/*
PERSEPSI MASYARAKAT TENTAM6 PENYULUHAN1PEMBANGUNAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN
Olch : SUGIYANTO
PROGRAM P A S G A S A R J A N A INSTITUT P E R T A N I A N BOGOR
RINGKASAN SUGIYANTO. Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Pemba-
ngunan dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan (dibawah bimbingan Margono Slamet selaku Ketua, dan Sediono M.P.
Tjon-
dronegoro, Pang S. Asngari, Prabowo Tjitropranoto, serta Kooswardhono Mudikdjo, masing-masing selaku anggota) Tujuan penelitian ini adalah menelaah persepsi masyarakat tentang penyuluhan pembangunan.
Secara terinci tu-
juan penelitian ini adalah (1) menelaah persepsi masyarakat tentang penyuluhan, pengaturan dan pelayanan dalam penyuluhan pembangunan masyarakat pedesaan; (2) menelaah keragaan perilaku dan efektivitas penyuluhan pada berbagai jenis penyuluhan pembangunan; dan (3) menelaah keterkaitan penyuluhan, pengaturan dan pelayanan dengan keragaan perilaku masyarakat pedesaan. ~ e b a n g u n a nmasyarakat pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan masyarakat yang diarahkan pada terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif dan seyogyanya dengan inisiatif masyarakat itu sendiri. masih ada
Kenyataannya di pedesaan adalah
warga masyarakat yang mengalami berbagai masa-
lah antara lain rendahnya tingkat pendidikan, ketidaktahuan dan keterbelakangan.
Sa jogyo (1980); Singarimbun
.
(1978); Mulyanto dan Evers (1982) mengemukakan bahwa permasalahan utama yang dihadapi masyarakat pedesaan saat ini adalah kerniskinan, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi keluarga, pengangguran dan keterbelakangan.
,
Berbagai upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan melalui penyuluhan telah dilakukan, namun dalam kenyataan masih terjadi kesenjangan baik dalam pelayanan, informasi, transfer teknologi, m u p u n dalam kesempatan menikmati hasil-hasil pembangunan.
Dengan kata lain bahwa
pembangunan masyarakat melalui penyuluhan yang ditujukan kepedesaan selama ini masih belum efektif.
Ada tiga aspek
penting yang mendukung pencapaian tujuan penyuluhan pembangunan, yakni:
( 1)
~ t r a t e g ipenyuluhan yang mantap,
(2)
Adanya fasilitas prasarana dan barana secara lokal yang dipakai untuk mendukung kegiatan bemsaha; dan (3) adanya iklim usaha yang kondusif. Kemampuan penyuluh dalam menjalankan perannya, kesesuaian materi, ketepatan metode dan media penyuluhan yang digunakan diharapkan dapat lebih efektif mencapai tujuan. Dalam aspek pengaturan, adanya kesesuaian aturan memungkinkan masyarakat menerapkan aturan-aturan walaupun penyuluhan berhasil dengan dukungan pengaturan namun hasil penyuluhan masih sulit diterapkan apabila tidak tersedianya fasilitas pelayanan.
Oleh karenanya ketersediaan fasili-
tas pelayanan serta pemanfaatannya secara optimal dengan dukungan pengaturan dalam penyuluhan pembangunan diharap-
.
kan dapat meningkatkan keragaan perilaku masyarakat dalam menerapkan
berbagai materi penyuluhan yang diperoleh.
Dengan mengambil kasus penyuluhan pembangunan pertanian, koperasi, kesehatan dan KB ingin diket
persepsi masyarakat tentang penyuluhan pembangunan tersebut, tingkat efektivitas penyuluhan dalam mengubah perilaku masyarakat dan bagaimana hubungan persepsi masyarakat dengan keragaan perilakunya ingin diketahui lebih lanjut. Metode penelitian yang digunakan adalah "studi kasusn yang dilakukan di tiga tipe daerah di Jawa Timur, yakni tipe daerah pantai, persawahan dan perkebunan dengan kasus penyelenggaraan penyuluhan pembangunan dan keterkaitannya dengan keragaan perilaku masyarakat dalam menerapkan materi penyuluhan dan hasil yang dicabai. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara bertingkat dan berlapis yakni menentukan kabupaten contoh dengan pertimbangan tingkat kemajuan dan tipologi daerah, menentukan kecamatan pada masing-masing kabupaten contoh dan menetapkan dua desa contoh pada setiap kecamatan dengan kategori "desa belum majuw dan "desa maju."
Penetapan responden masyarakat
berdasarkan kriteria: masyarakat pedesaan yang telah mengikuti kegiatan penyuluhan pembangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Persepsi masyarakat tentang penyuluhan pembangunan pertanian, koperasi, kesehatan, dan KB yang telah diikuti menunjukkan gambaran yang beragam. 1. Persepsi Tentang Penyuluhan
Pembangunan Pertanian. Persepsi masyarakat tentang penyuluhan pertanian tergolong astinggi,Nyang berarti bahwa penyuluhan pertani-
an telah mampu menumbuhkan persepsi positif masyarakat tentang pembangunan pertanian.
~ingginyapersepsi masya-
rakat tentang penyuluhan pertanian terlihat dari kemampuan penyuluh sebagai pengajar, pemimpin dan penasehat yang tergolong "mampu." Materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan petani, kecuali materi pertambakan di daerah pantai. Penggunaan metode kelompok yang diikuti dengan demonstrasi hasil dan karyawisata serta kunjungan kerumah-rumah. Media sebagai alat bantu berupa papan tulis, koran pedesaan, poster dan media elektronik yang'digunakan dalam penyuluhan pertanian. Persepsi masyarakat tentang kesesuaian aturan, penerapan aturan dan peran pengatur di bidang pertanian tergolong sedang, yang berarti bahwa belum sepenuhnya pengaturan di bidang pertanian dapat menumbuhkan persepsi positif masyarakat sasaran tentang pembangunan pertanian. Antara desa belum maju dan desa maju di ketiga tipe daerah masih terdapat perbedaan persepsi masyarakat tentang pengaturan di bidang pertanian. Persepsi masyarakat tentang pelayanan pertanian masih tergolong sedang. Ketersediaan fasilitas pelayanan di daerah pantai tergolong kurang, di daerah persawahan dan perkebunan cukup tersedia. Fasilitas pelayanan di bidang pertanian belum sepenuhnya dimanfaatkan masyarakat sasaran pada semua tipe daerah, demikian juga peran petugas pelayanan pertanian yang masih tergolong sedang. Hasil penelitian tersebut m e n u n j w a n
bahwa pelaksa-
, -
naan penyuluhan pertanian pada setiap sub-sektor (perikanan, pertanian tanaman pangan dan perkebunan) masih beragam, sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pada masyarakat daerah pantai, persawahan dan perkebunan. Dari nilai skor persepsi tentang penyuluhan pertanian dapat dikemukakan
bahwa unsur penyuluhan mencapai skor
tertinggi, diikuti unsur pelayanan dan pengaturan,
Hal
ini menunjuJckan bahwa dalam penyuluhan pertanian, dominasi unsur penyuluhan yang didukung pelayanan yang berlangsung diketiga tipe daerah, namun kurang didukung oleh pengaturan di bidang pertanian, sehingga menimbulkan persepsi masyarakat yang beragam tentang penyuluhan pembangun pertanian.
Untuk mencapai kesamaan persepsi tentang penyuluhan
pertanian tersebut, diperlukan strategi penyuluhan yang memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat yang heterogen.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah penyuluhan yang
diarahkan pada menumbuhkan persepsi positif yang sama; kenyataan adanya ketidaksamaan persepsi senantiasa diketahui/disadari oleh petugas sebagai motivasi untuk menjalankan perannya yang berorientasi pada kebutuhan sasaran. Keragaman yang terjadi juga disebabkan karena faktor karakteristik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berbeda-beda.
Mata pencaharian masyarakat, pendapatan,
pola kerja, dan nilai-nilai so;ial
budaya yang berbeda-
beda antara masyarakat daerah pantai, persawahan dan perkebunan menyebabkan kebutuhan mereka berbeda-beda antara satu dengan lainnya.
,
2. Persepsi Tentang Penyuluhan
Pembangunan Koperasi Persepsi masyarakat tentang penyuluhan pembangunan koperasi tergolong sedang, ha1 ini ditunjukkan oleh kemampuan penyuluh yang rendah, kesesuaian materi, penggunaan metode dan media penyuluhan yang kurang beragam. Persepsi tentang pengaturan di bidang koperasi ternyata aturan yang ada belum menjangkau masyarakat luas sehingga belum dirasakan manfaatnya secara langsung terutama di desa-desa belum maju di daerah pantai maupun perf
kebunan.
Di desa-desa maju pada daerah persawahan, masya-
rakat telah merasakan manfaat pengaturan, yang berarti bahwa aturan-aturan tentang koperasi tersebut telah sesuai dengan kebutuhan.
Demikian pula persepsi masyarakat
tentang peran pengatur yang masih beragam di ketiga tipe
daerah,
ha1 ini menunjukan masih perlunya
peningkatan
kemampuan petugas pengatur terutama di desa-desa yang belum maju tampaknya perlu dilakukan. Persepsi masyarakat tentang pelayanan koperasi menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas pelayanan berbeda antara antara desa maju dengan dengan desa belum maju, namun dalam ha1 pemanfaatan fasilitas dan peran petugas pelayanan tidak terdapat perbedaan kedua desa tersebut. Skor persepsi tentang pelayanan mencapai 3,51 di desa belum maju dan 3,76 di desa maju, yang berarti tergolong se-
luhan pembangunan koperasi di desa belum maju
waA;-i#$!!
maju baik di daerah pantai, persawahan maupun perke- bunan menunjukkan bahwa unsur pelayanan di bidang koperasi adalah paling dominan dalam menumbuhkan persepsi positif masyarakat tentang pembangunan koperasi.
Sedangkan unsur
penyuluhan dan pengaturan menunjukan persepsi masyarakat yang beragam. Dapat dikemukaan bahwa persepsi masyarakat tentang penyuluhan koperasi ternyata lebih didominasi unsur pelayanan, sedangkan unsur penyuluhan dan pengaturan cenderung beragam diantara masyarakat pantpi, persawahan dan perkebunan. Adanya perbedaan persepsi antara masyarakat desa belum maju dan di desa maju, ha1 tersebut memberikan gambaran bahwa penyuluhan koperasi belum efektif dalam menumbuhkan persepsi positif masyarakat tentang pembangunan koperasi, ha1 ini disebabkan karena penyelenggaraannya belum berjalan sesuai dengan harapan (rendahnya kemampuan penyuluh, tidak sesuainya materi dengan kebutuhan sasaran dan kurang bervariasinya metode dan media yang digunakan). Dilain pihak adanya kesan negatif tentang adanya koperasi. 3. Persepsi Tentang Penyuluhan
Pembangunan Kesehatan Persepsi masyarakat tentang penyuluhan kesehatan tergolong wsedang,llyang berarti penyuluhan kesehatan cukup mampu menumbuhkan persepsi masyarakat yang positif tentang kesehatan lingkungan, imunisasi, KIA dan pemenuhan gizi.
/
Adanya keragaman persepsi tentang penyuluhan kesehatan
terutama di desa-desa belum maju yang lebih tinggi
di
bandingkan dengan desa maju, yang berarti bahwa penyuluhan kesehatan sangat dirasakan manfaatnya terutama didesa-desa belum maju.
Rendahnya persepsi masyarakat tentang penyu-
luhan kesehatan di desa maju, ha1 ini disebabkan karena adanya berbagai alternatif pilihan dalam pelayanan kesehatan, sehingga tidak saja memanfaatkan PUSKESMAS, melainkan juga datang ke dokter praktek, balai kesehatan yang ada di kecamatan maupun di kabupaten, selain itu juga tingkat kemampuan masyarakat desa maju, terutama aspek ekonomi yang lebih tinggi sehingga le bih mudah memperoleh pelayanan kesehatan. Persepsi masyarakat tentang pengaturan dibidang kesehatan ternyata berbagai aturan yang ada sesuai dengan kebutuhan, walaupun dalam gai tipe daerah.
penerapannya beragam pada berba-
Hal ini disebabkan karena kondisi sosial
ekonomi masyarakat desa belum maju yang masih rendah, sehingga untuk memenuhi kecukupan gizi sesuai anjuran sering tidak dapat terpenuhi. Persepsi masyarakat
tentang pelayanan kesehatan
tergolong sedanq. Di desa belum maju, persepsi tentang fasilitas pelayanan, pemanfaatan fasilitas pelayanan dan peran petugas pelayanan yang teigolong sedang dan merata di ketiga tipologi daerah.
Di desa belum maju, persepsi
tentang fasilitas pelayanan, pemanfaatan dan peran petugas tergolong sedang dan berbeda-beda antara daerah pantai,
viii
,-
persawahan dan perkebunan.
Adanya perbedaan persepsi
tersebut disebabkan karena tersedianya berbagai alternatif pelayanan kesehatan yang terdapat di desa-desa maju. analisis persepsi masyarakat tentang penyuluhan
Dari
kesehatan
yang didukung pengaturan dan pelayanan tersebut nampak bahwa unsur pelayanan lebih dominan dibandingkan dengan unsur penyuluhan dan pengaturan dalam menumbuhkan persepsi positif masyarakat sasaran.
Selain itu pelayanan dibidang
kesehatan sangat dirasakan manfaatnya terutama oleh masyarakat di desa-desa belum maju.
,
Secara umum dapat dikemukaan bahwa penyelenggaraan penyuluhan pembangunan kesehatan belum berlangsung secara efektif, karena terkonsentrasi pada kegiatan pelayanan. Di desa maju, persepsi masyarakat tentang penyuluhan kesehatan lebih beragam dibandingkan masyarakat desa belum
maju.
Dari
skor yang dicapai ternyata unsur penyuluhan,
pengaturan dan pelayanan dalam menumbuhkan persepsi positif masyarakat dibidang kesehatan berada pada kategori sedang
.
4. Persepsi Tentang Penyuluhan
Pembangunan bidang KB Persepsi masyarakat tentang penyuluhan KB tergolong sedang, ha1 ini terlihat dari beragamnya
persepsi masya-
rakat di desa belum maju tentang kemampuan penyuluh, kesesuaian materi dan penggunaan metode penyuluhan y Di desa-desa belum maju, persepsi masyarakat
ix
kemampuan penyuluh tergolong sedang dan berbeda antara masyarakat daerah pantai, persawahan dan perkebunan. Demikian juga persepsi tentang materi dan ketepatan metode. Sedangkan persepsi tentang media penyuluhan di semua daerah adalah sama, yakni media yang digunakan sesuai materi dan kemampuan
sasaran.
Persepsi tentang pengaturan di bidang KB tergolong sedang, terutama tentang kesesuaian aturan dengan kebutuh an dan peran pengatur. Persepsi masyarakat tentang pelayanan berbeda nyata antara desa belum maju dan desa maju. Desa belum maju dengan nilai skor yang tergolong rendah, sedangkan desa maju dengan skor yang tergolong sedang. Dari kajian persepsi masyarakat tentang penyuluhan pembangunan KB yang didukung pengaturan dan pelayanan KB ternyata unsur pengaturan lebih dominan dalam menumbuhkan persepsi positif tentang pembangunan KB dibandingkan dengan unsur penyuluhan dan pelayanan.
Persepsi masyarakat
pantai tentang penyuluhan KB tergolong rendah, terutama persepsinya tentang kemampuan penyuluh, peran pengatur dan pelayan, ha1 ini disebabkan kuatnya nilai-nilai tradisional yang dipertahankan masyarakat. Di daerah persawahan dan perkebunan, persepsi masyarakat tentang penyuluhan KB tergolong baik, terutama persepsinya tentang penyuluhan *
dan pengaturan bidang KB. Dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat tentang penyuluhan KB masih beragam antara daerah pantai dengan daerah persawahan dan perkebunan.
Rendahnya persepsi ma-
,
syarakat tentang penyuluhan KB di daerah pantai disebabkan karena masih kuatnya nilai-nilai tradisional yang berlaku yang dianggap masih bertentangan dengan nilai-nilai yang dikembangkan dalam program KB. Masyarakat di daerah persawahan dan perkebunan telah menyadari pentingnya program KB dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya sehingga mereka berpersepsi positif tentang penyuluhan KB. 5. Perilaku dan Efektivitas Penjluluhan Pembangunan
Di desa belum maju dan maju, materi penyuluhan pertanian sesuai dengan kebutuhan masyarakat terutama di daerah persawahan dan perkebunan sehingga perilaku yang dicapai tergolong tinggi.
Di daerah pantai, perilaku yang dicapai
tergolong sedang, ha1 ini disebabkan karena materi pengelolaan tambak udang adalah materi baru yang belum sesuai dengan kondisi perekonomian petani apabila diterapkan. Efektivitas penyuluhan pertanian, ternyata di daerah persawahan dan perkebunan tergolong tinggi, sedangkan didaerah pantai tergolong sedang.
Hal ini disebabkan karena
ketersediaan fasilitas pelayanan di daerah tersebut mendukung penerapan materi penyuluhan, pengalaman penyuluh pertanian tanaman pangan dan perkebunan dan materi penyuluhan sesuai dengan kegiatan masyarakat dalam mengembangkan usaha taninya. Perilaku masyarakat di bidang koperasi, ternyata didesa belum maju dan desa maju pada ketiga tipe daerah ber-
,-
beda-beda. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang koperasi berbeda nyata, namun ketrampilan dan sikap masyarakat tidak berbeda antara desa belum maju dan desa maju. Penerapan materi koperasi berbeda menurut tipologi daerah, yakni di persawahan lebih baik dibandingkan dengan perkebunan dan pantai, karena materi penyuluhan koperasi yang kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
di perkebunan
dan pantai. Secara umum antara desa-desa belum maju dan desa maju menunjukkan tingkat perilaku perkoperasian yang sama yaitu tergolong Igsedang." I
Efektivitas penyuluhan koperasi di daerah persawahan dan perkebunan, di desa-desa belum maju dan desa maju tergolong "sedangW, sedangkan di desa pantai
tergolong
"rendah" karena manfaat koperasi belum dirasakan secara langsung oleh masyarakat, D i bidang kesehatan, tingkat kognitif masyarakat tentang penyuluhan kesehatan di desa belum maju dan desa maju tergolong tinggi, namun tingkat ketrampilannya tergolong sedang. Sikap masyarakat menunjukkan gambaran yang tidak berbeda nyata antara desa-desa belum maju dan desa maju. ~ e r a r t imasyarakat telah mengetahui, mengerti dan menerima materi penyuluhan kesehatan, akan tetapi belum semuanya menerapkan terutama masyarakat daerah pantai, karena kondisi sosial ekonomi mereka. Tingkat efektivitas penyuluhan kesehatan di desa belum maju tergolong sedang, di desa maju tergolong tinggi yang berarti penyuluhan di desa maju lebih efektif dibanding desa belum maju.
, -
Di bidang Keluarga Berencana,
tingkat kognitif,
psikomotorik dan afektif masyarakat di daerah perkebunan dan persawahan di desa belum maju dan desa maju lebih tinggi dibanding daerah pantai, karena kuatnya nilai-nilai tradisional dan kesibukan kerja mereka. Efektivitas penyuluhan KB di desa belum maju dan desa ma ju tergolong tinggi, kecuali di daerah pantai. Dengan demikian secara umum dapat dikemukakan bahwa penyuluhan KB tergolong efektif. 6. Produktivitas dan Kualitas Usaha
Produktivitas usaha pertanian yang dicapai masyarakat desa maju lebih tinggi dibanding desa belum maju.
Di
daerah pantai belum maju produktivitas tergolong sedang (12,lO kw/Ha),
di pantai maju tergolong tinggi (13,36
kw/Ha). Di daerah sawah tidak berbeda nyata antara desa belum maju dan desa maju (rata-rata 62,53 kw padi per hektar).
Di daerah perkebunan belum maju produktivitas
tergolong ttsedangu(826,lO kw tebu per hektar), di desa maju tergolong tttinggiw(860,30 kw/Ha.).
Dapat disimpulkan
bahwa produktivitas pertanian yang dicapai masyarakat desa belum maju tergolong sedang, desa maju tergolong tinggi. Perbedaan ini disebabkan oleh perilaku usahatani masyarakat dan kondisi fisik lahan usah;. Kualitas usaha perkoperasian yang dicapai masyarakat menunjukkan adanya perbedaan antara tipologi dan tingkat kemajuan desa. Di desa belum maju, daerah persawahan dan
perkebunan mencapai kualitas "sedangfm masyarakat pantai mencapai kualitas "rendah." Di desa maju, kualitas koperasi masyarakat perkebunan tergolong tinggi, persawahan "sedangfn pantai tergolong "rendah."
Tingginya kualitas
koperasi di perkebunan karena aktivitas KUD dalam melayani petani dalam program TRI bekerja sama dengan Pabrik Gula, dengan mekanisme kerja yang telah ditentukan. Kualitas kesehatan yang dicapai masyarakat menunjukkan adanya perbedaan diantara tipologi dan tingkat kemajuan desa. Masyarakat pantai belum maju tergolong rendah, f
sawah, kebun belum ma ju dan pantai ma ju tergolong sedang, sawah dan kebun maju kualitas kesehatannya tergolong ntinggi. " Kualitas KB masyarakat pantai belum maju tergolong rendah, sedangkan di daerah lainnya tergolong sedang. Rendahnya kualitas kesehatan dan KB terutama di Oaerah pantai belum maju disebabkan oleh nilai-nilai tradisional dan kemampuan ekonomis masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa produktivitas dan kualitas yang dicapai oleh penyuluhan pembangunan belum mencapai hasil yang optimal, kecuali di daerah persawahan maju. Masyarakat daerah pantai dan perkebunan masih perlu ditingkatkan. Tingkat efektivitas penyuluhan yang dicapai setiap jenis penyuluhan ternyata* berkaitan dengan tingkat produktivitas dan kualitas usaha yang dicapai masyarakat. Dalam kaitan ini, produktivitas yang dicapai di bidang pertanian tergolong tttinggi,wsedangkan kualitas kesehatan
dan KB tergolong " ~ e d a n g .Kualitas ~ koperasi yang dicapai tergolong Hrendah.n Dengan demikian masing-masing
jenis
penyuluhan pembangunan perlu merumuskan strategi penyuluhan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat sasaran. 7 , nubungan Persepsi dengan Keragaan Perilaku Xasyarakat
Hubungan persepsi masyarakat tentang penyuluhan pembangunan yang didukung pengaturan dan pelayanan dengan I
keragaan perilakunya adalah "positiffBg terutama persepsinya tentang ketepatan metode, kesesuaian, kemampuan penyuluh, peran petugas pelayanan, ketersediaan fasilitas pelayanan, peran pengatur dan kesesuaian aturan, namun beragam antara tingkat kemajuan dan tipologi daerah.
Keragaman
persepsi tersebut menunjukkan bahwa berbagai program pembangunan yang diberlakukan sama pada berbagai tingkat kemajuan
desa dan
tipologi daerah, ternyata me- menim-
bulkan persepsi yang berbeda-beda. Persepsi masyarakat tentang penyuluhan pembangunan, di bidang pertanian menunjukkan hubungan nyata dengan keragaan perilakunya, namun berbeda nyata antar tipologi daerah.
Perubahan perilaku masyarakat tersebut terutama
di daerah pantai terjadi pada asgek kognitif yang disebabkan unsur penyuluhan, pengaturan dan pelayanan. persawahan dan perkebunan
di daerah
terjadi pada seluruh kawasan
baik kognitif, psikomotor maupun afektif yang dise karena unsur penyuluhan dan pelayanan.
xv
Di bidang koperasi, perubahan perilaku masyarakat didaerah pantai pada aspek psikomotor dan afektif yang disebabkan unsur pengaturan dan pelayanan.
Di daerah persawa-
ban dan perkebunan keseluruh aspek baik kognitif, psikomotor dan afektif yang disebabkan adanya unsur penyuluhan, pengaturan dan pelayanan.
Di bidang kesehatan, perubahan
perilaku masyarakat pantai terutama pada kawasan kognitif, masyarakat persawahan pada kawasan kognitif dan psikomotor sedangkan masyarakat perkebaunan pada ketiga kawasan, yang disebabkan oleh unsur pengaturan dan pelayanan.
Di bidang
KB, perubahan perilaku masyarakat pantai baru pada kawasan kognitif, sedangkan masyarakat persawahan dan perkebunan pada ketiga aspek yang disebabkan unsur pengaturan, pengaturan
dan
pelayanan.
Tingkat keragaan perilaku masyarakat pada setiap
je-
nis penyuluhan diikuti dengan tingkat produktivitas hasil dan kualitas usaha yang dicapai masyarakat.
Dalam ha1 ini
materi pertanian mencapai tingkat produktivitas '*tinggi," materi di bidang KB mencapai kualitas "sedang." materi di bidang koperasi dan kesehatan tergolong "rendah." Secara umum dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat tentang penyuluhan pembangunan yang didukung pengaturan dan pelayanan menunjukkan hubungan nyata dengan keraga-
.
an perilaku masyarakat, namun berbeda nyata antar tipologi daerah, terutama persepsinya tentang ketepatan metode, kesesuaian materi, kemampuan penyuluh, peran pelayanan dan ketersediaan fasilitas pelayanan, peran pengatur dan kese-
suaian aturan.
Berarti bahwa penerapan unsur-unsur penyu-
luhan secara tepat (sesuai dengan tipologi daerah), yang didukung dengan ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana dan dengan pengaturan dalam kegiatan usaha akan dapat meningkatkan keragaan perilaku masyarakat. Meningkatnya keragaan perilaku masyarakat di bidang pertanian dan bidang kesehatan menunjukan hubungan nyata dengan produktivitas pertanian dan kualitas kesehatan, namun tidak berbeda nyata di bidang KB dan koperasi. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disarankan bahwa perlu dirumuskan strategi penyuluhan pembangunan masyarakat pedesaan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Hal ini ditempuh dengan jalan: (a) mening-
katkan keprofesionalan penyuluh, (b) perencanaan yang terpadu dalam penyuluhan di tingkat daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, (c) koordinasi dan integrasi antar unsur-unsur penyuluhan, pengaturan dan pelayanan dalam pencapaian tujuan penyuluhan. Dengan koordinasi, dimaksudkan semua pihak yang terlibat bekerja sama, bertukar informasi, saling mengisi dan saling menunjang dalam perencanaan dan pelaksanaan. Dengan integrasi dimaksudkan semua pihak yang terlibat menyatukan diri dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, maupun penilaian dalam penyuluhan pembangunan.
.
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENYULUHAN PEKBANGUNAN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN
O l e h : S U G I Y A N T O PPN 88531
Disertasi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Doktor pada Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUD1 ILMU PENYULUHAN PEMBANGUNAN PROGRAM PASCASARJAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Penelitian
: P W K P S I MASYARARAT TgblTAXG P m U E A N
PEMBANGVHAN D KAT PEDESAAN
W PEXBA2ZGVHAN MAS=-
Nama Mahasiswa Nornor Pokok
(Prof.Dr.
&M.P.
Tjondronegoro)
(Dr. Pang 5 . Asngari) Anggota
I (Dr-H. Prabowo Tjitropranoto) Anggota
2. Ketua Program Studi
Ilmu Penyuluhan Pemban
Tanggal Lulus:..?S,Februari 1996
-2 '.
(Dr.Ir. Kooswardhono EIudikdjo) Anggota
Program Pascasarjana
Penulis dilahirkan pada tanggal 26 Juni 1955 di Tulungagung, Jawa Timur.
Penulis adalah anak kedua dari
ayah bernama Sumino (Almarhum) dan ibu bernama Munasiati. Dalam jenjang pendidikan, setelah penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri di Pangkalan Berandan (Sumate.sra Utara) tahun 1973, pada tahun 1974 penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang, dan lulus sebagai Sarjana Pertanian, Jurusan Sosia1 Ekonomi pada tahun 1979.
Pada tahun 1980 penulis mem-
peroleh kesempatan mengikuti program S2 Program Studi Statistika Terapan di Institut Pertanian Bogor, dan lulus pada tahun 1983.
Pada tahun 1988 penulis terdaftar seba-
gai mahasiswa Pascasarjana program Doktor (S3) pada Institut Pertanian Bogor dalam Program Studi Ilmu Penyuluhan
.
Pembangunan (PPN)
'Dalam jenjang kekaryaan, penulis pernah menjabat Ketua Jurusan Sosial Ekonomi di Universitas Islam Malang (UNISMA), tahun 1984, sebagai Dekan Fakultas Pertanian di Universitas Widya Gama Malang (tahun 1985-1988) dan Kepala Bagian Akademik di Universitas Brawijaya Malang (tahun 1986-1987).
Tahun 1986, bersama rekan-rekan
di Universi-
tas Brawijaya mendirikan Yayasan Pengembangan Pedesaan, dengan tujuan dapat
mengka ji d&
menghayati sesta pemer-
hati kehidupan masyarakat pedesaan. Penulis beristerikan Keppi Sukesi dan di karuniai empat putri bernama: nHenny Rosalinda, Ajar Bela Kartika (Almarhumah), Dewiyanti Liliana, dan Rita Diana Melati."
,
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah, rakhmat dan hidayahNya,
maka dapatlah penulis selesaikan disertasi dengan judul ggPersepsiMasyarakat tentang Penyuluhan Pembangunan dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaanw sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program S3 di Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima
kasih kepada Bapak Prof.Dr.R.
H-Margono Slamet, selaku Ke-
tua Komisi Pembimbing, atas naseha't, bimbingan, serta perhatian beliau kepada penulis selama ini. penghargaan
Terimakasih dan
yang sama penulis sampaikan kepada Bapak
Prof-Dr. Sediono M.P.Tjondronegoro,
Bapak Dr. Pang S. As--+
ngari, Bapak Dr. H. Prabowo Tj itropranoto , dan Bapak Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan kepada penulis sehingga dapatnya penulis menyelesaikan disertasi ini. Kepada Bapak Rektor Institut Pertanian Bogor dan Bapak Direktur Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, penulis menyampaikan terimakasih atas kebijaksanaannya dan kelancaran administrasi yang sangat menentukan
.
bagi terselenggaranya studi dan penyusunan disertasi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Rektor dan Bapak D-ekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, tempat penulis bekerja, yang telah memberi izin mengikuti pendidikan S-3 kepada penulis.
Ucapan terimaka-
kasih juga penulis sampaikan kepada Nuffics, sponsor untuk Ilmu-ilmu Sosial Universitas Brawijaya Malang, yang telah memberikan beasiswa kepada penulis hingga dapatnya penulis menyelesaikan pendidikan ini. Bagi mereka yang telah membantu penulis, baik dengan tenaga, dana maupun sumbangan .pemikiran dalam penyusunan disertasi ini, teristimewa kepada kedua orang tua penulis, istri penulis Keppi Sukesi, serta anak-anak penulis yakni Henny Rosalinda, Ajar Bela Kartika (Almarhumah), Dewiyanti Liliana, dan Rita Diana f
Melati disampaikan terimakasih yang dalam atas bantuan, dorongan, serta doa yang telah diberikannya hingga akhir penyelesaian pendidikan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Karenanya, apabila terdapat kekurangan dalam tulisan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Semoga segala ha1 yang diungkapkan dalam disertasi
ini dapat bermanfaat bagi upaya pengembangan penyuluhan pembangunan untuk masyarakat pedesaan di masa mendatang. Akhirnya, hanya Allah SWT, yang maha pengasih dan penyayang yang dapat membalas semua amal baik semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian pendidikan penulis di Institut Pertanian Bogor.
Penulis
DAFTAR IS1
Halaman KATA PEXGANTAR
DAFTARTABEL DAFTAR GAMBAR
I
................. .................. .................
. PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . Masalah Penelitian . . . . . . . . . . . ...........
Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian
..........
. KAJ1A.N PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . .
I1
Pengertian Dasar Pembangunan Masyarakat Pedesaan
................
Konsep Masarakat Pedesaan Indonesia
...
........... ............ ..... Konsep Penyuluhan Pembangunan . . . . . . Konsep Masyarakat Konsep Pedesaan Konsep Pembangunan Pedesaan
Pengaturan dan Pelayanan dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan
...........
Keterkaitan Unsur-unsur Pembangunan dalam . Mengubah Perilaku Masyarakat Pedesaan Persepsi Masyarakat tentang Pembangunan
...............
.
I11
. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS . . . . . . . . Kerangka Berpikir Hipotesis
............
................
i ii iii
............ Penentuan Lokasi . . . . . . . . . . . . Pemilihan Responden . .. .. .. . . .
IV. METODOLOGI PENELITIAN
81 81
..... . ... .. . Pengujian Kesahihan dan Keterandalan. . . Metode Analisis ............ Pengumpulan Data
... HASIL PENELITIAN dan PEMBAIIASAN . . . . . . . Keadaan Umum Daerah .......... Difinisi Peubah dan Cara Pengukuran
V.
Profil Daerah Penelirtian dan Karakteristik Responden
......
...... Potensi Sumberdaya Manusia .... Pola Penggunaan Lahan
Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Pembangunan dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan . .
.... ..
.......
115
Persepsi Masyarakat tentang Penyu. luhan Pertanian
116
Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Koperasi
142
Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Kesehatan
160
Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan KB .. .
180
.......... .......... ..........
....
.
.....
Keragaan Perilaku Masyarakat dalam Penyuluhan Pembangunan Masyarakat Desa
..
202
Keragaan Perilaku dalam Penyuluhan Pertaniap
........
205
Keragaan Perilaku dalam Penyuluhan Koperasi
210
........
Keragaan Perilaku dalam Penyuluhan Kesehatan .
......
.
214
Keragaan Perilaku dalam Penyuluhan Keluarga Berencana
...
217
.... Produktivitas di bidang Pertanian. . Kualitas Usaha di bidang Koperasi. .
Produktivitas dan Kualitas
Usaha
225 225 229
Kualitas Masyarakat di bidang Kesehatan
............... Kualitas Usaha di bidang KB . . . .
233 237
...
240
.........
241
Efektivitas Penyuluhan Pembangunan Efektivitas Penyuluhan Pembangunan Pertanian I
Efektivitas Penyuluhan Pembangunan Koperasi
243
Efektivitas Penyuluhan Pembangunan Kesehatan
245
......... .........
Efektivitas Penyuluhan Pembangunan Keluarga Berencana
....
246
Hubungan Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Pembangunan dengan Keragaan Perilakunya dalam Menerapkan Hasil-hasil Penyuluhan. 248 Hubungan Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Pembangunan dengan Keragaan Perilaku Sasaran di Bidang Pertanian
. 250
Hubungan Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Pembangunan dengan Keragaan Perilaku Sasaran di Bidang Koperasi
. . 256
Hubungan Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Pembangunan dengan Keragaan Perilaku Sasaran di Bidang Kesehatan
.
261
Hubungan Persepsi M?syarakat tentang Penyuluhan Pembangunan dengan Keragaan Perilaku Sasaran di Bidang KB
264
Hubungan Keragaan Perilaku Masyarakat dengan Produktivitas dan Kualitas Usaha
266
....
................
.................
268
..............
298
VI
. PEMBAHASAN
UMUM
VII
. KESIMPULAN
DAN SARAN
................. Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . .
Kesimpulan
298 313
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
1. 2. 3.
4. 5.
Sebaran Responden pada setiap tipologi daerah dan Tingkat Kemajuan Desa.
..
83
Skore Kriteria Hirarkhis Kawasan perilaku Masyarakat
85
Keadaan Curah Hujan di ketiga tipe daerah pada tahun 1990
94
Keadaan Hari Hujan di ketiga tipe daerah pada tahun 1990
95
Keadaan topografi di tiga tipe daerah, di Jawa Timur
97 98
................
......... .........
..............
Tabel
6.
Pola Penggunaan Lahan di ketiga tipe desa
Tabel
7.
Jumlah Penduduk, kepadatan, sex-ratio, dan kelompok umur
Tabel
8.
Karakteristik Individu Responden yang Mengikuti Penyuluhan Pertanian
Tabel
9.
Skor Karakteristik Individu di Bidang Pertanian
. . . . . . . . . . . . 101
. . . . . . 103
. . . . . . . . . . . . . 105
Tabel 10.
Karakteristik Individu Responden yang Mengikuti Penyuluhan Koperasi
Tabel 11.
Skor Karakteristik Individu di Bidang Koperasi
Tabel 12.
Karakteristik Individu Responden yang Mengikuti Penyuluhan Kesehatan
Tabel 13.
Skor Karakteristik Individu di Bidang Kesehatan
Tabel 14.
Karakteristik Individu Responden yang Mengikuti Penyuluhan KB
Tabel 15.
Skor ~arakteristikIndividu di BidangKB . . . . . . . . . . . . . . . . I 1 4
Tabel 16.
Persentase Persepsi Responden tentang Penyuluhan ~ertanian
Tabel 17.
Skor Persepsi Responden tentan Penyuluhan Pembangunan Pertani
. . . . . . 107
. . . . . . . . . . . . . 108
. . . . . . 110
. . . . . . . . . . . . . 111 . . . . . . . . . 113
.......
Tabel 18.
Uji Beda Rata-rata Skor Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Pertanian
Tabel 19.
Persentase Persepsi Responden tentang Penyuluhan Koperasi
Tabel 20.
Skor Persepsi Responden tentang Penyuluhan Pembangunan Koperasi
Tabel 21.
Uji Beda Rata-rata Skor Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan Koperasi
Tabel 22.
Skor Persepsi Responden tentang Penyuluhan Pembangunan Kesehatan
Tabel 23.
Persentase Persepsi Responden tentang Penyuluhan Kesehatan
Tabel 24.
Uji Beda Rata-rata Skor Persepsi MaKesehatan syarakat tentang Pen-luhan
Tabel 25.
Persentase Persepsi Responden tentang Penyuluhan Pembangunan KB
Tabel 26.
Skor Persepsi Responden tentang Penyuluhan Pembangunan KB
Tabel 27.
Uji Beda Rata-rata Skor Persepsi Masyarakat tentang Penyuluhan KB
Tabel 28.
Persentase Keragaan Perilaku Sasaran di bidang Pertanian
Tabel 29.
. . 139
. . . . . . . . . 143 . . . . . 156 . . . 159
. . . . . 161
. . . . . . . . . . . 177
. . 179
. . . . . . . . 181
. . . . . . . . 197
. . . . . . 199
. . . . . . . 206 Skor Keragaan Perilaku Masyarakat di bidang Pertanian . . . . . . . . . . . 207
Tabel 30.
Persentase Keragaan Perilaku Masyarakat di bidang Koperasi
Tabel 31.
Rata-rata Skor Keragaan Perilaku Responden di bidang Koperasi
Tabel 32.
Persentase Keragaan Perilaku Masyarakat di bidang Kesehatan
Tabel 33.
Skor Keragaan Perilaku yang dicapai Responden di bidang Kesehatan
Tabel 34.
Persentase Keragaan Perilaku Sasaran dalam bidang KB
Tabel 35.
Skor Perilaku yang dicapai Responden di bidang KB
. . . . . . . . 210
. . . . . . . 213
. . . . . . . . 214
. . . . . . 217
. . . . . . . . . . 218 . . . . . . . . . . 220
Tabel 36.
Produktivitas Hasil Pertanian yang dicapai Sasaran diketiga tipe Daerah
Tabel 37.
Persentase Responden menurut produktivitas Pertanian yang diperoleh
. . . 227
.
228
Tabel 38.
Skore Kualitas Usaha Masyarakat Sasaran di Bidang Koperasi
Tabel 39.
Persentase Responden menurut Kualitas Usaha di Bidang Koperasi
Tabel 40.
Skore Kualitas Kesehatan yang dicapai Responden
Tabel 41.
Persentase Responden menurut Kualitas Kesehatan yang dicapai Sasaran
Tabel 42.
Skore Kualitas kegiatan KB yang dicapai Sasaran
Tabel 43.
Persentase Responden menurut Kualitas Kegiatan KB yang dicapai Sasaran
Tabel 44.
Tingkat Efektivitas Penyuluhan Pebangunan yang dicapai di bidang Pertanian
. . . . . . . . . . . 230
. . . . . . . . 232
. . . . . . . . . . . . . . -235
. . . . . 236
. . . . . . . . . . . . . 237
. . . . 238 .
Tabel 45.
Tingkat Efektivitas Penyuluhan Pebangunan yang dicapai di bidang Koperasi
Tabel 46.
Tingkat Efektivitas Penyuluhan Pebangunan yang dicapai di bidang Kesehatan
Tabel 47.
Tingkat Efektivitas Penyuluhan Pebangunan yang dicapai di bidang KB
Tabel 48.
Hubungan Persepsi tentang Penyuluhan Pembangunan dengan Keragaan Perilaku Sasaran dibidang Pertanian
241
. . . . 244
. . . 246
. . . . . . . 247
. . . . . . . . 250
Tabel 49.
Hubungan Persepsi tentang Penyuluhan Pembangunan dengan Keragaan Perilaku Sasaran dibidang Koperasi
. . . . . . . . 256
Tabel 50.
Hubungan Persepsi tentang Penyuluhan Pembangunan dengan Keragaan Perilaku Sasaran dibidang Kesehatan
. . . . . . . . 262
Tabel 51.
Hubungan Persepsi tentang Penyuluhan Pembangunan dengan Keragaan Perilaku Sasaran dibidang KB
. . . . . . . . . . . 265
Tabel 52.
Hubungan Keragaan Perilaku Sasaran dengan Produktivitas dan Kualitas Usaha
..................
266
Halaman
.
1. Mekanisme Pembentukan Persepsi menurut Litterer (Asngari 1984)
...........
63
2. Kerangka Pikir Keterkaitan Unsur Penyuluhan,
.
Pengaturan dan Pelayanan dalam pencapaian Tujuan Penyuluhan
..............
76
3. Kerangka Analisis Keterkaitan Persepsi Ma-
syarakat tentang Penyuluhan yang didukung Pengaturan dan Pelayanan dengan Keragaan Perilaku dan Produktivitas/Kualitas Usaha
..
78