HUBUNGAN PATRON-KLIEN DALAM KELOMPOK PEMULUNG (STUDI KASUS PADA PEMULUNG KELURAHAN JATINEGARA, KECAMATAN CAKUNG, JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
Nur Indah Sari 108032200025
Pembimbing
Ahmad Abrori, M. Si NIP: 19760225 200501 1 005
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/1435
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI HUBUNGAN PATRON-KLIEN DALAM KELOMPOK PEMULUNG (Studi kasus pemulung di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur) Oleh: Nur Indah Sari 108032200025 Telah dipertahankan dalam siding ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) pada Program Studi Sosiologi.
Ketua
Dr. Zulkifli, MA NIP: 19660813 199103 1 004 Penguji I
Fathun Karib, MA
Seketaris
Iim Halimatusa’diyah, MA NIP: 19810112 201101 2 009 Penguji II
Jaharotul Jamilah M. Si NIP: 19680816 199703 2 002
Telah diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 06 Januari 2014. Dosen Pembimbing
Ahmad Abrori, M. Si NIP: 19760225 200501 1 005
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul: HUBUNGAN PATRON-KLIEN DALAM KELOMPOK PEMULUNG (Studi kasus kelompok pemulung di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur).
1. Merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1(satu) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari tulisan ini terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya saya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi ketentuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 06 Januari 2014
Nur Indah Sari
ABSTRAKSI Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan patron-klien dalam kelompok pemulung Kelurahan Jatinegara. Kelompok pemulung di Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur ini merupakan masyarakat pendatang yang sebagian besarnya berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan di daerah belakang Pasar Pulo Jahe, samping SDN Jatinegara dan belakang PIK (Pulo Gadung Industri Kecil), Rawa Badung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, bertujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut melalui pengumpulan data, baik itu data primer yang dikumpulkan melalui metode wawancara dan observasi (pengamatan langsung) maupun data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan. Selanjutnya metode studi kasus ini untuk menerangkan suatu peristiwa yang sedang terjadi. Wawancara dilakukan dengan informan sebanyak dengan jumlah informan sebanyak 13 orang, 2 orang diantaranya para suami dari ketua kelompok lapak I dan ketua kelompok lapak II, 5 orang dari anggota kelompok lapak I dan 6 orang dari anggota kelompok lapak II. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah definisi patron-klien oleh Eric Wolf tentang hubungan antara atasan (patron) dengan bawahan terdapat hubungan yang tidak seimbang karena adanya posisi status sosial ekonomi, kedudukan, wewenang serta pengaruh berada lebih tinggi dari seorang bawahan (klien). Kemudian teori Modal sosial Putnam tentang hubungan sosial (jaringan), kepercayaan dan norma diantara mereka. Modal sosial yang dimiliki oleh kedua kelompok pemulung ini tidak dilihat dari segi ekonominya melainkan dari jaringan, kepercayaan dan hubungan timbal balik berat sebelah yang mereka miliki. Hasil penelitian menunjukkan, sebagai berikut. Pertama, terbentuknya hubungan patron-klien dalam kedua kelompok ini terjadi karena ajakan si ketua kelompok (patron) kepada para anggota kelompok (klien) di kampung yang sedang mengganggur (tidak bekerja) melalui mulut ke mulut, dari saudara ke saudara, dari saudara ke teman maupun dari teman ke teman untuk ikut bekerja dengan dirinya. Kedua, unsur-unsur yang membentuk patron-klien ini terbagi menjadi tiga unsure yakni; jaringan, kepercayaan (Trust) dan norma. Unsur jaringan terbentuk karena adanya kerjasama dalam sebuah ikatan kelompok. Kerjasama ini terbagi menjadi dua yaitu; kerjasama dalam lapak seperti menjual dan membeli barang-barang pulungan (barang-barang bekas) yang di peroleh anggota maupun masyarakat sekitarnya serta kerjasama dalam hal saling tolongmenolong diantara mereka, selain itu kerjasama di luar lapak seperti, menjual hasi pulungan anggota dan kerjasama dalam bentuk arisan. Unsur kepercayaan ini berupa pemberian pinjaman uang yang dilakukan oleh para klien kepada patronnya (Casbon), dan unsur norma yang berupa hak dan kewajiban bagi patron maupun klien.
Kata kunci: Teori patron-klien Eric Wolf, Pertukaran dan Ketimpangan
i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, serta shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul, “Hubungan Patron-Klien Dalam Kelompok Pemulung (Studi kasus pada pemulung Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur),” meskipun skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, dengan penuh ketulusan penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Bakhtiar Effendi, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Jakarta. 2.
Bapak Ahmad Abrori, M.Si selaku pembimbing penulis sekaligus dosen pembimbing akademik dengan kesediannya meluangkan waktu yang banyak untuk membimbing penulis dengan sabar, mengarahkan penulis secaraa baik dalam penulisan skripsi serta memberikan bantuan kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai secara tepat waktu.
3. Bapak Dr. Dzulkifli, MA selaku Ketua Jurusan Sosiologi, serta Ibu Iim Halimatusa’diyah, MA selaku Seketaris Jurusan Sosiologi, 4. Bapak Fathun Karib, MA selaku Penguji I dan Ibu Joharotul Jamilah, M.Si, selaku Penguji II, serta para staf pengajar dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membagi ilmu yang bermanfaat dan pengalamannya kepada penulis selama masa-masa kuliah. ii
5. Kedua orang tua penulis, Bapak Misno dan Ibu Satikem. Terimaa kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan untuk kedua orang tua penulis, berkat doa yang terus menerus dipanjatkan oleh Allah SWT beserta dorongan untuk selalu semangat dan pantang menyerah serta kasih sayangnya yang selalu menemani penulis disaat-saat susah sekalipun, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. penulis berharap semoga dengan skripsi ini dapat membahagiakan Mama dan Bapak karena skripsi ini merupakan bukti penulis bersungguh-sungguh untuk segera mendapatkan gelar Strata 1 yaitu agar dapat membahagiakan kedua orang tua penulis. 6. Teman seangkatan 2008 dan kakak kelas angkatan2007 di UIN Syarif Hidayatullah ini, Devi Agustina dan Atirohayati yang telah membantu penulis
untuk
meminjami
buku-buku
yang
bermanfaat
serta
memberikan dorongan dan motivasi untuk terus maju dan pantang menyerah selama proses penyelesaian skripsi ini. 7. Kakak sepupu saya, Joko Mulyono selaku warga Pulo Jahe yang sudah banyak membantu penulis dengan sabar dalam proses kegiatan penulisan skripsi tersebut sehingga kegiatan penyelesaian skripsi dapat berjalan dengan baik dan lancer. 8. Ibu Siska Leonita S.STP, selaku wakil lurah Jatinegara atas kesediannya untuk menerima penulis agar dapat melaksanakan penelitian serta pengumpulan data di kelurahan, beserta seluruh staf kelurahan Jatinegara yang tidak bisa saya sebut satu persatu. 9. Seluruh Informan, ketua kelompok lapak I dan lapak II yang sudah meluangkan waktunya untuk mendengarkan instruksi penulis dengan iii
baik serta menyediakan waktunya untuk penulis wawancarai, guna menjawab semua pertanyaan yang dibutuhkan penulis dalam penelitian skripsi ini. 10. Teman-teman kuliah Sosiologi (2008) Jamal hilmi, Muhammad Yasir, dan Suhairi. Terima kasih atas semuanya, yang selalu memberikan bantuan serta motivasi yang penuh terhadap penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Saudara-saudari dari pihak Mama dan Bapak, serta pihak-pihak lain yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini akan menambah informasi serta pengetahuan bagi pembaca sekaligus menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.
Jakarta, 07 Januari 2014
Nur Indah Sari
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ………………………………………………………............ i KATA PENGANTAR ………………………………………………….. ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………. v DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. vii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… viii BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………... 1 A. Pernyataan Masalah ……………………………………………. 1 B. Pertanyaan Penelitian ………………………………………….. 8 C. Tujuan Penelitian …………………………………………….… 8 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………... 8 E. Tinjauan Pustaka ….……………………………………………. 8 F. Kerangka Teori ………………………………….…………...... 13 G. Definisi Konsep dan Operasional Konsep ...…………………... 18 H. Metodologi Penelitian ...………………………………………. 19 1. Pendekatan Penelitian ………………………………...…… 20 2. Metode Penelitian …………………………………………. 20 3. Subjek Penelitian ………………………………………….. 20 4. Jenis Data Penelitian ………………………………………. 22 5. Teknik Analisis Data ……………………………………… 23 6. Waktu dan Lokasi Penelitian ……………………………… 23 I. Sistematika Penulisan ……………………………………......... 25 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBJEK PENELITIAN …………………………….…………. 26 A. Letak Geografis dan Demografi ………………………............ 26 B. Kehidupan Sosial, Ekonomi, Agama, Pendidikan dan Kesehatan ……………………………………..................... 30 1. Kehidupan Penduduk Kelurahan Jatinegara di Bidang Sosial ……………….…………………………......... 30 2. Kehidupan Penduduk Kelurahan Jatinegara di Bidang Ekonomi ……………….…………………………... 31 3. Kehidupan Penduduk Kelurahan Jatinegara di Bidang Agama ……………….…………………………...... 34 4. Kehidupan Penduduk Kelurahan Jatinegara di Bidang Pendidikan ……………….……………………….. 35 5. Kehidupan Penduduk Kelurahan Jatinegara di Bidang Kesehatan .………………………………….…....... 36 C. Profil Informan Penelitian ……………………………............. 38 D. Ragam Aktivitas Pemulung dan Pemilik Lapak …….………... 45
v
BAB III ANALISIS DATA SOLIDARITAS KELOMPOK PEMULUNG …………………………………………………… 47 A. Terbentuknya Hubungan Patron-KLien dalam kelompok Pemulung ………….……………….……………... 47 B. Unsur-unsur Yang Membentuk Hubungan Patron-Klien Dalam Kelompok Pemulung ………………………….…….. 54 BAB IV PENUTUP ……………………………...………………….......... 63 A. Kesimpulan ………………………………………………….. 63 B. Saran ……………………………………………………….... 64 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….…… 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1.A.1 Penduduk DKI Jakarta 2000 dan 2010-2013 ……..………….. Tabel 1.A.2 Jumlah Penduduk Miskin, Presentase Penduduk Miskin (Po), Garis Kemiskinan (GK), Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi DKI Jakarta, Maret 2009-2012 …………………………………….. Tabel I.A.3 Timbunan Sampah di Provinsi DKI Jakarta tahun 2005-2010……………………………………………....
2
5 7
Tabel I.G.1 Tabel Operasional Konsep …………………………………..... 19 Tabel I.H.1 Nama-nama Informan Berdasarkan Usia, Status Perkawinan, Agama, Etnis dan Pendidikan………………………………..... 21 Tabel II.A.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin April 2013 ...… 30 Tabel II.A.2 Jumlah Kelahiran, Kematian, Datang dan Pindah Menurut Data Kelurahan Jatinegara 2011 …………………………….. 28 Tabel II.A.3 Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Umur …………………… 29 Tabel II.B.1 Jumlah Kepala Keluarga Miskin Per-Rumah Warga (RW), Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur ……….....…… 31 Tabel II.B.2 Sarana perekonomian yang ada di Kelurahan Jatinegara …..... 32 Tabel II.B.3 Koperasi dan Waserda Kelurahan Jatinegara 2013 ………….. 33 Tabel II.B.4 Data Agama yang dianut oleh Masyarakat Kelurahan Jatinegara 2013 ………………………………….. 34 Tabel II.B.5 Data Fasilitas Peribadatan 2013 ….…………………………. 34 Tabel II.B.6 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Tamatan/Lulusan SD, SMP, SMA dan Banyaknya Sekolahan Kelurahan Jatinegara 2013 ……………………………………..…………………… 35 Tabel II.B.7 Sarana Kesehatan di Wilayah Kelurahan Jatinegara 2013 …... 36 Tabel II.C.1 Karakteristik Pemulung Berdasarkan Usia, Status Perkawinan, Jumlah Anak, Lama Bermukim Pada Masing-masing Lapak Dan Pendidikannya ………………………………….…….… 38 Tabel II.C.2 Nama-nama Informan kelompok lapak I …………………..… 39 Tabel II.C.3 Nama-nama Informan kelompok lapak II …………………… 41 vii
Tabel II.C.4 Perbandingan harga hasil barang pulungan antara kelompok pemilik lahan dengan penyewa lahan……………………...… 44
DAFTAR GAMBAR Gambar II.A.1 Gambar II.A.1 Peta Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur ……………………………………………………………… 26 Gambar II.D.1 Bagan Proses Pemulungan ………………………………... 45
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah Skripsi ini memfokuskan penelitian pada hubungan sosial antara ketua dengan anggota kelompok di kalangan pemulung. Hubungan social diantara ketua dan anggota kelompok pemulung ini dilandaskan oleh hubungan patron-klien. Patron dalam penelitian ini adalah sesorang yang yang memiliki wewenang, pengaruh, kedudukan dan kekuasaan tertinggi dibanding klien dalam mengatur segala urusan usaha pemulungan di lapak atau kelompok tersebut (ketua kelompok). Sedangkan klien (anggota) itu berada di bawah kedudukan patron, ia menjalankan perintah yang diberikan kepadanya oleh seorang ketua (patron), dan mengikuti aturan-aturan didalam kelompok pemulung tersebut. Hubungan sosial antara patron dan klien ini merupakan hubungan yang saling terkait antara satu sama lain. Sehingga dalam penelitian ini akan menjelaskan bagaimana cara terbentuknya hubungan patron-klien ini dan apa saja bentuk-bentuk hubungan patron-klien di kalangan pemulung. Salah satu kondisi yang memprihatinkan dari Jakarta ini adalah tingginya angka kepadatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi oleh tingkat pertumbuhan ekonomi kota yang disebabkan oleh adanya migrasi penduduk yang tinggal didesa pindah ke kota atau yang kita kenal dengan nama urbanisasi. Kepadatan jumlah penduduk ini terjadi karena jumlah angka laju pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan rata-rata hingga 1,125% pada tiap tahunnya. Sebagaimana tabel berikut di bawah ini (Informasi Umum Penduduk DKI Jakarta 2010-2013. 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. Diakses 1
pada
tanggal
13
Juli
2013
(http:bps.go.id/fileupload
publikasi/2013_07_08_08_02_51.pdf): Tabel I.A.1 Penduduk DKI Jakarta Dari Tahun 2010-2013 Uraian 1. Jumlah Penduduk a.
Laki-laki
b.
Perempuan
Satuan
2010 (1)
2011 (2)
2012 (2)
Ribu orang Ribu orang Ribu orang Persen
9.607,8
9.891,9
9.991,8
10.090,3
4.870,9
4.998,9
5.042,9
5.087,1
4.736,8
4.893,0
4.948,9
5.003,2
1,08
1,01
0,99
102,2
101,9
101,7
14.935
15.085
15.234
2. Laju Pertumbuhan 1,42 Penduduk 3. Rasio Jenis Laki-laki 102,8 Kelamin (Sex per100 Ratio) wanita 4. Kepadatan Penduduk/ 14.506 Penduduk Km2 Sumber: 1= Sensus Penduduk 2013 2= Angka Proyeksi Penduduk 2013
2013
(2)
Peningkatan ini salah satunya disebabkan oleh urbanisasi yaitu bertambahnya perpindahan penduduk dari di desa ke kota atau Jakarta. Ada beberapa faktor yang mendorong orang desa pindah ke kota seperti; pertama, cara pandang bahwa kota (Jakarta) sebagai tempat tinggal masyarakat yang heterogen akan latar budaya dan aktivitas yang beragam (Taufiqurrahman Dhohuri 2002:72). Kedua, sebagai pusat kemajuan dan pembangunan. Dari kedua macam daya tarik kota tersebut memotivasi orang di daerah pedesaaan untuk berdatangan ke daerah perkotaan. Selain itu, urbanisasi yang terjadi diperkotaan didorong oleh beberapa alasan yaitu; Pertama, kesempatan mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik. Di banding pedesaan, kota lebih memberikan peluang untuk orang mendapatkan pekerjaaan dengan upah yang menarik danmemiliki kemungkinan kesempatan mendapatkan pendidikan di sekolah atau
kursus keterampilan
dibidang teknik maupun administrasi (Rahmat Bintarto 1984:33). Kedua, dalam 2
bidang pembangunan daerah perkotaan tidak sekedar sebagai tempat pemukiman para penduduk, pusat kegiatan sosial, ekonomi, politik, namun sebagai pusat penyediaan berbagai sarana fasilitas yang memajukan kehidupan manusia dalam bidang industri, perdagangan, modal, tenaga kerja dan lain sebagainya. Ketiga, dalam bidang ekonomi. Masyarakat yang berurbanisasi ke kota karena faktor ekonomi memiliki pandangan bahwa di perkotaan itu tempat yang mudah untuk mendapatkan uang, dapat mengubah nasib kehidupan mereka menjadi lebih baik dibanding mereka bekerja di kampung (Hans-Dieter Evers 1982:58) dan pada umumnya masyarakat yang berurbanisasi ke Jakarta ini merupakan masyarakat kalangan bawah atau masyarakat miskin (baik harta, ilmu, moral maupun skill) yang tidak memiliki kedudukan yang tinggi di desanya. Sebagaimana dengan penjelasan Gunawan Sumodiningrat dalam bukunya Owin Jamasy (2004: 31) mengenai empat bentuk kemiskinan yakni: “Kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural. Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang didasarkan pada tingkatan pendapatan di bawah garis kemiskinan. Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang pendapatannya berada pada posisi di atas garis kemiskinan, namun relatif lebih rendah dari pendapatan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan struktural yakni kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi miskin akibat pengaruh pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakatnya, sehingga hal tersebut menyebabkan ketimpangan pada pendapatan. Serta kemiskinan kultural ini mengacu kepada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha untuk memperbaiki tingkat kehidupan, malas, boros, tidak kreatif meskipun ada usaha dari pihak luar untuk membantunya (Gunawan Sumodiningrat 1996:17-18).” Sehingga kata kemiskinan ini diartikan sebagai suatu standar hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan seseorang yang rendah, baik yang berpengaruh langsung dengan keadaan kesehatannya, kehidupan moral maupun harga dirinya secara langsung tampak pengaruhnya terhadap tingkat 3
keadaan kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri mereka yang tergolong sebagai orang miskin (Supardi Suparlan 1995:21). Terjadinya kemiskinan tidak datang secara tiba-tiba, melainkan ada beberapa faktor penyebabnya. Beberapa aktor penyebab kemiskinan di perkotaan menurut Owin Jamasy, yaitu; pertama, kemiskinan yang disebabkan oleh tidak adanya kesempatan kerja, sehingga masyarakat miskin, baik miskin materi, skill maupun ilmu, sehingga dirinya tidak memperoleh penghasilan guna kehidupannya. Kedua, upah kerja yang minim, produktivitas yang rendah dan lain-lainnya. Disamping itu pula, bahwa kemiskinan itu memiliki ciri-ciri identik, yaitu; kemiskinan, fisik yang lemah, kerentaan, keterisolasian dan ketidakberdayaan” (1994:23). Kemiskinan yang dimaksud oleh beliau adalah seseorang yang selalu kekurangan uang (materi) untuk membeli makanan pokok sehari-hari, termasuk juga didalamnya kekurangan sandang, dan tidak memiliki rumah yang sah milik sendiri. Fisik yang lemah berarti orang yang miskin yang tidak memiliki daya tahan terhadap penyakit, karena kurangnya gizi makanan. Kerentaan ialah orang miskin yang selalu mudah untuk mendapat masalah baik masalah penyakit maupun masalah keuangan. Keterisolasian menurutnya ialah orang miskin yang terikat dengan kehidupan mereka yang miskin sehingga mereka tidak mampu untuk mencoba sesuatu yang baru. Selain itu ketidakberdayaan berarti orang yang miskin yang tidak memiliki kemampuan untuk berkarya dan membela hak-haknya (H. S. Pulungan 1994:23-24). Oleh karena itulah dengan adanya urbanisasi ini, penduduk yang datang ke kota tanpa di bekali oleh keahlian (skill) yang dibutuhkan ekonomi perkotaan, modal yang cukup, terpaksa mereka bekerja dengan mengandalkan fisiknya seperti, kuli bangunan, kuli supir dan lain sebagiannya. Maka hal itu akan 4
mengakibatkan peningkatan pada angka jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta. Sama halnya tabel dibawah ini (“Beberapa Indikator Sosial
Provinsi DKI
Jakarta.” 2012. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta. Diunduh pada tanggal 13 Juli 2013 (http:bps.go.id/fileupload publikasi/2013_07_08_08_02_51.pdf): Tabel 1.A.2 Jumlah Penduduk Miskin, Presentase Penduduk Miskin (Po), Garis Kemiskinan (GK), Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi DKI Jakarta, Maret 2009-2012 Uraian Jumlah Penduduk Miskin (000)
Maret 2009 323,17
Maret 2010 312,18
Maret 2011 363,42
Septembe r 2011 355,20
Maret 2012 363,20
September 2012 366,77
Presentase Penduduk Miskin (P0)
3,62
3,48
3,75
3,64
3,69
3,70
355.480
368.415
379.052
392.571
0,599 0,147
0,459 0,103
0,499 0,129
0,557 0,151
Garis Kemiskinan 316.936 331.16 (Rp/Kapita/Bulan) 9 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 0,571 0,450 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0,136 0,109 Sumber: Diolah dari data Susenas Tahun 2012
Menurut tabel jumlah persentase penduduk miskin di Provinsi DKI Jakarta dari bulan Maret 2009- September 2012 diatas, mengalami kenaikan setiap tahunnya kecuali di bulan Maret 2010. Di bulan maret tahun selanjutnya 2011 mengalami kenaikan yang cukup tinggi dibanding dengan tahun yang selanjutnya (Maret 2010-Maret 2011), dari yang 3,48 persen hingga 3,75 persen. Meskipun mengalami sedikit penurunan bulan September 2011 yakni mencapai 3,64 persen, tetapi pada tahun-tahun berikutnya jumlah penduduk miskin Jakarta terus mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian-uraian mengenai kemiskinan, bahwasanya penduduk seperti uraian diatas, pada umumnya bekerja sebagai pemulung. Maksud pemulung dalam hal ini merupak salah satu kegiatan sektor informal yang ada di perkotaan dengan cara mengumpulkan barang-barang bekas tanpa mendapatkan upah (bayaran) dari orang-orang sekitar, namun kegiatan ini menghasilkan 5
pendapatan yang cukup lumayan bagi mereka yang tidak memiliki ijazah; modal; dan lainnya demi menyambung hidupnya, meski pendapatan yang diperolehnya itu masih dibawah rata-rata pendapatan orang-orang yang bekerja lainnya. Pemulung ini identik dengan orang-orang miskin yang tinggal di tempat-tempat kumuh dan sebagainya, sebagaimana dengan ungkapan dari Pak Tariani, salah satu anggota kelompok lapak II: “Mendapatkan uang dengan cara halal tapi dengan kerja yang gak terlalu berat dan gak terlalu banyak peraturan. Yang bisa kerjanya dimana-mana, gak perlu pake ijazah sekolah yang tinggi-tinggi (Wawancara Pribadi dengan Pak Tariani, 31/08/2013, 28 Tahun).” Aktivitas pemulung ini, pada umumnya banyak dilakukan oleh orangorang dalam berbagai usia, pendidikan, suku, agama, jenis kelamin, dan kegiatan memulung ini biasanya terjadi di berbagai tempat seperti, di pasar, sekolahan, pemukiman penduduk, pertokoan, terminal-terminal dan lain-lainnya. Keberadaan pemulung di Jakarta ini akibat dari ketidak adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang tidak memiliki ijazah, tidak memiliki modal yang cukup serta tidak memiliki keterampilan khusus (skill) dalam memasuki dunia kerja, sehingga masyarakat tersebut bekerja sebagai pemungut dan pencari barang-barang bekas demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Dalam realitas adanya kalangan pemulung di perkotaan ini bukan hanya sebagai penyebab meningkatnya jumlah kemiskinan di DKI Jakarta, namun juga sebagai pahlawan bangsa yang melakukan mengurangi volume timbunan sampahsampah yang berserakan sekaligus menjadi pemandangan buruk bagi DKI Jakarta. Timbunan-timbunan sampah tersebut mereka (kalangan pemulung) kelola sehingga menjadi barang komoditi (Sutardji 1998:20). Namun tetap saja sebagian masyarakat memandang pemulung sebagai pekerjaan yang menjijikan, terhina dan 6
lain sebagainya (memandang sebelah mata). Berikut tabel timbunan sampah dibawah ini: Tabel I.A.3 Timbunan Sampah di Provinsi DKI Jakarta tahun 20052010 Tahun 2005 20006 2007 Jumlah sampah per hari 26.264 26.444 27.966 (m³/hari) Sumber: Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta
2008 29.217
2009 28.286
2010 24.773
Kedudukan kalangan pemulung di dalam penelitian ini memiliki beragam kedudukan seperti, ada yang mengatur segala urusan di suatu perlapakan (patron), sehingga memberikan pengaruh besar dalam menjalankan usaha perlapakannya, baik dalam hal pemberian upah, membuat dan menetapkan peraturan-peraturan di perlapakan tersebut dan lain-lain ( patron atau ketua kelompok). Dan adapun yang bertindak dalam menjalankan kegiatan memulung tersebut agar usaha perlapakan tersebut dapat berjalan serta mentaati segala perintah orang yang atau berkuasa dalam mengatur usaha perlapakan (klien atau anggota kelompok). Dengan demikian hubungan patron-klien ini merupakan hubungan sosial yang terjadi antara ketua dengan anggota kelompoknya yang bersifat timbal balik, saling menguntungkan, saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Walaupun di dalam hubungan ini terdapat ketimpangan dalam hasil pendapatan yang diperoleh dan rasa ketergantungan klien yang selalu mengharapkan bantuan dari patron, tetap saja mereka saling membuthkan antar satu sama lain. Dengan demikian, dari pernyataan-pernyataan masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Hubungan Patron Klien Dalam Kelompok Pemulung (Studi kasus kelompok pemulung di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur).”
7
B. Pertanyaan Penelitian Dilihat dari paparan permasalahan yang ada, maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut: 1. Bagaimana terbentuknya hubungan patron-klien dalam kelompok pemulung? 2. Apa saja bentuk-bentuk hubungan patron-klien yang terjadi dalam kelompok pemulung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari pernyataan dan pertanyaan yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti melakukan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data deskriptif, memahami proses terbentuknya hubungan patron-klien dalam kelompok pemulung dan menganalisa sejauh mana bentuk-bentuk hubungan patron-klien yang terjadi dalam kelompok pemulung. D. Manfaat Penelitian Berkaitan dengan tujuan diatas, adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini meliputi; Pertama, manfaat akademik adalah dapat menambah dan memperkaya Ilmu Sosiologi dalam permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, terutama mengenai hubungan patron-klien. Kedua, manfaat praktis yaitu menjadi tambahan informasi bagi pembahasan penelitian yang serupa di waktu mendatang dan dapat menjadi masukan bagi seluruh masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, tidak memandang sebelah mata kalangan pemulung. E. Tinjauan Pustaka Sebelum melakukan penulisan skripsi ini, peneliti telah membaca beberapa Jurnal dan Skripsi yang terkait dengan tema yang diangkat oleh peneliti.
8
Pertama, Jurnal Nasional yang berjudul “Pemulung Dibutuhkan Sekaligus Ditelantarkan,” ditulis oleh Suci Dian Hayati pada tanggal 08 Februari 2012. Jurnal tersebut berisi tentang penggusuran warga “Kampung Pemulung” daerah kawasan Rawamangun oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Timur. Sebelum kampung tersebut digusur menjadi sebuah bangunan atap Flyover, terdapat sebuah keluarga yang memiliki enam anak serta ratusan warga yang tinggal disana. Mereka sejak tahun 1990 telah menjadi pemulung yang bermukim di daerah tersebut. Namun dengan adanya penggusuran paksa oleh Satpol PP tanpa diberi penggantian tempat hunian yang baru. Akhirnya sebuah keluarga bersama ratusan warga lainnya berteduh di kolong
Flyover, Jalan
Ahmad Yani. Hal ini dikarenakan minimnya penghasilan mereka, yang hanya cukup untuk makan dan tidak cukup untuk mengontrak rumah yang baru. Menurut Yayat, keberadaan “Kampung Pemulung” dan kampungkampung illegal lainnya tidak lepas dari ketidakpedulian pemilik lahan tersebut. Lahan tanpa penjagaan, tidak terawat, terlantar, tanpa batas dan tanpa papan pengumuman yang menunjukkan identitas pemiliknya. Sehingga kondisi tersebut gampang dimanfaatkan secara illegal oleh sebagian warga pendatang yang saat tiba di Ibu Kota hanya bermodal diri saja. Ini disebabkan oleh kebutuhan lahan di Jakarta yang cukup sempit, tidak saja sebagai tempat tinggal melainkan juga sebagai tempat usaha mereka. Didalam analisisnya, Yayat mengatakan bahwa ada tiga alasan dibalik “Ketidak pedulian” pemerintah kota terhadap asetnya yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Jakarta Timur, dikarenakan oleh: a. Dinas pemadam kebakaran terkait tidak memiliki “Masterplan” yang ada didalam susunan rancangan pembangunan dan perawatan untuk aset-asetnya. 9
b. Dinas pemadam kebakaran tidak memiliki anggaran untuk memanfaatkan lahan yang tidak terpakai. c. Kemungkinan ada “Permainan-permainan,” baik oleh dinas pemilik lahan maupun pejabat lokal yang memanfaatkan kebutuhan “Warga urban” atas lahan tempat tinggal mereka selama di Ibu Kota. Kedua, Skripsi yang berjudul “Realita, Peran dan Keberadaan Pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Benowo melalui video documenter,” ditulis oleh Achmad Abidin, D4 Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya. Skripsi tersebut mengenai hasil penelitian dari karya yang telah dibuatnya maka keberadaan pemulung di Daerah Benowo memunculkan suatu peran yang sangat berarti bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa profesi sebagai pemulung ini merupakan pilihan hidup yang harus dipertanggungjawabkan karena itu merupakan pilihan hidupnya. Berprofesi sebagai pemulung bukan merupakan suatu pekerjaan yang hina seperti persepsi negatif masyarakat umumnya. Hal ini dibuktikan dengan fakta yang ada bahwa pemulung mampu menghidupi keluarganya dan bahkan terdapat pemulung yang sukses dalam meniti karir yang diawali dari profesi sebagai pemulung ini. Persepsi negatif dari sebagian masyarakat dapat sedikit diubah melalui tayangan film dokumenter. Di film tersebut ditunjukkan beberapa fakta yang terdapat di lapangan dengan harapan dapat membuat masyarakat tidak meremehkan, menghina mereka atau menganggap profesi pemulung itu sama dengan pencuri (maling). Ketiga, Hasil penelitian sebuah Tesis yang berjudul “Pola Solidaritas kelompok pedagang warung angkringan di kota Ponorogo,” ditulis oleh Slamet 10
Santoso, Program Pasca Sarjana, Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2008. Hasil penelitian dari sebuah tesis ini berisi bahwa terdapat beberapa hal penting, diantaranya:
a. Kelompok pedagang warung angkringan di kota Ponorogo mayoritas adalah seorang pedagang pendatang dari daerah Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Sukoharjo, Solo, Klaten, Wonogiri dan Yogyakarta. Mereka mampu mengembangkan usahanya dengan ditandai oleh bertambahnya jumlah pedagang dari tahun ketahun. Hal tersebut disebabkan karena jalinan solidaritas yang kuat diantara mereka. Jalinan solidaritas yang terjadi di pedagang warung angkringan ini tidak hanya terjadi antara ketua dengan anggota kelompoknya, tetapi juga terjadi diantara sesama anggota kelompoknya, bahkan diantara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Tak hanya itu solidaritas terjadi dikalangan antara ketua kelompok dengan anggota kelompoknya membentuk pembagian kerja yang jelas, seperti ketua kelompok memiliki wewenang untuk membuat jajanan dan hasil makananyang akan dijual sendiri maupun yang akan dijual anggota kelompoknya, ketua juga membantu para anggotanya dalam mencari lokasi strategis guna membuka usaha dan lain sebagainya. b. Solidaritas yang terjadi antara sesama kelompok berbentuk saling membantu dalam modal usaha, saling membantu jika ada acara hajatan serta saling mematuhi kesepakatan yang telah dibuat bersama. Selain itu Solidaritas yang terjadi diantara kelompok yang satu dengan yang lain dalam bentuk kesepatan penentuan lokasi usaha yang strategis, aturan pengambilan jajanan dan makanan serta saling membantu dalam acara hajatan.
11
Keempat, Skripsi yang berjudul “Strategi Pemulung dalam Memenuhi Kebutuhan Hidup,” ditulis oleh Fauzan Abdulloh, Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011. Dalam penelitian sebuah skripsi ini berisi mengenai Kehadiran pemulung memang bukan hal baru, tetapi ada perubahan mendasar dalam pola kehidupan mereka. Pemulung dengan gerobaknya yang berukuran 2x1 m sebagai alat produksi saat ini semakin marak. Mereka inilah yang disebut dengan pemulung. Pada siang hari mereka berkeliling dari satu tempat sampah ke tempat sampah lainnya. Pada malam hari mereka pulang di tempat tinggal mereka masing-masing untuk beristirahat. Situasi kemiskinan di pedesaan tersebut yang mendorong penduduk pedesaan tersebut untuk bergeser ke kota sebagai urban poor (kaum miskin kota). Pada umumnya mereka ini terjun di bidang self employed atau sering disebut dengan sektor informal, mengingat mereka juga mempunyai bobot pendidikan dan keterampilan yang rendah dan tidak memadai. Salah satu orang atau kelompok masyarakat yang dikategorikan sektor informal dalam statusnya sebagai urban poor (kaum miskin kota) adalah para pemungut sampah atau dikenal dengan sebutan pemulung. Kisah-kisah para pemulung menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseharian mereka. Untuk makan sehari-hari, kadang mereka pun harus berutang. Realitas tersebut menunjukkan bahwa hidup dan kehidupan pemulung dalam kondisi terjepit. Selain mereka bergelut dengan lingkaran kemiskinan yang dihadapi dalam kehidupannya, juga eksistensi dirinya dan pekerjaannya seringkali dihadapkan pada berbagai pelecehan. Selama ini masalah kemiskinan, terutama penyebabnya, selalu didominasi oleh dua pendekatan teoretis, yaitu kultural kemiskinan dan kemiskinan struktural. Kedua pendekatan ini sangat memengaruhi cara pandang pemerintah dan berbagai elemen masyarakat dalam upaya 12
penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Bahkan pemerintah menganggap pemulung sebagai pengganggu ketentraman masyarakat, dan mereka dianggap sebagai kelompok illegal atau tidak mempunyai ketentuan hukum, tegasnya mereka itu dianggap liar. Untuk itu agar tidak terjadi plagiarisme peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul (studi kasus Kelompok Pemulung Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur). Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui bagaimana latar belakang terbentuknya hubungan patron-klien dalam kelompokkelompok pemulung yang berada di daerah Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur. Baik hubungan antara pemulung lapak yang satu dengan lapak yang lain, ketua kelompok pemulung dengan anggota kelompok pemulung masing-masing lapak maupun para ketua kelompok lapak pemulung dengan anggota kelompok lapak pemulung I dan II ataupun dengan masyarakat sekitarnya, bukan meneliti penilaian masyarakat mengenai keberadaan pemulung dan bukan juga tentang strategi pemulung dalam memenuhi kebutuhannya. Selain itu lokasi dalam penelitian ini dekat dari tempat saudara saya dan tempat saya mengajar, sehingga mudah saya mendapatkan datanya. F. Kerangka Teori Dalam penelitian ini penulis menggunakan suatu teori, yaitu: Secara umum, teori patron-klien diilhami oleh Eric Wolf tentang hubungan patron-klien. Menurut Eric Wolf, hubungan patron-klien sebagai suatu pertukaran hubungan ikatan persahabatan yang berat sebelah antara seseorang dari status sosial ekonomi lebih tinggi (patron), yang sangat berpengaruh dalam mengatur sumber daya sendiri untuk memberikan perlindungan pada klien yang
13
membalasnya dengan menawarkan dukungan umum dan bantuan kepada patron (1966:1-22). Adapun yang menjelaskan patron klien menurut bahasa yakni, istilah patron berasal dari ungkapan bahasa Spanyol, secara etimologis berarti seseorang yang memiliki kekuasaan (power), status, wewenang atau pengaruh atau berada dalam posisi yang lebih tinggi (superior). Sedangkan klien berarti bawahan atau berada dalam posisi yang lebih rendah (inferior) dibanding patron (Sunyoto Usman 2004:132). Dalam hal ini hubungan patron-klien tersebut terjadi sebuah ketimpangan, ketimpangan ini terjadi ketika pemberian perlindungan maupun dalam bentuk materi yang dilakukan oleh patron (posisi yang lebih tinggi) kepada klieennya tidak sebanding dengan pemberian jasa (tenaga) maupun loyalitas seorang klien kepada patronnya. Seorang patron membutuhkan tenaga klien untuk membantu menjalankan usahanya dan seorang klien juga seperti itu, ia mengharapkan pemberian bantuan-bantuan patron, jika ia sedang membutuhkannya. Walaupun didalam hubungan tersebut terdapat unsur eksploitasi ekonomi yang dilakukan patron oleh kliennya ataupun unsur pindah karena harapan yang dia harapkan dari seorang patron tidak terjadi. Sehingga bisa saja, baik seorang patron maupun kliennya pindah ke patron maupun klien lain (George Ritzer dan Douglas J. Goodman 2009:459). Selain itu, di dalam hubungan patron-klien ini terdapat pula modal sosial. Modal sosial yang dimaksud adalah suatu sistem yang mengacu kepada hasil kepercayaan, pertukaran timbal balik, pertukaran ekonomi dan informasi serta asosiasi yang melengkapi modal-modal lainnya. Sehingga memudahkan terjadinya tindakan kolektif bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan (Cullen Colleta 14
dan Pengembangan Masyarakat (Fakultas Pertanian IPB) Durkheim 2000:31). Modal sosial dalam kelompok pemulung ini dapat diciptakan dari hasil kepercayaan antar sesamanya, baik antar sesama anggota kelompok ataupun sesama ketua kelompok, hubungan timbal balik yang mereka miliki serta jaringan informasi untuk menunjang kebutuhan yang mereka penuhi. Adapun yang mengartikan modal sosial sebagai modal yang memiliki dimensi sosial berupa sumber daya yang dimiliki seseorang maupun sekelompok orang yang mengandalkan jaringan, kepercayaan dan norma-norma yang terbentuk antar kelompok yang dimilikinya. Dalam hal ini sesuai dengan pengutipan
Putnam
mengenai
modal
sosial
(http://www.psychologymania.com/2012/12/definisi-modal-sosial.html): “Modal sosial menurut Putnam (1995) meliputi hubungan sosial berupa jaringan, kepercayaan dan norma sosial.” Berikut dibawah ini penjelasan mengenai jaringan, kepercayaan dan norma, yaitu (Robert M.Z. Lawang, 2004:45-70): a. Jaringan (network). Menurut Robert M.Z. Lawang jaringan adalah hubungan kerjasama antar individu (antar orang) dalam mengatasi masalah secara efisien dan efektif. Fungsi jaringan dalam modal sosial ini sebagai media informasi terhadap keberhasilan suatu usaha produktif satu sama lain. Berdasarkan pengertian jaringan diatas, maka jaringan yang dibangun dalam penelitian ini berbentuk materi dan lahan. Fungsi jaringan di dalam penelitian ini sebagai media untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dalam kedua belah kelompok tersebut yakni kelompok pemilik lahan lapak dan kelompok penyewa lapak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Granovetter (Damsar 1997:48) memperlihatkan bahwa kuatnya suatu 15
jaringan
memudahkan
seseorang
untuk
mengetahui
ketersediaan
pekerjaan. Dalam hal ini, jaringan sosial juga memerankan hal penting dalam hal berurbanisasi dan pekerjaan. Jaringan tersebut merupakan ikatan antar pribadi yang mengikat para urban melalui kekerabatan, persahabatan dan komunitas asal daerah yang sama. Dan di dalam sebuah jaringan terdapat sebuah kepercayaan, kepercayaan ini guna mencapai tujuan bersama tanpa ada yang merasa dirugikan. b. Kepercayaan (trust) ialah sebuah harapan terhadap keteraturan, kejujuran, dan perilaku kooperatif yang muncul dari dalam sebuah kelompok atau komunitas yang didasarkan pada norma-norma yang oleh para anggotanya. Suatu kepercayaan akan terbangun dengan sendirinya dalam suatu kelompok atau komunitas, baik antar kelompok pemulung atau pun dengan kelompok atau komunitas umum lainnya. Kepercayaan yang terjadi di dalam suatu kelompok membuat persoalan yang dimiliki tersebut dapat teratasi dan sebuah kepercayaan tersebut bersifat menguntungkan kedua belah pihak sebagai hasil dari interaksi. Sehingga inti dari kepercayaan ini terbagi menjadi tiga yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu; pertama, kepercayaan itu tercipta dalam hubungan sosial antara dua orang atau lebih; kedua, didalam kepercayaan atau rasa saling percaya mengandung sebuah harapan yang menguntung kedua belah pihak tersebut; ketiga, terciptanya kepercayaan karena adanya interaksi dan dari interaksi tersebut menghasilkan sebuah harapan. Dengan demikian bahwa kepercayaan itu terjalin dalam hubungan antar individu atau antar kedua belah yang mengandung sebuah harapan yang saling menguntungkan bagi keduanya melalui interaksi sosial. Namun tak hanya melalui interaksi sosial saja, 16
tetapi tindakan sosial dalam hubungan kepercayaan. Karena sebuah kepercayaan yang menghasilkan harapan tidak akan terwujud tanpa tindakan maupun interaksi sosial. Dalam penelitian ini, hubungan kepercayaan tercipta dalam hubungan antara pemilik lahan lapak dengan penyewa lahan lapak maupun ketua kelompok lapak masing-masing dengan anggota kelompok lapak. c. Norma (norm). Norma tidak dapat dipisahkan dari jaringan dan kepercayaan. Norma. Norma-norma sosial, menurut Alvin, dapat dikatakan sebagai patokan tingkah laku yang diwajibkan atau dibenarkan di dalam situasi-situasi tertentu atau yang disebut dengan kebiasaan (Rahmat Rais 2009:118). Kebiasaan inilah yang terkadang dilakukan dalam situasi-situasi tertentu. Norma itu muncul dari pertukaran yang saling menguntungkan. Norma itu bersifat resiprokal, yaitu isi yang terkandung dalam norma tersebut menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak yang menjamin keuntungan dari suatu kegiatan tertentu. Serta jaringan yang tercipta sejak lama dan menguntungkan kedua belah pihak, maka akan memunculkan norma keadilan. Sehingga dengan kata lain bahwa norma dalam penelitian ini mengacu pada keuntungan timbal balik, baik antara kelompok pemilik lahan dengan kelompok penyewa lahan maupun ketua kelompok lapak dengan anggota kelompok lapak. Dari uraian-uraian diatas, dengan kata lain hubungan patron-klien ini didasarkan atas pertukaran jasa, patron membantu berupa uang atau barang-barang sekaligus melindungi kliennya terhadap pengaruh luar dan klien membalas bantuan atau kebaikan-kebaikan dari patron (Christian Palras 1971:1), yang
17
didasarkan pada rasa kepercayaan antar keduanya, terbentuknya sebuah jaringan atau kerjasama di dalamnya dan norma-norma yang terdapat didalamnya. Sebagaimana pula hubungan patron klien dalam penelitian ini adalah hubungan timbal balik antara atasan dan bawahan. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan atasan ialah pemilik lahan lapak maupun masing-masing ketua kelompok. Sedangkan yang dimaksud dengan bawahan adalah penyewa lahan lapak maupun anggota kelompok, baik yang bekerja maupun tinggal di lapak masing-masing lapak tersebut maupun yang hanya bekerja di masing-masing lapak tersebut. G. Definisi Konsep dan Operasional Konsep Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan oleh simbol atau kata. Untuk memperoleh maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi konsep-konsep yang digunakan. Pemakaian konsep ini diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian yang bersangkutan serta dalam menjelaskan hasil penelitian. Adapun definisi konsep dalam penelitian ini, diantaranya: 1. Patron klien adalah hubungan yang berat sebelah 2. Patron adalah seseorang yang memiliki kekuasaan, wewenang, status, pengaruh atau posisi yang lebih tinggi dari klien.Klien adalah seseorang yang memiliki kekuasaan, wewenang, status, pengaruh atau posisi yang lebih rendah dari patron. 3. Modal sosial adalah modal yang memiliki dimensi sosial berupa sumber daya yang dimiliki seseorang maupun sekelompok orang yang mengandalkan jaringan, kepercayaan dan norma-norma yang terbentuk antar kelompok yang dimilikinya. 18
4. Jaringan
(Network)
adalah
kerjasama
antar
individu
untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi. 5. Kepercayaan (Trust) adalah harapan yang menguntungkan kedua belah pihak sebagai hasil interaksi. 6. Norma (Norm) adalah hak dan kewajiban kedua belah pihak yang menjamin keuntungan. Selain itu adapun operasional konsep adalah sebagaimana berikut: Tabel I.G.1 Operasional Konsep No. 1.
Konsep Patron Klien
Dimensi Hubungan harapan
Patron Klien
Bawahan Loyalitas
Resiprositas
Memberi Menerima Uang Barang Pekerjaan sampingan Kekeluargaan Kerjasama, di dalam maupun di luar lapak. Ikatan kelompok berupa perkumpulan arisan.
Keuntungan
2. H. M
Jaringan (network)
Modal Sosial a.
e H
Indikator Kekuasaan Status Wewenang Pengaruh Atasan Dipatuhi
Kepercayaan (trust)
Peminjaman uang
Norma (norm)
Hak dan Kewajiban
. H. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah seperangkat langkah atau cara sehingga penelitian ilmiah yang dijalankan tersusun secara sistematis dan logis guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
19
1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya (Rahmat Kriyantono 2009:58), dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada dan membutuhkan waktu yang relative lama (Burhan Bungin 2001:75). Dalam penelitian kualitatif, metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen (Lexy J. Moleong 2010:5). Pendekatan
penelitian
ini
digunakan
untuk
menjelaskan
tentang
terbentuknya hubungan patron-klien yang terjadi dalam kedua kelompok lapak I dan lapak II dan bentuk-bentuk hubungan patron klien dalam kedua kelompok lapak tersebut. 2. Metode Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus digunakan karena peneliti ingin menerangkan suatu peristiwa yang sedang terjadi. Tujuannya untuk menerangkan peristiwa bukan untuk menguji suatu variabel atau menguji suatu hipotesis. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 13 orang informan, yaitu informan utama yang berkaitan secara langsung dengan permasalahan penelitian, yakni tediri atas 11 (sebelas) anggota yang terdiri atas dua kelompok pemulung yang berada di belakang pasar Pulo Jahe dan di Samping SDN Jatinegara, Rawa Badung. Kedua kelompok tersebut termasuk dalam kategori pengumpul barangbarang bekas (Pemulung) atau dikenal dengan nama lapak. Dan 2 (dua) orang ketua kelompok yang terdiri dari pemilik lahan sekaligus ketua lapak I dan penyewa lahan sekaligus ketua lapak II. Pemilihan informan utama diambil 20
dengan teknik purposive sampling dengan tujuan memperoleh data sesuai dengan permasalahan penelitian yang diteliti agar mendapatkan data sebanyak-banyaknya dan fokus pada criteria permasalahan yang diambil. Menurut Sugiyono, purposive sampling merupakan teknik penentuan subjek penelitian dengan berbagai pertimbangan tertentu (2011:229). Hal ini dimaksudkan agar nantinya data yang diperoleh tidak timpang dan sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Agar lebih jelas maka akan diuraikan sebagai berikut: Tabel I.H.1 Nama-nama Informan Berdasarkan Usia, Status Perkawinan, Agama, Etnis dan Pendidikan Informan Kelompok I Pak KS (Suami dari ketua lapak I) Pak WN Ibu MR Pak SN Ibu NT Ibu KP Ibu ID Kelompok II Pak AN (Suami Ketua lapak II) Ibu IT
Usia
31 Tahun
Status Agama Etnis Pendidikan Perkawinan Pemilik lahan lapak sekaligus ketua lapak kelompok I (Pak KS) Menikah
Islam
Sunda, Jawa Barat (Indramayu)
SD
35 Menikah Sunda, Jawa Barat SD Islam Tahun (Indramayu) 48 Janda Jawa, Jawa Tengah Tidak sekolah Islam Tahun (meninggal) (Purwerejo) 49 Bercerai Jawa, Jawa Tengah Tidak Islam Tahun (Magelang) Sekolah 23 Menikah Jawa, Jawa Timur SMP Islam Tahun (Purbalingga) 25 Istri Sunda, Jawa Barat SD Islam Tahun (Indramayu) 27 Janda (di Jawa, Jawa Tengah Tidak Islam Tahun tinggal nikah) (Purwerejo) Sekolah Penyewa Lahan Lapak sekaligus suami ketua lapak kelompok II (Pak AN) 43 Tahun
Menikah
Islam
Sunda, Jawa Barat (Indramayu)
20 Sunda, Jawa Barat Menikah Islam Tahun (Indramayu) Pak AB 35 Jawa, Jawa Tengah Menikah Islam Tahun (Purwerejo) Ibu TU 48 Jawa, Jawa Tengah Menikah Islam Tahun (Purbalingga) Pak TA 28 Sunda, Jawa Barat Menikah Islam Tahun (Indramayu) Ibu DS 35 Jawa, Jawa Tengah Menikah Islam Tahun (Purwerejo) Sumber: Wawancara langsung dengan ketua lapak I dan Ketua Lapak II
21
SMP
Tidak Lulus SD SD Tidak sekolah SMP Tidak sekolah
Oleh karena itu, jumlah subjek penelitian dalam penelitian ini 13 informan, yang terdiri dari 11 orang anggota pemulung, yang terdiri dari; 7 orang anggota kelompok lapak I dan 6 orang anggota kelompok lapak II. Dan sisanya 2 orang yang berkedudukan sebagai ketua kelompok dari tiap masing-masing lapak. Kelompok lapak pertama ini berposisi juga
sebagai pemilik lahan lapak,
sedangkan kelompok lapak kedua ini, selain sebagai ketua kelompok dalam lapak II juga berposisi sebagai penyewa lahan lapak. 4. Jenis Data Penelitian Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen (Lexy Moleong 2009:157). Berdasarkan hal itu, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari penelitian yang langsung dari sumber asli. Data primer yang dimaksud adalah data yang dikumpulkan melalui metode wawancara dan pengamatan langsung. Teknik yang digunakan adanal dengan pencatatan lapangan saat wawancara. Maksudnya peneliti mencatat langsung hasil wawancara yang kemudian peneliti tabulasi dengan cara melihat poin-poin penting yang mendukung untuk analisis hasil penelitian. b. Data sekunder, merupakan data yang peneliti peroleh secara tidak langsung. Peneliti menggunakan teknik kepustakaan, yaitu mempelajari buku-buku, artikel, skripsi, tesis, serta data-data dari internet yang berhubungan dengan penelitian.
22
5. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif dilakukan setelah hasil penelitian data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, rekaman, gambar atau foto, data-data lapangan dan pengamatan. Pengolahan data bermula dengan cara menelaah datadata yang ada kemudian data tersebut diabstraksi dengan cara merangkum bagian inti dari persoalan yang akan diangkat agar sesuai dengan jalurnya. Kemudian bagian inti tersebut dikategorisasikan sambil membuat koding sehingga urutan data dapat terpola. Tahap akhir dari analisis data ini adalah pemeriksaan keabsahan data. Hal ini berguna untuk memahami kesesuaian hasil dengan masalah yang diteliti agar mempermudah dalam penyusunan data dan pelaporan dikemudian hari. 6. Waktu dan Lokasi Penelitian Penyusunan Skripsi ini dari awal sampai dengan terselesaikannya dalam bentuk laporan penelitian skripsi membutuhkan waktu dari Juni 2012 sampai dengan September 2013. Waktu ini dapat dirinci sebagai berikut; tahap pertama, yaitu proposal terhitung dari bulan Juni-Juli 2012; tahap kedua, penyusunan kerangka teori dari bulan 05 Mei-06 Juni 2013; tahap ketiga adalah penelitian lapangan dari 13 Juni- 15 Juli 2013; terakhir, tahap penyusunan laporan-laporan penelitian dari 20 Juli- 20 September 2013. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Kota Administrasi Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta Timur, karena alasan padatnya penduduk yang tidak diimbangi dengan wilayah yang ada. Selain itu penduduk yang berada di garis kemiskinan sangat banyak dibanding Provinsi Jakarta yang lainnya. Bahkan bagi pemulung yang telah lama berada di Jakarta merupakan hal yang beragam dan makin kompleks. Sehingga adanya pemulung 23
karena sektor ekonomi formal yang masih memungkinkan dan membutuhkan ekonomi informal.
24
I. Sistematika penulisan Sistematika penulisan skripsi ini akan terdiri dari empat bab yang meliputi: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas pernyataan masalah, pertanyan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB
II
DESKRIPSI
WILAYAH
PENELITIAN
DAN
SUBJEK
PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai gambaran umum lokasi penelitian dan subjek penelitian seperti kondisi sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan agama warga Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, serta gambaran ragam aktivitas keseharian pemulung dan profil informan. BAB III ANALISA DATA Sedangkan pada bab III memaparkan temuan penelitian di lapangan dengan menganalisa hasil penelitian. Bagaimana terbentuknya hubungan patronklien dalam kelompok pemulung dan bentuk-bentuk apa saja yang terdapat dalam hubungan patron-klien didalam kelompok pemulung tersebut. BAB IV PENUTUP Terakhir pada bab IV yaitu bab penutup penulis menyimpulkan bab-bab sebelumnya yaitu bab I-III, serta saran dari penulis yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas agar nantinya berguna untuk kemaslahatan masyarakat pada umumnya.
25
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBJEK PENELITIAN A. Letak Geografis dan Demografis Pada umumnya, pembahasan dalam bab ini mengenai letak geografis, secara umum bertujuan untuk mengetahui lokasi kelurahan yang ditempati oleh kedua kelompok pemulung dalam penelitian ini. Hal ini sebagaimana yang telah tertera pada gambar peta di bawah ini: Gambar II.A.1 Peta Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur
Berdasarkan peta diatas warna kuning merupakan Kelurahan Jatinegara. Kelurahan tersebut merupakan salah satu Kelurahan dari 7 (tujuh) Kelurahan yang ada diwilayah Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur. Kelurahan Jatinegara ini terletak di Jalan raya Bekasi Km 18, Jakarta Timur. Kelurahan ini terletak dekat terminal dan pasar Pulo Gadung serta dekat pula dengan Kawasan Industri Pulo Gadung. Selain itu Kelurahan ini dapat dikatakan sebagai kelurahan 26
yang unik, karena ⅓ area wilayah kelurahan ini adalah Pusat Industri atau yang biasa kita sebut dengan sebutan Kawasan Industri Pulo Gadung dan merupakan sentra Mebel Kayu dan Produk Furniture lainnya atau yang dikenal dengan sebutan Jakarta Industrial Estate Pulo Gadung (JIEP). Kelurahan Jatinegara berbatasan pula dengan kelurahan lain. Disebelah utara berbatasan dengan saluran kali, Kelurahan Rawa Terate, Kecamatan Cakung. Di bagian timur berbatasan dengan saluran air kali Buaran, Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung. Di bagian Selatan berbatasan dengan rel kereta api, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit. Serta di bagian barat berbatasan dengan Jalan raya Bekasi, Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulo Gadung. Kelurahan Jatinegara adalah salah satu kelurahan yang terletak di wilayah kecamatan Cakung kota administrasi Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta. Kelurahan Jatinegara memiliki luas 659,75 ha (hektar are) dan pada akhir April 2013 wilayah ini dihuni oleh 100,018 jiwa yang tersebar dalam 13 RW dan 160 RT, dan terdiri dari 37.813 Kepala Keluarga (KK). Dengan luas wilayah yang ada, kelurahan Jatinegara merupakan wilayah yang berpenduduk padat sehingga wilayah ini rentan tehadap berbagai gangguan keamanan ketertiban masyarakat serta masalah kesehatan, sosial dan ekonomi lainnya. Adapun Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin, sebagaimana dalam tabel di bawah ini: Tabel II.A.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin April 2013 Warga Negara
Jenis Kelamin Laki-laki 53.304 53.304
WNI WNA Jumlah Total Keseluruhan 100.018 Sumber: Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara April 2013.
27
Perempuan 46.714 46.714
Berdasarkan tabel di atas, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini mungkin terjadi karena banyak warga yang mengontrak memilih tinggal di wilayah ini selama bertahun-tahun untuk mencari nafkah sedangkan keluarganya di kampung halamannya (Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara April 2013:6). Disamping itu, ada pula data jumlah kelahiran, kematian dan lain-lainnya menurut per-Kelurahan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, hal ini guna menunjukkan, bahwa Kelurahan Jatinegaralah yang menunjukkan angka kelahiran terbesar kedua setelah Kelurahan Penggilingan. Sebagaimana dengan data di bawah ini (Cakung Dalam Angka 2012: 29): Tabel II.A.2 Jumlah Kelahiran, Kematian, Datang Dan Pindah per-Kelurahan, Kecamatan Cakung 2011* Kelurahan (Village)
Lahir/Birth Mati/Death L P L+P L P L+P (M) (F) M+F (M) (F) M+F Jatinegara 381 300 681 114 102 216 Penggilingan 593 577 1.170 227 182 409 Pulo Gebang 364 289 653 153 115 268 Ujung menteng 138 130 268 56 41 97 Cakung Timur 270 201 471 105 58 163 Cakung Barat 159 152 311 103 88 191 Rawa Terate 206 204 410 53 33 86 Jumlah 2.111 1.853 3.964 811 619 1.430 Sumber: Registrasi Penduduk D= Dalam DKI Jakarta/ Inside Of Jakarta Capital City L= Luar DKI Jakarta/ Outside Of Jakarta Capital City *= Penduduk Akhir Tahun/ End Year Population
28
Datang/Incoming L P L+P (M) (F) M+F 514 526 1.040 735 722 1.457 624 537 1.161 410 436 846 448 435 883 186 168 354 186 216 402 3.103 3.040 6.143
Pindah/Moving L P L+P (M) (F) M+F 1.261 1.125 2.386 1.105 1.039 2.144 463 398 861 348 368 716 393 347 740 494 542 1.036 356 383 739 4.420 4.202 8.622
Tabel II.A.3 Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Umur Umur Laki-laki Perempuan 0-4 8.900 6.800 5-9 4.986 4.550 10-14 2.690 2.804 15-19 3.341 3.449 20-24 4.672 4.812 25-29 4.402 5.399 30-34 4.203 2.609 35-39 3.810 3.415 40-44 4.572 2.362 45-49 4.572 2.795 50-54 876 1.617 55-59 1.269 1.285 60-64 765 1.629 65-69 621 935 70-74 385 1.610 Di atas 75 124 709 Total 53.368 46.780 Sumber : Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara Juni 2013.
Jumlah 15.700 9.536 5.494 6.790 9.484 9.801 6.812 7.225 6.934 7.367 2.493 1.482 1.467 1.171 743 241 100.148
Berdasarkan klasifikasi penduduk berdasarkan umur, maka dapat disimpulkan bahwa usia produktif warga Jatinegara mencapai angka 44. 612 jiwa, sedangkan usia tidak produktif sebesar 55.536 jiwa. Data di atas menunjukkan jumlah usia produktif yang besar, namun demikian kenyataannya tidak sesuai dengan fakta yang ada di wilayah ini, terbukti dengan masih banyaknya penduduk yang berada digaris kemiskinan. Hal ini bisa jadi karena warga yang berada pada usia produktif itu sebagian besar berpendidikan rendah sehingga banyaknya penduduk yang menganggur, karena tidak memiliki pendidikan yang standar dalam zaman ini atau karena faktor kemalasan.
29
B. Kehidupan Penduduk Jatinegara di Bidang Sosial, Ekonomi, Agama, Pendidikan dan Kesehatan Kelurahan Jatinegara ini memang memiliki tingkat keberagaman yang sangat menarik. Hal tersebut terjadi akibat bermacam-macam orang yang tinggal di wilayah ini datang dengan membawa kearifan lokal masing-masing yang berasal dari daerah asal mereka. Keheterogenan itu juga muncul dari ajaran agama, pendidikan dan kehidupan ekonomi mereka. 1. Kehidupan Penduduk Kelurahan Jatinegara di Bidang Sosial Di bidang sosial, kelurahan Jatinegara ini mengadakan bakti sosial pada masyarakat yang kurang mampu, baik berupa kebutuhan sembako maupun bantuan keringanan biaya sekolah tiap 3 bulan sekali. Kegiatan bakti sosial ini dimaksud untuk meringankan kehidupan penduduk yang berada di sekitar kelurahan Jatinegara dan jumlah penerima bakti sosial ini berdasarkan data dari RW masing-masing. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh salah satu pegawai di Kelurahan Jatinegara, ketika peneliti meminta data kelurahan: “Ya biasa Mba, disini mah kegiatan sosialnya kaya kelurahan-kelurahan yang lain, 3 bulan sekali, ngasih sembakolah, ngasih biaya sekolah bagi warga yang benar-benar miskin, nama-nama orangnya data dari masingmasing RW (Tini Suhatini, 38 Tahun, 12 Juli 2013).” Berikut ini data penduduk miskin Per- RW (Rumah Warga), Kelurahan Jatineagara:
30
Tabel II.B.1 Jumlah Kepala Keluarga Miskin Per-Rumah Warga (RW), Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur No.
RW 01
Kepala Keluarga (KK) Miskin (Juni- Desember 2012) 233
Kepala Keluarga (KK) Miskin ( Januari-Maret 2013) 194
1. 2.
02
342
320
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
03 04 05 06 07 08 10 11 12 13 14 Jumlah
503 197 328 637 401 518 167 67 495 158 254 4.300
440 178 273 590 346 453 143 40 458 139 223 3.797
Sumber: Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara April 2013.
2. Kehidupan Penduduk Kelurahan Jatinegara di Bidang Ekonomi Kelurahan Jatinegara merupakan wilayah yang memiliki potensi perekonomian yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan kawasan industri dan banyaknya tempat usaha baik bergerak dibidang perdagangan maupun jasa. Untuk mengetahui jumlah sarana perekonomian yang terdapat di Kelurahan Jatinegara, dibawah ini data sarana perekonomian yang ada di Kelurahan Jatinegara:
31
Tabel II.B.2 Menurut Sarana Perekonomian Yang Terdapat di Kelurahan Jatinegara 2013 No. 1. 2.
Sarana perekonomian Pasar resmi (Pasar Klender SS) Pasar K-5
Jumlah 1 4
3. 4. 5 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Pasar Swalayan Toko Meubel Toko Kelontong Toko Matrial Bengkel Mobil/Motor Pangkalan kayu jati Industri kecil Industri sedang Industri besar Wartel Panti pijat Warung Pedagang K-5 Jumlah
9 57 31 29 18 45 100 150 242 52 98 275 1.111
Keterangan Pasar Pulo Jahe (RW 05) Pasar H. Sebun (RW 06) Pasar kaget (RW 04) Pasar Klender -
Sumber: Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara April 2013.
Kawasan industri di Kelurahan Jatinegara ini terdiri dari 100 industri kecil, 150 industri sedang, dan 242 industri besar. Industri yang bergerak di bidang Meubel, bengkel mobil dan motor, pembatikan, kosmetik tradisional, pemotongan kertas dan pompa tangan termasuk kedalam industri kecil. Industri konveksi, makanan, sepeda, alat suntik garmen, bahan kimia, kosmetik, farmasi, percetakan, alat pendidikan, spare-part kendaraan bermotor, plastik, instrument musik, alat kantor, alat rumah tangga termasuk kedalam industri sedang. Sedangkan industri logam berat, elektronik, perminyakan, pipa, aluminium, perkayuan, kimia, pertanian, kabel, makanan dan minuman dalam kemasan, sabun, deterjen dan komponen kendaraaan bermotor termasuk kedalam industri besar (Data Pemerintahan Kelurahan kelurahan Jatinegara April 2013:33).
32
Dalam meningkatkan usaha ekonomi lemah di kelurahan ini diadakan pembinaaan juga diberikan pinjaman modal yang berasal dari dana PPMK bidang sosial yang disalurkan oleh lembaga masyarakat kelurahan yang berupa pinjaman dana bergulir sesuai dengan usulan TPK RW masing-masing dan diharapkan dengan adanya pinjaman tersebut dapat meningkatkan taraf hidup bagi usaha ekonomi lemah. Dibawah ini merupakan data Koperasi dan Waserda dari kelurahan Jatinegara (Data Pemerintahan Kelurahan kelurahan Jatinegara April 2013:32): Tabel II.B.3 Koperasi dan Waserda Kelurahan Jatinegara 2013 No. 1. 2. 3. 4. 5 6.
Jenis Koperasi serba usaha Koperasi simpan pinjam Waserda Koperasi tahu tempe Koperasi Naguler Koperasi Pasar Klender
Volume 1 1 2 2 1 1
Keterangan Tidak aktif RT 1 dan RT08 RW 03 dan RW11 RW 05 dan RW 07 RW 01, 02 dan 03 RW 01
Sumber: Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara April 2013.
Selain itu sebagian besar wilayah Kelurahan Jatinegara adalah kawasan Industri yang berada dibawah naungan PT. JIEP. Dan untuk mempermudah komunikasi anatara masyarakat dengan perusahaan yang terdapat di wilayah Kelurahan Jatinegara. Maka PT. JIEP membentuk wadah yaitu Job Center untuk menampung para calon tenaga kerja khususnya warga masyarakat yang ada di sekitar perusahaan guna memberikan pelatihan serta keterampilan sehingga diharapkan para pencari kerja terutama masyarakat sekitar perusahaan memiliki keterampilan yang memadai untuk bekal mereka dalam bekerja.
33
3. Kehidupan Penduduk Kelurahan Jatinegara di Bidang Agama dan Fasilitas Peribadatan Tabel II.B.4 Data Agama Yang Dianut Oleh Penduduk Kelurahan Jatinegara 2013 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Agama yang dianut Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah
Jumlah (%) 94,32 2,62 2,62 0,14 0,30 100
S Sumber: Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara Mei 2013.
Berdasarkan data diatas Kelurahan Jatinegara bulan Mei 2013 mayoritas warga Jatinegara beragama Islam sebanyak 99 Persen, kristen protestan dan kristen katolik sama-sama sebanyak 2,62 persen, hindu 0,14 persen dan buddha sebanyak 0,30 persen dari jumlah penduduk yang ada (Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara bulan Mei 2013:20). Namun hal tersebut tidak menjadikan mereka saling membedakan dalam pergaulan kehidupan sehari-hari. Selain itu di wilayah kelurahan Jatinegara ini terdapat fasilitas-fasilitas maupun sarana yang menunjang kegiatan masyarakat dalam menjalankan ibadahnya menurut kepercayaan masing-masing. Berikut data fasilitas peribadatan dan jumlah penduduk menurut pendidikan dan banyaknya bangunan sekolah yang berada di Kelurahan Jatinegara: Tabel II.B.5 Data Fasilitas Peribadatan Kelurahan Jatinegara 2013 No. 1. 2. 3.
Jenis Tempat Ibadah Masjid Musholla Gereja Jumlah Sumber: Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara Mei 2013.
34
Jumlah 19 57 1 77
Menurut Tabel diatas, Fasilitas peribadatan yang dibangun di Kelurahan Jatinegara ini 99 persennya (%) di bangun tempat peribadatan penduduk yang menganut agama Islam, seperti Masjid dan Mushalla. Selebihnya Gereja (Data Pemerintahan Kelurahan kelurahan Jatinegara April 2013:20). 4. Kehidupan
Penduduk
Kelurahan
Jatinegara
di
Bidang
Pendidikan Tabel II.B.6 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Tamatan/Lulusan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan Jumlah Sekolahan Yang Terdapat Di Kelurahan Jatinegara 2013 No.
Pendidikan
Jumlah (Banyaknya Jumlah (Banyaknya Orang) Sekolahan) 1. SD Negeri 15 720 2. SD Swasta 5 240 3. SMP Negeri 90 1 480 4. SMP Swasta 5 351 5 MTS Swasta 7 290 3. SMU Negeri 107 1 395 4. SMK Swasta 7 350 5. SMK Negeri 1 720 6. MA Negeri 1 240 7. MA Swasta 7 480 8. PGTK Islam 2 351 Jumlah 52 3.313 Sumber: Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara Maret 2013.
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat kelurahan Jatinegara adalah lulusan SMA/SMK yang mencapai 720 orang dan lulusan SD mencapai 720 orang. Keduanya terjadi keseimbangan (Sumber: Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara Maret 2013). Mungkin hal tersebut terjadi mungkin karena masih banyaknya keluarga penduduk yang berada di garis kemiskinan, sehingga yang berada atau terlahir dalam keluarga miskin, mereka mendapatkan pendidikan yang tidak sesuai dengan program 9 tahun milik pemerintah (Data Pemerintahan Kelurahan kelurahan Jatinegara April 2013:4). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu WT (Istri Pak KS):
35
“Saya mah gak lulus SD, Mba. Makanya anake jangan sampe kaya mamake karo bapake. Dulu mah SMP itu buat orang-orang yang mampu aja. Sekarang mah orang-orang kota saingan untuk sekolah sampe yang tinggi-tinggi (Wawancara pribadi dengan Pak KS dan Istri, 31 tahun, 01 Maret 2013).” 5. Kehidupan Penduduk Jatinegara di Bidang Kesehatan Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, di Kelurahan Jatinegara ini tersedia berbagai sarana. Sarana-sarana tersebut diantaranya sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana olahraga maupun sarana sosial lainnya. Berikut data sarana kesehatan yang terdapat di wilayah Kelurahan Jatinegara di bawah ini (Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara April 2013, 21): Tabel II.A.7 Sarana Kesehatan di Wilayah Kelurahan Jatinegara 2013 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Jumlah
Sarana kesehatan Puskesmas Bidan praktek Dokter praktek Pos kesehatan Rumah sakit UPGK Apotik Dukun beranak Klinik kesehatan Klinik KB
Jumlah 2 19 11 10 1 6 2 3 3 2 63
Sumber: Data Pemerintahan Kelurahan Jatinegara bulan April 2013. C.
Profil Informan Penelitian Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti memfokuskan penelitian
pada tiga belas informan. Yang terdiri dari sebelas anggota kelompok dari dua pemilik lahan sekaligus ketua kelompok lapak I dan penyewa lahan sekaligus ketua kelompok lapak II, kedua kelompok ini tidak hanya menerima pulungan dari anggotanya masing-masing, melainkan pula menerima (membeli) barang-barang bekas dari masyarakat sekitar. Dan sebagian besar anggota kedua kelompok pemulung kedua lapak dalam penelitian ini, para Istri turut membantu suaminya 36
dalam mencari barang-barang pulungan guna menambah pendapatan mereka, agar dapat terpenuhi semua kebutuhan keluarganya sehari-hari. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibu NT: “Sekarang ini kan sering hujan, jadi pendapatan berkurang. Kalo saya gak nyari, gimana buat makan besok. Kalo ngandelin bapake itu gak cukup untuk keperluan semuanya. Kalo dia dapet hasil banyak, kalo gak gimana. Anak segini kan suka minta jajan mulu. Entar kalo gak dikasih gimana, nangis terus. Tapi kan sekarang lagi musim hujan dan anake juga lagi gak enak badan (Ibu NT, 23 tahun, 15 Juni 2013).” Sebagian besar para pemulung dalam kedua lapak tersebut memiliki pendidikan yang rendah ataupun tidak merasakan sekolah sama sekali (tidak sekolah). Berdasarkan wawancara di lapangan menunjukkan bahwa para anggota pemulung di kedua kelompok lapak tersebut menunjukkan bahwa para pemulung tersebut berpenampilan kumuh dan kotor, sewaktu mereka mencari barang-barang bekas. Dengan beban gerobak yang mereka tarik dari tempat satu ketempat yang lain, bau busuk dari sampah serta sifat buruk (seperti mengutil) yang kadang kala dilakukan oleh beberapa pemulung mengakibatkan mereka banyak dicaci dan dipandang negatif oleh sebagian masyarakat sekitar. Sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu TU (salah satu anggota kelompok lapak II): “….Senang gak senanglah kerja begini, yang penting halal buat makan. Nista dan hina sering banget didapatin, malah pernah jadi sasaran maling, karena ada warga yang kehilangan barang-barang yang ada di luar rumah mereka. (Wawancara Pribadi dengan Ibu TU, 48 Tahun, 28 Agustus 2013).” Berikut tabel di bawah ini akan menguraikan karakteristik pemulung berdasarkan Usia, Status Perkawinan, Jumlah Anak, lama bermukim, baik yang berada di lapak tersebut maupun di gubuknya masing-masing dan pendidikan yang mereka miliki, sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini:
37
Tabel II.C.1 Karakteristik Pemulung Berdasarkan Usia, Status Perkawinan, Jumlah Anak, Lama Bermukim, Baik Yang Tinggal Di Lapak Maupun Di Gubuknya Masing-masing dan Pendidikannya No.
Informan
I
Kelompok I Pak KS
1 2
3
Pak WN (adik Pak KS) Ibu MR
4
Pak SN
5
Ibu NT
6
Ibu KP
7
Ibu ID (anak ke 3Ibu MR)
Usia
Status Jumlah Anak Lama Pendidikan Perkawi Bermukim nan Ketua Kelompok Lapak I dan Pemilik lahan lapak (Ibu WT, Istri Pak KS) 31 Tahun 35 Tahun
Menikah
1 (SD)
6 Tahun
SD
Menikah
1 (SMP Kelas VII)
10Tahun
SMP
48 Tahun
Janda (meningg al)
5Tahun
Tidak sekolah
49 Tahun 23 Tahun 25 Tahun 27 Tahun
Bercerai
1Tahun
SD
Menikah
5 (3 Perempuan, 1 laki-laki dan sisanya sudah pada pindah/ tidak tinggal disitu). 2 (20Tahun dan 15 Tahun) 1 (20 Tahun)
5Tahun
SD
Menikah
1 (1 Tahun)
2Tahun
SMP
Janda 2 (1 dan 7 Tahun) 5Tahun SD (di tinggal nikah) II Kelompok Ketua Kelompok Lapak II Sekaligus Penyewa Lahan Lapak (Ibu HW, Istri II Pak AN) 1. Pak AN 43 Menikah SMP 10Tahun SMP (Bos ) Tahun 2. Ibu IT 20 Menikah Belum punya anak 3Tahun Tidak Lulus Tahun SD 3. Ibu DS 35Tah Menikah 2 (9 Bulan dan 4 12Tahun Tidak un Tahun) sekolah 4. Ibu TU 48 Menikah 3 (salah satu 3Tahun Tidak Tahun anaknya kerja sekolah sebagai pemulung dan tinggal bersamanya) 5. Pak TA 28 Belum 2Tahun SMP tahun menikah 6. Pak AB 35 Menikah 2 (1 Tahun dan 6 9Tahun SD tahun Tahun) Sumber: Wawancara langsung dengan ketua kelompok lapak I dan II
38
TABEL II.C.2 Nama-nama Informan Kelompok lapak I beserta Keterangan No 1. 2. 3.
Nama-nama Informan Pak KS Pak WN Ibu MR
Keterangan
Suami ketua kelompok lapak I, tinggal di lapak. Adik suaminya ketua kelompok lapak I, tinggal di lapak. Orang tuanya Istri dari kakak suaminya ketua kelompok lapak I, tinggal di lapak. 4. Pak SN Tinggal di lapak. 5. Ibu NT Tinggal di lapak. 6. Ibu KP Istri dari sepupunya ketua kelompok lapak I, tinggal di lapak. 7. Ibu ID Adik perempuannya Istri dari kakak suaminya ketua kelompok lapak I, tinggal di lapak. Sumber Wawancara Pribadi dengan suami ketua kelompok lapak I (Pak KS), 01 Maret 2013)
TABEL II.C.3 Nama-nama Informan Kelompok Lapak II beserta Keterangan No. Nama 1. Pak AN 2. Ibu IT 3. 4. 5. 6.
Pak AB Ibu TU Pak TA Ibu DS
Keterangan Suami ketua kelompok lapak II, tinggal di lapak Keponakan dari suami ketua kelompok lapak II, tinggal di lapak Kerja di lapak II, tinggal di gubuknya sendiri Kerja di lapak II, tinggal di gubuknya sendiri Sepupu dari suami ketua kelompok lapak II Kerja di lapak II, tinggal di gubuknya sendiri
Sumber: Wawancara Pribadi dengan suami ketua kelompok lapak II (Ibu Wat, Istri Pak KS), 03 Maret 2013)
Lapak kelompok pemulung yang pertama ini berada di belakang pasar Pulo Jahe. Kelompok tersebut berukuran 16 m², berbentuk persegi. Di dalam lapak kelompok pemulung yang pertama ini terdapat sepuluh gubuk, satu gubuk yang berada khusus buat bujangan, dua gubuk yang berada di bagian kanan, satu gubuk yang berada di kiri, tujuh gubuk yang berada sejajar dan suatu ruangan yang kecil hanya bertutupan seng untuk kamar mandi dan di belakang lapak ini masih ada kebun kosong yang mereka buat untuk WC umum. Masing-masing gubuk tersebut terkadang di dalamnya berisi 2-3 keluarga. Jumlah penghuni lapak ini berjumlah 15 – 20 keluarga. Hanya 1 keluarga saja yang tinggal dan bekerja sebagai pengamen, 12 orang telah bekeluarga dan sisanya 2 orang bujangan 39
(belum bekeluarga) yang tinggal sekaligus bekerja di lapak tersebut dan di lapak ini setiap anggota pemulung yang mencari barang-barang bekas diberikan masingmasing gerobak, satu alat pencungkil (ganco) dan 3 karung bekas untuk menempati hasil dari mereka mulung oleh ketua lapak pertama ini. Lapak kelompok pemulung pertama ini dibangun sejak 2008. Lahan lapak pertama ini sebelumnya adalah lahan kosong kepunyaan warga penduduk Jakarta yang tinggal di Penggilingan, namun saat ini keluarga pemilik lahan tersebut sudah pindah di daerah Bogor. Ketua lapak kelompok pertama itu mendapatkan informasi dari orang satu kampung mengenai lahan ini ingin di jual cepat karena kebutuhan mendesak dari keluarga pemilik lahan tersebut. Menurut penuturan yang dikemukakan ketua kelompok pertama ini (Ibu Wat, Istri Pak KS) ia membeli lahan tanpa surat seharga 100.000.000,- secara kredit. Dia telah membayar uang muka 15.000.000,-. Namun dia diperbolehkan membayar angsurannya 5.000.000/tahun selama 20 tahun. Angsuran pertama ia bayar dari uang hasil jual warisan tanah di kampung kepunyaan Istrinya dan uang pinjaman dari Kakak dari Istrinya (Ibu Watiah, Istri Pak KS). Sementara Lapak kelompok pemulung yang kedua ini berada di Rawa Badung, samping SDN Jatinegara, Cakung. Kelompok ini berukuran 20m² yang berbentuk persegi panjang, kanan dan kiri dibangun gubuk-gubuk kecil, di tengahtengah gubuk tersebut dikasih jalan untuk umum, di pinggir kiri lapak tersebut terdapat sawah kepunyaan orang lain dan di pinggir kanannya terdapat kali yang cukup besar secara kontrak. Di lapak tersebut terdapat 10 gubuk, terdiri dari 6 gubuk di bawah, 1 gubuk diatas dan 3 gubuk punya pemilik yang hanya bekerja atau menimbang barang pulungannya di lapak itu. Jumlah penghuni di lapak II ini baik yang tinggal sekaligus kerja di lapak tersebut maupun yang hanya kerja 40
(menjual atau menimbang barang-barang hasil pulungannya ke lapak tersebut) berjumlah 20 – 25 keluarga. 1 orang bujangan, 3 orang duda berusia tua, 13 orang telah bekeluarga yang tinggal sekaligus kerja di lapak tersebut serta 3 keluarga yang hanya bekerja saja di lapak tersebut. Kadang di dalam gubuk-gubuk tersebut terdapat 2 – 3 keluarga. Di lapak kelompok pemulung yang kedua ini hanya diberikan alat pencungkil sampah (ganco) dan karung-karung bekas. Lapak kelompok pemulung kedua ini dibangun sejak 2003. Lahan lapak kedua ini sebelumnya adalah kontrak dari warga asli Jakarta yang tinggal di Penggilingan, namun saat ini keluarga pemilik lahan sekaligus pemilik lahan lapak di kelompok pertama tersebut sudah pindah di daerah Bogor. Namun, sayangnya dia tidak memiliki modal banyak untuk membeli lahan tersebut. Akhirnya pada saat keluarga Pak KS membeli lahan tersebut (lahan lapak kelompok pertama dan kedua), ia akhirnya membayar uang sewa ke Pak KS. Sebelum lahan tersebut dibeli oleh Pak KS, ia bayar sewaan lahan tersebut seharga 50.000, namun saat lahan tersebut sudah dibeli Pak KS, mengalami kenaikkan harga sewaan lahan menjadi Rp100.000,-/bulan. Namun, saat ini seiring dengan harga-harga kebutuhan pokok yang melunjak, harga sewaan tersebut juga mengalami kelunjakan sampai Rp200.000,-/ bulan. Sebagian besar keluarga yang diwawancarai adalah keluarga yang sudah menetap di Jatinegara selama bertahun-tahun, pindahan dari suatu tempat maupun dari kampung. Baik itu angota pemulung yang tinggal dilapak itu dan bekerja disitu, tinggal dilapak tersebut namun tidak bekerja di lapak tersebut maupun anggota pemulung yang tidak tinggal disitu namun bekerja di lapak tersebut. Selain itu dalam satu keluarga pemulung yang tinggal di lapak tersebut tidak semua bekerja namun hanya beberapa saja. Salah satu kekhasan lapak-lapak 41
kedua ini adalah menerima barang-barang bekas dari warga sekitar lapak tersebut dan sebagian besar bagi para istri di kedua lapak ini juga ikut memulung untuk membantu ekonomi keluarganya maupun ikut membantu menyortir hasil barang pulungan suaminya dan bagi para istri yang tidak memiliki suami (janda) mereka ikut membantu menyortir barang pulungan hasil dari ibu mereka. Dengan kata lain pemulung dapat diartikan sebagai orang yang bekerja mengumpulkan barang-barang bekas yang sudah tidak layak lagi terpakai dengan membawa peralatan, seperti: Ganco, karung maupun gerobak sampah. Setelah itu para pemulung tersebut menjualnya ke bos mereka masing-masing. Sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu MT (Istri Pak WN): “Setelah dapat hasil mulungnya, saya lapor ke WT, lalu dikasih surat penanda karung saya, terus sorenya ditimbang dan langsung dibayar mba. Kalo gak dibayar, makannya besok apa (Wawancara Pribadi dengan Ibu Mastari, Istri Pak WN, 32 tahun, 13Juni 2013).” Tabel II.C.4 Perbandingan Harga Hasil Barang Pulungan Antara Kelompok Pemilik Lahan dengan Penyewa Lahan (Kelompok lapak I dengan Kelompok Lapak II)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Harga perkilo (Rp) Lapak Ibu WT Lapak Ibu HW Kardus bekas 1.300 1.000 Kertas putih 2.000 1.000 Koran 1.500 1.000 Majalah 1.000 1.000 Bekas gelas air Aqua 7.500 7.000 Bekas gelas air warna 5.000 3.000 Bekas botol air mineral 2.000 3.000 Tutup botol air mineral 3.000 Plastik yang bunyi 500 1.500 Plastik yang tidak bunyi 1.000 1.000 Bekas botol kecap 300 500 Bekas botol bir 500 1.000 Kaleng 1.200 1.500 Besi, tembaga, aluminium 2.500 2.500 Sumber: Wawancara langsung dari Masing-masing Ketua Kelompok Lapak I dan II Jenis barang pulungan
42
Perbedaan harga-harga barang pulungan pada setiap lapak tersebut hanya berkisar selisih antara sekitar 500 atau 1.000 perkilonya. Segi pembayaran upah dalam lapak pemilik lahan sekaligus ketua kelompok lapak I (Ibu WT) dan penyewa lahan sekaligus ketua kelompok lapak II (Ibu HW). Pembayaran upah di lapak Ibu WT (Istri Pak KS) ini diadakan di sore hari setelah mereka pulang dari mencari pulungan, lalu dipilah-pilah barang pulungannya, ditimbang baik dalam keadaan masih kotor (belum disortir) maupun keadaan bersih (sudah disortir), dan mendapatkan bayaran (upah). Sedangkan pembayaran upah di lapak Ibu HW ini dilakukan kapan saja, baik di pagi, sore maupun malam hari. Yang penting barang hasil pulungan yang telah ia pilah-pilah itu disortir juga. Seperti wawancara diatas yang telah diungkapkan oleh Ibu MT (Hal.42). D. Ragam Aktivitas Keseharian Pemulung dan Pemilik Lapak Gambar II.D.1 BAGAN PROSES PEMULUNGAN PROSES PEMULUNGAN
1.
Pemulungan : a. Orang-orang yang mulung b. Alat-alat yang digunakan untuk memulung c. Barang-barang yang di pulung 2.
3.
Waktu pembayaran upah lapak I dan lapak II
Lokasi Pemulungan, Waktu pemulungan dan aktivitas keseharian pemulung
Proses II Transaksi pembayaran Proses I Pencarian sampah
43
Berdasarkan bagan proses pemulungan diatas di bagi menjadi 3 (tiga) yakin, pemulungan, lokasi pemulungan, dan waktu pembayaran upah yang dilakukan di lapak I dan lapak II. Pada bagan pertama dan kedua ini merupakan proses pertama dalam pencarian sampah yang dilakukan oleh kedua kelompok pemulung. Sedangkan bagan kedua dan ketiga dari gambar diatas merupakan proses kedua dalam transaksi pembayaran di kedua kelompok tersebut. Berikut penjelasan-penjelasan bagan-bagan pemulung sebagaimana yang telah digambarkan diatas; pertama, pemulungan. Pada bagian pemulungan ini terbagi menjadi 3 (tiga) diantaranya, subjek (orang-orang yang memulung), alatalat yang digunakan memulung, dan barang-barang yang dipulung. Subjek atau orang-orang yang memulung dalam peneletian ini kebanyakan para suami (lakilaki), namun ada para istri ikut serta memulung agar dapat menambah ekonomi kehidupan keluarga mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, sebagaimana ungkapan salah satu informan Ibu NT (anggota kelompok lapak I) yang membantu suaminya untuk mencari nafkah: “….Kalo saya gak nyari, gimana buat makan besok. Kalo ngandelin bapake itu gak cukup untuk keperluan semuanya. Kalo dia dapet hasil banyak, kalo gak gimana. Anak segini kan suka minta jajan mulu. Entar kalo gak dikasih gimana, nangis terus. Tapi kan sekarang lagi musim hujan dan anake juga lagi gak enak badan (Wawancara Pribadi dengan Ibu NT, 23 tahun, 15 Juni 2013).” Alat-alat yang digunakan kelompok pemulung dalam penelitian ini seperti, ganco (untuk mencungkil sampah), karung (untuk menempati barang-barang hasil yang di dapat dari memulung dan karung (untuk menempati karung-karung yang telah terisi barang pulungan dan menempati barang-barang pulungan yang tidak dapat ditaruh di karung).
44
Serta barang-barang yang di hasilkan dari memulung di kedua kelompok pemulung dalam penelitian ini pada umumnya seperti seperti kardus-kardus bekas, gelas-gelas bekas minuman, botol-botol bekas minuman, plastik-plastik, majalahmajalah bekas dan lain sebagainya. Kedua, lokasi pemulungan dan waktu memulung. Kelompok lapak pemulung I ini berlokasi di belakang pasar Pulo Jahe, Jatinegara, Cakung, sedangkan kelompok lapak II ini berlokasi di samping SDN Jatinegara. Para anggota pemulung di kedua lapak tersebut melakukan pencarian sampah di daerah pasar-pasar, terminal-terminal, sekolah-sekolah yang ada disekitar daerah jatinegara tersebut. Berikut penuturan dari Ibu NT (anggota kelompok lapak I): “……Suami saya carinya bukan di rumah warga tapi di pasar dan terminal pulo gadung, jadinya gak cuma bawa karung tapi juga bawa gerobak, takut gak muat (Wawancara Pribadi dengan Ibu NT, 23 tahun, 15 Juni 2013).” Waktu pemulungan yang dilakukan oleh kedua kelompok ini pada dasarnya pada pukul 05.30-09.00 WIB dan dilanjutkan kembali setelah dzuhur (14.00-17.00), hal ini biasanya bagi kebanyakan ibu-ibu, karena harus merapikan rumahnya dahulu dan sebelum anaknya bangun tidur. Dan bagi para bapak-bapak dalam kelompok pemulung ini biasanya memulai pekerjaannya di pagi hari sekitar pukul 07.00-17.00 WIB, baik di lapak yang berada di daerah belakang pasar Pulo Jahe maupun daerah Rawa Badung, samping SDN. Seperti pengungkapan dari Ibu MR: “……Disini mah sebagian ibu-ibunya nyari sebelum anak-anaknya bangun, karena kalo dah bangun nangis, gak dibolehin nyari. Habis nyari lapor ke si WT, masak, nyuci, rapiin rumah dan ngelonin cucu. Baru jalan nyari lagi (Wawancara Pribadi dengan Ibu MR, 49 tahun, 15 Juni 2013).” Berdasarkan uraian-uraian pada bagian pertama dan kedua dari bagan pemulungan diatas merupakan proses awal dari pencarian sampah. 45
Ketiga, waktu pembayaran yang dilakukan seorang patron (ketua kelompok) kepada klien (anggota kelompok). Pada kelompok lapak I waktu pembayaran yang dilakukan oleh patron dalam memberikan upah terhadap klien atas penjualan barang hasil yang mereka peroleh dari memulung ini dilakukan pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB atau 17.00 WIB (Wawancara Pribadi dengan Ibu WT dan Suaminya (Pak KS), 14 Juni 2013), ketika seluruh anggota kelompok lapak I pulang dari memulung. Setelah itu para anggota kelompok pemulung lapak I memilah-milah maupun menyortir barang pulungannya yang akan ditimbang ke patron (ketua). Banyak atau sedikitnya upah yang mereka peroleh dari kedua kelompok ini tergantung dari banyak atau sedikitnya barangbarang pulungan yang mereka peroleh. Sedangkan dilapak kedua yang diketuai oleh Ibu HW (Istri Pak AN), penimbangan hasil barang pulungan anggota kelompoknya dilakukan kapanpun, asalkan sudah dipilah dan disortir dan langsung dibayar (Wawancara Pribadi dengan Ibu WT, Jakarta, 21 Juni 2013). Penimbangan hasil barang pulungan anggotanya dilakukan disore hari sekitar jam 16.00-17.00 dan langsung dibayar.
46
BAB III ANALISIS DATA HUBUNGAN PATRON-KLIEN DALAM KELOMPOK PEMULUNG Bab ini membahas tentang temuan data lapangan yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa bagian yang akan dibahas secara berurutan. Pada bagian pertama membahas bagaimana terbentuknya hubungan patron-klien dalam kelompok pemulung dan bagian kedua membahas mengenai bentuk-bentuk hubungan yang terjadi dalam kelompok pemulung. A. Terbentuknya Hubungan Patron Klien Pembahasan ini merupakan hasil penelitian, baik yang diperoleh dari wawancara maupun observasi. Untuk melihat proses terbentuknya hubungan patron-klien ini bermula dari individu-individu yang dahulunya tidak kenal satu sama lain atau dengan kata lain bahwa hubungan patron klien ini terjadi diantara para individu. Kemudian individu-individu tersebut menyatu dalam sebuah kelompok dan perlahan-lahan mereka saling berinteraksi satu sama lain, sehingga perlahan-lahan pula mereka saling mengenal satu sama lain. Sebagaimana yang dikutip Soerjono Soekanto mengenai terbentuknya sebuah kelompok: “Bahwasanya suatu himpunan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok sosial bila memenuhi persyaratan diantaranya yaitu, setiap kelompok harus menyadari bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan, adanya hubungan timbal balik antar anggota yang satu dengan yang lain, adanya faktor kebersamaan (dalam bidang ekonomi, sosial dan lain-lain) guna dapat menjadi pengikat atau pemersatu sehingga hubungan bisa lebih erat (Niniek Sri Wahyuni, 2004:72)”. Menurut Barnes Setiap individu dapat memasuki kelompok-kelompok sosial yang ada di masyarakat dan menjalin tingkatan-tingkatan sosial berdasarkan unsur kekerabatan, ketetanggaan dan pertemanan dan ikatan-ikatan tersebut terjadi diantara mereka yang mempunyai status sosial ekonomi sepadan atau tidak 47
(Rahmat Rais 2009:130). Sehingga kekurangan-kekurangan yang ada didalamnya tidak terlihat lagi, baik di antara kelompok satu dengan kelompok lain, antar anggota maupun antar ketua kelompok dalam kedua lapak tersebut dan dapat menjadikan kelompok yang lebih baik dan lebih maju. Menurut Peter M. Blau, interaksi sosial pertama-tama muncul didalam kelompok sosial. Orang tertarik kepada kelompok tertentu, jika kelompok tersebut akan memberikan imbalan yang lebih banyak daripada bergabung dengan kelompok lain (Bernard Raho 2007:178). Berdasarkan wawancara dari kedua ketua kelompok lapak di lapangan, terbentuknya hubungan patron-klien masing-masing kedua kelompok dalam penelitian ini diawali dari ajakan si patron kepada klien (anak buahnya) yang menganggur (tidak ada pekerjaan) di kampungnya. Ajakan tersebut dilakukan baik melalui
mulut
ke
mulut,
dari
saudara-saudaranya,
tetangga-tetangga
sekampungnya yang terdekat maupun kerabat satu hingga yang lainnya untuk ikut kerja dengannya di lapaknya. Sehingga perlahan-lahan kemudian kedua kelompok lapak tersebut memiliki banyak anggota (Wawancara Pribadi Pak AN, 43 Tahun, 28 Agustus 2013). Anggota kedua lapak ini hampir sebagian besar berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel I.H.1 (hal.24). Meskipun mereka berbeda tidak membuat mereka merasa adanya terasingkan atau terendahkan. Kedudukan patron kedua lapak dalam penelitian ini yaitu orang yang memiliki lahan ataupun orang yang membangun gubuk-gubuk dalam suatu lapak, mengatur segalanya yang berhubungan dengan usaha di perlapakan tersebut, memberikan perlindungan bagi para kliennya dalam mengatasi masalah baik dengan orang lain maupun dengan sesama anggota dan memberikan bayaran 48
kepada anggota kelompok pemulung di tiap lapak. Sebagaimana penuturan oleh kedua ketua kelompok lapak tersebut (Pak KS, ketua kelompok lapak I): “Ya, saya memberi perlindunganlah Mba, tapi bukan membela mereka dari kebohongan yang mereka sampaikan. Saya hanya menjadi penengah bila mereka ada masalah sama orang lain (Wawancara Pribadi dengan Pak KS, 31 Tahun, 24Agustus 2013).” Selanjutnya penuturan Pak AN, ketua kelompok lapak II mengenai kedudukan patron: “Ya ia, saya lindungi tapi bukan berarti saya belain. Saya jadi penengahnya, kalau mereka yang salah ya akui salah, kalau orang luar yang salah ya maafin aja (Wawancara Pribadi dengan Pak AN, 43 Tahun, 28 Agustus 2013).” Sedangkan klien yaitu orang yang bekerja pada pemilik lapak maupun pemilik lahannya, berarti ada atasan yang membawahi pekerjaan, kekuasaan, pengaruh, mencari barang-barang bekas yang masih bisa di pakai (didaur ulang) seperti, botol-botol dan gelas-gelas minuman, kardus-kardus bekas, ember-ember bolong dan lain-lainnya dan memberikan loyalitas kepada seorang patron, mereka itulah yang dikenal sebagai anggota kelompok. Sehingga dalam hubungan patron klien ini terjadi hubungan yang timpang, karena patron berkedudukan lebih tinggi dari klien, patron yang lebih berkuasa dalam urusan apapun di dalam pekerjaan atau usahanya tersebut. Penjelasan tersebut sesuai dengan yang dikutip berdasarkan hasil penelitiannya Abdul Ghofur : “Bahwa saya pemulung yang mengelandangan atau manusia gerobak ini bentuk ketidaksetujuan atau penolakan terhadap hubungan patron-klien yang mereka nilai tidak menguntungkan (2009:23).” Para klien, pada umumnya mengharapkan pemberian yang lebih besar dari seorang patron dibanding pemberian dari klien kepada patron, seperti; keuntungan selain upah (THR lebaran, pinjaman uang, bayaran hasil barang pulungan yang jarang orang cari atau “obat-obatan bekas” dan lain-lainnya). Hal 49
ini sebagaimana yang diungkapkan dari salah seorang anggota kelompok dalam lapak I (Ibu MR): “…. mengharapkan dapatin pinjaman di suatu saat mendesak, dapat THR yang lebih banyak dari tahun ini (Wawancara Pribadi dengan Ibu MR, 48 Tahun, 25 Agustus 2013).” Serta ungkapan dari salah seorang anggota lapak II (Pak AB): “… semoga tahun besok di lapak Pak AN mau ngebayarin obat-obatan hasil pulungan saya. Biar saya bisa nambah-nambah uang makan keluarga (Wawancara Pribadi dengan Pak AB, 35 Tahun, 31 Agustus 2013).” Hubungan patron-klien dalam penelitian ini terdapat dua bentuk yaitu, hubungan patron-klien yang terjadi di dalam kelompok pemulung lapak itu sendiri ataupun kelompok lapak lainnya dan hubungan patron-klien antara kedua ketua kelompok (ketua kelompok I dengan ketua kelompok II). Hubungan patron-klien ini berupa hubungan antara ketua dengan anggota kelompok pemulung, baik dalam kelompok lapak I maupun kelompok lapak II dalam menjalankan usaha perlapakan yang berlangsung lama dan lebih sering terjadi. Hal ini terlihat dari sikap saling menyapa (menegur) ataupun terkadang diantara kedua kelompok ini mengadakan perkumpulan di lapak kelompok II, sebagaimana yang diungkapkan oleh Pak AN (suami ketua kelompok lapak II) ketika penelitian menanyakan tentang hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara Anda dengan kalangan bawahan Anda : “…. semuanya mau ikut serta kalau ada cara ngumpul-ngumpul bareng anak buah yang lain. Misalnya kaya mau lebaran kemarin, sebagian besar anak buah si Wat (Istri Pak KS, ketua kelompok lapak pertama) dan anak buah saya yang sekampung dengan saya itu berangkat bareng-bareng naik bisnya (Wawancara Pribadi dengan Pak AN, 43 Tahun, 28 Agustus 2013).” Sedangkan hubungan patron-klien yang terbentuk diantara ketua kelompok I sebagai pemilik lahan lapak yang ditempati kelompok lapak II dengan ketua 50
kelompok II, sebagai penyewa lahan, berdasarkan observasi dalam penelitian ini, hubungan patron-klien yang terjadi diantara ketua kelompok lapak I dengan kelompok lapak II tidak secara terus-menerus dan berlangsung sangat cepat, ini berupa pembayaran sewaan lapak yang dilakukan oleh suami dari ketua kelompok II (Pak AN) sebesar Rp 200.000/bulan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Pak AN, ketika peneliti menyanyakan mengenai harapan yang diinginkan dari si pemilik lahan lapak yang ditempatinya: “Jangan dinaikkin lagi harganya, Rp 200.000/bulan juga dah besar dan harapan saya bisa membeli mobil bak terbuka untuk mengganti-mengganti mobil bak saya yang udah rusak untuk mengangkut barang-barang pulungan yang udah siap dijual ke pabriknya.” (Wawancara Pribadi dengan Pak AN, 43 Tahun, 28 Agustus 2013).” Sehingga, berdasarkan uraian-uraian diatas hubungan patron-klien yang lebih sering terjadi di dalam penelitian ini adalah hubungan patron-klien dalam kelompok lapak pemulung itu sendiri, baik itu yang dilakukan oleh kelompok I maupun kelompok II. Selanjutnya, berdasarkan temuan di lapangan, hubungan patron-klien yang terjadi di dalam masing-masing kelompok maupun diantara kedua kelompok didasarkan pada hubungan kekerabatan kekeluargaan, meskipun hubungan tersebut bukan hubungan se-darah (se-kandung) atau sekampung. Hal tersebut terlihat dari hasil pengamatan peneliti yang tidak pernah menemukan pertentangan maupun perkelahian diantara kedua kelompok lapak tersebut, yang sesuai dengan penuturan ketua kelompok lapak II (Pak AN), saat ketika ditanya mengenai pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan, baik dengan masyarakat sini maupun kelompok lapak yang lain: “Kalau perkelahian tonjok-tonjokkan sih gak pernah, tapi kalau perkelahian pake mulut pernah, namanya juga becanda. Orang itu perlu 51
becanda (Wawancara Pribadi dengan Pak AN, 43 Tahun, 28 Agustus 2013).” Selain itu, didalam hubungan patron-klien ini juga terdapat dua unsur yang terkandung didalam hubunganpatron-klien iniyaitu; unsur ketergantungan dan unsur pertukaran. Unsur ketergantungan itu terjadi karena satu sama lain saling membutuhkan dalam proses pertukaran dimana patron membutuhkan klien untuk menjalankan usahanya agar berjalan lancar. Pada saat yang bersamaan secara timbal balik klien yang mengharapkan pemberian bantuan dari seorang patron dalam memenuhi kebutuhannya. Unsur proses pertukaran.. Di dalam hubungan patron-klien ini terdapat perbedaan kedudukan, ini memungkinkan seorang patron memperoleh
keuntungan lebih dengan menjual kembali barang-barang yang
diperoleh dari pekerjaan klien mengumpulkan barang-barang bekas tersebut. Untuk mendapatkan keuntungan tersebut klien mendapatkan pembayaran jasa pengumpulan barang-barang lebih murah dibanding harga jual yang nantinya dilakukan oleh patron. Dengan kata lain ada dua jenis proses pertukaran. Pertama adalah Jual beli yang dilakukan oleh patron dengan klien. Kedua, adalah penjualan barang-barang yang telah didapat dengan klien dengan harga yang berbeda dengan transaksi yang dilakukan sebelumnya. Pada proses ini patron menjual barang yang didapat dari klien kepada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli sebelumnya.. Seorang ketua (patron) akan mengeluarkan klien dari kelompoknya jika salah satu dari mereka melanggar perintahnya. Salah satu sebab adalah jika klien menjual barang yang telah dikumpulkannya kepada lapak lain. Patron (ketua kelompok ini) masih dapat bertahan hidup untuk beberapa waktu yang lama, karena ia telah banyak mengumpulkan keuntungannya sewaktu usahanya berjalan 52
(Franz Magis-Suseno 1999:114). Sebaliknya seorang klien akan mencari seorang patron baru, jika apa yang diharapkan atau diinginkan dari seorang patron tidak terwujud. Kenyataan ini terlihat di lapangan, bahwa di dalam kelompok pemulung lapak II pernah terjadi pengusiran dan pemberhentian yang dilakukan ketua kelompok lapak II dengan anggota kelompoknya, disebabkan oleh tindakan ketidakpatuhannya dalam menjual barang-barang pulungan yang mereka peroleh (menjual barang pulungan ke lapak atau orang lain). Jadi, bahwasanya pihak klien ini melanggar kepercayaan yang telah diberikan oleh patron, sehingga secara tegas seorang patron memberikan hukuman pada klien berupa pengusiran secara halus dan pemberhentian anggota dari kelompoknya. Sebagaimana yang dituturkan oleh Pak AN, ketua kelompok pemulung lapak II: “… tahun kemarin ada 3 orang keluar dari lapak ini. karena dia makan, tidur di lapak saya, tapi barang-barang hasil pulungan mereka, mereka jual ke lapak lain. seminggu setelah orang pertama dikeluarin, seminggunya lagi setelah itu ada yang saya keluarin lagi dan 2 minggu setelah orang kedua dikeluarin ada yang saya keluarin lagi, gara-gara masalah yang sama (Wawancara Pribadi dengan Pak AN, 43 Tahun, 28 Agustus 2013).” Dengan kata lain, berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas mengenai hubungan patron-klien bahwasanya menurut Paloma dalam bukunya Bustam (2008) menyatakan bahwa hubungan patron-klien terjadi antar satu sama lain individu (pemulung) tersebut tertarik pada pertukaran yang mengharapkan balasan baik bersifat ekstrinsik berupa uang, barang-barang atau jasa (2003:82) dan intrinsik ( cinta, kasih sayang dan penghormatan) (George Ritzer and Douglas J. Goodman 2004:459).
53
B. Unsur-Unsur Yang Membentuk Hubungan Patron-Klien Dalam Kelompok Pemulung Unsur-unsur yang membentuk hubungan patron-klien dalam kedua kelompok pemulung ini berupa jaringan, kepercayaan dan norma. Pertama, jaringan merupakan ikatan penghubung antara satu sama lain, baik antara patron (ketua kelompok) dengan anggota dalam suatu kelompok tersebut, sesama klien (anggota kelompok) dalam berbeda kelompok maupun sesama patron (ketua kelompok) dalam kedua kelompok tersebut. Jaringan ini terjalin karena adanya kerjasama dalam sebuah ikatan kelompok. Kerjasama ini merupakan perbuatan yang dilakukan secara bersama, bertujuan mendapatkan hasil sesuai harapan, kerjasama ini dilakukan didalam masing-masing lapak maupun di luar masingmasing lapak tersebut serta adanya sebuah ikatan kelompok berupa suatu perkumpulan arisan di kedua lapak tersebut. Kerjasama di dalam lapak I ini berupa; a), menjual barang-barang bekas yang di dapat oleh anggota, berupa sepatu-sepatu bekas, serta membeli besi-besi bekas dari masyarakat sekitar. Seperti uraian yang disampaikan oleh ketua lapak I (Pak KS): “…, kerjasama dalam lapak ini, kalau anak buah saya dapatin sepatu bekas, saya hargain Rp 1.000/pasang, kalau masih rada bagusan saya hargain Rp 3.000/pasang. Tapi nanti kalau ada orang luar yang nyari sepatu-sepatu bekas untuk diperbaiki dan dijual lagi saya hargain Rp 3.000/pasang sepatu-sepatu bekas yang jelek, yang rada bagusan Rp 5.000/ pasang. Selain itu kalau ada juga orang-orag luar yang jual besi-besi bekas saya hargain Rp 4.500/kg. Saya bedain Rp 2.000/kg dari anak buah saya, karena orang luar kan gak tinggal di lapak ini, gak pake listrik, air dan lampu saya (Wawancara Pribadi dengan Pak KS, 31 Tahun, 24 Agustus 2013).”
54
b),
kerjasama
saling
tolong-menolong
dalam
merapikan
atau
membersihkan lapak. Sebagaimana penuturan dari salah seorang anggota kelompok lapak I (Ibu NT): “Kadang kerjabakti kalau minggu, kalau lagi disuruh sama suaminya Mba Wat, lagi males nyari, terus dalam lapak berantakan banget, kita-kita yang pada beresin dan adain kerjabakti bersama. Suami-suami pada bersihin halaman luar lapak, tempat yang naruh-naruh gerobak, cabutin tanamantanaman, bakarin sampah-sampahnya yang gak laku di jual. Kalau Istriistrinya yang gak punya anak kecil, masakin buat entar kalau udah selesai kerja baktinya dan ibu-ibunya yang punya anak kecil bantuin nyapunyapuin dalam lapak (Wawancara Pribadi dengan Ibu NT, 23 Tahun, 23 Agustus 2013).” Sebagaimana pula, kerjasama yang dilakukan oleh kelompok lapak II ini dalam merapikan barang-barang pulungan yang dilakukan bersama-sama. Seperti pengungkapan ketua kelompok lapak II (Pak AN): “Ya ada, kalau lagi banyak barang-barang yang udah ditimbang terus dibersihin dan gak bisa saya pegang kerjaan itu. Paling-paling saya nyuruh 3 anak buahlah yang ngerjain itu semua, baik itu nyortir gelas-gelas dan botol-botol, bukain tutup botol-botol, dikarungin itu semuanya terus rapiin dan kardus-kardus diikat pakai tali rapiah yang rapi. Semuanya ngerjain. (Wawancara Pribadi dengan Pak AN, 43 Tahun, 28 Agustus 2013).” Selain kerjasama dalam lapak, adapun kerjasama yang terjadi di luar lapak kelompok I, seperti; a), menjual barang-barang hasil pulungan anak buah. Seperti yang diungkapkan oleh Pak KS: “…. menjual barang-barang hasil pulungan anak buah yang sudah dibersihin, ditimbang, disusun kedalam karung dan diikat tali rapiah dengan rapi itu diangkatin ke mobil terus di jual ke pabrik-pabrik. Ada yang jual ke pabrik daerah Duren Sawit kaya kardus-kardus, botol-botol, gelas-gelas Aqua dan ember-ember plastik. Kabel-kabel, kawat-kawat, sandal-sendal yang udah pada rusak jual di kawasan industri. Kalau besibesi di daerah Kampung Sumur dan membeli barang-barang pulungan dari lapak-lapak lain dengan mobil sewaan dan modal seadanya yang dikasih Istri saya (Wawancara Pribadi dengan Pak KS, 31 Tahun, 24 Agustus 2013).” b), kerjasama di luar lapak dalam bentuk arisan. Arisan merupakan kerjasama yang diadakan di luar lapak oleh sebagian orang 55
ibu-ibu pada
umumnya dari kelompok lapak I dan kelompok lapak II,. Kerjasama ini bertujuan untuk membentuk ikatan kelompok dan memperkokoh ikatan tersebut, baik antar anggota kelompok, ketua dengan anggota kelompok maupun antar ketua kelompok, di samping itu arisan juga dapat membantu kebutuhan mereka (seperti membeli peralatan sekolah, membiayai biaya persalinan, pulang kampung). Menurut hasil yang diperoleh wawancara, arisan ini diadakan setiap 2 minggu sekali, Rp 150.000. Jumlah orang yang ikut arisan tersebut 20 orang, 5 orang dari kelompok lapak II dan 15 orang dari kelompok lapak I. Dengan aturan; arisan ini kocok diawal pertemuan arisan agar diketahui siapa saja yang mendapatkan arisan sesuai tanggal-tanggalnya, bagi yang mendapatkan arisan diharapkan memberikan imbalan uang sebesar Rp 100.000 kepada pemegang arisan (Ibu WT, Istri Pak KS). Pernyataan tersebut senada dari Wawancara dengan Ibu DS (salah satu anggota kelompok lapak II yang ikut arisan): “… kumpul arisan anggota kelompok sini sama kelompoknya Mama Intan (Istri Pak KS) di belakang pasar Pulo Jahe itu. Ngumpulin uangnya setiap hari minggu pagi, paling lambat dan entar Mamanya Intan ke lapak iningambil uangnya dan langsung ngasih uangnya yang dapat hari itu. Ngocoknyakan udah ketahuan, tinggal bayar tiap 2 minggu sekali Rp 150.000, dapatnya Rp 3.000.000 dan kalau dapat uang arisan tiap orang dipotong Rp 100.000 untuk ngasih yang megang arisan (Ibu WT, Istri Pak KS). Biar kalau suatu saat dia pergi atau kabur maupun lagi gak punya uang bisa dibayarin dulu (Wawancara Pribadi dengan Ibu DS, 35 Tahun, 03 September 2013).” Sebagaimana yang diungkapkan oleh dua orang anggota dari kelompok lapak I dan kelompok lapak II. Anggota kelompok lapak I (Pak WN) mengenai kegunaan perkumpulan arisan itu: “…… ada arisan yang diadain di lapak ini. Kemarin sebelum puasa tahun lalu istri saya dapat arisan Rp 3.000.000 buat nambahin beli laptop untuk belajar anak saya.
56
Selanjutnya penuturan dari anggota kelompok II (Ibu IT) mengenai tujuan perkumpulan yang diadain didalam kedua lapak tersebut yang berbentuk arisan: “Biar tambah teman dan saudara. Saya kan di kampung gak pernah keluar rumah. Jadi gak tahu mana aja saudaranya. Saya ikut pindah ke Jakarta sama ibu saya, jadi tahu dan kenal saudara-saudara saya (Wawancara Pribadi dengan Ibu IT, 20 Tahun, 29 Agustus 2013).” Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas sesuai dengan pengutipan dari Bernard Raho: “Ikatan-ikatan awal telah terbentuk, maka imbalan (keuntungan) yang mereka berikan kepada satu sama lain memiliki tujuan untuk mempertahankan atau menguatkan ikatan tersebut (2007:177).” Unsur kedua yang membentuk hubungan patron dengan klien adalah kepercayaan (trust) diantara kedua pihak didalam jarigan yang terbangun. Kepercayaan tersebut sifatnya saling menguntungkan keduanya, baik itu patron maupun klien. Dari hasil wawancara dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti bahwa baik pada kelompok lapak pemulung I maupun kelompok lapak pemulung II di Kelurahan Jatinegara ini terjadi suatu kepercayaan yang baik antaraketua kelompok dan anggotanya, hal ini terjadi dengan adanya pemberian pinjaman uang (casbon), para ketua kelompok dalam kedua lapak ini percaya terhadap anggota-anggota ini karena adanya suatu kejujuran yang diberikan oleh ketua, agar mereka tidak lari dari kelompok lain atau mencari kelompok baru. Hal tersebut sebagaimana yang dituturkan oleh Pak SN: “….kalau saya lagi gak punya uang lagi sakit, kalau semua kebutuhan saya lagi habis dan saya gak ada uang, dibolehin minjam. Kalau saya gak keluar dari gubuk saya pun diketok, dia takut saya kenapa-kenapa. Di gubuk itu kadang saya tinggal sendiri kadang juga sama bujangan-bujangan (Wawancara Pribadi dengan Pak SN, 49 Tahun, 24 Agustus 2013).” Unsur ketiga yang membentuk dan memperkuat terbentuknya hubungan patron klien adalah norma yang merupakan aturan dan kebiasaan informal yang 57
terbentuk didalam jaringan dan rasa saling percaya. Norma ini merupakan suatu kebiasaan yang didalamnya terdapat hak dan kewajiban yang mengikat hubungan kedua pihak tersebut. Hak dan kewajiban ini dilakukan oleh kedua pihak tersebut, baik patron maupun klien. Menurut kamus bahasa Indonesia hak merupakan sesuatu yang benar dalam mempergunakan atau memiliki wewenang (2008:211). Didalam penelitian ini hak seorang patron diantaranya; mendapatkan hasil barang-barang pulungan yang diperoleh dari anggota kelompok tiap masing-masing lapak, memberikan perintah maupun suruhan kepada klien untuk tidak memasang banyak stop kontak, tidak memakai air, lampu dan listrik secara berlebihan, mengatur pembagian kerja dan lain sebagainya, seperti yang diutarakan oleh salah satu suami ketua kelompok lapak II (Pak AN) mengenai salah satu haknya ketua kelompok dalam suatu lapak: “Hak saya, ya merekakan makan tidur di lapak saya, jadi barang hasil yang mereka cari ya di jual ke saya, jangan cuma numpang makan tidur doang (Wawancara Pribadi dengan Pak AN, 43 Tahun, 28 Agustus 2013).” Berdasarkan temuan di lapangan, hak seorang patron dalam pembagian kerja di tiap masing-masing itu berbeda. Di lapak I penimbangan sekaligus pembayaran upah dari hasil barang-barang pulungan anggota itu dilakukan pada sore hari. Sedangkan dilapak II waktu penimbangan dan pembayaran upah dilakukan kapan saja. Namun didalam upah selain mencari pulungan, ada pula upah dalam menyortir, mengantar barang maupun merapikan barang-barang pulungan itu sama-sama di hargai Rp 40.000/hari. Uraian-uraian tersebut dijelaskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh kedua suami ketua kelompok lapak tersebut. Penuturan Pak KS mengenai upah para anggota kelompok yang mengerjakan pekerjaan suruhan bos di dalam lapak (seperti menyortir gelas-gelas 58
maupun botol-botol minuman, merapikan kardus-kardus, mengantar barang ke pabriknya dan lain-lain): “Di lapak ini kalau nimbang-nimbang barang-barangnya sore. Semua karung dinamain sesuai dengan nama yang nyari pulungannya siapa dan sesudah pulang dari mulung. Terus kalau sore, yang udah siap mau ditimbang, ya di timbang. Langsung istri saya bayar…. Anggota saya tiap hari nyari dan nimbangnya. Kadang mereka nimbang barangnya udah bersih, kadang juga masih campuuran (kotor). Kalau lagi banyak barang yang belum dibersihin, ya dibersihin dulu. Disortir sama kakak ipar saya (Ibu Mastari, Istri Pak WN) Rp 40.000 seharian. Kalau soal ikat-mengikat dan rapiin kardus adiknya adik ipar saya, saya upahin Rp 40.000 seharian. Yang bantuin angkat-angkatin barang ya semua suami-suami di lapk ini yang lagi pada istrirahat maupun lagi nyari barang-barang bekas (Wawancara Pribadi dengan Pak KS, 31 Tahun, 24/08/2013).” Adapula penuturan ketua kelompok lapak II, sewaktu saya menanyakan bagaimana pembagian kerja di dalam lapak II serta pembagian upah, bila si anggota kelompok ini diberikan kerjaan tambahan di dalam lapaknya (seperti; menyortir gelas-gelas dan botol-botol aqua, merapikan kardus-kardus serta mengirim barang-barang pulungan yang telah dibersihkan ke pabrik-pabrik langganannya): “Mereka kapanpun nimbangnya, ya saya langsung bayar. Kalau mereka punya utang ya saya potong uang dari hasil barang-barang yang mereka timbang. Kalau mereka nimbang barang-barangnya masih kotor (belum dibersihin) perlu disortir, kalau saya ada waktu sortir sendiri, kalau gak ada ya nyuruh mereka. Sortir saya kasih mereka Rp 40.000/hari, nganter barang pake mobil juga saya kasih Rp 40.000/hari. Lumayan bisa mereka buat makan, rokok sama jajan anak istrinya (Wawancara Pak AN, 43 Tahun, 28 Agustus 2013). ” Sedangkan hak seorang klien diantaranya; mendapatkan bantuan dari patron, berupa pinjeman materil, perlindungan terhadap orang luar, menerima bayaran sesuai dengan barang-barang pulungan yang didapatnya maupun lainlainnya. Seperti yang diutarakan oleh salah satu anggota kelompok lapak I (Ibu MR):
59
“… mereka sering ngasih bantuan ke saya apalagi ke anak saya (Ibu ID) yang gak punya suami itu. Kadang-kadang anak yang pertamanya diajakin sarapan bareng dengan anak perempuannya yang udah kelas 3 SD itu. Kadang juga kalau anak saya yang ketiga itu lagi nyari, saya juga lagi nyari dan kadang cucu saya yang kecil itu nangis, dia gendongin. Dia mandiin, pokoknya kaya dia ngerawat anaknya sendiri. Makanya saya gak takut ninggalain cucu saya kalau saya lagi mulung. Sering dipinjemin uang juga sama si Wat (Istri Pak KS), kalau saya lagi benar-benar gak punya uang (Wawancara Pribadi dengan Ibu MR, 48 Tahun, 25 Agustus 2013).” Selain hak ada pula kewajibannya, baik itu dari patron maupun klien. Kewajiban seorang patron yaitu; memberikan bayaran kepada klien sesuai pendapatan barang-barang pulungan
yang diperolehnya, memberitahukan
peraturan yang ada didalam lapak masing-masing kepada klien, memberikan pinjeman dalam bentuk materi maupun bantuan dalam bentuk non-materi. Hal itu sesuai dengan yang diungkapkan oleh suami ketua kelompok lapak I (Pak KS): “Ya, saya memberi perlindunganlah Mba, tapi bukan membela mereka dari kebohongan yang mereka sampaikan. Saya hanya menjadi penengah bila mereka ada masalah sama orang lain (Wawancara Pribadi dengan Pak KS, 31 Tahun, 24 Agustus 2013).” Kemudian kewajiban klien yaitu mematuhi peraturan yang ada di dalam lapak tersebut, mematuhi perintah patron (ketua kelompok) serta mendengarkan apa perkataannya, menjual barang-barang pulungan yang diperoleh klien kepada masing-masing patron di tiap lapak tersebut. Sebagaimana yang dituturkan oleh Ibu KP (anggota kelompok lapak I): “Ya harus, walaupun saya cuma penyewa tempat tinggalnya saya tetap harus matuhin perintah maupun peraturannya. Kan dia udah baik sama saya, pernah dipinjemin uang, pernah ngasih waktu kesempatan saya, waktu saya belum bisa bayar gubuknya ini. Kalau saya gak nurut sama Yayuk Wat, berarti saya gak tahu terima kasih sama mereka yang udah baik sama saya (Wawancara Pribadi dengan Ibu KP, 25 Tahun, 23 Agustus 2013).” Sehingga secara teoritis menjelaskan bahwasanya hubungan patron-klien ini mengharuskan anggota kelompok (klien) patuh kepada ketua kelompok 60
(patron), karena mereka ingin mendapatkan ganjaran-ganjaran ekstrinsik seperti, uang, barang-barang atau jasa dan berupaya menghindari hukuma-hukuman tertentu (Yusron 2009:47) dari ketua kelompok. Menurut Peter M. Blau dalam teori pertukarannya bahwa dimensi resiprositas dan keuntungan ekstrinsik itu dapat disempurnakan dalam realitas, yang menghasilkan hubungan-hubungan yang biasa saja, yang bersifat unilateral berdasarkan kekuasaan atau ganjaran intrinsik seperti cinta, kasih sayang dan lain sebagainya (Margaret M. Poloma 1986:94). Penjelasan tersebut sama hal dengan yang dituturkan oleh 2(dua) orang anggota tiap masing-masing lapak. Ibu ID sewaktu ditanya keuntungan apa yang anda harapkan selain upah: “Keuntungan yang saya harapkan semoga tahun besok, kalau saya masih disini dah THR yang dikasih lebih dari baju baru untuk saya dan anak saya (Wawancara Pribadi dengan Ibu ID, 25 Tahun, 23 Agustus 2013).” Serta penuturan dari Pak TA, ketika ditanya apa keuntungan yang diharapkan Anda selain upah: “Harapan saya sih, dapet pinjaman uang berapapun dan kapanpun, terus bayarnya boleh kapanpun kalau lagi punya uang (Wawancara Pribadi dengan Pak TA, 28 Tahun, 31 Agustus 2013).” Dengan demikian, hubungan patron-klien dalam kelompok pemulung di kedua lapak tersebut merupakan hubungan yang tidak seimbang (timpang). Ketimpangan tersebut ditandai dengan adanya rasa ketergantungan atau banyaknya harapan yang diinginkan anggota kelompok (klien) di kedua kelompok dari seorang ketua kelompok (patron) tersebut. Meskipun di dalam hubungan kedua pihak ini terdapat unsure ketimpangan, yang mengharuskan mereka mendapatkan barang pulungan, tanpa kenal waktu, di haruskan menjualnya ke lapak tersebut, tanpa penolakan harga barang pulungan yang diberikan oleh ketua (patron) terhadap kliennya dan tanpa adanya upah hasil tenaga mereka dalam 61
mencari barang-barang pulungan. Hal ini dikarenakan para anggota kelompok pemulung di kedua lapak tersebut tidak mengingkan terkena hukuman-hukuman berupa pengeluaran atau pemberhentian dari lapak tersebut secara tegas oleh ketua (patron), maupun teguran halus dari ketua kelompok. Meskipun ketimpangan yang terjadi dalam kedua kelompok lapak ini, selalu menanamkan rasa kekeluargaan diantara satu sama lain. Selanjutnya, setiap harapan maupun keuntungan yang diperoleh dari ketua kelompok (patron) maupun anggota kelompok (klien) ini diimbangi dengan adanya sikap kekeluargaan, yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan yang ada di dalam kedua pihak tersebut. Jadi hubungan patron-klien dalam kelompok pemulung di kedua lapak ini merupakan gambaran yang sebenarnya dari keadaan hubungan atasan dan bawahan antara masyarakat kalangan atas dengan kalangan bawah yang masih menggunakan sikap kekeluargaan didalamnya.
62
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kelompok pemulung di Kelurahan Jatinegara ini merupakan salah satu potret kemiskinan yang terjadi di perkotaan. Kelompok pemulung di Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur ini merupakan masyarakat pendatang yang sebagian besarnya berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan di daerah belakang Pasar Pulo Jahe, samping SDN Jatinegara dan belakang PIK (Pulo Gadung Industri Kecil), Rawa Badung. Informan dalam penelitian ini yang berposisi sebagai anggota kelompok, tidak semuanya para anggota dalam kedua kelompok tersebut tinggal dan bekerja di lapak masing-masing. Ada pula yang hanya tinggal dan hanya kerja di lapak tersebut. Para anggota dalam kedua kelompok, baik yang hanya bekerja saja ataupun hanya tinggal saja, tanpa kerja di lapak itu maupun kerja sekaligus tinggal di tiap lapak tersebut, harus mengikuti peraturan yang ada didalam masing-masing kelompok, agar mereka tidak terkena hukuman dari ketua dalam tiap kelompok. Hubungan patron-klien dalam penelitian ini terjadi diantara kelompok lapak pemulung itu sendiri maupun diantara ketua kelompok lapak I (pemilik lahan yang ditempati lapak II) dengan ketua kelompok lapak II (penyewa lahan yang ditempatinya). Namun di dalam penelitian ini hubungan patron-klien yang lebih sering terbentuk ini, terjadi di kelompok lapak pemulung itu sendiri, hal ini terlihat dari interaksi yang sering mereka lakukan (menyapa, menegur ataupun mengadakan perkumpulan). Didalam hubungan tersebut terdapat sebuah ketimpangan dan pertukaran di dalamnya. Secara jelas di dalam hubungan diantara kedua belah pihak itu, ketua kelompok (patron) lebih wewenang atau 63
berpengaruh dalam segalanya, baik dalam hal usahanya maupun dalam hal kehidupan anggota kelompoknya. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa fenomena antara ketua kelompok dengan anggota kelompok dalam hubungan patron-klien terjadi sebagai berikut: Pertama, terbentuknya hubungan patron-klien dalam kedua kelompok ini terjadi karena ajakan si ketua kelompok (patron) kepada para anggota kelompok (klien) di kampung yang sedang mengganggur (tidak bekerja) melalui mulut ke mulut, dari saudara ke saudara, dari saudara ke teman maupun dari teman ke teman untuk ikut bekerja dengan dirinya. Kedua, unsur-unsur yang membentuk patron-klien ini terbagi menjadi tiga unsur yakni; jaringan, kepercayaan (Trust) dan norma. Unsur jaringan terbentuk karena adanya kerjasama dalam sebuah ikatan kelompok. Kerjasama ini terbagi menjadi dua yaitu; kerjasama dalam lapak seperti menjual dan membeli barangbarang pulungan (barang-barang bekas) yang di peroleh anggota maupun masyarakat sekitarnya serta kerjasama dalam hal saling tolong-menolong diantara mereka, selain itu kerjasama di luar lapak seperti, menjual hasi pulungan anggota dan kerjasama dalam bentuk arisan. Unsur kepercayaan ini berupa pemberian pinjaman uang yang dilakukan oleh para klien kepada patronnya (Casbon), dan unsur norma yang berupa hak dan kewajiban bagi patron maupun klien. B. Saran Penelitian lapangan tentang hubungan patron-klien dalam kelompok lapak pemulung melahirkan beberapa saran sebagai berikut: Pertama, kepada patron yang berada di pihak luar seharusnya bisa belajar mengambil pelajaran atau manfaat dari kelompok pemulung di kedua lapak ini.
64
Mereka tidak hanya mementingkan urusannya sendiri namun kedua ketua lapak ini juga mementingkan kehidupan anggota kelompoknya. Kedua, sebagai makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain tanpa memandang status maupun kedudukan seperti pemulung dengan kalangan Ibu rumah tangga (Ibu RT), pemulung dengan kalangan pelajar dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya pemulung tersebut volume sampah di perkotaan yang semakin menurun tiap tahunnya, walaupun penurunan tersebut tidak secara drastis mereka mengurangi volume-volume sampah yang ada di perkotaan ini. Oleh karena itu seharusnya seluruh lapisan masyarakat, tidak memandang atau menilai buruk tentang keberadaan pemulung di perkotaan ini. Ketiga, penulis mengakui penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam menjelaskan fenomena sosial kelompok pemulung yang berada di seluruh Jakarta dengan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, untuk kepentingan akademik penulis menyarankan adanya penelitian yang sejenis di kemudian hari kelak, penelitian ini melihat dari aspek patron-klien, modal sosial, baik antara ketua kelompok I dengan anggota kelompok I, ketua kelompok II dengan anggota kelompok II, sesama anggota kelompok baik lapak I dengan lapak II, sesama ketua kelompok I (sebagai pemilik lahan lapak I dan lapak II) dengan ketua kelompok II (sebagai penyewa lahan kelompok I dan II) maupun kedua kelompok lapak tersebut dengan masyarakat sekitar, agar tercipta hubungan yang harmonis diantara mereka.
65
DAFTAR PUSTAKA Buku Baskoro. 2012. Cakung Dalam Angka, Cakung In Figures. Jakarta: BPS Kota Administrasi Jakarta Timur. Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Press. Bustam, Safarudin. 2008. Dinamika Ikatan Patron-Klien. Jakarta: Populis, 2008; volume 3 No.1. Colleta, Cullen dan Pengembangan Masyarakat (Fakultas Pertanian IPB) Durkheim. 1986. Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas. Disunting oleh Taufik Abdullah dan A. C Van derleeden. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Damsar. 1997. Sosiologi Ekonomi, Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Dewanta, Awan Setya. 1996. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media. Dhohuri, Taufiqurrahman. 2002. Panduan Belajar Sosiologi. Bogor: Yudhistira. Dieter Evers, Hans. 1982. Sosiologi Perkotaan dan Sengketa Tanah Di Indonesia dan Malaysia. Jakarta: LP3ES. Jamasy, Owin. 2004. Keadilan, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta: Belantika. Ghofur, Abdul. 2009. “Manusia Gerobak: Kajian Mengenai Taktik-taktik Pemulung Jatinegara di Tengah Kemiskinan Kota.” Jakarta: Lembaga Penelitian SMERU. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Reality Publisher. Kriyantono, Rahmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Group. Lawang, Robert M. Z. 2004. Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik. Depok: FISIP UI Press. Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Palras, Christian. 1971. Hubungan Patron Klien Dalam Masyarakat Bugis Makasar. Paris: Tidak diterbitkan. 66
Poloma, Margaret M. 2003. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press. Pulungan, H S. 1994. Pengentasan Kemiskinan. Medan: Pustaka Widya Sarana. Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka. Rais, Rahmat. 2009. Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah; Studi Pengembangan Madrasah Pada MAN 1 Surakarta. Yogyakarta: Litbang dan Diklat Departemen Agama RI. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2004. Teori Sosiologi Modern, edisi keenam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. _______________________________. 2009. Teori Sosiologi dari Teori Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern, cetakan ketiga, penterjemah Nurhadi. Jakarta: Kreasi Wacana. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sumodiningrat, Gunawan. 1996. Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Bina Rena Pariwara. Suparlan, Parsudi. 1995. Kemiskinan Di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. _____________. 1986. Lapangan Kerja Bagi Penduduk Berpenghasilan Rendah Di Kota. Jakarta: Widyapura. Suseno, Franz Magis. 1999. Pemikiran Karl Marx Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionis. Jakarta: Gramedia. Sutardji. 1998. Karakteristik Demografi dan Social Ekonomi Pemulung. Semarang: FIS UNNES. Usman, Sunyoto. 2004. Sosiologi; Sejarah, Teori dan Metodologi. Yogyakarta: Center For Indonesian Research and Development (CIReD), cetakan pertama. Wahyuni, Niniek Sri. Manusia dan Masyarakat, Pelajaran Sosiologi untuk Kelas 1 SMA. Jakarta: Ganeca Exact. Wolf, Eric. 1966. Kekerabatan, Persahabatan dan hubungan patron-klien, di Michael Banton, The Antropologi Sosial Masyarakat yang kompleks, Asosiasi Sosial Terapan Anthropology Monograph 4. London: Tavistock Publikasi. Wurdjinem. 2001. Interaksi Sosial dan Strategi Survival Para Pekerja Informal. Bengkulu: Jurnal Penelitian UNIB, Bengkulu, Vol. VII. Yusron. 2009. Elit Lokal dan Civil Society: Kediri Di Tengah Demokratisasi. Jakarta: LP3ES. 67
Website Penduduk DKI Jakarta 2000 dan 2010-2013. Informasi Statistik DKI Jakarta Juli 2013. BPS Provinsi DKI Jakarta. http:bps.go.id/fileuploadpublikasi/2013_07_08_08_02_51.pdf. Diunduh pada tanggal 13 Juli 2013. Timbunan Sampah di Provinsi DKI Jakarta tahun 2005-2010. Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. 2011. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53608/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf
Diunduh pada tanggal 06 Juli 2013. Wawancara Wawancara Pribadi dengan Pak KS (suami ketua kelompok lapak I sekaligus pemilik lahan lapak) 24 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Pak WN 24 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Pak SN 24 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Ibu KP 23 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Ibu NT 23 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Ibu MR 25 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Ibu ID 30 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Pak AN (Suami kelompok lapak II sekaligus penyewa lahan lapak) 28 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Ibu TU 28 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Ibu IT 29 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Pak TA 31 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Pak AB 31 Agustus 2013. Wawancara Pribadi dengan Ibu DS 03 September 2013.
68
PEDOMAN WAWANCARA
A. Profile Nama
:
Usia
:
Agama
:
Jenis kelamin
:
Etnis/ suku
:
Status perkawinan
:
Pendidikan
:
Asal daerah
:
B. Pertanyaan pembukaan 1. Apakah pekerjaan anda? 2. Sudah berapa lama anda tinggal di lapak ini? 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? 5. Bagaimana anda mengerjakan pekerjaan memulung 6. Apakah posisi Anda di Lapak ini? 7. Apa tujuan Anda mendirikan Lapak ini? 8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda? 9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di Lapak ini? 10. Berapa jumlah pemulung di Lapak ini? C. Tentang solidaritas 1. Solidaritas mekanis a. Kesadaran Kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan atau kebersamaan yang terjalin dikalangan bawahan anda? Menurut anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? 2. Solidaritas organis
a.
Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang rendah:
Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan atau kebersamaan yang terjalin antara anda dengan bawahan? Sebagai atasan, dalam bentuk apa kekerabatan atau kebersamaan yang terjalin antara anda dengan bawahan? Bagaimana hubungan kekerabatan atau kebersamaan yang terjalin antara kelompok anda dengan masyarakat sekitar? Bagaimana hubungan kekerabatan atau kebersamaan yang terjalin antara kelompok pemulung Pak AN dengan masyarakat atau kelompok lapak lain yang ada di sekitar sini? Menurut Anda, dalam bentuk apa kekerabatan yang terjalin antara kelompok pemulung Pak AN dengan masyarakat atau lapak lainnya yang ada di sekitar sini? D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (Trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan/atasan Anda? Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satunya lagi? b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? 2. Jaringan (Network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? Kapan kerjasama di lapak ini terjadi? Dalam bentuk apa kerjasama yang ada di lapak ini? Apakah ada kerjasama di luar lapak ini? Dalam bentuk apa kerjasama yang terjadi di luar lapak ini? Kemana saja Anda menjual barang-barang hasil pulungan dari bawahan Anda? b.
Ikatan kelompok: Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini?
Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan/ bawah di lapak ini? Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak? Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini? Apakah Anda pernah memberitahu mengenai peraturan kerja disini? 3. Norma (Norm) a. Hak: Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini? Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan, jika bawahan Anda melanggar peraturan di lapak ini? Bagaimana pembagian kerja di lapak ini? b. Kewajiban: Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak iniApa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? Apakah Anda mewajibkan bayar sewaan tempat tinggal pada bawahan? E. Tentang patron klien 1. Hubungan timpang
: Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan?
Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? Apakah ada sikap keegoaan atasan anda dalam mengatur pekerjaan di lapak ini? 2. Patron: Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak? Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan? Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa di dengar atau di patuhi oleh mereka? Apakah Anda member perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain? Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan? Pernahkah anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti kerja di lapak ini?
Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain di lapak ini? 3. Klien: Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? Apakah Bos Anda harus di patuhi atau di dengar kata-katanya? Apakah bos Anda member bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan? F. Pertukaran sosial 1. Resprositas (Timbal balik): Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini? Apa yang Anda berikan sebagai bawahan untuk atasan Anda? 2. Keuntungan: Berapakah rata-rata keuntungan yang Anda peroleh seharihari dari hasil pulungan bawahan? Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain? Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapaklapak lainnya yang pernah Anda tempati?
1. (24/08/2013) (SUAMI KETUA KELOMPOK LAPAK I) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama : Pak Kusnadi (Pak KS) 2. Usia : 31 Tahun 3. Agama : Islam 4. Jenis Kelamin : Laki-laki 5. Etnis/suku : Sunda, Jawa Barat 6. Status perkawinan : Menikah 7. Pendidikan : SD 8. Asal Daerah : Kp. Penyindangan Kulon Rt 004/05, Kecamatan Sindang, Indaramayu
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Menjual barang pulungan anggota lapak ini, Membeli barang-barang pulungan sekaligus suami dari ketua pemilik lahan lapak ini dan lahan lapak yang berada di daerah Rawa Badung (lapak II), lapak yang ditempati Pak AN. Saya beli dua lahan, lahan ini dan lahan Pak AN dari orang betawi dekat sini, hasil dari jual warisan istri saya di kampung. Itu pun dicicil pertahun Rp 5.000.000/tahun, udah termasuk lahan Pak AN juga. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -6 tahun, sebelumnya saya dan istri saya tinggal di daerah Duren Sawit. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Sudah 5 tahun, semenjak saya bangun lapak ini sampai sekarang, usaha kecilkecilan Mba. Saya gak punya ijazah sekolah tinggi, sekolah saya Cuma sampai SD, tapi saya modal bangun lapak ini dari uang jual warisan jatah istri saya berupa tanah di kampung. Dan warisan itu laku di jual. Walaupun dapat sedikit Alhamdulillah uang itu bisa berjalan terus buat usaha ini biar lancer. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Agar modal bangun lapak ini kembali dan mendapatkan untung yang lebih banyak, biar bisa bangun rumah kecil-kecilan di kampung saya sendiri. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Saya gak mulung, dari beli-beli barang-barang bekas dari lapak-lapak lain. Lapak-lapak kecil atau orang-orang daerah sini yang mau jual barang-barang bekas yang udah gak kepake, saya beli. Tapi belinya semampu dengan modal yang saya bawa dari rumah. Kalau lagi banyak barang-barang terus uangnya kurang, ya saya nawar. Biar dapat semua barang-barangnya, kalau gak bisa ya saya beli semampu uang yang saya bawa. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Suaminya bos lapak ini. Istri saya yang megang dan ngatur keuangan lapak ini. Dari nimbang-nimbang barangnya, catat-catat barang sampai dia yang bayar orang-orang di lapak ini. 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini? -Biar bantuin orang-orang kaya saya yang sekampung maupun bukan sekampung bisa tinggal sama keluarganya di gubuk-gubuk begini, gak tidur di jalan-jalan.
Bisa cari makan sendiri, gak minta-minta di jalan-jalan raya. Bisa makan, mandi dan kumpul sama saudara-saudara dan teman-teman. Mereka boleh tinggal di sini asalkan nyarinya yang jujur, gak maling barang-barang bekas orang-orang sekitar. 8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda? -Ya kepunyaan saya, 5 (lima) tahun yang lalu sebenarnya harga lahan lapak ini kalau saya belinya gak nyicil Rp 25.000.000, gak ada surat-suratnya karena keluarga pemilik lahan ini dan lahan yang ditempati Pak AN ini lagi butuh uang. Karena saya gak bisa bayar langsung semuanya, terus pemilik lahannya juga setuju dan saya di kasih waktu 5 tahun. Jadi saya kena Rp 5.000.000/ tahun dan baru bayar tahun kemarin. Awal masuk disini saya langsung bayar Rp 5.000.000, karena istri saya jual warisan tanah cuma laku Rp 30.000.000 dibagi sama kepada 5 (lima) adik-adiknya. Tapi Alhamdulillah Mba, sekarang tinggal Rp 25.000.000 lagi. Sekarang keluarga pemilik lahan ini udah gak tinggal di daerah ini, yang punyanya udah meninggal, sekarang anaknya yang maintain uang lahan tiap awal tahun. 9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Penghasilannya kaya gini mah gak perhari Mba, paling perminggu kalau gak per saya jual barang-barang yang udah siap untuk di daur ulang ke pabrik, palingpaling Rp 300.000-500.000 bersihnya. 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini? -Sekitar 15-20 keluarga. Disini udah pada bekeluarga semua, udah pada punya istri, punya suami semuanya. Saya gak nerima bujangan-bujangan atau cewecewe yang belum nikah. C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda? -Kebersamaan anak buah disini mah pada baik-baik aja, saling memberi satu sama lain. Kalau mereka lagi ada uang atau makanan. Suka saling kasih. Contohnya, kadang-kadang istri saya kasihan liat anaknya Ibu ID, pagi-pagi anak saya udah jajan, anaknya Ibu ID kayanya ngeliatin mulu, ya udah saya suruh anak saya beliin lagi yang tadi ia jajan. Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? -Ya, karena hampir semuanya anggota di lapak ini tetangga sekampung, cuma beda RT, kalau gak beda kecamatan dan ada juga daerah Jawa Tengah lainnya. Kekerabatan disini dibiasain minta sumbangan atau kolektifan tiap bulannya Rp 5.000, kalau ada salah satu orang-orang (anggota) di lapak ini ada yang punya hajatan maupun lagi kena musibah, tapi kalau buat hajatan sih nyumbangnya terserah berapa-berapa, mereka mau nyumbang atau tidak pun itu terserah. Kalau ada yang kena musibah itu istri saya yang maintain. Kalau ada hajatan mau dia ngasih langsung ke orangnya atau gak ngasih juga terserah. Saya biasain mereka untuk saling bantu atau saling ngasih. Biar mereka nantinya, kalau udah jaya gak lupa sama orang-orang sini. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah:
Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? -Kebersamaan sama masyarakat sini mah kurang. Masyarakat sini kalau datang ke lapak ini paling-paling mau minta sumbangan, tapi kalau ada bantuan-bantuan dari kelurahan atau dari orang-orang luar untuk RT ini, orang-orang lapak sini gak dikasih tahu. Kalau sesama lapak lain kebersamaannya gak ada masalah, gak ada yang rusuh, kadang-kadang juga orang-orang lapak lain suka main kesini, ngumpul-ngumpul kesini, suka becanda. Terus kadang-kadang orang-orang lapak sana, bantuin juga lapak sini. Kalau salah satu orang lapak sini sakit atau kenapa-kenapa, mereka yang masih ada ikatan saudara bantuin, datang ke lapak ini. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Saya mengharapkan mereka (anggota pemulung yang tinggal sekaligus kerja maupun yang hanya tinggal saja di lapak I) ini tidak ketergantungan saya mulu, minjem uang mulu, bisa manfaatin uang yang di dapetnya. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi? -Harapannya, semoga penyewa lahan lapak yang satunya bisa bayar tepat waktu dan bersedia bayar sewaannya naik. Dari Rp 200.000/bulan menjadi Rp 300.000/bulan. Sekarang harga sembako pada naik Mba, jadi saya naikkin juga sewaan lahannya. b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah?Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Keuntungannya, bisa dikumpulin buat persiapan kelahiran anak kedua saya nantinya. Rencananya entar kalau mau lahir, lahiran disini. males Mba, bolakbalik ke kampung. Biar disini aja ngelahirinnya. Sama aja biayanya, ongkos ke kampungsekarang udah mahal. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Ada Mba, kerjasama dalam lapak ini, kalau anak buah saya dapatin sepatu bekas, saya hargain Rp 1.000/pasang, kalau masih rada bagusan saya hargain Rp 3.000/pasang. Tapi nanti kalau ada orang luar yang nyari sepatu-sepatu bekas untuk diperbaiki dan dijual lagi saya hargain Rp 3.000/pasang sepatusepatu bekas yang jelek, yang rada bagusan Rp 5.000/ pasang. Selain itu kalau ada juga orang-orag luar yang jual besi-besi bekas saya hargain Rp 4.500/kg. Saya bedain Rp 2.000/kg dari anak buah saya, karena orang luarkan gak tinggal di lapak ini, gak pake listrik, air dan lampu saya. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? -Kadang Mba, kalau lagi ada banyak sepatu bekas yang didapatin anak buah saya dari mulung. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? -Ada kerjasama di luar lapak ini, menjual barang-barang hasil pulungan anak buah yang sudah dibersihin, ditimbang, disusun kedalam karung dan diikat tali rapiah dengan rapi itu diangkat ke mobil bak saya, terus dijual ke pabrik-
pabrik. Ada yang jual ke pabrik daerah Duren Sawit kaya berupa karduskardus, botol-botol, gelas-gelas aqua dan ember-ember plastik. Kabel-kabel, kawat-kawat, sandal-sendal yang udah pada rusak jual di kawasan industri. Kalau besi-besi di daerah Kampung Sumur. Kemana saja Anda menjual barang-barang hasil pulungan dari bawahan Anda? -Ke daerah yang berbeda-beda Mba, ada yang di Kampung Sumur, ada juga yang di Kawasan Industri dan di Duren Sawit. b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada perkumpulan, setiap 3 bulan setelah lebaran. Seperti tahun kemarin saya lihat, istri saya, orang-orang lapak sini dan lapaknya Pak AN kumpul di rumah saya. Waktu pertama kali mereka adain arisan. Yang datang sekitar 20 orang. Istri-istri dan anak-anak di dalam rumah saya. Suami-suami di luar pada ngerokok dan ngopi-ngopi bersama. Yang saya dengar-dengar dari omonganomongan mereka. Orang yang ikut arisan, 12 orang lapak ini dan 8 orang lapak Pak AN dan dikocoknya sekaligus diawal arisan. Jadi tiap 2 minggu sekali dimintain uangnya dan udah ketahuan, siapa-siapa yang giliran dapat arisan. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Ya adalah, sebagian anggota di lapak ini, masih ada ikatan saudara dengan saya maupun istri saya, baik saudara kakak-adik sekandung, se-RT ataupun seKecamatan. Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Karena saya di kampung, kalau lagi gak ada kerjaan tani, nanam-nanam padi saya jadi nganggur Mba, sehubungan istri saya punya modal dikit, saya beli lahan ini buat bikin usaha. Walaupun kecil-kecilan tapi Alhamdulillah untungnya lumayan. Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini? -Ya biasa aja Mba, peraturannya. Paling-paling jangan terlalu boros pake air, lampu dan listriknya. Biar saya gak terlalu gede bayar semua itu. Kalau lagi adain kerjabakti semua anggota di lapak ini ikut. Tapi kalau ada yang gak punya suami paling dia bantuin masak-masak bareng ibu-ibu yang lainnya. Barang-barang yang mereka cari dari hasil mulung itu bukan dari hasil ngambil barang-barang Ibu-ibu luar yang masih ke pake, tapi hasil yang benarbenar di buang di jalan-jalan. 3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini? -Hak saya ya mendapati keuntungan dari barang-barang hasil pulungan anggota pemulung di lapak ini. Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini?Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan jika ada bawahan Anda yang melanggar peraturan di lapak ini? -Pertamanya, ya saya Tanya dulu pelan-pelan, apa benar dia yang ngelakuinnya dan apa benar dia yang ngelakuin itu. Tapiu kalau dia gak ngaku dan ada bukti yang jelas, bahwa dia yang salah. Ya amau gak mau saya suruh dia keluar dan gak kerja disini lagi dan kalau dia masih ada utang di lapak ini sama saya atau sama anggota di lapak ini, maka saya gak bolehin dia bawa
barang-barang yang mungkin masih bisa dijual, sebagai bayaran utangnya (gantinya). Bagaimana pembagian kerja di lapak ini? -Di lapak ini kalau nimbang-nimbang barang-barangnya sore. Semua karung dinamain sesuai dengan nama yang nyari pulungannya siapa dan sesudah pulang dari mulung. Terus kalau sore, yang udah siap mau ditimbang, ya di timbang. Langsung istri saya bayar. Bagi yang ikut arisan 2 minggu sekali itu, langsung dipotong Rp 15.000/ hari , tiap setelah nimbang. Anggota saya tiap hari nyari dan nimbangnya. Kadang mereka nimbang barangnya udah bersih, kadang juga masih campuuran (kotor). Kalau lagi banyak barang yang belum dibersihin, ya dibersihin dulu. Disortir sama kakak ipar saya (Ibu Mastari, Istri Pak WN) Rp 40.000 seharian. Kalau soal ikat-mengikat dan rapiin kardus adiknya adik ipar saya, saya upahin Rp 40.000 seharian. Yang bantuin angkatangkatin barang ya semua suami-suami di lapk ini yang lagi pada istrirahat maupun lagi nyari barang-barang bekas. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini? -Membayar angsuran lahan lapak ini, membayar biaya listrik, air dan lampu di lapak ini, membantu anggota lapak di sini kalau lagi gak punya uang, gak pnya makanan, gak punya es batu, dan menjadi penengah dalam urusan mereka. Kalau ada anggota di lapak ini ada yang lagi slek, ya saya belain yang emang benar, walaupun bukan anggota saya. bayar sumbangan-sumbangan yang dimintain dari acara-acara RT sini, memberi bonus atau hadiah pada anggota di setiap mau lebaan datang. Biar mereka ngerasain yang sama dengan kerjaan yang lainnya. Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini?E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang a. Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Gak ada pertentangan apapun, paling-paling cuma ada masyarakat sini yang salah ngomong atau curiga sama pemulung sini. Dulu pernah kejadian, satu orang ibu-ibu dari warga sekitar yang ngomong sama istri saya. Katanya mereka ada yang kehilangan barang, ember. Abis ngepel ember ibu itu masih di luar, eh tiba-tiba gak ada, hilang. Yaudah istri saya bilang, “cari aja Bu, barang Ibu yang mana di lapak ini , kalau emang ada ambil aja, entar saya yang tegur anak buah saya, yang ngambil barang Ibu itu. Ternyata gak ada. b. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Harapannya, semoga mereka tidak menganggap saya lebih dari saudara, walaupun saya suaminya pemilik lahan dan pemilik lapak ini. karena saya inginnya mereka bisa punya uang dari apa yang mereka cari, bisa hidupin, ngasih makan anak dan istrinya, bisa rukun selalu sama keluarga dan saudarasaudara yang ada disini dan lain-lain Mba. c. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini?2. Patron a. Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini? -Hampir semuanya anggota di lapak ini, tinggal sekaligus kerja di lapak ini. hanya ada 1 (satu) keluarga yang hanya tinggal di lapak ini, suaminya bekerja di luar lapak ini, pengamen jalanan. Tapi dia masih ada ikatan saudara sama istri saya, sepupuan sama istri saya.
b. Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan? -Ya, tapi saya gak anjurin dia manggil saya bos. Tetapi manggil saya, manggil dari aturan bahasa daerah mereka masing-masing. Ada yang manggil mamang, mas, suaminya Yayuk Watiah (Ibu Watiah, Istri Pak KS). c. Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka? -Ya merasa didengar dan dipatuhilah. Kalau saya suruh apa-apa, mereka langsung ngerjain. Kalau saya nasihatin atau saya kasih tegran mereka dengerin. Gak pake marah, karena saya nyuruh mereka dengan halus, gak bentak-bentak. d. Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain? -Ya, saya memberi perlindunganlah Mba, tapi bukan membela mereka dari kebohongan yang mereka sampaikan. Saya hanya menjadi penengah bila mereka ada masalah sama orang lain. e. Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan? -Ya membantu merekalah, saya kadang minjemin uang ke mereka kalau lagi butuh uang buat berobat, pulang kampung atau bahkan urusan lainnya. Mau itu satu kampung maupun sekecamatan saya ataupun beda kampung, tetap saya pinjemin. Asalkan dikit-dikit bayar. f. Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini? -Pernah, waktu 3 (tiga) tahun yang lalu, tangannya usil. Waktu disini pernah banyak banget barang-barang bekas sampai saya masukin ke dalam tempat tinggal saya dan di rumah saya ini emang tiap malamnya gak di kunci, karena takutnya ada anggota yang butuh es batu, air es. Tapi ada salah satu anggota saya yang coba-coba jail, ngambil HP saya sewaktu di cas di ruang tamu. Tapi ada anak buah saya yang ngeliat dan gak sengaja mergokin dia. Subuh-subuh pintu kamar saya diketokin sama anggota saya yang mergokin orang yang ngambvil HP itu dan saya langsung usir dan ninggalin barang-barang yang dibawa ke lapak ini, karena dia masih punya urusan (utang) sama lapak ini. g. Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini? -Ada, tapi dua, dia baru nikah (adiknya Ibu Mastari, Istri Pak WN) dan satu keluarga lagi, sekarang udah pindah ke kampung. 3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Gimana gak merasa dekat sama mereka, hampir sebagian anggota pemulung di lapak ini saudara, baik saudara sekandung maupun sekampung atau masih ada ikatan saudara, kerabat pokoknya. Walapun saudara jauh. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya?Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan?F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini? -Yang diterima saya sebagai atasan mereka, saya menerima barang-barang yang mereka dapat dari memungut sampah ataupun barang-barang yang sudah
tidak terpakai atau di buang di jalan-jalan, abis itu mereka dengerin apa yang saya suruh. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari? -Keuntungan yang di peroleh dari usaha ini paling besar Rp 600.000/ minggunya itupun belum bersih dari semua biaya-biaya di lapak ini. kalau abis lebaran gini paling-paling untung Rp 100.000, karena beliin THR anak-anak buah dan harga-harga barang-barang bekas juga belum stabil. Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain? -Keuntungannya, kalau barang-barang bekas yang saya beli dari lapak luar lebih dapat untung gedean dari pada hasil barang-barang bekas dari anggota saya di lpak ini. karena saya gak bayar tenaga yang mencari, tetapi saya hanya bayar barang hasil dari yang di dapat lapak lain. Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapak-lapak lain yang pernah Anda tempati? -Keuntungannya, untung yang saya dapat lebih keliatan dari yang lalu, karena dulu sebelum tinggal di lapak ini saya numpang tinggal di Duren Sawit sama kakak pertamanya Istri saya. kalau masih ikut orang ya gak keliatan untungnya, paling kalu dulu dapat untung terus pulang kampung, beliin oleholeh untuk saudara yang di kampung. Jadi cepet habis uangnya.
2. (24/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK I) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Pak Wasnadi (Pak WN) : 35 Tahun : Islam : Laki-laki : Sunda, Jawa Barat : Menikah : SD : Kp. Penyindangan Kulon Rt 004/05, Kecamatan Sindang, Indaramayu.
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Mencari barang-barang bekas dan menjual ayam-ayam maupun burung dara. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -5 tahun, sebelumnya saya dengan istri saya tinggal di daerah Duren Sawit, bareng sama keluarga adik saya (Pak KS) 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Sudah dari dulu, semenjak tinggal di Jakarta ikut lapak saudara di daerah Duren Sawit, ikut pindah ke lapak sini, saya juga bantuin adik saya bangun lapak ini sampai sekarang. Dia nyari dan beli lahan lapak ini, lahan sana yang di Rawa Badung juga saya yang nganterin, kadang saya juga ikut nganterin barang-barang bekas yang udah bersih dan siap untuk dianter ke pabrik. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Agar saya bisa nyekolahin anak saya sampai SMA maupun sekolah tinggi. Biar nanti hidup anak saya gak kaya saya dan istri saya gini. Biar saya ngorbanin jual ayam-ayam peliharaan saya dan burung-burung peliharaan saya, yang penting anak saya sekolah. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Saya mulung pagi, tapi cuma sebentar dari jam 07.00-11.00 pagi. Jam 11.00 nya saya pulang istirahat. Kadang saya ikutan taruhan ngaduin aya si bertengger ini. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Adiknya bos, pemilik lahan lapak ini. Saya disini kadang-kadang suka gantiin adik saya kalau dia lagi sakit. Kalau dia yang sakit kadang saya yang nganterin ke pabrik-pabriknya. Ya saya disini kaya asistennya gitu. 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda?9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Rata-ratanya Rp 25.000-30.000, paling gede Rp 50.000 Mba, kalau lagi mau aja nyari, kalau gak saya usaha lain. Jual burung dara, jual ayam, kadang juga ikutan taruhan ngadu ayam. Lumayan kalau menang, dapet gede. Pernah menang sehari dapat Rp 500.000 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini? Kira-kira 15 keluarga lebih.
C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda?Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? -Semuanya ya pasti ikut, soalnya kan itu kewajiban, peraturan dari adik saya, suami pemilik lapak ini. Diwajibin sih bagi yang laki-laki yang lagi males nyari atau lagi libur nyari. Tapi kalau Ibu-ibunya sih gak, karena takutnya udah pada repot ngurusin anak-anaknya. Apalagi kaya Ibu ID, dia bebas ikut atau gak ikut kerja bakti atau kolektifan di lapak ini. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? -Menurut saya kekerabatan kelompok ini sama masyarakat sih kurang. Kita semua kurang dekat (berbaur) sama mereka, mereka juga jarang main kesini. Paling kalau ada perlunya aja masyarakat sini ke lapak, kaya minta sumbangan maulid, sumbangan Agustusan, sumbangan yang lainnya baru mereka kemari. Tapi kalau orang lapak sini minta bantuan lama banget jadinya. Gak cepat ditangani sama pengurus lingkungan daerah ini, kalau orang sini butuh bantuan. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Harapannya semoga usaha lapak adik saya ini bisa lebih maju dan semoga bisa menjalani tanggung jawab sepenuhnya sebagai suami bos dalam lapak ini sekaligus menjadi seorang bapak dalam keluarganya. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi? -Semoga penyewa lahan lapak yang disana juga bisa bantu dia dan gak hanya jadi penadah hadiah atau bantuan terus dari adik saya. b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Saya gak ngarepin untung-untung begitu, karena saya kan kakaknya, masa saya hitung-hitungan sama adik saya. Gak baik itu namanya. Malah saya yang harusnya ngasih bantuan ke adik saya. Dapat THR dari adik saya, saya pulangin. Ngapain ngasih-ngasih THR keponakannya, kalau hidupnya aja belum bisa bahagiain penuh keluarganya. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Keuntungannya dari bentuk perkumpulan yang diadain antara lapak sini dengan lapaknya Pak AN itu bisa beliin anak saya laptop. Kalau tahun kemarin, uang arisannya untuk bayar utang dulu, buat KK anak saya dan KTP Istri saya, sewaktu anak saya masuk di SD sini. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama:
Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Ada, paling dalam bentuk menjual dan membeli barang-barang bekas. Menjual sepatu-sepatu bekas untuk diperbaikinya dan dijual kembali ke took-tokosepatu dengan harga yang rada miring. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? -Kalau lagi banyak sepatu-sepatu bekas dan kalau lagi ada yang nyari atau butuh sepatu-sepatu bekas. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? -Ada, membeli barang-barang hasil pulungan yang telah bersih dari lapaklapak lain dengan membawa modal uang dari rumah dengan harga yang sama kaya anggotanya, kalau bisa lebih harganya lebih rendah. Karena kan saya perlu hitung juga ongkos jalannya. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini? -Gak setiap hari kadang kala aja kalau pendapatan barang-barang bekas disini kecil, gak cukup untuk keperluan hidup keluarga adik saya, kaya bayar buku sekolah anaknya, bayar listrik, air, lampu, bayar angsuran lahan lapak untuk akhir tahun besok. Baru adik saya nyari atau membeli barang-barang bekas ke lapak lain dengan membawa mobil sewaan dan modal seadanya. b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada perkumpulan disini setiap malamnya, ngobrol-ngobrol bareng sama semua orang di lapak ini dan ada arisan yang diadain di lapak ini. Kemarin sebelum puasa tahun lalu istri saya dapat arisan Rp 3.000.000 buat nambahin beli laptop untuk belajar anak saya. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Ada lah, Kus (Pak KS) itu adik kandung saya. Keluarga saya dan keluarganya dia yang pertama kali ada di lapak ini, dia cari lahan lapak ini dan lahan Pak Andi juga saya temanin. Dia ngasih uang beli lahanlahannya itu bareng sama saya. Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Karena ide adik saya yang pengen buka usaha lapak ini dan buka usahausaha lainnya di lapak ini. akhirnya saya nyoba usaha, eh sekarang malah males belanja ayam hidup lagi. Ayam-ayam dan burung-burung itu saya taruh di kandang dekat kamar mandi. Dan sekarang saya malah sering ikut taruhan aduan si bertengger ini. Belum pernah kalah. Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini? -Itu bukan tugas saya Mba, walaupun saya kakaknya Kus. Saya tetap anggotanya aja disini, bukan ketua. 3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Haknya sih dikasih bantuan dari adik, tapi masa saya selalu nerima terus, gak pernah ngasih. Apa lagi sekarang istrinya adik saya lagi hamil. Ya Istri saya dan saya harus bersiap selalu bantuin Istri adik saya. Kalau lagi kerepotan apapun saat suaminya pergi keluar untuk beli barang-barang bekas ke lapak lain.
Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan jika ada bawahan Anda yang melanggar peraturan di lapak ini?Bagaimana pembagian kerja di lapak ini? -Pembagian kerjanya sore, nimbangin barang-barang yang didapatin dari anak buah, terus anak buahnya langsung pada dikasih bayaran sesuai berat dan harga barang yang diperoleh. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Kewajibannya bantuin bayar listrik adik saya, karena dia sekarang udah mau punya anak lagi, jadi merluin biaya lebih buat kelahiran anaknya nanti. Apakah Anda mewajibkan bayar sewaan tempat tinggal di lapak ini pada bawahan?E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Di lapak ini selama saya tinggal disini, dari awal adik saya bangun lapak ini sampai sekarang belum pernah ada berantem-beranteman di lapak ini. Paling Cuma berantem mulut, biasa ibu-ibu disini biasanya ngerumpinya berlebihan sampai ada yang kesinggung. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Harapan saya pada adik saya supaya bisa mengatur masalah perlapakan ini dengan baik. Keperluan anaknya untuk bisa sekolah jangan sampai gak terpenuhi. Bisa mengatur dan menanggung kehidupan semua anak buahnya. Jangan mau dipinjamin uangnya terus tanpa mikirin masalah keperluan keluarganya sendiri. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini?2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini?Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan? Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka?Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain?Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan?Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini?Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini? -Saya gak tahu Mba. 3. Klien
Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya dekat bangetlah, orang saya dengan suami pemilik lapak ini kakakberadik sekandung, serahim, sebapak. Cuma mukanya aja yang gak mirip. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya harus dipatuhin, tapi gak semua kata-katanya. Kalau emang yang menguntungkan saya, baru saya jalanin. Kalau gak, mendingan saya main keluar lapak ini. Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan? -Memang adik saya selalu bantuin saya, baik dalam minjemin uang untuk masuk SMP anak saya maupun kalau saya lagi benar-benar gak pegang uang sedikitpun. F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini?Apa yang Anda berikan sebagai bawahan untuk atasan Anda? -Kalau saya lagi banyak uang, saya belikan kue-kue atau alat-alat sekolah anaknya adik saya, si pemilik lapak ini. Masa saya nerima terus, saya kan kakaknya. Kalau lagi saya ada lebih saya kasihin untuk keponakan saya. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari dari hasil pulungan bawahan?Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapak-lapak lain yang pernah Anda tempati? -Keuntungannya saya bisa jualin banyak ayam-ayam dan burung-burung dara peliharaan saya. Terus saya bebas kandang ayam dimana pun, karena ini lapaknya kepunyaan adik sekandung saya. Dikasih tempat tinggal gratis sama adik saya, gak disuruh bayar-bayar begituan (listrik, air dan lampu). Disini dekat dari sekolahannya anak saya. Jadi saya gak terlalu ongkosin banyak untuk anak saya setiap harinya.
3. (25/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK I) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Ibu Marni (Ibu MR) : 48 Tahun : Islam : Perempuan : Jawa Tengah : Menikah : Tidak sekolah : Kp. Blok Pangkalan, Kecamatan Pecuk, Purwerejo.
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Memulung kaleng-kaleng minuman, gelas-gelas maupun botol-botol minuman yang kosong, kardus-kardus yang udah pada gak ke pakai dan udah dibuang oleh pemiliknya, yang ada di tempat sampah maupun yang berserakan di jalan-jalan. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -3 tahun, sebelumnya saya, suami dan anak terakhir saya bersama keluarganya anak saya yang ketiga, tinggal di daerah PIK (Pulo Gadung Industri Kecil), Penggilingan. Sewaktu pada masih kecil-kecil belum di PIK (Pulo Gadung Industri Kecil), saya dan anak-anak tinggal di Duren Sawit. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Dari saya nikah, ikut suami ke Jakarta. Suamikan cuma lulusan SD, itupun ijazahnya udah pada robek-robek. Saya boro-boro sekolah. Jadinya gak bisa buat ngelamar kerja di Jakarta, bingung sesampai di Jakarta mau kerja apa, anak-anak pada masih kecil, perlu makan. Akhirnya suami mulung-mulung barang ronsokan maupun bekas-bekas minuman, yang dibersihkan dan dijual lagi untuk dapatin uang buat beli beras, makan bersama anak-anak. Setelah 15 tahun kemudian anak saya yang pertama menikah di kampung, akhirnya saya balik ke kampung lagi bersama anakanak saya dan 5 tahun kemudian anak kedua saya nikah juga di kampung, terus saya pindah ke Jakarta bersama suami dan anak-anak saya yang ketiga dan keempat. 2 tahun kemudian anak saya yang ketiga menikah dengan duda muda yang udah lama tinggal dan mulung juga di dekat daerah tempat tinggal saya yang dulu, memiliki 1anak, tinggal bersama saya dan adiknya sampai sekarang. Dua anak saya yang udah pada nikah itu tinggal pisah sama saya. Dan 2 tahun yang lalu suami saya meninggal karena sakit asma yang udah lama dideritanya. Pas suami saya meninggal anak saya yang ketiga sudah memiliki anak usia 3 tahun dari suaminya. Pas tahun ini udah 6 bulan suami anak saya yang ketiga pergi tanpa kabar dan ninggalin 2 anak, dari anak istrinya yang dulu dan anak dari orang itu yang masih kecil. Akhirnya dengan terpaksa, saya sebagai orang tua anak
saya, mau gak mau masih suka mulung untuk bantu anak saya membesarkan anak-anaknya. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Agar bisa membantu anak saya memberi makan anak-anaknya yang masih kecil dan agar bisa nyekolahin adiknya yang paling kecil, yang sekolah SMP di daerah dekat Buaran sana. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Saya nyari barang-barang bekasnya setelah adzan subuh sampai jam 1 siang, istirahat pulang makan di lapak dan balik lagi untuk nyari barangbarang bekas jam 2 atau jam 3 sore sampai jam 5an mau maghrib. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Ya biasa saja, cuma kerja dan tinggal disini bukan orang yang ngurusngurusin lapak ini. Jadi anggota saja. 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda?9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Penghasilannya paling Rp 40.000-50.000/harinya. Kalau lagi sepi banget dan dapat dikit barangnya, paling dapat Rp 25.000. 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini? Lebih dari 10 keluarga Mba. C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda?Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? -Kalau kekerabatannya itu disuruh sama suami pemilik lapak ini, semua anak buahnya ikut terlibat. Kalau kekerabatannya cuma dari kemauan salah satu anggota kita, paling ada yang mau, ada juga yang gak. Tergantung lagi sibuk atau gaknya kita-kita. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? -Hubungannya baik-baik aja selama saya tinggal di lapak ini, gak pernah ada berantem-beranteman sesama saudara di lapak ini, sesama anggota lapak ini maupun anggota lapak ini sama masyarakat sekitar.
D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Yang saya harapin dari si Wat, Istri pemilik lapak ini, bisa jalanin usaha lapak ini lebih baik biar lebih bisa bantuin semua anak buahnya. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi?b. Keuntungan:
Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Harapannya dapatin pinjaman di suatu saat mendesak, dapat THR yang lebih banyak dari tahun ini. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Keuntungannya bisa tetap ketemu sama saudara-saudara walaupun bukan sekampung, bisa nambah saudara, teman dan kenalan sama orang-orang dari daerah lain. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Ada, kadang-kadang setiap hari minggu, kadang-kadang juga kalau lagi pada males kerja dan lapak ini dalam keadaan kotor banget, jadinya mereka rame-rame bersihinnya. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? -Kadang setiap minggu, kadang juga kalau lagi benar-benar kotor dan kalau bos nyuruh kerjabakti bersihin lapak ini. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? -Ada, kerjasama dalam bentuk kerjabakti bersihin lapak dan kerjasama dalam menolongin bila ada yang kerepotan ngurusin anak-anaknya. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini? b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada Mba, perkumpulan arisan sama perkumpulan ngobrol-ngobrol, kalau udah pada selesai mulungnya dan setelah nimbang. Baru kita ngumpul-ngumpul, ngobrol. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Hubungan saya dengan pemilik lapak ini udah kaya menantu saya sendiri. Suami pemilik lapak ini adik dari menantu saya. jadi masih ada hubungan saudara dekat. Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Karena ajakan menantu saya untuk tinggal di lapak ini. biar dia tahu setiap hari keadaan saya dan adik-adiknya. Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini?Apakah Anda pernah memberitahu mengenai peraturan kerja disini? -Gak pernah, karena itu bukan kewajiban saya. Walaupun saya mertuanya kakak pemilik lapak ini, tapi saya kan bukan orang yang ngurusin lapak ini. saya disini cuma kerja, nyari barang-barang bekas yang masih laku dijual. 3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Haknya mendapat bantuan dari si Wat (Istri Pak KS) baik ke cucu saya, saya sendiri maupun anak-anak saya berupa uang maupun tenaga. Bila anak saya kerepotan ngurusin cucu-cucu saya, si Wat (Istri Pak KS) bantuin jagain cucu saya yang satunya lagi. Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan jika ada bawahan Anda yang melanggar peraturan di lapak ini? -
Bagaimana pembagian kerja di lapak ini? -Pembagian kerjanya barang- barang yang didapat anak buah banyak, karungnya dinama-namain, biar gak ketuker dan sorenya kalau dapat barang lagi dijadi satu sama karung yang tadi siang, terserah anak buahnya dia mau nimbang dalam keadaan udah bersih atau masih kotor. Setelah itu ditimbang dan langsung dibayar disaat itu juga. Kalau orang yang nimbang itu ikut arisan yang diadain di lapak ini maka langsung dipotong Rp 15.000 tiap habis nimbang barang. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Kewajibannya ya menghemat listrik, lampu dan air, biar gak nyusahin pemilik lapak ini dan menimbang semua barang dari hasil mulung di lapak ini. Selain itu kewajiban saya menasihati menantu-menantu saya, anak-anak saya dan saudara-saudara saya dalam menyelesaikan masalah. Saya kan disini paling tua. Jadi saya cuma jadi penengah dalam masalah mereka. E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Selama saya tinggal disini gak pernah ada berantem-beranteman baik sesama saudara maupun sesama anak buah atau masyarakat luar. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Harapannya semoga lapak ini tambah maju, istrinya adik menantu saya (Istri Pak KS) itu tetap mau bantuin merawat cucu-cucu saya, dibantuin kalu ada apa-apa sama semua anak dan cucu-cucu saya dan kalau anak saya yang punya anak ini lagi butuh uang atau cucu saya ini belum makan, ya tolong kasih makanlah, anggap aja ini keponakannya sendiri. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini? -Gak ada sikap ego tuh dari si Wat (Istri Pak KS), dia biasa aja sama saya. Malah saya dianggap kaya orang tuanya sendiri, suka dikasih makan-makanan, uang hasil nimbangnya kasdang dikasih tambahan Rp 10.000, kalau gak Rp 15.000 saya bagiin aja ke cucu-cucu saya yang masih kecil-kecil. 2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini?Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan?Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka?Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain?Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan?Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini?Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini?-
3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya dekatlah Mba, sayakan adik mertuanya pemilik lapak ini. saya udah anggap mereka seperti anak-anak saya sendiri. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya harus dipatuhinlah, sayakan paling tua disini, jadi saya gak pernahdisuruh-suruh ngapa-ngapain sama si Wat (Istri Pak KS). Anak saya pada kerja bakti, saya tetap jalan pergi mulungnya. Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan? -Ya, mereka sering ngasih bantuan ke saya apalagi ke anak saya (Ibu ID) yang gak punya suami itu. Kadang-kadang anak yang pertamanya diajakin sarapan bareng dengan anak perempuannya yang udah kelas 3 SD itu. Kadang juga kalau anak saya yang ketiga itu lagi nyari, saya juga lagi nyari dan kadang cucu saya yang kecil itu nangis, dia gendongin. Dia mandiin, pokoknya kaya dia ngerawat anaknya sendiri. Makanya saya gak takut ninggalain cucu saya kalau saya lagi mulung. Sering dipinjemin uang juga sama si Wat (Istri Pak KS), kalau saya lagi benar-benar gak punya uang. F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini?Apa yang Anda berikan sebagai bawahan untuk atasan Anda? -Saya gak bisa ngasih apa-apa, paling cuma bisa membalas kebaikkan dari pemilik lapak ini, adik iparnya suami anak saya dengan menimbang barang-barang yang saya dapati dari mulung di pasarpasar, sekolah maupun diterminal-terminal. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari dari bawahan Anda?Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapaklapak lain yang pernah Anda tempati? -Keuntungannya kalau kerja disini, saya dekat anak-nak saya dan cucucucu saya, jadi kalau saya ada apa-apa gampang minta tolongnya. Apalagi kalau saya minta bantuan untuk makan cucu saya yang gak punya bapak itu. Kadang uang yang didapat dari anak saya yang ditinggalin 2 anak sama suaminya itu gak cukup untuk makan dia sama anak yang pertama dan beli susu untuk anaknya yang paling kecil. Jadinya, kadang saya mintain nasi dan lauknya ke kakak-kakaknya yang punya makanan.
4. (24/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK I) PEDOMAN WAWANCARA
A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Pak Sunaryo (Pak SN) : 49 Tahun : Islam : Laki-laki : Jawa Tengah : Bercerai : Tidak sekolah : Jawa Tengah, Kp. Kedu, Magelang, Wonosobo
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Mulung, dari pada nganggur. Dah tua ini, tinggal banyakin ibadah sama kerja yang ringan-ringan aja. Gak punya ijazah, gak punya pengalaman, wes tua mau kerja apa lagi, masih nyekolahin 1 anak di kampung. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -Baru 3 tahun, dulu sebelum tinggal disini, tinggal di daerah Priuk, kerja bangunan. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Udah dari muda, belum kawin sampai udah kawin dikasih anak 2 dan cerai sama istri. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Cukup buat beli makan dan sekolahin anak di kampung, udah Alhamdulillah. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Senang, gak senang. Abis mau ngapain lagi, udah tua, masih nyekolahin anak di kampung, gak punya ijazah, sekolah gak sampai lulus, gak punya pengalaman, masih buat makan. Ya kalau gak kerja begini, gimana nyekolahin anak di kampung. Nyari dari pagi jam 08.00 sampai jam 04.00 sore di daerah PIK. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Bawahan, anggota, anak buah doang yang paling tua diantara yang lainnya. 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda?9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Rp 50.000 lah, tapi itu belum bersih, belum untuk makan, untuk beli sabun cuci, belum rokok. Paling-paling bersihnya sekitar Rp 20.00025.000 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini?-
C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda?Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? -Menurut saya kekerabatan anggota lapak sini, ya begitu. Kalau bukan perintah dari bapaknya 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? -Kekerabatan yang ada di lapak ini semuanya pasti ikut, selama kekerabatannya itu dalam bentuk tenaga bukan uang. Semuanya pasti ikut, apalagi kekerabatan dalam acara tahlilan atau undangan syukuran yang dikabarin salah satu warga sini, pasti datang semua. Karena dapat makanan, dibawa pulang, makan sama keluarga mereka masing-masing di dalam lapak. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Harapannya ya dapat uang aja. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi?b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Ya dapat bantuan kalau sedang sakit, saya sendiri disini Mba, gak punya saudara wes tua. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Mungkin keuntungannya perkuat tali silaturahmi . say amah gak ikut perkumpulan.itu kebanyakan Ibu-ibunya. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Ada kerjasama, yang saya tahu kerjasamanya kalau ada yang minta bantuin dorongin gerobak, angkatin barang-barang ke gerobak kalau gak ke atas. Tapi kalau sampai banjirnya kelewatan ya pindah. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? Musim hujan. Dalam bentuk apa kerjasama yanga ada di lapak ini?
Dalam bentuk tenaga kalau sesama anak buah, kalau anak buah sama atasan ya kerjasama dalam bentuk minjemin uang. Diakan yang pasti megang uang. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? -Saya mah gak ada kerjasama dengan orang luar. Tapi hanya sampingan aja kalau lagi sepi barang, ya asaya kadang ngelatih silat di Putra Satria, Ujung Menteng tanpa bayaran asalkan “SeJuTa” (Jujur dan Taat), kadang juga disuruh nyabutin rumput di taman Perumahan di ujung Menteng atau gak di Priuk pakai sepeda. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini? -Kalau lagi disuruh Mba sama orang itu. b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Mungkin ada kali Mba, saya gak tahu. Wong saya jarang ngumpul bareng-bareng sama orang-orang sini. Selesai habis nyari nimbang barang dulu, buat makan hari itu. Dah tua capek saya ngobrolngobrol, keluar malam. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawah di lapak ini? -Gak ada hubungan apa-apa, si Kusnadi orang Indramayu, saya Magelang. Jawa Barat sama Jawa Tengah gak ada hubungannya. Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Tempat tinggalnya gak bayar, tinggal nyari, gak bayar listrik, air, lampu. Tinggal nyari. Dah tua ini, kerja apa ajalah yang penting gak berat dan halal. Apa peraturan yang Anda berikan kebawahan di lapak ini?Apakah Anda pernah memberitahu mengenai peraturan kerja disini?3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Haknya dapat bayaran hasil mulung. Dapat pinjeman duit. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Kewajibannya dengarin perintah bos, nimbang barang hasil mulung di lapak ini. E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Selama 3 tahun saya di lapak ini, saya gak pernah lihat perkelahian disini. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Kalau lagi saya gak punya uang pinjaminlah, kalau gak bantuin saya kalau lagi kerepotan nurunin barang-barang hasil mulung. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini?
-Gak ada, keluarganya Idi mah gak ego. Biasa-biasa aja. 2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini?Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan? Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka?Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain?Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan?Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini?Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini?3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya saya merasa dekat, udah saya anggap sebagai keluarga anak saya sendiri. Walaupun beda, saya orang jawa, si Idi (Pak KS) orang sunda. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya iyalah, dia yang ngasih tempat untuk tidur dan istirahat gak bayar, gratis. Masa gak dipatuhin. Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan? -Ya memberi perlindungan, dia perhatian sama saya, kalau ada makanan saya ditawarin suruh ambil, kalau saya lagi gak punya uang lagi sakit, kalau semua kebutuhan saya lagi habis dan saya gak ada uang, dibolehin minjam. Kalau saya gak keluar dari gubuk saya pun diketok, dia takut saya kenapa-kenapa. Di gubuk itu kadang saya tinggal sendiri kadang juga sama bujangan-bujangan. F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini?Apa yang Anda berikan sebagai bawahan untuk atasan Anda? -Kepatuhan dan dengarin apa yang disuruh walaupun saya lebih tua dari dia. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari? -Rp 50.000 rata-ratanya. Paling dikit dapat Rp 30.000 Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapaklapak lain yang pernah Anda tempati? -Saya gak pernah kerja di lapak lain. Paling kemarin sebelum puasa saya ke Kalimantan ikut teman nambang emas dan seminggu setelah lebaran saya kesini lagi.
5. (23/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK II) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Ibu Nenti (Ibu NT) : 23 Tahun : Islam : Perempuan : Jawa : Menikah : SMP : Purbalingga
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Mulung barang-barang bekas, besi-besi, botol-botol minuman, gelasgelas minuman. Pokoknya yang udah pada gak kepake. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -4 tahun, dari 2009 sampai sekarang. Dulu sebelum saya tinggal disini, saya di Duren Sawit, bareng keluarganya yayuk. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Sudah 3 tahun. Tahun 2010 saya lagi hamil gak dibolehin nyari sama suami. Saya suruh tungguin rumah aja. pas udah lahir dah umur 5 bulan, anak saya. Saya taruh di kampung tinggal sama emak saya. udah 2 tahun saya bawa ambil dan bawa aja ke Jakarta. Biar tinggal sama saya dan suami disini. Kalau suami saya kaya saya nyari, dia nyari udah dari kecil sama ibunya. Kadang bawa gerobak, kadang cuma bawa karung. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Tujuannya ya biar bisa makan Mba, biar semuanya bisa tercukupi. Seumuran anak saya lagi demen-demennya jajan. Kalau dilarang malah nangis, tengkurepan di jalan. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Kalau saya mulung dari jam 08.00 pagi, kalau gak jam 09.00 pagi, selesai masak dan bebenah. Tapi anak masih tidur sampai jam 12.30 siang, makan, ngurusin anak. Ya mandiin, ya nyuapin dan nyiapin makanan buat bapaknya. Terus saya jam 02.00 sorenya, kalau gak hujan saya nyari lagi ke pasar Pulo Jahe sampai jam 05.00 sore. Kalau suami dari jam 06.00, kadang bis subuh, langsung nyari, pulang ke rumah, makan, istirahat jam 01.00 siang. Balik nyari lagi, kalau saya udah mau pulang jam 04.00 sore kadang sampai jam 08.00 bis isya. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Ya anak buah. Orang bukan saya punya lapak ini.
7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda? -Bukan 9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Penghasilan saya sendiri paling kecil Rp 30.000/hari, pernah sih saya sendiri dapat seharian Rp 80.000. Kalau lagi datang sampah buangan banyak, kalau gak saya disuruh warga untuk ngambilin barang-barang yang udah gak kepake, itu pun saya minta bantuin suami saya untuk ambil. Kalau suami lumayan Mba, paling kecil Rp 40.000. Tapi sekarang ini kan bis pulang kampung, harga-harga barang masih pada turun. Jadi kalau kita nyari banyak atau dikit, tetap aja uangnya dapat sedikit. Cukup, gak cukup, dicukup-cukupin aja. 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini? -Saya gak tahu. C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda?Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? -Kalau kerjabakti disuuh sama bos, ya semuanya harus ikutan kerjabakti tanpa kecuali. Tapi kalau salah satu suami dari anggota lapak ini, baik yang tinggal doang maupun yang kerja sekaligus tinggal disini gak mau ikut kerjabakti dan lebih ngutamain kerjaannya, disuruh bayar Rp 10.000 untuk nambahin acara makanmakan setelah kerjabakti selesai. Diwajibin sih bapak-bapaknya, kalau ibu-ibunya gak dipaksain. Karena kasihan takut kecapean. 3. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? -Kekerabatannya kalau sesama anggota lapak sini, biasanya tukertukeran oleh-oleh dari mudik. Saya ngasih bos (Mba Wat, Istri Pak KS), entar saya pasti dikasih juga oleh-oleh juga. Misalnya kemarin bis mudik saya kasih gula merah, bawang merah, eh saya dikasih lagi krupuk-krupuk dari kampung. Yang lain juga begitu. Tapi ada yang balas ngasih, ada yang gak. kalau kekerabatan sama lapak lain, kalau mereka ngundangin suatu acara yang diadain di lapaknya , pasti akan datang. Tapi kalau acaranya disuruh nyumbang untuk bantu kena musibah, kalau gak ada hubungan saudara maupun sedaerah ataupun sekampung gak diwajibin untuk bantuin. Kalau sama masyarakat ini, biasa saja, karena anggota lapak sini yang gak nyaria atau hanya ngurusin anak atau pun hanya mulung, dan mulungnya itu bukan di daerah belakang pasar Pulo Jahe, ya gimana mau ada hubungan kebersamaan. Masyarakat sini atau RT-nya, kalau ke lapak ini hanya minta sumbangan doang., kalau gak jual barang-barang rongsokan di lapak ini.
D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Harapannya, semoga tambah besar lapak ini dan semoga kita tambah makmur, bisa beli apapun. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi?b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Keuntungannya, udah 3 tahun sama tahun ini saya dapat THR dari si bos (Mba Wat, Istri Pak KS). Tahun ini saya dapat THR baju koko suami sama kue kalengan. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Jadi banyak kenalan, walaupun bukan satu kampung sama saya maupun suami. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Kadang kerjabakti kalau minggu, kalau lagi disuruh sama saminya Mba Wat (Istri Pak KS), karena barang-barang udah di jual ke pabriknya atau lagi pada males nyari, terus salam lapak berantakan banget, ya kita pada beresin dan adain kerjabakti bersama. Suamisuami pada bersihin halaman luar tempat yang naruh-naruh gerobak, cabutin tanaman-tanaman, bakarin sampah-sampahnya yang gak laku di jual, kalau istri-istrinya yang gak punya anak kecil, masakin buat entar kalau udah selesai kerjabaktinya sama bantuin ibu-ibu yang punya anak, nyapu-nyapuin dalam lapak. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? -Hari Minggu kalau bos nyuruh, kadang juga hari-hari lain kalau lagi pada males nyari bisa sabtu, senin. Pokoknya kalau lagi nmales nyari dan benar-benar lagi lapak berantakan gak karuan. Yang adain kerjabakti bersama. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? -Kadang-kadang kalau disuruh sama penduduk dekat perumahan Jatinegara ambilin sampahnya, kadang juga kalau dapat obatobatan yang udah dibuangin, kadang orang luar nyariin untuk dibeli Rp 5.000-10.000/obat. Kadang juga kalau lagi dapat sepatu bekas, saya jualin ke orang lain, bukan ke lapak ini. habisan kalau dijual di lapak ini dihitung Rp 1.000-2.000/ pasang. Kalau jual di luarkan dapat Rp 3.000-5.000/pasang. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini? -Gak setiap hari. Dan gak keseringan, kadang-kadang doang kalau dapat barangnya. b. Ikatan Kelompok
Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada Mba, arisan tiap 2 minggu sekali, Rp 150.000 Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Ada Mba, tapi saudara jauh. Saya adik suaminya dari salah satu adik, kakak iparnya Mba Wat (Suaminya Ibu ID). Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Dahulu saya diajak adik saya, yang jadi suami dari salah satu adik dari kakak iparnya Mba Wat (Istri Pak KS). Tapi karena udah cerai dianya dan orang-orang sini pada enak-enak aja, ya saya enak gak enak tinggal disini. 3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini? Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Haknya ngedapatin bayaran sesuai dengan harga yang dikasih di pabrik. Jangan terlalu turun banget, kalau turun ya sedikit aja. Kita kan juga capek nyarinya dan kita kan gak tahu harga di pabriknya lagi naik atau turun. Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan, jika bawahan Anda melanggar peraturan di lapak ini?Bagaimana pembagian kerja di lapak ini? -Disini nimbang barang, langsung dapat uang, langsung dibayar. Kalau barangnya udah dibersihin, udah dibeda-bedain, udah diikat tali rapiah dapatnya ditambahin Rp 2.000 dari harga barang-barang yang udah dibersihin. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Merawat tempat tinggal yang udah dikasih, terus mematuhi aturan maupun perintah dari bos (Istri Pak KS) Apakah Anda mewajibkan bayar sewaan tempat tinggal pada bawahan?E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Yang selama saya tinggal disini, orang-orang lapak sini gak pernah ada yang berantem. Disini mah walaupun ada yang sekampung atau gak, pada akur-akur aja. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Harapannya, harga barang yang dikasih dari timbangan mulung, jangan terlalu murah. Saya kan perlu makan, udah dipotong kadang Rp 10.000/harinya, kadang juga Rp 15.000/harinya buat arisan. Tinggal sedikit sisa dapat uangnya. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini? -Ya ada Mba, itu kalau ngasih harga dari barang-barang pulungan itu dihargain kecil. Kalau ditanya pasti jawabannya lagi turun harga di
pabriknya. Padahal mungkin harga di pabriknya naik. Kan saya gak tahu. Menurut saya egonya itu aja dari pemilik lapak ini. 2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini?Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan?Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka?Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain? Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan? Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini? Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini? 3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya dekatlah, udah lama tinggal tinggal disini. Walaupun saya bukan saya sekandungnya atau sekampung dekat bosnya. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya haruslah, kalau kita matuhin dan dengerin perintahnya berarti kita udah berterima kasih sama bos. Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan? -Iyalah Mba, diakan bos disini jadi dia suka ngasih pinjeman uang kalau anak buahnya lagi butuh atau kesusahan. Misalnya dulu, saya butuh uang untuk ke dokter anak saya karena buang-buang air mulu, mana barang-barang mulung dapat sedikit, bapaknya gak nyari. Ya mau gak mau saya minjem ke Mba Wat (Istri Pak KS). F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini?Apa yang diterima Anda sebagai bawahan dari anggota lapak disini? -Barang-barang rongsokan maupun botol-botol atau gelas-gelas, kardus, majalah-majalah bekas dan lain sebagainya, pokoknya barangbarang dari hasil mulung. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari? -Paling kalau digabungin sama suami saya paling kecil Rp 70.000/hari. Kalau lagi ramai disuruh orang, terus jual barang-barang yang tadi udah saya kasih tahu, ya biasa sampai Rp 100.000/ hari, kalau ditambah sama hasil suami. Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapaklapak lain yang pernah Anda tempati? -Keuntungannya, disini saya dapat THR terus kalau mau lebara, gak bayar listrik, pakai air gak dibatasin.
6. (23/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK II) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Ibu Kuripah (Ibu KP) : 25 Tahun : Islam : Perempuan : Jawa : Menikah : SD : Kecamatan Jatibarang, Indramayu
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Saat ini saya kerja ngurusin anak di rumah, suami yang kerja. Kerja ngamen di bis di daerah Pondok Gede, Bekasi. Dulu saya sebelum nikah sama suami saya bekerja di Suriah, jadi TKW selama 3 tahunan. Saya juga baru tahunya suami saya kerja ngamen setelah menikah, sebelum nikah saya kira dia kerja memulung. Setelah nikah dan hamil 3 bulan, dia gak biasanya bawa tipe radio, dikira saya tipe itu dari mulung, ternyata dia nyewa tipe temennya untuk ngamen. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -Baru 2 tahun doang Mba., dulu suami saya tinggal di daerah dekat Walikota Cakung sana. Terus diajak sama si Mba Wat (Istri Pak KS) pindah tinggal di tempat dia aja. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Mungkin sejak dia belum nikah kali. Saya aja kaget Mba. Ternyata selama ini dia ngasih makan saya dan anak saya dari ngamen. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Tujuannya bisa buat makan aku sama dia, bayar tempat tinggal ini dan jajan anak aja, kalau ada lebih dicelengin. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung?6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Nyewa tempat tinggal di lapak Mba Wat (Istri Pak KS) bukan kerja atau sekaligus dua-duanya tinggal dan kerja di lapak ini. 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda?9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Pendapatan suami saya dari ngamen itu paling besar Rp 60.000/hari, minimal Rp 30.000/hari. Kalau lagi dapat Rp 30.000 cuma pas untuk makan sehari-hari. 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini?
-Gak tahu saya Mba.
C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda?Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? Semuanya ikut terlibat Mba, gak mandang dia itu ikut doang disini atau kerja sekaligus tinggal di lapak ini. Suami saya aja kalau di lapak ini ada kerja bakti libur ngamennya, dia bantuin orang kerja bakti. Kalau saya kan gak bisa bantu karena anak saya gak mau digendong sama yang lain, rewel terus. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? Hubungan kebersamaannya biasa-biasa aja, kalau ada masyarakat yang nyuruh angkatin atau ambil sampah di rumah atau buangin puing-puing bongkaran rumah atau buangin barang-barang yang udah gak ke pake, pasti orang-orang lapak disini langsung ngerjain. Karena itu mereka dapat uang untuk makan dari barang-barang itu. Jadinya gak perlu capek keliling, cari barang-barang itu lagi. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Saya berharap harga sewaan lapak ini, jangan dinaikkin. Rp 60.000/bulan jadi Rp 70.000, bagi saya sudah cukup gede. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi?b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Keuntungan yang saya harapkan semoga tahun besok, kalau saya masih disini dah THR yang dikasih lebih dari baju baru untuk saya dan anak saya. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Dapat lebih kenal dengan saudara yang lainnya, yang belum saya tahu. Walaupun saudara dari suami saya. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Ada, kadang-kadang hari minggu atau gak, barang-barang hasil mulung yang dah rapid an tinggal di jual, biasanya lapak ini yang
buat nempatin barang-barang itu dibersihkan, kerjabakti. Bapakbapaknya nyapuin lapak dan nuangin sampah-sampahnya yang mau dibakar, terus Ibu-ibunya buat makanan dan bakarin sampah. Kalau saya gak ikutan, habis anak saya gak mau digendong sama orang lain, saya nyumbang uang untuk beli makanan. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? Kalau lagi barang dah di jual semua, kalau gak hari minggu. Kalau Bapak-bapaknya pada banyakan gak nyari. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? Gak ada, gimana mau ada kerjasama di luar lapak ini. orang anak saya gak mau digendong sama orang lain. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini?b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada, arisan kelompok pemulung pemulung di lapak ini sama pemulung tetangga sekampungnya Mba Wat di daerah belakang PIK, Rawa Badung. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Ada, mertuanya saya, kakak dari orang tuanya si Mba Wat (Istri Pak KS) Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Karena ajakan dari teman. Dahulu di Kampung Sumur Ibu Nenti (Ibu NT) tetanggaan sama saya. terus karena di Kampung Sumur, kehidupan keluarga saya gak ada kemajuannya, jadinya saya coba ikut pindah di lapak ini. dan Alhamdulillah setelah pindah ke lapak sini, hasil suami saya ngamen cukup bertambah, walaupun gak banyak banget. Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini?Apakah Anda pernah memberitahu mengenai peraturan kerja di sini?3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Jangan terlalu naik harga sewaan gubuknya ini, biar saya bisa makan dan jajan anak. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Membayar sewaan tempat tinggal di lapak ini dan ikutin perintah, peraturan di lapak ini. Apakah Anda mewajibkan bayar sewaan tempat tinggal pada bawahan?E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan?
-Gak pernah terjadi berantem sesama anak buah di lapak ini. Walaupun kadang kala anak-anak mereka berantem berebutin mainan anak lainnya. Orang tuanya cuma bilang, main sama-sama jangan berantem. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Harapannya harga sewaan tempat tinggal disini jangan naik terus pertahunnya, gimana kalau tahun besok lagi banyak keperluan dan sampai gak bisa bayar tempat tinggal ini, saya sama suami dan anak saya mau tinggal dimana. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini? Mama Intan dan suaminya gak egois kok. Kalau saya dan suami belum bisa bayar tempat ini dimaklumin dikasih waktu sampai awal bulan besok. Kalau gak, disuruh nyicil dikit-dikit atau bayar perharinya Rp 5.000 sampai jumlahnya Rp 70.000. 2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini?Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan?Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka?Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain?Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan?Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini?Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini?3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya iyalah Mba merasa dekat, walaupun saya cuma numpang tinggal, tidur, istirahat, becanda sama keluarga dan makan di tempat yang ada di lapak ini, saya masih ada tali saudaraan. Suami saya itu keponakan orang tuanya Mama Intan (Istri Pak KS), jadi suami saya sama Mama Intan itu adik sepupuan. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya harus, walaupun saya cuma penyewa tempat tinggalnya saya tetap harus matuhin perintah maupun peraturannya. Kan dia udah baik sama saya, pernah dipinjemin uang, pernah ngasih waktu kesempatan saya, waktu saya belum bisa bayar gubuknya ini. Kalau saya gak nurut sama Yayuk Wat, berarti saya gak tahu terima kasih sama mereka yang udah baik sama saya. Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan? -Ya pernah dikasih pinjaman uang sama Mba Wat (Istri Pak KS) buat berobat anak saya ke dokter. F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini?
Apa yang diterima Anda sebagai bawahan untuk atasan Anda? -Kadang kalau saya lagi banyak dibeliin oleh-oleh makanan dari suami abis ngamen, saya kasih ke Mba Wat (Istri Pak KS) takut gak kemakan. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari dari hasil pulungan bawahan Anda?Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapaklapak lain yang pernah Anda tempati? -Saya bisa tidur dan tinggal bersama keluarga saya di tempat yang lumayan murah, Rp 70.000/bulan udah termasuk air, listrik dan lampu. Lebaran tahun ini dapat THR juga dari Mama Intan (Istri Pak AN), anak saya dipegangin amplop sama Mama Intan isinya Rp 50.000. Alhamdulillah, mungkin tahun ini dia dapat untung gede, jadi bagibagiin THR ke semua anak buahnya yang kerja maupun tinggal di lapak dia.
.0
7. (23/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK II) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Ibu Ida (Ibu ID) : 27 Tahun : Islam : Perempuan : Jawa : Menikah, Janda (ditinggal nikah), anak 2, Perempuan. : SD : Kp. Blok Pangkalan, Kecamatan Pecuk, Purwerejo
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Memulung barang-barang bekas, alat-alat elektronik rongsokan dan ngurusin 2 anak. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -3 tahun, tinggal bareng sama Ibu saya dan adik saya yang akhir. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Dari kecil Mba, sebelum saya tinggal di lapak ini. Sebelum saya nikah. Saya, Ibu dan adik saya yang bontot tinggal di daerah PIK, saya ikut mulung bareng ibu saya. setelah saya nikah, saya punya anak pertama masih kecil dari nikahan kita, saya gak dibolehin mulung bareng ibu saya. Setelah saya nikah punya anak satu dan anak dari istri dia dulu, saya hamil lagi itu gak mulung, eh malah keguguran. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Biar bisa ngasih makan dan sekolahin anak saya walaupun gak punya suami. Aturan anak saya yang pertama masuk TK kaya temantemannya tapi saya gak mampu bayar. Akhirnya, ya saya gak sekolahin dulu, nanti aja kalau udah punya uang. Di Jakarta, SD-SD negeri gratis tapi harus punya KK dan KTP Jakarta. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Saya mulung berangkat pagi-pagi jam setengah 6, mulung di daerah pasar-pasar sampai jalan-jalan besar dari pasar Pulo Jahe sampai daerah Pupar, tempat ngetemnya angkutan-angkutan dan bemo-bemo sampai setengah hari. Kalau anak saya yang paling kecil gak rewel, saya siangnya jam 2an nyari lagi di daerah Buaran sampai jam 4 atau 5 sore. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Anak buahnya, si pemilik lapak ini adik ipar dari suaminya kakak saya yang kedua (Pak KS). 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda?9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini?
-Paling-paling Rp 25.000-Rp 30.000/hari. Itupun kalau anak paling kecil bisa ditinggal, lagi gak rewel. Jadinya diurusin sama kakaknya, anak saya yang pertama. 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini? -Gak tahu saya Mba. C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda?Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? Semua ikut terlibat kalau ada acara yang buat kepentingan bersama. Apalagi acara itu bos yang ngadain. Kaalu gak ikut orang itu kena biaya besar, tapi kalau ibu-ibu yang sibuk ngurusin anakanaknya gak dikenain denda apapun, kalau gak bisa ikut acara itu. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? Ya baik-baik aja, gimana ada masalah. Anggota lapak sini jarang banget keluar ngobrol-ngobrol sama ibu-ibu di luar lapak ini. kalau ditanya ya dijawab, kalau ditegur sama warga-warga sini ya balas teguran dan kebaikkannya. Makanya itu gak ada masalah. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Yang saya harapin, semoga yayuk Wat (Istri Pak KS) bisa majuin lapak ini, biar semua anggota lapak ini makmur sejahtera, gak ada yang kelaparan. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi?b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Keuntungan yang saya pengenin dapat THR lebih banyak, saya tahun ini dapat THR baju lebaran dan anak saya dikasih Rp 50.000. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Keuntungannya, kalau Ibu saya dapat arisan, saya dibagi sejuta. Buat saya bayar utang-utang, beli baju dan makanan untuk anakanak , sisanya dicelengin. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Ada, kerjabakti bersihin lapak ini disuruh bos, yang laki-laki nyapuin lapk atau nyingkirin barang-barang yang beling-beling,
nyingkirin kawat-kawat dan yang perempuan masak bareng-bareng dan bakarin sampah. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? -Kalau saya lagi ribet dan sibuk ngurusin anak saya yang paling kecil. Kadang-kadang orang lapak sini bantuin pekerjaan saya, yang milah-milahin barang untuk ditimbang ke bos karena anak saya kan masih kecil, masih suka mentil (minum ASI). Kadang juga, kalau hari minggu swbulan sekali di lapak ini ngadain kerjabakti khusus orang-orang lapak ini, kalau gak abis selesai jual barang-barang ini, terus yang laki-laki pada males nyari, biasanya ngadain bersih-bersihbareng di lapak ini. Tapi yang cewe-cewe bantuin sebisanya, kerja yang ringan-ringan dan masak buat yang kerjabakti. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? Ada, bentuknya dia membeli barang-barang bekas dari lapak lain, dengan harga yang miring, agar nantinya dijual dia nanti dapat untung. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini? -Mungkin kalau lagi di lapak ini barangnya dikit. b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Di lapak ini ada acara perkumpulan bentuknya kaya arisan, 2 minggu sekali. Tapi dikocok semuanya di awal. Biar tahu tanggal segini-segininya, siapa aja yang dapat arisan itu. Kalau orang yang dapat itu mau tukaran sama yang lain, berarti uang itu dikurangin Rp 100.000 untu pemilik nama yang keluar. Saya gak ikut tapi ibu saya. Makanya saya tahu aturan dalam arisan itu. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Ada hubungan tertentulah, di lapak ini ada kakak kedua saya dan kakak kedua saya. Kakak pertama saya itu kakak iparnya dari pemilik lapak ini. Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Karena dilapak sini, saya bisa kumpul dekat dengan keluarga saya, kakak dan adik saya. Karena saya dulunya gak sekolah, jadinya saya mau gak mau harus kerja seperti ini. Biar bisa hidupin kedua anak saya walau tanpa nafkah suami. Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini? -Saya bukan pemilik lahan ini, jadinya bukan saya yang ngasih tahu peraturan-peraturan di lapak sini. 3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Haknya sih pengennya keluarga bos bantuin saya dalam membesarkan anak-anak saya. Biar saya gak sumpek jadi satu sama orang tua dan adik saya. Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan jika ada bawahan Anda yang melanggar peraturan di lapak ini?Bagaimana pembagian kerja di lapak ini?
-Pembagian kerja di sini sore-sorenya kita nimbangin barangbarang hasil mulung, mau itu gelas-gelas atau botol-botol, karduskardus, majalah-majalah, kertas-kertas. Dan langsung dibayar sama yayuk Wat (Istri Pak KS) sore itu juga. Kalau lagi banyak barang yang belum dibersihin, biasanya adik aku yang masih sekolah disuruh nyusunin gelas-gelasnya dan ngerapiin kardus-kardus di kasih uang Rp 30.000 seharian dari pulang sekolah sampai maghrib. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Kewajibannya saya harus mulung tiap hari untuk makan anakanak saya dan nimbang barang-barang pulungannya di lapak ini. Karena dari mulung saya bisa beliin makanan dan baju untuk anakanak saya. Apa Anda mewajibkan bayar sewaan tempat tinggal pada bawahan?E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Di lapak sini mah saya rasa selama saya tinggal di lapak ini gak pernah ada masalah sama siapapun sampai tonjok-tonjokan. Paling, masalahnya cuma pakai mulut aja. Contohnya, kalau anak saya maupun anak tiri saya ditangisin sama anaknya Ibu NT, ya paling cuma yayuk Wat dimarahin secara pelan-pelan ke anaknya. Kan anak saya, dua-duanya cewe sedangkan anaknya Ibu Nenti (Ibu NT) cowok. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Harapannya ke bos atau si yayuk Wat (Istri Pak KS) itu mau ikut bantuin saya untuk besarin anak-anak saya. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini? -Keegoannya bos atau pemilik lapak ini gak egois. Mereka biasa-biasa aja, kadang-kadang kalau saya lagi gak repot, ikut ngumpul-ngumpul, becandaan atau ngobrol-ngobrol bareng-bareng di depannya warung kakak saya (Ibu Mastari, Istri Pak WN). 2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini?Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan?Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka?Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain?Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan?Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini?Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini?3. Klien
Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya ialah saya masih merasa dekat sama si bos. Orang suaminya si bos adik iparnya suami dari kakak kandung perempuan sekandung sama saya yang kedua dan rumahnya satu kampung cuma beda RT. Jadi paling saya manggil Mba Wat-Mba Wat aja, gak dipanggil bos. Dia juga gak mau dipanggil bos. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya ialah, dia kan suka bantuin saya dan kadang anak tiri saya suka dikasih jajan sama Mba Wat (Istri Pak KS), masa saya acuhin dia, gak balas kebaikkannya dia. Saya sama Mba Wat juga masih ada saudaraan. Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan? -Ya, si Mba Wat (Istri Pak KS) kadang-kadang saya dipinjemin uang kalau anak saya minta jajan terus dan kalau saya lagi gak enak badan, gak berangkat mulung. Jadinya saya minjem uang buat makan saya dan anak-anak. E. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini? -Paling cuma hasil barang-barang yang saya dapat dari mulung di jalanjalan Mba, saya gak bisa ngasih apa-apa. Anak saya masih kecil-kecil, saya nyari makan buat mereka sendirian. Suami udah hampir setengah tahun ini gak pulang-pulang, gak ada kabarnya. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari dari hasil pulungan bawahan?Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapak-lapak lain yang pernah Anda tempati? -Untungnya kerja di lapak ini, beda sama lapak yang dulu. Kalau lapak yang dulu, bayar listrik, bayar lampu dan bayar air. Sekarang mah gak, jadi ngurangin kebutuhan hidup keluarga saya. terus disini dekat sama saudarasaudara sekandung saya, dekat Mba sama adik saya yang kedua. Saya kan anak ke 3 dari 5 saudara, adik saya mati satu.
1. (28/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK II) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Pak Andi Sudarno (Pak AN) : 43 Tahun : Islam : Laki-laki : Sunda, Jawa Barat : Menikah : SMP : Kp. Penyindangan Kulon, Kec. Sindang, Indramayu
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Karyawan swasta, sebagai satpam di PT. Esab Bindo Pratama, Cakung. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -Sudah 10 tahun, dulunya sebelum sya tinggal disini. saya dan istri saya tinggal di Kp. Selembaran Jaya, Kecamatan Kosambi, Tangerang. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Istri saya yang megang usaha ini, hampir 3 tahun. Dulunya istri saya jualan sayuran di lahan ini sebelum lahan ini dibeli si Kus (Pak KS). Kalau saya hanya bantu-bantu aja, kalau lagi ada waktu. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Pengen punya usaha sendiri, saat ini baru bisa usaha membuka lapak barangbarang bekas seperti ini. Pengennya sih punya rumah di kampung. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Tidak, saya dan istri saya yang mendirikan lapak ini, jadi ya dianggap kaya bosnya. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Suami pendiri lapak (bos) sekaligus penyewa lahan lapak ini yang sekarang jadi kepunyaan Pak KS. 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini? -Agar dapat untung, dari usaha ini baru bisa beli motor secara nyicil. 8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda? -Ya, punya saya, saya yang ndiriin lapak ini, saya yang bayar sewaan tanah lapak ini dan tempat-tempat tinggal yang mereka tinggali. 9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Kalau usaha kaya gini mah keuntungannya gak bisa dihitung perhari, emang tukang es. Paling-paling perbulannya untung Rp 500.000 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini? -20-25 keluarga, termasuk anak-anaknya.
C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara Anda dengan kalangan bawahan Anda? -Kekerabatan saya dengan anak buah saya di lapak ini mah gak ada masalah, semuanya mau ikut serta kalau ada cara ngumpul-ngumpul bareng nak buah yang lain. misalnya kaya mau lebaran kemarin, sebagian besar anak buah si Wat (Istri Pak KS, ketua kelompok lapak pertama) dan anak buah saya yang sekampung dengan saya itu berangkat bareng-bareng naik bisnya. Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? -Kalau kekerabatan saya dengan sesama anggota saya, waktu lebaran tahun ini, kemarin pulang kampung gak semua ikut. Kalau ada acara hajatan ataupun sunatan anggota saya di lapak ini yang ikut membantu yang masih saudaranya aja, kalu cuma tetanggaan dan teman kerja di lapk ini, gak bantu-bantuin. Kalau saya bantuin kesemua anggota lapak sini, baik yang sekampung maupun beda kampung atau beda daerah, karena itu udah tanggung jawab saya sebagai bos disini. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? Kalau kekerabatan antara anggota di lapak ini kurang baik, dia kalau lagi ada yang bahagia gak ngundang-ngundang semua orang yang tinggal maupun kerja di lapk ini. Yang diundang hanya yang orang-orang yang satu kampungnya dan yang masih ada ikatan saudara. Tapi kalau lagi susah maunya semua orang yang disekitar mereka bantuin mereka. Sedangkan kalau anggota lapk sini dengan masyarakat sekitar mau datang diundang apapun yang dikabarin oleh salah satu masyarakat sekitar maupun yang diundangin Pak RT. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? Yang saya harapin sih biar anak buah saya bisa mandiri, gak jadi gelandangan, yang gak jelas hidupnya. Apa harapan Anda, pada si pemilik lahan lapak Anda yang satu lagi? Jangan dinaikkin lagi harganya, Rp 200.000/bulan juga dah besar dan harapan saya bisa membeli mobil bak terbuka untuk mengganti-mengganti mobil bak saya yang udah rusak untuk mengangkut barang-barang pulungan yang udah siap dijual ke pabriknya.
b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Sebagai pemilik yang bangun lapak ini, yang saya harapin selain dari keuntungan usaha ini, bisa beli mobil bak terbuka yang lebih baru, gak yang seken seperti ini. udah pernah rusak sampai saya nyewa mobil buka milik orang lain. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Ya ada, kalau lagi banyak barang-barang yang udah ditimbang terus dibersihin dan gak bisa saya pegang kerjaan itu. Paling-paling saya nyuruh 3 anak buahlah yang ngerjain itu semua, nyortir gelas-gelas dan botolbotol, bukain tutup botol-botol, dikarungin itu semuanya terus rapiin dan kardus-kardus diikat pakai tali rapiah yang rapi. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? -Kalau lagi banyak barang yang pengen dijual dan gak bisa kepegang saya. Kan gak mungkin istri saya suruh angkat-angkat barang-barang gini ke mobil. Paling dia cuma nimbangin. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? -Ada, kadang-kadang kalau saya lagi libur dan kalau lagi musim hujan. Saya beli barang-barang pulungan dari lapak lain. Kalau gak kaya gitu, saya gak bisa bayar listrik dan lain-lainnya. Besi-besi saya jual di PT. Cakra Tunggal Steel, di bagian centralnya. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini? Kalau lagi musim hujankan anak buah dapat barangnya sedikit. Makanya itu saya nyari barang pulungan dari lapak lain terus saya beli. b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada arisan, biasalah para emak-emak, gak tahu saya berapa-berapanya. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Ada saudara, ada tetangga sekampung, ada hubungan karena dulu dia butuh uang ya biar jadi pengikat, biar dia gak kemana-mana. Saudara, saya sama orang tuanya Ibu Iti dan sebelah rumahnya dia, terus kalau sisanya kebanyakan tetangga beda kampung. Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Ya saya sih gak bekerja di lapak ini, hanya sebagai pendiri lapak dan tempat-tempat tinggal mereka, karena lahan ini doang yang sewaannya agak murah. Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini? Peraturan paling jangan pasang colokan banyak-banyak, hematin lampu dan air. Biar saya gak bayar mahal listriknya dan barang-barang yang mereka dapatin dari mulung ya harus dijual ke saya. Itu aja aturannya. Ya sama-sama enak ajalah. Saling untung ajalah.
3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini? -Hak saya, ya merekakan makan tidur di lapak saya, jadi barang hasil yang mereka cari ya di jual ke saya, jangan cuma numpang makan tidur doang. Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini?Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan jika ada bawahan Anda yang melanggar peraturan di lapak ini? -Ya saya keluarin dari lapak ini dengan cara halus. Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini? Pernah tahun kemarin ada 3 orang keluar dari lapak ini. karena dia makan, tidur di lapak saya, tapi barang-barang hasil pulungan mereka, mereka jual ke lapak lain. seminggu setelah orang pertama dikeluarin, seminggunya lagi setelah itu ada yang saya keluarin lagi dan 2 minggu setelah orang kedua dikeluarin ada yang saya keluarin lagi, gara-gara masalah yang sama. Bagaimana pembagian kerja di lapak ini? -Mereka kapanpun nimbangnya, ya saya langsung bayar. Kalau mereka punya utang ya saya potong uang dari hasil barang-barang yang mereka timbang. Kalau mereka nimbang barang-barangnya masih kotor (belum dibersihin) perlu disortir, kalau saya ada waktu sortir sendiri, kalau gak ada ya nyuruh mereka. Sortir saya kasih mereka Rp 40.000/hari, nganter barang pake mobil juga saya kasih Rp 40.000/hari. Lumayan bisa mereka buat makan, rokok sama jajan anak istrinya. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini? -Membantu materi mereka dan menjadi penengah, kalau mereka ada masalah dengan orang luar. Apakah Anda mewajibkan bayar sewaan tempat tinggal pada bawahan? Gak, sewa tempat dan listrik udah saya tanggung jawab saya. mereka cuma nyari. Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini?E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan, baik dengan masyarakat sini maupun kelompok lapak yang lain? -Kalau perkelahian tonjok-tonjokkan sih gak pernah, tapi kalau perkelahian pake mulut pernah, namanya juga becanda orang itu perlu becanda. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? Harapannya, biar mereka bisa hidup mandiri, gak tergantung sama saya atau orang lain terus. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini?-
2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini? Tidak semuanya tinggal di lapak ini, ada 3 keluarga yang hanya kerja doang di lapak ini. 1 keluarga itu tetangga sekampung dengan saya dan 2 keluarganya dari jawa tengah itu, karena dulu mereka butuh uang Rp 500.000 buat pulang, ya saya kasih. Bayarnya dipotong saat mereka nimbang Rp 20.000-25.000, kalau gak terserah mereka mau nyicil berapaberapa. Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan? -Ya ialah, tapi saya gak mau dipanggil bos, saya udah anggap mereka semua kaya saudara saya sendiri. Jadi kebanyakan mereka manggil bahasa daerah “Mang.” Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka? -Ya didengarlah, saya yang ngasih tempat tinggal, air, lampu dan listrik gratis. Masa gak dipatuhi. Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain? -Ya ia, saya lindungi tapi bukan berarti saya belain. Saya jadi penengahnya, kalau mereka yang salah, ya akui salah, kalau orang luar yang salah, ya maafin aja. Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan? -Ya bantuinlah, namanya atasan mereka. Kalau ada tetangga sekampung yang hajatan dan kalau ada yang pulang ya ikut pulang, bantuin di kampungnya. Kalau gak bisa pulang ya nitip sekedarnya buat mereka. Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini? Kalau kerjanya tiap hari di luar lapk ini, ya gak ada, paling kadang-kadang. Kalau mereka disuruh sama orang luar untuk buang-buangin sampahnya, suruh maculin sawah belakang lapak ini kepunyaan orang luar atau suruh cabutin taman. 3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya ialah, mereka yang bantuin usaha saya ini, saya udah anggap mereka saudara, malah kadang kaya lebih dari saudara, kaya keluarga saya sendiri. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya?Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan?-
F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini? -Hasil barang pulungan mereka dan sikap kepatuhannya kepada saya. Dan kalau mau lebaran anggota di lapak ini saya kasih THR lebaran biar mereka merasakan sama kaya orang-orang lain yang bekerja di luar sana. Apa yang diterima Anda sebagai bawahan dari anggota lapak disini?2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari dari hasil pulungan bawahan? -Kalau lagi ramai bisa Rp 500.000/bulan itu udah bersih dari semua bayaranbayaran seperti air, lampu dan listrik, kalau lagi kaya gini abis lebaran ya masih sedikit paling nanti abis bulan September ini dapat untung sekitar Rp 100.000-200.000/bulan. Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain? -Keuntungannya kalau dari lapak lain barangnya dapat , ya saya juga dapat untung banyak. Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapak-lapak lain yang pernah Anda tempati? -Kan saya gak kerja di lapak ini Mba, saya kan yang membnagun lapak ini. Kalau dulu sebelum saya bangun lapak ini, Istri saya jualan sayuran 7 tahun dan saya kan kerja di PT. Jadi hasil kerja saya di PT sedikit demi sedikit saya kumpulin untuk usaha lapak kaya gini.
2. (29/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK II) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Ibu Siti (Ibu IT) : 20 Tahun : Islam : Perempuan : Sunda, Jawa Barat : Menikah : Tidak lulus SD : Kp. Penyindangan Kulon, Kecamatan Sindang, Indramayu
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Ibu Rumah Tangga, iseng-iseng buka warung kecil-kecilan. Suami saya yang mulung botol-botol Aqua dan gelas-gelas Aqua. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -3 tahun, dulunya mah di kampung, terus dari pada di kampung gak ngapa-ngapain, saya pindah kre Jakarta sama orang tua dan ketemu sama suami saya di Jakarta. Dulu dia tinggal di lapak sebelah. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Kalau suami saya sejak dia tinggal sama orang tuanya, dia kerja kaya begini. Gak punya ijazah Mba, lulus SD terus berhenti, itu mah masih mending. Saya sekolah baru kelas IV SD, suruh berhenti ibu, gak punya uang lagi buat sekolah. Jadinya saya berhenti dan jualan sambil bantuin Ibu di lapak ini. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Tujuannya biar dapat untung banyak dari hasil ngewarung ini. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Suami saya mulungnya tiap hari jam 07.00 pagi pulang jam 12.00. makan, istirahat, terus kalau lagi gak disuruh bos bantuin ya berangkat lagi nyari sampai jam setengah 6. Tapi kalau lagi musim hujan suami saya jarang nyari. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Anak buah, anggota doang. 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda?9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Paling-paling Rp 30.000/hari, pokoknya gak pernah sampai Rp 100.000. Paling besar Rp 90.000 itu pun kalau sama uang yang disuruh bos. 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini?-
C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda?Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? -Semuanya sih ikut dalam acara kebersamaan itu kan menyangkut urusan bersama. Tapi ya namanya orang, ada yang ngerjainnya setengah-setengah doang, kalau bos udah pergi dia duduk, ngopi-ngopi ngeliatin teman kerja. Kalau bos tiba-tiba ada dia pura-pura pegang kerjaannya. Ya gitulah Mba, ada sih anggota yang begitu di lapak ini. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? -Hubungannya akur-akur aja, biasa-biasa gak ada masalah apapun. Semuanya pada enak-enak aja, gak ada yang saling mencela satu sama lain. Malah yang ada saling membantu. Tahun dulu, waktu diadain kerjabakti dari lapak pojok sana sampai lapak pojok dekat sini, semua yang kerja atau tinggal di lapk ini ikut kerja bakti, waktu kerja untuk mulungnya rada siangan. Karena itukan demi kebersihan lingkungan kita bersama. Masa gak ikut dan gak ngeluangin waktu sebentar untuk kerjabakti doang. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Saya ngarepin harga botol-botol dan gelas-gelas Aquanya naik, karena sekarang semua harga-harga udah pada naik. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi?b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Keuntungan yang saya harapin dapat THR lebarannya tambahin lagi, kalau bisa uang aja gak usah baju atau sarung. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Biar tambah teman dan saudara. Saya kan di kampung gak pernah keluar rumah. Jadi gak tahu mana aja saudaranya. Saya ikut pindah ke Jakarta sama ibu saya, jadi tahu dan kenal saudara-saudara saya. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini?
-Ada, kerjasama kalau lagi banyak barang, disuruh bos nyortirin Aqua gelas, botol-botol Aqua, bukain tutup-tutup botolnya. Kadang juga suruh angkatin barang-barang yang udah dimasukin karung ke mobil, kalau gak gerobak, kaya kemarin musim hujan melulu. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? -Kalau lagi musim hujan dan kalau lagi bos gak ada waktu buat ngerjain kerjaan itu. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? -Gak ada kerjasama di luar lapak Mba, kalau lagi gak nyari paling bantuin saya jagain warung. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini?b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada Mba, arisan 2 minggu sekali, Rp 150.000. 20 orang yang ikut. Arisan kelompok yayuk ER (Istri Pak AN) sama yayuk Wat (Istri Pak KS). Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Ada Mba, Ibu saya kakak kedua Pak AN. Di sebelah gubuk saya kakaknya Ibu dan kakaknya Pak AN. Mas Tariani (Pak TA) itu om saya, anak dari bapak di kampung. Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Karena sebelum nikah sama suami saya, saya ikut Ibu di Jakarta seperti ini. ibu yang mulung sekaligus yang belanja-belanja barangbarang yang udah habis atau dijual di warung, sampai saya ketemu jodoh saya di Jakarta sini. Dulu suami saya kerja ditempat lapak yang sama kaya keluarganya Ibu Turiah (Ibu TU). Karena lapak sana sudah bangkrut. Dan dulu suami saya numpang tinggal disini, kita sering kerja nyortir gelas-gelas bareng sama saya. Akhirnya dia lama-lama suka dan nikahin saya di kampung. Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini?Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan jika ada bawahan Anda yang melanggar peraturan di lapak ini?Bagaimana pembagian kerja di lapak ini? -Pembagian kerja disini kerjanya bantuin nyortir, kalau gak bantuin nulis-nulis dan itung-itung di buku. Yayukkan gak bisa nulis, gak kenal huruf, angka. Kalau saya pernah sekolah, tapi gak sampai tamat. 3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Hak saya sih pengennya nanti kalu saya lahiran, saya minta bantuan sama si Yayuk. Soalnya biaya lahiran di kampung hampir sama aja mahal-mahal juga. Tapi itupun kalau yayuk lagi ada uang. Kalau gak ada, ya saya minjem sama yang lain. b. Kewajiban
Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Kewajiban saya jual barang-barang hasil pulungan suami ke Yayuk, bantuin Yayuk catat-catat dan ngitung-ngitung di buku dan ikutin perintah dan suruhanYayuk. E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Selama saya tinggal disini bersama Ibu, Bapak dan Adik saya, gak pernah tuh terjadi pertentangan. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Harapan saya, semoga aja saya dan suami saya nanti kalau anak ini lahir dapat kerjaan sampingan, gak hanya mulung doang. Semoga nyortir barang selamanya kami yang ngerjain dan semoga ada orang luar yang nyuruh-nyuruh suami saya jadi pengambil sampahnya tiap hari, jadi perbulan ada masukkan tambahan. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini? -Menurut saya sih gak ada keegoan, dari Mamang dan Yayuk kalau soal ngatur kerjaan. Kan mereka yang punya lapak ini, jadi mereka yang berhak ngatur semua soal itu. 2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini?Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan?Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka?Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain?Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan?Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini?Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini?3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya merasa dekatlah, orang saya sama bos masih saudaraan dekat. Dia paman saya, saya keponakannya. Jadi saya paling manggilnya Mamang sama Yayuk. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya ialah harus dipatuhin dan didengarin. Orang suaminya bos itu adik dari Mama saya dan dia kan lebih tua dari saya. Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan?
-Ya Yayuk ngasih bantuan kalau saya lagi butuh. Mei kemarin saya minjem uang ke Yayuk buat nikahan saya di kampung. Saya pinjam Rp 2.000.000 dan baru bayar Rp 1.200.000, masih kurang Rp 800.000. Bayarnya saya cicil sebulan Rp 150.000 kalau gak Rp 200.000. F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini?Apa yang diterima Anda sebagai bawahan untuk atasan Anda? -Barang-barang hasil pulungan yang udah dicari sama suami saya dan tenaga suami saya kalau lagi disuruh ngerjain kerjaan tambahan. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari dari hasil pulungan bawahan?Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapak-lapak lain yang pernah Anda tempati? -Menurut suami saya kerja di sini enak, gak terlalu banyak aturan dan gak mikirin bayaran air, listrik sama lampu. Yang penting disini nyari kalau mau dapat uang. Bagi saya sendiri, keuntungannya saya jadi tahu siapa saja saudara-saudara saya, tetangga sekampung saya dan bisa nabung dikit-dikit buat kelahiran anak saya nanti di kampung.
3. (31/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK II) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Pak Aben (Pak AB) : 35 Tahun : Islam : Perempuan : Jawa, Jawa Tengah : Menikah : SD : Kp. Gebrakan, Kecamatan Tunggalrejo, Purwerejo.
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Memulung dan usaha-usaha lain. seperti mencari obat-obatan yang udah pada dibuangin orang-orang, tapi bungkusnya masih bagus dan masih ada obatnya, terus dijual sama langganan yang suka nyari obat-obatan yang udah bekas kaya gitu. Kalau lagi gak dapat obat-obbatnnya kadang juga beli obat-obtan yang udah bekas di lapak belakang pasar Pulo Jahe, orang sekampungnya Pak AN. Sedangkan Istri saya merawat anak-anak di rumah sambil jagain warung. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -Sudah tinggal 9 tahun, 2004 sampai sekarang di gubuk ini. semenjak lapak-lapak ini belum ada. Pak AN juga belum juga buat lapaknya. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Sudah dari SD, semenjak saya gak bisa nerusin sekolah, saya bantu Ibu mulung dan sampai sekarang mulung terus, yang penting bisa dapat uang dengan cara halal. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Ya biar nyukupin kebutuhan anak-anak dan istri saya. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? Kalau lagi musim panas kaya sekarang ini, saya nyari dari pagi sampai sore. Istirahatnya di jalan. Soalnya capek kalau bolak-balik pulang istirahat ke gubuk. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? saya hanya menjual barang-barang hasil pulungan. Saya buka anggota lapak ini gubuk ini saya buat sendiri dari tahun 2006. Tapi Mamang, mamanya ER (Istri Pak AN) anggap saya anggota sendiri, karena udah lama nimbang sama mereka. 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda? -Saya bukan tinggal di lapak Pak AN , tapi saya tinggal di gubuk dekat daerah lapak Pak AN.
9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? Di gubuk ini saya buka warung kecil-kecilan, paling-paling dapat uang Rp 50.000/hari kalau lagi ramai, kalau sepi paling Rp 20.000-25.000. 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini?C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda? Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? Semua pasti ikut Mb, disini kalau gak ikut acara kebersamaan pasti kena teguran dari bos, mau dia yang tinggal, makan dan kerja di lapak itu maupun yang kerja doang. Pasti kena teguran sama suaminya Yayuk. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? Menurut yang saya tahu, kekerabatan masyarakat di dekat lapak Pak AN dan kelompok-kelompok pemulungnya Mamang (Pak AN) terjalin baik. Gak ada masalah. Mereka saemua mau ikut partisipasi kalu kampung sini ada acara. Bentuknya acara ngumpul-ngumpul sama warga, agustusan dan datang juga kalau diundang acara tahlilan sama warga sini. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Walaupun saya cuma ngejual barang-barang mulung saya, saya tetap anggap dia bos. Tapi kadang dia marah kalau dipanggil bos sama saya. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi?b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Harapan saya sih, semoga tahun besok di lapak Pak Ono (Pak AN) mau ngebayarin obat-obatan hasil pulungan saya. biar saya bisa nambah-nambah uang makan keluarga. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Keuntungannya ya jadi nambah saudara, nambah kenal orang-orang sekitar. Saya juga ikutan arisan di kelompoknya Mama Intan (Istri Pak AN).
2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Ya ada, saya kan kerjasama di lapknya Pak AN, menjual barangbarang hasil pulungan saya yang audah rapih dan sudah saya bersihin. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? -Kadang 2 hari sekali saya nimbang atau jual barang-barang rongsokan maupun minuman-minuman yang saya dapat dari mulung, langsung dibayar pada saat itu juga. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? -Gak adalah Mba, kan abis mulung saya gantian sama istri jagain warung. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini?b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada, kata Istri saya setiap 2 minggu sekali arisan Rp 150.000. Dapatnya Rp 3.000.000. 20 orang yang ikut. Itu udah dikocok diawal ngadain arisannya. Yang ikut kumpul bareng-bareng di lapaknya Ibu Wat (Istri Pak KS), dia sekampung sama saya, lapak yang ada di belakang Pasar Pulo Jahe itu. Yang ikutan sebagian orang anak buah di kelompoknya Istri si Mamang Kus (Ibu WT, Istri Pak KS), Mama Intan (Istri Pak AN), Ibu Turiah, Si Siti (Ibu IT), Mba Dasim dan sebagiannya anak buah kelompok pemulung Mba Wat yang di Belakang Pasar Pulo Jahe itu. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Gak adalah, cuma karena saling kenal udah lama aja. Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Karena lapak si Mamang Ono (Pak AN) menurut saya jualnya harganya gak terlalu rendah dibanding lapak lain. Ya namanya orang maunya dibayar gede lah. Dan udah biasa ngobvrol-ngobrol, akrab dengan Istri Pak Ono (Pak AN), waktu dulu sebelum keluarganya buka lapak itu. Waktu istrinya masih jualan sayuran. Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini?Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan jika ada bawahan Anda yang melanggar peraturan di lapak ini? 3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini? Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Hak saya ya gak muluk-muluk, cuma kalau keluarga saya kalau lagi mendesak butuh uang, ya harap dikasihlah hari itu juga. Kan penghasilan kaya gini gak bakal mencukupi kebutuhan anak, istri. Bagaimana pembagian kerja di lapak ini?
Pembagian kerja di lapak Mamanya Er (Istri Pak AN), saya kurang begitu tahu persis. Saya kan hanya menjual barang pulungan di lapak itu dan juga karena saya kenal udah lama bertetanggaan disini sama Mama Er (Pak AN). b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Kewajibannya membayar arisan sebelum harinya, terus nurutin apa yang disuruh dari suaminya Mamanya Er (Istri Pak AN), ikut harga yang dikasih Mamanya Er (Istri Pak AN). Apakah Anda mewajibkan bayar sewaan tempat tinggal pada bawahan?E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Gak ada pertentangan apapun dari dulu sampai sekarang di lapak ini, antara anggota-anggota di lapk itu maupun sama masyarakat sekitar sini. Itu sih yang saya tahu. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Harapannya, agar kedepannya lapak Pak AN, lebih maju dan jaya. Terus nerima barang-barang pulungan dalam bentuk apapun. Baik itu obatobatan yang udah pada dibuang maupun sepatuy-sepatu bekas. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini? -Menurut saya gak ada keegoan apapun si Pak Ono (Pak AN). Dia orangnya enak-enak aja, selalu terbuka kalau mintya bantuannya ke dia. 2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini?Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan?Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka?Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain?Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan?Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini?Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini?3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya merasa dekatlah, semenjak si bos Pak AN tinggal disini dan sebelum dia buat lapak, Istrinya kan jualan sayuran, istri saya kan belanja sayuran
mulu di istrinya. Jadi udah kaya saudara, walaupun bukan satu kampung sama mereka. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya ialah udah dikasih bayaran barang pulungan dan sering dibantu masa gak mau dengerin dan patuh sama aturannya Pan Ono (Pak AN) Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan? -Ya ialah, tanggal 07 bulan depan (September) saya mau sunatin anak saya di kampung, Istrinya Pak AN udah ngasih sarung sama peci buat anak saya. Padahal tanggal 02 September nanti saya baru pulang. Udah ngasihngasih aja. Belum juga disunat. F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini?Apa yang diterima Anda sebagai bawahan untuk atasan Anda? -Paling-paling kalau saya lagi masak banyak itu dibagi sama bos. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari? -Uang yang saya peroleh dari jual barang-barang yang abis saya mulung itu rata-rata Rp 35.000/ hari, bersih-bersihnya untuk Istri dan anak di rumah paling Rp. 20.000/hari, pernah paling besar Rp 80.000, waktu saya mungutin barang-barang buangan dari pabrik, yang berada di dekat terminal Pulo Gadung. Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapak-lapak lain yang pernah Anda tempati? -Keuntungannya karena harga jualnya kesaya tidak terlalu kecil dibanding lapak lain, dekat dari tempat yang saya tinggal bbersama Istri dan anak saya disini.
4. (28/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK II) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Ibu Turiah (Ibu TU) : 48 Tahun : Islam : Perempuan : Jawa : Menikah : Tidak Sekolah : Kecamatan Kemangkong, Purbalingga, Jawa Tengah
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Mencari barang pulungan, orak punya ijazah, kerja apaan. Ya mulungmulung botol bisanya, kardus-kardus, barang-barang gak kepakelah pokoknya. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -Baru 3 tahun, sebelumnya saya tinggal di dekat sawahan sana. Masih daerah Rawa Badung juga. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -10 tahun, 7 tahunnya didekat sawahan situ, ikutorang mulung juga, tapi sekarang berhubung orangnya itu bangkrut jadi saya pindah disini. Kerja sama Ibu Er (Istri Pak AN). 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Untuk bisa nyambung hidup, buat makan dan beli-beli kebutuhan seharihari suami dan anak. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Ya kalau ada barang-barang bekas dibuang saya ambil, kalau masih kepake ya, saya gak ambil. Senang gak senanglah kerja begini, yang penting halal buat makan. Nista dan hina sering banget didapatin, malah pernah jadi sasaran maling, karena ada warga yang kehilangan barangbarang yang ada di luar rumah mereka. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? Anggota, anak buah. Orang yang kerja di Ibu Er (Istri Pak AN). 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda?9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Minimal Rp 30.000/hari, banyaka atau sedikit ya tetap kurang. Syukurin dan Alhamdulillah aja. 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini? -Gak tahu Mba.
C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda?Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? -Menurut saya, kalau ada acara atau kegiatan yang diadain di lapak Pak AN ini yang menyangkut bersama sih kayanya semuanya ikut., yang kerja sekaligus yang tinggal di lapak ini maupun yang hanya kerja atau nimbangin barang di lpak itu. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? -Hubungannya baik-baik aja, antara lapak sini maupun lapak yang lain. tetap mau saling membantu, kalau lapak sini butuh tenaga, lapak lain mau membantunya dan sebaliknya, kalau lapak lain perlu minjem apapun, kita bantu. Kalau lapak lain maupun masyarakat sini ngundang apapun, kita bisain datang ke acaranya. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Harapannya saya dan suami saya dapat pinjeman uang untuk berobat, pulang kampung, pokoknya kalau saya benar-benar kepepet gak punya uang deh, pasti saya dipinjemin. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi?b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Lebaran kemarin saya dapat THR kain baju dan kain sarung sama bos. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Menambah saudara, walaupun bukan sekampung dan nambah tali silaturahmi antara bos sama anak buah. 2.Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Saya mah gak tahu ada kerjasama atau gak, saya cuma kerja, jual barang-barang mulung, gak tinggal di lapaknya. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini?Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini?
-Ada, tapi bukan buat saya, suami saya yang pernah. Kerjasama disuruh kerja nyabutin rumput sama orang perumahan Jatinegara. Paling dapatnya, kadang Rp 30.000, kadang Rp 50.000 dikasihnya. Sekarang mah dah tua, ga kuat kalau disuruh-suruh nyabutin rumput. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini? b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada, berupa arisan sebulan 2 kali, Rp 150.000/2 minggu. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Gak ada hubungan apapun, saya kerja di lapak Ibu Er (Istri Pak AN), karena saya dulu dibantu dia, benar-benar gak punya uang, akhirnya dipinjemin uang buat makan. Akhirnya sampai sekarang saya nimbang barang di lapak dia. Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Karena setelah dulu saya kerja di lapak dekat sawah sana bangkrut, saya gak pegang uang untuk makan, butuh uang, saya minta pinjeman ke Ibu Er dan saya juga masih butuh buat makan dan dari pada jualnya kejauhan, akhirnya saya mulung lagi dan jual di lapak Ibu Er (Istri Pak AN) tersebut. Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini?Apakah Anda pernah memberitahu mengenai peraturan kerja disini?3.Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Haknya minta tolong dibantu dalam kesusahan apapun, lagi butuh uang atau lagi sakit. Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan jika ada bawahan Anda yang melanggar peraturan di lapak ini?Bagaimana pembagian kerja di lapak ini? Barang yang didapat, ditimbang langsung dibayar sesuai harga yang udah diberitahu bos. Harga barang pulungan kalau belum dibersihin dan masih campur-campur Rp 2.000/kg, kalau dah dibersihin ya rada tinggian harganya. Aqua botol yang sudah bersih Rp 3.500/kg, Aqua gelas yang bersih Rp 7.500/kg. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Saya harus menjual barang-barang hasil mulung ke lapak Bu Er (Istri Pak AN), karena dia udah membantu saya. Dan saya harus nurutin dia, gak protes soal harga-harga yang diberikan di lapak tersebut.
D. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Gak pernah ada pertentangan di lapak Bu Er (Istri Pak AN) itu, selama awal saya kerja di lapak itu sampai sekarang. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? Harapannya gak muluk-muluk, sama bantuinlah kalau lagi kesusahan dan jangan terlalu nurunin harga jual barang. Apalagi jaman sekarang, apa-apa mahal. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini? -Menurut kulo Mba, orak ono egoan bos Er itu. Kalau ego, saya diharusin nimbang tiap hari. Kalau nimbang tiap hari gak ada istirahatnya dong. 2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini?Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan?Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka?Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain?Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan?Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini?Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini?3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya merasa dekat banget sih gak, merasa dekat aja ya iya, karena udah lama nimbang di lapak ini dan bos lapak ini baik, kapan aja kita mau minjem uang dikasih tanpa dibungain, gak kaya bank-bank di luar. Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya ialah seorang bos di tempat kerjaan mana aja harus selalu di dengar dan kita sebagai anak buah yang udah dikasih kerjaan dan dikasih bantuan apapun, ya harus patuhin apa yang disuruhnya. Pertama kalinya suami saya disuruh sama suaminya bos (Pak AN), Waktu musim banjir, barang-barang disini dipindahin numpang naruh ke lapak orang lain, dengan bayar sewaan. Terus suami saya dan suaminya Ibu Iti (Ibu IT) yang tinggal didepan rumah bos itu disuruh bantuin angkatangkatin barang-barang itu juga. Dan langsung nganter ke pabriknya bareng-bareng bos. Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan?
-Ya Pak AN itu selalu ada dan ngebolehin kapan aja anggotanya mau minjem uang ke dia. Mau itu maalam-malam ataupun dadakan minjemnya. E. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini? Apa yang Anda diberikan sebagai bawahanuntuk atasan Anda? -Ikutin harga jual yang telah diberikan kepada bos dan nurutin semua apa perintah dia. Kalau bos suruh bantuin bersihin barang-barang dulu, ya saya kesana ngelaksanainnya dari jam 09.00-17.00. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari dari hasil pulungan bawahan Anda?Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapaklapak lain yang pernah Anda tempati? Gak ada bedanya kerja di lapak dulu sama di lapak sekarang. Cuma bedanya dulu saya nungguin lapak itu, kalau sekarangkan saya di gubukan lahan kosong yang dekat lapak sekaligus tempat tinggalnya Ibu Er (Istri Pak AN) dan sekarang ini dah 3 tahun saya dapat THR, hadiah lebaran. Kalau soal harga gak jadi masalah paling-paling beda Rp 500-Rp 1.000 sama lapak lain.
5. (31/08/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK II) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Pak Tariani (Pak TA) : 28 Tahun : Islam : Laki-laki : Sunda, Jawa Barat : Belum Menikah : SMP : Kecamatan Jatibarang, Indramayu.
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Memulung barang-barang bekas yang udah gak kepake, botol-botol dan gelas-gelas minuman. Sekaligus jual-beli barang-barang rongsokan, misalnya kipas angin yang udah rusak, setrikaan jaman dulu, ember-ember bolong dan lain-lain Mba. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -2 Tahun. Sebelumnya tinggal di daerah Duren Sawit selama 7 tahun, terus didaerah Cipinang 2 tahun. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Sejak umur 15 tahunan. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Mendapatkan uang dengan cara halal tapi dengan kerja yang gak terlalu berat dan gak terlalu banyak peraturan. Yang bisa kerjanya dimana-mana, gak perlu pake ijazah sekolah yang tinggi-tinggi. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Saya kerja mulung ini saya rencanain. Dari Senin sampai Jumat dan kadang-kadang Minggunya nyari juga. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Bawahan, anak buah Mang Ono (Pak Ono) 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda?9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Lumayan Mba, sehari bisa Rp 40.000 bahkan bisa lebih, kalau ada tugas dari bos untuk nyortir dan bebenah barang pulungan. 10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini? -Sepertinya 15-20 keluarga, campuran sama bujangan. Saya kurang tahu jelas Mba.
C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda?Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? -Saya lihat sih, mereka semua pada ikut. Tapi ada satu orang, kalau dimintain kolektifan ada aja alasannya. Gak punya uanglah, ntar aja sama bapaknya. Ya gitu deh, Mba. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? -Kekerabatannya baik-baik aja, gak ada tuh yanbg namanya berantem. Malah mereka sering banget becanda antar satu dengan yang lain. Kalau ada yang becanda sampai kelewatan gak pernah dianggap serius. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Harganya jangan terlalu kecil banget, entar buat tambahan makan dan ngerokok, tabungan saya gak ada. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi?b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Harapan saya sih, dapet pinjaman uang berapapun dan kapanpun, terus bayarnya boleh kapanpun kalau lagi punya uang. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Keuntungannya ya jadi nambah saudara, nambah kenal orang-orang sekitar. Terus saya jadi banyak yang kenal dah. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Kerjasama dalam lapak, paling jual barang-barang pulungan ini ke pabrik-pabrik lain, kaya di daerah Kampung Sumur, Duren Sawit gitu Mba. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini? Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? -Kalau saya sendiri ada kerjasama di luar, paling kalau suruh mungutin buangan-buangan kertas-kertas dari pabrik, kardus-kardus atau besi-
besi yang udah pada dibuang. Kalau kerjasama lapak ini dengan orang luar, saya gak tahu banget. jadinya saya gak bisa ngomong, takut salah. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini? -Kadang Mba, kalau lagi ada suruhan, gak sering sih, kadang Pabrikpabrik dekat Pupar itu, kadang juga, pabrik-pabrik di Kawasan Industri. b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada, arisan 2 minggu sekali, tapi saya gak ikut Mba, takut gak bisa bayar. Saya juga masih banyak keperluan,nyekolahin adik-adik saya di kampung. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Ada, diakan paman saya lah. Orang tuanya Mamang No (Pak AN) itu saudaranya Ibu saya di kampung. Apa yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini?Apakah Anda pernah memberitahu mengenai peraturan kerja disini?3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Hak saya, ya tinggal disini, jadi kalau mau istirahat, mau teriak-teriak harap dihargai. Mau pulang kampung kapanpun sama bos ya gak apaapa. Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan jika ada bawahan Anda yang melanggar peraturan di lapak ini?Bagaimana pembagian kerja di lapak ini? -Di lapak ini ada barang, ada uang. Jadi nimbang kapanpun itu, mau malem, sore atau pagi ya langsung dapat uang, disaat itu dan di hari itu juga. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini? Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Nimbangin barang-barang pulungan, dapat uang, makai air, listrik dan lampu seperlunya. E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Gak ada pertentangan apapun Mba, disini mah akur-akur aja. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Biar semakin jaya aja lapak ini, biar bisa makmurin anggota-anggotanya. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini?
-Gak ada ego apapun, orang si Mamang malah demen becanda terus. Sama Istrinya juga begitu. 2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini?Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan?Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka?Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain?Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan?Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini?Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini?3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya merasa dekatlah, orang tua saya masih saudaraan sama orang tuanya Mamang No (Pak AN). Jadi saya masih kaya keponakannya si Mamang No (Pak AN) Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya ialah, udah dikasih dan sering dibantu, masa masih gak mau nurutin dan gak mau dengerin apa perintahnya. Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan? -Ya ialah Mba, suka ngasih pinjeman uang untuk pulang kampung. Kadang saya kalau pulang kampung sampai 2 minggu, terus ngembaliinnya bayar dikit-dikit. F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini?Apa yang Anda berikan sebagai bawahan kepada atasan Anda? -Barang-barang pulungan, tenaga dan sikap patuhnya. Itu doang Mba, saya kan belum nikah, belum bisa ngasih makanan, kue dan lain-lainnya sama mereka. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari? -Uang yang saya peroleh dari jual-jual barang-barang yang abis saya mulung itu rata-rata Rp 35.000/hari, bersih-bersihnyaRp 10.000, ditabungin, saya mungutin barang-barang buangan dari pabrik, yang berada di dekat terminal di Pulo Gadung. Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?-
Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapak-lapak lain yang pernah Anda tempati? -Saya sih belum pernah kerja di lapak, selain lapak ini. Saya dulu kerja di sebuah PT, tinggal di mess (dapat tempat tinggal), banyak aturannya. Dan buat saya gak bebas ngapa-ngapain. Jadi saya keluar aja dari PT itu dan kerja kaya gini, gak terlalu banyak peraturan, bebas ngapa-ngapain, orangorangnya baik-baik semua, suka becanda gak serius mulu.
6. (03/09/2013) (ANGGOTA KELOMPOK LAPAK II) PEDOMAN WAWANCARA A. Profile 1. Nama 2. Usia 3. Agama 4. Jenis Kelamin 5. Etnis/suku 6. Status perkawinan 7. Pendidikan 8. Asal Daerah
: Ibu Dasiem : 35Tahun : Islam : Perempuan : Sunda, Jawa Barat : Menikah : Tidak Sekolah : Kp. Blok Pangkalan, Kecamatan Pecuk, Purwerejo.
B. Pertanyaan Pembukaan 1. Apakah pekerjaan Anda? -Mengurus anak Mba, Ibu Rumah Tangga. Punya anak 3; 2 SD, 3 Tahun dan 10 Bulan. Anak yang kedua dan ketiga ada disini, anak yang pertama di kampung sama neneknya. Suami saya yang kerjanya mulung barang-barang Aqua, kardus-kardus dan minuman yang lainnya. 2. Sudah berapa lama Anda tinggal di lapak ini? -12 tahunan, dari tahun 2001 sampai sekarang. Dulu mah sama suami tinggal di kampung terus bangun gubuk sendiri disini. 3. Sudah berapa lama Anda bekerja seperti ini? -Suami saya kerja seperti ini sejak 10 tahun, semenjak pindah dari kampung, suami langsung mulai mulungnya. Abis bingung Mba, mau kerja apa lagi. Saya gak sekolah, suami cuma SD, itupn gak tamat, kelas III keluar. 4. Apa tujuan Anda mendapatkan pekerjaan ini? -Tujuannya biar bisa biayain anak saya yang sekolah di kampung dan biar bisa ngasih uang ke orang tua saya di kampung. 5. Bagaimana Anda mengerjakan pekerjaan memulung? -Suami saya berangkat dari jam 07.30-17.00. 6. Apakah posisi Anda di lapak ini? -Saya hanya jual barang-barang hasil mulung suami saya aja. ya bisa aja dibilang anggota, tapi anggota jauh. 7. Apa tujuan Anda mendirikan lapak ini?8. Apakah lapak ini kepunyaan Anda?9. Berapa penghasilan rata-rata sehari-hari Anda di lapak ini? -Rp 25.000-Rp 30.000/hari. Paling banyak Rp 50.000, kalau lagi banyak dan harganya lagi naik.
10. Berapa jumlah pemulung di lapak ini? C. Tentang Solidaritas 1. Solidaritas Mekanik a. Kesadaran kolektif (kebersamaan) yang kuat: Sebagai atasan, bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin di kalangan bawahan Anda?Menurut Anda, apakah semua bawahan ikut terlibat dalam kekerabatan tersebut? -Ikut, tapi kalau saya ikut kekerabatan itu kalau lagi ada uangnya. Kalau lagi gak ada, saya gak ikut kolektifan. Maklum banyak kebutuhannya. 2. Solidaritas Organik a. Kesadaran kolektifan (kebersamaan) yang rendah: Bagaimana hubungan kekerabatan (kebersamaan) yang terjalin antara kelompok Anda dengan masyarakat sekitar atau kelompok lapak yang lainnya? -Menurut saya, rukun-rukun aja Mba, anggota lapaknya yang nimbangin barang-barang hasil mulung suami saya dengan masyarakat sekitar sini. Mau negur satu sama lain dengan anggota lapak lain, bahkan dengan saya dan suami saya. D. Tentang Modal Sosial 1. Kepercayaan (trust) a. Harapan: Apa yang Anda harapkan dari bawahan atau atasan Anda? -Yang saya harapin dapat uang jajan tiap hari untuk anak dari Mama Er sama semoga THRnya tahun besok dikasih lebih banyak dari tahun yang lalu. Apa harapan Anda, pada si penyewa lahan lapak Anda yang satu lagi?b. Keuntungan: Apa keuntungan lain yang Anda harapkan selain upah? -Keuntungan saya harapin selain bayaran hasil nimbangin barangbarang, ya harapinnya dapat uang jajan untuk anak dari bos setiap harinya dan THR yang lebih banyak dari tahun-tahun yang lalu. Apa keuntungan Anda dari perkumpulan yang diadakan dalam lapak ini? -Keuntungannya, ya bisa dicelengin kalau dapat arisan itu, buat hidup anak-anak nanti. 2. Jaringan (network) a. Kerjasama: Menurut Anda, apakah ada kerjasama dalam lapak ini? -Kalau di dalam lapaknya Mama Er (Istri Pak AN), ya paling dia jual barang-barangnya ke pabrik-pabrik, gak pernah ke orang lain. Kapan terjadinya kerjasama dalam lapak ini?
Kalau udah terkumpul banyak barang-barang bekasnya. Karduskardus, botol minuman bekas, gelas Aqua bekas, ember-ember bolong, besi-besi yang udah gak kepake. Menurut Anda, apakah ada kerjasama di luar lapak ini? Gak ada kerjasama di luar selain lapak ini Mba. Karena saya repot ngurusin anak-anak dan bapaknya lebih suka nyari barang-barang sendiri dibanding disuruh-suruh sama orang luar. Gimana mau kerjasama di luar, orang saya di rumah ngurusin 2 anak masih kecil-kecil, ya masak, jagain anak, mandiin anak, nyuapin anak. Bapaknya kalau disuruh orang gak mau, katanya entar gak bisa ketemu sama anak-anaknya. Takutnya kalau disuruh-suruh orangkan berangkat pagi terus pulangnya malam, takut gak sempat ketemu anaknya. Takutnya pas suami saya pulang, anak-anak udah pada tidur. Kalau mulungkan bisa istirahat jam berapa pun, berangkat jam berapa pun, gak ada larangannya. Kapan terjadinya kerjasama di luar lapak ini?b. Ikatan Kelompok Apakah ada perkumpulan tertentu di lapak ini? -Ada Mba, kumpul arisan anggota kelompok sini sama kelompoknya Mama Intan (Istri Pak KS) di belakang pasar Pulo Jahe itu. Ngumpulin uangnya setiap hari minggu pagi, paling lambat dan entar Mamanya Intan ke lapak iningambil uangnya dan langsung ngasih uangnya yang dapat hari itu. Ngocoknyakan udah ketahuan, tinggal bayar tiap 2 minggu sekali Rp 150.000, dapatnya Rp 3.000.000 dan kalau dapat uang arisan tiap orang dipotong Rp 100.000 untuk ngasih yang megang arisan. Biar kalau suatu saat dia pergi atau kabur maupun lagi gak punya uang bisa dibayarin dulu. Apakah ada hubungan tertentu Anda dengan atasan atau bawahan di lapak ini? -Gak ada hubungan Saudara Mba, cuma dulu ada hubungan karena saling kenal tegur sapa aja, sebelum saya kenal, saya dikenalin sama kakak saya (Pak Aben. Pak AB), walaupun dia sama gubuk lapaknya Mama Er (Istri Pak AN) rada jauhan sedikit. Sekarang udah jadi langganan tempat jualin barang-barang hasil mulung dari 2009 sampai sekarang. Apa yang menyebabkan Anda bekerja di lapak ini? -Karena harga jualnya yang lumayan cukup tinggi dari lapak-lapak sekitar sini, hanya Mama Er (Istri Pak AN) yang berani hargain itu. Lagi pula lapak Mama Er gak jauh banget dari tempat tinggal saya. jadi saya nimbnagin abis maghrib pun bisa. Apa peraturan yang Anda berikan ke bawahan di lapak ini?Apakah Anda pernah memberitahu mengenai peraturan kerja disini?-
3. Norma (norm) a. Hak Apa saja hak Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja hak Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Haknya ya dapatin uang dari hasil nimbang barang dan haknya dibantuin apa aja kalau lagi kesusahan. Bagaimana tindakan Anda sebagai atasan jika ada bawahan Anda yang melanggar peraturan di lapak ini? Bagaimana pembagian kerja di lapak ini? -Pembagian kerjanya, ya akalu udah nimbang, ya langsung di bayar sama bos lapaknya. b. Kewajiban Apa saja kewajiban Anda sebagai atasan di lapak ini?Apa saja kewajiban Anda sebagai bawahan di lapak ini? -Kewajibannya, ya saya harus ikutin harga yang dikasih sama Mamanya Er daripada saya jual di lapak yang jauh, gak nyewa gerobak, gak terlalu capek gotong-gotongnya, dekat dari gubuk tempat tinggal saya, kalau ada perlu apa-apa dia mau bantu. E. Tentang Patron-Klien 1. Hubungan timpang Pernahkah di lapak ini terjadi pertentangan? -Disini gak pernah terjadi perkelahian maupun pertentangan. Disini, orang-orangnya gak mau cari musuh, selalu jaga hati dan perasaaan orang sekitarnya.becandanya juga gak mau kelewatan, gak keluar batas. Apa harapan Anda terhadap atasan atau bawahan di lapak ini? -Harapannya, semoga tahun besok THRnya lebih banyak dari tahuntahun kemarin. Semoga harga barang-barang hasil suami saya dari mulung tinggi lagi. Biar dapat uangnya lebih banyak. Apakah ada sikap keegoan atasan Anda dalam mengatur pekerjaan lapak ini? -Gak ada Mba, anggota lapak Mamanya Er (Istri Pak AN), Mamanya Er (Istri Pak KS) atau suaminya gak egois. Mereka biasa-biasa aja kaya kita-kita. Mau negor satu sama lain. 2. Patron Apakah semua bawahan Anda, bekerja sekaligus tinggal di lapak ini? Apakah orang-orang yang bekerja disini menganggap Anda sebagai bos atau atasan? Sebagai bos atau atasan, apa Anda merasa didengar atau di patuhi oleh mereka? Apakah Anda memberi perlindungan, jika ada anak buah Anda memiliki masalah dengan orang lain?Apakah Anda membantu materi atau non-materi ke anak buah ketika mereka memiliki hajat atau kebutuhan?-
Pernahkah Anda, mengeluarkan atau menyuruh bawahan untuk berhenti bekerja di lapak ini?Apakah ada bawahan Anda yang bekerja juga di luar selain lapak ini?3. Klien Apakah Anda merasa dekat secara pribadi dengan atasan atau bawahan Anda? -Ya saya merasa dekatlah Mba, udah lama nimbangin barang hasil pulungan yang suami saya dapatin. Kan juga udah lama kenal sama si Mama Er itu dari Kakak saya, sebelah gubuk saya itu (Pak Aben, Pak AB). Apakah bos Anda harus dipatuhi atau di dengar kata-katanya? -Ya haruslah Mba, orang dia yang bayar hasil kerja suami saya, nyari barang-barang bekas. Walaupun sedikit dapatnya, kalau tiap hari bisa nyari dan saya yang bersihin lumayan bisa nyelengin dikit-dikit untuk bayar arisan di lapak ini dan Lapak Mama Intan (Istri Pak KS). Apakah bos Anda memberi bantuan perlindungan, uang dan lain sebagainya ke Anda, coba ceritakan? -Iya Mba, mereka sering banget bantuin keluarga saya. 2 tahun yang lalu saya minta dipinjemin uang Rp 500.000 ke Mama ER, karena buat masuk anak sekolah dan nitipin uang ke neneknya buat keperluan dia disana. F. Tentang Pertukaran Sosial 1. Resprositas (timbal balik) Apa yang diterima Anda sebagai atasan dari anggota lapak disini? Apa yang Anda berikan sebagai bawahan untuk atasan Anda? -Paling cuma hasil pulungan dan barang-barang rongsokan yang saya beli atau cari dari warga lain. 2. Keuntungan Berapakah rata-rata keuntungan yang di peroleh Anda sehari-hari dari hasil pulungan bawahan?Berapakah keuntungan yang Anda peroleh dari hasil membeli barang pulungan dari lapak lain?Menurut Anda, apa keuntungan bekerja di lapak ini dibanding lapaklapak lain yang pernah Anda tempati? -Keuntungannya semenjak 4 tahun ini, nimbang barang-barang di lapaknya Mama Er (Istri Pak AN), selalu dapetin THR lebaran, gak kaya 6 tahun yang dulu. Klemarin saya dikasih baju baru 2 biji, buat saya sama suami. Kadang anak saya yang kecil diajakin jalan sama Mama ER (Istri Pak AN), dikasih jajanan, dikasih uang.
Catatan observasi No 1
Waktu 16 Februari 2013
Tempat Kelompok lapak I (09.00-10.00) Dan Kelompok lapak II (15.00-16.00)
Penyelidikan mengetahui
Objek Observasi lapangan yang difokuskan pemilik-pemilik
lapak.
Dari
untuk hasil
pengamatan diketahui bahwa pemilik lahan lapak I dan lapak II itu penyewa lapak di lingkungan berbeda namun masih dalam satu Kelurahan yang sama yaitu Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Pemilik lapak I (Pemilik Lahan Lapak) diketuai oleh Ibu Wat ( Istri Pak KS) berada di Kp. Pulo Jahe RT 12/14, sedangkan lapak II (Penyewa lahan lapak), diketuai oleh Ibu Hera (Istri Pak AN) berada di Kp. Rawa Badung RT 11/04.
2.
01 Maret 2013
Kelompok lapak I
Mendatangi lapak I, untuk mendapatkan informasi jumlah pemulung yang ada di lapak tersebut. Dari hasil pengamatan jumlah penghuni yang tinggal di lapak I berukuran berukuran 16 m², berbentuk persegi. Dimana di Lapak kelompok pemulung yang pertama ini terdapat sepuluh gubuk dilapak tersebut, satu gubuk yang berada diatas khusus buat bujangan, dua gubuk yang berada disebelah kanan, satu gubuk yang berada dikiri, tujuh gubuk yang berada sejajar dan suatu ruangan yang kecil hanya bertutupan seng
untuk kamar mandi dan dibelakang lapak ini masih ada kebun kosong yang mereka buat untuk WC umum. Baik yang tinggal dan kerja di lapak tersebut maupun yang hanya tinggal di lapak itu sekitar 15-20 keluarga, 1 keluarga yang hanya tinggal dan bekerja sebagai pengamen, 12 orang telah bekeluarga dan sisanya 2 orang bujangan (belum bekeluarga) yang tinggal sekaligus bekerja dilapak tersebut. Lapak tersebut berukuran 16 meter dan didalam lapak tersebut terdapat sepuluh gubuk dilapak tersebut, satu gubuk yang berada diatas, dua gubuk yang berada disebelah kanan, satu gubuk yang berada dikiri dan tujuh gubuk yang berada sejajar. Masing-masing gubuk tersebut terkadang di dalamnya berisi 2-3 keluarga. 3.
03 Maret 2013
Lapak II
Mendatangi Lapak II, untuk mendapatkan informasiinformasi mengenai jumlah penghuni-penghuni lapak tersebut. Dari hasil pengamatan jumlah penghuni di lapak II ini memiliki luas 20m² berbentuk persegi panjang, kanan dan kiri dibangun gubuk-gubuk kecil, ditengah gubuk-gubuk tersebut dikasih jalan untuk umum, di pinggir kiri lapak tersebut terdapat sawah kepunyaan orang lain dan dipinggiran kanannya
terdapat kali yang cukup besar secara kontrak baik yang tinggal sekaligus kerja di lapak tersebut maupun yang hanya kerja (menjual atau menimbang barangbarang
hasil
pulungannya)
ke
lapak
tersebut
berjumlah 20-25 keluarga. 1 orang bujangan , 3 orang Duda yang sudah tua, 13 orang telah bekeluarga yang tinggal sekaligus kerja di lapak tersebut serta 3 keluarga yang hanya bekerja saja di lapak tersebut. Di lapak tersebut terdapat 10 gubuk, terdiri dari 6 gubuk dibawah, 1 gubuk diatas dan 3 gubuk punya pemilik yang hanya bekerja atau menimbang barang pulungannya di lapak tersebut. Kadang didalam gubuk tersebut terdapat 2-3 keluarga.
Jumlah
penghuni baik lapak I maupun lapak II itu tidak menetap, kadang kala jumlah penghuni dikedua lapak itu sedikit kadang kala juga jumlahnya bertambah. Karena bila di kampung mereka sedang musim panen, maka kebanyakan para anggota pemulung di lapak I maupun lapak II yang sudah biasa kerja tani, biasanya bila di Jakarta musim hujan, barang-barang pada susah dicari maka hampir sebagian anggota pemulung, baik di lapak I maupun lapak II akan pulang kampung untuk memanen hasil padi di
kampungnya. 4.
18 Mei 2013
Kelompok Lapak I
Pada sore hari (16.30-18.30), peneliti mendatangi lapak I dengan membantu mereka memilah barangbarang hasil pulangannya yang dikumpulkan di gerobak mereka masing-masing. Serta mengamati aktivitas mereka disore hari hingga waktu maghrib tiba. Dari hasil pengamatan, aktivitas mereka beragam.
Para
suami
beserta
istrinya
saling
membantu memilah barang hasil pulungan, ada pula 2 keluarga yang sama-sama tidak memiliki suami itu juga saling membantu memilah-milah hasil pulungan mereka hingga pukul setengah 6 sore dan langsung ditimbang. Setelah itu setengah jam sebelum maghrib tiba, saya tidak sengaja mengamati penjualan obat dari hasil pulungan yang mereka dapati oleh salah satu anggota kelompok pemulung di lapak I dengan harga murah 3.000-5.000/ obat. Sebelum saya pulang, setelah mereka memilah dan menimbangin barang-barang hasil pulungan mereka melakukan beragam aktivitas, seperti ada yang bercanda dengan keluarganya di dalam gubuk, ada yang bercanda atau mengobrol dengan satu sama lain dan ada pula yang sudah menutup gubuknya untuk istirahat tidur.
5.
26 Mei 2013
Lapak II
Peneliti mendatangi lapak II pada siang hari pukul 15.00-17.30 dengan mengobrol-ngobrol santai sambil mengamati berbagai aktivitas mereka di lapak II. Dari hasil pengamatan di lapak II ini, aktivitas para istri di lapak ke II ini kebanyakan para istri tidak ikut suami untuk mencari barang pulungan. Kebanyakan para Istri di lapak II ini mengasuh dan merawat anakanaknya. Seperti ada yang mengayun-ayunin anaknya di dalam gubuknya (Pak AB), ada pula yang sedang mengobrol-ngobrol (Pak DS).
dengan
tetangga-tetangganya
Serta ada pula salah satu informan di
lapak ini baru pulang dari memulung dan langsung menyortir
(membersihkan)
barang-barang
hasil
pulungannya (Ibu TU) dan ada pula yang sedang menimbangi hasil barang-barang pulungannya. 6.
02 Juni 2013
Kelompok Lapak I
Pada kesempatan ini, peneliti memfokuskan melihat jenis-jenis hasil barang pulungan mereka. Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan sangat banyak jenis-jenis barang-barang yang di dapatnya, seperti kardus-kardus, gelas-gelas Aqua bekas, botol-botol minuman
bekas,
kertas-kertas,
barang-barang
rongsokan yang sudah tidak terpakai dan lain-lain. 7.
04 Juni 2013
Kelompok Lapak I
Di lapak ini peneliti melihat ketua lapak II membayar
uang sewaan lahan kepada ketua kelompok lapak I, disaat peneliti sedang dimintain ketua lapak I untuk mengajari anaknya. 8.
16 Juni 2013
Di sekitar Di lokasi tersebut peneliti melihat bagaimana salah pasar Pulo Jahe (11.00) satu anggota lapak pemulung kelompok II melakukan aktivitasnya dengan membawa gerobak sambil berjalan kaki, mencari barang-barang pulungan dari satu tempat ke tempat lain. Kelompok lapak II
Pada sore harinya, peneliti melihat kardus-kardus dan botol-botol aqua serta gelas-gelas aqua yang berasal dari hasil pulungan anggota kelompok lapak II yang telah di rapikan dan siap akan di jual atau di kirim kembali ke pabriknya yang berada di Kampung sumur.
27
Islam
Islam
Islam Islam
Pak WN (Anak Ibu MR yang ke-1) Pak SN (Duda, anak 2) IbuInforman KP ( Ipengamen) Ibu NT Ibu MR (Janda, anak 5) Ibu ID (Anak Islam Ibu MR yang ke-3) Pemilik lahan lapak sekaligus Ketua Ibu IT Islam Lapak I
Anggota pemulung , baik yang tinmggal maupun yang kerja sebagai pemulung di lapak I
Anggota pemulung, baik yang tinggal maupun yang kerja sebagai pemulung di lapak II
48
Islam
Pak AN
Islam Islam Islam Islam
Pak TA Pak AB Ibu TU Ibu DS
Islam
31
48
35
28
20
23
25
49
35
43
31
Penyewa lahan lapak sekaligus Ketua Lapak II
Islam
Pak KS
Usia (tahun)
Pemilik lahan lapak sekaligus Ketua Lapak I
Agama
Nama
Informan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki- laki
Laki-laki
Jenis Kelamin
Indramayu
Ppurbalingga
Purwerejo
Indramayu
Indramayu
Purwerejo
Purwerejo
Purbalingga
Indramayu
IMagelang, Wonosobo
Indramayu
Indramayu
Indramayu
Etnis
Kawin
Kawin
Kawin
Belum kawin
Kawin
Jandaditinggal nikah)
Jandameninggal
Kawin
Kawin
Duda, bercerai.
Kawin
Kawin
Kawin
Status perkawinan
Tidak sekolah
Tidak sekolah
SD
SMP
Tidak Lulus SD
SD
Tidak sekolah
SMP
SD
Tidak Sekolah
SD
SMP
SD
Pendidikan
03 /09/2013
31 Agustus 2013 28 Agustus 2013
31 Agustus 2013
29 Agustus 2013
30 Agustus 2013
23 Agustus 2013 25 Agustus 2013
23 Agustus 2013
24 Agustus 2013
24 Agustus 2013
28 Agustus 2013
24 Agustus 2013
Waktu wawancara
RANGKUMAN IDENTITAS HASIL WAWANCARA
LAMPIRAN-LAMPIRAN FOTO A. Foto-foto Kelompok Pemulung Lapak I 1. Gambaran lokasi kelompok pemulung lapak I, di belakang pasar Pulo Jahe, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur (bagian dalam sisi samping)
2. Tempat tinggal ketua kelompok lapak I (tempat tinggal keluarga Pak KS)
3. Foto-foto Informan di kelompok pemulung lapak I
4. Ketika sedang berwawancara sambil membantu salah satu anggota kelompok pemulung di lapak I yang sedang memilah-milah barang pulungannya
5. Salah satu informan (Ibu MR) sedang memilah-milah barang hasil pulungannya
6. Barang- barang hasil pulungan anggota kelompok pemulung lapak I
7. Obat-obatan yang pernah dijual oleh para anggota kelompok lapak I maupun kelompok lapak II
8. Para Informan (anggota) sedang membereskan (merapikan) barang-barang bekas hasil pulungannya
9. Para Informan di lapak I sedang bersantai, bercanda dan mengobrol bersama
1. Gambaran lingkungan kelompok lapak I
B. Foto-Foto Kelompok Pemulung Lapak II 1. Gambaran tempat tinggal ketua kelompok lapak II (Pak AN)
2. Gambaran samping tempat tinggal ketua lapak II yang digunakan untuk menaruh barang-barang bekas hasil pulungan anggotanya
3. Salah satu Informan (Suami Ibu IT) anggota kelompok lapak II sedang menyortir barang pulungan
4. Gambaran hasil pulungan kelompok lapak II
5. Lokasi tempat tinggal Ibu TU dan Suami
6. Para informan (Pak AB dan Istri, Ibu DS, Ibu IT dan Istri Pak AN (Ibu HW) sedang asyik mengobrol dan santai bareng
7. Gambaran lingkungan kelompok lapak II
8. Salah satu anggota kelompok pemulung lapak II yang amati (Pak AB), sedang mencari pulungan dari satu tempat ke tempat lain dengan membawa gerobak , yang saya amati (salah hasil observasi)