PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)
SKRIPSI DISTI LASTRIANI
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
ABSTRACT Consumers Perception about Services and Steak Product Quality within Decision Making to Consume (Case: Obonk Steak & Ribs Restaurant Bogor) Lastriani, D., I. Pulungan and A. Saleh The aims of this research were: (1) to identify consumers characteristics who attending the Obonk Steak & Ribs Restaurant Bogor, (2) to identify consumers perception about services and steak product quality, (3) to identify consumers steak consumption decision, (4) to analyze correlation between consumers characteristic with perception about services and steak product quality, (5) to analyze correlation between perception about services and steak product quality with their steak consumption decision, and (6) to analyze correlation between consumers characteristics with their steak consumption decision. This population research was 2000 each month. Sample was 96 people and was taken by using accidental sampling. This research designed was descriptive correlation and was conducted on March 2007. Consumers perception about steak product quality wasn’t really bad. Rank Spearman and Chi Square result showed there is significant correlation (p<0,05) between age with portion’s size perception, between education level with steak’s fragrance perception, between occupation with steak’s service perception, between income with portion’s size perception, between steak fragrance perception and steak flavor perception with the reason to consume, and between income with information sources which influence the consumers. There is high significant correlation (p<0,01) between steak fragrance perception and steak flavor perception with consumption decision and between information sources perception maker with information sources which influence consumers. Key words: consumer’s characteristics, perception, sevices and product quality, consumption decision .
iii
RINGKASAN DISTI LASTRIANI. D34103068. Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. H. Ismail Pulungan, MSc Pembimbing Anggota : Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS Saat ini banyak orang yang ingin memenuhi kebutuhan pangannya dengan mengkonsumsi makanan yang serba praktis. Sebagai akibat dari hal tersebut jumlah permintaan terhadap makanan yang serba praktis semakin meningkat, dengan demikian produsen berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar tesebut. Sehingga banyak tersedia berbagai macam produk yang berasal dari ternak. Banyaknya macam produk pangan ini membuat individu dan masyarakat dapat memilih, membeli dan mengkonsumsi produk yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Salah satu dari produk pangan ini adalah steak. Dalam menentukan suatu keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, konsumen akan memilih apakah mengkonsumsi atau tidak produk tersebut. Hal ini bergantung pada mutu produk dan pelayanannya. Jika kinerja suatu produk sekurang-kurangnya sama dengan yang diharapkan konsumen, maka konsumen akan memilih mengkonsumsi produk tersebut. Komponen mutu produk sangat penting untuk dilihat sehingga dapat diketahui bagaimana konsumen mendefinisikan suatu produk. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen, 2) Mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, 3) Mengidentifikasi keputusan konsumen mengkonsumsi steak, 4) Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, 5) Menganalisis hubungan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dengan keputusan mengkonsumsi dan 6) Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi. Populasi penelitian ini sebanyak 2000 orang konsumen perbulannya. Sampel dalam penelitian ini adalah 96 orang konsumen. Penelitian ini didesain sebagai deskriptif korelasional dan dilaksanakan selama satu bulan, yaitu pada bulan Maret 2007 di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan lokasi tersebut menjual berbagai masakan steak. Umur konsumen tersebar merata pada umur remaja, dewasa awal dan dewasa. Mayoritas dari konsumen adalah berjenis kelamin perempuan yang umumnya berpendidikan sedang dan memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta, pegawai negeri, BUMN dan peneliti. Penghasilan konsumen menyebar pada kategori rendah, sedang dan tinggi. Pengetahuan konsumen akan produk steak pada kategori baik serta sumber informasi pembentuk persepsi berasal dari teman. Persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak berada dalam kategori cukup baik. Menentukan keputusan untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor, umumnya konsumen memiliki alasan karena tempatnya yang nyaman dan sumber informasi yang mempengaruhinya adalah teman serta hampir seluruh
i
konsumen akan mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Hasil uji korelasi rank Spearman dan perhitungan chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata (p<0,05) antara umur dengan persepsi terhadap besar porsi, antara pendidikan dengan persepsi terhadap aroma, antara pekerjaan dengan persepsi terhadap pelayanan, antara penghasilan dengan persepsi terhadap besar porsi, antara persepsi terhadap aroma dan citarasa dengan alasan mengkonsumsi serta antara penghasilan dengan sumber informasi yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi. Terdapat hubungan yang sangat nyata (p<0,01) antara persepsi terhadap aroma dan persepsi terhadap citarasa dengan keputusan mengkonsumsi kembali serta antara sumber informasi pembentuk persepsi dengan sumber informasi yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi. Kata kunci: Karakteristik konsumen, persepsi, mutu pelayanan dan produk, keputusan mengkonsumsi.
ii
PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus Di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)
Oleh DISTI LASTRIANI D34103068
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 27 Juni 2007
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Ir. H. Ismail Pulungan, MSc.
Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS
PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor)
DISTI LASTRIANI D34103068
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 10 November 1985 di Bogor, Jawa Barat. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sunarya dan Ibu Tanya Dewi Kantjana. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 1997 di SD Bina Insani Bogor, pendidikan lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SMPN 3 Bogor dan pendidikan lanjutan menengah umum diselesaikan pada tahun 2003 di SMUN 2 Bogor. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Sosial Ekonomi dan Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2003. Selama mengikuti pendidikan, penulis pernah aktif dalam kegiatan organisasi HIMASEIP (Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi dan Industri Peternakan) pada tahun 2005-2006.
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi ini. Penyusunan skripsi yang berjudul Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana peternakan pada Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak, keputusan konsumen mengkonsumsi steak, menganalisis hubungan karakteristik konsumen dengan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dalam mengambil keputusan mengkonsumsi. Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan usaha Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan mutu produknya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, Juni 2007
Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ……………................................................................
i
ABSTRACT ………………………………………………………...
iii
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………
iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………
v
DAFTAR ISI .....................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .............................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR. ......................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................
x
PENDAHULUAN ............................. ..............................................
1
Latar Belakang ...................................................................... Perumusan Masalah .............................................................. Tujuan Penelitian .................................................................. Kegunaan Penelitian .............................................................
1 2 3 4
DEFINISI ISTILAH .........................................................................
5
KERANGKA BERPIKIR ………………………………………..…
6
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
8
Steak ...................................................................................... Karakteristik Konsumen .................. .................................... Persepsi Konsumen ................................... ........................... Persepsi tentang Mutu Produk .............................................. Mutu Pelayanan da Produk ................................................... Keputusan Mengkonsumsi ...................................................
8 10 13 15 16 18
METODE PENELITIAN .................................................................
20
Lokasi dan Waktu ................................................................. Populasi dan Sampel ............................................................ Desain Penelitian .................................................................. Data dan Instrumentasi .......................................................... Definisi Operasional .............................................................. Validitas dan Reliabilitas Instrumen...................................... Analisis Data......... ................................................................
20 20 21 21 22 23 24
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .............................
25
HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
27
Karakteristik Konsumen ..………………………………….. Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak …....................................................................………... Keputusan Mengkonsumsi ………………………………….
27 30 33
vi
Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak ……………….. Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dengan Keputusan Mengkonsumsi....……………….. Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Mengkonsumsi …………….. ………………………………
35 37 40
KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….
43
Kesimpulan ............................................................................ Saran ......................................................................................
43 43
UCAPAN TERIMA KASIH ……………………………………….
44
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
45
LAMPIRAN .....................................................................................
47
vii
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Jumlah Sampel Penelitian di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ………………………………………………………..
21
2. Karakteristik Konsumen …………………………………….
27
3. Rataan Skor Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak .........................................................................
30
4. Keputusan Mengkonsumsi Steak ..………………………….
33
5. Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak ........................................
35
6. Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dengan Keputusan Mengkonsumsi .....………………..
38
7. Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Mengkonsumsi …………….. ………………………………
40
viii
DAFTAR GAMBAR Nomor 1. Kerangka Berpikir Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi .......................................................................
Halaman
7
ix
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Kuesioner Penelitian ................ .............................................
48
2. Daftar Menu restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ...............
52
x
PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu subsektor yang berperan dalam menunjang pembangunan nasional. Sasaran dari subsektor tersebut adalah perbaikan gizi masyarakat dan swasembada protein hewani. Peningkatan laju pertumbuhan penduduk dan adanya kesadaran masyarakat akan pangan yang bergizi menyebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi produk pangan seperti produk peternakan sebagai sumber protein hewan. Tingkat konsumsi yang semakin meningkat menjadikan produk peternakan potensial untuk dikonsumsi masyarakat. Bahan makanan yang diperoleh dari ternak di antaranya adalah daging, susu dan telur. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, menuntut setiap orang untuk bergerak cepat dalam melakukan segala hal. Demikian pula dalam memenuhi kebutuhan pangan. Banyak orang yang ingin memenuhi kebutuhan pangannya dengan mengkonsumsi makanan yang serba praktis. Potensi konsumsi masyarakat ini dapat dimanfaatkan oleh industri pangan. Jumlah permintaan pasar yang besar, maka produsen akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Pada kenyataannya produk-produk pangan yang berasal dari ternak semakin banyak dan beragam. Adanya berbagai macam produk pangan ini membuat individu dan masyarakat dapat memilih, membeli dan mengkonsumsi produk yang sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Konsumen individu ataupun masyarakat dapat menentukan produk yang diinginkannya. Daging ternak baik daging ayam maupun daging sapi dapat merupakan makanan alternatif yang dapat ditawarkan oleh produsen setelah diolah sedemikian rupa menjadi berbagai jenis dan rasa. Contoh dari pengolahan daging ayam dan daging sapi tersebut salah satunya adalah steak. Steak adalah sepotong besar daging yang dipotong tegak lurus dengan fiber otot. Biasanya steak dimasak dengan cara dipanggang. Restoran Obonk Steak & Ribs merupakan salah satu Restoran di Bogor yang menawarkan makanan dengan menu utamanya adalah steak. Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor merupakan salah satu cabang dari Restoran Obonk Steak & Ribs yang berkonsep waralaba lokal yang pada saat ini jumlahnya sudah mencapai 17 restoran
yang tersebar di Jawa dan Bali. Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini memberikan suasana tempat makan yang bernuansakan Jawa Kolonial dan menawarkan banyak variasi jenis steak. Penentuan suatu keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, konsumen akan memilih apakah mengkonsumsi atau tidak produk tersebut. Hal ini bergantung pada mutu produk dan pelayanannya. Kinerja suatu produk sekurang-kurangnya sama dengan yang diharapkan konsumen, maka konsumen akan memilih mengkonsumsi produk tersebut. Komponen mutu produk sangat penting untuk dilihat sehingga dapat diketahui bagaimana konsumen mendefinisikan suatu produk. Pemilihan terhadap produk steak pada konsumen dipengaruhi oleh karakteristik individu (konsumen) dan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak. Karakteristik konsumen ini dapat mempengaruhi perilaku dalam proses pengambilan keputusan mengkonsumsi. Karakteristik konsumen terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan produk dan sumber informasi pembentuk persepsi. Selain itu, persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak yang meliputi penilaian tentang aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi dapat menjadi dorongan untuk mengambil keputusan mengkonsumsi produk tersebut. Adanya mutu produk dan kulaitas pelayanan oleh produsen atau penjual diduga mampu mempengaruhi seseorang dalam memilih suatu produk, termasuk mengambil keputusan menerima atau menolak produk steak yang ditawarkan. Hal ini disebabkan mutu suatu produk memberikan suatu kesan dari produk tersebut.
Perumusan Masalah Pengambilan keputusan di tingkat konsumen dinilai penting diperhatikan oleh produsen untuk melakukan strategi pemasaran. Berkembangnya perusahaan pengolahan makanan yang menawarkan produk makanan menyebabkan konsumen harus selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsinya. Pilihan dalam mengkonsumsi makanan, konsumen akan melihat dulu mutu produk makanan tersebut. Jika mutu produk makanan tersebut memberikan rasa puas, kemungkinan konsumen tersebut akan memutuskan untuk mengkonsumsinya dan akan memilih produk itu kembali serta mempercayainya. Produsen dalam memproduksi suatu
2
produk, perlu memantau mutu produknya agar selalu baik dan memberikan rasa puas kepada konsumen sehingga konsumen mau mencoba produk tersebut. Adanya mutu produk yang baik dapat dijadikan dasar dalam membuat strategi pemasaran. Produsen dapat memilih bahan dasar produk yang akan membuat mutu produknya baik untuk mempengaruhi konsumen mau mengambil keputusan mengkonsumsi. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor? 2. Bagaimana persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor? 3. Bagaimana keputusan mengkonsumsi steak pada konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor? 4. Bagaimana hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor? 5. Bagaimana hubungan antara persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dengan keputusan mengkonsumsi? 6. Bagaimana hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi? Tujuan Penelitian Persepsi terhadap mutu suatu produk dapat menentukan nilai dari produk tersebut dan berhubungan langsung kepada keputusan mengkonsumsi. Persepsi mutu produk yang baik mampu mendorong keputusan mengkonsumsi dan menyukai produk tersebut. Sedangkan jika persepsi tentang mutu produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor yang kurang baik, maka produk tersebut tidak disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.
3
2. Mengidentifikasi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. 3. Mengidentifikasi keputusan mengkonsumsi steak pada konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. 4. Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. 5. Menganalisis hubungan antara persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dengan keputusan mengkonsumsi. 6. Menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi. Kegunaan Penelitian Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak produsen tentang karakteristik konsumen, persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak dan keputusan mengkonsumsi agar produsen dapat menyusun strategi pemasaran yang lebih efektif. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan informasi kepada kalangan akademik agar lebih selektif dalam memilih produk steak yang baik. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya.
4
KERANGKA BERPIKIR Steak merupakan salah satu makanan asal ternak yang memiliki protein hewani yang baik. Steak adalah sepotong besar daging yang biasanya dimasak dengan cara dipanggang. Steak merupakan makanan yang dihidangkan dan dikonsumsi dalam waktu singkat, yang biasanya merupakan makanan orang-orang yang tidak memiliki waktu untuk memasak atau menyediakan makanan sendiri. Konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk membutuhkan sumber informasi yang dapat dipercaya dan sesuai dengan yang diharapkan. Sumber informasi tersebut dapat diperoleh dari promosi-promosi yang dilakukan produsen. Promosi yang disampaikan tersebut dapat berupa informasi tentang kualitas/mutu produk steak yang disajikan serta mutu pelayanan yang diberikan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Informasi tentang mutu pelayanan dan produk ini mampu untuk mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi steak. Proses pengambilan keputusan mengkonsumsi memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu karakteristik konsumen dan persepsi terhadap mutu pelayanan dan produk steak. Karakteristik konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan produk dan sumber informasi pembentuk persepsi. Persepsi tentang mutu pelayanan dan produk terdiri dari aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi. Keputusan mengkonsumsi steak terdiri dari alasan, sumber informasi yang mempengaruhi dan mengkonsumsi kembali. Berdasarkan dari apa yang telah dijelaskan di atas, ada hal yang penting untuk ditelusuri dan dinilai penting dipelajari yaitu dalam proses pengambilan keputusan mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi steak. Keterkaitan antar peubah tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Karakteristik Konsumen:
-
Umur Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Pengetahuan produk Sumber informasi pembentuk persepsi
Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak: - Aroma - Citarasa - Penyajian - Harga - Pelayanan - Jenis - Besar Porsi
Keputusan Mengkonsumsi Steak : - Alasan - Sumber informasi yang mempengaruhi - Mengkonsumsi kembali
Gambar 1. Kerangka Berpikir Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi
7
TINJAUAN PUSTAKA Steak Steak atau bistik (beef steak) adalah sepotong besar daging, biasanya daging sapi. Daging merah dan ikan sering kali dipotong menjadi steak. Kebanyakan steak dipotong tegak lurus dengan fiber otot, menambah kelegitan daging. Biasanya dimasak dengan dipanggang, meskipun dapat digoreng atau di-“broil” (Wikipedia, 2006). Menurut Nurcahyo (2005) ada beberapa jenis steak daging sapi. Berikut ini adalah jenis-jenis daging sapi : 1. Sirloin : Daging sirloin berasal dari bagian belakang sapi. Daging ini bekerja lebih berat daripada bagian lain yang umum dipakai untuk steak sehingga agak lebih keras dibandingkan yang lain. Sirloin memiliki kelebihan dalam ukuran, yaitu bisa dipotong lebih besar daripada bagian sapi lainnya yang lebih lembut. Harga sirloin umumnya lebih murah dibandingkan daging steak lainnya. 2. Tenderloin/filet mignon : Tenderloin berasal dari loin yang berada di depan sirloin dan di belakang tulang rusuk (rib). Daging tenderloin tidak bekerja keras sehingga tenderloin adalah bagian sapi yang paling lembut. Tenderloin berbentuk memanjang seperti ular dan untuk steak biasanya dipotong secara diagonal. 3. Top loin/striploin : Daging sapi yang membungkus bagian tenderloin. Lebih lembut daripada sirloin, tetapi lebih keras daripada tenderloin. 4. T-Bone : Bagian ini sesuai namanya memiliki tulang yang berbentuk T yang dikelilingi oleh daging pada kedua sisinya. Pada sisi yang memiliki daging lebih sedikit adalah daging tenderloin dan di sisi lainnya yang memiliki daging lebih banyak adalah striploin. 5. Porterhouse : Porterhouse sama dengan T-Bone. Perbedaannya, porterhouse memiliki daging tenderloin lebih banyak daripada striploin. 6. Rib/tulang rusuk : Daging sapi yang berasal dari daging tulang rusuk. Steak rib disajikan bersama tulang rusuk. Jika tidak disajikan bersama tulang rusuk, maka namanya menjadi rib eye steak. Steak biasanya disajikan dengan cara dimasak maupun dibakar. Mulai dari sirloin hot plate steak, tenderloin hot plate steak lalu chicken hot plate steak, udang hot plate steak sampai chicken menheur steak. Sesuai dengan namanya yang
menggunakan kata hot, aneka hidangan steak itu bisa dinikmati dalam keadaan masih panas kebul-kebul. Dalam mengolah daging untuk steak, dikenal ada tiga tingkat kematangan yaitu setengah matang (rare), matang (medium) dan matang sekali (welldone). 1. Rare : Steak rare sebagian besar masih berwarna merah. Suhu daging ketika selesai dimasak adalah sekitar 60 derajat celcius. 2. Medium : Steak medium adalah cara memasak antara rare dan welldone. Bagian tengah masih berwarna merah dan sisinya berwarna merah muda. Suhu daging ketika selesai dimasak adalah sekitar 70 derajat celcius. 3. Welldone : Steak yang dimasak welldone tidak memiliki warna merah. Biasanya para penggemar steak tidak menginginkan steaknya dimasak welldone. Suhu daging steak ketika selesai dimasak adalah sekitar 80 derajat celcius. Steak yang dimasak pada kondisi ini lebih keras daripada medium atau rare karena kandungan air di dalam steak akan lebih banyak menguap. Menurut Johannes dalam Wed (2004), daging steak tidak terbatas hanya pada daging sapi saja, tapi bisa juga daging domba, kambing atau ayam. Bahkan steak juga bisa diolah dari aneka hasil laut (seafood) seperti ikan, udang, kerang, cumi dan sebagainya. Johannes menerangkan, untuk membuat steak berbahan daging sapi, sebaiknya pilih daging yang tak berotot keras atau bagian yang jarang digunakan untuk bergerak dan bagian yang cocok untuk membuat steak adalah tenderloin dan sirloin. Selain dagingnya, iga sapi juga dapat diolah menjadi steak. Bagian iga sapi yang digunakan adalah prime rib dan rib eye. Untuk daging ayam, bagian yang cocok digunakan untuk steak adalah dada. Steak yang bermutu baik dapat dilihat dari penilaian konsumen tentang mutu produk tersebut. Menilai mutu produk dapat dilihat dari berbagai atribut di antaranya adalah aroma, rasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi. Jika penilaian tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen, maka produk steak tersebut dapat dikategorikan steak yang bermutu baik. Sebaliknya, jika penilaian tentang mutu produk steak tidak sesuai dengan yang diharapkan konsumen, maka produk steak tersebut dapat dikategorikan produk yang tidak bermutu baik.
9
Karakteristik Konsumen Pengambilan keputusan mengkonsumsi yang dilakukan konsumen berkaitan dengan persepsi konsumen tentang mutu produk. Selain itu pengambilan keputusan mengkonsumsi juga berkaitan dengan karakteristik konsumen. Umur Umur konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda umur akan mengkonsumsi baranng yang berbeda. Konsumen melakukan pembelian sepanjang hidupnya dan setiap tahapan kehidupan dari mulai kecil hingga dewasa akan membeli barang atau jasa yang berbeda sesuai dengan adanya perbedaan kebutuhan. Kotler (1997) menyebutkan bahwa umur akan mempengaruhi selera seseorang terhadap barang dan jasa. Terdapat kecenderungan semakin lanjut usia seseorang, pemilihan produk lebih mempertimbangkan pada peningkatan kualitas hidupnya. Konsumsi pangan tidak lagi bertujuan asal kenyang. Menurut Sumarwan (2002) umur contoh dikelompokkan menjadi lima kelompok menurut siklus hidupnya, yaitu remaja awal (13 – 15 tahun), remaja lanjut (16 – 18 tahun), dewasa awal (19 – 25 tahun), dewasa lanjut (26 -35 tahun) dan separuh baya (36 – 50 tahun). Jenis Kelamin Saptari dan Holzner dalam Eviyanti (2006) menyatakan bahwa jenis kelamin adalah perbedaan laki-laki dan perempuan karena adanya bentukan sosial dan budaya yang ada di suatu sistem sosial budaya di suatu masyarakat. Handayani dan Sugiarti (2002) menambahkan bahwa jenis kelamin adalah konsep sosial yang memisahkan peran antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena antara keduanya terdapat perbedaan biologis dan kodrat, tetapi dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peranannya masing-masing dalam berbagai kehidupan dan pembangunan. Jenis kelamin diduga berhubungan dengan persepsi tentang mutu produk dan juga pengambilan keputusan mengkonsumsi suatu produk. Hal ini terkait dengan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang dapat dilihat dari salah satu contoh yaitu besar porsi dalam mengkonsumsi makanan antara laki-laki dan perempuan yang pasti berbeda.
10
Pendidikan Menurut Nurmansyah (2006), tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap perilaku konsumsi seseorang yang disebabkan oleh pola pikir dan pengalamannya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung akan memilih pangan yang lebih baik kualitasnya daripada yang berpendidikan rendah. Selain melihat dari sisi kualitas pangan yang dikonsumsinya, konsumen dengan pendidikan yang lebih tinggi juga akan melihat lebih jauh terhadap keburukan dan resiko dalam mengkonsumsi pangan, serta cenderung berperilaku lebih kritis dalam pembelian dan pemilihan suatu produk. Pekerjaan Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan semakin besar. Selain itu, pekerjaan juga akan menentukan jumlah pendapatan yang akan diperoleh. Kotler (1997) menyatakan bahwa pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerjaan yang dilakukan terkadang dipengaruhi oleh gaya hidup dan merupakan satu-satunya basis untuk menyampaikan prestise dan kehormatan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan selera dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Penghasilan Penghasilan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah. Penghasilan pada umumnya diterima dalam bentuk uang. Jumlah penghasilan akan menggambarkan daya beli seseorang, yang selanjutnya akan mempengaruhi pola konsumsinya. Daya beli sebuah rumah tangga bukan hanya ditentukan oleh penghasilan dari satu orang saja, tetapi dari seluruh anggota rumah tangga yang bekerja (Sumarwan, 2002). Seseorang yang memiliki penghasilan yang rendah atau termasuk dalam golongan ekonomi lemah memiliki perbedaan persepsi harga produk dengan golongan ekonomi tinggi. Bagi golongan ekonomi lemah, mereka akan memilih harga yang murah yang mampu mareka beli. Golongan ini lebih menitikberatkan pada harga yang terjangkau dan pada pertimbangan lainnya. Bagi golongan ekonomi yang lebih tinggi lebih memilih produk
dengan
mempertimbangkan
kualitas
dan
selera
dengan
tidak
mempermasalahkan harga.
11
Pengetahuan Produk Persepsi konsumen berhubungan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Persepsi disebut juga sebagai pengetahuan subjektif konsumen. Salah satu jenis pengetahuan konsumen adalah pengetahuannya terhadap produk. Pengetahuan terhadap manfaat merupakan salah satu jenis pengetahuan konsumen terhadap suatu produk. Manfaat merupakan hasil positif yang diberikan atribut kepada konsumen. Kepercayaan terhadap objek atribut dan manfaat menunjukkan persepsi konsumen. Engel et al. (1994) menggolongkan pengetahuan konsumen menjadi tiga yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian dan pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran konsumen terhadap kategori dan merek produk, terminologi produk, atribut atau ciri produk dan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan secara objektif maupun subjektif. Pengukuran pengetahuan objektif yaitu mengukur semua hal yang sudah ada dalam benak setiap konsumen, sedangkan pengetahuan subjektif mengukur banyaknya pengetahuan yang telah dimiliki sesuai dengan pendapatan atau persepsi konsumen. Sumber Informasi Menurut Cangara (2000), komunikasi dapat dibagi menjadi empat macam tipe yaitu komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antar pribadi (interpersonal), komunikasi publik dan komunikasi massa. Komunikasi dengan diri sendiri merupakan proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka atau dapat digunakan juga media komunikasi mekanis seperti telepon serta e-mail atau telegram yang sifatnya lebih personal. Komunikasi publik adalah menunjukkan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih besar. Sedangkan yang dimaksud komunikasi massa adalah proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan juga film. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas.
12
Sumber informasi diartikan sebagai subjek ataupun karakter penyampai pesan. Keahlian dan validitas sumber informasi sangat mempengaruhi konsumen. Semakin ahli dan terpercaya sumber informasi, maka konsumen akan semakin percaya. Informasi merupakan sesuatu dipertukarkan antara lingkungan dengan faktor internal individu. Berbagai informasi diterima mengenai objek, atribut dan manfaat suatu produk (Mowen dan Minor dalam Gantina, 2006). Keluarga merupakan salah satu kelompok acuan pertama yang paling mempengaruhi seorang konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari empat kelompok yaitu: (1) sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan; (2) sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan, tampilan; (3) sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen; (4) pengalaman: penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk. Setiap sumber informasi tersebut akan memberikan fungsi yang berbeda-beda dalam mempengaruhi keputusan membeli. Informasi dari sumber komersial biasanya menjalankan fungsi pemberitahuan dan sumber-sumber pribadi menjalankan fungsi pengesahan atau evaluasi. Sumber informasi yang berbeda akan menghasilkan keputusan pembelian yang berbeda pula bagi masing-masing konsumen. Karakteristik konsumen dan produk akan memberikan pengaruh berbeda terhadap sumber informasi yang digunakan. Sebagian besar konsumen memperoleh informasi dari sumber komersial. Akan tetapi sumber informasi yang efektif berasal dari sumber pribadi. Sumber komersial umumnya berperan sebagai pemberi informasi, sedangkan sumber pribadi berperan sebagai evaluator. Pada kondisi tertentu, konsumen mencari informasi secara aktif yaitu dengan mencari bahan bacaan, menelepon teman maupun mengevaluasi produk dengan berkunjung ke toko (Kotler, 1997). Persepsi Konsumen Setiap penduduk atau individu adalah seorang konsumen karena melakukan kegiatan konsumsi, baik pangan, non pangan maupun jasa. Bagi konsumen, pasar menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang banyak. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk dan merek tertentu. Konsumen adalah individu yang memiliki keragaman latar belakang budaya, pendidikan dan keadaan sosial ekonomi. Oleh karena itu, bagian pemasaran
13
berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya dan bagaimana ia mengambil keputusan sehingga produksi barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, para pemasar harus mengetahui bagaimana konsumen berperilaku, bertindak dan berpikir serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik. Menurut Mulyana (2002), persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi adalah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Menurut Kotler (1997), persepsi merupakan proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi untuk memaknai sesuatu. Sedangkan Rakhmat (2001) mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Menafsirkan makna informasi inderawi ini melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. Kotler (1997) mengemukakan bahwa seorang individu dapat memiliki persepsi yang berbeda terhadap objek yang sama. Hal ini disebabkan proses pembentukan persepsi mengalami tiga tahapan yaitu: 1. Perhatian selektif. Tahap penyaringan berbagai rangsangan yang diterima individu, perhatian individu akan lebih cenderung terhadap rangsangan yang sesuai dengan kebutuhannya saat ini, sesuai dengan antisipasinya dan cenderung memperhatikan rangsangan yang diluar jangkauan. 2. Distorsi selektif. Tahap pengubahan berbagai informasi dalam diri individu menjadi bermakna pribadi dan diinterpretasikan sesuai dengan konsep yang telah dimiliki oleh individu itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa rangsangan yang muncul tidak selalu dapat diinterpretasikan sesuai dengan yang diinginkan oleh pembuat rangsangan. 3. Ingatan atau retensi selektif. Tahap penempatan informasi menjadi ingatan yang akan selalu disimpan di dalam memori individu. Adanya ingatan selektif ini
14
menyebabkan individu akan cenderung mengingat berbagai hal positif yang terdapat dalam produk yang disukainya dibandingkan produk lainnya. Selain itu, dari berbagai informasi yang didapatkan konsumen namun yang akan tersimpan dalam memori adalah informasi yang sesuai dengan pandangan dan keyakinan. Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi. Sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab kesan emosi yang menggembirakan. Selain itu, sensasi dapat didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima terhadap stimuli dasar, seperti cahaya, warna dan suara yang kemudian akan menimbulkan persepsi. Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi dan diinterpretasikan. Persepsi dipengaruhi oleh karakteristik stimuli (atribut produk atau faktor mutu produk), hubungan stimuli dengan faktor sekelilingnya (faktor eksternal) dan kondisi di dalam diri individu (faktor internal individu). Definisi stimuli adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu (Setiadi dalam Mardiyanti, 2005). Konsumen bertindak dan bereaksi umumnya berdasarkan persepsi bukan pada kenyataan objektif, karena kenyataan objektif adalah persepsi konsumen juga. Pemasaran tentunya harus lebih mementingkan persepsi dibandingkan kenyataan objektif karena apa yang dalam persepsi konsumen akan mempengaruhi aksi, kebiasaan dalam pembelian dan sebagainya. Karena setiap individu membuat keputusan seperti menentukan aksi berdasarkan persepsi, maka setiap pemasaran harus memahami persepsi konsumen secara keseluruhan untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian suatu produk. Persepsi adalah tanggapan individu pada stimuli yang didapatnya dan dapat juga dikatakan bahwa persepsi adalah proses yang digunakan individu untuk menafsirkan pesan ataupun untuk memilih dan memaknai sesuatu. Persepsi tentang Mutu Produk Persepsi adalah proses penerimaan rangsang inderawi dan penafsiran atas suatu benda yang diterimanya. Persepsi konsumen berhubungan dengan harapan konsumen akan suatu produk yang disukainya (Tjiptono dalam Prawoto, 2005). Harapan konsumen diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan mutu produk (barang dan jasa) dan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan,
15
umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Persepsi tidak akan terjadi jika tidak didahului dengan perhatian konsumen terhadap produk. Tanpa adanya perhatian terhadap barang atau situasi maka tidak akan ada kesadaran, oleh karena itu tidak akan ada persepsi. Perhatian terhadap suatu objek berfungsi sebagai sarana seleksi dan pemilihan berbagai stimulus menjadi suatu informasi yang dapat diterima yang kemudian dapat dirasakan oleh konsumen. Sumarwan (2002) mengemukakan bahwa dari berbagai stimulus, tidak semuanya dapat diterima dan tersimpan dalam memori ingatan konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen melakukan pengolahan informasi. Proses pengolahan informasi ini dilakukan konsumen apabila menerima stimulus yang dapat berbentuk produk, kemasan, nama merek, iklan ataupun nama produsen. Mutu Pelayanan dan Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan (Kotler, 1993). Stanson dalam Putri (2006) juga menerangkan definisi produk sebagai kumpulan atribut yang nyata sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise produsen, prestise pengecer dan pelayanan dari produsen serta pengecer yang mungkin dapat diterima oleh konsumen sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Di dalam mengevaluasi kualitas pelayanan dan produk, konsumen akan menilai berbagai atribut di antaranya adalah aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi (Putri, 2006). Aroma Aroma adalah bau yang ditimbulkan dari suatu makanan yang dapat memberikan informasi tentang nilai makanan. Aroma merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi daya terima konsumen terhadap makanan. Citarasa Citarasa adalah kesan yang diterima lidah saat mengkonsumsi suatu makanan yang meliputi enak maupun tidak enak. Rasa dari makanan dideteksi dengan kuncup rasa pada lidah yang dapat mendeteksi perbedaan rasa asin, asam, pahit dan manis.
16
Penyajian Menyajikan merupakan kegiatan setelah makanan diproses. Jika fase ini mengecewakan, berarti penyelenggaraan makanan tersebut mengalami kegagalan. Hidangan yang lezat dan bermutu harus ditunjang dengan cara penyajian yang menarik, sehingga dapat memuaskan pelanggan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian makanan meliputi tempat, alat makan, kerapihan mengatur makanan di meja dan lain-lain. Harga Menurut Sumarwan (2002), harga adalah atribut produk dan jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Harga sering menjadi faktor utama untuk mempertimbangkan pemilihan produk maupun jasa. Kotler (1997) mengatakan harga adalah jumlah uang yang ditagihkan sesuatu produk atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Harga juga dapat didefinisikan sebagai nilai yang harus diberikan oleh konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ingin digunakan. Pentingnya harga tergantung pada karakteristik konsumen. Pelayanan Pelayanan bukan saja terbatas pada proses pelaksanaan jasa oleh yang melayani kepada yang dilayani. Menyediakan informasi yang membuat konsumen dipermudah dan nyaman untuk mengkonsumsi produk menjadi bagian dari keseluruhan makna pelayanan. Kotler (1997) mendefinisikan pelayanan atau jasa adalah sesuatu perbuatan di mana seseorang atau kelompok menawarkan pada kelompok atau orang lain sesuatu yang pada dasarnya tidak terwujud dan produksinya berkaitan atau tidak berkaitan dengan fisik produk. Pelayanan adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang tidak berwujud, namun dapat dinikmati. Pelayanan yang baik merupakan daya tarik yang besar bagi para pelanggan, sehingga korporat bisnis seringkali menggunakannya sebagai alat promosi. Cara-cara pelayanan yang baik di setiap tempat penjualan atau outlet merupakan salah satu penentu kepuasan pelanggan karena pelanggan tidak hanya terpuaskan oleh kualitas barang saja, mereka juga menginginkan kepuasan dari cara dan saat mereka memperolehnya (Barata, 2003).
17
Jenis Jenis adalah suatu bentuk dari suatu produk. Dalam hal ini steak dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu steak sapi (beef steak), steak ayam (chicken steak), dan steak yang terbuat dari aneka hasil laut (seafood steak). Jenis steak dibagi menjadi dua yaitu steak lokal dan steak impor. Besar Porsi Besar porsi merupakan salah satu yang dapat dinilai dalam menilai atau mempersepsikan mutu suatu produk. Besar porsi adalah seberapa banyak makanan yang dihidangkan. Cukup atau tidaknya porsi yang disajikan tergantung dari karakteristik konsumen yang mengkonsumsinya. Keputusan Mengkonsumsi Perilaku Konsumen Menurut Prasetijo dan John (2004), perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: (1) tahap perolehan: mencari dan membeli, (2) tahap konsumsi: menggunakan dan mengevaluasi dan (3) tahap tindakan pasca beli: apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi. Engel et al. (1994) mendefinisikan perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan tersebut. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu : 1. Pengaruh lingkungan, yang terdiri dari: 1) budaya merupakan nilai, gagasan, dan simbol yang bermakna masyarakat membentuk individu untuk berkomunikasi, menafsirkan dan evaluasi sebagai anggota; 2) kelas sosial, menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda; 3) pengaruh pribadi, kepercayaan sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi ketika orang lain digunakan sebagai kelompok acuan; 4) pengaruh sosial, kelompok acuan, keluarga serta perilaku konsumen dan status dan 5) situasi. 2. Perbedaan individu, terdiri dari: 1) sumberdaya konsumen terdiri dari waktu, uang dan perhatian; 2) motivasi dan keterlibatan; 3) pengetahuan serta 4) kepribadian, gaya hidup dan demografi.
18
3. Proses psikologi, terdiri dari: 1) pencarian informasi; 2) pembelajaran serta 3) perubahan sikap dan perilaku. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan merupakan istilah yang umumnya berhubungan dengan lima langkah dalam proses pemecahan masalah yang berakhir dengan dipilihnya suatu alternatif yang merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (langkah) yang lebih khusus atau spesifik dan operasional (Hasan, 2002). Menurut Anderson et al. (1996), ada lima tahap proses pengambilan keputusan yaitu mendefinisikan masalah, mengidentifikasikan alternatif, menentukan kriteria, mengevaluasi alternatif dan memilih alternatif. Proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu: (a) kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya, (b) faktor perbedaan individu konsumen dan (c) faktor lingkungan konsumen. Keputusan mengkonsumsi seseorang dalam mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu produk, bersifat subyektif. Persepsi seseorang diduga akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam menentukan keputusan mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu produk.
19
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Tepatnya di Jalan Malabar No. 2 Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan di lokasi tersebut menjual berbagai masakan steak. Waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan yaitu selama bulan Maret 2007. Populasi dan Sampel Populasi Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya merupakan peubah yang diamati. Berdasarkan data sekunder dari Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor
tentang jumlah pengunjung yang mengkonsumsi steak di
Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor pada tahun 2006 adalah sebanyak 2000 orang dalam setiap bulannya, dan ini diasumsikan sebagai populasi. Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak (unprobable sampling), yaitu dengan teknik accidental sampling (memilih responden yang kebetulan sedang makan). Penentuan jumlah sampel berdasarkan perhitungan rumus Slovin: n=
N
.
1 + N.e2
Keterangan:
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Persentase ketidaktelitian (e = 10%)
n=
2000 1 + 2000(0,1)
. 2
= 95,24 = 96 orang Sehingga sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang.
Pemilihan sampel dibagi secara proporsional berdasarkan waktu yang meliputi minggu, hari dan pukul. Pada minggu pertama sebanyak 24 orang, minggu kedua 24 orang, minggu ketiga 24 orang dan minggu keempat sebanyak 24 orang. Pengambilan sampel yang sebanyak 96 orang tersebut seperti yang disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor No
Waktu
Hari
Pukul
Jumlah Sampel (orang)
1
Minggu ke 1
Senin s/d Minggu
15.00 s/d 21.00
24
2
Minggu ke 2
Senin s/d Minggu
15.00 s/d 21.00
24
3
Minggu ke 3
Senin s/d Minggu
15.00 s/d 21.00
24
4
Minggu ke 4
Senin s/d Minggu
15.00 s/d 21.00
24
Jumlah
96
Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai survei deskriptif korelasional yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer untuk mengamati hubungan antar peubah. Peubah bebas dalam penelitian ini, yaitu karakteristik konsumen. Peubah antara adalah persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak. Sedangkan peubah terikat adalah keputusan mengkonsumsi. Data dan Instrumentasi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang disebar dan diisi oleh responden. Data sekunder diperoleh dari pimpinan atau manager Restoran Obonk Steak and Ribs Bogor yaitu data mengenai keadaan umum lokasi penelitian. Instrumentasi Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang disebar dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berisikan pertanyaan mengenai karakteristik konsumen. Bagian kedua berisikan pernyataan-pernyataan mengenai persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Bagian ketiga berisikan pernyataan-pernyataan mengenai keputusan konsumen mengkonsumsi steak.
21
Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah yang diteliti. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilahistilah tersebut yaitu: 1. Karakteristik konsumen adalah sifat atau ciri yang melekat pada diri konsumen. Dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu: i.
Umur adalah usia responden pada saat dilakukan penelitian yang diukur dalam satuan tahun, diukur dengan menggunakan skala rasio.
ii. Jenis kelamin adalah perbedaan gender pada responden berdasarkan kategori laki-laki dan perempuan, diukur dengan menggunakan skala nominal. iii. Pendidikan adalah jenjang tertinggi sekolah terakhir yang telah diselesaikan responden, seperti: tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, Diploma, Sarjana dan Pascasarjana (S2/S3), diukur dengan menggunakan skala nominal. iv. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan responden saat ini, seperti: pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, wiraswasta, dan lain sebagainya, diukur dengan menggunakan skala nominal. v.
Penghasilan adalah pendapatan yang diperoleh dalam satu bulan terakhir saat penelitian dilakukan, diukur dengan menggunakan skala rasio dalam rupiah.
vi. Pengetahuan produk adalah informasi yang dapat diingat oleh responden mengenai produk steak, diukur berdasarkan kategori baik bila banyak menjawab benar dan kurang bila banyak menjawab salah, dengan menggunakan skala nominal. vii. Sumber informasi pembentuk persepsi adalah media yang digunakan responden untuk mengetahui produk steak ditempat penelitian yang meliputi: teman, keluarga dan istri, spanduk, brosur dan melihat langsung, diukur dengan menggunakan skala nominal. 2. Persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak diukur sejauhmana ketertarikan konsumen pada produk tersebut meliputi aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi yang diukur dengan menggunakan skala ordinal.
22
3. Keputusan mengkonsumsi meliputi mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi steak atas pertimbangan persepsi tentang mutu produk steak yang ada di dalam pikiran konsumen, termasuk alasan dan sumber informasi yang mempengaruhi konsumen, yang diukur dengan skala nominal. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen dalam penelitian ini didapat dengan jalan menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dengan teoriteori yang ada termasuk konsultasi dengan dosen pembimbing. Uji validitas instrumentasi dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai berikut: r =
N (∑ XY
)(∑
X ∑ Y
)
⎡ 2 − ( X )2 ⎤ ⎡ N 2 − ( Y )2 ⎤ ∑ ∑ ∑ Y ⎢⎣ N ∑ X ⎦⎥ ⎢⎣ ⎦⎥
Keterangan : r = Nilai koefisien validitas N = Jumlah responden X = Skor pertanyaan pertama Y = Skor total XY = Skor pertanyaan pertama dikalikan skor total
Setelah diuji coba dan dilakukan perbandingan dari 21 butir pertanyaan yang dirancang dalam kuesioner, akhirnya diperoleh 18 pertanyaan yang valid (r hitung > r tabel(0,05) = 0,2407), kemudian diadakan perbaikan kuesioner yaitu dengan cara memperbaiki ketiga pertanyaan yang tidak valid tersebut. Selanjutnya diadakan tes reliabilitas terhadap instrumen yang sudah valid. Reliabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Ancok dalam Singarimbun dan Effendi, 2006). Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas alat ukur yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan uji reliabilitas belah dua, yaitu mengkorelasikan jawaban belahan pertama (ganjil) dan belahan kedua (genap). Rumus uji reliabilitas teknik belah dua atau split
23
half reliability test yaitu sebagai berikut (Ancok dalam Singarimbun dan Effendi, 2006): r.tot = 2 (r.tt) 1+r.tt Keterangan: r.tot = angka reliabilitas keseluruhan item r.tt = angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua
Hasil uji didapat nilai koefisien reliabilitas rtot = 0,6462. Berarti kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah memiliki tingkat reliabilitas atau tingkat keterandalan yang tinggi. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik konsumen, persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dan keputusan mengkonsumsi, berupa frekuensi, rataan, persentase, tabulasi silang dan rataan skor serta uji korelasional chi square dan rank Spearman, dengan menggunakan SPSS versi 14.0 for window (Sarwono, 2006). Rumus kedua uji korelasional tersebut adalah sebagai berikut (Siegel, 1997) : (a) Uji Korelasional Chi Square
χ
2
=
r
k
i=1
j=i
∑ ∑
(O
ij
− E
ij
)
2
Eij
Keterangan : χ2 = Nilai Chi Square Oij = Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j. Eij = Banyak kasus yang diharapkan di bawah H0 untuk dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j.
(b) Uji Korelasional Rank Spearman r
s
= 1 −
6 N
∑
(N
d 2
2
− 1
)
Keterangan : rs = Nilai koefisien rank Spearman d = Disparitas (X1-X2) N = Banyaknya Pengamatan
24
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Pada awalnya usaha Obonk Steak & Ribs merupakan sebuah wujud nyata dari sebuah ide untuk berwirausaha yang menyediakan makanan modern dengan harga yang murah. Sesuai dengan konsep yang ditawarkan yaitu “Rasa Bintang Lima, Harga Kaki Lima,” usaha ini didirikan dalam bentuk warung tenda di pinggiran jalan oleh pendirinya di Kota Solo. Restoran Obonk Steak & Ribs, Bogor berdiri pada tanggal 18 Agustus 2005, yang merupakan cabang ke 16 dari 17 cabang Obonk Steak & Ribs oleh pemiliknya. Sebagai salah satu jenis usaha waralaba (franchise) lokal. Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor sedikit menggeser konsep usaha ini dengan menyediakan tempat makan yang nyaman bagi para konsumen. Perubahan konsep tersebut bertujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yaitu selain harga makanan yang murah, konsumen juga dapat menikmati suasana yang nyaman untuk bersantap. Usaha Obonk Steak & Ribs Bogor ini terus berkembang dan dikenal oleh masyarakat. Konsumennya tidak hanya berasal dari Kota Bogor sendiri tetapi juga dari luar kota, seperti Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Ide mendirikan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor muncul karena di Bogor belum ada steak house yang menawarkan steak dengan harga yang murah, berkualitas serta suasana tempat makan yang nyaman. Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor terletak di Jalan Malabar No 2, Bogor. Pemilihan lokasi ini dikarenakan pemilik menyukai bangunan tua yang berbentuk sebuah rumah klasik dan tempatnya yang strategis berada dekat dengan pusat perbelanjaan, pendidikan, pariwisata, pemukiman penduduk dan perkantoran. Penataan Restoran menampakkan nuansa Jawa Kolonial yang didominasi interior kayu dengan penggunaan warna bangunan ini adalah merah bata dan hitam yang disesuaikan dengan lambang Obonk itu sendiri sedangkan untuk warna kursi dan meja didominasi oleh warna coklat. Kapasitas Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dapat menampung sekitar 132 pengunjung yang terdiri dari empat bagian ruangan makan dengan fasilitas AC dan non AC, yaitu bagian luar ruangan, bagian tengah/utama ruangan, bagian dalam ruangan dan bagian samping ruangan yang hanya dipakai pada hari sabtu dan minggu saja, hal ini dikarenakan pada hari tersebut banyak sekali konsumen yang makan di restoran ini. Area tempat parkir hanya
tersedia di sepanjang jalan menuju restoran dan untuk keperluan ibadah konsumen maupun karyawan, disediakan musholla yang dapat menampung sekitar tiga orang. Restoran ini didesain agar dapat menampakkan kesan sejuk bagi pengunjungnya, hal ini dimaksudkan agar pengunjung merasa nyaman dan betah untuk makan di restoran ini. Tata letak dapur berada di bagian dalam setelah ruangan tempat makan yang terdiri dari tempat meracik minuman, tempat memasak, tempat membakar daging yang menyatu dengan tempat mencuci peralatan dan gudang untuk menyimpan sayuran dan juga daging yang disimpan di dalam freezer. Jumlah karyawan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor berjumlah 15 orang yang terdiri dari dua orang chef koki, dua orang asisten koki, dua orang Bartender, satu orang kapten waiter, empat orang waiter, satu orang kasir dan satu orang part time. Karyawan part time hanya bekerja pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu.
26
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 96 orang konsumen yang datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Karakteristik konsumen merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi steak. Karakteristik konsumen di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan produk dan sumber informasi pembentuk persepsi. Karakteristik konsumen ini berhubungan juga dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak dan keputusan mengkonsumsi. Berikut ini hasil penggolongan responden berdasarkan karakteristik konsumen. Tabel 2. Karakteristik Konsumen No. 1.
2. 3.
4.
5.
6. 7.
Karakteristik individu Umur 13 – 20 tahun 21 – 25 tahun 26 – 49 tahun Jenis Kelamin Pendidikan SD - Tamat SMP SMA - Diploma Sarjana - Pascasarjana Pekerjaan
Penghasilan Rp 300.000-Rp 1.000.000 Rp 1.100.000-Rp 3.000.000 Rp 3.100.000-Rp 22.000.000 Pengetahuan Produk Sumber Informasi Pembentuk Persepsi
Keterangan : n = 96 orang
Kategori
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Remaja Dewasa Awal Dewasa Laki-laki Perempuan
32 32 32 37 59
33,33 33,34 33,33 38,54 61,46
Rendah Sedang Tinggi Pelajar dan Mahasiswa Pegawai Swasta, Peg.Negeri, BUMN & Peneliti Wiraswasta dan Entertaint
7 50 39 35
7,29 52,08 40,63 34,46
46
47,92
15
15,62
Rendah Sedang
32
33,33
38 26 19 77
39,59 27,08 19,79 80,21
19 66
19,79 68,75
11
11,46
Tinggi Kurang Baik Keluarga dan Istri Teman Spanduk, Brosur dan Lihat Langsung
Umur Umur dapat mempengaruhi selera seseorang terhadap barang dan jasa (Kotler, 1997). Umur merupakan salah satu unsur penting yang menentukan persepsi konsumen tentang mutu produk steak dalam pengambilan keputusan mengkonsumsi. Konsumen penelitian ini berumur antara 13 tahun sampai dengan 49 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen yang termasuk dalam kategori remaja (13 sampai dengan 20 tahun) yaitu sebanyak 33,33 persen, konsumen yang masuk dalam kategori dewasa awal (21 sampai dengan 25 tahun) sebanyak 33,34 persen dan selebihnya termasuk dalam kategori dewasa (26 sampai dengan 49 tahun) yaitu sebanyak 33,33 persen. Berdasarkan hasil di atas, dapat terlihat bahwa umur konsumen yang mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini merata. Jadi dapat dikatakan bahwa makanan steak dapat dikonsumsi oleh siapa saja, tidak memandang umur. Baik mereka yang remaja, dewasa awal maupun dewasa, mereka semua dapat mengkonsumsi steak. Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan salah satu pedoman dasar dalam melakukan segmentasi pasar. Perbedaan jenis kelamin menyebabkan pola konsumsi berbeda satu sama lain (Kotler et al. dalam Putri, 2006). Berdasarkan hasil yang diperoleh, konsumen steak terbesar di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor adalah perempuan sebanyak 61,46 persen dan sisanya adalah laki-laki sebanyak 38,54 persen. Hal ini disebabkan karena perempuan lebih cenderung suka berkumpul sambil makanmakan di restoran-restoran yang memiliki tempat yang nyaman, menawarkan harga yang murah dan menyediakan makanan yang enak. Kesemua harapan konsumen perempuan tersebut ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Pendidikan Tingkat pendidikan konsumen steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor bervariasi, dari lulusan SD sampai dengan Pascasarjana. Konsumen yang berpendidikan rendah (7,29%) yang terdiri dari dua orang tamatan SD dan lima orang lulusan SMP. Konsumen yang berpendidikan sedang (52,08%) yang terdiri dari 26 orang lulusan SMA dan 24 orang Diploma. Selebihnya adalah konsumen yang berpendidikan tinggi (40,63%) yang terdiri dari 34 orang Sarjana dan lima
28
orang Pascasarjana. Konsumen utama steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini adalah yang berasal dari kelompok yang memiliki tingkat pendidikan sedang dan tinggi. Perkerjaan Pekerjaan konsumen steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor terdiri dari pelajar dan mahasiswa (36,46%) yang terdiri dari enam orang pelajar dan 29 orang mahasiswa, pegawai swasta, pegawai negeri, BUMN dan peneliti (47,92%) yang terdiri dari 37 orang pegawai swasta, enam orang pegawai negeri, satu orang pegawai BUMN dan dua orang peniliti, serta wiraswasta dan entertaint sebanyak (15,62%) yang terdiri 14 orang wiraswasta dan satu orang entertaint. Konsumen yang sudah bekerja memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mengkonsumsi steak jika dibandingkan pelajar dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan mereka yang sudah bekerja memiliki penghasilan sendiri dan juga mempunyai daya beli yang tinggi. Penghasilan Penghasilan adalah jumlah pendapatan yang diperoleh konsumen setiap bulannya berdasarkan nilai rupiah. Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian, penghasilan terendah konsumen dalam penelitian ini adalah sebesar Rp 300.000,00 dan penghasilan tertinggi konsumen adalah sebesar Rp 22.000.000,00. Penghasilan konsumen dibagi atas tiga kelompok dimana konsumen yang berpenghasilan sedang (Rp 1.100.000,00 sampai dengan Rp 3.000.000,00) adalah konsumen terbanyak yaitu sebanyak 39,59 persen, diikuti dengan konsumen yang berpenghasilan rendah (Rp 300.000,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00) sebanyak 33,33 persen dan konsumen berpenghasilan tinggi (Rp 3.100.000,00 sampai dengan Rp 22.000.000,00) sebanyak 27,08 persen. Pengetahuan Produk Menurut Suhardjo (1989), pengetahuan yang baik dapat menghindarkan seseorang dari konsumsi pangan yang salah. Pengetahuan produk dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal. Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa lebih dari separuh konsumen (80,21%) memiliki pengetahuan produk yang baik dan sisanya memiliki pengetahuan produk yang kurang (19,79%). Hal ini menunjukkan bahwa produk steak telah dikenal dan diketahui oleh banyak orang.
29
Sumber Informasi Pembentuk Persepsi Berdasarkan hasil yang diperoleh, sumber informasi pembentuk persepsi yang didapat konsumen terbesar adalah berasal dari teman (68,75%) diikuti dengan keluarga dan istri (19,79%) yang terdiri dari 17 orang dari keluarga dan dua orang berasal dari istri, spanduk, brosur dan melihat langsung (11,46%) yang terdiri dari empat orang tahu dari spanduk dan empat orang dari brosur, serta melihat langsung tiga orang. Data tersebut menunjukkan bahwa teman adalah sumber informasi yang berpotensi besar untuk membentuk suatu persepsi yang baik terhadap suatu produk dalam hal ini adalah steak. Selain itu sebaiknya pihak Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor lebih mempromosikan produknya melalui media-media massa agar bisa diketahui lebih banyak orang lagi. Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak Dalam suatu proses keputusan mengkonsumsi tidak akan hanya berhenti sampai proses konsumsi. Tetapi konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukan. Dalam mengevaluasi mutu suatu produk steak, atribut yang dinilai di antaranya adalah aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan juga besar porsi. Tabel 3. Rataan Skor Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak Persepsi tentang Mutu Produk Steak Rataan Skor* Aroma 2,66 Citarasa 2,65 Penyajian 2,61 Harga 2,29 Pelayanan 2,66 Jenis 1,97 Besar Porsi 2,40 Total Rataan Skor 2,46 * Keterangan : 1 = Kurang baik, 2 = Cukup baik, 3 = Baik
Ranking 1,5 3 4 6 1,5 7 5
Berdasarkan hasil yang diperoleh, rataan skor persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak adalah 2,46. Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan dan produk steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini cukup baik. Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa aroma dan pelayanan memiliki ranking 1,5. Hal ini sesuai dengan Siegel (1997) bahwa bila ada dua subyek yang berangka sama, maka sebaiknya rangking yang diberikan dikoreksi agar nilai rs
30
yang ada tidak berkurang. Karena aroma dan pelayanan memiliki ranking yang paling tinggi, hal ini berarti bahwa aroma dan pelayanan merupakan hal yang paling baik yang terdapat di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini dan diikuti oleh citarasa, penyajian, besar porsi, harga dan yang terakhir adalah jenis steak. Persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu persepsi terhadap stimuli yang terdiri dari aroma dan citarasa serta persepsi terhadap sensasi yang terdiri dari penyajian, harga, pelayanan, jenis steak dan besar porsi. Berdasarkan hasil yang diperoleh terlihat bahwa persepsi terhadap stimuli yang didapat konsumen memiliki nilai rataan skor tinggi dibandingkan dengan sensasi. Hal ini dapat dikatakan bahwa stimuli yang didapat konsumen bisa memberikan pengaruh yang lebih besar untuk membentuk suatu persepsi yang baik. Aroma Aroma merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi daya terima konsumen. Berdasarkan data yang diperoleh, persepsi terhadap aroma steak memiliki rataan skor 2,66 yang termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa aroma yang dikeluarkan steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor masuk kategori harum dan dapat mengundang selera makan konsumen. Citarasa Rasa dari makanan dideteksi dengan kuncup rasa pada lidah yang dapat mendeteksi perbedaan rasa asin, asam, pahit dan manis. Suatu makanan terkadang hanya memiliki satu rasa. Contohnya adalah gula yang hanya memiliki rasa manis. Tetapi ada juga makanan yang memiliki lebih dari satu rasa. Persepsi terhadap citarasa steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini mamiliki rataan skor 2,65. Nilai ini termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa rasa steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini termasuk kategori enak dan disukai oleh seluruh konsumen. Penyajian Menyajikan merupakan kegiatan setelah makanan diproses. Jika fase ini mengecewakan berarti penyelenggaraan makanan tersebut mengalami kegagalan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghidangkan makanan meliputi tempat, alat makan, kerapihan mengatur makanan, dan lain-lain. Hidangan lezat dan bermutu
31
harus ditunjang dengan cara penyajian yang menarik, sehingga dapat memuaskan pelanggannya. Cara penyajian steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini memiliki rataan skor 2,61 yang termasuk dalam kategori baik. Sehingga dapat terlihat bahwa penyajian yang dilakukan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini menarik dengan penataan makanan yang rapih dan bersih. Harga Harga merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap pemilihan produk oleh konsumen. Harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap produk yang dibeli merupakan tanggapan atau apresiasi konsumen terhadap kepuasan yang diperoleh dari pembeliannya. Berdasarkan hasil yang diperoleh, persepsi konsumen terhadap harga steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini memiliki nilai rataan skor 2,29 yang termasuk dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa harga steak yang ditawarkan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor tergolong murah dan terjangkau oleh seluruh konsumen yang datang. Pelayanan Menurut Barner dalam Putri (2006) memuaskan pelanggan sehingga tidak beralih ke perusahaan atau restoran lain, merupakan hal yang paling diinginkan. Agar pelanggan tetap kembali berkunjung, restoran harus memberikan pelayanan yang baik. Alasan utama mengapa pelanggan kembali adalah penciptaan nilai dengan memberikan pelayanan yang terbaik sehingga pelanggan merasa berbeda dan dihargai. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa persepsi terhadap pelayanan yang diberikan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor adalah baik yaitu bernilai 2,66. Hal ini dapat dilihat dari pelayanannya yang memuaskan, pelayannya yang sigap dalam melayani pelanggan juga sikap kekeluargaan yang ditunjukkan oleh pelayan dari pihak Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Jenis Jenis adalah suatu bentuk dari suatu produk. Dalam hal ini steak dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu steak sapi (beef steak), steak ayam (chicken steak), dan steak yang terbuat dari aneka hasil laut (seafood steak). Jenis steak juga dapat dibagi menjadi dua yaitu steak lokal dan steak impor. Persepsi konsumen terhadap jenis steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor tergolong paling rendah yaitu benilai 1,97. Hal ini menunjukkan sudah
32
cukup banyak variasi jenis steak yang ditawarkan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini, sehingga konsumen dapat memilih dan menentukan jenis steak yang mereka sukai sesuai dengan selera mereka masing-masing. Walaupun demikian sebaiknya pihak Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor membuat inovasi baru untuk lebih menambah variasi jenis steak agar dapat menarik konsumen lebih banyak lagi. Besar Porsi Persepsi konsumen terhadap besar porsi steak yang disajikan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor berada pada rataan skor 2,4 yang termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini terlihat dari besarnya porsi yang diberikan sesuai dengan besar porsi makan konsumen dan juga sesuai dengan biaya yang mereka keluarkan untuk membeli steak tersebut. Keputusan Mengkonsumsi Pengambilan keputusan mengkonsumsi terdiri dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, di antaranya adalah alasan mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor, sumber informasi yang mempengaruhi dan keputusan mengkonsumsi kembali. Tabel 4. Keputusan Mengkonsumsi Steak No 1
Keputusan Mengkonsumsi Alasan mengkonsumsi Enak Murah Nyaman Coba-coba 2 Sumber informasi yang mempengaruhi Keluarga, istri Teman Spanduk, brosur dan lihat langsung 3 Keputusan mengkonsumsi kembali Ya Tidak Keterangan : n = 96 orang
Jumlah (orang)
Persentase (%)
30 31 32 3
31,25 32,29 33,33 3,13
19 65 12
19,79 67,70 12,51
93 3
96,87 3,13
Alasan Berdasarkan hasil yang diperoleh, alasan konsumen untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor adalah karena restoran ini memiliki tempat yang nyaman, harganya yang murah, rasanya yang enak dan ada pula yang hanya coba-coba. Responden memiliki alasan mengkonsumsi steak di Restoran ini karena tempatnya yang nyaman (33,33%), diikuti dengan alasan karena harga
33
steaknya yang murah (32,33%) serta alasannya karena rasa steaknya yang enak (3,13%). Sedikit sekali konsumen yang beralasan hanya karena coba-coba (3,13%). Hal ini dikarenakan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor memiliki tempat yang nyaman dan strategis. Pemilik restoran telah menciptakan tempatnya senyaman dan seindah mungkin dengan menampilkan tempat makan yang bernuansa Jawa Kolonial. Selain itu Restoran ini juga menawarkan harga steak yang murah dan terjangkau dengan kualitas makanan yang tinggi. Hal itu dapat terlihat dari motto Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor ini yaitu ”Harga Kaki Lima, Rasa Bintang Lima.” Umumnya konsumen datang ke Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor bertujuan untuk berkumpul bersama teman-teman maupun dengan keluarga. Adapun sebagian konsumen bertujuan untuk urusan bisnis dan pekerjaan. Sumber Informasi yang Mempengaruhi Berdasarkan hasil yang diperoleh, sumber informasi yang mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor sebagian besar berasal dari teman yaitu sebanyak 67,7 persen, diikuti yang berasal dari keluarga dan istri sebanyak 19,79 persen yang terdiri dari dua orang berasal dari istri dan 17 orang berasal dari keluarga, yang berasal dari spanduk, brosur dan melihat langsung adalah sebanyak 12,51 persen yang terdiri dari empat orang berasal dari spanduk, empat orang berasal dari brosur, serta yang melihat langsung sebanyak tiga orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa teman yang merupakan media yang paling efektif untuk mempengaruhi seseorang untuk mengkonsumsi suatu produk, terutama produk steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Keputusan Mengkonsumsi Kembali Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa hampir seluruh konsumen (96,87%) terlihat mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Hal ini didukung oleh fasilitas yang diberikan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor di antaranya yaitu tempat yang nyaman, harga yang murah dan terjangkau, rasa steaknya yang enak dan pelayanannya yang memuaskan. Banyak dari konsumen yang beranggapan bahwa jarang sekali ada restoran di Bogor yang memberikan harga steak relatif murah dengan rasa yang enak ditambah lagi tempat yang nyaman dan pelayannya yang memuaskan. Sedangkan sisanya hanya sebanyak 3,13 persen konsumen yang menolak untuk mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk
34
Steak & Ribs Bogor ini. Hal ini terjadi karena konsumen yang menolak menganggap bahwa steak yang disajikan memiliki banyak serat serta pelayanan yang berikan tidak memuaskan. Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak Karakteristik konsumen yang diukur hubungannya dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pelerjaan, penghasilan, pengetahuan produk, dan sumber informasi pembentuk persepsi. Hubungan antara jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, serta sumber informasi pembentuk persepsi diukur dengan menggunakan chi square dan hubungan antara umur, penghasilan dan pengetahuan produk dengan persepsi diukur dengan menggunakan korelasi rank Spearman. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak Karakteristik Individu
Aroma
Citarasa -0,195 0,897 1,728 2,139 0,001
0,025 Umur (rs) 0,872 Jenis Kelamin (χ2 ) 2 7,847* Pendidikan (χ ) 0,739 Pekerjaan (χ2 ) 0,054 Penghasilan (rs) Pengetahuan 0,242 0,307 Produk (χ2 ) Sumber Informasi Pembentuk Persepsi 0,554 5,858 (χ2 ) Keterangan : * Berhubungan nyata (p<0,05)
Penyajian 0,033 4,465 2,396 7,377 -0,006
Persepsi Harga -0,031 1,890 3,299 1,261 0,065
Pelayan -an 0,132 1,810 7,388 12,266* 0,118
0,556
0,552
5,464
3,186
Jenis -0,91 1,834 5,534 5,072 -0,036
Besar Porsi 0.231* 1,215 6,950 15,305 0.213*
1,940
2,378
2,220
9,434
2,581
3,457
Umur Berdasarkan Tabel 5 terdapat hubungan yang nyata (p<0,05) antara umur konsumen dengan persepsi konsumen terhadap besar porsi. Semakin dewasa umur konsumen, maka semakin baik pula persepsinya terhadap besar porsi. Hal ini dikarenakan dengan semakin dewasa umur konsumen, maka pengalaman yang mereka miliki akan semakin banyak. Hal ini juga yang mempengaruhi persepsinya terhadap besar porsi.
35
Jenis Kelamin Tabel 5 memperlihatkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan nyata (p>0,05) dengan persepsi konsumen tentang mutu produk steak yang terdiri dari aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi. Dengan demikian berarti apapun jenis kelamin konsumen baik itu laki-laki maupun perempuan tidak mempengaruhi persepsi mereka tentang mutu produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan karakteristik konsumen penting yang akan mempengaruhi pandangan seseorang. Konsumen yang berpendidikan tinggi akan melakukan berbagai tindakan untuk memperluas pengetahuan sebelum melakukan pembelian (Sumarwan, 2002). Tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat persepsi. Berdasarkan Tabel 4 terdapat hubungan yang nyata (p<0,05) antara pendidikan dengan aroma steak. Semakin tinggi pendidikan yang ditempuh konsumen, maka semakin baik pula persepsinya terhadap aroma steak. Hal ini dikarenakan semakin tinggi pendidikan yang ditempuh konsumen, maka pengetahuan mereka tentang aroma semakin baik. Mereka dapat menentukan mana aroma yang harum dan tidak harum sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Pekerjaan Tabel 5 memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang nyata (p<0,05) antara pekerjaan dengan persepsi terhadap pelayanan. Setiap konsumen yang menjadi responden memiliki pekerjaan yang berbeda. Semakin baik pekerjaan yang dimiliki konsumen, maka semakin baik pula persepsinya terhadap pelayanan. Karena sebagian besar responden di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor sudah memiliki pekerjaan yang baik, sehingga hal ini mempengaruhi persepsi mereka terhadap pelayanan yang diberikan oleh Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Penghasilan Hasil analisis rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang nyata (p<0,05) antara penghasilan dengan persepsi konsumen terhadap besar porsi. Hal ini menunjukkan semakin tinggi penghasilan konsumen, maka semakin baik pula
36
persepsinya terhadap besar porsi steak. Konsumen yang berpenghasilan tinggi tidak memperdulikan harga steak. Mereka akan selalu berpersepsi baik terhadap besar porsi yang mereka dapatkan. Pengetahuan Produk Salah satu jenis pengetahuan konsumen adalah pengetahuannya terhadap produk. Tabel 5 memperlihatkan bahwa pengetahuan produk tidak berhubungan nyata (p>0,05) dengan persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak baik terhadap aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis maupun besar porsi. Hal ini memperlihatkan bahwa pada setiap kategori tentang pengetahuan produk, tidak akan mempengaruhi persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Sumber Informasi Pembentuk Persepsi Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber informasi pembentuk persepsi tidak memiliki hubungan yang nyata (p>0,05) dengan persepsi tentang mutu produk steak yang terdiri dari persepsi terhadap aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan juga besar porsi. Hal ini dapat diartikan bahwa sumber informasi pembentuk persepsi yang konsumen dapat tidak mempengaruhi persepsi yang mereka berikan tentang mutu pelayanan dan produk steak. Persepsi mereka akan sama darimanapun informasi yang mereka dapat berasal. Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk dengan Keputusan Mengkonsumsi Persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak yang diukur hubungannya dengan keputusan mengkonsumsi meliputi persepsi terhadap aroma, citarasa, penyajian, harga, pelayanan, jenis dan besar porsi. Hubungan antara persepsi dengan keputusan mengkonsumsi secara keseluruhan diukur dengan menggunakan chi square. Hubungan antara persepsi tentang mutu produk steak dengan keputusan mengkonsumsi disajikan pada Tabel 6.
37
Tabel 6. Hubungan Persepsi tentang Mutu Pelayanan dan Produk steak dengan Keputusan Mengkonsumsi Persepsi Aroma Citarasa Penyajian Harga Pelayanan Jenis Besar Porsi Keterangan :
Keputusan Mengkonsumsi Sumber Informasi yang Keputusan Mengkonsumsi Alasan Mempengaruhi Kembali 1,456 8,631* 8,337** 8,525 12,539* 9,829** 3,943 8,607 1,477 4,671 1,357 0,666 4,126 3,933 1,477 1,335 2,703 0,764 11,840 3,001 1,777 * Berhubungan nyata (p<0,05) ** Berhubungan sangat nyata (p<0,01)
Persepsi terhadap Aroma Hasil perhitungan chi square menunjukkan bahwa persepsi terhadap aroma berhubungan nyata (p<0,05) dengan alasan dan berhubungan sangat nyata (p<0,01) dengan keputusan mengkonsumsi kembali. Hal ini berarti semakin baik persepsi yang diberikan terhadap aroma, maka semakin besar pula konsumen yang akan mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Hal ini dikarenakan aroma steaknya yang harum merupakan salah satu alasan yang membuat konsumen akan mengkonsumsi kembali steak di Restoran ini. Selain itu menurut sebagian besar konsumen, aroma yang dikeluarkan steak tersebut memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan steak di restoran lain dan dapat menggugah selera makan konsumen. Persepsi terhadap Citarasa Persepsi terhadap citarasa memiliki hubungan yang nyata (p<0,05) dengan alasan dan berhubungan sangat nyata (p<0,01) dengan keputusan mengkonsumsi kembali. Semakin baik persepsi konsumen terhadap citarasa steak, maka semakin baik pula alasan mereka untuk mengkonsumsi kembali steak. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen yang baik terhadap citarasa steak merupakan alasan mereka untuk dapat mempengaruhi keputusannya mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Hal ini dapat terlihat dari sebagian besar konsumen yang beranggapan bahwa steak yang ditawarkan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor sangat enak dan sesuai dengan selera konsumen.
38
Persepsi terhadap Penyajian Tabel 6 memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata (p>0,05) antara persepsi terhadap penyajian dengan keputusan mengkonsumsi. Hal ini berarti baik
atau
buruknya
persepsi
konsumen
terhadap
penyajian
steak,
tidak
mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Persepsi terhadap Harga Berdasarkan hasil yang diperoleh, persepsi konsumen terhadap harga tidak berhubungan nyata (p>0,05) dengan keputusan mengkonsumsi. Dengan demikian berarti persepsi terhadap harga tidak mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Hal ini dapat dilihat dari berapapun harga yang ditawarkan, akan tetapi hampir seluruh konsumen tetap memutuskan untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Persepsi terhadap Pelayanan Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap pelayan tidak berhubungan nyata (p>0,05) dengan keputusan mengkonsumsi. Persepsi konsumen terhadap pelayanan bervariasi, tetapi persepsi tersebut tidak akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Persepsi terhadap Jenis Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan tidak terdapat hubungan yang nyata (p>0,05) antara persepsi terhadap jenis steak dengan keputusan mengkonsumsi. Hal ini berarti apapun persepsi konsumen terhadap jenis steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor tidak mempengaruhi keputusan mereka untuk mengkonsumsi steak di Restoran ini. Persepsi terhadap Besar Porsi Tabel 6 memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan nyata (p>0,05) antara persepsi terhadap besar porsi dengan keputusan mengkonsumsi. Hal ini berarti apapun persepsi konsumen terhadap besar porsi tidak mempengaruhi keputusan mereka untuk mengkonsumsi. Mereka akan tetap mengambil keputusan yang sama untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.
39
Hubungan Karakteristik Konsumen dengan Keputusan Mengkonsumsi Karakteristik konsumen yang diukur hubungannya dengan keputusan mengkonsumsi adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan produk dan sumber informasi pembentuk persepsi. Hubungan antara karakteristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi ini diukur dengan menggunakan chi square. Hubungan Karakeristik konsumen dengan keputusan mengkonsumsi disajikan pada Tabel 7. Tabel
7.
Hubungan Karakteristik Mengkonsumsi
Karakteristik Individu
Alasan
Konsumen
dengan
Keputusan
Keputusan Mengkonsumsi Sumber informasi yang Mengkonsumsi Mempengaruhi kembali 6,870 2,354 1,054 1,034 3,084 5,010 5,874 0,719 1,357 9,750* 4,146 0,764
3,601 Umur (rs) 1,834 Jenis Kelamin (χ2) 6,702 Pendidikan (χ2 ) 3,805 Pekerjaan (χ2 ) 3,989 Penghasilan (rs) 2,648 Pengetahuan Produk (χ2 ) Sumber Informasi 12,059 92,123** Pembentuk Persepsi (χ2 ) Keterangan : * Berhubungan nyata (p<0,05) ** Berhubungan sangat nyata (p<0,01)
0,644
Umur Berdasarkan Tabel 7 tidak terdapat hubungan yang nyata (p>0,05) antara umur konsumen dengan keputusan mengkonsumsi yang terdiri dari alasan, sumber informasi yang mempengaruhi dan keputusan mengkonsumsi kembali. Hal ini berarti berapapun umur konsumen baik itu remaja, dewasa awal maupun dewasa tidak mempengaruhi keputusannya untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Jenis Kelamin Tabel 7 memperlihatkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan nyata (p>0,05) dengan keputusan mengkonsumsi yang terdiri dari alasan, sumber informasi yang mempengaruhi dan keputusan mengkonsumsi kembali. Dengan demikian berarti jenis kelamin laki-laki maupun perempuan tidak mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor.
40
Pendidikan Pendidikan
tidak
berhubungan
nyata
(p>0,05)
dengan
keputusan
mengkonsumsi. Artinya keputusan mengkonsumsi yang terdiri dari alasan, sumber informasi yang mempengaruhi dan juga keputusan mengkonsumsi kembali tidak dipengaruhi oleh pendidikan konsumen. Baik pendidikan konsumen itu rendah, sedang ataupun tinggi, tetapi keputusan mereka untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor akan tetap sama. Pekerjaan Hasil perhitungan chi square menunjukkan bahwa pekerjaan tidak berhubungan nyata (p>0,05) dengan keputusan mengkonsumsi. Dengan demikian berarti pekerjaan yang dimiliki konsumen tidak mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Penghasilan Penghasilan konsumen berhubungan nyata (p<0,05) dengan sumber informasi yang mempengaruhi. Semakin besar penghasilan konsumen, maka semakin tinggi pengaruh sumber informasi yang konsumen dapat untuk mengkonsumsi steak. Hal ini dikarenakan konsumen yang berpenghasilan besar memiliki daya beli yang tinggi, sehingga pengaruh sumber informasi yang mereka dapat bisa mempengaruhinya untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Pengetahuan Produk Berdasarkan Tabel 7 memperlihatkan bahwa pengetahuan produk tidak berhubungan nyata (p>0,05) dengan keputusan mengkonsumsi. Artinya pengetahuan produk yang tinggi, sedang ataupun rendah yang dimiliki konsumen tidak mempengaruhi keputusannya untuk mengkonsumsi steak. Mereka akan tetap mengambil keputusan yang sama untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Sumber Informasi Pembentuk Persepsi Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber informasi pembentuk persepsi memiliki hubungan sangat nyata (p<0,01) dengan sumber informasi yang mempengaruhi. Hal ini mengartikan bahwa semakin tinggi pengaruh sumber informasi untuk membentuk persepsi yang baik tentang mutu pelayanan dan produk
41
steak, maka semakin tinggi pula sumber informasi tersebut mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi steak. Sehingga sumber informasi yang konsumen dapatkan bukan hanya bisa mempengaruhi untuk membentuk suatu persepsi tentang mutu pelayanan dan produk steak saja tetapi bisa juga untuk mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Hal ini terlihat dari sebagian besar konsumen mengetahui produk steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor dari teman, keluarga ataupun media lainnya dan dari situlah mereka juga terpengaruh untuk mengkonsumsi steak di Restoran ini.
42
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Umur konsumen tersebar mulai umur remaja, dewasa awal dan dewasa, mayoritas adalah perempuan, berpendidikan sedang, bekerja sebagai pegawai (swasta, PNS dan BUMN), berpenghasilan sedang, pengetahuan akan produk steak baik dan sumber informasi pembentuk persepsi konsumen berasal dari teman. 2. Persepsi konsumen tentang mutu pelayanan dan produk steak cukup baik, alasan mengkonsumsi steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor karena tempatnya yang nyaman dan sumber informasi yang mempengaruhinya adalah teman serta hampir seluruh konsumen akan mengkonsumsi kembali steak di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. 3. Umur berhubungan nyata dengan persepsi terhadap besar porsi, pendidikan dengan persepsi terhadap aroma, pekerjaan dengan persepsi terhadap pelayanan, penghasilan dengan persepsi terhadap besar porsi. 4. Persepsi terhadap aroma dan citarasa berhubungan nyata dengan alasan mengkonsumsi dan juga berhubungan sangat nyata dengan keputusan mengkonsumsi kembali. 5. Penghasilan berhubungan nyata dengan sumber informasi yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi dan pembentuk persepsi berhubungan sangat nyata dengan sumber informasi yang mempengaruhi keputusan mengkonsumsi. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Pihak Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor sebaiknya lebih mempromosikan produknya melalui media-media massa, agar dapat memperluas pasaran dan lebih diketahui oleh seluruh masyarakat terutama masyarakat di Bogor. 2. Untuk dapat mempertahankan pangsa pasar dan semangat kompetitif, sebaiknya pihak Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor lebih meningkatkan mutu pelayanan dan produknya.
UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia dan cinta-Nya penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam pembuatan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW dan para sahabatnya. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. H. Ismail Pulungan, MSc dan Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan banyak membantu mulai dari penyusunan proposal hingga terselesainya penulisan skripsi ini. Kepada pembahas seminar hasil penelitian Ir. Juniar Atmakusuma, MS, serta Ir. Sudjana Natasasmita sebagai dosen penguji sidang yang telah menguji dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak, Ibu, teh Dini, teh Dinda, dan Wawan atas iringan doa, kasih sayang, pengorbanan serta kesabaran dalam memotivasi dan menemani penulis. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Dangdut, Yoki, Oneng, Nenti, Nana, Inthi, Shinta dan Martha atas dukungan dan keceriaan yang diberikan. Penulis sampaikan banyak terima kasih kepada Rici Effendi (Ichie) atas kasih sayang, pengertian, doa, semangat, bantuan dan motivasi yang dberikan kepada penulis dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Andy, Ibu Ika, serta semua karyawan Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor atas bantuan dan kerjasamanya. Kepada sahabat-sahabatku Tika, Mama, Ela, Sapta terima kasih atas bantuan, kebersamaan dan kenangan yang tidak akan pernah dilupakan oleh penulis. Terima kasih kepada sahabatku Dodi ‘kasep’ atas bantuan, kebersamaan dan kenangan yang tidak akan pernah dilupakan oleh penulis dan semoga skripsinya cepat selesai “semangat buat dodi”. Terima kasih buat teman penelitianku Hardhy atas bantuan dan kerjasamanya. Terima kasih untuk teman seperjuanganku Ruslan atas bantuan serta kebersamaannya dan semoga skripsinya cepat selesai. Terima kasih untuk Rendy, Lifa, Prita, Lia ‘kcl’, Aska, J-Lo, Vina, Titi, Koedil, Markum, Eko, Bayu, Lanang, Citra dan Deny atas kebersamaan yang telah diberikan. Terima kasih untuk Baried, Sule, Agung, Abdik, Erik, Nizar, Isep, Lia ‘gede’, Mantra, Sandy, Suhe dan Kucing semoga kalian cepat selesai. Terima kasih untuk teman-
teman Seiperz ’40, ’39 dan ’41 serta staf SEIP yang telah membantu segala administrasi. Akhirnya penulis juga menyampaikan banyak terimakasih kepada semua teman-teman maupun pihak yang mungkin belum disebutkan di atas yang telah berkontribusi banyak terhadap kelancaran pembuatan skripsi ini. Bogor, Juli 2007
Penulis
DAFTAR PUSTAKA Anderson, D. R., J. S. Dennis, dan A.W. Thomas. 1996. Manajenen Sains. Jilid 1.Edisi ketujuh. Erlangga. Jakarta. Barata, A. A. 2003. Dasar-Dasar Pelayanan Prima. Elex Media Komputindo. Jakarta. Cangara, H. 2000. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Pers. Jakarta. Engel, J.F., R.D. Blackwell dan P. W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Edisi keenam. Binarupa Aksara. Jakarta. Eviyanti, Y. 2006. “Analisis Gender dalam Budidaya dan Pengolahan Hasil Tanaman Obat.” Skripsi. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Gantina, A. 2006. “Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Gizi dan Kesehatan Pangan Organik.” Skripsi. Program Studi Gizi Masyarakat dan Kesehatan Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Handayani, T., dan Sugiarti. 2002. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Ghalia Indonesia. Bogor. Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Edisi ketujuh. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. ________. 1997. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,Implementasi, dan control. Edisi Indonesia. Prenhallindo. Jakarta. Mardiyanti, N. 2005. “Analisis Persepsi Konsumen tentang Ikan Laut Segar dan Produk Olahannya di Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi.” Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Marfuah, P. 2002. ”Peran Sumber Informasi dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi Nugget.” Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mulyana, D. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya. Bandung Nurcahyo, P.I.. 2005. ”Pedomam Memilih Steak.” http://priyadi.net/archieve/2005/ 03/16/pedoman-memilih-steak/ Nurmansyah, M. 2006. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan rumah tangga dalam mengkonsumsi daging pasca isu flu burung. Skripsi. Program
Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Prasetijo, R., dan John J.O.I.I. 2004. Perilaku Konsumen. Andi. Yogyakarta. Prawoto, E. 2005. ”Studi Persepsi dan Tingkat Kepuasan Pelanggan Hoka-Hoka Bento Bogor.” Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Putri, R. E. 2006. ”Persepsi Konsumen terhadap Mutu Produk dan Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Siomay Teri Sebagai Salah Satu Pangan Tinggi Kalsium.” Skripsi. Program Studi Gizi Masyarakat dan Kesehatan Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rakhmat, J. 2001. Psikologi Komunikasi. Rosdakarya Group. Bandung. Sarwono, J. 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. Andi Offset. Yogyakarta. Siegel, S. 1997. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Terjemahan. Gramedia. Jakarta. Singarimbun, M., dan S. Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei. Edisi Revisi, Cetakan Kedua. LP3ES. Jakarta. Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sumarwan, U. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor. Wed. 2004. ”Aneka Trik Seputar Steak.” http://www.republika.co.id Wikipedia. 2006. “Steak.” http://id.wikipedia.org/wiki/steak
46
teman Seiperz ’40, ’39 dan ’41 serta staf SEIP yang telah membantu segala administrasi. Akhirnya penulis juga menyampaikan banyak terimakasih kepada semua teman-teman maupun pihak yang mungkin belum disebutkan di atas yang telah berkontribusi banyak terhadap kelancaran pembuatan skripsi ini. Bogor, Juli 2007
Penulis
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
Nomor Responden : ….
PERSEPSI KONSUMEN TENTANG MUTU PELAYANAN DAN PRODUK STEAK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI (Kasus : Restoran Obonk Steak & Ribs, Bogor)
Kuisioner ini merupakan alat/instrument penelitian mengenai “Persepsi Konsumen tentang Mutu Pelayanan dan Produk Steak dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi” yang dilakukan di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor, oleh Disti Lastriani (D34103068) mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
IDENTITAS RESPONDEN Nama Lengkap
: ………………………………………………
Alamat
: ……………………………………………… ………………………………………………
Enumerator
: Disti Lastriani
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
48
BAGIAN I Karakteristik Konsumen 1. Berapakah usia Anda sekarang? Sebutkan!: ........... tahun 2. Apa jenis kelamin Anda? L / P (coret yang tidak perlu) 3. Apa pendidikan terakhir Anda) a. Tidak tamat SD b. SD c. SMP/sederajat
yang pernah Anda ikuti? (lingkari salah satu jawaban d. SMA/sederajat e. Diploma f. Sarjana
g. Pascasarjana (S2/S3) h. Lainnya, sebutkan!: ….
4. Apa pekerjaan Anda saat penelitian ini dilakukan? a. Pelajar c. Pegawai swasta e. Wiraswasta b. Mahasiswa d. Pegawai negeri f. Lainnya, sebutkan!: ………… 5. Berapakah pemasukan Anda dalam satu bulan terakhir sampai dengan saat penelitian ini dilakukan? a. Gaji/honor Rp ……………………/bulan b. Dari orang tua Rp ……………………/bulan c. Wiraswasta Rp ……………………/bulan e. Lainnya, sebutkan …… Rp ……………………/bulan ……………………….. Rp ……………………/bulan + Total Rp ……………………/bulan 6. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan tentang pengetahuan produk konsumen. Berikan tanda silang (x) pada jawaban Anda! No B S Pernyataan 1 Masakan steak memiliki kadar kolesterol yang rendah 2 Ada dua cara penyajian steak, yaitu hot plate dan di piring biasa 3 Harga steak pada umumnya sangat murah 4 Cara penyajian steak yang baik adalah dengan menggunakan saus steak 5 Daging untuk membuat steak hanya dapat menggunakan daging sapi dan daging ayam saja Keterangan : B = Benar
S = Salah
7. Dari mana pertama kali Anda mengetahui produk steak yang ada di Restoran ini? a. Teman c. Radio e. Brosur g. Lainnya, sebutkan!: ……… b. Keluarga d. Leaflet f. Spanduk
49
BAGIAN II Persepsi tentang Mutu Produk 8. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan tentang ketertarikan konsumen terhadap mutu produk steak yang ada di Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor. Berikan tanda silang (x) pada jawaban Anda! No Pernyataan 3 2 1 (S) (R) (TS) 1 Aroma yang dikeluarkan steak di Restoran ini sangat menggugah selera makan saya 2 Aroma yang dikeluarkan steak di Restoran ini menunjukkan bahwa steak yang disajikan tidak enak 3 Aroma yang dikeluarkan steak di Restoran ini memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan steak di Restoran lain 4 Rasa steak yang disajikan di Restoran ini enak 5 Rasa steak yang disajikan di Restoran ini tidak sesuai dengan selera saya 6 Rasa steak yang disajikan di Restoran ini memiliki citarasa tersendiri dibandingkan steak pada umumnya 7 Cara penyajian steak di Restoran ini tidak menarik 8 Cara penyajian steak di Restoran ini mengundang selera makan saya 9 Cara penyajian steak hot plate lebih saya sukai dibandingkan dengan cara penyajian steak di piring biasa 10 Harga steak yang ditawarkan Restoran ini sesuai dengan pelayanan yang diberikan 11 Harga steak yang ditawarkan Restoran ini mahal 12 Harga steak yang ditawarkan Restoran ini sesuai dengan uang saku yang saya miliki 13 Pelayanan yang diberikan Restoran ini memuaskan 14 Pelayan yang ada di Restoran ini sigap dalam melayani pelanggannya 15 Pelayan yang ada di Restoran ini tidak ramah dengan pelanggannya 16 Restoran ini menawarkan hanya sedikit ragam jenis masakan steak-nya 17 Di restoran ini chicken steak adalah makanan favorit saya dibandingkan dengan beef steak 18 Saya lebih menyukai steak daging import dibandingkan dengan steak daging lokal 19 Besar porsi steak yang diberikan sudah cukup mengenyangkan 20 Besar porsi steak yang diberikan sesuai dengan porsi makan saya 21 Besar porsi yang diberikan tidak sesuai dengan harga yang ditawarkan Keterangan : 3 = Setuju (S)
2 = Ragu-ragu (R)
1 = Tidak Setuju (TS)
50
BAGIAN III Keputusan Mengkonsumsi 9. Apa yang menjadi alasan Anda makan steak di Restoran ini? a. Rasanya enak c. Harganya murah b. Tempatnya nyaman d. lainnya, sebutkan! ……… 10. Sumber informasi apa yang paling mempengaruhi Anda untuk makan steak di Restoran ini? a. Teman c. Radio e. Brosur g. Lainnya, sebutkan! ……… b. Keluarga d. Leaflet f. Spanduk 11. Setelah Anda makan dan menilai mutu produk steak di restoran ini, Apakah anda akan kembali makan di Restoran ini lagi? a. Ya b. Tidak Alasan : ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………... ……………………………………………………………………………………...
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
51
LAMPIRAN
Lampiran 2. Daftar Menu restoran Obonk Steak & Ribs Bogor Snack’s
Makanan Steak Import Sirloin Tenderloin Tenderloin Pepper T-bone Blackpepper Rib’s Lamb Chop
Rp 36.000,00 Rp 46.000,00 Rp 47.000,00 Rp 46.000,00 Rp 37.000,00 Rp 46.000,00 Rp 46.000,00
French Fries Rp 6.000,00 Cream Soup Rp 6.000,00 Spaghetti Rp 7.500,00 Chicken Wings Rp 7.500,00 Chicken Strips Rp 7.500,00 Calamari Crispy Rp 7.500,00 Vegetables Mix Rp 6.500,00 Vegetables Mix + Potate Rp 7.000,00 Kentang Lokal Rp 4.000,00 Minuman
Barbeque Sirloin Tenderloin Chicken Chicken Pepper T-bone Blackpepper Tenderloin Pepper Rib’s Rib’s eye Hot Tuna Cumi Udang Gindara Obonk
Rp 20.000,00 Rp 22.000,00 Rp 18.000,00 Rp 19.000,00 Rp 26.000,00 Rp 21.000,00 Rp 23.000,00 Rp 27.000,00 Rp 26.000,00 Rp 18.000,00 Rp 18.000,00 Rp 19.000,00 Rp 18.000,00 Rp 25.000,00
Crispy Beef Crispy Chicken Crispy Chicken Cheese Mix Crispy Double Crispy
Rp 9.500,00 Rp 9.500,00 Rp 14.000,00 Rp 14.000,00 Rp 15.000,00
Hot Plate Sirloin Sirloin Mushroom Tenderloin Chicken Chicken Mushroom Oxtongue T-bone BlackPepper
Rp 15.000,00 Rp 16.500,00 Rp 18.000,00 Rp 12.000,00 Rp 13.000,00 Rp 17.000,00 Rp 19.000,00 Rp 16.500,00
Juice Jus Apel Jus Wortel Jus Belimbing Jus Melon Jus Tomat Jus Mangga Jus Jambu Orange Juice Mixed Juice
Rp 5.000,00 Rp 5.000,00 Rp 5.000,00 Rp 5.000,00 Rp 5.000,00 Rp 5.000,00 Rp 6.000,00 Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
Fruit juice Jus Alpukat Jus Strawberry Strawberry Float Sari Apel
Rp 5.000,00 Rp 8.000,00 Rp 9.000,00 Rp 5.000,00
Float’s & Shake’s Milk Shake Rp 5.000,00 (Choco, vanilla, strawberry) Milk Shake Spesial Rp 6.000,00 (Choco, vanilla, strawberry) Cola Float Rp 5.500,00 Fanta Float Rp 6.000,00 Cappucino Float Rp 5.500,00 Orange Float Rp 6.000,00 Fosco Rp 6.500,00 Hawaiian Delican Rp 6.500,00 Guava Float Rp 7.000,00
52
Lampiran 2 (Lanjutan) Beverage’s Teh botol Teh/es Jeruk/es Lemon Tea Cappucino Kopi Luwak Coffe Cream Coffe Ginseng Green Sand Orange Soda Cream Blue Sky Soda Gembira Orange Squash Lemon Squash Softdrink (Coke, Sprite, Fanta) Obonk Slink Beer botol Beer kaleng Corona Zero kaleng Zero botol San Miquel Air putih/es Desert Banana Split Strawberry Split Fresh Strawberry
Rp 3.000,00 Rp 2.500,00 Rp 3.500,00 Rp 3.000,00 Rp 4.500,00 Rp 4.500,00 Rp 4.500,00 Rp 4.500,00 Rp 5.000,00 Rp 6.500,00 Rp 6.500,00 Rp 6.500,00 Rp 5.500,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 8.500,00 Rp 25.000,00 Rp 13.500,00 Rp 30.000,00 Rp 9.000,00 Rp 10.000,00 Rp 20.000,00 Rp 500,00
Rp 8.000,00 Rp 8.000,00 Rp12.500,00
53