PERKENALAN MUSIK IRINGAN TARIAN KREASI INE PARE PADA MAHASISWA SENDRATASIK UNWIRA KUPANG MELALUI METODE DRILL
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH YOHANES TEOFILUS BAKO NO. REGIS : 171 11 068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIK JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2015
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Agustinus Beda Ama, S.Sn, M.Si.
Flora Ceunfin, S. Sn, M.Sn.
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Sendratasik
Melkior Kian, S.Sn., M.Sn.
LEMBAR PENGESAHAN Skipsi ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Sendratasik, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan tanggal .... November 2015.
Dewan Penguji:
Drs.Agustinus Beda Ama,S.Sn.,M.Si. Ketua
……………………….
Flora Ceunfin, S.Sn., M.Sn. Sekretaris
.………………………
Pater Yohanes Don Bosko Bakok,SVD,S.Sn,M.Sn. Penguji I
...................................
Melkior Kian. S.Sn. M.Sn. Penguji II
……………………….
Drs.Agustinus Beda Ama,S.Sn.,M.Si. Penguji III
......................................
Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Sendratasik
Melkior Kian, S.Sn., M.Sn.
Mengesahkan Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Dr.Damianus Talok, MA
“ AKU DATANG BUKAN SEKEDAR DATANG, TETAPI AKU DATANG DENGAN PENUH TUJUAN “
Karya tulis ini secara khusus penulis persembahkan untuk : 1. Allah Tri Tunggal Maha Kudus dan Bunda Maria, Pelindung dan Penopang hidupku. 2. Untuk Bapak Anselmus Muda dan Mama Marselina Tima tersayang, terimakasih buat Doa, motivasi, maupun nasehat serta dana dan segala bentuk perhatian, kasih sayang yang membuat penulis mengerti akan sebuah perjuangan sampe penulis berhasil. 3. Adik-adikku tercinta, Berto Bako, Sandri, Sandro, dan Chandra, terimakasih untuk semua dukungannya. 4. Untuk teman-temanku 011, Tian, Elwi, Afynd, Fanny, Xaver, Chiko, Jesen, Lidya, Nard, Fr. Tino, Moris,umbu,nagom terimakasih untuk semua kebersamaan kita selama ini dan semua dukungannya. 5. Untuk Ade-ade tercinta, Handri, Ichal, Ebi, Marni, Ulin, Gina, Safi, Paskal, Ji, terimakasih atas segala dukungannya. 6. Special buat kekasih tercinta “Vivin Eno” yang dengan doa dan dukungannya selalu menemani penulis. 7. Almamater Tercinta FKIP SEDRATASIK UNWIRA.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Perkenalan Musik Iringan Tarian Kreasi Ine Pare Pada Mahasiswa Sendratasik Unwira Kupang Melalui Metode Drill”. Skripsi ini juga disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandira, sebagai proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini agar dapat mengukur efektivitas metode drill dalam meningkatkan iringan musik ine pare pada mahasiswa sendratasik. Penulis menyadari, dalam proses penulisan skripsi ini dapat terjadi dengan lancar berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus ikhlas penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada: 1. Rektor Universitas Katolik Widya Mandira, Pater Yulius Yasinto, SVD, MA, M.Sc yang telah me memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimbah ilmu di Unwira. 2. Dekan Fkip Unwira, Bapak Dr. Damianus Talok, MA, yang memberikan ijin keada penulis untuk mengadakan penelitian. 3. Kepro pendidikan Sendratasik, Bapak Melkior Kian, S.Sn, M.Sn, yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Pembimbing I, Drs. Agustinus Beda Ama, S.Sn, M.Si, yang telah meluangkan waktu dan menyumbangkan pikiran untuk membimbing penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 5. Pembimbing II, Flora Ceunfin, S.Sn, M.Sn, yang telah membantu penulis berupa dorongan dan arahan serta dengan ketulusan dan kesabaran telah membimbing penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. 6. Para Dosen Sendratasik, Bapak Drs.Petrus Riki Tukan, S.Mus, Bapak Melkior Kian, S.Sn, M.Sn, Bapak, Drs. Agustinus Beda Ama, S.Sn, M.Si, Ibu Flora Ceunfin, S.Sn, M.Sn, Bapak Stanis S. Tolan, S.Sn, M.Sn, Pater Yohanes Don Bosko Bakok, SVD, S.Sn, M.Sn, Ibu Yuliana Hutariningsih, S.Sn, Ibu Clara Amarilis Sinta Tukan, S.Mus yang telah banyak membantu memberikan ilmu dan bekal kepada penulis selama studi di lembaga ini. 7. Bapak Markus yang bekerja menyelesaikan administrasi serta urusan-urusan akademis selama Studi.
8. Bapak Anselmus Muda dan Mama Marselina Tima tersayang. 9. Adik-adik semester IV yang telah membantu penulis dalam penelitian. 10. Buat Om Teobalus Daga, Ibu Lusia Yasinta Meme, Om Yulius Waka Om Severinus We, Adik-adik tersayang Berto Bako, Sandri, Sandro, Chandra, atas segala dukungannya. 11. Buat teman-teman Virus 011, terimakasih untuk semua kebersamaan kita selama ini dan semua dukungannya. 12. Semua pihak yang dengan caranya sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan serta kekeliruan dalam penulisan skripsi ini, kiranya penulis akan lebih berterimakasih untuk menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan dalam penulisan akripsi ini.
Kupang.............2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ iii MOTTO ....................................................................................................................... iv PERSEMBAHAN ........................................................................................................ v ABSTRAK ................................................................................................................... vi KATA PENGANTAR............................................................................................ vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D.
Latar Belakang .................................................................................................. Rumusan Masalah ............................................................................................. Tujuan Penelitian .............................................................................................. Manfaat Penelitian ............................................................................................
1 5 5 5
BAB II LANDASAN TEORITIS A. B. C. D. E. F.
Konsep Pembelajaran........................................................................................ 7 Metode Drill .......... ...................................................................................... ......11 Definisi Seni................................................................................................. ......14 Musik Tradisional ...............................................................................................28 Musik Pengiring Tari ..........................................................................................30 Materi Ajar ..........................................................................................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. H. I.
Jenis Penelitian............................................................................................ Metode Penelitian ....................................................................................... Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... Alat Pengempulan Data .............................................................................. Tempat Penelitian ....................................................................................... Analisa Data ......................................................................................... ...... Jenis Data ............................................................................................. ...... Personil Penelitian ...................................................................................... Sistematika Penelitian ................................................................................
37 38 38 39 39 39 40 41 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum UNWIRA Kupang ............................................................... 42 B. Gambaran Umum Program Studi Pendidikan Sendratasik ............................... 48 C. Hasil Penelitian .................................................................................................. 58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................................... 71 B. Saran ................................................................................................................ 74 PUSTAKA ……………………………………………………………………………75
“PERKENALAN MUSIK IRINGAN TARIAN KREASI INE PARE PADA MAHASISWA SENDRATASIK UNWIRA KUPANG MELALUI METODE DRILL” ABSTRAK OLEH YOHANES TEOFILUS BAKO
Judul penelitian ini adalah Perkenalan Musik Iringan Tarian Kreasi Ine Pare Pada Mahasiswa Sendratasik Unwira Kupang Melalui Metode Drill. Hal yang melatarbelakangi pentingnya penulisan ini adalah untuk meningkatkan kreatifitas kelompok minat musik mahasiswa sendratasik dalam perkenalan pola musik iringan tarian kreasi Ine Pare, mereka juga di tuntut untuk latihan pola iringan secara berulang-ulang sesuai dengan cerita rakyat yang dibuat melalui sendratari kreasi. Agar penelitian ini dapat terarah dengan baik maka penulis membatasi pokok permasalahan yakni Bagaimana upaya yang dilakukan guru dalam perkenalan musik iringan sendratari kreasi Ine Pare pada mahasiswa sendratasik melalui metode drill.Tujuan penulisan ini adalah agar dapat mengukur efektivitas metode drill dalam memperkenalkan musik iringan ine pare pada mahasiswa sendratasik. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik yaitu Studi lapangan berkaitan erat dengan observasi,wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perkenalan musik iringan pada sendratari kreasi Ine Pare sangat efektif melalui metode drill yaitu dengan cara peneliti memperkenalkan meteri penelitian yaitu iringan musik tarian kreasi Ine Pare yang dilakukan secara berulang-ulang.Pada penelitian ini alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian kreasi ine Pare ada tiga jenis alat musik yaitu terdiri dari empat buah gong, satu buah gendang dan satu buah keyboard (alat musik keyboard digunakan sebagai alat musik pembantu), kesulitan yang dialami oleh kelompok minat musik dapat diatasi dengan baik. Penulis menyimpulkan bahwa tari merupakan salah satu bentuk karya seni untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui suatu gerak yang indah. Dan melalui tarian ini kelompok minat tari dibantu untuk mengenal bakat dan kemampuannya secara baik.
Kata kunci : Musik Iringan,Ine Pare, Tarian kreasi,MetodeDrill.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar terjadinya transfer pengetahuan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan yang sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman memiliki pengaruh pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan yang dianggap mendidik. Pendidikan umumnya dibagi menjadi beberapa tahap dimulai dari prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang (Dewey, john 1916/1944). Universitas adalahsuatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Universitas terdiri dari sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan pedidikan vokasi pada sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni yang memenuhi syarat dalam menyelenggarakan pendidikan profesi. Kesenian merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran dalam sebuah lembaga pendidikan. Seni sendiri merupakan salah satu bagian yang tidak terlepas dari kehidupan manusia.Tanpa seni dunia ini tidak indah, karena seni adalah bagian dari hidup. Seni juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diciptakan manusia yang
mengandung unsur keindahan. Seni memiliki beberapa bidang diantaranya seni drama, seni musik, seni rupa, dan seni tari. Soeharto (1992:80) mengungkapkan bahwa musik adalah seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama dan harmoni. . Pada zaman
dahulu, seni musik menjadi bagian terpenting dari berbagai ritual kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan siklus hidup manusia dan mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Hubungannya dengan tingkah laku, khususnya menandai peralihan tingkatan kehidupan seseorang, baik secara individu, maupun dalam kelompok masyarakat. Ritual dalam siklus hidup manusia dilaksanakan sebagai ungkapan syukur, dan sebagai pengakuan bahwa yang bersangkutan telah menjadi warga baru dalam lingkungan sosialnya, misalnya seperti tarian dalam ritual kelahiran, khitanan, perkawinan, kematian dan ritual pengorbanan. Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan serta keanekaragaman seni dan budaya, salah satunya terdapat di daerah Kabupaten Ende. Kabupaten Ende memiliki berbagai macam ritual salah satunya adalah ritual penghormatan terhadap Dewi Padi ( Ine Pare/ Mbu). Ine pare atau Ine Mbu adalah wanita lio pertama yang menemukan padi. Ine Mbu adalah wanita flores pertama yang melakukan eksperimen (percobaan) cara berladang padi. Ine Mbu adalah seorang gadis perawan yang dengan ikhlas dan penuh rasa kepahlawanan mempersembahkan darah dan dagingnya di Keli Koja sebagai lambang kesuburan dan turunnya Dewi Padi di Pulau Flores yaitu tanah persekutuan Nida-Lio Ende. Pada
Kalangan
sekolah,
pemerintahan,
keagamaan,
organisasi-organisasi
pemerintahan maupun swasta banyak mitos atau cerita rakyat yang dipakai untuk
difestivalkan dalam bentuk tarian. Salah satunya adalah mitos tentang Dewi Padi. Busana dan properti yang digunakan dibuat sedemikian rupa mirip dengan cerita aslinya serta musik yang digunakan adalah gong gendang (Nggo Lamba). Pendidikan seni, yakni seni musik, di Program Studi Sendratasik Unwira Kupang merupakan bagian dari proses pembentukkan individu yang utuh sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Perlu dicermati bahwa, tujuan pendidikan seni di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang khususnya di Program Studi Sendratasik bukan untuk membentuk mahasiswa yang terampil bermain musik atau dengan kata lain bukan untuk seniman, melainkan membentuk pribadi yang apresiatif dan kreatif melalui pengalaman berolah seni. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran seni sebenarnya dapat membentuk pola pikir anak didik melalui penanaman pemahaman, menumbuhkan cita rasa yang indahdan sensitifitas, dengan harapan dimasa yang akan datang dapat terbentuk manusia yang berbudi pekerti luhur, kreatif, apresiatif, peka, dan mempunyai rasa keindahan sesuai dengan tujuan pendidikan. Ekspresi seni musik dapat diwujudkan dalam bentuk-bentuk karya seni musik yang luas, salah satunya adalah garapan musik tarian kreasi Ine Pare. Perkenalan Musik Tarian Ine Pare yang dimaksud adalah bagaimana memadukan antara unsur kebudayaan mitos Ine Pare dan tari. Garapan musik ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam mencari pola iringan musik yang sesuai dengan gerakan tarian Ine Pare. Kegiatan ini diharapkan dapat berkontribusi tidak hanya terhadap pengembangan materi ajar, namun juga kemampuan peneliti dalam hal berkreasi seni khususnya seni musik yang dapat berpengaruh positif terhadap berkembang keterampilan peneliti dalam
mengemas bahan ajar yang berbasis pada garapan seni musik dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Atas dasar inilah penulis ingin mengkolaborasikan cerita atau mitos Ine Pare dalam bentuk garapan musik untuk mengiringi tarian, sehingga dinamakan musik kreasi Ine Pare umtuk diajarkan kepada mahasiswa Program Studi Sendratasik Unwira Kupang. Alasan kenapa penulis memilih garapan musik kreasi Ine Pare adalah untuk meningkatkan kreatifitas kelompok minat musik mahasiswa sendratasik dalam menggarap pola iringan musik tarian kreasi Ine Pare. Latar belakang dari judul ini adalah, selama ini Program Studi Sendratasik khususnya dalam pembelajaran seni musik, mahasiswa sering memainkan musik adat dari daerah mereka masing-masing dan itu sering dilakukan baik dalam ujian musik maupun dalam lomba-lomba etnis daerah. Berdasarkan pengalaman tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada mahasiswa Program Studi Sendratasik Unwira Kupang, dengan mengangkat judul “ PERKENALAN MUSIK IRINGAN TARIAN KREASI INE PARE PADA MAHASISWA SENDRATASIK UNWIRA KUPANG MELALUI METODE DRILL”. B. Rumusan Masalah Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah :Bagaimana upaya yang dilakukan guru dalam memperkenalkan musik iringan sendratari kreasi “Ine Pare”pada mahasiswa sendratasik melalui metode drill. C. Tujuan Penelitian
Bertolak dari permasalahan diatas, tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah mengukur efektifitas metode drill dalam memperkenalkan musik iringan ine pare pada mahasiswa sendratasik. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk Program Studi Sendratasik : Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi, tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi masyarakat luas karena Program Studi Sendratasik kedepannya diharapkan menjadi pusat informasi bagi seni tradisi NTT. 2. Untuk Penulis : Hasil penelitian ini bahan tulisan tugas akhir atau skripsi guna memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Sendratasik UNWIRA Kupang. Selain itu dapat menambah wawasan bagi penulis dalam bidang Seni Budaya.
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Pembelajaran 1. Hakekat Belajar Dan Pembeljaran Belajar pada hakekatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, cara pandang, sikap, tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Intinya belajar adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman. Ada beberapa terminologi yang terkait dengan belajar yang seringkali menimbulkan keraguan dalam penggunaannya terutama dikalangan siswa atau mahasiswa, yakni terminologi tentang mengajar, pembelajaran dan belajar. Meskipun belajar, mengajar dan pembelajaran menunjuk kekpada aktivitas yang berbeda, namun keduanya bermuara pada tujuan yang sama. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh aktivitas pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya lebih mudah diamati. Mengajar diartikan sebagai suatu situasi yang mampu mendorong siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa saja, akan tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah disiapkan. Dalam berbagai kajian dikemukakan bahwa instruction atau pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang
bersifat internal. Sepintas pengertian belajarnhampir sama dengan pembelajaran namun pada dasarnya beda. Dalam pembelajaran, situasi atau kondisi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan guru. Yang penting kita cermati kembali dalam keseharian disekolah-sekolah, istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana didalamnya terjadi interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa. Menurut Anthony Robbins (Trianto,2009 : 15), belajar merupakan suatu proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini, dimensi belajar memuat beberapa unsur yaitu: pertama menciptakan hubungan, kedua sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, ketiga sesuatu (pengetauhuan) yang baru. Jadi disini makna belajar bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan keterkaitan dari kedua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. Sedangkan menurut Jerome Brunner (Romberg & Kaput; Trianto, 2009 : 7), belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun atau mengkonstruk pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya. Selain itu, dalam pandangan konstruktifisme “belajar” bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan pengalaman yang sudah dimilikinya dalam format yang baru.
Dengan demikian, belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan dalam individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan kemampuan yang dibawa sejak lahir. Jadi, belajar dapat dilihat sebagai suatu proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, sehingga bermanfaat bagi individu itu sendiri dari lingkungan sekitarnya. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakekatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkana siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan (Trianto, 2009 : 17). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hakekat dari belajar dan pembelajaran adalah suatu proses dimana guru berusaha membelajarkan siswa atau subyek didik melalui perencanaan dan desain yang matang, selanjutnya melalui pelaksanaan dan evaluasi yang sistematis sehingga subyek didik atau pembelajaran dapat mencapai hasil belajar atau tujuan pembelajaran yang memuaskan. 2. Proses Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 17) proses pembelajaran merupakan runtutan perubahan (peristiwa) yang dilalui anak atau sasaran didik dalam mempelajari sesuatu. Slamet (Hadis, 2006 : 60) menjelaskan bahwa proses pembelajaran merupakan suatu perubahan yang dilakukan untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman itu sendiri serta hubungan dengan lingkungan. Menurut Yusuf Prayudi (2006 : 54), proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan dibentuk dan ditanamkan dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Dari pendapat diatas, penulis berkesimpulan bahwa proses pembelajaran adalah upaya bersama antara guru dan siswa dalam mempelajari sesuatu (petistiwa) dalam rangka perubahan dalam diri peserta pembelajaran/siswa. B. Metode Drill 1. Ilustrasi Metode Drill Proses pembelajaran metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena metode merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai, dan serasi untuk menyajikan suatu hal, sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Metode drill adalah metode dalam pengajaran dengan melatih peserta didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari (Sudjana, 1995:86). 2. Tujuan Penggunaan Metode Drill Adapun tujuan penggunaan metode drill adalah diharapkan agar siswa (Armai, 2002:175):
1. Memiliki ketrampilan moroeis/gerak, misalnya menghafal katakata, menulis, mempergunakan alat, membuat suatu bentuk, atau melaksanakan gerak dalam olah raga. 2. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagikan, menjumlah, tanda baca, dll. 3. Memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu keadaan, misalnya hubungan sebab akibat banyak hujan maka akan terjadi banjir, antara huruf dan bunyi, dll. 4. Dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi lebih baik teratur dan lebih teliti dalam mendorong ingatannya. 5. Pengetahuan anak didik akan bertambah dari berbagai segi dan anak didik tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih mendalam. 3. Syarat-Syarat Metode Drill Agar penggunaan metode drill dapat efektif, maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Sebelum pelajaran dimulai hendaknya diawali terlebih dahulu dengan pemberian pengertian dasar. 2. Metode ini dipakai hanya untuk bahan pelajaran kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan otomatis. 3. Diusahakan hendaknya masa latihan dilakukan secara singkat, hal ini dimungkinkan agar tidak membosankan siswa. 4. Maksud diadakannya latihan ulang harus memiliki tujuan yang luas.
5. Latihan diatur sedemikian rupa sehingga bersifat menarik dan dapat menimbulkan motivasi belajar anak.
4. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Drill Metode drill dapat lebih maksimal jika dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Kegiatan Guru 1. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah beserta jawabannya. 2. Mengajukan pertanyaan secara lisan, tertulis, atau memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. 3. Mendengarkan jawaban lisan atau memeriksa jawaban tertulis atau melihat gerakan yang dilakukan. 4. Mengajukan kembali berulang-ulang pertanyaan atau perintah yang telah diajukan dan didengar jawabannya. b. Kegiatan Murid 1. Mendengarkan baik-baik pertanyaan atau perintah yang diajukan guru kepadanya.
2. Menjawab secara lisan atau tertulis atau melakukan gerakan seperti yang diperintahkan. 3. Mengulang kembali jawaban atau gerakan sebanyak permintaan guru. 4. Mendengarkan pertanyaan atau perintah berikutnya.
5. Kekurangan dan Kelebihan Metode Drill Metode drill memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: a. Kelebihan Metode Drill 1. Dalam waktu yang relatif singkat, dapat diperoleh penguasaan dan ketrampilan yang diharapkan. 2. Akan tertanam pada setiap pribadi anak kebiasaan belajar secara rutin dan disiplin. b. Kekurangan Metode Drill 1. Bisa menghambat perkembangan daya inisiatif murid. 2. Kurang memperhatikan relevansinya dengan lingkungan. 3. Membentuk kebiasaan-kebiasaan yang otomatis dan kaku
C. DEFINISI SENI 1. Pengertian Seni
Dalam bahasa Sansekerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda cilpa berarti pewarnaan, arti ini kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Istilah seni yang disepadankan dengan kata art dalam bahasa inggris berawal dari istilah-istilah dalam bahasa Latin pada abad pertengahan ars, artes, dan artista. Art berarti teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu, adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran, sedangkan artista adalah anggota yang ada dalam kelompok-kelompok itu. Dengan demikian kata artista kiranya dapat dipersamakan dengan cilpa yang berasal dari bahasa Sansekerta. Kata ars inilah yang kemudian berkembang menjadi I’arte (Italia), I’art (Prancis), elarte (Spanyol), dan art (Inggis), dan bersamaan dengan itu artinyapun berkembang sedikit demi sedikit kearah pengertiannya seni ini. Walaupun demikian, di Eropa ada juga istilah-istilah lain yang berhubungan dengan seni, orang Jerman menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan kunst, yang berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. Bahasa Jerman juga mengenal istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian di Kunst-lah yang digunakan untuk istilah kegiatan yang berhubungan dengan seni. Kamus Besar Bahasa Indonesia seni diartikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu (di lihat dari segi kehalusannya, keindahanya, dan sebagainya). Bentukbentuk (karya seni) yang memiliki nilai keindahan tersebut diyakini memberikan
kenikmatan dan kepuasan terhadap jasmani-rohani, pencipta (kreator) ataupun penikmatnya (apresiator). Berkaitan dengan istilah seni ini beberapa filosof, seniman dan ahli senipun mencoba mengemukakan pendapatnya tentang seni. Schopenhauer misalnya, adalah orang pertama yang menyatakan bahwa semua cabang seni bersumber pada seni musik. Schopenhauer berpikir tentang kualitas abstrak dari seni musik dan hampir dalam hanya seni musik saja seorang seniman memiliki kemungkinan untuk menarik perhatian publik secara langsung, tanpa intervensi medium komunikasinya yang sering juga dipakai dalam maksud-maksud lain. Penyair misalnya, menggunakan kata-kata yang berhubungan erat dengan maknanya dalam dialog sehari-hari. Pelukis umumnya berekspresi dengan penggambaran keadaan dunia ini. Hanya seorang komponis musiklah yang betul-betul bebas menciptakan karya seni sesuai dengan kesadarannya sendiri, dan dengan tiada tujuan lain kecuali untuk dapat menyenangkan. Pengertian seni yang lain dapat dijumpai dalam Everyman Encyclopedia, yang menyebutkan bahwa seni merupakan segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas dorongan kebutuhan pokoknya, melibatkan semata-mata karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan, ataupun karena kebutuhan spiritual. Pengertian lain tentang seni dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam (Zakarias Soetejo dkk. 1.1.3:2009), seorang tokoh Pendidikan Nasioanal yang mengatakan bahwa seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya yang bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia yang lain, yang menikmati karya seni tersebut.
Seni atau kesenian merupakan karya para seniman dalam maksud memberikan rasa indah kepada para penghayatnya dan bagi para seniman itu sendiri. Herbert Read dalam (Drs.Joko Tri Prasetya,dkk. 93:1998) langsung menunjuk hasil karya dalam membuat batasan ini yaitu karya seni : Visual, Plastik, Musik dan Sastra. Di sini seniman melahirkan karya seni yang tergolong dalam batasan di atas. Sebab ada banyak karya seniman yang tidak bernilai seni murni seperti : melukis papan reklame atau mengecat tembok dan sebagainya. Tetapi ada karya para seniman atau karya seni yang bukan jenis atau kelompok seni disebut karya seni sebab memberi rasa indah juga. Mungkin sebutan yang tepat adalah seni artificial bagi karya : dekor pengantin, dekorasi rumah yang dibuat secara acak-acakan. 2. Fungsi Seni Seni memiliki fungsi yang secara umum dapat dibagi dalam fugsi Individual dan fungsi social. a. Fungsi Individual
Alat pemenuh kebutuhan fisik Pada saat seseorang memilih warna, bentuk atau keserasian untuk apa yang digunakannya, secara langsung atau tidak ia telah mempertimbangkan aspek seni dalam pilihannya. Selain itu, seni juga digunakan untuk terapi kesehatan.
Alat pemenuh kebutuhan emosional Emosi merupakan luapan perasaan. Dengan seni, seniman mampu mengekpresikan emosinya melalui karya-karyanya.
b. Fungsi Sosial
Sebagai media komunikasi Seni merupakan salah satu cara yang tepat untuk membuat orang lain mengerti, karena seni bersifat menyenangkan.
Sebagai media pendidikan Pertunjukan seni yang sarat nilai dan norma merupakan bentuk pendidikan yang sangat baik. Selain itu, melakukan aktifitas seni dalam kelompok juga merupakan pendidikan yang baik.
Sebagai media ritual Lagu-lagu gereja, cara membaca al-quran, arsitektur tempat ibadah, patung dan relief bertema rohani, serta gaya penyembahan lainnya menunjukan bahwa seni merupakan media ritual.
Sebagai media hiburan Seniman akan merasa terhibur ketika ia mampu membuat sebuah karya. Demikianpun orang lain yang menikmati karya seni.
Selain funsi yang diterangkan di atas, ada pendapat lain yang memandang fungsi seni sebagai sarana yakni:
Sarana kesenangan dan hiburan Melalui karya seni, orang dapat menyalurkan energinya yang lebih untuk memberikan kesenangan pribadi, karena disajikan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kenikmatan dan kepuasan jiwa bagi orang menikmatinya.
Sarana pernyataan jati diri.
Melalui karya seni seseorang menyatakan kepribadiannya, secara lebih leluasa.
Sarana integratif Pernyataan dan perwujudan pemikiran, seorang seniman dapat disalurkan melalui karyanya, untuk yang kuat dan bahkan mampu menggerakkan pemerhati karya-karya seni tersebut.
Sarana terapi / penyembuhan Mengingat sifatnya yang relatif bebas dari ketentuan sosial yang kaku, kesenian merupakan saran objektif bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan dan pemikiran secara bebas.
Sarana pendidikan Sebagai sarana pendidikan seni diajarkan dan digunakan dalam dunia pendidikan sebagai sarana untuk pengembangan individu.
3. Cabang-Cabang Seni a. Seni Rupa Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengelola konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu pada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasaan ekskresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Unsur-unsur yang menjadi dasar karya seni rupa anatara lain adalah garis, titik, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur dan gelap terang. b. Seni Tari Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, waktu dan tenaga. Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Unsur-unsur dalam seni tari; unsur-unsur keindahan tari : Gerak; terdiri dari watak, maknawi, reflex, spontan. Iringan; terdiri dari iringan internal dan iringan eksternal Tata rias dan busana Tema Tempat dan panggung Unsur-unsur penilaian tari : Wiraga, adalah dasar wujud lahiriah badan beserta anggota badan yang disertai keterampilan geraknya. Wirama, adalah suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis Wirasa, merupakan tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian. Unsur-unsur tari : Ide Harmoni Irama
c. Seni Teater Seni teater adalah seni yang kompleks, artinya dapat bekerja sama dengan cabang seni lainnya. Di Indonesia terdapat dua teater, diantaranya adalah : i.
Teater Tradisional Teater tradisional adalah bentuk pertunjukan yang pesertanya dari daerah setempat karena terkondisi dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur geogafis masing-masing daerah. Ciri-ciri teater tradisional adalah pementasan panggung terbuka(lapangan, halaman rumah), pementasannya sederhana, ceritanya turun temurun.
ii.
Teater Modern Teater modern adalah cerita yang bahannya dari kejadian sehari-hari atau karya sastra. Ciri-ciri teater modern adalah panggung tertata, ada pengaturan jalan cerita, tempat panggung tertutup.
Unsur-unsur dalam teater antara lain:
Naskah/skenario Berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog yang diucapkan
Skenario Merupakan naskah drama (besar) atau film, yang isinya lengkap, seperti : keadaan, properti, nama tokoh, karakter, petunjuk akting dan sebaginya. Tujuan dari skenario untuk sutradara agar penyajiannya lebih realistis.
Pemain/pemeran/tokoh Pemain merupakan orang yang memeragakan tokoh tertentu, pada film bisa disebut aktor/aktris.
Sutradara Sutradara merupakan orang yang memimpin dan mengatur sebuah teknik pembuatan atau pementasan drama, teater, film/sinetron.
Properti Properti merupakan perlengkapan yang diperlukan dalam pementasan drama atau film.
Penataan Seluruh pekerja yang terkait dengan pendukung pementasan teater, antara lain: tata rias, tata busana, tata lampu dan tata suara.
d. Seni Sastra Seni sastra adalah hasil budaya yang dapat diartikan sebagai bentuk rupa manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikiran. Kata sastra dalam bahasa sansekerta, akar kata sas- dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberikan petunjuk atau instruksi. Sedangkan akiran kata tra- biasanya menunjukan alat, suasana. Maka dari sastra dapat berarti, alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi dan pengajaran. e. Seni Musik Pengertian seni musik Musik adalah bahasa bunyi yang sangat nyata dalam menyampaikan segala sesuatu yang terpendam dalam pikiran dan hati seseorang, sehingga para pendengar musik menjadi paham terhadap apa yang disampaikan oleh pemusik, meskipun musik tersebut tidak menggunakan syair berupa rangkaian kata-kata. Bunyi yang terdengar dapat mewakili perasaan yang sedih, duka,
kecewa, haru, tertekan, gembira, suka cita, riang, hingga sesuatu yang agung dan menakjubkan. Unsur-unsur seni dalam musik Melodi Adalah rangkaian nada yang indah dan memiliki irama yang diatur sedemikian rupa oleh pencipta melodi tersebut. Nada Adalah bunyi yang dihasilkan oleh sumber bunyi yang bergetar dan memiliki frekuensi yang teratur. Frekuensi dapat diukur dengan menghitung jumlah getaran dalam satu detik. Tinggi rendahnya nada Tinggi rendahnya nada dipengaruhi oleh banyaknya frekuensi yang dihasilkan dalam satu detik. Semakin banyak frekuensi maka semakin tinggi nada yang dihasilkan pula, begitu juga sebaliknya Interval Adalah jarak satu nada ke nada lain. Setiap interval / jarak mempunyai nama tersendiri. Berikut ini adalah nama interval beserta jaraknya : 1 – 1 : interval prime 1 – 2 : interval secondo 1 – 3 : interval terts 1 – 4 : interval kwart 1 – 5 : interval kwint 1 – 6 : interval sekst
1 – 7 : interval septim 1 – 1 : interval oktaf Harmoni dan akord Harmoni adalah paduan dari dua nada atau lebih yang tinggi rendahnya berbeda yang dibunyikan secara bersama-sama. Harmoni mempunyai peranan untuk menghidupkan melodi utama sehingga terdengar meriah. Harmoni juga berfungsi sebagai pengiring melodi. Sedangkan akord adalah gabungan tiga nada atau lebih yang mempunyai jarak tertentu. Jarak antar nada inilah yang membedakan antara akord satu dengan yang lainnya. Akord ada banyak sekali jenisnya, yang paling dikenal adalah akord mayor, minor, dan dominant tujuh. Pulsa atau ketukan Adalah rangkaian ketukan yang berulang-ulang secara teratur seperti detik jam yang berputar. Kecepatan pulsa ditentukan oleh tempo yang digunakan. Semakin cepat tempo yang digunakan maka semakin cepat pula ketukan atau pusa yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya. Tempo Adalah kecepatan ketukan yang ada dalam sebuah lagu. Istilah-istilah untuk menunjukan tempo suatu lagu biasanya dituliskan menggunakan bahasa Italia, istilah-istilah tersebut antara lain : Largo
: sangat lambat
Adagio
: lambat
Andante
: seperti orang berjalan
Moderato
: sedang
Allegretto
: agak cepat
Allegro
: cepat
Presto
: sangat cepat
Accel
: makin cepat
Rit
: makin lambat
a tempo
: kembali ketempo semula
pocco a poco
: sedikit demi sedikit
fermata
: ditahan
Ritme atau irama Adalah gerak teratur karena munculnya alunan bunyi (nada) secara tepat. Keindahan irama karena adanya jalinan perbedaan nilai dari satuan-satuan bunyi. Ritme merupakan aliran ketukan dasar yang teratur mengikuti beberapa variasi gerak melodi. Pola irama memberikan perasaan ritmis karena pada hakekatnya irama adalah yang menggerakkan perasaan kita dan erat hubungannya dengan gerakan fisik. Dinamika Adalah tanda untuk menyatakan keras lembutnya nada yang dimainkan serta tanda untuk menyatakan dengan bagaimana lagu tersebut
dimainkan.
Istilah-istilah
mengungkapkan dinamika antara lain:
yang
digunakan
untuk
ff (fortissimo)
:sangat keras
f (forte)
: keras
mf (mezzo-forte)
: agak keras
mp (mezzo-piano)
: agak lembut
p (piano)
: lembut
pp (pianissimo)
: sangat lembut
cresc. (crescendo)
:makin lama makin keras
decrescendo
: makin laa makin lembut
Ada pula istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan dengan bagaimana lagu tersbut dimainkan, antara lain : dolce
: manis
con brio
: dengan berapi-api
grazioso
: manis, penuh keindahan
con grazia
: anggun
espresifo
: ekspresif
spiritoso
: dengan bersemangat
staccato
: dimainkan pendek, tersentak-sentak
Warna suara Setiap alat musik mempunyai warna suara dan karakter yang berbedabeda, hal ini disebabkan oleh bahan sumber bunyi atau suara sehingga bunyi yang dihasilkan akan mempunyai warna yang berbeda. Selain itu hal yang membuat warna suara menjadi berbeda adalah teknik produksi nada yang digunakan.
Birama Adalah suatu garis vertikal yang dituliskan untuk membatasi jumlah ketukan atau pulsa, ketukan ini berjalan secara berulang-ulang dan teratur sesuai dengan tempo yang digunakan. D. MUSIK TRADISIONAL Musik tradisional adalah musik atau seni suara yang berasal dari daerah tertentu dan menggunakan bahasa, gaya dan tradisi khas daerah tertentu. Secara umum, musik tradisional memiliki ciri khas sebagai berikut:
Dipelajari secara lisan Proses pewarisannya dilakukan secara lisan dan turun temurun.
Tidak memiliki notasi/naskah musik Karena proses pewarisannya yang secara lisan, naskah musik (partitur) menjadi hal yang diabaikan.
Bersifat informal Musik ini sering digunakan dalam kehidupan rakyat jelata sehingga bersifat sederhana dan santai.
Pemainnya tidak terspesialisasi Pemusik tradisional biasanya mempelajari semua jenis instrument musik, bahkan dapat menyanyikan lagu-lagunya.
Menjadi bagian budaya masyarakat Karena musik ini berkembang dalam kebudayaan tertentu, musik tradisional akhirnya menjadi budaya daerah tersebut. Hal inilah yang
menjadikan musik tradisional memiliki kekhasan di masing-masing daerahnya. Selain memiliki cirri khas, musik tradisional juga memiliki Karakteristik yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menggunakan tangga Nada Pentatonis Musik tradisional secara umum menggunakan 5 nada. Musik tradisional tidak memiliki standard tuning tertentu. Hal ini disebabkan karena pembuatannya secara manual dengan penyelarasan nada dengan rasa (felling) manusia saja.
Memiliki Cengkok/ Ekspresi khusus Setiap seni suara tradisional memiliki ekspresi yang berbeda setiap daerahnya. Pendengar akan mudah mengenali lagu daerah dengan mendengarkan cengkohannya. Contohnya lagu Timor dengan seruan “Uhe…” atau “Pesss” dalam tandak Lio.
Nada dasar Vocal cenderung mengikuti nada dasar musik Karena tanpa standard tuning, nada dasar lagu daerah tidak dapat dinaikan/ diturunkan. Penyanyi musik tradisional biasanya mempunyai teknik vocal tersendiri untuk menyesuaikan nadanya.
Terdapat aturan bentuk lagu sendiri Lagu yang dibawakan cenderung memiliki pola-pola tertentu. Contoh: Lagu Dolo dalam tandak Dolo, Flores Timur yang dinyanyikan dengan pantun berrima.
Menggunakan iringan alat musik akustik Semua alat musiok daerah termasuk dalam alat musik akustik, karena sumber bunyi tidak dengan bantuan listrik
Bahan alat musik berasal dari alam Bahan yang digunakan antara lain: Logam, Kayu, Bambu, Kulit binatang. Ada pun yang memiliki bahan pembuat yang unik seperti Fu di Maluku yang terbuat dari Kerang, Sasando Rote dari Daun Lontar maupun Heo, alat musik Kordofon dari TTS yang dawainya terbuat dari Usus KusKus/Musang.
E. MUSIK PENGIRING TARI Menurut Tim Abdi Guru (Seni Budaya SMP Kelas VII, 2007: 118) bentuk musik pengiring tari disesuaikan dengan dari mana tarian tersebut tumbuh dan berkembang. Bisa berupa seperangkat gamelan, angklung, rebana, gong, gendang, tifa, dan lain sebagainya. Jadi musik pengiring tari tergantung dengan daerah asal tarian tersebut. Musik dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran bagi setiap orang yang mendengar dan menikmatinya, musik berfungsi sebagai unsur pendukung gerak dan karakter karena di dalam musik tersebut terdapat unsur utama ( Yuyus Suherman, Seni Budaya SMK Jilid 1, 2007: 78) dua unsur pada musik yang sering digunakan sebagai iringan tari yakni :
1. Melodi
Melodi adalah rangkaian susunan nada-nada berdasarkan tinggi rendahnya yang teratur dan terarah sehingga didengar indah. 2. Ritme Ritme adalah panjang pendeknya suara yang datang berulang-ulang serta tersusun secara teratur. Dalam seni tari kehadiran musik sangat penting, sebagai penentu irama dalam tarian. Selain sebagai pengiring tarian musik berguna juga untuk memperkaya gerak para penari, pemberi gambaran suasana, dan meransang munculnya gerak (Tim Abdi Guru, Seni Budaya 1, 2007: 118). F. MATERI AJAR Tarian Kreasi Ine Pare Ine Pare merupakan sebuah cerita rakyat atau mitos dari daerah Ende khususnya suku Lio. Ine pare atau Ine Mbu adalah anak dari Raja dan Kaja di Nua Ria (kampung besar) tanah persekutuan adat Ndori,Lio Selatan. Mereka memiliki tiga orang anak yaitu Ndale putra sulung, Mbu putri tunggal dan Sipi putra bungsu. Suatu ketika terjadilah bencana alam hebat (tsunami) seluruh daratan Flores, yang dalam bahasa lio disebut Ae Mesi Nuka Tana Lala. Akibat dari bencana alam yang dahsyat,perkampungan Raja dan Kaja menjadi dangkalan. Raja dan Kaja sekeluarga akhirnya mengungsi ke tempat yang lebih aman yaitu Keli Mbape dan di tempat ini Raja meninggal dunia. Begitu pula dengan Kaja akhirnya kembali ke pangkuan yang Maha Kuasa. Setelah kematian Raja dan Kaja, Ndale, Mbu, dan Sipi harus hidup mandiri, mereka memulai hidup baru dengan penuh kesedihan dan tantangan yang sangat berat, mereka akhirnya memutuskan untuk mengungsi ke tanah
persekutuan Mbengu yang sekarang di kenal dengan sebutan Mase Ndale, Koja Ndale atau Nanga Ndale. Kemarau panjang terjadi diseluruh daerah lio dan mengalami kelaparan besar didaerah lio. Ketika Mbu, Ndale dan Sipi mengungsi di situ, penduduk hanya makan serbuk kayu yang sudah lapuk. Suatu hari Mbu mencari kayu bakar(kayu api) disuatu tempat berawa-rawa, kebetulan saat itu salah satu anggota badan Mbu terluka dan darah dari tangannya berjatuhan dilumpur lalu tumbuhlah Padi. Hal seperti ini sering terjadi dan menjadi rahasia ketiga bersaudara. Dari hari ke hari hidup mereka semakin membaik. Kehidupan mereka tampaknya makmur dan sangat sehat tidak seperti penduduk kampung lainnya yang rata-rata terserang penyakit busung lapar. Hidup mereka terus beprndah-pindah untuk menghindari rasa kecemburuan dari penduduk setempat, dan pada akhirnya mereka menuju ke tanah persekutuan Ndondo. Perjalanan mereka sangat erat hubungannya dengan lingkungan alam atau daerah agraris khususnya cara berladang padi.Perjalanan panjang dari ketiga bersaudara akhirnya brpisah dimana sipi harus mengembara ke arah timur. Perjalanan puncak Mbu dan saudaranya Ndale menuju Keli Koja akhirnya terlaksana. Sebagai manusia biasa Ndale tidak tega membunuh adiknya sendiri, namun demi kepentingan orang banyak dan atas ilham yang diterima oleh Mbu maka upacara pengurbanan ini tidak dapat dihindari. Dalam perjalanan kedua bersaudara ini sering beradu pandang yang diselimuti oleh kabut tebal dan cuaca yang sangat dingin akhrnya tercapai juga. Rasa haru dan kesedihan yang mendalam menyelimuti hati kedua bersaudara.Sekalipun berat rasanya bagi Ndale untuk membunuh Mbu namun apapun alasan dan perasaan akhrnya Ndale
memohon kepada Mbu agar upacara segera dilakukan. Mbu meratap dengan suara lantang serta penuh sikap kepahlawanan: neku mbale dowa awu Fara mbale dowa tana So aku peno dowa no, nebo Pida no bita, ngere embu rara Kobe lima rua aku tei tondo Wula telu aku tea, wula sutu aku sula nua Sai renggi aku tau nei Sa ripi, sa buku, sa laru Beke kau tanggo Nuwa kobe nuwa leja. Artinya: Badanku menjadi abu Dagingku menjadi tanah Walaupun aku telah menjadi kotoran Dilumuri lumpur bagaikan nenek tua Namun tujuh malam aku tumbuh Tiga bulan aku matang dan empat bulan masuk kampung Siapa mengangkat dan menonggak aku Aku merunduk karena padat isinya Beke jaminlah Agar bulirku mekar siang dan malam
Setelah selesai meratap, dengan tangan terhunuskan pedang Ndale memegang rambut Mbu dan meletakan kepalanya di atas tugu kayu (tempat persembahan) lalu mengayun dan menancap pada batang leher. Kepala Mbu terpisah dari badannya dan darah memancar dengan kencang membanjiri tempat Keli Koja sekitarnya. Tubuh Mbu di belah, kaki tangannya dipotong(dicincang) lalu dikubur atau ditanam seperti padi di daerah sekitar Keli Koja. Setelah tujuh hari di tempat kejadian ini bertumbuhlah padi yang subur berwarna hijau tua berasal dari darah dan daging Mbu yang tercecer dan tertanam di Keli Ndota. Dari cerita ine pare maka dibuatlah sebuah tarian kreasi ine pare berdasarkan alur cerita yang diceritakan. Gerak yang dibuat harus sesuai dengan jalan cerita dan menuntut kreativitas sang penari. Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak tubuh yang harmonis, ritmis, dan indah. Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dan tradisional klasik. Deskripsi gerak tari kreasi Ine Pare Tarian ini ditarikan oleh 5 orang penari dengan anggota kelompoknya pria (3 orang), dan wanita (2 orang). Dimana gerak pria dan wanita itu berbeda. Irama awal dari tarian ini sangat gembira dan badan berlenggak lenggok diikuti dengan derap kaki yang cepat sesuai irama pukulan dan 3 orang pria memakai pedang untuk melakukan gerakan sesuai irama pukulan gendang dan gong dan bergerak bebas mengitari barisan perempuan sambil mengacungkan pedang sebagai ungkapan kegembiraan. Setelah itu masuk pada puncak tarian yakni dengan penuh kekecewaan serta kepahlawanan. Yang dimana anggota penari hanya tinggal 2 orang karena 2 orang lainnya meninggal yakni
Raja dan Kaja dan 1 orangnya merantau ke daerah lain sesuai dengan cerita yang tercantum. Pola hitungan pada pria yakni: Pada hitungan awal, hentakan kaki kanan serta diikuti kaki kiri dengan tangan kanan memegang pedang dan diangkat di atas. Begitupun dengan hitungan berikutnya tidak ada perubahan pada pola gerak dari pria. Pola hitungan pada wanita yakni: Pada hitungan awal masuk hentakan kaki kanan maju 2x disertai dengan gerak tangan yang mengikutinya, kaki kiri tetap ditempat, serta gerakan kaki kanan dan kiri terus maju. Begitupun selanjutnya, hanya gerakan badan dan tangan yang sedikit berubah serta kepala mengikuti arah tangan. Dari deskripsi tarian kreasi ine pare diatas maka dibuatlah sebuah tarian kreasi ine pare berdasarkan alur cerita yang diceritakan. Gerak yang dibuat harus sesuai dengan jalan cerita dan menuntut kreativitas sang penari. Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak tubuh yang harmonis, ritmis, dan indah. Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dan tradisional klasik. Agar bisa menangkap isi yang tersampaikan dalam tarian kreasi ine pare perlu di perhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Musik Pengiring Dalam tarian ini musik pengiring yang di gunakan adalah alat musik dari daerah ende lio yaitu nggo lamba (gong dan gendang). Pola ritme pukulan gong dalam tarian ine pare sebagai berikut:
a. Gong 1
b. Gong 2
Pola ritme pukulan gendang dalam tarian ine pare adalah sebagai berikut:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dengan mengunakan penelitian secara deskriptif kualitatif. Penelitian secara deskriptif
kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut
pendekatan investigatif karena biasanya
mengumpulkan data dengan cara bertatap
muka langsung dan berinteraksi dengan orang- orang di tempat penelitian
(
Sangadja, 2003 ). Penelitian kualitatif bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan- temuan tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainya.Sekalipun demikian dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisa melalui suatu perhitungan. Pada penelitian deskriptif kualitatif, yang dilakukan pada objek yang alamiah yang artinya objek yang berkembang apa adanya,tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika objek tertentu.Sebagaimana telah dikemukakan di atas tentang penelitian deskriptif kualitatif yang mana instrumenya adalah orang atau pemeneliti itu sendiri ( humane instrument ). Untuk dapat menjadi instrument maka peneliti harus memiliki bekal teori atau wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Dalam hal ini,berhubungan dengan “ Penggarapan Iringan Musik Tarian Kreasi ine Pare Pada Mahasiswa Sendratasik Unwira Kupang Melalui Metode Drill” B. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah tindakan lapangan,salah satu cara yang ditempuh untuk memperolah data yang akurat dan mencari kebenaran. Penelitian deskriptif
kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan dengan melalui penelaahan terhadap oaran-orang melalui interaksi dengan situasi sosial mereka ( Damin, 2002 ). Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan tindakan lapangan di mana untuk melukiskan atau menjelaskan fenomena yang dialami subjek penelitian. C. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Peneliti melakukan komunikasi secara langsung dengan objek yang hendak diteliti. 2. Observasi Peneliti mengamati secara langsung kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa minat musik Program Studi Sendratasik UNWIRA Kupang Tahun 2014 – 2015. 3. Dokomentasi Peneliti melakukan dokumentasi pada saat melakukan penelitian yaitu dengan cara mengambil gambar selama kegiatan ektrakulikuler seni musik dan selama kegiatan penelitan berlangsung.
D. Alat Pengumpulan Data Untuk membantu peneliti mengumpulkan data,peneliti menyiapkan beberapa alat berupa : 1. Buku catatan dan pena untuk mencatat semua kegiatan ekstakulikuler seni suara.
2. Kamera digital untuk merekam dan mendokumentasikan semua kegiatan selam penelitian.
E. Tempat Penelitian Yang menjadi tempat penelitian adalah DI PROGRAM STUDI SENRATASIK UNWIRA KUPANG, Dasar pemilihan adalah tempat ini adalah belum ada yang melakukan penelitian tentang “ Perkenala musik iringan Tarian Kreasi Ine Pare Pada Mahasiswa Sendratasik Unwira Kupang Melalui Metode Drill ”
F. Analisa Data Sugiyona ( 2007:335 ) mendefenisikan tentang analisis data kulitatif adalah proses mencari
dan
menyusun
secara
sistematis
data
yang
diperoleh
obsevasi,wawancara,catatan,catatan
lapangan
dan
dokumentasi
dari
hasil
dengan
cara
mengorganisasikan data ke sitensis, menyusun ke pola,memilih mana yang penting dan mana yang akan membuat kesimpulan sehingga muda dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.teknik yang digunakan penulis dalam menganalisis data hasil penelitian adalah teknik analisis deskriptif-kualitatif yaitu dengan menjelaskan data yang sudah analisis,sehingga menjadi data yang akurat yang sesui di lapangan.Data yang diperolah di lapangan dideskripsikan secara lengkap. Data tersebut dipilah-pilahkan untuk mendapatkan data yang mana yang berguna untuk menjawabi permasalahan penelitian yang dituangkan dalam bentuk laporan hasil penelitian atau skripsi. G. Jenis Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari lapangan atau daerah tempat peneliti. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti melalui buku paket,kamus,media massa,tulis-tulisan ilmiah dan internet yang menunjang kelengkapan data primer.
H. Personil Penilitian Personil penilitian terdiri dari : Peniliti
: Yohanes Teofilus Bako
No. Registrasi
: 171 11 068
Semester
: VIII
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Jurusan / Prodi
: Bahasa dan Seni / Sendratasik
Dosen Pembimbing I
: Drs. Agustinus Beda Ama, S.Sn. M.Si
Jabatan
: Dosen Program Studi Sendratasik
Dosen Pembimbing II
:Flora Ceunfin, S.Sn.M.Sn
Jabatan
: Dosen Program Studi Sendratasik
I. Sistematika Penulisan Adapun sitematika penulisan hasil penelitian ini sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan, memuat tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang penelitian,rumusan masalah,tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Bab II :Landasan teoritis, menjelaskan tentang konsep pembelajaran, metode drill, defenisi seni, musik tradisional, musik pengiring,nggo lamba, materi ajar. Bab III : Metodologi penelitian : memuat tentang jenis penelitian ,metode penelitian, teknik pengumpulan data,alat pengumpulan data,tempat penelitian,analisa data dan jenis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum UNWIRA Kupang 1.
Sejarah Singkat Berdirinya UNWIRA Kupang Awal mula Universitas Katolik Widya Mandira, disingkat UNWIRA, lahir dari rahim
Gereja Katolik Nusa Tenggara dan Konggregasi Serikat Sabda Allah (SVD). Ia lahir dari keprihatinan dan masih sangat terbatasnya wadah bagi perkembangan kualitas awam katolik NTT, khususnya melalui pendidikan tinggi, serta kenyataan kecilnya jumlah lulusan sekolah di NTT yang mempunyai akses ke Perguruan Tinggi yang bermutu di pulau Jawa dan Bali. Nama Widya Mandira, yang berarti “Menara Ilmu Pengetahuan”, dicetuskan pertama kali oleh almahrum P. Dr. Van Trier, SVD, pada tahun 1958 berkenaan dengan rencana pembukaan Universitas Katolik di Ende-Flores waktu itu. Rencana ini kemudian batal dilaksanakan. Keinginan untuk mendirikan Universitas Katolik di NTT muncul kembali pada akhir tahun 1970-an. Dalam sidang Regio Nusra di Kampus Sekolah Tinggi Ledalero Maumere Flores pada tahun 1978 rencana pendirian UNWIRA dimulai kembali dan kemudian dimatangkan dalam musyawarah antar pimpinan gereja se Nusa Tenggara dan para tokoh katolik di kupang pada tanggal 11-12 Desember 1981. Musyawarah ini melahirkan Yayasan Pendidikan Katolik Arnoldus (YAPENKAR) dengan akta wakil notaris Silvester Joseph Tjung, SH, Nomor 722, tanggal 12 Desember 1981 (direvisi dan dikukuhkan lagi pada tanggal 19 juli 1986 dengan akta nomor 119). Yayasan ini pada tanggal 15 Desember 1981, membentuk Panitia Persiapan Pembangunan Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA). Setelah matang persiapannya, pada hari raya kabar sukacita, tanggal 25 Maret
1982, Dewan Pimpinan YAPENKAR yang diketuai Uskup Kupang waktu itu Mgr. Gregorius Monteiro, SVD, dengan surat keputusan nomor 01 tahun 1982, menyatakan berdirinya Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA). Kuliah pertama dari Universitas baru ini dimulai pada tanggal 24 September 1982, tanggal yang kemudian ditetapkan sebagai Dies Natalis Unika Widya Mandira. Asas dan spiritualitas UNWIRA berasaskan Pancasila dan bernafaskan Iman Katolik. Atribut Katolik menyatakan ciri khas universitas yang mengacu pada nilai-nilai dan semangat yang bersumber dari iman dan ajaran suci Gereja Katolik. UNWIRA didirikan terutama untuk mengemban misi Gereja Katolik, dan mewujudkan panggilan sucinya dalam mendorong setiap manusia (tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan) dan masyarakat untuk mengembangkan bakat-bakat insaninya demi mencapai martabatnya sebagai pribadi dan masyarakat yang manusiawi. Spiritualitas dasar UNWIRA, yang diinspirasi oleh spiritualitas pelindungnya, St.Arnoldus Janssen, adalah “Ut Vitam Habeant Abundantius-Agar mereka memperoleh hidup dan memperolehnya dalam segala kelimpahannya”, yang dikutib dari doa Yesus, Sang Gembala yang baik. Fakultas, Program Studi dan akreditasi pada saat awal pendiriannya, UNWIRA hanya terdiri dari 3 Fakultas, yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Teknik yang berkedudukan di Kupang dan Fakultas Filsafat dan Teologi Katolik yang berkedudukan di Ledalero Maumere-Flores. Fakultas Teologi dan Filsafat Katolik ini kemudian berdiri sendiri pada tahun 1893 dan pada tahun yang sama berdiri Fakultas Ekonomi. Setelah dua tahun berjalan UNWIRA membuka lagi satu Fakultas baru, yaitu fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan pada tahun akademik 1986-1987 dibuka lagi Fakultas Hukum. Tahun akademik 1991-1992 dibuka Fakultas Filsafat dan pada tahun
Akademik 2000-2001 UNWIRA kembali membuka lima (5) Program Studi baru Jenjang Strata satu (S1) yaitu Program Studi Pendidikan Sendratasik pada FKIP, Teknik Informatika pada Fakultas Teknik, Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi, Program Studi Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Program Pascasarjana Magister Manajemen Jenjang Strata Dua (S2). Jadi, saat ini UNWIRA memiliki 7 Fakultas yang mengelola 21 Program Studi. Perkembangan
UNWIRA
terus
berjalan
seirama
dengan
perkembangan
pembangunan pendidikan di Indonesia. Pada kurun waktu tahun akademik 1990-1991 sampai dengan 1992-1993, sebagian besar Jurusan dan Program Studi Jenjang Strata Satu (S1) maupun Diploma Tiga (D3) memperoleh kenaikan status yaitu dari status terdaftar menjadi diakui. Seiring dengan kebijakan pemerintah tentang Akreditasi Perguruan Tinggi maka sejak tahun Akademik 2008-2009 UNWIRA telah mengusulkan dua puluh satu program studi untuk diakreditasi. Saat ini, semua program studi yang ada di UNWIRA telah mendapatkan status Terakreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Delapan Program Studi mendapatkan nilai B dan 13 program studi mendapatkan nilai C. Dalam tahun 2013 ini ada 9 program studi telah mengajukan rekreditasi dan sudah divisitasi oleh Visiator dari BAN-PT. Sedangkan 12 program studi lain sedang dalam proses pengajuan dan menunggu visitasi dari BAN-PT. Sejak berdirinya hingga saat ini UNWIRA telah dipimpin oleh 5 orang Rektor yaitu: Tabel 4.1 : Daftar Rektor UNWIRA Kupang
No 1 2 3 4
Nama Rektor P. Dr. Herman Embuiru,SVD (almarhum) P.Yohanes Mendjang, SVD., M.A. (almarhum) P.Yohanes Bele, SVD., M.A. P. Dr.Cosmas Fernandez, SVD., M.A.
Masa Jabatan 1982-1992 1992-1997 1997-2005 2005-2009
5
P. Yulius Yasinto, SVD., M.A., M.Sc.
2009- sekarang
Dalam usianya yang ke-30, UNWIRA semakin menunjukkan kematangannya sebagai sebuah perguruan tinggi yang memberikan warna khas pada pendidikan tinggi di NTT dan bahkan di khawasan Timur Indonesia. Sejalan dengan komitmen untuk mempersembahkan sumber daya manusia yang bermutu di tengah masyarakat, UNWIRA tak henti-hentinya melakukan pengembangan dalam seluruh proses pendidikan yang dijalankannya. UNWIRA sudah sedang dan akan mengembangkan tiga jenis keunggulan sebagai trade mark-nya, yakni keunggulan akademik, keunggulan karakter lulusan, dan keunggulan citra lembaga. Ada banyak program kerja yang telah ditetapkan untuk mengejar tujuan tersebut. Tapi diatas segala-galanya, ada satu perubahan mendasar yang sedang berlangsung di UNWIRA yakni “melayani dengan hati”. Ini adalah motto baru kami. Ini menyangkut perubahan ethos kerja yang mendasar. Para dosen yang mengajar dengan hati seorang bapa dan ibu, para pegawai yang melayani para mahasiswa dan sesama rekan kerja dengan hati seorang sahabat, dan para pejabat Universitas dan Fakultas yang melakukan koordinasi dengan hati seorang gembala. 2. Visi dan Misi UNWIRA a.
Visi Unwira menjadi unggul dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
berdasarkan nilai-nilai kristiani di kawasan Timur Indonesia. b.
Misi
Sebagai Perguruan Tinggi, Universitas Katolik Widya Mandira menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat serta pengabdian kepada masyarakat secara berkelanjutan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni bagi generasi muda kawasan Timur Indonesia untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter, yaitu bermutu, mandiri global dan toleran.
3. Tata letak UNWIRA Kupang Tata letak Universitas Katolik Widya Mandira Kupang sangat strategis. Sebelah Timur berbatasan dengan SMKN 2 Kupang, sebelah barat berbatasan dengan SMPK dan SMAK Giovani Kupang, sebelah selatan berbatasan dengan jalan A. Yani dan sebelah utara berbatasan dengan perumahan warga dan TK Santa Maria Goreti. Dilihat dari tata kependudukan, UNWIRA terletak di RT.001/RW.13, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang.
Gambar 4.1. Kampus Utama dan Kampus FKIP Unwira Kupang (Dok. Yohanes T. Bako ) Kampus II terletak di Jalan Herman Yohanes, Penfui Kupang. Kampus ini merupakan pusat kegiatan perkuliahan Mahasiswa Fakultas Filsafat Agama. Kampus III berada tak jauh dari kampus II, yakni terletak di Jalan San Juan Penfui Kupang. Kampus ini terdiri dari 3 gedung yang digunakan sebagai tempat
perkuliahan Mahasiswa Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta sebagian mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yakni Program Studi Pendidikan Sendratasik dan Program Studi Bimbingan Konseling.
Gambar 4.2. Kampus Unwira Penfui Kupang (Dok. Yohanes T. Bako)
B. Gambaran Umum Program Studi Sendratasik UNWIRA Kupang 1.
Sejarah Singkat Program Studi Pendidikan Sendratasik Sendratasik adalah salah satu Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang yang merupakan singkatan dari Seni
Drama, Tari dan Musik. Program Studi ini didirikan oleh bapak Drs.Petrus Riki Tukan pada bulan Agustus 1985. Pada awal didirikannya program studi ini masih berjenjang D3. Bapak Petrus Riki Tukan selaku ketua Program Studi Pendidikan Sendratasik mulai menyusun kurikulum untuk program studi ini. Kurikulum tersebut terus menerus dikembangkan dan dibuat sedemikian rupa hingga mencapai standarnisasi sampai sekarang (sampai Prodi Sendratasik berjenjang S1). Kurikulum yang ada di Program Studi Pendidikan Sendratasik terdiri dari 70 mata kuliah yang terdiri dari 13 umum dan 57 mata kuliah keahlian. Adapun Mata Kuliah yang dipelajari mahasiswa Sendratasik Unwira Kupang adalah sebagai berikut: Tabel 4. 2. Mata Kuliah pada Program Studi Pendidikan Sendratasik (Sumber data: Tata Usaha FKIP Sendratasik Unwira 2015) No Nama Mata Kuliah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pancasila Agama Logika Kewiraan Dasar-dasar kependidikan Perkembangan Peserta Didik Teori Musik I Solfegio Sejarah Musik I Paduan Suara I Praktek Instrument Sekolah I Vocal I Etika Ilmu Alamiah Dasar Bahasa Indonesia Bahasa Ingris Belajar & Pembelajaran Teori Musik I Solfegio II Sejarah Musik II Paduan suara II Praktek Instrumen Sekolah II Vocal II
MK Umum
MK Keahlian
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Profesi kependidikan Filsafat seni Keyboard I Harmoni I Gitar I Direksi I Drama I Tari I Arransemen Musik sekolah I Musik Liturgi Keyboard II Harmoni II Gitar II Direksi II Drama II Tari II Arransemen Musik Sekolah II Musik etnik NTT I Apresiasi Seni Seni Karya dan Lukis Menulis Partitur Perencanaan Pengajaran Musik Harmoni Lanjut Analisa Musik Vokal Grup I Musik Nusantara Musik etnik NTT II Pementasan Seni Membaca Partitur Evaluasi pengajaran Musik Metode Penelitian Seni Vocal Group II Pengajaran Seni Holistik Ansambel I Komposisi I Kontrapung Komposisi Musik sekolah I Micro Teaching Ansambel II Komposisi II Arransemen music Pengalaman Musik Bersama Komposisi Musik Sekolah II Keterampilan Pilihan I Keterampilan Pilihan II
69 Praktik Pengalaman Lapangan 70 Skripsi (T.A.)
Awalnya program studi ini hanya ada beberapa pengajar yang membantu Bapak Petrus Riki Tukan, yakni Pater Daniel Kiti, SVD (Alm), Pater Sigo Ama Letor, SVD (Alm), Pater Piet Wani, SVD (Alm), Suster Pureza, RVM. Namun sering dengan berjalannya waktu, Program Studi Pendidikan Sendratasik mendapat penambahan dosen antara lain Bapak Agustinus Beda Ama,S.Sn,M.Si, Bapak Stanis Sanga Tolan,S.Sn,M.Sn, Ibu Flora Ceunfin S.Sn,M.Sn, Bapak Melkior Kian,S.Sn,M.Sn, Pater Yohanes Don Bosko Bakok SVD S.Sn,M.Sn. selain itu dibantu oleh dosen honorer. Program Studi Sendratasik sudah melakukan 5 kali pergantian ketua program studi, yaitu : Tabel 4.3 : Daftar Nama-nama Kepro Sendratasik (sumber data : Tata Usaha FKIP UNWIRA Tahun 2015) No 1 2 3 4 5
Nama Ketua Program Studi Drs. Petrus Riki Tukan Pater Piet Wani ( Almarhum ) Stanis Sanga Tolan S.Sn,M.Sn Drs. Agus Beda Ama S.Sn,M.Sn Melkior Kian S.Sn,M.Sn
Masa Jabatan 1985 – 2000 2000 – 2006 2006 – 2009 2009 – 2011 2011- Sekarang
Berikut ini adalah daftar nama-nama dosen pada Program Studi Pendidikan Sendratasik Unwira Kupang tahun 2015 : Tabel 4.4 : Daftar Nama-nama Dosen Sendratasik Tahun 2015 (sumber data : Tata Usaha FKIP UNWIRA Tahun 2015) No 1
Nama-nama Dosen Sendratasik Melkior Kian S.Sn,M.Sn
Jabatan Kepro
2 3 4 5 6 7 8
Drs. Petrus Riki Tukan Drs. Agustinus Beda Ama S.Sn,M.Si Stanislaus Sanga Tolan S.Sn,M.Sn Flora Ceunfin, S.Sn,M.Sn Pater Yohanes Don Bosko Bakok S.Sn,M.Sn Yuliana Hutariningsih S.Sn Maria Klara A. C. Sinta Dewi Tukan, S.Sn
2.
Visi Misi Program Studi
a.
Visi Program Studi Pendidikan Sendratasik
Dosen kontrak Dosen tetap Dosen tetap Dosen tetap Dosen tetap Dosen tetap Dosen tetap
Terwujudnya suatu dunia pendidikan seni yang berwawasan global nasional-lokal yang didukung oleh SDM kependidikan kesenian yang memiliki kompetensi keilmuan, kompetensi keguruan, dan kualitas kepribadian yang takwa, berakhlak mulia, beretos kerja, dan berdisplin tinggi. b.
Misi Program Studi Pendidikan Sendratasik
Menyelenggarakan pendidikan tinggi kependidikan seni yang berkualitas yang sejalan dengan kemajuan dan perkembagan IPTEKS.
Menyelenggarakan penelitian ilmiah yang bermutu dalam bidang (pendidikan) kesenian yang memiliki sumbangan yang bermakna bagi pengembangan prodi (internal) maupun pengembangan masyarakat (eksternal)
Menyelenggarakan pengabdian sosial dalam bidang pendidikan kesenian yang berdasar pada bela-rasa kemanusian yang berbudaya demi pengembangan masyarakat dan lingkungan.
3.
Tujuan Program Studi Pendidikan Sendratasik
Menghasilkan tenaga pendidik kesenian yang memiliki ilmu dan pengetahuan seni, keterampilan seni dan keterampilan keguruan, serta kualitas kepribadian yang tangguh
Menghasilkan tenaga pendidik kesenian yang memiliki inisiatif dan kreativitas, kemampuan dan keterampilan dalam penelitian ilmiah bidang (pendidikan) kesenian yang memberi manfaat bagi pengembangan diri, sekolah dan siswa, almamater dan masyarakat.
Menghasilkan tenaga pendidik kesenian bela-rasa dan kesetiakawanan sosial yang tinggi terhadap lingkungan alam dan sosial tempatnya mengabdi.
4.
Profil Program Studi Pendidikan Sendratasik UNWIRA Kupang a.
Keadaan Mahasiswa Tabel 4.5. Persentasi Jumlah Mahasiswa Tahun 2015 (sumber data : Tata usaha FKIP UNWIRA Tahun 2015) No.
Semester
Jumlah
1
II
120
2
IV
59
3
VI
77
4
VIII
74
5
X
14
b. Peralatan kampus Pelaksanaan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Sendratasik, perlu ditunjang dengan sarana prasarana yang memadai. Sarana yang dimaksud dapat dibaca pada tabel-tabel berikut: Tabel 4.6 : Jumlah Peralatan Musik
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Jenis Alat Gitar acustik Gitar bass Gitar lit Gong Organ elektrik Keyboard Conga Bongo Triangel Drum set Castanyet Maracas Sasando Piano Speaker Earphone Mic Mixer Power
Jumlah 10 unit 1 unit 1 unit 17 buah 2 unit 10 unit 3 unit 1 unit 1 unit 1 set 1 unit 1 unit 6 unit 1 unit 6 unit 1 unit 4 unit 1 unit 1 unit
Ket : khusus untuk rekorder, pianika dan harmonika diwajibkan ketua program studi agar masing-masing mahasiswa memilikinya. Tabel 4.7 : Jumlah Ruang Program Studi Pendidikan Sendratasik No 1 2 3 4 5.
Ruang Ruang dosen Ruang KBM Ruang penyimpanan alat musik Aula
Jumlah 2 4 1 1
Keterangan Baik Baik Baik Baik
Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Program Studi Pendidikan Sendratasik Unwira Kupang Kegiatan ekstrakurikuler pada umumnya dilakukan apabila ada suatu perlombaan
antarprogram studi, kampus maupun kegiatan perlombaan di luar kampus dan juga pada saat akan diadakannya Kegiatan Kemah Bakti Mahasiswa. Kegiatan tersebut baik adanya
karena bertujuan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat atau minat serta memperluas wawasan pengetahuan, peningkatan nilai dan sikap. Banyak prestasi yang telah dicapai dan mengharumkan nama Universitas dan Program studi antarkampus sampai ke tingkat daerah, misalnya : 1)
Juara 1 Lomba Vokal Group antarFakultas UNWIRA Kupang tahun 2013
2)
Juara 1 Lomba Vokal Group Tingkat Daerah (pangan lokal) tahun 2010 dan tahun 2013
3)
Juara 1 Lomba Vokal Solo antarFakultas UNWIRA Kupang, tahun 2010
4)
Juara 2 Lomba Vokal Solo antarFakultas UNWIRA Kupang tahun 2013
5)
Juara 1 Lomba Tari Kreasi antarFakultas pada peringatan Dies Natalis UNWIRA Kupang tahun 2011 dan tahun 2012.
6)
Juara 2 Lomba Lukis Peringatan Ulang Tahun UNWIRA Kupang tahun 2012.
7)
Juara 1 Lomba Tari Daerah NTT Tingkat Kota Kupang untuk piala bergilir Walikota tahun 2013 dan mendapatkan satu piala tetap.
8)
Juara 2 Lomba Vokal Group Tingkat Daerah (pangan lokal) tahun 2013
9)
Juara I Fesival Budaya Daerah NTT tahun 2014 oleh grup A mahasiswa Sendratasik Unwira Kupang.
10)
Juara II Festival Budaya Daerah NTT tahun 2014 oleh grup B mahasiswa Sendratasik Unwira Kupang.
Selain mengikuti perlombaan seni, mahasiswa musik Program Studi Pendidikan Sendratasik UNWIRA Kupang juga mengikuti perlombaan lain diluar seni guna turut berpartisipasi dalam kegiatan Dies Natalis UNWIRA Kupang dalam perlombaan Footsal.
C.
Hasil Penelitian
1.
Proses Perekutan Minat Musik Program Studi Sendratasik Dalam penelitian ini penulis merekrut kelompok minat Musik dengan cara memilih kelompok Pemusik khususnya mahasiswa semester IV Program Studi Sendratasik, dengan menanyakan kesediaan dari mereka. Peneliti mendapatkan tiga orang pemusik diantaranya adalah : Tabel. 4.8:Daftar Nama Pemusik Tarian Kreasi Ine Pare. No 1 2 3
2.
Nama Pemusik Hendrikus Dias Heribertus Lami Ricard Rawi
No Regis
Keterangan
17113001 17113006 17113043
Pemegang Gendang dan keyboard Pemegang Gong 1 Pemegang Gong 2, 3 dan 4
Jadwal Latihan Pemusik
Untuk pencapain hasil yang maskimal harus didukung oleh jadwal latihan yang teratur. Jadwal latihan pemusik pada kelompok minat musik semester IV Program Studi Sendratasik Unwira Kupang di mulai pada tanggal 11 sampai 19.
Kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama dari pelatih dan para mahasiswa agar tidak bertabrakan dengan jadwal perkuliahan. Tabel.4.9:Jadwal Latihan Pemusik.
3.
No 1. 2. 3. 4. 5.
Hari/tanggal Sabtu, 11 Juli 2015 Senin, 13 Juli 2015 Selasa, 14 Juli 2015 Rabu, 15 Juli 2015 Kamis, 16 Juli 2015
Waktu 10.00 – 12.00 16.00-18.00 16.00-18.00 13.00-18.00 16.00-18.00
6.
Jumad, 17 Juli 2015
16.00-18.00
7.
Sabtu, 18 Juli 2015
16.00-18.00
8.
Minggu, 19 Juli 2015
19.00-21.00
Keterangan Latihan peralat musik Latihan peralat musik Latihan gabung Latihan gabung Latihan gabung pemusik dengan penari Latihan gabung pemusik dengan penari Latihan gabung pemusik dengan penari Pentas
Langkah-Langkah Pembelajaran Garapan Iringan Musik Ine Pare a.
Tahap awal Pada tahap awal penulis memperkenalkan meteri penelitian yaitu iringan musik tarian kreasi Ine Pare. Pada penelitian ini alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian kreasi ine Pare ada (3) tiga jenis alat musik yaitu terdiri dari empat buah gong, satu buah gendang dan satu buah keyboard (alat musik keyboard digunakan sebagai alat musik pembantu). Penulis melatih para pemusik secara perorangan berdasarkan jenis alat musik yang dimainkan. 1. Latihan alat musik Bongo Latihan alat musik bongo dilakukan pada hari sabtu tanggal 11 Juli tahun 2015. Pada proses ini peneliti memberitahukan kepada salah seorang pemain mengenai pola ritme yang akan dimainkan dalam sendratari kreasi.
Pola ritme bongo tersebut adalah sebagai berikut: Part.4.1 Pola ritme bongo .
Pada pola ritme diatas digunakan pada setiap pola gerak dari pola gerak 1 sampai pola gerak 7. Bongo Pengembangan
Gambar 4.3. latihan pola iringan alat musik bongo (Dok. Yohanes T. Bako)
Pola gerak pengembangan pukulan bomgo diatas digunakan pada pola gerak ke-4 dan transisi ketika penari membentuk lingkaran serta pada pola gerak ke 7 saat pemenggalan kepala ine pare. 2.
Latihan alat musik Gong 1,2 dan 3
Latihan alat musik Gong 1,2 dan 3 dilakukan pada hari sabtu tanggal 11 Juli tahun 2015.
Latihan gong 1 dilakukan setelah sesudah latihan bongo
selesai. Pada proses ini peneliti memberitahukan kepada salah seorang pemain mengenai pola ritme yang akan dimainkan dalam sendratari kreasi. Pola ritme Gong 1,2 dan 3 tersebut adalah sebagai berikut: Part.4.2 Pola ritme Gong 1,2 dan 3.
Gambar 4.4. latihan pola iringan alat musik gong 2,3. (Dok. Yohanes T. Bako)
Pada pukulan musik gong 1, gong 2 dan gong 3 diatas di gunakan pada setiap pola gerak dari pola lantai 1- 7. 3.
Latihan alat musik Gong 4 Latihan alat musik Gong 4 dilakukan pada hari sabtu tanggal 11 Juli tahun 2015. Latihan gong 4 dilakukan setelah sesudah latihan gong 1,2 dan 3
selesai. Pada proses ini peneliti memberitahukan kepada salah seorang pemain mengenai pola ritme yang akan dimainkan dalam sendratari kreasi
Part.4.3 Pola iringan gong 1 .
Gambar 4.5. latihan pola iringan alat musik gong 1. (Dok. Yohanes T. Bako) Pada pukulan musik gong 4 juga sama pada setiap pola gerak. Dan tidak terdapat pengembangan pukulan.
4.
Pemilihan jenis voice pada Keyboard Peneliti memilih jenis voice pada keyboard sebagai pengiring dalam suasana yang ada pada tarian kreasi Ine Pare. Pemilihan jenis voice yang diambil adalah Bunyi Burung (tweet) Bunyi ritual suasana tentang klimax knfik
Bunyi angin (win) Bunyi guntur (thunder) Bunyi air (shower) Bunyi ayam hutan (fretnoiz) Bunyi suling (user)
Gambar 4.6.Pemilihan voice pada keybort (Dok. Yohanes T. Bako)
Penggunaan voice dipakai pada saat percakapan disesuaikan dengan situsi dalam cerita Ine Pare.
b.
Tahap inti Pada tahap ini yang dilakukan penulis adalah mengabungkan semua pemusik untuk bermain secara bersama-sama, berdasarkan partitur yang ada. : Part.4.4 Polaritme Bongo,Gong 1,Gong 2,3,4.
Pada partitur di atas, iringan musik digunakan pada setiap pola gerak dengan rincian sebagai berikut : Pola Gerak I
(Arah hadap ke depan) Pola gerak satu, hitungan sebanyak 6x8 , sehingga pukulan musik diulang sebanyak 12 birama.
Pola Gerak II
Pada pola gerak yang kedua terdapat 2x8 hitungan sehingga pola ritme pukulan musik diulang sampai 4 birama, pola gerak ini masih menggunakan pola ritme yang sama dengan pola gerak sebelumnya. Pola Gerak III
(Arah penari pria, hadap ke dalam) Arah hadap penari wanta ke depan)
Pada pola gerak yang ketiga terdapat 4x8 hitungan sehingga pola pukulan musik diulang sampai 8 birama dengan pukulan
musik
yang
pada pola gerak sebelumnya..
(Semua arah hadap ke depan)
Setelah itu pola gerak mengalami transisi sebagai berikut:
ritme sama
Pada pola gerak transisi ini terdapat pengembangan musik, yaitu sebagai berikut :
Part ,Bongo
Pola Gerak V
Arah hadap ke dalam
Pada pola gerak kelima terdapat 3x8 hitungan dengan pola ritme iringan musik diulang sampai 6 birama
Setelah itu pola gerak mengalami transisi, dua penari pria dan wanita meninggalkan panggung, sedangkan ketiga penari tersisa
mengambil posisi berbanjar. Pukulan tiap alat musik sama dengan pola gerak satu sampai pola gerak 1-4. Pola Gerak transisi
Arah hadap ke depan
Pola Gerak 6
Arah hadap ke depan Dan Pola Gerak 7
Arah hadap ke depan Pola ritme iringan music pada pola gerak 6 dan pola gerak 7 masih sama dengan iringan musik pada pola gerak sebelumnya. Diulang sampai 16 birama dengan hitungan 8x8 dengan pola ritme iringan musik sebagai berikut: Pola ritme Bongo,Gong 1,Gong 2,3,4.
Kesuliatan pada tahap ini adalah saat bermain secara bersama-sama masing-masing anggota belum bisa bermain secara kompak karena diantara mereka masih mempertahankan tempo masing-masing dan belum sesuai teman. Karena itu upaya yang dilakukan penulis adalah melatih mereka secara berulang-ulang
dan
penulis
membantu
dengan
memberikan
tempo
menggunakan gendang sampai semua pemusik dapat bermain secara kompak. Pada pola dan dinamika iringan sesuai dengan dialog tarian kreasi Ine Pare, sebagai berikut:voice yang di gunakan dalam percakapan ini yaitu: bunyi burung ( tweet ),bunyi ritual tentang klimax knfik,bunyi angin (win),bunyi air (shower),bunyi guntur (thunder ),bunyi ayam hutan (fretnoiz),bunyi suling (user) dan bunyi potong kayu. Mbu : Kak, dimana ayah dan ibu kita? Ndale : ayah dan ibu kita telah tiada mbu. Sipi : kenapa harus orang tua kita kak? KENAPA?! Ndale : adikku, saat ini kita hanya bisa berpasrah kepada Yang Kuasa, kita tidak bisa berbuat apa-apa semua telah terjadi. Kita hanya bisa bertahan hidup dengan makan serbuk kayu yang sudah lapuk.
Sipi : apa kak??! Mbu : apakah tidak ada cara lain kak? Ndale : adikku, kita harus menerima semua keadaan saat ini, kita tidak punya orang tua lagi jadi kita jalani saja apa adanya. Mbu : oh iya kak, kemarin saat aku mencari kayu api di rawarawa tanganku terluka dan ketika darahku jatuh di lumpur darah itu berubah menjadi padi. Sedangkan pada pola gerak 7 juga terdapat dialog antara Mbu dan Ndale yaitu sebagai berikut:dalam percakapan ini vois yang di gunakan yaitu: bunyi burung ( tweet ),bunyi ritual tentang klimax knfik,bunyi angin (win),bunyi air (shower), bunyi ayam hutan (fretnoiz),bunyi suling (user) dan bunyi potong kayu. Ndale : Mbu, biar bagaimanpun upacara ini harus segera kita lakukan agar kita mendapatkan makanan yang lebih baik dari sekarang, dan dapat memenuhi kebutuhan orang-orang disekitar kita. Mbu : Ratu neku mbale dowa awu Fara mbale dowa tana So aku peno dowa no, nebo Pida no bita, ngere embu rara Kobe lima rua aku tei tondo
Wula telu aku tea, wula sutu aku sula nua Sai renggi aku tau nei Sa ripi, sa buku, sa laru Beke kau tanggo Nuwa kobe nuwa leja 3.
Tahap akhir Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah Pementasan yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2015. Pementasan sendratari Ine Pare Oleh Mahasiswa Sendratasik Semester IV Unwira Kupang, dengan diiringi Musik Gong gendang (Nggo Lamba) Kreasi Oleh Mahasiswa Sendratasik Unwira Kupang sebagai hasil kerja sama antara penulis dan Linda H. D Nurak yang melakukan penelitian dengan judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Minat Tari Mahasiswa Sendratasik Semester IV Dalam Sendratari Kreasi Ine Pare Melalui Metode Imitasi dan Metode Drill”.
Gambar 4.7. Pentas terakir (Dok. Yohanes T. Bako)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa perkenalan musik iringan tarian kreasi Ine Pare Pada Kelompok Minat musik Semester IV Program Studi Sendratasik UNWIRA Kupang merupahkan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa khususnya dalam bidang seni musik. Dalam penelitian ini ditemukan berbagai masalah tetapi peneliti juga menemukan cara-cara yang digunakan untuk mengatasi masalah yang ada, yang selama ini peneliti anggap cukup berhasil mengatasi permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini. Pada tahap awal penulis memperkenalkan meteri penelitian yaitu iringan musik tarian kreasi Ine Pare. Pada penelitian ini alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian kreasi ine Pare ada (3) tiga jenis alat musik yaitu terdiri dari empat buah gong, satu buah gendang dan satu buah keyboard (alat musik keyboard digunakan sebagai alat musik pembantu). Penulis melatih para pemusik secara perorangan berdasarkan jenis alat musik yang dimainkan. 1. Latihan alat musik Bongo Latihan alat musik bongo dilakukan pada hari sabtu tanggal 11 Juli tahun 2015. Pada proses ini peneliti memberitahukan kepada salah seorang pemain mengenai pola ritme yang akan dimainkan dalam sendratari kreasi.
2.
Latihan alat musik Gong 1,2 dan 3 Latihan alat musik Gong 1,2 dan 3 dilakukan pada hari sabtu tanggal 11 Juli tahun 2015.
Latihan gong 1 dilakukan setelah sesudah latihan bongo
selesai. Pada proses ini peneliti memberitahukan kepada salah seorang pemain mengenai pola ritme yang akan dimainkan dalam sendratari kreasi. 3.
Latihan alat musik Gong 4 Latihan alat musik Gong 4 dilakukan pada hari sabtu tanggal 11 Juli tahun 2015. Latihan gong 4 dilakukan setelah sesudah latihan gong 1,2 dan 3 selesai. Pada proses ini peneliti memberitahukan kepada salah seorang pemain mengenai pola ritme yang akan dimainkan dalam sendratari kreasi
4.
Pemilihan jenis voice pada Keyboard Peneliti memilih jenis voice pada keyboard sebagai pengiring
dalam
suasana yang ada pada tarian kreasi Ine Pare.
Kesuliatan pada tahap ini adalah saat bermain secara bersama-sama masing-masing anggota belum bisa bermain secara kompak karena diantara mereka masih mempertahankan tempo masing-masing dan belum sesuai teman. Karena itu upaya yang dilakukan penulis adalah melatih mereka secara berulang-ulang
dan
penulis
membantu
dengan
memberikan
tempo
menggunakan gendang sampai semua pemusik dapat bermain secara kompak. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah Pementasan yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2015. Pementasan sendratari Ine Pare Oleh Mahasiswa
Sendratasik Semester IV Unwira Kupang, dengan diiringi Musik Gong gendang (Nggo Lamba) Kreasi Oleh Mahasiswa Sendratasik Unwira Kupang sebagai hasil kerja sama antara penulis dan Linda H. D Nurak yang melakukan penelitian dengan judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Minat Tari Mahasiswa Sendratasik Semester IV Dalam Sendratari Kreasi Ine Pare Melalui Metode Imitasi dan Metode Drill”.
B. Saran Setelah melalui berbagai tahapan proses dalam penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran yang kiranya dapat membangun. 1.
Bagi Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, sebagai lembaga yang menjunjung tinggi nilai akademik, kiranya dapat memberikan penunjang yang layak dan memadai bagi mahasiswa demi tercapainya keberhasilan akademik. Oleh karena itu diharapkan agar Universitas dapat memfasilitasi penyediaan penunjang sarana dan prasarana dalam mendukung proses pembelajaran penggarapan iringan musikkreasi.
2.
Bagi Mahasiswa Minat Musik Program Studi Sendratasik Unwira Kupang, sebagai calon – calon tenaga pelajaran seni, kiranya semakin mengasah keterampilan di bidang
seni khususnya musik serta para anggota minat musik hendaknya disiplin waktu, kerja sama, rela berkorban dan kehadiran dalam menjalankan latihan. 3.
Bagi Pelaku Pencinta Seni Tradisi, kiranya dapat berperan aktif memperkenalkan seni tradisi kita sebagai kekayaan budaya. Mengkreasikan dengan tujuan mengubah kemasan merupahkan cara yang baik, namun jangan sampai menghilangkan keasliannya.
4.
Bagi masyarakat umum, kiranya dapat mempertahankan seni tradisi yang ada, dan terus mewariskannya ke generasi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsini.2006.Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Anurahman, Dr.M.Pd. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Alfabeta. Berladang Tradisional dan Pertanian Rasional Suku-Bangsa Lio.Ende Flores. Drs. Mahjunir. Mengenal Pokok-pokok Antropologi dan Kebudayaan. Batara Jakarta 1967. Iskandar,Dr,M.Pd. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persa. Jazuli.2001. Metode Penelitian Kualitatif. Semarang: Kamus Psikologi Kamus Besar Bahasa Indonesia.2002. Pusat Bahasa Dapartemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Majid,Abdul.2013.Strategi Pembelajaran.Bandung:PT Remaja Rosdakarya. . Piet Petu SVD. Tata PPercetakan Arnoldus Ende Flores 30-1-1992. Sedyawati,Edi. 1984. Tari. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Manuskrip : Demon, Ola. 2007. Modul Pengantar Pendidikan. Kupang: Unwira
Sumber internet : Ilmika.wordpress.com/2012/08/06/tarikreasi