Performa Produksi Susu Dan Konsumsi Ransum……………………………………………...Rizki Hadiannuloh PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN KONSUMSI RANSUM PADA PERIODE LAKTASI 1, 2 DAN 3 KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) YANG DIBERI PAKAN BATANG PISANG FERMENTASI DI KELOMPOK PEMBIBITAN KAMBING PERAH AS-SALAM, KOTA TASIKMALAYA Milk Production Performance And Feed Consumption Of Peranakan Etawah Goats (PE) In The Same Lactation 1, 2 And 3 That Fed Stem Banana Fermentation At Kelompok Pembibitan Kambing Perah As-Salam, Tasikmalaya Rizki Hadiannuloh*, Willyan Djaja, dan Didin S. Tasripin Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2015 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa produksi susu pada periode laktasi 1, 2 dan 3 kambing Peranakan Etawah (PE) yang diberi pakan batang pisang fermentasi di Kelompok Pembibitan Kambing Perah As-salam. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 1-21 April tahun 2015. Data yang diambil berasal dari 32 ekor kambing Peranakan Etawah (PE). Metode yang digunakan merupakan metode survey dengan teknik purposive sampling. Data yang diambil yaitu produksi susu dan periode laktasi kambing Peranakan Etawah (PE). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai produksi susu selama 21 hari pada periode laktasi ke-1 sebesar 0,84 kg, periode laktasi ke-2 sebesar 0,88 Kg dan periode laktasi ke-3 sebesar 0,91 kg, serta menunjukan nilai maksimum 0,09 kg dan nilai minimum 2,06 kg. Nilai simpangan baku dari ketiga periode laktasi sebesar 0,07 kg, 0,08 kg, dan 0,06 kg. Nilai koefisien variasi berturutturut untuk laktasi 1, 2, dan 3 sebesar 9,10%, 9,57%, dan 6,84%. Kata Kunci :Kambing Peranakan Etawah, Produksi Susu, Batang Pisang Fermentasi ABSTRACT
This research aims to know milk production performance of Peranakan Etawah goats (PE) in the same lactation 1, 2 and 3 that fed stem banana fermentation at Kelompok Pembibitan Kambing Perah As-salam. Research on carried out from 1-21 April 2015. Data taken from 32 peranakan etawah goats (PE), conducted using survey methods and purposive sampling techniques. Data taken from the production of milk and lactation period Peranakan Etawah goats (PE). Results of research has shown that value of average milk production for 21 days there are on first lactation periode is 0.84 kg, second lactation periode is 0.88 kg, and third laction periode is 0.91 kg. Shows a maximum score 0.09 kg/day and minimum score 2.06 kg/day. Standard deviation value of the third periode of lactation are 0.07 kg, 0.08 kg, and 0.06 kg. Value of the coefficient variation successive to lactation 1, 2, and 3 are 9.10%, 9.57%, and 6.84%. Key words : Etawah Goats, The Production of Milk, A Banana Tree Trunk Fermentation
Performa Produksi Susu Dan Konsumsi Ransum……………………………………………...Rizki Hadiannuloh
1.
PENDAHULUAN Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang cukup digemari dan telah menyatu dengan kehidupan masyarakat. Kambing mudah sekali beradaptasi dengan berbagai lingkungan dan masih menjadi komoditas ternak unggulan di Indonesia, terbukti dari jumlah populasinya yang menunjukkan adanya peningkatkan yang konsisten selama periode lima tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jendral Peternakan tahun 2014 tercatat populasi ternak kambing pada tahun 2009 sebanyak 15.815.000 ekor, kemudian meningkat pada tahun 2010 menjadi 16.620.000 ekor. Pada tahun selanjutnya yakni 2011 populasinya berjumlah 16.946.000 ekor, meningkat lagi pada tahun 2012 menjadi 17.906.000 ekor. Data terakhir pada tahun 2013 menunjukkan populasi ternak kambing yang kian meningkat yaitu berjumlah 18.500.000 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia, kambing merupakan ternak yang cukup digemari masyarakat dan potensial untuk dibudidayakan oleh masyarakat. Terdapat beberapa jenis kambing yaitu kambing kacang, kambing saanen, kambing etawah, kambing Jawarandu dan peranakan Etawah. Kambing Peranakan Etawah (PE) adalah kambing hasil persilangan antara kambing kacang atau kambing jawarandu dan kambing etawah. Hasil persilangan ini mengakibatkan bentuk tubuhnya berada di antara kambing etawah dan kambing kacang dengan ciri-ciri panjang telinga berkisar antara 15-30 cm, bobot badan jantan dewasa 40 kg dan yang betina 35 kg, tinggi pundak berkisar 76-100 cm, warna bulu bervariasi dari coklat sampai hitam (Suparman, 2007). Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan kambing unggul dwiguna yakni penghasil daging dan susu. Produksi susu kambing Peranakan Etawah masih fluktuatif dari waktu ke waktu. Di Indonesia permintaan susu baru dapat terpenuhi ± 64,35%, yaitu 99,81%-nya berasal dari susu sapi dan 0,19% lainnya berasal dari susu kambing. Produksi susu di Indonesia hingga saat ini masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan susu dalam negeri. Berdasarkan hal tersebut, maka usaha ternak kambing perah masih mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan. Performa produksi susu kambing perah didukung oleh ketersediaan pakan dalam jumlah dan kualitas yang baik. Namun ketersediaan pakan menjadi salah satu kendala yang cukup sering dirasakan oleh peternak kambing perah. Produksi pakan hijauan mengalami keterbatasan pada saat musim kemarau, oleh sebab itu peternak seringkali memanfaatkan limbah dari tanaman pangan pertanian sebagai pakan ternak. Salah satu limbah dari hasil pertanian adalah batang pisang, yang memiliki potensi untuk dijadikan salah satu bahan pakan ternak alternatif pengganti hijauan, karena hampir semua daerah di Indonesia dapat ditumbuhi pohon pisang dengan subur. Guna meningkatkan kualitas pakan dari batang pisang oleh sebab itu, sebelum disajikan pada ternak terlebih dahulu batang pisang perlu difermentasikan dan ditambah sumber pakan lain untuk melengkapi kandungan nutrisinya. Populasi kambing Peranakan Etawah (PE) di Jawa Barat sekitar 1,8 juta ekor atau 20% dari total kambing yang mencapai sembilan juta ekor. Salah satu kelompok tani kambing perah PE di Jawa Barat adalah kelompok pembibitan kambing perah As-salam yang berada di Kota Tasikmalaya. Kelompok Pembibitan Kambing Perah As-salam terus melakukan inovasi dalam membudidayakan kambing perah Peranakan Etawah (PE), termasuk menggunakan salah satu pakan alternatif guna menanggulangi masalah keterbatasan hijauan yaitu dengan fermentasi batang pisang. Batang pisang yang akan menjadi pakan dibuat dengan cara difermentasikan. Pemberian pakan yang baik dan bergizi tinggi diharapkan dapat meningkatkan produksi susu kambing perah Peranakan Etawah.
Performa Produksi Susu Dan Konsumsi Ransum……………………………………………...Rizki Hadiannuloh Berdasarkan uraian di atas Penulis melakukan penelitian tentang Performa Produksi Susu dan Periode Laktasi Kambing Peranakan Etawah (PE) yang Diberi Pakan Batang Pisang Fermentasi. Penelitian dilakukan di Kelompok Pembibitan Kambing Perah As-salam, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. 2.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek Penelitian Objek yang diteliti adalah produksi susu, periode laktasi 1, 2 dan 3 kambing peranakan etawah (PE) yang diberi pakan batang pisang fermentasi. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey pada Kelompok pembibitan kambing perah As-salam yang berlokasi di Kota Tasikmalaya. Peubah yang Diamati Terdapat dua peubah yang diamati dalam penelitian ini, yaitu produksi susu dan periode laktasi. 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Pakan Pakan kambing di Kelompok Pembibitan Kambing Perah As-salam diberikan 3 kali dalam sehari. Pakan yang diberikan pada pagi hari berupa fermentasi batang pisang sebanyak 3 kg/ekor. Pada siang hari diberikan kulit singkong sebanyak 3 kg/ekor. Pada sore hari kambing Perankan Etawah diberikan rumput lapang sebanyak 3 kg/ekor. Jadi, jumlah pemberian pakan dalam satu hari kambing Peranakan Etawa rata-rata berjumlah 9 kg/ekor. Tabel 3. Jumlah Pemberian, Konsumsi dan Sisa Pakan pada Satu Kali Pemberian Batang Pisang Fermentasi Peroide Jumlah Rata-rata Pemberian Konsumsi Sisa Kambing Konsumsi Pakan Pakan Pakan PE Pakan/Ekor .......ekor…. …………………………kg………………………. Laktasi ke-1 12 2,96 36 35,52 0,47 Laktasi ke-2 10 2,95 30 29,51 0,49 Laktasi ke-3 10 2,96 30 29,57 0,43
Performa Produksi Susu Kambing Perah Peranakan Etawah (PE) Berdasarkan hasil pengukuran produksi susu yang dilakukan pada kambing Peranakan Etawah yang diberikan pakan batang pisang fermentasi di Kelompok Pembibitan Kambing Perah As-salam diperoleh hasil rata-rata per ekor seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.
Performa Produksi Susu Dan Konsumsi Ransum……………………………………………...Rizki Hadiannuloh Tabel 4.
Hasil Pengukuran Produksi Susu Kambing Peranakan Etawah di Kelompok Pembibitan Kambing Perah As-salam. Produksi Produksi Produksi Nama Susu Nama Susu Laktasi Nama Susu Laktasi 1 2 Laktasi 3 kg/ekor/hari Kg/ekor/hari .. kg .. Arimbi 0,79 Mona 0,95 Mutiara 0,92 Lempoy 0,80 Niken 0,97 Sarah 0,91 Cantik 0,79 Lessy 0,81 Intan 0,88 Anggun 0,81 Mawar 0,83 Kembang 0,89 Bule 0,92 Iteung 0,78 Lira 0,93 Putri 1,02 Mirna 0,79 Menak 0,82 Grasela 0,84 Enok 1,03 Melati 0,93 Denok 0,87 Agnes 0,81 Drupadi 0,98 Dewi Amba 0,78 Malena 0,89 Mustika 0,82 Dora 0,75 Srikandi 0,96 Permata 0,97 Ratu 0,88 Momih 0,86 Rataan 0,84 Rataan 0,88 Rataan 0,91 Berdasarkan hasil produksi susu pada Kambing Peranakan Etawah Di Kelompok Pembibitan As-salam diperoleh hasil analisis deskriptif seperti yang ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisis Deskriptif Produksi Susu Kambing Peranakan Etawah di Kelompok Pembibitan Kambing Perah As-salam. Nilai Periode Laktasi Produksi Susu (Kg) Minimum (Kg) Maksimum (Kg) Rentang (Kg) Simpangan Baku (Kg) Koevisien Variasi (%)
I 0,84 0,09 2,06 1,97 0,07 9,10
II 0,88 0,31 2,06 1,75 0,08 9,57
III 0,91 0,31 2,06 1,75 0,06 6,84
Berdasarkan hasil pengamatan data dapat diketahui bahwa nilai produksi susu tertinggi pada ketiga periode laktasi besarnya sama yaitu 2,06 kg. Produksi susu terendah terdapat pada kambing Peranakan Etawah periode laktasi ke-1 yaitu 0,09 kg, kemudian diikuti dengan kambing Peranakan Etawah pada periode laktasi ke-2 dan ke-3 yang memiliki nilai produksi susu terendah sama yaitu 0,31 kg. Rata-rata produksi susu kambing Peranakan Etawah pada periode laktasi ke1, ke-2, dan ke-3 nilainya kian meningkat yaitu masing-masing sebesar 0,84 kg, 0,88 kg, dan 0,91 kg. Hal ini sejalan dengan teori menurut Sodiq, dan Zainal (2002), bahwa produksi susu meningkat seiring bertambahnya umur dan periode laktasi. Produksi susu kambing Peranakan Etawah mencapai puncak pada saat berumur 5-7 tahun yaitu pada periode laktasi ke-3 sampai ke5.
Performa Produksi Susu Dan Konsumsi Ransum……………………………………………...Rizki Hadiannuloh
4.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai produksi susu kambing Peranakan Etawah di Kelompok Pembibitan Kambing Perah As-salam selama 21 hari, yaitu produksi susu pada periode laktasi ke-1, ke-2, dan ke-3 nilainya kian meningkat yaitu masing-masing sebesar 0,84 kg, 0,88 kg, dan 0,91 kg. Perhitungan simpangan baku untuk data produksi susu dari ketiga periode laktasi yaitu sebesar 0,07 kg, 0,08 kg, dan 0,06 kg menyimpulkan bahwa nilai rataan data produksi susu dari ketiga periode laktasi merupakan representasi dari keseluruhan data. Nilai koefisien variasi pada periode laktasi ke 1, 2, dan 3 yang masing-masing sebesar 9,10%, 9,57%, dan 6,84% menjelaskan bahwa populasi kambing Peranakan Etawah pada periode laktasi tersebut seragam. Saran Periode laktasi pada kambing Peranakan Etawah dapat dijadikan acuan oleh peternak untuk mengetahui produksi susu yang terbaik dan dapat pula dijadikan acuan untuk mengevaluasi performa dari setiap kambing yang dipelihara, sehingga dapat menghasilkan kambing Peranakan Etawah yang unggul. 5.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ir. Willyan Djaja, S.U., pembimbing utama dan kepada Dr. Ir. Didin S. Tasripin, M.Si., pembimbing anggota yang telah bersedia memberikan waktu, tenaga, motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. Prof. Dr. Ir. Husmy Yurmiati., MS., Dekan Fakultas Peternakan, beserta seluruh Civitas Akademika Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Tidak lupa penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis, kalian adalah orang tua yang sungguh luar biasa, semoga Tuhan selalu melindungi kalian dalam karunia-Nya. dan kepada keluarga besar yang telah memberikan dukungan moral maupun materil serta yang tak pernah berhenti mengalirkan do’a dan harapan bagi kesuksesan penulis dan tak lupa kepada teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu semoga kesuksesan menyertai kita semua. 6.
DAFTAR PUSTAKA
Advena, D., Sri Mulyani, dan Fridarti. 2014. “fermentasi batang pisang menggunakan probiotik dan lama inkubasi berbeda terhadap perubahan kandungan bahan kering, protein kasar dan serat kasar”. Jurnal. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas Tamansiswa. Padang. Atmiyati. 2001. Potensi Susu Kambing Sebagai Obat dan Sumber Protein Hewani untuk Meningkatkan Gizi Petani. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Bolsen, K. K., dan Sapienza. 1993. Teknologi Silase. Penanaman, Pembuatan dan Pemberiannya pada Ternak. Penerjemah : Rini B. S. Martoyoedo. Pioneer Seeds. Kluang. 2002. All Analysis of The Material Published are The Average Result of Sample Collected and analysed at The Nutrion Laboratory at Institute Haiwang.
Performa Produksi Susu Dan Konsumsi Ransum……………………………………………...Rizki Hadiannuloh Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak. 2011. Hasil Analisis Proksimat Batang Pisang. Fakultas Peternakan. Universitas Padjadjaran. Sumedang. Sughiana, I. W. 1998. Keadaan Konsentrasi Progesteron dan Estradiol Selama Kebuntingan, Bobot Lahir, dan Jumlah Anak Pada Kambing Peranakan Etawah Pada Tingkat Produksi Susu yang Berbeda. Tesis Magister Sains. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Weston, R. H. 1982. Principle Of Feed Intake Control in Ruminant Given Roughages. P.p: 1427. In: PT. Doyle (Eds). Utilizatio of Fabrious Agricultural Residues as Animal Feeds. Proc. Of the 3rd. Annual Residues Research Net New York. Zaid A, Hughes H. G, porceddu E, dan Nicholas F. W. 2001. Glossary of Biotechnology and Genetic Engineering. Roome-Italy: FAO Research and Technology Paper 9.