perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA KECIL DAN MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh: Titin Maryani
NIM K 7406151
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA KECIL DAN MENENGAH GENTENG DAN BATU BATA DI KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2010
Oleh: Titin Maryani
NIM K 7406151
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Sri Wituracmi, MM
Jaryanto, SPd. M.Si
NIP. 19500617 198203 1 001
NIP. 19760909 200501 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji skripsi
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Sekretaris
: Muhtar, S.Pd, M.Si
Anggota I
: Dra. Sri Witurachmi, MM
Anggota II
: Jaryanto, S.Pd, M.Si
commit to user
……. .......... .......... ...........
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan: Pada hari : Jumat Tanggal : 26 November 2010
Tim Penguji skripsi Nama terang
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Sekretaris
: Muhtar, S.Pd, M.Si
Anggota I
: Dra. Sri Witurachmi, MM
Anggota II
: Jaryanto, S.Pd, M.Si
Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user
……. .......... .......... ...........
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Titin Maryani. PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA
MANDIRI
KECIL
DALAM
DAN
MENINGKATKAN
MENENGAH
GENTENG
PRODUKTIVITAS
DAN
BATU
USAHA
BATA
DI
KECAMATAN MOJOLABAN TAHUN 2010 Skripsi, Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2010. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”, (2) Untuk mengetahui sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”, (3) Untuk mengetahui peranan Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata di Kecamatan Mojolaban. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling (sampel bertujuan), dimana sampel yang diambil tidak ditentukan pada banyaknya sampel melainkan lebih ditekankan pada kualitas pemahaman sampel terhadap permasalahan yang diteliti. Sampel penelitian adalah sejumlah tertentu sampai dapat memberikan keterangan dalam pengambilan kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (1) penduduk Kecamatan Mojolaban yang berada di usia produktif memiliki prosentase yang lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia non produktif. Perekonomian di Kecamatan Mojolaban didukung oleh berbagai sarana dan prasarana. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memiliki jenis pekerjaan yang bermacam-macam, dimana sebagian besar masyarakat commit genteng to user tetapi tidak semua masyarakat bermata pencaharian sebagai pengrajin
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berprofesi sebagai pengrajin genteng ada juga yang berprofesi sebagai pengrajin batu bata walaupun hanya sebagian kecil masyarakat, selain itu mereka juga bekerja di sektor pertanian, perdagangan, peternakan dan jasa. (2) Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” mempunyai dua sistem kerja dalam menjalankan usahanya yaitu sebagai berikut: (a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan atau simpanan selain itu sumber dana yang dimiliki oleh Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri juga berasal dari pinjaman dari pihak ketiga dan modal cadangan. (b) Penyaluran dana kepada masyarakat yang membutuhkan pinjaman modal untuk meningkatkan usahanya. Adapun syarat-syarat pengajuan kredit ke Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” adalah formulir permohonan kredit yang telah disediakan oleh pihak koperasi, fotocopy KTP, fotocopy KK dan suratsurat berharga sebagai jaminan atau agunan kredit. (3) Pinjaman modal yang diberikan oleh Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” kepada para pengusaha kecil dan menengah terutama usaha genteng dan batu bata dimanfaatkan untuk tambahan modal hal ini terbukti adanya peningkatan modal yang digunakan untuk biaya produksi rata-rata sebesar 36,7 %. Selain itu hasil produksi para pengrajin juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 24,2% bila dibandingkan hasil produksi sebelumnya. Dengan meningkatnya hasil produksi maka pendapatan yang diperoleh juga mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 25%. Hal ini menujukkan bahwa kredit dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terbukti dapat meningkatkan produktivitas usaha para pengrajin genteng dan batu bata. Semakin meningkatnya produktivitas usaha, maka pendapatan yang diperolehpun juga mengalami
peningkatan
yang akan
kesejahteraan hidup.
commit to user
berdampak
pada
peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Titin Maryani. ROLE of PARTNER SAVING AND LOAN CO-OPERATION MITRA MANDIRI IN INCREASING TILE SMALL AND MEDIUM INDUSTRY PRODUCTIVITY AND BRICK IN DISTRICT of MOJOLABAN YEAR 2010 Skripsi, Surakarta: Teachership Faculty and Education Science, University Eleven Marchs Surakarta, November 2010. Purpose of this research is ( 1) To know situation of public chartered investment counsel social around four p’s Saving and Loan Co-Operation " Mitra Mandiri", ( 2) To know job activity system Saving and Loan Co-Operation " Mitra Mandiri", ( 3) To know role Saving and Loan Co-Operation " Mitra Mandiri" in increasing tile small and medium industry productivity and brick in Districk of Mojolaban. In line with this research, hence this research applies qualitative descriptive research method. Sampling technique applied is purposive sampling ( sample aim), where sample taken is not defined at the many samples but more emphasized at quality of understanding of sample to problems that is accurate. Research sample is a number of certain until can give description in conclusion retrieval. Data collecting technique applied is interview, observation, and documentation. Data validity technique applied is trianggulation of data and trianggulation of method. Data analytical technique applied is model data analytical technique interaktif. Based on result of inferential research that, ( 1) resident Districk of Mojolaban is residing in productive age has percentage of larger ones compared to productive xenon age resident. Economics in Kecamatan Mojolaban supported by various facilities and basic facilitieses. Public who live in around four p’s Koperasi Simpan Pinjam " Mitra Mandiri" has work type which all kinds, where most of living public as tile worker but not all publics who live in around four p’s Koperasi Simpan Pinjam " Mitra mandiri" profession as tile worker also there is profession as brick worker although only partly small publics, besides they also works in agricultural sector, commerce, breeding and service. ( 2) Co-Operation of Saving and loan " Mitra Mandiri” has two job(activity systems in implementing its(the business is as follows: ( a) Musters fund from public in the form of savings or servings besides source of fund owned by Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” also comes from loan from third party and back up legal capital. ( b) Deployment of fund to public requiring legal capital loan to increase its(the business. As for proffering conditions of credit insuranceansi to Koperasi Simpan Pinjam " Mitra Mandiri" be credit aplication form which has been provided by the side of co-operation, copy of KTP, copy of KK and securities as pawn or security for loan.(3) Legal capital loan given by Koperasi Simpan Pinjam " Mitra Mandiri" to the middle and small entrepreneurs especially effort for tile and brick exploited for addition of legal capital this thing is proven existence of improvement of legal capital applied for production cost average of 36,7 %. Besides result of produce of the workers also experiences improvement of average of equal to 24,2% if compared to result of produce of before all. At the height of to user result of produced hence earningscommit also experiences improvement that is average
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
equal to 25%. This thing is indicate that credit insuranceansi from Koperasi Simpan Pinjam " “Mitra Mandiri" proven can increase productivity effort for the tile.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Dan apakah mereka tidak memperhatikan
bahwa sesungguhnya Allah
melimpahkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (QS. Ar-Ruum: 37)
Kerikil-kerikil tajam yang menyertai usaha kita untuk mencapai cita-cita adalah merupakan cambuk berharga untuk berbenah diri. Berkaca pada pengalaman dan tidak pesimis dalam menatap masa depan adalah langkah awal menuju kesuksesan. (Penulis)
Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan, selagi kita berusaha dan selalu berdoa kita pasti dapat mencapai semua yang kita mau dengan hasil yang terbaik. (Penulis)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Ibu dan Bapak, terima kasih untuk semua doa, cinta dan pengorbanannya yang tanpa ujung.
Mbak
Wiwin
yang
selalu
menyemangatiku.
Sahabat-sahabatku Putri, Leny, Wulan, Stepi, Ratna.
Teman-teman seperjuangan
Almamater.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan,untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu segala bantuannya,penulis sampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi Surat Keputusan penyusunan skripsi. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi. 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah mendidik dan membimbing selama masa perkuliahan. 5. Dra. Sri Witurachmi, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Jaryanto, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini. 7. Staff karyawan FKIP UNS yang telah membantu kelancaran dalam urusan administrasi. 8. Tim Penguji Skripsi yang telah menguji hasil penelitian penulis. 9. Bapak Yanto selaku manajer KSP yang telah memberikan izin untuk to user melakukan penelitian di KSP commit “Mitra Mandiri.”
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Seluruh petugas/ pengurus KSP ”Mitra Mandiri” yang dengan ramah dan sabar melayani informasi yang dibutuhkan penulis. 11. Bapak Ibu dan semua keluarga yang selalu mendoakan, membimbing dan memotivasiku sehingga dapat menyusun skripsi dengan lancar. 12. Teman-teman angkatan 2006 Pendidikan Ekonomi FKIP UNS dan juga teman-teman seperjuangan: Ratna, Iit, Noer, Titis Ndut, Ratih gedhe, Ratih cilik, Yarsi. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan baik mental maupun spiritual. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, November 2010
Peneliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..
i
HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………..
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………
iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….
iv
HALAMAN ABSTRAK………………………………………………….
vi
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………..
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………..
ix
HALAMAN KATA PENGANTAR………………………………………
x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..
xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………............
xiv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..
xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….
xvi
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah ……………………………………..
1
b. Perumusan Masalah……………………………………………
6
c. Tujuan Penelitian ……………………………………………..
6
d. Manfaat Penelitian……………………………………………..
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………..
8
B. Penelitian Yang Relevan …………………………………….
28
C. Kerangka Pemikiran.................................................................
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….
32
B. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………………………
33
C. Teknik Sampling……………………………………………….
34
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………..
35
E. Validitas Data…………………………………………………..
36
F. Analisis Data…………………………………………... ........... commit to user G. Prosedur Penelitian…………………………………………….
37 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASILPENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian…………………………………….
41
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian…………………………….
48
C. Temuan Studi yang Dihubungkan Dengan Teori ……………...
68
BAB V SIMPULAN ,IMPLIKASI,DAN SARAN A. Simpulan……………………………………………………
73
B. Implikasi……………………………………………………….
75
C. Saran…………………………………………………………..
76
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
78
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………….......
79
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Daftar Potensi Industri Kecil dan Menengah ….................................
4
2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................
32
3. Pengurus Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban…...
48
4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur.....................................
49
5. Daftar Jenis Usaha Nasabah KSP Mitra Mandiri................................
51
6. Biaya Produksi UKM Genteng dan Batu Bata……………………….
61
7. Hasil Produksi UKM Genteng dan Batu Bata………………………..
62
8. Peningkatan Pendapatan UKM Genteng dan Batu Bata.......................
63
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran .....................................................................
31
2. Analisis Data Model Interaktif......................................................
39
3. Bagan Prosedur Penelitian.............................................................
40
4. Struktur Organisasi Koperasi Mitra Mandiri.................................
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Informan ..................................................................
79
2. Pedoman Wawancara.....................................................................
80
3. Field Note ............... ....................................................................
82
4. Akta Pendirian Koperasi................................................................
108
5. Foto Penelitian ......... .....................................................................
138
6. Perijinan ........ .............. ...............................................................
144
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha kecil memegang peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha kecil dan menengah (UKM). Disamping itu UKM juga memberikan kontribusi dalam penciptaan nilai tambah dan devisa ekspor non migas meskipun nilainya relatif kecil. Usaha kecil dan menengah (UKM) ini selain memiliki arti strategis bagi pembangunan juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Usaha Kecil dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu Usaha Kecil dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara. Perkembangan usaha kecil seringkali menghadapi kendala baik kendala internal maupun kendala eksternal. Kendala internal terutama berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Keterbatasan sumberdaya tersebut mengakibatkan para pengusaha kecil kurang mampu memanfaatkan peluang yang ada, baik akses pasar, akses terhadap sumber pembiayaan dan akses terhadap teknologi. Sedangkan kendala eksternal berkaitan dengan iklim usaha yang kurang kondusif. Usaha kecil dan menengah di Indonesia pada umumnya bergerak dibidang: pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, perdagangan, hotel, restoran industri pengolahan, pengangkutan, komunikasi, dan jasa-jasa. Sektor-sektor tersebutlah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang dinilai mempunyai proprosi unit usaha terbesar di Indonesia (http: // almasdi.unri.ac.id diunduh 19 April 2010) Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh usaha kecil di Indonesia pada umumnya antara lain: keterbatasan modal khususnya untuk modal kerja, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, keterbatasan sumberdaya manusia (pekerja dan manager), pengetahuan yang minim tentang bisnis, keterbatasan informasi pasar, serta kurangnya penguasaan teknologi (http: // lemlit: unila.ac.id, diunduh 19 April 2010). Usaha
kecil di Indonesia perlu
mendapatkan pembinaaan agar dapat bertahan dan berkembang. Terdapat beberapa hal yang menghambat pembinaan usaha kecil di Indonesia (Indra Ismawan, 1999)antara lain: 1) Indonesia belum memiliki undang-undang yang mengatur usaha kecil, walaupun rancangan undang-undang tersebut sudah disahkan namun realisasinya dan sosialisasi sampai saat ini belum jelas; 2) masih lemahnya komitmen dalam pembinaan usaha kecil, baik yang disuarakan oleh pemerintah maupun oleh pengusaha besar selaku mitra usaha, sehingga usaha kecil itu ada dan berkembang sepenuhnya atas usaha mereka sendiri, karena didorong oleh kebutuhan hidup. lemlit: (http:// unila.ac.id, diunduh 19 April 2010) Sebuah usaha kecil dan menengah (UKM) membutuhkan strategi pengolahan keuangan, di mana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UKM tersebut dapat bejalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas atau usahanya.
Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan
nasional telah disadari secara universal. Tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan lebih banyak barang maupun jasa. Peningkatan produktivitas juga menghasilkan peningkatan langsung pada standar hidup. Salah satu faktor penting dalam meningkatkan produktivitas usaha adalah ketersediaan modal yang cukup. Tetapi bagi pengembangan sebuah UKM masalah modal merupakan kendala terbesar yang dihadapi, sehingga hal tersebut membuat pengusaha kecil mengambil jalan pintas yaitu mencari bantuan kepada rentenir atau yang lebih dikenal dengan sebutan lintah darat. Pada kenyataannya to userpara peminjam dengan sejumlah rentenir sangat merugikan yaitucommit membebani
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bunga yang besar. Dengan demikian bukan keuntungan yang di dapat para pemilik UKM melainkan harus membayar pokok pinjaman dengan ditambah bunga yang telah dibebankan kepada mereka. Dengan sistem rentenir ini, para pengusaha kecil merasa terbebani sehingga sehingga tidak mampu meningkatkan produktivitas ataupun mengembangkan usaha perekonomian mereka. Hal tersebut harus mendapat perhatian yang serius karena akan sangat memberatkan masyarakat. Pemerintah harus berusaha keras untuk menyelesaikan masalah tersebut. Perekonomian yang berpihak kepada rakyat sangat diperlukan. Untuk mewujudkan perekonomian yang berpihak kepada rakyat diperlukan badan usaha atau organisasi yang dapat menampung dan meningkatkan potensi ekonomi anggotanya. Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan berbagai kebijakan dibidang perbankan untuk melayani para pengusaha kecil khususnya dan masyarakat golongan ekonomi lemah pada umumnya. Kebijakan tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk KIK / KMKP, KUK dan KUT. Selain itu pemerintah juga telah mewajibkan setiap bank untuk menyalurkan 20 persen dananya untuk UKM. Tetapi UKM masih kesulitan untuk mendapatkan pinjaman modal. Salah satu penyebabnya adalah adanya kesenjangan antara lembaga perbankan dengan UKM. Lembaga perbankan merupakan lembaga yang modern sedangkan UKM sebagian besar dikelola dengan pendekatan tradisional. Salah satu organisasi atau badan usaha yang mampu untuk mengatasi keadaan tersebut adalah koperasi. Koperasi merupakan wahana yang membangun dan mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonominya serta dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Dalam menjalankan kegiatannya koperasi selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip koperasi. Prinsip ekonomi yang digunakan sebagai landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya antara lain: kemandirian, keanggotaan bersifat terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing commit anggota, pemberian balas jasa yangto user terbatas pada modal, pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perkoperasian dan kerjasama antar koperasi. Koperasi dipandang mampu sebagai organisasi yang dapat menyelesaikan masalah keuangan yang dihadapi oleh para pengusaha kecil agar terhindar dari para rentenir atau yang dikenal dengan sebutan lintah darat. Koperasi memegang peranan penting pada kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama di pedesaan. Koperasi merupakan badan usaha di pedesaan dan pelaksana penuh sistem pemasaran produk yang dihasilkan UKM. Selain itu koperasi juga berperan sebagai penyedia kredit yang diperoleh dari lembaga perkreditan dan pengusaha. Pemberian kredit ini didasarkan kepada bentuk usaha yang mengembangkan komoditi potensial dan punya peluang pasar. Koperasi juga berfungsi membantu mencari alternatif pemecahan masalah pengusaha kecil seperti penyedia kredit, pembentukan modal bersama melalui tabungan, penyedia sarana produksi, pelaku agroindustri, memasarkan produk dan sebagainya. Daerah Kecamatan Mojolaban memiliki berbagai jenis UKM, antara lain: industri tempe, industri emping mlinjo, industri karak, industri kerupuk, industri gamelan, industri shuttle cock, industri batu bata, industri genteng, dan lain-lain. Industri genteng dan batu bata adalah industri kecil yang paling besar terdapat di Kecamatan
Mojolaban berdasarkan jumlah pengrajinnya bila dibandingkan
dengan industri kecil lainnya. Hampir di setiap daerah di Kecamatan Mojolaban terdapat industri batu bata dan genteng. Berikut daftar potensi sentra industri kecil dan menengah yang terdapat di Kecamatan Mojolaban:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 1 daftar potensi sentra industri kecil dan menengah Jenis UKM
Jumlah usaha
Tenaga Kerja
(unit)
(orang)
Industri kecil tempe
32
70
Industri kecil emping mlinjo
58
158
Industri kecil kerupuk/ karak
137
335
Industri kecil gamelan
24
250
Industri kecil shuttle cock
135
746
Industri kecil genteng
430
859
Industri kecil batu bata
500
1007
1.316
3.425
Jumlah
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Kabupaten Sukoharjo tahun 2008. UKM yang terdapat di Kecamatan Mojolaban merupakan usaha yang dikelola dan dijalankan oleh rumah tangga dengan modal yang terbatas. Sehingga para
pengusaha
kecil
kesulitan
untuk
mengembangkan
usahanya
dan
meningkatkan produksinya karena keterbatasan modal yang mereka miliki, untuk mendapatkan bahan baku. Sehingga mereka membutuhkan bantuan modal untuk mengembangkan usahanya. Kendala yang dihadapi oleh UKM di Kecamatan Mojolaban hampir sama dengan masalah yang dihadapi oleh usaha kecil secara nasional, yaitu lemah dalam permodalan, sulitnya mendapatkan modal, kelemahan dalam manajemen dan rendahnya kualitas sumberdaya manusia. Kecamatan Mojolaban memiliki 48 koperasi yang terdiri dari: Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Kelompok Tani (KKT), Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI), Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Koperasi Pasar (Koppas), Koperasi Karyawan (Kopkar), Koperasi Induk Kerja (Kopinkra), Koperasi Wanita (Kopwan) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Koperasi Mitra Mandiri adalah salah satu koperasi di Kecamatan commit to user Mojolaban yang berbentuk koperasi simpan pinjam. Koperasi ini memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bantuan modal dalam bentuk kredit kepada masyarakat terutama pengusaha kecil, agar usahanya dapat terus berjalan dan bertahan di tengah keadaan yang serba sulit saat ini. Lokasi dari koperasi ini berada dekat dengan UKM yang besar di Kecamatan Mojolaban yaitu industri genteng dan batu bata yang merupakan UKM yang terbesar yang ada di Kecamatan Mojolaban.
Koperasi ini juga
memberikan bantuan modal kepada para pengrajin genteng dan batu bata agar produktivitas usaha mereka dapat meningkat dan usaha mereka dapat terus bertahan. Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas penulis akan mengadakan penelitian tentang peranan koperasi terhadap UKM dan penelitian ini diberi judul ”PERANAN KOPERASI SIMPAN PINJAM MITRA MANDIRI DALAM MENINGKATKAN MENENGAH
PRODUKTIVITAS
GENTENG
DAN
BATU
USAHA BATA
KECIL DI
DAN
KECAMATAN
MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2010.”
B. Perumusan Masalah
Adanya perumusan masalah yang jelas, diperlukan agar dapat memberikan jalan yang mudah dalam penyelesaian masalah. Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas maka penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar koperasi simpan pinjam Mitra Mandiri terutama yang menjadi anggota nasabah koperasi? 2. Bagaimana sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri ? 3. Apa peranan koperasi simpan pinjam Mitra Mandiri dalam meningkatkan produktivitas UMKM genteng dan batu bata di kecamatan Mojolaban ?
C. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah tersebut di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
commit to user 1. Keadaan sosial ekonomi masyarakat di sekitar koperasi simpan pinjam.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri. 3. Peranan koperasi simpan pinjam dalam meningkatkan produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah di Kecamatan Mojolaban. D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapt memberikan manfaat baik secara teoritis dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan manfaat praktis dalam rangka memecahkan masalah aktual. 1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah wawasan ilmu dan menambah pustaka baik di tingkat program, fakultas maupun universitas. b. Sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Dari hasil penelitian diharapkan dapat menjawab masalah yang telah dirumuskan. b. Dapat memberikan masukan dan pedoman bagi pengurus koperasi dalam rangka mengambil kebijakan dalam hal pembiayaan terhadap UMKM
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1.
Tinjauan Tentang Koperasi
a. Pengertian Koperasi Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, dimana koperasi menjalankan peran sebagai salah satu diantara beberapa pilar penopang proses pembangunan ekonomi suatu negara. Koperasi menekuni suatu usaha dan berusaha untuk mencapai keuntungan untuk para anggotanya serta memenuhi kebutuhan para anggotanya. Kedudukan koperasi sebagai sebuah gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha, berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Koperasi berasal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang mengandung makna bekerja. Jadi, secara leksikologis koperasi bermakna sebagai suatu perkumpulan kerja sama yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan dimana ia memberikan kebebasan untuk keluar masuk anggotanya. Dalam perkumpulan
tersebut
kesejahteraan
para
anggota
harus
benar-benar
diperjuangkan. Pengertian koperasi menurut Undang-Undang nomor 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian Pasal 3 “Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.” Definisi lain tentang koperasi dikemukakan dalam pasal 1 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu ”Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orangseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.” Pandji Anoraga (2002: 1) berpendapat bahwa koperasi adalah salah satu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian, dimana kerja sama ini dilaksanakan berdasarkan prinsip saling membutuhkan dan kesamaan kebutuhan diantara beberapa orang, yang secara bersama-sama berusaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik yang terikat dengan keperluan pribadi maupun keperluan perusahaan. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan kerja sama secara terus menerus. Hendrojogi (1998: 45) menyatakan bahwa koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, social dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis. Pengertian koperasi berdasarkan prinsip Rochdale (Jochen Ropken, 2003:18): ”Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang dikelola oleh para anggotanya, dengan dasar satu orang satu suara, dengan SHU yang didistribusikan di antara para anggotanya sesuai dengan aturan yang telah disetujui, pengambilan keputusan dibuat berdasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi dan pemegang modal bukkan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam persatuan (perikatan) ini”.
b. Landasan Koperasi Landasan koperasi adalah suatu dasar atau tempat berpijak yang memungkinkan koperasi untuk tumbuh dan berdiri kokoh serta berkembang dalam pelaksanaan usaha-usahanya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Landasan-landasan koperasi menurut Undang-Undang No 12 Tahun 1967 adalah sebagai berikut : 1. Landasan Idiil Landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan untuk mencapai cita-cita koperasi. Landasan idiil koperasi adalah Pancasila, terutama sila kelima “Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.” Sila kelima ini harus commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
benar-benar menjadi tumpuan perhatian siapa saja yang berurusan dengan koperasi baik sebagai anggota maupun pengurus koperasi.
2. Landasan Struktural Landasan structural koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam hidup bermasyarakat. Landasan struktural koperasi adalah Undang-Undang Dasar 1945. Landasan gerak koperasi adalah Pasal 33 ayat (1) beserta penjelasannya ”Perekonomian
disusun
sebagai
usaha
bersama
berdasar
atas
azas
kekeluargaan.” 3. Landasan Mental Agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rangka mencapai tujuannya, koperasi harus ditunjang oleh sifat mental para anggotanya yaitu setia kawan dan kesadaran pribadi.
c. Azas Koperasi Azas koperasi atau dalam bahasa Inggris disebut Cooperative Principles berasal dari bahasa Latin: Principium yang berarti basis atau dapat juga berarti sebagai cita-cita utama atau kekuatan atau peraturan dari organisasi. Dalam Bab IV Undang-Undang No. 12/1967 yang membahas masalah Azas dan Sendi Dasar Koperasi,
dikatakan
bahwa
azas
koperasi
adalah
kekeluargaan
dan
kegotongroyongan (Hendrojogi, 1998: 30) Azas koperasi berdasarkan dari cita-cita Rochdale Pioners atau yang dikenal azas Rochdale, antara lain: 1. Pengendalian secra demokrasi (democrational control) 2. Keanggotan yang terbuka (open membership) 3. bunga terbatas atas modal ( limited interest on capital) 4. pembagian
sisa
hasil
usaha
kepada
anggota
proporsional
dengan
pembeliannya (the distribution of surplus in dividend to the members in proportion to their purcases) 5. pembayaran secara tunai atas transaksi perdagangan (trading strictly on a cash commit to user basis)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. tidak saling menjual barang palsu dan harus murni (selling only pure an undelterated goods) 7. mengadakan pendidikan bagi anggotanya tentang azas-azas koperasi dan perdagangan yang saling membantu (providing for the education of the members in cooperative principles as wellas for mutual trading) 8. netral dalam aliran agama dan politik (political and religius neutrality)
d. Tujuan Koperasi Pasal 3 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian ”Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan maasyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.” Tujuan koperasi berdasarkan penjelasan di atas dapat dirinci menjadi : 1. memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya 2. memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya 3. ikut membangun tatanan perekonomian nasional
e. Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi Fungsi dan peran koperasi dalam Undang-Undang RI nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, adalah: 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prinsip koperasi adalah landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsip-prinsip koperasi menurut Undang-Undang RI nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa prinsip koperasi adalah sebagai berikut: 1) Koperasi melaksanakan prinsip ekonomi sebagai berikut: a. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota d. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal e. Kemandirian 2) Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut: a. Pendidikan Perkoperasian b. Kerjasama antar koperasi Prinsip koperasi menurut International Cooperative Alliance (ICA) dalam Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko (2002: 17) adalah: 1. keanggotaannya bersifat terbuka 2. pengawasan secara demokratis 3. pembagian sisa hasil usaha kepada anggota didasarkan atas tingkat atau proporsi partisipasinya dalam koperasi 4. adanya bunga yang terbatas atas modal 5. tidak membedakan politik dan agama anggota 6. tata niaga dilakukan secara tunai 7. menyelenggarakan pendidikan bagi anggota Prinsip koperasi menurut Bung Hatta (1983) dalam Pandji Anoraga (2002: 18) adalah: 1) digerakkan oleh masyarakat sendiri dalam kesamaaan tujuan 2) difokuskan pada kepentingan anggota 3) kemandirian
commit to user 4) koperasi harus didukung anggotanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Karakteristik Koperasi Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2007:1) berpendapat bahwa “ karakteristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda ( the dual identity of the member ),yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi (user own oriented firm )”. Oleh karena itu: 1) Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. 2) Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi. 3) Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya. 4) Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota (promotion of the members welfare) 5) Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.
g. Usaha dan Jenis Koperasi Pendapat Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No 27, 2007:2) bahwa ”koperasi dapat melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lain, seperti di sektor perdagangan, industri manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa transportasi, jasa profesi, dan jasa lainnya”. Koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis tergantung dari sudut pandang pembedaan koperasi. Jenis-jenis koperasi dapat dibedakan sebagai berikut: a. Berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi commit to user digolongkan ke dalam empat jenis yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Koperasi Konsumen Adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pengguna barang atau jasa, dan kegiatan atau jasa utama melakukan pembelian bersama. Contoh koperasi konsumen adalah koperasi yang kegiatan utamanya mengelola warung serba ada atau supermarket. 2) Koperasi Produsen Adalah koperasi yang anggotanya tidak memiliki rumah tangga usaha atau perusahaan sendiri-sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa, dan kegiatan utamanya menyediakan, mengoperasikan, dan mengelola sarana produksi bersama. Contoh koperasi produsen adalah koperasi jasa konsultasi. 3) Koperasi Simpan Pinjam Adalah koperasi yang jasa utamanya menyediakan jasa penyimpanandan peminjaman untuk anggota. 4) Koperasi Pemasaran Adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa dan kegiatan atau jasa utamanya melakukan pemasaran bersama. b. Berdasarkan sifat kegiatan usahanya, koperasi digolongkan menjadi dua yaitu: 1) Koperasi Tunggal Usaha (Single purpose cooperative) Adalah koperasi yang hanya menekuni satu bidang usaha meskipun sebenarnya memiliki kesempatan untuk menekuni bidang lain. 2) Koperasi Multi Usaha (Multi purpose cooperative) Adalah koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu macam usaha atau lebih dari satu kepentingan ekonomi para anggotanya. c. Berdasarkan jenjang hierarki usahanya, koperasi dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Koperasi Primer Adalah koperasi yang anggotanya adalah orang-orang yang memiliki kesamaan kepentingan ekonomi dan melakukan kegiatan usaha yang langsung melayani anggotanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Koperasi Sekunder Adalah koperasi yang anggotanya badan-badan hukum koperasi karena kesamaan kepentingan ekonomi bergabung untuk tujuan efisiensi dan kelayakan dalam rangka melayani anggotanya. d. Berdasarkan status badan hukum yang dimiliki, koperasi dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Koperasi berbadan hukum atau koperasi formal Merupakan koperasi yang telah memperoleh badan hukum koperasi dan karenanya dapat melakukan kegiatan yang berdasarkan aturan yuridis boleh dilaksanakannya. 2) Koperasi atau lembaga kerja sama ekonomi masyarakat yang belum atau tidak memiliki badan hukum Merupakan bentuk kerja sama ekonomi masyarakat yang belum berbadan hukum sehingga tidak dapat melakukan kegiatan hukum berkenaan dengan seluruh kegiatannya. Jenis-jenis koperasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1959 tentang perkembangan Gerakan Koperasi dalam pasal 3 menyebutkan terdapat 7 jenis koperasi (Hendrojogi, 1998: 50) antara lain: 1. Koperasi desa 2. Koperasi pertanian 3. Koperasi peternakan 4. Koperasi kerajinan/ industri 5. Koperasi simpan pinjam 6. Koperasi konsumsi
h. Kerangka Organisasi Koperasi Perangkat organisasi koperasi adalah struktur organisasi pada koperasi. Perangkat organisasi koperasi berdasarkan Undang-Undang No 25 tahun 1992 tetang Perkoperasian pada umumnya adalah sebagai berikut: commit to user a) Rapat Anggota
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi karena rapat anggota menetapkan: 1. Anggaran Dasar 2. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi. 3. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas. 4. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan. 5. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya 6. Pembagian sisa hasil usaha 7. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi. b) Pengurus Dalam mengelola koperasi pengurus bertugas : 1. Mengelola koperasi dan usahanya 2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi. 3. Menyelenggarakan rapat anggota 4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. 5. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus Selain mempunyai tugas tersebut pengurus koperasi juga memiliki wewenang antara lain: 1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan. 2. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar. 3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota. c) Pengawas Di dalam koperasi pengawas memiliki tugas yang dilaksanakan agar koperasi dapat berjalan dengan baik, tugas pengawas yaitu : 1. Melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
pengelolaan koperasi.
commithasil to user 2. Membuat laporan tertulis tentang pengawasannya.
kebijaksanaan
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain mempunyai tugas-tugas tersebut pengawas koperasi juga memiliki wewenang antara lain : 1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi. 2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
2. Tinjauan Tentang Produktivitas
a. Pengertian Produktivitas Produktivitas berasal dari kata “produktiv” yang berarti sesuatu yang mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah dikatakan sesuatu proses kegiatan yang terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi/objek. Filosofi mengenai produktivitas mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap manusia untuk selalu
meningkatkan mutu
kehidupan dan penghidupannya. Konsep produktivitas dalam pandangan ilmu ekonomi biasanya dikaitkan dengan jumlah luaran dan harga luaran. Pengertian mengenai produktivitas dapat dikelompokkan menjadi tiga (Sinungan Mudarsyah, 2003: 16) antara lain: 1. Rumusan Tradisional ialah ratio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan
peralatan produksi yang digunakan (input).
2. Produktivitas pada dasarnya adalah sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. 3. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial yaitu: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset; manajemen; dan tenaga kerja. Pengertian produktivitas dalam Kohler’s Dictinary For Accuntants yang dikutip oleh Mauled Mulyana (1993: 3) adalah hasil yang didapat dari setiap proses produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi. Doktrin pada Konferensi Oslo,1984, dalam Sinungan Mudarsyah (2003: 17) bahwa
produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat unversal yang
bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak commit to userriil yang semakin sedikit. manusia, dengan menggunakan sumber-sumber
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Produktivitas menurut Klinger dan Nanbaldin merupakan fungsi perkalian dari usaha karyawan (effort) yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan karyawan (abbility) yang diperoleh melalui latihan-latihan. Produktivitas yang meningkat, berarti etrdapat performansi yang baik yang akan menjadi feedback bagi usaha atau motivasi karyawan pada tahap berikutnya (Gomes, 1997: 160). Produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga faktor dasar yaitu: 1. Investasi Komponen pokok dari investasi adalah modal, karena modal merupakan landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidak cukup, sehingga harus ditambah dengan komponen lain yaitu teknologi. 2. Manajemen Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan orangorang untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik. 3. Tenaga kerja Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor tenaga kerja adalah: a. Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masa depannya. b. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam situasi keterbukaan. Dari berbagai pengertian tentang produktivitas di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas adalah suatu usaha untuk memperbaiki kualitas atau mutu kerja serta memperbanyak kuantitas atau banyaknya hasil yang dicapai.
b. Sumber-sumber Produktivitas Hadari Nawawi dan Harini Hadari (1990: 103-104) menyatakan bahwa seorang tenaga kerja agar produktif harus mampu mendayagunakan lima sumber kerja yaitu: 1. Penggunaan pikiran, yaitu menggunakan cara-cara yang mudah, aman dan selamat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Penggunaan tenaga fisik/ jasmani, yaitu menggunakan tenaga jasmani/ fisik secara maksimal dan tidak berlebihan, sehingga tetap menjaga kesehatan. 3. Penggunaan waktu, yaitu ketepatan waktu dalam mengerjakan sesuatu akan mempengaruhi peningkatan produktivitas seseoarang. 4. Penggunaan ruang, yaitu pengaturan ruang secara tepat untuk menghemat waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 5. Penggunaaan bahan atau material dan uang, yaitu kemampuan secara efektif dan efisien serta mutu yang tinggi baik dari segi kualitas maupun kuantiítas.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor yang selalu bertambah sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja dan perkembangan teknologi produksi serta perubahan nilai atau budaya manusia. Menurut John Suprihanto (1997: 113) bahwa ”Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja antara lain: pendidikan dan latihan ketrampilan, gizi atau nutrisi dan kesehatan, bakat atau bawaan, motivasi kemauan, serta kesempatan kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pada tingkat perusahaan (Muchdarsyah Sinungan, 2003: 59) antara lain: 1. Tenaga kerja Tenaga kerja merupakan satu faktor penting yang mempunyai peranan besar dalam mendukung produktivitas suatu perusahaan, oleh karena itu faktor tenaga kerja harus mendapat perhatian penting dari perusahaan. 2. Manajemen dan organisasi Produktivitas juga dipengaruhi oleh bagaimana manajemen melakukan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian usaha-usaha para anggota organisasi guna mencpai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 3. Modal pokok atau bahan mentah Peningkatan produktivitas juga tergantung dari modal pokok dan pemilihan bahan maupun daya guna secara optimal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
Faktor-faktor
digilib.uns.ac.id
produktivitas
menurut
K.
Manullang
(1990:
46)
dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: a. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas nasional sektoral atau industrial: Mutu sunber daya yang digunakan termasuk sumber daya modal, lahan, mesin dan peralatan, bahan baku dan manusianya. Faktor produksi terutama manusia Pertumbuhan ekonomi nasional maupun global yang menyangkut aspek pemasaran dan daya beli masyarakat untuk menyerap produk barang dan jasa yang dihasilkan Unit usaha dalam skala besar dan sektor ekonomi. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas perusahaan: Rasio penempatan mesin atau modal per tenaga kerja Keterampilan tenaga kerja Kualitas material yang digunakan dalam proses produksi Hubungan yang ada antar karyawan dan antara karyawa dengan manajemen c. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas individu atau tenaga kerja: Pendidikan Pelatihan Keterampilan Disiplin Sikap dan etika kerja Motivasi Gizi dan kesehatan Tingkat penghasilan Jaminan sosial Lingkungan dan iklim kerja Hubungan industrial Peralatan dan teknologi
Kesempatan berprestasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kesimpulan dari berbagai pendapat diatas adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja berasal dari dalam diri tenaga kerja dan dari luar. Faktor dari dalam adalah kekuatan yang dimiliki oleh tenaga kerja yaitu kekuatan untuk bekerja, penyesuaian dengan lingkungan, kondisi kesehatan dan pengembangan potensi yang dimiliki. Sedangkan faktor dari luar adalah kondisi lingkungan dan pelayanan dari perusahaan serta pengakuan dari masyarakat, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan perusahaan dalam menyediakan pelayanan terhadap tenaga kerja supaya tenaga kerja lebih produktif.
d. Upaya Meningkatkan Produktivitas Rendahnya produktivitas ditentukan oleh kualitas manusia dan sumbersumber alam yang ada. Keadaan alam sekitar sekitar yang tidak menguntungkan merupakan halangan yang berat bagi pembangunan, namun hal tersebut biasanya dapat diatasi oleh kualitas manusianya (Trisno Martono, 2008: 93). Syarat-syarat yang dibutuhan untuk produktivitas buruh yang tinggi, yaitu: 1) bebas dari buta huruf, 2) sehat dan cukup makan. Produktivitas suatu perusahaan perlu ditingkatkan dengan berbagai cara. Sesuai dengan pendapat Bambang Tri Cahyono (1996: 258) yang mengemukakan bahwa: ”Peningkatan produktivitas tenaga kerja perlu diupayakan karena mempunyai banyak manfaat baik secara makro maupun mikro. Secara makro
peningkatan
produktivitas
bermanfaat
dalam
pendapatan
masyarakat yang lebih tinggi, tersedianya barang kebutuhan masyarakat yang lebih banyak dengan harga lebih rendah, perbaikan kondisi kerja termasuk jam kerja dan lain-lain”.
James
A.F.Stoner
(1992:
262)
menyatakan
bahwa
peningkatan
produktivitas suatu perusahaan dapat ditempuh dengan cara: a. Pengadaan sistem pendukung keputusan manajemen b. Pembangunan gedung sentral dengan penyimpanan dan pengambilan secara commit to user otomatis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Pengaturan aliran kerja guna mengurangi jumlah pekerja dan masa sibuk d. Pengadaan fasilitas komputer di lokasi kerja e. Latihan f. Program intensif yang didasarkan pada produktivitas jangka panjang Bambang Kussriyanto (1986: 9-10) menyatakan bahwa ada lima bidang yang memberi peluang dalam meningkatkan produktivitas karyawan, yaitu: a. Seleksi Pemilihan karyawan baru dan pengaturan karyawan yang sudah ada memerlukan strategi yang sepadan sehingga diperlukan perkembangan yang dilakukan saat penyelenggaraan wawancara dan seleksi. b. Pengendalian karyawan Peranan pengendalian karyawan sangat menentukan peningkatan produktivitas. Pengendalian karyawan dijamin dengan ketrampilan yang memadai dan dilakukan secara terus menerus akan mendapatkan penghematan yang produktif. c. Penyempurnaan struktur organisasi Struktur kerja yang sudah lama, rumit dan tidak lagi sesuai secara efektif, maka perlu diadakakan penyempurnaan supaya dapat memperlancar hubungan kerja dan memberikan kemudahan bagi pelaksanaan kerja secara efektif. d. Pengembangan sumber daya organisasi Pendidikan dan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan karyawan mempunyai dampak langsung terhadap produktivitas. e. Semangat kerja atau motivasi Suatu kegiatan yang dapat mendorong meningkatkan kegairahan kerja sehingga dengan demikian pekerjaan akan selesai lebih cepat, efektif dan efisien. Juga mencakup penyelenggaraan perangsang keuangan. Perekrutan tenaga kerja harus selalu diutamakan karyawan-karyawan ynag berkualitas dan produktif sehingga produktivitas karyawan dapat meningkat. Karena dengan perekrutan tenaga kerja yang berkualitas dapat mempermudah suatu perusahaan dalam mencapai tujuan termasuk dalam upaya peningkatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
produktivitas kerja. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memilih karyawan yang berpendidikan dan mempunyai pengalaman kerja.
3. Tinjauan Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika terjadi krisis ekonomi hanya sektor UKM yang bertahan dari kolapsnya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang krisis. Posisi UKM menjadi strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.
a. Pengertian Usaha Mikro Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kriteria usaha mikro berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah: 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
b. Pengertian Usaha Kecil Pengertian usaha kecil dalam Undang-Undang No 2 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha to user menengah atau usaha besar yangcommit memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kriteria usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah: 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Usaha kecil adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum serta masih menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun dan atau berkaitan dengan seni dan budaya, seperti pedagang asongan, petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dll. (Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko, 2002: 225). Karakteristik Sektor usaha kecil (Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko, 2002: 225) adalah sebagai berikut: 1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan yang standar. 2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi. 3. Modal terbatas 4. Pengalaman manjerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas 5. Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang 6. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat terbatas 7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana rendah mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya
c. Pengertian Usaha Menengah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengertian usaha menengah dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kriteria usaha menengah berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah: 1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah.
d. Azas dan Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Azas UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut: 1. kekeluargaan; 2. demokrasi ekonomi; 3. kebersamaan; 4. efisiensi berkeadilan; 5. berkelanjutan; 6. berwawasan lingkungan; 7. kemandirian; 8. keseimbangan kemajuan; dan 9. kesatuan ekonomi nasional. Tujuan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha user Mikro, Kecil dan Menengah commit adalah tomenumbuhkan dan mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
e. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM Usaha mikro kecil dan menengah merupakan bagian intregal ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang dan
berkeadilan.
Pemberdayaan
UMKM
perlu
diselanggarakan
secara
menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian desempatan berusaha, dukungan,, perlindungan dan pengembangan usaha seluas-luasnya. Sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran dan potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Pemberdayaan UMKM perlu dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan berkesinambungan. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional. Prinsip pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 4 adalah: 1. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri; 2. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan; 3. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; 4. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan 5. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. Tujuan pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 5 adalah: 1. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan commit to user berkeadilan;
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan 3. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
f. Keunggulan dan Kelemahan UKM Krisis ekonomi yang memporak-porandakan perekonomian nasional tahun 1997 yang lalu membangkitkan kesadaran pentingnya peran usaha kecil dan menengah sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Pengembangan UMKM saat ini dan mendatang menghadapi berbagai hambatan dan tantangan dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Namun dengan berbagai keterbatasan yang ada UMKM masih diharapkan mampu menjadi andalan perekonomian Indonesia. Usaha kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan komparatif (Pandji Anoraga, 2002: 226), yaitu: 1. Usaha kecil beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai bidang usaha. 2. usaha kecil beroperasi dengan investasi modal awal untuk aktiva tetap pada tingkat yang rendah sehingga sehingga usaha kecil memiliki kebebasan yang tinggi untuk keluar masuk pasar. 3. sebagian usaha kecil dapat dikatakan padat karya (labor intensive) yang disebabkan penggunaan teknologi sederhana. Selain itu juga terdapat hubungan yang erat antara pemilik dan karyawan sehingga sulit terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) Usaha kecil juga memiliki kelemahan antara lain: 1. Investasi awal dapat mengalami kerugian 2. Beberapa resiko di luar kendali wiraswasta, seperti perubahan mode, peraturan pemerintah, persaingan dan masalah tenaga kerja. 3. Beberapa bisnis yang cenderung menghasilkan pendapatan yang tak teratur, commit profit. to user pemilik mungkin tidak memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Mengelola bisnis sendiri banyak menyita waktu. Kekuatan usaha kecil menurut Singgih Wibowo,dkk dalam Pedoman Mengelola Usaha Kecil (1999: 1-3) adalah: 1. Perusahaan kecil umumnya mempunyai daerah pemasaran yang tidak terlalu jauh sehinggga tabiat konsumennya dapat dipahami. 2. Komunikasi dengan konsumen dapat berlangsung cepat dan seringkali berlangsung kepada pemilik. 3. Usaha kecil bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi. Usaha kecil juga memiliki beberapa kelemahan antara lain: 1. Pengusaha kecil sering mengabaikan hal-hal prinsip dalam pengoperasian usaha. Kebanyakan pengelola tidak membiasakan diri mencatat data trtansaksi keuangan, pembukuan dan sebagainya dengan baik dan tertib hanya mengandalkan daya ingat. 2. Kebanyakan pengelola usaha kecil enggan mengeluarkan biaya untuk promosi dan penelitian seperti usaha besar, banyak kebijakan perusahaan yang yang dibuat berdasarkan kira-kira, kebiasaan dan naluri. 3. Para pengusaha kecil kebanyakan hanya menyisakan sedikit waktu untuk mengurusi usahanya, biasanya pengusaha semacam ini adalah generasi penerus dari suatu usaha yang sudah berjalan lancar. 4. Tidak jelasnya struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang yang tidak jelas, status karyawan, sistem penggajian dan kepegawaian yang tidak beres. 5. Lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan yang memadai dan tidak adanya batasan tegas antara milik pribadi dengan milik perusahaan (tidak tahu besarnya laba atau rugi usaha). 6. Kelemahan di bidang pemasaran berupa ketidak serasian antara program produksi dan penjualan, disebabkan kurangnya penelitian pasar sehingga tidak tahu bagaimana posisi pasarnya, cara menghadapi pasar, dll.
B. Penelitian Yang Relevan Penelitian terdahulu tentang UKM dan Lembaga Keuangan dilakukan oleh commitProvinsi to user Jawa Timur Tahun 2005 yang Badan Penelitian dan Pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengadakan penelitian dengan judul ”Pengembangan Lembaga Keuangan Non Bank Untuk Pemberdayaan UKM”. Penelitian tersebut menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi langsung, koleksi data sekunder, survey baik dengan wawancara maupun kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa interaktif kwantitatif dan kualitatif. Objek kajian adalah lembagalembaga keuangan non bank dengan lokasi penelitian di Kabupaten Pasuruan, Situbondo, Bondowoso dan Jember. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa lembaga keuangan non bank sangat diperlukan dalam mendukung percepatan pemberdayaan UKM terutama bagi UKM di plosok-plosok dan pedesaan dimana akses lembaga perbankan masih terbatas. Penelitian lain yang membahas tentang UKM dilakukan oleh Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik (BPS) dengan judul ”Pengkajian Dukungan Finansial dan Non Finansial dalam Pengembangan Sentra Bisnis UKM”. Metode yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode survei yang dilaksanakan di 32 propinsi di Indonesia. Sampel yang diambil adalah UKM yang berada pada sentra bisnis UKM yang mendapat dukungan finansial berupa Modal Awal Pendanaan (MAP) dan dukungan non finansial berupa layanan pengembangan bisnis yang dilakukan oleh lembaga penyedia Layanan Pengembangan Bisnis (LPB). Selain UKM objek kajian lainnya adalah Koperasi Simpan Pinjam/ Unit Simpan Pinjam yang menyalurkan dana MAP dan LPB. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa 52% penyalur MAP adalah koperasi simpan pinjam dan sisanya berbentuk unit usaha simpan pinjam. Selain itu hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pemberian dukungan finansial untuk pengembangan sentra bisnis UKM memberikan dampak positif bagi kemajuan UKM. Penelitian yang penulis susun ini memiliki persamaan yaitu ingin mengetahui dampak dari pemberian pinjaman modal dari koperasi yaitu koperasi simpan pinjam kepada UKM, sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui tingkat produktivitas UKM setelah mendapat pinjaman modal dari koperasi simpan pinjam. Objek penelitian yang penulis pilih commit to userMojolaban sedangkan UKM yang adalah Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akan penulis teliti adalah UKM genteng dan batu bata di Kecamatan Mojolaban tahun 2010.
C. Kerangka Pemikiran Permodalan merupakan permasalahan utama yang dihadapi oleh UKM dalam rangka peningkatan kapasitas produksinya. Permasalahan ini timbul karena produk jasa dari lembaga keuangan sebagian besar masih berupa kredit modal kerja, sedangkan untuk kredit investasi sangat terbatas. Selain itu persyaratan pinjaman juga tidak mudah dipenuhi dan kurangnya informasi yang diberikan oleh lembaga keuangan terhadap pengusaha. Kesulitan untuk menambah modal usaha memberikan berbagai dampak terhadap UKM, diantaranya adalah: sulitnya meningkatkan kapasitas produksi, sulitnya melakukan perluasan pasar, sulitnya melakukan peningkatan mutu dan inovasi produk, juga sulitnya melakukan peningkatan kemampuan tenaga kerja. Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Sebelum menerima pinjaman modal dari koperasi Mitra Mandiri, usaha yang dimiliki para pengusaha kecil statis atau tidak berkembang karena mereka tidak memiliki modal tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas usahanya. Karena kegiatan usaha yang tidak berkembang penghasilan yang diperolehpun tidak meningkat dan cenderung rendah. Kemudian koperasi hadir di tengah masyarakat dan menyediakan pinjaman modal dengan prosedur yang mudah dan dengan bunga yang relatif terjangkau oleh para pengusaha kecil, maka para pengusaha kecil bisa mendapatkan modal yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga usaha mereka dapat berkembang. Usaha yang berkembang akan berdampak positif pada penghasilan para pengusaha kecil, penghasilan mereka relatif meningkat. Dari uraian diatas maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran mengenai peranan koperasi dalam meningkatkan produktivitas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kecamatan Mojolaban sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kekurangan bahan baku
Kekurangan modal
Kekurangan tenaga kerja
Produktivitas UKM rendah
Mengajukan prosedur permohonan kredit ke KSP Mitra Mandiri
Permohonan kredit disetujui
KSP Mitra Mandiri memberikan pinjaman modal
Modal UKM bertambah
Produktivitas UKM meningkat
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran tentang peranan koperasi Mitra Mandiri dalam meningkatkan produktivitas UKM
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis laksanakan di Koperasi Mitra Mandiri. Pemilihan tempat tersebut didasari pertimbangan sebagai berikut: 1. Koperasi Mitra Mandiri memberikan kontribusi yang cukup besar bagi masyarakat sekitar khususnya bagi para pengusaha kecil, mikro dan menengah. 2. Koperasi Mitra Mandiri memberikan kredit yang memang diarahkan untuk modal usaha. 2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, waktu penelitian merupakan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data penelitian mengenai peranan koperasi dalam meningkatkan produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah. Penelitian ini direncanakan selama 6 bulan dari bulan Februari 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut: Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Jadwal Penyusunan
Feb
Mar
April
Mei
Jun
Jul
Skripsi
2010
2010
2010
2010
2010
2010
Pengajuan Judul
Pengajuan Proposal
Perijinan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Laporan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian
Suatu permasalahan agar dapat dikaji secara utuh dan lengkap memerlukan suatu pendekatan permasalahan melalui bentuk penelitian yang tepat. Bentuk penelitian yang tepat akan mencerminkan kedalaman materi permasalahan yang disajikan. Penelitian ini menggunakan bentuk Deskriptif Kualitatif. Bentuk deskriptif kualitatif dipilih berdasarkan pada asumsi bahwa dengan pendekatan penelitian ini akan mendapatkan realita yang bersifat naturalisme pada obyek penelitian dan permasalahan yang diteliti akan diungkapkan secara detail dan mendalam. Muh. Natsir menyatakan bahwa metode deskriptif kualitatif (1996: 63)
adalah, “Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Pendapat lain yang mengulas tentang penelitian disampaikan oleh Lexi J. Moleong (2009:11) adalah, “Suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”. Penelitian deskriptif kualitatif juga mempunyai karakteristik antara lain: berlatar belakang alamiah, mengandalkan manusia sebagai obyek penelitian, memanfaatkan data kualitatif, menggunakan analisis secara induktif, mengarahkan sasaran penelitian pada usaha menemukan teori dasar yang bersifat deskriptif, lebih mementingkan pada hasil, membatasi kajian pada fokus tertentu, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya dapat diterima oleh semua pihak. Sehingga bentuk ini dirasa penting dalam penelitian ini. 2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian diperlukan agar setiap penelitian dapat mencapai hasil yang maksimal. Strategi peneitian merupakan teknik pengumpulan dan mengananlisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta sesuai dengan tujuan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang, dimana peneliti hanya mengkaji suatu masalah saja dan pengumpulan data yang lebih terarah berdasarkan tujuan mengenai peranan koperasi dalam meningkatkan produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah.
3. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy Moelong (2009: 157) adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Informan, informan dalam hal ini memberikan keterangan yang berupa kata-kata. Berdasarkan kata-kata tersebut kemudian dianalisa dan hasil akhirnya ditarik kesimpulan kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Agar mendapatkan data yang lebih valid diadakan cross cek antar informan yang satu dengan yang lainnya misalnya, antara keterangan para pengusaha kecil dengan pengurus koperasi. Sumber tertulis yang berupa dokumen-dokumen, catatan-catatan, hasil laporanlaporan penelitian sebelumnya dan lain sebagainya. Tempat penelitian, tempat penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah kantor Koperasi Mitra Mandiri dan para pengusaha kecil genteng dan batu bata di Kecamatan Mojolaban.
C. Teknik Sampling Hadari Nawawi berpendapat bahwa (1998: 152), “Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sesungguhnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar dapat diambil sampel yang representatif atau benarbenar mewakili populasi”. Sampel yang diambil dalam penelitian ini tidak mutlak jumlahnya, artinya commit to user sampel yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan. Teknik pengambilan sampel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Lexi J. Moleong (2009:165)
teknik purposive sampling mengandung maksud yaitu untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya (construction). Teknik-teknik tersebut digunakan peneliti agar dapat memperoleh data dari informan yang dianggap mengerti permasalahan yang diteliti serta pemilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data. Sampel juga sevariatif mungkin dan kemudian dapat dipilih lagi untuk memperluas dan menambah informasi yang telah diperoleh sehingga dapat saling mengisi. Sampel dalam penelitian ini meliputi: 1. Anggota Koperasi Mitra Mandiri Mojolaban 2. Pengusaha mikro, kecil dan menengah genteng dan batu bata di Kecamatan Mojolaban D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan alat tertentu. Untuk dapat memecahkan permasalahan dengan tuntas dalam melaksanakan penelitian diperlukan data yang valid dan reliabel. Sedangkan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, maka diperlukan suatu teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Interview atau wawancara adalah usaha pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship) antara si pencari informasi dengan sumber informasi. (Hadari Nawawi, 1998:111). Teknik ini ditujukan kepada pimpinan dan pengurus Koperasi Mitra Mandiri dan pengusaha mikro, kecil dan menengah. Kepada pimpinan dan pengurus Koperasi Mitra Mandiri untuk memperoleh gambaran umum mengenai situasi koperasi yang belum diperoleh commitdengan to userteknik dokumenter dan observasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teknik ini juga penulis gunakan untuk mengetahui data tentang besarnya jumlah produksi sebelum dan sesudah menerima kredit dari Koperasi. 2.
Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian, observasi ini dibagi menjadi dua, yaitu: a. Observasi langsung. b. Observasi tidak langsung. (Hadari Nawawi, 1998:100) Teknik ini penulis gunakan untuk mengamati pelaksanaan pemberian kredit yang dilakukan koperasi, guna melakukan survey pendahuluan. 3. Dokumentasi Hadari Nawawi (1998: 133) berpendapat bahwa studi dokumentasi adalah, “cara mengumpulkan data melalui peninggalan arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/ hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan”. Penulis menggunakan metode dokumentasi, dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data berupa catatan-catatan yang berhubungan dengan besarnya pinjaman yang diberikan oleh koperasi, struktur organisasi, sejarah koperasi, deskripsi pemberian kredit dan sebagainya.
E. Validitas Data Teknik pemeriksaan data digunakan untuk menetapkan keabsahan data yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu. Sedangkan dalam penelitian ini tehnik pemeriksaan data dilakukan dengan cara trianggulasi. Lexi J. Moleong (2009: 330) menegaskan bahwa, “Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk kepentingan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan data dibedakan menjadi empat macam yaitu: 1. Triangulasi dengan sumber
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teknik triangulasi ini membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. 2. Triangulasi dengan metode Teknik ini dengan melakukan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari beberapa teknik pengumpulan data dan melakukan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 3. Triangulasi dengan penyidik Teknik triangulasi ini memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data, sehingga dapat membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data. Cara lain dari teknik ini yaitu dengan membandingkan hasil penelitian seorang peneliti dengan peneliti lainnya. 4. Triangulasi dengan teori Triangulasi ini berdasarkan dari anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori, maka peneliti harus mencari tema atau penjelasan pembanding yang dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang mungkin mengarahkan pada upaya penelitian lainnya. Teknik pemeriksaan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode triangulasi dengan sumber, karena peneliti menggunakan beberapa sumber untuk mengumpulkan data dengan permasalahan yang sama. Artinya dari berbagai sumber yang diperoleh di cek, recek, dan cross cek dan kemudian diuji keabsahannya. Hal ini dilakukan dengan membandingkan hasil dari pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen. Dengan demikian hasil akhir dari analisis mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang tinggi.
F. Analisis Data Analisis data menurut Patton (1980: 268) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. commit79) to user Sedangkan Bogdan dan Taylor (1975: mendefinisikan analisis data sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
suatu proses yang merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh yang data. Analisis data adalah proses urut-urutan data dengan mengorganisasikan data kedalam suatu pola, kategori dan satuan urutan uraian dasar teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola penelitian induktif yang diolah dengan teknik saling terjalin atau interaktif mengalir. Tehnik interaksi mengalir yaitu model analisis yang menyatu dengan proses pengumpulan data dalam suatu rangkaian tertentu atau merupakan suatu siklus. Proses analisis data dengan model interaktif meliputi tiga komponen yaitu, pengumpilan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi. Proses analisis data dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Data kualitatif terutama terdiri dari kata-kata, bukan angka-angka. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, obervasi maupun dokumentasi tersebut dikumpulkan menjadi satu untuk diproses lebih lanjut. 2. Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci. Laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dan dipilahpilah hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola atau temanya. Jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan. 3. Penyajian Data Data yang tertumpuk, akan sukar untuk ditangani, sukar mencari hubungan to user antara data yang satu dengan commit data yang lain dan sukar pula melihat gambaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keseluruhan untuk mengambil kesimpulan. Oleh karena itu, agar dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian perlu dibuat penyajian data. 4. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi Peneliti berusaha mencari data dan mengumpulkannya, kemudian mencari pola, tema hubungan, persamaan hal-hal yang sering muncul dan sebagainya. Jadi dari data yang diperoleh kemudian dibuat suatu kesimpulan. Kesimpulan ini mula-mula bersifat tentative, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, kesimpulan itu akan lebih grounded. Jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Untuk lebih jelasnya berikut ini peneliti sajikan skema model analisis interaktif:
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Kesimpulan-kesimpulan: Penarikan/Verifikasi
Gambar 2. Analisis Data Model Interaktif Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif (Sumber: Mathew B. Milles dan A. Michael Huberman, 1992: 20) G. Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini prosedur atau langkah-langkah pembuatan laporan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Pra Lapangan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahap pra lapangan dilakukan dari pemilihan lokasi, penentuan permasalahan, mengurus perijinan dan persiapan perlengkapan. 2. Tahap Lapangan Tahap lapangan ini dilakukan dari penggalian data yang relevan dengan tujuan penelitian. Tahap ini peneliti mulai mengeksplorasi data yang ada di lapangan kemudian dikumpulkan untuk memasuki dikumpulkan untuk memasuki tahap analisis data. 3. Tahap Analisis Data Tahap analisis data dilakukan bersamaan dengan tahap pengumpulan data untuk menghindari data yang tercecer karena dianggap tidak berguna atau hilang. Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi: pengelompokan data, penganalisaan data kemudian ditarik suatu kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu persiapan penyajian data secara jelas dan rinci dalam suatu laporan. 4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian Penyusunan laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dari prosedurprosedur sebelumnya. Pada tahap ini hasil dari pengumpulan data diolah dan dianalisa kemudian dilaporkan dalam bentuk skripsi. Bagan prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
Tahap Pra Lapangan
Tahap Lapangan
Tahap Analisis Data
Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis Kecamatan Mojolaban
a. Letak
Kecamatan Mojolaban secara umum terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 104 m diatas permukaan laut. Jarak dari barat ke timur ± 8 km, sedangkan jarak dari utara ke selatan ± 6 km. Jarak ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten Sukoharjo ± 11 km. Batas-batas kecamatan: 1) Sebelah utara
: Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
2) Sebelah timur
: Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar
3) Sebelah selatan
: Kecamatan Polokarto
4) Sebelah barat
: Kota Surakarta
b. Keadaan Tanah
Luas wilayah Kecamatan Mojolaban tercatat 3.554 Ha atau sekitar 7,62 % dari luas Kabupaten Sukoharjo (46.666 Ha). Desa Palur merupakan desa yang terluas wilayahnya yaitu 409 Ha (11,51%) sedangkan Desa Triyagan adalah desa terkecil dengan luas 168 Ha (4,73%). Luas tanah terdiri dari 2.234 Ha (62,68%) lahan sawah dan 1.320 Ha (37,14%) lahan bukan sawah, luas bukan lahan sawah yang digunakan untuk pekarangan sebesar 88,56% dari total luas lahan bukan sawah. Temperatur ratarata di Kecamatan Mojolaban 32ºC dengan rata-rata curah hujan dalam satu tahun 116,75 mm. 2. Keadaan Demografi Kecamatan Mojolaban
a. Pemerintahan
Wilayah Kecamatan Mojolaban terbagi dalam 15 desa dan terdiri dari 53 kebayan, 510 Rukun Tetanggga (RT) dan 173 Rukun Warga (RW) dengan jumlah aparat pemerintahan desa sebanyak 158 pamong desa, 510 ketua RT dan 173 ketua RW. Desa-desa di Kecamatan Mojolaban merupakan desa swakarsa. Dari 15 desa yang ada, terdapat 3 desa yang termasuk dalam kategori desa tertinggal. commit to user Jumlah pegawai negeri yang ada di Kecamatan Mojolaban terdiri dari 530
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
TNI/Polri, 642 Guru, 314 Pegawai Pemda dan 159 lain-lain. Jumlah petani 11.867 dan jumlah peternak 21.303. b. Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Mojonaban tahun 2008 sebanyak 78.465 jiwa terdiri dari 38.993 penduduk laki-laki atau 49,62% dan 39.472 penduduk perempuan atau 50,31%. Adapun jumlah rumah tangga sebanyak 21.754. Dengan luas wilayah 35,54 km² maka kepadatan penduduknya adalah 2.195 jiwa/ km² artinya setiap 1 km² terdapat 2.195jiwa. Jumlah penduduk kecamatan Mojolaban yang pindah sebanyak 1.064orang dan yang datang ada 953 orang. Sedangkan dilihat dari angka kelahiran kasarnya (CBR), dari tiap 1.000 penduduk terjadi kelahiran sebanyak 14 orang, sementara angka kematian kasarnya 7 orang per 1.000 penduduk. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan penduduk alami. c. Sarana
Sarana pendidikan yang tersedia di Kecamatan Mojolaban yaitu Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 35 buah, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 50 buah, SLTP sebanyak 6 buah, SMA sebanyak 2 buah sedangkan Madrasah Ibtida´iyah (MI) sebanyak 2 sekolah, Tsanawiyah sebanyak 3 sekolah, Aliyah 1 sekolah dan 2 Pondok Pesantren. Peningkatan sarana kesehatan sangat dibutuhkan sebagai upaya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain pemerintah peran swasta cukup tinggi. Tahun 2008, jumlah Puskesmas di Kecamatan Mojolaban 2 buah, puskesmas pambantu 3 buah, Rumah Bersalin 17 buah, praktek dokter 17 buah, jumlah tenaga kesehatan antara lain dokter 29 orang, mantri kesehatan atau perawat 50 orang, dan bidan 40 orang. Tempat ibadah yang terdapat di Kecamatan Mojolaban sebanyak 205 buah, terdiri dari 142 masjid, 53 langgar atau surau dan 9 gereja dan 1 pura. d. Pertanian dan Peternakan
Luas lahan sawah di Kecamatan Mojolaban yang berpengairan teknis yaitu seluas 2.250 Ha. Luas panen dan produksi tanaman padi sawah yaitu 6.089 Ha dan 41.374 ton.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jenis ternak yang diusahakan di Kecamatan Mojolaban adalah ternak besar seperti kuda, sapi, kerbau, dan ternak kecil seperti kambing dan domba. Disamping itu juga diusahakan ternak unggas seperti ayam kampung, dan bebek atau itik. Populasi ternak besar tercatat sapi 3.168 ekor, kerbau sebanyak 143 ekor, kuda sebanyak 19 ekor sedangkan ternak kecil seperti kambing tercatat sebanyak 1.796 ekor, domba sebanyak 2.634 ekor, sedangkan unggas terbanyak yang diusahakan adalah ayam kampung yaitu sebanyak 30.538 ekor dan bebek atau itik sebanyak 10.456 ekor. e. Perhubungan
Kelancaran arus lalu lintas harus ditunjang dengan sarana dan prasarana perhubungan yang memadai. Faktor yang terpenting adalah panjang jalan dan keadaan jalan. Kecamatan Mojolaban memiliki panjang jalan 255 km yang terdiri dari jalan aspal, jalan yang diperkeras dan jalan tanah yang masing-masing 187 km, 38 km dan 30 km. Kecamatan Mojolaban mempunyai pelanggan telepon sebanyak 985 sambungan. Desa yang mempunyai sambungan telepon atau pelanggan telepon adalah Desa Bekonang 146 pelanggan dan Cangkol 125 pelanggan. Untuk sarana komunikasi terdapat 1 kantor pos yang terdapat di Desa Wirun yang melayani pengiriman barang atau uang serta surat menyurat guna menunjang adanya arus informasi dan komunikasi.
3. Data Umum Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri
a. Sejarah Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri didirikan seiring dengan perkembangan perkoperasian Indonesia, yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan berdasarkan atas azas kekeluargaan yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No 25 Tahun 1992 Pasal 2 Tentang Perkoperasian. Dimana koperasi harus tumbuh dan berkembang menjadi dasar perekonomian Indonesia untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri Mojolaban berperan sebagai wadah untuk tempat peminjaman dalm bentuk uang sebagaimana pada umumnya bagi anggota koperasi, serta berperan menghindarkan masyarakat dari para rentenir, lintah darat yang memberikan pinjaman dalam bentuk uang dengan bunga yang tinggi. Peran dari koperasi tersebut akan tepat sasaran apabila masyarakat mengerti dan memahami tentang peranan, tujuan dan manfaat dari koperasi. Seiring dengan perkembangan pembangunan dan amanat yang diemban oleh Koperasi, maka didirikanlah Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri di Mojolaban pada tanggal 10 Februari 2005. Koperasi ini bertempat di jalan Veteran, Desa Ganggasan Rt 02 Rw 05 Kelurahan Demakan, Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan akta pendirian dan anggaran dasar (AD) Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri Mojolaban berbadan hukum Nomor 518/061.BH/IV/2005 pada tanggal 11 April 2005 maka Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri telah disahkan oleh Menteri Negara urusan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, dengan akta pendirian melalui kantor pemerintah Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sukoharjo.
b. Struktur Organisasi Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri Struktur organisasi merupakan alat pembantu pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi serta memperlancar hubungan fungsi-fungsi dan wewenang antar anggota organisasi. Maka sebuah sebuah struktur yang terkandung dalam lembaga disebut sebagai alat yang dipergunakan untuk mengaktualisasi konsep yang ada. Adapun susunan organisasi dari KSP Mitra Mandiri adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Struktur Organisasi Kepengurusan Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri Mojolaban BH No.518/061.BH/IV/2005 RAPAT ANGGOTA
PENGAWAS
PENGURUS
KETUA
BENDAHARA
SEKRETARIS
MANAGER
ANGGOTA
MASYARAKAT
Gambar 4. Struktur Organisasi Koperasi Mitra Mandiri 1. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. setiap anggota mempunyai hak satu suara dalam rapat anggota. Rapat anggota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diadakan setiap satu tahun sekali. Rapat anggota dapat diadakan dengan cara yaitu: a. Atas kehendak pengurus b. Atas permintaan tertulis dari 1/10 (seper sepuluh) dari jumlah anggota, dengan catatan paling sedikit 5 (lima) orang anggota. c. Atas kehendak pemerintah yang berwenang Tanggal dan tempat serta acara rapat anggota harus diberitahukan 7 (tujuh) hari terlebih dahulu kepada anggota-anggotanya. Undangan rapat anggota tahunan disertai laporan neraca dan perhitungan sisa hasil usaha tahunan dan harus dikirim oleh pengurus kepada anggota sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sebelum rapat anggota diadakan. 2. Pengawas Pengawas koperasi merupakan perangkat organisasi koperasi yang dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengawas koperasi bertanggung jawab kepada rapat anggota. Persyaratan untuk dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar. 3. Manajer Manajer merupakan ujung tombak penanggung jawab pelaksana operasional di lapangan di Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri. Manajer merupakan penanggung jawab tunggal di unit usaha yang harus dipertanggung jawabkan secara operasional kepada direksi KSP Mitra Mandiri. Dalam menjalankan operasional di lapangan manajer tugas manajer adalah sebagai berikut: a. Mengatur serta menjalankan kegiatan roda operasional dan administrasi yang telah digariskan oleh digariskan oleh direksi KSP Mitra Mandiri berdasarkan visi dan misi guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. b. Mengatur segala bentuk pelayanan (job description) kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya atas sumber daya manusia yang dimiliki sesuai dengan commit to user kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Merencanakan program pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi tugas yang diemban berdasarkan rencana jangka pendek, menengah, dan panjang. 1) Melaksanakan program kerja berdasarkan profit oriented dan pengembangan usaha. 2) Mengusulkan dan melaporkan atas modal usaha, hasil usaha hubungan dengan relasi (debitur), sumber daya manusia (karyawan dan staff), inventaris guna pengembangan jangka pendek, menengah maupun panjang. 3) Mengupayakan kenyamanan dan perlindungan untuk karyawan atau staff dalam bekerja, serasi dan bertindak atas dasar musyawarah dan mufakat guna pencapaian kesejahteraan. 4. Sekretaris Tugas sekretaris adalah sebagai berikut: a. Mencatat atau merekam segala bentuk aktivitas kerja di unit usaha yang meliputi: 1) Kegiatan jangka pendek, menengah dan panjang. 2) Mengagendakan segala bentuk aktivitas kerja yang harus dipahami dan dimengerti untuk dilaksanakan kepada semua perangkat operasional. 3) Mengevaluasi tugas-tugas operasional di lapangan. 4) Mengadakan pelaporan dan monitoring. b.Mengurus file surat keluar dan masuk c. Mengurus file agenda kerja d.Inventarisasi data atau sarana produksi pelayanan atau fasilitas kerja 5. Bendahara/ kasir Tugas bendahara atau kasir meliputi: a. Mencatat dan membukukan segala bentuk transaksi keuangan koperasi. b.Mengamankan dan menjalankan segala bentuk transaksi keuangan rutinitas pelayanan kepada masyarakat berdasrkan program kerja jangka pendek, menengah dan panjang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Mengawasi kegiatan keuangan koperasi. d.Mengaudit segala pelaporan keuangan koperasi. Tabel 3. Pengurus Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban. No
Nama
Jabatan
1
Setyo Haryono
Ketua
2
Seno. SE
Sekretaris
3
Purwani W
Bendahara
4
Suyanto
Manager
5
Achmad Sarwani
Pengawas
6
Satrio Wibowo
Pengawas
7
Ambang wibowo
Pengawas
Sumber: KSP “Mitra Mandiri”
c. Keanggotaan Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri memiliki wilayah kerja di daerah Kecamatan Mojolaban mempunyai anggota yang terdiri dari beraneka ragam jenis pekerjaan, tetapi anggota terbanyak berasal dari petani. Untuk menjadi anggota seseorang harus menyetorkan uang untuk tabungan wajib sebagai syarat menjadi anggota koperasi.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian Sejalan dengan permasalahan yang peneliti kaji yaitu tentang peranan koperasi dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah. Maka untuk memberikan gambaran mengenai data yang berkaitan dengan permasalahan tersebut dapt dilihat dari keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitar koperasi terutama anggota nasabah, sistem kerja koperasi dan peranan Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah terutama genteng dan batu bata. Mengenai gambaran data tersebut diungkapkan sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar KSP Mitra Mandiri Keadaan sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Mojolaban dapat dilihat dari
jumlah
penduduk
menurut
kelompok
umur
dan
jenis
kelamin.
Pengelompokan penduduk menurut umur dan jenis kelamin juga dapat digunakan untuk menghitung rasio jenis kelamin yang ada di suatu wilayah. Rasio jenis kelamin ini merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Jumlah penduduk laki-laki di Kecamatan Mojolaban adalah 49,69 prosen sedangkan penduduk perempuan lebih banyak 0,62 prosen daripada penduduk laki-laki yaitu sebesar 50,31 prosen dari keseluruhan jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Mojolaban. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat menunjukkan jumlah penduduk produktif dan non produktif. Banyaknya penduduk Kecamatan Mojolaban menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur No
Kelompok umur (tahun) 1 0-4 2 5-9 3 10-14 4 15-19 5 20-24 6 25-29 7 30-34 8 35-39 9 40-44 10 45-49 11 50-54 12 55-59 13 >60 Jumlah Sumber data: BPS Kabupaten Sukoharjo
Jumlah penduduk (jiwa) 5.563 6.046 6.122 6.141 7.125 7.720 7.286 6.848 6.123 4.944 3.690 2.733 8.034 78.465
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penduduk Kecamatan Mojolaban yang berada di usia produktif yaitu pada usia 15-59 tahun adalah 47.756 jiwa atau 60,86 prosen dari keseluruhan jumlah penduduk. Warga miskin di Kecamatan Mojolaban adalah sebesar 34.939 jiwa. Penyebab tingginya angka commit to user kemiskinan tersebut antara lain: kurang meratanya kesempatan pendidikan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesehatan maupun kesempatan kerja. Rendahnya pengembangan industri kecil maupun industri menengah sebagai salah satu indikasi rendahnya kemandirian serta daya saing ekonomi. Sektor terbesar penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kecamatan Mojolaban adalah sektor pertanian karena sebagian besar penduduk Kecamatan Mojolaban berprofesi sebagai petani. Disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran kemudian sektor industri pengolahan. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kecamatan Mojolaban pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 6.422.111,79. Sedangkan PDRB per kapita Kecamatan Mojolaban atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp. 3.906.273,66. Laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan Mojolaban tahun 2007 adalah sebesar 7,92 %. Perekonomian di Kecamatan Mojolaban didukung oleh berbagai sarana antara lain 3 pasar umum, 1 pasar hewan, 91 toko, 203 kios atau warung. Selain itu juga terdapat berbagai lembaga keuangan yang membantu perekonomian masyarakat antara lain lain koperasi simpan pinjam 7 buah, koperasi unit desa 2 buah, koperasi kelompok tani 11 buah, koperasi serba usaha 11 buah, koperasi pegawai 5 buah, koperasi karyawan 5 buah, koperasi wanita 2 buah, koperasi jasa keuangan syariah 3 buah, koperasi lainnya 1 buah, BKK 1 buah, badan-badan kredit 11 buah dan bank lainnya 36 buah. Penduduk Kecamatan Mojolaban terutama sekitar lokasi KSP Mitra Mandiri memiliki mata pencaharian yang beraneka ragam. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pengrajin genteng sedangkan batu bata dibuat oleh sebagian kecil masyarakat yang tinggal di sekitar Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri. Selain bekerja sebagai pembuat genteng dan batu bata masyarakat di sekitar koperasi juga ada yang bekerja pada sektor perdagangan, peternakan, pertanian dan jasa. Mengingat pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia cukup pesat dan tidak seimbang dengan pertumbuhan ekonomi, maka semakin hari kesempatan kerja semakin berkurang pula. Terlebih pada saat perekonomian nasional mengalami
keterpurukan,
maka masalah kesempatan kerja benar-benar user akibatnya terjadi pihak dimanamerupakan problem nasional yangcommit serius. to Sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mana dan akhirnya angka pengangguran semakin meningkat. Bahkan tenaga terampil dan terdidik juga para sarjana tidak mempunyai pekerjaan. Kehadiran Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri disambut baik oleh pengusaha kecil dan menengah yang ada di sekitar lokasi koperasi terutama mereka yang membutuhkan modal usaha dan terjerat rentenir. Dimana para pengusaha kecil dan menengah enggan berhubungan dengan bunga pinjaman yang tinggi. Letak KSP Mitra Mandiri yang dekat dengan pengrajin genteng dan batu bata memudahkan untuk menjalin hubungan kerja sama dengan pelaku usaha. Jenis usaha pengguna modal KSP Mitra Mandiri Mojolaban secara umum dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5. Daftar Jenis Usaha Nasabah KSP Mitra Mandiri No 1 2 3 4 5 6 7
Jenis usaha Jumlah nasabah Genteng 85 Batu bata 15 Toko kelontong 45 Mebel 12 Industri karak 10 Tani 154 Lain-lain 107 Jumlah 428 Berdasarkan tabel jenis usaha nasabah pengguna modal KSP Mitra
Mandiri di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar nasabah bekerja di sektor pertanian sedangkan UKM genteng berada pada posisi ketiga.
2. Sistem Kerja KSP Mitra Mandiri Mojolaban Kegiatan operasional Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri ditujukan untuk membantu para pengusaha kecil yang mengalami kesulitan modal usaha yang dapat digunakan untuk usaha produktif, sehingga mampu meningkatkan produktivitas usahanya. KSP Mitra Mandiri melakukan dua macam kegiatan dalam kegiatan operasional usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu menghimpun dana dan menyalurkannya. Seperti yang diungkapkan oleh informan I berikut ini: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
”Kami melaksanakan dua macam kegiatan dalam menjalankan kegiatan operasional. Pertama usaha menghimpun dana baik dari anggota, pendiri, pengurus maupun dari masyarakat umum. Dengan adanya dana tersebut kami dapat melakukan kegiatan kedua yaitu penyaluran dana. Dalam penyaluran dana ini kegiatan utama yang kami lakukan adalah pemberian pinjaman modal kepada anggota.” Hal yang serupa juga diungkapkan oleh informan II kepada penulis sebagai berikut: ”Sebagai suatu usaha yang bergerak dibidang simpan pinjam, maka kegiatan utama kami adalah melakukan penghimpunan dana dari masyarakat atau dalam bentuk simpanan dan yang kedua adalah melakukan penyaluran dana yaitu dalam bentuk pinjaman.” Sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri, berdasarkan hasil wawancara tersebut adalah penghimpunan dana dan penyaluran dana. Untuk menjalankan kegiatan operasionalnya, koperasi mengadakan strategi pembinaan terhadap nasabah dalam membantu meningkatkan produktivitas usahanya. Strategi pembinaan tersebut merupakan sistem yang berorientasi pada sistem pengelolaan modal usaha. Oleh karenanya Koperasi Simpan Pinjam”Mitra Mandiri” mempunyai sistem yang baik dalam strategi pengembangan terhadap usaha kecil. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan I sebagai berikut: ”Dalam progam pemberian pinjaman kepada nasabah kami selanjutnya tidak melepasnya begitu saja. Kami harus mengetahui penggunaan modal itu. Apakah pinjaman modal yang sudah kami berikan itu digunakan untuk usaha yang benar-benar produktif atau tidak? Sehingga kami melakukan pembinaan terhadap nasabah tentang penggunaan modal yang telah kami berikan, selain itu kami juga melakukan pengecekan secara langsung terhadap usaha nasabah.” Sistem pembinaan yang dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terhadap nasabah dalam rangka peningkatan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata berdasarkan hasil wawancara tersebut terdiri dari dua sistem yaitu: a. Mengadakan pembinaan cara manajemen modal b. Mengadakan pengecekan secara langsung terhadap usaha nasabah Sistem pembinaan ini menunjukan adanya hubungan yang baik antara pihak koperasi dengan nasabah. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dari nasabah user dorongan dari pihak koperasi. dalam meningkatkan usahanya commit karena to adanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain itu jika terjadi suatu permasalahan maka pihak nasabah bisa langsung berkonsultasi pada pihak koperasi dalam memecahkan masalah atau kendala yang dihadapi. Sistem kerja dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Penghimpunan Dana Merupakan usaha untuk mengumpulkan dana dari berbagai sumber, baik dari anggota, calon nasabah, maupun dari pihak lain. Tujuan penghimpunan dana ini adalah untuk memperbesar modal, memperbesar aset dan memperbesar operasi penyaluran dana. Jenis sumber dana Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri adalah dari: 1) Modal anggota pendiri Merupakan dana abadi sebagai saham investasi dari pendiri yang mendapat SHU setiap tahun, antara lain meliputi: a. Simpanan pokok - Simpanan pokok dibayarkan satu kali, yaitu pada saat mendaftar sebagai anggota - Simpanan pokok tidak boleh diambil selama masih menjadi anggota koperasi. b. Simpanan wajib - Simpanan wajib dibayarkan oleh semua anggota secara teratur yaitu setiap mingguan atau bulanan. - Besarnya simpanan ditentukan atas dasar kesepakatan para anggota - Simpanan wajib tidak boleh diambil selama masih menjadi anggota. 2) Simpanan nasabah Simpanan nasabah diperlakukan sebagai investasi yang selanjutnya disalurkan untuk aktivitas pemberian bantuan modal dan keuntungan dari aktivitas tersebut diberikan kepada nasabah. 3) Pinjaman dari pihak ketiga Pinjaman yang dilakukan oleh koperasi dalam rangka pengadaan sarana to user kantor dan kendaraan atau commit menangani proyek tertentu juga dikarenakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melimpahnya permohonan perluasan usaha atau penambahan modal usaha anggota dan nasabah, misalnya kerja sama atau pinjaman kepada anggota koperasi sendiri, koperasi lain atau anggotanya, yayasan besar, pengusaha besar,dll. 4) Modal cadangan Modal cadangan adalah pemupukan modal yang diambilkan dari sebagian kecil perolehan hasil usaha setiap bulan dan setiap tahun sebagai dana khusus untuk mengatasi resiko kerugian dan meningkatkan usaha. b. Penyaluran Dana Dana yang dihimpun oleh koperasi disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit usaha yang ditujukan untuk tambahan modal bagi masyarakat yang mempunyai usaha produktif. Keberadaan jasa pinjaman yang diberiakn kepada masyarakat dan anggota tentunya sangat dibutuhkan untuk membantu menumbuhkan usaha masyarakat di sektor ekonomi diberbagai golongan. Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memberikan kemudahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam memberikan pinjaman kepada masyarakat. Pinjaman hanya diberikan kepada anggota Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”. Bagi peminjam yang bukan anggota koperasi diwajibkan atau diharuskan terlebih dahulu untuk menjadi anggota koperasi dengan memenuhi atau membayar terlebih dahulu simpanan pokok yang telah ditentukan oleh pengurus koperasi sesuai keputusan RAT. Prosedur dalam mencairkan pinjaman pada Koperasi Simpan Pinjam ” Mitra Mandiri” adalah sebagai berikut: 1) Nasabah yang akan mengajukan pinjaman atau kredit dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” sebagai langkah awal mengajukan Surat Permohonan Pinjaman yang mana blanko atau formulirnya telah disediakan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”. 2) Nasabah menyertakan foto copy KTP (suami atau istri) dan Kartu Keluarga (KK) serta/atau SIM yang masih berlaku. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” melayani pinjaman mulai dari Rp. 500.000,00 (Lima ratus ribu rupiah) hingga Rp. 5.000.000,00 (Lima juta rupiah) 4) Peminjam menyerahkan agunan atau jaminan kepada pengelola Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”, yaitu surat-surat berharga seperti BPKB Kendaraan Bermotor, Sertifikat Tanah, dll. 5) Setiap peminjam yang akan meminjam uang terlebih dahulu harus menjadi anggota dengan membayar simpanan pokok Rp. 100.000,00 (Seratus ribu rupiah). 6) Setiap peminjam diwajibkan menyerahkan simpanan berwujud uang tunai sesuai aturan yang berlaku di Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” 7) Peminjam dikenakan biaya administrasi (materai dan biaya administrasi lainnya) sesuai dengan ketentuan Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”. Syarat penerima pinjaman dari Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”: 1) Terdaftar sebagai anggota atau calon anggota Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” 2) Mempunyai aktivitas produktif atau mempunyai usaha 3) Tidak mempunyai tunggakan pinjaman pada Koperasi Simpan Pinjam atau badan usaha lainnya. 4) Mampu untuk membayar kembali dan melunasi pinjamannya. 5) Mengajukan pinjaman kepada Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”, dengan melampirkan: • Foto copy KTP suami dan istri • Foto copy kartu keluarga (KK) • Menyerahkan agunan yang berupa surat-surat berharga seperti BPKB kendaraan bermotor atau sertifikat. 6) Mendapatkan persetujuan dari manager atau pengurus 7) Sanggup mentaati semua peraturan Koperasi Simpan Pinjam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mengembalikan pinjaman merupakan kewajiban bagi nasabah yang meminjam uang di Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”. Adapun ketentuan pengembalian pinjaman adalah sebagai berikut: 1) Angsuran pinjaman dilakukan setiap satu bulan sekali sampai dengan lunas berdasarkan permohonan dan sesuai dengan jadwal waktu pinjaman. 2) Setiap angsuran diharuskan mengangsur pokok dan bunga atau berdasarkan perjanjian yaitu pinjaman dengan jangka waktu musiman yaitu bunga dibayarkan setiap bulan dan pada saat pembayaran bunga yang ke-4 disertai dengan pelunasan pinjaman. 3) Setiap angsuran bila ada keterlambatan dikenakan sanksi denda 1% dari bunga pinjaman yang diterima. 4) Tiga bulan setelah jatuh tempo, apabila pinjaman tidak dilunasi maka pengelola Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berhak menjual barang jaminan yang diagunkan. Apabila ada sisa lebih dapat dikembalikan pada peminjam. 5) Peminjam membuat surat kuasa menjual barang jaminan bersamaan dengan permohonan yang diajukan. Selain melayani jasa pinjaman
Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra
Mandiri” juga melayani jasa simpanan atau tabungan. Adapun persyaratan tabungan adalah sebagai berikut: a. Tabungan diperuntukkan untuk masyarakat umum maupun lembaga. b. Setoran pertama minimal Rp. 5.000,00 selanjutnya minimal Rp. 10.000,00 c. Pengambilan dilakukan setiap hari pada jam kerja dengan sisa saldo pengambilan minimal Rp. 10.000,00 d. Besarnya suku bunga ditetapkan 12% pertahun. Setiap terjadi perubahan suku bunga akan dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepad penabung. e. Hasil bunga akan ditambahkan ke masing-masing rekening tabungan setiap akhir bulan. f. Bunga dihitung pada saldo minimal dalam bulan yang bersangkutan atau commit to user bulan berjalan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Rekening pasif yang bersaldo Rp. 10.000,00 kebawah apabila tidak dimutasi selama tiga bulan berturut-turut dikenakan biaya administrasi Rp 3.000,00 perbulan dan koperasi secara sepihak dapat menutup rekening tersebut. h. Penutupan rekening dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 5.000,00 i. Bila terdapat perbedaan saldo antara buku tabungan dengan catatan pembukuan koperasi maka yang dianggap sah adalah saldo yang tercatat pada buku koperasi. j. Koperasi tidak bertanggung jawab atas kerugian akibat dipergunakannya orang lain yang tidak bertanggung jawab. k. Tabungan dapat dipergunakan sebagai jaminan kredit. l. Apabila buku tabungan hilang, segera melapor kepada Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”
3. Peranan KSP Mitra Mandiri dalam Meningkatkan Produktivitas Usaha Kecil dan Menengah Genteng dan Batu bata Koperasi simpan pinjam merupakan salah satu jenis koperasi yang kegiatan pada umumnya adalah memberikan pelayanan kepada anggota serta masyarakat berupa jasa simpanan dan jasa pinjaman dalam rangka membantu meningkatkan usaha masyarakat. Dalam menjalankan kegiatannya, koperasi simpan pinjam memainkan peranan penting yang sangat penting bagi terwujudnya sistem perekonomian yang menjamin penyertaan hasil-hasil pembangunan, yaitu sebagai wadah bagi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas untuk membantu memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. Koperasi simpan pinjam adalah lembaga koperasi yang berperan sebagai lembaga keuangan. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perkoperasian, Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berlandaskan suasana kehidupan yang demokrasi dimana kekuasaan tertinggi di dalam Rapat Anggota. Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan commit to userkecamatan-kecamatan lainnya di masyarakat di Kecamatan Mojolaban dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
wilayah teretorial Kabupaten Sukoharjo terhadap pemberdayaan masyarakat yang memiliki usaha di sektor perekonomian yang ada di wilayah tersebut. Salah satu lembaga alternatif pemberdayaan masyarakat, koperasi tumbuh dan berkembang dengan pesat. Kondisi semacam ini merupakan iklim yang kondusif dan perlu didukung oleh masyarakat agar mampu meningkatkan peran dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata, maka Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memiliki beberapa peranan. Mengenai hal ini diungkapkan oleh informan I yaitu sebagai berikut: ”Dalam hal peran, koperasi menyediakan bantuan modal yang ditujukan kepada masyarakat yang konsekuen dalam hal kerjanya yang dimanfaatkan untuk usaha yang produktif. Selain itu adanya koperasi ini dapat memerangi kegiatan para rentenir yang semakin banyak dikalangan masyarakat. Karena terus terang saja mbak..disini masih ada masyarakat yang berhubungan dengan rentenir atau yang biasa disebut orang-orang dengan bank plecit. Fungsi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” yang lain yaitu sesuai dengan visinya yang ingin mensejahterakan anggotanya yang mempunyai usaha yang produktif baik disektor industri seperti UKM genteng dan batu bata yang akan mbak teliti juga di sektor perdagangan seperti toko kelontong, sektor pertanian, dll. Sedangkan misi dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” yaitu memberikan pinjaman dan bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.” Informan II juga mengungkapkan hal yang serupa dalam wawancaranya dengan penulis sebagai berikut: ”Kami membantu masyarakat dalam hal pemberian pinjaman modal yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk membantu menjalankan dan meningkatkan usahanya. Selain itu dengan adanya koperasi ini kami juga berharap dapat membantu masyarakat agar terhindar dari bank plecit dan kami juga berharap dengan adanya koperasi ini kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.” Kesimpulan dari hasil wawancara tersebut bahwa Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” mempunyai peranan sebagai berikut: a. Pemberian modal kepada pemohon yang dianggap produktif dan konsekuen dalam menjalankan usahanya. b. Meminimalisasi gerak rentenir c. Mensejahterakan anggotanya dengan memberikan pinjaman modal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sesuai dengan peran tersebut di atas, maka keberadaan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” mempunyai manfaat bagi masyarakat di sekitarnya, khususnya yang menjadi nasabah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan III sebagai berikut: ”Adanya koperasi di sini saya bisa meminjam sejumlah uang yang bisa saya gunakan untuk membeli tanah liat yang bisa saya gunakan untuk membuat batu bata, mbak...karena dulu saya tidak punya uang untuk membeli tanah liat untuk membuat batu bata. Karena saya sudah lumayan lama menjadi nasabah di sini jadi manfaatnya sudah bisa saya rasakan mbak dulu waktu saya belum pinjam uang di sini saya hanya bisa membeli tanah liat sedikit mbak hasilnya hanya bisa untuk biaya sekolah dan makan, untuk membeli bahan baku lagi sudah gak ada uang. Dengan saya pinjam uang di sini saya bisa menambah pembelian bahan baku saya mbak, selain itu hasil produksi batu bata saya juga bertambah mbak. ” Hal senada juga diungkapkan oleh informan IV, yang mengungkapkan sebagai berikut: ”Uang yang saya pinjam dari koperasi ini saya gunakan untuk menambah tenaga yang membuat batu bata di tempat saya mbak, selain itu juga saya gunakan untuk memperbaiki gubuk (tempat untuk menyimpan batu bata) saya yang rusak mbak, maklum mbak karena tenaganya saya tambah jadi batu batanya juga bertambah.” Hal senada juga diungkapkan oleh informan V sebagai berikut: ”Saya membuat genteng udah lama mbak, tapi dulu saya kehabisan modal untuk membeli bahan bakunya mbak, kemudian saya pinjam uang ke koperasi ini sehingga saya bisa membuat genteng lagi mbak walaupun tidak seperti dulu mbak, sedikit-sedikit mbak yang penting ajeg mabak. ” Keberadaan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memberikan manfaat kepada para pengrajin genteng dan batu bata yang menjadi nasabah koperasi. Seperti yang diungkapkan oleh informan VI sebagai berikut: ”Saya benar-benar merasa tertolong mbak dengan adanya Koperasi Mitra Mandiri ini, dulu saya bingung mbak harus bagaimana, waktu itu saya mempunyai genteng mateng (sudah dibakar) mbak tapi harganya anjlok sedangkan saya harus mbayar anak sekolah bahan baku sudah habis belum lagi untuk keperluan lain. Untungnya saya berinisiatif untuk meminjam uang di Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” jadi saya tidak kebingungan mbak, uang sekolah anak saya bisa terbayar, saya juga tetap bisa membuat genteng karena saya tidak punya pekerjaan lain selain ini mbak” commitoleh to user Juga seperti yang diungkapkan informan VII, yaitu sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
”Saya dulu meminjam uang di Koperasi ini karena bingung harus bagaimana mbak, anak saya yang nomor satu mau wisuda terus yang kedua minta uang semesteran ya sudah mbak uang yang seharusnya buat beli kayu untuk bakar genteng dan untuk bayar upah tenaga saya kasihkan mbak. Kemudian saya diberi tahu oleh tetangga saya mbak untuk pinjam uang saja di koperasi ini dari pada bingung. Dan Alhamdulillah mbak usaha saya masih berjalan sampai saat ini.” Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Informan VIII, yaitu sebagai berikut: ”Setelah saya kena PHK dari tempat saya kerja dulu mbak saya bingung mbak mau nyari kerja dimana apalagi waktu itu anak saya mau masuk SMP. Kemudian saudara saya menyarankan untuk membuat genteng tapi saya gak punya uang untuk membeli bahan bakunya mbak. Saya tanya saja pada tetangga yang sudah menjadi nasabah di koperasi ini katanya syaratnya mudah gak rumit. Akhirnya saya pinjam uang mbak di koperasi ini, syukur Alhamdulillah mbak saya masih tetap bisa membuat genteng sampai saat ini dan hasilnya pun lumayan.” Keberadaan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berdasarkan hasil dari beberapa wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” mempunyai manfaat bagi masyarakat sekitar pada umumnya dan bagi nasabah pada khususnya. Manfaat tersebut adalah sebagai sumber pendanaan dan penyedia modal bagi anggotanya juga meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Kredit dari KSP ”Mitra Mandiri” terbukti memberikan manfaat bagi para pengrajin genteng dan batu bata dalam meningkatkan produktivitas usahanya. Seperti yang diungkapkan oleh informan X kepada penulis, berikut ini: ”Alhamdulillah mbak sejak saya mengambil kredit dari koperasi ini usaha saya mengalami peningkatan, dilihat dari genteng yang saya buat semakin banyak karena bahan baku yang saya miliki juga bertambah bila dibandingkan dulu, ya syukur mbak pendapatan saya pun juga bertambah.” Hal yang serupa juga diungkapkan oleh informan XI nasabah dari KSP ”Mitra Mandiri yang berprofesi sebagai pengrajin genteng kepada penulis, sebagi berikut: ”Koperasi ini membantu saya mbak, saya bisa pinjam uang disini untuk menambah modal saya dalam membuat genteng. Uang dari sini ini saya gunakan untuk membeli tanah untuk membuat genteng juga untuk menambah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jumlah tenaga saya, mbak. Hasilnya pun tidak gelo mbak, genteng yang dihasilkan pun meningkat daripada sebelumnya, mbak.” Informan XII merupakan nasabah dari KSP ”Mitra Mandiri” yang berprofesi sebagai pengrajin batu bata juga mengungkapkan hal yang senada. Beliau mengaku bahwa setelah mendapat pinjaman modal dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” hasil produksi batu bata yang dia buat mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya. Seperti yang diungkapkan dalam wawancaranya dengan penulis berikut ini: ”Syukur Alhamdulillah mbak, bata yang saya buat bisa bertambah banyak setelah pinjam uang di koperasi ini, saya bisa membeli tanah yang lebih banyak bila dibandingkan dulu.” Besarnya pengeluaran yang digunakan oleh pengusaha kecil dan menengah untuk biaya pembelian bahan baku dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 6. Biaya Produksi Usaha Kecil dan Menengah Genteng dan Batu Bata No
Nama nasabah
Sebelum kredit dari koperasi (Rp) 1 Widodo 1.220.000 2 Suminem 1.580.000 3 Suwarno 1.560.000 4 Sarjono 2.190.000 5 Painem 1.650.000 6 Suparmin 1.260.000 7 Suparno 1.385.000 8 Mugiyem 1.190.000 9 Suwarti 1.280.000 10 Surahmat 1.220.000 14.535.000 Jumlah 1.453.500 Rata-rata Sumber: hasil wawancara yang diolah
Setelah kredit dari koperasi (Rp) 1.750.000 2.440.000 2.000.000 2.205.000 1.910.000 1.810.000 1.765.000 1.450.000 2.150.000 1.620.000 19.100.000 1.910.000
Prosentase kenaikan (%)
34 54 28 32 16 44 27 22 68 33 367 36,7
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa modal yang digunakan untuk biaya produksi pembuatan genteng dan batu bata mengalami peningkatan setelah mendapat kredit dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”. Hal ini dapat dilihat dari prosentase rata-rata kenaikan pengeluaran untuk produksi sebesar 36,7 % dengan prosentase kenaikan tertinggi sebesar 68 % dan prosentase terendah sebesar 16 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pinjaman modal yang diperoleh para pengrajin genteng dan batu bata dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terbukti dapat membantu meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata. Hal ini dapat diketahui dari pengakuan para pengrajin yang mendapatkan kredit dari koperasi bahwa setelah mereka mendapatkan kredit dari KSP ”Mitra Mandiri” hasil produksi mereka mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum mereka mendapatkan kredit dari koperasi. Umumnya para nasabah di Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memanfaatkan uang pinjaman yang mereka dapat untuk biaya pembelian bahan baku, selain itu uang tersebut juga digunakan untuk upah tenaga kerja. Perubahan hasil produksi usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata setelah mendapat pinjaman modal dari Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Produksi Usaha Kecil dan Menengah Genteng dan Batu Bata No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Nasabah
Hasil produksi sebelum kredit dari koperasi (buah)
Widodo 8. 000 Suminem 12. 000 Suwarno 6. 000 Sarjono 9. 000 Painem 8. 000 Suparmin 7. 500 Suparno 6. 500 Mugiyem 5. 500 Suwarti 10. 000 Surahmat 7. 000 79. 500 Jumlah 7. 950 Rata-rata Sumber: hasil wawancara yang diolah
Hasil produksi sesudah kredit dari koperasi (buah)
10. 000 15. 000 7. 500 10. 500 9. 500 9. 000 8. 000 7. 500 13. 000 9. 000 99. 000 9. 900
Prosentase peningkatan hasil produksi (%) 20 25 25 17 18 20 23 36 30 28 242 24,2
Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil produksi pengusaha kecil dan menengah genteng dan batu bata mengalami peningkatan setelah mendapatkan pinjaman modal dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”. Hal ini dapat dilihat dari prosentase peningkatan hasil commit to rata-rata user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
produksi sebesar 24,2% dengan peningkatan prosentase hasil produksi terendah sebesar 17% dan peningkatan prosentase hasil produksi tertinggi sebesar 36%. Dengan adanya kenaikan hasil produksi genteng dan batu bata maka penghasilan yang diperoleh para pengrajin genteng dan batu bata juga akan mengalami peningkatan, sehingga tingkat kesejahteraan merekapun juga akan mengalami peningkatan. Peningkatan pendapatan usaha kecil dan menengah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Peningkatan Pendapatan UKM Genteng dan Batu Bata No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Nasabah
Pendapatan sebelum kredit (Rp)
Widodo 2.160.000 Suminem 3.180.000 Suwarno 2.850.000 Sarjono 4.320.000 Painem 3.880.000 Suparmin 3.562.500 Suparno 3.120.000 Mugiyem 2.667.500 Suwarti 2.600.000 Surahmat 3.360.000 31.700.000 Jumlah 3.170.000 Rata-rata Sumber: hasil wawancara yang diolah
Pendapatan sesudah kredit (Rp)
2.700.000 3.975.000 3.562.500 5.040.000 4.607.500 4.275.000 3.840.000 3.637.500 3.380.000 4.320.000 39.337.500 3.933.750
Prosentase kenaikan pendapatan (%) 25 25 25 17 19 20 23 36 30 29 250 25
Berdasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendapatan dari pengrajin genteng dan batu bata mengalami peningkatan setelah mendapat pinjaman dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”, dengan kenaikan pendapatan rata-rata sebesar 25% dan prosentase peningkatan pendapatan terendah sebesar 17% sedangkan prosentase peningkatan tertinggi adalah sebesar 36%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Kendala yang Dihadapi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam Membantu Meningkatkan Produktivitas Usaha Kecil dan Menengah Genteng dan Batu Bata Suatu peran akan menghadapi permasalahan yang akan menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Demikian juga peran Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam membantu meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata. Hambatan atau kendala yang dihadapi berasal dari anggota atau nasabah dan dari pihak koperasi sendiri. Kendala yang berasal dari nasabah yaitu perolehan penghasilan tidak menentu waktunya sehingga tidak bisa memenuhi tanggung jawab untuk melakukan penyetoran tepat pada waktu yang telah disepakati. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan IV, yaitu sebagai berikut: ”Sebagai pembuat batu bata, penghasilan yang saya peroleh itu tidak tepat waktu mbak, kadang sudah mendekati waktu untuk mengangsur atau melunasi pinjaman saya belum bisa bakar karena berambut yang sulit didapat akhir-akhir ini. Selain itu juga ada mbak pembeli yang uangnya tidak langsung dibayar harus nagih/ minta ke rumahnya, kadang sudah ditagih juga tidak kasih alasannya belum ada. Jadi kadang kesulitan untuk mengembalikan pinjaman tepat waktu mbak.” Informasi yang serupa juga didapat dari informan I dalam wawancaranya dengan penulis, yaitu sebagai berikut: ”Faktor kendala kalau dari nasabah itu dalam waktu yang telah ditentukan tidak bisa membiayai pinjaman atau mengembalikan pinjaman, maka kita harus menagihnya. Pertama kita ingatkan dulu, bahwa kewajibanya harus dapat dipenuhi kalau memang sudah waktunya mengembalikan dan jadwal yang sudah ditentukan tidak bisa mengembalikan ya barang jaminannya harus dijual sesuai dengan pernyataan-pernyataan dari nasabah.” Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan IX yang merupakan pegawai dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam wawancaranya dengan penulis, sebagai berikut: ”Kendala yang dihadapi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” ini pada umumnya sama dengan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya yaitu jika kita mengalami kredit macet atau kurang lancarnya nasabah dalam melakukan pengembalian pinjaman. Makanya kita membutuhkan keuletan untuk menangani commit to user kekuranglancaran pengembalian pinjaman tadi.”
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Informan X yang merupakan nasabah Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri yang berprofesi sebagai pengrajin genteng mengungkapkan hal yang berbeda. Beliau mengaku bahwa tidak kendala dalam mengangsur atau mengembalikan pinjaman dari koperasi. Seperti yang diungkapkan dalam wawancaranya dengan penulis berikut ini: ”Saya tidak mengalami kesulitan dalam mengembalikan pinjaman dari koperasi, bisa dikatakan saya tidak terlambat dalam mengembalikannya” Pihak koperasi juga mengakui jika ada nasabah yang terlambat membayar pinjaman akan menimbulkan kerepotan bagi koperasi. Seperti yang diungkapkan oleh informan I berikut ini: ”Jika ada nasabah yang terlambat bayar kita juga yang repot mbak.. kita harus mendatangi rumah nasabah satu persatu untuk menarik angsuran atau mengingatkan bahwa pinjamannya telah jatuh tempo. Kadang kita sudah datang untuk nagih tapi tidak ada hasil, mereka semoyo nanti mau datang sendiri ke kantor untuk menyelesaikan pinjamannya, tapi sudah kita tunggu juga tidak datang mbak.. tapi untuk nasabah yang konsisten atau bertanggungjawab kami baru datang mengingkatkan bahwa pinjamannya sudah jatuh tempo, mereka ya keesokan harinya langsung datang ke kantor untuk menyelesaikannya. ” Keterlambatan nasabah dalam mengembalikan pinjaman merupakan kendala bagi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam membantu meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata. Dengan
adanya
kredit
macet
atau
kekuranglancaran
nasabah
dalam
mengembalikan pinjaman ke koperasi, maka Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” akan mengalami kesulitan yaitu jumlah kas di koperasi bisa berkurang. Disebabkan oleh banyaknya uang yang beredar di masyarakat sementara pengembaliannya tidak rutin. Usaha yang dilakukan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” untuk mengurangi kerugian akibat kekuranglancaran nasabah dalam mengembalikan pinjaman adalah berusaha selektif dalam memberikan kredit kepada nasabah, jangan sampai kecolongan dengan memberi pinjaman kepada nasabah yang tidak lancar dalam mengembalikan angsuran. Tidak semua nasabah yang mengajukan kredit disetujui, tetapi harus selektif, misalnya dengan mengadakan survey commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lapangan atau kunjungan ke rumah untuk mengetahui keadaan nasabah. Kondisi nasabah tersebut antara lain lancar atau tidak usaha yang dijalankan nasabah, berapa penghasilan yang diterima oleh nasabah serta berapa jumlah kredit yang diperlukan. Penagihan terhadap nasabah harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan keuletan. Datang ke nasabah tidak hanya satu atau dua kali saja tetapi kadang berkali-kali karena banyak alasan yang diberikan oleh nasabah sehingga hasilnya nol atau tidak mendapatkan hasil sama sekali. Apabila nasabah ternyata belum bisa mengembalikan pinjaman maka diadakan musyawarah untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Nasabah akan diberikan kelonggaran waktu sampai beberapa bulan. Tetapi apabila waktu yang ditentukan nasabah benarbenar tidak bisa mengembalikan uang pinjaman, maka langkah terakhir adalah menjual agunan atau jaminan yang diberikan ke Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” sesuai dengan peraturan dan pernyataan-pernyataan dari nasabah. Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” juga memiliki faktor pendukung dalam menjalankan usahanya. Seperti yang diungkapkan oleh informan I berikut ini: ”Dengan adanya modal yang cukup kita dapat menjalankan usaha dengan lancar sehingga permintaan nasabah dapat terpenuhi dengan cepat. Modal KSP sendiri berasal dari anggota yang berupa simpanan wajib, simpanan pokok, simpanan sukarela juga modal dari luar seperti pinjaman yang dilakukan koperasi dengan pihak luar”. Selain faktor permodalan management yang baik juga merupakan faktor pendukung bagi koperasi dalam menjalankan usahanya. Seperti yang diungkapkan oleh informan VIII dalam wawancaranya dengan penulis berikut ini: ”Administrasi sekecil apapun harus kita catat jangan sampai ada yang ketinggalan, selain itu waktu yang efisien, pada waktu masuk kerja ya harus ditepati. Yang selanjutnya adalah Sumber Daya Manusia yang baik, trampil, tertib dan mampu mengerjakan segala bidang, misalnya komputerisasi dan internet. Selain itu karyawan di sini harus disiplin, waktunya masuk kerja harus tepat waktu.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Faktor pendukung lainnya adalah adanya bunga yang rendah juga proses yang mudah. Seperti yang diungkapkan oleh informan XI yang berprofesi sebagai pembuat genteng berikut ini: ”Saya meminjam uang disini dikarenakan prosesnya itu lho mbak mudah juga bunganya yang tidak begitu tinggi. Jadi saya tidak begitu kesulitan untuk mengembalikan pinjaman mbak”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan XII dalam wawancaranya dengan penulis, yaitu sebagai berikut: ”Alasan saya dalam mengambil pinjaman di Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” antara lain karena prosesnya yang cepat dan mudah, bunga yang dibebankan atas pinjaman saya juga ringan dan apabila terjadi permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan”. Dengan adanya bunga yang rendah dan pelayanan yang cepat serta proses yang mudah membuat Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berani bersaing dengan lembaga keuangan lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh informan I dalam wawancaranya dengan penulis, yaitu sebagai berikut: ”Kita mengupayakan pelayanan yang cepat dalam arti kita menyalurkan kredit secepat mungkin agar nasabah tidak lari ke lembaga keuangan lain. Sesuai dengan perjanjian kita tepat waktu, cepat kita juga harus disiplin, disamping itu dengan pemberian bunga yang ringan, juga proses yang cepat dan tidak berbelit-belit saya kira tidak akan membuat nasabah untuk lari ke lembaga keuangan lainnya”. Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa wawancara tersebut di atas bahwa banyak nasabah yang datang dan memilih Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dengan alasan adanya bunga yang rendah dari koperasi serta proses yang cepat dan persyaratannya yang mudah. Selain itu letak Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” yang strategis dan mudah untuk dijangkau dengan alat transportasi umum, juga berada dekat dengan daerah penghasil genteng juga batu bata menjadi faktor penarik tersendiri bagi nasabah. Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” mengupayakan adanya pelayanan yang cepat dalam menyalurkan kredit terhadap nasabah , pemberian bunga yang rendah serta proses yang tidak berbelit-belit dalam rangka memberikan pelayanan yang maksimal kepada nasabah. Agar menjadi faktor commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendukung bagi nasabah untuk tetap mengambil kredit dan menyimpan uangnya di koperasi dan tidak lari ke lembaga keuangan lain.
C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Teori Permasalahan dalam penelitian ini yaitu tentang peranan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata, penulis memperoleh temuan bahwa peran koperasi sudah dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitar koperasi khususnya para pengrajin genteng dan batu bata. Dengan adanya layanan dari koperasi yang mudah dan cepat, maka dapat membantu meningkatkan usaha para pengusaha kecil terutama usaha genteng dan batu bata. Pengusaha kecil dapat memperoleh pinjaman modal untuk meningkatkan produktivitas usahanya. Namun dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, koperasi seringkali mengalami hambatan sehingga selalu berusaha untuk mengatasinya. Data yang diperoleh di lapangan berdasarkan dari tujuan penelitian tersebut akan dikaitkan dengan kajian teori dan lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut:
1. Keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitar Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang monodualis yaitu sebagai makhluk pribadi atau juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan pernah teerlepas dari kebutuhan. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan senantiasa untuk berusaha dan bekerja agar kebutuhannya dapat terpenuhi dan dapat mencapai kemakmuran. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki makna bahwa manusia terdiri dari individu-individu yang tidak dapat berdiri sendiri dan senantiasa bergantung serta membutuhkan pertolongan orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu akan selalu berinteraksi dengan individu lainnya. Hubungan tersebut secara naluriah, perasaan, dan kebiasaan akan mendorong setiap individu untuk melakukan suatu kerjasama yang dapat menghasilkan suatu manfaat. Sedangkan commit to makhluk user manusia sebagai makhluk ekonomi adalah yang dengan akal pikirannya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak hanya berfungsi menghabiskan alat pemuas kebutuhan saja melainkan juga secara jasmani dapat mengubah bentuk dan menambah jumlah serta nilai guna suatu barang sehingga dapat lebih bermanfaat bagi kehidupannya. Kesimpulan dari teori diatas bahwa masyarakat di sekitar Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Mojolaban melakukan berbagai macam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu dengan bekerja mengubah bahan mentah menjadi barang jadi atau melakukan usaha yang produktif. Sehingga dapat mendatangkan manfaat bagi kehidupannya yaitu dalam hal pemenuhan kebutuhan. Dalam menjalankan usahanya tersebut mereka melakukan kerjasama dengan pihak luar terutama dengan lembaga keuangan atau koperasi sebagai penyedia modal, sehingga mereka mampu meningkatkan produktivitas usahanya dan akhirnya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Sistem kerja Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” Koperasi merupakan perkumpulan otonom dari orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasiaspirasi ekonomi, sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis (Ibnu Soedjono, 2000). Koperasi simpan pinjam merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan memberikan pembiayaan atau pinjaman modal kepada
masyarakat
yang
memiliki
usaha-usaha
yang
produktif
dan
menguntungkan. Analisis tentang pelaksanaan sistem kerja dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan adalah: Program dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” yang memberikan manfaat serta kepuasaan terhadap nasabah dan juga penanggulangan terhadap adanya rentenir darat. Sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan baik yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memiliki dasar dalam menjalankan segala aktivitasnya, karena lembaga ini dibentuk sebagai lembaga commit to user keuangan yang bertujuan membentuk perekonomian yang memihak pada rakyat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan berusaha untuk menciptakan kesejahteraan bagi anggotanya. Sistem operasional Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” meliputi penghimpunan dana (simpanan) yang dikelola sesuai dengan transaksi yang telah ditentukan menurut Anggaran Rumah Tangga (ART) koperasi. Simpanan atau tabungan tersebut ada batasan-batasan tertentu dalam penyetoran dan pengambilan pada waktu yang telah ditentukan, serta terdapat jumlah bunga yang telah ditentukan. Sistem operasional yang kedua yaitu penyaluran dana yang dilakukan dengan beberapa prosedur yang berupa formulir permohonan kredit, fotocopy KTP, fotocopy KK dan surat-surat berharga sebagai jaminan atau agunan kredit. Program kerja Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” telah terealisasi dengan baik dari sejak berdiri sampai sekarang.
3. Peranan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil genteng dan batu bata Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota atau masyarakat dalam memperoleh kredit atau pinjaman dengan syarat yang mudah dan bunga yang ringan. Adapun tujuan koperasi simpan pinjam adalah membantu keperluan kredit bagi para anggota atau masyarakat yang membutuhkan tentunya dengan syarat yang mudah dan proses yang cepat. Selain itu koperasi simpan pinjam juga memberikan jasa simpanan dengan tujuan agar mendidik anggota supaya giat menyimpan uangnya secara teratur sehingga membentuk modal sendiri serta mendidik anggotanya untuk hidup hemat. Koperasi simpan pinjam memberikan pelayanan kepada anggota dan masyarakat dengan memberikan jasa simpanan dan jasa pinjaman. Jasa pinjaman tersebut ditujukan kepada masyarakat yang mempunyai usaha yang dianggap produktif, sehingga dengan adanya pemberian pinjaman modal dapat membantu meningkatkan produkitvitas usahanya. Dengan adanya jasa simpanan dan jasa pinjaman yang diberikan koperasi simpan pinjam khususnya Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dapat digunakan bagi anggota serta masyarakat sebagai tambahan atau perkuatan modal untuk meningkatkan usahanya dibidang ekonomi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berkembang dan meningkatnya produktivitas usaha dari anggota dan masyarakat, maka akan meningkatkan pendapatan mereka yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga kesejahteraan dapat tercapai.
Meningkatnya
kesejahteraan
hidup
anggota
dan
masyarakat
menunjukkan bahwa peranan koperasi simpan pinjam sukses dan berhasil, sesuai dengan tujuan koperasi semula yaitu seperti yang tercantum dalam UndangUndang No.12 tahun 1995 tentang Perkoperasian,
yaitu: ”Memajukan
kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membantu tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.
4. Faktor Kendala KSP dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata di Kecamatan Mojolaban Faktor kendala bagi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata adalah keterlambatan nasabah dalam pengembalian kredit atau pinjaman. Hal ini dapat mengakibatkan kerugian bagi koperasi karena kas yang ada di koperasi berkurang. Faktor pendukung Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terhadap peningkatan produktivitas usaha kecil dan menengah di Kecamatan Mojolaban terutama usaha genteng dan batu bata adalah faktor permodalan. Faktor permodalan yaitu terpenuhinya sumber modal yang digunakan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam rangka melakukan kegiatan usahanya berupa jasa pinjaman kepada anggota dan masyarakat yang membutuhkan. Selain faktor permodalan faktor pendukung lainnya adalah management yang baik. Dengan management yang baik akan memperkecil kesalahan sehingga dapat mengurangi tingkat kerugian yang ada di Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”. Bunga yang rendah dan proses yang mudah juga merupakan pendukung dalam melayani nasabah. Adanya bunga yang rendah dari koperasi serta pelayanan yang baik dan to user juga proses yang mudah menjadi commit daya tarik tersendiri dan mendorong masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
untuk meminjam uang dan menabung di koperasi khusunya Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”. Faktor pendukung dan
faktor kendala bagi koperasi simpan pinjam
terhadap peningkatan produktivitas usaha kecil dan menengah ini akan saling berkaitan antara satu dengan yang lain, dalam rangka mencapai tujuan kegiatan usaha koperasi dalam memberikan pelayanan kepada anggota serta masyarakat yang membutuhkan dana sebagai tambahan modal untuk menumbuhkan usaha anggotanya yang merupakan tujuan bagi koperasi simpan pinjam khususnya Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Usaha kecil dan menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Perkembangan usaha kecil dan menengah seringkali menghadapi kendala baik internal maupun kendala eksternal. Kendala internal terutama berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Permasalahan lain yang dihadapi oleh usaha kecil adalah keterbatasan modal khususnya untuk modal kerja. Sebuah usaha kecil dan menengah membutuhkan strategi pengolahan keuangan, dimana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UKM tersebut dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas usahanya. Salah satu organisasi atau badan usaha yang mampu untuk mengatasi keadaan tersebut adalah
koperasi.
Koperasi
merupakan
wahana
yang
membangun
dan
mengembangkan potensi ekonomi yang dimiliki anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonominya serta dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri” memberikan bantuan modal kepada para pengusaha kecil dan menengah di wilayah Kecamatan Mojolaban. Dengan adanya pinjaman modal ini diharapkan para pelaku usaha kecil dan menengah dapat terus menjalankan usahanya serta meningkatkan produktivitas usahanya sehinggga kesejahteraan hidup dapat tercapai. Dari peranan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penduduk di Kecamatan Mojolaban sebagian besar berada pada usia produktif. Perekonomian di Kecamatan Mojolaban sebagian besar didukung commit to user oleh sektor pertanian, karena sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
petani. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” memiliki jenis pekerjaan yang bermacam-macam, dimana sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai pengrajin genteng tetapi tidak semua masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” berprofesi sebagai pengrajin genteng ada juga yang berprofesi sebagai pengrajin batu bata walaupun hanya sebagian kecil masyarakat, selain itu mereka juga bekerja di sektor pertanian, perdagangan, peternakan dan jasa. 2. Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” mempunyai dua sistem kerja dalam menjalankan usahanya yaitu sebagai berikut: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan atau simpanan selain itu sumber dana yang dimiliki oleh Koperasi Simpan Pinjam Mitra Mandiri juga berasal dari pinjaman dari pihak ketiga dan modal cadangan. b. Penyaluran dana kepada masyarakat yang membutuhkan pinjaman modal untuk meningkatkan usahanya. Adapun syarat-syarat pengajuan kredit ke Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” adalah formulir permohonan kredit yang telah disediakan oleh pihak koperasi, fotocopy KTP, fotocopy KK dan surat-surat berharga sebagai jaminan atau agunan kredit. 3. Pinjaman modal yang diberikan oleh Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” kepada para pengusaha kecil dan menengah terutama usaha genteng dan batu bata dimanfaatkan untuk tambahan modal hal ini terbukti adanya peningkatan modal yang digunakan untuk biaya produksi rata-rata sebesar 36,7 %. Selain itu hasil produksi para pengrajin juga mengalami peningkatan rata-rata sebesar 24,2% bila dibandingkan hasil produksi sebelumnya. Dengan meningkatnya hasil produksi maka pendapatan yang diperoleh juga mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 25%. Hal ini menujukkan bahwa kredit dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” terbukti dapat meningkatkan produktivitas usaha para pengrajin genteng dan batu bata. Semakin meningkatnya
produktivitas usaha,
maka pendapatan
yang
diperolehpun juga mengalami peningkatan yang akan berdampak pada commit to user peningkatan kesejahteraan hidup.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis. Implikasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini menguatkan teori bahwa ”koperasi adalah suatu organisasi yang berwatak sosial dan sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan”. Kegiatan Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam memberikan pinjaman kepada para pengusaha kecil dan menengah genteng dan batu bata dalam meningkatkan produtivitas usahanya. Sehingga dengan produktivitas usaha mereka yang semakin meningkat, masyarakat akan memperoleh peningkatan pendapatan yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan hidup mereka. Hasil dari penelitian ini selaras dengan hasil penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur yang mengadakan penelitian dengan judul ”Pengembangan Lembaga Keuangan Non Bank Untuk Pemberdayaan UKM”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa lembaga keuangan non bank sangat diperlukan dalam mendukung percepatan pemberdayaan UKM terutama bagi UKM di plosok-plosok pedesaan dimana akses lembaga perbankan masih terbatas. Selain itu hasil penelitian dari Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK bekerjasama dengan Biro Pusat Statistik dengan judul ”Pengkajian Dukungan Finansial dan Non Finansial dalam Pengembangan Sentra Bisnis UKM”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam merupakan lembaga keuangan terbesar sebagai penyalur modal awal bagi UKM. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemberian dukungan finansial untuk pengembangan UKM memberikan dampak positif bagi kemajuan UKM.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui peranan dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam meningkatkan produktivitas usaha kecil dan menengah genteng dan batu bata adalah sebagai lembaga commit to user keuangan yang membantu masyarakat untuk memberikan pinjaman modal agar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
usaha yang dikelola dapat bertahan dan mengalami peningkatan. Berdasarkan dampak dari pemberian pinjaman modal yang dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”, maka program ini perlu untuk dilanjutkan ke periode berikutnya mengingat kemampuan para pengusaha kecil dalam mendapatkan modal masih sangat terbatas. Dalam memberikan pinjaman modal kepada masyarakat, Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” juga menemui hambatanhambatan.
Adanya
kredit
macet
atau
keterlambatan
nasabah
dalam
mengembalikan pinjaman dapat menghambat perkembangan koperasi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program koperasi dalam membantu pengusaha kecil dan menengah genteng dan batu bata
untuk meningkatkan
produktivitas usaha yang dijalankannya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi pengurus Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri” dalam menentukan kebijakan-kebijakan antara lain: a. Kebijakan dalam mengurangi atau mengantisipasi adanya kredit macet dari nasabah. b. Kebijakan untuk memberikan solusi yang terbaik mengenai permasalahanpermasalahan yang dialami oleh para nasabah. c. Kebijakan dalam meningkatkan kualitas, dengan lebih menonjolkan pada proses pemberdayaan masyarakat.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan implikasinya, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1. Saran untuk petugas/ pengurus Koperasi Simpan Pinjam “Mitra Mandiri”: a. Agar meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat pengguna kredit, termasuk penambahan jumlah petugas pelayanan kredit sehingga masyarakat antusias menggunakan kredit untuk meningkatkan usaha. b. Agar selalu mengadakan sosialisasi yang rutin kepada masyarakat tentang kredit, pemanfaatan, dan pengelolaannya. c. Kecamatan Mojolaban mempunyai potensi yang besar untuk kegiatan commit to user usaha terutama usaha yang bergerak dalam bidang industri rumah tangga,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga tingkatkan keuletan dan semangat dalam mengelola kredit koperasi. d. Agar meningkatkan semangat kekeluargaan diantara petugas dan debitur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lemah 2. Saran untuk pengusaha kecil dan menengah selaku pengguna kredit dari Koperasi Simpan Pinjam ”Mitra Mandiri”: a. Agar kredit yang diperoleh benar-benar dimanfaatkan untuk kegiatan usaha yang produktif. Pemanfaatan kredit yang benar akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan hidup mereka. b. Agar masyarakat sadar akan kewajibannya sebagai pihak yang meminjam uang sehingga mengembalikan tepat waktu. c. Aktif menjalin komunikasi dengan petugas/ pengurus koperasi mengenai perkembangan usaha dan kesulitan melunasi tagihan kredit agar dapat dicari solusi yang tepat bagi masalahnya.
commit to user