perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBANYAKAN KOPIROBUSTA(Coffea canepora ) SECARA VEGETATIF DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO )SEMARANG, JAWA TENGAH
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian Program D III Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
oleh : Affandi Nur Permadi H 3309022
PROGRAM STUDI D-III AGRIBISNIS HORTIKULTURA DAN ARSITEKTUR PERTAMANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca laporan tugas akhir dengan judul : PERBANYAKAN KOPI ROBUSTA ( Coffea canepora ) SECARA VEGETATIF DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SEMARANG, JAWA TENGAH
Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh
Affandi Nur Permadi H3309022 Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal : ................................ Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima. Susunan Tim Penguji : Dosen Penguji I
Dosen Penguji II
Ir. Wartoyo, SP, MS. NIP.195209151979031003
Dra. Sri Rossati, MSi. NIP.194804261979032001
Surakarta,............................... Mengetahui Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian Dekan
Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS. NIP. 195602251986011001
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dengan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Laporan Tugas Akhir ini kami susun guna melengkapi syarat-syarat untukmemperoleh gelar Ahli Madya (A.Md). Dengan Laporan Tugas Akhir ini semua kegiatan yang ada dalam pelaksanaan Magang telah kami uraikan secara lengkap. Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, kami tidak bekerja sendiri melainkan melibatkan beberapa pihak yang turut serta membantu kelancaran proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS, selaku DekanFakultas Pertanian UNS Surakarta. 2. Ketua Program Studi D IIIFakultas Pertanian UNS Surakarta. 3. Bapak Ir. Wartoyo, SP, MS. Selaku Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji I. 4. Ibu Dra. Sri Rossati, MSi. Selaku Dosen Penguji II. 5. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam laporan Tugas Akhir ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Harapan kami, semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.
Surakarta, Mei 2012
Penyusun
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBANYAKAN KOPI ROBUSTA (Coffea canepora) SECARA VEGETATIF DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) SEMARANG, JAWA TENGAH AFFANDI NUR PERMADI.1 H 3309022 Ir. Wartoyo SP, M.S.2 dan Dra. Sri Rossati, MSi. 3 ABSTRAK LEPAS Praktek Magang ini bertujuan untuk mengetahui cara atau teknik perbanyakan tanaman kopi, khususnya Kopi Robusta. Pelaksanaan magang pada tanggal 13 Februari sampai dengan tanggal 13 Maret 2012. Di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Semarang. Metode dasar yang digunakan dalam praktek magang ini adalah Praktek Lapang, Observasi, Wawancara dan Sumber Data (Data Primer dan Data Sekunder). Sedangkan pengambilan lokasi praktek magang adalah disesuaikan dengan kajian yakni perbanyakan tanaman Kopi Robusta. Untuk memenuhi permintaan kopi di pasaran, PT. Perkebunan Nusantara IX Semarang melakukan perbenyakan dengan cara vegetatif yang lebih cepat tumbuh dan mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Perbanyakan Kopi Robusta secara vegetatif antara lain dilakukan dengan cara pembibitan dalam bedengan, pembibitan dalam polybag dan penyambungan antara batang atas jenis BP 42 dengan batang bawah jenis BP 308.
Kata Kunci: Perbanyakan, Kopi Robusta (Coffea canepora), Vegetatif Keterangan : 1. Mahasiswa Jurusan/Program Studi Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan Nama Affandi Nur Permadi H3309022 2. Dosen Pembimbing / Dosen Penguji I 3. Dosen Penguji II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora) sebagai bahan minuman sudah tidak asing lagi. Aroma harum, rasa khas nikmat, serta khasiatnya yang menyegarkan badan, membuat kopi cukup akrab di lidah dan banyak di gemari. Penggemarnya bukan bangsa Indonesia saja, akan tetapi juga berbagai bangsa di seluruh dunia. Dunia kerja adalah dunia yang ketat dengan persaingan dan ketrampilan. Realita yang terjadi pada saat ini membuktikan bahwa siapa yang tidak kuat bersaing dalam dunia kerja maka akan tersingkir. Ibarat sepak bola maka yang kalah akan terdegradasi. Degradasi dalam dunia kerja biasanya disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal diantaranya adalah kemampuan atau ketrampilan yang tidak memadai untuk mengikuti arus perkembangan dunia kerja yang pesat, ketidak disiplinan dan ketidak jujuran diri akan mempengaruhi prestasi kita dalam bekerja. Faktor eksternal antara lain adalah munculnya pesaing-pesaing baru yang mempunyai kualitas dan kualifikasi di atas rata-rata sehingga dapat beradaptasi dalam dunia kerja dengan mudah, perkembangan perekonomian negara yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan dunia kerja. Dalam mengantisipasi segala sesuatu yang telah dipaparkan di atas, maka beberapa universitas mengadakan kegiatan magang. Kegiatan magang di lembaga/instansi/badan usaha lainnya milik perorangan, swasta atau pemerintah merupakan salah satu bagian kurikulum program Diploma III Agribisnis Hortikultura. Setiap Mahasiswa wajib melaksanakan magang sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli Madya. Dalam pelaksanaan magang sering dijumpai kesenjangan antara teori dan praktek. Hal ini merupakan permasalahan dalam kenyataan yang harus diselesaikan. Penyelesaian masalah tersebut menuntut adanya kemampuan dalam menerapkan teori yang telah dikuasai.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Magang merupakan salah satu bagian kurikulum Progran Diploma III Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah kerja pada lembagalembaga atau instansi yang bergerak pada lingkup pertanian dengan mengikuti semua aktivitas atau kegiatan di lokasi magang tersebut. Setiap Mahasiswa Program Diploma III Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan wajib melaksanakan kegiatan magang sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli Madya (A.Md). Kegiatan magang sangat penting dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia kerja di dunia kerja nantinya. Magang adalah bentuk nyata dari tori-teori yang telah didapatkan selama perkuliahan dengan menerapkan secara langsung, sehingga Mahasiswa benar-benar menguasai teori dan aplikasi dalam kerja nyata. Dalam kegiatan magang ini diharuskan secara langsung terjun ke dalam kegiatan yang dilakukan di Instansi tersebut. Instansi atau lembaga yang dituju adalah PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) yang beralamatkan di Perkebunan Kopi Asinan/Kempul, Semarang, Jawa Tengah. Hasil yang diperoleh dari kegiatan magang ini adalah pengetahuan baru, ketrampilan kerja di lapangan, serta mengetahui cara memperbanyak tanaman Kopi Robusta secara vegetatif sehingga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan produksi kopi di Indonesia terutama Kopi Robusta. Pemilihan judul Tugas Akhir ini berdasarkan kegiatan perbanyakan tanaman kopi yang sedang dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IX (Persero). Perbanyakan tanaman kopi yang dilakukan yaitu dengan cara perbanyakan vegetatif. Perbanyakan vegetatif lebih cenderung dilakukan dan dipilih oleh pihak PT Perkebunan Nusantara IX karena proses perbanyakan yang cepat dan hasil perbanyakan tanamannya seragam serta mempunyai sifat yang sama dengan induknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
B. Tujuan Kegiatan Magang Tujuan umum Kegiatan Magang mahasiswa di PT. Perkebunan Nusantara IX Semarang ini antara lain: 1. Meningkatkan pemahaman
mengenai hubungan antara teori dan
penerapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat menjadi bekal untuk terjun ke masyarakat setelah lulus. 2. Memperoleh pengalaman dan sikap yang berharga dengan mengenali kegiatan-kegiatan dilapangan kerja dalam bidang perbanyakan Kopi Robusta secara vegetatif yang ada di PT. Perkebunan Nusantara IX Semarang. 3. Memperoleh ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang praktis, yaitu secara langsung dapat menjumpai, merumuskan, serta memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di PT. Perkebunan Nusantara IX Semarang. 4. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi swasta, perusahaan dan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Secara khusus, tujuan kegiatan magang ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa antara teori dan aplikasi lapangan mengenai: 1. Bagaimana persiapan lahan yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX. 2. Bagaimana cara memperbanyak tanaman kopi secara vegetatif yang benar. 3. Bagaimana pemilihan bibit atau bahan tanam yang baik, yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX. 4. Bagaimana teknik atau cara menyambung tanaman kopi yang baik dan benar yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
AB II TINJAUAN PUSTAKA
Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang potensial bagi Indonesia. Perkebunan kopi di Indonesia sebagian besar diusahakan oleh rakyat. Umumnya jenis kopi yang ditanam adalah jens kopi Robusta. Dalam hal produksi, Indonesia menempati urutan ke tiga dunia setelah Brazil dan Vietnam untuk jenis Kopi Robusta dengan jumlah produksi 5,82 juta karung pada tahun 2008 (AEKI, 2009). Kopi termasuk genus yang merupakan genus terpenting dalam famili Rubiceae . klasifikasi tanaman kopi adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio
: Angiospermae
Classis
: Dikotiledonae
Ordo
: Rubiales
Familia
: Rubiceae
Genus
: Coffea
Species
: Coffea arabica(Kopi Arabika) Coffea canepora(Kopi Robusta) Coffea liberica(Kopi Liberika)
(Anonim, 2010). Tanaman kopi dibawa ke pulau Jawa pada tahun 1696 oleh orang Belanda, karena tanaman tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik. Bibit kopi Indonesia didatangkan dari Yaman. Pada waktu itu jenis yang didatangkan adalah kopi Robusta. Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan penduduk pedesaan di Indonesia. Komoditas Kopi mempunyai potensi dan Nilai ekonomi tinggi yang dapat diandal dalam usaha Agribisnis dan untuk budidaya tanaman tersebut adalah tidak sulit dan merupakan komoditas ekspor yang dapat memenuhi kebutuhan domistik dan Nasional di sektor kebun (AAK, 2006).
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Kopi adalah produk dari suatu jenis tanaman yang dapat tumbuh didaerah tropis, dan tidak dapat tumbuh baik pada tempat yang terlalu tinggi atau temperatur yang sangat rendah. Kopi ditemukan pertama kali adalah di Arabia (pertengahan abad XV) dan pada tahun 1510 -1550 menyebar luas di negara Kairo dan Turkey-Timur Tengah, dan pada tahun 1616 kopi ini mulai masuk di Eropa. Pada mulanya Kultivar kopi yang terpenting ialah (Coffea arabica = Kopi Arabika) yang menghasilkan 90% dari kopi dunia pada waktu sebelum Robusta (Purseglove); Coffea Canephora 9% dan Coffea liberica kurang dari 1% dalam pengembangan dan produksi kopi (Nazaruddin, 1993). Baik perkembangan kopi dunia maupun di Indonesia pada khususnya, Kopi Robusta inilah yang paling banyak dan paling dahulu dikembangkan. Tetapi karena jenis ini sangat tidak tahan terhadap penyakit Nematoda, kemudian jenis tersebut banyak digantikan dengan jenis lain yang tahan. Kopi Robusta mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai berikut: a. Daun kecil, halus dan mengkilat, panjang daun 12 cm-15 cm, lebar 6 cm. b. Biji buah lebih besar, berbau harum dan rasanya lebih enak. c. Bila batang tak dipangkas, tinggi pohon bisa mencapai lebih dari 5 m dengan bentuk pohon yang ramping. d. Bila jenis ini ditanam pada dataran tinggi yang beriklim kering sekitar 1.350 - 1.850 m dpl, produksinya bagus. Di Indonesia, Kopi Robusta ini dapat berproduksi baik pada ketinggian 300 - 800 m dpl. e. Jenis ini tidak menghendaki suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, karena bila suhu terlalu tinggi pertumbuhan tanaman akan terlalu cepat, begitu pula masa berbunganya menjadi terlalu awal. Akibatnya tanaman lekas mati, dan sangat mudah diserang Nematoda. Bila suhu terlalu rendah pertumbuhannya lambat, banyak tumbuh cabang-cabang sekunder dan tersier, yang sangat menganggu pembentukan bunga. f. Curah hujan yang optimal sekitar 2000 - 3000 mm tiap tahun, tetapi harus ada musim kering yang tegas 2 - 3 bulan untuk perkembangan bunga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
g. Tidak menghendaki angin kencang, tetapi diperlukan angin yang tenang. (PTPN XII, 1997). Kopi Robusta pertama kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Beberapa pohon ditanam sebagai tanaman koleksi dikebun koleksi tanaman tropis di Brussel. Bentuk tanaman tersebut kekar, maka itu disebut Robusta. Beberapa tanaman dari jenis ini dari kebun terseut berhasil dipindahkan di kebun milik perusahaan perkebunan kopi di Sumber Agung (Malang). Ternyata pertumbuhan ditempat yang baru lebih baik dan memiliki beberapa sifat yang menguntungkan. Kopi Robusta dapat dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu, cakupan daerah tumbuh Kopi Robusta lebih luas daripada Kopi Arabika yang harus ditumbuhkan pada ketinggian tertentu. Kopi Robusta dapat ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permuakaan laut. Selain itu, kopi jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi Robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan (Soetedjo, 1980). Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahans tress lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan (Rochiman, 1973).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Telah dijelaskan dalam jurnal PT. Perkebunan Nusantara IX (2007:3) bibit yang digunakan untuk setek berasal dari kebun entres yang dilakukan pemurnian dengan pemeliharaan yang intensif. Kebun entres perlu mendapat perhatian yang serius dalam pengelolaannya. Kebun entres yang ideal harus memiliki identitas jelas dan tidak terkontaminasi dengan klon lain, sumber bibit dengan setek, rutin dilakukan peremajaan sesuai kebutuhan, dan dekat dengan sumber air dam mudah pengawasannya. Klon yang dikembangkan oleh kebun antara lain BP 308 (sebagai batang bawah), BP 534, BP 939, BP 936, BP 42 dan BP 409. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan bibit. Semakin tinggi tempat pembibitan, semakin lama waktu yang diperlukan. Semakin lamanya waktu pembibitan akan mengakibatkan makin mahalnya biaya pemeliharaan, karena biaya pemeliharaan merupakan fungsi dari lama pemeliharaan dan banyaknya bahan tanam yang harus dipelihara. Akan tetapi jika pembibitan dilakukan di dataran rendah masalah waktu bisa teratasi, sedangkan pada saat penanamannya dilaksanakan di dataran tinggi maka diperlukan biaya transport untuk menyalurkan bibit ke lokasi penanaman. Keputusan untuk menentukan lokasi penyetekan dan pembibitan akan dilakukkan di dataran tinggi atau dataran rendah ditentukan pertimbangan antara tambahan biaya pemeliharaan dengan biaya penyaluran. (PTPN IX, 2010). Cara perbanyakan Kopi Robusta dan Kopi Arabika berbeda, sehingga penggunaan bahan tanam Kopi Robusta berbeda dengan Kopi Arabika. Kopi Robusta diperbanyak secara vegetatif, sehingga bahan tanaman yang digunakan berupa klon. Sedangkan Kopi Arabika biasanya diperbanyak dengan benih sehingga bahan tanam anjurannya berupa varietas (Mawardi, 1986).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Pohon pelindung atau penaung yang tetap, harus sesuai dengan tanaman pokok dan tidak boleh menghisap terlalu banyak air dan zat makanan. Mereka harus tahan lama dan berakar dalam dan kuat, sehingga tak mudah jatuh karena goncangan angin kencang. Cabang-cabangnya harus lebar dan cukup tinggi diatas kopi, sehingga keadaannya tidak terlalu teduh dan cabang-cabangnya tak boleh mudah patah. Pohon pelindung yang sering dipergunakan didalam perkebunan ialah jenis-jenis: a. Dadap b. Sengon laut c. Lamotoro (AAK, 2006). Pembuatan teras langsung adalah untuk mencegah terjadinya erosi diwaktu hujan atau sekurang-kurangnya untuk menghambat aliran air. Adapun cara pengerjaan teras tersebut adalah : - Teras dibuat miring yang berlawanan dengan miringnya tirai tanah. - Tanah atas disendirikan kelak dipergunakan untuk menutup lubang atau mengisi bagian-bagian yang lebih rendah. - Dibagian depan teras atau dibawah garis pematang dibuat gondang-gandung guna menampung kotoran dan sisa tumbuhan-tumbuhan dimana kelak dapat digunakan sebagai mulch. (AAK, 2006). Pembentukan kebun Kopi Robusta secara poliklonal dapat juga dilakukan pada kebun kopi yang sudah ada (tidak menanam baru). Batang bawah kopi disambung dengan batang atas (entres) dari klon-klon Kopi Robusta anjuran yang dipilih. Hasil sambungan dikatakan berhasil baik jika setelah 2 minggu penyambungan bahan masih tetap segar. (Hartoyo, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Waktu Pelaksanaan dan Tempat Praktikum Kegiatan magang dilaksanakan mulai tanggal 13 Februari 2012-13 Maret 2012 di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Semarang, Jawa Tengah. B. Metode Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan magang yang dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Semarang, Jawa Tengah ini menggunakan metode antara lain : 1. Pengamatan (Observasi) Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan proses perbanyakan tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora) secara vegetatif. 2. Pelaksanaan Kegiatan Magang Kegiatan magang yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IX antara lain : a. Membuat bedengan sebagai media tumbuh batang bawah Kopi Robusta yang nantinya akan digunakan untuk bahan perbanyakan vegetatif dengan cara grafting. b. Menanam Kopi Robusta yang baik dan benar ditempat pembibitan maupun di lahan kopinya. c. Menyambung batang bawah Kopi Robusta klon BP 308 yang tahan akan nematoda dengan batang atas klon BP 42. d. Memupuk tanaman Kopi Robusta dengan pupuk yang dibuat sendiri oleh PT. Perkebunan Nusantara dari hasil penelitian puslit Jember dengan nama Pupuk Hakasi (campuran antara 20 liter urin sapi, 8 kg pupuk urea, 2 kg pupuk NPK, dan 5 liter air).
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
3. Wawancara Melakukan tanya jawab secara langsung dengan pekerja, mandor, maupun sinder kebun terkait kegiatan yang dilakukan. Sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan mudah dan jelas. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan Magang Mahasiswa, yaitu Perbanyakan Kopi Robusta (Coffea canephora) secara Vegetatif. 4. Studi Pustaka Mencari referensi sebagai data pelengkap dan pembanding serta konsep dalam alternatif pemecahan masalah mengenai perbanyakan tanaman Kopi Robusta (Coffea canephora ) secara vegetatif. Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal, download internet, dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan. C. Sumber Data 1. Sumber Data Primer Dalam pelaksanaan kegiatan Magang di PT. Perkebunan Nusantara IX Semarang ini data primer didapat dari wawancara langsung dengan mandor kebun, mandor besar, pembimbing lapang dan pekerja yang ada di PT. Perkebunan Nusantara IX Semarang. 2. Sumber Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari data yang diambil dari buku, catatan yang diperoleh selama berada di PT. Perkebunan Nusantara IX Semarang dan jurnal yang berhubungan dengan kegiatan magang tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum PTPN IX Semarang 1. Sejarah PTPN IX (Persero) Semarang PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1996, merupakan peleburan dari PT. Perkebunan XV-XVI (Persero) dan PT. Perkebunan XVIII (Persero). Pendirian PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) tersebut tertuang pada akta notaris Harun Kamil, SH Nomor 42 tanggal 11 Maret 1996 yang disahkan
dengan
keputusan
Menteri
Kehakiman
No.
C2-
8337.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996, dan diubah dengan akta notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH No.1 tanggal 9 Agustus 2002 yang disahkan dengan keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No. C-19302.HT.01.04.TH.2002 tanggal 7 Oktober 2002. 2. Kondisi Geografis PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Affdeling Assinan / Banaran terletak disebelah timur laut Magelang dan sebelah barat Salatiga. Terletak di dua wilayah Kecamatan, yaitu Jambu dan Bawen, Kabupaten Dati II Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Kebun Assinan atau Bawen berada pada ketinggian antara 300-800 meter dpl dengan topografi datar sampai bergelombang dan sedikit berbukit. Menurut penelitian yang dilakukan, jenis tanah yang ada di kebun Getas dan Assinan adalah aluvial, regosol, mediteran latosol, andosol, dan grumosol dengan pH antara 6-7, struktur tanah remah, temperatur berkisar antara 23º26º C, kelembaban relatif berkisar 80-81%, dan penyinaran matahari 6065%.
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson, tipe curah hujan termasuk kelas B dengan curah hujan berkisar antara 2.288-3.000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan antara 160-210 hari pertahun dan memiliki tipe iklim C. 3. Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Semarang : a. Visi Menjadi perusahaan agrobisnis dan agroindustri yang berdaya saing tinggi dan tumbuh berkembang bersama mitra. b. Misi 1. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, kakao, gula, dan tetes ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk menghasilkan pertumbuhan laba (profit growth). 2. Menggunakan teknologi yang menghasilkan produk bernilai (delivery value) yang dikehendaki pasar dengan proses produksi yang ramah lingkungan. 3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang sehat serta menyelenggarakan pelatihan guna menjaga motivasi karyawan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja. 4. Mengembangkan produk hilir, agrowisata, dan usaha lainnya untuk mendukung kinerja perusahaan. 5. Membangun sinergi dengan mitra usaha dan masyarakat lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. 6. Bersama petani tebu mendukung program pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan gula nasional. 7. Memberdayakan seluruh sumber daya perusahaan dan potensi lingkungan guna mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja. 8. Melaksanakan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan. 9. Menjaga kelestarian lingkungan melalui pemeliharaan tanaman dan peningkatan kesuburan tanah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
4. Tujuan dan Arah Pengembangan Perusahaan a. Tujuan Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) Semarang Menumbuh kembangkan perusahaan guna memberikan nilai kepada shareholder dan stakeholder dengan menghasilkan laba yang semakin meningkat (profit growth). b. Arah Pengembangan Perusahaan Membangun daya saing produk, kemampuan memperoleh laba usaha, dan menciptakan bisnis baru. Langkah-langkah utama yang ditempuh adalah : a) Memposisikan produk karet dan gula sebagai pendukung utama kinerja perusahaan. b) Memposisikan teh, kopi, kakao, dan tetes menjadi komoditi yang menguntungkan (profit making). c) Mengoptimalkan keuntungan komoditi sampingan. d) Mengembangkan produk hilir, agrowisata, dan usaha-usah lain, baik secara mandiri maupun bersama mitra untuk memberikan keuntungan bagi perusahaan. 5. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah kerangka dasar dari hubungan formal yang telah disusun, dimaksudkan untuk memberikan kepada setiap orang satu pekerjaan tertentu, serta untuk menjamin bahwa pekerjaan itu dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga mencapai satu tujuan. Struktur
organisasi
PTPN
IX
Kebun
Getas
Affdeling
Assinan/Banaran menganut sistem organisasi hirarkis. Pembagian kerja dalam kebun Assinan/Banaran menurut tugas dan tanggung jawab sesuai dengan posisi masing-masing yang secara hirarki dilakukan komando dari atas kebawah.
commit to user
14 = Garis Komando
ADMINISTRATUR
= Garis Komando
SINDER KEPALA
MANAGER KAKOBA
PAKAM
SINDER KANTOR
SINDER KEBUN BEGOSARI
SINDER KEBUN GALARDO WO
SINDER KEBUN TEMBIR
SINDER TEKNIK GETAS
SINDER KEBUN ASSKEM
SINDER KEBUN BANDEL
SINDER TEKNIK BANARAN
KARYAWAN
SATPAM
Gambar
4.1
Struktur
Organisasi
PTPN
IX
(Persero)
Semarang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
B. Uraian Kegiatan dan Pembahasan
1. Persiapan Lahan A. Persiapan lapangan Agar tanaman kopi berhasil dengan baik, diperlukan waktu persiapan ± 2 tahun atau ditentukan kondisi tanahnya. Apabila areal yang akan ditanami berupa tanaman ulangan atau konversi dari budidaya lainnya, persiapan lapangan dilaksanakan sebagai berikut : a. Membongkar Tunggul Tujuan pembongkaran tunggul ini adalah untuk membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman yang ditanam sebelumnya. Pembongkaran tunggul menggunakan katrol dengan penyangga agar semua akar tercabut tuntas. b. Pemberantasan alang-alang Segera dilakukan setelah tunggul dibongkar dilaksanakan pemberantasan alang-alang dengan menggunakan herbisida : Round up c. Mengajir/Pengajiran Untuk tanah datar pemasangan ajir secara larikan dengan jarak 2,5 x 2,5 m disesuaikan dengan kemiringan tanah. Persiapan lahan yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara IX sudah sesuai dengan apa yang dipelajari dalam teori perkuliahaan dan teori yang sudah diterapkan oleh para peneliti yang tergabung dalam pusat penelitian
(Puslit).
Akan
tetapi
dalam
bagian
pengajiran
harus
menyesuaikan kemiringan lahan, sehingga terdapat lahan yang dalam proses pengajiran berbeda dengan yang lain. Hal ini disebabkan karena untuk menyesuaikan kemiringan tanah serta kerapian dalam penanaman tanaman kopi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
B. Tanaman Penaung a. Penaung sementara Diantara barisan ajir yang berjarak 2,5 meter dibuat waliran untuk
menanam biji tanaman
penaung.
Tanaman Moghania
macrophylla yang digunakan sebagai penaung sementara tanaman Kopi. Selain tanaman Moghania macrophylla PT. Perkebunan Nusantara IX juga menggunakan alternatif atau menggunakan tanaman lain yaitu Teprhosia. Agar tanaman Moghania macrophylla dapat tumbuh dengan baik
perlu
dilakukan
berbagai
perawatan
yang
diantaranya
penyiangan, pendangiran, pemupukan dan penyulaman. Pada saat penanaman kopi dilaksanakan, tinggi tanaman penaung sementara Moghania macrophylla sekurang-kurangnya sudah mencapai 1,5–2 m. b. Penaung Tetap Pada saat tanaman kopi ditanam, penaung tetap harus sudah berfungsi lengkap. Macam atau jenis tanaman yang digunakan atau ditanam adalah tanaman Lamtoro. Setiap dua tanaman kopi terdapat satu tanaman lamtoro, maka rasio populasi tanaman penaung terhadap tanaman kopi 800 pohon/ha. c. Tanaman Pematah Angin Pada lokasi kebun yang rawan terhadap tiupan angin kencang ditanami tanaman pematah angin, fungsinya untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan tajuk tanaman, kerontokan bunga dan buah, serta penguapan dari daun dan tanah khususnya pada musim kemarau. Jenis tanaman pematah angin yang digunakan PT. Perkebunan Nusantara IX adalah mahoni, sengon dan kayu putih. d. Membuat Terasan Sebelum tanaman kopi ditanam, teras harus sudah ada atau sudah dibuat. Lebar teras ± 1,5 m kemudian setelah kopi ditanam teras diperlebar, pekerjaan ini dilakukan sambil menyiang tanaman kopi (lihat gambar 4.5).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
e. Membuat Lubang Tanam Ditengah-tengah teras dibuat lubang tanam dengan ukuran 80 x 80 x 80 cm, tanah galian lapisan atas (top soil) dipisahkan dengan tanah lapisan bawah (sub soil). Lubang dibuat dalam jangka waktu 2-3 bulan dan lubang dibiarkan terbuka. Sementara lubang tanam yang dibuat dalam kurun waktu 2-3 bulan dimaksudkan agar lubang tanam terkena sinar matahari dan memperoleh gas asam arang dari udara (Lihat gambar 4.2 dan 4.3)
Gambar 4.2 Lubang Tanam
Gambar 4.3 Lubang Tanam yang akan di gunakan
Gambar 4.4 Tanaman Kopi yang akan ditanam
Gambar Gambar 4.6 Tanaman Kopi yang telah ditanam
4.5 Kegiatan pembuatan terasan
f. Penutupan Lubang Tanam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Pada saat menutup lubang tanam, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah : 1. Lubang tanam yang dipersiapkan dan masih terbuka diberi herbisida : Dhetine. 2. Tanah galian lapisan bawah dimasukkan terlebih dahulu, kemudian tanah lapisan atas. 3. Setengah galian lubang pada tanah lapisan atas di campur dengan pupuk kandang sebanyak 10 kg per lubang. 4. Menanam bibit kopi yang prima, sehat dari pembibitan dengan cara melepas polybag kemudian menanam kopi dengan lurus dan rapi. Setelah itu menutupnya kembali dengan tanah sisa galian.
Pada sebelah kanan tanaman kopi dibuat lubang dengan ukuran 100x60x40 cm dengan jarak ± 40 cm dari batang tanaman kopi. Lubang ini disebut dengan gondang-gandung (lihat gambar 4.7). Fungsi gondang gandung adalah untuk menampung limbah gulma dan sisa pemangkasan yang nantinya akan menjadi humus, sebagai sirkulasi udara dalam tanah dan pada saat musim penghujan dapat sebagai penampung air hujan. Sedangkan pada waktu musim kemarau gondang gandung harus ditutup dengan jerami atau semak-semak agar tidak terkena sinar matahari langsung yang akan mempercepat penguapan tanah.
Gambar 4.7 Gondang-gandung
PT. Perkebunan Nusantara masih mengacu kepada teori yang pernah dipelajari pada perkuliahan. Hal ini terbukti dengan menjaga kelembaban tanaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
penaung dengan cara pemangkasan, agar tidak menimbulkan atau sebagai sarang hama dan penyakit yang bertahan hidup ditempat yang lembab. Akan tetapi ada juga yang berbeda dengan teori dalam hal pembuatan lubang tanam. Pada dasarnya ukuran lubang tanam telah ditentukan oleh pusat penelitian tanaman kopi yang berada di Jember. Karena melihat terdapat lahan yang masih sisa, maka tetap dilakukan pembuatan lubang tanam meskipun ukurannya berbeda. Akan tetapi selama ini hasil yang diperoleh sama dengan tanaman kopi yang ditanam di lubang yang berukuran semestinya. Yang mempengaruhi adalah kandungan unsur hara yang terpenuhi melalui pemupukan yang tepat, baik dosis maupun cara pemupukannya sehingga unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk bertahan hidup dapat terpenuhi.
2. Pembibitan A. Kebun Induk Bibit yang digunakan untuk stek, berasal dari kebun Induk. Kebun Induk merupakan kebun yang telah mendapatkan perlakuan intensif sehingga hasil kebun tersebut merupakan bahan-bahan yang nantinya akan digunakan dalam perbanyakan stek. Kebun induk perlu mendapatkan perhatian yang serius dalam pengelolaannya. Kebun induk yang ideal adalah sebagai berikut : a. Identitas jelas dan tidak terkontaminasi dengan klon yang lain.
b. Rutin dilakukan peremajaan sesuai dengan kebutuhan. c. Dekat dengan sumber air dan mudah pengawasannya Klon yang dikembangkan oleh PT Perkebunan Nusantara IX pada bagian pembibitan adalah BP 308 sebagai batang bawah, BP 534, BP 939, BP 936, BP 42 dan BP 409. Akan tetapi klon yang sering digunakan dalam penyambungan adalah BP 308 sebagai batang atasnya dan BP 42 sebagai batang atas. Klon ini harus dikembangkan karena klon tersebut tahan akan Nematoda dan hasil sambungan batang atas dan batang bawah pada klon tersebut dapat membentuk batang kopi yang kuat dan menghasilkan kopi seperti yang diharapkan. Kriteria batang bawah yang digunakan untuk bahan stek antara lain batang sehat atau tidak terkena serangan hama dan penyakit, ukuran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
kurang lebih sebesar pensil, batang berwarna cokelat. Kemudian kriteria untuk batang atas adalah batang sehat atau tidak terkena hama dan penyakit, ukuran kurang lebih sebesar pensil, tekstur tidak terlalu keras/lunak, memiliki 2-3 ruas pada setiap tangkainya. Entres mempunyai waktu dimana entres setelah dipangkas dari tanaman kopi kurang lebih enam jam, apabila melebihi enam jam entres akan layu dan tentunya daya tumbuh akan berkurang. Pada tahun tanam yang akan datang PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) mempunyai target untuk pengadaan 12.000 bibit. B. Pembuatan Bedengan Pembuatan bedengan dibuat untuk perbanyakan tanaman kopi secara vegetatif dengan cara stek dalam bedengan. Tanah bedengan ditinggikan setinggi 15-20 cm dengan menggunakan tanah yang subur dan gembur. Sisa-sisa akar, batu, atau benda lainnya harus dibuang dari bedengan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman stek. Setelah permukaannya diratakan, di lapisan paling atas dilapisi pasir halus, yang diayak dengan ayakan 0,5x0,5 cm dengan tujuan untuk meresap air dan menjaga kelembaban tanah. Dibagian pinggir bedengan diberi dinding penahan yang terbuat dari pipa peralon berdiameter 15 cm agar tidak mudah longsor. Bedengan diberi atap dari paranet dan ketinggian atap disebelah timur 180 cm dan disebelah barat 120 cm. Tiang penyangga atas terbuat dari tanaman lamtoro dengan jarak 1x2 m. Membuat bedengan memanjang dengan ukuran 5 m x 1,5 m atau sesuai dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan yaitu 1 m, yang digunakan sebagai jalan untuk pengawasan, pengendalian hama penyakit, pengangkutan pupuk dan penyiraman. (Lihat gambar 4.8).
Untuk mencegah gangguan nematoda parasit, bedengan difumigasi dengan menggunakan furadan 3G dengan dosis 10 gram. Selanjutnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
menutup dengan campuran tanah lapisan atas dan pupuk kandang yang sebelumnya diayak dengan ayakan berukuran 0,5x0,5 cm dan menutup dengan pasir pada lapisan paling atas hingga mencapai ketinggian 15 cm. Perbandingan antara tanah : pupuk kandang : pasir adalah 1:1:1.
Gambar 4.8 Media tanam untuk pembibitan di bedengan Dalam pembuatan bedengan, PT Perkebunan Nusantara IX tidak sesuai dengan apa yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ukuran bedengan yang berbeda. Ketersediaan lahan yang dimanfaatkan untuk membuat bedengan masih belum cukup menampung bedengan dengan ukuran yang sebagai mana mestinya. Penyesuaian kondisi lahan yang mendasari pihak PT. Perkebunan Nusantara IX membuat bedengan dengan ukuran yang berbeda. Akan tetapi kualitas tanaman yang dihasilkan ratarata sama dengan yang berada dalam bedengan dengan ukuran yang semestinya. Yang membedakan adalah jumlah bibit kopi yang ditanam dalam bedengan dan cara perawatan yang benar akan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.
C. Penyetekan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Entres dipotong miring 30-40o, sehingga bagian ujungnya menjadi runcing, supaya permukaannya luas dan mudah tumbuh dengan sepasang daun dan dipotong 2/3 dari panjang daun untuk mengurangi penguapan. Umur entres yang digunakan adalah 3-6 bulan, dengan mengambil 2-3 ruas untuk penyetekan. Untuk mempercepat pertumbuhan akar dengan cara merendam stek dalam larutan Rooton F selama 5-10 detik. Stek ditancapkan atau ditanam pada media dengan posisi agak miring sedalam ± 7,5 cm dengan kemiringan 10 – 20o dengan jarak tanam stek 10 x 5 cm. Setelah stek tertanam dilakukan penutupan atau disungkup dengan plastik transparan (lihat gambar 4.9). Penyiraman dilakukan 1-2 hari sekali tergantung keadaan dan apabila pasir tidak lembab. Penyiraman harus dilakukan secara hati-hati agar stek tidak rusak dan tidak terlalu banyak air. Selanjutnya sungkup ditutup kembali rapat-rapat. Setelah berumur 2-3 bulan atau panjang tunasnya ± 3-4 cm stek sudah dapat dipindahkan ke bedengan pembibitan polybag dengan melakukan hardening/penyesuaian dengan lingkungan terlebih dahulu.
Gambar 4.9 Pembibitan dengan stek dalam bedengan D. Pembibitan Polybag Media yang digunakan yaitu berupa campuran tanah : pupuk kandang 1 : 1. Ukuran polybag yang digunakan 28 x 40 cm dan bagian bawah diberi lubang untuk menuntaskan air siraman. Sebelum melakukan pemindahan ke polybag sebaiknya dilakukan penyiraman terlebih dahulu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Pada saat pemindahan ke polybag dilakukan dengan hati-hati agar perakaran tidak terputus dan sesegera mungkin untuk ditanam ke polybag. Untuk keberhasilan supaya menyatu antara agregat tanah dengan bibit agar dipadatkan secara hati-hati. Penyiraman dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali. Pupuk yang digunakan untuk pemupukan pada pembibitan yaitu pupuk hakasi. Pupuk hakasi merupakan pupuk majemuk yang sengaja dibuat untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tanaman pada saat berada di pembibitan. Penggunaan pupuk hakasi ini merupakan rekomendasi dari Puslit Koka Jember, dengan komposisi urin sapi 20 liter, pupuk urea 8 kg, pupuk NPK 2 kg, dan air 5 liter. Pemupukan dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan di semprotkan dan yang kedua dengan dikocorkan. Dosis pupuk hakasi 10 cc/L air untuk pemupukan dengan cara dikocorkan dan 5 cc/ L air untuk pemupukan dengan cara disemprotkan. Batang bawah kopi yang digunakan adalah jenis BP 308 yang tahan akan Nematoda dan dapat ditanam didaerah yang terserang Nematoda sekalipun. Selain itu klon BP 308 dapat tumbuh didaerah dengan keadaan tanah yang kurang subur. Sedangkan untuk jenis batang atas menggunakan jenis BP 42 karena mempunyai perawakan yang sedang, percabangan mendatar dan ruas pendek. Penyambungan antara batang bawah dan batang atas dengan menggunakan klon ini sangat tepat untuk tanaman kopi yang tahan akan nematoda dan masa produktivitas yang panjang. Selain tahan akan Nematoda, tempat yang diperlukan tidak terlalu lebar atau luas karena batang atas mempunyai percabangan mendatar dan ruas yang pendek. Seleksi bibit pertama dilakukan setiap dua bulan sekali. Bibit yang terlihat kerdil,
atau
tidak dapat terselamatkan
karena terserang
hama/penyakit segera dipindahkan dari lokasi pembibitan. Pada salah satu ujung bedengan pembibitan diberi papan informasi tentang jenis bibit, tanggal dimulainya pembibitan, dan jumlah awal bibit. Dengan berjalannya waktu, informasi ditambah dengan jumlah bibit yang dikeluarkan dari bedengan karena terseleksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Dalam pembibitan di polybag, teori dan praktek yang dilakukan sesuai dengan apa yang ada. Hal ini terbukti melalui cara persiapan media tanam, pengadaan bibit sampai perawatan tanaman dalam polybag. Hasil yang diperoleh pada pembibitan di polybag cukup baik, karena banyak tanaman yang mempunyai sifat atau kondisi yang baik, prima dan siap disambung mendapatkan mendapatkan hasil tanaman kopi yang siap untuk ditanam di lahan. E. Stek Dalam stek, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar sambungan berhasil dengan baik serta menghasilkan kopi yang diharapkan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan sambungan, yaitu ketegapan batang bawah, bahan entres, kebersihan sarana, waktu, dan ketrampilan tenaga penyambung. Langkah-langkah dan cara untuk melakukan stek adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan entres untuk batang atas dan bibit siap sambung sebagai batang bawah. Kriteria bibit siap sambung ukuran batang kurang lebih sebesar pensil. (Lihat gambar 4.10 dan gambar 4.11). b. Penyambungan dilakukan dengan sistem celah atau berbentuk “V”. (Lihat gambar 4.12). c. Daun terdapat pada batang bawah yang akan digunakan sebagai bahan stek tidak boleh dihilangkan, tetapi disisakan 1-3 pasang daun. Daun yang terdapat pada batang atas yang nantinya batang tersebut digunakan pada saat penyambungan antara batang atas dan bawah hanya dikupir (dipotong sebagian). d. Memilih batang bawah dan batang atas yang besarnya sama. Apabila ukuran batang atas dan batang bawah tdak sama, maka salah satu sisinya harus lurus dan saling menempel antar kambium. e. Sambungan diikat dengan benang goni atau tali rafia. (Lihat gambar 4.13).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
f. Sambungan diberi sungkup kantong plastik transparan, pangkal sungkup diikat agar kelembaban dan penguapan terkendali serta air tidak masuk. (Lihat gambar 4.14). g. Penyambungan harus dilakukan dengan cepat, cermat dan bersih. h. Selama ± 2 minggu setelah sambung harus dihindari dari penyinaran matahari secara langsung. i. Pengamatan hasil sambungan dilakukan setelah 2 minggu, apabila warna tetap hijau berarti sambungan berhasil dan apabila berwarna hitam berarti gagal. j. Membuka sungkup atau melepas sungkup apabila tunas yang tumbuh sudah cukup besar. k. Membuka atau melepas tali ikatan apabila pertautan telah kokoh dan tali ikatan mulai mengganggu pertumbuhan batang. Proses penyambungan dilakukan degan cepat, cermat dan bersih. Setelah dua minggu penyambungan dapat dilakukan pengamatan terhadap hasil sambungan. Apabila setelah dua minggu batang atas tetap berwarna hijau maka sambungan dimungkinkan berhasil dan apabila batang atas layu atau berubah warna menjadi coklat maka sambungan dipastikan gagal. Untuk sambungan gagal, dapat dilakukan penyambungan ulang dengan cara memotong batang bawah sisa penyambungan sebelumnya. Sungkup dapat dibuka pada saat tunas yang tumbuh cukup besar dan keberadaan sungkup dirasa menganggu pertumbuhan tunas. Untuk tali sambungan dapat dilepas ketika tautan antara batang atas dan batang bawah telah kokoh. (Lihat gambar 4.15 dan gambar 4.16). Ketinggian tempat berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan bibit. Semakin tinggi tempat pembibitan, semakin lama waktu yang diperlukan. Makin lamanya waktu pembibitan akan mengakibatkan makin mahalnya biaya pemeliharaan, akan tetapi jika pembibitan dilakukan di dataran rendah sedangkan penanaman di dataran tinggi akan diperlukan transport tambahan untuk menyalurkan bibit ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
lokasi penanaman. Selain transport tambahan resiko kerusakan juga semakin besar (Banu, 2010). Dalam stek sambung, teori atau cara menyambung yang baik dan benar telah diaplikasikan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX. Teknik menyambung yang diterapkan adalah dengan menggunakan sistem celah atau “V”, dengan teknik tersebut kerapatan dan menyatunya kambium antara batang atas dan bawah akan lebih kuat sehingga membentuk jaringan yang kuat untuk pertumbuhan tanaman kopi, sehingga kualitas tanaman yang siap untuk ditanam tidak diragukan lagi.
Gambar 4.10 Batang bawah Kopi Robusta
Gambar 4.11 Batang atas Kopi Robusta
Gambar4.15 Hasil sambungan yang sudah disungkup dengan plastik
Gambar 4.12 Penyambungan batang atas dan batang bawah
Gambar 4.14 Hasil sambungan diberi sungkup plastik
Gambar 4.13 Batang atas dan bawah diikat dengan tali
Gambar 4.16 Hasil sambungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
3. Pemeliharaan a. Penyiangan Penyiangan atau pemberantasan gulma bertujuan untuk mengurangi terjadinya persaingan pengambilan unsur hara dalam tanah, antara tanaman pokok dengan tanaman lain yang ada disekitarnya (gulma). Disamping itu juga untuk menambah sirkulasi udara supaya lancar, sehingga dapat mengurangi kelembaban. Pemberantasan gulma dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual dan kimiawi. Dalam pelaksanaan secara manual biasanya dilakukan pada waktu kondisi gulma dalam keadaan kurang subur. Sedangkan cara kimiawi pemberantasan dilakukan pada kondisi gulma dalam keadaan subur. b. Pemupukan Pupuk sangat diperlukan oleh tanaman, penyerapan unsur hara dalam tanah secara terus-menerus oleh tanaman mengakibatkan tersedianya unsur hara dalam tanah berkurang, untuk memenuhi ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah perlu penambahan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Langkah tersebut dipenuhi dengan cara pemupukan. Di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero) pemupukan dilakukan 2 kali dalam 1 tahun. Dosis yang diberikan pada tanaman pada pemupukan pertama sebanyak 60% dari dosis anjuran, sedangkan pemupukan kedua 40% dari dosis anjuran. Macam pupuk serta dosis yang diberikan pada tanaman kopi setiap tahunnya tidak sama, hal ini berdasarkan rekomendasi dari Puslit Koka Jember melalui analisa tanah dan daun. Sehingga dengan demikian pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman dan tepat sasaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
Aplikasi pemupukan di lahan yaitu dengan membuat galian membentuk setengah lingkaran dan pupuk disebar kemudian ditutup kembali. Galian yang dibuat kurang lebih sedalam 10 cm. Pada pemupukan kedua galian yang dibuat setengah lingkaran pada sisi yang lainnya, sehingga pupuk dapat merata pada sekitar tanaman. Pemberian pupuk sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan dan pada akhir musim penghujan. c. Pemberantasan Hama dan Penyakit Tanaman yang tumbuh subur dengan produksi yang tinggi dapat rusak dalam beberapa waktu saja, karena disebabkan oleh serangan hama dan penyakit. Maka dari itu perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit perlu mendapatkan perhatian khusus agar dicapai efisiensi yang tinggi. Cara pengendalian hama dan pemberantasan penyakit harus dilakukan sedini mungkin dan tepat waktu sebelum serangan hama dan penyakit meluas. 1. Hama Tanaman Kopi a. Bubuk Cabang (Xylosandrus compactus) Yang paling banyak di jumpai di Indonesia adalah bubuk cabang hitam. Bubuk menyerang/menggerek cabang dan wiwilan yang masih muda umur 6-12 bulan. Cabang yang digerek akan menjadi kering dan patah. Pencegahan dan pemberantasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Memperbaiki tanaman kopi. b. Pada musim hujan, naungan jangan terlalu gelap (mengurangi kelembaban). c. Pengolahan tanah, pemupukan, pengendalian penyakit. d. Memusnahkan sumber infeksi. Cabang yang terserang dipotong dan dimusnahkan. e. Pemberantasan dengan insektisida.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
b. Kutu Putih (Planococcus citri) Kutu ini menghisap cairan bagian tanaman yang muda yaitu pucuk tanaman, daun, cabang muda dan buah. Akibat yang ditimbulkan oleh kutu putih ini cabang atau daun menjadi kerdil dan buah-buah muda gugur. Serangan kutu putih terjadi pada musim kemarau dan menurun selama musim penghujan. Kutu putih mengeluarkan cairan yang disukai oleh semut. Kutu putih dapat diberantas dengan menggunakan insektisida, serta mengatur naungan pada musim kemarau sehingga didapatkan kondisi lingkungan dengan kelembaban relatif tinggi yang tidak sesuai bagi kutu putih. c. Nematoda Nematoda adalah salah satu hama yang merusak akar baik tanaman yang masih dalam tahap pembibitan maupun tanaman kopi yang sudah dewasa. Tanda-tanda dari serangan Nematoda sendiri yaitu akar serabut menjadi busuk dan mati, perkembangan tanaman menjadi terganggu / terhambat, daunnya menjadi kering, serta cabangcabang bawah akan mati. Gejala serangan pada umumnya baru nampak jelas apabila tingkat kerusakannya sudah lanjut. Penggunaan bahan tanam klon jenis BP 308 yang tahan akan Nematoda merupakan komponen utama pengendalian paling efektif dan efisien, serta tidak mencemari lingkungan. Kopi Robusta klon BP 308 telah terbukti mampu bertahan dan tumbuh dengan baik pada lahan yang terinfeksi Nematoda. Berdasarkan hasil pengujian dan observasi tersebut, kopi Robusta klon BP 308 telah diijinkan oleh pemerintah sebagai klon anjuran batang bawah, sebagai salah satu cara untuk pengendalian Nematoda parasit dengan penggunaan varietas yang tahan akan Nematoda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
d. Jenis Penyakit dan Pengendalian Penyakit 1. Jamur Upas (Corticium salmonicolor) Gejala yang ditimbulkan oleh jamur upas adalah infeksi yang terjadi pada percabangan atau sisi bawah cabang dan ranting. Membentuk micellium tipis yang mengkilap seperti sutra dan perak, akan tetapi jamur belum masuk kedalam kulit. Sebelum masuk kedalam kulit, jamur membentuk gumpalan hifa. Kemudian jamur membentuk kerak yang berwarna merah jambu, yang kemudian menjadi putih ketika jamur sudah tua. Faktor yang mempengaruhi tumbuhnya jamur upas adalah kelembaban yang tinggi, curah hujan tinggi, tanaman teprosia terserang jamur upas yang menjadi sumber infeksi bagi tanaman. Pengendalian penyakit
ini
dapat
dilakukan
dengan
mengurangi
kelembaban,
membersihkan sumber infeksi, cabang dan ranting yang terserang dipotong kemudian membakarnya. e. Pengaturan Pohon Pelindung/Penaung 1. Pelindung/Penaung Sementara Jenis tanaman penaung sementara adalah Moghania macrophylla dan Teprosia. Pemangkasan dilakukan 50 % pada larikan pertama, sedangkan untuk larikan kedua dibiarkan. Pada tahun berikutnya pada larikan pertama dibiarkan tumbuh dan pada larikan kedua dipangkas 50 %, terus menerus bergantian sampai tanaman penaung tetap berfungsi. 2. Pelindung/Penaung Tetap Jenis tanaman penaung tetap adalah Lamtoro. Pelindung/penaung ini merupakan pelindung tetap yang harus sudah berfungsi pada saat tanaman kopi ditanam. Agar pelindung/penaung tidak mengganggu intensitas penyinaran matahari terhadap tanaman kopi perlu diadakan pengaturan/pemangkasan. Macam pangkasan naungan : a. Topping Pada awal musim penghujan hingga bulan Januari naungan tetap dilakukan topping setinggi ± 2 kali tinggi tanaman kopi atau 1,5 m
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
diatas tajuk kopi. Pemenggalan naungan tetap biasanya hanya 50%, dan apabila kondisi kebun masih gelap presentase topping dapat ditambah 25%. Dalam pelaksanaan topping harus hati-hati jangan sampai merusak tanaman kopi, arah angin dan arah penyinaran matahari perlu dipertimbangkan. b. Rawis Dua-tiga bulan setelah topping perlu segera melaksanakan rawisan. Tunas-tunas ortotrop yang keluar dipelihara 2-3 batang untuk cadangan apabila terdapat yang mati. Pangkas rawis perlu diulang secara selektif menjelang primurdia bunga kopi agar sinar matahari dan peredaran udara dapat masuk secara opimal ke pertanaman. Pangkasan tanaman pelindung kopi diusahakan setinggi 1,5 m diatas mahkota kopi guna diperoleh selisih tinggi sehingga mahkota kopi dengan mahkota pohon pelindung cukup untuk sirkulasi udara. f. Pemangkasan Tanaman Kopi Pemangkasan merupakan upaya untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanaman kopi apabila dibiarkan dan tidak dilakukan pemangkasan maka ketinggian tanaman dapat mencapai 710 m, sehingga akan menyulitkan dalam pemeliharaan dan pemanenan hasil. Kesalahan dalam pelaksanaan pemangkasan akan mengurangi jumlah cabang dan juga dapat menyebabkan kerangka pohon menjadi rusak. A. Macam Cabang Kopi Sebelum melakukan pemangkasan, terlebih dahulu memahami macammacam cabang kopi, karena pekerjaan pangkas akan lebih banyak berhubungan dengan bermacam-macam cabang (lihat gambar 4.17). Cabang kopi dapat dibedakan berdasarkan kaftor tertentu diantaranya : 1. Berdasarkan mata tunas a. Cabang primer, cabang yang keluar dari mata tunas legitim yang berada dibatang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
b. Cabang sekunder, cabang yang keluar dari mata tunas legitim cabang. c. Cabang reproduksi, cabang yang keluar dari mata tunas serial atau reproduksi cabang. 2. Berdasarkan bentuk a. Cabang kipas, cabang primer atau reproduksi yang telah mengeluarkan cabang sekunder. b. Cabang pecut, cabang primer atau reprodusi yang tidak mengeluarkan cabang sekunder. 3. Berdasarkan arah tumbuhnya a. Cabang liar, cabang yang arah pertumbuhannya menjauhi batang serta mengarah keatas. b. Cabang balik, cabang yang arah pertumbuhannya mengarah ke batang dan menutup mahkota.
Gambar 4.17 Macam Cabang Tanaman Kopi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
B. Tujuan Pemangkasan Pada Tanaman Kopi Tujuan pemangkasan tanaman kopi adalah sebagai berikut : 1. Agar tanaman kopi tetap rendah, sehingga memudahkan perawatan dan pemeliharaan serta pemungutan hasil saat panen. 2. Membentuk cabang-cabang produksi yang baru secara kontinyu dalam jumlah yang optimal. 3. Menghilangkan cabang-cabang yang tidak produktif, cabang yang terserang hama penyakit dan
cabang-cabang liar yang tidak
dikehendaki. 4. Mempermudah
masuknya
cahaya
dan
memperlancar
sirkulasi/
pergantian udara dalam tajuk, sehingga akan meningkatkan rangsangan pembentukan bunga dan mengoptimalkan penyerbukan bunga. 5. Mempermudah pengendalian hama penyakit. 6. Mengurangi terjadinya ketidakstabilan produksi yang tajam dan resiko kerusakan pohon akibat pembuahan yang berlebihan. 7. Mengurangi dampak kekeringan, pemangkasan dapat mengurangi laju penguapan air pada tanaman dari cabang-cabang yang produktif, sehingga penggunaan unsur hara di dalam tanah yang terbatas di musim kemarau lebih efisien. C. Sistem Pemangkasan Kegiatan pemangkasan tanaman kopi pada dasarnya terdiri atas pemangkasan bentuk yang bertujuan memperoleh kerangka dasar bagi pertumbuhan cabang-cabang reproduksi dan untuk memperoleh kerangka pohon yang kuat dan seimbang. Pangkas bentuk yaitu pangkas pemeliharaan yang bertujuan agar pohon selalu bersih sesuai cabang-cabang yang kita pelihara dan membuang cabang-cabang yang tidak produktif (cabang yang sakit, kering, dan cabang liar). 1. Pangkas Bentuk Pangkas bentuk hendaknya dilakukan seawal atau sedini mungkin sebelum cabang-cabang primer kehilangan potensi berbuahnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Pangkas bentuk bertujuan untuk memperkuat kondisi tanaman serta dapat terbentuk pohon kopi yang berbatang tunggal, mahkota tersusun 2 etape percabangan merata dari bawah ke atas dan tidak saling menutup. Agar pangkas bentuk berjalan dengan baik harus dilakukan secara berkesinambungan bersamaan dengan pekerjaan wiwil kasar yang pada umumnya dilaksanakan 2 bulan sekali. a. Pemangkasan pada ketinggian 70 cm Teknis pelaksanaan pangkas bentuk bersamaan dengan wiwilan yang dilaksanakan satu bulan sekali. Pemangkasan bentuk berdasarkan ketinggian tanaman ada tiga tahapan, yaitu pada ketinggian 70 cm, 120 cm, dan 180 cm. Pemangkasan pada ketinggian tanaman kopi 70 cm diadakan pemotongan dua cabang yang letaknya berlawanan sebagai calon mahkota etape pertama pada ruas kedua. Tunas yang tumbuh pada cabang primer sebelumnya, diadakan pemotongan ulang secara selektif. b. Pemangkasan pada ketinggian 120 cm Pemangkasan untuk membentuk calon mahkota etape kedua yaitu pada ketinggian tanaman 120 cm. Teknis pengerjaan sama dengan pembentukan calon mahkota etape pertama, akan tetapi pemilihan cabang yang dipotong hendaknya tidak saling menutup dengan etape pertama dan pada tunas teratas juga dilakukan pemangkasan. (Lihat gambar 4.18). c. Pemangkasan pada ketinggian 180 cm Bayonet (tunas orthotrop) yang dipelihara pada pembentukan mahkota etape sebelumnya (120 cm) dilakukan pemangkasan setelah ketinggian 180 cm. Dilakukan pengurangan terhadap cabang-cabang kering, kecil, sehingga diperoleh mahkota yang ideal minimal tersisa tiga percabangan yang mempunyai arah pertumbuhan yang baik. Teknis pengerjaannya sama dengan pemangkasan bentuk pada etape kedua. Arah pertumbuhan calon mahkota etape ketiga tidak boleh sejajar dengan etape kedua.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Gambar 4.18 Pangkas Bentuk Pada Tanaman Kopi 2. Pangkas pemeliharaan Kegiatan pemangkasan pemeliharaan pada dasarnya bertujuan mempertahankan kesinambungan kerangka tanaman yang diperoleh dari pemangkasan bentuk dengan cara menghilangkan cabang-cabang tidak produktif. Dengan demikian makanan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan cabang-cabang lain yang lebih produktif. Pangkas pemeliharaan meliputi : a. Rampel / wiwil kasar Rampel / wiwil kasar dilakukan 2 bulan sekali yaitu 3 kali khusus wiwil kasar dan 3 kali dilakukan bersamaan dengan pemangkasan. b. Pangkas lepas panen (PLP) Cabang-cabang yang harus dipangkas adalah sebagai berikut : a. Cabang-cabang yang rusak akibat petikan, angin, dll. b. Cabang-cabang yang terserang hama penyakit. c. Cabang-cabang
yang
pertumbuhannya
mengganggu
percabangan yang berpotensi. d. Cabang-cabang
yang
tidak
berpotensi
(B1,
pertumbuhannya terlambat). e. Cabang-cabang kering dan mati. f. Cabang-cabang B3 yang kurang dari 4 dompol.
commit to user
B2
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Pelaksanaan pangkas lepas panen dilakukan setelah selasai panen, agar pada saat pemupukan pangkasan sudah selesai. Pangkasan dilakukan didepan titik tumbuh cabang reproduksi. c. Pangkas seleksi I Pangkas yang bertujuan memilih cabang reproduksi atau cabang pemikul buah untuk persediaan tahun berikutnya. 1) Sepertiga mahkota dari cabang pemikul buah tahun I (B I). 2) Sepertiga cabang pemikul buah tahun II (B II). 3) Sepertiga persediaan pemikul buah tahun berikutnya (B 0). 4) Cabang-cabang pemikul buah tahun III (B III). d. Pangkas seleksi II Pangkas yang bertujuan untuk memberikan peluang hidup pada cabang-cabang reproduksi (pemikul buah) yang sudah terpilih pada pangkas seleksi I, dengan membuang cabang-cabang liar, tunas air, cabang balik, cabang-cabang cacing dan berek (cabang yang kurang subur). e. Peremajaan batang (Rejuvinasi) Tanaman kopi yang produksinya rendah masih dimungkinkan untuk diperbaiki dan ditingkatkan potensi produksinya melalui peremajaan batang atau rejuvinasi. Rejuvinasi dilaksanakan secara selektif terhadap pohon-pohon yang rusak dilakukan secara bertahap. Pertimbangan untuk melakukan peremajaan batang adalah batang pokok dengan kondisi wiwilan tidak bisa tumbuh dan tajuk tanaman rusak tetapi batang pokok masih baik (lihat gambar 4.19). Cara melaksanakan peremajaan yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) sebagai berikut : 1) Menumbuhhkan tunas air (wiwilan) dari pangkal batang kemudian dipilih salah satu untuk disambung tak ent dengan klon yang unggul (BP 42), kemudian dilakukan pemeliharaan pohon sampai tak ent tersebut tumbuh produktif. Pohon yang tidak dikehendaki sebaiknya dipotong.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
2) Peremajaan
batang
dilakukan
bersama-sama
dengan
peremajaan akar dengan cara pengolahan tanah, perbaikan teras, pembuatan godang-gandung serta pemberian pupuk kandang guna menjaga keseimbangan. 3) Untuk tanaman dengan percabangan yang sudah rusak langsung dipotong pada pangkal batang dan dipelihara wiwilan untuk kemudian disambung tak ent. Rejuvinasi batang dilaksanakan secara bertahap untuk memperoleh cabang yang produktif.
Gambar 4.19 Peremajaan Batang Pada Tanaman Kopi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Tak ent adalah peremajaan yang dilakukan pada saat tanaman kopi mempunyai batang yang baik akan tetapi percabangannya tidak maksimal atau produktivitasnya menurun. Teknis pelaksanaan sama ketika melakukan sambung tanaman pada pembibitan atau sering dikenal dengan top ent (lihat gambar 4.20). Pada satu tanaman kopi dapat dilakukan tak- ent lebih dari satu, akan tetapi perlu diperhatikan letak tunas air yang dipilih tidak searah/sejajar.
Gambar 4.20 Penyambungan Pada Tanaman Kopi Tak-ent
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
D. Manajemen Cabang Kopi Cabang-cabang primer yang produktif adalah cabang-cabang primer yang sedang berbuah 1-2 kali, cabang primer yang telah berbuah lebih dari dua kali pada umumnya tidak poduktif lagi sehingga perlu dilakukan pemangkasan. Untuk mengusahakan kestabilan produksi, maka secara rasional dapat diperhitungkan jumlah cabang-cabang primer dari berbagai tingkatan umur yang harus dipelihara dari satu pohon kopi yaitu terdiri dari : B0 = cabang baru belum berbuah
= 1/3 jumlah cabang
B1 = cabang berbuah ke I
= 1/3 jumlah cabang
B2 = cabang berbuah ke II
= 1/3 jumlah cabang
B3 = cabang berbuah ke III
= harus dipangkas
Perhitungan jumlah cabang yang dibutuhkan : Misal : Rata-rata buah pertama (B1) Rata-rata buah kedua (B2) Rata-rata
= 8 dompol = 6 dompol = 7 dompol
Rata-rata per dompol
= 20 glondong
7 x 20 glondong
= 140 glondong (280 biji)
1 Kg untuk kopi kering
= 6000 biji
Untuk mendapatkan 1 Kg kopi kering memerlukan =
commit to user
= 22 cabang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
4. Panen Kopi Tanaman kopi dalam berbunga tidak seragam dalam waktu tertentu, oleh karena itu tanaman kopi pada saat musim panen tidak dapat dilakukan dalam satu waktu. Di PT.Perkebunan Nusantara IX (Persero) biasanya panen sebanyak lima tahap. Pada tahap terakhir buah kopi yang sudah masak maupun masih hijau ikut dipanen, namun buah kopi yang masih hijau dibuang. A. Persiapan Pra Panen 1. Taksasi Produksi Taksasi produksi kopi, yang merupakan perkiraan / pendekatan produksi yang akan di capai pada tahun ini. Pendataan yang dilakukan harus benar-benar akurat dan sampel yang digunakan harus benarbenar mewakili. Sebagai pembanding hasil taksasi akan lebih baik jika diikuti pula dengan data pembungaan tahun yang lalu. Hasil pembungaan tahun yang lalu merupakan penentu keberhasilan produksi pada tahun ini. Pembungaan kopi tergantung juga pada curah hujan / keadaan iklim, dengan beberapa tahapan sebagai berikut : a. Tahap I
: Awal berbunga pada bulan Maret-April.
b. Tahap II
: Bulan Mei-Juni
c. Tahap III
: Bulan Juli-Agustus
d. Tahap IV
: Bulan September
Pembungaan dapat berlangsung lebih dari 4 tahap, dan sangat ditentukan oleh hujan dengan curah hujan yang cukup. Kemudian bunga akan mekar setelah turun hujan ± 7-8 hari. Apabila tidak turun hujan yang cukup, maka bunga akan mengalami gagal mekar dan gagal menjadi buah, dengan tanda-tanda bunga berwarna ungu. Begitu juga sebaliknya, apabila terlalu banyak turun hujan calon bunga tidak menjadi buah akan tetapi menjadi daun kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
Pelaksanaan taksasi produksi kopi sebagai berikut : 1. Taksasi buah kopi dilaksanakan berdasarkan inventaris pohon yang terakhir. 2. Cara menentukan pohon sampel secara acak teratur. 3. Dibuat peta letak blok yang memuat pohon sampel, untuk mempermudah kontrol dan pemeriksaan oleh pihak manajemen dan direksi. 4. Memasang tanda arah pengambilan sampel sesuai nomer urut, ajir / bendera.Tanda pohon sampel dibuat lebih tinggi dari tajuk tanaman sampel. 5. Catatan pada pohon sampel menggunakan label yang kemudian dimasukkan dalam plastik transparan, sehingga aman terhadap air hujan. 6. Mencatat jumlah buah / gelondong kopi pada setiap pohon sampel dihitung secara tepat satu per satu tiap dompolan. 7. Taksasi diawali pada bulan Maret dan direncanakan selesai pada minggu ke IV. B. Persiapan Panen Hal yang perlu dipersiapkan dalam panen kopi adalah sebagai berikut : 1. Keamanan. 2. Pengawas. 3. Tenaga petik 4. Alat-alat.
1. Keamanan Keamanan dalam kebun kopi sangat penting, terlebih pada saat buah kopi mulai tua, panen sampai selesai panen. Untuk itu pada saat menjelang panen dilakukan pengaturan pengawasan untuk menekan sekecil mungkin sampai bebas dari kehilangan produksi karena tindakan kejahatan atau pencurian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
2. Pengawas Pengawas atau mandor pentik mempunyai peran yang sangat penting dalam proses panen kopi, tugas-tugas yang harus dijalankan adalah : a. Mencari, mengatur, mengarahkan dan mengabsen tenaga petik. b. Menentukan blok/areal pemetikan. c. Menimbang, mencatat dan melaporkan hasil panen tiap hari petik. d. Mengontrol proses pemetikan kopi hingga penimbangan. 3. Tenaga Petik Tenaga petik juga sangat berpengaruh menentukan kuantitas dan kualitas produksi kopi dari kebun, yang merupakan bahan baku sebelum dikirim dan masuk pabrik utnuk diolah. Untuk itu diperlukan tenaga petik yang mempunyai keahlian dan kemampuan memetik kopi sebagai pendukung produksi. 4. Alat-alat Sebelum panen dilakukan, maka diperlukan alat-alat sebagai penunjang dan pendukung proses produksi, agar pelaksanaan produksi dapat berjalan lancar. Peralatan yang perlu dipersiapkan antara lain : a. Timbangan. b. Tali plastik c. Buku rol dan buku produksi untuk tenaga petik. d. Peta kerja. e. Bendera dan tiang bendera. f. Papan kayu, kertas manila dan peniti/penjepit. g. Bagor untuk tenaga petik. h. Bagor gelaran/alas. i. Bagor untuk kirim produksi. j. Petak papan nama pemetik. k. Tenaga kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
C. Tahapan Panen Kopi Berdasarkan pedoman, tahapan panen kopi adalah sebagai berikut : 1. Petik longsong : memetik buah kopi yang terserang hama bubuk buah, kemudian hasil petikan direbus dengan air mendidih agar bubuk buah yang menyerang buah kopi mati. 2. Petik onclong : memetik buah kopi yang masak lebih awal dibandingkan dengan buah yang lainnya. 3. Petik borong : merupakan panen raya buah kopi, dengan rotasi petik pada situasi normal (banyak buah yang merah)
antara 12-14 hari
sekali. 4. Petik racut : memetik/mengambil semua buah kopi (merah, hijau, kuning, dan hitam), buah hitam karena terserang hama atau kegagalan dalam proses pemasakan karena lingkungan serta keterlambatan rotasi petik. D. Cara Kerja Petik Kopi 1. Membersihkan rumput, daun-daun atau seresah di bawah pohon kopi 2. Memasang gelaran atau alas petik 3. Mulai memetik buah kopi merah dan dimasukkan dalam bakul atau senik 4. Setelah senik penuh, dimasukkan dalam bagor yang sudah bernomor sesuai pemetik sampai penuh, dan selanjutnya dibawa ke tepi jalan yang sudah ditentukan untuk penampungan hasil sementara yang dijaga oleh keamanan. 5. Setelah satu pohon selesai pindah ke pohon lain pada larikan yang sudah ditentukan agar tertib dan tidak berebut tempat dengan pemetik yang lain, dan juga untuk mempermudah kontrol petik. Jika pada blok nomor yang ditentukan sudah selesai maka pindah secara bersamasama. Begitu juga jika pada nomor blok tersebut kurang bersih juga diulang secara bersama-sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
6. Setelah waktu jam kerja ditentukan selesai (± jam 13:00 WIB). Tenaga petik segera menuju ke TPH utama untuk melakukan sortasi hasil petikan, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sortasi adalah: a. Kopi merah dan hijau harus disendirikan atau dipisahkan. b. Daun-daun, ranting dan sampah-sampah harus dibersihkan. 7. Penimbangan hasil sortasi, dengan memperhatikan hal sebagai berikut: a. mengecek posisi jarum timbangan harus pada titik nol. b. Kopi merah harus ditimbang sendiri. c. Kopi hijau ditimbang sendiri d. Penimbangan hasil panen dengan kegiatan sebagai berikut: -
Ditimbang tiap kemandoran per tenaga sesuai urutan absen.
-
Hasil setiap penimbangan dicatat langsung dalam buku penerimaan produksi dari masing-masing tenaga per mandor.
-
Setelah penimbangan produksi, kemudian dijumlah hasil permandor.
e. Dari semua buku penerimaan produksi per mandor direkap untuk mengetahui jumlah hasil produksi hari itu, sekaligus menentukan berapa rit atau truk yang diperlukan mengangkut ke pabrik. E. Pedoman Pelaksanaan Taksasi 1. Taksasi dilakukan secara acak teratur. a. Membuat garis diagonal atau melintang dan membujur setiap blok sejumlah 1 % dari jumlah pohon blok tersebut. b. Pohon pada garis tersebut sebagai sampel dengan kelipatan tertentu (misal 10, 15, 20 pohon). c. Pohon sampel secara akurat dicatat jumlah buahnya pada label pohon (terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak atau luntur atau dibungkus plastik). d. Pohon sampel diberi tanda ajir yang lebih tinggi dari pohon kopi dan diberi warna cat merah. e. Hasil rata-rata jumlah buah kopi, pohon sampel merupakan gambaran buah per pohon dari blok tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
f. Hasil buah dalam blok merupakan hasil pengalian rata-rata buah per pohon dikalikan dengan jumlah pohon produktif. g. Jumlah biji diperoleh dengan mengalikan jumlah buah x 2 yang sebelumya dikalikan dengan prosentase biji tunggal. h. Jumlah biji Robusta wet process (proses pengolahan Kopi Robusta dengan cara mengupas kulit buah kopi dan mencuci sebelum dikeringkan) dan Robusta dry process (proses pengolahan Kopi Robusta dengan cara langsung dikeringkan dengan panas sinar matahari langsung tanpa mengupas kulit buahnya) berbeda, sehingga harus memperhatikan buah yang menjadi Robusta wet process dan Robusta dry process. 2. Dalam penghitungan taksasi buah harus akurat dengan angka-angka yang murni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. PT. Perkebunan Nusantara IX telah menjalankan standar operasional yang telah ditetapkan oleh pusat penelitian yang berada di Jember. Hal ini terbukti dari prosentase pertumbuhan yang tinggi bibit tanaman kopi yang diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu dengan cara stek. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan tanaman kopi yaitu cara menyambung batang atas dan batang bawah yang baik, benar, serta teknik menyambung dengan sistem celah atau “V” akan lebih rapat dan menyatunya kambium lebih kuat sehingga membentuk jaringan yang kuat untuk pertumbuhan tanaman kopi, sehingga kualitas tanaman yang siap untuk ditanam tidak diragukan lagi. 2. Bibit yang disiapkan untuk stek berasal dari kebun induk yang telah dilakukan pemurnian dengan pemeliharaan yang intensif. Klon yang digunakan dalam penyambungan antara batang atas dan batang bawah Kopi Robusta adalah klon jenis BP 308 sebagai batang atas dan BP 42 sebagai batang bawah. Penyambungan antara batang atas dan bawah dengan jenis klon tersebut tahan akan nematoda dan memiliki produktivitas yang tinggi. 3. Prosentase keberhasilan dalam kegiatan penyetekan dapat dikatakan 90% berhasil. Keberhasilan ini ditunjang dengan perawatan yang intensif, pemupukan yang rutin serta pengendalian hama penyakit. Prosentase kegagalan sebesar 10% disebabkan oleh faktor non teknis yaitu angin. Angin kencang yang merusak bibit tanaman kopi mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan tanaman kopi tersebut.
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
B. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan untuk PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) Semarang adalah lebih diintensifkan dan lebih memperbanyak dalam bidang pembibitan, dikarenakan menghasilkan bibit yang unggul memerlukan perawatan serta pengawasan dari pihak yang berkaitan sangat berpengaruh. Serta lebih meningkatkan kinerja pada jam-jam kerja, sehingga para pekerja tidak harus menambah waktu kerja mereka sampai larut malam. Alangkah baiknya PT Perkebunan Nusantara IX menjalin kerja sama dengan perusahan terdekat yang bergerak dalam bidang yang sama, tanpa harus menunggu hasil dari pusat penelitian yang letaknya berada jauh dari kebun Semarang yaitu berada di Jember. Melaksanakan apa yang sudah menjadi pertimbangan dan anjuran dari pusat penelitian Jember terkait tanaman kopi mulai dari tanah yang baik untuk pembibitan, prosedur pembibitan yang baik dan perawatan yang intensif, penanaman kopi yang baik, hingga cara pemanenan yang tepat agar buah kopi tidak rusak. Hal tersebut sudah dipertimbangkan melalui penelitian baik dari sampel tanah maupun tanaman kopi sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2006. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta: Kanisius. Girisonta. 2006. Kopi. Yogyakarta: Kanisius. AEKI. 2009. Situasi Pemasaran dan Pengembangan Ekspor Komoditi Kopi Rakyat. Disampaikan pada Workshop Temu Bisnis 16 Mei 2009. Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hartoyo, dwi. 2011. Budidaya Tanaman Kopi. www.htysite.com/budidaya kopi.htm. Diakses tanggal 21 Mei 2012. Mawardi, S. 1986. Memilih klon-klon unggul kopi yang sesuai untuk daerah tertentu. Warta Pusat Penelitian Perkebunan Jember. No. 3- 48. Nazarudin.1993. Kopi Arabika Ekspor Pertama: Tanaman Kebun, Rempah dan Obat. Jakarta: Penebar Swadaya. PT. Kebun Nusantara XII (Persero).1997.Pedoman Pengelolaan Kopi Robusta. Surabaya. PTPN IX. 2010. Job Training Mador dan Mandor Besar Tanaman Kopi. PTPN IX (Persero). Semarang hal 11 -21. Rochiman, K. dan S. S. Harjadi. 1973. Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB. 72 hal. Soetedjo, R. 1980. Buku Pelajaran Ilmu Bercocok Tanam Tanaman Keras. Jakarta: PT. Soeroengan.
commit to user