PERILAKU KONSUMEN DALAM AKTIVITAS PEMBELIAN TELUR OMEGA-3 DI BEBERAPA SUPERMARKET DI KOTA BOGOR
VESKI ZUNIUS
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perilaku Konsumen dalam Aktivitas Pembelian Telur Omega-3 di Beberapa Supermarket di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Maret 2015 Veski Zunius NIM D14100028
ABSTRAK VESKI ZUNIUS. Perilaku Konsumen Dalam Aktivitas Pembelian Telur Omega-3 di Beberapa Supermarket di Kota Bogor. Dibimbing oleh LUCIA CYRILLA ENSD dan IMAN RAHAYU HS. Telur omega-3 adalah telur yang mengandung omega-3 lebih dari telur konvensional tetapi masih kurang populer di masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perilaku konsumen dalam aktivitas pembelian telur omega-3 di beberapa supermarket di Kota Bogor. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 26 Agustus-26 September 2013 di 6 supermarket yaitu Ramayana Tanah Sareal, Lotte Mart Cimanggu, Yogya Cimanggu, Giant Yasmin, Giant Botani Square dan Superindo Jembatan Merah. Terdapat 60 sampel yang dipilih yang dibagi menjadi 10 sampel supermarket-1. Penelitian ini menggunakan metode sampling non-random. Konsumen di kota Bogor mengetahui informasi tentang telur omega-3 dari media cetak, membelinya dari supermarket dengan tujuan untuk dikonsumsi, motivasi pembelian untuk menjaga kesehatan, seluruh anggota keluarga mengkonsumsi namun tidak rutin, jumlah telur 10 butir pembelian-1, cara membedakan melalui cap kemasan, warna kerabang coklat lebih disukai, kemasan yang paling disukai adalah plastik mika, harga telur Rp 2.500 butir-1 dan berpendapat harga telur omega-3 mahal. Kata kunci: konsumen, perilaku, populer, responden, telur omega-3.
ABSTRACT VESKI ZUNIUS. Consumer Behavior Towards Purchasing Activity Omega-3 Egg in several categories supermarket in Bogor City. Supervised by LUCIA CYRILLA ENSD and IMAN RAHAYU HS. Omega-3 egg is egg that contains more omega-3 than conventional egg but still not too popular in society. The aim of this study was to identify consumer behavior towards purchasing activity omega-3 egg in several categories supermarket in Bogor City. This study conducted in 26 August – 26 September 2013 in 6 supermarkets namely Ramayana Tanah Sareal, Lotte Mart Cimanggu, Yogya Cimanggu, Giant Yasmin, Giant Botani Square and Superindo Jembatan Merah. There were 60 selected samples were divided 10 samples supermarket-1. This study used non randomized sampling method. Consumer in Bogor city have known the information about omega-3 egg from print media, buy it from supermarket purpose to consumed, all family member consume but not rutine, amount of eggs 10 eggs purchase-1, brown egg shell is preferred, the most preferred packaging was plastic mica, egg price 2.500 rupiah egg-1 and respondents thought that omega-3 egg price expensive. Key words: behavior, consumer, omega-3 egg, popular, respondents.
PERILAKU KONSUMEN DALAM AKTIVITAS PEMBELIAN TELUR OMEGA-3 DI BEBERAPA SUPERMARKET DI KOTA BOGOR
VESKI ZUNIUS
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan
DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi : Perilaku Konsumen dalam Aktivitas Pembelian Telur Omega-3 di Beberapa Supermarket di Kota Bogor Nama : Veski Zunius NIM : D14100028
Disetujui oleh
Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi Pembimbing I
Prof Dr Ir Iman Rahayu HS, MS Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Muladno, MSA Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2013 ini ialah Perilaku Konsumen dalam Aktivitas Pembelian Telur Omega-3 di Beberapa Supermarket di Kota Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi dan Prof Dr Ir Iman Rahayu HS, MS selaku pembimbing serta Dr Ir Sri Darwati, MSi selaku dosen penguji. Terima kasih kepada ibu (Zubaini), Ayah (Bahtiar), serta seluruh keluarga, atas seluruh doa dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada Bayu RF, Rangga LS, Mujahid AF, Egha Jaka, Fadlah N, Rindang L Suhita, Ulfa DJ, Roseno, Mochammad Dwi, Yusup Sopyan yang telah membantu dalam penelitian dan kepada teman-teman IPTP 47 yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2015 Veski Zunius
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Alat Skala Likert Bahan .Data dan Instrumentasi Prosedur Metode Penentuan Sampel Teknik Pengumpulan Data Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Penggolongan Konsumen Jenis Pekerjaan Responden Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendapatan Responden Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Peringkat Supermarket Berdasarkan Penggolongan Konsumen Perilaku Konsumen Pengetahuan Masyarakat tentang Telur Omega-3 SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP
ix x x 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 5 6 6 7 7 9 11 11 12
DAFTAR TABEL 1 Perilaku konsumen telur omega-3 2 Pengetahuan masyarakat tentang telur omega-3
8 10
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4
Penggolongan konsumen berdasarkan jenis pekerjaan Penggolongan konsumen berdasarkan tingkat pendidikan Penggolongan konsumen berdasarkan besaran pendapatan Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin
4 5 6 7
PENDAHULUAN Latar Belakang Telur merupakan sumber protein utama yang sangat populer di Indonesia. Telur menjadi kebutuhan protein hewani yang sangat digemari masyarakat. Kandungan gizi telur sangat tinggi dan lengkap sehingga dibutuhkan oleh tubuh. Telur utuh mengandung 9 asam amino esensial dan lebih dari 90% kalsium dan zat besi. Berdasarkan data DPKH (2012) total produksi telur pada tahun 2011 sebanyak 1 456.26 ribu ton yang terdiri dari telur ayam buras 172.22 ribu ton, ayam ras petelur 1 027.85 ribu ton dan itik 256.20 ribu ton. Produksi telur terbesar disumbang oleh telur ayam ras (68.75%), diikuti oleh telur itik (17.93%) dan telur ayam buras (13.32%). Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2010) total produksi telur mengalami peningkatan yaitu 6.59%, peningkatan terbesar disumbang oleh telur ayam ras petelur yaitu 8.69%. Konsumsi telur di Indonesia relatif rendah dapat dilihat dari data DPKH (2012) bahwa konsumsi telur masyarakat Indonesia hanya mencapai 83 butir kapita-1 tahun-1. Pengenalan kepada masyarakat tentang manfaat dan kandungan gizi telur perlu dilakukan secara lebih intens sehingga terjadi peningkatan konsumsi telur. Salah satu jenis telur yang menjadi tren gaya sehat saat ini adalah telur omega-3. Asam lemak tak jenuh majemuk omega-3 sendiri sudah diketahui memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan tubuh diantaranya baik untuk peningkatan daya ingat para penderita alzheimer, perkembangan otak balita, pertumbuhan organ normal, penyembuhan berbagai penyakit mental serta pengembangan psikologi klinis. Telur omega-3 merupakan telur yang kandungan omega-3 nya jauh lebih besar dari telur biasa. Menurut Iman Rahayu (2013) telur yang diberi suplemen omega-3 dapat menurunkan kandungan lemak, total kolesterol dan NaCl dan meningkatkan kadar asam lemak omega-3, β karoten dan mineral yodium yang cukup signifikan. Hal ini menjadikan telur omega-3 sangat cocok untuk dikonsumsi khususnya untuk orang tua dan balita untuk mencukupi kebutuhan nutrien tubuh. Namun telur omega-3 belum terlalu populer dalam masyarakat sehingga perilaku konsumen terhadap telur omega-3 perlu dipelajari. Perilaku konsumen dipelajari untuk mengetahui proses dan aktivitas pembelian yang berupa pemilihan produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen telur omega-3. Menurut Kosasih et al. (2013) perilaku konsumen dipelajari untuk mengetahui bagaimana perilaku atau tingkah laku dan sikap konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk. Engel et al. (1994) menyatakan bahwa terdapat 5 tahapan yang akan dilakukan oleh konsumen dalam mengambil suatu keputusan untuk pembelian suatu produk yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Penelitian ini mengkaji perilaku konsumen dalam pembelian telur omega-3. Penelitian ini dilakukan di supermarket karena telur omega-3 merupakan bahan pangan alternatif atau bisa dikatakan kebutuhan tersier sehingga tidak dijual atau belum tersedia di pasar tradisional.
2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku konsumen dalam aktivitas pembelian telur omega-3 di beberapa kategori supermarket di kota Bogor. Ruang Lingkup Penelitian Pengamatan terhadap perilaku konsumen dalam aktivitas pembelian telur omega-3 di Kota Bogor difokuskan pada aktivitas konsumen dalam pembelian telur omega-3 ditinjau dari media informasi, tempat pembelian, tujuan pembelian, motivasi pembelian, anggota keluarga yang mengkonsumsi, rutinitas konsumsi, jumlah telur pembelian-1, cara membedakan dengan telur biasa, warna kerabang telur yang sering dibeli, kemasan yang disukai, harga telur yang dibeli, dan pendapat tentang harga.
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu dari tanggal 26 Agustus hingga 26 September 2013. Penelitian ini dilaksanakan di 6 Supermarket di wilayah Bogor yaitu Ramayana Tanah Sareal (Ramayana TS), Lotte Mart Cimanggu (Lotte Mart CM), Yogya Cimanggu (Yogya CM), Giant Yasmin (Giant YS), Giant Botani Square (Giant BS) dan Superindo Jembatan Merah (Superindo JM). Pemilihan lokasi dilakukan atas pertimbangan bahwa keenam supermarket tersebut merupakan supermarket besar dan menyediakan/menjual produk makanan khususnya telur omega-3. Alat dan Bahan Data dan Instrumentasi Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan konsumen telur omega-3 berdasarkan kuisioner yang telah dibuat. Kuisioner ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu: bagian pertama untuk karakteristik responden, bagian kedua berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengidentifikasikan perilaku konsumen dan bagian ketiga berupa pernyataan tentang pengetahuan telur omega-3 dari konsumen. Skala Likert Skala likert adalah skala yang biasanya digunakan untuk kuisioner. Skala ini merupakan skala psikometrik yang paling banyak digunakan dalam penelitian yang berupa survey. Teknik dari skala likert yaitu responden memberikan tingkat persetujuan dari suatu pernyataan dan memilih satu dari beberapa pilihan yang tersedia (Silalahi 2012). Skala likert digunakan pada bagian ketiga kuisioner yang berupa
3 pernyataan tentang pengetahuan telur omega-3 dari konsumen. Tiga (3) pilihan skala yang dibuat pada form kuisioner yaitu: 0.7 – 1.4 = Tidak 1.5 – 2.2 = Tidak tahu 2.3 – 3 = Ya Prosedur Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Sampling Non Random. Teknik ini digunakan karena pada penelitian ini jumlah sampling telah ditetapkan terlebih dahulu hingga sampel yang diambil jumlahnya terpenuhi, sampel yang kebetulan ditemui dan memenuhi syarat untuk diteliti, kriteria sampel ditetapkan terlebih dahulu dan sampel yang diambil yang memenuhi kriteria saja. Kriteria sampel yang diambil adalah perempuan dan laki-laki dewasa yang telah memiliki pekerjaan atau penghasilan sendiri. Sampel yang diwawancarai sebanyak 60 responden dengan 10 responden supermarket-1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara langsung dengan responden. Responden dalam penelitian ini dibagi berdasarkan 3 indikator yaitu jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan besaran pendapatan. Jenis pekerjaan dibagi menjadi 4 kategori yaitu PNS, karyawan swasta, wirausaha, dan ibu rumah tangga (Ibu RT). Tingkat pendidikan dibagi ke dalam 2 kategori yaitu SLTA ke atas dan SLTA ke bawah. Besaran pendapatan dibagi ke dalam 2 kategori yaitu lebih 5 juta bulan-1 dan kurang dari 5 juta bulan-1. Wawancara dilakukan berdasarkan pertanyaan yang telah disusun dalam kuisioner. Analisis Data Data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan data yang telah diperoleh sehingga akan memberikan deskripsi yang jelas dari masalah yang diteliti. Metode ini dilakukan melalui beberapa tahapan mulai dari wawancara, tabulasi data dan dilanjutkan dengan menganalisis data yang diperoleh dari tabulasi data.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penggolongan Konsumen Penggolongan konsumen dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden dinilai dari 3 indikator utama yang mempengaruhi perilaku berbelanja yaiut jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan besaran pendapatan. Dari wawancara yang telah dilakukan diperoleh data responden sebagai berikut:
4 Jenis Pekerjaan Responden Jenis pekerjaan responden berkaitan erat dengan perilaku konsumen dalam aktivitas pembelian. Engel et al. (1994) menyatakan bahwa analis konsumen mempertimbangkan pekerjaan sebagai indikator tunggal terbaik mengenai kelas sosial. Pekerjaan yang dilakukan konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup mereka dan merupakan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestige, kehormatan dan respek. Pekerjaan mempengaruhi penghasilan seseorang setiap bulannya, penghasilan yang berbeda akan mempengaruhi daya belinya pada suatu produk tertentu di pasaran. Gambar 1 memperlihatkan jenis pekerjaan responden di 6 Supermarket yang diteliti.
Gambar 1 Penggolongan konsumen berdasarkan jenis pekerjaan PNS Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta Wirausaha Mayoritas dari responden yang diwawancarai memiliki pekerjaan yang didominasi karyawan swasta diikuti oleh ibu rumah tangga dan PNS. Karyawan swasta dan ibu rumah tangga memiliki waktu kerja yang acak dan fleksibel sehingga lebih mudah berbelanja dibandingkan waktu yang dimiliki PNS. Pekerjaan sebagai karyawan swasta dan PNS memiliki penghasilan tetap setiap bulannya, hal ini mempengaruhi daya belinya terhadap suatu produk khususnya telur omega-3 sehingga pengeluaran setiap bulannya dapat direncanakan terlebih dahulu untuk suatu keperluan. Ibu rumah tangga sepenuhnya bergantung pada penghasilan suaminya sehingga daya belinya pun dipengaruhi pemasukkan setiap bulan dari suami. Responden yang memiliki pekerjaan sebagai wirausaha menduduki urutan akhir yang hanya berjumlah 2 orang dari 60 responden yang diwawancarai dan hanya terdapat di Yogya CM dan Superindo JM, wirausaha berpenghasilan tidak menentu setiap bulannya sehingga sulit menentukan anggaran pengeluaran per bulannya. Masing-masing pekerjaan memiliki pengaruh berbeda pada konsumen terhadap daya belinya. Jenis pekerjaan seseorang dipengaruhi pula oleh pendidikannya.
5 Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan seseorang akan mempengaruhi pola pikir dan gaya hidupnya. Pendidikan merupakan salah satu indikator yang perlu diperhatikan ketika meneliti perilaku konsumen karena pendidikan juga akan mempengaruhi jenis pekerjaan yang akan dilakukan seseorang yang berimplikasi pada pendapatannya. Tarigan (2006) menyatakan bahwa pendidikan diyakini sangat berpengaruh terhadap kecakapan, tingkah laku dan sikap seseorang, dan hal ini semestinya terkait dengan tingkat pandapatan seseorang. Artinya secara rata-rata makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin memungkinkan orang tersebut memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Penggolongan konsumen berdasarkan tingkat pendidikannya ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Penggolongan konsumen berdasarkan tingkat pendidikan berpendidikan diatas SLTA berpendidikan dibawah SLTA Responden yang diwawancarai didominasi oleh orang-orang yang berpendidikan di atas SLTA, hanya di Ramayana TS saja responden yang pendidikannya kurang dari SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang mengkonsumsi telur omega-3 masih didominasi oleh orang yang berpendidikan tinggi. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap informasi yang akan diakses oleh seseorang sehingga akan berpengaruh pula terhadap pola konsumsi masyarakat pada telur omega-3. Tingkat Pendapatan Responden Pendapatan seseorang sangat dipengaruhi oleh jenis pekerjaannya. Semakin besar pendapatan semakin besar pula pengeluarannya untuk berbagai kebutuhan. Pendapatan juga berkaitan erat dengan pendidikan, oleh karena itu jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan merupakan 3 elemen penting yang berkaitan satu sama lain yang akan membentuk perilaku konsumen khususnya dalam aktivitas pembelian telur omega-3. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi pula gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang akan mempengaruhi pengeluarannya dari segala segi
6 kehidupannya. Menurut Veronika (2009) pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada sedikit uang untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit untuk beberapa dan mungkin untuk sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal (Normal good). Pendapatan seseorang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk peka terhadap pendapatan mengamati kecendrungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Dalam hal ini kecendrungan tingkat pendapatan responden akan dikaitkan dengan minatnya dalam pembelian produk telur omega-3. Penggolongan konsumen berdasarkan besarnya pendapatan ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Penggolongan konsumen berdasarkan besaran pendapatan diatas 5 juta bulan-1 dibawah 5 juta bulan-1 Pendapatan responden yang diwawancarai didominasi pendapatan kurang dari 5 juta bulan-1. Besaran pendapatan akan berpengaruh nyata terhadapa pola konsumsi dan daya beli terhadap telur omega-3. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin menjadi salah satu faktor penting untuk mengukur perilaku berbelanja dikarenakan perbedaan karakter dalam hal pembelian barang/jasa antara perempuan dan lelaki. Gambar 3 memperlihatkan jenis kelamin responden di 6 Supermarket yang diteliti.
7
Gambar 3 Responden berdasarkan jenis kelamin
lelaki
perempuan
Sebagian besar yang diwawancarai adalah perempuan sebanyak 82% dan hanya sedikit sekali lelaki sebanyak 18% dari 60 responden yang diwawancarai. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa perempuan lebih dominan dari pria terhadap perilaku berbelanja telur omega-3. Hal tersebut terjadi karena perempuan berperan sebagai pengambil keputusan dalam berbelanja dibandingkan pria khususnya dalam pembelian telur omega-3 yang merupakan produk pangan alternatif. Peringkat Supermarket Berdasarkan Penggolongan Konsumen (Pendidikan dan Pendapatan) Responden yang diwawancarai telah dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan 4 kriteria yaitu jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan besaran pendapatan serta jenis kelamin. Namun berdasarkan 4 kriteria tersebut dapat dideskripsikan ciri-ciri supermarket berdasarkan 2 kriteria saja yaitu tingkat pendidikan dan besaran pendapatan. Jika dilihat dari 2 kriteria tersebut, dapat dikatakan bahwa Giant BS, Giant YS dan Yogya CM dikunjungi konsumen yang tingkat pendidikan diatas SLTA dan besaran pendapatan diatas 5 juta bulan-1 lebih besar dibandingkan ketiga supermarket lain. Superindo JM dan Lotte Mart CM ada di peringkat kedua dengan konsumen yang berpendidikan diatas SLTA tinggi, namun untuk pendapatan bulan-1 cukup rendah. Ramayana TS masuk di peringkat terakhir dikarenakan besaran pendapatan diatas 5 juta bulan-1 dan tingkat pendidikan diatas SLTA paling rendah diantara supermarket lainnya.
Perilaku Konsumen Konsumen dalam pengertian singkatnya bisa diartikan sebagai orang yang membeli/mengonsumsi suatu produk dan jasa tertentu. Konsumen sendiri
8 memiliki motif, tujuan dan keinginan dalam berperilaku sehingga bisa dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan segala tindakan yang dilakukan konsumen dalam rangka mendapatkan barang dan jasa. Engel et al. (1994) mendefiniskan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Prasetijo dan Ihalauw (2004) menyebutkan bahwa perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik indvidu, kelompok, ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli atau melakukan transaksi pembelian suatu produk dan mengonsumsinya. Menurut Setiadi (2010) analisis perilaku konsumen dapat memainkan peranan penting dalam merancang kebijakan publik. Studi tentang perilaku konsumen ini akan menghasilkan tiga informasi penting, yaitu: orientasi/arah/cara pandang konsumen, berbagai fakta tentang perilaku berbelanja dan konsep/teori yang memberi acuan pada proses berpikirnya manusia dalam berkeputusan (Setiadi 2010). Tabel 1 memperlihatkan perilaku konsumen telur omega-3. Tabel 1 Perilaku konsumen telur omega-3 No
Pertanyaan
Jawaban dominan
1
Media Informasi
Media cetak
Persentase (%) 43.00
2
Tempat Pembelian
Supermarket
90.00
3
Tujuan Pembelian
Untuk konsumsi
93.33
4
Motivasi pembelian
Menjaga
43.33
5 6
Anggota keluarga yang mengkonsumsi Rutinitas Konsumsi
Semua Tidak Rutin
55.00 63.33
7
Jumlah telur/pembelian
10 butir
51.67
8
Cara membedakan dengan telur biasa
Cap Kemasan
48.33
9
Warna Kerabang telur yang sering dibeli
Kerabang Coklat
68.33
10
Kemasan yang disukai
Plastik mika
83.33
11
Harga telur yang dibeli
2500 butir
12
Pendapat tentang harga
Mahal
Kesehatan
-1
46.67 61.67
Tabel 1 menunjukkan perilaku konsumen di 6 supermarket di kota Bogor. Informasi tentang telur omega-3 diketahui responden sebagian besar dari media cetak, hal ini menunjukkan bahwa media berupa buku, brosur, koran, leaflet, tabloid dan berbagai media sejenis masih lebih efektif dibandingkan media lain seperti TV, radio maupun internet. Hasil ini memperlihatkan bahwa media cetak masih memegang peranan penting dalam penyebaran informasi telur omega-3 dan di sisi lain memperlihatkan media lain kurang intensif menginformasikan telur omega-3. Supermarket menjadi pilihan utama responden sebagai tempat membeli, hal ini disebabkan telur omega-3 masih dinilai barang mahal sehingga hanya tersedia di supermarket. Namun sebagian kecil responden ada yang membelinya langsung dari peternakan agar lebih murah, meskipun lebih murah namun karena akses yang terbatas ke peternakan menyebabkan responden lebih memilih membeli telur omega-3 di supermarket.
9 Tujuan pembelian telur omega-3 bagi responden adalah untuk dikonsumsi seluruh anggota keluarga, selain itu responden membeli telur omega-3 untuk balita maupun dirinya sendiri namun sangat jarang yang membeli untuk manula. Sebagian besar responden membeli untuk menjaga kesehatan, sebagian lainnya termotivasi untuk meningkatkan kecerdasan anak dan meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini menunjukkan responden cukup tahu tentang manfaat lebih dari telur omega-3, selain itu motivasi lainnya adalah meningkatkan kecerdasan anak dan meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, sebagian besar responden tidak mengonsumsi telur omega-3 secara rutin karena mereka berpendapat telur tersebut mahal. Sebagian besar responden membeli dengan harga 2.500 rupiah butir-1 dan membeli 10 butir dalam sekali pembelian dikarenakan khusus telur omega-3 sudah dikemas tersendiri 10 butir kemasan-1, dengan kata lain responden membeli telur omega-3 dengan harga 25 ribu rupiah 10 butir-1, harga tersebut jauh lebih mahal dari harga telur biasa yaitu dengan harga 17.600 kg-1 (Arboge.com 2014). Sebanyak 1 kg telur bervariasi jumlahnya, sekitar 15-20 butir telur tergantung ukurannya, jauh lebih banyak dari telur omega-3 dengan harga yang juga jauh lebih murah, hal ini menyebabkan sebagian besar responden menganggap telur omega-3 mahal sehingga tidak rutin mengkonsumsinya. Sebagian responden lain membeli 4 butir atau 8 butir kemasan-1 dengan alasan lebih murah dan hemat. Namun, dengan berbagai manfaat yang lebih tinggi dari telur konvensional, telur omega-3 sangat layak untuk dikonsumsi. Mayoritas masyarakat Indonesia lebih menyukai telur dengan warna kerabang coklat dibandingkan putih, pernyataan tersebut sesuai dengan hasil dari wawancara pada responden yang lebih menyukai kerabang coklat. Responden membedakan telur omega-3 dengan telur biasa melalui cap kemasan yang dikhususkan untuk telur omega-3, namun sebagian lain juga menginvestigasi sendiri dengan melihat warna kuning telurnya. Kemasan yang paling disukai oleh responden adalah plastik mika dibanding dus, egg tray ataupun keranjang telur karena plastik mika lebih praktis untuk dibawa dibandingkan bahan lain. Pengetahuan Masyarakat Tentang Telur Omega-3 Masyarakat pada umumnya mengkonsumsi berbagai produk pangan hasil peternakan baik berupa daging, susu maupun telur. Khusus untuk produk pangan berupa telur, sebagian besar masyarakat telah mengkonsumsinya secara rutin disebabkan juga oleh harganya yang cukup terjangkau dibandingkan produk hasil peternakan lain. Pengetahuan masyarakat masih sangat minim tentang manfaat dari telur omega 3 sehingga diperlukan langkah persuasif untuk menelaah pengetahuan mereka. Di sisi lain juga masyarakat hanya mengetahui telur hanya 2 jenis yaitu telur ayam ras dan ayam kampung. Pengetahuan tentang manfaat telur omega-3 dari konsumen akan dinilai dari 11 indikator/pernyataan dengan menggunakan skala likert dengan nilai antara 0.7-1.4 (tidak), 1.5-2.2 (tidak tahu) dan 2.3 – 3 (ya). Berikut Tabel 2 menyajikan pengetahuan konsumen tentang telur omega-3
10 Tabel 2 Pengetahuan tentang telur omega-3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
Indikator Mencegah penuaan dini Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit jantung koroner Meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit kanker Produk yang rendah kandungan kolesterolnya Baik bagi ibu hamil Meningkatkan kecerdasan balita Merupakan sumber antioksidan Alternative diversifikasi produk pangan olahan telur Alternatif diversifikasi protein hewani yang bergizi tinggi Produk yang dihasilkan dengan menggunakan suplemen yang berasal dari hewani Produk yang ramah lingkungan Rata-rata Kategori: 1 = Ramayana TS 2 = Lotte Mart TS 3 = Yogya TS 4 = Giant YS 5 = Giant BS 6 = Superindo JM
1 1.4 2.0
Skor rata-rata tiap kategori 2 3 4 5 1.7 2.0 2.3 2.2 1.5 2.0 2.1 2.4
6 2.4 2.6
Seluruh kategori 2.0 2.1
2.0
1.8
2.0
2.1
2.4
2.6
2.1
2.8
2.9
2.8
2.5
2.6
2.8
2.7
3.0 3.0 2.2 2.2
2.6 3.0 2.2 2.8
2.8 3.0 2.2 2.6
2.3 2.4 2.2 2.1
2.4 3.0 2.6 2.4
2.6 2.6 2.6 2.5
2.6 2.8 2.3 2.4
2.8
2.7
2.8
1.8
2.6
2.8
2.6
2.8
2.7
2.8
2.7
2.4
2.5
2.6
2.3 2.4
1.9 2.6 2.9 2.8 2.0 2.3 2.5 2.3 2.5 2.5 Keterangan: 0.7 – 1.4 =Tidak 1.5 – 2.2 =Tidak tahu 2.3 – 3 =Ya
2.4 2.4
Mayoritas konsumen telur omega-3 mengetahui berbagai manfaat dan khasiat dari mengkonsumsi telur omega-3. Responden tidak tahu/ragu-ragu terhadap pernyataan bahwa telur omega-3 dapat mencegah penuaan dini (skor 2.0). Namun pada pernyataan Mazza et al. (2006) menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 membantu mencegah penuaan dini dengan menyehatkan kulit tubuh. Dalam pernyataan bahwa telur omega-3 meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit jantung koroner, responden juga tidak tahu/ragu-ragu (skor 2.1), namun pada faktanya asam lemak omega-3 dapat menurunkan resiko penyakit jantung, hipertensi dan stroke (Anna et al. 2008). Responden juga tidak tahu/ragu-ragu (skor 2.1) dengan pernyataan bahwa telur omega-3 dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit kanker, menurut pernyataan Sukarsa (2004) mengkonsumsi asam lemak omega-3 dalam jumlah yang cukup mampu mengurangi kandungan kolesterol dalam darah dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung, resiko artherosklerosis serta secara selektif dapat membunuh sel-sel kanker dan menyembuhkan simtom-simtom rheumathoid arthritis. Responden setuju mengetahui bahwa telur omega-3 merupakan produk yang rendah kandungan kolesterolnya (skor 2.7) dan baik bagi kecerdasan balita (skor 2.8). Hasil ini sesuai dengan pernyataan Iman Rahayu (2013) yang menyatakan asam lemak omega-3 berperan bagi pengaturan kolesterol darah dan trigliserid, mengurangi rangsangan penggumpalan butir-butir darah merah, mengurangi tekanan darah tinggi, mencegah pengerasan pembuluh darah, sebagai antioksidan, dan memperkuat daya tahan otot jantung, serta mencerdaskan otak jika dikonsumsi pada usia dini. Responden juga setuju (ya) dengan pernyataan
11 bahwa telur omega-3 baik bagi ibu hamil (skor 2.6), hasil ini ditegaskan oleh Franzen (2010) yang menyatakan bahwa asam lemak omega-3 dibutuhkan untuk perkembangan mata dan otak pada fetus selama kehamilan berlangsung serta untuk memelihara dan meningkatkan kualitas hidup. Responden mengetahui bahwa telur omega-3 merupakan alternatif diversifikasi olahan telur (skor 2.4) dan alternatif diversifikasi produk hewani yang bergizi tinggi (skor 2.6) serta produk yang dihasilkan menggunakan suplemen yang berasal dari hewani. Responden mengetahui bahwa telur omega-3 merupakan produk yang ramah lingkungan (skor 2.4), hasil ini sesuai dengan penelitian Iman Rahayu (2013) yang menggunakan ampas tahu dan minyak ikan sebagai tambahan pakan sehingga ramah lingkungan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Konsumen di beberapa supermarket di kota Bogor mengetahui informasi tentang telur omega-3 dari media cetak dan membelinya dari supermarket dengan tujuan untuk dikonsumsi. Motivasi pembelian telur omega-3 untuk menjaga kesehatan tubuh dan seluruh anggota keluarga mengkonsumsi meskipun tidak rutin. Rataan jumlah pembelian telur omega-3 adalah 10 butir. Konsumen lebih menyukai telur omega-3 warna kerabang coklat dan tersimpan dalam plastik mika. Harga telur omega-3 Rp 2 500 butir-1 dan sekitar 62% konsumen menyatakan mahal meskipun mampu membelinya. Saran Perlu penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara jenis pekerjaan, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan serta jenis kelamin terhadap perilaku konsumen telur omega-3 khususnya di Kota Bogor.
DAFTAR PUSTAKA Anna SM, Kustiyah L, Madanijah S. 2008. Kesehatan dan Gizi di Usia Emas. Bogor (ID): IPB. [DPKH] Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012. Jakarta (ID) : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian RI. Engel JF, Roger D, Balckwell, Paul WM. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi Keenam, jilid I. Jakarta (ID). Binarupa Aksara. Franzen LD, Ritter P. 2010. Omega-3 and Omega-6 Fatty Acids. Nebraska (US). University of Nebraska. Gemilang AB. 2014. Harga telur ayam ras hari ini. 31 Agustus 2014. http://arboge.com/harga-telur-ayam-ras-hari-ini/
12 Iman Rahayu HS. 2013. Inovasi protein suplemen omega-3 berbahan baku ramah lingkungan untuk produksi telur kaya DHA serta prospek bisnisnya. Konferensi Nasional dan Technopreneurship. Bogor (ID): IPB. Kosasih, Fadili DA, Fadillah N. 2013. Pengaruh perilaku konsumen terhadap pembelian sepeda motor yamaha di dealer arista johar. (Jurnal Manajemen Vol. 10 No.3). Karawang (ID) Dealer Arista Johar. Mazza M, Pomponi M, Janiri L, Bria P, Mazza S. 2006. Omega-3 fatty acids and antioxidants in neurological and psychiatric diseases: An overview. Progress in Neuro-Psychopharmacology & Biological Psychiatry. 31:12– 26. Prasetijo R, Ihalauw JJOI. 2004. Perilaku Konsumen. Salatiga (ID). Penerbit ANDI. Setiadi NJ. 2010. Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer Pada Motif, Tujuan dan Keinginan Konsumen. Edisi Revisi. Jakarta (ID). Kencana Prenada Media Group. Silalahi U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung (ID): Refika Aditama. Sukarsa DR. 2004. Studi aktivitas asam lemak omega-3 ikan laut pada mencit sebagai model hewan percobaan. (Buletin Teknologi Hasil Perikanan Vol. 7 No.1). Bogor (ID): IPB. Tarigan R. 2006. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat pendapatan perbandingan antara empat hasil penelitian. Jurnal Wawasan Vol. 11 No. 3. Medan (ID):USU
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 25 Mei 1992 di Bandar Lampung, Lampung. Penulis adalah anak kedua dari 5 bersaudara dari pasangan Bapak Bahtiar dan Ibu Zubaini. Pendidikan dasar diselesaikan pada tahun 2004 di SDN 1 Langkapura, Bandar Lampung, Lampung. Pendidikan Lanjutan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2007 di SLTPN 4 Bandar Lampung dan pendidikan lanjutan menengah atas diselesaikan pada tahun 2010 di SMAN 7 Bandar Lampung. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010 melalui jalur Undandan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Penulis aktif di kegiatan organisasi kampus yaitu Forum Aktivitas Mahasiswa Muslim Al-An’am (FAMM Al-an’am) sebagai kepala divisi pengembangan sumberdaya manusia pada tahun 2012-2013 dan staff divisi climbing Kelompok Pencinta Alam Fapet (KEPAL-D) pada tahun 2012-2014 serta mengikuti beberapa kegiatan kepanitiaan, pelatihan dan seminar yang dilaksanakan di Institut Pertanian Bogor. Penulis juga pernah mengikuti PKM-K yang didanai DIKTI tahun 2013.