PERLAKUAN AKUNTANSI DANA PIHAK KETIGA PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM MANDALA AMERTA SEDANA SINGARAJA Oleh Kadek Desi Dian Utari Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi tabungan Dana Pihak Ketiga pada Koperasi Simpan Pinjam Mandala Amerta Sedana Singaraja. Subyek penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan Koperasi simpan Pinjam Mandala Amertha Sedana Singaraja. Adapun obyek penelitian ini adalah perlakuan akuntansi dana pihak ketiga pada Koperasi Simpan Pinjam Mandala Amertha Sedana Singaraja. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi dana pihak ketiga pada Koperasi Simpan Pinjam Mandala Amertha Sedana Singaraja menggunakan sistem accrual basis yang merupakan pencatatan transaksi keuangan dilakukan pada saat transaksi keuangan yang bersangkutan telah selesai secara tunai atau belum. Maka dalam akuntansi hanya dilakukan pencatatan apabila telah terjadi penerimaan dan pengeluaran kas. Tabungan dan deposito dikategorikan sebagai nilai kewajiban, yang dicatat di neraca sebelah kredit. Kata-kata kunci : perlakuan akuntansi, koperasi, tabungan dan deposito. ABSTRACT This research aims at knowing accounting treatment given to the saving of the third party’s finance on the Saving and Loan Cooperation of Mandala Amerta Sedana Singaraja. The subjects of this study were the manager and the staff of Mandala Amerta Sedana Saving and Loan Cooperartion in Singaraja. The object of the study was the accounting treatment of the third party’s finance on Mandala Amerta Sedana Saving and Loan Cooperartion in Singaraja. The methods of data collection being used were interview and documentation. While the technique of data nalysis beng used was desciptive qualitative analysis. The resutlt of the study shows that accounting treatment of the third party’s finance on Mandala Amerta Sedana Saving and Loan Cooperartion in Singaraja makes use of accrual basis system, which is in the form of financial transactional recording which is done when the saver’s financial transaction has finished by cash or not. Therefore, in accounting, the documentation is done if there occurs the reception and the withdrawal of cash. Saving and depositare classified as duty value,which is documented in the cash flow next to credit. Key Words: accounting treatment, cooperation, saving and deposit.
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
2
Pendahuluan Dunia usaha saat ini mulai
demokratis,
kebersamaan,
meluas, dilihat dari usaha kecil sampai
kekeluargaan, dan keterbukaan. Oleh
usaha besar. Meluasnya usaha saat ini
karena itu koperasi harus memiliki
diakibatkan oleh membaiknya kondisi
ruang gerak yang lebih luas karena
perekonomian bangsa setelah beberapa
menyangkut kepentingan hidup rakyat.
waktu
krisis.
Koperasi juga menyediakan produk
ini
dana pihak ketiga seperti lembaga
lalu
Sebagian
diterjang
badai
perusahaan
saat
memanfaatkan
momen
meningkatkan
laba
ini
untuk
perusahaannya.
keuangan
pada
umumnya
yaitu
tabungan dan deposito. Menurut
Dengan semakin berkembangnya laba
Undang-Undang
perusahaan maka asset yang dimiliki
Perkoperasian, yang dimaksud dengan
suatu
koperasi adalah badan usaha yang
perusahaan
akan
meningkat.
Untuk itu informasi akuntansi sangat
beranggotakan
diperlukan sebagai dasar pengambilan
badan
keputusan yang dapat bermanfaat bagi
melandaskan kegiatanya berdasarkan
kelangsungan
prinsip
dan
kemajuan
orang-seorang
hukum
koperasi
koperasi,
sekaligus
sebagai
gerakan
handal dapat mengalokasikan sumber
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
daya perusahaan yang efektif dan
Koperasi adalah organisasi bisnis yang
efisien. Pengalokasian sumber daya
dimiliki dan dioperasikan oleh orang-
secara
seorang demi kepentingan bersama.
dan
efesien
harus
rakyat
dengan
perusahaan. Penyediaan informasi yang
efektif
ekonomi
atau
melandaskan
yang
didukung dengan kinerja baik dari
Koperasi
pimpinan dan bawahan terhadap tugas
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi
dan kewajiban masing-masing.
rakyat
yang
berdasarkan
kegiatan
asas
Koperasi merupakan salah satu
kekeluargaan. Menurut Undang-undang
lembaga keuangan yang ikut berjasa
No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan
dalam bidang perekonomian. Tujuan
bahwa koperasi memiliki fungsi dan
koperasi
peranan
lebih
mengedepankan
antara
lain
yaitu
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
mengembangkan
potensi
dan
dalam bentuk pinjaman. Unit usaha
kemampuan
ekonomi
anggota
dan
yang menangani kegiatan ini adalah unit
masyarakat,
berupaya
mempertinggi
simpan pinjam (kredit). Unit usaha ini
kualitas
kehidupan
manusia,
ada
yang
lahir
karena
program
memperkokoh perekonomian rakyat,
pemerintah, namun ada yang lahir
mengembangkan
perekonomian
sebagai hasil inovasi manajer/ pengurus
mengembangkan
koperasi. Secara teorotis kedua unit
kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi
usaha ini berada dalam operasinya.
pelajar bangsa. Perkoperasian diatur
Eksistensi unit usaha kredit program
dalam
17
tergantung pada bantuan pemerintah
Tahun 2012 sebagai pengganti dari
secara keseluruhan, misalnya kredit
Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992.
usaha tani, kredit pengadaan pangan
Undang-Undang Koperasi Nomor 25
dan
Tahun 1992 perlu diganti, karena sudah
memanfaatkan pelayanan ini karena
tidak selaras dengan kebutuhan hukum
mereka melihat keuntungan sebagai
dan perkembangan perkoperasian di
program
Indonesia.
utama
langsung dengan program pemerintahan
Kementrian Koperasi dan UKM untuk
untuk menjaga swasembada pangan.
melahirkan
Koperasi yang menjalankan unit usaha
nasional,
serta
Undang-Undang
Inilah
Nomor
landasan
Undang-Undang
lainnya.
Anggota
pemerintah
dan
akan
terkait
ini umumnya adalah koperasi unit desa
Perkoperasian terbaru. Koperasi merupakan salah satu
(KUD). Sedangkan unit usaha yang
bentuk badan usaha yang diharapkan
lahir sebagai inovasi manajer dan atau
dapat berperan dalam perekonomian
pengurus misalnya unit simpan pinjam
nasional.
pada koperasi pegawai negeri, koperasi
Tugas
utamanya
adalah
memberdayakan perekonomian rakyat
karyawan,
umumnya
khususnya.
koperasi lainnya selain KUD. Salah satu
Salah satu fungsi dalam pengembanan
kegiatan koperasi adalah memberikan
tugas
kredit. Salah satunya dalam bentuk
dan
tersebut
anggota
adalah
membantu
permodalan anggota yang di salurkan
simpan
koperasi
pinjam.
angkutan
Permberian
dan
kredit
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
Secara
simpan pinjam merupakan suatu usaha
ekonomis,
kondisi
koperasi yang paling pokok, maka
kelebihan dan kekurangan dana bagi
koperasi perlu memberikan penilaian
anggota akan menimbulkan kerugian
kepada
mengajukan
tertentu bagi mereka. Jika anggota
kredit pinjaman serta merasa yakin
kekurangan dana akan muncul kerugian
bahwa
akibat
nasabah
yang
nasabah
tersebut
mampu
tidak
termanfaatkannya
telah
sumberdaya mereka secara optimal.
diterimanya. Kredit simpan pinjam
Proses produksi mereka terhambat,
adalah
pemanfaatan waktu yang tidak efisien,
mengembalikan
suatu
disediakan
kredit
fasilitas
oleh
yang
kredit
Koperasi
yang
Simpan
yang
pada
gilirannya
mengurangi
Pinjam Mandala Amertha Sedana untuk
produktivitas dan penghasilan mereka.
mengembangkan
Dan
atau
meningkatkan
demikian
juga
bila
anggota
usaha kecil yang layak, kredit simpan
kelebihan dana, akan memunculkan
pinjam diutamakan untuk membiaya
resiko kehilangan, pemanfaatan dana
usaha kecil dimasyarakat.
yang
Anggota yang menyimpan dan atau meminjam tidak terkait dengan
costs),
tidak
ekonomis
hasrat
(opportunity
mengkonsumsi
yang
semakin besar, dan lain lain. Untuk membantu anggota dalam
program pemerintah. Oleh sebab itu manajer koperasi harus bersaing dengan
mengelola
lembaga
maupun
dimilikinya, maka dioperasikanlah unit
informal untuk mendapatkan penabung
usaha simpan pinjam. Misi utama unit
dan atau peminjam. Pinjaman yang
usaha ini adalah menyediakan saran
diberikan dapat berupa pinjaman untuk
simpanan yang menguntungkan bagi
penunjang
anggota yang kelebihan dana pada suatu
keuang
kepentingan
formal
produktivitas konsumsi
dan
untuk
anggotanya.
saat
dan
uang
atau
dana
menyediaakan
pinjaman
dapat
dana, sehingga pemanfaatan dana oleh
anggota
kekurangan dan kelebihan dana.
yang
yang
pelayanan
Melalui usaha simpan pinjam koperasi membantu
bagi
yang
membutuhkan
anggota lebih ekonomis. VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
Usaha
16
simpan
pinjam
ini
berlomba – lomba menarik nasabah,
sebenarnya mempunyai peluang yang
misalnya
cukup
berkembang.
bunga
Koperasi juga pada umunya mempunyai
undian
kemampuan untuk itu, karena masih
Sementara koperasi masih dibayang –
banyaknya anggota/masyarakat yang
bayangi oleh manajemen koperasi yang
belum
tidak
besar
untuk
tersentuh
lembaga
keuangan
oleh
pelayanan
formal
lainnya.
dengan
menaikkan
simpanan –
dan
undian
felksibel.
memberikan
pada
Jika
suku
deposan.
kondisi
ini
dibiarkan maka keberadaan unit usaha
Terutama masyarakat pedesaan dan
simpan
kelompok masyarakat berpenghasilan
mengecil dan pada akhirnya tidak
rendah di perkotaan. Artinya jika
survive. Untuk itu manajemen koperasi
koperasi
harus
mampu
memanfaatkan
pinjam
lambat
berusaha
laun
akan
mengikuti
kekuatan dan kesempatan yang ada,
perkembangan ekonomi dan kebijakan
maka usaha ini dapat berkembang
ekonomi. Artinya harus berfikir dan
dengan baik.
bertindak professional bukan birokrat. tidak,
Asumsi dasar pemikirannya bahwa
kondisi unit usaha simpan pinjam
setiap angota akan menyimpan dan atau
belakangan ini cukup memprihatinkan,
meminjam pada lembaga keuangan
apalagi setelah lahirnya beberapa paket
(termasuk koperasi) yang lebih di
kebijaksanaan
percaya dan lebih menguntungkannya.
Namun
disadari
yang
atau
menyangkut
lembaga perbankan di tanah air, seperti
Koperasi
Simpan
Pinjam
pakjan 1983, pakdes 1987, pakto 1988,
Mandala Amertha Sedana bergerak di
dan pakjan 1990. Jumlah bertambah
bidang simpan pinjam. Kegiatan simpan
dengan pesat sampai ke pedesaan, baik
pinjam ini dilakukan oleh koperasi
dalam bentuk bank umum bank devisa
Simpan Pinjam atau Unit Simpan
dan bank perkreditan rakyat (BPR).
Pinjam.
Bank–bank ini pada umumnya dikelola
secara terpisah dengan unit usaha
oleh manajemen yang lebih professional
lainnya. Yang dimaksud secara terpisah
dibandingkan dengan koperasi. Mereka
adalah unit simpan pinjam memiliki
Simpan
Pinjam
dilakukan
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
manajemen, administrasi pembukuan
tempo sesuai dengan kesepakatan jatuh
dan keuangan tersendiri. Dasar dari
temponya. Di Koperasi Simpan Pinjam
pemisahan simpan pinjam ini dengan
Mandala Amertha Sedana deposito
unit lainnya adalah karena pengelolaan
sering
dibidang keuangan bagi usaha jenis ini
berjangka. Deposito biasanya memiliki
membutuhkan spesifikasi yang berbeda
jatuh tempo dimulai dari 3 bulan, 6
dengan
bulan, dan 12 bulan.
kegiatan
perencanaan,
lainya
penelitian,
baik
disebut
dengan
simpanan
Menurut Undang-Undang No.10
penilaian,
pengawasan maupun administrasinya.
Tahun
Hal ini dimaksudkan agar dana simpan
tabungan adalah simpanan masyarakat
pinjam koperasi dan tabungan koperasi
yang penarikannya dapat dilakukan
yang
berdasarkan
dipercaya
oleh
penyimpanan
1998
Tentang
Perbankan,
syarat-syarat tertentu
untuk disimpan dikoperasi harus aman
yang telah disepakati. (Pratama,2010).
dan cukup tersedia bila sewaktu-waktu
Tabungan adalah simpanan dari pihak
ditarik oleh penyimpan.
ketiga yang penarikannya hanya dapat Amertha
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu
Sedana beralamat di Jalan Dewi Kunti
yang disepakati, tetapi tidak dapat
No. 24 D Singaraja memiliki sumber
ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau
dana yang berasal dari Dana Pihak
alat lainya yang dapat dipersamakan
Ketiga
dengan itu. Tabungan adalah sebagian
Koperasi
deposito.
Mandala
diantaranya
tabungan
Tabungan
dan
merupakan
pendapatan
masyarakat
yang
simpanan yang penarikannya dilakukan
dibelanjakan
menurut kesepakatan antara nasabah
cadangan
dan pihak koperasi. Koperasi Simpan
jangka pendek.
Pinjam
Faktor-faktor tingkat Tabungan :
Mandala
Amertha
Sedana
memiliki jenis tabungan diantaranya
•
tabungan wajib dan tabungan sukarela. Deposito merupakan simpanan yang penarikannya dilakukan pada saat jatuh
disimpan
guna
berjaga-jaga
tidak sebagai dalam
Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat
•
Tinggi rendahnya suku bunga bank
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari •
adanya
16
tingkat
kepercayaan
waktu untuk penarikannya, sehingga
terhadap bank
nasabah
Sedangkan deposito merupakan
penarikan kapan saja, apabila nasabah
salah satu tempat bagi nasabah untuk
melakuakn penarikan sebelum jatuh
melakukan
tempo
investasi
dalam
bentuk
tidak
maka
dapat
nasabah
melakukan
tidah
akan
surat–surat berharga (Kasmir, 2002).
mendapatkan hasil apapun. Suku bunga
Deposito
simpanan
simpanan deposito relatif lebih tinggi
masyarakat atau pihak ketiga yang
dari tabungan. Inilah yang membuat
penarikannya dapat dilakukan pada
masyarakat
waktu
dalam
merupakan
tertentu
menurut
perjanjian
antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Simpanan Berjangka atau
lebih
bentuk
suka
berinvestasi
deposito
dibanding
tabungan. Koperasi
Simpan
Pinjam
deposit=deposito
Mandala Amertha Sedana ini memiliki
berjangka) adalah simpanan dari pihak
jumlah tabungan pada tahun 2009
ketiga pada bank yang penarikannya
sebesar Rp 437.912.470 dan deposito
hanya dapat dilakukan dalam jangka
sebesar Rp 349.000.000 dan mengalami
waktu
perjanjian
peningkatan pada tahun 2010 yaitu
antara pihak ketiga dan bank yang
tabungan Rp 610.525.878 dan deposito
bersangkutan. Perbedaan tabungan dan
sebesar Rp 772.000.000.
Deposito
(time
tertentu
menurut
deposito adalah pada sisi fleksibilitas
Berdasarkan
latar
belakang
kapan dana yang disimpan nasabah
diatas maka dapat diformulisasikaan
dibank dapat dicairkan dan pada tingkat
rumusan masalah sebagai berikut: (1)
suku
Bagaimana
bunga
simpanan.
Tabungan
perlakuan
akuntansi
memiliki felksibilitas yang sangat tinggi
tabungan pada Koperasi Simpan Pinjam
karena
Mandala Amertha Sedana Singaraja. (2)
kapanpun
nasabah
membutuhkan penarikan dana nasabah
Bagaimana
yang disimpan dalam bentuk tabungan
deposito pada Koperasi Simpan Pinjam
dapat
berbeda
Mandala Amertha Sedana. Perlakuan
dengan deposito yang memiliki jangka
merupakan suatu cara atau tindakan
dilakukan.
Namun,
perlakuan
akuntansi
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
yang dikenakan terhadap suatu benda
Metode Penelitian
atau orang. Akuntansi merupakan suatu
Penelitian ini dibuat untuk memberikan
proses pencatatan, pengklasifikasian,
kejelasan
yang
dan pelaporan informasi keuangan yang
pemilihan
pendekatan
akan digunakan sebagai pengambilan
digunakan
dalam
keputusan oleh pihak pemakai. Jadi
memperoleh
Perlakuan akuntansi merupakan suatu
Perlakuan Akuntansi Dana Pihak Ketiga
cara atau tindakan yang dikenakan pada
(DPK). Agar tujuan penelitian tercapai,
suatu
pencatatan,
maka yang harus dilakukan pertama
proses
berkaitan
dengan
yang
akan
penelitian,
untuk
informasi
mengenai
pengklasifikasian,
dan
pelaporan
yaitu memilih lokasi penelitian, dimana
laporan
yang
digunakan
penelitian ini akan dilakukan pada
keuangan
sebagai pengambilan keputusan bagi
Koperasi
pihak pemakai. Dana Pihak Ketiga ini
Sedana. Yang menjadi obyek penelitian
terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.
ini adalah Perlakuan Akuntansi Dana
Simpanan pihak ketiga adalah dana
Pihak
yang dipercayakan oleh masyarakat(di
Tabungan
luar bank) kepada koperasi berdasarkan
penelitian ini menggunakan metode
perjanjian
wawancara
penyimpanan
dana.
Simpan
Ketiga dan
Pinjam
(DPK)
khususnya
Deposito.
dan
Amertha
Setelah
dokumentasi,
Simpanan pihak ketiga ini bersumber
selanjutnya menganalisis data dengan
dari masyarakat, baik perseorangan
metode analisis deskriptif kualitatif.
maupun badan usaha, yang diperoleh
Langkah terakhir yang dilakukan adalah
koperasi dengan menggunakan bebagai
menarik kesimpulan dari hasil yang
instrumen
yang
diperoleh. Adapun rancangan penelitian
dimiliki oleh koperasi. Dana masyarakat
dari Perlakuan Akuntansi Dana Pihak
merupakan dana terbesar yang dimiliki
Ketiga (DPK) khususnya Tabungan dan
oleh koperasi, dan ini sesuai dengan
Deposito
produk
simpanan
fungsi bank sebagai penghimpun dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana dalam masyarakat. VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
Hasil dan Pembahasan Dalam koperasi, tabungan lebih dikenal
penerimaan dan penarikan tabungan
dengan
adalah sebagai berikut:
sebutan
Koperasi
simpanan.
Simpan
Pinjam
Pada
Mandala
1. Pada
saat
penerimaan
atau
tabungan
dari
Amertha Sedana Singaraja terdapat
penyetoran
berbagai jenis produk tabungan atau
anggota
simpanan
Kasir akan mencatat penerimaan
diantaranya,
Simpanan
dan
calon
dan
tersebut
Simpanan Hari Raya. Penyetoran dan
sebesar
Penarikan dapat dilakukan bebas setiap
kemudian dimasukan kedalam
saat pada waktu jam kerja sampai hari
sistem
sabtu selama kas buka, dan pada saat
penerimaan
ini
penyetoran dan penarikan dana, anggota
menyebabkan
saldo
dan calon anggota harus menunjukan
Koperasi
Simpan
Pinjam
buku
Mandala
Amertha
Sedana
Harian,
Simpanan
tabunganya
Mingguan
kepada
petugas
dalam
anggota.
nilai
slip
masuk
nominal
yang
komputer,
dari akan kas
koperasi yang mana penarikan yang
Singaraja bertambah yang mana
bukan oleh anggota dan calon anggota
pencatatannya sebagai berikut.
sendiri
Kas
harus
dilengkapi
dengan
Tabungan harian
identitas asli dari anggota dan calon anggota yang kartu identitasnya asli dari
xxx
Pencatatan
yang
xxx
dilakukan
penerima kuasa.
Koperasi Simpan Pinjam Mandala
a. Pengakuan Simpanan Bunga Harian
Amertha
Sedana
mendebet
perkiraan
Setiap setoran tabungan akan
yaitu
dengan
kas
karena
dicatat sesuai nominal setoran dan
adanya penerimaan tabungan dari
selanjutnya
nasabah
disajikan
sebesar
nilai
sehingga
kewajiban. Pencatatan yang dilakukan
pertambahan
Koperasi
Mandala
Simpan
Pinjam
Mandala
Amertha Sedana Singaraja pada saat
mengkredit
saldo
Amertha
terjadi kas
Sedana
perkiraan
KSP. dan
tabungan.
Yang mana tabungan ini merupakan
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
hutang atau kewajiban bagi KSP.
Basis
Mandala Amertha Sedana sehingga
keuangan yang dilakukan pada saat
dicatat di sebelah kredit.
terjadinya transaksi yang bersangkutan,
2. Pada saat pengambilan atau
terlepas apakah transaksi tersebut telah
penarikan
tabungan
harian
beserta bunganya yang telah jatuh
tempo
mencatatnya
kasir ke
akan
dalam
slip
yaitu
pencatatan
transaksi
diselesaikan secara tunai apa belum. b. Penilaian Penilaian
mengenai
pencatatan
tabungan yang dilakukan pada Koperasi
keluar dan dimasukkan ke dalam
Simpan
sistem
Slip
Sedana Singaraja dapat dilihat melalui
memuat
mencari besarnya bunga dan saldo
mengenai besarnya uang yang
berdasarkan saldo terendah maka harus
dikeluarkan dari jenis transaksi.
dibuat laporan saldo per 31 Januari
Apapun pencatatannya adalah
2010.
sebagai berikut.
Perhitungannya adalah:
komputerisasi.
pengambilan
ini
Tabungan harian
Mandala
Amertha
Saldo akhir pada bulan Januari adalah
xxx
Kas
Pinjam
xxx
Rp. 900.000
Pencatatan pada saat pengambilan
Bunga= 0,5% x Rp. 900.000= Rp. 4.500
atau penarikan tabungan yang telah
Jadi total saldo nasabah H per
jatuh tempo tersebut akan mengurangi
Januari 2010 yaitu Rp 900.000 +Rp
kewajiban atas tabungan dari nasabah
4.500 adalah Rp 904.500.
dan karena kewajiban berkurang maka
Ayat jurnal saat mencatat biaya bunga
perkiraan tabungan dicatat disebelah
adalah sebagai berikut:
debet, sedangkan kas akan berkurang
Biaya Bunga Tabungan H
dan terletak disebelah kredit.
Pinjam
pada
Koperasi
Simpan
secara
Mandala
Amertha
Sedana
Januari
Singaraja menggunakan sistem Acrual
Rp. 4.500
Rekening H akan bertambah
Perlakuan akuntansi tabungan yang diterapkan
Rp. 4.500
otomatis
pada
sejumlah
Perhitungan
ini
akhir
bulan
biaya
bunga.
dilakukan
dengan
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
sewaktu
ternbentuk simpanan jangka panjang.
memproses transaksi harian dan proses
Perlakuan pencatatan Simpanan akan
akhir
dikenakan
sendirinya
oleh
bulan
komputer
begitu
juga
saat
penalty
saat
dilakukan
pengambilan bunga pada akhir bulan
pencairan sebelum jatuh tempo. Besar
secara otomatis jumlah tabungan akan
bunga deposito ditentukan berdasarkan
berkurang.
nominal yang disetor yaitu:
Dalam
Koperasi
Simpan
Pinjam
Mandala Amertha Sedana deposito
Jumlah Nominal
3 bulan
6 bulan
12 bulan
Bunga
0,8 %
1,00%
1,2%
a. Pengakuan deposito Pencatatan yang dilakukan pada saat
yaitu dengan mendebet perkiraan kas
terjadinya penyetoran deposito sama
karena adanya penerimaan deposito dari
seperti penyetoran tabungan yaitu
nasabah sehingga terjadi pertambahan
sama-sama
nilai
saldo kas KSP. Mandala Amertha
nominal setoran. Pencatatan yang
Sedana dan mengkredit Deposito H.
dilakukan Koperasi Simpan Pinjam
Deposito ini merupakan hutang atau
Mandala Amertha Sedana Singaraja
kewajiban bagi KSP. Mandala Amertha
pada saat penerimaan dan penarikan
Sedana sehingga dicatat di sebelah
deposito adalah sebagai berikut.
kredit.
dicatat
sesuai
1. Pada saat penerimaan atau penyetoran
deposito
dari
nasabah. Kas Deposito H
2. Pada saat pengambilan atau penarikan
deposito,
kasir
akan mencatatnya dalam slip keluar
xxx xxx
Pencatatan yang dilakukan KSP. Mandala Amertha Sedana Singaraja
dan
dimasukkan
kedalam sistem komputer. Slip
keluar
mengenai
ini
memuat
besarnya
uang
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
yang dikeluarkan dari jenis
Januari 2010 – Januari 2011 =
transaksi.
12 bulan
Adapun
pencatatanya adalah sebagai
Dari bulan September 2010
berikut:
nasabah
Deposito H
sudah
dikenakan
penalty yaitu:
xxx xxx
Rp. 50.000.000 x 1,2% x 1/12=
saat
Rp. 48.000
pengembalian atau penarikan deposito
September
= Rp 48.000
yang telah jatuh tempo tersebut akan
Oktober
= Rp 48.000
mengurangi kewajiban atas deposito
November
= Rp 48.000
dari nasabah dan karena kewajiban
Desember
= Rp 48.000
berkurang maka deposito H dicatat
Januari
= Rp 48.000
disebelah debet, sedangkan kas juga
Persentase
penalty
akan berkurang dan dicatat disebelah
dikenakan nasabah I adalah
kredit. Perlakuan akuntansi deposito
sebesar 3%
yang diterapkan di KSP. Mandala
Penalty
Amertha
Oktober+November+Desember
Kas Pencatatan
Sedana
pada
Singaraja
juga
=
menggunakan sistem Accrual Basis.
+ Januari x 3%
b. Penilaian
Penalty = Rp
yang
September
+
48.000+ Rp
Pada tanggal 1 Januari 2010
48.000+ Rp 48.000+
nasabah I melakukan penyetoran
Rp48.000+ Rp48.000x
deposito sebesar Rp. 50.000.000
3%
dengan jangka waktu 12 bulan akan
Penalty = Rp 240.000 x 3 %
tetapi
Penalty = Rp 7.200
I
melakukan
pencairan
deposito sebelum jatuh tempo yaitu
Penalty = Rp 48.000 x 8 bulan +
pada tanggal 1 September 2010
Rp 7.200
maka I wajib dikenakan penalty
Penalty = Rp 384.000 + Rp
dengan perincian sebagai berikut:
7.200 Penalty = Rp 391.200 VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
Jadi penalty yang mesti dikenakan
memiliki 56 orang nasabah dengan
kepada I sebesar Rp 391.200
jumlah tabungan berjangka sebesar Rp
Jurnal:
772.000.000.
Kas
akuntansi
deposito yang diterapkan di Kopearsi
Rp 391.200
Pendapatan oprasional lainnya Rp
Simpan
Pinjam
Mandala
Amertha
Sedana sama menggunakan Accrual
391.200 Koperasi
Simpan
Pinjam
Mandala Amertha Sedana Singaraja
Basis dengan jurnal sebagai berikut. Biaya Bunga
610.525.878 dan memiliki nasabah orang.
Perlakuan
tabungan
yang
Koperasi
Simpan
Amertha
akuntansi
Sedana
xxx
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa
perlakuan
pada
akuntansi baik tabungan dan deposito
Mandala
yang diterapkan di Koperasi Simpan
Singaraja
Pinjam
diterapkan Pinjam
xxx
Hutang Bunga
memiliki jumlah tabungan sukarela
1082
Perlakuan
Mandala
Amertha
menggunakan sistem Accrual Basis.
Singaraja
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan
Accrual
bila diakui secara accrual basis maka
transaksi keuangan dilakukan pada saat
pada saat menerima tabungan, bunga
terjadinya
yang nantinya akan diberikan langsung
bersangkutan,
diakui sebagai biaya dengan pencatatan
transaksi telah diselesaikan secara
sebagi berikut.
tunai atau belum.
Biaya Bunga
perlakuan
diterapkan Pinjam
oleh
Mandala
akuntansi
xxx tabungan
yaitu
pencatatan
transaksi
yang
terlepas
apakah
Penutup Berdasarkan hasil penelitian dan
Kopearsi
Simpan
pembahasan
Amertha
Sedana
akuntansi tabungan dan deposito yang
Singaraja diakui secara Accrual Basis. Koperasi
Basis
sistem
xxx
Hutang Bunga Jadi
menggunakan
Sedana
Simpan
Pinjam
mengenai
perlakuan
telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Mandala Amertha Sedana Singaraja VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
dan
perencanaan yang ada atau sesuai
deposito yang diterapkan di Koperasi
dengan perencanaan yang dicatat pada
Simpan
jurnal.
Perlakuan
akuntansi
Pinjam
tabungan
Mandala
Amerta
Agar
pengguna
informasi
Sedana Singaraja menggunakan system
keuangan dapat menilai kinerja dari
Accrual
Koperasi
Basis
Simpan
Pinjam
Mandala
yang
merupakan
transaksi
keuangan
Amerta Sedana.Untuk meningkatkan
dilakukan pada saat terjadinya transaksi
saldo dana pihak ketiga pada Koperasi
yang bersangkutan, terlepas apakah
Simpan
transaksi tersebut telah diselesaikan
Sedana, maka peneliti menyarankan
secara tunai atau belum dapat dilihat
untuk
pada saat terjadinya penyetoran dan
funding yang kegiatannya menghimpun
penerimaan
dana
pencatatan
tabungan
dan
deposito
biaya yang nantinya akan diberikan,
Pinjam
Mandala
membentuk
dari
nasabah
tim
Amertha
marketing
dalam
bentuk
tabungan dan deposito.
langsung diakui sebagai biaya. Yang mana
semua
tabungan
dan
pencatatan
transaksi
Daftar Rujukan
deposito
disajikan
Anonim, 2012. Download: http://www.thecrowdvoice.com/ post/dana-pihak-ketiga_dalamperbankan-4232161.html
dibagian neraca pada posisi pasiva karena
tabungan
dan
deposito
merupakan hutang atau kewajiban yang harus
dibayar
pihak
bank
kepada
nasabah. Saran yang dapat disampaikan atas hasil penelitian yang dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Mandala Amerta Sedana Singaraja yaitu dalam penyusunan laporan neraca hendaknya disajikan
terlebih
terperinci
lagi.
Maksudnya
penyesuaian
antara
perencanaan
dineraca
dengan
Anonim,2012.Download: http://syarifahfarida.blogspot.co m/2012/01/dana-pihakketiga.html Baridwan, Z. 2000. Intermediate Accounting. Yogyakarta :BPFE Baridwan, 2. 1991. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: BPFE Dwipayaniari, R 2012.Perlakuan Akuntansi Tabungan dan Deposito pada PT.Sinar Harapan Bali Tugas Akhir (tidak VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16
dipublikasikan), Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Fadjri,S.N 2012. Dana Pihak Ketiga.Yogyakarta: BPFE Ikatan
Kamus
Akuntansi Indonesia.1994. Standar Akuntansi Keuangan, (Buku satu PSAK, No. 1. 17). Jakarta :Salemba Empat Besar Perlakuan Yogyakarta.
Indonesia,1995. Akuntansi,
Pratama,D.G.R. 2010. Perlakuan Akuntansi Tabungan dan Deposito. Tugas Akhir.(tidak dipublikasikan), Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Soemarso, 1995. American Accounting Assocciation, Togyakarta : BPFE Undang-Undang No. 25.1992. Tentang Perkoperasian. Undang-Undang No. 10.1998. Tentang Perbankan.
Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga keuangan lainnya Jakarta : PT Raja Grafindo
VOKASI Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Desi Dian Utari
16