·/fl
I
1"2.
PERKEMBANGAN PERATURAN PERUNDANG. UNDANGAN TEHTANG IMPOR TERNAKDI INDONESIA
SKR IPSI
oleh
ASRI WIATMADI NOTOYUDO B.
13023
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERT ANIAN POGOR 1986
59 ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalamnya sudah tidak sesuai dengan keadaan dan keperluan saat ini.
Sehingga
agar seirama dengan gerak pembangunan perlu adanya penggantian dan dibuat peraturan perundang-undangan yang baru. Pada tahun 1977 sebagai pelengkap Undang-Undang No. 6 Tahun 1967 dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.
15 Ta-
hun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan.
5ejak saat itu peraturan per-
undang-undangan yang mengatur masalah impor ternak selalu disempurnakan dengan beberapa Peraturan Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Menteri Pertanian maupun Direktur Jenderal Peternakan.
Adapun hasilnya bila dibandingkan dengan
Ordonansi 5tbl.
1912 No. 432 cq 5tbl.
1936 No.
715 se-
hubungan dengan masalah impor ternak, sebagai berikut: - Pasal 1 dari 5tbl.
1912 No.
432 yang memuat batas-ba-
tas campurtangan Pemerintah dalam lapangan Kehewanan, bagi hal ini telah "diganti" dengan Pasal 13; 20 dari Undang-Undang No. - Pasal 2 dari 5tbl.
16 dan
6 Tahun 1967.
1912 No.
432 tentang Badan-Badan
yang ditugaskan untuk penyelenggaraan campurtangan Pemerintah, telah diganti dengan ketetapan dalam Bab III (Wewenang Pengaturan dan Pelaksanaan) Pasal 6 Peraturan Pemerintah No. No.
15 Tahun 1977 dan 5K Menteri Pertanian
284/Kpts/OP/4/1983.
- 5tbl.
1923 No.
289 terrnasuk di dalamnya 5tbl.
No.
598 dan 5tbl.
1936 No.
205 mengenai urusan
1913
62 1936 No.
715 mengenai impor ternak otomatis tidak berla-
ku lagi. Peraturan-Peraturan mengenai impor ternak yang berlaku tercantumkan di dalam Undang-Undang No.
6 Tahun 1967,
yang dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan di dalam Peraturan Pemerintah No.
15 Tahun 1977 sebagai peraturan pe-
laksanaan dan dijabarkan lebih lanjut di dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 686/Kpts/Um/1976i
No.
210/706/Kpts/1983; Kpts/OP/8/1979; Um/10/1982;
No.
No.
No.
~T.
284/Kpts/OP/4/1983;
No.
No.
616/Kpts/Um/9/1979i
No.
328/Kpts/OP/5/1978;
750/Kpts/Um/10/1982j
No.
533/ 752/Kpts/
753/Kpts/Um/10/1982, Surat Keputusan Di-
rektur Jenderal Peternakan No.
210/Kpts/DJP/Deptan/1978;
No.
No.
123/Kpts/DJP/Deptan/1979i
1982;
No.
710/Kpts/DJP/DEPTAN/
55/Kpts/DJP/DEPTAN/83, Instruksi Direktur Jen-
deral Peternakan No.
238/Ins/DJP/Deptan/78 dan Surat Ke-
putusan Menteri Keuangan No.
Kep.
342/MK/III/3/1974 se-
bagai ketentuan-ketentuan pelaksanaan. Sehubungan dengan masalah pengawasan'ternak impor dan untuk keseragaman kerja di daerah, telah pula dikeluarkan beberapa pedoman oleh Direktur Jenderal Peternakan, antara lain sebagai berikut: 1.
Buku Petunjuk Pemeriksaan Kesehatan Bewan dan Tindak Karantina terhadap Ternak Impor. Buku ini berisi pet unjuk rnekanisme operasional tindak karantina Yiing dibagi menjadi tiga tahap:
Kegiatan
67 kasus Papillomatosis kulit pada sapi ex impor dan turunannya di Padang l1angatas (1977 - 1982) merupakan sebagian laporan kasus penyakit yang ikut masuk bersama ternak impor (Laporan Tahunan Hasil Penyidikan Penyakit Hewan di Indonesia Periode Tahun 1976 - 1982 Direktorat Kesehatan Hewan).
Kalau dicari sebab-sebab permasalahan di atas de-
ngan mengkaji kekurangan atau kekosongan isi Peraturan Perundang-undangan tentang impor ternak, maka akan tampak bahwa ketetapan-ketetapan di dalamnya telah menggariskan bagi upaya-upaya semaksimal mungkin menolak masuknya suatu penyakit hewan ke dalam wilayah Indonesia dan bisa dipertanggung jawabkan sebagai pedoman praktis, terperinci serta mendetail.
Kemungkinan lain sebab-sebab timbulnya per-
masalahan bisa terdapat pada unsur "human error", ketepatan/ketelitian petode teknis yang dipakai, unsur kelalaian atau penyimpangan dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan Peraturan Perundang-undangan, unsur birokrasi atau unsurunsur lainnya.
Untuk itu perlu adanya pelaksanaan yang
mantap dari ketentuan-ketentuan Penyidik Khusus, Pengawasan dan Pidana demi tegaknya Peraturan Perundang-undangan itu sendiri.
Lemahnya ketatalaksanaan dalam menangani
masalah-masalah penting, misalnya terlihat pad a kasus dimana laporan O.I.E. yang menyatakan bahwa di wilayah negara Philipina telah berjangkit penyakit hewan menular Mulut dan Kuku tipe OJ
A dan C tertanggal 22
~1ei
1976
sebagai tindak lanjutnya dengan memperhatikan Surat dari
68 Direktur Jenderal Peternakan tertanggal 2 Agustus 1976 maka Surat Keputusan Menteri baru ditetapkan pada tanggal 29 Oktober 1976, kelambanan seperti ini harus segera dibenahi. Kurangnya sarana, prasarana dan tenaga pada Balai Karantina Kehewanan maupun masih sulitnya pelaksanaan ketentuan minimal untuk suatu Karantina Kesehatan Hewan, memberikan peluang timbulnya permasalahan pada ternak impor.
Telah
dimulainya tahap pertama pembangunan Pulau Kepala Jeri untuk dijadikan Karantina Bewan Nasional, mengandung harapan yang menggembirakan bagi kegiatan-kegiatan penolakan masuknya suatu penyakit ke dalam wilayah Republik Indonesia.
70 dibuatkan pengaturan atau penjabaran lebih lanjut, seperti pada ketentuan-ketentuan berikut: - Pengaturan lebih lanjut tentang "Tat a Cara Perkembangbiakan" dan "Perdagangan Ternak dan Bahan-bahan yang berasal dari ternak" dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah (Pasal 13 dan 16 Undang-Undang No.
6 Tahun
1967). - Pengaturan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Peternakan tentang ketentuan "Syarat-syarat dan tata cara untuk mendapatkan izin pemasukan bibit ternak" dan "Persyaratan teknis dan kesehatan bibit ternak dari luar negeri" (Pasal 2 dan 3 SK Menteri Pertanian No.
750/Kpts/Um/10/
1982). - Pengaturan kemudian oleh Menteri Pertanian ten tang "Persyaratan teknis bibit sapi perah yang meliputi pejantan, pedet, mudigah dan semen beku yang dimasukkan dari luar negeri" (SK Menteri Pertanian No.
752/Kpts/Um/10/1982).
Banyaknya permasalahan sehubungan dengan impor ternak sebagai hasil eValuasi penerapan peraturan perundang-undangan, dapat dipakai untuk bahan masukan di dalam upaya penyempurnaan peraturan perundang-undangan tentang impor ternak, antara lain mengenai masalah peningkatan mutu sebagai tujuan dari impor ternak, masalah penyakit eksotik dan tingkat kematian ternak impor yang tinggi. Untuk mempercepat tercapainya tujuan peningkatan mutu ternak, disarankan untuk disusun rencana-rencana pemuliaan
Tabel 1.
Jumlah Impor Bibit Ternak (ekor), 1974 - 1980
===================================================================================R~t~:~~t~=k~
Jenls
T a h u n
Ternak 1975
1974
A. Ternak boasar I • Sap I a. Potong b. Perah ~. Kerbau 3. Kuda
1976
1977
na t ka n pertc tahun (%) 1978
1979
1980
, 1.498
1.037
1"
1
?
?
40
4.937 77 ?
4.475 78
7.018 79
?
?
41 .500 5.391 7
65
55
30
7
80
?
100.
14
80
96
326
?
?
133
122
?
?
fl.290 12.807
135,2 171.6-
'(
?
?
193,6
!.567
205,r ?
3. Ternak sedang
4. Domba "' Komblng to B a b 1 ~.
C. Ternak keel I 7. Kelenel
.
Ternak Unggas ( Ayam petelur 2. Ayam pedaglr.g 3. I t 1 k
.
70.9aO 189.608 44.041 38.874 ?
?
?
50
?
?
?
?
?
233
491
100
?'
?
?
?
?
174.413
192.010
480.125
62.091
79.346
316.294
?
?
?
456.603 718.212 289.377 498.695 ?, ?
97.Z-
1
6 f, 9 77,4 7
==~=========================================~=~~====== :=======================================
?
=
Sumber:
data tidak ada Pembangunan Peternakan, Dit. Jen. Peternakan, DEPTAN, 1981
Pengadaan Ternak Bantuan Luar Negeri dan Crash Program Menurut Proyek, Asal, Ternak dan Waktu (ekor)
Tabel 2. Ora inn
No.
l.
ADD
19,9/80
80/81
81/87
82/83
83/84
o'i/l35
85/86
8G/8~
Juml~
lokal
1300
1655
1655
1P65
2285
[}.7'
Irnpcr
1018
2020
2020
2(>20
2020
9. O~
Jumluh
2310
3675
3675
3C25
1~305
~.-, .8~
2000
3500
6500
';l000
11000
2.
IFi:.D
Lck~l
3.
SESTriD?
Lokc:J.
930
930
IH5
13·~5
Irnpor
515
515
1030
2050
3(,\(;\;
(;120
11.3::
14" 5
1:j45
2375
3405
? (l';Ie,
:12C
15.Ae
pm
pr.l
F'
80.0C
Jumhh
.'
"
.
CRi\SH
PROGr~~M
IDRD II
~5.
OC
<';.5:
~
10540
Impor 5.
12500
22000
pm
Lokc.1
50
160
Impor
1010
'10:10
Jumhh
1060
4200
136 335-1
3490
ADB : IFAD SESTADP: IBRD
Asean Development Bank International Fund for Agricultural Development South East Sulawesi Transmigration Areal Development Project International Bank Rural Development
Sumber
Rapat Kerja Direktorat Jenderal Peternakan Tahun 1983
.
3'.1 8 ...~C
B.7:
Tabel 3.
No,
N"egara
C'
-
~2.pJ.
BrtLTlai
2,
Zamboja
10,83
3. 4.
Rong-kong L"1.donesia Japan
~ 0,
Lao
S
7.
/o,.Sabah
8.
H.3erawcl-:
9, lO. ll.
pera::, i ,
H.Peninsu~
Philipina Singapore
12. 'I'h2. i l and 1,3. Vietnam 14-, China 15. Australia 16. New Guinea 17. Hew Zeland
SC
3,53 9,40
2,12
·1
° , 42 O,l
I
2,39
I I
0,67 l, 92 0,04 3,1,5 0,13 0,03
i I
I I
I
I
7,74 15,52 8,36 I, 5,5 6 I 6,73 4,35 0,)4 36,39
i
0,21 0,04 1 ,72 0,01 0,05 0,67
;)o:=,-,a
Babi 2,43 5,08 423, 08 2,29 20,03 6, i 1
0,5 2
~.
5. 6.
iSai
Kepadatan Ternak Tahun 1976 (ekor / km 2 )
I,, ,
1 1
I
I I
o,O~
l,67 ""':"l '-",-....-
1.,4 L,
0,28
i
0,02
2,54
1I
7,79
~,88
I i
Sumber:
0,02 O,Ol
2,95 Lf,80
°,.39 0,06
,--- ..... -, v,...:.._
......,
":oJ..;
......
~
I
0,31
::erbau
3,93 0,25 0,15
r
l,l7 9,06 32,33 I i 1846,55 2,37 I I 3/J._, 5"u I I 24,23 i,
::ambing
O,ll.
0, ::;1; ry ,c..
,., •
,
I
-'
I,
2,53 1.:-.57 3,1'5 0,06 O,ll 6,32
-; 9,3 1;. I
2~9'541I
,
1 , L,6
I I
4,92 l,07 0,05
l,62 I, 16,67 I 5,17 I i\ lO,46 6,80 I 3,14
I I
I
0,03 0,16
I I!
Bulletin Statistik dan Ekonomi Ternak Vol. 8 No. 08 Tahun 1978
Ayun 15L~,9L,
2),81 3861 ,5460,59 65 8 ,05 66,7 5 24,18 2),68 305,49 152,24 22755,17 107,00 163,39 13 6 ,71 6,58 2,35 22,64
It
7, 12, 25E 8, 0, 0, 1,
° 13 336' 2: 1O:
Perkembangan Populasi Ternak 1971 _ 1976 (%)
Tabel 4. I
No,,:
1~eg2ra
i
!
LI
Brun.::i
?
:Kacbojo
;:\
:~ongkong
4" Indones:ie 1 5,1 Japan 6, Lao S 7 'I
s·1-I 9
Sapi Perah
.
I
!
Sapi
H
oSaD3.J..~
J.i.Seocm·,<.2: 1,: "Peninsul
I I 1 1
Ii I
I1 ,,
1
I I
110. Pbil i :;:d....~a ill. Sin ga pu::- ,_ 12. Thailand 13. Vietnsm 14 •. CI-dna
I
~5,
Au:stralia
16.
Ne,,' Gui....,ea
P.7.
1-iew Ze:'a....,d
i I,
1
Ii
I1
II I
Sumber:
, i
°
! -22,28 ,! 8
~,
10,0
~ JJ ! - 6,6 ,I
°1,3)
- 3 ,."8:I 1;;, - ,: ~J !I
5,68 , 7,14
3 4 ,73 33,J3 15,15 36,65 12,5 .1.8,94 3,47 2,3 37,18 93,75 lO.86
I 1
j
0
-6,67
,, 1 1
I ,i
i~
..Babi
I
Ii I i
7,69 , -26;48 !
1
I
I
i -l5.71 I I
65,7 ,I , 8',04 .. 25,83 I '
I I
0,93 -31,i3
I
77,92
I
I
Domba
I I
49 ~ 23
°
25,0
°6,25
I
i
8,33
1,95 -l,l : -10,9 ii - 2,29 1
,
I II I
I
I
i I i
0
I
-
I
°-
i
~4
I 1
I
- '-' I
-
-
iI
41,25 2,7
25,58
" 687 , . -1:;;3 8 2,0
I - 9,09
° 4~93
, -ll,62 5,55
~ u'v
-1.8,2-5
I.
-
-16,63
-
°
ii.4oo, 10,53
7,7 6 I
5,56 -4,51
3, 19
13,31 2,;:;8
°
8, L~5
-
I
-25~O
3,42 76,77 0
::;'0,34
-
6,89
j
I -l2,5
1...'),0
Zerbau
Ayar.l
Itik
I
0
I
-l4,99
I
I I
I
-
-61
lZ8!!!.bing
- 4,48 22,ll
I
,I
I I I I
I
0 - 9,47 - 0,22 2, L:'5
-
-
-
80,62 9,14 -32,05 73,51 36, 1 ,
7 2 ,0 0,16 -46,92 0,25 .llt?}j
31,73
0
32,0 9,25 60,8 -26,12 lO,9l 57,24
-
°lOO,2 30l,03 i4,29 2,86 8,45
12,14 119,08 530,81 10,6
!
Bulletin Statistik dan Ekonomi Ternak Vol. 8 No. 08 Tahun 1978
-6l,l
. 75,
'1I
°
0,57
Tabel 5.
-
, }Olo.
1. 2. 3. 4. ~
-"
;Jep;ara
I
,
I !
j
i1
I
I I I
Rata-rata Berat Karkas Tahun 1976 (kg)
~runc.i
!Ca::::bo j (
::1'0 .1.g!{Ol g
Ind ')11e~ iEl Ji:.p8n
I
Sani
I
15 2 120
Kerbau
160
10
291
-
17
~
H.::,cbal.
15~
180
tvi.0erel·ak
150
9.
2/'. Penil gu1
Pi"i1ipina S i,.,gapure
13. ,4.
I
I
Babi
I !
-
I I 1
15 10
35 50 45 55 74 110
181
-
115
181
16
9
13 28
13
I
165 188
9
45
Thai1al.d
155 145 200
35 50 46
15
15
12 5
I
50
Vj."tnatl
253 215
15
50
170
15
56
-
15 18
-
20
-
15
C:!':.ina
150
15. 16.
.<.us trelia
176
New GUinea
150
17.
1,,,,-.. Ze1and
157
I
I
15 10
I
7. 8.
12.
-
-
169
212
I I
I
-
I
120
I
10
-
150
I I
160
s
10. I· 11..
I1 Ka>!lbing
-
L
0
Domba
' 180
6.
3
I
I
Sumber:
\
I
,
I I
Ii
i
,
15
35
9
,
I
FAO Production Year Book Vol. 30 Tahun 1976
I
15 20
!i 1
53 30 48.
Tabel 7.
Urutan Kegiatan/Pemeriksaan Karantina
No.
WAKTU
KEGIATAN
I
2
3
J.
PRA KARAN· TINA.
-
-
4
Mcmbcrikall 1>Clsyaratan yang harus dilaksililakan ncgara usal ternak. Pcngirimilll Doktcr I kW.1I\ pc-
kc~!;halall
20
ho.!w
hCWilIl.
Pcrsiapan lokasi
k';.IIillltin;:l.
per-
balkan kandang·kandaJlg yang rusak dan scbagainya. [)esinrcksi peralalan dan kan· dang.
. 11.
5
Pns) awtail
l1Icriksa kcsclwtan kc ncgalLi asal tcrnak. Pcnycdiaan ooat-oba I dan peralalill1 untuk pclaYilll<1II kcschat
an
-
LAJ,lANY A Kelcf3ngan (lIAR/)
I min£,gu sebclulll sapi m3suk.
TINDAK KA· RANTINA
1. lJi alas kal'al - Tanya jawab dt!J1!~1T1 kaptcil.
-
Pcnyclcsaian serlifiiul/'\ol\lffile PCjllcriksaan hcwan.
- lzin bongkar dan masuk karantilla
2. Pcnurunan. - !'ersial'.n truk yang lelall didc·
-
sinfcksi. Pcng.angkulan tcrnak clari pclabuhan kc lukasi karalllina.
3. Masa Karantina *).
-
Tcrnak diislir .. h~Hkan. yang sakil diisulasi uliluk diobati ObSCrvilSi Pcn),!dlllh;bn sample
Ilad kc
1.2.3.
I-..i.l1l dcngi.lli
kcpcrluaJl' lll
1,ll'l'l'S.\lI.:lll!llhal;Ill !\.'111;Idap
dan SC(!t'fa k·: UI'I'I!. .. V~d;~illasi SI·:. AI:. Anlhrax *)
OJ Kcg,ialiln yang uilaku kan disc:suai
p;II;J!';lIll;II
pr.:II~III1·
dl~i,;nl
_.
T\.'lfiak dii~tir;}hall..all. Ol)st:fvasi foulilll! & kduh llid\lll~
.
Ibri he 4. 5.
btlon d:.uah oldl pclu· k:uilnli· na scbu· lIyak IUO'ib t.i:Hi jtllHl:.JiI sapi Sl1("siJlIl'n L~as
)
!Ian I...\! 4.5.
kc BPI'II Icrde
Jikirim kat.
83 4
J
"
-
PcngoL);JtllTl tCIlHIU<.Ip penya· kit cacing
- 'remak ciiistiralHltkan -- Pembcbas:m karanlina
Ilari· kc 12, 13 lIari kc 14,1 lIari ke 15.
I'cllgccualiall lalllilllya masa karantina harus ada pesclujuan Dil Jen Petcrnakan dcngan mem-
perhalikan I'crthubang-
an
tchnis
kcschatan hcwan.
Paling lambat 10 hari ; sctelah PClllbebaS-
4. Pcmbuatanlapocan
an karantin> •
lJikirifll kepada Kcpala B.K.K. wilayah masingf113sing dcngan tcmbusan ke pad a Direktur JenderaJ p~-
Icrnakan sebanyak 3 (tiga) rangkap.
POST KARANTINA
1. Pcmuatan dan Pcngangkulan ternak kelokasi/llolding Ground: - Surat Perintah keluar kamnlina
Mo~el E21
- Pell1uatan/pcnaikan kc truk.
Tugas !JokIer Hewan Karantina sclcsai ..
2. Penamrungan
di
ternak
Holding
Ground scbelum ternak di· scbarkan.
5 hari
Tugas Dinas Pcternakan sctempat.
84 I
2
3
- Vaksinasi ulangan (booster)
-
Pcngobatan lanjutan. Pcmerik",.n kcschatan terak.hir schelum diserahkan pad a penggaduh.
4
5
Disesuaikan cJcngan kcpcrluannya.
Pedoman Urutan Pemeriksaan Hewan Impor di Karantina
Tabel 8.
W,klU
IleWilll hcrkuku UP-Imp: snpi, bnhi, kambing, damba diln Inin-Iuin.
::inbolum hr.Wiln liu!rirna di Ka· Dnlina -
K u d
0
"yam. itik, aug· kalkun dan burung.
Si1.
pel scttljuan PCflllohona n/ fOllllulir.
btHhinc'Jng·bincang dL'1l9 all irnporlir.
_ rnencliti kembali kcali
Sama dcngan Sama dengan di
di sgbelah.
sebalah.
pcnlJcxport.
-
dcsillfcklilSI knndallg .
•. Pcrnerlkuan di alns kopnl;" pl.n •.
- T.IIY.
I.wau dOIlY.1I Kap
ten/Pilot. - Perik .. M.C.lDokurnen - Pcmoriksnan hewsn - 111n hOIl\}kar dan m3U1k kalentina'
Hari pertallla
b. Akomodall. __ Siilpkan akomodasi tli
kandang. -
Sama dengal1 Sarna dengan di eli sebelah. sebelah.
Oc~if1feksi ./at angkut hew!" atau kUlldiJllgkan
hewan. - Hal-hal yilllU perlu men· jacli pcrh.nian pell/gas kat,d,l'lu
- Pemeriksnnn lempcrtl!u(
hewan dan pellleriksaan
klinis 12 x sehori!. lari kedu.
- PeOlcrikst}iH1 klinis tlnn pCllgukurall IClIlp. ba·
dan 12 x seharil. - Peu!JhilulIgan butir cJnrah rnerah & pu tih.
Sarna dengon tJi sebelah.
- Peml?riksaan y.ng klinis teli II lebih seharl) 12 x - Agglu tinasi Test IPullo· rum).
86 _ f'emeriksaan klinis dan pengukural1 tempera tur bad an 12 x sehariJ .. _ Agglulinasi Test (Orucel· losh ). _ PCIllt!riksaall tlnrah 5ccar, rnikroskopis (Protozoa).
Hari ketig.
· ·
sarna Diagnosa ter· hadap Equine infectious
Anemia
• •
•
,
pClllcriksaan Umurn. Pemeriksaen khusu,. Agglu tinas! Test IEquine
• •
Her! kocmpat
-
PeOleriksaan klinis di1l1 pengukuran temp. batIan 12 x ,chari I.
-
AII"DIs Tesl ITbc., John .. diseasc).
-
C.F.
-
Harl k9 lima
-
Ic~t
.
para typhus. Klassifikasi bu· tir·butir darah
putih Pemeriksaan da· rail secara mi· krokopis IPro· tozoal. _ Il1s\Je~si klinis 12 x ,.haril.
- sarna deng,l!1 di ,ebelah
- Mallein op· thalmie le·st.
(Colltngiom plou·
ropl1curnonia, Q·fcvor, etc) AgOhrtlllil\1 tcst, ate Dye test (ToxopIDsmosisBabil. Pemurlksoan kllnis don pcnOllkUrl'l1l lompofshlr 12 x soilad).
-
- snrTla .- pUOloriksa. on parult
-
sama dQngiln di alB!.
dDlam.
Iluri ke enilrn
-
Som8 dcngan di stas PtlfTllJl iks:tan terllacJilp Tri· chomoniash dan Leptospi·
- sama dcngan dllDiJ.lah.
sarna dengDn dl ala •.
rosis.
liar! ka lujuh
-
-
Pemerik$aon klinis dan pongukufilll temp. lJadan (2 x ,eharil. Pemeriksaan paras!t dalam
- uma dangan- sarna dangan di elas. dl etas.
87
H:lrI ko tlelaplIll sId saW hor! so· belli'" had pem· ulJbasan.
-
(2 x ,;I"rl).
-
-
lIarl tcrakllir
-
-
Laln·l.in
Catalan
PemllriksaBn kllnls don penuukuran temp. bedsn
PonQukuran temparatur ba· dan PCfl10dksAi'tll klillis mondotal Penalitian Be ponyinlpulafl hif sil·hilsil pcmeriksililn PtUllbOlilln Cettificate DilJebnskallllfllllk kolullr ke tompot 11I)\ll'In
k. VII I ,Id IX).
sama dongan eli sobelah (hari ke se~·'"uh).
sarna dengan
di atas (horl ke VIII ,Id k. IX).
Sama dengan di sebelah (hnrl ku ,cpuluh).
Laporan kepada Dirjen, cr:. I rpM.
-
Doslnrcksl knnUillllJ.
-
Pemeriksaan khusus Pengobalan
-
. sarna dongan eli etas (harf
- SlUna
del1giJn - sama dl!nt/an
di ,.u.I,h.
di
sebel.h.
UrUlan dan kegiatan·kcgialnn yang dilakuk.n dis!suaikan dengan
keperluannv a.
Tabel 9.
Lampiran I SK. Mentan No. 328/Kpts/ OP/5/1978 1 ~'lllak yang dapal discrang
I'l'lIyakil
I.
,
,\lltIH,t:-" (R:ldallg Ihllpa)
Alia "I .. SIIH I\i!l
.l.
;\I,l1lh.lt.' Il'i/lHIIit:al (Pl'lI),akit Mlllul thm
., '.
:\\[ll"rillosi-.
"I.
Kul;lI. Foil alld Mtlulh
:\ \'1:111
I~ III \'pll;111 I til) \'111 i s ( I:Pl ,k!llit:
SCII1\1:! jl.:lIis Icrnak
~O
p.,km;JlIlah hiak "'km~Hnah hiak
,IS
t IlIg~as
21
t 11I~1!:'s It a hi f-.h'IIl:llllah hiak dan bahi ""\'II1:1l1wll hi:lk d;m hahi p.,klll:lI1l:lh hiak H a hi
p .f-.1.
K:u:lnlina
Ming~tI
IJul<J1I
21
Dhl'3"d 'fl' III 01 )
,\I,H:1Il SWIllt'/lcv\', (1'I'\lis $1111111 af,il"all
11.1. 1,'1; I q~ (HaJau!t P,lha)
H
1I11I1.:I'IIII~i.~ fl~dllrlllll111'III1I:lr)
".
Ilhh' 1001111\' (1\-1111'" t:::llhalhalis Ovillll\
Ill.
('I"',\I~ .. I Swint' Fel"'1 fl'cSlis 51111111 dassia)
II.
t "")
12. 13.
I '11IIIIIIt: (TI ),1"UIiI~IIIII" cllllipcrdllm) hlllit" h: t'lh.:t.'ph"'lllllrditis (cncephala.
14. 15. I f>. 17.
FII~d Pn\, (~at:ar:l} alii)
1:1 (;:!lI!\ll'IIIlSa
Ma~a
11,11 i
14 ,1(1
1'."'1.
",IvIll:ll1lah hia!.;
BII\'iJ 111 (hlJ!II":IIl)
6
'll'ln:lk kllkll IUliggal
n a It i
40
" "
llIyelitis Enl.ootica SUUIII)
!I H. It,. ~O.
21. 22. 23. . 24.
Jembrana LeuC:Ocytoloon Lcptospi rosis LUl11pyskin diseasc (dcrmatosis nodularis)
25. 26.
Marek', Di,ease (P
27.
Newcastle Discnse (Terelo) PUIlOrll1ll (Berak kapur) Piroplasmosis Pleuropneumonia conlagiosa bo ... is Rabics (Anjing gila) Rill~lcrrcSI (Pesris SUllnl) Sheep & Goat pox (Variola Ovilla) Sampar babi dan dada menular Sacharolllycosis (ScI,karang)
:?8, :?9. 30. 31. 32. 33. 34. 35.
t InpI:as (:l)'ilm)
hn\.! t:hnit'ltl Fowl plaquc (peslis :I\'itlllll liulIlbolo I)it'scase (I\'nyakit GlIIubmo) (j/UlHkr's (inl!lIs jalla!) Iltlr!>c sit'kllcss (peslis Cllllort1m) IlIlCl'linlls corv/a
36. 37.
Scabies (Kudi')
38. 39. 40.
S u rr a Tuberculosis Vesicular stomatilis (Stomatitis vesicularis spedfida)
t 'IlVg;\~ (aY,lIn)
Ilngg", (ayam)
I
.
21
P.M. 6
Ternak ktlkl! (ungenl Tcnmk kllku tungsal
40
llrWJ!as (:ly:1Il1 ~
PM.
l\km:unah biak Unggas (aY:lIu) Ternak kuku tunggaL Me· 1t1i1I11:lh bi .. k. babi Mcrnf1mah hink. babi
45
1Jnggas (ay.m)
P.M.
Tcmak kukll IUnggal tJlll!gas (aYill1l) t1nggas (aY:lI11) MC1ll3111ilh hiak Mcmamah hiak S(,lTllla jcnis lernak MCl1lamali niak. bani Kambing, dOlllba nab i Temllk kuku IIIngg;tl SelTl1l3 jcnis lerna k Semua jenis ICHl3k Semua jenis temilk Sapl, kcrball, bJhi Mcmalllah biak, bllbi
Scplichacmia Epi/.ooticae
P.M.
IliI~gas (iI)';lIII)
P.M. 30 28
6 21 35 14 180
6 21 21
6 14 14 14
3 P.M. 21
.
Tabel 10.
Lampiran I SK. Mentan No. 533/Kpts/ OP/8/1979 Ptnycmpurnaan
UUll;l
Nu. Urul
Penyakit
TCfIl:lk 1'.111& d:.apal dhC(;iUH
J.
Avian Encephalomyelitis (epidemic In:mor)
2.
Ar,k.:oIll Swine Fever (Pestis SUUIIl Afllcana)
Dabl
3.
Uru~ellusjs
Mell11fUlih biak
(KclulOn Mellular)
Uu~a~
Masa J,:;&(;lulina
t-.hsa karanlina
DulOUl
llali
Miuuu
Bulan
H;,ui
Minggu
-
-
-
10-17
-
-
-
-
-
-
6
-
JQ.60
-
-
-
3·9
-
P-M
dom babi 4.
Coryzil
S.
Fuwl Pux
6.
Fuwl {'holera
LJuggOls
J'-M
7.
GUlllhmu lliscO/$C (PcnYOIkit Gumboro)
(J1I~a:as
J'-M
buvulll (Jllgusan)
MCllllullah blilk
Ay:un)
Unllgas
GlIllgTCIIO$;I
"-M
-
-
".
Inlc..:tiuus Coryza
{/lIgs;l~
I'-M
-
9.
LtUCocytoLoun
lJlIgga~
I'-M
-
M:w.:k's UisCOISt: (Pcnyakit M.uek)
UuU as
P-M
-
10.
({';lCilf
-
-
4-16
-
7
-
-
3·4
4-9
·3·5
I
-
-