PENDAHULUAN
memacu perkembangan dalam mencapai
Bolabasket
sebagai
satu
hasil belajar. Seorang guru harus dapat
cabang olahraga yang ada di Indonesia
memilih dan menentukan cara atau
banyak
metode
mendapat
salah
perhatian
dari
yang
dilaksanakan
kalangan remaja khususnya para pelajar.
lingkungan
Permainan bolabasket banyak diminati
instruksional yang akan di capai pada
dan diikuti oleh para pelajar yang tinggal
materi yang akan diajarkan. Permainan
daerah
perkotaan.
para
bolabasket mempunyai peranan yang
pelajar
yang
permainan
sangat banyak pengaruh pada sikap dan
Kebanyakan
suka
akan
pendidikan
dalam
baik,
dan
bolabasket ini akan menyalurkan hobi
respek
dan bakatnya pada klub-klub bolabasket
menggairahkan, dan memberi pesona. Banyak
yang
formal,
menyenangkan,
keuntungan
dalam
demikian, sebenarnya para pelajar juga
keteguhan hati, dan keyakinan hati akan
mendapat
olahraga
menjadi
sekolah.
membantu dalam bermain.
khususnya
pelajaran
bolabasket
di
Sebagai upaya untuk mengembangkan
seperti
diperoleh
di sekitar tempat tinggalnya. Walaupun
mata
basket
yang
modal
konsentrasi,
besar
yang
dapat
Keberhasilan suatu gerakan lay up
permainan bolabasket maka banyak cara
dipengaruhi
yang ditempuh, salah satu di antaranya
belajar pendidikan jasmani salah satunya
adalah
didapat melalui proses pembelajaran
program
ekstrakulikuler
bolabasket di sekolah.
optimal
pengajaran
di
tingkat
kelompok
dengan berbagai perangkat di dalamnya.
Untuk dapat mencapai hasil belajar secara
oleh
perlukan
pendidikan
sistem
jasmani.
Ada
Salah satunya perangkat pembelajaran, didalamnya
terdapat
bentuk-bentuk
metode
untuk
meningkatkan
beberapa komponen yang digunakan
kemampuan
dalam
beberapa macam komponen fisik dapat
sistem
pengajaran pendidikan
fisik
atau
tubuh.
Artinya,
jasmani antara lain guru, siswa, metode,
mendukung
sarana
penampilan keterampilan teknik pada
dan
prasarana
pengajaran
keberhasilan
pendukung, keterlibatan seorang guru
cabang olahraga.
dan siswa dalam pelajaran tidak terlepas
Oleh
sebab
itu,
tujuan
dalam
dari
dari interaksi edukatif untuk mencapai
penelitian ini adalah untuk mengetahui
tujuan pengajaran tertentu.
seberapa besar pengaruh pengajaran
Seorang
guru
dituntut
untuk
membimbing siswa untuk membantu dan
metode progresif, dan metode bagian berulang,
terhadap
keterampilan
tembakan
lay-up
dalam
permainan
tangan,
(4)
tembakan
lay-up,
(5)
bolabasket pada siswa putri kelas 1
tembakan didahului dengan menggiring
SMAN
bola
1
Tambelang,tahun
2011/2012,
serta
untuk
pelajaran
dan
langsung
mengadakan
mengetahui
tembakan lay-up, (6) tembakan loncat
manakah yang lebih baik dari metode
dengan dua tangan, (7) tembakan kaitan,
bagian progresif dan bagian berulang
dan (8) tembakan lain gaya.
terhadap keterampilan tembakan lay-up dalam permainan bolabasket pada siswa
Lay-up Shoot
putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang,tahun pelajaran 2011/2012.
Tembakan
oleh
Imam
Sadikun (1992:64) Mengatakan bahwa jenis
Permainan Bolabasket Permainan
Lay-up
tembakan
tembakan
bolabasket
yang
yang
efektif
dilakukan
yaitu
sedekat-
adalah
dekatnya dengan basket. Lebih lanjut
suatu olahraga bolabesar dengan 5
Imam Sadikun (1992: 65) menyatakan
pemain pada masing-masing tim yang
bahwa teknik tembakan lay-up ini ada
bertujuan mencetak angka ke keranjang
dua cara yaitu:
lawan serta mencegah lawan melakukan
1. Melalui operan kawan
hal serupa. Apabila teknik-teknik dasar
Cara ini dilakukan melalui operan
tersebut telah dikuasai dengan baik
kawan secara tepat (bola setinggi
maka pemain tersebut sudah dapat
dada), siswa berusaha menjemput
bermain
bola sambil melompat, dan pada saat
dengan
baik.
Selanjutnya,
tinggal memperbanyak latihan ulangan
melayang
(drill)
penangkapan bola dilakukan.setelah
yang sehingga dapat menjadi
gerakan yang otomatis.
inilah
hendaknya
itu menumpu kaki yang lain untuk
Salah satu penentu kemanangan dalam pertandingan bolabasket adalah shooting. Untuk meningkatkan prestasi
melompat
sambil
membawa
bola
untuk ditembakan. 2. Menggiring bola
ini adalah menjadi tugas guru maupun
Cara ini dengan menggiring bola
pelatih bolabasket. Berikut ini teknik
sendiri ke basket, setelah dekat ke
menembak (shooting) menurut Imam
basket
kemudian
Sadikun (1992: 59 ) antara lain: (1)
tembakan
lay-up
tembakan dengan dua tangan di dada,
perkiraan dan keterampilan masing
(2) tembakan dengan dua tangan diatas
masing. Penangkapan bola dilakukan
kepala,
dari pantulan bola dari lantai sambil
(3)
tembakan
dengan
satu
melakukan
tergantung
pada
melayang
(melompat),
melangkah,
diatas basket, bila lay-up dilakukan dari
melompat untuk menembak persis
sebelah kanan dan sebelah kiri pada
seperti lay-up yang diperoleh dari
petak kecil diatas basket.
teman. Bedanya hanyalah pada saat menerima bola yaitu dari teman dan
Metode Mengajar Keterampilan
dari diri sendiri disaat menggiring. Ditinjau
dari
segi
Pengertian
gerakannya,
belajar
gerak
tidak
terlepas dari pengertian belajar pada
tembakan lay-up ini lebih kompleks
umumnya.
dibandingkan
sebagian dari belajar, pada prinsipnya ini
tembakan
melompat.
Belajar
gerak
Gerakan tembakan lay-up terdiri dari
menekankan
lompat,
serta
tubuh.Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo
dari
(1992: 234) “Belajar gerak adalah belajar
menggiring bola, menangkap bola sambil
yang diwujudkan melalui respon-respon
melompat, serta menembak.tembakan
muscular
sambil melompat.
gerak
langkah,
menembak.
Atau
lompat, bisa
berawal
Dalam melakukan tembakan lay-up ini,
oleh
Imam
Sadikun
(1992:64)
pada
merupakan
yang
aktifitas
diekspresikan atau
tubuh
gerak
dalam
bagian
tubuh’’.
Sedangkan tujuan belajar gerak menurut Sugiyanto
(1996:
43)
dalah
untuk
menyatakan ada tiga hal yang perlu
menguasai beberapa keterampilan gerak
diperhatikan
antara
saat
dan
menerima
bola:
saat
keterampilan gerak yang dikuasai biasa
melayang,dimana saat menerima bola
dilakukan dengan menyelesaikan tugas-
disini dilakukan dengan penangkapan
tugas untuk mencapai sasaran tertentu.
lain:
(1)
pada
mengembangkannya
dengan
bola daripantulan bola yag digiring, (2)
Dalam
usaha
saat melangkah: langkah yang pertama
keterampilan
harus lebar (jauh) untuk memelihara
diperlukan suatu proses belajar gerak
keseimbangan,langkah
menurut
gerak
Sugiyanto
menguasai yang
dipelajari
(1996:43)
“Yang
yang
kedua
memperoleh
awalan
dominan keterlibatannya dalam proses
tolakan yang kuat agar dapat melompat
belajar gerak adalah aspek fisik dan
setinggi
psikomotor”.
pendek
untuk
tingginya,
dan
(3)
saat
Lebih
melepaskan bola untuk tembakan, bola
mengemukakan
harus
dimaksudkan
dilecutkan
dengan
kekuatan
ada
lanjut
Sugiyanto
“dominan untuk
disini
menggambarkan
lecutan ujung ujung jari dan sebaliknya
bahwa
memantul dipapan pantul disekitar garis
intensif dari salah satu aspek pungsi
tegak sebelah kanan pada petak kecil
dalam
diri
keterlibatan
yang
pelajar,sementara
lebih
aspek
pungsi yang lain juga terlibat namun
psikologis yang mempengaruhi proses
dengan intensitas yang lebih rendah’’.
belajar
siswa.
Sedangkan
menurut
Namun demikian aspek yang lain
Sugiyanto (2000: 112) faktor-faktor yang
yaitu aspek kognitif dan afektif juga
mempengaruhi prestasi belajar antara
terlibat dalam proses belajar gerak.
lain
Menurut
(1) faktor
Rusli
Lutan
(1998:
102)
sebagai
berikut:
pelajar, kemampuan atau
”Meskipun tekanan belajar motorik ialah
kondisi yang ada pada diri pelajar yang
penguasaan keterampilan tidaklah berarti
merupakan potensi untuk berprestasi
aspek lain, seperti peranan dominan
meliputi
kognitif diabaikan”. Akan tetapi pada
diperhatikan dalam belajar gerak antara
kenyataannya
lain perhatian, persepsi, motivasi, emosi,
keterlibatan
aspek
beberapa
hal,
dan
perlu
tersebut lebih rendah jika dibandingkan
kepribadian
dengan dengan aspek psikomotor.
karakteristik fisik, dan (2) faktor guru,
Berdasarkan
dan
belajar
guru mempunyai peranan penting dalam
motorik tersebut menuntujukan bahwa
proses belajar gerak. Oleh sebab itu,
agar
yang harus dilakukan oleh guru dalam
terampil
pengertian
(personality),
melakukan
tembakan
bebas dalam bolabasket,maka siswa
proses
ditutntut untuk belajar secara baik dan
menentukan
tujuan
pengajaran,
teratur serta dilakukan berulang ulang.
menentukan
materi
pengajaran,
Melalui
menentukan strategis belajar mengajar,
belajar
yang
teratur
akan
belajar
gerak
diperoleh motorik yang baik dan terus
menyiapkan
dikembangkan
menyiapkan alat evaluasi.
menjadi
suatu
keterampilan dalam penampilan yang
sarana
Mengenai
antara
pengajaran,
pentingnya
Supandi
lain
dan
metode
efektif dan efisien untuk memperoleh
mengajar,
kecakapan dalam keterampilan termasuk
mengatakan:
dalam melakukan gerakan tembakan
strategis di dalam proses belajar adalah
bolabasket.
pemilihan
“Kegiatan
dan
(1992:
41)
yang
penetapan
paling
metode
Menurut Sarwoto (1993:21) “secara
pembelajaran sebelum proses tersebut
garis besar yang dapat dipengaruhi
dilaksanakan”. Lebih lanjut dikatakan
proses belajar gerak dapat dikelompokan
pula
yaitu:
(2) faktor
fungsinya, metode mengajar mempunyai
eksternal, (3) faktor psikologis”. Faktor
peranan yang sangat penting dalam
internal
menentukan
(1)
faktor
internal,
merupakan
faktor
yang
bersumber dari dalam diri siswa. Faktor
bahwa
pengajaran
apabila
berhasil pendidikan
ditinjau
dari
tidaknya jasmani
oleh
karena itu menentukan suatu metode
khusus,misalnya unsur pertama yang
pengajaran
dipelajari
dulu
yang mendasarinya. Prinsip-prinsip yang
kemudian
unsur
mendasari
sampai
didasarkan
prinsip-prinsip
metode-metode
proses
sampai
dikuasai,
kedua
dipelajari
dapat
dikuasai
pula,
belajar dapat bersumber pada pihak
kemudian baru dapat bermain yang
siswa dan bahan pelajaran dalam proses
sesungguhnya.
belajar mengajar”.
2. Metode bagian progresif
Untuk memilih metode mengajar
Cara mengajar dengan metode ini
yang baik adalah sulit, namun yang
adalah unsur kesatu dan kedua di
terpenting bahwa metode yang dipakai
pelajari secara terpisah, kemudian
dapat mencapai tujuan yang diinginkan,
setelah
efektif
Selanjutnya,
dan
efisien.
Seperti
yang
dikuasai
baru
unsur
ketiga
juga
terpisah
pula,
dikemukan oleh Subroto (2001: 19)
dipelajari
bahwa metode dikatakan baik apabila
setelah dikuasai digabungkan dengan
mencapai tujuan yang diinginkan secara
unsur
efektif dan efisien. Demikian pula dalam
seterusnya sehingga semua unsur
mengajar
dapat dikuasai, setelah itu barulah
pendidikan
jasmani
untuk
dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka perlu penerapan metode mengajar yang tepat, efektif, dan juga efisien.
secara
disatukan.
1,
2
,dan
3,
demikian
bermain yang sesungguhnya. 3. Metode bagian berulang Untuk metode ini pertama kali
Mengajar tembakan lay-up di dalam
diajarkan unsur yang kesatu, setelah
permainan bolabasket juga diperlukan
unsur
penggunaan
diajarkan unsur kesatu dan kedua
tepat.
metode
Hal
siswa
diajarkan unsur kesatu, kedua, dan
mudah diterima dan dikuasai oleh siswa.
ketiga secara besamaan pula dan
materi
satu
kepada
metode
mengajar
bersamaan.
berikutnya
secara
Salah
supaya
yang
dikuasai
dalam
menyampaikan
ini
mengajar
kesatu
seterusnya.
Demikian
Selanjutnya,
seterusnya
adalah metode bagian. Metode bagian
apabila unsur telah dapat dikuasai
menurut Geoch dalam Sukintaka (1982:
baru bermain yang sesungguhnya.
20) metode bagian dibagi menjadi tiga yaitu:
Metode mengajar tembakan lay-up
1. Metode bagian murni
dengan
Metode bagian ini setiap unsur dipelajari
sendiri
sendiri
secara
progresif
menggunakan
metode
Cara mengajar dengan metode ini
sedangkan
kelemahannya
adalah
adalah sebagai berikut:
banyaknya waktu yang terbuang untuk
1. Mula - mula diajarkan men-dribbel
merangkaikan gerakan lay-up shoot
bola, sampai dapat dikuasai oleh
satu per satu.
siswa. 2. Setelah itu diajarkan cara menangkap bola
sampai
dapat dikuasai
oleh
Metode mengajar tembakan lay-up dengan menggunakan metode bagian berulang.
siswa. 3. Kemudian diajarkan cara men-dribbel bola
dilanjutkan
menangkap
bola
sampai dikuasai oleh siswa.
gerakan
pengajaran
dan
unsur-unsur tembakan lay-up menurut metode bagian berulang adalah sebagai
4. Kemudian diajarkan irama langkah atau
Pelaksanaan
melangkah
dan
melompat sampai dikuasai oleh siswa.
berikut: 1. Mula mula diajarkan men-dribbel bola sampai dapat dikuasai oleh siswa.
5. Setelah itu diajarkan men-dribbel bola,
2. Kemudian diajarkan men-dribbel bola
menangkap bola, irama langkah, dan
dirangkaikan dengan menangkap bola
melompat.
sampai dapat dikuasai oleh siswa.
6. Kemudian diajarkan menembak ke
3. Setelah itu diajarkan men-dribbel bola,
dalam basket (keranjang atau ring).
menangkap bola, serta melangkah
7. Setelah semua diajarkan dan benar-
dua kali, dan melompat sampai dapat
benar sudah dikuasai dengan baik, maka baru disatukan dari awal yaitu gerakan
men-dribbel
menangkapnya melangkah, menembak
dan
bola, gerakan
melompat, atau
serta
memasukan
ke
dalam basket (keranjang atau ring). Demikian
seterusnya
sehingga
dikuasai oleh siswa. 3. Kemudian diajarkan men-dribbel bola, menangkap
bola,
melangkah
dan
menangkap serta menembakan bola, atau
memasukan
basket
bola
ke
dalam
(keranjang).
4. Demikian seterusnya pengajaran layup
diberkian
pada
siswa
secara
menjadi kesatuan gerakan tembakan
berulang ulang dari unsur pertama,
lay-up dalam permainan bolabasket.
kedua, ketiga, dan seterusnya secara
Kelebihan dari metode ini adalah
bertahap,
siswa dapat memahami gerakan lay-
kesatuan gerakan lay-up secara utuh.
up shoot satu per satu, kesalahan teknik dapat diketahui sejak dini,
METODE
sehingga
menjadi
satu
Metode
yang
digunakan
dalam
Kelas X.1 = 18 x 35% = 6,3 = 6
penelitian ini adalah metode eksperimen
Kelas X.2 = 19 x 35% = 6,6 = 7
dengan rancangan matching subjek by
Kelas X.3 = 20 x 35% = 7 = 7
design yang biasa disebut dengan pola
Kelas X.4= 20 x 35% = 7 = 7
M-S. Pembagian menjadi dua klompok
Kelas X.5 = 20 x 35% = 7= 7
tersebut berdasarkan prestasi individu
Kelas X.6 = 18 x 35% = 6,3 = 6
pada tes awal tembakan lay-up shoot
Jadi, semua sampel yang digunakan
bolabasket,
dalam penelitian ini adalah 40 siswa
untuk
menyeimbangkan
kelompok dalam penelitian ini digunakan
putri.
cara subjek matching ordinal pairing yaitu
Teknik
pengumpulan
data
anak coba yang memiliki kemampuan
menggunakan tes dan pengukuran yakni
tembakan lay-up shoot bolabasket yang
menggunakan tes keterampilan lay-up
seimbang dipasangkan kemudian setiap
shoot bolabasket dari Imam Sodikun
pasangan pada kelompok eksperimen 1
(1992:
dan kelompok eksperimen 2. Secara
mengukur keterampilan dan ketepatan
lebih jelas dapat dilihat sebagai berikut:
lay-up shoot bolabasket. Uji realibilitas
bertujuan
untuk
Kelompok 2
data dalam penelitian ini menggunakan
1
2
kofisien reabilitas belah dua. Kemudian
4
3
hasil perhitungan korelasi dimasukan
5
6
Dst
7
dalam
Tambelang tahun pelajaran 2011-2012
pengambilan proposional
115
sampel random
pengambilan
sampel
siswi.Teknik menggunakan
sampling,
yaitu
secara
acak
menurut porsinya. Pengambilan sampel cara
proposional
spearman
brown.
data digunakan uji lillefors, dan untuk uji perbedaan digunakan rumus t- test.
HASIL
seluruh siswa putri kelas X SMAN 1
berjumlah
rumus
Selanjutnya, untuk menguji normalitas
Populasi dalam penelitian ini adalah
dengan
yang
Kelompok 1
Gambar 1. Pembagian kelompok secara matching ordinal pairing
yang
15)
Data
secara rinci adalah sebagai berikut:
diperoleh
dalam
penelitian ini merupakan hasil dari tes dan pengukuran pada tes awal dan akhir lay-up shoot pada siswa putri kelas 1 SMAN 1 Tambelang tahun pelajaran 2011 / 2012. Hasil uji realibilitas adalah 0.68522 artinya dalam kategori cukup.
random
sampling untuk masing-masing kelas
yang
Uji normalitas data dalam penelitian ini
menggunakan
metode
liliefors.
Adapun
hasil
uji
normalitas
yang
dilakukan pada hasil tes lay-up shoot bolabasket pada siswa putri kelas 1
Rangkuman hasil uji homogenitas data Kelompok Kelompok 1 Kelompok 2
2
N 20 20
SD 2.15 1.64
F hitung 0.7628 0.7628
F t 5% 2.165 2.165
SMAN 1 Tambelang tahun pelajaran 2011/2012.dirangkum
pada
tabel
Dari hasil uji homogenitas yang
4
dilakukan,diperoleh nilai Fhitung = 0.7628,
sebagai berikut:
sedangkan dengan db = 19 lawan 19, angka F Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Kelompok 1 (metode mengajar bagian berulang), dan Kelompok 2 (metode mengajar bagian progresif) Kel Kel 1 Kel 2
N 20 20
Dari
M 2.50 2.40
hasil
SD 1.5652 1.2806
uji
Lhitung 0.1375 0.1832
normalitas
Lt 5% 0.190 0.190
yang
dilakukan pada kelompok 1 diperoleh nilai Lhitung = 0.1375, di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 0.190,
dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa data pada kelompok 1
termasuk
berdistribusi
normal
sedangkan pada kelompok 2 diperoleh
bahwa nilai F
dari
angka
batas
penolakan
= 0.7628 lebih kecil
hitung
dari Ftabel 5% = 2.165 karena F kecil
dari
Ftabel
,maka
diterima.dengan
hitung
lebih
hiotesis
nol
demikian
dapat
disimpulkan kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen. Selanjutnya, di cari uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 yang dilakukan
sebelum
diberi
perlakuan
adalah sebagai berikut : Tabel 3. Rangkuman hasil uji perbedaan tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 Kelompok
N
M
Md
T hitung
Kel 1 Kel 2
20 20
2.50 2.40
-0.1 -0.1
-1.0000 -1.0000
uji
yang
nilai Lhitung = 0.1832,yang ternyata lebih kecil
5% = 2.165 yang ternyata
tabel
Dari
dilakukan
T tabel 5% 1.729 1.729
dapat
disimpulkan bahwa nilai t yang diperoleh
hipotesis nol pada taraf signifikan 5%
sebesar T
yaitu 0.190, dengan demikian dapat
dengan db = N-1 = 20-1 = 19 dan taraf
disimpulkan bahwa data pada kelompok
signifikan 5% nilai t dalam tabel = 1.729,
2 termasuk distribusi normal.
ternyata nilai t yang diperoleh lebih kecil
Hasil uji homogenitas data tes lay-
dari
t
hitung
tabel
= -1.0000,sedangkan
5%
dengan
demikian
up shoot pada siswa putri kelas 1 SMAN
hipotesis nol dapat diterima, yang berarti
1 Tambelang tahun pelajaran 2010/2012,
bahwa sebelum diberi perlakuan tidak
dirangkum pada tabel 2 sebagai berikut:
ada perbedaan yang signifikan antara
Tabel 2.
kelompok
1
dengan
kelompok
2.
Selanjutnya, setelah diberi perlakuan,
1.729.dengan
yaitu kelompok 1 diberi perlakuan beupa
ditolak,yang
metode mengajar bagian berulang dan
perbedaan yang signifikan antara tes
kelompok 2 diberi perlakuan metode
awal dan tes akhir pada kelompok
mengajar bagian progresif, kemudian
2.berarti
dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan
perlakuan
yang
peningkatan keterampilan tembakan lay-
dilakukan
dalam
penelitian
ini
hasilnya adalah sebagai berikut :
N 20 20
M 2.50 3.40
Md 0.90 0.90
T hitung 2.5376 2.5376
T tabel 5% 1.729 1.729
Dari uji yang diperlakukan dapat diperoleh nilai t sebesar 2.5376 yang ternyata nilai tesebut lebih besar dari nilai t
berarti
bahwa
bahwa
setelah
kelompok
nol
terdapat
mendapat
2
memiliki
up shoot bola basket yang signifikan.
Tabel 4. Rangkuman uji perbedaan hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 Tes Awal Akhir
demikian hipotesis
Selanjutnya, hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Rangkuman hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 Tes Awal Akhir
N 20 20
M 2.40 2.90
Md 0.5 0.5
T hitung 1.9494 1.9494
T tabel 5% 1.729 1.729
5% yaitu 1.729 dengan demikian
Dari uji t yang dilakukan dapat
hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa
diperoleh nilai t sebesar t hitung sebesar
terdapat
1.9494, yang ternyata nilai tersebut lebih
tabel
perbedaan
yang
signifikan
antara tes awal dan tes akhir pada
besar dari nilai t
kelompok
dengan demikian hipotesis no ditolak,
1,
berarti
bahwa
setelah
mendapat perlakuan kelompok 1 memiliki
yang
peningkatan
perlakuan
kemampuan,keterampilan
berarti
tabel
5%,yaitu 1.729
bahwa
terdapat
setelah
perbedaan
diberi yang
tembakan lay-up shoot bola basketyang
signifikan antara tes akhir pada kelompok
signifikan
1 dan kelompok 2.
Tabel 5. Rangkuman hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2. Tes Awal Akhir
N 20 20
M 2.40 2.90
Md 0.5 0.5
T hitung 2.1269 2.1269
T tabel 5% 1.729 1.729
Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik diadakan penghitungan perbedaan
persentase
peningkatan
terhadap tiap-tiap kelompok. Adapun nilai Dari uji t yang dilakukan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok
2
diperoleh
nilai
sebesar
2.1269,yang ternyata nilai tersebut lebih besar
dari
nilai
t
tabel
5%
yaitu
perbedaan tembakan
peningkatan lay-up
shoot
keterampilan bola
basket
dalam persen pada kelompok 1 dan
kelompok 2 dapat dilihat pada tabel 7
dan
berikut ini.
perlakukan dalam keadaan seimbang, yang
kelompok
berarti
2
sebelum
apabila
setelah
diberi
diberi
perlakuan terdapat perbedaan hal itu karena adanya perbedaa perlakuan yang diberi selama penelitian. Tabel 7. Rangkuman hasil perbedaan keterampilan tembakan lay-up shoot pada kelompok 1 dan kelompok 2 Kel
N
Kel 1 Kel 2
20 20
M pretes 2.50 2.40
M posttes 3.40 2.90
Dari uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir pada
M different
Persentase
0.90 0.50
36% 20.83%
bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan keterampilan tembakan lay-up shoot bola sebesar
kelompok
2
36%,
memiliki
sedangan peningkatan
keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket
sebesar
demikian
dapat
kelompok
1
20.83
%.dengan
disimpulkan memiliki
bahwa
peningkatan
keterampilan tembakan lay-up shoot bola basket yang lebih besar dari pada kelompok 1.
hasil
penghitungan
uji
awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 di thitung
sedangkan nilai t
sebesar tabel
–1,0000,
= 1,729.ternyata
nilai yang diperoleh lebih kecil dari nilai t tabel,yang
berarti
hipotesis
nol
diterima.dengan demikian kelompok 1
nilai
t
sebesar 2,5376. Ternyata nilai t hitung
1.729.yang
berarti
ditolak.dengan
tabel
hipotesis
demikian
5% = nol dapat
disimpulkan bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan lay-up yang signifikan.yang
berarti
bahwa
latihan
tembakan lay-up dengan metode bagian berulang
memiliki
signifikan
pengaruh
terhadap
yang
peningkatan
kemampuan lay-up. Dari uji perbedaan yang dilakukan terdapat hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 dan 2 diperoleh nilai t sebesar 2,1269.ternyata nilai t hitung
1.729,yang
perbedaan yang dilakukan antara tes
peroleh
diperoleh
tersebut lebih besar dari t
PEMBAHASAN Dari
1
tersebut lebih besar dari t
Dari hasil tes diatas dapat diketahui
basket
kelompok
berarti
ditolak.dengan
tabel
hipotesis
demikian
5% = nol dapat
disimpulkan bahwa kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lay-up yang signifikan.yang
berarti
bahwa
latihan
tembakan lay-up dengan metode bagian progresif signifikan
memiliki
pengaruh
terhadap
kemampuan lay-up.
yang
peningkatan
Dari uji perbedaan yang dilakukan
SIMPULAN
terhadap hasil tes akhir pada kelompok 1
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
dan kelompok 2 diperoleh nilai t sebesar
analisis
1.9494 sedangkan nilai t
ternyata hipotesis yang diajukan dapat
tabel
5% = 1.729.
data
yang
telah
dilakukan,
Ternyata nilai t yang diperoleh lebih
diterima,dengan
besar dari t tabel,yang berarti hipotesa
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
ditolak.dengan
1. Ada
demikian
dapat
demikian
perbedaan
dapat
pengaruh
yang
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara metode mengajar
yang signifikan antara hasil tes akhir
bagian berulang dan bagian progresif
pada kelompok 1 dan kelompok 2
terhadap keterampilan tembakan lay-
perbedaan bentuk latihan yang diberi
up shoot bola basket pada siswa putri
perlakuan berpengaruh terhadap hasil
kelas 1 SMAN 1 Tambelang, yaitu t
tembakan
hitung
atau
sampel.dalam
keterampilan
penelitian
ini
lay-up bentuk
= 1.9494 lebih bsar dari t
tabel
5%
= 1.729.
latihan yang diberikan pada kelompok 1
2. Metode mengajar bagian berulang
adalah latihan tembakan dengan metode
memiliki pengaruh yang lebih baik
bagian berulang dan kelompok 2 adalah
dari pada metode mengajar bagian
latihan tembakan dengan metode bagian
progresif
progresif.
tembakan lay-up shoot bola basket
terhadap
keterampilan
Dari hasil uji penghitungan terdapat
pada siswa putri kelas 1 SMAN 1
peningkatan kemampuan lay-up setelah
Tambelang.peningkatan keterampilan
berulang memiliki prosentase yang lebih
tembakan
tinggi = 36,00%,dari pada dilakukan
kelompok 1 adalah 36 % lebih besar
penelitian ternyata kelompok 1 dengan
dari keterampilan tembakan lay-up
metode bagian berulang, kelompok 2
shoot bola basket pada kelompok
dengan metode bagian progresif yaitu
2,yaitu 20.83 %.Dengan demikian
sebesar
20,83
metode
bagian
lay-up
shoot
pada
%.dengan
demikian
terdapat perbedaan antara hipotesis
berulang
memilki
dan hasil akhir. Hal ini dipengaruhi
pengaruh yang lebih baik dari pada
oleh perlakuan yang diberikan pada
metode
masing - masing kelompok.
bagian
progresif
terhadap
keterampilan kemampuan lay-up pada
Berdasarkan
simpulan
di
atas,
siswa putri kelas 1 SMA Negeri 1
maka pengajar hendaknya menerapkan
Tambelang Kabupaten Bekasi.
metode mengajar bagian berulang untuk meningkatkan
keterampilan
tembakan
lay–up shoot dalam permainan bola basket,
selain
menigkatkan
itu
dalam
keterampilan
tembakan
mengajar yang dapat membentuk pola didalam
meningkatkan
keterampilan tembakan lay–up shoot bolabasket, diantaranya yaitu diberikan metode mengajar bagian berulang.
DAFTAR PUSTAKA Imam Sadikun. (1992). Olahraga pilihan bola basket. Surakarta: FKIP UNS. Rusli Lutan. (1988). Belajar keterampilan motorik pengantar teori dan metode. Jakart : Depdikbud Dirjendikti. Subroto. (2000). Asas pengetahuan umum Jakarta: Depdikbud.
– asas olahraga.
Sugiyanto dan Sudjarwo. (1992). Perkembangan dan belajar gerak. Jakarta: Depdikbud proyek penetaran Guru SD setara D II bagian proyek penataran guru Pendidikan jasmani SD setara D-II. Sugiyanto. (1996). Belajar Surakarta: UNS Press
Suparman Sade adalah dosen penjaskesrek, FKIP, Universitas Islam “45” Bekasi.
2)
Sarpa adalah mahasiswa penjaskesrek, FKIP, Universitas Islam “45” Bekasi.
upaya
lay–up shoot, perlu diberikan metode
gerak
1)
gerak.
Sukintaka. (1982). Permainan dan metodik. Jakarta: Percetakan Negara RI Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.