BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 09/02/35/Th.XV. 1 Februari 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR NELAYAN JAWA TIMUR BULAN JANUARI 2017 Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur Bulan Januari 2017 naik sebesar 1,02 persen
1.
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan Januari 2017 naik sebesar 1,02 persen dari 115,99 pada bulan Desember 2016 menjadi 117,18 pada bulan Januari 2017. Kenaikan NTN ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen sementara indeks harga yang dibayar nelayan hanya mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen. Sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan kembung, ikan kuniran, rajungan, ikan teri, ikan cakalang, ikan layang, ikan belanak, ikan peperek, cumi-cumi, dan ikan swanggi. Sedangkan komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan tongkol, ikan manyung, ikan kuwe/bebara, ikan layur/beladang, ikan kerapu, ikan lemuru, ikan bawal, ikan tenggiri, ikan cucut, dan ikan lencam. Sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang dibayar nelayan adalah cabe rawit, solar, rokok kretek, umpan, ikan cakalang, mie bakso, rokok kretek filter, perahu tanpa motor, biaya listrik PLN golongan 1, dan bensin. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang dibayar nelayan adalah tomat sayur, bawang merah, cabai merah, bawang putih, lada/merica, telur ayam ras, pisang, ikan pindang tongkol, salak, dan ikan selar. Perkembangan NTN bulan Januari 2017 terhadap bulan Desember 2016 (tahun kalender Desember 2017) mengalami kenaikan sebesar 1,02 persen. Adapun perkembangan NTN bulan Januari 2017 terhadap bulan Januari 2016 (year-on-year Januari 2017) mengalami kenaikan sebesar 10,20 persen. Dari enam provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTN pada bulan Januari 2017, terdapat tiga provinsi yang mengalami kenaikan NTN, sementara tiga provinsi lainnya mengalami penurunan NTN. Kenaikan NTN terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 1,02 persen, Provinsi Banten sebesar 0,89 persen, Provinsi Jawa Barat sebesar 0,62 persen. Adapun provinsi yang mengalami penurunan NTN adalah Provinsi DKI Jakarta yang mengalami penurunan sebesar 0,58 persen, Provinsi Jawa Tengah 0,42 persen, dan Provinsi D.I. Yogyakarta turun sebesar 0,42 persen.
Nilai Tukar Nelayan Jawa Timur
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur bulan Januari 2017 mengalami kenaikan sebesar 1,02 persen, yaitu dari 115,99 pada bulan Desember 2016 menjadi 117,18 pada bulan Januari 2017. Kenaikan NTN ini disebabkan karena indeks harga yang diterima nelayan mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen sementara indeks harga yang dibayar nelayan mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen. Perkembangan NTN bulan Januari 2017 terhadap bulan Desember 2016 (tahun kalender Desember 2017) mengalami kenaikan sebesar 1,02 persen. Adapun perkembangan NTN bulan Januari 2017 terhadap bulan Januari 2016 (year-on-year Januari 2017) mengalami kenaikan sebesar 10,20 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No.09/02/35/Th.XV, 1 Februari 2017
1
Grafik 1. Perubahan Indeks Harga Yang Diterima (It), Indeks Harga Yang Dibayar (Ib) dan NTN Jawa Timur 2016-2017 (persen)
12.84 10.20
15 12
1.71
9
1.71
6
0.68
1.02
2.39
0.68
1.02
3 0
It
Ib
Desember 2016 - Januari 2017
NTN
Januari 2016 - Januari 2017
Januari 2017 - Januari 2017
1.1. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) Indeks harga yang diterima nelayan pada bulan Januari 2017 dibanding bulan Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen dari 147,50 menjadi 150,02. Perkembangan indeks harga yang diterima nelayan bulan Januari 2017 terhadap Desember 2016 (nilai tahun kalender Desember 2017) mengalami kenaikan sebesar 1,71 persen. Adapun perkembangan indeks harga yang diterima nelayan bulan Januari 2017 terhadap bulan Desember 2016 (year-on-year Desember 2017) mengalami kenaikan sebesar 12,84 persen. Tabel 1. Komoditas Utama Indeks Harga Diterima Nelayan yang Mengalami Perubahan Harga Bulan Desember 2016 – Januari 2017 Komoditas yang mengalami kenaikan harga No.
Komoditas
RH(%)
Andil
Komoditas yang mengalami penurunan harga No Komoditas RH(%) Andil .1 Ikan Tongkol - 2,39 - 0,2600
1
Ikan Kembung
15,06
0,6165
2
Ikan Kuniran
6,65
0,3675
2
Ikan Manyung
- 4,44
- 0,0699
3
Rajungan
4,34
0,2318
3
Ikan Kuwe/Bebara
- 6,19
- 0,0487
4
Ikan Teri
3,33
0,1693
4
Ikan Layur/Beladang
- 2,03
- 0,0466
5
Ikan Cakalang
3,65
0,1593
5
Ikan Kerapu
- 1,93
- 0,0427
6
Ikan Layang
1,66
0,1548
6
Ikan Lemuru
- 0,67
- 0,0409
7
Ikan Belanak
10,45
0,1348
7
Ikan Bawal
- 0,92
- 0,0284
8
Ikan Peperek
11,52
0,1264
8
Ikan Tenggiri
- 0,24
- 0,0136
9
Cumi – cumi
3,35
0,1056
9
Ikan Cucut
- 1,44
- 0,0103
10
Ikan Swanggi
4,35
0,0998
10
Ikan Lencam
- 2,00
- 0,0056
Sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan kembung, ikan kuniran, rajungan, ikan teri, ikan cakalang, ikan layang, ikan belanak, ikan peperek, cumi-cumi, dan ikan swanggi. Sementara komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang diterima nelayan adalah ikan tongkol, ikan manyung, ikan kuwe/bebara, ikan layur/beladang, ikan kerapu, ikan lemuru, ikan bawal, ikan tenggiri, ikan cucut, dan ikan lencam.
1.2.
Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
Indeks harga yang dibayar nelayan pada bulan Januari 2017 dibanding bulan Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen dari 127,16 menjadi 128,03. Kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumahtangga sebesar 0,74 persen dan kenaikan indeks harga biaya produksi 2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 09/02/35/Th.XV, 1 Februari 2017
serta penambahan barang modal BPPBM sebesar 0,61 persen. Perkembangan indeks harga yang dibayar nelayan bulan Januari 2017 terhadap Desember 2016 (nilai tahun kalender Desember 2017) mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen. Adapun perkembangan indeks harga yang dibayar nelayan bulan Januari 2017 terhadap Desember 2016 (year-on-year Januari 2017) mengalami kenaikan sebesar 2,39 persen. Grafik 3. Perubahan Indeks Harga Yang Dibayar Nelayan 2016 - 2017 5.61
4
2.39 0.74
0.61
0.74
1 -2
0.61
0.68
0.68
-1.79
Indeks Konsumsi RT
Desember 2016 - Januari 2017
Indeks Biaya Produksi
Desember 2016 - Januari 2017
Indeks Dibayar
Januari 2016 - Januari 2017
Indeks harga Biaya Konsumsi Rumah Tangga bulan Januari 2017 dibanding bulan Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,74 persen yaitu dari 139,97 menjadi 141,00. Hal ini disebabkan karena terjadinya kenaikan pada seluruh kelompok komoditas. Kenaikan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok Kesehatan sebesar 1,25 persen, diikuti kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 1,23 persen, kelompok perumahan 1,10 persen, kelompok Transportasi dan Komunikasi 0,96 persen, kelompok Sandang 0,50 persen, kelompok Bahan Makanan 0,45 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 0,25 persen. Indeks harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) bulan Januari 2017 dibanding bulan Desember 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen dari 112,76 menjadi 113,44. Kenaikan ini disebabkan karena terjadinya kenaikan pada kelompok Penambahan Barang Modal sebesar 0,84 persen, kelompok Biaya Sewa dan Pengeluaran Lain 0,76 persen, kelompok Transportasi 0,52 persen, dan kelompok Upah Buruh sebesar 0,12 persen. Sepuluh komoditas utama yang mengalami kenaikan terbesar indeks harga yang dibayar nelayan adalah cabai rawit, solar, rokok kretek, umpan, ikan cakalang, mie bakso, rokok kretek filter, perahu tanpa motor, biaya listrik PLN golongan 1, dan bensin. Sementara sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan terbesar indeks harga yang dibayar nelayan adalah tomat sayur, bawang merah, cabai merah, bawang putih, lada/merica, telur ayam ras, pisang, ikan pindang tongkol, salak, dan ikan selar.
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No.09/02/35/Th.XV, 1 Februari 2017
3
Tabel 2. Komoditas Utama Indeks Harga Dibayar Nelayan yang Mengalami Perubahan Harga Bulan Desember 2016 – Januari 2017 Komoditas yang mengalami kenaikan harga No.
Komoditas
Komoditas yang mengalami penurunan harga
RH -%
Andil
No.
Komoditas
RH -%
Andil
1
Cabai Rawit
48,56
0,8387
1
Tomat Sayur
- 17,08
- 0,2083
2 3
Solar
0,49
0,0643
Bawang Merah
- 15,67
- 0,1729
Rokok Kretek
1,86
0,0606
2 3
Cabai Merah
- 11,96
- 0,0394
4
Umpan
4,12
0,0490
4
Bawang Putih
- 2,14
- 0,0285
5
Ikan Cakalang
5,90
0,0432
5
Lada/Merica
- 3,59
- 0,0159
6 7
Mie Bakso
2,31
0,0368
Telur Ayam Ras
- 2,10
- 0,0136
Rokok Kretek Filter
1,57
0,0349
6 7
Pisang
- 2,30
- 0,0135
8
Perahu Tanpa Motor
2,52
0,0338
8
Ikan Pindang Tongkol
- 1,39
- 0,0108
9
Biaya Listrik PLN gol. 1
1,43
0,0286
9
Salak
- 3,15
- 0,0091
10
Bensin
1,57
0,0267
10
Ikan Selar
- 2,84
- 0,0088
2.
Perbandingan NTN Antar Provinsi di Pulau Jawa Grafik 4. Perubahan Indeks Harga dan NTN Enam Provinsi di Pulau Jawa Desember 2016 - Januari 2017 (persen) 2.0
1.71 1.61 1.10
1.02
0.81
1.0
0.68
0.62 0.48
0.38
0.44
0.54
0.72
0.89
0.20
0.0 -0.10 -0.39
-1.0
-0.42
-0.58
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
It
D.I. Yogyakarta
Ib
Jawa Timur
Banten
NTN
Dari enam provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTN pada bulan Januari 2017, terdapat tiga provinsi yang mengalami kenaikan NTN, dan tiga provinsi lainnya mengalami penurunan NTN. Kenaikan NTN tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 1,02 persen, Provinsi Banten sebesar 0,89 persen, Provinsi Jawa Barat sebesar 0,62 persen. Adapun provinsi yang mengalami penurunan NTN adalah Provinsi DKI Jakarta yaitu sebesar 0,58 persen, Provinsi Jawa Tengah turun sebesar 0,42 persen, dan Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar 0,10 persen. Jika melihat angka hasil penghitungan NTN di masing – masing provinsi pada bulan Januari 2017, NTN tertinggi terjadi di Provinsi Banten sebesar 119,45 sedangkan NTN terendah terjadi di Provinsi DKI Jakarta sebesar 105,08.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No. 09/02/35/Th.XV, 1 Februari 2017
Grafik 5. Nilai Tukar Nelayan Enam Provinsi di Pulau Jawa Bulan Januari 2017 (2012=100) 119.45
120
117.18 113.83
113.02
115
108.96
110 105.08
105 100 95 90
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur No.09/02/35/Th.XV, 1 Februari 2017
5