PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI KARYAWAN PADA UNIT AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Leonardus Krisna Wicaksono Nim: 112114098
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEPSI KARYAWAN PADA UNIT AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Leonardus Krisna Wicaksono Nim: 112114098
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tetapi dengan ketekunan dan kegigihan (Samuel Jhonson-kritikus Inggris)
Esensi menjadi manusai adalah ketika seseorang tidak mencari kesempurnaan (George Orwell)
Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus Kedua orang tuaku, kakakku, Dan adik-adikku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2.
Dr. H.Herry Maridjo., M.si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan kesempatan belajar sampai menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3.
Drs. YP. Supardiyono,M.si., Ak., QIA. selaku Kaprodi Akuntansi yang telah memberi bantuan, dukungan, dan kesempatan belajar sampai menyelesaikan skripsi ini.
4.
Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto., M.si., Ak., QIA. selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Fr. Reni Retno A., Dr., M.si., Ak. dan Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Akt., QIA. selaku dosen penguji yang sudah memberikan masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
6.
Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi yang telah membimbing dan membantu penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
7.
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
yang sudah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian skripsi. 8.
Bapak, Ibu, Kakak dan adik-adikku tersayang yang telah memberikan dukungan doa, dan semangat.
9.
Kekasihku, Santi yang telah menemani dan membantu serta memberikan dukungan dan semangat selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
10. Buat teman-teman Program Studi Akuntansi khususnya Kelas C angkatan 2011, Universitas Sanata Dharma. 11. Buat teman-temanku, Yuni, Mukti, Igna, Ade yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
iv
HALAMAN KATA PENGANTAR
v
HALAMAN DAFTAR ISI
vii
HALAMAN DAFTAR TABEL
x
HALAMAN LAMPIRAN
xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR
xiii
ABSTRAK
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
3
C. Batasan Masalah
3
D. Tujuan Penelitian
3
E. Manfaat Penelitian
4
F. Sistematika Penulisan
4
LANDASAN TEORI
7
A. Persepsi
7
B. Auditing
10
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
BAB IV
BAB V
C. Internal Auditing
12
METODE PENELITIAN
21
A. Jenis penelitian
21
B. Tempat Penelitian
21
C. Waktu Penelitian
21
D. Subyek Penelitian
21
E. Obyek Penelitian
22
F. Teknik Pengumpulan Data
22
G. Populasi dan Sampel
23
H. Teknik Pengukuran Data
24
I.
24
Teknik Analisis Data
GAMBARAN UMUM
29
A. Sejarah
29
B. Visi dan Misi
33
C. Motto
34
D. Maklumat
34
E. Struktur Ogranisasi
35
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
48
A. Deskripsi data
48
B. Pengujian Instrumen
52
C. Hasil Persepsi Karyawan Terhadap Peranan auditor Internal..
55
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
D. Pembahasan
66
PENUTUP
70
A. Kesimpulan
70
B. Keterbatasan Penelitian
70
C. Saran
71
DAFTAR PUSTAKA
72
LAMPIRAN
74
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Peran Auditor Intenal
15
Tabel 2. Skor Penilaian Kuesioner
24
Tabel 3. Pengolahan Data Dengan Skala Likert
26
Tabel 4. Penarikan Kesimpulan Atas persepsi Karyawan terhadap Peran Auditor Internal
27
Tabel 5. Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Medis dan Paramedis
44
Tabel 6. Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Non Kesehatan
46
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
49
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia
49
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
50
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
51
Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian Responden Bekerja
51
Tabel 12. Hasil Uji validitas Peran Auditor Internal
53
Tabel 13. Nilai Spearman-Brown (Split-Half Method) Equal-Length untuk Peranan Auditor Internal dengan Item Pernyataan Genap dan ganjil .
54
Tabel 14. Hasil Tanggapan Karyawan terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Watchdog
56
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 15. Hasil Tanggapan Karyawan terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan
58
Tabel 16. Hasil Tanggapan Karyawan terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator
62
Tabel 17. Hasil Persepsi Karyawan tentang Peranan Auditor Internal
64
Tabel 18. Hasil Ranking Persepsi Karyawan tentang Peranan Auditor Internal
65
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Output Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
75
Lampiran 2. Output Responden Berdasarkan Pendidikan
76
Lampiran 3. Output Responden Berdasarkan Usia
77
Lampiran 4. Output Responden Berdasarkan Bagian Tempat Bekerja
78
Lampiran 5. Output Responden Berdasarkan Masa Kerja
79
Lampiran 6. Uji Validitas dengan IBM SPSS Statistics 20
80
Lampiran 7. Uji Reliabilitas dengan IBM SPSS Statistics 20
81
Lampiran 8. Tabel Frekuensi Jawaban 37 Responden
86
Lampiran 9. Kuesioner Persepsi Karyawan tentang Peranan Auditor Intenal
91
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi Audit Internal
20
Gambar 2. Struktur Organisasi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
36
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PERSEPSI KARYAWAN PADA UNIT AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten) Leonardus Krisna Wicaksono Nim:112114098 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan pada unit auditor internal. Peran auditor internal dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu peran auditor internal sebagai pengawas, peran auditor internal sebagai konsultan dan peran auditor internal sebagai katalisator. Jenis penelitian studi kasus ini dilakukan pada RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu karyawan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang bekerja pada bagian yang berkaitan dengan pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan dan berhubungan langsung dengan auditor internal. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala satu sampai empat. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan melihat nilai rata-rata per item untuk mengetahui peran auditor internal RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Hasil analisis data menunjukkan peran sebagai konsultan yang mendapat peringkat pertama, merupakan peran yang paling dominan dirasakan oleh karyawan di Rumah Sakit Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dalam pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan. Peran auditor internal sebagai pengawas mendapat peringkat dua dan peran auditor internal sebagai katalisator mendapat peringkat tiga. Kata Kunci: Peran Auditor Internal, Pengawas, Konsultan, Katalisator
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT EMPLOYEE PERCEPTIONS ON THE UNIT’S INTERNAL AUDITOR ( A Case Study at Public Center Hospital of Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten)
Leonardus Krisna Wicaksono Nim:112114098 Sanata Dharma University Yogyakarta 2016 The purpose of this study is to determine the employee perceptions on the units internal auditor. The role of internal auditors is divided into three roles: the role as watchdog, the role as a consultant and the role as a catalyst. This case study was conducted at the Public Center Hospital of Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. The research used purposive sampling method. The subject were employees in Public Center Hospital of Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten who worked on parts related to the implementation of operational procedures for the procurement of drugs and medical devices and deal directly with the internal auditor. This research used a questionnaire with likert scales from one to four. The data analysis technique used was descriptive analysis to determine the mean rank to know the role of internal auditors in Public Center Hospital of Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. The result of data analysis shows the role of a consultant which is ranked first, is the most dominant role perceived by employees at Center Hospital of Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten in the implementation of operational procedures of procurement of drugs and medical devices. Internal auditors role as a watchdog gets the second rank and the role of internal auditors as a catalyst ranks number three. Keywords: Role of Internal Auditor, watchdog, consultant, and catalyst
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dengan praktik bisnis yang berkembang pesat dan kebutuhan konsumen yang semakin kompleks, menyebabkan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis. Dunia bisnis selalu dihadapkan pada konsep baru, sistem baru dan prosedur baru. Perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan pelayanan yang terbaik dan cepat. Teori-teori manajemen dan akuntansi yang berkembang sebagian besar ditujukan untuk perusahaan atau organisasi profit oriented. Ini bukan berarti perusahaan atau organisasi nirlaba tidak perlu dikelola dengan baik. Semua perusahaan atau organisai baik yang bermotifkan laba atau nirlaba dibangun dengan suatu maksud dan tujuan yaitu memberi nilai kepada semua pihak yang terkait. Para manajemen dituntut untuk dapat menjalankan usahanya dengan efektif dan efisien. Perusahaan harus memanfaatkan sumber daya secara tepat, baik itu sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, persediaan dan perlatan yang ada dalam perusahaan. Pengendalian internal diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Semakin luas dan kompleksnya perusahaan,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
manajemen
dihadapkan pada keterbatasan kemampuan untuk mengawasi dan
mengendalikan operasi perusahaan sehingga manajemen mengandalkan peran auditor internal dalam mengatasi keterbatasan tersebut.
Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisien dan efektifitas kinerja perusahaan. Audit internal memiliki peran penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha (Sawyer, 2005:7). Awalnya peran auditor internal adalah sebagai pengawas atau mata dan telinga manajemen atau yang lebih sering dikenal dengan istilah watchdog karena manajemen membutuhkan kepastian dari auditor internal terkait dengan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan untuk menghindari tindakan yang menyimpang. Di sini auditor internal berorientasi pada pemeriksaan tingkat kepatuhan atas para pihak pelaksana terkait kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Seiring dengan berjalannya waktu, peran auditor internal yang awalnya sebagai mata dan telinga manajemen bergeser menjadi konsultan, yaitu membantu satuan kerja operasional dalam mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan memberikan saran untuk tindakan perbaikan yang dapat memberikan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
tambah bagi perusahaan. Di masa yang akan datang, peran auditor internal diharapkan dapat berperan sebagai katalisator yang akan ikut dalam menentukan tujuan perusahaan. Peranan auditor internal RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten mempunyai fungsi untuk melakukan pemeriksaan, evaluasi, dan verifikasi terhadap dokumen transaksi untuk memperoleh keyakinan bahwa transaksi dan catatan telah cukup efektif dan memenuhi tujuan rumah sakit. Pelaksanaan prosedur pengadaan obat dan alat kesehatan menjadi perhatian yang penting agar dapat menyediakan obat dan alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Kegiatan internal auditor ditujukan untuk memperbaiki kinerja unit yang mempunyai dampak menunjang kearah perbaikan kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Hal ini diharapkan akan tercapai pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan misi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
B. Rumusan Masalah Bagaimana persepsi karyawan pada unit auditor internal RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten?
C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah peranan auditor internal dalam kaitannya dengan pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui peranan auditor internal apakah sebagai pengawas (watchdog), konsultan, atau sebagai katalisator. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Penilitian ini sebagai sarana untuk menerapkan teori dan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama perkuliahan khususnya mengenai internal audit. 2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini dapat menambah kepustakaan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma, khususnya yang tertarik dalam bidang internal audit. 3. Bagi Internal Auditor RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten tentang peranan internal auditor menurut persepi karyawan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pelayanan rumah sakit Soeradji Tirtonegoro tentang hal-hal yang berkaitan dengan manajemen audit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan secara garis besar dibagi menjadi 6 (enam) bab. Adapun materi dari masing-masing bab adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Dalam bab ini akan diuraikan tentang teori-teori yang mendukung penelitian, seperti: pengertian persepsi, pengertian auditing, pengertian internal auditing beserta dengan uraian dan penjelasannya. Bab III Metode Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik pengukuran data, dan teknik analisis data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah dan perkembangan tentang RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, serta visi misi, struktur organisasi dan hal-hal yang terkait dengan pelayanan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro. Bab V Analisis Data dan Pembahasan Dalam bab ini akan diuraikan tentang langkah-langkah analisis data dan pembahasan. Bab VI Penutup Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran yang berguna untuk pelayanan RSUP Dr. soeradji Tirtonegoro di masa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Persepsi 1.
Pengertian Persepsi Kotler dan Armstrong (2001: 214-215) mendefinisikan persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. Seseorang dapat membentuk persepsi-persepsi yang berbeda mengenai rangsangan yang sama karena ada tiga macam proses penerimaan indera, yaitu: a.
Perhatian selektif adalah kecenderungan seseorang untuk menyaring sebagian besar informasi yang dihadapi.
b.
Distorsi selektif adalah menguraikan kecenderungan orang untuk menginterpretasi informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini.
c.
Retensi selektif adalah kecenderungan mempertahankan informasi yang mendukung sikap dan kepercayaan mereka.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Proses persepsi berjalan melalui tahap pemilihan atau penyeleksian informasi. Persepsi selektif adalah proses bagaimana menyaring berbagai hal/informasi sehingga memilih hal/informasi yang paling penting bagi pemersepsi. Seleksi itu tergantung dari apa yang lebih disukai, harapan apa yang hendak diinginkan serta pengalaman sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi selektif dapat berasal dari pengaruh-pengaruh lingkungan luar atau disebut faktor eksternal dan faktor internal (Slocum, 2007:62). Faktor-faktor eksternal persepsi selektif berupa: a. Ukuran, semakin besar ukurn suatu objek, maka semakin mudah untuk bisa dipahami. b. Intensitas, semakin besar intensitas, semakin besar pula hal tersebut dapat dipahami. c. Kontras, suatu hal yang penampilannya kontras dengan latar belakang atau sekelilingnya, akan menarik perhatian. d. Mobilitas, orang akan lebih banyak memberi perhatian terhadap obyek yang bergerak daripada obyek yang statis/diam. e. Pengulangan, suatu hal yang dilakukan atau dilihat berulang kali akan lebih besar menarik perhatian. Kondisi yang baru atau familiar. Situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
eksternal yang baru atau yang sudah lebih dikenal akan ebih banyak menarik perhatian. Faktor-faktor internal persepsi selektif berupa: a. Pembelajaran, merupakan apa yang dipahami berdasarkan pengalamanpengalaman masa lalu terhadap obyek yang sama. b. Motivasi, perhatian akan lebih besar terhadap situasi-situasi yang paling relevan dengan apa yang ingin diketahui. c. Kepribadian, merupakan bagian dari apa yang seorang pahami mengenai dirinya sendiri. Timothy (2008: 175-176) mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang ke dalam tiga hal sebagai berikut: a. Faktor personal/internal Karakter pribadi pemersepsi mempengaruhi apa yang dipersepsikan b. Perhatian pada obyek/target Karakter-karakter dari obyek atau target dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. c. Faktor situasional Faktor situasional yang mempengaruhi persepsi terdiri dari dua hal, yakni kepercayaan/kesan yang sudah ada sebelumnya dan faktor kontekstual yang berarti suasana kelompok tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
3.
Persepsi Karyawan Hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Novieyanti dengan judul skripsi “Persepsi Karyawan Terhadap Internal Auditor studi kasus pada pelayanan kesehatan St. Carolus Jakarta”. Mengemukakan arti persepsi karyawan menurut Walgito (1990). Persepsi karyawan merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah cara suati individu menerima stimulus yang mengenai dirinya melalui alat indera. Alat indera merupakan penghubung individu dengan dunia luarnya. Stimulus yang diterima seseorang akan diorganisasikan, diinterpretasikan, sehingga seseorang menyadari tentang apa yang diinderanya dan menjadi lebih berarti. Dengan persepsi, orang menyadari keadaan lingkungan sekitarnya dan apa yang dialami oleh individu yang bersangkutan. Walaupun stimulusnya sama tetapi pengalamannya tidak sama, kemmapuan berpikirnya tidak sama, kerangka acuannya tidak sama. Dengan demikian kemungkinan hasil persepsi setiap individu akan berbeda. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi lebih bersifat individual. Arti persepsi karyawan adalah sebagai tanggapan langsung sesuatu atau proses karyawan mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
B. Auditing 1.
Pengertian Auditing Arens, at al. (2006: 4) mendefinisikan auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
2.
Jenis-jenis audit Arens, at al. (2006: 4) mengemukakan bahwa audit pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: a. Audit operasional Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi. Pada akhir audit operasional, manajemen biasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki organisasi. b. Audit ketaatan Audit ketaatan dilaksanakan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh otorisasi yang lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
c. Audit laporan keuangan Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. 3.
Jenis-jenis auditor Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: a. Auditor pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). b. Auditor intern Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja. c. Auditor independen atau akuntan publik Tanggung jawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka yaitu perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan-perusahaan besar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
dan juga pada perusahaan-perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. C.
Internal Auditing 1. Pengertian Internal Auditing Definisi Internal Auditing telah mengalami pendefinisian ulang, sebelum tahun 1999, The Institute of Internal Auditors (IIA) mendefinisikan Internal Auditing sebagai berikut: “Internal Auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as service to the organization. The objective of Internal Auditing is to assist members of the organization in the effective discharge of their responbilities”. The Institute of Internal Auditors (IIA) mendefinisikan Internal Auditing tahun 1999 sebagai berikut: “Internal Auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectivenessof risk management, control, and governance processes”. Menurut Agoes (2013: 204), Internal Auditing atau pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian Internal Audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
2. Tujuan audit internal Menurut Agoes (2004: 222), tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus melakukan kegiatan-kegiatan berikut: a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern, dan pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal. b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian, kecurangan dan penyalahgunaan. d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajemen. f. Menyarankan
perbaikan-perbaikan
operasional
dalam
rangka
meningkatkan efisiensi dan efektifitas. 3. Tanggung Jawab Audit Internal Akmal (2009: 19) menjelaskan tanggung jawab audit internal adalah memberikan rekomendasi atau saran-saran kepada pimpinan berdasarkan pemeriksaan atau jasa konsultasi, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan pemeriksaan, dan mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan dengan hasil yang terbaik. 4. Peranan auditor internal Dewasa ini peran auditor internal dirasakan semakin penting oleh organisasi perusahaan. Menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mempunyai tim spesialis yang menelaah prosedur-prosedur dan operasi dari berbagai unit dan melaporkan ketidaktaatan suatu tindakan, inefisiensi, dan tidak adanya kendali jelas bahwa tugas itu tidak dapat dibebani pada auditor eksternal yang tujuan utamanya adalah menilai apakah laporan keuangan mencerminkan secara wajar hasil-hasil usaha serta kondisi keuangan usaha suatu perusahaan. Karena itu audit internal telah menjadi suatu pemberian jasa yang tidak hanya memiliki keahlian akuntansi tetapi juga keahlian dalam perilaku organisasi atau perusahaan dan bidang-bidang fungsional lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Peran Auditor Internal menurut Tampubolon (2005: 1-2) sebagai berikut: Tabel 1. Peran Auditor Internal Uraian Peran Pendekatan Sikap Ketaatan/kepatuhan Fokus Audit
Dampak yang diberikan
Peran Auditor Internal Paradigma Lama Paradigma Baru Konsultan dan Pengawas Katalisator Detektif (mendeteksi Prefentif (mencegah terjadinya suatu masalah) masalah) Seperti layaknya seorang Sebagai mitra bagi polisi perusahaan Hanya policy yang Semua policy/kebijakan relevan Penyelesaian yang Kelemahan/penyimpangan konstruktif Financial,compliance, Financial/compliance operational audit, audit quality assurance Jangka menengah dan Jangka pendek jangka panjang
Sumber: Tampubolon (2005:1-3)
a. Peran konvensional auditor sebagai pengawas Pada awalnya internal auditor dikenal sebagai pendekatan berbasis pada sistem yang ada dalam perkembangan selanjutnya beralih ke internal audit berbasis proses. Pada saat itu internal auditor lebih banyak berperan sebagai mata dan telinga manajemen, karena manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang ditetapkan akan dilaksanakan oleh pegawai. Orientasi internal auditor banyak dilakukan pemeriksaan pada tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap ketentuan-ketentuan yang ada atau audit kepatuhan. Peran dari fungsi pengawas ini bersifat seperti polisi yang selalu mengawasi karyawan untuk melakukan apa yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
ditetapkan, dan tidak heran dalam peran ini karyawan merasa tertekan karena selalu diawasi dan auditor berusaha untuk menemukan kesalahankesalahan
sehingga
berangsur-angsur
peran
ini
ditinggalkan
(Tampubolon: 2005). Peran pengawas bertujuan untuk memastikan ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan, peraturan atau kebijakan yang telah ditetapkan. Audit yang
dilakukan
adalah
compliance
audit
dan apabila terdapat
penyimpangan dapat dilakukan koreksi terhadap system pengendalian manajemen (Andrian Simbolon: 2010). Pengawas adalah peran tertua dari auditor internal yang mencakup pekerjaan menginspeksi, observasi, menghitung, cek dan ricek. Adapun tujuannya adalah memastikan ketaatan terhadap hokum, peraturan dan kebijakan organisasi. Proses audit yang dilakukan adalah audit kepatuhan. Fokus pemeriksaannya adalah adanya variasi atau penyimpangan dalam system
pengendalian
internal.
Audit
kepatuhan
mengidentifikasi
penyimpangan sehingga dapat dilakukan koreksi terhadap sistem pengendalian internal. Oleh karena sifat pekerjaannya, peran pengawas biasanya akan menghasilkan rekomendasi yang mempunyai dampak jangka pendek (Tugiman: 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
b. Peran auditor internal sebagai konsultan Ketika dunia usaha mulai menyadari bahwa semua mengandung risiko, mulailah muncul kebutuhan untuk menerpakan audit internal berbasis risiko (risk based internal auditing). Sesuai definisi baru, kegiatan audit internal bertujuan untuk memberikan layanan kepada organisasi. Peran konsultan bukan hanya sebagai pemeriksa, tetapi juga sekaligus berfungsi sebagai mitra manajemen. Auditor internal berperan sebagai konsultan juga mempunyai tugas memberikan masukan berbagai masalah yang berhubungan dengan pengelolaan berbagai sumber daya yang terdapat dalam sebuah organisasi. Fokus utama auditor internal sebagai konsultan adalah membantu satuan kerja operasional, mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi (Tampubolon: 2005). Peran konsultan yang dijalankan auditor internal diharapkan dapat membantu satuan kerja operasional dalam mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan memberikan saran untuk tindakan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi. Audit yang dilakukan yaitu audit operasional dengan memberikan keyakinan bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi yang ada secara efektif, efisien dan ekonomis. Rekomendasi yang diberikan auditor internal biasanya bersifat jangka menengah. Peran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
sebagai konsultan mengharuskan dan membawa auditor internal untuk selalu meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya baik terkait dengan profesi auditor maupun aspek bisnis, sehingga dapat membantu manajemen dalam mengantisipasi terjadinya masalah. (Supriyanto Ilyas dan Maulana, 2007: 5). Peran
auditor
internal
sebagai
konsultan
diharapkan
dapat
memberikan manfaat berupa nasehat (advice) dalam pengelolaan sumber daya (resources) organisasi sehingga dapat membantu tugas para manajer operasional. Audit yang dilakukan adalah operational audit, yaitu meyakinkan bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien, dan efektif sehingga dapat dinilai apakah manajemen telah menjalankan aktivitas organisasi yang mengarah pada tujuannya (Effendi: 2002). c. Peran auditor internal sebagai katalisator Seiring dengan berkembangnya semua aspek dalam kehidupan, berkembang pula bermacam risiko yang berasal dari dalam maupun luar organisasi. Sebagai contoh dari luar organisasi yaitu banyaknya pesaing, maka audit internal dimungkinkan berperan sebagai katalisator yang ikut berperan dalam menentukuan tujuan perusahaan (Tampubolon: 2005). Peran auditor internal sebagai katalisator yaitu memberikan jasa kepada manajemen melalui saran-saran konstruktif dan dapat diaplikasikan bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
kemajuan perusahaan namun tidak ikut dalam operasional perusahaan (Tugiman:2006). Peran sebagai katalisator berkaitan dengan quality assurance sehinnga auditor internal diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam peran katalisator, auditor internal bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Dampak dari peran auditor internal sebagai katalisator bersifat jangka panjang karena fokus katalisator adalah nilai jangka panjang dari organisasi,terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan dan pemegang saham (Effendi: 2002). Sebagai seorang auditor internal katalisator terlibat aktif dalam melakukan penilaian risiko yang terdapat dalam proses bisnis perusahaan. Inilah yang disebut dengan risk based audit. Pendekatan risk based audit memerlukan keterlibatan auditor internal dalam mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko bisnis yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sikap proaktif dari pihak auditor internal dalam mengenali risiko-risiko yang dihadapi atau mungkin dihadapi manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Peran katalisator yang dijalankan auditor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
internal tidak saja terbatas pada tindakan perbaikan dan memberikan nasihat tetapi juga mencakup dalam system design and development, review terhadap kompetensi sumber daya manusia dalam suatu fungsi organisasi, keterlibatan dalam penyusunan corporate planning, evaluasi kinerja, budgeting, strategy formulation dan usulan perubahan strategi (Harry Andrian Simbolon, 2010: 1). 5. Posisi Audit Internal dalam Organisasi Tampubolon (2005:73) mengatakan struktur organisasi audit internal yang dipergunakan akan bergantung kepada kebutuhan masing-masing organisasi. Praktek audit dalam kenyataannya masih membutuhkan pendekatan kepatuhan (compliance audit) walaupun perannya sudah semakin dibatasi. Berikut adalah gambaran struktur organisasi audit internal menurut Tampubolon:
Gambar 1: Struktur Organisasi Audit Internal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu melakukan penelitian pada RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten mengenai “Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal”. B. Tempat Penelitian Tempat penelitian akan dilakukan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. C. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober sampai dengan November 2015. D. Subyek Penelitian Karyawan Rumah Sakit yang terkait dengan pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan 1. Direktur 2. Perencanaan dan anggaran 3. Akuntansi 4. Farmasi 5. Unit layanan pengadaan 6. Penunjang dan sarana
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
E. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah persepsi karyawan terhadap peran auditor internal apakah sebagai pengawas, konsultan, atau sebagai katalisator. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner, yaitu alat pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis beserta pilihan yang tersedia yang diberikan pada karyawan. Data yang dicari adalah tentang persepsi karyawan terhadap peranan auditor internal. Pernyataan dalam kuesioner yang disebarkan diperoleh berdasarkan Tampubolon (2005) dan pernyataan kuesioner dalam penelitian Listiatik (2007). Dalam kuesioner yang disebar terdiri dari 3 variabel yaitu: a. Variabel persepsi karyawan terhadap peranan auditor internal sebagai watchdog disebut X1, dilihat dalam pernyataan nomor 1-8. Peran auditor internal sebagai watchdog bersifat konvensional, dimana auditor internal lebih dominan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap peraturan dan standar yang telah ditentukan. b. Variabel persepsi karyawan terhadap peranan auditor internal sebagai konsultan disebut X2, dilihat dalam pernyataan nomor 9-16. Peran auditor internal sebagai konsultan adalah membantu satuan kerja operasional,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi. c. Variabel persepsi karyawan terhadap peranan auditor internal sebagai katalisator disebut X3, dilihat dalam pernyataan nomor 17-24. Peran auditor internal sebagai katalisator adalah di masa yang akan dating auditor internal diharapkan ikut menentukan tujuan perusahaan. G. Populasi dan Sampel Sugiyono (2007:115) mengatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Rumah Sakit Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2009:116). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana teknik penentuan sampel diambil dengan pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representative.. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan Rumah Sakit Dr. Soeradji yang dipilh dengan kriteria status karyawan tetap dan bagian/seksi yang terkait dengan pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
direktur, bagian perencanaan dan anggaran, bagian akuntansi, bagian farmasi, bagian penunjang dan sarana, dan unit layanan pengadaan. H. Teknik Pengukuran Data Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2004:86). Pemberian skor jawaban pada kuesioner digunakan skala likert 1-4: Tabel 2: Skor Penilaian Kuesioner Alternatif Jawaban Skor Penilaian Sangat Setuju 4 Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: (Sugiyono 2004: 86-87)
I.
Teknik Analisis Data 1. Pengujian instrumen penelitian a.
Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Azwar 1992:4). Salah satu pengujian alat analisis yang digunakan untuk pengujian valliditas adalah dengan menggunakan korelasi setiap butir dengan skor totalnya yang dinyatakan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
formulasi:
Keterangan: rxy y n
: Koefisien korelasi setiap item : Nilai dari setiap item : Nilai total semua item : Banyaknya Sampel
Besarnya rxy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan menggunakan taraf signifikansi (α) = 5%. Jika rxy lebih besar daripada r tabel, maka kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid. b. Uji reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dan keandalan alat ukur dalam mengukur gejala. Tujuan analisis reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali subyek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukan adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dan jenis alat pengukur yang dipakai. Pengukuran ini menggunakan formula Spearman Brown. Dalam formula ini seluruh pernyataan masing-masing variabel dibagi menjadi dua bagian yaitu butir pernyataan genap dan butir pernyataan ganjil. Kemudian skor masing-masing bagian dijumlah sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
diperoleh skor total bagian pertama (genap) yang dijadikan variabel X dan skor total bagian kedua (ganjil) dijadikan variabel Y. Selanjutnya skor total bagian pertama dan bagian kedua dicari korelasinya dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Kemudian angka tersebut digunakan untuk mendapatkan angka reliabilitas keseluruhan item dengan rumus (Azwar 2004: 69):
Keterangan: rxx: Koefisien Reliabilitas rxy: Koefisien korelasi antara genap dan ganjil
Dengan taraf signifikansi (α) = 5%, apabila rxx lebih besar dari r tabel maka kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan memenuhi syarat reliabilitas. 2. Pengolahan data Setelah kuesioner terkumpul, setiap item pernyataan diberi skor dengan menggunakan skala likert. Tabel yang digunakan adalah sebagai berikut Tabel 3: Pengolahan Data dengan Skala Likert No. Responden 1. 2. 3. … 50. Total
Peranan I (a)
…
Peranan 4
Total (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Keterangan: (a) : Jika responden menjawab sangat tidak setuju (STS) maka akan diberi skor 1. Jika menjawab tidak setuju (TS) akan diberi skor 2. Jika menjawab setuju (S) akan diberi skor 3. Jika menjawab sangat setuju (SS) akan diberi skor 4. (b) : Jumlah skor jawaban setiap responden
3. Penarikan Kesimpulan Untuk mengambil kesimpulan terhadap persepsi karyawan terhadap peran auditor internal, maka tabel yang digunakan adalah sebagai berikut Tabel 4: Penarikan Kesimpulan atas Persepsi Karyawan terhadap Peran Auditor Internal Tanggapan STS TS S SS Total Keterangan: STS TS S SS Kolom (3) Kolom (5) Kolom (7)
Bobot (1) 1 2 3 4
Pengawas (2)
Nilai (3)
Konsultan (4)
Nilai (5)
Katalisator (6)
Nilai (7)
: Sangat tidak setuju : Tidak setuju : Setuju : Sangat setuju : Kolom bobot (1) x Kolom Pengawas (2) : Kolom bobot (1) x Kolom Konsultan (4) : Kolom bobot (1) x Kolom Katalisator (6)
Pengambilan kesimpulan persepsi karyawan tentang peranan internal auditor Rumah Sakit Dr. Soeradji, diambil dari total nilai tertimbang yang tertinggi. Total nilai tertimbang yang tertinggi diperoleh dengan mengalikan kolom bobot dengan kolom pengawas, konsultan dan katalisator kemudian hasilnya dapat dilihat di kolom nilai. Setelah itu kolom nilai di jumlah dan diberi peringkat 1 sampai 3 untuk mengetahui total nilai tertimbang yang tertinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Dari peringkat itu dapat dilihat peranan auditor internal menurut persepsi karyawan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten apakah sebagai pengawas, konsultan, atau sebagai katalisator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten didirikan pada tanggal 20 Desember 1927, secara bersama-sama oleh perkebunan-perkebunan (onderneming) milik pemerintah Hindia Belanda (kini Indonesia) yang terdiri dari perkebunan tembakau, tebu dan perkebunan rami. Rumah Sakit tersebut diberi nama "Dr. SCHEURER HOSPITAL" dan dikelola oleh yayasan "Zending" yang bergerak dibidang kesejahteraan umat. Rumah Sakit itu dipimpin oleh Dr. Bakker. Pada tahun 1942 Jepang masuk / menguasai Pemerintah hindia Belanda sehingga "Dr. SHEURER HOSPITAL" juga dikuasai Jepang. Pada tahun 1945 Jepang kalah perang dan Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Dengan demikian "Dr. SHEURER HOSPITAL" juga berada pada kekuasaan pemerintah Indonesia dan sejak saat itu namanya diganti menjadi RUMAH SAKIT UMUM TEGALYOSO KLATEN. Nama ini diambil dari nama desa dimana RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro berada yaitu desa Tegalyoso. Selama pemerintahan Jepang Rumah Sakit dipimpin oleh Dr. Maeda dan Dr. Curuta. Kemudian setelah Jepang pergi (tahun 1945) Rumah Sakit dipimpin oleh Dr. Soenoesmo.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Dalam masa peralihan dari rumah sakit dibawah pengelolaan Zending menjadi Rumah Sakit Pemerintah RI masih terdapat beberapa tenaga dokter asing antara lain Dr. Horner dan Dr Bakker Yunior. Selama masa itu semua karyawan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro diberi kesempatan untuk memilih, tetap bekerja di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro untuk kemudian diangkat menjadi pegawai negeri atau pindah ke rumah sakit Zending yang lain yaitu RS Bethesda Yogyakarta atau RS Jebres Surakarta. Pada tahun 1952 Dr Soenoesmo yang pada waktu itu sebagai pimpinan rumah sakit, meninggal dunia karen sakit dan menjalani operasi appendicitis. Sebagai pengganti pimpinan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ditunjuk Dr. Horner didampingi oleh Dr. Bakker Yunior. Pada Tahun 1954 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro dipimpin Dr. Soepaat Soemosoedirdjo dan sejak tahun 1945 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro secara penuh telah dikelola oleh Departemen Kesehatan RI. Pada Tahun 1947 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro juga digunakan untuk tempat kuliah dan praktek oleh Perguruan Tinggi Kedokteran (PTK), sehingga mulai saat ini pula RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro kecuali melaksanakan pelayanan kesehatan dan pendidikan Bidan serta Mantri Juru Rawat yang telah ada juga dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan Dokter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
PTK yang ada di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro tersebut pada tahun 1950 dipindah ke Yogyakarta yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi Fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Oleh sebab itu sampai saat ini RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menjalin erat kerjasama dengan fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Kerjasama dengan Fakultas Kedokteran UGM tersebut secara resmi dikukuhkan secara tertulis pada tahun 1975 berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI yang antara lain menetapkan bahwa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, bersama-sama dengan RS Dr. Sardjito Yogyakarta merupakan salah satu tempat praktek bagi para mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Tahun 1978 keluar surat keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 134/Menkes/SK/IV/78 tanggal 28 April 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum, dimana diantaranya menetapkan bahwa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro adalah merupakan Rumah Sakit Kelas C, yaitu Rumah Sakit Umum yang melaksanakan pelayanan kesehatan paling sedikit dalam 4 (empat) cabang Spesialisasi yaitu: Penyakit Dalam, Bedah, Kebidanan & Penyakit Kandungan dan Kesehatan Anak. Tahun 1992 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ditetapkan sebagai Rumah Sakit Unit Swadana Dengan Syarat, oleh Mentri Kesehatan Ri dengan keputusan nomor 746/Menkes/SK/I /1992 tanggal 2 September 1992. Dengan ditetapkannya sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Unit Swadana, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro berweanang untuk mengelola / menggunakan penerimaan fungsional secara langsung. Tahun
1993,
dengan
keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
nomor
1168/Menkes/SK/XII/1993 tertanggal 15 Desember 1993, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro kelasnya naik dari kelas C menjadi kelas B non Pendidikan. Tahun 1994, dengan surat nomor : S-733/MK.03/1994 tertanggal 6 Oktober 1994, Menteri Keuangan RI menyatakan bahwa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro dapat disetujui sebagai Rumah Sakit Unit Swadana Tanpa Syarat. Disusul penetapan
kemudian
dengan
keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
nomor
1285/Menkes/SK/XII/ 1994 tertanggal 28 Desember 1994 tentang penetapan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro menjadi Rumah Sakit Unit Swadanana (Tanpa Syarat). Pada tahun 1997 keluar Undang-undang Nomor 20 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerinta Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP maka RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro termasuk Instansi Penerimaan Negara Bukan Pajak. Selama kurun waktu yang panjang dan setelah melalui berbagai perubahan kearah manajemen Rumah Sakit yang sesuai dengan perkembangan jaman, maka berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 1442 A/ Menkes/SK/XII/1997 tanggal 20 desember 1997 menetapkan nama Rumah Sakit menjadi RSUP Dr. Soeradji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Tirtonegoro Dr. Soeradji Tirtonegoro merupakan salah satu tokoh pergerakan pada perkumpulan BOEDI UTOMO dan mengabdi sebagai dokter di wilayah Klaten. Tahun
2001
dengan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor:
934/Menkes/IX/2001 tanggal 5 September 2001, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten disetujui sebagai Rumah Sakit Pendidikan untuk FK-UGM dan dijadikan sebagai Laboratorium Pusat Pengembangan Pelayanan Medik Dasar Esensial. Tahun
2003
dengan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
1594/Menkes/SK/XII/2002 tanggal 27 Desember 2002 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas B Pendidikan. Tahun
2007
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor:
273/KMK.05/2007 tanggal 21 Juni 2007 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 756/MenKes/SK/VI/2007 tanggal 26 Juni 2007 menetapkan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagai Rumah Sakit Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
B. Visi dan Misi
Untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat dan mensejahterakan karyawan, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
1. Visi
"Menjadi Rumah Sakit Rujukan Nasional yang Ramah Lansia pada tahun 2019"
2.Misi
a. Menyelenggarakan dan mengembangkan pelayanan kesehatan paripurna, berkualitas dan terjangkau sesuai Iptekdokkes
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan,dan Penelitian yang berkualitas
c. Mewujudkan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Kepuasan Stakeholder
d. Meningkatkan kesejahteraan dan jenjang karir karyawan
C. Motto Motto RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro: Bersih, Nyaman, Akurat. D. Maklumat Maklumat pelayanan RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro: 1. RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro menyatakan melaksanakan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku. 2. RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro memberikan pelayanan sesuai dengan motto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
E. Struktur Organisasi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dipimpin oleh seorang direktur utama dengan dibantu oleh tiga direktorat, yaitu direktorat medik dan keperawatan, direktorat umum, sumber daya manusia, pendidikan, serta direktorat keuangan. Struktur organisasi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ditunjukkan pada gambar 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Gambar 2: Struktur Organisasi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
1. Direktur Utama Direktur utama RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten bertugas memimpin, merumuskan pelaksanaan, mengkoordinasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Direktorat Medik dan Keperawatan Direktorat medik dan keperawatan dipimpin oleh seorang direktur yang berada dibawah tanggung jawab kepada direktur utama. Direktorat medik dan keperawatan bertugas melaksanakan pengelolaan pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan keperawatan, serta fasilitas medik dan keperawatan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, direktorat medik dan keperawatan menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rencana penatalaksanaan pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan keperawatan serta fasilitas medik dan keperawatan. b. Koordinasi pelaksanaan pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan keperawatan serta fasilitas medik dan keperawatan. c. Pengendalian, pengawasan, dan evaluasi pelayanan, penunjang medis, pelayanan keperawatan serta fasilitas medik dan keperawatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
d. Perencanaan, koordinasi, monitoring, dan evaluasi pengelolaan instalasiinstalasi dibawah direktorat medik dan keperawatan. Direktorat medik dan keperawatan terdiri dari bidang pelayanan medik, bidang pelayanan keperawatan, bidang fasilitas medik dan keperawatan, unitunit non structural, dan kelompok jabatan fungsional. Bidang
pelayanan
medik
bertugas
melaksanakan
perencanaan,
pengembangan, monitoring, dan evaluasi di bidang pelayanan medic. Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, bidang pelayanan medik menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rencana dan pengembangan program pelayanan medik. b. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan medik. Bidang pelayanan keperawatan bertugas melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan, monitoring, dan evaluasi di bidang pelayanan keperawatan. Bidang fasilitas medik dan keperawatan bertugas melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan, monitoring, dan evaluasi di bidang fasilitas medik dan keperawatan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, bidang fasilitas medik dan keperawatan menyelenggarakan fungsi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
a. Penyusunan rencana dan pengembangan kebutuhan fasilitas medik dan keperawatan. b. Monitoring dan evaluasi pemanfaatan fasilitas medik dan keperawatan. 3. Direktur Umum, Sumber Daya Manusia, dan pendidikan Direktorat umum, sumber daya manusia, dan pendidikan dipimpin oleh seorang direktur yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur utama. Direktorat umum, SDM, dan pendidikan bertugas melaksanakan pengelolaan administrasi umum, sumber daya manusia, pendidikan, dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, direktorat umum, SDM dan pendidikan menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum. b. Pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia. c. Pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan. d. Perencanaan, koordinasi, monitoring, dan evaluasi pengelolaan instalasiinstalasi dibawah direktorat umum, SDM, dan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Direktorat umum, SDM, dan pendidikan terdiri dari bagian umum dan SDM, bagian pendidikan dan penelitian, unit-unti non structural, dan kelompok jabatan fungsional. Bagian umum dan SDM bertugas untuk melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumah tanggaan, dan SDM. Bagian umum dan SDM terdiri dari sub bagian tata usaha, sub bagian rumah tangga, dan sub bagian SDM. Bagian pendidikan dan penelitian bertugas untuk melaksanakan pengelolaan
kegiatan
pendidikan
dan
pelatihan
serta
penelitian
dan
pengembangan dalam melaksanakan tugas tersebut, bagian penelitian dan pendidikan menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum b. Pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia c Pelaksanaan pengelolaan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan d. Perencanaan, koordinasi, monitoring, dan evaluasi pengelolaan instalasiinstalasi di bawah direktorat umum, sumber daya manusia dan pendidikan. Direktorat umum, sumber daya manusia dan pendidikan terdiri dari bagian umum SDM, bagian pendidikan dan penelitian, unit-unit non structural, dan kelompok jabatan fungsional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Bagian umum dan SDM bertugas melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumah tanggan, dan SDM. Bagian umum dan SDM terdiri dari sub bagian tata usaha, sub bagian rumah tangga, dan sub bagian SDM. Sub bagian tata usaha bertugas melakukan urusan ketatausahaan. Sub bagian rumah tangga mempunyai tugas melakukan urusan kerumah tanggan, perlengkapan, dan binatu serta kebersihan. Sub bagian SDM mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, pengembangan, mutasi, dan kesejahteraan SDM. Bagian pendidikan dan penelitian bertugas pengelolaan
kegiatan
pendidikan
dan
pelatihan
untuk serta
melaksanakan penelitian
dan
pengembangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, bagian pendidikan dan penelitian menyelenggarakan fungsi: a. Perencanaan, pengembangan, monitoring, dan evaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan. b. Perencanaan, pengembangan, monitoring, dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengembangan. 4. Direktorat Keuangan Direktorat keuangan dipimpin oleh seorang direktur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada direktur utama. Direktorat keuangan bertugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
melaksanakan pengelolaan keuangan rumah sakit. Dalam melaksanakan tugas tersebut, direktorat keuangan menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan anggaran b. Pelaksanaan perbendaharaan dan mobilisasi dana c. Pelaksanaan akuntansi dan verifikasi d. Perencanaan, koordinasi, monitoring, dan evaluasi pengelolaan instalasiinstalasi di bawah direktorat keuangan. Direktorat keuangan terdiri dari bagian perencanaan dan anggaran, bagian perbendaharaan dan mobilisasi dana, bagian akuntansi, unit-unti non struktural, dan kelompok jabatan fungsional. Bagian perencanaan dan anggaran bertugas untuk melaksanakan penyusunan rencana, program, dan anggaran serta evaluasi dan penyusunan laporan. Bagian perbendaharaan dan mobilisasi dana bertugas melaksanakan pengelolaan perbendaharaan dan mobilisasi dana. Bagian akuntansi bertugas untuk melaksanakan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan verifikasi. 5. Komite Medik Komite medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada direktur umum. Komite medik mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada direktur utama dalam hal menyusun standar pelayanan medis, pengawasan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
pengendalian mutu pelayanan medis, hak klinis khusus staf medis fungsional, program
pelayanan,
pendidikan
dan
pelatihan,
serta
penelitian
dan
pengembangan. 6. Komite Etik dan Hukum Komite etik dan hokum berada di bawah dan bertanggungjawab kepada direktur utama. Komite etik dan hukum bertugas memberikan pertimbangan kepada direktur utama dalam hal menyusun dan merumuskan medicoetikolegal dan etik pelayanan rumah sakit, penyelesaian masalah etik kedokteran, etik rumah sakit, serta penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik pelayanan rumah sakit, pemeliharaan etike penyelenggaraan fungsi rumah sakit, kebijakan terkait dengan “Hospital Bylaws” serta “Medical Staff Bylaws”, bantuan hokum dalam penanggulangan masalah hokum di rumah sakit. 7. Komite Pengembangan dan Unggulan Komite pengembangan dan unggulan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada direktur utama. Komite pengembangan dan unggulan mempunyai tugas
memberikan
pertimbangan
kepada
direktur
pengembangan unggulan serta mutu layanan rumah sakit.
utama
mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
8. Satuan Pengawas Intern Satuan pengawas intern berada dibawah dan bertanggung jawaba kepada direktur utama. Satuan pengawas intern mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern rumah sakit. 9. Sumber Daya Manusia Untuk menunjang pelayanan kesehatan bagi masyarakat RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten memerlukan sumber daya manusia untuk memberikan pelayanan kesehatan. Sumber daya manusia RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten berjumlah 1078. Dengan perincian, PNS berjumlah 737, CPNS berjumlah 12, BLU-non PNS berjumlah 329. Berikut perinciannya: a. Medis dan Paramedis Tabel 5: Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Medis dan Paramedis 1. Dokter Spesialis 47 2. Dokter Umum 16 3. Dokter Spesialis Gigi 3 4. Dokter Gigi 3 5. S1 Keperawatan/SKp/NERS 39 6. D4 Keperawatan 13 7. D3 Keperawatan/Akper 344 8. D4 Kebidanan 6 9. D3 Kebidanan 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Tabel 5: Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Medis dan Paramedis (Lanjutan) 10. SPK/SPR 8 11. D1 Bidan 5 12. SPRG 3 13. Apoteker 8 14. D3 Analis Farmasi 15 15. D1 Manaj Apotek 1 16. Asisten Apoteker 10 17. S2 M.Kes 2 18. S2 MPH 4 19. S1 SKM (Kesling) 1 20. S1 SKM (Penilik Kesmas) 1 21. S1 SKM Sanitasi 1 22. S1 SKM 1 23. D4 Kesehatan Lingk. 1 24. D3 Sanitarian/APK 3 25. D3 Kesling 1 26. D1 Sanitarian/SPPH 1 27. S2 Gizi 1 28. S1 Gizi/SKM Gizi 2 29. D3 Gizi/AKZI 6 30. S1 Fisioterapi 1 31. D4 Fisioterapi 3 32. D3 Fisioterapis/AKFIS 5 33. D3 Terapi Wicara 1 34. D3 Okupasi Terapi AOT 4 35. D3 Batra 1 36. D4 Radiografi 2 37. D4 Analis Kesehatan 4 38. D3 Teknik Elektromedik/ATEM 7 39. D3 Rekam Medik 20 40. D3 Radiografer/APRO/ATRO 11 41. D3 Kes Gigi/ATG/AKG 3 42. D3 Analis Kesehatan/AAK 15 43. SPTG 2 44. SMAK 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
b. Non Kesehatan Tabel 6: Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Non Kesehatan 1. S2 Magister Manajemen RS 1 2. S2 Magister Managemen 2 3. S2 Magister Sains 1 4. S2 Ekonomi Pembangunan 1 5. S1 Ekonomi Akuntansi 13 6. S1 Ekonomi Manajemen 9 7. S1 Hukum 5 8. S1 Sosial 2 9. S1 Psikologi 1 10. S1 Teknik Informatika 1 11. S1 Administrasi Negara 6 12. S1 Komunikasi Masyarakat 1 13. S1 Sistem Informasi 1 14. S1 Teknik Sipil 0 15. S1 Teknik Elektro 2 16. S1 Teknik Mesin 1 17. D3 Manajemen Informatika 8 18. D3 Teknik Informatika 2 19. D3 Teknik Sipil 2 20. D3 Teknik Listrik 2 21. D3 Teknik Mesin 2 22. D3 Teknik Komputer 4 23. D3 Akuntansi 23 24. D3 Informatika Perbankan 2 25. D3 Perpustakaan 2 26. D3 MARS 4 27. D3 Manajemen Perusahaan 1 28. D3 Humas 3 29. D3 Sekretaris 1 30. SMA/SMU 144 31. SMEA 26 32. SMK 61 33. STM 15 34. SKKA 3 35. SMKK 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Tabel 6: Sumber Daya Manusia RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Non Kesehatan (Lanjutan) 36. KPAA 12 37. SPG 1 38. Paket C 10 39. ST 1 40. SLTP/SMP/MTS 13 41. Paket B 1 42. SD 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menyajikan hasil persepsi karyawan terhadap peranan auditor internal pada RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Kuesioner yang dibagikan dalam penelitian ini berjumlah 38 kuesioner, dan yang kembali serta diolah sebanyak 37 kuesioner. A. Deskripsi Data Langkah pertama untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sampel yang diteliti (responden), maka dilakukan pengolahan terhadap data kasar dengan menggunakan perhitungan statistik deskriptif. Karakteristik yang dihitung dengam menggunakan statistik deskriptif adalah jenis kelamin, tingkat usia, masa kerja, pendidikan, dan bagian dimana responden bekerja. 1. Jenis Kelamin Dalam tabel 7 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dibedakan menjadi 2 yaitu laki-laki dan perempuan. 37 orang responden sebagian besar adalah perempuan sebanyak 24 orang atau 64,9%. Sedangkan responden pria hanya 13 orang atau 35,1%.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Tabel 7: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 13 35,1 Perempuan 24 64,9 Total 37 100 Sumber: Data Primer Diolah
2. Tingkat Usia Dalam tabel 8 karakteristik responden berdasarkan tingkat usia dibedakan menjadi 4 kelompok usia. Yang pertama kelompok usia 21-30 tahun. Yang kedua kelompok usia 31-40 Tahun. Yang ketiga kelompok usia 41-50 tahun. Dan kelompok usia yang keempat lebih dari atau sama dengan 51 tahun. Sebagian besar responden berusia antara 31-40 tahun sebanyak 14 orang atau sebesar 37,8%. Sedangkan untuk kelompok usia lain yaitu responden dengan kelompok usia 21-30 tahun sebanyak 10 orang atau sebesar 27%, 41-50 tahun sebanyak 11 orang atau sebesar 29,7%, dan responden yang masuk dalam kelompok usia lebih dari atau sama dengan 51 tahun hanya 2 orang atau sebesar 5,4%.
Tabel 8: Karakter Responden Berdasarkan Tingkat Usia Kelompok Usia Frekuensi Persentase (%) 21-30 Tahun 10 27 31-40 Tahun 14 37,8 41-50 Tahun 11 29,7 >=51 Tahun 2 5,4 Total 37 100 Sumber: Data Primer Diolah
3. Masa Bekerja Dalam tabel 9 karakteristik responden berdasarkan masa kerja dibedakan menjadi 4 kelompok. Yang pertama responden yang telah bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
di rumah sakit selama kurang dari 10 tahun. Yang kedua adalah responden yang telah bekerja di rumah sakit antara 11-20 tahun. Yang ketiga adalah responden yang telah bekerja di rumah antara 21-30 tahun. Dan yang keempat responden yang telah bekerja di rumah sakit lebih dari 35 tahun. sebagian responden telah bekerja di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten kurang dari 10 tahun sebanyak 23 responden atau sebesar 62,2%. Sedangkan untuk kelompok masa kerja yang lain adalah kelompok masa kerja antara 11-20 tahun sebanyak 7 orang atau sebesar 18,9%, kelompok masa kerja antara 21-30 tahun sebanyak 5 orang atau sebesar 13,5%, dan yang bekerja lebih dari 35 tahun sebanyak 2 orang atau sebesar 5,4%. Tabel 9: Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Frekuensi Persentase (%) <10 Tahun 23 62,2 11-20 Tahun 7 18,9 21-30 Tahun 5 13,5 >35 Tahun 2 5,4 Total 37 100 Sumber: Data Primer Diolah
4. Pendidikan Dalam tabel 10 karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu dengan tingkat pendidikan SMA, diploma, S1, dan S2. Sebagian besar responden berpendidikan akhir S1 sebanyak 22 orang atau sebesar 59,5%. Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan akhir yang lain adalah SMA sebanyak 4 orang atau sebesar 10,8%, Diploma sebanyak 9 orang atau sebesar 24,3%, dan S2 hanya 2 orang atau sebesar 5,4%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Tabel 10: Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SMA 4 10,8 Diploma 9 24,3 S1 22 59,5 S2 2 5,4 Total 37 100 Sumber: Data Primer Diolah
5. Bagian Responden Bekerja Dalam tabel 11 karakteristik responden berdasarkan bagian responden bekerja dibedakan menjadi 5 bagian yaitu yang pertama bagian perencanaan dan anggaran. Yang kedua bagian akuntansi. Yang ketiga bagian penunjang dan sarana. Yang keempat bagian unit layanan pengadaan. Dan yang kelima adalah bagian farmasi. Responden yang bekerja di bagian perencanaan dan anggaran sebanyak 7 orang atau sebesar 18,9%. Responden yang bekerja di bagian akuntansi sebanyak 15 orang atau sebesar 40,5%. Responden yang bekerja di bagian penunjang dan sarana sebanyak 3 orang atau sebesar 8,1%. Responden yang bekerja di bagian unit layanan pengadaan sebanyak 8 orang atau sebesar 21,6%. Dan responden yang bekerja di bagian farmasi sebanyak 4 orang atau sebesar 10,8%. Tabel 11: Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian Responden Bekerja Bagian Frekuensi Persentase (%) Perencanaan & Anggaran 7 18,9 Akuntansi 15 40,5 Penunjang & Sarana 3 8,1 Unit Layanan Pengadaan 8 21,6 Farmasi 4 10,8 Total 37 100 Sumber: Data Primer Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
B. Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas Sebelum hasil kuesioner diolah untuk mendapatkan hasil tentang persepsi karyawan terhadap peran auditor internal maka perlu dilakukan uji validitas untuk setiap pernyataan. Uji validitas berfungsi untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar 2004:5-6). Uji validitas yang digunakan dalam pengujian ini menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson. Untuk menguji apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak, maka hasil uji r hitung dapat dibandingkan dengan uji r tabel dengan taraf signifikansi. Adapun taraf signifikansi yang digunakan yaitu: 95% dengan N=37 adalah 0,325 (Novieyanty 2006:65). Setiap pernyataan dikatakan valid atau korelasinya signifikan jika r hitung lebih besar daripada r tabel (0,325). Jika r hitung lebih kecil daripada r tabel maka pernyataan tersebut tidak valid atau korelasinya tidak signifikan (Alhusin 2002:341). Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Tabel 12: Hasil Uji Validitas Peran Auditor Internal No. Pernyataan r hitung r tabel 1 0,516 0,325 2 0,509 0,325 3 0,461 0,325 4 0,501 0,325 5 0,406 0,325 6 0,513 0,325 7 0,515 0,325 8 0,524 0,325 9 0,463 0,325 10 0,612 0,325 11 0,528 0,325 12 0,598 0,325 13 0,589 0,325 14 0,501 0,325 15 0,593 0,325 16 0,621 0,325 17 0,623 0,325 18 0,626 0,325 19 0,541 0,325 20 0,747 0,325 21 0,635 0,325 22 0,618 0,325 23 0,522 0,325 24 0,770 0,325
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Hasil uji validitas dalam tabel 12 menunjukkan bahwa setiap item dari pernyataan sebanyak 24 item yang digunakan dalam instrumen dinyatakan valid atau korelasinya signifikan karena semua item (24 item) memiliki r hitung lebih besar dari r tabel. 24 item dari pernyataan tersebut dinyatakan layak sebagai instrumen untuk mengukur persepsi karyawan terhadap peranan auditor internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan setelah semua data yang terkumpul dinyatakan valid. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten jika dilakukan pengukuran kembali. Instrumen kuesioner yang tidak reliabel maka tidak akan bisa konsisten jika dilakukan pengukuran selanjutnya sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya (Alhusin 2002:341). Uji reliabilitas yang digunakan adalah metode Spearman-Brown (split-half method). Nilai reliabilitas yang diperoleh dengan menilai besarnya Equal-length Spearman-Brown. Tabel 13: Nilai Spearman-Brown (split-half method) equal-length untuk Peranan Auditor Internal dengan Item Pernyataan Genap dan Ganjil Variabel Spearman-Brown Peranan Internal Auditor-pernyataan ganjil Peranan Internal Auditor-pernyataan genap
0,932 0,932
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan metode Spearman-Brown (split-half) sesuai dengan tabel, maka diperoleh nilai reliabilitas pada peranan internal auditor dengan pernyataan ganjil sebesar 0,932 dan peranan internal auditor dengan pernyataan genap sebesar 0,932. Suatu pernyataan dikatakan reliabel apabila nilai Spearman-Brown (split-half) minimal 0,6 (Azwar, 2004:117). Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kedua hasil analisis reliabilitas merupakan pernyataan atau instrument yang mempunyai pengukuran reliabel atau dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
C. Hasil Persepsi Karyawan Terhadap Peranan Auditor Internal 1. Peran Pengawas Peran
auditor
internal
sebagai
pengawas
(watchdog)
dikelompokkan pada nomor 1-8. Pada awalnya internal auditor dikenal sebagai pendekatan berbasis pada sistem yang ada dalam perkembangan selanjutnya beralih ke internal audit berbasis proses. Pada saat itu internal auditor lebih banyak berperan sebagai mata dan telinga manajemen, karena manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang ditetapkan akan dilaksanakan oleh pegawai. Orientasi internal auditor banyak dilakukan pemeriksaan pada tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap ketentuan-ketentuan yang ada atau audit kepatuhan. Peran dari fungsi watchdog ini bersifat seperti polisi yang selalu mengawasi karyawan untuk melakukan apa yang telah ditetapkan, dan tidak heran dalam peran ini karyawan merasa tertekan karena selalu diawasi dan auditor berusaha untuk menemukan kesalahan-kesalahan sehingga berangsur-angsur peran ini ditinggalkan. Hasil pengumpulan pendapat karyawan mengenai peran auditor internal sebagai watchdog dapat dilihat dalam tabel 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Tabel 14: Hasil Tanggapan Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas No.
1 2 3 4 5 6 7 8 Total
Hasil Tanggapan Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Pengawas STS % TS % S % SS % 6 16,2 19 51,4 9 24,3 3 8,1 2 5,4 5 13,5 22 59,5 8 21,6 5 13,5 19 51,4 10 27 3 8,1 4 10,8 20 54,1 7 18,9 6 16,2 6 16,2 5 13,5 16 43,2 10 27 8 21,6 3 8,1 17 45,9 9 24,3 6 16,2 14 37,8 7 18,9 10 27 4 10,8 1 2,7 25 67,6 7 18,9 41 86 113 56
Jumlah Responden 37 37 37 37 37 37 37 37 296
Sumber: Data Primer Diolah
Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada pernyataan nomor 1 sebanyak 6 orang atau 16,2% menjawab sangat tidak setuju, 19 orang atau 51,4% menjawab tidak setuju, 9 orang atau 24,3% menjawab setuju, dan 3 orang atau 8,1% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit sebagai mata-mata manajemen. Pernyataan nomor 2 sebanyak 2 orang atau 5,4% menjawab sangat tidak setuju, 5 orang atau 13,5% menjawab tidak setuju, 22 orang atau 59,5% menjawab setuju, dan 8 orang atau 21,6% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan
bahwa
internal
audit
memeriksa
dokumen-dokumen
pengadaan obat dan alat kesehatan. Pernyataan nomor 3 sebanyak 5 orang atau 13,5% menjawab sangat tidak setuju, 19 orang atau 51,4% menjawab tidak setuju, 10 orang atau 27% menjawab setuju, dan 3 orang atau 8,1% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
internal audit bertugas mencari kesalahan pihak yang diaudit (auditee). Pernyataan nomor 4 sebanyak 4 orang atau 10,8% menjawab sangat tidak setuju, 20 orang atau 54,1% menjawab tidak setuju, 7 orang atau 18,9% menjawab setuju, dan 6 orang atau 16,2% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit tidak memeriksa pelaksanaan prosedur untuk otorisasi pemesanan dan penerimaan obat dan alat kesehatan. Pernyataan nomor 5 sebanyak 6 orang atau 16,2% menjawab sangat tidak setuju, 5 orang atau 13,5% menjawab tidak setuju, 16 orang atau 43,2% menjawab setuju, dan 10 orang atau 27% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal Audit memeriksa jumlah fisik/stock obat dan alat kesehatan serta dicocokkan dengan kartu persediaan. Pernyataan nomor 6 sebanyak 8 orang atau 21,6% menjawab sangat tidak setuju, 3 orang atau 8,1% menjawab tidak setuju, 17 orang atau 45,9% menjawab setuju, dan 9 orang atau 24,3% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal Audit memeriksa buktibukti penerimaan dan pengambilan obat dan alat kesehatan. Pernyataan nomor 7 sebanyak 6 orang atau 16,2% menjawab sangat tidak setuju, 14 orang atau 37,8% menjawab tidak setuju, 7 orang atau 18,9% menjawab setuju, dan 10 orang atau 27% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal Audit tidak melakukan pemeriksaan terhadap kualitas obat dan alat kesehatan. Pernyataan nomor 8 sebanyak 4 orang atau 10,8% menjawab sangat tidak setuju, 1 orang atau 2,7% menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
tidak setuju, 25 orang atau 67,6% menjawab setuju, dan 7 orang atau 18,9% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Internal audit memeriksa kuantitas obat, alat kesehatan dan kesesuaian dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Total pernyataan dengan jawaban sangat tidak setuju mendapat 41 tanggapan, 86 tanggapan untuk jawaban tidak setuju, 113 tanggapan untuk jawaban setuju, dan 56 tanggapan untuk pernyataan sangat setuju. 2. Peran Konsultan Peran auditor internal sebagai konsultan dikelompokkan pada nomor 9-16. Peran auditor internal sebagai konsultan menggambarkan bahwa auditor internal membantu satuan kerja operasional, mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi. Hasil pengumpulan pendapat karyawan mengenai peran auditor internal sebagai konsultan dapat dilihat dalam tabel 15. Tabel 15: Hasil Tanggapan Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan No.
9 10 11 12 13 14 15 16 Total
Hasil Tanggapan Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Konsultan STS % TS % S % SS % 8 21,6 19 51,4 1 2,7 9 24,3 1 2,7 4 10,8 11 29,7 21 56,8 4 10,8 2 5,4 21 56,8 10 27 3 8,1 3 8,1 23 62,2 8 21,6 2 5,4 20 54,1 10 27 5 13,5 2 5,4 4 10,8 28 75,7 3 8,1 1 2,7 6 16,2 20 54,1 10 27 2 5,4 2 5,4 23 62,2 10 27 23 60 137 76
Sumber: Data Primer Diolah
Jumlah Responden 37 37 37 37 37 37 37 37 296
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada pernyataan nomor 9 sebanyak 8 orang atau 21,6% menjawab sangat tidak setuju, 19 orang atau 51,4% menjawab tidak setuju, 1 orang atau 2,7% menjawab setuju, dan 9 orang atau 24,3% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit tidak mempunyai kewenangan untuk memberi saran dan rekomendasi tindakan korektif kepada manajemen. Pernyataan nomor 10 sebanyak 1 orang atau 2,7% menjawab sangat tidak setuju, 4 orang atau 10,8% menjawab tidak setuju, 11 orang atau 29,7% menjawab setuju, dan 21 orang atau 56,8% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit adalah mitra dan dipercaya sebagai orang dalam organisasi oleh pihak manajemen serta bagian/seksi terkait untuk meningkatkan kinerja rumah sakit. Pernyataan nomor 11 sebanyak 4 orang atau 10,8% menjawab sangat tidak setuju, 2 orang atau 5,4% menjawab tidak setuju, 21 orang atau 56,8% menjawab setuju, dan 10 orang atau 27% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Internal Audit menguji dan mengevaluasi kecukupan, efektivitas dan kualitas kinerja pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan. Pernyataan nomor 12 sebanyak 3 orang atau 8,1% menjawab sangat tidak setuju, 3 orang atau 8,1% menjawab tidak setuju, 23 orang atau 62,2% menjawab setuju, dan 8 orang atau 21,6% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
mengevaluasi dan memberikan saran untuk perbaikan kepada setiap level manajer agar pengendalian intern semakin efektif, memadai dan meningkatkan kinerja rumah sakit untuk memberikan layanan yang sebaik-baiknya kepada semua pihak. Pernyataan nomor 13 sebanyak 2 orang atau 5,4% menjawab sangat tidak setuju, 20 orang atau 54,1% menjawab tidak setuju, 10 orang atau 27% menjawab setuju, dan 5 orang atau 13,5% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Internal Audit tidak mengelola resiko dengan mengidentifikasi masalah dan
menyarankan
perbaikan
pelaksanaan
prosedur
operasional
pengadaan obat dan alat kesehatan. Pernyataan nomor 14 sebanyak 2 orang atau 5,4% menjawab sangat tidak setuju, 4 orang atau 10,8% menjawab tidak setuju, 28 orang atau 75,7% menjawab setuju, dan 3 orang atau 8,1% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit mengevaluasi pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan tentang ketaatannya pada undang-undang, peraturan, anggaran, dan kebijakan internal. Pernyataan nomor 15 sebanyak 1 orang atau 2,7% menjawab sangat tidak setuju, 6 orang atau 16,2% menjawab tidak setuju, 20 orang atau 54,1% menjawab setuju, dan 10 orang atau 27% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit menganalisa kecukupan, efektifitas dan efisiensi terhadap penggunaan sumber daya. Pernyataan nomor 16 sebanyak 2 orang atau 5,4% menjawab sangat tidak setuju, 2 orang atau 5,4% menjawab tidak setuju,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
23 orang atau 62,2% menjawab setuju, dan 10 orang atau 27% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Internal Audit mengevaluasi perbaikan pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan yang berkesinambungan. Total pernyataan dengan jawaban sangat tidak setuju mendapat 23 tanggapan, 60 tanggapan untuk jawaban tidak setuju, 137 tanggapan untuk jawaban setuju, dan 76 tanggapan untuk pernyataan sangat setuju 3. Peran Katalisator Peran auditor internal sebagai katalisator dikelompokkan pada nomor 17-24. Peran auditor internal sebagai katalisator menggambarkan bahwa auditor internal di masa mendatang dimungkinkan untuk ikut berperan dalam menentukan tujuan perusahaan. Peran sebagai katalisator berkaitan dengan quality assurance sehinnga auditor internal diharapkan dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam peran katalisator, auditor internal bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Pengaruh yang paling kuat dari peran katalisator bersifat jangka panjang, terutama berkaitan dengan tujuan organisasi yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan dan pemegang sahamHasil pengumpulan pendapat karyawan mengenai peran auditor internal sebagai konsultan dapat dilihat dalam tabel 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Tabel 16: Hasil Tanggapan Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator No.
Hasil Tanggapan Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal Sebagai Katalisator STS % TS % S % SS %
Jumlah Responden
17
3
8,1
23
62,2
5
13,5
6
16,2
37
18
3
8,1
2
5,4
25
67,6
7
18,9
37
19
9
24,3
15
40,5
10
27
3
8,1
37
20
3
8,1
3
8,1
23
62,2
8
21,6
37
21
4
10,8
25
67,6
5
13,5
3
8,1
37
22
5
13,5
4
10,8
24
64,9
4
10,8
37
23
5
13,5
20
54,1
5
13,5
7
18,9
37
24
3
8,1
3
8,1
19
51,4
12
32,4
37
Total
35
95
116
50
296
Sumber: Data Primer Diolah
Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada pernyataan nomor 17 sebanyak 3 orang atau 8,1% menjawab sangat tidak setuju, 23 orang atau 62,2% menjawab tidak setuju, 5 orang atau 13,5% menjawab setuju, dan 6 orang atau 16,2% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit tidak mempunyai kewenangan untuk mengarahkan pelaksanaan kualitas manajemen agar sesuai dengan program dan tujuan rumah sakit. Pernyataan nomor 18 sebanyak 3 orang atau 8,1% menjawab sangat tidak setuju, 2 orang atau 5,4% menjawab tidak setuju, 25 orang atau 67,6% menjawab setuju, dan 7 orang atau 18,9% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit memberikan penilaian dan usaha untuk meningkatkan kinerja rumah sakit dengan memberikan layanan kesehatan yang sebaik-baiknya kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
semua pihak. Pernyataan nomor 19 sebanyak 9 orang atau 24,3% menjawab sangat tidak setuju, 15 orang atau 40,5% menjawab tidak setuju, 10 orang atau 27% menjawab setuju, dan 3 orang atau 8,1% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Internal Audit tidak dilibatkan dalam perencanaan untuk menentukan tujuan rumah sakit. Pernyataan nomor 20 sebanyak 3 orang atau 8,1% menjawab sangat tidak setuju, 3 orang atau 8,1% menjawab tidak setuju, 23 orang atau 62,2% menjawab setuju, dan 8 orang atau 21,6% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit melakukan analisis risiko atas aktivitas operasional rumah sakit. Pernyataan nomor 21 sebanyak 4 orang atau 10,8% menjawab sangat tidak setuju, 25 orang atau 67,6% menjawab tidak setuju, 5 orang atau 13,5% menjawab setuju, dan 3 orang atau 8,1% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Internal Audit tidak memeberikan sumbangan dalam proses pengelolaan risiko dan pengendalian manajemen. Pernyataan nomor 22 sebanyak 5 orang atau 13,5% menjawab sangat tidak setuju, 4 orang atau 10,8% menjawab tidak setuju, 24 orang atau 64,9% menjawab setuju, dan 4 orang atau 10,8% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa internal audit membantu rumah sakit dalam mengidentifikasi perubahan lingkungan usaha dan persaingan dunia bisnis. Pernyataan nomor 23 sebanyak 5 orang atau 13,5% menjawab sangat tidak setuju, 20 orang atau 54,1% menjawab tidak setuju, 5 orang atau 13,5% menjawab setuju, dan 7 orang atau 18,9%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Internal audit tidak melakukan analisa risiko terhadap pesaing yang potensial untuk merekomendasikan kepada pihak manajemen. Pernyataan nomor 24 sebanyak 3 orang atau 8,1% menjawab sangat tidak setuju, 3 orang atau 8,1% menjawab tidak setuju, 19 orang atau 51,4% menjawab setuju, dan 12 orang atau 32,4% yang menjawab sangat setuju terhadap pernyataan bahwa Internal Audit menganalisa masukan (feedback) dari pihak yang diaudit dan memberikan tanggapan yang positif terhadap masukan tersebut. Total pernyataan dengan jawaban sangat tidak setuju mendapat 35 tanggapan, 95 tanggapan untuk jawaban tidak setuju, 116 tanggapan untuk jawaban setuju, dan 50 tanggapan untuk pernyataan sangat setuju. Tabel 17: Hasil Persepsi Karyawan Tentang Peranan Auditor Internal Tanggapan
Bobot (1)
Pengawas (2)
Nilai (3)
Konsultan (4)
Nilai (5)
Katalisator (6)
Nilai (7)
STS
1
41
41
23
23
35
35
TS
2
86
172
60
120
95
190
S
3
113
339
137
411
116
348
SS
4
56
224
76
304
50
200
296
776
296
858
296
773
Total Sumber: Data Primer Diolah
Keterangan: STS TS S SS Kolom (3) Kolom (5) Kolom (7)
: Sangat tidak setuju : Tidak setuju : Setuju : Sangat setuju : Kolom bobot (1) x Kolom Pengawas (2) : Kolom bobot (1) x Kolom Konsultan (4) : Kolom bobot (1) x Kolom Katalisator (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Tabel 18: Hasil Ranking Persepsi Karyawan Tentang Peranan Auditor Internal PIA (1)
Jumlah Nilai Total Setuju dan Sangat Setuju(2)
Pengawas
563
72.6%
II
Nilai RataRata Per Item (5) 2.62
Konsultan
715
83.3%
I
2.90
Katalisator
548
70.9%
III
2.61
Persentase Ranking (3) PIA (4)
Sumber: Data Primer Diolah Keterangan: Kolom Persentase (3) : Kolom Jumlah Nilai Total Setuju dan Sangat Setuju (2)/2407 x 100% Kolom Persentase (5) : Kolom Jumlah Nilai Peran Internal Auditor/8/37
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat karyawan yang setuju dan sangat setuju dengan peran auditor internal sebagai konsultan mendapat nilai tertinggi dengan 715 atau sebesar 72.6%. Nilai rata-rata per item pada peran auditor internal sebagai konsultan adalah 2.90 yang menunjukkan bahwa karyawan setuju dengan peran auditor internal sebagai konsultan karena nilainya mendekati 3 dari skala 1 smpai 4 yang berarti setuju. Ranking kedua adalah peran auditor internal sebagai pengawas dengan nilai 563 atau sebesar 72.6%. Nilai rata-rata per item pada peran auditor internal sebagai pengawas adalah 2.62 yang menunjukkan bahwa karyawan masih ragu-ragu dan belum bisa mengambil sikap serta menentukan peran auditor internal sebagai pengawas karena nilainya mendekati 2.5 dimana nilai tersebut merupakan titik tengah dari skala 1 smpai 4 yang berarti ragu-ragu. Dan di ranking ketiga peran auditor internal sebagai katalisator dengan nilai 548 atau sebesar 70.9%. Nilai rata-rata per item pada peran auditor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
internal sebagai katalisator adalah 2.61 yang menunjukkan bahwa karyawan masih ragu-ragu dan belum bisa mengambil sikap serta menentukan peran auditor internal sebagai katalisator karena nilainya mendekati 2.5 dimana nilai tersebut merupakan titik tengah dari skala 1 smpai 4 yang berarti ragu-ragu. Pernyataan dari setiap peran auditor internal berjumlah 8 pernyataan untuk masing-masing peran dan total responden yang sama, yaitu 37 responden. Dengan melihat tabel 17 dan 18, maka dapat diketahui bahwa peranan auditor internal menurut persepsi karyawan adalah sebagai konsultan yang menunjukkan bahwa auditor internal membantu satuan kerja operasional, mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi. D. Pembahasan Fungsi audit internal yang semakin berkembang, membawa pergeseran paradigma dari para pemakainya. Pada paradigma lama tentang peran auditor internal yaitu berfokus pada ditemukannya penyimpangan yang perlu dikoreksi serta lebih banyak dilakukan pemeriksaan pada tingkat kepatuhan para pelaksana pada ketentuan yang telah ditetapkan. Peran auditor internal sebagai pengawas sering dianggap sebagai pihak pencari kesalahan yang diutus oleh pimpinan rumah sakit. Seiring dengan berjalannya waktu, paradigma lama tentang peranan auditor internal mengalami pergeseran ke paradigma baru yang awalnya auditor internal berperan sebagai pengawas, kini beralih menjadi auditor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
internal yang berperan sebagai konsultan dan diprediksikan di masa mendatang auditor internal berperan sebagai katalisator. Dengan peran sebagai konsultan, auditor internal lebih berfungsi sebagai mitra bagi klien yang merupakan bentuk pelayanan pada rumah sakit dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan di masa mendatang dimungkinkan auditor internal berperan sebagai katalisator yang akan ikut andil dalam menentukan tujuan rumah sakit. Hasil dari persepsi karyawan tentang peran auditor internal di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro yang paling dominan dirasakan oelh karyawan yang bekerja pada bagian perencanaan dan anggaran, bagian akuntansi, bagian farmasi, bagian unit layanan pengadaan, dan bagian penunjang dan sarana adalah peran auditor internal sebagai konsultan yang menempati rangking I. Peran auditor internal sebagai konsultan, ketika dunia usaha mulai menyadari bahwa semua mengandung risiko, mulailah muncul kebutuhan untuk menerapkan audit internal berbasis risiko (risk based internal auditing). Sesuai definisi baru, kegiatan audit internal bertujuan untuk memberikan layanan kepada organisasi. Peran konsultan bukan hanya sebagai pemeriksa, tetapi juga sekaligus berfungsi sebagai mitra manajemen. Auditor internal berperan sebagai konsultan juga mempunyai tugas memberikan masukan berbagai masalah yang berhubungan dengan pengelolaan berbagai sumber daya yang terdapat dalam sebuah organisasi. Fokus utama auditor internal sebagai konsultan adalah membantu satuan kerja operasional, mengelola risiko dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi. Persepsi karyawan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang menyatakan setuju dengan peran auditor internal sebagai konsultan menggambarkan bahwa auditor internal berfungsi baik sebagai mitra manajemen yang membantu satuan kerja operasional, mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah pada setiap bagian dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi. Jurnal yang ditulis oleh Denis Priantinah dan Megasari Chitra Adhisty (2012) menyebutkan bahwa peran auditor internal dalam pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan lebih cenderung pada tindakan korektif pada karyawan, yang kemudian diikuti tindakan auditor internal sebagai konsultan lainnya seperti memberi jasa konsultasi dan memberikan kontribusi bagi rumah sakit, mengevaluasi kesesuaian aktivitas dengan hukum, regulasi, dan standar yang berlaku, menganalisis kecukupan dan efektivitas pengendalian yang berlaku, mengevaluasi perbaikan aktivitas yang berkesinambungan, dan mengevaluasi program dan kegiatan operasi apakah telah berfungsi sebagaimana mestinya dan memberikan hasil yang sesuai. Kecenderungan persepsi karyawan pada tindakan itu menunjukkan bahwa peran auditor internal sebagai konsultan dalam pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan lebih pada pihak yang memberikan tindakan korektif yang tercermin dari rekomendasi yang diberikan. Didukung dengan teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
paradigma baru dalam Tampubolon (2005: 2) bahwa kegiatan audit internal bertujuan untuk memberikan layanan kepada organisasi. Peran konsultan bukan hanya sebagai pemeriksa, tetapi juga sekaligus berfungsi sebagai mitra manajemen. Auditor internal berperan sebagai konsultan juga mempunyai tugas memberikan masukan berbagai masalah yang berhubungan dengan pengelolaan berbagai sumber daya yang terdapat dalam sebuah organisasi. Fokus utama auditor internal sebagai konsultan adalah membantu satuan kerja operasional, mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi. Rekomendasi dan saran yang diberikan lebih bersifat jangka menengah. Sesuai dengan redefinisi IAI pada tahun 1999 tentang peran audit internal menyatakan akan lebih efektif dan memberi nilai tambah bagi perusahaan jika auditor internal suatu perusahaan merancang aktivitas konsultasi, yang dimana aktivitas ini terkait dengan peran auditor internal sebagai konsultan. Peran auditor internal sebagai pengawas mendapat rangking II. Persepsi karyawan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang menyatakan setuju dengan peran auditor internal sebagai pengawas menggambarkan bahwa peran auditor tersebut masih dibutuhkan untuk mengevaluasi dan melihat apakah prosedur pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Auditor internal berfokus pada audit kepatuhan dengan melihat kesesuaian aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
dengan peraturan yang berlaku. Namun peran auditor internal sebagai pengawas juga dapat berimbas pada kenyamanan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Jurnal yang ditulis oleh Denis Priantinah dan Megasari Chitra Adhisty (2012) menyebutkan bahwa peran auditor internal sebagai pengawas lebih cenderung pada tindakan auditor internal yang melakukan inspeksi dan pengawasan terhadap kepatuhan karyawan pada peraturan dan kebijakan yang ditetapkan, yang kemudian diikuti tindakan auditor internal sebagai pengawaslainnya seperti mencocokkan data transaksi dengan bukti-bukti, melakukan penghitungan ulang terhadap catatan angka-angka dan transaksi-transaksi yang terdapat dalam laporan keuangan, memeriksa fisik kas yang diterima dengan bukti penerimaan, dan melakukan penghitungan fisik terhadap uang kas. Didukung dengan teori paradigma lama dalam Tampubolon (2005: 1-2) yang menyatakan bahwa auditor internal sebagai pengawas lebih berperan sebagai mata dan telinga manajemen, karena manajemen membutuhkan kepastian bahwa kebijakan yang telah ditetapkan akan dilaksanakan oleh karyawan. Terkait dengan saran dan rekomendasi yang diberikan oleh auditor internal sebagai pengawas lebih bersifat jangka pendek dalam membantu pencapaian tujuan perusahaan. Peran auditor internal sebagai katalisator mendapat rangking III. Peran auditor internal sebagai katalisator yang menduduki peringkat terakhir ini menunjukkan bahwa menurut persepsi karyawan peran ini merupakan peran yang paling sedikit dijalankan oleh auditor internal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dalam membantu pelaksanaan prosedur pengadaan obat dan alat kesehatan, walaupun perbedaannya dengan peran sebagai konsultan yang menempati peringkat I dan Peran sebagai pengawas yang menempati peringkat II tidak terlalu berbeda jauh. Persepsi ini timbul selain karena karyawan menganggap peran auditor internal yang paling dominan adalah sebagai konsultan atau mitra manajemen, tetapi juga karena auditor internal belum ikut berperan dalam menentukan tujuan rumah sakit di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Sesuai dengan teori dalam Harry Andrian Simbolon (2010: 1) yang menyatakan bahwa peran sebagai katalisator berkaitan dengan quality
assurance
sehinnga
auditor
internal
diharapkan
dapat
membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risko yang mengancam pencapaian tujuan organisasi. Quality assurance bertujuan untuk meyakinkan bahwa proses bisnis yang dijalankan telah menghasilkan produk/jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam peran katalisator, auditor internal bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. Auditor internal sebagai katalisator terlibat aktif dalam melakukan penilaian risiko yang terdapat dalam proses bisnis perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sikap proaktif dari pihak auditor internal dalam mengenali risiko-risiko yang dihadapi atau mungkin dihadapi manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Peran katalisator yang dijalankan auditor internal tidak saja terbatas pada tindakan perbaikan dan memberikan nasihat tetapi juga mencakup dalam system design and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
development, review terhadap kompetensi sumberdaya manusia dalam suatu fungsi organisasi, keterlibatan dalam penyusunan corporate planning, evaluasi kinerja, budgeting, strategy formulation dan usulan perubahan strategi. Rekomendasi dan saran yang diberikan lebih bersifat jangka panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Peran auditor internal pada RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menurut karyawan yang berkerja pada bagian perencanaan dan anggaran, bagian akuntansi, bagian farmasi, bagian unit layanan pengadaan, dan bagian penunjang dan sarana adalah sebagai konsultan dengan jumlah nilai total 715 atau nilai rata-rata per item 2,90, lebih besar daripada 2 peran lainnya yaitu peran sebagai pengawas dengan jumlah nilai total 563 atau nilai rata-rata per item 2,62 mendapat peringkat kedua dan peran sebagai katalisator dengan jumlah nilai total 548 atau nilai rata-rata per item 2,61 mendapat peringkat ketiga. B. Keterbatasan Penelitian 1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak bisa mendapat dokumen prosedur pengadaan obat dan alat kesehatan dan laporan pelaksanaan operasional pengadaan obat dan alat kesehatan. 2. Pengisian kuesioner tidak bisa ditunggu oleh penulis karena kesibukan karyawan dan memungkinkan adanya perbedaan penafsiran pada pernyataan kuesioner antara penulis dan responden.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
C. Saran 1. Bagi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Auditor internal RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebaiknya mempertahankan perannya sebagai konsultan, yaitu sebagai mitra manajemen yang membantu karyawan dalam menganalisa masalah dan memberikan masukan untuk perbaikan. Adanya komunikasi yang baik antara auditor internal dan karyawan akan berdampak positif untuk rumah sakit. Jika terdapat kelemahan dan kekurangan pada sistem yang ada, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dapat segera melakukan perbaikan guna mencapai tujuan rumah sakit. Peran auditor internal di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten juga diharapkan di masa mendatang bisa berperan sebagai katalisator yang ikut menentukan tujuan rumah sakit RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. 2. Untuk Peneliti Selanjutnya a. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambahkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan agar hasilnya lebih akurat untuk lebih menggambarkan peran auditor internal. b. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah responden dan memperluas unit kerja yang diteliti sehingga bisa lebih menggambarkan peran auditor internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing. Edisi Keempat. Salemba Empat, Jakarta. Akmal. 2009. Pemeriksaan manajemen Internal Audit. PT. Macanan Jaya Cemerlang. Klaten. Jawa Tengah Alhusin, Syahri. 2002. Aplikasi Statistik Praktis Dengan Menggunakan SPSS 10.0 For Windows. Edisi Pertama. J & J Learning, Yogyakarta. Anwar, Moch Hidochi. 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta, Bandung. Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance. Edisi Keduabelas. Erlangga, Jakarta. Azwar, Saifuddin. 2004. Reliabilitas dan Validitas. Edisi Kelima. Cetakan Ketiga. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Effendi, Muh. Arief. 2002. Majalah AUDITOR, Rubrik “Kolom 1”, Edisi No. 05 tahun 2002 Hellriagel, Don dan Slocum Jr. 2007. Perilaku Organisasi. Graha Ilmu, Yogyakarta. Jogiyanto. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Erlangga, Jakarta. Listiatik. 2007. “Persepsi Karyawan Tentang Peranan Internal Auditor (Studi Kasus pada Rumah Sakit Panti Rini)”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Novieyanty, Emanuela Deasy. “Presepsi Karyawan Terhadap Peranan Internal Auditor (Studi Kasus Pada Pelayanan Kesehatan St. Carolus Jakarta)”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Priantinah, Denies dan Megasari Chitra Adhisty. 2012. “Persepsi Karyawan Tentang Peranan Auditor Internal Sebagai Pengawas, Konsultan, dan Katalisator dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan”. Jurnal Nominal. Vol. 1. No. 1: 35-49.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Putri, Pandu Wijayanti dan Indarto Waluyo. 2013. “Persepsi Karyawan Terhadap Peran Auditor Internal pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta”. Jurnal Profita. 1-10. Robbins, Stephen P. & Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi Keduabelas. Salemba Empat, Yogyaakarta. Sawyer, Lawrence B., Mortimer A. Dittenhofer dan James H. Scheiner. 2005. Internal Auditing. Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta. Simbolon, Harry Adrian. 2011. “Paradigma Baru Internal Audit”. Bussines & Accounting. http://akuntansibisnis.wordpress.com/2010/11/03/paradigma-baruinternal-audit/. Diakses tanggal 5 Desember 2015 Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke 14. ALFABETA. Bandung. Sugiyono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan ke 4. ALFABETA. Bandung. Supardiyono, YP. YFM. Gien Agustinawansari dan Yusef Widya Karsana. 2010. Panduan Penulisan Skripsi Program Studi Akuntansi. Edisi Revisi. Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta. Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesional Audit Internal. Kanisius, Yogyakarta. Tampubolon, Robert. 2005. Risk and System-Based Internal Audit. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Lampiran 1. Output Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
JK
Valid
Laki-laki Perempuan Total
Frequency 13 24 37
Percent 35.1 64.9 100.0
Valid Percent 35.1 64.9 100.0
Cumulative Percent 35.1 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Lampiran 2. Output Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidik an_terkahir
Valid
SMA Diploma S1 S2 Total
Frequency 4 9 22 2 37
Percent 10.8 24.3 59.5 5.4 100.0
Valid Percent 10.8 24.3 59.5 5.4 100.0
Cumulative Percent 10.8 35.1 94.6 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Lampiran 3. Output Responden Berdasarkan Usia
Us ia
Valid
21 - 30 Tahun 31 - 40 Tahun 41 - 50 Tahun >= 51 Tahun Total
Frequency 10 14 11 2 37
Percent 27.0 37.8 29.7 5.4 100.0
Valid Percent 27.0 37.8 29.7 5.4 100.0
Cumulative Percent 27.0 64.9 94.6 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Lampiran 4. Output Responden Berdasarkan Bagian Tempat Bekerja
Bagian Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Perencanaan & Anggaran
7
18.9
18.9
18.9
15
40.5
40.5
59.5
Penunjang & Sarana
3
8.1
8.1
67.6
Unit Layanan Pengadaan
8
21.6
21.6
89.2
Farmasi
4
10.8
10.8
100.0
37
100.0
100.0
Akuntansi Valid
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Lampiran 5. Output Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa_Kerja
Valid
< 10 Tahun 11 - 20 Tahun 21 - 30 Tahun > 35 Tahun Total
Frequency 23 7 5 2 37
Percent 62.2 18.9 13.5 5.4 100.0
Valid Percent 62.2 18.9 13.5 5.4 100.0
Cumulative Percent 62.2 81.1 94.6 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Lampiran 6. Uji Validitas dengan IBM SPSS Statistics 20
Correlations
Corre lations total item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24 total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) .516** .001 .509** .001 .461** .004 .501** .002 .406* .013 .513** .001 .515** .001 .524** .001 .463** .004 .612** .000 .528** .001 .598** .000 .589** .000 .501** .002 .593** .000 .621** .000 .623** .000 .626** .000 .541** .001 .747** .000 .635** .000 .618** .000 .522** .001 .770** .000 1
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
Lampiran 7. Uji Reliabilitas dengan IBM SPSS Statistics 20
Reliability
Cas e Process ing Sum m ary N Cases
Valid Excludeda Total
37 0 37
a. Listw ise deletion based on all variables in the procedure.
% 100.0 .0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Reliability Statistics Cronbach's A lpha
Part 1 Part 2
Value N of Items Value N of Items
Total N of Items Correlation Betw een Forms Spearman-Brow n Coef f icient
Equal Length Unequal Length Guttman Split-Half Coef f icient a. The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12. b. The items are: item13, item14, item15, item16, item17, item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24.
.758 12a .863 12b 24 .872 .932 .932 .930
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Item Statistics item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24
Mean 2.2432 2.9730 2.2973 2.4054 2.8108 2.7297 2.5676 2.9459 2.2973 3.4054 3.0000 2.9730 2.4865 2.8649 3.0541 3.1081 2.3784 2.9730 2.1892 2.9730 2.1892 2.7297 2.3784 3.0811
Std. Deviation .83017 .76327 .81189 .89627 1.02301 1.07105 1.06824 .81466 1.07664 .79790 .88192 .79884 .80352 .63079 .74334 .73725 .86124 .76327 .90792 .79884 .73929 .83827 .95310 .86212
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Item -Total Statistics
item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item24
Scale Mean if Item Deleted 62.8108 62.0811 62.7568 62.6486 62.2432 62.3243 62.4865 62.1081 62.7568 61.6486 62.0541 62.0811 62.5676 62.1892 62.0000 61.9459 62.6757 62.0811 62.8649 62.0811 62.8649 62.3243 62.6757 61.9730
Scale Variance if Item Deleted 122.047 122.854 123.245 121.679 122.689 119.725 119.701 122.044 120.911 120.623 121.275 120.854 120.974 124.324 121.611 121.219 119.614 120.799 120.731 118.132 120.953 120.003 120.670 116.694
Corrected Item-Total Correlation .459 .457 .403 .439 .328 .439 .442 .470 .384 .565 .469 .551 .540 .458 .549 .579 .574 .583 .482 .714 .594 .569 .458 .737
Cronbach's Alpha if Item Deleted .899 .899 .900 .900 .903 .900 .900 .899 .902 .897 .899 .897 .897 .899 .897 .897 .897 .897 .899 .894 .897 .897 .899 .893
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Scale Statistics Part 1 Part 2 Both Parts
Mean 32.6486 32.4054 65.0541
Variance 32.623 37.526 131.164
Std. Deviation 5.71167 6.12581 11.45267
N of Items 12a 12b 24
a. The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12. b. The items are: item13, item14, item15, item16, item17, item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Lampiran 8. Tabel Frekuensi Jawaban 37 Responden
Frequency Table ite m 1
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 6 19 9 3 37
Percent 16.2 51.4 24.3 8.1 100.0
Valid Percent 16.2 51.4 24.3 8.1 100.0
Cumulative Percent 16.2 67.6 91.9 100.0
ite m 2
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 2 5 22 8 37
Percent 5.4 13.5 59.5 21.6 100.0
Valid Percent 5.4 13.5 59.5 21.6 100.0
Cumulative Percent 5.4 18.9 78.4 100.0
ite m 3
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 5 19 10 3 37
Percent 13.5 51.4 27.0 8.1 100.0
Valid Percent 13.5 51.4 27.0 8.1 100.0
Cumulative Percent 13.5 64.9 91.9 100.0
ite m 4
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 4 20 7 6 37
Percent 10.8 54.1 18.9 16.2 100.0
Valid Percent 10.8 54.1 18.9 16.2 100.0
Cumulative Percent 10.8 64.9 83.8 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
ite m 5
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 6 5 16 10 37
Percent 16.2 13.5 43.2 27.0 100.0
Valid Percent 16.2 13.5 43.2 27.0 100.0
Cumulative Percent 16.2 29.7 73.0 100.0
ite m 6
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 8 3 17 9 37
Percent 21.6 8.1 45.9 24.3 100.0
Valid Percent 21.6 8.1 45.9 24.3 100.0
Cumulative Percent 21.6 29.7 75.7 100.0
ite m 7
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 6 14 7 10 37
Percent 16.2 37.8 18.9 27.0 100.0
Valid Percent 16.2 37.8 18.9 27.0 100.0
Cumulative Percent 16.2 54.1 73.0 100.0
ite m 8
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 4 1 25 7 37
Percent 10.8 2.7 67.6 18.9 100.0
Valid Percent 10.8 2.7 67.6 18.9 100.0
Cumulative Percent 10.8 13.5 81.1 100.0
ite m 9
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 8 19 1 9 37
Percent 21.6 51.4 2.7 24.3 100.0
Valid Percent 21.6 51.4 2.7 24.3 100.0
Cumulative Percent 21.6 73.0 75.7 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
ite m 10
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 1 4 11 21 37
Percent 2.7 10.8 29.7 56.8 100.0
Valid Percent 2.7 10.8 29.7 56.8 100.0
Cumulative Percent 2.7 13.5 43.2 100.0
ite m 11
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 4 2 21 10 37
Percent 10.8 5.4 56.8 27.0 100.0
Valid Percent 10.8 5.4 56.8 27.0 100.0
Cumulative Percent 10.8 16.2 73.0 100.0
ite m 12
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 3 3 23 8 37
Percent 8.1 8.1 62.2 21.6 100.0
Valid Percent 8.1 8.1 62.2 21.6 100.0
Cumulative Percent 8.1 16.2 78.4 100.0
ite m 13
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 2 20 10 5 37
Percent 5.4 54.1 27.0 13.5 100.0
Valid Percent 5.4 54.1 27.0 13.5 100.0
Cumulative Percent 5.4 59.5 86.5 100.0
ite m 14
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 2 4 28 3 37
Percent 5.4 10.8 75.7 8.1 100.0
Valid Percent 5.4 10.8 75.7 8.1 100.0
Cumulative Percent 5.4 16.2 91.9 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
ite m 15
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 1 6 20 10 37
Percent 2.7 16.2 54.1 27.0 100.0
Valid Percent 2.7 16.2 54.1 27.0 100.0
Cumulative Percent 2.7 18.9 73.0 100.0
ite m 16
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 2 2 23 10 37
Percent 5.4 5.4 62.2 27.0 100.0
Valid Percent 5.4 5.4 62.2 27.0 100.0
Cumulative Percent 5.4 10.8 73.0 100.0
ite m 17
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 3 23 5 6 37
Percent 8.1 62.2 13.5 16.2 100.0
Valid Percent 8.1 62.2 13.5 16.2 100.0
Cumulative Percent 8.1 70.3 83.8 100.0
ite m 18
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 3 2 25 7 37
Percent 8.1 5.4 67.6 18.9 100.0
Valid Percent 8.1 5.4 67.6 18.9 100.0
Cumulative Percent 8.1 13.5 81.1 100.0
ite m 19
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 9 15 10 3 37
Percent 24.3 40.5 27.0 8.1 100.0
Valid Percent 24.3 40.5 27.0 8.1 100.0
Cumulative Percent 24.3 64.9 91.9 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
ite m 20
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 3 3 23 8 37
Percent 8.1 8.1 62.2 21.6 100.0
Valid Percent 8.1 8.1 62.2 21.6 100.0
Cumulative Percent 8.1 16.2 78.4 100.0
ite m 21
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 4 25 5 3 37
Percent 10.8 67.6 13.5 8.1 100.0
Valid Percent 10.8 67.6 13.5 8.1 100.0
Cumulative Percent 10.8 78.4 91.9 100.0
ite m 22
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 5 4 24 4 37
Percent 13.5 10.8 64.9 10.8 100.0
Valid Percent 13.5 10.8 64.9 10.8 100.0
Cumulative Percent 13.5 24.3 89.2 100.0
ite m 23
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 5 20 5 7 37
Percent 13.5 54.1 13.5 18.9 100.0
Valid Percent 13.5 54.1 13.5 18.9 100.0
Cumulative Percent 13.5 67.6 81.1 100.0
ite m 24
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 3 3 19 12 37
Percent 8.1 8.1 51.4 32.4 100.0
Valid Percent 8.1 8.1 51.4 32.4 100.0
Cumulative Percent 8.1 16.2 67.6 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Lampiran 9. Kuesioner Persepsi Karyawan Terhadap Peranan Auditor Internal
Kata Pengantar Dengan Hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma, maka saya melakukan penelitian dengan judul:”PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERANAN AUDITOR INTERNAL (Studi Kasus Pada RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten)”. Adapun salah satu cara untuk mendapatkan data adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Untuk itu saya mengharapkan ketersediaan Bapak/Ibu atau Saudara/Saudari sekalian untuk mengisi kuesioner ini sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian. Atas ketersediaan dan kerjasamanya, saya mengucapkan terima kasih.
Peneliti, 4 November 2015
Leonardus Krisna Wicaksono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Data Responden 1. No. Responden
:
2. Usia
:
3. Jenis Kelamin
:
4. Pendidikan Terakhir : 5. Bagian / seksi
:
6. Jabatan
:
7. Masa Kerja`
:
tahun Laki-laki SMA
Perempuan Diploma
S1
S2
S3
tahun
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda silang pada satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan tanggapan atau penilaian anda. Bentuk tanggapan / penilaian yang anda pilih adalah sebagai berikut: SS : Jika anda sangat setuju terhadap pernyataan tersebut. S : Jika anda setuju terhadap pernyataan tersebut. TS : Jika anda tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. STS: Jika anda sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Catatan: *) Coret yang tidak perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Peranan Internal Auditor No. Pernyataan 1. Internal Audit sebagai manajemen.
SS “mata-mata”
2.
Internal Audit memeriksa dokumen pengadaan obat kesehatan.
dokumendan alat
3.
Internal Audit bertugas mencari kesalahan pihak yang diaudit (auditee).
4.
Internal audit tidak memeriksa pelaksanaan prosedur untuk otorisasi pemesanan dan penerimaan obat dan alat kesehatan.
5.
Internal Audit memeriksa jumlah fisik/stock obat dan alat kesehatan serta dicocokkan dengan kartu persediaan.
6.
Internal Audit memeriksa bukti-bukti penerimaan dan pengambilan obat dan alat kesehatan.
7.
Internal Audit tidak melakukan pemeriksaan terhadap kualitas obat dan alat kesehatan.
8.
Internal audit memeriksa kuantitas obat, alat kesehatan dan kesesuaian dengan kebutuhan pelayanan kesehatan.
9.
Internal Audit tidak mempunyai kewenangan untuk memberi saran dan rekomendasi tindakan korektif kepada manajemen.
10.
Internal Audit adalah mitra dan dipercaya sebagai orang dalam organisasi oleh pihak manajemen serta bagian/seksi terkait untuk meningkatkan kinerja rumah sakit.
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
No. 11.
Pernyataan Internal Audit menguji dan mengevaluasi kecukupan, efektivitas dan kualitas kinerja pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan.
12.
Internal Audit mengevaluasi dan memberikan saran untuk perbaikan kepada setiap level manajer agar pengendalian intern semakin efektif, memadai dan meningkatkan kinerja rumah sakit untuk memberikan layanan yang sebaik-baiknya kepada semua pihak.
13.
Internal Audit tidak mengelola resiko dengan mengidentifikasi masalah dan menyarankan perbaikan pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan.
14.
Internal Audit mengevaluasi pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan tentang ketaatannya pada undang-undang, peraturan, anggaran, dan kebijakan internal.
15.
Internal Audit menganalisa kecukupan, efektifitas dan efisiensi terhadap penggunaan sumber daya.
16.
Internal Audit mengevaluasi perbaikan pelaksanaan prosedur operasional pengadaan obat dan alat kesehatan yang berkesinambungan.
17.
Internal Audit tidak mempunyai kewenangan untuk mengarahkan pelaksanaan kualitas manajemen agar sesuai dengan program dan tujuan rumah sakit.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
No. Pernyataan 18. Internal Audit memberikan penilaian dan usaha untuk meningkatkan kinerja rumah sakit dengan memberikan layanan kesehatan yang sebaik-baiknya kepada semua pihak. 19.
Internal Audit tidak dilibatkan dalam perencanaan untuk menentukan tujuan rumah sakit.
20.
Internal Audit melakukan analisis risiko atas aktivitas operasional rumah sakit.
21.
Internal Audit tidak memeberikan sumbangan dalam proses pengelolaan risiko dan pengendalian manajemen.
22.
Internal Audit membantu rumah sakit dalam mengidentifikasi perubahan lingkungan usaha dan persaingan dunia bisnis.
23.
Internal audit tidak melakukan analisa risiko terhadap pesaing yang potensial untuk merekomendasikan kepada pihak manajemen.
24.
Internal Audit menganalisa masukan (feedback) dari pihak yang diaudit dan memberikan tanggapan yang positif terhadap masukan tersebut.
Sumber: Tampubolon, 2005
SS
S
TS
STS