PERENCANAAN BISNIS ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA MELALUI PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR
MUHAMMAD MACHRUSH CANIA PUTRA
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Bisnis Asap Cair Tempurung Kelapa Melalui Pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2015 Muhammad Machrush Cania Putra NIM H34110087
ABSTRAK MUHAMMAD MACHRUSH CANIA PUTRA Perencanaan Bisnis Asap Cair Tempurung Kelapa Melalui Pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh LUKMAN MOHAMMAD BAGA. Perencanaan bisnis dibuat untuk memberikan gambaran mengenai tujuan, posisi, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan dalam posisi tersebut. Bisnis ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan mengoptimalkan pemanfaatan kelapa menjadi asap cair. Asap cair merupakan cairan yang dihasilkan dari kondensasi asap pembakaran tempurung kelapa. Perkebunan kelapa di Kabupaten Bogor menghasilkan produk kelapa dalam jumlah besar secara kolektif namun kecil secara individu sehingga perencanaan bisnis disusun melalui pendekatan wirakoperasi. Perencanaan bisnis yang disusun meliputi strategi produksi, pemasaran, teknologi, kerjasama, keuangan, dan manajemen risiko. Data primer diperoleh dari hasil observasi. Melalui pendekatan wirakoperasi, petani dihimpun dan diberikan pelatihan untuk menjalankan suatu kegiatan usaha bersama dengan memberikan nilai pada asap sisa pembakaran tempurung kelapa menjadi asap cair. Proyeksi kriteria investasi pada perencanaan bisnis ini yaitu NPV sebesar Rp2 901 858 000, nilai net B/C sebesar 15.84, dan payback periode selama 1.2 tahun. Kata kunci: asap cair, lateks, perencanaan bisnis, wirakoperasi
ABSTRACT MUHAMMAD MACHRUSH CANIA PUTRA Business Plan on Coconut Shell Liquid Smoke Through Cooperative Entrepreneur Approach in Bogor. Supervised by LUKMAN MOHAMMAD BAGA. Business plan is designed to provide the overview of the objective, position, and strategy of the company to achieve the objective in that position. This business is aimed to improve the welfare of farmers by optimizing the use of coconut into liquid smoke. Liquid smoke is a fluid produced from the condensation of coconut shells smoke burning. Coconut plantations in Bogor produced large amounts of coconut products collectively but unfortunately so small individually because of that business plan arranged through cooperative entrepreneur approach. Business plan is drawn up covering strategy of production, marketing, technology, cooperation, finance, and risk management. Primary data were obtained from the observation. On cooperative entrepreneur approach, farmers gathered and given training to run a business activity along with providing value to the smoke of combustion coconut shell into liquid smoke. Projections of investment criteria in this business plan which amounted to NPV is about Rp2 901 858 000, the net value is about B / C of 15.84, and a payback period for 1.2 years. Key words: business plan, cooperative entrepreneur, latex, liquid smoke
PERENCANAAN BISNIS ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA MELALUI PENDEKATAN WIRAKOPERASI DI KABUPATEN BOGOR
MUHAMMAD MACHRUSH CANIA PUTRA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi : Perencanaan Bisnis Asap Cair Tempurung Kelapa Melalui Pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor Nama : Muhammad Machrush Cania Putra NIM : H34110087
Disetujui oleh
Dr Ir Lukman M Baga, MAEc Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Dr Ir Dwi Rachmina, MSi Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 ini ialah Perencanaan Binis, dengan judul Perencanaan Bisnis Asap Cair Tempurung Kelapa melalui Pendekatan Wirakoperasi di Kabupaten Bogor Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Lukman M Baga, MAEc selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Mamad selaku pemilik dari CV Wulung Prima yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Bidik Misi yang telah membantu pendanaan penulis selama penelitian berlangsung, kemudian kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan sahabat, atas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2015 Muhammad Machrush Cania Putra
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
5
Tujuan Penelitian
5
Manfaat Penelitian
6
Ruang Lingkup Penelitian
6
TINJAUAN PUSTAKA
7
Wirakoperasi
7
Manfaat Asap Cair
8
Perencanaan bisnis
9
Pegaruh Wirakoperasi Terhadap Usaha
9
KERANGKA PEMIKIRAN
10
Kerangka Pemikiran Teoritis
10
Kerangka Pemikiran Operasional
20
METODE PENELITIAN
21
Waktu dan Tempat Penelitian
21
Jenis dan Sumber Data
22
Metode Pengumpulan Data
22
Metode Analisis Data
22
ANALISIS SITUASIONAL
27
Analisis SWOT
27
Analisis Kekuatan Pesaing
29
RENCANA BISNIS
31
Gambaran Umum Usaha
31
Rencana Pemasaran
34
Rencana Produk
35
Rencana Operasional
36
Rencana Kerjasama
50
Manajemen Risiko
51
Rencana Keuangan
53
Hasil Kajian Pendekatan Wirakoperasi
57
SIMPULAN DAN SARAN
59
Simpulan
59
Saran
59
DAFTAR PUSTAKA
59
LAMPIRAN
62
DAFTAR TABEL 1 Model cash flow 2 Model laporan laba rugi 3 Matrik SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) 4 Luas dan Produksi Tanaman KelapadiKabupaten Bogor 5 Matriks hubungan stakeholders koperasi asap cair 6 Biaya investasi usaha asap cair tempurung kelapa 7 Biaya penyusutan barang investasi koperasi asap cair 8 Biaya Tetap 9 Biaya variabel 10 Modal awal menjalankan bisnis asap cair 11 Penerimaan bisnis asap cair tempurung kelapa 12 Pengaruh penerapan konsep wirakoperasi dalam bisnis asap cair pada
26 26 28 41 50 53 54 55 55 56 56 58
DAFTAR GAMBAR 1 Jumlah produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Bogor 2 Kerangka pemikiran operasional penelitian 3 Logo koperasi 4 Asap cair tempurung kelapagrade 1,2, dan 3 dalamkemasan botol 5 Disain kemasan produk 6 Kemasan jeriken asap cair 7 Mesin pemisah sabut kelapa 8 Mesin perontok tempurung kelapa 9 Alat pirolisis 10 Alur distribusi bahan baku 11 Lokasi usaha dan sumber bahan baku 12 Tata Letak Bangunan Usaha 13 Proses produksi asap cair 14 Struktur organisasi koperasi
2 21 32 35 36 36 37 38 39 41 42 42 43 47
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5
Asumsi barang investasi unit bisnis asap cair tempurung kelapa Rincian biaya investasi mesin dan peralatan pabrik Rincian biaya investasi alat tulis kantor dan administrasi Rincian biaya investasi bangunan dan infrastruktur Rincian Biaya Investasi Sertifikat dan Surat Perizinan
62 62 63 63 63
6 Asumsi biaya tetap unit usaha asap cair 7 Rincian biayatenaga kerja tetap 8 Rincian tenaga kerja teknis tetap 9 Rincian biaya tetap alat kantor dan administrasi 10 Rincian biaya tetap utility 11 Rincian biaya tetap jaminan mutu 12 Asumsi biaya variabel 13 Rincian biaya variabel kemasan 14 Rincian biaya variabel bahan produksi dan transportasi 15 Biaya variabel tenaga kerja teknis 16 Rincian proyeksi laporan laba rugi dan bagi hasil bisnis asap cair (Rp000) 17 Rincian proyeksi arus kas bisnis asap cair tempurung kelapa (Rp000)
64 64 64 65 65 65 65 66 66 66 67 68
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pohon kelapa (Cocos nucifera L) merupakan anggota tunggal dari marga cocos yang berasal dari suku arecacea atau aren-arenan. Tanaman kelapamemiliki batang tunggal atau terkadang bercabang. Akar tanaman kelapa berupa serabut, tidak tipis serta berkayu. Tanaman kelapa berdauntunggal dengan pertulangan menyirip. Bunga dari tanaman ini majemuk, berumah satu atau terdapat bunga jantan serta betina dalam satu pohon yaitu pada pangkal karangan untuk bunga betina sedangkan bunga jantan ada dibagian yang jauh dari pangkal karangan.Buah kelapa berbentuk bulat berdiameter 10 hingga 20 cm berwarna kuning, hijau,ataupun coklat dengan berat rata-rata setiap buah adalah 1.6 kg 1. Pohon kelapa dapat tumbuh dengan optimal pada 10°LS hingga 10°LU dan masih tumbuh baik pada 15°LS hingga 15°LU2. Oleh karena itu, pohon kelapa banyak dijumpai tumbuh di daerah beriklim tropis seperti di Indonesia yang terletak diantara 6°LU hingga 11°LS3. Hal ini terbukti dari peringkat Indonesia yang menempati posisi pertama negara penghasil buah kelapa (FAOSTAT 2012). Pada tahun 2012 produktivitas buah kelapa di Indonesia adalah 1 157 kg per ha yaitu memproduksi 3 189 897 ton buah kelapa dengan luas area 3 781 649 hektar. Tanaman kelapa tumbuh di seluruh daerah yang ada di Indonesia termasuk di Provinsi Jawa Barat, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki produktivitas buah kelapa yang besar. Luas lahan perkebunan kelapa di Jawa Barat pada tahun 2012 adalah 182 443 hektar dengan produksi kelapa sebanyak 108 423 ton sehingga produktivitasnya adalah 1 374 kg per ha (Ditjenbun2012). Produktivitas buah kelapa di Provinsi Jawa Barat lebih besar dibandingkan dengan produktivitas kelapa secara nasional, artinya produktivitas tanaman kelapa di Jawa Barat termasuk diatas rata-rata produktivitas buah kelapa secara nasional. Hal tersebut menandakan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kelapa. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah di Jawa Barat. Di Kabupaten Bogor kelapa merupakan komoditas perkebunan dengan jumlah produksi terbesar yaitu mencapai 16 208.40 ton buah kelapa. Jumlah tersebut jauh diatas jumlah produksi komoditas perkebunan lainnya seperti karet, pala, dan cengkeh yang
1
Saputra GA. 2013. Pohon Kelapa, Kandungan, Manfaat dan Klasifikasi Kelapa [internet]. [2015 April 16]. Tersedia pada: http://www.satwa.net/368/pohon-kelapa-kandungan-manfaat-dan klasifikasi-kelapa.html. 2 Oktora N. 2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa [internet]. [2015 juni 21]. Tersedia pada: http://www.petanihebat.com/2013/09/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kelapa.html 3 Syifa, S. 2012. Wilayah Indonesia Berdasarkan Letak Astronomis, Geografis, Geologis beserta keuntungannya [internet]. [2015 Januari 22]. Tersedia pada: http://www.sarsyifa.com/2012/12/wilayah-indonesia-berdasarkan-letak.html.
2
hanya memproduksi berturut-turut 3883.77, 1352, dan 830.85 ton pada tahun 2012 (BPS 2013). 18000 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Kelapa
Karet
Pala
Cengkeh
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2013
Gambar 1 Jumlah produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Bogor tahun 2012 Besarnya kuantitas produk kelapa di Kabupaten Bogor dipengaruhi oleh luas perkebunannya. Luas perkebunan kelapa di Kabupaten Bogor adalah 6 716.61 hektar yang jauh lebih luas dibandingkan dengan komoditas perkebunan lainnya. Perkebunan karet memiliki luas lahan sebesar 972.72 hektar, pala memiliki luas lahan sebesar 1 607.14 hektar dan cengkeh memiliki luas lahan sebesar 1 666.4 hektar (BPS 2013). Hal ini menandakan bahwa Kabupaten Bogor merupakan daerah yang berpotensi untuk menjadi lokasi usaha pemanfaatan tanaman kelapa yang baik. Pohon kelapa merupakan tanaman serbaguna yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Ada lebih dari 37 produk olahan yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan tanaman kelapa yang meliputi pemanfaatan daging, minyak, air, tempurung, sabut, daun bunga, umbut, pelepah, batang, dan akar (Depperindag 2001). Pemanfaatan tanaman kelapa tidak memiliki limbah karena limbah dari pembuatan suatu produk turunan kelapa masih bisa dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. Contoh komoditas yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan limbah pembuatan produk turunan kelapa yaitu asap cair. Asap cair dihasilkan dari pemanfaatan limbah asap pembakaran pada pengolahan arang. Asap cair tempurung kelapa merupakan suatu cairan yang terbentuk dari proses kondensasi atau pengembunan asap atau uap hasil pirolisis tempurung kelapa atau dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya. Tempurung kelapa banyak mengandung senyawa karbon seperti lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya kemudianmelalui pembakaran akan memecahan struktur kimia menjadi fase gas yang selanjutnya berubah menjadi cairan setelah melalui proses pengembunan. Senyawa itulah yang akan menjadi penyusun kandungan dalam asap cair.
3
Asap cair tempurung kelapa memiliki berbagai manfaat yang berguna untuk industi pangan, perkebunan, dan pertanian. Dalam industri pangan,asap cair mampu menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur sehingga mampu untuk mengawetkan bahan makanan. Dalam industri pertanianasap cair dapat dimanfaatkan sebagai pembersih kandang ternak, campuran makanan ternak, dan pengganti pestisida. Dalam industri perkebunan khususnya perkebunan karet asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks atau getah karet yang unggul. Penggunaan asap cair sebagai koagulan lateks dapat meningkatkan kualitas karet dan menghilangkan bau amoniak dari lateks tersebut. Manfaat tersebut dihasilkan karena asap cair tempurung kelapa mengandung senyawa asam, fenolat dan karbonil. Darmadji (2002) menyatakan bahwaasap cair tempurung kelapa memilikikandungan senyawa fenol sebesar 4.13 persen, karbonil 11.3 persen dan asam 10.2 persen. Asap cair tempurung kelapa terbagi dalam tiga kategori atau tingkatan kelas yaitu grade 1, grade 2, dan grade 3. Masing-masing kategori memiliki kegunaan dan tingkatan harga yang berbeda-beda. Asap cair grade 3 merupakan hasil awal dari pembuatan asap cair yang dapat dimanfaatkan untuk membersihkan bau pada kandang ternak ataupun sebagai koagulan lateks dalam industri perkebunan karet. Asap cair tempurung kelapa grade 1 dan grade 2 merupakan asap cair tempurung kelapa yang telah mengalami proses destilasi ulang sehingga memiliki tingkat kemurnian yang lebih tinggi. Secara fisik asap cair grade 1 dan grade 2 terlihat lebih jernih dibandingkan dengan asap cair grade 3. Asap cair grade 2 dan grade 1 dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pada makanan baik sebagai pengawet maupun penambah aroma. Harga masing-masing grade pada pasaran nasional yakni mulai dari Rp35 000 untuk grade3, Rp45 000 untuk grade 2, dan Rp65 000untuk grade 14. Potensi pasar usaha asap cair sangtlah terbuka. Penggunaan asap cair untuk mengawetkan ikan di pelabuhan membutuhkan sekitar lima ton asap cair per hari. Hal tersebut belum termasuk pabrik-pabrik mie, bakso, tahu dan lain-lain yang yang membutuhkanasap cair sebagai bahan pengawet makanan. Risiko dan biaya yang lebih rendah pada pengawetan menggunakan asap cair tempurung kelapa dapat menjadi solusi yang sama-sama menguntungkan bagi produsen dan konsumen5. Industri karet merupakan pasar potensial yang dimiliki asap cair. Dibutuhkan asap cair sebanyak 30 ml untuk menggumpalkan satu kg lateks menjadi natural rubbersedangkan untuk menghasilkan RSS, produk karet berupa lembaran, dibutuhkan 75 ml. Produksi lateks dalam negeri sebesar 2.27 juta ton per tahun jika dihitung 25 persen pengolahan menggunakan asap cair maka akan membutuhkan asap cair sebanyak 17 025 ton. Thailand memproduksi RSS sebanyak 1.1 juta ton per tahun. Jika dihitung 25 persen menggunakan asap cair, dibutuhkan asap cair sebanyak 20 625 ton per tahun6. 4
Agromandiri. 2015. Harga Asap Cair 2015 [internet]. [2015 juni 22]. Tersedia pada: http://asap cair.cahayacoconut.com/2015/02/harga-asap-cair-2015.html 5 Agromandiri. 2015. Asap Cair Sebagai Pengawet Alami [internet]. [2015 Juni 22] Tersedia pada: http://asapcair.cahayacoconut.com/2014/02/asap-cair-sebagai-pengawet-alami.html. 6 Technology Indonesia Mapiptek E-Magazine. 2009. Teknologi Asap Cair “deorub” dalam Industri Karet Alam [internet]. [2015 Januari 6]. Tersedia pada: http://portal.ristek.go.id/columns.php?page_mode=detail&id=25.
4
Asap cair memiliki pasar yang luas. Permintaan asap cair berasal dari dalam dan luar negeri. Pasar internasional untuk produk asap cair meliputi Amerika, Eropa, Afrika, Australia, dan Amerika Selatan 7 . Hal ini menandakan bahwa asap cair merupakan komoditas yang memiliki potensi besar. Melakukan pengolahan asap cair tempurung kelapa merupakan suatu usaha untuk mengefisienkan pemanfaatan tanaman kelapa. Pengolahan asap cair selain akan mendapatkan asap cair sebagai produk utama juga berbagai produk turunan kelapa sebagai produk sampingan. Produk sampingan yang akan dihasilkan yaitu sabut, air, daging, arang tempurung kelapa, dan juga tar. Produk-produk sampingan tersebut merupakan benda ekonomis yang dapat memberikan tambahan keuntungan secara financial dalam usaha pembuatan asap cair. Kabupaten Bogor memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan bisnis pemanfaatan tanaman kelapa, termasuk asap cair. dilihat dari kuantitas buah kelapa yang dihasilkan. Kuantitas buah kelapa yang besar di Kabupaten Bogor dihasilkan oleh perkebunan rakyat yang memiliki skala produksi kecil secara individu sehingga secara individu petani tidak memiliki bargaining power atau posisi tawar yang kuat dan menyebabkan petani di Kabupaten Bogor kalah saing dengan petani dari daerah lainnya seperti Sukabumi dan Cianjur. Oleh karena itu, agar petani kelapa di Kabupaten Bogor memiliki bargaining power atau posisi tawar yang kuat petani kelapa di Kabupaten Bogor harus bersatu dan membentuk usaha bersama. Usaha bersama yang dilakukan petani akan menjadikan skala produksi yang kecil secara individu menjadi besar secara kolektif. Skala produksi yang lebih besar akan menjadikan posisi tawar petani lebih besar pula. Perlu adanya seorang penggerak yang dapat menghimpun petani kelapa di Kabupaten Bogor. Seseorang yang memiliki jiwa sebagai penggerak dan dapat memanfaatkan kesempatan dari suatu potensi melalui kegiatan usaha bersama untuk mendapatkan kesuksesan. Sosok penggerak tersebut dalam istilah kewirausahaan dikenal sebagai wirakop. Konsep kewirausahaan yang dijalankan oleh seorang wirakop adalah wirakoperasi. Menurut Baga (2011): “wirakoperasi merupakan suatu konsep wirausaha positif sum game yaitu suatu keadaan yang menghasilkan manfaat bagi seluruh peserta secara kolektif.Setiappeserta saling memperkuat untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Seorang wirakoperasi berusaha selainuntuk mencapai kesuksesan usahanya, juga bagi usaha para petani yang mengikuti dibelakangnya”. Penerapan konsep wirakoperasi di Kabupaten Bogor dapat menjadikan petani kelapa meraih kesuksesan bersama.
7
Andrieyono. 2014. Asap Cair Pengganti Formalin [internet]. [2015 Februari 20]. Tersedia pada: http://www.primaros.com/article/asap-cair-pengganti-formalin.
5
Perumusan Masalah
Kabupaten Bogor memiliki produktivitas buah kelapa yang besar yaitu mencapai 16 208.40 ton namun berdasarkan hasil observasi, tidak ditemukan perkebunan kelapa yang memiliki skala besar. Perkebunan yang ada tergolong pada perkebunan rakyat. Perkebunan rakyat di Kabupaten Bogor memiliki skala yang kecil. Secara individu petani hanya memiliki luas lahan yang sempit dan jumlah tanaman kelapa yang sedikit serta tersebar di sekitar Kabupaten Bogor. Pemanfaatan asap pembakaran tempurung kelapa yang dijadikan asap cair merupakan suatu kegitan peningkatan nilai tambah yang memiliki potensi yang besar sehingga dapat memberikan keuntungan secara finansial bagi pengolahnya, namun banyak petani atau pengusaha yang belum mengetahui potensi tersebut padahal pembuatan asap cair termasuk mudah untuk dilakukan dan sangat dekat dengan pemanfaatan tanaman kelapa lainnya. Asap cair dapat dibuat dari limbah asap pada pembuatan arang tempurung kelapa. Wirakop merupakan seseorang yang memegang peranan utama dalam penerapan konsep wirakoperasi yaitu suatu predikat bagi orang yang mendapatkan kesuksesan dengan cara menyukseskan orang lain. Wirakop mengerakan orang lain untuk bersama-sama meraih kesuksesan melalui usaha secara bersama-sama. Petani kelapa di daerah Kabupaten Bogor menjadikan tanaman kelapa sebagai sumber pemasukan cadangan. Petani kelapa di Kabupaten Bogor hanya menjual buah kelapa bila ada orang yang ingin membeli. Mereka tidak melakukan penawaran pada pasar karena secara kuantitas per individu buah kelapa yang dimiliki secara kuantitas kecil. Oleh karena itu, penerapan konsep wirakoperasi dapat menjadi solusi permasalahan petani kelapa di Kabupaten Bogor. Petani kelapa di Kabupaten Bogor berhimpun untuk melakukan usaha bersama-sama sehingga memiliki posisi tawar yang lebih kuat dan menjadikan tanaman kelapa sebagai suatu usaha yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan finansial. Berdasarkan penjelasan tersebut, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah bisnis asap cair tempurung kelapa dapat memberikan keuntungan dan meningkatkan kesejahteraan petani kelapa? 2. Seberapa jauh potensi keuntungan bisnis asap cair tempurung kelapa di Kabupaten Bogor apabila dikelola melalui pendekatan wirakoperasi?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Menjelaskan dampak bisnis asap cair tempurung kelapa terhadap keuntungan dan kesejahteraan petani kelapa. 2. Menunjukkan keunggulan bisnis asap cair tempurung kelapa di Kabupaten Bogor yang dikelola melalui pendekatan wirakoperasi.
6
Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah dituliskan sebelumnya, maka diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, diantaranya sebagai berikut: 1. Bagi petani kelapa, memberikan wawasan mengenai alternatif pengusahaan pemanfaatan kelapa melalui sistem usaha bersama yang berpotensi meningkatkan keuntungan dan kesejahteraan petani. 2. Bagi penulis, perencanaan bisnis ini dapat menjadi pembelajaran untuk membuat atau merencanakan sebuah bisnis dan meningkatkan jiwa kewirakoperasian. 3. Bagi akademisi, perencanaan bisnis ini diharapkan menjadi acuan atau rujukan suatu metode yang dapat dibandingkan dengan penelitian berikutnya. 4. Bagi investor, memberikan informasi mengenai potensi dan prospek bisnis asap cair melalui konsep usaha bersama sebagai acuan untuk menentukan keputusan investasi. 5. Bagi wirausaha, memberi wawasan terkait bisnis dengan konsep positive sum game yang memiliki asas saling menguntungkan yaitu melaui konsep wirakoperasi.
Ruang Lingkup Penelitian Perencanaan bisnis ini akan membahas potensi dan peluang bisnis asap cair tempurung kelapa melalui pendekatan wirakoperasi. Perencanaan bisnis yang akan dilakukan berupa pengolahan asap pembakaran tempurung kelapa yang di kondensasikan menjadi cairan yang dikenal dengan asap cair. Prinsip dan kelembagaan koperasi digunakan sebagai konsep dan badan hukum usaha untuk menjalankan bisnis asap cair tersebut. Bisnis yang direncanakan merupakan sebuah unit bisnis dalam sebuah koperasi. Perencanaan bisnis dianalisis berdasarkan aspek finansial dan nonfinansial. Aspek finansial meliputi strategi keuangan yang terdiri dari proyeksi kriteria investasi, proyeksi labarugi dan proyeksi laporan arus kas, sedangkan aspek nonfinansial meliputi strategi produk, pemasaran, operasional, organisasi dan sumberdaya manusia, dan manajemen risiko.
7
TINJAUAN PUSTAKA
Wirakoperasi
Menurut Baga (2011): “wirakoperasi merupakan suatu konsep wirausaha positif sum game yaitu suatu keadaan yang menghasilkan manfaat bagi seluruh peserta secara kolektif karena seluruh peserta saling memperkuat. seorang wirakoperasi berusaha selainuntuk mencapai kesuksesan usahanya, juga bagi usaha para petani yang mengikuti dibelakangnya”. Perbedaan utama yang terdapat pada konsep wirakoperasi dengan konsep bisnis lainnya adalah peserta bisnis tidak saling menjatuhkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dalam suatu pasar tertentu melainkan bersama-sama saling mendukung dan mendapatkan keuntungan lebih dari memperbesar pasar. Menurut Fajrian (2013: “Wirakoperasi adalah orang-orang yang mampu membawa ataumenemukan peluang koperasi yaitu berupa efek koperasi kemudian melakukanupaya persuasif meyakinkan para petani untuk bersama-sama mengembangkankoperasi”. Hal tersebut memberitahukan bahwa konsep wirakoperasi dijalankan dengan mengusung badan hukum usaha berupa koperasi. Wirakoperasi memiliki titik utama sebagai penemu peluang yang kemudian dapat ditangkap melalui usaha secara bersama-sama.
Peran Wirakoperasi Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fajrian (2013) mengenai Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis Tanaman Hias di CV Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi. Wirakoperasi memiliki beberapa tugas atau peranan sebagai berikut: 1. Mengupayakan peningkatan efisiensi melalui integrasi vertikal sehingga dapat menjadikan koperasi sebagai badan hukum usaha yang dominan di pasar. 2. Mengurangi biaya tambahan lain selain biaya produksi seperti biaya pencarian informasi dsb. 3. Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan di antara pelaku dalam interlinkage market (hubungan transaksi antarpelaku ekonomi di pasar). 4. Mengelola modal secara efisien dan meningkatkan peranan anggota dalam meningkatkan partisipasi intensif dalam pemanfaatan jasa pelayanan koperasi dan partisipasi kontributif dalam pembentukan permodalan yang baru. 5. Meningkatan pelayanan terhadap anggota koperasi. 6. Menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan anggota. 7. Meningkatkan partisipasi intensif para anggota koperasi dengan jalan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan anggota. 8. Menciptakan economic of scale dan mengendalikan produksi pada tingkat produksi yang optimal.
8
Tugas dan peranan wirakoperasi tersebut sejalan dengan keterangan yang diungkapkan Baga (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Profil dan Peran Wirakoperasi Dalam Pengembangan Agribisnis, yaitu keberadaan wirakoperasi dalam pengembangan agribisnis diibaratkan sebuah lokomotif yang menarik banyak gerbong dibelakangnya, artinya kesuksesan seorang wirakoperasi dalam melakukan suatu usaha akan membawa kesuksesan bagi petani atau pengusaha dibelakangnya.
Manfaat Asap Cair
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Luditama (2006) mengenai Isolasi dan Pemurnian Asap Cair Berbahan Dasar Tempurung dan Sabut Kelapa Secara Pirolisis dan Distilasi, asap cair merupakan asam cuka (vinegar) yang diperoleh dengan cara pirolisis bahan baku pengasap seperti kayu, lalu diikuti dengan peristiwa kondensasi dalam kondensor berpendingin air. Asap cair mengandung senyawa-senyawa antibakteri dan antioksidan sehingga penggunaannya sangat luas mencakup industri pangan dan perkebunan. Pada industri pangan dapat digunakan sebagai pengawet makanan ataupun pemberi aroma khas yang tidak dapat digantikan dengan cara lain8. Berdasarkan penelitian Yulistiani (1997) mengenai Kemampuan Penghambatan Asap Cair Terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogen dan Perusak pada Lidah Sapi, asap cair memiliki komponen utama fenol dan asam asetat yang berperan sebagai senywa antimikrobia yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Tidak terjadi peningkatan jumlah dan total bakteri yang disimpan selama sepuluh hari pada suhu kamar lidah sapi yang telah ditambahkan asap cair. Kemudian menurut hasil penelitian Zuraida (2009) mengenai Aktivitas Antibakteri Asap Cair dan Daya Awetnya Terhadap Bakso Ikan, asap cair dengan konsentrasi 2.5 persen mampu memperpanjang umur simpan bakso ikan selama 16 jam lebih lama. Dari hasil uji keamanan asap cair tempurung kelapa yang dilakukan Budijanto et al. (2008) menyatakan bahwa nilai LD50 asap cair tempurung kelapa lebih besar dari 15 000 mg per kg bobot badan mencit, yang artinya dapat dikategorikan sebagai bahan yang tidak toksik atau beracun dan aman digunakan untuk produk pangan. Hasil tersebut didukung oleh identifikasi komponen asap cair tempurung kelapa dengan GC-MS yang menunjukkan bahwa tidak ditemukan senyawa Policyclyc Aromatic Hydrokarbon (PAH) yang bersifat karsinogenik. Pada industri karet asap cair dapat digunakan sebagai koagulan lateks. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sucahyo (2010) dalam Kajian Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Koagulan Lateks dalam Pengolahan Ribbed Smoked Sheet (RSS) dan Pengurangan Bau Busuk 8
Teks Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian pada Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Diucapkan di depan Rapat Terbuka majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada Pada tanggal 28 April 2009 Di Yogyakarta Oleh Prof. Dr. Ir. E. Purnama Darmadji, M.Sc.
9
Bahan Olahan Karet, menerangkan bahwa asap cair tempurung kelapadapat digunakan sebagai koagulan lateks karena mengandung senyawa asam lemah serta memiliki pH yang rendah. Penggunaan asap cair tempurung kelapa dapat meningkatkan nilai plastisitas karet. Penggunaan asap cair sebagai koagulan selain dapat menggumpalkan lateks juga dapat menghilangkan bau busuk yang dihasilkan pada proses penggumpalan lateks. Berdasarkan hasil uji organoleptik bau menunjukan bahwa pemberian asap cair tempurung kelapa dengan dosis 20 ml per kg karet kering menghasilkan tingkat penerimaan bau yang lebih disukai oleh panelis yang artinya adalah bau lateks berubah menjadi tidak busuk. Sejalan dengan keterangan tersebut Sariet al. (2009) menerangkan dalam penelitiannya mengenai Pembuatan Asap Cair dari Limbah Serbuk Gergajian Kayu Meranti Sebagai Penghilang Bau Lateks, lateks yang disiram dengan asap cair menjadikan bau busuk yang dihasilkan lateks hilang. Bau busuk pada lateks berubah menjadi bau asap. Hilangnya bau busuk itu karena adanya kandungan fenol dan asam di dalam asap cair.
Perencanaan bisnis Perencanaan bisnis dilakukan untuk mengukur dan menilai kelayakan suatu usaha bisnis. Kelayakan suatu usaha dapat dinilai dari analisis finansial dan analisis nonfinansial. Berdasarkan hasil penelitian Putra (2014) mengenai analisis rencana bisnis pendirian perusahaan pengemasan teh rosella, bahwa suatu bisnis dapat dinyatakan layak berdasarkan analisis pada aspek pemasaran, teknis dan teknologi, serta manajemen dan organisasi, kemudian dari hasil analisis aspek keuangan menunjukan usaha ini layak dimana nilai NPV positif yaitu Rp 13 501 779, nilai IRR 61.94 persen dimana nilai ini lebih besar dari suku bunga deposito yang digunakan yaitu 6.5 persen, net B/C 1.08 dan PP selama 2.6 tahun yang lebih cepat dari umur bisnis.
Pegaruh Wirakoperasi Terhadap Usaha
Melalui pendekatan wirakoperasi suatu usaha akan mendapatkan keuntungan yang lebih dibanding bisnis konvensional. Berdasarkan penelitian Khairina (2014) mengenai rencana bisnis produk temulawak bubuk berorientasi Ekspor Melalui Pendekatan Coperative Entrepreneurdi Bogor menerangkan bahwa harga temulawak segar melalui bisnis konvensional adalah Rp1 800 sampai Rp2 000 per Kg. Melalui pendekatan wirakoperasi petani mampu memperoleh harga pada tahun pertama sebesar Rp6 100 dan pada tahun kedua dan ketiga sebesar Rp9 400 per kg, serta tahun keempat dan selanjutnya sebesar Rp14 000. kemudian berdasarkan penelitian Nugraha (2014) yang berjudul Rencana Pengembangan Agribisnis Daun Kumis Kucing dengan Pendekatan Cooperative Entrepreneur di Bogor, menerangkan bahwa dengan menggunakan pendekatan
10
wirakoperasi dapat meningkatkan harga jual daun kumis kucing dari Rp2 000 menjadi Rp8000 sehingga memberikan manfaat bersih sebesar Rp79 577 pada tahun pertama dan Rp28 709 pada tahun berikutnya. Hal-hal tersebut menerangkan bahwa pendekatan wirakoperasi dapat menghasilkan manfaat yang lebih besar pada suatu bisnis. Oleh karena itu, penerapan konsep wirakoperasi dalam membuat perencanaan bisnis asap cair berpotensi menghasilkan manfaat yang lebih besar seperti pada komoditas tersebut.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis Bisnis Bisnis merupakan seluruh organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual untuk mendapatkan laba ataukeuntungan (Griffin dan Ebert 2007). Suatu bisnis selain dapat memberikan keuntungan dan manfaat bagi pelaku juga terhadap berbagai pihak baik yang terlibat langsung ataupun yang tidak terlibat secara langsung. Keuntungan dapat diukur dari nilai uang yang akan diperoleh dari hasil usaha yang dijalankan. Pembentukan suatu bisnis akan membuka peluang pekerjaan kepada masyarakat baik masyarakat yang terlibat langsung dalam bisnis tersebut ataupun masyarakat disekitar lokasi bisnis, mereka dapat membuka berbagai macam usaha selain memberikan manfaat seperti itu juga memberikan manfaat secara luas melalui pembangunan sarana dan prasarana yang mengikuti suatu bisnis yang akhirnya dapat membuka isolasi wilayah sehingga dapat membantu pemerataan pembangunan diseluruh wilayah (Kasmir dan Jakfar 2010).
Wirakoperasi Wirakoperasi merupakan suatu konsep bisnis yang mengedepankan kesuksesan orang lain untuk dapat menyukseskan diri sendiri. Wirakoperasi berfungsi sebagai penggerak dari suatu usaha yang akan memberikan manfaat secara kolektif yang menjadikan pengusaha komoditas tertentu bekerjasama dan saling mendukung atau disebut positif sum game melalui penerapan prinsipprinsip dan badan hukum usaha koperasi (Baga 2011).
Koperasi Berdasarkan UU No 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan hukum usaha yang beranggotakan orang-seorang yang melandaskan
11
kegiatannya berdasarkan atas asas kekeluargaan, anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Tujuan diadakannya koperasi yaitu untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya dengan prinsip suka rela dan terbuka secara keanggotaannya, menjalankan pengelolaan secara demokratis, membagi sisa hasil usaha secara adil, memberikan balas jasa terbatas atas modal, dan kemandirian. Koperasi memiliki fungsi dan peranan yang penting dalam perekonomian nasional yaitu membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan.Koperasi berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat, memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya, dan berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkanasas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Perencanaan Bisnis Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis adalah agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun yang sedang berjalan tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan. Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk mempertajam rencana-rencana yang diharapkan karena didalam perencanaan binis kita dapat mengetahui posisi perusahaan kita saat ini, arah tujuan perusahaan, dan cara mencapai sasaran yang ingin kita capai. Perencanan bisnis yang baik harus memuat tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk memaksimalkan peluang keberhasilan. Perencanaan bisnis juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga, seperti pihak perbankan, investor, lembaga keuangan, dan sebagainya. Bantuan dana yang diperlukan tersebut dapat berupa bantuan jangka pendek untuk modal kerja maupun jangka panjang untuk perluasan atau biaya investasi (Griffin dan Ebert 2007). Perencanaan bisnis harus dapat menangkap faktor-faktor apa saja yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sehingga penggunaannya dapat membuat kerangka pengendalian faktor-faktor keberhasilan sehingga kinerja aktual perusahaan dapat dievaluasi secara terus-menerus untuk menuju kearah yang lebih baik. Ada empat hal penting yang harus ada di dalam perencanaan bisnis menurut Jumingan (2011) yaitu sebagai berikut: 1. Penjelasan mengenai bisnis yang digeluti dan rencana yang bersifat strategis. 2. Rencana pemasaran. 3. Rencana manajemen mengenai keuangan. 4. Rencana manajemen secara operasional.
12
Rencana Pemasaran Berdasarkan Suharyadi et al. (2007) pemasaran merupakan suatu proses yang utuh mengenai kemampuan menawarkan barang atau jasa yang tepat, dengan harga, waktu, dan lokasi yang tepat. Pemasaran berpatokan pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang belum terpenuhi baik berkaitan dengan barang, harga, kualitas dan lain sebagainya atau dengan kata lain perusahaan memproduksi dan menjual suatu barang atau jasa yang sudah ada permintaannya atau konsumennya sehingga barang atau jasa tersebut dapat lebih cepat terjual. Kegiatan pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan pada konsumen sehingga konsumen melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan produk pada konsumen lainnya. Kedua hal tersebut merupakan indikator keberhasilan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Agar pemasaran mendapatkan hasil yang sesuai maka menurut Suharyadi et al. (2007) ada empat proses pemasaran yaitu pengenalan pasar, strategi pemasaran, bauran pemasaran, dan evaluasi pemasaran. Pengenalan pasar bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasar yang akan dituju. Strategi pemasaran merupakan metode dalam melakukan pemasaran yang dirancang berdasarkan karakteristik pasar tujuan. Evaluasi pemasaran dilakukan untuk meningkatkan keuntungan berdasarkan penanggulangan masalah yang terjadi dari metode pemasaran yang digunakan. Analisis Pasar Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) pengertian pasar secara sederhana adalah tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan suatu transaksi. Melalui perkembangan ilmu dan teknologi tempat untuk melakukan transaksi mengalami pelebaran makna yaitu bukan hanya berupa lokasi nyata namun melalui media, seperti telepon, faksimili, dan internet, penjual dan pembeli dapat melakukan suatu transaksi. Pengertian lain dari pasar adalah himpunan pembeli nyata dan potensial atas suatu produk. Pasar nyata adalah himpunan konsumen yang memiliki minat, pendapatan, dan akses atas suatu produk atau jasa tertentu sedangkan pasar potensial merupakan himpunan konsumen yang memiliki minat namun tidak didukung oleh kemampuan maupun akses untuk membeli. Pasar dapat diartikan pula sebagai suatu mekanisme yang terjadi antara pembeli dan penjual atau tempat pertemuan antara kekuatan permintaan dan penawaran. Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen pada tingkat harga pada suatu waktu tertentu sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang ditawarkan. Kedua hal tersebut sama-sama dipengaruhi oleh faktor harga barang tersebut, harga barang pengganti atau pelengkap, dan faktor khusus (akses) namun kekuatan permintaan dipengaruhi juga oleh faktor pendapatan, selera, dan jumlah calon konsumen sedangkan kekuatan penawaran dipengaruhi juga oleh faktor teknologi, harga input, dan tujuan perusahaan. Dari berbagai pengertian pasar yang telah dijelaskan maka perlu dilakukan analisis pasar dalam merencanakan suatu bisnis. Jumingan (2011) mengatakan bahwa ada lima hal yang perlu dianalisis.
13
1. Deskripsi pasar yang terdiri dari daerah atau luasan pasar, saluran distribusi dan praktik perdagangan setempat. 2. Analisis permintaan masa lalu dan masa sekarang termasuk besarnya jumlah dan nilai konsumsi produk tersebut serta identifikasi konsumen. 3. Analisis penawaran produk pada masa lalu dan masa sekarang (baik impor maupun produksi lokal) juga termasuk informasi mengenai keadaan persaingan, harga penjualan yang terjadi, kualitas dan strategi pemasaran para pesaing. 4. Perkiraan permintaan yang akan datang. 5. Perkiraan pangsa pasar (market share) proyek dengan mempertimbangkan tingkat permintaan, penawaran, posisi perusahaan dalam persaingan dan program pemasaran perusahaan. Strategi pemasaran Berdasarkan Rangkuti (2010) strategi pemasaran dilakukan untuk mengetahui apasaja dukungan yang diperlukan agar pelanggan potensial mau membeli produk yang ditawarkan. Untuk membuat strategi pemasaran yang perlu dipertimbangkan adalah berapa besarnya permintaan (market demand) serta kondisi persaingan yang ada pada masing-masing segmen sehingga perusahaan perlu mengetahui apakah terdapat multi segmen pasar yang menyebabkan pasar bereaksi secara berbeda-beda terhadap produk yang ditawarkan yang mengakibatkan perusahaan juga harus mengetahui bagaimana mengidentifikasi segmen pasar yang potensial, menentukan target pasar dan melakukan positioning terhadap produk yang akan ditawarkan pada konsumen. Strategi pemasaran dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya melalui metode analisis STP(Segmentation, Targetting, Positioning)yaitu: 1. Segmentasi Segmentasi merupakan faktor yang sangat penting untuk mengembangkan faktor keunggulan bersaing berdasarkan diferensiasi, biaya murah, atau fokus. Segmentasi dapat juga diartikan sebagai identifikasi kelompok-kelompok pelanggan yang memberikan respons yang berbeda dibandingkan dengan kelompok pelanggan lain. Segmentasi dapat dilakukan berdasarkan karakteristik pelanggan, psikografi dan prilaku. 2. Targeting Targeting adalah menentukan segmentasi pasar yang ingin dituju. Strategi untuk menentukan targeting adalah : a. Undifferentiated marketing Pada pasar yang tidak dibedakan, perusahaan melakukan strategi yang sama untuk seluruh pasar. Dengan demikian, produk yang dihasilkan secara besarbesaran, dan perusahaan memperoleh keuntunga skala ekonomis Karen memproduksi dalam jumlah yang sangat besar sehingga biaya produksi per unit menjadi sangat rendah. b. Differentiated marketing Konsekuensi dari strategi yang ditetapkan secara differenstiated ini pda umumnya adalah masalah biaya yang tinggi, pembuatan produk disesuaikan dengan segmentsi pasar yang ditargetkan sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk memodifikasi produk akibatnya biaya per unit menjadi
14
mahal kemudian perusahaan harus mengeluarkan biaya promosi yang sangat spesifik dan biaya-biaya research and development yang besar. c. Concentrated marketing Concentrated marketingmerupakan strategi yang diterapkan apabila perusahaan berfokus pada pasar yang relatif sempit, tetapi memiliki potensi yang sangat luas. Strategi terpusat ini (concentrated) sangat bermanfaat apabila sumberdaya yang dimiliki perusaan sangat terbatas, dan perusahaan hendak memperkenalkan produk baru. 3. Positioning Positioning adalah suatu cara untuk menempatkan produk sehingga tertanam dalam benak pelanggan. Produk yang ingin ditempatkan tersebut tidak berupa produk fisik, tetapi sifatnya lebih perseptif yang mengincar alam bawah sadar pelanggan mengenai produk yang ditawarkan. Menurut Walker (1992) dalam rangkuti (2010) cara menentukan positioning suatu produk adalah melalui berbagai tahap analisis, yaitu : a. Menentukan persepsi pelanggan terhadap suatu produk. b. Menentukan atribut yang terdapat pada produk tersebut. c. Mengambil sampel dari beberapa pelanggan mengenai persepsi masingmasing produk berikut atributnya. d. Menganalisis intensitas posisi produk tersebut di benak customer. e. Menentukn lokasi produk yang dianalisis diantara produk-produk lainnya. f. Menentukan preferensi pelanggan terhadap atribut yang paling menentukan. g. Menguji kesesuaiana antara preferensi dari market segment dengan posisi produk saat ini. h. Menentukan strategi positioning atau repositioning yang tepat. Dalam membuat strategi pemasaran perlu juga melakukan analisis bauran (marketing mix) pemasaran karena bauran pemasaran merupakan cerminan cara untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan demi mendapatkan laba yang akan mengembangkan keuntungan kompetitif. Bauran pemasaran (marketing mix) terdiri dari empat unsur yaitu produk, price (harga), promosi dan place (tempat) atau distribution yang biasa disebut dengan 4P. Uraian dari keempat unsur tersebut menurut Alma (2005) adalah sebagai berikut: 1. Produk Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Produk ini dapat berupa barang ataupun jasa. Produk merupakan unsur yang sangat penting karena jika tidak ada maka sebaik apapun usaha promosi, distribusi dan price jika tidak diikuti dengan produk yang bermutu, disenangi konsumen, maka usaha bauran pemasaran (marketing mix) ini tidak akan berhasil. Oleh karena itu perlu dilakukannya pengkajian mengenai produk yang akan dipasarkan, bagaimana selera konsumen masa kini, apa need dan wants mereka, need berarti kebutuhan konsumen. Konsumen membeli sesuatu karena mereka butuh dan bisa juga karena unsur lain dibalik produk tersebut seperti keindahan, sesuai dengan rasa, warna, halus, manis, segar dsb. Oleh sebab itu produk yang dibuat harus mempertimbangkan”product features”, yaitu model, rupa, ciri istimewa, dan atribut yang terdapat pada produk tersebut.
15
Beberapa strategi yang perlu dikembangkan dalam produk ini adalah (1) strategi memberi merek (2) strategi pembungkusan (3) strategi trading up (perusahaan membuat produk baru yang harganya tinggi dan akan meningkatkan prestise bagi para pembelinya) dan trading down (perusahaan membuat produk baru yang harganya lebih rendah dibandingkan produk lama untuk memberi kesempatan kepada konsumen berpenghasilan rendah. 2. Price(harga) Pada umumnya ada tiga strategi harga yang dapat diikuti oleh produsen sesuai keadaan produk yang diusahakannya. a. Skiming price, yaitu menetapkan harga setinggi-tingginya. Strategi ini hanya mungkin dilakukan untuk produk yang diarahkan pada konsumen berpenghasilan tinggi. Produk tersebut merupakan produk baru dan sangat istimewa yang memiliki biaya yang besar dalam pengadaannya. b. Penetration price, yaitu strategi yang bertujuan untuk menerobos produk ke pasar karena barang sejenis sudah banyak beredar di pasar. Oleh sebab itu, produsen mencoba merebut pasar dengan harga rendah. c. Live and let live policy, yaitu strategi yang mencoba mengikuti harga pasar, walaupun misalnya produsen dapat menghasilkan barang dengan harga pokok rendah dan mampu menjualnya dengan harga yang lebih murah untuk menghindari perang harga. 3. Place atau Distribution Lokasi pemasaran adalah tempat yang digunakan sebagai media pemasaran dapat pula berbentuk proses dstribusi atau pengiriman produk pada konsumen yang disana terdapat transaksi atau jual beli produk. 4. Promotion Promosi merupakan usaha yang dilakukan untuk menawarkan produk melalui berbagai media baik langsung maupun tidak langsung. Rencana Pemasaran Rencana pemasaran merupakan wujud kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya untuk merealisasikan keputusan yang berhubungan dengan strategi pemasaran. Rencana pemasaran meliputi rincian seluruh kegiatan yang dianalisis berdasarkan kekuatan. Rencana pemasaran dilakukan setelah tahapan analisis pasar dan penetapan strategi pemasaran diputuskan. Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang di lakukan organisasi untuk mencapai tujuannya sedangkan pemasaran adalah seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Perusahaan perlu mengetahui dan memenuhi persyaratan untuk dapat melakukan kegiatan ekspor bila target pasar dari suatu usaha adalah pasar luarnegeri (ekspor).Berdasarkan panduan bagi eksportir dalam melaksanakan ekspor (Depperindag RI 1999) ada empat persyaratan umum dalam melakukan ekspor yaitu: 1. Setiap perusahaan atau perorangan dapat melakukan ekspor bila telah memiliki teknis atau Lembaga Pemerintah Non Departemen berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
16
2. Bagi eksportir barang yang tergolong pada barang diawasi harus memenuhi prasyarat pada butir 1 diatas danmendapatkan pengakuan eksportir dari Menteri Perindustrian dan Perdagangan, dalam hal ini direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri. 3. Mendapatkan persetujuan ekspor dari Menteri Perindustrian dan Perdagangan dalam hal ini Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan atau Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kimia dengan mempertimbangkan usulan dari Direktur Pembina Teknis yang bersangkutan di Lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdaganan dan atau instansi ataudepartemen lain yang terkait. 4. Terhadap barang ekspor tertentu, Menteri Perindustrian dan Perdagangan dalam hal ini Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri menetapkan harga patokan ekspor secara berkala sebagai dasar perhitungan pajak ekspor.
Rencana Operasional Rencana operasional merupakan rancangan yang akan dilakukan dalam pelaksanan teknis perusahaan seperti rencana jumlah produksi, teknologi yang digunakan, tenaga kerja, bahan baku, lokasi dan tata letak Jumlah Produksi Perencanaan bisnis pembuatan produk jumlah produksi merupakan hal yang sangat berpengaruh signifikan terhadap jalannya usaha tersebut. Jumlah produksi suatu usaha dapat dipengaruhi oleh tingkat permintaan konsumen terhadap produk yang akan diproduksi, kapasitas mesin dalam memproduksi produk, pasokan bahan baku yang tersedia, modal usaha, dan peraturan pemerintah. Teknologi Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Sarana adalah segala sesuatu yg dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Hal ini berarti segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan terlibat dalam proses pembuatan asap cair. Tenaga Kerja (Tenaga Teknis) Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang danatau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja teknis merupakan setiap orang yang memiliki perannya masing-masing dan menjalankan fungsinya untuk dapat memproduksi produk usaha. Bahan Baku Bahan baku merupakan input utama yang diperlukan untuk membuat suatu produk usaha. Untuk mendapatkan produk yang baik, diperlukan input atau bahan baku yang baik pula. Bahan baku juga mempengaruhi kegiatan produksi secara jumlah atau kuantitas karena semakin banyak bahan baku yang digunakan dapat menjadikan produk yang dihasilkan semakin banyak pula sehingga perlu adanya
17
perencanaan bahan baku yang meliputi kualitas dan kuantitas bahan baku agar tercapai produk dengan spesifikasi yang diinginkan. Lokasi dan Tata Letak Lokasi usaha atau lokasi produksi merupakan hal penting karena dapat mempengaruhi pembiayaan diluar biaya produksi perusahaan.Jarak dengan penyedia bahan baku, fasilitas umum, dan pasar dapat mempengaruhi biaya transportasi dan kelancaran produksi. Kemudian tata letak perusahaan diperlukan untuk dapat mengefisienkan penggunaan lahan dan memudahkan proses produksi yang akan memperlancar perusahaan dalam berproduksi dan mengefisienkan waktu distribusi didalam perusahaan sehingga produk dapat lebih cepat terproduksi. Perencanaan lokasi dan tata letak ini bertujuan untuk mendapatkan keunggulan bagi perusahaan dalam melakukan usahanya.
Rencana Organisasi dan Sumberdaya Manusia Aspek Legal Dalam mendirikan suatu usaha, perlu dilakukan pembentukan badan hukum usaha serta melakukan pendaftaran izin usaha. Hal pertama yang harus ditentukan adalah apa bentuk badan hukum usaha dari usaha yang akan dijalankan. Ada delapan jenis badan hukum yang ada di Indonesia menurut Kasmir dan Jakfar (2003) antara lain adalah: 1. Perseorangan 2. Firma (Fa) 3. Perseroan Komanditer (CV) 4. Perseroan Terbatas (PT) 5. Perusahaan Negara 6. Perusahaan Daerah 7. Yayasan 8. Koperasi Berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun1995, koperasi adalah badan hukum usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya pada prinsip-prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. Pendirian badan hukum usaha berupa koperasi dilakukan melalui akta pendiriansetelah mendapatkan pengesahan pemerintah yang diumumkan dalam Berita Negara. Koperasi dibentuk dalam rapat anggota dengan anggota minimal sebanyak 20 orang yang memenuhi tiga syarat. 1. Mampu melaksanakan tindakan hukum. 2. Menerima landasan idiil, asa, dan sendi dasar koperasi. 3. Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota koperasi. Kegiatan usaha selalu memerlukan dokumen penunjang usaha beserta izinizin sebelum melakukan usahanya. Hal tersebut guna melindungi kepentingan perusahaan itu sendiri dari berbagai hal. Banyaknya izin dan jenis usaha tergantung pada jenis usaha yang dijalankan. Terdapat beragam perizinan yang harus dipenuhi. Izin badan hukum usaha yang dimaksud yaitu seperti surat
18
keterangan domisili perusahaan (SKDP), nomor pokok wajib pajak (NPWP), SITU, SIUP, tanda daftar perusahaan (TDP) atau izin usaha lainnya. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan merupakan bagan yang menggambarkan hubungan satu jabatan dengan jabatan lainnya dalam sebuah perusahaan. Hubungan tersebut menerangkan perbedaan kedudukan atau tanggungjawab dan juga alur koordinasi antar jabatan. Struktur organisasi dibuat dengan memperhatikan aturan dari badan hokum usaha dan kebutuhan perusahaan. Deskripsi Kerja Deskripsi kerja merupakan uraian yang menerangkan tugas dan tanggungjawab dari masing-masing tenaga kerja maupun pengurus perusahaan. Deskripsi kerja dibedakan berdasarkan posisi atau jabatan dalam struktur organisasi perusahaan. Deskripsi kerja diberikan untuk menentukan batasan dan tuntutan yang harus dipenuhi guna mencapai kinerja tenaga kerja yang sinergis Gaji dan Upah Gaji dan upah merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada seluruh tenaga kerja maupun pengurus perusahaan. Gaji dan upah dari masingmasing orang berbeda sesuai dengan jabatan dan deskripsi kerja yang dibebankan. Gaji merupakan balas jasa yang diberikan sekali dalam setiap periode, misalnya sebulan kepada tenaga kerja tetap maupun pengurus sedangkan upah adalah balas jasa yang diberikan sesuai capaian kerja yang dilakukan kepada tenaga kerja tidak tetap.
Manajemen Risiko Menurut Kasidi (2010) risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari harapan yang dapat menimbulkan kerugian.Secara umum risiko dapat dikelompokan kedalam dua kelompok besar yaitu risiko spekulatif dan murni. Risiko spekulatif adalah risiko yang mengandung dua kemungkinan yaitu menguntungkan atau merugikan seperti membeli saham ataupun valuta asing sedangkan risiko murni adalah jenis risiko yang hanya mengandung satu kemungkinan saja yaitu kemungkinan untuk rugi seperti bencana alam, kebakaran, resesi ekonomi dan sebagainya. Sumber-sumber risiko dapat dikelompokan menjadi risiko sosial, fisik, dan ekonomi. Risiko sosial memiliki sumber utama yaitu masyarakat, tindakan orang yang menyebabkan kerugian seperti pencurian, peperangan dan sebagainya.Risiko fisik memiliki banyak sumber, sebagian merupakan fenomena alam dan sebagian karena tingkah laku manusia seperi kebakaran yang dapat disebabkan oleh sambaran petir atau pun kecerobohan manusia. Risiko ekonomi merupakan segala kemungkinan buruk yang berkaitan dengan fenomena ekonomi seperti inflasi, resesi, fluktuasi harga dan sebagainya. Usaha untuk mengurangi kemungkinan kerugian dari risiko yang dihadapi merupakan manajemen risiko. Berdasarkan Kasidi (2010) ada lima fungsi utama manajemen risiko yang akan menguntungkan perusahaan.
19
1. Dapat mencegah perusahaan dari kegagalan. 2. Meningkatkan laba dengan cara menekan pengeluaran. 3. Menyumbang laba secara tidak langsung yaitu melalui: a. Keberhasilan mengelola risiko murni membuat manager lebih percaya diri untuk menyelidiki risiko spekulatif. b. menunjang kualitas keputusan yang akan diambil. c. Penanganan risiko spekulatif akan lebih efisien. d. Mengurangi fluktuasi laba tahunan. e. Perusahaan dapat melanjutkan kegiatannya walaupun rugi. 4. Ketenangan pikir bagi manajer. 5. Melindungi perusahaan dari risiko murni dan kreditur. Program manajemen risikobertugas untuk mengidentifikasi risiko kemudian mengadakan evaluasi dan pengukuran risiko, selanjutnya menentukan metode penanganannya.Identifikasi risiko adalah kegiatan mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan kegiatan usaha yang memiliki kemungkinan dapat mengakibatkan kerugian kemudian evaluasi dan pengukuran risiko merupakan suatu kegiatan untuk menilai bagian-bagian yang diperkirakan akan menjadi penyebab terjadinya suatu hal yang dapat menyebabkan kerugian.
Rencana Keuangan Aspek finansial dibutuhkan untuk melihat kelayakan suatu bisnis layak atau tidak secara perhitungan finansial. Dalam aspek finansial ada beberapa hal yang perlu dianalisis sebagai pertimbangan dalam menentukan kelayakan yaitu terdiri dari net present value (NPV), internal rate return (IRR), net benefit cost ratio (Net B/C), dan payback period (PP) (Nurmalina et al. 2009). 1. Net Present Value (NPV) Net present value (NPV) merupakan arus kas atau selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini. Suatu bisnis dikatakan layak jika nilai dari NPV lebih besar dari nol. 2. Internal Rate of Return (IRR) Internal rate of return merupakan tingkat pengembalian yang dapat diberikan suatu usaha kepada investornya. Suatu bisnis dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar dari discount rateatau suku bunga yang berlaku, artinya bisnis tersebut dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi investor dibandingkan jika investor tersebut berinvestasi pada bisnis lain ataupun hanya menyimpan uangnya di bank. 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net benefit cost ratio (net B/C) merupakan perbandingan antara manfaat bersih bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu bisnis dikatakan layak apabila nilai net B/C lebih besar dari 1 (net B/C Rasio>1). Hal ini berarti keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih besar daripada kerugian yang dialami.
20
4. Payback Period (PP) Payback period (PP) merupakan metode pelengkap dalam analisis finansial. Merode perhitungan ini dilakukan untuk menghitung seberapa cepat tingkat pengembalian modal dari bisnis tersebut. Semakin cepat tingkat pengembalian modal, maka para investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi pada bisnis tersebut. 5. Break Event Point Break event point merupakan titik impas dimana perusahaan berada dalam posisi tidak untung dan juga tidak rugi. Titik ini dapat dijadikan patokan minimum berapa unit produk yang harus dijual atau berapa uang yang harus dihasilkan agar tidak merugi walaupun tidak untung. 6.Cash Flow Cash flow (arus kas) adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan keseluruhan aktifitas finansial perusahaan yang terdiri dari pemasukan dan pengeluaran kas dari kegiatan operasional selama periode tertentu.
Kerangka Pemikiran Operasional Kabupaten Bogor termasuk pada daerah yang memiliki produktivitas yang tinggi untuk komoditas kelapa. Terdapat lima kecamatan penghasil terbesar buah kelapa terdapat di daerah Kabupaten Bogor bagian barat. Kelapa merupakan tanaman yang keseluruhan bagiannya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia sehingga Kabupaten Bogor memiliki potensi yang besar untuk melakukan pengembangan usaha berbahan baku tanaman kelapa. Pemanfaatan kelapa dapat dilakukan mulai dari batang, daun, buah, dan berbagai produk turunannya bahkan limbah dari produk turunannya dapat memberikan manfaat. Asap cair tempurung kelapa adalah cairan hasil kondensasi atau penangkapan gas menjadi cairan dari asap hasil pirolisis atau pembakaran tempurung kelapa. Asap cair memiliki berbagai manfaat bagi manusia pada industri pangan, perkebunan, dan pertanian, namun produk ini termasuk kedalam produk yang belum terkenal di Kabupaten Bogor. Meskipun Kabupaten Bogor memiliki potensi yang besar untuk melakukan usaha pengembangan produk turunan kelapa, disana pemanfaatan kelapa masih belum termaksimalkan potensinya. Hal tersebut terbukti dari kurangnya perawatan atau perhatian terhadap tanaman kelapa termasuk oleh petani itu sendiri.Petani hanya menjual pada saat ada orang yang ingin membeli saja. Melihat bahwa Kabupaten Bogor memiliki potensi dari sumberdaya bahan baku berupa buah kelapa yang besar secara kumulatif maka diperlukan seorang cooperative entrepreneur (wirakoperasi) atau penggerak yang dapat menghimpun para petani kelapa yang ada di Kabupaten Bogor untuk bergabung dalam suatu kegiatan usaha bersama. Melalui penerapan konsep wirakoperasi petani akan memiliki bargaining position yang kuat serta membuka pasar yang lebih luas. Wirakop melakukan usaha-usaha penambahan nilai seperti pembuatan asap cair dari pembakaran tempurung kelapa yang akhirnya akan memberikan manfaat bagi para petani kelapa pada khususnya.
21
Oleh karana itu, dibuatlah perencanaan bisnis atau suatu dokumen yang berisikan rencana-rencana yang dibutuhkan dalam pembentukan usaha guna mengatur, mengontrol, dan mengetahui kelayakan dari bisnis melalui konsep usaha bersama atau wirakoperasi tersebut. Alur kerangka pemikiran operasional penelitian secara singkat dapat dilihat pada Gambar 2. Kabupaten Bogormerupakan daerah yang memiliki kuantitas buah kelapa besar
Seluruh bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia
Para petani kelapa ataupun pengolah produk turunan kelapa kurang mengetahui potensi dan pemanfaatan tanaman kelapa secara menyeluruh
wirakoperasi Pengembangan produk turunan kelapa Membangun Kerjasama/ Membentuk usaha kolektif berupa koperasi
Pemberian nilai tambah yaitu menjadikan asap pembakaran tempurung menjadi asap cair
Menyusun perencanaanbisnis asap cair tempurung kelapa melalui pendekatan wirakoperasidi Kabupaten Bogor
Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional penelitian
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan disekitar wilayah Kabupaten Bogor bagian barat. Kabupaten Bogor bagian barat merupakan daerah penghasil buah kelapa terbesar di Kabupaten Bogor. Perusahaan yang dijadikan acuan perencanaan bisnis adalah CV Wulung Prima yang berada di Kecamatan Ciampea. Pemilihan lokasi dipilih
22
secara sengaja atau purposive. Kegiatan pengumpulan data dilakukan selama bulan Desember 2014 hingga Maret 2015.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi atauwawancara langsung dengan pihak-pihak terkait maupun pengamatan langsung di lapangan yaitu pengusaha asap cair, petani kelapa, konsumen, penyedia peralatan produksi, staf UPTD dan BP3K Leuwiliang sedangkan data sekunder diperoleh melalui literatur, jurnal maupun laporan hasil penelitian, laporan hasil seminar, buku-buku, internet serta data dari instansi terkait yaitu Badan Pusat Statistik, Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan cara observasi atauwawancara langsung dengan pihak-pihakterkait ataustakeholders pada industri asap cair di Kabupaten Bogor maupun pengamatan langsung di lapangan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi produktivitas, lokasi tepat perkebunan, teknik produksi dan analisis pesaing sedangkan metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan melakukan pencarian data melalui internet dengan membuka website yang berkenaan dengan perencanaan bisnis asap cair melalui pendekatan wirakoperasi seperti website perusahaan asap cair, perusahaan alat-alat untuk pembuatan asap cair, Badan Pusat Statistik, Kementrian Pertanian, Kementrian Perdagangan, Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.
Metode Analisis Data Data maupun informasi-informasi pendukung lainnya yang diperoleh dari penelitian, diolah dan dianalisis melalui dua jenis pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dianalisis menggunakan analisis non finansial yang akan menghasilkan rencana produk, pemasaran, operasional, organisasi dan SDM, dan analisis risikosedangkan pendekatan kuantitatif dianalisis mengunakan analisis finansial yang diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2007 untuk mendapatkan nilai NPV, IRR, net B/C , BEP dan PP (Nurmalina et al, 2009)
23
Analisis Non Finansial 1. Rencana Produk Rencana bisnis yang akan dilakukan meliputi analisis produk yang akan menerangkan seperti apa barang yang akan dibuat, berapakah jumlah produk yang akan diproduksi, dan bagaimana produk tersebut dikemas yang akan disesuaikan dengan aspek-aspek penunjang pembuatan produk. 2. Rencana Pemasaran Menganalisis target pasar, pengembangan pasar, serta bauran pemasaran yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Strategi pemasaran terdiri dari market selection dan marketing mix development. Strategi market selectionterdiri dari pengenalan peluang pasar, analisis pelanggan, dan pemilihan pasar sasaran sedangkan dalam strategi marketing mix developmentterdiri dari aspek produk, harga, promosi, dan distribusi. a. Segmentasi Segmentasi pasar merupakan proses pengarahan pasar yang bersifat heterogen ke dalam kelompok pasar yang bersifat homogen. Dalam prosesnya aspek utama yang menjadi variabel yang digunakan adalah aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. b. Targeting Setelah menganalisis segmentasi pasar, selanjutnya dilakukan pemilihan segmen pasar yang akan dijadikan pasar sasaran. Dalam penentuan pasar sasaran, kriteria yang harus diperhatikan adalah bahwa pasar sasaran harus responsif terhadap produk atau program pemasaran yang dikembangkan, produk yang ditawarkan memiliki potensi penjualan yang cukup luas, pasar memiliki pertumbuhan yang memadai, serta pasar sasaran dapat dijangkau oleh media pemasaran. c. Positioning Penetapan posisi pasar merupakan langkah terkahir dalam melakukan analisis target pasar. Langkah yang harus dilakukan dalam penetapan posisi pasar untuk membuat konsumen sebagai pasar tujuan dapat membedakan produk yang akan ditawarkan dengan produk pesaing adalah sebagai berikut: 1) Identifikasi keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan. Keunggulan ini dapat berupa diferensiasi melalui inovasi yang dilakukan pada bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar perusahaan memiliki keunggulan bersaing dengan produk pesaing. 2) Pilih keunggulan kompetitif yang dimiliki untuk kemudian dikomunikasikan dalam benak konsumen. Kriteria yang harus dipenuhi adalah dengan menawarkan barang atau jasa yang memiliki ciri khas atau dengan menggunakan strategi harga bersaing. 3. Rencana Operasional Rencana operasional yang disusun meliputi lokasi pembuatan produk, tataletak perusahaan, penentuan teknologi dan alat yang akan digunakan, tenaga kerja teknis yang akan menjalankan operasional, dan standarisasi mutu input dan output perusahaan.
24
4. Rencana Organisasi dan Sumberdaya Manusia Aspek ini mengkaji mengenai bentuk badan hokum usaha, struktur organisasi, perizinan usaha, serta kepemilikan usaha. Selain itu, mengkaji pula spesifikasi dan deskripsi keahlian dan tanggung jawab pekerja, jumlah tenaga kerja, serta penetapan gaji. 5. Manajemen Risiko Risiko merupakan kemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian. Aspek risiko akan mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi kemudian mengevaluasi dan mengukurnya untuk selanjutnya dijadikan dasar dalam menentukan metode penanganannya.
Analisis Finansial 1. Net Present Value (NPV) Perhitungan NPV merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu usaha dengan melihatnilai bersih dari keuntungan suatu usaha yang telah dikenai diskonto. ∑
n
t Ct i
t 0
t
Keterangan : Bt Ct t
= Manfaat pada tahun t. = Biaya pada tahun t. = Tahun kegiatan bisnis ( t = 0,1,2,3,..., n), tahun awal bisa tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya. i = Discount rate (%). Usaha yang layak untuk dijalankan ditandai dengan perolehan nilai NPV yang lebih besar daripada nol (0). 2. Internal Rate of Return (IRR) Metode analisis IRR dilakukan untuk melihat berapa besar tingkat pengembalian dari suatu investasi yang selanjutnya dapat dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku sehingga dapat diketahui tindakan mana yang berpotensi lebih menguntungkan. i 2
i2 i
Keterangan : i1 = Nilai percobaan pertama untuk discount rate positif. i2 = Nilai percobaan kedua untuk discount rate negatif. NPV1 = Nilai percobaan pertama untuk NPV. NPV2 = Nilai percobaan kedua untuk NPV.
25
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net benefit cost ratio merupakan suatu perbandingan antara nilai manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif atas suatu bisnis. Bila nilai Net benefit cost ratio yang dihasilkan lebih besar dari satu maka bisnis tersebut dapat dikatakan layak secara finansial.
et
Keterangan : Bt Ct i t
t Ct
∑nt 0 C
it t Ct
∑nt 0
it
= Manfaat pada tahun t. = Biaya pada tahun t. = Discount rate (%). = Tahun.
4. Payback Period (PP) Payback Perioddapat diperoleh dengan cara membagi besar biaya investasi yang diperlukan dengan manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya. a bac Keterangan : I Ab
e
d
Ab
=Besarnya biaya investasi yang diperlukan. =Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap Tahunnya.
5. Break Event Point(BEP) Break event pointatau kondisi dimana suatu usaha berada dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi dinilai berdasarkan jumlah unit barang produksi ataupun jumlah pendapatan . untuk mendapatkan nilai BEP tersebut dapat dicari menggunakan rumus matematis seperti di bawahini. iaya Tetap unit
iaya ariabel
arga ual
umlah roduksi
iaya Tetap p
iaya ariabel enerimaan
6. Cash Flow(Arus Kas) Cash flowmerupakan metode analisis finansial suatu usaha berdasarkan arus kas yang terjadi dalam suatu perusahaan dimana didalamnya terdapat arus kas masuk (inflow), arus kas keluar (outflow), keuntungan bersih (net benefit) dan juga nilai bersih kini (NPV) . Analisis cash flow dapat dijabarkan melalui tabel yang diukur dalam periode tertentu atau dapat dilihat seperti pada Tabel 1.
26
Tabel 1 Model cash flow No Uraian Komponen I Inflow 1. Nilai Produksi 1. Pinjaman 2. Nilai Sewa 3. Grants 4. Salvage Value Total Inflow II Outflow 1. Biaya Investasi 2. Biaya Operasional 2.1 Biaya Variabel 2.2 Biaya Tetap 3. Pembayaran Bunga Pinjaman 4. Pajak 5. Biaya Lainnya Total Outflow III Net Benefit IV Dengan i=DR (%) V PV Net Benefit (NPV)=(III)(IV)
1
…
2
N
7. Laporan laba rugi Metode penghitungan atau analisis laba rugi bertujuan untuk menggambarkan kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu yaitu meliputi pendapatan yang diperoleh dan beban-beban yang terjadi didalamnya seperti beban produksi, beban pemasaran dan beban keuangan (bunga bank, penyusutan dan lainnya). Analisis laporan laba rugi ini dapat kita tampilkan dalam bentuk seperti pada Tabel 2. Tabel 2 Model laporan laba rugi No I II III IV
V VI VII VIII IX
Uraian Komponen Penjualan Biaya operasional-variabel 1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja langsung Marjin Kotor Biaya operasional tetap 1. Biaya pegawai tetap 2. Biaya pemasaran 3. Biaya listrik 4. Biaya air 5. Biaya pemeliharaan dan perawatan 6. Biaya penyusutan Laba kotor (laba sebelum bunga dan pajak) Bunga (r%) Laba sebelum pajak Pajak (t%) Laba bersih
1
2
...
N
27
ANALISIS SITUASIONAL
Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengindentifkasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perumusan strategi perusahaan. Faktor-faktor yang dianalisis dikategorikan pada faktor eksternal dan faktor internal. Strenght atau kekuatan dan weakness atau kelemahan merupakan golongan faktor yang termasuk pada kategori faktor internal sedangkan opportunity atau peluang dan threat atau ancaman tergolong pada kategori faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut dibandingakan untuk mendapatkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan (Rangkuti 2006).
Kekuatan (Strenght) 1. Kabupaten Bogor merupakan daerah penghasil bahan baku berupa buah kelapa yang besar secara kolektif yaitu memproduksi buah kelapa sebanyak 16 208.40 ton. 2. Tanaman kelapa merupakan tanaman yang seluruh bagian tanamannya dapat dimanfaatkan untuk manusia. 3. Asap cair merupakan bahan koagulan lateks yang unggul.
Kelemahan (Weakness) 1. Perkebunan kelapa di Kabupaten Bogor merupakan perkebunan rakyat yang secara individu memiliki luas lahan yang sempit dan jumlah tanaman yang sedikit. 2. Perkebunan kelapa di Kabupaten Bogor tersebar atau tidak berada dalam satu kompleks perkebunan. 3. Kurangnya pengetahuan dan keahlian mengenai pemanfaatan tanaman kelapa secara menyeluruh.
Peluang (Opportunity) 1. Kebutuhan koagulan lateks dunia yang besar yaitu sebesar 523 235 222 kg pada tahun 2014 (UNComtrade 2015) 2. Akan diselenggarakannya perdaganan bebas di lingkup asean atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai tanggal 1 Januari 2016 3. Besarnya dukungan pemerintah terhadap UMKM dalam menghadapi MEA .
28
Ancaman (Threat) 1. Isu mengenai perkebunan kelapa sawit yang lebih menguntungkan mendorong petani kelapa untuk beralih menanam kelapa sawit atau menebangnya karena dirasa tidak menguntungkan. 2. Dominasi daerah sentral kelapa yang lebih dahulu melakukan diversifikasi produk berbasis kelapa.
Matrik SWOT Berdasarkan faktor-faktor eksternal dan internal yang telah dianalisis maka dilakukan penyusunan strategi menggunakan analisis SWOT. Penyusunan strategi dilakukan dengan membandingkat faktor-faktor tersebut dengan bantuan matriks seperti pada Tabel 3. Tabel 3 Matrik SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) Kekuatan (Strenght/S) Faktor Internal 1. Asap cair merupakan bahan koagulan lateks yang unggul. 2. Kabupaten Bogor memiliki bahan baku berupa buah kelapa yang besar secara kolektif. 3. Seluruh bagian tanaman kelapa dapat Faktor Eksternal dimanfaatkan. Peluang Strategi S-O (Opportunities/O) 1. Melakukan 1. Permintaan pasar pemanfaatan tanaman internasional untuk kelapa menjadi asap koagulan lateks besar. cair. 2. Akan 2. Melakukan penjualan diselenggarakannya ke luar negeri. Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 1 Januari Tahun 2016. Ancaman Strategi S-T (Threat/T) 1. Memberikan sosialisasi 1. Isu bahwa kelapa manfaat-manfaat yang sawit lebih dapat diperoleh dari menguntungkan tanaman kelapa. 2. Dominasi sentra 2. Membangun kerjasama kelapa yang telah lebih pada industi karet yang dahulu terjun ke pasar akan memberikan permintaan secara tetap.
Kelemahan (Weakness/W) 1. Perkebunan kelapa di Kabupaten Bogor tersebar dan memiliki skala yang kecil. 2. Kurangnya pengetahuan dan keahlian petani dalam memanfaatkan tanaman kelapa.
Strategi W-O 1. Menerapkan sistem wirakoperasi yang akan menghimpun petani untuk melakukan usaha bersama sehingga memiliki skala produksi yang lebih besar. 2. Memberikan sosialisasi dan pelatihan mengetani pemanfaatan tanaman kelapa. Strategi W-T 1. Menghimpun petani kelapa untuk bekerjasama dengan perusahaan yang sudah lebih dominan. 2. Menjadi followers perusahaan dominan.
29
Analisis Kekuatan Pesaing
Asap cair tempurung kelapa merupakan salah satu produk turunan dari kelapa yang memanfaatkan asap pembakaran tempurung kelapa yang dicairkan. Asap cair merupakan produk turunan yang belum banyak dikenal oleh konsumen tingkat akhir. Asap cair memiliki banyak kegunaan seperti bahan penggumpal lateks atau getah karet, bahan pembersih kotoran dan bau, tambahan pestisida, pengawet makanan, penambah aroma makanan dan sebagainya. Pada industri perkebunan kelapa asap cair termasuk bahan koagulan lateks yang unggul karena dapat menghilangkan bau dan meningkatkan kualitas produk.
Pemain pada Industri Asap Cair 1. CV Wulung Prima CV Wulung Prima merupakan perusahaan keluarga yang berada di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. CV Wulung Prima bergerak dalam bisnis pembuatan arang tempurung kelapa kemudian melakukan pengembangan produk dengan memeanfaatkan asap pembakaran tempurung untuk dijadikan asap cair melalui bimbingan dari Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB). CV Wulung Prima memiliki suplai bahan baku sebanyak 150 kg setiap harinya, mesin yang digunakan menghasilkan 40 liter asap cair dari 400 kg tempurung kelapa sehingga Bapak Mamad dapat menghasilkan 15 liter asap cair grade 3 dalam satu hari. Perusahaan ini memposisikan asap cair sebagai metode penanganan limbah dan bukan sebagai komoditas usaha utama sehingga pemasaran yang dilakukan hanya sebatas untuk akademisi dan petani sekitar yang memanfaatkannya sebagai pestisida. 2. CV Prima Rosandries CV Prima Rosandries merupakan perusahaan asap cair yang mengembangkan produknya sehingga menjadi varian produk antiseptik natural dan disinfektan Natural serta antioksidan Natural pertama di Dunia dengan memakai tehnologi tepat guna. CV Prima Rosandries mengembangkan produknya sebagai penghilang bau di pasar dan juga menjadi peoneer untuk menghilangkan aroma dari hewan peliharaan serta berfungsi sebagai netralisir sumber kuman.perusahaan ini dipelopori oleh Andrieyono setelah menjuarai tiga kali menjuarai kompetisi IPTEK Nasional. Produk asap cair yang mereka buat telah dipasarkan di dalam dan diluar negeri seperti Batam, Jogja, dan India. 3. PT Global Deorub Industry PT Global Deorub Industry merupakan anak perusahaan dari PT Badja Baru yang menjual asap cair dengan formula yang didapat dari hasil penelitian Solichin, pendiri PT Global Deorub Industry, dan diberi nama Deorub yang berasal dari kata deodorant rubber yang berfungsi sebagai koagulan lateks yang dapat menghilangkan bau pada proses penggumpalannya. Selain Deorub murni, diproduksi juga formulasi Deorub K dan Deorub SOP. Deorub terbuat dari
30
cangkang sawit yang diarangkan di dalam reaktor berkapasitas 2 ton per hari. Terdapat 9 reaktor dirancang Solichin, PT Badja Baru, dan sebuah perusahaan lain. Dengan tingkat utilisasi 90 persen, diperoleh asap cair sebanyak 40 persen atau 6.48 ton per hari, tar sebanyak 5 persen, dan 60 persen arang atau karbon aktif .
Persaingan pada Industri Asap Cair 1. Persaingan diantara pelaku bisnis (Rivalry Among Players) Asap cair memiliki banyak kegunaan sehingga memiliki segmen pasar yang luas pula. Asap cair dapat dikategorikan sebagai produk yang masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus hidupnya sehingga persaingan yang terjadi terdapat pada pasar tujuan yang sama dengan melakukan promosi bahwa mereka adalah perusahaan yang menyediakan asap cair yang merupakan produk yang baik dan ramah lingkungan. 2. Ancaman Masuknnya Pesaing Baru (New Entrance) Pesaing baru sangat memungkinkan untuk masuk dalam industi asap cair karena tidak ada peraturan yang menyulitkan dan kemungkinan untuk melakukan diferensiasi masih terbuka lebar. Namun selain memiliki kemudahan untuk masuk, pesaing baru memiliki kemudahan untuk keluar pula. Identitas brand serta akses distribusi yang dimiliki pemain yang sudah ada dapat menjadi benteng yang kuat untuk dilawan. 3. Ancaman Produk Pengganti (Substitute Product) Ada beberapa produk substitusi asap cair sebagai koagulan lateks yaitu asam formiat, tawas dan pupuk TSP. Dari seluruh bahan koagulan tersebut asap cair merupakan bahan yang paling unggul. Asap cair memiliki pH penggumpalan 4.7 dengan waktu 16 menit yang menghasilkan gumpalan sempurna berwarna putih krem dan selama proses penggumpalan tidak berbau amoniak melainkan bau asap. Dari segi harga, asap cair dan asam semut tidak begitu berbeda namun tawas merupakan koagulan lateks yang paling murah yaitu sekitar Rp6 000 hingga Rp7 000 . 4. Kekuatan Tawar Pemasok (Bargaining Power Of Supplier) Bahan baku dalam bisnis asap cair adalah bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon seperti tempurung kelapa yang dapat diperoleh dari buah kelapa atau sisa pemanfaatan buah kelapa selain tempurung seperti dari industri pembuatan VCO dan lain sebagainya. Posisi industri kelapa saat ini sedang turun karena kalah bersaing dengan kelapa sawit sehingga pemasok tidak mudah untuk memainkan harga karena banyaknya produsen atau petani kelapa yang sulit memasarkan produknya. 5. Kekuatan Tawar Konsumen (Customer) Berdasarkan kegunaan dan khasiat yang dimiliki oleh asap cair menjadikan asap cair memiliki potensi untuk menjadi primadona. Siklus hidup usaha asap cair yang berada pada fase perkenalan menandakan produsen asap cair memiliki pasar
31
yang belum jenuh sehingga konsumen tidak mudah untuk menekan produsen untuk menurunkan harg atau menuntut mutu dan pelayanan yang lebih baik.
RENCANA BISNIS
Gambaran Umum Usaha Bisnisasap cair merupakan suatu usaha pengembangan produk dari kelapa yang memanfaatkan asap pembakaran tempurung kelapa secara anaerob yang kemudian dicairkan melalui proses kondensasi. Asap cair memiliki berbagai macam kegunaan mulai dari industri pangan seperti untuk pengawetan makanan dan pemberi aroma khas (smocky), kemudian bagi industri perkebunan yaitu sebagai bahankoagulanlateks ataugetah karet, dan bagi industri pertanian dapat digunakan sebagai pestisida, campuran makanan ayam dan penghilang bau pada kandang ternak. Potensi permintaan asap cair berasal dari dalam dan luar negeri. Salah satu pasar dari luar negeri yaitu Negara Thailand. Negara Thailand merupakan negara penghasil karet terbesar di dunia. Proses pembuatan karet harus dilakukan secara efektif dan efisien termasuk pada proses penggumpalan getah karet atau lateks.Asap cair merupakan suatu bahan pengumpal lateks yang unggul. Asap cairmerupakan koagulan lateks yang dapat menghilangkan bau dan sekaligus meningkatkan kualitas karet. Bisnis asap cair tempurung kelapa pada perencanaan bisnis ini dijalankan melalui pendekatan wirakoperasi, yaitu metode usaha bersama yaitu dengan cara menghimpun petani kecil disekitar Kabupaten Bogor dan untuk bersama-sama membuat usaha pengembangan produk kelapa berupa asap cair tempurung kelapa. Lembaga atau Badan hukum usaha yang dipilih sebagai legalitas usaha adalah koperasi karena prinsip dan nilai-nilainya sesuai dengan karakteristik pengusaha kelapa di kota bogor yang memiliki skala kecil dan menyebar. Pembentukan usaha dibantu oleh seorang wirakoperasi yaitu orang yang berjiwa entrepreneur namun memiliki orientasi menyukseskan orang lain sebagai cara untuk menyukseskan diri sendiri.
Nama Usaha Nama dari usaha yang akan dijalankan adalah Koperasi Asap Cair Kabupaten Bogor Kelapa Jaya yang artinya adalah usaha yang akan membuat kejayaan hidup petani kelapa yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan kelapa menjadi produk olahan berupa asap cair sedangkan merek dagang dari asap cair yang akan dijual adalah Forub yang berasal dari kata for rubber yang artinya untuk karet. Nama tersebut dipilih karena produk ini ditujukan untuk penggumpal lateks pada industri karet.
32
Gambar 3 Logo koperasi Visi dan Misi Visi Visi merupakan suatu pandangan kedepan yang menggambarkan tujuan dari didirikannya suatu oraganisasi. Visi dari Koperasi Asap Cair Kabupaten Bogor Kelapa Jaya adalah menjadikan petani kelapa Kabupaten Bogor lebih sejahtera melalui maksimalisasi potensi tanaman kelapa yang ada di daerahnya. Misi Misi merupakan suatu penguraian dari visi yang telah ditentukan. Misi dapat berupa tahapan ataupun cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misi dari Koperasi Asap cair Kabupaten Bogor Kelapa Jaya adalah: 1. Memberikan alternatif pemanfaatan tanaman kelapa secara terpadu dan maksimal yaitu melalui pembuatan asap cair. 2. Menjadikan koperasi sebagai media untuk mencapai kesejahteraan bersama. 3. Memberikan peluang dan membuka pasar bagi produk turunan olahan kelapa.
Asumsi Dasar Asumsi merupakan suatu dugaan yang diterima sebagai landasan pemikiran yang dianggap benar 9 . Asumsi yang digunakan dalam perencanaan bisnis ini adalah sebagai berikut: 1. Bisnis yang direncanakan merupakan sebuah unit bisnis dalam sebuah koperasi di Kabupaten Bogor yang pembentukannya dilakukan oleh calon ketua koperasi. 2. Jumlah anggota dari koperasi yang dibentuk adalah 200 orang petani kelapa yang bergabung pada tahun pertama sebanyak 100 orang dan 100 orang lagi bergabung pada tahun ke-dua. 3. Anggota koperasi berasal dari beberapa kecamatan di daerah Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadang, Pamijahan, Cibungbulang, dan Ciampea. 4. Setiap kecamatan memiliki satu poktan anggota koperasi. 9
http://kbbi.web.id/asumsi (Diakses 2015 Juni 8)
33
5. Poktan berada di desa terdekat dengan Kecamatan Ciampea. 6. Koperasi melakukan kegiatan pengolahan buah kelapa menjadi asap cair mulai dari memisahkan tempurung dari buah kelapa kemudian dibakar atau dipirolisis hingga akhirnya menjadi asap cair dan mengemasnya. 7. Bahan-bahan selain tempurung yang tidak digunakan dalam produksi asap cair seperti sabut, air kelapa, dan daging kelapa dijual sebagai produk sampingan. 8. Pengolahan tempurung kelapa menjadi asap cair memiliki rendemen 60 persen untuk asap cair, 30 persen arang, dan 10 persen tar. 9. Mesin pirolisis yang digunakan dalam perusahaan ini berjumlah dua buah dengan kapasitas mesin 200 liter atau bisa diisi dengan 150 kg sehingga total kapasitas mesin adalah 300 kg temurung untuk satu kali produksi. 10. Komposis komponen buah kelapa yang terdiri atas 34.5 persen sabut, 13.5 persen tempurung, 27 persen daging buah dan 25 persen air kelapa. 11. Satu butir kelapa berbobot 1.6 kg. 12. Bahan baku mentah berupa buah kelapa di dapat dari petani anggota. Setiap petani anggota akan memasok buah kelapa sebanyak tujuh buah kelapa setiap harinya yang diangkut oleh koperasi setiap dua hari sekali. 13. Asap cair yang dihasilkan tergolong pada grade 3 yaitu cairan hasil pirolisis tempurung kelapa yang dapat dimanfaatkan untuk penggumpalan lateks atau getah karet. 14. Harga yang digunakan menuruti harga pasar Indonesia yaitu Rp35 000 untuk setiap liter asap cair, Rp6 000 untuk setiap liter tar, Rp4 500 untuk setiap kg arang, Rp180 untuk setiap kg sabut, Rp600 untuk setiap liter air kelapa, dan Rp7 000 untuk setiap kg daging kelapa. 15. Pada tahun pertama air kelapa, sabut, dan tar belum dijual sedangkan arang dan daging kelapa dijual lebih murah yaitu sebesar Rp3 000 16. Pasar tujuan sekaligus mitra dari asap cair yang akan dibuat adalah Negara Thailand. 17. Transaksi bisnis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode FOB (Free On Board) sehingga asap cair menjadi tanggungan koperasi hingga pelabuhan saja. 18. Pengiriman dilakukan dua bulan sekali pada tahun pertama dan satu bulan sekali pada tahun selanjutnya. 19. Koperasi beroperasi enam hari dalam satu minggu atau dari mulai hari senin hingga jumat. 20. Penyewaan inventaris (truk) yang disewakan empat kali dalam satu bulan atau satu kali dalam satu mingguyaitu pada hari minggu, atau pada hari libur dan truk tidak terpakai sehingga dapat menambah pemasukan koperasi dengan tarif Rp500 000 untuk setiap hari peminjaman. 21. Masa jenis asap cair = 110 22. Analisis keuangan dilakukan dalam jangka waktu 10 tahun. 23. Discount rateyang digunakan adalah sebesar 7.5 persen (Bank Indonesia 2015)11. 10
Agromandiri. 2015. Asap Cair Sebagai Pengawet Alami [internet]. [2015 Juni 22] Tersedia pada: http://asapcair.cahayacoconut.com/2014/02/asap-cair-sebagai-pengawet-alami.html.
11
http://www.bi.go.id/en/moneter/bi-rate/data/Default.aspx (Diakses 2015 April 29)
34
24. Nilai pajak yang diterapkan pada perusahaan berdasarkan Peraturan Pemerintah no 46 tahun 2013 yaitu sebesar 1 persen dari omset perusahaantetapi untuk tarif pajak ekspor tidak dikenakan tarif atau sebesar 0 persen dikarenakan kelapa dan produk turunannya merupakan barang bebas berdasarkan ketetapan Menteri Perdagangan. 25. Proses pembentukan koperasi dilakukan oleh calon ketua koperasi. 26. Enam bulan pertama usaha dihabiskan untuk persiapan perusahaan sehingga perusahaan baru aktif berproduksi mulai bulan ke tujuh. 27. Produk yang dihasilkan koperasi laku terjual seluruhnya.
Rencana Pemasaran Analisis Pasar a. Segmentasi Segmentasi pasar asap cair berdasarkan konsumen adalah industri pangan, industri pertanian dan industri perkebunan. Segmentasi pada industri pangan terdiri dari perusahaan buah-buahan, daging, tahu, ikan, dan bakso yang berguna sebagai pengawet. Pada industri pertanian adalah petani yang menggunakannya sebagai pestisida dan peternak yang menggunakannya untuk membersihkan kandang dan campuran pakan ternak. Pada industri perkebunan segmentasinya adalah perkebunan karet yang menggunakan asap cair sebagai koagulan lateks atau getah karet. Berdasarkan geografis segmentasi asap cair terdiri dari pasar Benua Eropa, Amerika, Australia dan Asia (Jepang, Vietnam, Thailand). b. Targeting Dari segmen-segmen pasar yang ada, segmen pasar berdasarkan konsumen yang dipilih adalah industri perkebunan karet karena memiliki permintaan yang besar untuk kualitas atau grade yang rendah. Berdasarkan geografis segmentasi yang dipilih adalah Negara Thailand yang merupakan negara produsen karet nomor satu di dunia. c. Positioning Posisi pasar untuk produk asap cair tempurung kelapa dari koperasi ini dalam lingkungan persaingan adalah sebagai follower dari usaha sejenis dan dalam lingkungan konsumen, kami adalah suatu perusahaan yang menyediakan produk alami yang ramah lingkungan dan berkulitas.
Marketing Mix Development 1. Product Produk yang akan diusahakan dalam perencanaan bisnis ini adalah asap cair tempurung kelapa yang dikemas dalam bentuk jeriken ukuran 35 liter. Grade yang diproduksi guna memenuhi pasar tujuan adalah grade 3.
35
2. Price Untuk produk asap cair yang kami usahakan memiliki harga Rp35 000 perliter. Penentuan harga tersebut diambil berdasarkan harga pasaran di Indonesia. Secara internasional komoditas asap cair belum memiliki standar harga yang pasti karena masih termasuk produk yang belum popular. 3. Place Transaksi jual beli dilakukan di pelabuhan tanjung priuk sebagai tanggung jawab terakhir dari sistem FOB. Lokasi pabrik terletak di Kabupaten Bogor. Pemesanan dilakukan melalui media internet dan telepon. 4. Promotion Kegiatan promosi dilakukan melalui media internet yaitu menggunakan akun media sosial dan penerbitan website resmi sebagai sarana iklan dan media penyampai penawaran produk.Selain itu, promosi juga dikembangkan dengan mendalami isu-isu kembali ke alam atau organik yang selanjutnya dapat mengadakan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang memiliki arah pergerakan dalam bidang tersebut.
Rencana Produk Asap cair merupakan produk yang sifatnya tambahan atau aditif. Teknologi yang digunakan adalah pengembunan atau kondensasiasaphasil pirolisis atau pembakaran tempurung kelapa baik secara langsung maupun tidak langsung tanpa atau sedikit oksigen sehingga membentuk cairan. Cairan hasil kondensasi yang pertamakali terbentuk tergolong pada asap cairgrade 3,grade ini dapat digunakan untuk menggumpalkan lateks atau getah karet dan juga sekaligus menghilangkan bau busuk yang biasanya timbul bila menggumpalkan menggunakan asam semut sehingga produk asap cair yang akan produksi fokus pada pembuatan asap cairgrade 3.
Sumber: CV Wulung Prima
Gambar 4 Asap cair tempurung kelapagrade 1,2, dan 3 dalamkemasan botol Produk asap cair tempurung kelapa yang dihasilkan dikemas dalam bentuk jeriken degan kapasitas 35 liter. Kemasan berupa jeriken dipilih karena memiliki
36
daya tampung yang besar dan bentuknya yang mudah disusun sehingga mempermudah prosespengiriman.Jeriken tersebut diberi sticker kemasan agar dapat dikenali sebagai identitas produk. Sticker yang digunakan berukuran A6.
Gambar 5 Disain kemasan produk
Gambar 6 Kemasan jeriken asap cair Pembuatanasap cairmenghasilkan produk sampingan berupa arang tempurung kelapa dan tar. Arang tempurung dapat dimanfaatkan lagi menjadi karbon aktif dan produk turunan lainnya. Arang tempurung tersebut memiliki berbagai ukuran yang dapat digolongkan dalam tiga kategori yaitu kasar, kerikil dan bubuk berserat sedangkan tar dapat dimanfaatkan sebagai anti rayap pada kayu.
Rencana Operasional Rencana Jumlah Produksi Pada perusahan produksi, produk merupakan hal pokok dalam menjalankan usaha. Koperasi Asap CairKabupaten Bogor “Kelapa aya” merupakan koperasi produksi yang membuat asap cair dari tempurung kelapa untuk dijual sehingga jumlah produksi sangat menentukan keberlangsungan usaha ini. Jumlah produk
37
yang akan diproduksi adalah sebanyak 56 160 liter per tahun dengan mempertimbangkan potensi permintaannya, kapasitas dari teknologi atau alat yang digunakan, serta kemampuan anggota menyuplai bahan baku berupa buah kelapa namun untuk tahun pertama hanya memproduksi asap cair sebanyak 14 152 liter karena pada tahun pertama jumlah anggota baru setengah dari jumlah pada tahun ke dua dan seterusnya dan koperasi baru memproduksi asap cair pada bulan ke tujuh.
Teknologi Teknologi yang digunakan untuk membuat asap cair adalah menjadikan tempurung kelapa menjadi komponen yang lebih sederhana melalui proses pemanasan dengan sedikit atau tanpa oksigen atau reagen lainnya yang menyebabkan tempurung kelapa mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Dalam fase gas tersebut terjadilah pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap dan kemudian gas tersebut di cairkan sehingga terbentuklah asap cair. Pembakaran tempurung kelapa dilakukan menggunakan tabung pirolisis yang dibakar menggunakan kompor gas sebagai sumber pemanasan. Pengaturan suhu dilakukan untuk mendapat suhu optimum yang dibutuhkan untuk memecah struktur kimia tempurung kelapa dengan bantuan termometer sebagai indikatornya. Proses distilasi atau pemisahan dijalankan dengan cara mengalirkan asap atau gas hasil pembakaran tempurung pada pipa penyaluran. Pipa tersebut terhubung dengan tabung kondensor dan tabung penampung tar. Tar akan mencair dan terkumpul di tabung penampun tar atau ada pula yang terbawa hingga tabung kondensor. Asap cair di cairkan dalam tabung kondensor. Asap cair yang terbentuk dikemas dalam kemasan jeriken 35 liter. Sebelum memulai proses pembuatan asap cair tempurung kelapa, bahan baku merupakan hal utama untuk dipersiapkan. Bahan baku yang digunakan untuk membuat asap cair adalah tempurung kelapa. Untuk mendapatkan tempurung dari buah kelapa perlu dilakukan pemisahan sabut dari buah tersebut. Untuk memudahkan hal ini koperasi menggunakan mesin atau alat pengupas sabut kelapa seperti pada Gambar 7.
Sumber: http://karyamitrausaha.web.indotrading.com
Gambar 7 Mesin pemisah sabut kelapa .
38
Spesifikasi Dimensi Kapasitas Penggerak
: 86 X 58 X 105 cm. : 405 buah per jam. : Elektro motor 3 Hp.
Cara kerja Masukan buah kelapa kedalam mesin ini kemudian alat akan memisahkan sabut dari buahnya. Buah kelpa yang sudah terpisah dari serabut dikumpulkan untuk mendapatkan proses selanjutnya, sedangkan sabut dan bahan lain yang terpisah yaitu serbuk sabutnya akan dijual pada konsumen atau perusahaan mitra dan memberikan pemasukan pada perusahaan sebagai bahan baku sampingan.Setelah kelapa dipisahkan dari sabutnya, selanjutnya dilakukan proses pengupasan tempurung kelapa dengan daging kelapa menggunakan mesin pengupas tempurung seperti pada Gambar 8.
Sumber: http://rekatehnikindo.blogspot.com
Gambar 8 Mesin perontok tempurung kelapa
Spesifikasi Dimensi Penggerak Kapasitas Frame Mildsteel Jumlah pisau Kegunaan
: 800 x 600 x 700 mm. : Elektro motor. : 200 butir per jam. : Besi siku 40 x 40. : 2 buah. : Memisahkan batok kelapa dari dagingnya.
Cara kerja Mesin yang berupa kombinasi antara lingkaran pencengkram dan mata pisau di bawahnya digunakan dengan menempelkan tempurung pada lingkaran pencengkram dan tempurung akan terdorong pada mata pisau di bawahnya yang berbentuk sedemikian rupa sehingga mencungkil tempurung tanpa merusak daging kelapa. setelah mendapatkan bahan baku berupa tempurung kelapa proses selanjutnya adalah pirolisis tempurung kelapa yaitu pembakaran tempurung kelapa tanpa atau dengan sedikit oksigen. Proses pirolisis akan menghasilkan asap
39
pembakaran yang selanjutnya dikondensasikan menjadi bentuk cairan. Proses tersebut dapat dilakukan dengan bantuan alat seperti pada Gambar 9.
Sumber: surat penawaran CV. TTG
Gambar 9 Alat pirolisis Spesifikasi Tangki Bakar/ Pirolisis
:Tabung stainles steel304 tebal 1-2 mm, volume 200 liter. dilengkapi dengan termometer 5000C, pemasukan bahan (diameter 17 cm, tinggi 6 cm, menggunakan penutup), pengeluaran bahan (26 x 16 cm, menggunakan penutup) dan dilengkapi penyangga tangki untuk dapat diletakkan kompor. Tabung Penampung Tar :Terbuat dari stainless steel diameter 10 cm, panjang 40 cm, pipa stainless ½ inci,flange baut untuk packing tabung dan kran. Tabung Kondensor :Tabung stainles volume 200 liter, dilengkapi pipa spiral ½ inci dan dipasang keran air keluar. drum dipasang kaki yang proporsional. dimensi total: 290 x 75 x 140 cm. Fungsi :Untuk pembakaran tempurung kelapa yang akan menghasilkan arang batok,asap cair, dan tar. Untuk mendukung kinerja alat pirolisis, dibutuhkan alat bakar untuk memanaskan tabung pirolisis dan salah satu dari alternatif yang dapat dipilih dalah kompor gas. Kompor gas menghasilkan panas dengan suhu yang tinggi dan konsisten ataupun suhu yang dapat diatur yaitu dengan cara merendahkan atau meninggikan nyala api sesuai dengan suhu yang diperlukan. Cara kerja Pertama, memasukan bahan baku berupa tempurung kelapa yang telah dikeringkan kedalam tabung pirolisis atau pembakaran melalui lubang yang tersedia, kemudian tutup lubang tersebut dan nyalakan alat pembakar yaitu kompor gas. Selanjutnya, saat suhu mencapai sekitar 3000 C hingga 6000 C asap hasil pirolisis keluar dan kemudian dialirkan pada tabung kondensor melalui pipa..Asap hasil pirolisis yang dialirkan ke tabung kondensor akan megakibatkan proses kondensasi yaitu perubahan zat dari fase gas menjadi cairan akibat pemberian suhu di bawah suhu asap yang ada dalam tabung kondensor dan cairan itulah yang dinamakan asap cair grade 3.
40
Pada bagian tengah pipa penyaluran asap dari tabung pirolisis ke tabung kondensor terdapat tabung penampung tar.Tar akan terlebih dahulu mencair daripadaasap cair sehingga akan terjadi proses distilasi antara tar dan asap cair yaitu tar akan terpisah kedalam tabung penampung tar dan asap cair akan mengalir pada tabung kondensor.
Bahan Baku Bahan baku dalam usaha pembuatan asap cair tempurung kelapa ini adalah tempurung kelapa.tempurung kelapa didapatkan dari buah kelapa. Satu alat pirolisis yang akan digunakan memiliki kapasitas150 kg untuk satu kali produksi sehingga dengan dua alat pirolisis koperasi membutuhkan 300 kg tempurung kelapa sebagai bahan baku. Mappiratu (2009) mengemukakan bahwa dalam satu buah kelapa, komposisi tempurung adalah sebesar 13.5 persen sehingga untuk mendapatkan 300 kg tempurung dibutuhkan sekitar 2222 kg buah kelapa. Satu buah kelapa ratarata memiliki berat 1.6kg (Mappiratu 2009) sehingga bila dikonfersi dalam bentuk butir buah kelapa diperlukan 1389butir buah kelapa atau bila dibagi rata pada 200 orang petani, satu orang petani harus mengirimkan sekitar tujuh butir setiap harinya pada koperasi. . Manajemen Pengumpulan Bahan Baku Pengumpulan bahan baku untuk pembuatan asap cair tempurung kelapa dilakukan oleh petani dan pegawai koperasi. Pengumpulan bahan baku dilakukan setiap hari dengan kapasitas angkut sebanyak lima ton yaitu sesuai dengan daya angkut truk. Pengumpulan bahan baku dimulai dari petani anggota yang menyetorkan buah kelapa pada poktan pada kecamatan masing-masing. Setiap kecamatan memiliki satu poktan anggota koperasi. Poktan anggota terletak pada desa yang berada paling dekat dengan Kecamatan Ciampea. Pegawai dari koperasi datang menjemput buah kelapa dari poktan masing-masing kecamatan tersebut dan membawanya ke koperasi dan menyimpannya pada area penyimpanan untuk selanjutnya diproses oleh bagian produksi. Alur distribusi bahan baku yang dimaksud dapat digambarkan seperti skema pada Gambar 10.
41
wirakoperasi
Petani kelapa Petani kelapa
poktan
koperasi
Petani kelapa
Gambar 10 Alur distribusi bahan baku
Keterangan: Aliran barang Aliran informasi
Perencanaan Lokasi dan Tata Letak Perusahaan Lokasi Perusahaan Empat dari tujuh kecamatan penghasil buah kelapa terbesar di Kabupaten Bogor berada di daerah Kabupaten Bogor bagian barat seperti yang diperlihatkan Tabel 4. Tabel 4 Luas dan Produksi Tanaman KelapadiKabupaten Bogor BerdasarkanKecamatanTahun 2012 Kelapa No Kecamatan Luas (Ha) Produksi (Ton) 1 Leuwiliang 466.56 1059.68 2 Leuwisadeng 335.82 724.75 3 Pamijahan 332.1 777.78 4 Cibungbulang 463.41 983.03 5 Ciampea 485.76 1167.88 6 Kalapa nunggal 367.95 923.22 7 Rumpin 404.1 997.65 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor 2013
Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadang, Pamijahan, Cibungbulang, dan Ciampea, merupakan lima kecamatan penghasil kelapa terbesar di Kabupaten Bogor yang berada di daerah Kabupaten Bogor bagian barat. Tabel 3 menunjukan bahwa kecamatan Ciampea merupakan kecamatan penghasil buah kelapa terbesar di Kabupaten Bogor sehingga daerah yang akan dipilih sebagai lokasi usaha adalah Kecamatan Ciampea.
42
Gambar 11 Lokasi usaha dan sumber bahan baku Kecamatan Ciampea selain dipilih karena daerahnya yang merupakan penghasil kelapa terbesar namun juga karena letaknya yang berada di tengahtengah tujuh besar kecamatan penghasil kelapa seperti terlihat pada Gambar 11. dan juga memiliki jarak yang terdekat dengan Kota Bogor sehingga cocok untuk proses distribusi menuju pelabuhan. Lokasi strategis ini dapat mengefisienkan biayaoperasional perusahaan terutama pada transportasi.
Tata Letak Bangunan Koperasi
Gambar 12 Tata letak bangunan usaha
43
Keterangan: 1. Ruangan kantor. 2. Area bongkar muat. 3. Bangunan gudang atau ruang produksi, merupakan gudang atau bangunan yang digunakan untuk aktifitas produksi mulai dari bongkar muat, penyimpanan buah kelapa, pemisahan sabut, pengupasan tempurung, pirolisisasap cair dan pengemasan. 4. Mesin pemisah sabut kelapa. 5. Mesin pengupas tempurung kelapa. 6. Alat pirolisis asap cair. 7. Area Pengemasan. 8. Kamar mandi dan tempat wudlu. 9. Ruang tamu. 10. Area parkir dan bongkar muat. 11. Mushala. 12. Pos satpam Pintu Alur produksi
Proses Produksi Proses pembuatan asap cair dari tempurung kelapa memiliki beberapa tahap dalam pembuatannya yaitu mulai dari persiapan bahan baku hingga pada pembakaran dan pengemasan seperti pada Gambar 13. Kelapa
Sabut
Pemisahan sabut
Daging kelapa
Pencungkilan tempurung
Tar
Pembakaran atau pirolisis tempurung
Asap cair grade 3
Asap cair dikemas Gambar 13 Proses produksi asap cair
Air kelapa
Arang
44
Proses pembuatan asap cair dimulai dari penampungan bahan baku yang didapat dari petani di sekitar Kabupaten Bogorberupa buah kelapa yang kemudian diangkut ke area penyimpanan.Buah segar yang diangkut tersebut dipisahkan sabutnya menggunakan mesin pemisah sabut yang memisahkan antra sabut dengan tempurung. Sabut yang dihasilkan tersebut kemudian di jual sebagai produk sampingan sedangkan tempurungnya di proses kembali menggunakan mesin perontok tempurung yang akhirnya menghasilkan pecahan tempurrung kelapa dan produk sampingan berupa daging dan air kelapa. Pecahan tempurung yang dihasilkan tadi dimasukan kedalam tabung pirolisis atau pembakaran untuk dibakar, pembakaran dilkukan secara anaerob atau sedikit oksigen. Pada proses pembakaran ini menghasilkan asap yang kemudian dialirkan melalui sebuah tabung ke tabung kondensor yang bersinggungan dengan alat pemisah tar. Pada tabung kondensor terjadilah proses kondensasi yaitu perubahan wujud dari gas menjadi cair atau dari asap menjadi asap cair proses tersebut terjadi karena perbedaan suhu antara pipa pembawa asap dengan tabung kondensor yang berisikan air yang terus mengalir untuk menjaga agar suhu tetap dingin. Kemudian untuk proses terakhir sebelum dikirim adalah pengemasan, kemasan yang digunakan adalah berupa jeriken dengan kapasitas 20 liter. Asap cair yang dihasilkan pada proses tersebut dinamakan asap cairgrade 3 yang banyak dimanfaatnkan untuk menggumpalkan lateks atau getah pohon karet.
Tenaga kerja teknis Dalam proses pembuatan asap cair diperlukan tenaga kerja teknis yang terdiri dari tenaga kerja pengumpul bahan baku, pengolahan atau produksi, dan pengemasan. Tenaga kerja penyedia bahan baku bertugas untuk memastikan bahan baku berupa tempurung kelapa yang diambil dari petani kelapa tersedia di rumah produksi yaitu melakukan penjemputan bahan baku ke petani anggota kemudian membawanya ke koperasi dan diturunkan ke dalam area bahan baku, termasuk penyerahan data jumlah dan sumber bahan baku pada koordinator bagian produksi, untuk selanjutnya diolah sesuai dengan standar bahan baku yang diinginkan. Tenaga kerja pengolah atau produksi bertugas untuk melakukan proses produksi asap cair yaitu memasukan tempurung pada tabung pirolisis, dibakar, mengatur suhu pembakaran, mengatur aliran air pada tabung kondensor, kemudian mengumpulkan hasil produksi berupa tar, arang tempurung, dan asap cair. Tenaga kerja pengemasan bertugas untuk mengemasi hasil-hasil produk yang ada di dalam pabrik koperasi yaitu memasukan asap cair pada kemasan berupa jeriken bervolume 35 liter.
Perumusan Standar Mutu Standar Mutu Input Perumusan standar mutu input digunakan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan karena suatu produk dihasilkan melalui berbagai pengaruh faktor produksi atauinput. Faktorinput yang dapat mempengaruhi produk adalah bahan
45
baku, teknologi atau alat produksi, dan SDM atau tenaga kerja yang menjalankan alat. Bahan baku yang digunakan adalah tempurung kelapa dengan spesifikasi tempurung berasal dari kelapa yang sudah tua atau matang karena usia kelapa menentukan tingkat kekerasan tempurungnya. Kekerasan tempurung mempengaruhimasa pembakaran. Tempurung dari kelapa yang masih muda mengakibatkan masa pembakaran yang terlalu cepat dengan hasil yang kurang baik. Tempurung memiliki kadar air di bawah 20 persen, tempurung yang memiliki kadar air tinggi akan memakan waktu yang lebih lama. Tempurung dengan kadar air tinggi mengakibatkan pembakaran yang kurang sempurna krena membutuhkan waktu yang lebih lama dan dapat menyebabkan penurunan kualitas atupun kuantitas asap cair yang dihasilkan. Teknologi atau alat yang digunakan dalam pembuatan asap cair di Koperasi Asap Cair Kabupaten Bogor Kelapa Jaya memiliki kapasitas 150 kg tempurung kelapa kering yang dapat menghasilkan rendemen asap cair grade3 sebanyak 60 persen, arang tempurung sebanyak 30 persen dan tar sebanyak 10 persen. Tenaga kerja yang akan dipekerjakan dalam koperasi ini memiliki kualifikasi yang berbeda-beda sesuai dengan tugas dan tanggungjawab. Kualifikasi utama yang menjadi persyaratan dalam penerimaan kerja adalah orang yang kuat, rajin, dan ulet, namun khusus untuk tenaga kerja transportasi harus memiliki keterampilan menjalankan kendaraan besar yaitu truk yang dibuktikan melalui kepemilikan surat izin mengemudi (SIM) B2 umum. Standar mutu output Kualitas atau mutu dariasap cair digolongkan dalam tiga tingkatan yaitu: grade 3, grade 2, dan grade 3. Asap cair yang digunakan sebagai koagulan latekstergolong pada asap cair grade 3. Asap cair grade 3 merupakan hasil paling kasar dalam pengolahan asap cair yaitu hasil pirolisis tempurung kelapa tahap awal yang memiliki kandungan tar yang cukup tinggi. Perumusan Standard Operating Procedure (SOP) Setelah melakukan standarisasi mutu input dan output maka selanjutnya haruslam merumuskan Standard Operating Procedure (SOP) sebagai acuan dasar dalam melakukan kegiatan operasional. 1. Setiap pekerja atau pegawai menggunakan seragam sesuai kebutuhannya. 2. Jam masuk kerja mulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 untuk pegawai tetap sedangkan pegawai teknis bekerja hingga proses produksi selesai. 3. Proses kondensasi hanya dilakukan setelah suhu dalam tungku sekitar 300 hingga 600oC. 4. Pengantaran barang hanya dilakukan hingga pelabuhan. 5. Meminta dan memberikan tanda serah terima dalam setiap transaksi. 6. Hanya melayani pelanggan yang bermitra dengan koperasi.
46
Rencana Organisasi dan Sumber Daya Manusia Aspek Legal Perkebunan kelapa di Kabupaten Bogortermasuk pada perkebunan rakyat yaitu kebun milik petani yang memiliki skala kecil secara individu sehingga tidak memiliki bargaining position yang kuat.Oleh karena itu, diperlukan wadah yang dapat menampung petani tersebut sehingga memiliki bargaining position yang kuat yaitu dengan cara melakukan usaha bersama yang memiliki legalitas sebagai sebuah koperasi. Koperasi dijalankan berlandaskan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai penggerak ekonomi kerakyatan dan berasaskan kekeluargaan (UU RI No 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian) Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dalam pemilihan badan hukum usaha koperasi bagi perusahaan asap cair tempurung kelapa di Kabupaten Bogor yaitu: 1. Perusahaan tidak perlu membeli tanah dan bibit secara langsung untuk melalukan budidaya tanaman kelapa sebagai penyedia bahan baku karena bahan baku didapat dari anggota koperasi selaku petani kelapa yang memiliki dan merawat tanaman kelapa masing-masing. 2. Perusahaan tidak akan mengalami kesulitan mencari lokasi yang cocok baik dari segi keadaan alam maupun luasan lahan untuk melakukan budi daya tanaman kelapa karena anggota koperasi merupakan petani kelapa yang sudah membudidayakan tanaman kelapa. 3. Perusahaan tidak perlu menunggu tanaman kelapa hingga dewasa untuk mendapatkan kelapanya karena anggota selaku petani kelapa telah memiliki tanaman kelapa yang telah cukup umur untuk menghasilkan buah kelapa. 4. Memiliki rantai pasok yang relatif pendek yaitu mulai dari petani kemudian koperasi dan konsumen 5. Memiliki risiko produksi bahan baku (gagal tumbuh) yang lebih kecil. 6. Memiliki biaya yang relatif lebih kecil karena kemudahan atau keuntungan tersebut.
47
Struktur Organisasi RUA (Rapat Umum Anggota)
Pengawas
Pengurus
Manajer Bisnis
Bendahara Unit Bisnis
Supervisor Operasional
Sekretaris Unit Bisnis
Tenaga Kerja Teknis Gambar 14 Struktur organisasi koperasi
Berdasarkan Gambar 14 dapat kita ketahui bahwa sktruktur organisasi koperasi ini memiliki tiga bagian utama yaitu Rapat Umum Anggota, Pengawas, dan Pengurus. Pengurus terdiri dari ketua dan wakil ketua yang didampingi oleh bendahara dan sekretaris dan membawahi dua bidang yaitu bidang pemasaran dan kemitraan, dan bidang operasional. Pada bidang-bidang tersebut membutuhkan sumberdaya manusia yang terlibat sebagai tenaga kerja teknis seperti supir truk, pengangkut bahan baku, dan pengemas produk. Deskripsi dan Spesifikasi Kerja Rapat Umum Anggota (RUA) Deskripsi kerja: media pertemuan seluruh anggota yang merupakan tempat penetapan keputusan tertinggi dalam koperasi. Spesifikasi: mengumpulkan seluruh anggota untuk mendiskusikan suatu keputusan. Pengawas Deskripsi:anggota koperasi yang bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya koperasi. Spesifikasi: 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi. 2. Membuat laporan tertulis atas hasil pengawasannya.
48
Pengurus 1. Ketua Deskripsi: pemimpin yang bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan koperasi. Spesifikasi: 1. Memimpin dan mengkoordinasikan jalannya aktivitas koperasi. 2. Mengadakan dan memimpin Rapat Umum Anggota. 3. Memberikan pertanggungjawaban pada anggota dalam RUA. 4. Mengambil keputusan/ menetapkan kebijakan yang ada di lingkup koperasi. 5. Mengontrol keseluruhan aktivitas koperasi. 2. Sekretaris: Deskripsi: bagian pekerjaan dalam koperasi yang bertanggungjawab atas segala hal yang bersangkutan dengan administrasi dalam koperasi. Spesifikasi: 1. Melakukan perapihan administrasi koperasi. 2. Merawat seluruh arsip dokumen. 3. Mencatat notulensi rapat. 4. Membuat surat-surat yang diperlukan untuk melancarkan aktivitas koperasi. 3. Bendahara Deskripsi: bagian pekerjaan dalam koperasi yang bertanggungjawab atas segala hal yang bersangkutan dengan keuangan dalam koperasi. Spesifikasi: 1. Membuat analisis finansial sepanjang koperasi berjalan. 2. Memberi pertimbangan finansial dalam mendiskusikan suatu kebijakan yang akan diambil. 3. Mendata segala jenis transaksi keuangan. 4. Mengatur dan mengurus iuran angota. Manajer Bisnis Deskripsi: bagian pekerjaan dalam koperasi yang bertanggungjawab atas keseluruhan jalannya unit bisnis dalam koperasi. Spesifikasi: 1. Merencanakan unit bisnis yang akan dijalankan 2. Memimpin dan bertanggungjawab atas keseluruhan aktivitas unit bisnis 3. Mengatur dan mengkoordinasikan aktivitas bendahara unit bisnis, sekertaris unit bisnis, dan supervisor oprasional beserta tenaga kerja teknis yang membantunya. 4. Memasarkan poduk asap cair beserta produk sampingannya. 5. Menjalin kerjasama terhadap stakeholders industri asap cair.
Supervisor operasional Deskripsi: bagian pekerjaan dalam unit bisnis koperasi yang bertanggungjawab atas keseluruhan proses produksi asap cair. Spesifikasi: 1. Membuat produk asap cair.
49
2. Membeli dan merawat alat-alat produksi yang diperlukan dalam proses produksi. 3. Mengangkut bahan baku ke gudang penyimpanan sebagai persediaan dan ke lokasi produksi ketika akan diproduksi. 4. Melakukan pengemasan produk. 5. Mengatur tenaga kerja teknis dalam melaksanakan kegiatan operasional. Sekretaris unit bisnis Deskripsi: bagian pekerjaan dalam unit bisnis koperasi yang bertanggungjawab atas segala hal yang bersangkutan dengan administrasi. Spesifikasi: 5. Melakukan perapihan administrasi unit bisnis koperasi. 6. Merawat seluruh arsip dokumen. 7. Mencatat notulensi rapat. 8. Membuat surat-surat yang diperlukan untuk melancarkan aktivitas unit bisnis koperasi. 9. Berkoordinasi dengan sekertaris koperasi Bendahara unit bisnis Deskripsi: bagian pekerjaan dalam unit bisnis koperasi yang bertanggungjawab atas segala hal yang bersangkutan dengan keuangan. Spesifikasi: 5. Membuat analisis finansial sepanjang koperasi berjalan. 6. Memberi pertimbangan finansial dalam mendiskusikan suatu kebijakan yang akan diambil. 7. Mendata segala jenis transaksi keuangan. 8. Berkoordinasi dengan bendahara koperasi
Ketetapan Gaji dan Upah Gaji diberikan berdasarkan tanggung jawab dan kinerja dari masing-masing pengurus setiap bulan. Besaran gaji pengurus adalah sebesar 5 juta untuk ketua dan 3 juta untuk pengurus lainnya. Jumlah tersebut sudah berada di atas jumlah minimum gaji per bulan di Kabupaten Bogor yaitu sebesar Rp2 590 00012. Upah diberikan pada tenaga kerja lepas yang turut membantu proses produksi asap cair tempurung kelapa ini. Upah yang diberikan pada tenaga kerja teknis adalah Rp100 000 untuk setiap orang setiap hari kerja.
12
http://regional.kompas.com/read/2014/11/22/07020041/Ini.UMK.Jawa.Barat.2015(Diakses 2015 Januari 21)
50
Rencana Kerjasama Kerjasama merupkan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan bisnis agar terciptanya suatu perusahaan yang efisien dan efektivitas. Dalam badan hukum usaha koperasi kerjasama digolongkan pada kerjasama internal dan juga eksternal, yaitu jalinan kerjasama yang terjadi dengan anggota koperasi dan nonanggota koperasi. Pada kerjasama internal, Koperasi Asap cair Kabupaten Bogor Kelapa Jaya menjalin kerjasama dengan anggotanya selaku petani kelapa di daerah Kabupaten Bogor sebagai penyedia bahan baku pembuatan asap cairdan sebagai pengurus atau tenaga kerja dalam koperasi sedangkan kerjasama eksternal koperasi menjalin kerjasama terhadap industri karet dari Thailand untuk menjadi pembeli tetap dan distributor untuk mengirim asap cair dari pelabuhan untuk kepentingan bisnis sedangkan untuk masalah sosial kemasyarakatan ataupun perizinan dsb koperasi bekerjasama dengan pemerintahan Kabupaten Bogor. Pelaksanaan bisnis asap cair tempurung kelapa melibatkan beberapa stakeholders seperti petani, koperasi, cooperative entrepreneur (wirakop), kabupaten, dan industri karet yang hubungannya dapat dilihat seperti pada Tabel 5. Tabel 5 Matriks hubungan stakeholders koperasi asap cair Petani
Wirakop
Koperasi
Kabupaten
Mitra kerja berlandaskan Pengurus dan kesadaran dan penyedia kepercayaan bahan baku dan Wirakop Mediator untuk Sebagai Inisiator usaha menggerakan petani untuk manajer peningkatan berhimpun dalam usaha hubungan kesejahteraan bersama melalui koperasi kerjasama dan masyarakat desa dan melakukan usahapemasaran usaha peningkatan kualitas SDM petani anggota Koperasi Menjual dan melakukan sarana Cooperative Unit usaha yang penambahan nilaihasil tani Entrepreneur dalam ada di desa, petani menjalankan usaha penyedia lapangan kerja
Industri karet
Petani
Kabupaten Membantu dan mendukung program yang diperlukan termasuk dalam hal perizinan dan legalitas
Industri karet
Membantu proses sosialisasi melalui perangkat-perangkatnya dan mendukung program-program yang diusulkan baik materi ataupun non materi Kerja sama bisnis
Lokasi berdirinya koperasi dan penghasil bahan baku
Sebagai mitra usaha penjualan produk
Mediator penyedia produk asap cair
Pemasok asap car grade 3 atau koagulan lateks
51
Manajemen Risiko Setiap peluang usaha yang muncul akan terdapat risiko yang mengiringinya.Pada potensi keuntungan yang tinggi terdapat risiko yang besar sehingga dalam menangkap peluang kita harus dapat membaca apasajarisiko yang mungkin terjadi termasuk dalam menangkap peluang usaha asap cair tempurung kelapa. Bisnis asap cair tempurung kelapa memiliki berbagai risiko yang perlu dianalisis yang dapat digolongkan pada jenis-jenis risiko sebagai berikut.
Risiko Properti Risiko properti mencakup segala kemungkinan buruk yang dapat mengakibatkan kerugian atas properti (harta benda). Dalam bisnis asap cair terdapat risiko properti yang mungkin terjadi. 1. Kebakaran yang diakibatkan oleh sambaran petir, kecerobohan pegawai dalam pemasangan regulator gas pada rangkaian alat pirolisis, ataupun pihak tertentu yang dengan sengaja ingin membakar pabrik asap cair. 2. Kerusakan kendaraan baik diakibatkan oleh umur ekonomisnya ataupun kelalaian pegawai seperti terjadinya tabrakan atau masuk jurang truk pada saat pengiriman ataupun saat penjemputan bahan baku. 3. Kerusakan alat produksi karena penggunaannya yang tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Risiko Gugatan Risiko gugatan merupakan kewajiban legal yang muncul jika pengadilan memutuskan kita sebagai pihak tertanggung dan harus membayar ganti rugi pada pihak yang merasa dirugikan. Dalam bisnis asap cair gugatan bisa datang dari mitrapenadah atau penerima produk asap cair yaitu industri perkebunan karet bila kualitas asap cair yang dijanjikan tidak sama dengan kenyataan yang ada di lapangan ataupun bila asap cair yang mereka terima mengakibatkan kerusakan pada getah karet mereka.
Risiko Operasional Risiko operasional mencakup seluruh kemungkinan buruk yang merugikan pada saat perusahaan beroperasi. Dalam bisnis asap cair tentu memiliki risiko operasional diantaranya adalah: 1. Kecurangan pegawai baik pada proses pengemasan yaitu dengan mengurangi kuantitas asap cair maupun pada saat pengangkutan bahan baku yaitu melebihkan hitungan buah kelapa yang diangkut ataupun melebihkan biaya operasional transportasi. 2. Penangkapan asap untuk dijadikan asap cair sebelum suhu mencapai 300oCelsius yang mengakibatkan rendahnya kualitas asap cair.
52
3. Pengupasan tempurung yang masih membawa daging kelapa yang akan menjadikan proses pembakaran menjadi lebih lama dan kualitas yang lebih rendah. 4. Pembakaran tempurung kelapa yang terlampau lama.
Risiko Reputasi Risiko reputasi dapat terjadi akibat isu-isu yang berkembang di masyarakat. Isu-isu yang dapat menyerang perusahaan asap cair misalnya mengenai dampak penggunaan asap cair pada manusia yang dapat membahayakan ataupun berkembangnya isu komoditas lain yang menawarkan keuntungan lebih besar.
Cara Pengendalian Risiko Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengendalian risiko yaitu dengan menghindari risiko, mengendalikan risiko, pemisahan, pooling atau kombinasi dan pemindahan risiko. Metode pertama yang dapat perusahaan pilih untuk pengendalian risiko pada bisnis asap cair tempurung kelapa adalah dengan mengendalikan risiko yaitu salah satu teknik pengelolaan risiko yang terdiri dari program pencegahan kerugian danpengurangan kerugian. Melalui program pencegahan kerugian perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan atau program-program yang dapat mencegah terjadi risiko seperti mengadakan pelatihan atau sosialisasi teknis kerja dan melakukan pengawasan yang intensif untuk mencegah terjadinya risiko opersional, mengatur layout perusahaan agar memiliki efisiensi alur produksi dan mendukung pengurangan risiko yaitu mendesain jarak yang cukup antara alat pembakaran dengan sabut atau bahan lainnya yang mudah terbakar dan jugamendesain kamar mandi dekat dengan alat pembakaran sehingga bila teradi kebakaran api dapat segera dipadamkan menggunakan air dari kamar mandi kemudian melakukan perawatan rutin pada kendaraan agar kendaraan selalu dalam kondisi prima. Program pengurangan kerugian dapat dibedakan atas minimization program dan salvage program. Perbedaan antara keduanya adalah minimization program merupakan kegiatan yang dijalankan sebelum atau selama peristiwa yang dapat menyebabkan kerugian itu terjadi seperti menyiram lokasi atau benda yang terbakar atau pun menyelamatkan barang yang belum terbakar ketika terjadi kebakaran agar benda lainnya tidak ikut terbakar atau tidak mengoperasikan suatu alat produksi ketika ada suatu kerusakan agar kerusakan tersebut tidak merambat kebagian lain, seperti pipa penghubung asap antara tabung pirolisis dengan tabung kondensor yang bocor sedangkan salvage programmerupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyelamatkan harta yang masih dapat bermanfaat dari suatu kejadian yang merugikan seperti mengumpulkan harta benda yang tersisa setelah kebakaran atau pun mengangkat truk pengangkut bahan baku yang masuk jurang.
53
Rencana Keuangan Rencana Investasi Biaya investasi merupakan biaya yang diberikan oleh suatu pihak untuk mendapatkan keuntungan kemudian. Biaya investasi dikeluarkan pada awal tahun memulai usaha untuk membeli suatu investasi dan dikeluarkan lagi setelah umur ekonomisnya habis. Biaya investasi awal yang diperlukan dalam bisnis ini adalah sebesar Rp537 696 000. Barang-barang yang menjadi investasi awal pada bisnis ini merupakan barang-barang yang diperlukan untuk memulai suatu kegiatan usaha. Penetapan badan hukum usaha berupa koperasi menjadikan sumber dana dapat berasal dari anggotanya melalui sumbangan pokok dan iuran wajib ataupun dana dari investor. Besaran biaya investasi tidak lebih dari 50 persen keseluruhan aset koperasi yang meliputi kepemilikan lahan dan sebagainya. Rincian biaya investasi yang dibutuhkan untuk mengawali usaha asap cair adalah seperti pada Tabel 6. Tabel 6 Biaya investasi usaha asap cair tempurung kelapa No 1 2 3 4
Total biaya investasi biaya mesin dan alat produksi biaya alat dan furnitur perkantoran biaya bangunan dan infrastruktur komponen biaya perizinan Total
Biaya (Rp000) 105 378 30 955 365 925 35 438 537 696
Biaya investasi yang dikeluarkan pada awal pendirian usaha akan mengalami penyusutan setiap tahun. Penyusutan tersebut dipengaruhi oleh umur ekonomis dari setiap barang investasi. Setelah umur ekonomis suatu barang telah habis maka harus dilakukan reinvestasi dengan biaya yang dikeluarkan pada tahun setelah pemakaian berakhir. Total nilai penyusutan per tahun dari barang investasi bisnisasap cair tempurung kelapa ini adalah sebesar Rp26 869 000. Rincian biaya penyusutan dapat dilihat pada Tabel 7.
54
Tabel 7 Biaya penyusutan barang investasi koperasi asap cair No
Komponen biaya
1 Alat prduksi Alat pirolisis asap cair Penampung air Pompa air Kompor gas Selang gas Regulator tekanan tinggi Tabung gas Timbangan duduk digital Gayung Corong Masker Sarung tangan kulit kombinasi Ember plastik Mesin pemisah sabut kelapa Mesin perontok tempurung kelapa Truk bekas 2 Alat dan furnitur perkantoran Meja kantor Kursi kantor satu set sofa Papan tulis (90x120 cm) Lemari penyimpan arsip faximile Pesawat telpon Lampu LED 3watt Tempat sampah Laptop Printer 3 Bangunan dan Infrastruktur Bangunan
Jumlah fisik
Umur ekonomis (tahun)
Biaya per unit
Jumlah Jumlah Nilai Penyusutan per biaya Sisa Tahun ke tahun (Rp000) (Rp000) 10 (Rp 000)
2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3
15 10 5 5 5 5 10 10 5 5 5
20 800 1 919 370 150 85 65 800 1 880 5 3 28
41 600 1 919 370 300 170 130 800 1 880 10 6 84
2 773 192 74 60 34 26 80 188 2 1 17
13 867 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3
5
13
39
8
0
2 1
5 15
10 14 850
20 14 850
4 990
0 4 950
1
15
8 200
8 200
547
2 733
1
10
35 000
35 000
3 500
0
5 5 1 1 1 1 1 11 5 4 1
10 10 10 10 15 10 10 10 5 10 10
396 255 2 450 300 1 000 1 800 300 28 10 5 000 499
1 980 1 275 2 450 300 1 000 1 800 300 303 50 20 000 499
198 128 245 30 67 180 30 30 10 2 000 50
0 0 0 0 333 0 0 0 0 0 0
1 total
20 308 125
308 125
15 406 26 869
154 063 175 946
Biaya Operasional Biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional perusahaan terbagi dalam biaya tetap yaitu biaya yang tidak akan berubah beriringan dengan pertambahan kuantitas produk yang di produksi dan biaya variabel yaitu biaya yang akan berubah mengikuti perubahan jumlah produksi. Dalam koperasi pembuatan asap cair ini memiliki rincian biaya tetap dan biaya variabel seperti pada Tabel 8.
55
Tabel 8 Biaya Tetap No 1 2 3 4 5
Biaya (Rp 000) Tahun pertama Per tahun Tenaga kerja 258 000 312 000 Biaya utility 5 252 10 504 Administrasi perkantoran 1 360 2 470 Biaya jaminan mutu 6 000 12,000 host website 2 200 2 200 Total 270 612 336 974 Komponen biaya
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa biaya tetap yang dikeluarkan dalam bisnis asap cair tempurung kelapa ini adalah Rp270 612 000 untuk tahun pertama dan Rp336 974 000 untuk tahun selanjutnya. Biaya terbesar dalam komponen biaya tetap adalah biaya tenaga kerja tetap yaitu beban gaji bagi ketua, sekertaris, bendahara, bagian operasional, biaya kerjasama dan pemasaran dan tenaga kerja teknis. Pada tahun pertama perusahaan hanya berjalan selama enam bulan sehingga untuk tahun pertama ada biaya yang hanya dibayarkan untuk enam bulan saja seperti tenaga kerja teknis, biaya utility, administrasi perkantoran, dan biaya jaminan mutu sedangkan yang lainnya memiliki tanggungan yang tetap walaupun perusahaan hanya berproduksi selama enam bulan yaitu pengurus koperasi yang bukan merupakan tenaga kerja teknis, host website, dan surat keterangan domisili perusahaan (SKDP).
Tabel 9 Biaya variabel No 1 2 3
Biaya (Rp000) Tahun pertama Tahun selanutnya Biaya bahan produksi 386 760 1 485 487 Biaya kemasan 12 232 48 538 Biaya tenaga kerja teknis 91 102 359 402 Total 490 094 1 893 427 Komponen biaya
Tabel 9 menunjukan bahwa biaya variabel yang dibutuhkan pada tahun pertama adalah sebesar Rp490 094 000 dan pada tahun selanjutnya adalah sebesar Rp1 893 427 000 setiap tahun. Biaya bahan produksi merupakan komponen biaya variabel yang paling besar. Penguraian biaya tetap dan biaya variabel tersebut menunjukan bahwa untuk menjalankan bisnis asap cair tempurung kelapa di Kabupaten Bogor menghabiskan biaya operasional sebesar Rp760,706 000 untuk tahun pertama dan Rp2 230 401 000 untuk tahun selanjutnya.
56
Modal awal Modal awal adalah biaya minimal yang dibutuhkan untuk memulai suatu bisnis. Modal awalditentukan dari penjumlahan biaya investasi dan biaya operasional. Dalam bisnis asap cair tempurung kelapa modal awal yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp1 364 763 000. Rincian modal awal dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Modal awal menjalankan bisnis asap cair Jumlah biaya No Komponen biaya (Rp000) 1 Biaya investasi 537 696 2 Biaya tetap tahun pertama 336 974 3 Biaya variabel tahun pertama 490 094 Total 1 364 763
Penerimaan Manfaat merupakan seluruh penerimaan yang diperoleh dari usaha pembuatan asap cair ini tiap periode. Penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan pada tahun pertama adalah sebesar Rp658 083 000dan pada tahun selanjutnya adalah sebesar Rp2 814 656 000. Jumlah tersebut diperoleh dari penjualanasap cair, arang, tar, sabut, daging, dan air kelapa. Tabel 11 Penerimaan bisnis asap cair tempurung kelapa Harga Kuantitas Penerimaan Harga satuan satuan tahun Tahun No Komponen Satuan tahun 1 Tahun Tahun selanjutnya pertama Tahun selanjutnya (Rp pertama selanjutnya (Rp000) (Rp000) 000) 1 Asap cair jeriken 1 225 1 225 404 1 605 495 331 1 965 600 2 Arang tempurung kg 3 4.5 7 076 28 080 21 228 84 240 3 Tar Liter 6 6 0 9 360 0 56 160 4 Sabut kelapa kg 0.18 0.18 0 239 200 0 43 056 5 Air kelapa liter 0.6 0.6 0 173 333 0 104 000 6 Daging kelapa kg 3 7 47 174 187 200 141 523 561 600 Total pemasukan 658 083 2 814 656
Break Even Point Koperasi harus menghasilkan asap cair sebanyak 20 893 liter pada tahun pertama dan 7 492 liter pada tahun selanjutnya atau mendapatkan pemasukan sebesar Rp25,593,453 000 pada tahun pertama dan Rp9 177 366 000 pada tahun selanjutnya untuk mencapai titik impas dalam usaha ini yang berarti adalah bila koperasi telah mencapai titik tersebut maka kondisi koperasi dalam keadaan tidak untung dan juga tidak rugi.
57
Kriteria Investasi Proyeksi kriteria investasi dilakukan untuk melihat seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh dari sejumlah investasi yang dilakukan. Berdasarkan hasil proyeksi tersebut pengembalian modal yang dikeluarkan untuk usaha pembuatan asap cair ini (payback periode) terjadi selama 1.2 tahun. Nilai NPV yang muncul adalah sebesar Rp2 901 858 000 kemudian IRR sebesar 225 persen yang berarti usaha ini dapat memberikan pengembalian sebanyak 225 persen terhadap investor, IRR yang ditawarkan lebih besar dari tingkat suku bunga Bank Indonesia yaitu sebesar 7.5 persen yang artinya bisnis ini berpotensi lebih menguntungkan bagi investor dibandingkan dengan apabila investor hanya menyimpan uangnya di Bank, selanjutnya nilai net B/C sebesar 15.84 yang berarti perusahaan lebih banyak mengalami untung dibanding rugi. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi yang dihitung berdasarkan pemasukan yang dikurangi dengan biaya operasional, cicilan biaya investasi dan pajak penghasilan. keuntungan bersih yang mungkin didapat yaitu sebesar Rp0 untuk tahun pertama dan Rp551 812 000 untuk tahun ke-dua hingga tahun ke sepuluh. Keuntungan usaha yang dihasilkan dalam koperasi ini selanjutnya dibagikan sebagai bentuk bagi hasil kepada wirakoperasi sebesar 5 persen, petani sebesar 30 persen, investor sebesar 20 persen, koperasi sebesar 5 persen, dan laba ditahan sebesar 40 persen atau berturut-turut sebesar Rp27 591 000, 165 544 000, Rp 110 362 000, Rp27 591 000, dan Rp 220 725 000 untuk periode tahun kedua hingga tahun ke lima sedangkan untuk tahun ke enam dan seterusnya investor sudah tidak menerima bagi hasil karena biaya investasi telah lunas dibayarkan melalui cicilan investasi pada setiap tahunnya selama jangka waktu lima tahun sehingga persentase bagi hasil untuk investor dialihkan untuk ditambahkan sebagai persentase bagi hasil untuk petani yaitu menjadi sebesar 50 persen atau sebanyak Rp 275 906 000.
Hasil Kajian Pendekatan Wirakoperasi Melalui pendekatan wirakoperasi dalam bisnis asap cair memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Petani kelapa di Kabupaten Bogor yang memiliki skala kecil dapat tetap menjalankan usahanya dari penawaran yang dilakukan oleh wirakop untuk menyalurkan produknya pada koperasi. Atas peranan wirakop, kopersi dapat menjalin kerjasama pada industri hilir. Koperasi mengolah buah kelapa menjadi berbagai produk turunan yang memiliki nilai tambah seperti asap cair. Koperasi memiliki permintaan yang stabil untuk dapat memenuhi permintaan mitra pada industri hilir yaitu asap cair sebagi koagulan lateks dalam industri karet. Koperasi dapat menawarkan harga beli kelapa yang lebih tinggi karena dalam koperasi keuntungan pemilik sama dengan keuntungan anggota. Dengan adanya permintaan yang stabil maka dibutuhkan
58
suplai yang stabil dan berkualitas sehingga koperasi akan memberikan pelatihan dan pegawasan pada petani. Wirakop mendapatkan keuntungan dalam koperasi karena tanpa adanya koperasi maka tidak ada partisipasi anggota untuk memenuhi kebutuhan bahan baku. Koperasi tidak akan mendapatkan keuntungan tanpa peran wirakop yang memberikan informasi terkait pengembangan produk dan mitra bisnis dan sebagainya. Peran wirakop untuk menjalankan konsep wirakoperasi dalam bisnis asap cair tempurung kelap di Kabupaten Bogor sangatlah penting karena tanpa wirakop sebagai pelopor dan pembawa inovasi bisnis ini sangat sulit untuk dijalankan di Kabupaten Bogor yang memiliki produk kelapa yang banyak secara kolektif namun memiliki skala yang kecil dan terpisah-pisah secara individu petani kelapa. Setiap pihak yang berjasa dalam jalannya usaha koperasi akan mendapatkan insentif dan atau bagi hasil dari laba bersih yang dihasilkan. Penerapan konsep wirakoperasi dalam menjalankan bisnis asap cair tempurung kelapa sangat berpengaruh pada kesejahteraan petani kelapa. Perngaruh penerapan konsep wirakoperasi dapat diuraikan seperti pada Tabel 12. Tabel 12 Pengaruh penerapan konsep wirakoperasi dalam bisnis asap cair pada petani kelapa di Kabupaten Bogor Uraian Harga Pasar
Tanpa Wirakoperasi Rp1 700 hingga Rp2 000 Tidak ada kepastian pasar
Sistem Jual
Petani hanya menjualnya bila ada yang ingin membeli saja baik pada tengkulak atau langsung pada konsumen akhir Tanaman kelapa hanya ditanam tanpa ada perawatan karena tidak memiliki pasar tujuan dan tidak memiliki posisi tawar yang kuat di pasaran Petani hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan kelapa
Sistem budi daya
Keuntungan atau manfaat
Pelatihan dan pengawasan
Tidak ada
Dengan Wirakoperasi Rp3 000 Terdapat kepastian pasar dari system kerjasama yang dimiliki koperasi Petani menjual kelapa melalui koperasi dengan permintaan yang stabil Adanya perawatan yang baik karena permintaan kelapa stabil
Petani mendapatkan beberapa manfaat seperti keuntungan dari penjualan kelapa, pembagian SHU (bagi hasil), mendapatkan pelatihan dan pengawasan, dan dari koperasi untuk memenuhi kebutuhannya sebagai anggota koperasi Adanya pengawasan dan pelatihan oleh pihak koperasi untuk menjaga ketersediaan kelapa yang baik dari petani.
59
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Asap cair tempurung kelapa merupakan salah satu produk turunan kelapa yang memiliki peluang dan potensi yang besar. Pengusahaan asap cair tempurung kelapa menimbulkan permintaan terhadap tempurung kelapa sebagai bahan baku. tempurung kelapa didapatkan dari buah kelapa. Adanya permintaan tersebut menjadikan petani kelapa memiliki kepastian pasar sehingga petani dapat memperoleh keuntungan dari penjualan buah kelapa. Hal tersebut dapat memberikan pemenuhan kebutuhan petani sehingga petani lebih sejahtera.
2. Pendekatan wirakoperasi menjadikan karakteristik perkebunan kelapa di Kabupaten Bogor yang memiliki skala kecil dan tersebar bukan halangan untuk dapat bersaing dengan daerah sentra perkebunan kelapa atau pun industri pengolahan produk turunan kelapa lainnya. Wirakop mampu menghimpun petani untuk melakukan usaha bersama sehingga meningkatan bargaining power atau posisi tawar petani. Melalui pendekatan wirakoperasi harga kelapa ditingkat petani menjadi lebih tinggi yaitu Rp3 000 dari harga pasar yang berkisar antara Rp1 700 hingga Rp2 000. Disamping itu, petani juga mendapatkan bagi hasil dari laba bersih dari hasil usaha. Jangka waktu pengembalian investasi yaitu selama 1.2 tahun. Rata-rata penerimaan bersih per tahun yaitu sebesar Rp456 545 000. Selain itu, melalui pendekatan wirakoperasi petani diberikan pelatihan dan pengawasan untuk menjaga kualitas dan kontinuitas produk kelapa.
Saran Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dengan topik atau pun tema yang sama dapat menganalisis potensi dan peluang bisnis asap cair tempurung kelapa menggunakan metode lain seperti bisnis model canvas.
DAFTAR PUSTAKA Alma B. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung (ID): Alfa Beta. Hasan A. 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta (ID): CAPS (Center of Academic Publishing Service) [BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Luas dan Produksi Tanaman Kelapa di Kabupaten Bogor. Bogor (ID): BPS. Baga LM. 2011. Profil dan Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis. Di dalam : Nurmalina R, Priatna W, Jahroh S, Nurhayati P, Rifin A, editor.
60
Seminar Penelitian Unggulan Departemen Agribisnis; 7 dan 14 Desember 2011; Bogor, Indonesia. Bogor (ID). Departemen Agribisnis IPB. Hlm 197213. Budijanto S, Hasbullah R, Prabawati S, Setyadjit, Sukarno, Zuraida I. 2008. Identifikasi Dan Uji Keamanan Asap cair Tempurung Kelapa Untuk Produk Pangan. J Pascapanen. 5(1) 2008: 32-40. Darmadji P. 2002. Optimasi Pemurnian Asap Cair dengan Metoda Redistilasi. J Teknol Indust Pangan. Vol. XIII, No 3. [Dekindo] Dewan Kelapa Indonesia. 2008. Budidaya Kelapa [internet]. [diakses 2014 Mei 19]. Tersedia pada: http www.dekindo.comcontentartikel budidaya_kelapa.pdf. [Depperindag] Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 1999. Panduan Bagi Eksportir Pemula dalam Melaksanakan Ekspor.Jakarta(ID): Depperindag. [Depperindag] Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2001. Jaringan Industri Pohon Kelapa. Jakarta(ID): Depperindag. [Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2014. Luas Areal Kelapa Menurut Provinsi di Indonesia, 2009 – 2013 [internet]. [2014 Mei 19]. Tersedia pada: http://www.pertanian.go.id/infoeksekutif/bun/IPpersen20ASEMpersen20BU Npersen202013/Areal-Kelapa.pdf . [Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2014. Produksi Kelapa Menurut Provinsi di Indonesia, 2009 – 2013 [internet]. [2014 Mei 19]. Tersedia pada: http://www.pertanian.go.id/infoeksekutif/bun/IPpersen20ASEMpersen20BU Npersen202013/Produksi-Kelapa.pdf . [Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2014.Produktivitas Kelapa Menurut Provinsi di Indonesia,2009 – 2013 [internet]. [2014 Mei 19]. Tersedia pada: http://www.pertanian.go.id/infoeksekutif/bun/IPpersen20ASEMpersen20BU Npersen202013/Produksi-Kelapa.pdf. Fajrian H. 2013. Peran Wirakoperasi dalam Pengembangan Agribisnis Tanaman Hias di CV. Bunga Indah Farm Kabupaten Sukabumi [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. [FAOStat]. Food and Agricultural Organitation Statistic. 2012.Produktivitas kelapa menurut Negara [internet]. [2015 April 28]. Tersedia pada: http://faostat.fao.org/site/567/DesktopDefault.aspx?PageID=567#ancor. Griffin RW, Ebert RJ. 2007. Bisnis.Wardhani S, penerjemah; Hardani W, Barnadi D, Sitepu RP, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari Business.Ed ke-8. Jumingan. 2011. Studi Kelayakan Bisnis Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Kasmir, Jakfar.2003. Studi Kelayakan Bisnis Ed ke-2. Jakarta (ID): Prenada Media Grup. KhairinaA. 2014. Rencana Bisnis Produk Temulawak Bubuk Berorientasi Ekspor Melalui Pendekatan Coperative Entrepreneur di Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertania Bogor. Luditama C. 2006. Isolasi dan Pemurnian Asap cair Berbahan Dasar Tempurung dan Sabut Kelapa Secara Pirolisis dan Distilasi [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertania Bogor.
61
Nugraha D. 2014. Rencana Pengembangan Agribisnis Daun Kumis Kucing dengan Pendekatan Cooperative Entrepreneur di Bogor [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Mappiratu. 2009. Kajian Teknologi Produksi Asap Cair Dari Sabut Kelapa. Jurnal Media Litbang Sulteng. 2 (2) : 104–109. Miller M. 2008. Alpha Teach Yourself: Bussins Plans dalam 24 jam. Jakarta (ID): Prenada Media Grup. Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi, A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Putra BP. 2014. Analisis Rencana Bisnis Pendirian Perusaaan Pengemasan The Rosella [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Rangkuti F. 2010. Business Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisis Kasus. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Sari TI, Dewi SR, Hengky. 2009. Pembuatan Asap Cair dari Limbah Serbuk Gergajian Kayu Meranti Sebagai Penghilang Bau Lateks. Jurnal Teknik Kimia No 1 Vol 16. Sucahyo L. 2010. Kajian Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Koagulan Lateks dalam Pengolahan Rubbed Smoked Sheet (RSS) dan Pengurang Bau Busuk Bahan Olahan Karet [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Suharyadi. 2007. Kewirausahaan Ed ke-1: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta (ID): Salemba Empat. [UNComtrade] United Nations Commodity Trade. 2015. Statistik Eksport Import Koagulan Lateks Dunia [internet]. [2015 Juni 25]. Tersedia pada: http://comtrade.un.org/data/ Yulistiani R. 1997. Kemampuan Penghambatan Asap cair Terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogen dan Perusak pada Lidah Sapi [Tesis]. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada. Zuraida I, Hasbullah R, Sukarno, Budianto S, Prabawati S, Setiadjit. 2009. Aktivitas Antibakteri Asap Cair Dan Daya Awetnya Terhadap Bakso Ikan. JIPI. 0853 – 4217.
62
Lampiran 1 Asumsi barang investasi unit bisnis asap cair tempurung kelapa No Asumsi 1 Pembelian mesin/ alat sudah termasuk ongkos kirim. 2 Alat pirolisis asap cair terdiri dari tabung pirolisis, pipa penyalur, tabung penampung tar, dan tabung kondensor. [Sumber: CV Teknologi Tepat Guna] 3 Pembakaran tempurung menggunakan kompor gas. 4 Toren air tipe t.1000 volume 850 liter dan sudah termasuk kaki-kaki penyangganya. [Sumber: aftarharga99.com] 5 Pompa air dengan daya sebesar 200 watt. [Sumber: sentralpompa.com] 6 Tabung gas yang digunakan berukuran 50 liter, sesuai dengan instruksi disperindag. [Sumber: www.republika.co.id] 7 Timbangan duduk digital memiliki kapasitas timbang seberat 100 kg. [Sumber: Lazada] 8 Mesin pengupas sabut kelapa dengan daya 200 watt. 9 Mesin perontok tempurung memiliki dua mata pisau, daya sebesar 200 watt. 10 Luas lahan bangunan adalah 264 meter persegi. 11 Truk yang digunakan adalah toyota dyna 110 ft dengan kapasitas muatan sebesar 5 ton. 12 Lampu LED digunakan untuk gudang 3 buah, kantor2 buah, 1buah untuk wc, 2 buah untuk mushala, 2 buah untuk diluar, dan 1buah untuk ruang resepsionis. 13 Laptop yang digunakan memiliki daya 20 watt. 14 Lokasi memiliki kandungan air tanah yang baik sehingga dapat dijadikan sumber air melalui sumur. Lampiran 2 Rincian biaya investasi mesin dan peralatan pabrik No
Komponen biaya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Alat pirolisis asap cair Penampung air Pompa air Kompor gas Selang gas Regulator tekanan tinggi Tabung gas Timbangan duduk digital Gayung Corong Masker Sarung tangan kulit kombinasi Ember plastik Mesin pemisah sabut kelapa Mesin perontok tempurung kelapa Truk bekas Total
Satuan Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Pasang Unit Unit Unit Unit
Jumlah 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 3 3 2 1 1 1
Biaya (Rp000) Biaya Jumlah 20 unit 800 41 600 per biaya 1 919 1 919 370 370 150 300 85 170 65 130 800 800 1 880 1 880 5 10 3 6 28 84 13 39 10 20 14 850 14 850 8 200 8 200 35 000 35 000 105 378
63
Lampiran 3 Rincian biaya investasi alat tulis kantor dan administrasi No
Komponen biaya
Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Meja kantor Kursi kantor Papan tulis (90x120 cm) Satu set sofa Lemari penyimpan arsip Mesin faximile Pemasangan telepon dan internet Pesawat telpon Pemasangan listrik 400 VA Lampu LED 3watt Tempat sampah Laptop Printer Total
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
Biaya (Rp000) Jumlah Harga Jumlah satuan biaya 5 5 1 1 1 1 1 1 1 11 5 4 1
396 255 300 2 450 1 000 1 800 300 300 698 28 10 5 000 499
1 980 1 275 300 2 450 1 000 1 800 300 300 698 303 50 20 000 499 30 955
Lampiran 4 Rincian biaya investasi bangunan dan infrastruktur No
Komponen biaya
Satuan m2 unit m2
1 Tanah 2 Sumur 3 Bangunan
Biaya (Rp000) Jumlah Harga Jumlah satuan biaya 264 1 247
Total
200 52 800 5 000 5 000 1 250 308 125 365 925
Lampiran 5 Rincian Biaya Investasi Sertifikat dan Surat Perizinan No
Komponen
jumlah
1 2 3 4 5 6
perijinan pendirian bangunan (IMB) Sertifikasi ISO 9001 Tanda daftar perusahaan (TDP) Surat izin tempat usaha (SITU) Uji lab kandungan asap cair Surat izin usaha perdagangan (SIUP) Total
1 1 1 1 1 1
Biaya (Rp 000) harga satuan jumlah biaya 1 938 1 938 15 000 15 000 2 500 2 500 3 500 3 500 10 000 10 000 2 500 2 500 35 438
64
Lampiran 6 Asumsi biaya tetap unit usaha asap cair No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Asumsi Tarif tenaga listrik prabayar untuk keperluan bisnis, pemakaian diatas dibawah 900 VA adalah Rp 630/ kWh. [Sumber PT PLN (Persero)] Kebutuhan listrik per bulan mesin pemisah sabut: 200 watt x 1 unit x 8 jam x 26 hari kerja= 31.2 kWh= Rp19 656. Kebutuhan listrik per bulan mesin perontok tempurung : 200 watt x 1 unit x 8 jam x 26 hari kerja= 31.2 kWh= Rp19 656. Kebutuhan listrik per bulan lampu LED: 3 watt x 11 unit x 15 jam x 26 hari= 26.4 kWh= Rp16 632. Kebutuhan listrik per bulan lampu LED pada akhir minggu : 3 watt x 2 unit x 15 jam x 1 hari= 0.072 kWh= Rp45. Kebutuhan listrik per bulan laptop: 20 watt x 4 unit x 8 jam x 26 hari= 16.6 kWh= Rp10 483. kebutuhan listrik per bulan untuk lain-lain: 100 watt x 26 hari= 2.6 kWh= Rp1 638. Kebutuhan listrik per bulan pompa air: 20 watt x 1 unit x 8 jam x 26 hari= 4.1 kWh= Rp2 621. Perawatan mesin dan gedung dilakukan setiap akhir pekan. Pelatihan pegawai dilakukan pada awal masa kerja dan selanjutnya setiap bulan sekali. surat keterangan domisili perusahaan (SKDP) diperpanjang satu tahun satu kali.
Lampiran 7 Rincian biayatenaga kerja tetap No 1 2 3 4 5
Komponen biaya
Jumlah
Manajer bisnis Sekertaris unit bisnis Bendahara unit bisnis Supervisor operasional Tenaga kerja Teknis Total
1 1 1 1 6
Per bulan 5 000 4 000 4 000 4 000 9 000
Biaya (Rp 000) Per tahun Tahun pertama 60 000 60 000 48 000 48 000 48 000 48 000 48 000 48 000 108 000 54 000 312 000 258 000
Lampiran 8 Rincian tenaga kerja teknis tetap No
Komponen biaya
Jumlah
Satuan
Biaya (Rp 000) Per Per Per hari bulan tahun 200 5 200 62 400
1
Tenaga kerja produksi asap cair
2
hari
2
Tenaga kerja pembersihan alat mesin dan gedung Satpam
2
hari
200
800
9 600
1
hari
100
3 000
36 000
500
9 000 108 000
3
total
65
Lampiran 9 Rincian biaya tetap alat kantor dan administrasi No
Komponen biaya
satuan
1 Kertas 2 Tinta printer (infus) 3 Alat tulis kantor (ATK) Surat keterangan domisili 4 perusahaan (SKDP) Total
Jumlah per bulan
rim unit set
1 2 1
Biaya (Rp000) per Per Tahun satuan bulan Tahun pertama 30 30 360 180 38 75 900 450 80 960 480
unit 185
250 2 470
250 1 360
Lampiran 10 Rincian biaya tetap utility No 1 2 3
Komponen biaya Biaya telepon Biaya listrik Biaya internet Total
Biaya (Rp000) per bulan per tahun 500 6 000 75 904 300 3 600 875 10 504
Lampiran 11 Rincian biaya tetap jaminan mutu Jumlah biaya (Rp000) per bulan Per Tahun 1 Perawatan truk 700 8 400 2 Perawatan mesin dan gedung 500 6 000 3 Pelatihan pegawai 500 6 000 Total 1 000 12 000
No
Komponen biaya
Lampiran 12 Asumsi biaya variabel No Asumsi 1 Truk mengangkut bahan baku setiap empat hari sekali pada tahun pertama dan 2 hari sekali pada tahun selanjutnya. 2 Kemasan asap cair berupa jerigen berukuran 35 liter setiap harinya diperlukan 4 buah dirigen. 3 Penggunaan gas elpiji untuk alat pirolisis adalah 3 kg per hari per alat. 4 biaya pengiriman/ pengangkutan sudah termasuk bahan bakar, supir, parkir dan tol. 5 koperasi beroperasi selama 26 hari dalam satu bulan. 6 Biaya tenaga kerja untuk memisahkan sabut kelapa adalah Rp50 per kelapa. 7 Biaya tenaga kerja untuk mencungkil tempurung adalah Rp50 per bulatan tempurung. 8 Biaya tenaga kerja untuk pengangkutan adalah Rp200 000 untuk setiap pengiriman. 9 Biaya pengiriman merupakan keseluruhan biaya yang dibutuhkan dalam proses pengiriman selain biaya tenaga kerja pengangkutan.
66
Lampiran 13 Rincian biaya variabel kemasan Kuantitas Biaya (Rp 000) No Komponen biaya Satuan tahun Per Tahun Tahun selanjutnya Tahun selanjutnya pertama satuan pertama 1 kemasan jerigen buah 404 1 605 30 12 131 48 137 2 stiker kemasan Lembar 101 401 1 101 401 Total 12 232 48 538
Lampiran 14 Rincian biaya variabel bahan produksi dan transportasi No
Komponen biaya
Satuan
Kuantitas Biaya (Rp 000) Tahun Tahun Tahun Per unit pertama selanjutnya pertama Tahun selanjutnya 109 200 433 333 3.2 349 440 1 386 667
1 buah kelapa
buah
4 Pengisian gas elpiji 50kg 2 pengangkutan kelapa dari petani 3 pengiriman asap cair
buah
39
39
380
14 820
14 820
jalan
39
156
500
19 500
78 000
jalan
6
12
500
3 000
6 000
1 383
386 760
1 485 487
Total
Lampiran 15 Biaya variabel tenaga kerja teknis No
Rincian
Jumlah Biaya tahun pertama Biaya tahun selanjutnya
1
Tenaga kerja pengangkutan
2
9 000
33 600
2
Tenaga kerja pengupas sabut
1
27 300
108 333
3
Tenaga kerja pencungkil tempurung
2
54 600
216 667
4
Tenaga kerja pengemasan
1
Total
202
802
91 102
359 402
67
Lampiran 16 Rincian proyeksi laporan laba rugi dan bagi hasil bisnis asap cair (Rp000) No I
II
III IV V
Komponen
1
Inflow Penjualan 658 083 Total Inflow 658 083 Outflow 1. Biaya operasional Biaya variabel 490 094 Biaya Tetap 270 612 Total biaya operasional 760 706 2. Biaya penyusutan 26 869 Total outflow 787 575 Laba Sebelum Pajak -129 492 Pajak Penghasilan (1%) Laba Setelah Pajak (EAT) -129 492 Bagi hasil Wirakoprasi (5%) Anggota/ petani (30%) dan mulai tahun ke 6 (50%) Investor (20%) dan mulai tahun ke 6 (0%) Koperasi (5%) Laba Ditahan (40%)
2
3
4
Tahun 5
6
7
8
9
10
2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656
1 893 427 1 893 427 1 893 427 1 893 427 1 893 427 1 893 427 1 893 427 1 893 427 1 893 427 336 974 336 974 336 974 336 974 336 974 336 974 336 974 336 974 336 974 2 230 401 2 230 401 2 230 401 2 230 401 2 230 401 2 230 401 2 230 401 2 230 401 2 230 401 26 869 26 869 26 869 26 869 26 869 26 869 26 869 26 869 26 869 2 257 270 2 257 270 2 257 270 2 257 270 2 257 270 2 257 270 2 257 270 2 257 270 2 257 270 557 386 557 386 557 386 557 386 557 386 557 386 557 386 557 386 557 386 5 574 5 574 5 574 5 574 5 574 5 574 5 574 5 574 5 574 551 812 551 812 551 812 551 812 551 812 551 812 551 812 551 812 551 812 27 591 165 544 110 362 27 591 220 725
27 591 165 544 110 362 27 591 220 725
27 591 165 544 110 362 27 591 220 725
27 591 165 544 110 362 27 591 220 725
27 591 275 906 0 27 591 220 725
27 591 275 906 0 27 591 220 725
27 591 275 906 0 27 591 220 725
27 591 275 906 0 27 591 220 725
27 591 275 906 0 27 591 220 725
68
Lampiran 17 Rincian proyeksi arus kas bisnis asap cair tempurung kelapa (Rp000) No
Rincian komponen
Tahun 1
Inflow 1. Penjualan 658 083 2. Investor 537 696 4. Nilai sisa Total inflow 1 195 778 II Outflow 1. Biaya investasi 537 696 Total biaya investasi 537 696 2. Biaya Operasional a. Biaya tetap 270 612 b. Biaya variabel 490 094 Total biaya opersional 760 706 4. Pembayaran cicilan 107 539 5. Pajak penghasilan 1 % Total outflow 1 405 940 III Net Benefit -210 162 Akumulasi Saldo DF 7.5% 0.93 PV/tahun -195 500 IV NPV 2 901 858 V IRR 225% VI Net B/C 15.84 Rata-rata penerimaan bersih per tahun 456 545 VII Payback Periode 1.2 VIII BEP (Unit) 20 893 IX BEP (Rp) 25 593 453
2
3
4
5
6
7
8
9
10
I
2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 175 946 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 814 656 2 990 602 1 179 1 179 336 974 336 974 336 974 336 974 336 974 1 893 427 1 893 427 1 893 427 1 893 427 1 893 427 2 230 401 2 230 401 2 230 401 2 230 401 2 230 401 107 539 107 539 107 539 107 539 5 574 5 574 5 574 5 574 5 574 2 343 514 2 343 514 2 343 514 2 344 693 2 235 975 471 142 471 142 471 142 469 963 578 681 260 980 942 284 942 284 941 105 1 048 644 0.87 0.80 0.75 0.70 0.65 407 694 379 251 352 791 327 357 374 963
7 492 9 177 366
177 125 177 125 336 974 336 974 336 974 336 974 1 893 427 1 893 427 1 893 427 1 893 427 2 230 401 2 230 401 2 230 401 2 230 401 5 574 5 574 5 574 5 574 2 235 975 2 235 975 2 235 975 2 413 100 578 681 578 681 578 681 577 502 1 157 362 1 157 362 1 157 362 1 156 183 0.60 0.56 0.52 0.49 348 803 324 468 301 830 280 200
59
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 7 Mei 1993. Penulis adalah putra dari Cony Abimanyu dan Nina Kurnia dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dengan kakak bernama M Ghifari Cania P dan adik bernama Syifa’a K H C P. Riwayat pendidikan penulis dimulai pada tahun 1999 di SDN Karya Bhakti 1 hingga tahun 2005. Pada tahun 2005 hingga tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMP BPPI Bojong. Tahun 2008 hingga tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Alfa Centauri Bandung. Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Alfa Centauri Bandung dan pada tahun yang sama penulis lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur tulis dan diterima di Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan penulis juga aktif berpartisipasi dalam mengikuti organisasi intra dan ekstra kampus. Kegiatan intra kampus yang pernah diikuti yaitu klub Asrama Mega Entrepreneur, KSB Masyarakat Rumput, LDK Alhurriyyah, BEM KM, Organisasi Mahasiswa Daerah (OMDA) Pamaung, DPM FEM, MPM KM, dan UKM Cabor Panahan. Organisasi ekstra kampus yang pernah diikuti yaitu KAMMI Komisariat IPB dan Future Leader for Anti Corruption (FLAC). Penulis juga pernah mengikuti perlombaan selama menjadi mahasiswa. Penghargaan yang pernah diperoleh ialah juara 2 Kejuaraan Nasional Panahan Indor Ganesha Open 2013 Kategori Grup Mahasiswa, juara 2 Kejuaraan Internal UKM Panahan IPB 2014 Kategori Menengah,finalis Lomba Kreasi Desain Tempat Sampah BEM KM IPB 2013, dan juara 3 Lomba Tulis Puisi IPB Art Contest 2015.