JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
PENGARUH MOTIF RASIONAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBEIAN STEAK (STUDI KASUS DI WAROENG STEAK AND SHAKE JALAN ANGKATAN 66 NOMOR 426 PALEMBANG) Dibyantoro Nirwan Rasyid Ade Ristania Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Abstract The purpose of this study was to determine the effect on purchasing decisions rational motive Steak and look for a variable or which is the most dominant factor in influencing decisions. The variables used in this report is the independent variable that consists of price, quality, service, location and the dependent variable is the purchase decision. The sample used is 80 people who are consumers in Waroeng Steak and Shake Road Force 66 Number 429 of Palembang. The questionnaire results show that a correlation of 0.442 Rsquare. Among the four variables X, there are 3 variables that have no effect and should be repaired again but variable hargalah most dominant and influential of 0.639. The author concluded that the company should improve the quality of products, services and promotion of good order Waroeng Steak and Shake locations are known to everyone, and remains a steakhouse developed. Keywords: rational motives, purchasing decisions PENDAHULUAN Makanan adalah sesuat yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Khususnya bagi manusia yang terus melakukan kegiatan setiap harinya. Menurut Dedi Setiawan dalam webnya menyebutkan bahwa makanan dapat dibagi menjadi tiga yaitu makanan primer, sekunder dan tersier. Salah satu dari makanan sekunder adalah steak. Steak merupakan olahan daging sapi, ayam, ikan bahkan cumi yang diiris lalu dipanggang atau dibakar. Steak merupakan makanan eropa yang diperkenalkan di Indonesia seiring dengan kemajuan dan berkembangnya Indonesia. Apalagi masyarakat Indonesia yang suka dengan kuliner, steak jadi salah satu pilihan untuk disantap. Ketika hal itu terjadi maka keputusan pembelian itu bisa dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi seorang Individu utnuk mengkonsumsinya dimana faktor tersebut adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis (Kotler, 2008:166). Menurut Kotler (2008:166-183) faktor budaya terdiri dari kelas sosial, faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga dan Peran status. Faktor personal dibagi menjadi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri. Faktor berikutnya adalah faktor psikologis. Faktor psikologis ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yang pertama adalah motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori. Salah satu dari faktor-faktor tersebut yang sangat penting adalah motivasi. Sebuah Motivasi menciptakan suatu motif-motif dari pembelian suatu konsumen. Menurut Swasta dan Handoko (1997), motif seorang manusia dalam melakukan pembelian suatu produk
198
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
utnuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya dapat dibedakan sebagai berikut motif pembelian primer dan selektif serta motif rasional dan irasional. Motif rasional yang dikatakan sebagai motif yang didasarkan pada kenyataan meliputi berbagai pertimbangan didalamnya seperti harga kualitas, pelayanan, lokasi. Faktor-faktor itulah yang nantinya menjadi suatu hal yang dipertimbangkan dalam melakukan keputusan pembelian suatu konsumen. Namun disisi lain, semakin meningkatnya minat masyarakat dengan steak, menyebabkan bermunculan restoran-restoran yang menjual steak dengan harga dan olahan yang bervariasi sehingga timbullah persaingan diantara restoran-restoran tersebut. Berikut beberapa restoran steak yang ada di Kota Palembang saat ini: Tabel 1. Restoran Steak di Kota Palembang NO. 1.
Nama Restoran Alamat Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 (Steak Luar Biasa) Nomor 429 Palembang 2. Waroeng Steak and Shake Jalan Pangeran SW Subakti Palembang 3. Lovely Steak Internasional Plaza, Jalan Jend. Sudirman Nomor 147 Palembang 4. Resto Kanjengan Jalan Musi Raya Barat A Nomor 10 Palembang 5. Emilee Iga Bakar Jalan Mp Mangkunegara Nomor 71, 73 Kenten Permai Palembang 6. Pioneerindo Gourmet Jalan May Rustan II Internasional Nomor 1, Lahat Palembang 7. Kedai Steak dan Kui Iphoek Jalan Hang Tuah Nomor Thea 5 Palembang 8. Resto dan Steak Gamma Jalan kapten A. Rivai Nomor 219 B Palembang 9. Steak E,nak Jalan Sumpah Pemuda Palembang Sumber: Internet, 2013
Harga Rp. 30.000Rp. 50.000 Rp. 30.000Rp. 50.000 Rp. 30.000Rp. 50.000 Rp. 30.000Rp. 50.000 Rp. 30.000Rp. 50.000 Rp. 50.000Rp. 75.000 Rp. 50.000Rp. 75.000 Rp. 50.000Rp. 75.000 Rp. 30.000Rp. 50.000
Melihat banyaknya restoran yang menjual steal di Palembang, penulis mengambil 3 restoran yaitu Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 429 Palembang, Resto Kanjengan, Emilee Iga Bakar, dengan maksud untuk mencari dimanakah pengaruh motif rasional yang paling besar dengan menyebarkan kuisioner. Berikut hasil dari kuisioner yang telah disebarkan diketiga restoran tersebut adalah:
199
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
Nama Restoran
Tabel 2. Hasil Kuisioner Validitas Reabilitas R R Square
Waroeng Steak and Shake Jalan Valid Rabel Angkatan 66 Nomor 429 Palembang Resto Kanjengan Valid Reabel Emile Iga Bakar Valid Reabel Sumber: Pengolahan data primer, 2013
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
Adjusted R Square
0.665
0.442
0.412
0.449 0.411
0.202 0.169
0.159 0.125
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa masing-masing restoran memiliki pengaruh terhadap motif rasional sebesar 0,665 dan restoran kanjengan sebesar 0,449 serta Emilee Iga Bakar sebesar 0,411 melihat hasil tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pengaruh paling besar adalah di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 429 Palembang. Waroeng Steak and Shake di Jalan Angkatan 66 Nomor 429 Palembang ini merupakan salah satu cabang di Kota Palembang. Waroeng steak ini didirikan pada tanggal 30 Mei 2010 utnuk pertama kalinya. Melihat begitu eratnya faktor-faktor rasional terhadap suatu keputusan pembelian maka penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 429 Palembang). METODE PENELITIAN Populasi pada penelitian ini adalah konsumen yang berada di Waroeng Steak and Shake Cabang Palembang untuk membeli steak. Menurut Sugiyono (2009:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil pada penelitian ini merupakan populasi konsumen di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 429 Palembang. Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi tersebut dapat menggunakan rumus Roscoe, yaitu: n=(Vₓ+nVy) x 10 Keterangan: n = Ukuran Sampel Vₓ = Jumlah Variabel X Keterangan: n = Ukuran Sampel Vₓ = Juml ah Variabel X Vy = Jumlah Variabel Y Perhitungan: n = (4+1) x 10 n = 50 Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diperoleh sejumlah 50 responden. Namun dengan pertimbangan yang matang, akhirnya penulis menetapkan jumlah sampel sebesar 80 responden untuk mengantisipasi data yang tidak valid. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampling Accident yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
200
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengang peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009:122). Analisa Data a) Metode Kualitatif Menurut Yusi dan Umiyati Idris (2009:5), data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik. Jadi Metode Kualitatif yaitu daya yang berupa serangkaian informasi yang diambil dar hasil penelitian tetapi hanya dalam bentuk keterangan saja. Teknik analisa kualitatif digunakan untuk menjelaskan data yang diperoleh dari penelitian dan menghubungkan dengan teori-teori yang ada. b) Metode Kuantitatif Menurut Yusi dan Umiyati Idris (2009:4), data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Jadi dapat disimpulkan bahwa metode kuantitatif ini adalah data yangberbentuk angka yang kemudian diolah kemuadian dianalisis lalu diambil kesimpulan mengenai fenomena tersebut. Diperoleh dan dimasukkan kedalam program analisis data yaitu SPSS (System Program Society Science) versi 11.5. Adapun dalam metode ini yang akan dianalisis berupa: 1. Uji Validitas dan Reabilitas Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Kuncoro, 2003:151). Reliabilitas (realibility) menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Raliabilitas berbeda dengan validitas karena yang pertama memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedang yang kedua lebih memperhatikan masalah ketepatan. Dengan demikian, reliabilitas mencakup dua hal utama, yaitu stabilitas ukuran dan konsistensi internal ukuran. (Sekaran, 2000:205-7). Jadi instrument yang valid dan reliable merupakan syarat yang mutlak. 2. Regresi Berganda Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motif rasional terhadap keputusan pembelian Steak di Waroeng Steak and Shake Cabang Palembang dengang menggunakan rumus regresi linier bergand sebagi berikut: Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e Dimana: Y = a = b = X = X2 = X3 = X4 =
Keputusan Pembelian Konstanta Koefisien regresi Variabel Harga Variabel Kualitas Variabel Pelayanan Variabel Lokasi
201
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
3. Skala Pengukuran Pada penelitian ini, penulis menganalisis dengan mengumpulkan dan mengolah data yang diambil dari kuisioner dengan menggunakan pembobotan skala likert. Menurut Riduwan dan Akdon (2007:12) pengertian Skala Likert adalah : “Skala yang didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya”. Menurut Sugiyono (2009:133) menyatakan bahwa : “Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata dengan diberi skor, misalnya Tabel 3. Skala Pengukuran Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor Setuju/sering/positif diberi skor Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative diberi skor Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat positif diberi skor
5 4 3 2 1
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perilaku Konsumen Adapun pengertian dari perilaku konsumen adalah: 1. Schiffman (2000), perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, memberi, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. 2. Menurut Lamb et.all (2001:188), perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga untuk menggunakan dan membuang barangbarang dan jasa yang dibeli; juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keuputusan pembelian dan penggunaan produk. 3. Menurut Kotler (2008:166), perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, idea atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Faktor-faktor Perilaku Konsumen Menurut Kotler (2008:166) perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi. Faktor Budaya Budaya (culture) adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya (subculture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
202
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
A. Kelas sosial Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi sosial, seringkali dalam bentuk sosial, divisi yang relative homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai, minat dan perilaku yang sama. (Kotler, 2008:166). Faktor Sosial a. Kelompok Referensi Kelompok referensi (referensi group) seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan (membership group). Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer (primary group), dengan siapa seseorang berinteraksi dengna apa adanya secara terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja. Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder (secondary group), seperti agama, professional dan kelompok persatuan perdagangan yang cenderung lebih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan (Kotler, 2008:170). b. Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga merepresentasikan kelompok referensi utama yang paling berpengaruh. Ada dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari orang tua dan saudara kandung. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian setiap hari adalah keluarga prokreasi (family of procreation) yaitu pasangan dan anak-anak (Kotler, 2008:1710). c. Peran dan Status Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok keluarga, klub, organisasi. Kelompok sering menjadi sumber informasi penting dan membantu mendefinisikan norma perilaku. Kita dapat mendefinisikan posisi seseorang dalam tiap kelompok dimana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status. Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran menyandang status (Kotler, 2008:172) Faktor Pribadi a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Selera kita dalam makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering berhubungan dengan usia kita. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, serta jenis kelamin orang dalam rumah tangga pada satu waktu tertentu (Kotler, 2008:172) b. Situasi Ekonomi dan Pekerjaan Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka dan bahkan menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan tertentu. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi: penghasilan yang dapat
203
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
dibelaanjakan (tingkat, stabilitas, dan pola waktu), tabungan dan aset (termasuk presentase aset likuid), utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan (Kotler, 2008:1730). c. Kepribadian dan Konsep Diri Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Yang dimaksud dengan kepribadian (personality), adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relative konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembelian). 1. Gaya Hidup Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapat. Gaya hidup memotret interaksi “seseorang secara utuh” dengan lingkungannya (Kotler, 2008:175). 2. Nilai Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti (core values), system kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku. Nilai inti lebih dalam daripada perilaku atau sikap dan menentukan pilihan dan keinginan seseorang pada tingkat dasar dalam jangak panjang (Kotler, 2008:176). Faktor Psikologis a) Motivasi Kita semua mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenic; kebutuhan itu timbul dari keadaan tekanan psikologis seperti rasa lapat, rasa hasu, atau rasa tidak nyaman. Kebutuhan lain bersifat psikogenik; kebutuhan yang timbul dari keadaan tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebutuhan menjadi motif (motive) ketika kebutuhan itu meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga mendorong kita bertindak (Kotler, 2008:178). b) Persepsi Orang yang termotivasi siap bertindak Bagaimana ia bertindak dipengaruhi oleh pandangannya tentang situasi. Persepsi (perception) adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti (Kotler, 2008:179). c) Memori Semua informasi dan pengalaman yang kita hadapi ketika menjalani hidup dapat berakhir di memori jangka panjang kita. Pengambilan memori merupakan cara informasi diambil dari memori. Usaha mengingat informasi merek yang berhasil tidak hanya tergantung pada kekuatan awal informasi tersebut dalam memori (Kotler, 2008:181).
204
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
Motif Pembelian Motif-motif seorang manusia dalam melakukan pembelian suatu produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya dapat dibedakan atas: 1. Motif pembelian primer dan selektif Motif pembelian primer adalah motif yang menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori-kategori umum (biasa) pada suatu produk, seperti membeli televisi dan pakaian. Motif pembelian selektif adalah motif yang mempengaruhi tentang model untuk merek dari kelas-kelas produk, atau macam penjual yang dipilih untuk suatu pembelian motif ekonomi status keamanan dan persentasi adalah beberapa contoh motif pembelian. 2. Motif rasional dan irasional a) Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen. Faktor yang dapat dipertimbangkan dapat berupa harga, kualitas, pelayanan, ketersediaan barang, keawetan, ukuran, keberhasilan, efisiensi dalam penggunaan. Sebagai contoh: motif pembelian pada sepeda motor yang hemat bahan bakar, atau merek tertentu karena kualitasnya sudah terpercaya. Dasar pertimbangannya sebagai berikut. 1) Produk barang dapat memberikan kegunaan maksimal 2) Barang tersebut betul-betul dibuthkan 3) Kualitas barang terjamin 4) Harga terjangkau atau sesuai kemampuan b) Motif emosional adalah motif pembelian yang berkaitan dengan perasaan atau emosi individu, seperti pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan dan kepraktisan. Contohnya: - Tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik; - Memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen; - Ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon; - Prestise ata gengsi Motif Rasional Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen. Faktor-faktor yang diperhatikan dapat berupa: Harga “Nilai suatu benda yang ditentukan dengang uang” (Salim dan Peter, 1992:508). Harga merupakan faktor penting yang bervariasi berdasarkan jenis produk. Untuk restoran, harga merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pengambilan keputusan konsumen, karena konsumen akan memberikan penilaian secara garis besar apakah harga tersebut sesuai dengan makanan yang dibelinya. Tetapi pada suatu saat harga dapat menjadi sesuatu yang tidak penting karena terpengaruh dari sifat konsumen. Biasanya ini tergantung dari persepsi konsumen. Dimana mereka sudah beranggapan bahwa harga dari suatu produk dari restoran tertentu lebih murah dibandingkan restoran yang lainnya.
205
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
Sehingga suatu saat meskipun harga di restoran tersebut sudah tidak lebih murah atau bahkan untuk produk tertentu bahkan lebih mahal, mereka tetap membeli pada restoran tersebut karena mereka telah beranggapan bahwa restoran tersebut teta menjual dengan harga murah. Kualitas Roger (1995:157), kualitas adalah kecocokan penggunaan yang artinya barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengertian lainnya yaitu menurut Crosby dalam Nasution (2004:41) kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan bila suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dengan meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi. Pelayanan “Cara melayani atau cara membantu mengurus apa yang diperlukan sesorang atau meladeni” (Salim dan Peter, 1992:842). Jasa pelayanan yang harus dapat menciptakan kepuasan konsumen, perasaan dihargai, dihormati, prestige dapat muncul dari diri konsumen atas pelayanan yang ramah, cepat, serta sigap dalam bekerja, inisiatif dari staff untuk menyelesaikan kritik dengan baik juga diperlukan dimana hal ini menunjukkan sikap tanggung jawab yang tinggi dimana pelayanan yang jelek akan membuat konsumen enggan melakukan proses pembelian di kemudian hari. Lokasi “Tempat, daerah, letak, penempatan suatu benda pada permukaan bumi” (Salim dan Peter, 1992:884). Faktor penting dalam pemilihan restoran adalah lokasi. Lokasi yang strategis akan menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Banyak contoh dari restoran-restoran yang berhasil disebabkan faktor lokasi. Hal ini dimungkinkan karena restoran tersebut terletak di daerah yang sering dilintasi oleh masyarakat atau pada jalan utama, dimana konsumen sebenarnya tidak bermaksud bersantap di restoran tersebut, namun pada akhirnya singgah di restoran tersebut untuk bersantap. Restoran yang berlokasi di tempat yang sepi atau tempat parkirnya tidak memadai seringkali gagal mempertahankan usahanya. (Berelsoin dan Steiner 1964:88) menganalisa bahwa kemungkinan seseorang untuk bersantap ke suatu restoran ada hubungannya dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai restoran tersebut. Keputusan Pembelian Para ahli perilaku menganggap pembelian produk konsumsi sebagai suatu proses pemecahan persoalan atau proses pemenuhan kebutuhan. Sebelum konsumen membeli suatu produk maka mereka akan melewatkan proses-proses atau tahap pengambilan keputusan membeli. Tahapan proses membeli merupakan sebuah pendekatan penyelesaian yang terdiri atas lima tahap menurut Kotler (2008:184) yaitu:
206
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal. Salat satu dari kebutuhan normal seseorang- rasa lapar, haus, seks- naik ke tingkat maksimum dan menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal. 2. Pencarian Informasi Setelah konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas. Kita daat membedakan antara dua tingkat keterlibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif: mencari bahan bacaan, menelpon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut. Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi empat kelompok: - Sumber Pribadi Dapat berupa keluarga, teman, tetangga maupun kenalan - Sumber Komersial Dapat berupa iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan - Sumber Publik Dapat berupa media massa, media elektronik, organisasi dan penilaian konsumen - Sumber Eksperimental Dapat berupa penanganan, pemeriksaan dan penggunaan produk 3. Evaluasi Alternatif Konsumen memproses informasi merek kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir dengan membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: Pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masingmasing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini. 4. Keputusan Membeli Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling disukai. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenkakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Perilaku pascapembelian meliputi kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, penggunaan dan penyingkiran pascapembelian
207
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas dan Uji Reabilitas Uji validitas dan reabilitas adalah alat ukur yang dilakukan untuk memastikan instrumen tersebut merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Pengukuran data dalam penelitian ini, penulis menggunakan kuisioner yang disebarkan kepada konsumen di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 429 Palembang. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode Pearson Correlation atau lebih dikenal dengan Product Moment Pearson. Metode ini merupakan metode yang mengkorelasikan antara tiap skor item dengan skor total. Uji validitas ini juga membandingkan nilai rtabel dan rhitung yang diperoleh dari DK (Derajat Kebebasan) yang rumusnya adalah DK = n-k atau jumlah responden dikurangi dengan K, menurut rumus tersebut maka 80-2 = 78 sehingga nolai rtabel nya adalah 0.219. Apabila setiap item variabel memiliki nilai > xxx maka instrumen tersebut dinyatakan valid. Uji Reabilitas merupakan alat ukur yang digunakan untuk memastikan instrument penelitian merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Menurut Sekaran (1992), Reabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Sehingga hasil yang ditunjukkan tersebut dapat dikatakan lewat dari batasan kurang baik. Hasil Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson, dimana rtabel adalah 0,219. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan untuk variabel dan variabel terikat pada masing-masing item menunjukkan thitung > rtabel. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh data yang diuji adalah valid. Untuk melihat valid atau tidaknya kuisioner, kita bisa melihat pada tampilan output Cronbach Alpha pada kolom Correlated Item-Total Correlation. Tanda ** yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi tersebut signifikan pada taraf kepercayaan 99%. Kalau tanda bintangnya hanya satu (*) menunjukkan signifikan pada level kepercayaan 95%.
Hasil Uji Reabilitas Uji Reabilitas merupakan alat ukur yang digunakan untuk memastikan instrument penelitian merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Menurut Sekaran (1992), Reabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Sehingga hasil yang ditunjukkan tersebut dapat dikatakan lewat dari batasan yang kurang baik. Dapat disimpulkan bahwa semua variabel independent adalah reliable (handal).
208
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 429 Palembang) Pengaruh motif rasional terhadap keputusan pembelian steak ini berpengaruh sangat penting dimana penilaian seorang individu pastinya dilandaskan pada motif pembeliannya. Upaya untuk mengetahui Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 429 Palembang ini menggunakan analisis regresi berganda dengan program SPSS versi 11.5 Regresi Berganda Pada penelitian ini yang diteliti adalah variabel independen yaitu motif rasional (X) yang terdiri dari harga (X1), kualitas (X2), Pelayanan (X3), dan Lokasi (X4) serta variabel dependen (Y) yaitu Keputusan pembelian. Untuk dapat mengetahui pengaruh harga, kualitas, pelayanan dan harga terhadap keputusan pembelian maka kita dapat melihat dari hasil perhitungan dengan program SPSS dan menggunakan model summary, yaitu dengna nilai Rsquare. Setelah dianalisis dan diolah, berikut hasil yang diperoleh: Tabel 4. Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Erorr of Square the Estimate a 1 ,665 ,442 ,412 2,233 a. Predictors: (Constant), lokasi, harga, kualitas, pelayanan Berdasarkan tabel di atas, angka R sebesar 0,665 yang menunjukkan bahwa adanya korelasi atau hubungan yang kuat antara variabel motif rasional terhadap keputusan pembelian steak dimana 0.60 – 0,799 menunjukkan hubungan yang kuat (Sugiyono (2008:214). Nilai R Square atau koefisien determinasi adalah 0.442 atau 44.2. sedangkan besarnya Adjusted R Square adalah 0.412 atau 41.2%. Angka Adjusted R Square dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel harga, kualitas, pelayanan dan lokasi terhadap keputusan pembelian dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD). Adapun cara menghitungnya adalah: KD = r2 x 100% r2 = R Square perhitungan, KD = 0,442 x 100% KD = 44,2% Dilihat dari perhitungan di atas menunjukkan bahwa pengaruh harga, kualitas pelayanan dan lokasi terhadap keputusan pembelian steak adalah sebesar 44,2% dan sisanya merupakan pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti sebagai contohnya dikarenakan banyaknya kuliner yang beredar di Palembang. Saat ini sudah tidak bisa kita hitung lagi ada berapa macam kuliner yang tersebar dipenjuru kota Palembang, termasuk makanan khas kota Palembang yang pastinya menyita perhatian masyarakatnya sehingga mengurangi kebutuhan akan makanan lain. Tidak dapat diragukan lagi bahwa kuliner
209
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
selalu menjadi perhatian utama bagi setiap individu karena terdorong akan kebutuhan utama mereka, sehingga untuk suatu usaha kuliner haruslah diiringi dengan usaha dan modal yang besar. Salah satu usaha yang harus dilakukan adalah dengan promosi. Promosi yang baik tentu akan mendatangkan kemajuan pada suatu usaha agar konsumen mau mengkonsumsi produk tersebut. Uji F (Uji Secara Bersama/ Simultan) Menurut Priyatno (2010:83), Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F ini dilakukan dengan membandingkan angka ftabel dengan fhitung > ftabel maka berarti ada pengaruh secara bersamaan terhadap variabel dependen atau keputusan pembelian. Cara menghitung ftabel adalah dengan ditentukan batasannya yaitu taraf signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator yaitu jumlah variabel – 1 atau 5-1 = 4 dan denumerator yaitu jumlah ksus -5 atau 80-5 = 75. Berdasarkan ketentuan tersebut maka diperoleh angka ftabel sebesar 2.49. Berikut hasil dari perhitungan Uji Anova/ Serentak (Uji F): Tabel 5. ANOVAb Model Sum of Df Mean F Sig Squares Square 1 Regression 296,235 4 74,059 14,853 0,00a Residual 373,965 75 4,968 Total 670,2 79 a. Predictors: (Constant), lokasi, harga, kualitas, pelayanan b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber: Pengolahan data primer, 2013 Hipotesis satu berbunyi sebagai berikut: H0: Tidak ada pengaruh antara variabel harga, kualitas, pelayanan dan lokasi terhadap keputusan pembelian H1: Ada pengaruh antara variabel harga, kualitas, pelayanan dan lokasi terhadap keputusan pembelian Dilihat dari tabel diatas, ftabel xxx < fhitung yang sebesar 14,853 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel dependen terhadap variabel independen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi diatas sudah layak atau benar. Uji T (Uji Secara Parsial) Menurut Priyatni (2010:86), Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap dependen. Berikut Tabel Coefficients yang telah diolah:
210
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
Tabel 6. Coefficientsa Unstandardized Standardized Model Coefficients Coefficients t Sig. Std. B Error Beta 1 (Constant) 1.992 2,337 ,852 ,397 Harga ,639 ,151 ,498 4,219 0,000 Kualitas ,193 1,132 ,168 ,171 ,865 Pelayanan ,009 1,203 ,08 ,08 ,994 Lokasi ,48 ,441 ,42 ,108 ,914 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber : Pengolahan data primer, 2013 1. Analisis Pengaruh Variabel Harga terhadap Keputusan Pembelian Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh variabel harga terhadap keputusan pembelian dilakukan langkah sebagai berikut: Cara pertama: menentukan hipotesis H0: Tidak adanya pengaruh antara variabel harga terhadap keputusan pembelian H1: Adanya pengaruh antara variabel harga terhadap keputusan pembelian Cara kedua: menghitung besarnya thutang Hasil yang ditunjukkan oleh perhitungan SPSS di atas didapat thitung sebesar 4,219 Cara ketiga: menghitung besarnya angka ttabel dengan ketentuan sebagai berikut: batas signifikan sebesar 0,05 dengan Derajat Kebebasan (DK) n-k-1, atau 80-4-1 = 75. Berdasarkan ketentuan tersebut diperoleh angka ttabel sebesar 1,992. Berdasrkan perhitungan tersebut diperoleh angka thitung sebesar 4,219 > ttabel sebesar 1,992 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh antara variabel harga terhadap keputusan pembelian. Variabel harga memiliki pengaruh terhadap keputusan sebesar 0,498 atau 49,8%. 2. Analisis Pengaruh Variabel Kualitas terhadap Keputusan Pembelian Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh variabel kualitas terhadap keputusan pembelian dilakukan langkah sebagai berikut: Cara pertama: menentukan hipotesis H0: Tidak adanya pengaruh antara variabel kualitas terhadap keputusan pembelian H1: Adanya pengaruh antara variabel kualitas terhadap keputusan pembelian Cara kedua: menghitung besarnya thitung Hasil yang ditunjukkan oleh perhitungan SPSS diatas didapat thitung sebesar 0,171 Cara ketiga: menghitung besarnya angka ttabel dengan ketentuan sebagai berikut: batas signifikan sebesar 0,05 dengan Derajat Kebebasan (DK) n-k-1, atau 80-4-1 = 75. Berdasarkan ketentuan tersebut diperoleh angka ttabel sebesar 1,992. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh angka thitung sebesar 0,171 < ttabel sebesar 1,992 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel kualitas terhadap keputusan pembelian. Variabel kualitas memiliki pengaruh terhadap keputusan sebesar 0,168 atau 16,8%.
211
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
3. Analisis Pengaruh Variabel Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh variabel pelayanan terhadap keputusan pembelian dilakukan langakah sebagai berikut: Cara pertama: menentukan hipotesis H0: Tidak adanya pengaruh antara variabel pelayanan terhadap keputusan pembelian H1: Adanya pengaruh antara variabel pelayanan terhadap keputusan pembelian Cara kedua: menghitung besarnya thitung Hasil yang ditunjukkan oleh perhitungan SPSS diatas didapat thitung sebesar 0,008 Cara ketiga: menghitung besarnya angka ttabel dengan ketentuan sebagai berikut: batas signifikan sebesar 0,05 dengan Derajat Kebebasan (DK) n-k-1, atau 80-4-1 = 75. Berdasarkan ketentuan tersebut diperoleh angka ttabel sebesar 1,992. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh angka ttabel sebesar 0,008 < ttabel sebesar 1,992 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel pelayanan terhadap keputusan pembelian. Variabel pelayanan memiliki pengaruh terhadap keputusan sebesar 0,08 atau 8%. 4. Analisis Pengaruh Variabel Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui adakah pengaruh variabel lokasi terhadap keputusan pembelian dilakukan langkah sebagai berikut: Cara pertama: menentukan hipotesis H0: Tidak adanya pengaruh antara variabel lokasi terhadap keputusan pembelian H1: Adanya pengaruh antara variabel lokasi terhadap keputusan pembelian Cara kedua: menghitung besarnya thitung Hasil yang ditunjukkan oleh perhitungan SPSS diatas didapat thitung sebesar 0,108 Cara ketiga: menghitung besarnya angka ttabel dengan ketentuan sebagai berikut: batas signifikan sebesar 0,05 dengan Derajat Kebebasan (DK) n-k-1, atau 80-4-1 = 75. Berdasarkan ketentuan tersebut diperoleh angka ttabel sebesar 1,992. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh angka ttabel sebesar 0,108 < ttabel sebesar 1,992 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel pelayanan terhadap keputusan pembelian. Variabel kualitas memiliki pengaruh terhadap keputusan sebesar 0,42 atau 4,2%. Motif Rasional yang Paling Dominan Terhadap Keputudan Pembelian Steak Berdasarkan tabel Coefficients dapat kita lihat bahwa variabel hargalah yang paling besar koefisien regresinya yaitu 49,8% dengan tingkat signifikan 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa harga merupakan motif yang paling dominan dibandingkan kualitas, pelayanan dan lokasi. Interpretasi Koefisien Regresi Model regresi berganda yang digunakan untuk meneliti penelitian ini adalah: Y=1,992+0,639X1+0,193X2+0,009X3+0,048X4+e Dilihat dari model regresi di atas maka dapat kita ketahui bahwa faktor harga, kualitas, pelayanan dan lokasi memiliki suatu pengaruh terhadap keputusan pembelian sehingga perusahaan haruslah memperhatikan faktor tersebut. Selain itu juga, dapat kita
212
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
ketahui apabila perusahaan tersebut tidak memperhatikan faktor tersebut maka besarnya keputusan pembelian hanyalah sebesar 1,992 hal itu dilihat dari nilai konstanta a yang menunjukkan angka sebesar 1,992. Keputusan pembelian didukung oleh suatu kebutuhan dari setiap individu dengan sebelumnya mereka mencari informasi terlebih dahulu mengenai produk ataupun restoran tersebut dengan juga mempertimbangkan lokasi, harga, waktu, dan kualitas dari produk tersebut. Tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa promosi yang paling ampuh adalah promosi mouth to mouth, dimana apabila suatu individu merasa puas terhadap suatu produk maka secara sadar ataupun tidak sadar, dia akan mempromosikan produk tersebut sehingga menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan. Variabel harga (X1) didalam model regresi diatas adalah sebesar 0,639 sehingga menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan terhadap harga sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel yang lain itu konstan, maka keputusan pembelian juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,639 dengan adanya peningkatan kualitas produk, pelayanan dari produk tersebut. Selain itu juga harga ini haruslah diimbangi dengan mutu kualitas yang baik sehingga konsumen tetap akan loyal ataupun masih akan membeli meskipun harganya dinaikkan. Variabel kualitas (X2) didalam model regresi di atas adalah sebesar 0,193 sehingga menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan terhadap kualitas sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel yang lain itu konstan, maka keputusan pembelian juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,193. Hal ini dikarenakan kualitas produk memegang peranan penting didalam pertimbangan saat membeli produk. Meskipun harga yang ditawarkan murah namun kualitas produknya tidak bagus tetap saja akan mengurangi pengaruh keputusan pembelian konsumen sehingga perusahaan haruslah menjaga dan meningkatkan mutu kualitas produk agar konsumen yang loyal akan semakin loyal dan akan menguntungkan perusahaan. Variabel Pelayanan (X3) didalam model regresi diatas adalah sebesar 0,009 sehingga menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan terhadap pelayanan sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel yang lain itu konstan, maka keputusan pembelian juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,009. Pelayanan ini mencakup akan tempat atau gedung, karyawan, dan fasilitas. Tempat ikut mempengaruhi pembelian dikarenakan apabila tempat tersebut tidaklah memadai maka akan langsung membelokkan keinginan konsumen untuk makan ditempat tersebut, apabila tempat tersebut tidak terawat, akan membuat konsumen tidak nyaman. Belum lagi apabila karyawan yang melayani tidak cepat tanggap dan tidak ramah maka akan memberikan kesan atau image jelek tersendiri bagi perusahaan dan tentu saja akan merugikan perusahaan. Pelayanan lain yang dilihat adalah fasilitas yang diberikan, apakah fasilitas sudah memadai apa belum akan menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan pembelian. Variabel lokasi (X4) didalam model regresi diatas adalah sebesar 0,048 sehingga menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan terhadap lokasi sebesar 1 satuan dengan asumsi variabel yang lain itu konstan, maka keputusan pembelian juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,048. Hal ini dikarenakan salah satu strategi keberhasilan usaha adalah
213
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
tempat yang strategis. Strategis disini adalah tempat yang sering dilalui atau berada dipinggir jalan utama. Dimana setiap orang yang lewat pasti akan melihat dan menimbulkan suatu mindset mengenai lokasi dan nama usaha. PENUTUP Hasil penelitian yang dilakukan dengan pengujian koefisien determinasi dapat diketahui pengaruh variabel harga, kualitas, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian sebesar 31.2%, sedangkan sebesar 59.8% depengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian. Uji Signifikasi Simultan (Uji F) menunjukkan bahwa Pvalue 0.00 < 0.05 dan Fhitung > Ftabel (14,853 > 2.49) yang artinya ada pengaruh antara variabel harga, kualitas, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian steak. Dan Uji T dapat diketahui memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian yaitu faktor harga sebesar 0.639 atau 63.9%, faktor kualitas sebesar 0.193 atau 19.3%, faktor pelayanan sebesar 0.009 atau 0.9% dan faktor lokasi sebesar 0.048 atau 4.8%. Berdasarkan Uji T terdapat tiga dimensi motif rasional yang tidak terdapat pengaruh terhadap keputusan pembelian steak yaitu kualitas, pelayanan dan lokasi. Hasil uji regresi menunjukkan faktor harga merupakan variabel yang paing dominan dan variabel yang paling banyak berpengaruh terhadap keputusan pembelian steak sebesar 63.9%. Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah didapat penulis bahwa masalah yang terdapat diperusahaan adalah mengenai kualitas produknya sendiri yang seharusnya lebih ditingkatkan lagi dan menonjolkan kata “Halal” sehingga konsumen yang awalnya tidak tahu mengenai produknya yang telah diajukan pada Majelis Ulama menjadi yakin dan percaya. Hal yang lebih penting lagi adalah pelayanan, dimana pelayanan ini bisa termasuk pada fasilitas yang diberikan, pembayaran akan menjadi mindset tersendiri bagi konsumen dimana konsumen merasa puas, nyaman dan senang ketika berada didalam restoran tersebut. Satu hal lagi yang paling utama adalah kebersihan. Konsumen akan merasa tidak nyaman apabila menemukan tempat makan yang kotor dan terlihat sangat tidak bersih, sehingga menimbulkan kesan jelek di benak konsumen. Maka dari itu karyawan harus cepat tanggap melihat kebersihan dari restoran agar tidak terjadi hal yang merugikan perusahaan. Selain itu faktor lokasi juga sangat penting. Sebuah lokasi walaupun strategis tidak akan terlalu optimal apabila konsumen tidak mengetahui dimana letak restoran kita, maka dari itu promosi dirasakan perlu untuk menarik konsumen yang merasa penasaran sehingga menimbulkan keuntungan tersendiri bagi perusahaan untuk kedepannya. DAFTAR PUSTAKA Akdon dan Riduwan. 2007. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung : Cet 2, Alfabeta, Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philips & Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi ketiga belas: Pearson Education.
214
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motif Rasional Terhadap Keputusan Pembelian Steak (Studi Kasus Di Waroeng Steak and Shake Jalan Angkatan 66 Nomor 426 Palembang)
VOL. 3 NO. 2 MEI 2013
Lamb, Charles, Hair, Joseph F., McDaniel, Carl. 2001. Pemasaran. Buku satu. Jakarta: Salemba Empat. Priyanto, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Analisis Data SPSS. Yogyakarta:BPFE. Setiawan, Dedy. 26 Januari 2006. Diakses pada tanggal 1 Juni 2013 jam 14:35 WIB. Swastha, Basu & Hani Handoko. 2011. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Roger, E.M. 1995. Diffusion Of Innovation. 4th edition, New York : Free Express Salim, Peter dan Yenny Salim. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:Modern English Press. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Riset Pemasaran. Bandung: CV Alfabeta. Schiffman and Lazar Kanuk, 2000, Costumer behaviour, Internasional Edition, Prentice Hall. Umar, Sekaran. 2000.Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Penerjemah: Kwan Men Yon. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
215