Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober 16
KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, PERSEPSI KINESTETIK DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEBERHASILAN TEMBAKAN LOMPAT (JUMP SHOOT) BOLABASKET Yandika Fefrian Rosmi Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) kontribusi power otot tungkai terhadap keberhasilan tembakan lompat bolabasket, 2) kontribusi persepsi kinestetik terhadap keberhasilan tembakan lompat bolabasket, 3) kontribusi koordinasi mata tangan terhadap keberhasilan tembakan lompat bolabasket, 4) kontribusi power otot tungkai, persepsi kinestetik dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan tembakan lompat bolabasket. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, metode dalam penelitian ini adalah metode diskriptif dengan pendekatan korelasional. Dalam penelitian ini populasinya seluruh mahasiswa peserta UKMbolabasketUniversitas PGRI Adi Buana Surabayadengan jumlah 33 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik population sampling, Teknik pengumpulan data digunakan tes dan pengukuran dalam olahraga, variabel penelitian terdiri dari power otot tungkai, persepsi kinestetik, dan koordinasi mata-tangan sebagai variabel bebas, sedangkan variabel terikatnya yaitu keberhasilan tembakan lompat bolabasket. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan analisis regresi ganda, dengan pengujian hipotesis menggunakan taraf signifikansi 5 %.Berdasarkan data yang dianalisis diperoleh kesimpulan; (1) terdapat kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai dengan keberhasilan tembakan lompat (jump shoot) bolabasket, hal ini dibuktikan dengan nilai r hit= 0,375> r tabel = 0,335. (2) tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara persepsi kinestetik dengan kemampuan tembakan lompat (jump shoot) bolabasket, hal ini dibuktikan dengan nilai r hit = 0,071< r tabel = 0,335, (3) tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara koordinasi mata-tangan dengan
135
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
keberhasilan tembakan lompat (jump shoot) bolabasket,hal ini dibuktikan dengan nilai r hit = 0,143< r tabel = 0,335, (4) tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara power otot tungkai, persepsi kinestetik, dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan tembakan lompat (jump shoot), hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan nilai F hit sebesar 1.731 dengan probabilitas sebesar 0,183, karena nilai probabilitas lebih besar dari α 0,05. Kata kunci: power otot tungkai, persepsi kinestetik, koordinasi mata tangan, keberhasilan tembakan lompat (jump shoot) PENDAHULUAN
Prinsipnya
Bolabasket
permainan
merupakan
bolabasket dimainkan oleh dua
olahraga permainan yang sangat
tim.Masing-masing tim terdiri dari
digemari.
lima
Perkembangan
orang.Luas
lapangan
bolabasket di Indonesia semakin
permainan yaitu 28 m X 15 m dapat
berkembang dari waktu ke waktu,
berupa lantai, ubin, serta papan
banyak
baik
event
bolabasketyang
di
lapangan
outdoor
atau
digelar secara rutin. Permainan
indoor.Olahraga
bolabasketsangat
bolabasketdilakukan dengan cara
digemari
oleh
permainan
berbagai kalangan karena mudah
saling
dan
memasukkan bola ke ring basket.
menyenangkan
untuk
dimainkan.
Melalui
menyerang
Pemenangnya
untuk
ditentukan
dari
bolabasketsegala kegiatan positif
perolehan
point
sekaligus prestasi bisa diperoleh.
Olahraga
bolabasket
Hal serupa di sampaikan oleh
teknik dasar yang perlu dikuasai,
Oliver, (2007: vi) yang menyatakan
yaitu shoot (menembak), passing
bahwa olahraga bolabasket yang
(mengumpan),
penggemarnya
(menggiring
berbagai
berasal
kalangan
dari
merasakan
bola).
menyenangkan,
kecenderungan
menyehatkan.
menghibur,
dan
dribble
Dilihat
dari
karakteristik pemain bolabasket di indonesia
mendidik,
terdapat
dan
bahwa bolabasket adalah olahraga kompetitif,
terbanyak.
yang
memunyai
berpostur
relatif
pedek, shoot merupakan komponen yang paling penting dikuasai oleh setiap pemain. Gerak dasar shoot
136
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
(menembak)
merupakan
segala
tersendiri
bagi
sebuah
tim.
upaya untuk memasukkan bola ke
Sebenarnya tidaklah sulit untuk
dalam
ring
melakukan tembakan karena secara
nilai.
Kemampuan
untuk
memperoleh ini
yang
teknis
gerakan
lompat
adalah
membuat tujuan kemenangan bisa
gerakan yang mudah dilakukan,
dicapai.
karena tembakan lompat terdiri
Menembak merupakan suatu
dari beberapa tahap/fase gerakan,
teknik dasar yang harus dikuasai
antara lain dari gerakan lompatan,
setiap pemain bolabasket. Jenis-
gerakan tangan dalam menembak,
jenis tembakan bolabasket menurut
fokus
buku yang diterbitkan FIBA yang
sasaran/target,
berjudul “Basket Ball For Everyone”
followthrough (gerakan lanjutan).
terdiri dari beberapa jenis, antara
mata
terhadap
release
bola dan
Kenyataannya sering terjadi
lain : The set shoot, the lay up shoot,
tembakan
underline shoot, the jump shoot, hook
akhirnya bola tidak mencapai ring
shoot, dunking, the reverse lay up,
atau
Tembakan
tapping. merupakan
suatu
teknik
bahkan
yang
hasil
kelebihansehingga
lompat
bola tidak masuk ring,selain hal
dasar
resebut juga sering terjadi kesulitan
menembak yang sering digunakan
dalam
oleh setiap pemain untuk meraih
tembakan
posisi
lompat
melakukan lompat
gerakan terutama
manapun
koordinasi gerakan saat melompat
tembakan lompat dapat dilakukan
dan saat menembak arah bola tidak
oleh setiap pemain. Akan tetapi
lambung tetapi lurus ke arah basket
biasanya
tim
dan pada saat kaki mendarat tidak
bolabasket kemampuan tembakan
pada tempat semula dikarenakan
lompat hanya dimiliki oleh seorang
pada saat melompat arah lompatan
pemain yang berkarakter sebagai
tidak
seorang
tembakan lompat dalam permainan
point.Pada
dalam
pemain
suatu
menembak
vertikal.
(shooter), hal ini menjadi keliru
bolabasket
karena hendaknya setiap tim semua
menghasilkan
pemain
diharapkan
harus
kemampuan tersebut
mempunyai
menembak,
menjadi
Tujuan
adalah poin dengan
dari untuk maka
melakukan
hal
gerakan tembakan lompat dengan
permasalahan
benar secara tidak langsung suatu
137
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
tim dapat memperoleh peluang untuk
memenangkan
pertandingan. observasi
antara koordinasi mata-tangan
Berdasarkan
dengan keberhasilan tembakan
tim
bolabasketmempunyai dengan
tembakan
atau
Apakah terdapat kontribusi
suatu
banyak
pemain
3.
materi
lompat ? 4.
Apakah terdapat kontribusi
spesialisasi
antara daya ledak, persepsi
tetapi
kinestetik dan koordinasi mata-
shoooter,
sering di dalam event pertandingan
tangan
para
maksimal
dengan keberhasilan tembakan
tembakan
lompat bolabasket?
pemain
dalam
kurang
melakukan
khususnya
tembakan
lompat
sehingga banyak peluang untuk menciptakan
point
terbuang
dengan percuma.Berdasarkan halhal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk meneliti salah satu teknik dasar permainan bolabasket yaitu tembakan lompat yang dalam penelitian ini akan mengkaitkan dengan unsur kondisi fisik seperti power, koordinasi dan persepsi kinetik. Berdasarkan latar belakang masalah,
maka
penelitian
dirumuskan sebagai berikut : 1.
Apakah terdapat kontribusi antara
daya
ledak
dengan
keberhasilan tembakan lompat bolabasket? 2.
Apakah terdapat kontribusi antara
persepsi
kinestetik
dengan keberhasilan tembakan lompat?
secara
bersama-sama
KAJIAN PUSTAKA Bolabasket adalah olahraga untuk
semua
bolabasket
orang,
walaupun
merupakan
cabang
olahraga yang identik dengan anak muda dengan pemain terbanyak pria saja, namun bolabasket dapat dimainkan
oleh
pria
maupun
wanita dari segala usia dan ukuran tubuh bahkan oleh mereka yang cacat termasuk yang duduk di kursi roda. Walaupun bolabasket identik juga dengan permainan yang membutuhkan postur yang tinggi
saja
namun
bagi
yang
mempunyai postur tubuh tidak terlalu tinggi juga bisa bermain bolabasket dengan mengandalkan keahlian dan teknik dasar lainnya seperti
menembak,
menggiring,
dan lain-lain. Keahlian menembak adalah salah satu teknik dasar yang digunakan
138
dalam
permainan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
bolabasket
untuk
membuat
menang.Dalam
melakukan
poin.Menembak adalah satu unsur
tembakan
dari sekian banyak keterampilan
keterampilan, sehingga prosentase
bolabasket,
menembak dapat tepat masuk ke
peningkatan
keterampilan
atau
suatu
kemampuan
keranjang
dibutuhkan
lebih
suatu
baik.
Dalam
menembak di samping melalui
melakukan gerakan menembak itu
latihan
berkesinambungan
bukan
dicapai
melalui
melempar bola saja, tetapi meliputi
tersebut.
beberapa mekanika dasar dalam
yang
melakukan tembakan agar bola
mendalam dari kemampuan dasar
jatuh tepat pada sasaran atau ring.
untuk
Menurut Akros Abidin (1999:61)
juga
yang dapat
penambahan Suatu
latihan
pengetahuan melakukan
keterampilan
berbagai
dasar
sekedar
asal
suatu
Ada beberapa macam tembakan
mutlak
untuk membuat angka, antara lain ;
diperlukan untuk dapat bermain
(1) the set shoot, (2) the lay up shoot,
dengan baik.
(3) the jump shoot, (4) the hook shoot,
permainan
dari
hanya
adalah
Tujuan akhir dari permainan bolabasket
adalah
memasukkan
bola ke keranjang lawan sebanyakbanyaknya.
Hal
ini
akan
menentukan
pemenang
dalam
suatu
pertandingan
bolabasket.
Untuk memenangkan pertandingan suatu tim mengumpulkan poin sebanyak mungkin dimana usaha dalam
mengumpulkan
tersebut
salah
satunya
poin dengan
melakukan tembakan lompat, hal ini sesuai dengan tujuan dari suatu pertandingan bolabasket, dimana untuk memperoleh angka atau poin dalam
pertandingan
merupakan
suatu keharusan bila suatu ingin
(5) the dunk shoot, dan (6) the two handed reserve dunk shoot Tembakan lompat (jump shoot) Tembakan dalam permainan bolabasket tersebut di atas terdapat salah satu jenis tembakan yang mana sering kali digunakan oleh setiap pemain dalam pertandingan untuk
membuat
tembakan lompat
angka,
lompat. adalah
suatu
yaitu
Tembakan gerakan
tembakan dengan disertai lompatan dan
kemudian
pada
puncak
lompatan tembakan bola harus sudah dilepaskan melalui lengan, pergelangan, jari tangan, dengan seluruh tenaga, kemudian angkat
139
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
bola secara serentak ke atas dengan
Pada
saat
kaki, punggung dan bahu. Dalam
mendapat/menerima
tembakan
membuat
lompat
bola
harus
bola
persiapan
untuk
diangkat tinggi dan menembak
membuat persiapan menembak
setelah
Dalam
yaitu memegang bola dengan
permainan bolabasket melakukan
kedua tangan di depan dada,
tembakan
kedua
melompat. lompat
merupakan
pertahanan yang paling baik dalam
lutut
ditekuk
dan
pandangan ke arah basket.
rangka melakukan tembakan ke basket lawan untuk menghindari
Tahap pelaksanaan
dari blocking atau jangkauan dari
Kedua kaki melompat ke arah
tangan lawan. Dengan jump shoot
vertikal, bersamaan dengan itu
dapat mencapai sasaran yang tepat
bola diangkat di atas kepala siap
dengan menembak dari atas ketika
untuk
melompat, dengan cara demikian
ketinggian maksimal pandangan
maka
tertuju ke arah basket kemudian
akan
kesulitan
menjauhkan untuk
dari
pertahanan
tembakan
bola
ditembakkan.Apabila
menembak dengan dua tangan,
maupun menghalang-halangi. Dalam
menembak. Pada saat
lompat,
kedua
kaki
sejajar,
namun
gerakan lompat mempunyai tujuan
apabila menembak dengan satu
mekanika,
tangan salah satu kaki berada
yaitu
melontarkan
objek/tubuh untuk mencapai jarak vertikal
maksimal
menembak
bola
sedangkan ke
ring
mempunyai tujuan mekanika untuk melontarkan obyek untuk mencapai ketepatan maksimal. Menurut Hall Wissel
(2004:54) mengemukakan
bahwa “Teknik gerakan tembakan lompat dapat kita amati dengan cara pendekatan biomekanik, hal ini dapat dianalisa sebagai berikut:
sedikit di depan. Tahap gerak lanjutan (follow through) Saat bola terlepas dari tangan lengan lurus dan bahu lebih tinggi dari bahu lainnya (bila menembak dengan satu tangan) pada saat badan pada ketinggian maksimal kedua kaki lurus, pada saat mendarat kedua kaki mendarat lentur di tempat semula dimana
Tahap persiapan
140
Jurnal Buana Pendidikan
pada
Tahun XII, No. 22. Oktober
saat
itu
melakukan
lompatan.
telunjuk, tubuh
Menurut
Hall
(7)
seimbakan
sampai
posisi
bolaterlepas,
(8)
Wissel
Irama yang sama, (9) Lihat target.
(2004:54) bahwa, “Suatu tembakan
Fase Follow Through(1) Rentangkan
lompat sama dengan menembak
(luruskan) lengan (2) Jari telunjuk
dengan satu tangan hanya ada dua
menunjuk pada target (3) Telapak
penyesuaian dasar. Pada tembakan
tangan menghadap ke bawah saat
lompat bola diangkat lebih tinggi
menembak,
dan menembak setelah melompat
dengan telapak tangan ke atas (5)
dan
menembak
Lihat target, (6) Mendarat dengan
melompat”.
seimbang (pada posisi yang sama
bukannya
bersamaan
dengan
(4)
Ketiga tahapan gerakan tersebut di
saat lompat).
atas menjadi satu rangkaian yang
Setiap
utuh, yaitu
fase
gerakan
tembakan
terdahulu memkontribusii fase-fase
(jump shoot). Di mana
berikutnya. Dalam hal mengamati
dalam rangkaian gerakan tembakan
keterampilan secara kontinyu perlu
lompat
dilihat
lompat
gerakan
Seimbangkan
menurut
Hall
Wissel
siklus
gerakan
(2004:55) terdiri dari beberapa fase
melakukan
antara lain :Fase Persiapan (1) Kaki,
tembakan
dibuka selebar bahu, (2) Ujung jari
koordinasi gerakan kaki, tangan
kaki lurus menghadap ring basket,
dan dimana saat akan melakukan
(3) Lutut ditekuk, (4) Bahu rileks,
tembakan.
Dalam
situasi
(5) Tangan yang tidak menembak
permainan
bolabasket,
sering
berada di samping bola, (6) Ibu jari
terjadi lontaran vertikal disertai
rileks, (7) Siku ditekuk, (8) Bola
suatu
pada posisi tinggi diantara telinga
sebelum
melakukan
lompatan
dan bahu, (9) Lihat target. Fase
vertikal
diharuskan
membuat
Pelaksanaan
lalu
awalan terlebih dahulu dengan cara
lompatan
berlari.Gerakan tembakan lompat
bergantung pada jarak tembakan,
sama dengan melakukan aktivitas
(3) kaki, punggung, bahu, lurus (4)
melontarkan tubuh dalam olahraga,
siku diluruskan, (5) lecutkan jari-
maka
jari ke depan, (6) lecutkan jari
tingginya
tembak,
(2)
(1)
Lompat,
Tinggi
141
latihan
saat
lompat
diperlukan
komponen
jangkuan
gerakan
horisontal
tangan
jangkauan
atau
menjadi
Jurnal Buana Pendidikan
sangat
Tahun XII, No. 22. Oktober
penting.
Menurut
Hall
terhadap
keseimbangan
Wissel (2004:59) Ada 3 faktor yang
penguasaan
menentukan tingginya jangkauan,
melakukan
yaitu : (1) Tingginya pusat massa
sebelum
badan dari tempat (lantai) take of.
penembak
(2) Kecepatan vertikal pusat massa
keberadaan ring, sehingga dapat
badan saat take of. (3) Jarak vertikal
mengukur
ujung
massa
dengan ring. Elbow, besar atau
gerakan
kecilnya derajat tekukan pada siku
dengan
pusat
badan.Melakukan tembakan
lompat
berarti
saat
bola
dalam sebelum
tembakan.
Eyes,
melakukan
tembakan
harus
melihat
jarak
antara
menembak
pemain
menentukan
melontarkan tubuhnya ke udara
kekuatan dari lemparan. Follow
secara
through,
vertikal,
pusat
massa
merupakan
gerakan
badannya bergerak mengikuti pola
lanjutan dari tembakan. Prinsip
gerak
vertikal.Pada saat badan
selanjutnya
mencapai tinggi maksimal, bola
merupakan
ditembakkan
untuk
Range, Open, Balance, One count, dan
mencapai tinggi maksimal pemain
Teammate. Range, pemain berada
harus
mempunyai
kecepatan
pada jarak yang efektif untuk
vertikal
yang
mungkin
melakukan tembakan. Open, posisi
pada saat menolak agar dapat
terbuka, tidak ada pemain bertahan
membawa pusat massa badan yang
yang melakukan penjagaan dengan
lebih
ketat didepan pemain yang akan
ke
tinggi
basket,
sebesar
selama
ia
melayang.Krause, et al (2008:76-77)
melakukan
menyatakan
bahwa
pemain
mendapatkan
tembakan
untuk yang
adalah
ROBOT,
kepanjangan
tembakan.
harus
dari
Balance,
memperhatikan
keseimbangan sebelum melakukan
akurat mengemukakan dua prinsip
tembakan.
dalam menembak, yaitu BEEF dan
meraih tambahan satu angka. Hal
ROBOT.
seperti ini terjadi apabila pemain
BEEF,
merupakan
One
count, berusaha
bertahan melakukan pelanggaran
kepanjangan dari Balance, Eyes,
ketika
Elbow, dan Follow through. Istilah
melakukan
balance yang dimaksudkan adalah
tembakan tersebut masuk, maka
perhatian pemain atau penembak
pemain yang melakukan tembakan
142
pemain
menyerang
tembakan
dan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
tersebut mendapatkan satu kali
beban dengan kecepatan tinggi
kesembatan
lewat
dalam satu gerakan yang utuh,
throw).
yang dilakukan secara explosive
tembakan
tembakan
bebas
(free
Teammate, yang dimaksud disini
dengan
memadukan
adalah
kekuatan
dan
pemain
jangan
egois,
antara
kontraksi
otot”.
apabila teman satu tim memiliki
Menurut Sajoto, (1995:17) Daya
kesempatan lebih baik dalam usaha
ledak otot tungkai atau muscular
mencetak angka, maka sebaiknya
power
pemain
dilakukandalam
yang
menguasai
bola
adalah
usaha
yang
melakukan
tersebut memberikan operan (pass)
kekuatan
kepada teman satu tim yang lebih
dikerjakan dalam waktu sesingkat-
memiliki peluang. Posisi tangan
singkatnya. Dalam hal ini telah
menembak berada di belakang dan
dinyatakan
di bawah bola dan tangan yang
merupakan hasil perkalian antara
bukan untu menembak bertugas
kekuatan dan kecepatan.
untuk
menyeimbangkan
teknik
ini
disebut
bola,
locking
otot
menurut
Agus,
(1992:21)
Menjelaskan Power atau daya ledak
Power Tungkai Dalam
kegiatan
olahraga
khususnya bolabasket pada teknik lompat
(jump
shoot),
powerotot tungkai berfungsi untuk melakukan gerakan tiba-tiba dan memerlukan
pengerahan
sepenuhnya,
untuk
tenaga
memperoleh
hasil tembakan lompat yang keras terarah
guna
mendukung
pencapaian hasil tembakan yang maksimal. Suharno, (1993 : 33) mengartikan
power
sebagai
“Kemampuan otot atau sekelompok otot
yang
daya
Sedangkan
eksplosif
dan
bahwa
Sugiyanto&
and
loading.
tembakan
maksimum,
dalam
mengatasi
tahanan
adalah
memungkinkan sekelompok
kerja kerja
kekuatan
otot
atau untuk
fisik
power
yang
otot
otot
menghasilkan eksplosif
kualitas
yang
ditentukan
dan
kecepatan
rangsangan syaraf serta kecepatan kontraksi.Dari pendapat di atas dapat diuraikan bahwa daya ledak atau power merupakan gabungan antara dua unsur yaitu kekuatan dan kecepatan dalam berkontraksi. Dengan
demikian
untuk
dapat
menghasilkan power otot tungkai yang
143
baik
diperlukan
latihan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
kekuatan dan kecepatan kontraksi
pada
otot. Adapun tujuan latihan power
tembakan bawah ring basket.
otot
tungkai
dalam
untuk
Bompa & Haff, (2009: 45)
meningkatkan ketrampilan teknik
mengemukakan bahwa, “ Daya
serta penekanan pada beban latihan
ledak ataupun power merupakan
untuk tiap elemen gerakan..
produk kekuatan maksimum dan
Hampir
adalah
kontribusinya
semua
cabang
kecepatan maksimum. Dan ia juga
olahraga memerlukan komponen
mengemukakan
fisik
tingkat
ekplosif
power,
termasuk
bahwa
kekuatan
tanpa
maksimum,
cabang olahraga bolabasket dalam
power atau daya ledak tidak akan
melakukan lompatan, mengoper,
mencapai standar yang tinggi”.
berlari, menembak atau shooting.
Demikian pula bahwa melompat
Seperti dikemukakan oleh Harsono,
tinggi
daya ledak adalah kemampuan otot
melakukan
untuk
Berpijak dari pendapat di atas
menggerakan
maksimal
dalam
kekuatan
diperlukan tenbakan
saat
lompat
.
yang
sudah jelas, bahwa daya ledak atau
sangat cepat. Batasan ini sangat
power sangat di perlukan bagi
jelas power otot tungkai dalam
pemain bolabasket, karena hampir
situasi
90
yang
menghasilkan
waktu
juga
serentak
untuk
tenaga
yang
%
tembakan
diperoleh
melalui
yang
masuk
tembakan
meledak. Dua komponen itu adalah
melompat. Dari pendapat tersebut
kekuatan dan kecepatan. Kekuatan
jelas
dan kecepatan berbanding lurus
merupakan
dengan
memiliki tingkat kemampuan yang
besarnya
dihasilkan.Power
daya otot
yang tungkai
besar
bahwa
dalam
tembakan
lompat
tembakan
yang
mencetak
dalam olahraga bolabasket sangat
Kekuatan
diperlukan,
bahwa
merupakan perpaduan kondisi fisik
basket
yang tidak dapat di pilih-pilih
tersebut dilakukan melalui gerakan
dalam menciptakan daya ledak
melompat dan menggunakan otot
atau power karena dengan semakin
tungaki bagian atas ataupun bagian
kuat dan cepatnya seseorang maka
bawah, maka pembahasan tentang
semakin besar daya ledak atau
power otot tungkai lebih mengarah
power
tembakan
mengingat bawah
ring
144
yang
dan
angka.
kecepatan
dihasilkan.
Besar
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
kecilnya daya ledak dikontribusii oleh
otot
yang
membungkus
melekat
tungkai
dan
tersebut.
Persepsi merupakan seseorang
kinestetik kemampuan
yang
rasa
berhubungan
Tungkai adalah bagian bawah dari
dengan pengindraan. Organ indra
tubuh
menangkap stimulus kemudian di
manusia
yang
berfungsi
untuk mengerakkan tubuh separti
proses sampai stimulus
berjalan, berlari, dan melompat
dimengerti.
terjadinya gerakan pada tungkai
dan Agus Kristiyanto (1998 :20)
tersebut disebabkan adanya otot
bahwa, “Persepsi kinestetik adalah
dan tulang.
pengindraan dan proses perceptual
Menurut Satimin Hadiwijaya (1992:80 ) bahwa, “Tungkai pada manusia terdiri dari dua yaitu tungkai bawah dan tungkai atas. Tungkai bawah (ekstrimitas imperior) digunakan sebagai penahan dan digunakan untuk segala aktivitas. Tungkai dibentuk oleh tungkai atas atau paha (ios femoris/femur). Tulang tungkai bawah yang terdiri dari tulang kering (os tibia) dan tulang betis (os fibula) dan tulang kaki (ossa pedis/foot
bones)”.Dalam
aktivitas
olahraga, daya ledak otot atau power berfungsi untuk melakukan gerak secara cepat dan memerlukan pengerahan sepenuhnya. dalam
bola
tenaga
yang
Demikian
pula
basket
sangat
diperlukan pada saat melompat. Persepsi Kinestetik
Menurut Sugiyanto
serangkaian memproses
tersebut
fungsi
yang
stimulus
yang
di
tangkap oleh organ indra sampai stimulus
dimengerti.
Proses
masuknya stimulus disebut proses perseptual.
Indra
berfungsi
menangkap
stimulus,
proses
perseptual berfungsi mengartikan stimulus.
Pengertian
yang
dihasilkan oleh proses perceptual disebut persepsi. Menurut Slameto (1995
:
102)
bahwa,
“Persepsi
adalah proses masuknya stimulus berupa dalam
pesan atau informasi ke otak
manusia.Melalui
persepsi
manusia
mengadakan
hubungan
lingkungan.
terus dengan
Hubungan
ini
dilakukan lewat inderanya yaitu indera
penglihat,
pendengar,
peraba, perasa dan pencium. Berdasarkan atas
145
dapat
pendapat
di
disimpulkan,
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
penginderaan
merupakan
awal untuk
kunci
memahami sesuatu,
pendapat
Magruder,
mendefinisikan kinestetik sebagai
sebelum seseorang mampu berbuat
berikut
sesuatu. Penginderaan
tersebut
mengenal kontraksi-kontraksi otot
penglihat,
dan jumlah yang di ketahui, (2)
meliputi
indera
pendengar,
peraba,
pencium.
perasa
dan
Kemampuan
:(1)Kemampuan
Kemampuan
untuk
keseimbangan,
(3)Kemampuan mengkonsumsi dan
penginderaan setiap orang akan
mengidentifikasi
posisi
tubuh,
berbeda,
dan
(4)Kemampuan
orentasi
tubuh
kepekaan alat indera yang dimiliki
didalam ruang.
kesempurnaan
seseorang
akan
kualitas
menentukan
penginderaan.
Hasil
Berdasarkan tersebut
pendapat
dapat
dirumuskan,
tangkapan fungsi inderawi akan
kinistetik
memkontribusi tingkat persiapan
kesadaran akan posisi tubuh atau
dan
bagian-bagian tubuh pada waktu
perhatian
seseorang.
dapat
memberikan
Sedangkan kinestetik atau gerak
bergerak,
juga
merupakan kepekatan yang timbul
mengenal
kontraksi
dari organ tubuh manusia yang erat
keseimbangan tubuh. Dengan hal
hubungannya
tersebut maka dapat mengontrol
tubuh.
dengan
dan
gerakan-gerakan yang dilakukan
13)
menjadi lebih baik. Kemampuan
mengemukakan istilah kinestetik
mengontrol gerakan yang lebih
berasal dari bahasa Yunani dari
baik berarti koordinasi gerakan
kata “kin” (montion, gerak) dan
menjadi semakin baik dan lebih
“esthesia”
efektif.Kemampuan
Kunta
Sudjarwo
otot
dan
Sapta
Menurut
gerakan
kemampuan
P.
(1994
(sensai)
pengamatan
yang
seseorang
:
berarti tentang
mengintegrasikan informasi yang
gerakan itu sendiri, baik tentang
akurat antara individu yang satu
gerakan anggota badanya dengan
dengan lainnya tidak sama, hasil
memperhatikan
pengintegrasian informasi banyak
anggota
badan
yang lainnya, maupun gerakan
dikontribusi
tubuh secara keseluruhan. Lebih
perseptual
lanjut menurutSudjarwo dan Sapta
individu. Kemampuan perseptual
Kunta
tersebut sering dikatakan sebagai
P,
(1994:4)
mengutip
146
oleh
kemampuan masing-masing
Jurnal Buana Pendidikan
faktor
Tahun XII, No. 22. Oktober
pendukung
antara
kemampuan
seseorang
untuk
kecermelangan kognitif seseorang
mengintegrasikan
antara
gerak
dengan aktifitas psikomotor.
mata saat menerima rangsangan dengan gerakan tangan, menjadi satu
Koordinasi Mata – Tangan Keterampilan suatu cabang olahraga
pada
umumnya
membutuhkan koordinasi. Hal ini
pola
sehingga yang
gerakan
tertentu
menghasilkan
gerakan
terkoordinasi,
efektif
dan
efisien.
karena gerakan keterampilan selalu
Dengan demikian gerakan
melibatkan beberapa unsur gerakan
yang
untuk
dirangkaikan
gerakan yang saling berhubungan
menjadi satu pola gerakan tertentu.
di dalam pelaksanaan fungsinya,
Selain tinggi badan dan kecepatan
yang
reaksi.Peranan
secara
kemudian
koordinasi
mata-
terkoordinasi
berarti
merupakan
terjadi
serasi
kombinasi
antara
timming,
tangan juga sangat penting pada
keseimbangan dan koordinasi otot.
saat melakukan tembakan. Karena
Timming adalah suatu pengatur
dengan
koordinasi
irama gerak, yang mana hal ini
yang
bagus,
mata-tangan akan
terwujud dalam bentuk ketepatan
menghasilkan tembakan under the
waktu kontraksi sekelompok otot,
yang
basket
maka
akurat.
Pengertian
sehingga
dapat
menghasilkan
koordinasi menurut Sajoto(1995: 9)
gerakan cepat, urut dan lamanya
adalah:
unsur
“Kemampuan
untuk
gerak
mengintegrasikan berbagaimacam
Sedangkan
gerak, ke dalam satu pola gerakan
menyesuaikan
secara
secara
efektif”.
Sedangkan
yang
dilakukan.
keseimbangan, pusat
efektif
gravitasi
dalam
bidang
Sudjarwo ( 1992 : 262 ) berpendapat
tumpuan dan fungsi versibular yang
bahwa
ditunjang
:
“Koordinasi
adalah
oleh
mata.Suharno,
pemungsian beberapa otot secara
( 1993 : 29 ) mengemukakan
bersama-sama dengan timming dan
pendapat
keseimbangan yang baik di dalam
kooordinasi
satu gerakan”. Dari pendapat di
mengkoordinir
atas
bahwa
beberapa gerakan, juga untuk : (1)
adalah
Efisiensi tenaga dan efektif dalam
dapat
koordinasi
disimpulkan mata-tangan
147
bahwa
:
“Kegunaan
selain secara
untuk baik
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
gerakan,
(2)
Menghindari
METODE PENELITIAN Sesuai dengan judul dan
terjadinya cedera dalam bermain, (3)
Berlatih
menguasai
teknik-
tujuan
di
atas,
maka
metode
teknik tinggi dan taktik, akan lebih
penelitian yang digunakan dalam
cepat bila anak latih memiliki
penelitian ini adalah penelitian
koordinasi
deskriptif
tinggi,
Memantapkan
dan
kesiapan
(4)
mental
dengan
metode
korelasional. Penelitian ini akan mendeskripsikan kontribusi antara
pemain dalam bermain.
variabel bebas yaitu power otot Rumusan Hipotesis
tungkai, persepsi kinestetik, dan
Berdasarkan
tinjauan
koordinasi mata-tangan
terhadap
pustaka dan kerangka pemikiran
variabel terikat yaitu keberhasilan
yang telah dikemukakan di atas
tembakan
dapat
bolabasket.
dirumuskan
hipotesis
lompat
(jump
shoot)
sebagai berikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara
power
otot
Populasi dan Sampel
tungkai
Populasi dalam penelitian ini
dengan kemampuan tembakan
adalah seluruh mahasiswa putra
lompat (jump shoot) bolabasket.
pembinaan
prestasi
Unversitas
PGRI
Surabaya
sebanyak
2. Ada hubungan yang signifikan antara
persepsi
kinestetik
bolabasket Adi
Buana
33
orang.
dengan kemampuan tembakan
Sampel dalam penelitian ini adalah
lompat (jump shoot) bolabasket.
mahasiswa
putra
pembinaan
3. Ada hubungan yang signifikan
prestasi bolabasketUnversitas PGRI
antara koordinasi mata-tangan
Adi Buana yang berjumlah 33
dengan kemampuan tembakan
orang sehingga teknik sampling
lompat (jump shoot) bolabasket.
yang dipakai dalam penelitian ini
4. Ada hubungan yang signifikan antara persepsi
power
otot
tungkai,
kinestetik
dan
adalah population sampling. Teknik Pengumpulan Data
koordinasi mata-tangan dengan kemampuan tembakan lompat (jump shoot) bolabasket.
Teknik pengumpulan data yang dalam penelitian ini yaitu dengan
148
menggunakan
tes
dan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
pengukuran. Tes yang digunakan
persepsi
untuk mengambil data ini adalah:
Horizontal linear space test dari
1.
Power otot tungkai
(Barry L Johnson & Jack K
Pengumpulan data dilakukan
Nelson, 1986 : 189-190)
dengan
pengukuran
power
otot
dimana
tungkai
langsung
yaitu
3. Koordinasi mata-tangan
dapat
Pengumpulan
data
dengan
dibaca dengan
menggunakan
tes
lempar
menggunakan tes lompat tegak
tangkap bola tenis dari M.
(vertical power jump) dengan
Furqon (2002).
satuan cm. Dari Kirkendall DR,
2.
kinestetik
4. Tembakan lompat (jump shoot)
Gruber J.J, Jhonson R.R (1986:
Pengumpulan data tembakan
189-190)
lompat
Persepsi kinestetik
menggunakan
Pengumpulan data dilakukan
Shotting test dari Margareth J
dengan
Safrit (1995 : 558-559 ).
mengunakan
tes
(jump
shoot)
Speed
Spot
PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Statistik Statistik
deskriptif
dimaksudkan
untuk
menganalisis
data
berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes terhadap sampel masing-masing instrumen pengukur variabel. Analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Hasil Analisis Deskripstif Vari a b e l Pow e r O t o
Std. N
Mean
33
87.73
De viat ion 8.167
149
Medi Min
Max
72
106
Sum
86
2895
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
t T u n g k a i Pers e p s i K i n e s t e t i k Koor d i n a s i m a t a
33
99.88
16.011
66
125
104
3296
33
13.45
2.980
7
20
14
444
t a n
150
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
g a n Jum
p S h o o t
33
35.48
6.727
26
53
35
1171
Berdasarkan data tersebut
sebesar 16,01. Dengan nilai rata-rata
dapat ditunjukkan bahwa variabel
sebesar 99,88 yang lebih rendah
power
dibanding nilai median yaitu 104,
otot
tungkaimemunyai
kisaran teoritis antara 72 sampai
secara
dengan 106 dengan nilai rata-rata
bahwa hasil tes persepsi kinestetik
sebesar 87.73 dan standar deviasi
memiliki nilai yang rendah. Nilai
sebesar8,167. Dengan nilai rata-rata
standar
sebesar 87,73 yang lebih tinggi di
adanya
atas nilai median yaitu 86, secara
16.01 dari nilai rata-rata hasil tes
umum
power otot tungkai yang besarnya
hasil
dapat tes
dikatakan
power
otot
bahwa tungkai
adanya
deviasi
menunjukkan
penyimpangan
dapat
deviasi
dikatakan
menunjukkan
penyimpangan
sebesar
99.88.
memiliki nilai yang tinggi. Nilai standar
umum
Berdasarkan data tersebut dapat ditunjukkan bahwa variabel
sebesar
koordinasi mata tanganmemunyai
8,167 dari nilai rata-rata hasil tes
kisaran teoritis antara 7 sampai
power otot tungkai yang besarnya
dengan 20 dengan nilai rata-rata
87,73.
sebesar 13,45 dan standar deviasi Berdasarkan data tersebut
sebesar 2,98. Dengan nilai rata-rata
dapat ditunjukkan bahwa variabel
sebesar 13,45 yang lebih rendah
persepsi
dibanding nilai median yaitu 14,
kinestetikmemunyai
kisaran teoritis antara 66 sampai
secara
dengan 125 dengan nilai rata-rata
bahwa hasil tes koordinasi mata
sebesar 99,88 dan standar deviasi
tangan memiliki nilai yang rendah.
151
umum
dapat
dikatakan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Nilai standar deviasi menunjukkan
tinggi.
adanya penyimpangan sebesar 2,98
menunjukkan
dari
tes
penyimpangan sebesar 6,727 dari
yang
nilai rata-rata hasil tes jump shoot
nilai
koordinasi
rata-rata mata
hasil
tangan
besarnya 13,45. dapat ditunjukkan bahwa variabel shoot
standar
deviasi adanya
yang besarnya 35,48.
Berdasarkan data tersebut jump
Nilai
memunyai
kisaran
teoritis antara 26 sampai dengan 53 dengan nilai rata-rata sebesar 35,48 dan standar deviasi sebesar 6,727. Dengan nilai rata-rata sebesar 35,48 yang lebih tinggi di atas nilai median yaitu 35, secara umum dapat dikatakan bahwa hasil tes jump shoot memiliki nilai yang
Uji Normalitas Uji Normalitas data dalam penelitian
ini
lilliefors.
menggunakan
Adapunhasil
uji
normalitas yang dilakukan pada hasil tes power otot tungkai (X1), persepsi kinestetik (X2), koordinasi mata-tangan (X3) dan kemampuan tembakan
lompat
bolabasket
(Y)
(jump
adalah
shoot) sebagai
berikut: lihat tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas N
Kolmo gor ovS mir nov Z
Vari a b e l Pow
33
0.644
152
Asym p. Si g. (2tai le d) 0.801
Hasil U ji
Nor
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
e r O t o t T u n g k a i Pers e p s i K i n e s t e t i k Koor d i n a s i m
m a l
33
0.748
0.630
Nor m a l
33
0.641
0.807
Nor m a l
153
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
a t a n g a n Jump S h o o t
33
0.782
0.574
Nor m a l
Hasil output SPSS untuk uji normalitas dapat dilihat pada hasil Kolmogorov-Smirnov dan juga hasil Asymp.Sig. (2-tailled), maka untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat dilihat dari hasilAsymp.Sig. (2-tailled) dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Jika hasil sig. tersebut lebih besar dari 0,05 maka distribusi data normal (p> 0,05), jika sig. lebih kecil dari 0,05 maka distribusi tidak normal (p>0,05). Dilihat pada tabel 3 hasil signifikansi untuk Kolmogorov-Smirnov dan Asymp.Sig. (2-tailled) semuanya lebih besar dari 0,05, maka distribusi data telah normal. Uji Hipotesis Analisis Korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat. Tabel 5. Hasil koefisien korelasi (rxy) power otot tungkai (X1), persepsi kinestetik (X2), koordinasi mata-tangan (X3), dan kemampuan tembakan lompat (jump shoot) bolabasket (Y). No
Variabel
N
rxy
r tabel
Keterangan
1
X1-Y
33
-0,3752
0,335
Signifikan
2
X2-Y
33
0,0714
0,335
Tidak Signifikan
3
X3-Y
33
0,1430
0,335
Tidak Signifikan
154
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Berdasarkan analisis data
kemampuan
mengintegrasikan
dalam tabel 5 di atas, diketahui
informasi
hasil koefisien korelasi (rx1y) power
individu yang satu dengan lainnya
otot
dengan
tidak
lompat
pengintegrasian informasi banyak
tungkai
keberhasilan
(X1)
tembakan
yang
sama,
(jump shoot) bolabasket (Y) sebesar
dipengaruhi
0,3752 > r
perseptual
, taraf signifikansi 5%
tabel
akurat
antara
sedangkan oleh
hasil
kemampuan masing-masing
adalah 0,335, sehingga antara X1
individu. Kemampuan perseptual
dan Y maka terdapat hubungan
tersebut sering dikatakan sebagai
yang signifikan, antara power otot
faktor
tungkai
kecermelangan kognitif seseorang
dengan
tembakan
lompat
keberhasilan (jump
shoot)
pendukung
dengan aktifitas psikomotor.
bolabasket.
Koefisien
Koefisien persepsi
kinestetik
korelasi
(rx2y)
antara
korelasi
(rx3y)
koordinasi mata-tangan (X3) dengan
(X2)
dengan
kemampuan
tembakan
lompat
(jump shoot) bolabasket (Y) sebesar
(jump shoot) bolabasket (Y) sebesar
0,1430 < rtabel, taraf signifikansi 5%
0,0714 < rtabeltaraf signifikansi 5%
adalah 0,335 sehingga antara X 3 dan
adalah 0,335. sehingga antara X2
Y tidak terdapat hubungan yang
dan Y tidak terdapat hubungan
berarti.Tidak ada hubungan yang
yang signifikan, Jadi tidak terdapat
signifikan antara koordinasi mata-
hubungan yang signifikan antara
tangan
persepsi
kinestetik
tembakan
dengankeberhasilan
tembakan
bolabasket.
keberhasilan
tembakan
dengan
keberhasilan
lompat Hal
lompat
ini
(jump
shoot)
disebabkan
lompat (jump shoot) bolabasket. Hal
karena kemampuan individu setiap
ini terjadi dikarenakan kemampuan
sampel yang berbeda-beda dalam
individu yang berbeda-beda dalam
pelaksanaan tes koordinasi mata-
pelaksanaan tes persepsi kinestetik,
tangan, selain itu juga
selain itu juga sampel penelitian
penelitian yang bersifat heterogen
yang bersifat heterogen terdiri dari
terdiri dari semester 1, 3, 5 & 7.
Sampel
semester 1, 3, 5 & 7. Hal tersebut diperkuat pada penjelasan di dalam teori yang menyebutkan bahwa
Analisis Regresi Uji Regresi dilakukan untuk mengetahui
155
kontribusi
atau
Jurnal Buana Pendidikan
dampak
Tahun XII, No. 22. Oktober
antara
varibel
terhadap variabel terikat. Berikut
bebas
dibawah ini hasil analisis regresi. Koefisien determinasi Tabel 6. Hasil uji koefisien determinasi Mode l
R
R Square
1
0.390a
0.152
Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 0.064
6.508
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam variasi variabel terikat. Apabila nilai R2 kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam penjelasan variasi variabel sangat terbatas. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas, maka nilai R 2 akan meningkat tidak pedul apakah variabel tersebut berkontribusi secara signifikan terhadap variabel terikat. Dari hasil analisi pada tabel 6 di atas, besar dari adjusted R 2 adalah 0.152 atau hanya sebesar 1,52% keberhasilan jump shoot dapat dijelaskan oleh ketiga variabel bebas power otot tungkai, persepsi kinestetik, dan koordinasi mata tangan, dan sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya. Uji statistik F Pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai kontribusi secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Tabel 7. Hasil uji analisis regresi Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
219.956
3
73.319
1.731
0.183a
Residual
1228.287
29
42.355
Total
1448.242
32
156
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Dari uji ANOVA atau F test didapatkan nilai F hit sebesar 1.731dengan probabilitas sebesar 0,183, karena nilai probabilitas lebih besar dari α 0,05 maka dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara power otot tungkai, persepsi kinestetik, koordinasi matatangan dan keberhasilan tembakan
lompat (jump shoot) bolabasket.
Dengan kata lain variabel power otot tungkai, persepsi kinestetik, dan koordinasi mata tangan secara bersama-sama tidak digunakan untuk mampu menerangkan variabel keberhasilan jump shoot. Sumbangan relatif dan efektif tiap variabel bebas Adapun sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE) tiaptiap prediktor dirangkum dalam tabel 9 berikut ini : Tabel 8. Hasil sumbangan relatif dan efektif power otot tungkai (X1), persepsi kinestetik (X2), koordinasi mata-tangan (X3), dan kemampuan tembakan lompat (jump shoot) bolabasket (Y) Variabel Bebas X1 X2 X3 Total
No 1 2 3
Berdasarkan pada
tabel
sumbangan tungkai
analisis
10,
relatif
sebesar
Sumbangan efektif 13,55% 0,39 % 1,26 % 15.1%
data
serta sumbangan relatif koordinasi
diketahui
mata-tangan sebesar 8,29 % dan
power
89,14
Sumbangan relatif 89,14% 2,57% 8,29% 100%
%
otot
sumbangan efektif sebesar 1,26 %.
dan
Dengan
demikian
power
otot
sumbangan efektif sebesar 13,55 %,
tungkai memberikan sumbangan
sumbangan
persepsi
lebih besar dibandingkan persepsi
%
kinestetik dan koordinasi mata-
kinestetik
relatif sebesar
2,57
dan
sumbangan efektif sebesar 0,39 %,
tangan,
157
sehingga
power
otot
Jurnal Buana Pendidikan
tungkai yang
Tahun XII, No. 22. Oktober
memberikan lebih
kontribusi
komponen itu adalah kekuatan dan
terhadap
kecepatan. Semakin kuat dan cepat
lompat
tenaga seseorang maka semakin
baik
keberhasilan
tembakan
(jump shoot) bolabasket.
besar daya yang dihasilkan.Power
Khususnya bolabasket pada teknik
tembakan
lompat
(jump
shoot), powerotot tungkai berfungsi untuk melakukan gerakan tiba-tiba dan
memerlukan
tenaga
pengerahan
sepenuhnya,
untuk
memperoleh hasil tembakan lompat yang
keras
dan
mendukung
terarah
guna
pencapaian
hasil
tembakan yang maksimal. Suharno, ( 1993 : 33 ) mengartikan power
otot
tungkai
bolabasket
dalam
sangat
olahraga diperlukan,
mengingat bahwa tembakan bawah ring
basket
tersebut
dilakukan
melalui gerakan melompat dan menggunakan otot tungaki bagian atas ataupun bagian bawah, maka pembahasan tentang power otot tungkai
lebih
kontribusinya
mengarah dalam
pada
tembakan
bawah ring basket.
sebagai “Kemampuan otot atau sekelompok otot dalam mengatasi
SIMPULAN Berdasarkan
tahanan beban dengan kecepatan
analisis
data
tinggi dalam satu gerakan yang
dan pengujian hipotesis yang telah
utuh,
dilakukan,
yang
dengan
explosive antara
dilakukan
kekuatan
secara
memadukan dan
kontraksi
maka
penelitian
ini
menyimpulkan sebagai berikut : 1.
Terdapat
kontribusi
yang
otot”. Menurut M. Sajoto (1995:17)
signifikan antara power otot
Daya
atau
tungkai dengan keberhasilan
muscular power adalah kemampuan
tembakan lompat (jump shoot)
seseorang
bolabasket,hal ini dibuktikan
ledak
kekuatan
otot untuk
tungkai
melakukan
maksimum,
dengan nilai r hit= 0,375> r tabel =
dengan
0,335.
usahanya yang dikerjakan dalam waktu
sependek-pendeknya.Hal
2. Tidak terdapat kontribusi yang
tersebut menjelaskan bahwa power
signifikan
otot tungkai dalam situasi yang
kinestetik dengan kemampuan
serentak
tembakan lompat (jump shoot)
tenaga
untuk yang
menghasilkan meledak.
Dua
158
antara
persepsi
bolabasket, hal ini dibuktikan
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
dengan nilai r hit = 0,071 < r tabel =
Champaign:Kendall/Hunt
0,335.
Publising Company.
3. Tidak terdapat kontribusi yang signifikan
antara
M. Furqon H, (2002). Pemanduan Bakat Olahraga Modifikasi
koordinasi
Surakarta:
dengan
Sport
keberhasilan tembakan lompat
Pusat
(jump shoot) bolabasket,hal ini
Pengembangan
dibuktikan dengan nilai r
Keolahragaan. UNS.
mata-tangan
hit
= Oliver
0,143 < r tabel = 0,335.
Search,
J,
Penelitian
(2007).
Dasar-dasar Bandung:
bolabasket.
4. Tidak terdapat kontribusi yang
dan
Pakar Raya.
signifikan antara power otot tungkai, persepsi kinestetik, dan
Sajoto, (1995). Pembinaan Kondisi
koordinasi mata-tangan dengan
Fisik Olahraga. Jakarta : Depdikbud
kemampuan tembakan lompat
Dirjen DiktiPPL PTK.
(jump
Kirkendall. Gruber JJ. Jhonson RR,
bola,
shoot)
hal
ini
(1980). Measurement
and
perhitungan nilai F hit sebesar
Evolution
For
1.731
PhisicalEducators
dibuktikan
sebesar
dengan
dengan 0,183,
hasil
probabilitas karena
:
Wm. C.Company Publiser,.
nilai
probabilitas lebih besar dari α
.Lowa
Safrit
Margareth
J,
(1995).
Introduction to Measurement
0,05.
In Physical Education and DAFTAR PUSTAKA Akros
Abidin.
Exercise Science. St. Louis (1991),Buku
Missouri.
Penuntun Bolabasket Kembar, Jakarta:
Satimin
PT Raja Grafindo.
Anatomi
Barry L Johnson & Jack K. Nelson,
Surakarta. UNS Press.
(1986).
Practical
Hadiwijaya, II:
(1992).
anthrologi-Myologi.
Slameto, (1995). Belajar dan Faktor-
Measurement for Evaluation
Faktor
Pysical Education, Minesota
Memkontribusiinya. Jakarta :
USA: Publising Company.
PT. Rineka Cipta.
Yang
Bompa & Haff, (2009). Theory and
Sudjarwo dan Sapta Kunta P,(1994).
th
Laporan Penelitian Hubungan
methodology of training. 5 ed.
159
Jurnal Buana Pendidikan
Tahun XII, No. 22. Oktober
Antara
Persepsi
Kinestetik
Hasil
Belajar
Dengan
Suharno,
(1993).
Metodologi
Pelatihan. Yogyakarta : IKIP
Bulutangkis
Pemain
Putra
Kelompok
Pemula
B,
Yogyakarta. Wissel, Hal. (2004). Basketball step to
Surakarta: Depdikbud UNS
sukses.
Press.
Champaign:
Sugiyanto
&
Agus
Kristiyanto,
(1998). Belajar Gerak II. Surakarta: UNS Press.
160
2nd
Kinetics, Inc.
ed. Human