KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTQRAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR:
.KP..262..TAHUN..20LL3 TENTANG
PETUNJUK DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KINERJA PERALATAN KEAMANAN PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,
Menimbang:
a.
bahwa dalam rangka mempertahankan dan memenuhi standar kelaikan operasi peralatan keamanan penerbangan yang digunakan dalam pemeriksaan keamanan, pemantauan keamanan dan penundaan upaya tindakan melawan hukum perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian berkala atau khusus; t
b.
Mengingat :
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang Petunjuk dan Tata Cara Pemeriksaan dan Pengujian Kinerja Peralatan Keamanan Penerbangan;
1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956);
2.
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;
3.
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011.
4.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;
5.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 31 Tahun 2013 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional;
6.
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP. 260 Tahun 2012 tentang Sertifikat Peralatan Keamanan Penerbangan; l
^.*¥^*l**Ui-W**(*«*»V>i :
MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KINERJA PERALATAN KEAMANAN PENERBANGAN.
Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Fasilitas Keamanan Penerbangan adalah peralatan-peralatan yang digunakan dalam upaya mewujudkan keamanan penerbangan. 2. Peralatan Keamanan Penerbangan adalah peralatan yang digunakan untuk mengenali atau mendeteksi orang, kendaraan atau barang/bahan yang berpotensi melakukan atau digunakan untuk tindakan melawan hukum dalam penerbangan. 3. Standar Kelaikan Operasi adalah parameter peralatan yang harus dipenuhi oleh peralatan keamanan penerbangan untuk dapat dioperasikan. 4. Parameter Peralatan adalah faktor-faktor dalam suatu sistem peralatan yang menggambarkan kinerja peralatan tersebut. 5. Pengujian adalah kegiatan mengukur pemenuhan standar teknis operasional peralatan keamanan penerbangan. 6. Pemeriksaan adalah rangkaian kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap keandalan kinerja fasilitas keamanan penerbangan. 7. Penyelenggara Fasilitas Keamanan Penerbangan adalah Badan Usaha Bandar Udara, Unit Penyelenggara Bandar Udara, Badan Usaha Angkutan Udara, dan Badan Hukum yang terkait penebangan yang menggunakan fasilitas keamanan penerbangan. 8. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 9. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara. 10. Direktorat adalah Direktorat Keamanan Penerbangan. 11. Direktur adalah Direktur yang membidangi urusan Keamanan Penerbangan. 12. Kantor Otoritas Bandar Udara adalah lembaga pemerintah yang diangkat oleh Menteri dan memiliki kewenangan untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundangundangan untuk menjamin keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan. 13. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara.
2
Pasal 2 Pemeriksaan dan pengujian terhadap peralatan : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
peralatan
keamanan
penerbangan
dilakukan
mesin x-ray (x-ray machine); pendeteksi cairan (liquid detector); pendeteksi bahan peledak (explosive detector); pendeteksi bahan nuklir, biologi, kimia dan radioaktif (NUBICHERA detector); mesin pemindai tubuh (body inspection machine); gawang pendeteksi metal (walk through metal detector); sistem kamera pemantau (closed circuit television); sistem pendeteksi penyusup perimeter (perimeter intruder detection system); pendeteksi metal genggam (hand held metal detector); sistem pengendali jalan masuk (access control system equipment); kendaraan patroli (patroll vehicle); dan radio komunikasi keamanan penerbangan (aviation security radio communication).
Pasal 3 Pemeriksaan dan pengujian peralatan keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, untuk mempertahankan keakurasian kinerja.
Pasal 4 (1)
Pemeriksaan dan dilakukan secara :
pengujian
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
2
a. berkala; dan b. khusus. (2)
Pemeriksaan dan pengujian secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilaksanakan paling sedikit satu bulan sekali.
(3)
Pemeriksaan dan pengujian secara khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat dilaksanakan : a. secara mendadak apabila dibutuhkan; b. untuk pemenuhan persyaratan standar kelaikan operasional sertifikat peralatan keamanan penerbangan; c. setelah peralatan selesai perbaikan; d. dalam hal ditemukan indikasi peralatan tidak berfungsi dengan baik; e. ketika peralatan di pindah tempatkan; dan/atau f. atas permintaan penyelenggara fasilitas keamanan penerbangan.
Pasal 5 (1)
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian secara berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dilakukan oleh penyelenggara fasilitas keamanan penerbangan.
3
(2)
Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian secara khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dilakukan oleh Direktorat dan Kantor Otoritas Bandar Udara.
Pasal 6 (1)
Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menggunakan peralatan antara lain: a. b. c. d.
dalam
Pasal
5
combined test piece; object test piece; dummy test piece; dan/atau explossive sample material.
(2)
Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dicatat dan didokumentasikan dalam kertas kerja.
(3)
Format kertas kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana terlampir dalam Lampiran I Peraturan ini.
Pasal 7 (1)
Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) yang dilakukan secara berkala dilaporkan kepada Direktur dan Kepala Kantor setiap bulan.
(2)
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk rekapitulasi sebagaimana terlampir dalam Lampiran II.
Pasal 8 Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) yang dilakukan secara khusus dilaporkan kepada Direktur Jenderal menggunakan format sebagaimana terlampir dalam Lampiran III.
Pasal 9 Pada saat peraturan ini mulai berlaku, ketentuan yang mengatur mengenai tata cara pemeriksaan peralatan keamanan penerbangan dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/40/II/98 tentang Tata Cara Pemeriksaan Prasarana dan Sarana Penerbangan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 10 Direktur dan Kepala Kantor melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan ini.
4
Pasal 11
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkandi Pada tanggal
: :
JAKARTA 18 JULI 2013
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA ttd
HERRY BAKTI
Salinan Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth. ; 1. Menteri Perhubungan;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan;' 4. Kepala Badan Perhubungan;
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian
5. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
6. Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara-
7. Para Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara;
8. Para Kepala Bandar Udara UPT di lingkungan Ditjen Hubud;
9. Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero); 10. Direktur Utama PT. Angkasa Pura II (Persero);
11. Badan Hukum Indonesia penyelenggara fasilitas keamanan penerbangan.
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAI&HUKUM DAN HUMAS && ISRAFULHAYAT
Pembina/ (IV/a) NIP. 19680616 199403 1 002
Laptop Fauzan/Fauzan/RSKEP Tata Cara Pemeriksaan Fakampen 09072013 Salinan/ F-Peratun Fauzan- Draft q*rp TQf„ rv„- D
Kinerja Peralatan Keamanan Penerbangan/Salinan/ 19-07-2013
'
a „ ™WUn hauzan- Draft SKEP Tata Cara Pemenksaan dan Pengujian
.
.,.'..-
....
.
.
LAMPIRAN I PERATURAN DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA NOMOR
KP JLS
TANGGAL
262 TAHUN 2013 .THT.T ?nn
FORMAT KERTAS KERJA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KINERJA PERALATAN KEAMANAN PENERBANGAN
KERTAS KERJA
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KINERJA PERALATAN KEAMANAN PENERBANGAN FORMAT NUMBER
MESIN X-RAY BAGASI (X-RAY BAGGAGE MACHINE)
FKP-PPB-1 LEMBARKE1DARI4
Nama Bandar Udara
Penyelenggara Bandar Udara Tanggal & Waktu Pemeriksaan
Lokasi Penempatan/Gedung Merk/Tipe/Nomor Seri Tahun Instalasi N PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Parameter Kelaikan Peralatan
Kinerja Pendeteksian
Posisi optimum penempatan CTP
Kanan
Tengah
TEST 2
TEST 3
^ 4.7 mm
Kiri
7.9 mm
11.1
$e
s
a
a s
\
R^
s
2.0 mm gaps
TJTJI]
nnnn
1a
£UQ
mru
D D •
5/16"
TEST
TEST 4
1b
Wired resolution
Terdeteksi
-> Lihat Test la dan tandai " V" pada bagian yang terdeteksi (Minimal dapat mendeteksi kabel terbuka sampai dengan kabel dengan
ketebalan 33 SWG / 30 AWG).
1.2
^
nnn
1.0 mm gaps
1.1
?3
1.5 mm gaps
»/
TEST
&
Useful penetration
Terdeteksi
-> Lihat Test lb dan tandai " V" pada bagian yang terdeteksi (Minimal dapat mendeteksi kabel ketebalan 25 SWG yang tertutup aluminium pada ketebalan 5/16" atau 24 AWG pada ketebalan 7,9 mm.
•
TEST
5
URAIAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
NO 1.3
Material discrimination (Organic material & Inorganic material) Lihat Test 2 dan tandai “ √ ” apabila dapat membedakan garam dan gula.
STANDAR KELAIKAN OPERASI Terdeteksi
Pastikan juga kesesuaian warna dasar hasil pendeteksian untuk setiap tesnya : a. Benda organic gula berwarna orange. b. Benda inorganic logam berwarna biru, aluminium dan garam berwarna hijau. 1.4
Simple penetration lihat Test 3 dan tandai “ √ ” pada bagian yang terdeteksi (Minimal dapat menembus baja ketebalan 14 mm dan dapat mendeteksi timah yang terdapat di bawahnya).
Terdeteksi
1.5
Spatial resolution (Horizontal & vertical differentiation) lihat Test 4 dan tandai “ √ ” pada bagian yang terdeteksi (Minimal dapat dengan jelas menampilkan garis horisontal dan vertikal secara terpisah dengan gap 1.5 mm).
Terdeteksi
1.6
Thin metal imaging lihat Test 5 dan tandai “ √ ” pada bagian yang terdeteksi (Minimal dapat mendeteksi dan membedakan lempengan logam tipis setebal 0,10 mm).
Terdeteksi
2.
Grey level differentiation Pastikan image B/W dari suatu benda dapat ditampilkan dengan tingkatan yang berbeda dari putih hingga hitam berdasarkan tingkatan densitas (ketebalan) dari suatu benda.
Berfungsi
Benda dengan densitas tinggi (baja, timah, dll.) akan ditampilkan lebih gelap /berwarna hitam pekat.
Benda dengan densitas rendah (kertas, kain, dll.) akan ditampilkan lebih cerah / berwarna putih cerah.
FKP – PPB - 1 JAWABAN YA
TIDAK
LEMBAR KE 2 DARI 4 KETERANGAN
NO
URAIAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
3.
Kualitas tampilan gambar Brightness / contrast / sharpness monitor Colour & B/W. Dapat menampilkan hasil pendeteksian dengan jelas (Contoh antara lain : gambar tidak blur / buram, dll.).
4.
Fungsi tombol pengendali dan papan tuts Key on/off switch (power on/off button Emergency stop Mouse roller/mouse pad Tuts key / keyboard FORWARD & REVERSE
STANDAR KELAIKAN OPERASI Berfungsi
Baik
6.
Kondisi lead curtain Tidak robek. Tertutup rapat. Hentikan pengujian bila lead curtain rusak/robek/tidak tertutup rapat. URAIAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN Parameter pendukung Buku Manual Peralatan (sesuai merek dan tipe peralatan) Pemeriksaan Fisik Housing Panel Hentikan pengujian bila housing panel tidak tertutup rapat Safety rollers at input and output
Baik
2. 2.1
2.2 2.3 3. 3.1. 4. 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7
Instalasi kabel Pemeriksaan Supply Voltage Main Voltage (mengacu pada technical book) Pemeriksaan Functional Test Organic & inorganic Organic & Inorganic stripping Zoom-in/zoom-out Black and white image Image density/high resolution Automatic detection/operator assist (if applicable) Threat image projection (TIP)
TIDAK
KETERANGAN
Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi
Kondisi conveyor belt Tidak robek. Center deviation. Speed (mengacu pada technical book)
B. 1.
YA
LEMBAR KE 3 DARI 4
Berfungsi
5.
NO
FKP – PPB - 1 JAWABAN
KONDISI NORMAL
Tersedia
Tertutup rapat & tidak cacat Dapat diangkat dan digerakkan Baik & Rapi Sesuai
Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi
JAWABAN YA TIDAK
KETERANGAN
URAIAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
NO 5. 5.1. 5.2. 6. 6.1 6.2 7. 7.1 7.2
FKP – PPB - 1 JAWABAN KONDISI NORMAL
Pemeriksaan Functional Indicator Lampu Indicator generating X-Ray Lampu indicator supply voltage Monitor Colour B/W (if applicable) UPS Unit Respond time back up supply (Max. 3 Detik) Kapasitas catu daya battery (Min. 15 Menit)
KESIMPULAN : 1. STANDAR KELAIKAN OPERASI PERALATAN 2. CATATAN
3.
SARAN
PETUGAS PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KINERJA
YA
TIDAK
LEMBAR KE 4 DARI 4 KETERANGAN
Menyala Menyala Berfungsi Berfungsi Terpenuhi Terpenuhi
: :
LAIK / TIDAK LAIK
:
:
1.
............................................................ NIP. ....................................................
.....................................
2.
............................................................ NIP. ....................................................
.....................................
3.
............................................................ NIP. ....................................................
.....................................
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KINERJA PERALATAN KEAMANAN PENERBANGAN FORMAT NUMBER FKP – PPB - 2
MESIN X-RAY CABIN (X-RAY CABIN MACHINE)
LEMBAR KE 1 DARI 4 Nama Bandar Udara Penyelenggara Bandar Udara Tanggal & Waktu Pemeriksaan Lokasi Penempatan/Gedung Merk/Tipe/Nomor Seri Tahun Instalasi NO A. 1.
: : : : : : STANDAR KELAIKAN OPERASI
URAIAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
JAWABAN YA TIDAK
KETERANGAN
Parameter Kelaikan Peralatan Kinerja Pendeteksian
Posisi optimum penempatan CTP
Kanan
Tengah
1.1
Wired resolution Lihat Test 1a dan tandai “ √ ” pada bagian yang terdeteksi (Minimal dapat mendeteksi kabel terbuka sampai dengan kabel dengan ketebalan 33 SWG / 30 AWG).
Terdeteksi
1.2
Useful penetration Lihat Test 1b dan tandai “ √ ” pada bagian yang terdeteksi (Minimal dapat mendeteksi kabel ketebalan 25 SWG yang tertutup aluminium pada ketebalan 5/16” atau 24 AWG pada ketebalan 7,9 mm.
Terdeteksi
1.3
Material discrimination (Organic material & Inorganic material) Lihat Test 2 dan tandai “ √ ” apabila dapat membedakan garam dan gula.
Terdeteksi
Kiri
NO
URAIAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
STANDAR KELAIKAN OPERASI
Pastikan juga kesesuaian warna dasar hasil pendeteksian untuk setiap tesnya : a. Benda organic gula berwarna orange. b. Benda inorganic logam berwarna biru, aluminium dan garam berwarna hijau. 1.4
Simple penetration lihat Test 3 dan tandai “ √ ” pada bagian yang terdeteksi (Minimal dapat menembus baja ketebalan 14 mm dan dapat mendeteksi timah yang terdapat di bawahnya).
Terdeteksi
1.5
Spatial resolution (Horizontal & vertical differentiation) lihat Test 4 dan tandai “ √ ” pada bagian yang terdeteksi (Minimal dapat dengan jelas menampilkan garis horisontal dan vertikal secara terpisah dengan gap 1.5 mm).
Terdeteksi
1.6
Thin metal imaging lihat Test 5 dan tandai “ √ ” pada bagian yang terdeteksi (Minimal dapat mendeteksi dan membedakan lempengan logam tipis setebal 0,10 mm). Grey level differentiation Pastikan image B/W dari suatu benda dapat ditampilkan dengan tingkatan yang berbeda dari putih hingga hitam berdasarkan tingkatan densitas (ketebalan) dari suatu benda. Benda dengan densitas tinggi (baja, timah, dll.) akan ditampilkan lebih gelap /berwarna hitam pekat. Benda dengan densitas rendah (kertas, kain, dll.) akan ditampilkan lebih cerah / berwarna putih cerah.
Terdeteksi
Kualitas tampilan gambar Brightness / contrast / sharpness monitor Colour & B/W. Dapat menampilkan hasil pendeteksian dengan jelas (Contoh antara lain : gambar tidak blur / buram, dll.).
Berfungsi
2.
3.
Berfungsi
FKP – PPB - 2 JAWABAN YA
TIDAK
LEMBAR KE 2 DARI 4 KETERANGAN
NO 4.
URAIAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN Fungsi tombol pengendali dan papan tuts Key on/off switch (power on/off button Emergency stop Mouse roller/mouse pad Tuts key / keyboard FORWARD & REVERSE
STANDAR KELAIKAN OPERASI
Baik
6.
Kondisi lead curtain Tidak robek. Tertutup rapat. Hentikan pengujian bila lead curtain rusak/robek/tidak tertutup rapat.
Baik
B. 1. 2. 2.1
2.2 2.3 3. 3.1.
4.7 5. 5.1. 5.2. 6. 6.1
Instalasi kabel Pemeriksaan Supply Voltage Main Voltage (mengacu pada technical book) Pemeriksaan Functional Test Organic & inorganic Organic & Inorganic stripping Zoom-in/zoom-out Black and white image Image density/high resolution Automatic detection/operator assist (if applicable) Threat image projection (TIP) Pemeriksaan Functional Indicator Lampu Indicator generating X-Ray Lampu indicator supply voltage Monitor Colour
6.2
B/W (if applicable)
4. 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6
TIDAK
KETERANGAN
Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi
Kondisi conveyor belt Tidak robek. Center deviation. Speed (mengacu pada technical book)
URAIAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN Parameter pendukung Buku Manual Peralatan (sesuai merek dan tipe peralatan) Pemeriksaan Fisik Housing Panel Hentikan pengujian bila housing panel tidak tertutup rapat. Safety rollers at input and output
YA
LEMBAR KE 3 DARI 4
Berfungsi
5.
NO
FKP – PPB - 2 JAWABAN
KONDISI NORMAL
Tersedia
Tertutup rapat & tidak cacat Dapat diangkat dan digerakkan Baik & Rapi Sesuai
Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Berfungsi Menyala Menyala Berfungsi Berfungsi
JAWABAN YA TIDAK
KETERANGAN