PERKEMBANGAN R&D MIKROELEKTRONIKA DAN APLlKASINYA
oleh: Samaun Samadikun Peneliti Senior, PPAU-ME, ITB
SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN R&D MIKROELEKTRONIKA DAN APLIKASINYA BANDUNG, 8 OKTOBER 2003 INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG -1-
Pendahuluan. 1. Perkembangan R&D Mikroelektronika menuju ke berbagai arah dan dilaksanakan oleh keahlian yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini disebabkan karena kedewasaan bidang mikroeletronika yang telah masuk kedalam segala segi kehidupan manusia, dan telah menjadi sarana pendukung yang vital bagi perkembangan bidang-bidang keahlian lain. 2. Aplikasi bidang ME di Indonesia telah cukup maju, dan membantu Indonesia agar dapat terintegrasi dalam kehidupan internasional dan ikut bersaing untuk dapat memperoleh nilai tambah dari kegiatan tersebut. 3. Indonesia telah mengeluarkan Undang-undang No. 16, tahun 2002, tentang Sistem Nasional Iptek, yang mengidentifikasi unsur-unsur yang perlu dikembangkan dan disinergikan agar Iptek pada umumnya dapat lebih membantu meningkatkan kesejahteraan bangsa. Meskipun ME tidak dapat dilepaskan dari bidang-bidang lain, penterjemahan UU tersebut untuk bidang ME perlu dilakukan. 4. Indonesia perlu mengembangkan kapasitas untuk dapat memanfaatkan ME, yang tidak cukup hanya terdiri dari para ahli dalam bidang ME saja tetapi juga yang berada di bidang-bidang lain tetapi berminat untuk bergerak dan melakukan usaha yang berkaitan dengan ME. Peran pemerintah juga perlu ditingkatkan dalam pemanfaatan peluang yang masih ada dalam bidang ME. Penelitian, Pengembangan daD Rekayasa (PP&R/RD&E) untuk menyeleseikan masalah 5. Kegiatan PP&R memerlukan sumber daya yang perlu dibiayai sehingga harus ada tujuannya yang jelas. Untuk seorang pribadi tujuan tersebut dapat murni ingin tahu, atau untuk suatu masyarakat tujuan tersebut dapat untuk menyeleseikan suatu masalah yang sedang dihadapi masyarakat tersebut. Dalam makalah ini akan dicoba untuk menata kegiatan PP&R dalam bidang Mikroelektronika yang dapat membantu menyelesaikan masalah pengangguran di Indonesia. 6. Masalah pengangguran hanya dapat diatasi dengan investasi, karena untuk menciptakan setiap tempat kerja tertentu diperlukan investasi tertentu pula, yang besarnya tergantung dari bidang yang dikerjakan. Banyak negara, khususnya didaerah Asia yang menggunakan industri elektronika sebagai salah satu pendorong pembangunan untuk penciptaan lapangan kerja dan penghasil devisa utama. 7. Meskipun “harga” satu tempat kerja industri ME tidak yang paling murah diantara pilihan industri yang ada, pilihan jatuh dalam bidang ME karena sifatnya yang mempunyai pasar yang luas, pertumbuhan yang tinggi, dapat dipakai sebagai pendorong industri lain, bersifat “high tech” tetapi dapat dikerjakan oleh tenaga kerja dari berbagai keahlian, mulai dari buruh perakit peralatan ME sederhana sampai perancang microchip yang paling rumit. 8. Terjadinya investasi dalam industri ME di suatu daerah tidak saja didorong oleh adanya kegiatan PP&R teknologi ME didaerah tersebut, tetapi masih tergantung faktor lain seperti stabilitas politik, keamanan, pasar lokal, logistik, tenaga kerja yang dapat dilatih, dan lainlain. Seberapa jauh kegiatan PP&R berperan menjadi daya tarik terjadinya investasi tidak mudah untuk ditentukan, dan tergantung dari daerahnya. Sebagai contoh, Silicon Valley yang menjadi pusat kegiatan PP&R dunia juga menjadi salah satu pusat investasi industri ME, sedangkan kota Kuching, ibu kota negara bagian Sarawak, Malaysia, dapat menarik investasi satu pabrik pengolah microchip sebesar 1.5 milyar USD, sedangkan didaerah tersebut tidak ada kegiatan PP&R ME sama sekali. 9. Tetapi kami perkirakan adalah logis bahwa bila ada banyak kegiatan PP&R ME didaerah tersebut dapat menjadi daya tarik industri ME dan mengurangi kelemahan yang ada didaerah tersebut. Departemen Perindustrian dan Perdagangan dalam usahanya untuk menarik investasi dalam industri ME telah mempromosikan daerah Bandung, yang secara tradisional telah -2-
menjadi pusat kegiatan PP&R ME di Indonesia, menjadi Bandung High Tech Valley (BHTV), dan dengan demikian dapat lebih menarik investasi dalam industri ME di Indonesia pada umumnya dan didaerah Jawa Barat pada khususnya. Industri Elektronika Indonesia. 10. Industri elektronika Indonesia dibangun sejak tahun 1965 dengan mulai diundangnya PMA. Keadaannya saat ini adalah sebagai berikut: Tahun 2002 Nilai produksi Rp Tr Nilai tambah (pr) Rp Tr NiIai ekspor USD Md NiIai impor (produk) USD Md Tenaga kerja (pr 2001) orang Penyebaran di Sumatra, Jawa dan Bali.
93,5 31,4 7,3 1,5 281 ribu
11. Meskipun kontribusi industri Elektronika cukup besar dalam perolehan devisa dan penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan akhir-akhir ini tidak terlalu menggembirakan, dan kemampuan Indonesia untuk memanfaatkan peluang pasar global juga masih terlalu kecil. Disamping itu industri yang beroperasi di Indonesia juga mulai melihat kemungkinan untuk memindahkan operasinya di negara lain yang mereka anggap lebih menguntungkan. 12. Kegiatan industri elektronika di Indonesia sebagian besar adalah berupa perakitan peralatan yang akan diekspor, sedangkan PP&R produk baru dikerjakan di induk perusahaannya yang berada di luar negeri. Polytron dan Industri Strategis yang bergerak dalam bidang elektronika melakukan PP&R di dalam negeri selain kegiatan perakitan. Mismatch kegiatan PP&R dengan kebutuhan industri. 13. Kalau kegiatan yang dikerjakan sebagian besar industri elektronika di Indonesia adalah kegiatan assembling peralatan elektronika, sedangkan sebagian besar kegiatan PP&R yang dikerjakan di Puslitbang dan perguruan tinggi ialah untuk mengembangkan produk baru, dan tidak untuk mengembangkan cara produksi yang baru, maka hal ini mungkin mengakibatkan tidak “krasan”-nya industri assembling di Indonesia, karena tidak banyak yang dapat dan mau memberikan dukungan kepada kegiatannya. 14. Masalah minat untuk bidang manufaktur peralatan elektronika tidak saja tercermin dalam kurangnya kegiatan dalam PP&R, tetapi juga dalam kurikulum pendidikan di tingkat menengah dan tinggi yang lebih mementingkan analisa dan sintesa, dan kurang membahas produksi dari peralatan serta sistem yang telah di kembangkan. Dalam pendidikan keahlian sipil keadaannya lebih seimbang antara perancangan dan pembangunan. Dalam pendidikan kimia dibagi dalam keahlian, Kimia Murni dan Kimia Teknik yang akan merancang pabrik kimia yang akan memproduksi zat kimia yang dirancang. Untuk pabrik yang produksi peralatan elektronika pada saat ini tidak ada pendidikannya. Keadaan ini juga di-identifikasi di Amerika 20 tahun yang lalu, karena dirasakan bahwa PP&R microchip dikuasainya tetapi produksinya kalah dengan Jepang, sehingga dibuat studi yang cukup mendasar yang menghasilkan program PP&R manufaktur microchip di beberapa universitas terkemuka di Amerika. Pelaksanaan dan Pengelolaan Program PP&R mikroelektronika yang dikaitkan dengan penciptaan lapangan kerja. -3-
15. Dari uraian diatas tampak bahwa industri manufaktur peralatan elektronika merupakan penghasil lapangan kerja yang besar dan juga penghasil devisa yang baik. Agar kegiatan PP&R dapat menghasilkan lapangan kerja maka kegiatan tersebut harus dikaitkan dengan kemungkinan akan terjadinya investasi sehingga diperlukan interaksi yang intensip dengan pelaku industri, Deperindag dan BKPM. Kegiatan PP&R sebaiknya merupakan bagian dari paket pemanis yang ditawarkan . pemerintah kepada calon investor, bersama-sama dengan insentip pajak, pelatihan, tanah, dll. 16. Kegiatan ini sebaiknya merupakan bagian dari suatu program nasional yang berjangka 10 sampai 15 tahun, yang mempunyai sasaran sosial, ekonomi dan teknologi. Deperindag mempunyai program untuk meningkatkan ekspor produk elektronika hingga mencapai USD 30 Md dalam sepuluh tahun mendatang. Untuk itu diperlukan investasi sebesar USD 10 Md yang akan menciptakan lapangan kerja bagi kira-kira satu juta pekerja. Melihat besarnya investasi dan ekspor yang direncanakan maka hal ini harus dilaksanakan secara profesional dan dengan standar internasional. Program ini yang biasanya hanya ditangani dari segi bisnis dan finance oleh Deperindag dan BKPM, sebaiknya juga diikutsertakan Kementerian Ristek. Peran Puslitbang dari LIPI yang berhubungan dengan ini harus bertindak sebagai Lembaga Nasional dan diberi tanggung jawab pencapaian sasaran teknologi pada khususnya dan sasaran socio-ekonomi pada umumnya. 17. Program PP&R ME yang dikerjakan diarahkan agar dapat membantu industri elektronika yang sudah beroperasi di Indonesia saat ini tidak berpindah ke negara lain. Bantuan ini dapat berupa pengembangan peralatan produksi baru atau peningkatan produktivitas peralatan atau proses yang ada, atau membantu meneliti masalah produksi umum lain yang mereka hadapi. Karena sebagian besar industri elektronika yang beroperasi di Indonesia melakukan kegiatan produksi, maka permasalahan akan lebih banyak dalam bidang produksi dan test. 18. Program lain adalah untuk membantu mendirikan usaha pendukung bagi industri yang sudah beroperasi, sehingga mempermudah dan mengurangi biaya produksi mereka karena memperoleh dukungan lokal yang lebih cepat dan murah. Membantu mengoperasikan teknologi baru yang di lisensi sehingga lebih cepat menghasilkan produk yang direncanakan . 19. Kegiatan lain yang tidak langsung berhubungan dengan bantuan kepada industri yang sudah beroperasi di Indonesia, ialah yang ditujukan untuk menarik investasi bagi industri elektronika lain yang saat ini masih belum beroperasi di Indonesia, tetapi dianggap penting bahwa industri yang menggunakan teknologi tersebut beroperasi di Indonesia. Sebagai contoh umpamanya dianggap penting bahwa ada industri yang dapat memproduksi microchip beroperasi di Indonesia, maka perlu dirancang suatu roadmap yang akan dapat mendatangkan investasi tersebut. 20. Industri Mikroelektronika dunia saat ini cukup besar dan masih akan tumbuh terus dimasa mendatang. Bila Indonesia ingin lebih memanfaatkan peluang yang ada dalam bisnis ini maka sebaiknya dibentuk Departemen Perindustrian, Perdagangan, dan Teknologi Elektronika, yang akan dapat melaksanakan program secara terpadu untuk mencapai sasaran penciptaan lapangan pekerjaan, devisa serta teknologi yang dicita-citakan. Diperkirakan bahwa dengan pendanaan tahunan sebesar 1% dari export tahunan bidang elektronika maka sasaran tersebut dapat terlaksana.
-4-
-5-
-6-
-7-