Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3 Tim Ilmu Komputasi
Coordinator contact: Dr. Putu Harry Gunawan
[email protected]
Week 5: Separasi Variabel untuk Persamaan Panas Orde Satu - Koesien Fourier
1 Review Problem
2 Koesien Fourier
3 Latihan
Review Problem
Review problem
Solusi umum PDP panas
∂u ∂2u = µ 2, ∂t ∂x u (x , 0) = f (x ),
u (0, t ) = 0,
x ∈ (0, 1), t > 0
x ∈ [0 , 1 ] u (1, t ) = 0. t ≥ 0
Bagaimana jika fungsi awal f , merupakan bukan kombinasi linear k πx berhingga dari fungsi eigen {sin L }? Misalkan diberikan fungsi awal berupa konstanta f (x ) = 1. (1.1)
Review Problem
Review problem
Solusi umum PDP panas
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan jumlah tak hingga kombinasi linier dari kondisi awal, yakni
f (x ) = dengan membuat umumnya
∞ X
k =1
Ak sin
k πx L
=1
(1.2)
N menuju tak hingga, dan kita dapatkan solusi
u (x , t ) =
∞ X
k =1
Ak e
x 2 −( k π L ) t
k πx sin L
.
(1.3)
Review Problem
Review problem
Solusi umum PDP panas
Jadi problem yang akan kita bahas pada pertemuan ini adalah mencari koesien
Ak
dari kondisi awal sebuah konstan, yakni
k πx f (x ) = Ak sin L k =1 ∞ X
Koesien Fourier
Koesien Fourier Koesien Fourier
Kita mulai dengan solusi umum PDP untuk persamaan panas 1-D, yakni
u (x , t ) =
∞ X
k =1
Ak e
x 2 −( k π L ) t
k πx sin L
.
(2.1)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Koesien Fourier
Kita mulai dengan solusi umum PDP untuk persamaan panas 1-D, yakni
u (x , t ) =
∞ X
k =1
Ak e
x 2 −( k π L ) t
k πx sin L
.
(2.1)
Solusi di atas kana memenuhi nilai awal yang dapat ditulis sebagai berikut ∞
u (x , 0) = f (x ) =
X k =1
Ak sin
k πx L
.
(2.2)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Koesien Fourier
Kita mulai dengan solusi umum PDP untuk persamaan panas 1-D, yakni
u (x , t ) =
∞ X
k =1
Ak e
x 2 −( k π L ) t
k πx sin L
.
(2.1)
Solusi di atas kana memenuhi nilai awal yang dapat ditulis sebagai berikut ∞
u (x , 0) = f (x ) =
X k =1
Ak sin
k πx L
.
Kembali lagi pertanyaannya adalah bagaimana menentukan koesien Ak ?
(2.2)
Koesien Fourier
Pause
Sebelum kita masuk lebih dalam bagaimana menentukan koesien Ak ?, maka kita akan mempelajari fungsi orthogonal.
Koesien Fourier
Orthogonal pada selang −L ≤ x ≤ L Lema 1.2
Lema
Fungsi {sin
k π x }∞ k =1 L
memenuhi persamaan berikut
mπ x 0 k 6= m, k πx sin sin dx = , L L L k = m, −L
Z L
Proof. Berikut akan dibuktikan lema diatas.
(
(2.3)
Koesien Fourier
Fact
Fungsi genap dan ganjil
Akan dibahas secara singkat mengenai fungsi genap dan ganjil.
Koesien Fourier
Fact
Fungsi genap dan ganjil
Akan dibahas secara singkat mengenai fungsi genap dan ganjil. Fungsi dikatakan genap jika
f (−x ) = f (x )
Koesien Fourier
Fact
Fungsi genap dan ganjil
Akan dibahas secara singkat mengenai fungsi genap dan ganjil. Fungsi dikatakan genap jika
f (−x ) = f (x ) Fungsi dikatakan ganjil jika
f (−x ) = −f (x )
Koesien Fourier
Fact
Fungsi genap dan ganjil
Akan dibahas secara singkat mengenai fungsi genap dan ganjil. Fungsi dikatakan genap jika
f (−x ) = f (x ) Fungsi dikatakan ganjil jika
f (−x ) = −f (x ) Contoh: f (x ) = x 2 dan g (x ) = cos (x ) adalah fungsi ? f (x ) = x 3 dan g (x ) = sin(x ) adalah fungsi?
Koesien Fourier
Fact
Fungsi genap dan ganjil
integral of even/odd function
If f (x ) is an even function then, Z L −L
f (x )dx = 2
Z L 0
f (x )dx
(2.4)
If f (x ) is an odd function then, Z L −L
f (x )d x = 0
(2.5)
Koesien Fourier
Orthogonal
Kita tahu bahwa fungsi {sin k πL x }∞ k =1 merupakan fungsi ganjil. Sehingga perkalian dua buah fungsi ganjil adalah fungsi genap. Jadi
mπ x k πx sin dx = 2 sin L L −L
Z L
Z L 0
mπ x k πx sin sin dx L L
(2.6)
Koesien Fourier
Orthogonal k = m
Untuk kasus
k =m
Z L −L
2
sin
k πx dx = 2 L
k πx sin dx L 0 Z L 2k π x = 1 − cos dx L 0 L =L− sin(2k π) = L 2k π Z L
2
(2.7) (2.8) (2.9)
Koesien Fourier
Orthogonal k 6= m
Untuk kasus
k 6= m
mπ x k πx sin dx = 2 sin L L −L
Z L
Z L = =0
0
cos
(k − m)π x
L
− cos
Z L 0
mπ x k πx sin dx sin L L
(2.10)
(k + m)π x
L
dx
(2.11) (2.12)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Koesien Fourier
Untuk sembarang fungsi f (x ), maka fungsi f (x ) dibentuk menjadi fungsi yang ganjil yaitu penjumalan fungsi sin:
k πx f (x ) = Ak sin L k =1 ∞ X
lalu dikalikan dengan sin didapat,
f (x ) sin
mπ x
L
m π x , L
.
m ∈ {1, 2, 3, · · · }, sehingga
mπ x k πx = Ak sin sin . L L k =1 ∞ X
(2.13)
(2.14)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Koesien Fourier
Selanjutnya dapat kita integralkan kedua sisi persamaan dari x = −L sampai dengan x = L, sehingga didapat, Z L −L
f (x ) sin
mπ x
L
dx =
mπ x k πx Ak sin sin dx . L L −L k =1
Z LX ∞
(2.15)
Thanks to Calculus, Z L −L
f (x ) sin
mπ x
L
mπ x k πx dx = Ak sin sin dx . L L −L k =1 ∞ X
Z L
(2.16)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Koesien Fourier
Dari Lema 2.1, kita lihat bahwa integral disebelah kanan bernilai tidak nol jika memenuhi k = m, yaitu bernilai L.
Koesien Fourier
Koesien Fourier Koesien Fourier
Dari Lema 2.1, kita lihat bahwa integral disebelah kanan bernilai tidak nol jika memenuhi k = m, yaitu bernilai L. Sehingga untuk kasus k = m, didapat Z L −L
f (x ) sin
mπ x
L
dx = Am L.
(2.17)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Koesien Fourier
Dari Lema 2.1, kita lihat bahwa integral disebelah kanan bernilai tidak nol jika memenuhi k = m, yaitu bernilai L. Sehingga untuk kasus k = m, didapat Z L −L
f (x ) sin
mπ x
L
dx = Am L.
(2.17)
Sehingga dapat ditulis sebagai berikut
Am =
1
L
Z L −L
f (x ) sin
mπ x
L
dx .
(2.18)
Koesien Fourier
Pause
Pause...
Koesien Fourier
Koesien Fourier Koesien Fourier
Kembali lagi ke hasil sebelumnya, kita dapatkan koesien m ∈ {1, 2, · · · } sebagai berikut
Am =
1
L
Z L −L
f (x ) sin
mπ x
L
dx .
Am , (2.19)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Koesien Fourier
Kembali lagi ke hasil sebelumnya, kita dapatkan koesien m ∈ {1, 2, · · · } sebagai berikut
Am =
1
L
Z L −L
f (x ) sin
mπ x
L
dx .
Am , (2.19)
k πx dengan membuat fungsi f (x ) = Ak sin , maka dapat L k =1 ∞ X
dibentuk
Am =
2
L
Z L 0
f (x ) sin
mπ x
L
dx .
(2.20)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Kesimpulan
Deret Fourier untuk fungsi f (x ) pada −L ≤ x ≤ L diberikan sebagai
k πx f (x ) = Ak sin L k =1 ∞ X
.
(2.21)
mendapatkan
k πx Ak = f (x ) sin dx k ∈ {1, 2, · · · }. L −L L Z k πx 2 L f (x ) sin = dx k ∈ {1, 2, · · · }. L 0 L 1
Z L
(2.22) (2.23)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Contoh
Diberikan kembali fungsi awal temperatur pada sebuah batang kawat tipis yaitu f (x ) = 1 dengan panjang kawat L = 1 m.
Koesien Fourier
Koesien Fourier Contoh
Diberikan kembali fungsi awal temperatur pada sebuah batang kawat tipis yaitu f (x ) = 1 dengan panjang kawat L = 1 m. Dengan menggunakan (2.22), kita peroleh
Ak = 2
Z 0
1
(1) sin(k π x )
dx =
2
kπ
(1 − cos (k π)).
(2.24)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Contoh
Diberikan kembali fungsi awal temperatur pada sebuah batang kawat tipis yaitu f (x ) = 1 dengan panjang kawat L = 1 m. Dengan menggunakan (2.22), kita peroleh
Ak = 2
Z
1
0
(1) sin(k π x )
dx =
2
kπ
(1 − cos (k π)).
(2.24)
Sehingga didapat
Ak =
(
4
kπ
0
for for
k = 1, 3, 5, · · · , k = 2, 4, 6, · · · ,
(2.25)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Contoh
Diberikan kembali fungsi awal temperatur pada sebuah batang kawat tipis yaitu f (x ) = 1 dengan panjang kawat L = 1 m. Dengan menggunakan (2.22), kita peroleh
Ak = 2
Z
1
0
(1) sin(k π x )
dx =
2
kπ
(1 − cos (k π)).
(2.24)
Sehingga didapat
Ak =
(
4
kπ
0
for for
k = 1, 3, 5, · · · , k = 2, 4, 6, · · · ,
(2.25)
dan dibentuk ke dalam persamaan kondisi awal, didapat
f (x ) = 1 =
∞ 4X
π
k =1
1
2k − 1
sin((2k − 1)π x ).
(2.26)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Contoh
Jadi solusi umumnya adalah
u (x , t ) =
∞ 4X
π
k =1
1
2k − 1
2
e −((2k −1)π) t sin((2k − 1)πx ).
(2.27)
Koesien Fourier
Koesien Fourier Contoh
Figure : SolusiP dari persamaan panas dengan 1 f (x ) = 1 = π4 ∞ k =1 2k −1 sin((2k − 1)π x ) untuk t = 0, 0.01 dan 0.1 dengan berhingga deret N = 100.
Latihan
Latihan Carilah solusi umum untuk masalah PDP panas berikut: ∂u ∂2u = µ 2, ∂t ∂x u (x , 0) = f (x ),
u (0, t ) = 0,
untuk nilai 1. f (x ) = 20 2. f (x ) = 1 − x 3. f (x ) = x 2
x ∈ (0, 1), t > 0
x ∈ [0 , 1 ] u (1, t ) = 0. t ≥ 0
End of presentation!