IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016
Persea Americana
Rats Male Wistar Strain) Margareta Retno Priamsari1, Anasthasia Pujiastuti2 Akademi Farmasi Theresiana Semarang e-mail:
[email protected]
Abstract
The study was conducted to determine the antiulcer activity of starch avocado seed in rats induced by
th
in the form of a score of gastric damage further non-parametric statistical analysis. The results showed
the positive control with a score of 0.4 ± 0.42 damage. Hystopathology observations showed that the
acetosal. Keywords: Persea americana, starch, avocado seed, antiulcer, acetosal Abstrak: Ulser lambung adalah lesi lokal pada mukosa lambung yang timbul akibat pengaruh asam lambung dan pepsin. Biji avokad (Persea americana Mill) mempunyai kandungan pati yang belum banyak dimanfaatkan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antiulser pati biji avokad pada lambung tikus yang diinduksi asetosal. Pengujian aktivitas antiulser dilakukan pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi asetosal 450 mg/kgBB selama 7 hari. Hewan uji dikelompokkan secara acak menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol normal, kontrol negatif (Na-CMC 0,5%), kontrol positif (sukralfat 360 mg/kgBB), pati biji avokad dosis 0,5 g/kgBB, 1 g/kgBB dan 2 g/kgBB. Masing-masing kelompok diberi perlakuan peroral selama 7 hari. Pada hari ke delapan hewan uji dikorbankan dan dilakukan pemeriksaan lambung secara makroskopik menurut Ashok et al., (2006) dan uji histopatologi. Data berupa skor kerusakan lambung selanjutnya dianalisis statistik non parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pati biji avokad dosis 2 g/kgBB memiliki aktivitas antiulser sebanding dengan kontrol positif dengan skor kerusakan 0,4±0,42. Hasil pengamatan histopatogi menunjukkan bahwa pemberian pati biji avokad dosis 2 g/kg BB memberikan efek proteksi terhadap kerusakan lambung tikus yang diinduksi asetosal. Persea maericana, pati, biji avokad, antiulser, asetosal 22
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 I.
sebesar 74,68%, disamping itu Linda (2008) juga Indonesia kaya dengan berbagai tanaman
melaporkan bahwa semakin tinggi penambahan
obat dengan kegunaan yang beragam. Avokad (Persea ameriana Mill) di Indonesia memiliki
kadar air dan kadar abu semakin besar pati biji
beberapa nama daerah seperti apuket, avokad,
avokad.
apokat dan alpokad. Avokad merupakan salah
Sejauh ini belum ada penelitian tentang
satu komoditas buah yang digemari oleh seluruh
pemanfaatan pati biji avokad terhadap aktivitas
lapisan masyarakat. Bagian tanaman alpukat yang
antiulser. Hal ini memberikan peluang untuk
banyak dimanfaatkan adalah buahnya sebagai
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
makanan seperti jus maupun es campur. Umumnya
pati biji avokad terhadap aktivitas antiulser
jika mengkonsumsi buah avokad, bagian bijinya
pada lambung tikus galur Wistar. Penelitian ini
dianggap tidak bermanfaat dan dibuang begitu
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pati biji
saja. Biji avokad sebagai limbah masih belum
avokad (Persea americana Mill) terhadap aktivitas
digunakan secara ekonomis. Padahal bagian biji
antiulser terhadap lambung tikus galur Wistar
avokad jika mendapat penanganan lebih lanjut
yang diinduksi asetosal dan untuk mengetahui
dapat menjadi pati yang tidak kalah dengan pati
gambaran histopatologi lambung tikus dewasa
lainnya.
galur Wistar yang diinduksi asetosal
Biji avokad merupakan tepat penyimpanan cadangan makanan bagi tanaman selain buah,
II.
batang dan akar. Karbohidrat merupakan penyusun
Penelitian
dilakukan
di
utama cadangan makanan avokad. Kandungan
Farmakognosi-Fitokimia
karbohidrat pada biji apokat cukup tinggi sehingga
Akademi Farmasi Theresiana Semarang serta
dapat diekstraksi menjadi pati. Pati dari biji avokad
Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan
dapat diolah menjadi produk makanan, seperti
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penelitian
dodol, kerupuk, biskuit, dan lain-lain. Beberapa
ini
karbohidrat dalam bentuk pati memiliki aktivitas
dengan rancangan acak lengkap pola searah.
antiulser, sehingga sangatlah strategis apabila
Populasi dalam penelitian ini adalah buah avokad
dapat digali sumber-sumber karbohidrat lokal
yang berasal dari daerah Bandungan, Kabupaten
Indonesia yang pembudidayaannya mudah dan
Semarang. Sampel yang digunakan adalah pati
memiliki nilai positif dari segi kandungan nutrisi
biji avokad. Hewan uji yang digunakan tikus jantan
serta kandungan zat aktif lain sebagai upaya
galur Wistar umur 2-3 bulan dengan berat 200-
menjaga lambung yang sehat.
300 gram.
Candra penelitian
termasuk
et al (2013) telah melakukan
tentang
pengaruh
pH
dan
jenis
dan
Laboratorium
penelitian
Farmakologi
eksperimental
Ekstraksi pati biji avokad dilakukan dengan
jenis
cara memisahkan kulit ari biji avokad, kemudian
pelarut pada perolehan dan karakterisasi pati
dicuci dan diblender. Larutan pati kemudian
dari biji alpukat dimana perendaman larutan
diambil dan dienapkan. Bagian padatan dicuci
asam askorbat menghasilkan rendemen pati
dengan air dan dienapkan kembali. Pati basah
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
23
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 kemudian dikeringkan dalam oven 60ºC selama
rendemen sebesar 0,75% b/b, dengan kadar
dua hari hingga kering dan diayak. Analisis pati biji
air sebesar 8,45% dan kadar abu 9,14%.
avokad yang dilakukan berupa jumlah rendemen, pengujian kadar air dan kadar abu.
b.
Uji pendahuluan aktivitas antiulser, dengan
Hasil uji pendahuluan menunjukkan bahwa
cara melakukan pembagian hewan uji menjadi dua
pemberian induksi asetosal selama 7 hari
kelompok perlakuan, yaitu kelompok normal dan
dapat mempengaruhi keadaan lambung
kelompok induksi. Pada kelompok normal hanya
secara
diberi akuades sedangkan kelompok induksi diberi
kelompok induksi mengalami kerusakan
asetosal dosis 450 mg/kgBB. Masing-masing
dibanding lambung kelompok normal. Hasil
kelompok diberi perlakuan selama tujuh hari dan
uji pendahuluan dapat dilihat pada tabel 1.
makroskopis.
Pada
lambung
pada hari ke delapan hewan uji dikorbankan dengan mengangkat bagian lambung. Lambung
Tabel 1. Skor Kerusakan Lambung Kelompok
dibersihkan dengan larutan NaCl 0,9% dan
Induksi dan Kelompok Normal
dilakukan
skoring
untuk
melihat
kerusakan
Rata-rata Kelompok
lambung menurut Ashok et al (2006).
perlakuan, yaitu kontrol normal (akuades tanpa
± SE
1
2
3
Normal
0,00
0,50
0,00
Induksi
1,50
1,50
1,50
Uji aktivitas antiulser dilakukan dengan cara membagi hewan uji menjadi enam kelompok
Tikus
0,17 ± 0,29
induksi asetosal); kontrol negatif (Na-CMC 0,5%),
Keterangan:
kontrol positif (Sukralfat 360 mg/kgBB), variasi
Tanda (*) menunjukkan perbedaan yang bermakna
pati biji avokad dosis 0,5 g/kgBB; 1 g/kgBB
(p<0,05) dengan uji Kruskal Wallis
dan 2 g/kgBB. Masing-masing kelompok diberi perlakuan selama tujuh hari peroral dan diinduksi
Hasil uji normalitas dan homogenitas varian
asetosal 450 mg/kgBB. Pada hari ke delapan tikus
menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi
dipuasakan dan dikorbankan. Selanjutnya lambung
secara normal sehingga dilakukan uji
dibersihkan dan dilakukan skoring seperti pada uji
non parametrik. Hasil uji Kruskal Wallis
pendahuluan. Pada lambung yang telah dilakukan
menunjukkan
skoring, dimasukkan dalam wadah berisi buffer
bermakna (p<0,05). Hal ini mengindikasikan
formalin 10% untuk selanjutnya dibuat preparat
bahwa pada pemberian induksi asetosal
histopatologi dengan pengecatan hematoksilin-
selama 7 hari mampu mempengaruhi
eosin (HE). Preparat kemudian dianalisis secara
kerusakan lambung pada hewan uji.
mikroskopik.
Pengamatan makroskopik lambung tikus
adanya
perbedaan
yang
pada kelompok normal tidak memperlihatkan III.
adanya
a.
kelompok
kerusakan induksi
sedangkan
pada
menunjukkan
Hasil ekstraksi pati biji avokad diperoleh 24
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 terjadinya kerusakan. Hasil pengamatan makroskopik dapat dilihat pada Gambar 3.
Tabel 2. Skor Kerusakan Lambung Tikus Skor Kerusakan Lambung Tikus
Rata-rata
Kelompok
A
1
2
3
4
5
± SD
Normal
0,0
0,5
0,0
0,0
0,0
0,1 ± 0,22
Negatif
1,5
1,5
1,5
0,5
1,5
1,3 ± 0,44
Positif
0,5
0,5
0,0
0,5
0,5
0,4 ± 0,22*
1,0
1,5
1,0
1,5
1,5
1,3 ± 0,27
1,0
1,5
1,5
1,0
1,0
1,2 ± 0,27
0,0
1,0
0,5
0,0
0,5
0,4 ± 0,42*
B
Gambar 1. Pengamatan Makroskopik Lambung Tikus Keterangan:
Dosis 0,5
A : Kelompok Normal
g/kgBB
B : Kelompok Induksi
Dosis 1 g/
a : Normal (lambung tidak terjadi kerusakan)
kgBB
b : Perdarahan (lambung terjadi kerusakan)
Dosis 2 g/ kgBB
Penelitian aktivitas antiulser ini bertujuan
Keterangan:
untuk melihat aktivitas pati biji avokad
Tanda (*) menunjukkan perbedaan yang bermakna
terhadap kerusakan lambung. Pengujian
(p<0,05) dengan uji Mann Whitney terhadap
aktivitas
kontrol negatif
antiulser
pati
biji
avokad
menggunakan variasi dosis 0,5 g/kgBB; 1 g/kgBB dan 2 g/kgBB.. Lamanya waktu
Hasil uji normalitas dan homogenitas
pemberian berdasar hasil orientasi yaitu 7
terhadap skor kerusakan lambung pada
hari. Pada masing-masing hewan uji 4 jam
masing-masing
sebelum perlakuan dipuasakan dengan
menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi
tetap diberi minum, selanjutnya diberi
normal dan homogen (p<0,05) sehingga
perlakuan dan 1 jam kemudian diinduksi
dilakukan uji non parametrik. Hasil uji
dengan asetosal dosis 450 mg/kg BB.
statistik
Pengamatan makroskopik dilakukan pada
adanya perbedaan yang bermakna dengan
hari ke-8 dengan mengorbankan hewan uji
p<0,05 terhadap kontrol negatif. Hal ini
dan mengangkat bagian lambung. Sebelum
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
dilakukan
dicuci
bermakna antara kelompok kontrol negatif
dengan NaCl 0,9 %, kemudian dilakukan
dengan kelompok kontrol positif (sukralfat)
pengamatan
lambung
skoring terhadap kerusakan lambung. Hasil pengamatan makroskopik dapat dilihat pada Tabel 2.
Mann
kelompok
Whithney
perlakuan
menunjukkan
dan kelompok perlakuan pati biji avokad dosis 2 g/kgBB. Pemberian sukralfat pada kontrol positif dan pati biji avokad dosis 2 g/kgBB memberikan pengurangan angka
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
25
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 kejadian/kerusakan ulser pada lambung
1g/kgBB; F: kelompok perlakuan dosis 2g/
tikus secara makroskopik. Pengamatan
kgBB; a: tidak ada perubahan patologis;
makroskopik lambung tikus dapat dilihat pada Gambar 2. submukosa; d: nekrosis epithel mukosa. IV.
PEMBAHASAN Uji pendahuluan dilakukan dengan tujuan
A
C
B
b
untuk melihat pengaruh pemberian asetosal sebagai agen penginduksi terhadap kerusakan lambung. Pada penelitian ini digunakan dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok normal dan
D
E
kelompok induksi. Pada kelompok normal tikus
F
hanya diberi akuades sedangkan pada kelompok induksi diberi asetosal dosis 450 mg/kg BB. Tikus
Asetosal merupakan salah satu golongan NSAID
Keterangan:
yang dapat menyebabkan iritasi dan perdarahan
A: kelompok normal; B: kelompok negatif;
pada lambung. Asetosal menimbulkan kerusakan
C: kelompok positif; D: kelompok perlakuan
karena terhambatnya enzim siklooksigenase yang
pati biji avokad dosis 0,5 g/kgBB; E:
berperan pada sintesis prostaglandin.
kelompok perlakuan pati biji avokad dosis
Adanya
pengurangan
kerusakan
kgBB; a: normal; b: kemerahan; c: berbintik;
didukung dengan dilakukannya uji histopatologi
d: perdarahan; e: ulkus berjumlah 3-5; f:
pada jaringan lambung. Dari hasil pemeriksaan
ulkus >5.
gambaran histopatologis lambung tikus pada normal
secara
kejadian/
1 g/kgBB; F: kelompok perlakuan dosis 2 g/
kelompok
lambung
angka
sel-sel
makroskopik
mukosa
lambung
tidak mengalami perubahan secara patologis,
A
B
sedangkan pada kelompok yang diinduksi asetosal
C
dosis 450 mg/kgBB selama 7 hari menunjukkan adanya kerusakan sel-sel lambung pada hampir
D
E
F
seluruh bagian lambung dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Hal ini sesuai dengan efek
Keterangan:
26
asetosal yang dapat mengiritasi lambung dengan
A: kelompok normal; B: kelompok negatif;
menghambat
C: kelompok positif; D: kelompok perlakuan
1) sehingga sintesis prostaglandin berkurang.
pati biji avokad
E:
Prostaglandin dapat melindungi mukosa lambung
kelompok perlakuan pati biji avokad dosis
lambung dengan merangsang sekresi mukus
dosis 0,5g/kgBB;
enzim
siklooksigenase
(COX-
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 dan
bikarbonat
serta
meningkatkan
aliran
darah mukosa. Adanya penghambatan sintesis
lambung sehingga melindungi mukosa lambung dari kerusakan lebih lanjut (Wahyuningsih,2012).
prostaglandin akan mengakibatkan kerusakan V.
pada mukosa lambung (Katzung, 2004). Pada kelompok kontrol positif (sukralfat) menunjukkan
adanya
perbaikan
jaringan
mukosa lambung. Hal ini disebabkan karena
1. Pemberian pati bji avokad dosis 2 g/kgBB memberikan
aktivitas
antiulser
terhadap
lambung tikus yang diinduksi asetosal.
sukralfat mempunyai sifat sitoproteksi dengan
2. Gambaran histopatologi pada pemberian pati
cara meningkatkan produksi prostaglandin serta
biji avokad dosis 2 g/kgBB menunjukkan tidak
merangsang sekresi mukus dan bikarbonat.
adanya perubahan secara patologis pada sel
Sukralfat merupakan garam aluminium. Pada
lambung tikus yang diinduksi asetosal.
suasana asam (pH 3-4) akan membentuk pasta kental yang secara selektif mengikat ulser dan
Kemenristek
Dikti
melalui
Simlitabmas
menjadi sawar yang melindungi ulser terhadap
atas Hibah Penelitian Dosen Pemula Tahun
difusi asam, pepsin dan garam empedu (proteksi
Pelaksanaan 2015
lokal). Pada kelompok perlakuan pati biji avokad dosis 0,5 g/kgBB dan 1 g/kgBB tidak menunjukkan
Ashok, P., Rajani, G.P., Arulmozhi, S., Hulkoti,
adanya proteksi terhadap kerusakan lambung,
B., desai, B.H., & Rajendra, R. 2006.
sedangkan pada dosis 2 g/kgBB menunjukkan adanya proteksi terhadap kerusakan lambung
Effect of Crotalaria juncea Linn. in Albino
(terlihat tidak terjadi perubahan secara patologis
Rats. Iranian Journal of Pharmacology and
pada
Therapeutics. 5(2), 141-144.
sel-sel
lambung).
Dalam
biji
avokad
terkandung pati yang dapat bekerja melindungi
Candra, A, Inggrid, H.M., & Verawati, V., 2013,
suatu
Pengaruh pH dan Jenis Pelarut Pada
polisakarida yang umumnya tersusun dari 25%
Perolehan dan Karakteristik Pati Dari Biji
amilosa dan 75% amilopektin. Amilosa merupakan
Alpukat,
polimer berbentuk panjang dan lurus dan sedikit
Science, Unika Parahyangan Bandung,
cabang (kurang dari 1%) (Nwokocha, 2008)
Vol.2.
mukosa
lambung.
Pati
merupakan
dengan berat molekul 500.000 g/mol. Unit - unit
Research
Report-Enginnering
Katzung, B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
amilosa. Molekul amilosa berbentuk helix dan bersifat hidrofobik. Amilopektin memiliki bentuk
Linda. 2008. Ekstraksi Pati Dari Biji Alpukad. Karya
yang bercabang dan memiliki berat molukul 107-109
Ilmiah. Departemen Teknologi Pertanian.
g/mol bergantung pada jenis tanamannya. Amilum
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
dalam saluran pencernaan akan mengembang
Utara. Medan.
dan membentuk gel yang dapat melapisi mukosa ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org
27
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 3 No 1 - Januari 2016 Nwokocha, L. M., A Comparative Study of Some Properties of Cassava (Manihot esculenta, Crantz) Carbohydrate Polymers (2009). doi: 10.1016. J.Carbpol. 2008.10.034 Wahyuningsih, I. 2012. Formulasi Tablet Serbuk Pisang Raja (Musa xparadisia AAB) Sebagai Penutup Luka Lambung Pada Tikus. Jurnal Ilmu Kefarmasian 2(1): 55-62.
28
ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org