ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
PERBANDINGAN JUMP SHOOT DENGAN AWALAN DAN TANPA AWALAN TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLABASKET Oleh : I Gusti Ngurah Agung Cahya Prananta*,N.Adiputra**, I P G Gede Adiatmika*** *IKIP PGRI Bali **Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana ***Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana ABSTRAK Efektivitas teknik jump-shoot dengan awalan dan tanpa awalan dalam suatu pertandingan masih dipertanyakan, karena banyak anggapan berbeda yang muncul. Satu pihak menyatakan dengan awalan lebih efektif dan pihak yang lain menyatakan tanpa awalan lebih efektif. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai analisis hasil jump shoot dengan awalan dan tanpa awalan terhadap peningkatan ketepatan shooting pada permainan bola basket.Telah dilakukan penelitian eksperimen pada 20 orang sampel yang pilih secara acak sederhana dari peserta UKM bola basket putra Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali. Sampel dibagi menjadi dua kelompok masing-masing terdiri dari 10 orang. Kelompok I diberikan pelatihan jump shoot dengan awalan 10 repetisi empat set dan Kelompok II pelatihan jump shoot tanpa awalan 10 repetisi empat set. Data sebelum dan susudah perlakuan diuji dengan program komputer SPSS. Data berdistribusi normal dan homogen sehingga selanjutnya diuji menggunakan uji t-paired untuk membandingkan nilai ratarata sebelum dan sesudah pelatihan antara masing-masing kelompok, sedangkan uji ttest independent untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok. Hasil uji t-paired didapat terjadi peningkatan yang bermakna pada kedua kelompok perlakuan p=0,001 pada kelompok 1 dan p=0,000 pada kelompok 2 (p < 0,05). Hasil uji t-test independent didapat bahwa kedua kelompok sebelum pelatihan tidak berbeda bermakna p=0,926 (p > 0,05) dan setelah pelatihan kedua kelompok sama-sama meningkatkan ketepatan shooting kerena nilai p=0,133 (p > 0,05).Disimpulkan bahwa kedua pelatihan meningkatkan ketepatan shooting dan tidak ada perbedaan pengaruh antara jump shoot dengan awalan dan jump shoottanpa awalan terhadap ketepatan shooting. Disarankkan untuk meningkatan ketepatan shooting dalam permainan bolabasket dapat digunakan pelatihan jump shoot dengan awalan dan tanpa awalan 10 repetisi empat set dengan frekuensi pelatihannya 4 kali seminggu selama 6 minggu Kata Kunci: Pelatihan, jump shoot, repetisi, set, Ketepatan shooting.
8
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
COMPARISON BETWEEN STILL JUMP SHOOT AND STEP JUMP SHOOT TO IMPROVE THE SHOOTING ACCURACY IN BASKETBALL By: I Gusti Ngurah Agung Cahya Prananta*,N.Adiputra**, I P G Gede Adiatmika*** *IKIP PGRI Bali **Magister Program of Sport Physiology Udayana University ***Magister Program of Sport Physiology Udayana University ABSTRACT The effectiveness of jump-shoot technique step jump shoot and still jump shoot in a game is still questionable, because many different assumptions arise. One opinion stated that step jump shoot was more effective and the other stated that and still jump shoot was more efective. Therefore it is necessary to do research on the analysis of the results of step jump shoot and and still jump shoot to improve the accuracy of shooting in a basketball. The experimental research had been conducted on 20samples of people whowere selected randomly from the men's basketball club of the Faculty of Physical Educationand Health of Teacher Training Institute PGRI Bali. Samples were divided into two groups each consisting of 10 people. Group I was given training step jump shoot four sets of 10 reps and Group II training still jump shoot four sets of 10 reps. The data before and after treatment were tested by SPSS computer program. The data were normally distributed and homogeneous so further tested using pairedt-test to compare the average values before and after training between each group, while the independent t-test was used to determine differences in mean values between the two groups. Paired t-test resulted the obtained data were significantly increased in both treatment groups p=0,001 in Group I and p=0,000 in Group II (p <0.05). Results of independent t-test found that both groups before training did not differ significantly p=0,926 (p>0.05) and after training both groups equally improve the accuracy of shooting because p=0,133 (p>0.05). It was concluded that botht raining improved the shooting accuracy and there was no difference between the effect of step jumps hoot and still jump shoot toward the shooting accuracy. It was suggested to improve the shooting accuracy in basketball used step jump shoot training and still jump shoot training four sets of 10 reps with a training frequency of 4 times a week for 6 weeks Keywords: Training, jump shoot, reps, sets, shooting accuracy
9
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
negeri seperti pemain professional
PENDAHULUAN Bola basket adalah suatu
NBA.
Mengacu
pada
tujuan
basket
yaitu
permainan yang dimainkan oleh dua
permainan
regu. Masing-masing regu terdiri
memasukkan
dari
lawan dengan sebanyak-banyaknya
5
orang
permainan
pemain.
ini
Inti
adalah
dari
berusaha
dan
bola bola
ke
menjaga
keranjang
lawan
untuk
mencari nilai atau angka sebanyak-
memperoleh angka, maka shooting
banyaknya dengan cara memasukkan
yang baik adalah shooting yang
bola ke keranjang (ring basket)
masuk
lawan.
basket
menghasilkan angka, bukan pada
merupakan permainan yang dinamis
atraksinya. Pada pertandingan bola
dan
berkenaan
basket sering terlihat kecenderungan-
dengan cara memainkan bola baik
kecenderungan penggunaan berbagai
saat
teknik shooting. Keakuratan hasil
Permainan
atraktif
terutama
dribbling,
shooting.
bola
passing
Permainan
maupun
bola
basket
ke
keranjang
shooting
lawan
dan
bergantung
pada
semakin menarik ketika para pemain
kemampuan
memperagakan
sendiri dan lawan yang dihadapi,
teknik
shooting
shooting
pemain
itu
dengan berbagai atraksi antara lain
terutama
three-point shoot, lay-up shoot dan
pertahanan yang digunakan untuk
slam-dunk.
Ada
tiga
dengan
pola
cara
dasar
mencegah lawan melakukan shooting
dalam
bola
dengan baik. Tujuan dari masing-
operan
masing tim adalah untuk mencetak
menggerakkan
bola
basket,
dribbling,
yaitu
berkaitan
(passing), tembakan (sooting)1 .
angka
ke
berusaha
Pada beberapa pertandingan
keranjang
lawan
mencegah
tim
dan lawan
2
mencetak angka .
bola basket di tanah air, para pemain jarang melakukan shooting dengan
Menembak adalah
dapat
secara
kemenangan
fungsi
sebab kemenangan ditentukan oleh
struktur
karena
anatomis
dan
fisiologis, teknik dan kondisi pemain
banyaknya
bola
masih
keranjang.
berada di bawah pemain-pemain luar
menguasai
basket
di
Indonesia
10
yang
shooting
berbagai variasi tembakan. Hal ini dimaklumi
unsur
atau
dalam
bola
pertandingan,
yang
Setiap bola
menentukan
masuk regu
selalu
ke
yang mencari
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
kesempatan untuk menembak. Setiap
persen dari semua usaha lemparan
serangan
tiga angka mereka 3 .
selalu
berakhir
berubah
dengan
dapat
tembakan.
Keterampilan shooting perlu
Menembak atau shooting merupakan
dilatih secara terus menerus karena
teknik dasar yang harus dipelajari
shooting
dengan
keterampilan yang sangat penting.
baik
dan
benar
serta
ditingkatkan keterampilannya dengan latihan
16
Latihan
.
shooting
suatu
harus
meliputi
semua jenis tipe tembakan dari posisi
Berdasarkan hasil observasi di
merupakan
lapangan
menunjukkan
yang berbeda dan dalam pola yang
bahwa
pemain
sukai.
Latihan
shooting
prestasi regu bolabasket IKIP PGRI
direncanakan
BALI
Dalam
sehingga setiap pemain akan bisa
(Equilibrium
mempraktekkan yang paling disukai
sangat
pertandingan Basketball
buruk. EBL
League)
diselenggarakan
2013
oleh
yang
secara
sistematis
dalam pertandingan. Pelatihan secara
Fakultas
rutin
dan
berulang-ulang
perlu
Ekonomi Universitas Udayana, IKIP
dilakukan agar memperoleh sesuatu
PGRI BALI kalah
babak
ketepatan shooting dengan hasil atau
nampak
prestasi yang memadai. Salah satu
pada regu tersebut diakibatkan oleh
tehnik shooting yang bagus dipelajari
kurangnya
pelatihan,
adalah tehnik jump shoot. Teknik
khususnya dalam melakukan teknik-
shooting yang sering digunakan oleh
teknik shooting. Ketika melakukan
para pemain bolabasket adalah teknik
tree
jump-shoot. Jump-shoot adalah teknik
penyisihan.
Gejala
dalam yang
frekuensi
point
shoot
dalam
satu
pertandingan EBL mendapatkan 20
shooting
kali shoot, regu basket IKIP PGRI
melompat. Tembakan ini sulit dihalangi
BALI cuma bisa memasukkan 25%
karena dilakukan di titik tertinggi
dari 20 kali shooting, yaitu lima bola
lompatan vertikal penembak 1.
masuk
ke
Stastistik
dalam
keranjang.
mengungkapkan
yang
dilakukan
dengan
Efektivitas teknik jump-shoot
bahwa
dengan awalan dan tanpa awalan
para penembak tiga angka terbaik
dalam
pun
dipertanyakan,
hanya berhasil 40 hingga 45
suatu
pertandingan
masih
karena
banyak
anggapan berbeda yang muncul. Satu
11
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
pihak menyatakan dengan awalan
Penelitian ini adalah penelitian
lebih efektif dan pihak yang lain
eksperimental
menyatakan
lebih
penelitian
perlu
Randomized Pre and Post Test Kontrol
efektif.
tanpa
Oleh
dilakukan
awalan
karena
itu
penelitian
mengenai
Group
dengan
yang
rancangan
digunakan
Design
.
adalah
Masing-masing
analisis hasil jump shoot dengan
kelompok terdiri dari 10 orang. Semua
awalan dan tanpa awalan terhadap
kelompok diberikan tes awal. Antara
peningkatan ketepatan shooting pada
Perlakuan
permainan bola basket.
diberikan
Rumusan
masalah
dalam
kemudian
penelitian ini yaitu: 1). Apakah jump
I
dengan
Perlakuan
pelatihan
II
bersamaan,
masing-masing
perlakuan
diobservasi.
shoot dengan awalan meningkatkan ketepatan shooting? 2)Apakah jump
B. Tempat dan Waktu Penelitian
shoot tanpa awalan meningkatkan
Lama
penelitian
dalam
ketepatan shooting? 3)Apakah jump
penelitian ini akan dilakukan selama
shoot dengan awalan lebih baik
6 minggu. Kemajuan yang dicapai
meningkatkan
akan
ketepatan
shooting
dari pada tanpa awalan?
tampak
hasilnya
setelah
sampai 8 minggu latihan
Tujuan dalam penelitian ini
2002).
Berdasarkan
4
6
(Nala,
pendapat
adalah: 1) Untuk mengetahui jump
tersebut maka penelitian dilakukan
shoot dengan awalan meningkatkan
selama 6 minggu. Tes awal dan tes
ketepatan
Untuk
akhir dilaksanakan di GOR Ngurah
mengetahui jump shoot tanpa awalan
Rai. Pelatihan dilaksanakan di aula
meningkatkan ketepatan shooting. 3)
IKIP PGRI BALI. Dipilihnya tempat
Untuk
mengetahui
jump
shoot
ini karena adanya lapangan yang
dengan
awalan
lebih
baik
shooting.
meningkatkan
2)
ketepatan
memungkinkan
shooting
untuk
melakukan
pelatihan dan tes.
dari pada tanpa awalan. C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN
adalah peserta UKM bola basket
A. Rancangan Penelitian
putra Fakultas Pendidikan Olahraga
12
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
dan Kesehatan IKIP PGRI Bali yang
Prosedur administrasi menyangkut: 1)
berjumlah
Sampel
Mempersiapkan surat ijin penelitian
penelitian didapat dari populasi yang
menggunakan peserta UKM Bolabasket
memenuhi kriteria sebagai berikut:
putra IKIP PGRI BALI. 2) Menyiapkan
1)Jenis kelamin laki-laki. 2)Umur 20
blangko-blangko
–
untuk
22
28
tahun.
orang.
3)Kebugaran
fisik
dan
alat-alat
keperluan
tulis
penelitian.
kategori baik. 4)Tinggi badan 170 –
3)Membagikan
175 cm. 5)Berat badan 63 – 73 kg.
penelitian untuk diisi identitas diri dan
blangko-blangko
mengumpulkan kembali. D. Teknik Pengambilan Sampel
2)
Dari populasi seluruh peserta
Prosedur
Pemilihan
Sampel
UKM Bola basket putra FPOK IKIP
Prosedur
Pemilihan
sampel
PGRI sebanyak 28 orang, dilakukan
menyangkut:
1)
sampel
pemilihan sampel secara inklusi dan
secara acak sederhana dari jumlah
ekslusi, dari proses tersebut ternyata
peserta UKM Bolabasket putra IKIP
yang memenuhi syarat untuk pemilihan
PGRI BALI yang sebelumnya telah
sampel adalah 20 orang. Dari 20 orang
terpilih berdasarkan kriteria inklusi
ini dibagi menjadi dua kelompok secara
dan eksklusi sesuai dengan teknik
acak alokasi yaitu kelompok-1. Jump
pengambilan
shoot dengan awalan ke bidang sasaran.
Memeriksakan
Kelompok-2. Jump shoot tanpa awalan
oleh dokter yang menyatakan sehat
ke bidang sasaran.
untuk mengikuti pelatihan dan tes. 3)
Memilih
sampel.
2)
kesehatan
sampel
Tahap
pelaksanaan
penelitian
E. Prosedur Pelatihan Langkah-langkah
yang
Tahap
pelaksanaan
penelitian
diambil dalam prosrdur penelitian ini
menyangkut: 1) Menyiapkan alat-alat
dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
ukur.
prosedur
pengambilan
pemilihan
administrasi, sampel
dan
prosedur
2)Membuat data
sehingga
jadwal tidak
mengganggu proses belajar mengajar
Tahap
pelaksanaan penelitian.
dan waktunya tepat untuk melakukan
1) Prosedur administrasi
pengukuran. 3)Tes awal ketepatan shooting
13
yang
dilakukan
sehari
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
sebelum pelatihan. Tes awal berupa
mencapai
tinggi
tes tembakan tiga angka (three point
tembakan
tidak
shoot) sebanyak 20 kali dari sudut
sasaran adalah suatu kotak yang
90º. Setiap bola masuk diberi skor
berukuran 0,5m² dengan tinggi 3m.
satu, skor tes adalah jumlah bola
Jarak
yang masuk ke dalam ring dengan
sasaran adalah 6,75 meter. Setelah
satuan kali. Sebelum tes dimulai
pelatihan Jump shoot dengan awalan
sampel
10
melakukan
pemanasan
dari
tersebut
berarti
dihitung.
Bidang
penembak
repetisi
empat
kebidang
set
sampel
selama kurang lebih 10 sampai 15
melakukan pendinginan selama 10
menit
gerakan-
menit. 5) Sedangkan pelatihan jump
gerakan yang berhubungan dengan
shoot tanpa awalan Pelaksanaannya
tes,
sampel
diawali dengan pemanasan selama 10
melaksanakan pendinginan selama 10
sampai 15 menit dengan lari dan
menit.
dilaksanakan
gerakan-gerakan yang berhubungan
selama 6 minggu pelatihan. Setiap
dengan pelatihan Jump shoot tanpa
minggunya
awalan 10 repetisi empat set. Setelah
dengan
dan
lari
dan
sesudah
4)Pelatihan
tes
dilaksanakan
4
kali
pelatihan yaitu senin, rabo, jumat,
pemanasan
sampel
bersiap
sabtu. Pelatihan Jump shoot dengan
melaksanakan
pelatihan.
Sampel
awalan diawali dengan pemanasan
menerima
selama 10 sampai 15 menit dengan
kemudian
lari
bidang sasaran dengan tehnik jump
dan
gerakan-gerakan
yang
bola
dari
pengumpan
bola ditembakkan ke
berhubungan dengan pelatihan Jump
shoot
shoot dengan awalan 10 repetisi
setinggi 20 sampai 30cm. Bila tidak
empat set. Setelah pemanasan sampel
mencapai
tinggi
bersiap
tembakan
tidak
melaksanakan
pelatihan.
tanpa
awalan.
Lompatan
tersebut
berarti
dihitung.
Bidang
dari
sasaran adalah suatu kotak yang
pengumpan kemudian ditembakkan
berukuran 0,5m² dengan tinggi 3m.
ke bidang sasaran dengan tehnik
Jarak
jump shoot dengan awalan 10 repetisi
sasaran adalah 6,75 meter. Setelah
empat set dimana awalannya dengan
pelatihan Jump shoot dengan awalan
dua
10
Sampel
menerima
langkah
setinggi
kedepan.
20-30
cm.
bola
Lompatan Bila
dari
repetisi
penembak
empat
set
kebidang
sampel
melakukan pendinginan selama 10
tidak
14
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
menit.
6)
shooting
Tes
akhir
yang
ketepatan
dilakukan
2. Uji
sehari
Normalitas
data
dengan
Shafiro Wilk untuk mengetahui
setelah pelatihan. Tes akhir berupa
distribusi
tes tembakan tiga angka (three point
perlakuan yaitu pelatihan jump
shoot) sebanyak 20 kali dari sudut
shoot kebidang sasaran dengan
90º. Setiap bola masuk diberi skor
awalan dan tanpa awalan. Nilai
satu, skor tes adalah jumlah bola
signifikansi lebih besar dari 0,05
yang masuk ke dalam ring dengan
(p>
satuan kali. Sebelum tes dimulai
terdistribusi normal.
sampel
melakukan
pemanasan
3. Uji
kedua
0,05),
kelompok
maka
Homogenitas
data
dengan
selama kurang lebih 10 sampai 15
Levene’s Test untuk mengetahui
menit
homogenitas
dengan
lari
dan
gerakan-
dan
ketepatan
gerakan yang berhubungan dengan
shooting sebelum dan sesudah
tes,
pelatihan pada masing-masing
dan
sesudah
tes
sampel
melaksanakan pendinginan selama 10
kelompok
menit.
pelatihan jump shoot ke bidang
perlakuan,
yaitu
sasaran dengan awalan dan tanpa 4) Pengolahan dan Analisis Data
awalan. Nilai signifikansi lebih
Data yang diperoleh diolah dan
besar dari 0,05 (p> 0,05), maka
dianalisis dengan langkah-langkah
data bersifat homogen. 4. Data yang berdistribusi normal
sebagai berikut: 1. Statistik
dekriptif
dan homogen, maka digunakan:
untuk
karakteristik
a. Uji t-paired (paired-t tes), untuk
analisis data yang menyangkut
membandingkan hasil rata-rata
suhu
dan
ketepatan shooting sebelum dan
kelembaban relatif serta varian
sesudah pelatihan pada masing-
umur, tinggii badan, berat badan,
masing kelompok, dengan batas
kebugaran fisik, yang datanya
kemaknaan 0,05.
menganalisis
lingkungan
diambil sebelum pelatihan, dan
b. Uji beda rerata ketepatan
data ketepatan shooting bola
shooting dengan t-tes
sebelum dan sesudah pelatihan
independent, untuk mengetahui
pada kedua kelompok.
perbedaan nilai rata-rata antar
15
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
Kelompok Perlakuan I dengan
tubuh, umur dan kebugaran fisik
Kelompok Perlakuan II. Pada
sebelum
batas kemaknaan 0,05.
kelompok
pelatihan
pada
yaitu
kedua
Kelompok
I
(pelatihan Jump shoot dengan awalan HASIL PENELITIAN
10 repetisi empat set) dan Kelompok
1.
Analisis Deskriptif Karakteristik
II
Subjek Penelitian
awalan
Karakteristik penelitian
yang
subjek
meliputi:
(pelatihan 10
Jump
shoot
tanpa
repetisi
empat
set).
dapat
dilihat
pada
Karakteristik
berat
Tabel 1.
badan, tinggi badan, indeks masa Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian PadaDua Kelompok Perlakuan Kelompok I Kelompok II Karakteristik N Rerata SB Rerata SB Tinggi Badan (m) 10 1,73 0,919 1,73 1,033 Berat Badan (kg) 10 69,99 1,659 65,67 1,835 IMT (kg/m²) 10 23,45 0,515 22,00 0,535 Umur (th) 10 20,30 0,483 20,50 0,527 Kebugaran Fisik (mnt) 10 11,26 0,100 11,26 0,106 0,535 kg/m² dan rerata umur 20,50 ±
Tabel 1 menunjukkan bahwa
0,527 tahun.
karakteristik subjek pada kelompok
Menurut 17 , karakteristik ketiga
pelatihan Jump shoot dengan awalan 10 repetisi empat set dari segi tinggi badan
kelompok
dengan rerata 1,73 ± 0,919 m, rerata
dalam kondisi yang sama, sehingga
berat badan 69,99 ± 1,659 kg, rerata
variabel umur,
Indeks
(IMT) 23,45 ±
berat badan tidak menimbulkan efek
0,515 kg/m² dan rerata umur 20,30 ±
yang berarti terhadap hasil penelitian
0,483 tahun.
ini.
massa tubuh
Karakteristik subjek
subjek
Berdasarkan
penelitian
tinggi
berada
badan
pendapat
dan
tersebut
penelitian pada kelompok pelatihan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Jump shoot tanpa awalan 10 repetisi
karakteristik subjek penelitian pada
empat set dari segi tinggi
badan
kedua kelompok antara umur, tinggi
dengan rerata 1,73 ± 1,033 cm, rerata
badan, berat badan, IMT dan kebugaran
berat badan 65,67 ± 1,835 kg, rerata
fisik tidak menimbulkan efek yang
indeks massa tubuh
berarti terhadap hasil penelitian karena
(IMT)
22,00 ±
16
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
karakteristik subjek penelitian kedua
dan suhu udara kering dalam satuan ºC,
kelompok berada dalam kondisi yang
serta
sama.
dengan Tabel psychometrik chart dalam
2. Karakteristik Lingkungan Penelitian
satuan %.
Suhu
udara
lingkungan
kelembaban
relatif
Hasil
pengukuran
lingkungan penelitian
pelatihan terdiri dari suhu udara basah
disesuaikan
suhu
selama pelatihan
seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Pengukuran Suhu Lingkungan Penelitian Keadaan Lingkungan
Rerata
Maksimum
Minimum
Suhu Kering (ºC) Suhu Basah (ºC) Kelembaban (%)
28,57 25,33 70,79
30 26 78
27,1 24,7 65
Berdasarkan
Tabel
2
maka
28
derajat
Celsius
dan
kelembaban
berkisar antara 70% – 80 % 5.
rentang suhu kering reratanya 28,57 yaitu berkisar antara 27,1 °C – 30°C, rerata suhu basah 25,33 yaitu berkisar antara 24.7 °C – 26 °C dan rerata kelembaban
3. Uji Normalitas Kedua Kelompok
70,79 %
Perlakuan
yaitu berkisar antara 65 % – 78 %.
Uji
normalitas
Kondisi lingkungan selama pelatihan dan
menggunakan
pengukuran dapat diadaptasi oleh subjek
Apabila nilai signifikansi lebih besar
penelitian karena suhu dan kelembaban
dari 0,05 (p > 0,05), maka data
dalam kondisi nyaman untuk
terdistribusi normal. Data dapat dilihat
orang
Indonesia. Daerah nyaman untuk orang
Saphiro
Wilk
data Test,.
pada tabel 3.
Indonesia, suhu kering berkisar antara 22 – Tabel 3 Hasil Uji Normalitas ketepatan Shooting Dalam Permainan Bolabasket Kelompok I dan Kelompok II Variabel Kelompok I Kelompok II
Sebelum Perlakuan Rerata SB p 11,00 2,667 0,822 11,10 2,024 0,111
17
Sesudah perlakuan Rerata SB p 15,50 2,173 0,983 14,10 1,792 0,129
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
Uji normalitas pada Tabel 3 menunjukkan kedua
data
pada
kelompok
Untuk mengetahui sebaran data
penelitian
bersifat homogen atau tidak, maka
perlakuan
diuji
homogenitas
berdistribusi normal dengan nilai p >
menggunakan
0,05
nilai
selanjutnya
data
dapat
diuji
data
Lavene
signifikansi
Test. Apabila
lebih
dengan uji parametrik untuk melihat
0,05 (p > 0,05), maka
adanya peningkatan atau penurunan
homogen. Data
hasil pada variabel penelitian.
Tabel 4.
dengan
besar data
dapat
dari
bersifat
dilihat pada
4. Uji Homogenitas Data Tabel 4 Hasil Uji Homogenitas Ketepatan Shooting Dalam Bolabasket Kelompok I dan Kelompok II p Homogenitas (Levenee-Test) 0,483 0,499
Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan Uji homogenitas pada Tabel 4 menunjukkan kedua
data
pada
kelompok
a. Uji t-paired
(paired-t
test), untuk
penelitian
membandingkan
nilai
perlakuan
ketepatan shooting dalam permainan
berdistribusi homogen karena nilai p >
bolabasket
0,05, selanjutnya data
dilakukan pelatihan pada kelompok
dapat diuji
sebelum
dan
rata-rata
sesudah
dengan menggunakan uji parametrik.
berpasangan, dengan batas kemaknaan
5. Uji Beda Rerata Ketepatan Shooting
0,05. Data dapat dilihat pada Tabel 5.
dalam Permainan Bolabasket Kedua Kelompok Tabel 5 Hasil Uji Beda Rerata Ketepatan Shooting dalam Permainan Bolabasket antara Sebelum dan Sesudah Pelatihan Pada Kelompok I dan Kelompok II
Perlakuan Klpk I Klpk II
Sebelum Perlakuan Rerata 11,00 11,10
Sesudah perlakuan Rerata 15,50 14,10
18
Beda
t
p
4,5 3,0
5,014 9,000
0,001 0,000
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
Tabel
5
menunjukkan
bahwa
ketepatan shooting dalam permainan
perbedaan rerata Ketepatan shooting
bolabasket.
dalam permainan bolabasket sebanyak 20 kali antara kedua kelompok sebelum
b. Uji
beda
rerata ketepatan shooting
dan sesudah pelatihan memiliki nilai p
dalam permainan bolabasket dengan
< 0,05. Hal ini berarti pada masing-
t-test independent, untuk mengetahui
masing kelompok terjadi peningkatan
perbedaan
skor ketepatan sebelum dan sesudah
Kelompok I dengan Kelompok II
pelatihan secara bermakna. Dengan
sebelum dan sesudah perlakuan, pada
demikian pelatihan Jump shoot dengan
batas kemaknaan 0,05. Data dapat
awalan dan tanpa awalan 10 repetisi
dilihat pada Tabel 6.
empat
set
dapat
nilai
rata-rata
antar
meningkatkan
Tabel 6 Hasil Uji Perbedaan Rerata Ketepatan Shooting dalam Permainan Bolabasket Antar Kelompok I dan Kelompok II Sebelum dan Sesudah Pelatihan Kelompok I Rerata ± SB
Kelompok II Rerata ± SB
t
p
Sebelum Perlakuan
11,00 ± 2.67
11,10 ± 2.02
- 0,094
0,926
Sesudah Perlakuan
15,50 ± 2.17
14,10 ± 1.79
1,572
0,133
kedua
kelompok
Perlakuan
Tabel 6 menunjukkan bahwa beda
bermakna
rerata ketepatan shooting dalam permainan bolabasket
sebelum
perlakuan
karena
perlakuan memiliki nilai p > 0.05.
antara
Pada beda rerata ketepatan shooting
Kelompok I sebesar 11,00 ± 2,67 dan
dalam
Kelompok II sebesar 11,10 ± 2,02.
perlakuan antara Kelompok I sebesar
Analisis kemaknaan
uji t-
15.50 ± 2.17 dan Kelompok II sebesar
independent menunjukkan nilai t = - 0.094
14.10 ± 1.79. Analisis kemaknaan dengan
dan nilai p = 0,926. Hal ini berarti bahwa
uji t-independent menunjukkan nilai t =
antara Kelompok I dan Kelompok II
1.572 dan nilai p = 0,133. Hal ini berarti
sebelum diberi perlakuan tidak berbeda
antara Kelompok I dan Kelompok II
dengan
19
permainan
bolabasket
sesudah
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
sesudah diberi perlakuan tidak berbeda
rerata skor ketepatan pada masing-
bermakna
masing kelompok terdapat perbedaan
karena
kedua
kelompok
perlakuan memiliki nilai p > 0.05
yang
bermakna (p < 0.05). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa kedua Pembahasan
kelompok perlakuan memiliki pengaruh
1.
Pengaruh Pelatihan Jump Shoot
pelatihan
Dengan Awalan dan Tanpa Awalan
ketepatan shooting dalam permainan
10 Repetisi Empat Set Pada Kedua
bolabasket dan terjawab juga hipotesis
Kelompok Sebelum Dan Sesudah
satu yang menyatakan pelatihan Jump
Pelatihan
shoot dengan awalan meningkatkan
Berdasarkan
meningkatkan
ketepatan
ketepatan shooting, diterima. Hipotesis
selama pelatihan enam minggu dari tes
dua yang menyatakan pelatihan Jump
awal dan tes akhir didapatkan data
shoot
rerata skor ketepatan sebelum pelatihan
ketepatan shooting
11,00 dan sesudah pelatihan 15,50 pada
diterima.
Kelompok-1
skor
dalam
(pelatihan
jump
shoot
tanpa
Hasil
awalan
meningkatkan juga terjawab,
peningkatan
rerata
dengan awalan 10 repetisi empat set).
ketepatan shooting dalam permainan
Sedangkan pada Kelompok-2 (pelatihan
bolabasket pada Kelompok I (Jump
jump shoot tanpa awalan 10 repetisi
shoot dengan awalan 10 repetisi empat
empat
sebelum
set) dan Kelompok II (Jump shoot
pelatihan 11,10 dan sesudah pelatihan
tanpa awalan 10 repetisi empat set)
14,10. Perbedaan skor ketepatan pada
yang
Kelompok-1 adalah 4,5 dan Kelompok-
pelatihan 4 kali seminggu selama 6
2 sebesar 3,0.
minggu.
set)
rerata
skor
Dari hasil uji yang terlihat pada
bermakna 6
merupakan
efek
mempertegas lagi bahwa,
pelatihan yang diberikan untuk pemula
Tabel 6 menunjukkan bahwa
rerata
dalam jangka waktu
skor
dalam
dengan frekuensi 3-4 kali seminggu
dan
akan memperoleh hasil yang konstan,
sesudah pelatihan diperoleh nilai t =
dimana tubuh dapat teradaptasi dengan
5,014 dan p = 0,01 pada Kelompok-1,
pelatihan
sedangkan pada Kelompok-2 nilai t =
peningkatan yang berarti.
ketepatan
permainan
shooting
bolabasket
sebelum
9,000 dan p = 0,000. Dengan demikian 20
dan
akan
6-8
minggu
menghasilkan
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
Olahraga yang rutin dan teratur akan
pembesaran 10
terjadi adaptasi pada tubuh kita yaitu akan
otot
terjadi
dilakukan
perubahan
pada
jantung
dan
masing-masing
serabut
. Makin banyak pelatihan yang maka
makin
baik
pula
pembuluh darah. Adaptasi olahraga adalah
pembesaran fibril otot itulah yang
perubahan struktur atau fungsi organ-organ
menyebabkan
tubuh yang sifatnya lebih menetap karena
kekuatan otot
latihan fisik yang dilakukan dengan teratur
pelatihan Jump shoot dengan awalan 10
dalam periode waktu tertentu
7
adanya 11
peningkatan
. Dengan melakukan
. Orang
repetisi empat set, 4 kali seminggu
yang sering berolahraga atau berlatih
selama 6 minggu dapat menyebabkan
secara baik dan teratur akan memiliki
pembesaran serabut otot yang dapat
kemampuan memompa darah semakin
meningkatkan
baik
Peningkatan kekuatan otot inilah yang
dan
efisien.
Selain
itu
terjadi
kekuatan
otot.
perubahan pada sistem pembuluh darah
berpengaruh
yaitu pelebaran pembuluh darah, sehingga
shooting dalam permainan bolabasket,
dapat mengantarkan zat-zat gizi bagi otot
karena
yang melakukan aktivitas atau olahraga.
permainan
Perubahan-perubahan ini sangat berguna
daya tahan otot yang lebih lama.
bagi
peningkatan
daya
tahan
terhadap
ketepatan
shooting
bolabasket
Pelatihan
kardiovaskular, karena akan memperlancar
menyebabkan
peredaran darah 8.
peningkatan
ketepatan
dalam
membutuhkan
yang
diterapkan
juga
terjadinya
terhadap
kontrol
otot
Pengaruh pelatihan yang teratur
fleksor dan ekstensor anggota gerak
menyebabkan terjadi hipertropi
bawah selama tahap persiapan sebelum
akan
fisiologi
otot.
Hipertropi
otot
melakukan shooting. Gerakan meloncat
dikarenakan jumlah miofibril, ukuran
menunjukkan aktivitas yang tinggi, hal
miofibril, kepadatan
pembuluh darah
ini terjadi karena dibutuhkan untuk
kapiler, saraf, tendon dan ligamen, dan
menarik tungkai bawah pada sendi
jumlah total kontraktil terutama protein
lutut. Jika koordinasi otot tidak baik,
kontraktil
maka
miosin
proposional
9
meningkat
setiap
aktin serabut
dan
miosin
terjadi
gangguan
dalam
melakukan gerakan shooting 4 . Hal ini
. Semua hipertrofi otot
akibat dari suatu peningkatan filamen
secara
jumlah
sangat menunjang pada hasil ketepatan
dalam
shooting dalam permainan bolabasket.
otot, menyebabkan 21
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
Tipe
gerakan
pelatihan
pada
dibandingkan
dengan
pembakaran
anggota gerak bawah yang dilakukan
karbohidrat terutama pada olahraga
secara berulang-ulang, secara fisiologis
dengan intensitas rendah (jalan kaki,
akan menyebabkan terjadinya proses
jogging
pembentukan reflex, belajar bergerak
kontribusinya akan semakin menurun
dan penghafalan gerak 4 . Sehingga pada
seiring dengan meningkatnya intensitas
saat
melakukan
pelatihan
dan
shooting
setelah
olahraga.
akhir),
tingkat
disimpulkan
(tes
sebagainya)
Pendapat
tersebut
bahwa
dan
dapat
melakukan
dan
pelatihan Jump shoot dengan awalan
kecepatan kontraksi otot sesudah lebih
dan tanpa awalan 10 repetisi empat set
besar dibandingkan sebelum pelatihan.
selama 6 mnggu dapat membakar lemak
fleksibilitas,
kekuatan
otot
sehingga menghasilkan energi. Energi
Pelatihan fisik yang diterapkan secara
teratur
dan
terukur
tersebut
dengan
yang
akan
meningkatkan
takaran dan waktu yang cukup, akan
ketepatan shooting dalam permainan
menyebabkan
bolabasket.
perubahan
fisiologis
yang mengarahkan pada kemampuan menghasilkan energi yang lebih besar dan
memperbaiki
Menurut besar
12
penampilan
Pengaruh
Pelatihan
Jump Shoot Dengan Awalan Dan
, salah satu disiplin yang
Tanpa Awalan 10 Repetisi Empat
olahraga
fisiologi
secara ilmiah adalah
dalam
Set Terhadap Ketepatan Shooting
peran
dalam
menunjang
dilakukan
secara
Permainan
Bolabasket
Sebelum Dan Sesudah Pelatihan
peningkatan prestasi. Pelatihan fisik yang
Perbedaan
fisik.
sumbangsihnya
kepada
2.
Analisis kemaknaan dengan uji tindependent menunjukkan nilai
sistematis,
t = -
teratur dan berkesinambungan akan
0.094 dan nilai p = 0,926. Hal ini berarti
dapat meningkatkan kemampuan fisik
bahwa antara Kelompok I dan Kelompok
secara nyata
13
.
II sebelum diberi perlakuan tidak berbeda
Latihan
meningkatkan
bermakna
sebagai
Pembakaran kontribusi
sumber lemak
yang
tenaga
14
Pada
.
kelompok
beda
rerata
ketepatan
shooting dalam permainan bola basket
memberikan lebih
kedua
perlakuan memiliki nilai p > 0,05.
kemampuan otot untuk menggunakan lemak
karena
sesudah perlakuan antara Kelompok I
besar 22
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
sebesar 15,50 ± 2,17 dan Kelompok II
mendekatkan penembak dengan lubang
sebesar 14,10 ± 1,79. Analisis kemaknaan
sasaran. Akan tetapi pada saat melakukan
dengan
lompatan tersebut sistem vestibular juga
uji t-independent menunjukkan
nilai t = 1,572 dan nilai p = 0,133. Hal ini
terganggu lebih keras.
berarti antara Kelompok I dan Kelompok II sesudah diberi perlakuan tidak berbeda
SIMPULAN DAN SARAN
bermakna
A. Simpulan
karena
kedua
kelompok
perlakuan memiliki nilai p > 0,05. Berdasarkan
hasil
Berdasarkan hasil analisis data
tersebut,
dan
pembahasan
maka
dapat
maka terjawab juga hipotesis tiga yang
disimpulkan penelitian sebagai berikut:
menyatakan jump shoot dengan awalan
1. Pelatihan Jump shoot dengan awalan 10
lebih
baik
shooting
meningkatkan
dari
pada
ketepatan
tanpa
repetisi empat set, 4 kali seminggu
awalan,
selama
6
minggu
meningkatkan
Ditolak. Keseimbangan sangat berperan
ketepatan shooting dalam permainan
penting dalam melakukan shooting.
bolabasket.
Saat melakukan jump shoot dengan
2. Pelatihan Jump shoot tanpa awalan 10
awalan, sistem vestibular lebih terganggu
repetisi empat set, 4 kali seminggu
dari pada jump shoot tanpa awalan.
selama
Sistem vestibular berperan penting dalam
ketepatan shooting dalam permainan
keseimbangan, gerakan kepala, dan gerak
bolabasket.
6
minggu
meningkatkan
bola mata. Sistem vestibular meliputi
3. Pelatihan Jump shoot dengan awalan
organ-organ di dalam telinga bagian
dan tanpa awalan 10 repetisi empat set
dalam. Berhubungan dengan sistem visual
tidak
dan pendengaran untuk merasakan arah
meningkatkan ketepatan shooting dalam
dan kecepatan gerakan kepala. Sebuah
permainan bolabasket.
berbeda
bermakna
dalam
cairan yang disebut endolymph mengalir melalui tiga kanal telinga bagian dalam
B. Saran
sebagai reseptor saat kepala bergerak
Berdasarkan
miring dan bergeser. 15. Tingginya
penelitian, lompatan
yang
disarankan
yang berkaitan
dengan
simpulan beberapa
hal
peningkatan
disebabkan oleh awalan lompatan pada
ketepatan shooting dalam permainan
saat
bolabasket:
melakukan
jump
shoot
akan 23
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
1. Perlu dilakukan pelatihan jump shoot 10
shooting yang paling efektif dalam
repetisi empat set selama 6 minggu
melakukan three point shoot.
dengan frekuensi latihannya 4 kali dalam
seminggu,
hasil
untuk mengetahui peningkatan skor
ketapatan shooting dalam permainan
ketepatan shooting dalam permainan
bolabasket,
bola basket dengan metode pelatihan
baik
terhadap
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
dengan
awalan
maupun tanpa awalan.
Jump shoot dengan awalan dan tanpa
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
awalan 10 repetisi empat set pada
untuk mengetahui mengetahui sudut
subjek wanita.
9.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
8.
FIBA. 2006. Bola Basket Untuk Semua. Jakarta. Bidang III PB. PERBASI. FIBA. 2010. Peraturan Resmi Bola Basket. Jakarta. Pengurus Besar Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia. Oliver. 2004. Dasar-Dasar Bola Basket. Pakar Raya Nala, N. 2002. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Bali. Hlm 7, 12 Manuaba, I. B. A. 1998. Faal Tubuh.Yayasan Ilmu Faal Widya Laksana Denpasar. Nala, N. 2011. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: Udayana University Press. Hlm 2,12- 21, 135-142 Bawono, M.N. 2008. Adaptasi latihan aerobic terhadap stress oksidatif dan antioksidan. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 5(2): 102-110. Triangto, M. 2005. Jalan Sehat dengan Sports Therapy. Jakarta : Intisari.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
24
Fox, E. L. Richard, B.W. dan Merie, L.F. 1993. The Physiological Basic of Physical Education and Athletics, 5th Edition. Dubuque: Wm. C. Brown Communication, Inc. Pardjiono, 2008. Hipertropi otot skelet pada olahraga. Jurnal ilmu keolahragaan.5(2):111-119 Sudarsono, S. 2011. Penyusunan Program Pelatihan Berbeban untuk Meningkatkan kekuatan. Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN: 14118319 No 3 Puspa, L. 2009. Hubungan Fisiologi Dengan Prestasi Olahraga. ISSN: 1979-5408 Astrand, P.D.,Rodahl, K, 2003. Texbook of Work Physiological Basic of Exercise. New York: Mc.Graw Hill Brooks Company. Hlm 112-114 Sharkley. 2012. Kebugaran dan Kesehatan. Rajawali Sport, Devisi Buku Olahraga & Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada. Hlm 78, 94. Watson R., Hugh P. Mckenna, Seamus Cowman, John Keady. 2008. Nursing Research:
ISSN : 2302-688X
Sport and Fitness Journal Volume 3, No.1 : 8-25, Januari 2015
Designes and Methods. UK. Mixed Media Product. 67 16. Perbasi, 2005. Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta: PB PERBASI. 17. Bawiling, N.S., Adiputra, N., Tirtayasa, K. 2014. Pelatihan Senam Ayo Bergerak, Senam
Bugar Indonesialebih Meningkatkan Kebugaran Fisik Daripada Senam Ayo Bersatu Pada Wanita Anggota Klub Senam Lala Studio Denpasar. ISSN: Sport and Fitness Journal Volume 2, No. 1 : 150 – 161
25