perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNIKAHAN PASANGAN SUAMI ISTERI ETNIS ARAB DAN ARAB
ARAB
JAWA
(Studi Perbandingan Pola Komunikasi antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar Kliwon Surakarta)
Disusun Oleh : FENDRA D1207603
SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:
PERNIKAHAN PASANGAN SUAMI ISTERI ETNIS ARAB DAN ARAB
ARAB
JAWA
(Studi Perbandingan Keterbukaan Komunikasi antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar Kliwon Surakarta)
Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Saya bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di kemudian hari terdapat bukti-bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata bukan karya saya yang asli atau sebenarnya.
Surakarta,
Juni 2011
FENDRA D1207603
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Kegagalan terjadi bila kita menyerah
Sabar dalam mengatasi
kesulitan
dan
mengatasinya adalah sesuatu yang utama
commit to user v
bertindak
bijaksana
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada: ...Teman-
... Papa, Mama, Kakak, Adik Perhatian dan kasih sayangnya tak kan ku lupa
...istri tercinta Tiada henti-hentinya memberikan semangat
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PERNIKAHAN SUAMI ISTERI ETNIS ARAB
ARAB DAN ARAB
PASANGAN JAWA (Studi
Perbandingan Pola Komunikasi antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar Kliwon Surakarta) dapat diselesaikan dengan baik dan lancar guna sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dalam meraih gelar sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. Dengan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penulisan skripsi ini: 1. Bapak Prof. Drs. H. Pawito P.hd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret sekaligus sebagai pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi penulis. Terima kasih atas saran dan ilmunya selama bimbingan 2. Drs. Surisno Satrijo Utomo, M. Si, selaku sekretaris S1 Non Reguler Fakultas Ilmu sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret 3. Ibu Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang juga telah memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi penulis.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Ibu Dra. Indah Budi R, SE., M, Hum, selaku pembimbing akademik yang telah memberi banyak nasehat. 5. Seluruh civitas akademika selama penulis mesih menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret. 6. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Saya tidak bisa menyebutkan nama pernama, karena laian semua sama bermakna. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan naskah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan naskah ini. Akhir kata penyusun berharap naskah ini bermafaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca. Surakarta,
Penulis
commit to user viii
Juni 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
PERNIKAHAN PASANGAN SUAMI ISTERI ETNIS ARAB ARAB DAN ARAB JAWA Studi Perbandingan Keterbukaan Komunikasi antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar Kliwon) Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 2011. Pernikahan merupakan hubungan yang dinamik antara dua kepribadian. Ketika dua kepribadian ini telah dapat bersatu dan telah menjadi kesesuaian maka masing-masing akan dapat meningkatkan kualitas hubungan sehari-hari. Penyatuan ini akan meningkat kasih sayang diantara keduanya, yang pada akhirnya menghasilkan kepuasan dari hubungan yang mereka jalani. Namun demikian penyatuan kepribadian ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus diciptakan oleh pasangan itu sendiri dalam pernikahanya. Pernikahan berbeda etnis membutuhkan motivasi yang lebih kuat untuk membina dan mempertahankannya dibandingkan pernikahan sesama etnis. Contohnya perkawinan yang terjadi antara etnis arab dengan etnis jawa di kecamatan pasar kliwon Surakarta. Etnis arab memiliki keterikatan dengan budaya yang cukup kuat juga memiliki pola komunikasi dan interaksi yang berbeda dengan masyarakat pribumi, selain itu juga perbedaan ciri fisik yang mencolok menimbulkan kesulitan dalam pergaualan masyarakat pribumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang terjadi pada pasangan suami istri sesama etnis arab dengan pasangan suami istri antar etnis arab jawa di kecamatan pasar kliwon, surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Keabsahan data diuji melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan pola komunikasi pasangan suami isteri (pasutri) antara Arab-Arab dan antara Arab-Jawa ada kecenderungan persamaan lebih banyak terjadi dibandingkan perbedaannya pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa. (1) Topik permasalahan: (a) Persamaan topik permasalahan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam keluarga, yaitu permasalahan tentang anak dan pekerjaan. (b) Cara menyelesaikan masalah yang ditemui oleh pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa dapat diketahui melalui umpan balik komunikasi yang terjadi pada pasangan tersebut dengan cara diskusi. (2) Perbedaan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa dalam komunikasi yaitu perbedaan dalam menyelesaikan. Pasangan suami isteri Arab dengan Arab ada kecenderungan suami mempunyai peran dalam memutuskan permasalahan.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
-ARABIAN
AND
ARABIAN-
Openness between the Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple in Pasar Kliwon) Thesis of Communication Science Department, Social and Political Faculty, Sebelas Maret University, 2011. Marriage is a dynamic relative between two personalities. When the two personalities have been integrated and have become conformity, they will improve the quality of daily relationship. This integration will increase to the affection between both of them, finally resulting in satisfaction from the relationship they undertake. Nevertheless, the personality integration does not come accidentally, but it should be created by the couple in their marriage. The different ethnic marriage maintains the stronger motivation to establish and to maintain it compared with the similar ethnic marriage. For example, the marriage occurs between Arabian and Javanese ethnics in Pasar Kliwon Subdistrict of Surakarta. Arabian ethnic has been strongly tied culturally and also has different communication pattern with the indigenous people; in addition, the prominent difference of physical characteristic leads to the difficulty in indigenous people intercourse. This research aims to find out the communication pattern occurring in Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple in Pasar Kliwon, Surakarta. This research employed a qualitative method. The data collection was done using interview and documentation techniques. Technique of analyzing data used was source and method triangulations. Considering the result of research, it can be concluded that the Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple has more similarities than difference. (1) Problem topics: (a) the similarity of problem topic occurring in the Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple is daily life problem happening in the family, namely the problem of children and work. (b) The method of coping with the problems encountered by the Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple can be found out from the communication feedback occurring in such the couples by means of discussion. (2) The difference emerging in Arabian Couple and the Arabian-Javanese Couple in the term of communication is the difference in the way of coping with it. In Arabian-Arabian couple, husband tends to play a larger role in solving the problems.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vii
ABSTRAK .....................................................................................................
ix
ABSTRACT ...................................................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xi
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
6
E. Telaah Pustaka 1. Komunikasi .....................................................................................
10
2. Hambatan-hambatan dalam komunikasi .........................................
16
3. Komunikasi Interpesonal ................................................................
18
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Komunikasi interpersonal dalam keluarga ......................................
21
5. Akulturasi ........................................................................................
24
6. Budaya ............................................................................................
26
7. Pengertian Pernikahan .....................................................................
29
8. Perkawinan Campur antar Etnis ......................................................
33
F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan penelitian......................................................................
36
2. Subyek penelitian ............................................................................
38
3. Tehnik sampling ..............................................................................
38
4. Tehnik Pengumpulan data ...............................................................
39
5. Validitas Data ..................................................................................
41
6. Model Analisis ................................................................................
44
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Deskripsi Pasar Kliwon .......................................................................
47
B. Keadaan Alam Kecamatan Pasar Kliwon ............................................
48
C. Kehidupan Sosial Budaya ....................................................................
49
D. Kependudukan .....................................................................................
51
BAB III. HASIL DAN ANALISIS A. Pola Komunikasi Pasangan Suami Isteri (Pasutri) Antara Arab-Arab 1. Pesan ...............................................................................................
54
2. Umpan Balik ..................................................................................
60
3. Persoalan yang Sering Menjadi Perdebatan ...................................
64
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pola Komunikasi Pasangan Suami Isteri (Pasutri) Antara Arab-Jawa 1. Pesan ...............................................................................................
68
2. Umpan Balik ...................................................................................
73
3. Persoalan yang Sering Menjadi Perdebatan ....................................
76
C. Analisis Data 1. Persamaan .......................................................................................
80
2. Perbedaan ........................................................................................
94
BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................
103
B. Saran .....................................................................................................
106
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
108
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah masyarakat majemuk, yaitu sebuah masyarakat negara yang terdiri atas berbagai masyarakat-masyarakat suku bangsa yang dipersatukan dan diatur oleh sistem nasional dari masyarakat negara. Selain masalah suku bangsa banyak faktor lain yang membuat masyarakat Indonesia bersifat majemuk. Suku bangsa erat kaitannya dengan ras atau etnis. Masyarakat majemuk dalam suku bangsa disini tidak hanya pada kelompok etnis asli (native) misalnya Jawa, Sunda, Dayak, Minangkabau dan lain-lain. Selain kelompok etnis asli juga terdapat kelompok etnis minoritas asing, yaitu keturunan Eropa dan keturunan Asia. Kelompok minoritas asing Asia meliputi peranakan keturunan Arab, keturunan Cina, keturunan India, dan keturunan Pakistan. Melalui sejarah dan perkembangannya kelompok etnis keturunan Arab adalah kelompok etnis minoritas asing kedua yang paling menonjol di Indonesia saat ini, setelah kelompok etnis keturunan Cina. Perkawinan campuran antar etnis merupakan salah satu hal yang banyak dilakukan oleh warga Negara RI. Dalam tiga dekade ini, jumlah pernikahan antar etnis di dunia makin menunjukkan peningkatan, dari 310.000 hingga 1.100.000 jumlahnya. Di Solo tepatnya didaerah Pasar Kliwon banyak sekali warga keturunan Arab. Mereka hidup bermasyarakat dengan orang pribumi. Perkawinan antar etnis Arab dengan etnis Jawa pun banyak
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 dilakukan oleh mereka. Hanya saja etnis Jawa harus dengan adat-istiadatnya yakni pihak laki-laki harus melamar ke pihak perempuan (nakokake) bertujuan bahwa pihak perempuan benar-benar masih sendiri atau belum ada yang punya. Setelah itu barulah pihak laki-laki melamar pada pihak perempuan bisanya dengan peningset berupa cincin yang diberikan bersama bingkisan lainnya. Dengan maksud sebagai tanda pengikat bahwa perempuan ini sudah ada yang memiliki. Begitu pula di Indonesia. Dari golongan pejabat, seperti Guruh Soekarno Putra yang melakukan perkawinan antar ras dengan wanita berkewarganegaraan Uzbekistan, para selebritis Indonesia, yang memutuskan
Kusnaedi, Kiki Fatmala, Ayu Azhari, Fauzi Baadilla, dan masih banyak lagi, hingga perkawinan campuran antar etnis di Indonesia yang makin sering terdengar di media massa. Saat ini, makin banyak pula para selebritis pribumi, yang melakukan perkawinan campur, khususnya dengan warga Indonesia keturunan Arab. Semua ini dapat terjadi karena sejarah budaya koloni Arab dari Hadramaut yang mengadakan hijrah ke Indonesia sejak abad pertengahan (abad ke-13). Hampir semua dari koloni Arab yang datang ke Indonesia adalah pria. Tujuan awal kedatangan mereka untuk berdagang sekaligus berdakwah, dan kemudian berangsur-angsur mulai menetap dan berkeluarga dengan masyarakat setempat. Jumlah keturunan Arab di Indonesia saat ini diperkirakan lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah mereka yang ada di tempat leluhurnya sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Pernikahan
merupakan
hubungan
yang
dinamik
antara
dua
kepribadian. Ketika dua kepribadian ini telah dapat bersatu dan telah menjadi kesesuaian maka masing-masing akan dapat meningkatkan kualitas hubungan sehari-hari. Penyatuan ini akan meningkatkan kasih sayang diantara keduanya, yang pada akhirnya menghasilkan kepuasan dari hubungan yang mereka jalani. Namun demikian penyatuan kepribadian ini tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus diciptakan oleh pasangan itu sendiri dalam pernikahannya. Hal ini dapat dilakukan melalui usaha kerja sama dalam periode waktu tertentu. Karena walaupun telah dipersatukan secara sah dalam pernikahan, kualitas hubungan suami isteri tidak dapat ditingkatkan jika masing-masing berusaha berjalan dengan caranya sendiri dan mencari kebebasan sendiri. Untuk menciptakan keharmonisan tersebut setiap pasangan suami istri perlu kejujuran dan ketulusan untuk saling berkomunikasi dalam kehidupan rumah tangganya. Pernikahan berbeda etnis membutuhkan motivasi yang lebih kuat untuk membina dan mempertahankannya dibandingkan pernikahan sesama etnis, Pernikahan berbeda etnis membutuhkan pencapaian kesesuaian yang lebih rumit. Sebuah pasangan pernikahan berbeda etnis yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda sudah jelas tentu membutuhkan pemahaman lintas budaya serta sikap saling menghargai yang jauh lebih besar. Pernikahan selalu diharapkan dapat berjalan seumur hidup, dan pencapaian kesesuaian antar pasangan juga akan terus terjadi selama sebuah ikatan pernikahan berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Pada perkawinan yang terjadi dalam pasangan yang berbeda etnis, penyesuaian diri, pola komunikasi yang baik antara kedua pasangan, sikap penerimaan diri, dan cinta tulus dan kasih sayang yang cukup, merupakan beberapa kunci keberhasilan pernikahan untuk mencapai kepuasan antar pasangan dalam sebuah pernikahan. Perbedaan latar belakang budaya, cara pandang dan kebiasaan hidup, dan lain-lain, sangatlah menuntut pasangan berbeda etnis untuk memberikan penyesuaian diri yang lebih besar dibandingkan pasangan suami istri yang memiliki etnis sama. Di antara suku bangsa di Indonesia yang menganut kekerabatan bilateral adalah orang Jawa. Dalam konteks perkawinan orang Jawa, kekerabatan yang terjadi menyusul peristiwa perkawinan adalah kekerabatan yang kemudian disebut dengan istilah Keluarga Batih. Keluarga Batih adalah kelompok yang diikat oleh lembaga perkawinan dan awalnya hanya terdiri suami-istri. Struktur dan bentuk keluarga Batih, sekelompok kekerabatan pertama dari sistem bilateral orang Jawa ini, terdiri atas bapak, ibu, dan anakanak yang belum menikah. Etnis Arab yang merupakan salah satu etnis asing yang berkembang di Indonesia juga tak luput dari permasalahan interaksi budaya dan komunikasi antarbudaya. Pada masa penjajahan Belanda etnis asing seperti Arab, Cina, India dan Jepang digolongkan dalam golongan timur Asing, tidak masuk dalam masyarakat golongan pribumi tetapi tidak sedikit mereka yang ikut berjuang mencapai kemerdekaan. Meskipun dalam kenyataannya kelompok etnis ini masih terikat dengan budaya mereka secara kuat, tetapi bisa dibilang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 etnis Arab mampu hidup berdampingan dengan bangsa pribumi tanpa konflik antar etnis yang berarti. Bila dibandingkan dengan etnis Cina, etnis Arab memiliki banyak persamaan, keduanya masih senang hidup berkelompok dipemukiman tersendiri, masih berusaha mempertahankan budaya-budaya leluhur. Tetapi keberadaan etnis ini lebih bisa diterima masyarakat setempat, kehidupan yang harmonis masih bisa terwujud meskipun keduanya saling mempertahankan apa yang mereka yakini sebagai pedoman hidup. Walaupun mereka mampu hidup harmonis dengan masyarakat setempat masih belum bisa dikatakan keduanya berbaur melihat keduanya masih memiliki batasanbatasan dalam bergaul. Etnis Arab masih enggan untuk berkumpul dengan masyarakat pribumi setempat ataupun sebaliknya. Hal ini bila kita lihat dari pergaulan kaum muda, masing-masing masih senang bergaul dengan sesamanya kurang mampu untuk berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain. Tidak seperti pendatang sementara etnis Arab atau etnis asing lainnya yang telah lama tinggal di Indonesia, atau biasa disebut sebagai orang imigran atau pengungsi selamanya ini perlu membangun suatu hidup baru untuk kemudian menjadi masyarakat pribumi. Sebagai etnis yang berbeda pasti etnis-etnis asing akan merasa asing dengan budaya-budaya pribumi mengingat mereka dibesarkan dengan budaya yang berbeda, begitu juga masyarakat pribumi akan merasa asing dengan keberadaan etnis asing ini. Etnis Arab yang memiliki keterikatan dengan budaya yang cukup kuat juga memiliki pola komuniksi dan interaksi yang berbeda dengan masyarakat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 pribumi, selain itu juga perbedaan ciri fisik yang mencolok menimbulkan kesulitan dalam pergaulan masyarakat pribumi. Dari uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap proses komunikasi antar budaya yang terjadi dalam pasangan suami istri sesama etnis Arab dengan pasangan suami istri antar etnis Arab-Jawa yang tinggal di Surakarta. Penelitian dilakukan di Kecamatan Pasar Kliwon. Karena melihat wilayah tersebut merupakan salah satu barometer hubungan antar etnis Arab dengan etnis Jawa di Indonesia
B. Rumusan Masalah Berdasar uraian latar belakang masalah di atas, dapat disusun rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: Bagaimanakah pola komunikasi yang terjadi pada pasangan suami istri sesama etnis dengan pasangan suami istri antar etnis Arab Jawa?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola komunikasi yang terjadi pada pasangan suami istri sesama etnis dengan pasangan suami istri antar etnis Arab Jawa.
D. Manfaat Penelitian 1. Akademis Bagi Akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah dan melengkapi kajian mengenai komunikasi yang terjadi dalam rumah tangga yang berbeda latar belakang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 2. Praktis Penelitian ini diharapkan untuk bisa dijadikan masukan bagi berbagai kalangan termasuk pemerintah, aktivis LSM serta masyarakat setempat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pernikahan antar etnis Arab-Jawa.
E. Telaah Pustaka Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, sementara itu pendukung kebudayaan adalah makhluk manusia itu sendiri. Sekalipun makhluk manusia akan mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan pada keturunannya, demikian seterusnya. Pewarisan kebudayaan makhluk manusia, tidak selalu terjadi secara vertikal atau kepada anak-cucu mereka, melainkan dapat pula secara horizontal yaitu manusia yang satu dengan yang lainnya. Berbagai pengalaman makhluk manusia dalam rangka kebudayaannya diteruskan dan dikomunikasikan kepada generasi berikutnya oleh individu lain. Berbagai gagasan dapat dikomunikasikannya kepada orang lain karena ia mampu mengembangkan gagasan-gagasannya itu dalam bentuk lambang-lambang vokal berupa bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kebudayaan mengenal ruang dan tempat tumbuh kembangnya, dengan mengalami perubahan penambahan dan pengurangan. Manusia tidak berada pada dua tempat atau ruang sekaligus, ia hanya dapat pindah keruang lain pada masa lain. Pergerakan ini masa ke masa dan dari satu tempat ketempat yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 lain. Sebagai akibatnya diberbagai tempat dan waktu yang berlainan dimungkinkan
adanya
unsur-unsur
persamaan
disamping
perbedaan-
perbedaan. Keanekaragaman kebudayaan di Indonesia juga diperkaya dengan kehadiran pendukung kebudayaan dari bangsa-bangsa lain. Sejak berabadabad yang lalu karena penjajahan, hubungan perdagangan, penyebarluasan agama, ekploitasi kekayaan alam, dan untuk berbagai tujuan lain. Selain orang Portugis dan Belanda, kawasan nusantara telah didatangi oleh orang-orang dari Cina daratan, negeri India dan Arab. Banyak diantara pendatang yang akhirnya mereka menetap di Nusantara (Liliweri, 2007: 47). Seperti yang telah diteliti Idi (2009: 57) dalam bukunya yang berjudul Asimilasi Cina Melayu di Bangka. Terjadinya asimilasi orang Cina dan Melayu di Bangka. Pertama, dalam komunikasi sehari-hari, orang keturunan Cina di Bangka pada umumnya menggunakan bahasa Cina yang banyak dipengaruhi bahasa Melayu (Malay) secara fasih. Kedua, adanya kesamaan ciri-ciri fisik. Hal yang menunjukkan bahwa perkawinan antar etnik Cina dan Melayu terjadi sejak lama. Hingga sekarang pun perkawinan antar etnik ini masih dilakukan oleh sebagian orang Cina dan Melayu di Bangka. Ketiga, adanya kesamaan dalam pakaian dan verifikasi makanan khas. Sebagian kalangan wanita tua di Bangka terutama yang tinggal di pedesaan Cina, kini masih mengenakan pakaian kebaya. Yakni jenis pakaian yang lazim dikenakan oleh wanita Melayu. Sementara itu, dari segi verifikasi makanan khas, martabak Bangka atau Hok Lo Pan, misalnya merupakan makanan khas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Bangka yang berasal dari Cina daratan. Keempat, adanya kesamaan dalam jenis pekerjaan orang Cina dan Melayu di Bangka. Misalnya menjadi pedagang, buruh, sopir, petani, nelayan, buruh timah (swasta) dan buruh bangunan. Kelima, adanya ritual/seremoni bersama orang Cina dan Melayu. Ritual tersebut menjadi bagian dari ritual masyarakat Bangka secara umum (Idi, 2009: 62). Selama ini telah banyak kajian tentang asimilasi Cina dan Melayu dilakukan. Siahaan (2008: 18) telah melakukan penelitian tentang asimilasi orang Cina dan pribumi di Kalimantan Barat. Penelitian tersebut menemukan -
n Barat. Tindakan politik
orang Cina pada masa lalu telah mempengaruhi buruknya asimilasi mereka dengan orang pribumi lokal. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Tangdiling (2007: 32) tentang perkawinan antar etnik Cina dan Dayak di Sambas, Kalimantan Timur. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perkawinan orang Cina dan Dayak terjadi karena kesamaan agama, orientasi ekonomi, dan politik. Penelitian lainnya oleh Afiyah (2007: 79) tentang perbedaan kepuasan pada suami pasangan sesama etnis arab dengan suami pasangan perkawinan campuran antar etnis Arab-Jawa di Surakarta. Menunjukkan bahwa suami arab yang melakukan pernikahan dengan istri suku Jawa, memiliki kepuasan pernikahan yang lebih tinggi jika istri adalah seorang ibu rumah tangga dibanding istri yang bekerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 1. Komunikasi Komunikasi merupakan bagian tak terpisahkan dari hidup dan kehidupan
manusia.
Sebagai makhluk sosial,
komunikasi adalah
komponen strategi dalam menciptakan hubungan antar sesama. Menurut Onong Uchjana Effendi komunikasi adalah proses penyampaian lambanglambang yang mengandung makna yang sama oleh seseorang kepada orang lain, baik agar mengerti maupun agar berubah tingkah lakunya. Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication dan bersumber dari kata communis Komunikasi adalah proses dimana seseorang (komunikator) mengoper rangsangan-rangsangan (biasanya lambanglambang dalam bentuk kata) untuk merubah tingkah laku orang lain. As the proses by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals (communicatees) (Hovland dalam Uchjana, 1991 : 46 ) Komunikasi secara singkat bisa didefinisikan sebagai pertukaran informasi antara pengirim dan penerima dengan menggunakan bahasa verbal maupun non verbal (Siagian, 1993: 23). Panuju (2001: 45) berpendapat bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau info dari seseorang kepada orang lain. Suatu komunikasi yang tepat akan memperlancar interaksi sebab informasi yang disampaikan seseorang dapat diterima dengan mudah oleh penerima informasi. Pendapat lain yang hampir sama pengertiannya disampaikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 oleh Arikunto (2003: 93), bahwa komunikasi adalah suatu bentuk proses penyampaian dan penerimaan informasi atau pesan dari seseorang ke orang lain dengan memanfaatkan alat-alat komunikasi yang meliputi semua alat-alat saluran nara sumber (komunikator), dan penerima informasi atau pesan (komunikan). Purwanto (2003: 9) menyatakan bahwa komunikasi mempunyai hubungan yang erat dengan emosi, sebab dalam
emosi sebagai
penggerak energi, emosi memuat informasi, dan emosi membangun interpersonal. Maksudnya, seseorang yang dapat mengontrol emosi saat melakukan komunikasi dapat menyampaikan inti informasi dengan tepat sesuai tujuan. Hal ini dapat terjadi sebab emosi sendiri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dapat memberi tanggapan atas persepsi dalam dirinya saat terjadi proses komunikasi. Lasswel (dalam Effendy, 2001:10) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan yang menimbulkan efek tertentu.
Secara paradigma,
komunikasi
mengandung tujuan tertentu. Sehingga dapat disimpulkan jika komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Pesan-pesan dalam komunikasi bisa berupa pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal terdiri dari kata-kata terucap atau tertulis, sementara pesan non verbal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 adalah seluruh perbendaharaan perilaku, seperti: ekspresi wajah, isyarat tangan, pakaian, jarak fisik dan nada suara. Devito (1999: 46) mengemukakan komunikasi adalah suatu prsoses dimana
komponen-komponennya
selalu
terkait
dan
bahwa
para
komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral
dengan
elemen
lain.
Elemen-elemen
komunikasi
saling
tergantung, tidak pernah independent, masing-masing komponen saling mengait dengan komponen lain. Karena sifat saling tergantung ini, perubahan pada elemen proses akan mengakibatkan perubahan pada elemen-elemen yang lain. Esensi dalam komunikasi adalah untuk memperoleh kesamaan makna diantara orang yang terlibat dalam proses komunikasi antar manusia. Bahwa tingkatan yang paling penting dalam komunikasi adalah komunikasi antar pribadi yang diartikan sebagai relasi individual dengan orang lain dalam konteks sosialnya. Melalui proses ini individu menyesuaikan dirinya dengan orang lain melalui proses yang disebut pengiriman (transmiting) dan penerimaan (receving). Thoha (1997: 48) mengatakan ada 5 (lima) faktor
yang
mempengaruhi proses komunikasi yaitu (1) the act (perbuatan), perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh manusia. Pada umumnya lambang-lambang itu dinyatakan dengan bahasa atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda itu dapat dipergunakan. (2) the
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 scene (adegan), adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini menjelaskan apa yang harus dilakukan, symbol apa yang digunakan dan arti dari apa yang dikatakan. Dengan mengerti adegan merupakan apa yang dimaksudkan yakni sesuatu yang akan dikomunikasikan dengan melalui symbol apa, sesuatu itu dapat dikomunikasikan. (3) the agent (pelaku), individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim dan penerima yang terlibat dalam komunikasi ini adalah contoh dari pelaku-pelaku komunikasi tersebut. Dan peranannya seringkali menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang. (4) the agency (perantara), alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara itu. Alat-alat itu selain dapat berwujud komunikasi lesan, tatap muka, dapat juga alat komunikasi tertulis seperti surat perintah, memo, bulletin, nota, surat tugas dan lain sejenisnya. (5) the purpose (tujuan), ada 4 tujuan yaitu: a. fungsional (the functional goals) ialah tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi/ lembaga. b. manipulasi (the manipulate goals) ialah tujuan dimaksud untuk menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang disampaikan baik sesuai atau pun tidak dengan nilai atau sikapnya sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 c. keindahan (the aesthetics goals) tujuan ini bermaksud untuk menciptakan tujuan-tujuan yang kreatif. Komunikasi ini dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan. d. Keyakinan (the confidence goals) tujuan ini bermaksud untuk meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada lingkungan. Proses komunikasi dimulai dari berjalannya komunikator dalam menyampaikan pesan (message) melalui jalur tertentu kemudian pesan tersebut ditangkap oleh penerima (receiver
=
audience) dan bila
memungkinkan terjadi umpan balik (feed back) (Panuju, 2001). Lebih jelasnya proses komunikasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar: 1 Komunikator
Pesan
Media
Penerima
Umpan Balik Sumber: Panuju (2001) Komunikator adalah individu (seseorang) atau sekelompok orang yang mempunyai inisiatif atau prakarsa untuk mengadakan komunikasi dengan individu (seseorang) atau sekelompok orang. Pesan atau informasi adalah hal yang ingin disampaikan oleh komunikator. Media adalah sarana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 atau alat untuk menyampaikan pesan. Sedangkan penerima yang disebut juga dengan komunikan adalah objek dari kegiatan komunikasi bahwa hasil dari kegiatan yang berupa ide, anjuran, pesan yang ingin disampaikan komunikator juga diterima oleh komunikan. Informasi atau pesan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan, pemahaman, kepentingan, dan kebutuhan penerima informasi agar komunikasi dapat berlangsung efektif. Ketidakmengertian merupakan sumber disintegrasi dan konflik, karena ketidakmengertian merupakan rangsangan (stimulus) yang membangkitkan prasangka (prejudice) yang akhirnya akan mengakibatkan berbagai aksi (Panuju, 2001). Media merupakan alat yang digunakan untuk melangsungkan proses komunikasi. Media adalah suatu alat penyampaian berita yang aktif, media dapat mempengaruhi efektivitas beritanya (Panuju, 2001). Jadi, media adalah suatu alat yang ada dalam proses komunikasi dan dipergunakan oleh komunikator untuk dapat berhubungan dengan komunikan.
Berkembangnya
suatu
teknologi
mempengaruhi
perkembangan bidang-bidang lain, demikian juga dalam media. Ada berbagai macam media yang digunakan dalam proses komunikasi, yaitu: a. Media
auditif
yang
disalurkan melalui pendengaran
yang
berbentuk komunikasi lisan. b. Media visual yakni informasi yang disalurkan melalui penglihatan yang salah satunya berbentuk komunikasi tertulis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 c.
Media audio visual yakni penyampaian informasi melalui saluran pendengaran dan penglihatan sehingga berbentuk komunikasi tertulis (Arikunto, 2003: 65). Komunikasi yang efektif sebagai wujud hubungan sosial akan
menghasilkan umpan balik. Umpan balik dapat bermacam-macam bentuk, seperti hasil pelaksanaan suatu tugas atau kegiatan yang diberikan oleh orang tua dijalankan oleh anak dengan baik, laporan, sikap yang timbul akibat komunikasi, pertanyaan, reaksi, dan sebagainya. Komunikasi dikatakan berhasil apabila sikap dan tingkah laku orang lain sesuai dengan keinginan atau harapan komunikator. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses hubungan antara individu satu dengan individu lainnya atau lebih sehingga terjalin persamaan persepsi antara komunikator dan komunikan mengenai ide, gagasan, dan pandangan sehingga mengakibatkan adanya perubahan dari salah satu individu. 2. Hambatan-hambatan dalam komunikasi Setiap komunikasi yang terjadi belum tentu dapat berjalan dengan baik, seringkali ada hambatan-hambatan saat melakukan komunikasi. Hambatan dalam komunikasi oleh Wibisono (2000) ada dua macam, yaitu perbedaan atribut tertentu dan tidak ada simpati serta empati. a. Perbedaan atribut tertentu Setiap individu yang melakukan komunikasi dengan individu lainnya ada perbedaan atribut-atribut tertentu. Atribut-atribut dalam di-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 ri individu tersebut antara lain: pendidikan, bahasa, status sosial, dan konteks budaya. Dalam suatu situasi pilihan bebas, bilamana seseorang diberi kesempatan berinteraksi dengan setiap orang dari sejumlah individu yang berbeda, maka terdapat kecenderungan yang kuat bagi individu untuk memilih individu yang paling mendekati kepribadian atau atribut dengan individu nara sumber. Bagi individu untuk memilih penerima yang paling menyerupai dirinya, kesukaannya, keyakinannya, status sosialnya, dan tingkat pendidikannya dengan tujuan agar komunikasi dapat berjalan efektif. Komunikasi dikatakan berjalan efektif apabila informasi yang disampaikan oleh individu ke individu lainnya dapat dipahami dan mengerti, kemudian dilanjutkan dengan sikap dan perilaku sesuai informasi yang disampaikan. Informasi yang dipahami dan dimengerti oleh penerima pesan merupakan faktor penting dalam komunikasi, sebab ketidakmengertian merupakan sumber disintegrasi dan konflik, karena ketidakmengertian merupakan rangsangan yang membangkitkan prasangka, yang akhirnya akan mengakibatkan berbagai konflik atau perbedaan persepsi. b. Tidak ada simpati dan empati Simpati adalah perasaan tertariknya orang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul berdasarkan atas penilaian perasaan akan ketertarikan pada orang lain. Dorongan utama simpati adalah ingin mengerti dan ingin bekerja sama dengan pihak lain. Adapun empati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 merupakan kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya ke dalam peranan orang lain. Antara komunikator dan penerima tidak ada rasa empati, maka ada kemungkinan besar komunikasi yang terjalin tidak berjalan efektif. Rasa simpati dan empati memiliki hubungan yang erat. Ketertarikan seseorang terhadap orang lain akan mendorong orang yang bersangkutan dapat memproyeksikan dirinya ke dalam peranan orang lain sehingga komunikasi dapat berjalan efektif. Kebalikannya, rasa simpati dan empati tidak dimiliki antara komunikator dan penerima menimbulkan jurang pemisah yang membuat komunikasi tidak berjalan efektif.
3. Komunikasi Interpesonal Secara garis besar Ahmadi (1999: 37) membedakan komunikasi menjadi tiga macam, yaitu: (1) komunikasi massa, yaitu hubungan yang memanfaatkan perkembangan alat-alat elektronik antara pembicara dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, (2) komunikasi dalam organisasi atau perusahaan (lembaga), yaitu komunikasi yang terjadi dalam suatu perusahaan atau lembaga dan antar perusahaan atau lembaga lainnya, dan (3) komunikasi keluarga, yaitu hubungan yang terjadi dalam keluarga dan di luar keluarga. Komunikasi dalam penelitian ini difokuskan pada komunikasi keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Dalam keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak serta dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 ditambahkan
dengan
anggota
keluarga
lainnya.
Keluarga,
besar
pengaruhnya terhadap suasana psikis pada anggotanya. Selain itu keluarga juga merupakan wadah yang berfungsi sebagai pengawasan, sosial, pendidikan, keagamaan, perlindungan dan rekreasi terhadap para anggotanya (Waruan, 1997). Komunikasi dalam suatu keluarga oleh Gunarsa dan Yulia (2001) dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu: a. Komunikasi
Interpersonal, dimana bentuknya bisa terjadi dalam
komunikasi antara orang tua dengan anak, anak dengan anak, orang tua atau anak dengan anggota keluarga lainnya dalam satu rumah. b. Komunikasi Intra-keluarga, dimana bentuknya bisa terjadi antara kelompok-kelompok atau sub-sub unit dalam keluarga tersebut, yaitu komunikasi antara kelompok orang tua (ayah dan ibu) dengan kelompok anak dalam satu keluarga. c. Komunikasi Inter-keluarga, yaitu komunikasi yang terjadi antara keluarga satu dengan keluarga lainnya. Hakim (2000) berpendapat bahwa komunikasi dalam keluarga ditemui komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi di antara individu, yaitu bagaimana individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lain. Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian pesan dari satu individu ke individu lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 R.
Wayne
Pace
(1979)
mengatakan
bahwa
communication is communication involving two or more people in face to menurut sifatnya komunikasi antar pribadi dapat dibedakan atas dua macam yakni komunikasi diadik (dyadic communication) dan komunikasi kelompok kecil (small group communication) (Cangara, 2007: 32). Komunikasi interpersonal merupakan proses yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk percakapan, dialog, dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam, dan lebih personal. Sedangkan wawancara sifatnya lebih serius yakni ada pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lainnya pada posisi menjawab. Komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya. (Cangara, 2007: 32-33). Sendjaja dan Rahardjo (dalam Morrisan, 2008: 20) mengatakan pada komunikasi antar pribadi, misalnya dalam percakapan dua orang yang bertatap muka, efek atau dampak komunikasi itu dapat diartikan sebagai suatu proses
pertukaran makna antara orang-orang
yang
saling
berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang berlangsung terus-menerus. Komunikasi antar pribadi juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Dengan demikian komunikasi antar pribadi bersifat transaksional yaitu tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak menyampikan dan menerima pesan. Nurudin
(2004:
1814)
mencirikan
komunikasi
interpersonal
(antarpribadi) mempunyai struktur jaringan yang tertentu (umpamanya kerabat, keluarga besar, suku, dan sebagainya) yang sangat kuat karena ikatan yang telah lama ada, kebiasaan-kebiasaan setempat yang telah lama tertanam dan sebagainya. Komunikasi di dalam masyarakat Indonesia di tandai oleh ciri-ciri sistem tradisional; pemuka pendapat sudah tentu dan mempunyai pengaruh yang jelas sementara arus komunikasi cenderung berjalan satu arah. 4. Komunikasi interpersonal dalam keluarga Telah diketahui bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau info dari seseorang kepada orang lain (Panuju, 2001: 36). Adapun interpersonal adalah hubungan antar pribadi atau hubungan di antara dua orang (Dayakisni dan Huddaniah, 2003: 58). Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi di antara individu, yaitu bagaimana individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lain. Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian pesan dari satu individu ke individu lain (Hakim, 2000: 29).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat berperan besar ikut dalam menentukan kesejahteraan anggota keluarga. Keluarga, besar pengaruhnya terhadap suasana psikis pada anggotanya. Selain itu keluarga juga merupakan wadah berfungsi sebagai pengawasan, sosial, pendidikan, keagamaan, perlindungan dan rekreasi terhadap para anggotanya (Gunarso dan Gunarso, 2001: 103). Komunikasi interpersonal dalam keluarga perlu dijaga dengan baik. Dalam hal ini Gunarsa
dan Gunarso (2001: 104) berpendapat bahwa
hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan ibu merupakan jalinan yang memberikan rasa aman bagi anak-anak. Hubungan yang serasi ayahibu memberi rasa tenang dan keteladanan bagi anak, anggota keluarga tidak terombang-ambingkan dan merasa dalam satu keluarga. Orang tua dapat memberi teladan pada anak dengan cara membina hubungan yang serasi antara suami dan isteri. Dalam menerapkan pendidikan keluarga perlu kesatuan prinsip, keseragaman sistem, dan sikap penilaian ayah-ibu terhadap tindak-tanduk anak. Kesinambungan anak dalam komunikasi dengan orang tua dan tata cara yang konsisten memberi rasa aman pada keluarga. Komunikasi dalam keluarga menggunakan media auditif, yaitu proses komunikasi melalui pendengaran yang berbentuk komunikasi lisan. Dikarenakan dalam lingkungan keluarga memiliki hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lainnya, dan komunikasi lisan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 dipandang lebih luwes dan kekeluargaan. Dengan demikian, komunikasi interpersonal keluarga dikatakan berjalan efektif apabila informasi yang disampaikan oleh anggota ke anggota keluarga lainnya dapat dipahami dan dimengerti, kemudian dilanjutkan dengan sikap dan perilaku sesuai informasi yang disampaikan. Informasi yang dipahami dan dimengerti oleh penerima pesan merupakan faktor penting dalam komunikasi interpersonal, sebab ketidakmengertian merupakan sumber disintegrasi dan konflik, karena ketidakmengertian merupakan rangsangan yang membangkitkan prasangka, yang akhirnya akan mengakibatkan berbagai konflik atau perbedaan persepsi. Persoalan penilaian hubungan (the evaluation of relationship) merupakan persolan lain yang penting dalam komunikasi antar pribadi. Menurut Ruben yang dikutip oleh Pawito (2008: 4-6) dalam bukunya Penelitian Komunikasi Kualitatfi ada enam tahap atau tingkatan hubungan komunikasi, yaitu: 1) Initiation. Pada tahap ini masing-masing partisipan saling membuat kalkulasi atau menaksir-naksir satu dengan lain, dan mencoba mengupayakan penyesuaian-penyesuaian. Wujud dari penyesuaian disini misalnya, tersenyum, menganggukkan kepala, saling memperkenalkan diri dan mengucapkan kata-kata yang bersifat sopan-santun atau basabasi. Hubungan akan dilanjutkan ataukah tidak akan tergantung pada situasi yang berkembang kemudian. 2) Eksplorasi. Pada tahap ini, partisipan saling berusaha saling mengetahui karakter orang lain, misalnya minat, motif, dan nilai-nilai yang dipegang. Wujud dari eksplorasi ini, misalnya partisipan saling mengajukan pertanyaan tentang kebiasaan, pekerjaan atau mungkin tempat tinggal. 3) Intensifikasi. Pada tahap ini partisipan saling bertanya kepada diri sendiri apakah jalinan komunikasi diteruskan apa tidak. Kendatipun intensifikasi ini pada umumnya sulit diamati, namun yang menentukan apakah jalinan komunikasi diteruskan apa tidak adalah keyakinan akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 manfaat dari jalinan komunikasi yang terbentuk atau setidaknya aktivitas komunikasi yang berlangsung. Semakin diyakini manfaat yang diperoleh maka akan semakin berlanjut jalinan hubungan atau 4) Formalisasi. Pada tahap ini partisipan saling sepakat mengenai hal-hal tertentu, yang kemudian terformalisasikan kedalam berbagai tingkah laku, misalnya, berjanji akan saling bertemu lagi, menandatangani kontrak bisnis atau saling bercumbu. Sampai sejauh ini jalinan hubungan berjalan lancar dan harmonis. 5) Redefinisi. Pada tahap ini jalinan hubungan dan komunikasi yang ada dihadapkan pada persoalan-persoalan baru dan silih-berganti seiring dengan perjalanan waktu. Kecenderungan kembali saling menaksirnaksir satu dengan lain, membuat kalkulasi-kalkulasi baru tentang hubungan yang telah berjalan menjadi dominan. Hasil dari kalkulasi ulang ini akan menentukan apakah hubungan yang harmonis selama ini akan tetap harmonis ataukah justru akan menghadapi persoalan yang semakin berat. 6) Hubungan yang memburuk (deterioration). Gejala semakin memburuknya hubungan kadangkala tidak disadari sepenuhya oleh partisipan komunikasi. Penyesuaian-penyesuaian telah senantiasa dicoba untuk diupayakan namun, didalam kenyataan, tidak selalu berhasil. Hal demikian terutama dikarenakan adanya perubahan struktur-struktur kepentingan, power dan orientasi partisipan yang saling berinteraksi dengan situasi ekternal. Uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal keluarga adalah proses penyampaian pesan dari satu anggota keluarga dengan anggota keluarga lainnya. 5. Akulturasi Akulturasi banyak berkenaan dengan usaha menyesuaikan diri dan menerima pola-pola dan aturan-aturan komunikasi dominan. Akulturasi atau juga bisa disebut sebagai culture contact secara umum bisa didefinisikan sebagai proses dimana bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur kebudayaan asing dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 lambat menerima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi antara unsur kebudayaan asing dan unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian unsur kebudayaan asing tidak lagi merasa sebagai hal yang berasal dari luar, akan tetapi telah dianggap sebagai unsur kebudayaan sendiri. Namun demikian tidak mustahil akan terjadi goncangan kebudayaan (cultural shock).
Kegoncangan
kebudayaan itu
terjadi apabila masyarakat
mengalami disorentasi dan frustasi, dimana muncul perbedaan yang tajam antara cita-cita dan kenyataan disertai dengan terjadinya perpecahanperpecahan di dalam masyarakat. Pola-pola akulturasi tidaklah seragam diantara individu-individu, mereka merespon perubahan baru berdasarkan pengalaman masing-masing dan bergantung pada potensi akulturasi yang memiliki tiap individu atau kelompok. Potensi akulturasi menurut Idi (2009: 49) ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini: a. Kemiripan budaya, karakteristik demografik merupakan faktor penting sebagai potensi akulturasi. Misalnya orang Eropa ke Amerika akan lebih berpotensi dari pada orang-orang Asia yang berimigran kesana. b. Usia seorang individu saat proses akulturasi berlangsung, anak-anak yang memiliki potensi lebih baik dari pada orang dewasa yang mana nilai-nilai budaya asli sudah terinternalisasi cukup lama dan kuat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 c. Latar belakang pendidikan, orang-orang dengan pendidikan tinggi lebih mampu berkomunikasi dan terbuka dengan lingkungan, dengan kata lain mereka lebih mampu beradaptasi dengan mudah. d. Karakteristik kepribadian, sifat seseorang yang senang berteman, memiliki rasa toleransi yang tinggi dan terbuka bisa mempercepat proses akulturasi. e. Pengetahuan tentang budaya setempat sebelum kontak budaya terjadi.
6. Budaya Budaya berkenaan dengan cara hidup manusia. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan sesuatu yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, praktek-praktek komunikasi dan kegiatan ekonomi, sosial dan politik semua dilakukan berdasarkan pola-pola budaya yang terinternalisasi didalam diri individu. Semua yang menjadi perilaku individu merupakan respon terhadap dan fungsi dari budaya mereka. Istilah budaya berasal dari istilah bahasa asing yaitu, culture yang merupakan turunan dari istilah latin colore yang artinya
(Koentjaraningrat, 1993: 45) Taylor (1991: 29) memberi definisi mengenai kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaankebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan kebudayaan menurut Abu Ahmadi (2000: 27) bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 kebudayaan merupakan cara hidup yang dilakukan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup. Meneruskan spesies mereka dan mengatur pengalaman sosial yaitu akumulasi obyek kebendaan. Menurut Koentjaraningrat (1993: 35) bahwa kebudayaan terdiri dari nilai dan simbol. Nilai-nilai budaya tidak kasat mata sedangkan simbol budaya yang merupakan perwujudan nilai itulah yang kasat mata. nilai-nilai budaya selalu hadir dalam setiap perwujudan, bahkan pada benda yang tidak dimaksudkan sebagai simbol budaya. Nilai budaya dapat dirinci dalam empat hal, yaitu: etika, persepsi, sensibilitas dan estetika. Sistem budaya sebenarnya penuh dengan kompleksitas yang tidak mudah dipahami secara sekilas. Kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat. Perbedaan terletak pada kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna dari pada kebudayaan yang lainnya. Kebudayaan juga memiliki fungsi yang sangat besar bagi masyarakat. Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikap kalau
mereka
berhubungan
dengan
yang
lainnya.
Masyarakat,
kebudayaan kepribadian dan pribadi individu termasuk perilakunya memiliki pengaruh timbal balik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 Gambar: 2 masyarakat
kebudayaan
individu serta perilaku
kepribadian (Sumber: Susanto, 1998: 35) Pakar antropologi lainnya Linton (1998: 69) dalam buku The Cultural Background of Personality menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan perbuatan manusia, yang unsurunsur pembentukannya didukung serta di teruskan
oleh anggota
masyarakat tertentu. Hal yang paling mudah di pahami tentang definisi kebudayaan di cetuskan oleh Herkovits (1997: 73), Antropolog Amerika mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah bagian dari lingkungan buatan manusia.
Sedangkan
dalam
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(Poerwadarminta, 1992: 226) budaya dan kebudayaan di tafsirkan dengan
Selain adat istiadat yang bersumber dari kebiasaan yang menguntungkan tersebut, wujud dari kebudayaan tersebut adalah norma. Dalam budaya kita sendiri, kita dibekali beberapa aturan untuk berperilaku. Ada yang benar dan yang salah, tepat atau tidak tepat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 7. Pengertian Pernikahan Secara tradisional pernikahan berarti penyediaan rumah dan ruang bagi istri dan anak oleh suami, serta penyediaan seksual suami, perawatan anak dan pengaturan rumah tangga oleh istri, akan tetapi seiring dengan berkembangnya jaman pernikahan mempunyai fungsi yang meluas, pernikahan juga berarti keintiman, saling berbagi, ketergantungan yang menyenangkan, dorongan untuk serta saling memelihara (Erni dkk, 2004: 37). Pernikahan
merupakan
peristiwa
penting
dalam
kehidupan
seseorang. Hampir setiap orang mempunyai keinginan untuk menjalankan hal tersebut. Dalam undang-undang pernikahan yang dikenal dengan UU No. 1 tahun 1974, pernikahan merupakan ikatan lahir antara seorang pria dengan seorang wanita untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasar ke Tuhanan Yang Maha Esa (Endyatna, 2004: 12). Sebuah perkawinan bukanlah semata-mata sebagai syarat untuk legitimasi hubungan seksual, tetapi juga merupakan persetujuan timbal balik antara kedua belah pihak. Sebuah perkawinan berakar pada daya cinta kasih antar pribadi yang memberi semangat dan berkembang dalam kesetiaan dan dianggap mampu melampaui batas-batas yuridis dan sosiologis (Ati, 2003: 26). Banyak alasan yang menyebabkan seorang individu menikah, Bringham (2001: 77) menyatakan alasan-alasan untuk menikah adalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 cinta, kesamaan, kecocokan, kehamilan di luar nikah, legitimasi, atau hubungan seks yang dilakukan, pengesahan dan pengakuan hak-hak resmi anak, keamanan emosi dan keuangan. Ahmadi (1999: 28-29) bahwa ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya kawin campur antar bangsa, yaitu; a. Karena tempat-tempat yang ditinggali oleh suatu kelompok, sudah tidak dominan lagi. Misalnya orang Arab atau China, dulu ditempatkan dalam koloni khusus oleh Belanda. Di Jakarta, dapat temui, Kampung Ambon, Kampung Makasar, dan lain-lain. Mengingat perkembangan penduduk, orang suku atau ras tersebut sudah tidak memungkinkan lagi tinggal dalam komunitas yang sama. Akibatnya, kekerabatan menjadi kian longgar. Perkumpulan di antara mereka semakin membutuhkan energi, biaya dan waktu. Selain itu mereka juga makin kurang paham budaya aslinya. Mereka bahkan lebih memahami dan bahkan merasa nyaman dengan budaya setempat. Kepekaan terhadap dimensi-dimensi tersembunyi atau aturan-aturan tidak tertulis dalam suatu budaya yang hanya dipahami oleh anggota budaya tertentu, dari budayanya, kian luntur sehingga mereka merasa bukan bagian dari budayanya. b. Pendidikan seseorang yang kian tinggi membuat mereka berpeluang melihat perspektif-perspektif baru. Kesamaan pandangan menjadi penting, sementara pilihan pada orang beretnis sama dengan pendidikan setaraf menjadi kian terbatas, terutama bagi kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 minoritas.
Intensitas
kumpul dengan
etnis
sejenis
berkurang.
Sementara itu kelompok profesional atau kesibukan dalam kelompok terdekatnya lebih menyita perhatian, potensi untuk memperoleh pasangan yang sepemikiran akan kian mudah. c. Budaya patriarki, bisa jadi membuat perempuan yang ingin mengaktualisasikan dirinya dimasyarakat, melihat potensi masalah budaya bila bersuamikan laki-laki dari budaya yang dengan tegas menunjukkan aktifitas domestik ketimbang publik, pada perempuan. Keempat, tipe keluarga pluralistik dapat memberikan peluang perkawinan campuran. Keluarga bertipe pluralis, tidak merasa perlu mengontrol anak. Keputusan mereka dievaluasi berdasarkan kebaikan. Orang tua yang pluralistik cenderung bersifat independen dan bahkan tidak konvensional dalam pandangannya tentang perkawinan. Ketika anak memiliki calon bukan dari etnisnya dan dapat meyakinkan orang tuanya bahwa ini pilihan terbaik, orang tua pluralis cenderung dapat menerima. d. Figur yang diidolakan seperti ayah, ibu, atau kerabat dekatnya, tidak mencerminkan contoh pribadi yang diharapkannya. Misalnya figur penting tersebut melakukan kekerasan fisik maupun psikis, atau tidak berperilaku seperti yang dikatakannya. Beberapa rekan menyatakan alasan memilih pasangan bukan dari etnisnya karena orang tuanya tidak memberikan contoh yang menurutnya baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 e. Faktor ekonomi. Fenomena ini tampaknya lebih kuat terjadi pada kaum perempuan. Misalnya, perempuan yang memilih pasangan bukan dari etnisnya karena diantara calon yang tersedia saat itu, calon pasangan bukan seetnis, lebih berprospek secara ekonomis bagi kehidupannya kelak dibandingkan calon pasangan satu etnis. f. Adanya kesepakatan kolektif dibudaya tertentu untuk memberikan kelonggaran bagi pria untuk kawin dengan etnis lain. Misalnya pada orang Arab, meski ada keinginan kuat pada keluarga memiliki menantu orang Arab, namun tantangan terhadap calon menantu wanita non-Arab tidak setinggi pada calon menantu pria non-Arab. Clayton (2005: 99) membagi sebab-sebab seorang individu memasuki dunia pernikahan menjadi dua faktor utama yang masingmasing faktor terdiri dari beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah : a. Faktor Pendorong Faktor pendorong terdiri dari tiga hal, yang pertama konformitas pada norma yang berlaku di masyarakat tentang pernikahan yang legal, seorang individu akan merasa tidak nyaman dan tidak enak jika tidak mengikuti aturan tersebut. Kedua adalah cinta, perasaan cinta sebagai sebuah komitmen emosional diterjemahkan dalam suatu komitmen sosial yang lebih permanen dan jelas. Dan yang ketiga adalah legitimasi untuk hubungan seksual yang dilakukan, serta legitimasi untuk anak-anak yang dilahirkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 b. Faktor Penarik Faktor Penarik terdiri dari: kebersamaan yang terus-menerus, berbagi bersama dalam ide, uang, rumah, waktu, dan kehidupan individu yang bersangkutan, serta komunitas antar pasangan. Dari beberapa definisi di atas secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pernikahan merupakan suatu penyatuan atau perpaduan dari dua pribadi yang unik sebagai dasar formal untuk membentuk kehidupan berkeluarga yang dilandasi oleh ikatan afeksi (emosi dan cinta) dan komitmen bersama antara pria dan wanita. Pernikahan merupakan suatu bentuk komunitas sosial yang melibatkan suami istri sebagai pelaku utamanya, sebagaimana komunitas sosial lainnya maka dalam dalam pernikahanpun terjadi interaksi sosial pada pelaku yang terlibat di dalamnya. Kehidupan pernikahan tidak selalu memberikan kesenangan dan kebahagian bagi individu yang menjalaninya. 8. Perkawinan Campur antar Etnis Perkawinan campuran adalah suatu proses asumsi antara kelompok yang mempunyai kebiasaan, adat, atau kebudayaan yang berbeda-beda sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis
(Jahja, 2003: 33).
Menurut Theodorson dan Theodorson (dalam Aji, 2006) bahwa perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang yang berbeda golongan atau latar belakang, baik agama, etnis, maupun latar belakang yang lain. Yinger (dalam Clayton, 2005: 37) menyatakan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 perkawinan campuran sebagai mata rantai penyambung dua kelompok yang berbeda yang berbentuk sebagai suatu kontrak pernikahan. Berdasarkan karakteristik pasangan, ada dua bentuk perkawinan (Schultz, 2001: 44), yaitu: a.
Endogami, yaitu perkawinan dilakukan dengan pasangan yang hanya terbatas pada pasangan dari kelompok etnis yang sama. Perkawinan biasanya dilakukan oleh orang-orang dalam kelompok etnis yang sama. Penelitian Belkin dan Goodman tentang perkawinan antar etnis di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 99,8 % etnis kulit putih lebih memilih untuk menikahi sesama kulit putih, dan 99 % etnis kulit berwarna lebih memilih untuk menikah dengan sesama etnisnya . b. Eksogami, yaitu perkawinan dengan pasangan yang berasal dari luar jaringan hubungan sosial tertentu, misalnya hubungan keluarga. Masyarakat modern biasanya cenderung menganut konsep perkawinan eksogami, tetapi mereka biasanya masih memegang prinsip homogami, yaitu memilih pasangan yang memiliki karakteristik yang sama, misalnya status ekonomi atau status pendidikan. Menurut Cavan dalam Wohing Ati, (2003), perkawinan eksogami biasanya dibatasi oleh sebuah ciri sosial tertentu. Ciri-ciri sosial tersebut haruslah menjadi nilai-nilai dasar yang diterima secara luas dalam masyarakat tertentu, dipegang teguh oleh anggotanya, dan dapat dipakai oleh pengamat untuk membedakan kelompok masyarakat tersebut dari kelompok masyarakat yang lain. Ciri-ciri tersebut misalnya: agama dan kepercayaan, atau kebudayaan atau adat nasional . Perkawinan antar etnis akan menghadapi banyak kendala karena perbedaan budaya, termasuk lingkungan sosial dan cara bergaul, dan terutama hubungan dengan keluarga besar pihak pasangan. Oleh karenanya, dalam menjalani perkawinan campuran antar etnis dibutuhkan keberanian yang sangat besar, terutama pada perkawinan antar etnis mayoritas dan minoritas (Budyatna, 2004: 47). Dapat disarikan bahwa perkawinan campuran antar etnis adalah sebuah ikatan antara pria dan wanita yang berasal dari latar belakang kelom-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 pok etnis yang berbeda yang diakui secara legal dan sosial untuk berproses menjadi satu kesatuan dengan membawa ciri khas etnis masing-nasing. Kawin campur antar etnis sangat wajar dan mungkin sekali terjadi di Indonesia yang memiliki variasi kelompok etnis yang sangat heterogen. Suku Arab-Indonesia atau yang biasa disebut slogan etnis keturunan Arab adalah warga negara Indonesia yang memiliki Keturunan etnis Arab dan etnis pribumi Indonesia. Pada mulanya mereka umumnya tinggal di perkampungan Arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia misalnya di Jakarta (Pekojan), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Atnpel), Malang (Jagalan), Cirebon (Kauman), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Kauman) dan Probolinggo (Diponegoro) serta masih banyak lagi yang tersebar di kota-kota seperti Palembang, Banda Aceh, Sigh, Medan, Banjarmasin, Makasar, Gorontalo, Ambon, Mataram, Kupang, Papua dan bahkan di Timor Timur. Pada jaman penjajahan Belanda, mereka dianggap sebagai bangsa Timur Asing bersama dengan suku Tionghoa-Indonesia dan suku India-Indonesia, tapi seperti kaum etnis Tionghoa dan India. Etnis keturunan Arab memiliki dua ciri sifat utama, yaitu lincah dan ekspresif. Sifat tersebut antara lain dilatar belakangi oleh letak geografis Arab, yang umumnya berupa padang pasir, yang membuat mereka harus bergerak cepat dan berteriak jika hal tersebut diperlukan. Dan sifat para leluhur Arablah yang pada umumnya mempengaruhi sifat warga etnis keturunan Arab di manapun mereka berada, termasuk warga keturunan Arab yang menetap di Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Mata pencaharian warga keturunan Arab yang pada umumnya adalah pedagang, juga membuat orang Arab bersifat lincah dan ekspresif. Sejak masa kanak-kanak orang Arab dianjurkan untuk menunjukkan perasaan mereka apa adanya, misalnya dengan menangis atau berteriak. Orang Arab terbiasa bersuara keras untuk mengekspresikan kekuatan dan ketulusan, apalagi kepada orang yang mereka sukai. Seperti juga dikemukakan Asty (2001: 67) bahwa orang Arab menganggap suara lemah sebagai kelemahan atau tipu daya. Tetapi suara keras mereka boleh jadi ditafsirkan sebagai kemarahan oleh orang yang tidak terbiasa mendengar suara keras mereka. Cara berkomunikasi suku Arab umumnya bersifat kultural semata-mata. Gaya komunikasi warga keturunan Arab, seperti gaya komunikasi orang-orang Timur Tengah umumnya, termasuk gaya komunikasi konteksmenengah. Mereka berbeda dengan pembicara konteks-tinggi seperti orang Timur umumnya (dan orang Indonesia khususnya) yang tidak terus terang, suka berbasa-basi, dan berbelit-belit, serta berbeda dengan pembicara konteks rendah seperti orang Amerika atau orang Jerman yang berbicara langsung dan lugas. Budaya Arab juga sangat mementingkan keramahtamahan terhadap tamu, kemurahan hati, keberanian, kehormatan, dan harga diri.
F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Moleong (2008: 8) mengungkapkan bahwa pendekatan kualitatif mempunyai ciri di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 antaranya mempunyai latar alamiah, instrumennya adalah manusia (peneliti atau orang lain yang membantu), menggunakan metode kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar, deskriptif dan desain bersifat sementara. Diperjelas oleh Pawito (2008: 35) bahwa dalam penelitian komunikasi kualitatif tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasanpenjelasan
(expalanations),
mengontrol
gejala-gejala
komunikasi,
mengemukakan prediksi-prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan atau pemahaman (understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi. Selain itu, penelitian ini juga bersifat eksploratif sehingga bertujuan untuk menjajaki suatu permasalahan secara mendalam (Nawawi, 1995: 21). Penelitian ini masih bersifat terbuka sehingga memungkinkan peneliti untuk mengalami perubahan orientasi di lapangan. Seperti halnya penelitian eksploratif maka penelitian ini mempunyai tiga tujuan yang khas, yaitu: a.
Untuk memuaskan keingintahuan peneliti dalam
memperoleh
pemahaman dan pengertian yang lebih mendetail mengenai suatu permasalahan, yang dalam hal ini tentang keterbukaan komunikasi antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar Kliwon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 b.
Untuk menguji kelayakan suatu teori dalam memperoleh hasil penelitian yang lebih cermat, dalam hal ini mengacu pada teori komunikasi interpersonal.
c.
Menyempurnakan metode-metode penelitian.
2. Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah pasutri keturunan Arab yang melakukan pernikahan sesama suku Arab dan pasutri keturunan Arab yang melakukan perkawinan campur antar etnis dengan suku Jawa di Kota Surakarta. Subjek penelitian terlebih dahulu ditentukan kriteriannya untuk mencegah terlalu luasnya generalisasi, subjek penelitian ini memiliki ciri: a. Warga Surakarta. b. Suami keturunan Arab. c. Berlatar belakang pendidikan minimal SMA. d. Subjek sudah menjalani pernikahan lebih dari tiga tahun. Berdasarkan karakteristik tersebut subjek dalam penelitian ini berjumlah sepuluh pasang suami isteri yang tinggal di Kecamatan Pasar Kliwon, 5 pasangan suami isteri etnis Arab dengan Arab dan etnis Arab dengan Jawa.
3. Teknik sampling Maksud sampling dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber, dan bukan dimaksudkan untuk mencapai generalisasi. Karena dalam penelitian kualitatif tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 mengenal konsep sampel acak (random sampling) dalam penelitian komunikasi kualitatif prinsip keterwakilkan dengan mendasarkan diri pada random dan probabilitas tidak dibutuhkan karena dinilai tidak efisien dan justru dapat menimbulkan kesesatan. Berbeda dengan pendekatan kuantitatif, prinsip keterwakilan (representative) dalam penelitian komunikasi kualitatif adalah representativitas informasi atau data. Lindolf sebagaimana dikutip oleh Pawito (2007: 90-93) menyarankan beberapa tehnik pengambilan sample penelitian, meliputi: maximum variation sampling, snowball sampling, theoretical contruct sampling, typical case sampling, critical case smpling, dan convenience sampling. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu snowball sampling. Snowball sampling yaitu pengambilan sampel dengan bantuan key informan, dan dari key informan inilah peneliti dapat menentukan informan lain dan berkembang sesuai petunjuk dari informan key informan. Demikian seterusnya sampai peneliti dapat mengumpulkan sepuluh informan.
4. Teknik Pengumpulan data a. Indepth Interview Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif kualitatif. Metode yang diambil peneliti adalah dengan menggunakan metode indepth interview, yaitu wawancara secara mendalam dengan sumber atau responden.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Sebagai suatu metode ilmiah, metode wawancara mendalam atau yang disebut juga dengan wawancara tak terstruktur mirip dengan percakapan
informal
(Mulyana,
2006:181).
Wawancara
dalam
panelitian ini bersifat luwes, susunan pertanyaannya dan susunan katakata dalam pertanyaan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan saat wawancara termasuk karakteristik responden. Oleh karena itu, peneliti hanya membuat interview guide dengan pertanyaan secara garis besar dan selebihnya menjajaki sesuai jawaban responden. Wawancara dengan cara mendalam ini dimaksudkan untuk lebih memfokuskan persoalan yang menjadi pokok dari minat penelitian (Pawito, 2007: 133). Berdasar HB Sutopo dalam Metodologi Penelitian Kualitatif (2002: 78) penelitian ini cenderung bersifat kontekstual, yang hasilnya tidak mudah digeneralisasikan hanya dengan patokan pemaksaan terhadap sesuatu yang bersifat khusus. Dengan kata lain Sutopo mengatakan bahwa penelitian kualitatif ini menggunakan cara berpikir induktif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian deskriptif selanjutnya lebih ditekankan pada memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti (Nawawi, 1995:31). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data kualitatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 b. Dokumentasi Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila sasaran dan kajian mengarah pada latar belakang atau berbagi peristiwa yang terjadi dimasa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang diteliti. Tehnik dokumentasi disini adalah penelitian mencari, mengumpulkan, dan mempelajari dokumen yang mendukung penelitian seperti arsip, laporan atau literatur lain. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. Mencatat dokumen disebut content analysis dan yang dimaksud bahwa penelitian bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat. Dokumen yang membantu dalam penelitian ini adalah arsip yang dimiliki kecamatan Pasar Kliwon, seperti monografi desa, laporan, peta kecamatan Pasar Kliwon, serta beberapa literatur yang mendukung.
5. Validitas Data Untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan maka dalam penelitian ini digunakan tehnik triangulasi. Triangulasi
adalah
tehnik
pemeriksaan
keabsahan
data
dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi juga diperlukan pada tahap analisis data, terutama ketika peneliti bermaksud hendak mengemukakan konsep (construct) atau proposisi-proposisi ilmiah (thesis) yang mengarah pada kesimpulan. Menurut Patton (dalam Sutopo, 2002: 78) bahwa ada empat teknik triangulasi, yaitu: a. Triangulasi data, adalah penggunaan beragam sumber data dalam suatu kajian, sebagai contoh: mewawancarai orang pada posisi status yang berbeda atau dengan titik pandang yang berbeda. b. Triangulasi investigator, penggunaan beberapa evaluator atau ilmuwan sosial yang berbeda. c. Triangulasi teori, penggunaan sudut pandang ganda dalam menafsirkan seperangkat tunggal data. d. Triangulasi
metodologis,
penggunaan
metode
tunggal
seperti
Dalam penelitian ini tehnik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi data (triangulasi sumber) dan tehnik triangulasi metodologis. Pelaksanaan triangulasi data, yaitu sebagai berikut: a. Peneliti berupaya untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama. Sumber data yang dimaksud diperoleh dari buku-buku, penelitian yang sejenis, internet, dan surat kabar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 b. Peneliti melakukan uji perbandingan data yang diperoleh dari satu sumber untuk dibandingkan dengan sumber lain. c. Peneliti menentukan data yang diperoleh secara konsisten, ada persamaan antara data satu dengan dengan lainnya. d. Peneliti memperoleh informasi dari informan yang berbeda-beda dengan tehnik yang sama (wawancara). e. Peneliti
melakukan
pembahasan
berdasarkan
data teori
yang
dipergunakan dan menyimpulkannya. Menurut Patton (alam Sutopo, 2002: 79) bahwa triangulasi sumber dapat dicapai dengan jalan: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan
berpendidikan
pandangan
orang
menengah
atau
seperti tinggi,
rakyat orang
biasa,
orang
berada,
orang
pemerintahan. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang berkaitan. Adapun pelaksanaan triangulasi sumber dalam penelitian ini sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 a. Peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. f. Peneliti
membandingkan
pendapat ahli secara umum
dengan
pemikirqan peneliti secara subyektif. g. Peneliti membandingkan pendapat orang tentang pola komunikasi pernikahan berbeda etnis dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat. h. Peneliti
membandingkan
hasil
wawancara
dengan
isi
suatu
dokumentasi yang berkaitan.
6. Model Analisis Analisis data dilakukan oleh peneliti untuk menarik kesimpulankesimpulan. Menurut Moeleong (2008: 331) mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam penelitian komunikasi kualitatif, dikenal beberapa jenis tehnik analisis data yang semuanya sangat terjantung pada tujuan penelitian. Menurut Pawito (2007: 100-101) bahwa analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada dasarnya dikembangkan dengan maksud hendak memberikan makna (making sense of) terhadap data, menafsirkan (interpreting), atau mentransformasikan (transforming) data ke dalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah (thesis) yang akhirnya sampai pada kesimpulan-kesimpulan final.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Teknik analisis data dalam penelitian ini akan berlangsung seperti lingkaran dan bersifat tunggal. Karena mulai dari pengumpulan data sampai dengan memilah data yang akan digunakan terus berlangsung selama proses penelitian. Selama penelitian masih berlangsung dan belum ada hasil jadinya maka kemungkinan-kemungkinan seperti perubahan fokus penelitian bisa saja terjadi. Hal demikian karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang memiliki sifat fleksibel. Miles dan Huberman (dalam Pawito, 2007: 104) menawarkan suatu tehnik analisis yang lazim disebut dengan interactive model. Tehnik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions). Sutopo (2002: 81) menyatakan bahwa reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan. Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis. Reduksi data sudah berlangsung sejak penelitian mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian, dan juga saat menentukan cara pengumpulan data yang digunakan. Menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Pawito (2007: 104) bahwa dalam penyajian data melibatkan langkah-langkah mengorganisasi data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan merasa bertumpuk maka penyajian data (data display) pada umumnya diyakini sangat membantu proses analisis. Dengan melihat penyajian-penyajian kita dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Tahapan proses analisis data menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman (1994:12). Gambar: 3 Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
Dari skema tahapan analisis data menurut Miles dan Huberman diatas dapat dilihat bahwa terjadi perputaran yang tidak mengarah pada satu titik. Misalnya dari pengumpulan data dapat melalui reduksi data terlebih dahulu sebelum disajikan begitu saja, kemudian langsung ditarik kesimpulan, dan dapat dilanjutkan dengan pengumpulan data lain ataupun data yang serupa. Banyak cara yang dapat ditempuh dalam proses analisis data berdasarkan model tersebut. Karena model ini adalah model interaktif, maka didalam siklus terdapat panah-panah yang saling berhubungan (timbal balik).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Daftar Pustaka
Idi, Abdullah. 2009. Asimilasi Cina Melayu di Bangka. Tiara Wacana. Yogyakarta
Poerwanto, Hari. 2000. Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Antropologi.Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Budyatna, M. 2004. Kasus Kawin Campur Pribumi dan Non-Pribumi Cina : Penerapan Teori Reduksi Ketidakpastian dan Interaksi Awal. Analisis CSIS, tahun XXIII, 1, 64-74
Koentjaraningrat. 2004. Manusia dari Kebudayaan Indonesia. Jakarta: .Iambatan.
_____________, 2006. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru ......................., 1965.Pengantar Antropologi. Jakarta: Universas Lexy J. Meleong, 1998. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. LkiS. Yogyakarta Rahardjo, Turnomo. 2005. Menghargai Perbedaan Kultural: Mindfulness dalam Komunikasi Antar Etnis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto, Astrid S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung: Binacipta
Uchjana Effendy, Onong. 1981. Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Alumni Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Raja Gravindo Persada. Jakarta Soehartono, Irawan. 1999. Metode Penelitian Sosial. Remaja Rosdakarya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Bandung
Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. UMM Press. Malang
Mulyana,dedy, dan jalaluddin rakhmat. 2009. Komunikasi Antarbudaya. Remaja Rosdakarya. Bandung Widagdho, Djoko dkk. 1991.
Bandung. Bumi Aksara.
Deddy Mulyana, 2004, Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Rosda Karya, hal. 80 Rachmat Kriyantono, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal. 101 Agus Salim, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, hal. 161-162 H.B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar teori dan penerapannya dalam penelitian, Surakarta: Sebelas Maret University Press, hal. 78, Lexy J. Moleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Aspek penting dalam mengkaji kebudayaan adalah bagaimana suatu bangsa membangun prinsip-prinsip umum dari suatu sistem klarifikasi mereka, seperti yang pernah dikemukakan oleh Boas (1911: 24-26), demikian pula Durkheim dan Mauss (1903: 5-6); demikian pula secara khusus Malinowski pernah mengatakan bahwa briefly, to grasp the natives point of view, his relation to life, to relise his vision of his world (1922:25). Bahkan dalam hal ini E.B Tylor sering salah mengerti,
kesalahan yang dikatakan seperti yang diungkapkan peribahasa (1811: 410) atau ukuran untuk orang lain selalu didasarkan atas segantang jagung. Karenanya secra jelas tampak pada definisinya dimana kebudaya itu adalah keseluruhan dari yang termasuk dalam istilah tadi, dan kedudukan etnografi seharusnya menyusun sesuatu yang ditemukan dalam model-model konseptual yang berlaku pada masyarakat tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Goodeneough (1957: 167-68), sebagai berikut: Kebudayaan suatu masyarakat terdiri dari dan mengenai sesuatu keteraturan yang ingin diketahui atau dipercayai, kemudian dioperasionalkan dalam adat-istiadat atau tata cara (manner) yang diterima oleh warganya, dan jika atu beberapa orang menerimanya akan dia lakukan....... itu merupakan bentuk-bentuk pemikiran sebagai model untuk menerima, menghubungkannya dan selanjutnya melakukan interpretasi atas itu..... deskripsi etnografi, kemudian membutuhkan metode untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 memproses
fenomena
mengkonstruksikan
yang
diobservasi,
teorinya
mengenai
kemudian bagaimana
secara
induktif
informan
ia kita
mengorganisasikan fenomena tersebut. Hal itu juga merupakan teori, bukan hanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Deskripsi Pasar Kliwon Pasar Kliwon adalah sebuah kecamatan yang terletak di tenggara kota Surakarta. Wilayah Pasar Kliwon saat ini terkenal sebagai tempat perkampungan suku bangsa Arab
Indonesia yang biasa disebut sebagai
-
ula
terdapat Pasar Klewer, pasar batik terbesar di Indonesia. Kampung Kauman, yang disebut sebagai kampung wisata Batik, terletak di kecamatan ini, yaitu disebelah Pasar Klewer. Selain itu keraton Surakarta juga terletak dikecamatan ini. Kelurahan pasar kliwon memiliki 4,82km2 dengan kepadatan penduduk 15.418 per km2. Di Kecamatan Pasar Kliwon tercatat terdapat Sembilan kelurahan, diantaranya: 1. Kelurahan Kampung Baru dengan kode pos 57111 2. Kelurahan Kauman dengan kode pos 57112 3. Kelurahan Kedung Lumbu kode pos 57113 4. Kelurahan Baluwarti dengan kode pos 57114 5. Kelurahan Gajahan dengan kode pos 57115 6. Kelurahan Joyosuran dengan kode pos 57116 7. Kelurahan Semanggi dengan kode pos 57117 8. Kelurahan Pasar Kliwon dengan kode pos 57118
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 9. Kelurahan Sangkrah yang memiliki kode pos 57119 Pasar Kliwon dapat dikatakan merupakan pusat pemerintahan karena di kecamatan ini terletak pusat pemerintahan kota Surakarta (balai kota). Selain itu Pasar Kliwon juga merupakan pusat perdagangan di Surakarta. Beberapa pusat perbelanjaan terletak disini, mulai dari Pusat Grosir Surakarta, Beteng Trade Center, sampai Pasar Klewer juga terletak di kecamatan ini. Pasar Klewer merupakan pasar batik yang terkenal sampai di mancanegara. Selain pusat pemerintahan dan sentra perdagangan, kecamatan Pasar Kliwon juga kaya akan bangunan bersejarah yang mencerminkan Solo tempo dulu seperti Kraton Kasunanan Surakarta, Kampung Wisata Kauman, Gereja St. Antonius, Masjid Agung, Bank Indonesia, dan kawasan Kontroversial Beteng Vastenburg yang menjadi saksi keberadaan penguasa kolonial Belanda. Bangunan-bangunan tersebut saling menguatkan satu sama lain yang menunjukkan ekstensi keberadaan Kraton Surakarta. Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, kecamatan Pasar Kliwon merupakan ujung tombak pengembangan kota Surakarta dikembangkan di Surakarta juga terdapat kecamatan ini seperti Galabo (Gladak Langen Bogan).
B. Keadaan Alam Kecamatan Pasar Kliwon Kecamatan Pasar Kliwon merupakan dataran rendah yang terletak di barat sungai terpanjang di Jawa Bengawan Solo. Beberapa kawasan di Kecamatan Pasar Kliwon merupakan daerah rawan banjir yaitu Kelurahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Sangkrah dan Semanggi yang terletak di sepanjang Bengawan Solo. Kawasan lain yaitu Kelurahan Joyosuran, Joyontakan, dan Danukusuman yang terdiri sungai Pepe.
C. Kehidupan Sosial Budaya Kehidupan masyarakat di daerah ini berdampingan dengan sesama, hubungan yang sangat harmonis antara etnis Jawa dan etnis Arab. Terbukti sampai pada saat ini kedua etnis tersebut tidak ada kisah pertengkaran yang melibatkan etnis-etnis tersebut. Tak jarang kedua warga tersebut untuk berkumpul dan bercerita tentang masalah mereka. Kebanyakan warga keturunan Arab ini jarang sekali untuk duduk-duduk santai didepan rumahnya setelah mereka seharian bekerja, karena mereka lebih memilih untuk berkumpul bersama anak dan istrinya. Mereka berkumpul dengan penduduk pribumi hanya pada saat-saat tertentu saja. Untuk bahasa sehari-hari dalam berinteraksi adalah bahasa Indoneisa dan bahasa Jawa, meskipun terkadang juga terdengar percakapan dengan bahasa Arab-Indonesia, yaitu bahasa Arab yang tidak baku dicampur dengan bahasa Indonesia. Untuk interaksi antara etnis Arab dan Jawa kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi banyak etnis Arab yang sudah sering menggunakan bahasa Jawa, bahkan tidak sedikit mereka menguasai bahasa Jawa halus (krama). Disetiap kampungnya terdapat beberapa organisasi baik formal ataupun non formal. Namun tidak semua memiliki kesadaran untuk ikut dalam kegiatan organisasi-organisasi tersebut. Tidak hanya warga keturunan Arab
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 yang kurang sadar akan kegiatan organisasi tersebut, melainkan warga keturunan Jawa juga memiliki kesadaran yang rendah untuk bersosialisasi. Organisasi formal meliputi PKK, Posyandu, Karang Taruna. Sedangkan organisasi non formal meliputi Ikatan Remaja Masjid dan Arisan. Kegiatan formal merupakan kegiatan yang dikoordinir oleh pemerintah sedangkan kegiatan non formal berdasarkan kesepakatan warga. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga namun ada juga wanita yang belum berkeluarga umumnya mereka sudah cukup dewasa yang ikut berpartisipasi dikegiatan ini. Jenis kegiatan yang dilakukan saat PKK antara lain: arisan, pendidikan ketrampilan seperti memasak, menjahit. Posyandu merupakan program dari PKK yang dibantu oleh Puskesmas. Kegiatan Posyandu diselenggarakan sebulan sekali dengan jenis kegiatan pemberian gizi pada balita dan penimbangan berat badan. Selain itu Posyandu juga membantu Puskesmas dalam memberikan penyuluhan misalnya tentang imunisasi atau penyakit-penyakit menular yang sedang mewabah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 D. Kependudukan 1. Jumlah kepala keluarga : 21.576 2. Penduduk dalam kel. Umur dan kelamin Kel. Umur 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-39 40-49 50-59 60Jumlah
Laki-Laki 4.167 3.758 3.540 3.849 4.461 4.645 5.970 5.581 4.344 3,114 43.438
Perempuan 3.904 3.559 3.847 4.246 4.692 5.055 6.653 5.356 4.406 3.303 45.021
Jumlah 8.071 7.317 7.387 8.095 9.153 9.709 12.623 10.937 8.750 6.417 88.459
3. Mata Pencaharian (bagi umur 10 tahun keatas) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Jenis pekerjaan Petani sendiri Buruh tani Nelayan Pengusaha Buruh industri Buruh bangunan Pedagang Pengangkutan PNS/TNI Pensiunan Lain-lain Jumlah
jumlah 0 0 0 2.506 10.402 7.996 8.037 4.908 3.492 4.374 13.435 55.150
4. Penduduk Menurut Pendidikan (bagi umur 5 tahun keatas) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pendidikan Tamat akademik / PT Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat SD Tidak tamat SD Belum tamat SD Tidak sekolah Jumlah
commit to user
jumlah 8.011 22.965 19.140 16.662 5.759 10.470 1.777 84.784
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 5. Mutasi Penduduk Mutasi Pindah Datang Lahir Mati > 5 th < 5 th
Laki-laki 52 111 54
Perempuan 57 104 58
jumlah 109 215 112
30
19
49
6. Banyaknya Pemeluk Agama No 1. 2. 3. 4. 5.
Agama Islam Kristen katholik Kristen protestan Budha Hindu
jumlah 69.732 9.223 8.696 662 146
jumlah
88.459
7. Banyaknya Kejadian 1. 2. 3.
Nikah Talak / cerai Rujuk
88 7 0
jumlah
95
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 BAB III HASIL DAN ANALISIS
Hasil penelitian ini akan dipaparkan berdasarkan hasil wawancara dengan para narasumber. Data yang telah dikumpulkan kemudian diproses oleh peneliti dengan melakukan kategorisasi dan disederhanakan. Cara penyajian wawancara yaitu dengan menampilkan hasil wawancara yang dianggap dapat menjawab tujuan penelitian ini dan telah dikelompok-kelompokkan sesuai dengan pertanyaan penelitian ini. Peneliti mengambil informasi-informasi yang penting dari hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah-masalah penelitian yang hendak dicari jawabannya. Etnis Arab merupakan salah satu etnis asing yang berkembang di Indonesia juga lepas dari permasalahan interaksi budaya dan komunikasi antarbudaya. Etnis Arab yang tinggal di Jawa memungkinkan untuk menikah dengan orang etnis Jawa. Pernikahan berbeda etnis membutuhkan motivasi yang lebih kuat untuk membina dan mempertahankannya dibandingkan pernikahan sesama etnis, Pernikahan berbeda etnis membutuhkan pencapaian kesesuaian yang lebih rumit. Sebuah pasangan pernikahan berbeda etnis yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda tentu membutuhkan pemahaman lintas budaya serta sikap saling menghargai yang jauh lebih besar. Pernikahan selalu diharapkan dapat berjalan seumur hidup, dan pencapaian kesesuaian antar pasangan juga akan terus terjadi selama sebuah ikatan pernikahan berlangsung. Pernikahan berbeda etnis disebut juga perkawinan campuran adalah suatu proses asumsi antara kelompok yang mempunyai kebiasaan, adat, atau
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 kebudayaan yang berbeda-beda sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis. Pada perkawinan yang terjadi pada pasangan yang berbeda etnis, penyesuaian diri, pola komunikasi yang baik antara kedua pasangan, sikap penerimaan diri, dan cinta tulus dan kasih sayang yang cukup, merupakan beberapa kunci keberhasilan pernikahan untuk mencapai kepuasan antar pasangan dalam sebuah pernikahan. Perbedaan latar belakang budaya, cara pikir dan kebiasaan hidup, sangatlah menuntut pasangan berbeda etnis untuk memberikan penyesuaian diri yang lebih besar dibandingkan pasangan suami istri yang memiliki etnis sama guna mencapai pernikahan yang harmonis. Dari data yang telah diperoleh terdapat beberapa pola komunikasi pasangan suami isteri (pasutri) antara Arab-Arab dan antara Arab-Jawa. Sub pola komunikasi tersebut yaitu pesan atau informasi, umpan balik, dan persoalan yang sering menjadi perdebatan, dengan paparannya sebagai berikut: A. Pola Komunikasi Pasangan Suami Isteri (Pasutri) Antara Arab-Arab 1. Pesan Pesan atau informasi adalah hal yang ingin disampaikan oleh komunikator. Informasi atau pesan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan, pemahaman, kepentingan, dan kebutuhan penerima informasi agar komunikasi dapat berlangsung efektif. Ketidakmengertian merupakan sumber disintegrasi dan konflik, karena ketidakmengertian merupakan rangsangan yang membangkitkan prasangka yang akhirnya akan mengakibatkan berbagai aksi. Agar pesan ini dapat disampaikan dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 dimengerti oleh lawan bicara perlu memperhatikan topik pesan, latar pesan, dan tujuan pesan. a. Topik pesan Topik pesan mempunyai persamaan arti pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan adalah bab apa yang dipercakapkan. Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari, seorang individu akan melakukan pembicaraan karena ada pokok atau topik pesan yang disampaikan oleh komunikator. Seperti dikatakan oleh Munik Abud Abdul Aziz (29 Tahun), sebagai berikut: Pastinya kita saling bercerita, setidaknya mengurai beban pikiran terutama yang menyangkut masalah keluarga agar tidak terjadi kesalah pahaman antara kita berdua (W/Munik Abud Abdul Aziz/29 Tahun). Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa subjek Abud Abdul Aziz dalam komunikasinya menyampaikan pesan kepada isteri berupa masalah keluarga yang ditemui dalam kesehariannya. Demikian juga dengan isterinya menyampaikan pesan tentang kejadian yang dialami dalam satu hari. Pesan yang disampaian oleh Abud Abdul Aziz sama seperti pesan yang disampaikan oleh subjek bernama Alwi Hasan (70 Tahun), dengan kutipannya di bawah ini. Iya kami biasa carita dalam kegiatan sehari-hari, agar samasama tahu kegiatan yang dilakukan kita masing-masing (W2/Alwi Hasan/70 Tahun). Iya, setidaknya merasa lega dalam arti masalah sedikit berkurang karena bisa berbagi dengan istri saya. Semuanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri (W3/Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun). Iya,karena suami dan istri adalah pasangan yang berarti kedudukannya sejajar bukan merupakan atasan atau bawahan. Sikap istri menerima begitu juga dengan saya kenapa tidak klu pun kritik itu menjadikan kta lebih baik (W3/Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun). Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan ibu merupakan jalinan yang memberikan rasa aman bagi anak-anak. Hubungan yang serasi ayah-ibu memberi rasa tenang dan keteladanan bagi anak, anggota keluarga tidak terombang-ambingkan dan merasa dalam satu keluarga. Orang tua dapat memberi teladan pada anak dengan cara membina hubungan yang serasi antara suami dan isteri. Dalam menerapkan pendidikan keluarga perlu kesatuan prinsip, keseragaman sistem, dan sikap penilaian ayah-ibu terhadap tindaktanduk anak. Kesinambungan anak dalam komunikasi dengan orang tua dan tata cara yang konsisten memberi rasa aman pada keluarga. Iya, agar unek-unek yang ada didalam pikiran kita setidaknya kita sama-sama tahu apa yang terjadi Alhamdulillah selama ini kami tidak ada problem dan kami selalu kalau ada masalah selesaikan secara bersama-sama dan tidak pernah keluar tidak pernah siapa pun karena itu masalah interen jadi gak pernah keluar kebetulan orang tua juga jauh. Saat itu juga kita selesaikan bersama-sama saling menyadari dan saling memahami atas kekurangan dan kelebihannya (H. Sidiq Permana S.Pd./48Tahun).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 b. Latar Pesan Latar pesan adalah tempat, waktu, dan peristiwa tutur. Tempat di mana percakapan sedang berlangsung seringkali mempengaruhi pemilihan alternatif cara berbahasa. Waktu dapat mempengaruhi warna sopan santun bahasa. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ketika santai berdua sambil makan malam atau ketika mereka pergi berdua. Menurutnya permasalahan sekecil apapun yang menyangkut antara mereka berdua harus segera diselesaikan setidaknya Kami menceritakan masalah tersebut kadang pada saat malam hari setelah makan malam bersama kalau tidak pada waktu santai saat berdua dengan istri (Alwi Hasan/70 Tahun). Waktu yang digunakan pada saat malam hari setelah makan malam karena kami biasa makan malam dirumah. Jika diluar nanti dikhawatirkan sampai terdengar pembicaraannya oleh orang lain. Saya dan istri saya saling bercerita biasanya pada waktu malam (Alwi Hasan/70 Tahun). Waktu yang digunakan pada saat malam hari setelah makan malam karena kami biasa makan malam dirumah. Jika diluar nanti dikhawatirkan sampai terdengar pembicaraannya oleh orang lain. Kami menceritakan masalah tersebut kadang pada saat malam hari setelah makan malam bersama klu tidak pada waktu santai saat berdua dengan istri (Munik Abud Abdul Aziz/29 Tahun). Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ketika santai berdua sambil makan malam atau ketika mereka pergi berdua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Menurutnya permasalahan sekecil apapun yang menyangkut antara mereka berdua harus segera diselesaikan setidaknya Kadang di rumah kadang saat kita jalan bersama keluarga ataupun pada saat jalan kita berdua saja (Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun). c. Tujuan tutur Setiap tuturan yang dilakukan seorang individu pasti ada tujuan, maksud dan kehendak dari komunikator. Tujuan tuturan yang hendak memberikan informasi, membujuk, memerintah, dan lain sebagainya sebagai ungkapan hati penindak tutur akan lawan tutur yang diajak dalam berbicara. Dengan adanya tujuan tutur yang hendak dicapai inilah kegiatan peristiwa tutur dapat terjadi. Dalam suatu percakapan yang melibatkan adanya tanya jawab dan tanggapan, saran dan sambutan, perintah dan penolakan, tanya dan menjawab, terdapat paling sedikit dua orang yang ikut aktif dalam percakapan. Ada percakapan pertanyaan dan jawaban yang selalu diawali dengan pertanyaan dan diakhiri dengan jawaban. Pesan yang disampaikan isteri atau suami dalam komunikasi sebagai salah satu cara untuk menyatakan apa yang dirasakan oleh pasangan. Menceriterakan kepada pasangan dapat membuat perasaan orang yang menyampaikan pesan dapat lega. Seperti yang diutarakan oleh subjek bernama Abdullah Awud Sungkar (40 Tahun), dengan pernyataannya sebagai berikut: Iya, setidaknya merasa lega dalam arti masalah sedikit berkurang karena bisa berbagi dengan istri saya. Semuanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri (W3/Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun). Kami selalu curhat, agar masalah-masalah yang kita miliki dapat mudah terselesaikan dan menjadi tidak berat dalam pikiran kita (W2/ Alwi Hasan/70 Tahun). Pasangan
suami
isteri
dalam
komunikasi
sama-sama
menyampaikan pesan tentang apa yang dirasakan atau menjadi beban pikiran suami atau isteri. Hal ini terjadi pada subjek Sidiq Permana (48Tahun) Iya, agar unek-unek yang ada didalam pikiran kita setidaknya kita sama-sama tahu apa yang terjadi (W5/ Sidiq Permana/48Tahun). Iya, setidaknya merasa lega dalam arti masalah sedikit berkurang karena bisa berbagi dengan istri saya. Semuanya kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri (W3/Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun). Suami
yang
menyampaikan
pesan
atau
isteri
yang
menyampaikan pesan dengan tujuan agar pasangan dapat mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh suami atau isteri. Saat salah satu menyampaikan pesan, suami atau isteri mendengarkan pesan tersebut dengan seksama sebagai bukti perhatian terhadap pasangan. Saya selalu bercerita kepada istri saya, supaya kita sama-sama tahu apa yang dilakukan hari itu juga, biasanya saya bercerita saat saya di rumah atau setelah saya pulang kerja, sikapnya mendengarkan dengan baik klu ada masukan juga saya terima dengan baik agar sama-sama enak nantinya (W6/Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 2. Umpan Balik Umpan balik merupakan wujud respon komunikan dari pesan yang di sampaikan oleh komunikator. Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat tertunda, dalam arti umpan balik yang di sampaikan oleh komunikan tidak langsung di terima oleh komunikator. Misalnya, suami menyampaikan pesan kepada isteri ada dilakukan secara halus dan sopan, tetapi ada juga penyamapian pesan dengan sikap marah. Penyamapaian pesan suami kepada isteri dengan cara halus dapat berpengaruh terhadap dukungan informasi suaminya. Sebaliknya, pesan suami yang disampaikan secara kasar akan berdampak pada umpan balik isteri yang menolak pesan. Penyampaian pesan ini pada pasangan suami isteri dapat berupa kritik, informasi, membujuk, memerintah, dan sebagainya. a. Penerima Mendukung Pesan Komunikator Hubungan interpersonal merupakan salah satu ciri khas kualitas kehidupan manusia. Karena menjadi kodrat manusia adalah makhluk monodualisme yang memiliki sifat makhluk individu dan sosial. Dalam banyak hal individu memerlukan keberadaan orang lain untuk saling memberi penilaian, membantu, mendukung dan bekerjasama dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dukungan sebagai pemberian perasaan nyaman baik secara fisik maupun psikologis oleh teman atau keluarga atau teman sekerja kepada seseorang untuk menghadapi stres, individu yang mempunyai rasa aman karena mendapat dukungan akan lebih efektif dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 menghadapi stres dari pada individu yang mendapatkan penolakan dari orang lain. Sikap istri saya ketika saya bercerita yang dia lakukan adalah memperhatikan cerita-cerita saya tidak dengan bersamaan melakukan aktivitas lainya intinya dia fokus dengan apa yang saya ceritakan. Lalu setelah saya selesai bercerita dia langsung memberikan masukan-masukan atau saran-saran agar dapat memberikan jalan keluarnya yang terbaik untuk saya. Istri saya termasuk yang tidak pernah bosan-bosannya memberikan saran atau kritik kepada saya. Walaupun kadang tidak sependapat dengan saya (W/Munik Abud Abdul Aziz/29 Tahun). Iya, karena suami dan istri adalah pasangan yang berarti kedudukannya sejajar bukan merupakan atasan atau bawahan. Sikap istri menerima begitu juga dengan saya kenapa tidak kalau pun kritik itu menjadikan kta lebih baik (W3/Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun). Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat berperan besar ikut dalam menentukan kesejahteraan anggota keluarga. Keluarga,
besar
pengaruhnya
terhadap
suasana
psikis
pada
anggotanya. Selain itu keluarga juga merupakan wadah berfungsi sebagai pengawasan, sosial, pendidikan, keagamaan, perlindungan dan rekreasi terhadap para anggotanya. Dukungan sosial keluarga memiliki peranan penting untuk mencegah dari ancaman kesehatan mental. Individu yang memiliki dukungan sosial yang lebih kecil, lebih memungkinkan mengalami konsekuensi
psikis
yang
negatif.
Keuntungan
individu
yang
memperoleh dukungan sosial yang tinggi akan menjadi individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa yang akan datang, lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologi dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 memiliki sistem yang lebih tinggi, serta tingkat kecemasan yang lebih rendah, mempertinggi interpersonal skill (keterampilan interpersonal), memiliki kemampuan untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih dapat membimbing individu untuk beradaptasi dengan stres. Keluarga adalah sumber dukungan sosial yang penting untuk mengatasi masalah keluarga khususnya orang tua dapat menyediakan dukungan dan dapat memberikan rasa aman dan memelihara penilaian positif seseorang terhadap dirinya melalui ekspresi kehangatan, empati, persetujuan atau yang ditunjukkan oleh sekelompok anggota lain dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikis oleh pihak penerima dukungan sehingga pihak penerima dukungan akan semakin produktif, kreatif, dan mengaktualisasikan potensi diri sepenuhnya. b. Penerima Menolak Pesan Komunikator Setiap individu yang melakukan komunikasi dengan individu lainnya ada perbedaan atribut-atribut tertentu. Atribut-atribut dalam diri individu tersebut antara lain: pendidikan, bahasa, status sosial, dan konteks budaya. Dalam suatu situasi pilihan bebas, bilamana seseorang diberi kesempatan berinteraksi dengan setiap orang dari sejumlah individu yang berbeda, maka terdapat kecenderungan yang kuat bagi individu untuk memilih individu yang paling mendekati kepribadian atau atribut dengan individu nara sumber. Bagi individu untuk memilih penerima
yang
paling
menyerupai
commit to user
dirinya,
kesukaannya,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 keyakinannya, status sosialnya, dan tingkat pendidikannya dengan tujuan agar komunikasi dapat berjalan efektif. Konflik dalam lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan keluarga selalu melekat erat dalam jalinan kehidupan. Manusia selalu berjuang dengan konflik. Hendricks (2004) berpendapat bahwa konflik bersumber dari perbedaan-perbedaan sikap, pandangan, dan pemikiran antara individu satu dengan individu lainnya. Biasanya langsung saya selesaikan karena kalau tidak permasalah yang dulu-dulunya pasti akan diungkit kembali makanya pasti langsung saya selesaikan entah malam hari menjelang tidur atau pagi hari akan berangkat kerja. Saya kan mempunyai hobi mancing tapi istri saya kurang mendukung bagi saya kan memancing itu hiburan tapi permasalah itu tidak terlalu menjadi permasalahan yang berat untuk saya dan istri saya (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun). Setiap manusia adalah satu kepribadian secara keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi, yang menunjukkan eksistensi, manusia memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya itu. Awal komunikasi antar individu yang kurang harmonis secara langsung sudah menimbulkan hubungan yang tidak baik. Dapat menimbulkan perbedaan-perbedaan yang dipertahankan dari masingmasing individu. Agar konflik yang terjadi tidak semakin meningkat perlu sikap menghindar dan mengganti dengan topik permasalahan lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 Refleksiologi emosi adalah perpindahan gerak dari kerjasama yang sifatnya terpaksa dan
muncul saat konflik
meningkat.
Refleksiologi emosi ditandai dengan empat unsur, yaitu: (1) menyalahkan, (2) merahasiakan sesuatu, (3) perasaan tertekan, dan (4) kemarahan, Keduanya-duanya baik suami ataupun istri berperan sama dalam memberikan keputusan, meskipun keputusan terakhir ditangan suami sebagai kepala keluarga. Karena suami istri merupakan pasangan atau patner, kedudukan sejajar tapi suami sebagai kepala keluarga yang akan menetapkan keputusan final yang berarti sudah disetujui juga oleh sang istri. Akan didiskusikan kembali sampai semua merasa tidak ada yang dirugikan (Abdullah Awud Sungkar/40 Tahun). Konflik pribadi melibatkan ketidaksesuaian emosi bagi individu dengan individu lain mengenai sifat, intelektual, kepentingan, dan tujuan atau nilai-nilai yang berbeda dengan individu lain. Konflik pribadi individu melibatkan individu untuk mengatasi konflik yang ditemui, dan menyelesaikan konflik dengan baik 3. Persoalan yang Sering Menjadi Perdebatan Pasutri ini selama ini tidak mendapatkan permasalahan yang sampai didebatkan, karena setiap mendapatkan permasalahan yang bertentangan antara mereka berdua maka hendaknya mereka diskusikan terlebih dahulu, agar sama-sama mendapatkan keinginan dari masingmasing bagaimana kemauan sang suami dan bagaimana kemauan sang istri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 a. Persoalan Pekerjaan Setiap orang untuk mempertahankan hidup harus bekerja. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Aktivitas kerja mengandung unsur untuk mendapatkan penghasilan atau imbalan hasil kerja yang telah dilakukan. Tujuan orang bekerja untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. aktivitas kerja melibatkan fungsi fisik dan mental. Manusia bekerja disesuaikan dengan kemampuan fisik dan mental manusia yang berkaitan dengan jenis pekerjaan yang diinginkan. Suami yang sudah bekerja seharian akan mengalami kelelahan dan ada kemungkinan menemui permasalahan. Agar permasalahan tersebut tidak menjadi beban, maka suami perlu membicarakan dengan orang lain, dalam hal ini adalah isteri. Seperti yang diutarakan oleh Alwi Hasan berikut ini. .................kadang masalah usaha, kadang masalah anak-anak kita ya semua masalah-masalah dalam keluarga (W2/ Alwi Hasan/70 Tahun). Pesan yang disampaikan oleh Alwi Hasan (70 Tahun) kepada isterinya merupakan cerita kegiatan sehari-hari tentang kegiatan masing-masing, yaitu kegiatan suami yang bekerja mencari nafkah dan isteri tentang kegiatannya sebagai ibu rumah tangga, selain itu pasangan suami isteri tersebut juga berbicara tentang keadaan anakanak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 Segala hal pasti saya ceritakan mulai sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya (M. Abdullah Sungkar (41th) b. Persoalan Anak-anak Ajaran agama Islam menyebutkan bahwa setiap anak lahir dalam
keadaan
fitrah,
maka
kedua
orang
tuanyalah
yang
menjadikannya sebagai Yahuhi, Nasrani ataupun Majusi (H.R. Bukhari Muslim), maka dalam agama Islam dianjurkan agar anak yang baru lahir dilantunkan Adzan pada telinga kanannya dan Iqomah pada telinga kirinya agar yang terekam pertama dalam kehidupan anak didunia adalah kalimat-kalimat suci dan terkait dengan ke-Tuhan-an. kegiatan yang berkaitan dengan anak, misalnya ketika menyusui, ketika memandikan, ketika menina-bobokan, ketika memberikan makan dan sebagaianya dengan harapan bahwa sejak dini ada penanaman pembelajaran yang baik. Masalah anak merupakan masalah penting dalam keluarga, maka pasangan suami isteri yang memiliki anak akan membicarakan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini juga terjadi pada M. Abdullah Sungkar, dengan kutipannya sebagai berikut: Segala hal pasti saya ceritakan mulai sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya (M. Abdullah Sungkar (41th). Masalah anak yang dibicarakan oleh M. Abdullah Sungkar merupakan masalah utama yang perlu dibicarakan antara dirinya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 dengan isterinya. Masalah anak ini juga terjadi pada keluarga Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri, pernyataan tersebut dengan kutipannya yaitu: Masalah anak yang paling sering saya bicarakan kepaa istri saya karena dia baru akan masuk sekolah (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun). Pasangan suami isteri yang setiap harinya membicarakan permasalahan karena suami tidak setiap hari berada di rumah karena harus bekerja sehingga suami perlu mengetahui keadaan anaknya melalui isteri. Jadi permasalahan tentang anak sering diutamakan dalam percakapan pasangan suami isteri. Iya, karena istri saya yang berada dirumah setiap hari sedangkan saya kerja oleh karena itu saya perlu tahu apa yang terjadi dirumah terutama masalah anak-anak Sungkar/39 Tahun). Berbagai macam permasalahan anak yang dibicarakan oleh pasangan suami isteri, baik itu masalah sekolah anak ataupun masalah kegiatan anak sehari-hari. Semuanya kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri. Kadang dirumah kadang saat kita jalan bersama keluarga ataupun pada saat jalan kita berdua saja (Amad Amir Abdad/35 Tahun). Masalah-masalah kecil saja yang sering diperdebatkan, segala sesuatu yang menurut sang suami itu harus dimusyawarahkan pasti akan dilakukannya. Agar sama-sama saling membantu antara satu dengan
yang
lainnya.
Didalam
didiskusikan terlebih dahulu.
commit to user
satu
keluarga
apapun
harus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 B. Pola Komunikasi Pasangan Suami Isteri (Pasutri) Antara Arab-Jawa 1. Pesan a. Topik pesan Pokok pembicaraan dalam bidang ilmu satu dengan lainnya mempunyai kode-kode tertentu yang hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang sama dalam memahami ilmu pengetahuan tersebut. Iya, karena setidaknya dapat mengurangi beban permasalahan pada diri kita dan istri menjadi tahu dengan apa yang sedang terjadi. Segala hal pasti saya ceritakan mulai dari pekerjaan, sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya (M. Abdullah Sungkar/41Tahun). Komunikasi dalam keluarga menggunakan media auditif, yaitu proses komunikasi melalui pendengaran yang berbentuk komunikasi lisan. Dikarenakan dalam lingkungan keluarga memiliki hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lainnya, dan komunikasi lisan individu lebih luwes dan kekeluargaan. Dengan demikian, komunikasi interpersonal keluarga dikatakan berjalan efektif apabila informasi yang disampaikan oleh anggota ke anggota keluarga lainnya dapat dipahami dan dimengerti, kemudian dilanjutkan dengan sikap dan perilaku sesuai informasi yang disampaikan. Informasi yang dipahami dan dimengerti oleh penerima pesan merupakan faktor penting dalam komunikasi interpersonal, sebab ketidakmengertian merupakan
sumber
disintegrasi
dan
masalah,
karena
ketidakmengertian merupakan rangsangan yang membangkitkan prasangka, yang akhirnya akan mengakibatkan berbagai masalah atau perbedaan persepsi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 Saya selalu bercerita kepada istri saya, supaya kita sama-sama tahu apa yang dilakukan hari itu juga, biasanya saya bercerita saat saya dirumah atau setelah saya pulang kerja, sikapnya mendengarkan dengan baik kalau ada masukan juga saya terima dengan baik agar sama-sama enak nantinya. Jelas mas,karena kita termasuk orang yang menerima kriktik dari orang lain terutama dari keluarga. Karena kritik yang membangun itu dapat memotivasi kita dalam hal apapun. Sikap istri saya ketika saya memberikan saran dia mau menerimanya dengan terbuka (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun). b. Latar Pesan Biasanya waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah malam hari menjelang tidur atau pagi hari sebelum suami berangkat kerja. Menurutnya agar permasalahan-permasalahan yang terjadi segera terselesaikan dan pada saat kerja tidak ada permasalahan lagi. Saya tidak bisa menentukan kapan saya menceritakan kepada istri saya, yang pasti saat kita berdua bertemu dan dalam waktu santai. Sikap istri saya selalu terbuka, dia mau mendengarkan apa yang saya sampaikan karena sebaliknya juga begitu (Amad Amir Abdad/35 Tahun). Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalahnya biasanya saat mereka berdua santai atau saat berduaan kadang sambil bersendau gurau artinya tidak sama-sama tegang nantinya saat menceritakan permasalahan itu. Biasanya dalam keadaan istirahat sore hari atau pada waktuwaktu luang, istri saya selalu menerima setiap apa yang saya ceritakan kepadanya bahkan dia selalu memberikan masukanmasukan kepada saya (Sidiq Permana/48Tahun). Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah biasanya saat mereka berdua santai atau saat makan malam berdua sambil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 berbincang-bincang dengan sang istri yang terlebih dahulu sang suami membuka pembicaraannya. Paling setelah pulang saya kerja saat kita bertemu (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun). Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada saat malam hari setelah makan-makan atau saat akan tidur. Dengan cara berdiskusi sampai mencapai titik temu permasalahan agar nantinya tidak terjadi kesalahpahaman antara suami dan istri. Saat kami dalam keadaan santai atau waktu berduaan kadang sambil bersendau gurau artinya tidak sama-sama tegang nantinya malah tidak jadi cerita. kadang saat berkumpul dengan keluarga, kadangan juga istri saya panggil untuk bicara berdua saja (M. Abdullah Sungkar/41Tahun). Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah ketika mereka pergi berdua, sang suami juga melihat keadaan sang istri apakah memungkinkan atau tidak untuk menyelesaikannya. Biasanya sambil makan malam saya berbincang-bincang dengan istri saya kadang saya yang mulai membuka awal pembicaraan itu kadang waktu keluar jalan bersama anak-anak kadang juga istri saya ya saling memberi seumpama saya ada masalah dia juga akan memberikan saran-saran kepada saya (Haidar S. Sungkar/47Tahun). c. Tujuan tutur Tujuan tutur berupa isi pesan yang disampaikan dalam komunikasi dapat berupa kabar susah dan gembira. Kabar senang atau sedih tersebut diutarakan kepada masing-masing pasangan seperti yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Sungkar (39 Tahun). Kami berdua selalu curhat entah dari kabar susah maupun kabar gembira. Agar sama-sama tahu dan kalau bisa dipecahkan kan bersama kan ringan jadinya. Semuanya dari hal keluarga sampai orang tua kita berdua. Caranya dengan cara mengajaknya bercerita tetapi saya juga melihat keadaan dia, baru capek atau tidak begitu. Semisal dia baru tidak enak diajak ngobrol ya saya tunda dahulu mununggu waktu yang tepat dulu Abdullah Sungkar/39 Tahun). Iya, karena setidaknya dapat mengurangi beban permasalahan pada diri kita dan istri menjadi tahu dengan apa yang sedang terjadi. Segala hal pasti saya ceritakan mulai dari pekerjaan, sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya (M. Abdullah Sungkar/41Tahun). Komunikasi dalam keluarga ditemui komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi di antara individu,
yaitu
bagaimana
individu
menjadi
stimulus
yang
menimbulkan respon pada individu lain. Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian pesan dari satu individu ke individu lain. Komunikasi antar pribadi, misalnya dalam percakapan dua orang yang bertatap muka, efek atau dampak komunikasi itu dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung terus-menerus. Komunikasi antar pribadi juga merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Dengan demikian komunikasi antar pribadi bersifat transaksional yaitu tindakan pihak-pihak yang berkomunikasi secara serempak menyampaikan dan menerima pesan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga pasangan ArabArab dan pasangan suami isteri Arab-Jawa dilakukan secara terbuka, pasangan suami isteri satu dengan lainnya saling menerima kritik dan saran selanjutnya didiskusikan. Iya, karena saya dapat mengetahui apa yang diinginkan istri begitu juga sebaliknya istri juga tahu ada yang saya inginkan. Kalau kita saling terbuka kan enak jadi tidak saling mencurigai. kita slalu percaya satu dengan yang lainnya, terutama komunikasi yang berjalan dengan baik harus kita pertahankan walaupun godaan dari luar begitu besar (Sulaiman bin Salim Idrus AlJufri/29 Tahun) Masalah atau pertentangan pada kondisi tertentu mampu mengidentifikasi sebuah proses pengelolaan lingkungan dan sumber daya yang tidak berjalan secara efektif, mempertajam gagasan, bahkan dapat menjelaskan kesalah pahaman. Cara saya yaitu dengan dikomunikasikan dan di diskusikan. Sebisa mungkin harus diselesaikan saat itu juga meskipun tidak menutup kemungkinan untuk menunda jika butuh pendapat orang lain. Biasanya kami saat akan tidur dalam menyelesaikannya. Sampai saat ini saya dan istri sejalan tidak ada yang bertentangan (W4/ Amad Amir Abdad/35 Tahun). Permasalahan yang didiskusikan akan akan membawa dampak positif, dampak tersebut antara lain dapat menimbulkan kemampuan mengoreksi diri sendiri, meningkatkan prestasi, pendekatan yang lebih baik, dan mengembangkan alternatif yang lebih baik pada pasangan suami isteri.
Jelas, kalau gak terbuka nanti malah tibone seling surup salah tompo, salah pengertian. Makanya harus saling terbuka. Kita kerja untuk mendapatkan yang barokahkan harus saling terbuka dengan istri jadi semua itu berkah klu kita mendapatkan sedikit tapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 berkah, istri saya mau menerima dengan terbuka (W9/Haidar S. Sungkar/47Tahun). Pengambilan disamakan
dengan
keputusan
dalam
pemecahan
pemahaman
masalah
luas,
(problem
dapat
solving).
Pengambilan keputusan dalam definisi lebih sempit dinyatakan sebagai kegiatan-kegiatan internal (mental) dalam melakukan pilihan dari beberapa alternatif. Pengambilan keputusan dalam pengertian yang lebih lengkap mencakup pula penerapan atau konsekuensi secara nyata dari keputusan yang diambil.
2. Umpan Balik a. Penerima Mendukung Pesan Komunikator Sebagai anggota dalam sebuah keluarga, maka individu akan saling berinteraksi dengan anggota keluarga lain untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber dukungan orang tua berasal dari keluarga yang termasuk didalamnya ayah, istri dan anak. Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk yang diperoleh dari individu yang terkait dalam ikatan atau hubungan darah yang terdiri ayah dan ibu. Sikap istri saya mendengarkan apa yang saya bercerita, kadang juga memberikan masukan atau solusi kepada saya Abdullah Sungkar/39 Tahun) Hubungan antara anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan ibu merupakan jalinan yang memberikan rasa aman bagi anak-anak. Hubungan yang serasi ayah-ibu memberi rasa tenang dan keteladanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 bagi anak, anggota keluarga tidak terombang-ambingkan dan merasa dalam satu keluarga. Orang tua dapat memberi teladan pada anak dengan cara membina hubungan yang serasi antara suami dan isteri. Dalam menerapkan pendidikan keluarga perlu kesatuan prinsip, keseragaman sistem, dan sikap penilaian ayah-ibu terhadap tindaktanduk anak. Bisa saya bisa juga istri saya. Saya termasuk orang yang demokratis dalam hal apapun, jadi saya tidak dapat memutuskan hal apapun sesuai dengan kehendak saya, pasti saya akan konsultasikan dulu kepada istri saya. Begitu juga istri saya karena kita satu tujuan mencapai yang terbaik bagi keluarga kita (Sulaiman bin Salim Idrus Al-Jufri/29 Tahun)
anggotanya, juga dirasakan lengkap oleh anggotanya terutama anakanaknya. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan perlu diimbangi dengan kualitas
dan
intensitas hubungan sehingga
ketidakadaan ayah atau ibu di rumah tetap dirasakan kehadirannya dan dihayati secara psikologis. Ini diperlukan agar pengaruh, arahan, bimbingan, dan sistem nilai yang direalisasikan orang tua senantiasa tetap dihormati, mewarnai sikap dan pola perilaku anak-anaknya (Soelaeman, 2001). Dengan perkataan lain, setiap tindakan pendidikan yang diupayakan orang tua harus senantiasa dipertautkan dengan dunia anak. Dengan demikian, setiap peristiwa yang terjadi tidak boleh dilihat sepihak dari sudut pendidik, tetapi harus dipandang sebagai dalam situasi pendidikan. Di samping itu, orang tua perlu mendasarkan diri dalam sikap saling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 mempercayai
dalam
membantu
anak
untuk
memiliki
dan
mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Atas dasar sikap saling mempercayai
ini,
mereka
akan
merasa
memiliki
kebebasan
berkreativitas guna mengembangkan diri masing-masing
b. Penerima Menolak Pesan Komunikator Setiap manusia bebas membuat pilihan yang terbaik bagi diri pribadi sehingga terhindar dari kesengsaraan, keterasingan, kebosanan, kecemasan,
rasa
bersalah,
dan
penderitaan-penderitaan
lain.
Penderitaan-penderitaan akan hilang apabila manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan sehingga timbul rasa kepuasan dan hidup menjadi penuh makna. Masalah yang biasanya kurang sejalan dengan istri saya paling yang sepele misal masalah pakaian saat akan pergi jalan-jalan , saya maunya pakaian santai tapi istri saya maunya yang agak formil itu aja tapi itu tidak menjadi masalah buat kita berdua (Haidar S. Sungkar/47Tahun). Konflik interpersonal merupakan konflik antar individu, dan konflik dalam diri individu disebut konflik pribadi. Konflik pribadi melibatkan ketidaksesuaian emosi bagi individu dengan individu lain mengenai sifat, intelektual, kepentingan, dan tujuan atau nilai-nilai yang berbeda dengan individu lain. Konflik pribadi individu melibatkan individu untuk mengatasi konflik yang ditemui, dan menyelesaikan konflik dengan baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 Kita musyawarahkan yang terbaik bagaimana, semuakan begitu. Kita elesaikan saat itu juga tetapi lihat juga kondisinya apakah mungkin atau tidak. Dirumah paling sering karena menurut saya tempat yang paling aman juga tidak dapat didengar orang lain juga sehingga benar-benar hanya kita berdua yang tau. Untuk masalah yang bertentangan dengan istri hampir tidak ada karena menurut istri saya keputusan yang saya ambil adalah keputusan yang tepat (Alwi Hasan/70 Tahun). Gap interpersonal ini berkaitan erat dengan komunikasi sebagai problem yang utama. Satu faktor yang membuat gap interpersonal menjadi lebih kompleks adalah penggunaan strategi komunikasi yang digunakan tidak memadai saat melakukan komunikasi dengan orang lain, yaitu saat memberikan perhatian atau tidak dalam memberi tanggapan pembicaraan orang lain.
3. Persoalan yang Sering Menjadi Perdebatan
a. Persoalan Pekerjaan Sebagai pasangan, suami membutuhkan bantuan dan dukungan dari isteri untuk meringankan beban kerja suami. Oleh sebab itu, di saat tertentu suami akan membicarakan masalah pekerjaan yang dihadapi dengan isterinya. Semuanya kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri. Kadang dirumah kadang saat kita jalan bersama keluarga ataupun pada saat jalan kita berdua saja (Amad Amir Abdad/35 Tahun). Persoalan-persoalan yang cenderung diperdebatkan. Hingga saat ini pasutri tidak menemukan permasalahan yang diperdebatkan karena mereka sepakat untuk berdiskusi dahulu sebelum
commit to user
mengambil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 keputusan. Sang istri juga sering menceritakan tentang pekerjaannya, sekolah anak dan rumah tangga agar sang suami dapat memberikan masukan kepadanya sehingga permasalahan yang ada pada sang istri, suami menjadi tahu dan dapat terselesaikan secara bersama. Masalah kerja yang paling sering saya bicarakan kepada istri saya karena dia baru akan masuk sekolah. biasanya langsung saya selesaikan karena kalau tidak permasalah yang dulu-dulunya pasti akan diungkit kembali makanya pasti langsung saya selesaikan entah malam hari menjelang tidur atau pagi hari akan berangkat kerja. Saya kan mempunyai hobi mancing tapi istri saya kurang mendukung bagi saya kan memancing itu hiburan tapi permasalah itu tidak terlalu menjadi permasalahan yang berat untuk saya dan istri saya.
b. Persoalan Anak-anak Anak perlu diasuh karena mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri dan tuntutan tersendiri. Pengasuhan anak perlu disesuaikan dengan tahapan perkembangan tersebut. Perkembangan anak dipengaruhi faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Anak membutuhkan orang lain yang akan membantu perkembangan keseluruhan dirinya, sekalipun anak juga tergantung pada fase perkembangannya. Artinya, ada fase dimana anak tergantung sepenuhnya pada orang lain, misalnya bayi yang baru lahir. Sebaliknya, ada fase dimana anak dapat melepaskan sebagian besar ketergantungannya. Tanpa orang lain yang membantu perkembangan anak, maka anak mungkin masih dapat mengembangkan sesuatu dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 dirinya, namun satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa anak yang berkembang tanpa bantuan orang lainnya akan kehilangan hakikat kemanusiaan dan kesosialannya. Masalah yang sering diperdebatkan hanya permasalahan yang tidak begitu penting hanya perbedaan dalam mengenakan pakaian saat akan pergi bersama. Sang istri berkeinginan mengenakan pakaian formil sedang sang suami mengenakan pakaian santai. Tetapi itu tidak akan menjadikan masalah sang suami dan istrinya. Segala hal pasti saya ceritakan mulai dari pekerjaan, sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya. diselesaikan dengan cara baik-baik tentunya tanpa ada yang merasa disakiti, kiat dalam berumah tangga harus sama-sama dirasakan, susah senang kita rasakan bersama. Sebisa mungkin saat itu juga dari pada berlarut-larut terus permasahan menjadi menumpuk. Dalam menyelesaikan biasanya waktu-waktu santai, setelah makan malam bersama atau pun saat jalan berdua. Untuk saat ini saya dan istri tetap sejalan tidak ada pertentangan antara kami berdua, kuncinya diskusi dahulu sebelum mengambil keputusan tidak sepihak saja yang memutuskan. Persoalan-persoalan yang cenderung diperdebatkan. Sampai sekarang pasutri ini hanya mendapatkan persoalan-persoalan yang sederhana saja artinya tidak begitu berat dan dapat diatasi oleh mereka berdua dengan jalan berdialog antara keduanya sampai mendapatkan titik temu permasalahan yang terjadi. Keluarga yang bahagia itu adalah keluarga yang jauh dari pertengkaran tidak sedikit-dikit ribut karena permasalah yang sebenarnya sepele dan mudah untuk diselesaikan, tujuan dari anggota keluarga sejalan, mensyukuri atas yang diberikan Allah kepada kita, dapat mengatur keuangan pendapatan dengan pengeluaran dan sayang kepada semuanya. Iya karena keluarga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 saya tidak pernah terjadi masalah dengan sesama anggota keluarga sampai saat ini perhatian dan kasih sayang terjalin pada semuanya. Persoalan-persoalan yang cenderung diperdebatkan. Sampai sekarang sang suami tidak mempunyai permasalahan dengan sang istri yang sangat serius karena setiap ada permasalahan sang suami mengajak berdiskusi terlebih dahulu oleh istrinya. Dia juga tidak suka menunda-nunda dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Kami selalu berusaha menyelesaikan dengan saling mengerti satu sama lainnya tanpa ada yang ditutup-tutupi, klu istri marah kita harus tau keadaannya, masalahnya apa, duduk permasalahanya apa, kalau kita beri masukan harus saling mengerti, saat kita berdua santai misal pergi berdua kemana atau saat libur dirumah, masalah yang biasanya kurang sejalan dengan istri saya paling yang sepele misal masalah pakaian saat akan pergi jalan-jalan , saya maunya pakaian santai tapi istri saya maunya yang agak formil itu aja tapi itu tidak menjadi masalah buat kita berdua. Pelajaran pertama diperoleh anak dari keluarga. Keluarga merupakan primary group bagi anak yang pertama-tama mendidiknya dan merupakan lingkungan sosial pertama dimana anak berkembang sebagai mahluk sosial. Di dalam keluarga anak akan memperoleh bekal yang memungkinkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang baik kelak.
C. Analisis Data Berdasarkan data-data yang diperoleh dapat diketahui pola komunikasi pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 persamaan dan ada perbedaan. Persamaan dan perbedaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persamaan Ada kecenderungan persamaan lebih banyak terjadi dibandingkan perbedaannya pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa. Persamaan-persamaan pola komunikasi pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa, sebagai berikut: a. Topik permasalahan Persamaan topik permasalahan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam keluarga, yaitu permasalahan tentang anak dan pekerjaan. Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, kesibukan orang tua yang sangat padat dengan dalih untuk mencari penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup, membuat komunikasi antara orang tua dan anak sangat sulit untuk terjalin. Padatnya jadwal bekerja orang tua membuat setiap anak tidak memiliki lagi waktu untuk
bersama-sama
dengan
orang
tuanya.
Padahal
waktu
kebersamaan antara orang tua dan anak sangatlah penting untuk selalu dikembangkan dan dijaga kualitasnya. Jika kita mengharapkan anakanak kita mampu untuk belajar tanpa harus disuruh, tentunya pada awalnya membutuhkan dorongan dan bimbingan orang tua. Suatu hal yang mustahil dapat dicapai oleh orang tua jika mereka mengharapkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 anak-anaknya dapat belajar dengan sendirinya tanpa dimulai dengan adanya dukungan orang tua. Di sinilah peran orang tua untuk dapat mengembangkan kemampuan anak untuk mulai mencoba menentukan nilai yang ingin diperolehnya, merencanakan untuk membuat jadwal pelajaran, mampu membagi waktu antara belajar dan bermain, mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasinya di sekolah. Oleh karena itu dituntut perhatian dari orang tua masing-masing sehingga anak mampu mencapai keberhasilan prestasi yang optimal. Keluarga merupakan tempat bagi anak untuk memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang yang berhasil di masyarakat. Di dalam lingkungan keluarga yang menerapkan disiplin, anak akan memperoleh dasar untuk mulai mengembangkan sikap sosial dan kebiasaan berperilaku. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat berperan besar ikut dalam
menentukan
kesejahteraan
masyarakat.
Keluarga,
besar
pengaruhnya terhadap suasana psikis pada anggotanya. Selain itu keluarga juga merupakan wadah berfungsi sebagai pengawasan, sosial, pendidikan, keagamaan, perlindungan dan rekreasi terhadap para anggotanya. Hubungan antar anggota keluarga harus dipupuk dan dipelihara dengan baik. Hubungan yang baik, kesatuan sikap ayah dan ibu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 merupakan jalinan yang memberikan rasa aman bagi anak-anak. Hubungan yang serasi ayah-ibu memberi rasa tenang dan keteladanan bagi anak dan keluarga yang dibentuk, anggota keluarga tidak terombang-ambingkan
dan
merasa
aman
sehingga
terjalin
kesinambungan anak dalam komunikasi dengan orang tua. Segala hal pasti saya ceritakan mulai sekolah anak, rumah tangga atau pun masalah-masalah yang lainnya (M. Abdullah Sungkar (41th). Masalah anak yang dibicarakan oleh M. Abdullah Sungkar merupakan masalah utama yang perlu dibicarakan antara dirinya dengan isterinya. Selain masalah anak-anak, pasangan suami isteri juga membicarakan tentang masalah pekerjaan. Manusia atau individu dalam kehidupannya selalu memerlukan bermacam-macam kebutuhan. Kebutuhan manusia dibedakan menjadi dua, yaitu kebutuhan jasmaniah dan rohaniah. Kebutuhan jasmaniah adalah kebutuhan yang dapat dilihat dengan pancaindra, seperti pangan, sandang, dan papan. Sedangkan kebutuhan rohaniah adalah kebutuhan yang hanya dapat dirasakan oleh jiwa atau rohani, seperti rasa senang, bangga, sedih, dan sebagainya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi oleh manusia jika ada kemauan dan kemampuan. Kemauan yang kuat akan memberikan
warna yang kuat dari dalam
individu terhadap
keberhasilan dalam mencapai cita-cita. Secara keseluruhan tingkah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 laku manusia dituntut untuk mencapai kemajuan dan mewujudkan diri sendiri di dalam dunianya. Demikian juga dalam usaha mendapatkan pekerjaan, supaya manusia bekerja sesuai dengan tuntutan kebutuhan, maka harus ada integrasi antara tujuan dan kemauan. Adanya tujuan dan kemauan dalam diri individu akan memotivasi seseorang untuk meningkatkan pekerjaan sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam pekerjaan. Bekerja adalah melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh individu yang bersangkutan. Tujuan orang bekerja adalah untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang berupah dan dipergunakan untuk menggantungkan hidupnya Semuanya kadang dari sekolah anak, pekerjaan, orang tua begitu juga dengan istri saya sendiri. Kadang dirumah kadang saat kita jalan bersama keluarga ataupun pada saat jalan kita berdua saja (Amad Amir Abdad/35 Tahun). Persoalan-persoalan yang cenderung diperdebatkan. Hingga saat ini pasutri tidak menemukan permasalahan yang diperdebatkan karena mereka sepakat untuk berdiskusi dahulu sebelum mengambil keputusan. Sang istri juga sering menceritakan tentang pekerjaannya, sekolah anak dan rumah tangga agar sang suami dapat memberikan masukan kepadanya sehingga permasalahan yang ada pada sang istri, suami menjadi tahu dan dapat terselesaikan secara bersama. b. Cara menyelesaikan masalah Cara menyelesaikan masalah yang ditemui oleh pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa dapat diketahui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 melalui umpan balik komunikasi yang terjadi pada pasangan tersebut. Umpan
balik
dapat
bermacam-macam
bentuk,
seperti
hasil
pelaksanaan suatu tugas atau kegiatan yang diberikan oleh orang tua dijalankan oleh anak dengan baik, laporan, sikap yang timbul akibat komunikasi,
pertanyaan,
reaksi,
dan
sebagainya.
Komunikasi
dikatakan berhasil apabila sikap dan tingkah laku orang lain sesuai dengan keinginan atau harapan komunikator. Dalam kasus komunikasi tatap muka, umpan balik lebih mudah diterima. Komunikator dapat mengetahui secara langsung apakah serangkaian pesan itu dapat diterima oleh komunikan atau tidak. Komunikatorpun dapat mengatakan sesuatu secara langsung jika dia melihat komunikan kurang memberikan
perhatian atas pesan yang
sedang disampaikan. Reaksi-reaksi verbal dapat diungkapkan secara langsung oleh komunikan melalui kata-kata menerima, mengerti bahkan mungkin menolak pesan, sebaliknya reaksi pesan dapat dinyatakan dengan pesan non verbal seperti menganggukkan kepala individu setuju dan menggelengkan kepala sebagai ungkapan tidak setuju. Komunikasi pasangan suami isteri etnis Arab dengan etnis Arab dan etnis Arab dengan etnis Jawa dapat terjalin harmonis karena adanya simpati dan empati pada pasangan. Simpati adalah perasaan tertariknya orang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul berdasarkan atas penilaian perasaan akan ketertarikan pada orang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 Dorongan utama simpati adalah ingin mengerti dan ingin bekerja sama dengan pihak lain. Adapun empati merupakan kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya ke dalam peranan orang lain. Antara komunikator dan penerima tidak ada rasa empati, maka ada kemungkinan besar komunikasi yang terjalin tidak berjalan efektif. Rasa simpati dan empati memiliki hubungan yang erat. Ketertarikan seseorang terhadap orang lain akan mendorong orang yang bersangkutan dapat memproyeksikan dirinya ke dalam peranan orang lain sehingga komunikasi dapat berjalan efektif. Kebalikannya, rasa simpati dan empati tidak dimiliki antara komunikator dan penerima menimbulkan jurang pemisah yang membuat komunikasi tidak berjalan efektif. Iya, karena suami dan istri adalah pasangan yang berarti kedudukannya sejajar bukan merupakan atasan atau bawahan. Sikap istri menerima begitu juga dengan saya kenapa tidak kalau pun kritik itu menjadikan kita lebih baik (W4/Amad Amir Abdad/35 Tahun). Rasa simpatik pasangan membuat pasangan lainnya dapat menerima apa yang diutarakan oleh suami atau isteri sehingga hubungan suami isteri dalam menyelesaikan permasalahan dapat saling memberi dan menerima. Saling mengisi, saling keterbukaan intinya saling take and give segala sesuatunya dibicarakan bersama jadi akan lebih transparan dan klu hubungannya dengan anak kita bicarakan kepada anak juga. Terbuka aja dengan istri apa adanya itu aja (W/5Sidiq Permana S.Pd./48Tahun).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 Sikap saling memberi dan menerima juga terjadi pada keluarga Abdullah Sungkar sehingga pasang tersebut dapat saling memotivasi untuk menyelesaikan masalah keluarga. Iya, tentunya agar kami dapat bersemangat lagi dapat mengambil sikap tidak ada rasa minder ataupun merasa bersalah, dan berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan. Sikapnya mau menerima saran dari saya karena saya selalu memotivasi kepada istri dan anak-anak saya agar semangat tetap ada pada dirinya. Istri saya juga setiap mengambil keputusan pastinya meminta pertimbangan kepada saya agar dia juga tidak keliru dengan keputusannya sendiri (W7/M. Abdullah Sungkar/41Tahun). Biasanya isteri yang lebih sering meminta suami untuk memberi masukan atau kritikan. Hal ini dapat terjadi karena isteri bersikap bahwa suami adalah kepala keluarga yang berhak untuk mengambil setiap keputusan sehubungan dengan keluarga. Iya, terutama istri saya yang selalu meminta pendapat atau masukan dari saya, tertermasuk juga orang yang tidak mudah menyerah rasa ingin tahunya sangat besar sekali, terutama dalam hal bisnis kain yang dia jalankan. Yang pasti sangat menerima sekali dengan apa yang saya ceritakan kepadanya, kadang juga memberikan pendapatnya atau saran-saran kepada saya (W8/Haidar S. Sungkar/47Tahun). Iya, karena enggan seperti itu kita dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang kita miliki. Sikap istri saya ketika saya berikan saran ataupun kritik kepadanya adalah mendengarkan apa yang saya utarakan kepadanya, mau nerima kalau pun saran yang saya berikan sependapat dengan dia Kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat. Perbedaan terletak pada kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna dari pada kebudayaan yang lainnya. Kebudayaan juga memiliki fungsi yang sangat besar bagi masyarakat. Kebudayaan mengatur agar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikap kalau mereka berhubungan dengan yang lainnya. Masyarakat, kebudayaan kepribadian dan pribadi individu termasuk perilakunya memiliki pengaruh timbal balik. Dalam
komunikasi
penerima
memahami
pesan
yang
disampaikan komunikan sehingga menimbulkan tanggapan bagi penerima atas informasi atau pesan yang disampaikan oleh komunikan. Iya, karena saya dan istri saya pasti ada kekurangan apalagi kita sebagai manusia tak lepas dari kesalahan. Apalagi pernikahan kan dari dua insan yang berbeda digabungkan menjadi satu itu perlu memerlukan adaptasi yang tidak sebentar agar tujuan dari pernikahan kita berdua sejalan dan selaras. Misalnya dari hal yang terkecil penginnya istrinya bagaimana dan begitu juga sebaliknya penginnya suaminya bagaimana. Walaupun kadang ada hal-hal tidak disukai istri terhadap apa yang saya lakukan, pasti saya akan menerima kritik dan saran dari istri saya dengan terbuka (Munik Abud Abdul Aziz/29 Tahun). Iya kita saling terbuka apalagi memberikan kritik yang membangun agar kita menjadi lebih maju kenapa tidak, agar sama-sama tercipta satu dengan yang lainnya dan tidak perlu sampai keluar masalah yang ada didalam keluarga kita, ketika saya berikan saran atau kritik dia selalu mengikuti apa yang saya bilang semisal tidak sejalan dengan kehendaknya dia pasti juga akan mengatakannya kepada saya. Saling percaya, perhatian, dan yang paling penting jangan pernah ada orang lain yang ikut campur dalam urusan rumah tangga kita. Komunikasi yang terbuka aja tanpa ada yang ditutup-tutupi (Alwi Hasan/70 Tahun). Suami yang berketurunan Arab yang bernama Munik abud aziz yang berumur 29 tahun yang telah menikah selama 9 bulan dengan wanita Arab. Awal mula mereka berkenalan, yaitu sama-sama bersekolah disalah satu sekolah swasta dikota Solo sampai akhirnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 menuju kepernikahan. Mereka mempunyai prinsip yang sama kenapa menikah sesama etnis Arab yaitu agar keturunan mereka yang tinggal di negara ini tidak hilang. Kecenderungan dominan memberikan masukan Pasutri ini sama-sama memberikan masukan jika salah satu mempunyai masalah. Bahkan mereka bersama-sama memecahkan masalah itu secara bersama. Pasutri ini saling mengutarakan isi hatinya atau curhat setiap mempunyai suatu masalah, karena dapat mengurangi beban pikiran. Didalam keluarga saya, saya serahkan kepada istri saya walaupun kadang istri masih meminta pertimbangan kepada saya dalam memutuskan sesuatu. ada beberapa mengapa keputusan saya berikan kepada istri saya karena waktu dirumah kebanyakan istri saya, kedua istri saya lebih mempunyai ide-ide kreatif dibanding dengan saya dalam hal apapun, ketiga saya tidak bisa fokus ketika ada masalah dengan kerjaan dengan masalah keluarga. Ketika ada ketidak cocokan dalam pengambilan keputusan maka saya akan mengatakan kepada istri dengan alasan yang jelas supaya istri juga bisa mempertimbangkan dengan keputusannya itu. Suami yang berketurunan Arab yang bernama Alwi hasan yang berumur 70 tahun yang telah menikah selama 28 tahun dengan wanita Arab.
Mereka
menikah
karena
orang
tua
pihak
perempuan
menjodohkan dengan pihak laki-laki. Atas dasar itu mereka menikah dan sang suami juga menyetujuinya artinya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Sang suami menikahinya mempunyai tujuan yaitu, agar keturunannya tetap ada dan ingin menjadikan keturunannya yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 Kecenderungan
dominan
memberikan
masukan.
Sampai
sekarang mereka berdua sama-sama memberikan masukan yang sifatnya membangun agar ketika mempunyai suatu masalah mudah untuk terselesaikan. Berbagai masalah telah mereka hadapi mulai dari masalah pekerjaan, anak, hingga masalah yang terdapat dalam keluarganya. Suami, sebab istri adalah bawahnya orang laki dari pribahasa presidennya rumah tangga jadi perempuan harus tunduk pada mengajarkan begitu kan sekarang orang perempuan ibu itu punya sumpah atau nyumpahi orang itu bahaya sekali tapi sumpahnya bapak gak ya bapak luar biasa hebatnya. Jika keputusan itu bertentangan dengan yang lain kita akan mencari jalan keluarnya kembali sampai mencapai keputusan yang dikehendaki bersama. Suami yang berketurunan Arab yang bernama Alwi hasan yang berumur 70 tahun yang telah menikah selama 28 tahun dengan wanita Arab.
Mereka
menikah
karena
orang
tua
pihak
perempuan
menjodohkan dengan pihak laki-laki. Atas dasar itu mereka menikah dan sang suami juga menyetujuinya artinya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Sang suami menikahinya mempunyai tujuan yaitu, agar keturunannya tetap ada dan ingin menjadikan keturunannya yang lebih baik. Kecenderungan
dominan
memberikan
masukan.
Sampai
sekarang mereka berdua sama-sama memberikan masukan yang sifatnya membangun agar ketika mempunyai suatu masalah mudah untuk terselesaikan. Berbagai masalah telah mereka hadapi mulai dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 masalah pekerjaan, anak, hingga masalah yang terdapat dalam keluarganya. Keduanya-duanya baik suami ataupun istri berperan sama dalam memberikan keputusan, meskipun keputusan terakhir ditangan suami sebagai kepala keluarga. Karena suami istri merupakan pasangan atau patner, kedudukan sejajar tapi suami sebagai kepala keluarga yang akan menetapkan keputusan final yang berarti sudah disetujui juga oleh sang istri. Akan didiskusikan kembali sampai semua merasa tidak ada yang dirugikan. Suami yang berketurunan Arab yang bernama Munik abud aziz yang berumur 29 tahun yang telah menikah selama 9 bulan dengan wanita Arab. Awal mula mereka berkenalan, yaitu sama-sama bersekolah disalah satu sekolah swasta dikota Solo sampai akhirnya menuju kepernikahan. Mereka mempunyai prinsip yang sama kenapa menikah sesama etnis Arab yaitu agar keturunan mereka yang tinggal di negara ini tidak hilang. Kecenderungan dominan memberikan masukan. Pasutri ini sama-sama memberikan masukan jika salah satu mempunyai masalah. Bahkan mereka bersama-sama memecahkan masalah itu secara bersama. Pasutri ini saling mengutarakan isi hatinya atau curhat setiap mempunyai suatu masalah, karena dapat mengurangi beban pikiran. Keduanya-duanya baik suami ataupun istri berperan sama dalam memberikan keputusan, meskipun keputusan terakhir ditangan suami sebagai kepala keluarga. Karena suami istri merupakan pasangan atau patner, kedudukan sejajar tapi suami sebagai kepala keluarga yang akan menetapkan keputusan final yang berarti sudah disetujui juga oleh sang istri. Akan didiskusikan kembali sampai semua merasa tidak ada yang dirugikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 Suami keturunan Arab yang bernama Sulaiman bin Salim Idrus berumur 29 tahun dan telah menikah selama 2 tahun dengan wanita Jawa. Memilih tidak menikah dengan sesama Arab karena menurutnya menikah dengan orang Jawa tidak sulit menikah dengan keturunan Arab, maksudnya tata cara pernikahan, mulai dari lamaran hingga upacara pernikahannya serta biaya yang harus dikeluarkan untuk kelangsungan acara. Selain itu, istrinya merupakan wanita Jawa yang sederhana dan mau menerima apa adanya. Kecenderungan dominan memberikan masukan. Pasutri saling memberikan masukan satu dengan yang lainnya, bila yang satu berkeluh kesah yang lain mendengarkan dan memberi masukan begitu saja sebaliknya. Sikap sama-sama saling terbuka untuk bercerita mengenai kegiatan yang berjalan setiap harinya agar satu sama lain dapat mengetahui permasalahan apa yang sedang dialami masingmasing dan untuk meminimalisir terjadinya masalah. Menurutnya, ia dan istri saling menerima apabila ada masalah dan kritik atau saran yang sama-sama diberikan karena kritikan tersebut dapat memotivasi mereka dalam hal apapun. Tidak dominan saya sebagai suami tidak harus dominan jadi kalau menentukan suatu apapun kami saling bersama dalam arti untuk masa depan anak, untuk sekolah, untuk apapun misalnya contoh membeli kendaraan misalnya kelebihannya honda seperti ini dan yamaha seperti ini baru kita mengambil kesepakatan jadi musyawarah dulu dipertimbangkan baik buruknya untung ruginya dan sebagainya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 Suami keturunan Arab yang bernama M. Abdullah Sungkar yang berumur 41 tahun yang telah menikah selama 13 tahun dengan wanita Jawa. Memilih tidak menikah dengan sesama Arab karena menurutnya orang Jawa lebih sopan dalam arti lebih menghormati suaminya dari pada wanita keturunan Arab. Misalnya dalam memanggil suaminya kebanyakan wanita keturunan Arab langsung memanggil namanya tidak memakai mas, ayah, ataupun abi. Menurutnya wanita Jawa mudah diatur dari pada wanita Arab Kecenderungan dominan memberikan masukan. Pasutri saling memberikan masukan, tidak ada yang lebih dominan antara satu dengan yang lain walaupun menurut sang suami, istrinya adalah orang
istri kesempatan untuk berpendapat dan memberikan masukan dalam rumah tangganya. Bisa saya bisa juga istri saya. Saya termasuk orang yang demokratis dalam hal apapun, jadi saya tidak dapat memutuskan hal apapun sesuai dengan kehendak saya, pasti saya akan konsultasikan dulu kepada istri saya. Begitu juga istri saya karena kita satu tujuan mencapai yang terbaik bagi keluarga kita. Suami berketurunan Arab yang bernama Haidar S. Sungkar yang berumur 47 tahun yang telah menikah selama 4 tahun dengan wanita Jawa. Ia memilih wanita Jawa karena rumah orang tuanya yang saling berdekatan dengan rumah orang tua sang istri. Dalam bahasa
memilih tetangganya untuk dijadikan istri. Walaupun berbeda etnis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 dengan suaminya pemikirannya bisa sejalan dan merasa cocok dengan sang istri. Itu yang membuat salah satu alasan mengapa ia memilihnya. Kecenderungan dominan memberikan masukan. Pasutri saling memberikan masukan, ketika ada masalah harus diselesaikan secara
menyelesaikannya juga saling mengerti satu sama lain tanpa ada yang harus ditutup-tutupi. Jika sang istri marah, suami juga harus tahu keadaannya duduk permasalahan apa. Ketika suami memberikan saran atau masukan kepada istrinya sikap sang istri mau mendengarkan dan mau menerimanya. Keputusan ada ditangan kita bersama, artinya saya tidak bisa memutuskan sendiri, ya kalau yang lainnya setuju, klu tidak kan malah akan menjadi beban untuk yang lain. Jadi setiap apapun harus dibicarakan dengan keluarga terutama kepada istri terlebih dahulu.
Sungkar yang berumur 39 tahun yang telah menikah selama 10 tahun dengan wanita Jawa. Ia memilih wanita Jawa karena sejak kecil ia bertempat tinggal yang mayoritas penduduk berketurunan Jawa sehingga ia tahu sifat-sifatnya wanita Jawa. Keluarga besarnya juga menyetujui pernikahan mereka walaupun dari latar belakang yang berbeda. Menurut pendapat Johnson dan Johnson (dalam Riyanti, 2000) mengungkapkan bahwa dukungan keluarga meningkatkan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 1) Produktivitas melalui peningkatan motivasi, kualitas penalaran, kepuasan belajar dan mengurangi dampak stress dalam belajar. 2) Kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri melalui perasaan memiliki, kejelasan identitas diri, peningkatan harga diri, mengurangi stress dan penyediaan sunber yang dibutuhkan. 3) Kesehatan fisik, individu tidak mudah terserang penyakit. 4) Manajemen reaksi stres melalui perhatian, informasi dan umpan balik yang diperlukan untuk melakukan coping terhadap stres. 2. Perbedaan Perbedaan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa dalam komunikasi yaitu perbedaan dalam menyelesaikan.
Pasangan
kecenderungan
suami
suami
isteri
mempunyai
Arab
peran
dengan dalam
Arab
ada
memutuskan
permasalahan. Sedangkan pasangan suami isteri Arab dengan Jawa ada kecenderungan untuk menyesaikan masalah dengan cara musyawarah. Suami, sebab istri adalah bawahnya orang laki dari pribahasa arab puan presidennya islam juga mengajarkan begitu kan sekarang orang perempuan ibu itu punya sumpah atau nyumpahi orang itu bahaya sekali tapi biasa hebatnya. Jika keputusan itu bertentangan dengan yang lain kita akan mencari jalan keluarnya kembali samapi mencapai keputusan yang dikehendaki bersama (W4/Amad Amir Abdad/35 Tahun). Didalam keluarga saya, saya serahkan kepada istri saya walaupun kadang istri masih meminta pertimbangan kepada saya dalam memutuskan sesuatu. ada beberapa mengapa keputusan saya berikan kepada istri saya karena waktu dirumah kebanyakan istri saya, kedua istri saya lebih mempunyai ide-ide kreatif dibanding
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 dengan saya dalam hal apapun, ketiga saya tidak bisa fokus ketika ada masalah dengan kerjaan dengan masalah keluarga. Ketika ada ketidak cocokan dalam pengambilan keputusan maka saya akan mengatakan kepada istri dengan alasan yang jelas supaya istri juga bisa mempertimbangkan dengan keputusannya itu (W/5Sidiq Permana S.Pd./48Tahun). Setiap manusia adalah satu kepribadian secara keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi, yang menunjukkan eksistensi, manusia memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau wujud dari keberadaanya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya itu. Setiap manusia bebas membuat pilihan yang terbaik bagi diri pribadi sehingga terhindar dari kesengsaraan, keterasingan, kebosanan, kecemasan, rasa bersalah, dan penderitaan-penderitaan lain. Penderitaan-penderitaan akan hilang apabila manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan sehingga timbul rasa kepuasan dan hidup menjadi penuh makna. Tingkah laku seorang individu dipengaruhi oleh kebebasan pilihan tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan. Agar dalam hubungan antara individu dengan lingkungan dapat berjalan lancar perlu adanya keseimbangan antara jiwa dan raga dalam kehidupannya. Hal ini dapat tercapai apabila dalam tindakan manusia dapat mencapai tujuan hidup yang diinginkan tanpa melanggar larangan-larangan sosial dalam kehidupan masyarakat. Salah satu tipe konflik adalah konflik interpersonal. Konflik interpersonal merupakan konflik antarindividu, dan konflik dalam diri individu
disebut
konflik
pribadi.
commit to user
Konflik
pribadi
melibatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 ketidaksesuaian emosi bagi individu dengan individu lain mengenai sifat, intelektual, kepentingan, dan tujuan atau nilai-nilai yang berbeda dengan individu lain. Konflik pribadi individu melibatkan individu untuk mengatasi konflik yang ditemui, dan menyelesaikan konflik dengan baik (Hendricks, 2004). Dengan demikian, yang dimaksud dengan konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan ketidaksesuaian emosi bagi individu dengan individu lain mengenai sifat, intelektual, kepentingan, dan tujuan atau nilai-nilai yang berbeda dengan individu lain. Konflik dalam pribadi seseorang membawa akibat pada diri sendiri, orang yang mempunyai konflik akan mengalami gangguan dalam mengembangkan potensi dan kebebasan, yang membuat diri merasa sengsara, terasing, bosan, cemas, rasa bersalah, dan penderitaan-penderitaan lain. Candra (1992) berpendapat bahwa faktor-faktor konflik yang terjadi dalam diri pribadi individu adalah: a. Faktor ketegangan yang diekspresikan, setiap pribadi yang dalam dirinya menyadari
akan
ketidakmampuan
dalam menghadapi
permasalahan yang ditemui akan timbul ketegangan dan ketegangan tersebut diekspresikan dalam wujud perilaku sehingga orang lain dapat melihat ketegangan yang terjadi dalam individu tersebut. b. Pemenuhan kebutuhan yang berbeda, setiap manusia atau individu dalam pemenuhan kebutuhan berbeda dengan individu lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 Perbedaan yang tidak ditoleransi dapat menimbulkan konflik antarindividu. c. Adanya hambatan dalam mencapai tujuan, hambatan yang ditemui saat melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan merupakan konflik yang harus diselesaikan oleh individu. d. Adanya saling ketergantungan antara pribadi satu dengan lainnya, ketergantungan pada orang lain lama-lama akan menimbulkan konflik, sebab di saat orang yang menjadi gantungan tidak ada maka orang yang bersangkutan akan menemui konflik untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang dilakukan. Masalah dalam lingkungan kerja selalu melekat erat dalam jalinan kehidupan. Manusia selalu berjuang dengan masalah. Hendricks (2004) berpendapat bahwa masalah bersumber dari perbedaan-perbedaan sikap, pindividungan, dan pemikiran antara individu satu dengan individu lainnya. Priyambodo (2004) masalah adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok dalam satu organisasi. Salah satu masalah tersebut adalah masalah antar individu atau antarpersonal dalam organisasi
yang
sama
disebabkan
adanya
perbedaan-perbedaan
kepribadian. Masalah (conflict) adalah suatu kekurangan atau deprivasi dalam kebutuhan dasar manusia yang sudah berada dalam taraf tidak bisa di negosiasikan. Masalah identitas menurut Burton merupakan kebutuhan yang tidak dapat di negosiasikan karena identitas merupakan hal yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 bersifat mendasar. Untuk melakukan resolusi masalah maka yang harus diupayakan pertama kali adalah terciptanya kondisi yang memungkinkan pihak-pihak yang bermasalah untuk saling memenuhi kebutuhankebutuhannya secara konstruktif. Untuk mengurangi timbulnya kekerasan dan masalah terbuka Burton mengusulkan dilakukannya langkah
secara lebih proaktif mempromosikan lingkungan yang positif untuk memungkinkan masyarakat secara konstruktif memenuhi kebutuhankebutuhannya (Sodik, dkk., 2006). Keberadaan
masalah
dalam
suatu
organisasi
tidak
dapat
dihindarkan, dengan kata lain bahwa masalah selalu hadir dan tidak dapat dielakkan. Masalah sering muncul dan terjadi pada setiap kehidupan. Chung dan Megginson (dalam Kristiato, 2001) menjelaskan masalah sebagai perjuangan antar kebutuhan, keinginan, gagasan, kepentingan ataupun orang yang saling bertentangan. Masalah timbul karena ketidaksesuaian dalam: sasaran, nilai, pikiran, perasaan, dan perilaku. Mitchell, (dalam Kristiato, 2001) menjelaskan bahwa masalah atau pertentangan pada kondisi tertentu mampu mengidentifikasi sebuah proses pengelolaan lingkungan dan sumber daya yang tidak berjalan secara efektif, mempertajam gagasan, bahkan dapat menjelaskan kesalah pahaman. Setiap masalah yang terjadi akan membawa dampak atau akibat bagi pihak yang terlibat dalam masalah. Dampak atau akibat adanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 masalah dalam perusahaan atau organisasi oleh Candra (1992) dibedakan atas dampak positif dan dampak negatif. Dampak postif dan negatif tersebut antara lain: a. Dampak positif 1) Menimbulkan kemampuan mengoreksi diri sendiri. 2) Meningkatkan prestasi. 3) Pendekatan yang lebih baik. 4) Mengembangkan alternatif yang lebih baik. b. Dampak negatif 1) Subjektif dan emosional. 2) Sikap apriori (sikap menganggap pihak lain selalu salah). 3) Saling menjatuhkan. 4) Frustasi. Beach dan Connolly (dalam Ardiyanti dan Priambodo, 2005) berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan bagian dari suatu peristiwa yang meliputi diagnosa, seleksi tindakan, dan implementasi. Definisi lain tentang pengambilan keputusan juga dikemukakan oleh Nigro (Ardiyanti dan Priambodo, 2005) bahwa keputusan ialah pilihan sadar dan teliti terhadap salah satu alternatif yang memungkinkan dalam suatu posisi tertentu untuk merealisasikan tujuan yang diharapkan. Moordiningsih dan Faturochman (2000) berpendapat bahwa pengambilan keputusan dalam pemahaman luas, dapat disamakan dengan pemecahan masalah (problem solving). Pengambilan keputusan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 definisi lebih sempit dinyatakan sebagai kegiatan-kegiatan internal (mental) dalam melakukan pilihan dari beberapa alternatif. Pengambilan keputusan dalam pengertian yang lebih lengkap mencakup pula penerapan atau konsekuensi secara nyata dari keputusan yang diambil. Pola komunikasi terhadap pengambilan keputusan pada pasangan sesama etnis Arab dengan pasangan antar etnis Arab Jawa diuariakn berdasarkan kecenderungan dominan memberikan masukan, persoalanpersoalan yang cenderung diperdebatkan, dan waktu saat komunikasi dilakukan. Pasangan suami isteri etnis Arab dengan etnis Arab dan etnis Arab dengan etnis Jawa memiliki pola komunikasi terhadap pengambilan keputusan Moordiningsih dan Faturochman (2000) menjelaskan bahwa pengambilan keputusan yang sifatnya pemecahan masalah (problem solving) dari permasalahan yang sedang dihadapi oleh individu dan kelompok. Oleh karena itu, agar diperoleh keputusan yang dapat memecahkan suatu permasalahan, diperlukan banyaknya informasi yang tersedia. Hal ini untuk menghindari adanya pengambilan keputusan yang bias dan tidak mengenai inti permasalahan. Unsur waktu mempunyai arti yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, terutama berkaitan dengan peluang untuk mendapatkan kelengkapan informasi serta adanya masa tenggang yang cukup antara saat pengambilan keputusan dengan implementasinya. Carmasi (2006) berpendapat bahwa pengambilan keputusan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101 dipengaruhi oleh kombinasi berpikir, keterampilan, dan pengalaman yang telah peroleh individu dalam kehidupan dan meningkatkan hasil-hasilnya lewat sebuah proses sistematis untuk menjadi jati diri ideal, pribadi yang benar-benar diidamkan individu. Beberapa keputusan sesederhana apa pun, menentukan arah seluruh kehidupan seseorang. Hal dilakukan individu maupun yang tidak dilakukan berpengaruh terhadap lingkungan dan cara orang akan bertindak serta bereaksi di antar individu. Kemudian, lingkungan tersebut juga akan memengaruhi tindakan-tindakan serta reaksi individu selanjutnya. Dasar untuk mengubah arah dan hasil-hasil yang dicapai dalam kehidupan individu terletak pada cara mengambil keputusan. Setiap tindakan dilakukan atau tidak dilakukan berdasarkan
proses yang menafsirkan berbagai peristiwa dan lingkungan. "Menalar" mengambil penafsiran tersebut dan menentukan kebenarannya. Individu sering berhenti pada tahap berpikir. Individu menggabungkan emosi yang telah individu kaitkan dengan peristiwa tersebut dan "memutuskan" hal itu benar tanpa menalarnya (Carmasi, 2006). Pengambilan
keputusan
dikelompokkan
oleh
Emest
Dale
(Djatmiko, 2004) menjadi lima tipe sebagai berikut: a. Tipe resensif atau defensif. Tipe ini individu semua kebaikan berada di luar dirinya sehingga individu cenderung melakukan pengambilan keputusan berdasarkan gagasan penasehatnya serta membebankan tanggung jawab kepada pihak luar dengan pendelegasian otoritas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102 secara liberal. b. Tipe eksploitatif atau agresif. Tipe ini individu semua kebaikan berada di luar dirinya yang harus dikuasai dengan kekuatan atau kecerdikan. Ciri tipe ini adalah memanipulasi individu untuk kepentingan pribadi dengan pengawasan yang ketat dan struktur individu yang kaku (management by veto). c. Tipe hoarding. Tipe ini mempunyai kepercayaan yang sangat sedikit kepada pihak luar. Tipe ini menyusun struktur individu sebagai alat untuk membentengi kedudukannya. Pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan sendiri. d. Tipe marketing. Tipe ini individu dirinya sebagai barang dagangan (komoditi) dan memindividung nilai dirinya sejalan dengan imbalan. Bagi tipe ini struktur individu dan keputusan harus memberikan imbalan yang memadai bagi pengambil keputusan. e. Tipe productive. Tipe ini memiliki kemampuan untuk menggunakan dan mewujudkan potensi yang dimilikinya. Pengambilan keputusan, tipe ini cenderung memantau pihak lain dalam mengembangkan dirinya mencapai kemampuan maksimum dengan mengintegrasikan keberhasilannya dengan sasaran individu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103 BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Etnis Arab merupakan salah satu etnis asing yang berkembang di Indonesia juga lepas dari permasalahan interaksi budaya dan komunikasi antarbudaya. Etnis Arab yang tinggal di Jawa memungkinkan untuk menikah dengan orang etnis Jawa. Perkawinan yang terjadi pada pasangan yang berbeda etnis memerlukan pola komunikasi yang baik antara kedua pasangan guna menuju keberhasilan dalam pernikahan. Pola komunikasi pasangan suami isteri (pasutri) antara Arab-Arab dan antara Arab-Jawa dapat diungkap melalui aspek-aspek komunikasi yaitu pesan atau informasi, umpan balik, dan persoalan yang sering menjadi perdebatan. 1. Pesan atau informasi Pesan atau informasi adalah hal yang ingin disampaikan oleh komunikator. Agar pesan ini dapat disampaikan dan dimengerti oleh lawan bicara perlu memperhatikan topik pesan, latar pesan, dan tujuan pesan. a. Topik pesan Topik pean mempunyai persamaan arti pokok pembicaraan. Pokok pembicaraan adalah bab apa yang dipercakapkan.Topik pesan pada pasangan suami isteri (pasutri) antara Arab-Arab dan antara Arab-Jawa ada kesamaan yaitu tentang permasalahan keluarga terutama anak dan masalah pekerjaan yang ditemui dalam keseharian.
commit to user 103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104 b. Latar Pesan Latar pesan adalah tempat, waktu, dan peristiwa tutur. Tempat di mana percakapan sedang berlangsung. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah pada pasangan pasutri antara Arab-Arab dan antara Arab-Jawa ada kesamaan yaitu dilaksanakan ketika pasangan tersebut dalam kondisi santai berdua sambil makan malam, ketika pasangan bepergian berdua, atau saat pasangan akan tidur. c. Tujuan tutur Setiap tuturan yang dilakukan seorang individu pasti ada tujuan, maksud dan kehendak dari komunikator. Pasangan pasutri antara ArabArab dan antara Arab-Jawa ada kesamaan yaitu dalam komunikasi sama-sama menyampaikan pesan tentang apa yang dirasakan atau menjadi beban pikiran suami atau isteri, yang sifatnya memberikan informasi dan diskusi.
2. Umpan Balik Umpan balik merupakan wujud respon komunikan dari pesan yang di sampaikan oleh komunikator. a. Penerima Mendukung Pesan Komunikator Pasangan pasutri antara Arab-Arab dan antara Arab-Jawa ada delapan pasangan yang mendukung komunikator, baik itu dari suami atau isteri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105 b. Penerima Menolak Pesan Komunikator Awal komunikasi antar individu yang kurang harmonis secara langsung sudah menimbulkan hubungan yang tidak baik. Dapat menimbulkan perbedaan-perbedaan yang dipertahankan dari masingmasing individu. Ada dua pasangan antara Arab-Arab dan antara ArabJawa yang menolak komunikator c. Persoalan yang Sering Menjadi Perdebatan Persamaan topik permasalahan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam keluarga, yaitu permasalahan tentang anak dan pekerjaan. Berdasarkan penjelasan tentang pola komunikasi tersebut dapat diketahui ada persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan pola komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persamaan Ada kecenderungan persamaan lebih banyak terjadi dibandingkan perbedaannya pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa. Persamaan-persamaan pola komunikasi pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa, sebagai berikut: a. Topik permasalahan Persamaan topik permasalahan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa merupakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106 masalah kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam keluarga, yaitu permasalahan tentang anak dan pekerjaan. b. Cara menyelesaikan masalah Cara menyelesaikan masalah yang ditemui oleh pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa dapat diketahui melalui umpan balik komunikasi yang terjadi pada pasangan tersebut dengan cara diskusi.
2. Perbedaan Perbedaan yang terjadi pada pasangan suami isteri Arab dengan Arab dan Arab dengan Jawa dalam komunikasi yaitu perbedaan dalam menyelesaikan.
Pasangan
kecenderungan
suami
suami
isteri
mempunyai
Arab
peran
dengan dalam
Arab
ada
memutuskan
permasalahan.
B. Saran Berdasarkan pembahasan tentang pernikahan pasangan suami isteri etnis Arab-Arab dan Arab-Jawa (Studi Perbandingan Keterbukaan Komunikasi antara Pasangan Sesama Arab dengan Pasangan Arab-Jawa di Pasar Kliwon), maka saran penelitian ini ditujukan kepada subjek penelitian yaitu sebagai berikut: 1.
Bagi pasangan etnis Arab-Arab dan Arab-Jawa disarankan untuk mempertahankan pola komunikasi yang sudah baik dijalankan, misalkan dalam
menyelesaikan
masalah
dilakukan
commit to user
dengan
cara
diskusi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107 Meningkatkan pola komunikasi yang harmonis dengan cara meningkatkan intensitas komunikasi dapat dilakukan setiap hari. 2.
Bagi pasangan etnis Arab-Arab dan Arab-Jawa yang terjadi perbedaan dalam pola komunikasi untuk menurunkan perbedaan yang terjadi dengan cara mengoreksi diri sendiri dan memahami pasangan lebih mendalam, menghargai, dan menghormati pendapat pasangan.
commit to user