Persepsi Mahasiswa Tentang Tingkat Akurasi Pemberitaan Media Online Detik.com Dani Prayudhi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ABSTRACT Actuality is a major advantage offered by online media than conventional media. Behind the actuality of the underdog by online media, the accuracy also becomes an important reference for the credibility of a media. Detikcom is an online media sites that provide information virtually over the internet that can be accessed by anyone, anywhere, and anytime. As one of the most visited online media, detikcom always forward side news actualities. Actuality and accuracy must be balance in the media, especially online media such as detik.com that lot accessed by readers every day, even every second. Keywords: perception, online media, news accuracy PENDAHULUAN Era modern ini ditandai dengan masuknya teknologi yang disebut internet yang mulai menggeser eksistensi media konvensional dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai penyedia informasi. Konvergensi media, lebih sering disebut demikian, tempat bergabungnya media konvensional dengan kemajuan teknologi, seperti media online yang kini banyak hadir dalam dunia jurnalistik yang menyebabkan berubahnya sistem konsumsi masyarakat terhadap media massa. Media online memiliki senjata utama yang dengan sukses menggeser eksistensi media konivensional seperti koran, majalah, bahkan televisi dengan kelebihan utamanya, yaitu kecepatan atau aktualitas. Kecepatan yang ditawarkan oleh media berbasis internet ini mampu menjaring masyarakat untuk beralih mencari informasi di internet. Orang tidak perlu menunggu hingga esok pagi untuk mendapatkan berita terbaru, namun hanya dengan menggunakan komputer dan koneksi internet atau bahkan hanya dengan telepon selular saja, kini informasi sudah bisa diakses dengan sangat cepat. Hal ini didukung lagi dengan pembaharuan berita yang terus menerus secara berkala sehingga masyarakat dapat mengikuti perkembangan dari sebuah informasi yang sedang diaksesnya. Media online merupakan salah satu jenis media massa yang popular dan bersifat khas. Kekhasan media online terletak pada keharusan memiliki jaringan tekhnologi informasi dengan menggunakan perangkat komputer. Keunggulan media online adalah informasi bersifat up to date, real time, dan praktis. Up to date karena media online dapat melakukan upgrade informasi dari waktu ke waktu. Real time karena media online dapat langsung
menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung. Praktis, karena media online dapat diakses dimana saja dan kapan saja sejauh didukung oleh teknologi internet. 1 Media online merupakan media yang menggunakan internet. Sepintas lalu orang akan menilai media online merupakan media elekrtonik, tetapi para pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya, media online menggunakan gabungan proses media cetak dengan menulis informasi yang di salurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan dengan komunikasi personal yang terkesan perorangan.2 Media online kini menjadi ruang bagi menyampaikan beberapa hal, sehingga jurnalisme online lekat dengan adanya “citizen journalism”. Dengan citizen journalism semua orang bisa menjadi jurnalis dan berbagi informasi kepada masyarakat lainnya, bahkan kini internet dapat dikatakan sebagai tempat utama untuk mencari informasi didukung dengan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan dari internet itu sendiri. Berbicara tentang media online memang erat kaitannya dengan aktualitas dan akurasi, dimana media online lebih mengutamakan aktualitas dibandingkan akurasi dari berita-berita yang disuguhkannya. Senjata utama media online adalah kecepatan atau aktualitas. Kecepatan yang ditawarkan oleh media berbasis internet ini mampu menjaring masyarakat untuk beralih mencari informasi di internet. Orang tidak perlu menunggu hingga esok pagi untuk mendapatkan berita terbaru, namun hanya dengan menggunakan komputer dan koneksi internet atau bahkan hanya dengan telepon selular saja, kini informasi sudah bisa diakses dengan sangat cepat. Sisi baik dari aktualitas media online adalah berita lebih cepat tayang, sehingga berita yang sampai kepada masyarakat merupakan informasi yang baru saja terjadi. Sisi negatif dari terlalu aktualnya sebuah berita menyebabkan data kerap kurang akura, kurang mendalam dan belum ada verifikasi terhadap objek yang diberitakan. Padahal akurasi pemberitaan yang dibuat oleh wartawan sebuah media merupakan barometer citra media massa itu di mata pembacanya. Aktualitas merupakan komponen penting dari sebuah industri media massa, namun terkadang wartawan sering melupakan akurasi demi mengejar aktualitas. Kecepatan yang dikedepankan oleh wartawan media online sering menjadi penyebab utama dikesampingkannya akurasi dari isi berita. Kecepatan menuntut wartawan dalam media online untuk segera menyajikan berita agar tidak kalah aktual dengan media online lain sehingga wartawan hanya memberikan informasi ala kadarnya.
1 2
Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, Hal. 32, 2004 Mondry. M.Sos, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, 2008. Hal 1
Kesalahan dalam penyuguhan informasi dalam media online biasanya dilakukan dengan pembaharuan berita yang paling terbaru sebagai berita yang dianggap paling benar, namun hal ini masih kurang efektif sebagai koreksi pemberitaan karena tidak semua orang membaca berita yang sama atau mengakses berita yang sama setiap detik. Sebagai contoh penulisan berita yang salah dari media detikcom adalah saat pemostingan berita Marzuki Ali, Ketua DPR RI tentang TKW pada acara modis diplintir oleh wartawan detikcom sehingga pernyataan beliau terkesan menjatuhkan para TKW, padahal maksudnya tidak demikian. Hal ini disebabkan kurang lengkapnya informasi yang dimiliki oleh wartawan detikcom dari sumber utama sehingga berita yang dihadirkan menuai kontroversi di pembaca detikcom dan menuai banyak komentar miring yangj ditujukan kepada Bapak Marzuki Ali.3 Selain itu detikcom juga pernah salah memberitakan perihal pernikahan artis Zaskia Sungkar dengan Irwansyah yang terdapat dalam kolom detikhot. Pada berita tersebut bertuliskan Irwansyah akan menikah dengan Shiren Sungkar (adik Zaskia Sungkar). Namun berselang beberapa menit berita tersebut langsung diganti. Kesalahannya memang ringan, namun fatal akibatnya karena detikhot berisikan informasi mengenai selebritis yang paling banyak diakses oleh pembaca detikcom. Akurasi dalam sebuah pemberitaan dapat diartikan ketepatan dalam menulis sebuah berita yang nantinya akan dibaca banyak orang. Akurasi sangat diperlukan dalam sebuah penulisan berita agar berita yang diterima oleh masyarakat nantinya tidak menimbulkan penafsiran yang beragam. Dewasa ini, media online yang sedang berkembang didunia jurnalistik sering mengabaikan aspek-aspek pemberitaan yang merujuk kepada akurasi dari isi berita, sehingga terkadang informasi yang tersampaikan ke publik tidak merata bahkan salah penafsiran. Hal ini memang dilematis mengingat kinerja wartawan yang dituntut untuk dengan segera menghadirkan berita agar tidak kalah update dengan media kompetitor. Akurat berarti, kita harus mendapatkan informasi pasti, yang tidak bisa dibantah. Wartawan harus sadar, bahwa membantah, mengira, dan ceroboh dapat membawa bencana. Meminjam kata-kata dalam ilmu hukum crime doesn’t pay, maka dalam jurnalisme ada guessing doesn’t pay. Pentingnya akurasi ini tidak dapat di perdebatkan, sebab berita yang tidak akurat dapat mengakibatkan tuntutan hukum.4 Agar masalah ini tidak terjadi, berita haruslah akurat. Akurat berarti harus benarbenar terjadi, berlandaskan fakta, dan memiliki sumber yang jelas. Oleh karena itu sebuah 3
http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/02/26/kesalahan-fatal-detikcom-dalammemberitakan-pernyataan-ketua-dpr-bapak-marzuki-alie/ diakses pukul : 13:25 WIB 4 Luwi Ishwara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, 2008, Hal. 21
berita harus objektif, jujur, dan adil. Fakta yang terkandung dalam sebuah berita harus terpercaya, jujur, dan berimbang (balance) atau cover both sides. Sebuah berita tidak boleh memihak, seimbang, lengkap, dan komprehensif. Informasi yang belum terlalu jelas kebenarannya harus diteliti kembali (check and recheck).5 Akurasi merupakan dimensi yang sangat penting bagi surat kabar karena akurasi dapat menunjukkan kualitas sebuah berita. Selain itu akurasi sangat penting bagi subyek berita dimana reputasi dan kepentingannya dipertaruhkan oleh pemberitaan. Akurasi juga berhubungan dengan kredibilitas surat kabar di mata pembacanya. Akurasi diukur dengan menggunakan dimensi-dimensi: verifikasi terhadap fakta, relevansi sumber berita, akurasi penyajian. Verifikasi terhadap fakta menyangkut sejauh mana berita yang ditampilkan berkorespondensi dengan fakta yang benar-benar terjadi di lapangan.6 Berdasarkan fakta dan permasalahan yang ditemukan di lapangan, maka penulis ingin mengetahui seberapa jauh tingkat akurasi diperhatikan oleh situs-situs media online dalam penyebaran informasinya kepada pembacanya, dan detikcom penulis ambil sebagai salah satu contoh media online yang mewakili media-media online yang juga menyajikan berita-berita dengan mengedepankan aktulitas dan menomorduakan akurasi. Dalam penilitian ini, peneliti lebih focus melihat sisi-sisi akurasi dari sebuah berita online yang mengusung aktualitas dibandingkan akurasi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dari hasil penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Akurasi Pemberitaan dalam Media Online Detikcom dalam penyajian informasi-informasinya kepada pembaca menurut pendapat mahasiswa Jurnalistik?”
METODE PENELITIAN Penelitian mengenai akurasi pemberitaan media online ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana data yang di peroleh merupakan data berupa angka dan dapat dihitung. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat di generalisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau anlisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset di anggap merupakan representasi dari seluruh populasi.7
5
Sedia Willing Barus, Jurnalistik, Petunjuk Praktis Menulis Berita, 1996, Hal. 35 McQuail, Denis. Media Performance Mass Communication and The Public Interest, London, SAGE Publication. 1992. Hal. 207 7 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis RIset Komunikasi, 2009, Hal. 55 6
Proses penelitian kuantitatif ini bersifat linier, di mana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan dan saran. Penggunaan konsep dan teori yang relevan serta pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang mendahului guna menyusun hipotesis merupakan aspek logika (logico-hypothetico), sedangkan pemilihan metode penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan analisisnya adalah merupakan aspek metodologi untuk memverifikasikan hipotesis yang diajukan. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan model kuesioner tertutup yakni dengan menyebarkan angket dimana responden telah diberikan alternative jawaban oleh periset. Responden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan realitas yang dialaminya., biasanya dengan memberikan tanda X. Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian. Analisis data ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji hipotesis dalam rangka penarikan kesimpulan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan masingmasing variabel, variabel yang dimaksud adalah tingkat akurasi detikcom itu sendiri. Dalam analisis deskriptif ini, perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat persentase skor jawaban dari masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : n = skor empirik (skor yang diperoleh) N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal) Perhitungan deskriptif persentase ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan Angka Persentase Maksimal
2. Menentukan Angka Persentase Minimal
3. Menentukan Interval Kelas Persentase, diperoleh dari permbagian kriteria terhadap rentang persentase rentang persentase (100% - 25% = 75%) maka didapat 75% : 4 = 18,75 % Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebagai berikut :
Kriteria Analisis Deskripsi Persentase No
Interval Persentase
Kriteria
1.
> 81,25 % - 100 %
Sangat Akurat
2.
> 62,5 % - 81,25 %
Akurat
3.
> 43,75 % - 62,5 %
Cukup Akurat
4.
25 % - 43,75 %
Tidak Akurat
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa (reguler) konsentrasi Jurnalistik angkatan 2007 – 2008 pada Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjumlah sekitar 54 orang. Peneliti memilih Mahasiswa Komunikasi Jurnalistik sebagai sampel karena sebagian besar pertanyaan yang ada dalam kuesioner berhubungan dengan materi jurnalistik dan mahasiswa jurnalistik 2007 dan 2008 sudah dibekali dengan Dasar-dasar Jurnalistik dan materi penunjang lainnya mengenai jurnalistik, sehingga responden diharapkan memiliki pengetahuan tentang jurnalistik secara umum, sehingga jawaban yang dihasilkan akan mewakili. Peneliti menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi mahasiswa Komunikasi konsentrasi Jurnalistik FISIP Untirta angkatan 2007 dan 2008 yang aktif hanya mencapai 54 orang. Teknik ini di gunakan agar data yang di peroleh akurat dengan mengambil semua populasi sebagai sampel. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan analisa statistik. Untuk kepentingan tersebut penulis mengumpulkan data dan mengolah data dengan menggunakan kuesioner/angket dengan cara memberikan bobot penelitian. Skala pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala likert, skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.8 Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut 8
Triton P.B, Terapan Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta: Andi Offset, 2006, hlm. 248.
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
PEMBAHASAN Dari sampel sejumlah 54 orang, berdasarkan hasil penelitian, responden pria berjumlah 23 orang dengan persentase 42,6% dan responden wanita sebanyak 31 orang atau 57,4%. Tabel Pernah atau Tidak Respoden Mengakses Detikcom
Valid ya
Valid
Cumulative
Frequency Percent
Percent
Percent
54
100.0
100.0
100.0
Dari 54 responden yang dijadikan sampel oleh peneliti, seluruhnya pernah mengakses situs berita detikcom. Situs berita detikcom merupakan situs berita yang paling banyak diakses di Indonesia karna tampilan situs yang friendly user atau mudah digunakan oleh pembaca setia detikcom.
Tabel Intensitas Responden Mengakses Detikcom Valid
Cumulative
Percent
Percent
5.6
5.6
5.6
Frequency Percent Valid sangat sering 3 sering
29
53.7
53.7
59.3
jarang
22
40.7
40.7
100.0
Total
54
100.0
100.0
Dari data diatas dapat dilihat bahwa responden yang sangat sering mengakses hanya 3 orang atau dengan persentase 5,6%, kemudian yang sering mengakses sebanyak 29 orang atau 53,7%, dan sisanya 22 orang atau 40,7% ergolong jarang mengakses situs berita detikcom. Dari total 54 orang responden intensitas mengkases situs detikcom memang berbeda-beda, ini didasari oleh kebutuhan masing-masing responden. Bagi mereka yang
sangat sering mengakses detikcom bisa dikarenakan mereka sangat haus akan informasi. Bagi mereka yang jarangn mengakses situs berita detikcom mungkin memilih media lain dalam pemenuhan kebuthan informasi-informasinya, missal dengan surat kabar, majalah, radio, ataupun televisi. Dalam mengakses detikcom, 41 responden (75%) menggunakan computer (PC atau laptop). Sisanya sebanyak 13 orang atau 24,1% memilih media telepon selular untuk mengakses situs berita detikcom. Keberagaman responden dalam mengakses situs berita detikcom didasari oleh pilihan responden dalam menentukan media ternyaman dalam pengaksesan detikcom. Menggunakan computer memang paling banyak dipilih, karena tampilan yang lebih luas dan juga koneksi yang memadai. Sedangkan responden yang memilih mengakses dengan telepon seluler merupakan mereka yang mengakses detikcom dengan mengutamakan kepraktisan karena dengan telepon selular, detikcom dapat diakses dimana saja, kapan saja, sejauh pulsa dalam telepon selular memenuhi untuk pengaksesan internet. Dari data diatas diperoleh hasil sebagai berikut, responden yang memilih setuju sebanyak 44 orang atau dengan persentase 81,5% dan sisanya sebanyak 10 orang atau 18,5% memilih Sangat Setuju. Tidak ada responden yang menjawab Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Media online menawarkan keunggulan utamanya kepada penikmatnya, yaitu aktulitas. Karena aktualitas merupakan hal yang memang dicari pembaca dari situs berita online, karena beritanya dapat diperbaharui setiap saat. Perkembangan berita-berita terbaru dengan segera di-posting kedalam situs beritanya. Seperti detikcom yang menerapkan aktualitas dalam pemberitaannya. Kelebihan Media online ialah informasi yang disebarkan dapat diupdate setiap saat, bila perlu setiap detik.9 Dari hasil diatas diketahui bahwa mayoritas responden setuju dengan aktualitas dari detikcom dalam menyajikan berita-berita terbaru kepada pembacanya. Dari total 54 responden, 68,5% atau sebanyak 37 orang. diantaranya setuju bahwa detikcom selalu menyajikan berita-berita berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Penyajian fakta dalam berita juga diperkuat dengan dihadirkannya saksi-saksi pemberitaan yang jelas melalui berbagai kutipan dalam isi beritanya. Detikcom sebagai situs berita online yang banyak diakses di Indonesia menunjukan profesionalitasnya dalam menyajikan berita-berita terbaru kepada pembaca setianya. Detikcom selalu menyajikan fakta dalam isi beritanya,
9
Mondry, Op.Cit, Hal 22
fakta yang didukung dengan sumber berita yang relevan dan berkompeten dalam setiap peristiwa yang diberitakan. Selain itu detikcom juga memberikan saksi-saksi pemberitaan pada isi beritanya, hal ini dimaksudkan agar pembaca yakin bahwa berita yang dibacanya merupakan berita yang factual. Detikcom berusaha memberikan berita yang akurat kepada pembaca setianya dengan menghadirkan berita-berita terhangat dilengkapi dengan detil pemebritaan yang memudahkan pembaca untuk memahami isi beritanya. Sebagai media massa online detikcom berusaha memenuhi kebutuhan pembaca dengan mengedepankan sisi aktualitas di imbangi dengan akurasi. Detikcom juga menerapkan kaidah jurnalistik yang memang seharusnya ada dalam setiap penulisan berita. Walaupun detikcom berbentuk media online, namun penulisannya tetap mengacu pada pakem-pakem yang telah disepakati bersama. Menggunakan rumus 5W+1H (What, Where, When, Why, Who, dan How) menjadi patokan baku dalam penulisan berita detikcom untuk mengembangkan isi beritanya. Responden menyatakan bahwa detikcom telah memerhatikan detil akurasi dalam tiap berita yang si-posting-nya, antara lain dengan memerhatikan kesesuaian judul berita dengan isi berita. Judul berita dibuat menarik dan menggugah pembaca untuk meng-klik isi beritanya namun tetap berhubungan dengan isi berita. Selain itu kesespuain antara foto berita Mengenai keberimbangan, 64,8% atau 35 orang menyatakan setuju detikcom sudah menerapkan cover both side dalam isi beritanya. Detikcom selalu berusaha menyajikan berita berimbang kepada pembacanya. Berita-berita dari perseteruan dua pihak yang pro dan kontra disajikan secara berimbang porsinya. Detikcom berusaha menyajikan berita dengan objektif sesuai apa yang mereka lihat dilapangan. Objektivitas memang sangat dibutuhkan oleh pihak penyedia berita walaupun berita yang dihadirkan dalam jenis online dan tuntutan kecepatan dalam sistem kerjanya. Berkaitan dengan pertanyaan relevansi Sumber Berita dengan Hasil Berita Detikcom dari 54 responden, yang menyatakan sangat setuju sebanyak 2 orang atau dengan persentase 3,7%, kemudian yang menjawab Tidak Setuju sebanyak 7 orang atau 13%. Jawaban yang paling banyak dipilih responden adalah Setuju dengan perolehan 83,3% atau sebanyak 45 orang. Mayoritas responden menjawab setuju, hal ini menandakan detikcom selalu selalu berusaha menghadirkan sumber-sumber yang relevan dalam tiap beritanya. Relevansi sumber berita menyangkut kompetensi sumber berita sebagai sumber fakta. Dijadikannya sumber berita yang relevan seperti pelaku, saksi peristiwa atau ahli sangat penting bagi aspek akurasi sebuah pemberitaan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju hanya 1 orang yaitu 1,9%, kemudian yang menjawab Tidak Setuju sebanyak 17 orang sebanyak 31,5%, lalu yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 8 orang atau 14,8%, dan sisanya menjawab Setuju sebanyak 28 orang atau dengan persentase 51,9%. Menyikap pernyataan bahwa Detikcom Jarang Melakukan Kesalahan Penulisan (Data, Tanggal, Nama Narasumber, dll), dari 54 responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju hanya 1 orang yaitu 1,9%, kemudian yang menjawab Tidak Setuju sebanyak 17 orang sebanyak 31,5%, lalu yang menjawab Sangat Setuju sebanyak 8 orang atau 14,8%, dan sisanya menjawab Setuju sebanyak 28 orang atau dengan persentase 51,9%. Layaknya media konvensional, detikcom pun tak luput dari salah penulisan isi berita. Beberapa kali detikcom salah menuliskan nama orang yang diberitakan atau salah menulis kejadian-kejadian yang ada dalam berita. Kesalahan dalam pemilihan kata pun pernah terjadi dalam berita yang dihadirkan oleh detikcom. kesalahan-kesalahan semacam itu memang tidak seharusnya didapati dalam halaman-halaman berita online. Kesalahan tersebut terjadi karena kurangnya koordinasi antara wartawan dengan editor berita, kurang teliti dalam pengecekan kata-kata yang dituliskan oleh wartawan detikcom. Namun, jika hal semacam ini terjadi, detikcom juga melakukan perbaikan melalui update koreksi pada berita yang salah posting. Biasanya koreksi dilakukan dengan meng-update berita yang sama dengan data yang baru dan disertai dengan permohonan maiaf atas ketidakakuratan berita sebelumnya. Pada akhirnya detikcom memang layak menjadi situs berita online yang paling popular di Indonesia. Sesuai dengan namanya detikcom, detikcom menghadirkan berita disetiap detiknya. Berita-berita terbaru di update setiap saat agar pembacanya dapat menikmati berita-berita terhangat setiap saat. Detikcom juga merupakan situs berita yang friendly user artinya mudah di akses dan dioperasikan oleh siapapun dengan media apapun. Tampilan detikcom yang simple membuatnya semakin banyak diminati. Tabel Mean Teknik Penulisan dan Isi Berita Statistics gambar
N
Valid
dan
judul dan isi isi
salah ketik 5w1h
kaidah jurnal koreksi
54
54
54
54
54
54
0
0
0
0
0
Missing 0
Statistics gambar
N
Valid
judul dan isi isi
salah ketik 5w1h
kaidah jurnal koreksi
54
54
54
54
54
54
0
0
0
0
0
2.94
2.80
2.80
2.56
3.00
Missing 0 Mean
dan
2.67
Dengan menelaah setiap variable, maka akumulasi presentase variable secara keseluruhan diperhitungkan sebagai beriku:
Jadi, Tingkat Akurasi Media Online Detikcom dikalangan mahasiswa Untirta, khususnya Mahasiswa Ilmu Komunikasi Jurnalistik Reguler TA 2007/2008 dapat dikatakan “Akurat” dengan nilai 71,83 %.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Dari total 54 responden, mayoritas diantaranya setuju bahwa detikcom selalu menyajikan berita-berita berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Penyajian fakta dalam berita juga diperkuat dengan dihadirkannya saksi-saksi pemberitaan yang jelas melalui berbagai kutipan dalam isi beritanya. Sumber yang relevan juga sangat diperhatikan oleh pihak detikcom demi menjaga kualitas berita yang diterbitkan dalam website-nya. Sebagai media online detikcom sudah tergolong baik dalam menyeimbangkan antara akurasi dengan aktualitas. 2. Melihat sisi keberimbangan penulisan berita atau biasa dikenal dengan cover both sides detikcom sudah dapat dikatakan berimbang dengan sebanyak 35 responden menyatakan kesetujuannya atas keberimbangan media. Detikcom menyajikan berita sesuai secara seimbangh antara pihak-pihak pro dan kontra. Selain itu detikcom juga ditunjang dengan penulisan berita yangn sesuai denga kaidah jurnalistik yang telah disepakati bersama.
Teknik penulisan berita dalam detikcom juga mengacu pada rumus umum 5W+1H yang memudahkan pembaca memahami isi berita yang disampaikan. 3. Berdasarkan hasil kuesioner yang di sebarkan kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi – Jurnalistik angkatan 2007 dan 2008 Untirta, detikcom termasuk situs berita online yang akurat dengan perolehan nilai 71,83%. Ini berarti, jika detikcom terus menjaga kualitasnya tingkat akurasinya pun akan bertambah dan mendekati sempurna. Akurasi dalam media online merupakan nilai positif tersendiri disamping aktualitas yang selalu dikedepankan. Saran 1. Detikcom diharapkan mampu menjaga penulisan isi beritanya. Menjaga setiap kalimat yang terdapat dalam berita yang di posting ke dalam halamannya, serta meminimalisir terjadinya kesalahan posting berita atau salah pengetikan demi menjaga keakuratan isi berita. 2. Detikcom diharapkan mampu menjadi contoh bagi media lain yang sejenis dan tetap menjaga kulaitas akurasi yang sudah dijalankan, sehingga walaupun berbentuk media online, kualitas akuras detikcom tidak kalah dengan media konvensional selain kelebihan utama yang dimilikinya yaitu aktualitas.
DAFTAR PUSTAKA P.B, Triton, 2006. Terapan Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta: Andi Offset. McQuail, Denis. 1992. Media Performance Mass Communication and The Public Interest, London, SAGE Publication. Kriyantono,Rachmat, 2009, Teknik Praktis RIset Komunikasi. Jakarta:Kencana Ishwara, Luwi, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, 2008, Jakarta: Kompas Media Nusantara. Barus, Sedia Willing,1996 , Jurnalistik, Petunjuk Praktis Menulis Berita, Jakarta: Mini Jaya Abadi Yunus, Syarifudin. 2004. Jurnalistik Terapan. Malang: Ghalia Indonesia. Mondry, M.Sos, 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, Malang: Ghalia Indonesia. Sumber lain: http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2011/02/26/kesalahan-fatal-detikcomdalam-memberitakan-pernyataan-ketua-dpr-bapak-marzuki-alie/ diakses pukul : 13:25 WIB