R2 = 0,6673
Y = 6,238 – 6,580E-6X1 – 1,124X2 Dimana: X1 = Ongkos; X2 = Waktu
Berdasarkan tanda koefisien persamaan dapat disimpulkan sebagai berikut: persamaannya. Bila a. Atribut ongkos (X1) memiliki tanda negatif (-) pada alternatif perubahan ongkos meningkat, maka utilitas penggunaan angkutan umum akan berkurang. b. Atribut waktu tempuh perjalanan (X2) memiliki tanda negatif pada alternatif persamaannya. Bila perubahan waktu tempuh meningkat, maka utilitas berkurang. Nilai waktu untuk model ini adalah:
λ = -1,124/ -0,00000658 λ = a2/a1 λ = Rp. 170.820 /orang/ jam Selanjutnya juga dihitung nilai waktu terhadap berbagai karakteristik responden. Nilai ini diperoleh dengan membagi responden menurut karakteristik-nya, kemudian data tersebut dikompilasi untuk mendapatkan persamaan utilitas. Dengan cara yang sama seperti nilai waktu secara umum diatas, maka diperoleh nilai waktu pengguna pesawat terbang menurut karakteristiknya. Hasilnya diperlihatkan pada Tabel 6. Tabel 6 Nilai waktu berdasarkan karakteristik responden. Atribut Usia
Level 16 - 30 30 - 45 46 - 60
Nilai Waktu (Rp/orang/jam) 120.500 197.000 281.000 479
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
> 60 PNS Swasta Mahasiswa Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Pendapatan < 1 jt 1 – 2 jt 2 – 3 jt > 3 jt Maksud Dinas Perjalanan Bisnis Pendidikan Rekreasi Urusan Keluarga Pekerjaan
120.700 204.700 216.000 123.000 210.500 98.100 104.400 134.400 195.300 224.000 191.300 520.500 161.600 150.300 145.900
6. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil survei yang dilaksanakan terhadap analisis utilitas pesawat terbang rute Padang-Jakarta dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. 2. 3.
Secara umum nilai waktu pengguna adalah Rp 170.800/orang/jam. Nilai waktu bervariasi menurut karakteristik responden. Nilai waktu berkisar antara Rp 98.000,-/orang/jam sampai Rp 530.000,-/orang/jam, dengan nilai waktu terbesar adalah perjalanan untuk tujuan bisnis dan nilai waktu terendah adalah nilai waktu ibu rumah tangga.
Selanjutnya disarankan pula hal sebagai berikut: 1.
2.
Pengguna dengan tujuan perjalanan untuk bisnis memiliki nilai waktu terbesar, oleh karena itu segmentasi pengguna ini haruslah diperhatikan dengan sebaik-baiknya oleh operator dengan meningkatkan ketepatan waktunya. Operator perlu tahu pada kapan (hari dan jam berapa saja) biasanya pengguna jenis ini melakukan perjalanan. Penelitian tentang nilai waktu perjalanan di kota-kota Indonesia masih kurang, oleh karena itu perlu dilakukan studi sejenis di kota-kota besar dan dilakukan secara periodik agar dapat terlihat perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu.
DAFTAR PUSTAKA Alrasyid, S., Lubis; H. Armijaya; Rudi Karsaman H., “Nilai Penghematan Waktu Pengguna Jalan Tol Menggunakan Data Stated Preference”, Jurnal Perencanaan dan Kebijakan Transportasi, Vol. 1, No. 2, ISSN 1411-7568, Maret, 2001. Hermawan, Rudi; Ade Sjafruddin; Hariadi Purwatmoko; Ervan Permadi, “Penentuan Nilai Waktu Pengguna Angkutan Umum di Kotamadya Bandung”, Jurnal Transportasi. Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi, Vol.1, No.2, ISSN 1411-2442, Desember, 1999.
480
Simposium IX FSTPT, Universitas Brawijaya Malang, 17-18 November 2006
Pearmain, D; Swanson, J., “Stated Preference Techniques : A Guide to Practice”, Steer Davies Gleave and Haque Consulting Group, London, 1999 Setyosantososantoso, Erik; A Wicaksono; Imam Nurhadi, “ Perhitungan Nilai Waktu Menggunakan Metoda Income Approach dan Metode Mode Choice Approach untuk pengguna kenderaan Pribadi di Wilayah Kota Malang”, 2001 Tamin, O., Z., “Perencanaan dan Pemodelan Transportasi”, Penerbit ITB, 1997. Tonner, J.,P., “The Demand for Taxis and The Value of Time – A welfare Analysis”, Working Paper 333, University of Leeds, Institute for Transport Studies, 1991.
481