PERANCANGAN ULANG VISUAL BRANDING KAMPUNG ANGGREK SODONG DI DESA WISATA SODONG-MIJEN-SEMARANG Sri Dewi Rarasanti, Bernardus Andang Prasetya Adiwibawa, Annas Marzuki Sulaiman Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang Jl. Nakula I No. 5-11, Semarang, Jawa Tengah 50131, 024-3517261 E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Kampung Anggrek Sodong adalah salah satu desa wisata di Kota Semarang yang berfokus pada bidang agro pertanian khususnya bunga anggrek dan edukasi pertanian baik tradisonal maupun konvensional. Di tengah pertumbuhan dan persaingan desa wisata yang ada di Kota Semarang, dengan suguhan yang sama yaitu suasana alam pedesaan, membuat Kampung Anggrek perlu lebih dikenal oleh masyarakat. Dari sisi internal, Kampung Anggrek sudah memiliki logo atau identitas visual, tetapi dari sisi extrenal logo atau identitas tersebut dinilai belum kuat dan konsisten dalam pengaplikasian beberapa media promosi. Untuk itu agar bisa bersaing dengan para kompetitor Kampung Anggrek Sodong perlu melakukan perancangan ulang brand visual dalam bentuk logo atau identitas visual yang konsisten kepada masyarakat sehingga Kampung Anggrek Sodong lebih mudah di kenal oleh masyarakat luas. Perancangan ulang visual branding Kampung Anggrek Sodong dilakukan berdasarkan penelitian dengan pendekatan / metode kualitatif. Pembangunan strategi perancangan ulang visual branding Kampung Anggrek Sodong dilakukan dengan analisis SWOT. Strategi terpilih dari analisis SWOT adalah membuat ulang identitas Kampung Anggrek yang Konsisten agar mudah di kenali masyarakat dan membuat tampilan yang menarik dengan menyesuaikan warna yang menjadi ciri khas Kampung Anggrek. Setelah merancang ulang brand Kampung Anggrek Sodong maka perancang mengaplikasikan brand tersebut pada beberapa media seperti Stationary office, Packaging, Brosur, Merchaindise, Seragam, X-Banner dan Signage. Perancangan ini dilakukan dengan tujuan memperkenalkan kampung anggrek kepada masyarakat Semarang dan sekitarnya. Setelah terbentuknya identitas visual yang kuat dan konsisten, maka visual brand Kampung Anggrek Sodong kemudian menjadi sebuah image atau citra desa wisata yang banyak dikenal oleh masyarakat/wisatawan sehingga diharapkan akan meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke sana. Kata Kunci : Desa Wisata, Kampung Anggrek Sodong, Perancanga Ulang, Visual Branding
1. PENDAHULUAN Sodong adalah nama Dukuh yang terdapat di Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Sejak tahun 1990-an Dukuh Sodong sudah terkenal sebagai Kampung Anggrek dan pernah diproyeksikan menjadi kawasan agro perkebunan anggrek yang di kelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pariwisata. Namun seiring berjalannya waktu dan dinamika politik serta ekonomi Indonesia, wisata agro ini tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dari aset agro yang tersisa, salah satunya adalah perkebunan bunga Anggrek Van Douglas yang masih ada dan menjadi penanda pada khalayak bahwa Dukuh Sodong identik dengan kampung anggreknya. Pada sekitar tahun 2011 anggota Karang Taruna dan Tim Penggerak PKK Dukuh Sodong menjadikan Sodong sebagai Desa Wisata yang berbasis pertanian khususnya Pertanian Anggrek. 1
Masyarakat Dukuh Sodong bergabung dengan organisasi yang difasilitasi pemerintah dalam bentuk Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) berdasarkan Surat Keputusan dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang dengan nomor surat 556/549 pada tanggal 22 April 2014. Kampung Anggrek Sodong terletak di Dukuh Sodong, RT 05/RW 11, Kelurahan Purwosari, kecamatan Mijen Kota Semarang 50217. Kampung Anggrek Sodong merupakan tempat wisata yang berfokus kegiatan di bidang wisata agro khususnya di bidang pertanian baik secara modern maupun konvensional. Selain kebun anggrek, Kampung Anggrek Sodong juga menyediakan paket wisata camping ground, wisata menanan hortikultura, outbond modern dan tradisional, wisata kuliner tradisional, jelajah kampung anggrek dan pembuatan kerajinan lokal. Paket itu juga ditunjang dengan fasilitas homestay dan toko cinderamata. Menurut Bp. Angga selaku ketua Pokdarwis, Kampung Anggrek Sodong perlu melakukan peracangan ulang visual branding untuk memunculkan pencitraan yang menarik masyarakat. Sebab, selama ini yang dimiliki Kampung Anggrek Sodong hanyalah logo saja, maka Kampung Anggrek Sodong memerlukan perancangan ulang visul branding untuk dapat menciptakan image lembaga secara keseluruhan agar dapat lebih dikenal dan mendapat sorotan untuk dikunjungi oleh masyarakat semarang dan sekitarnya. Menurut Randall (2000:12) terdapat empat fungsi utama dari branding, antara lain : 1. Identity/Identitas, 2. Shorthand summary, 3. Differentiation/differensiasi, 4. Added value/nilai tambah. Sementara dalam hal perancangan ulang visual branding menurut Tjiptono (2008:37) ada beberapa alasan mendasar, salah satunya adalah untuk memperbaiki brand image dan memulihkan brand image yang sudah ada pada Dukuh Sodong pasca terjadi kegagalan dalam membangun sebuah wisata agro pada tahun 1990-an. Dari teori Randall tesebut dapat di ambil kesimpulan bahwa Kampung Anggrek Sodong belum mempunyai Identitas yang konsisten, dan belum memiliki nilai tambah kepada masyarakat bahwa Kampung Anggrek Sodong. 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini digunakan untuk memahami lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan Kampung Anggrek Sodong. Langkah-langkah penelitian hingga perancangan ulang adalah sebagai berikut; 1) pengumpulan masalah, 2) analisis atas masalah, dan 3) pengembangan strategi melalui SWOT. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua yatu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi secara langsung ke Kampung Anggrek Sodong dan Kompetitor untuk merasakan sendiri dan membedakannya bagaimana keadaannya di sana dan mengambil beberapa foto sebagai dokumentasi penulis sebagai bahan pembanding. Selain itu juga dilakukan wawancara secara kepada Pengelola Desa Wisata Kampung Anggrek Sodong dan wisatawan atau pengunjung yang datang ke sana. Wawancara juga dilakukan kepada kompetitor yaitu Desa Wisata Kandri, Gunungpati dan Desa Wisata Wonolopo, Mijen. Data Sekunder diperoleh melalui kajian pustaka baik itu berupa buku, jurnal yang dilakukan di perpustakaan dan beberapa sumber dokumen literatur lain yang diperoleh secara online. Data sekunder juga diperoleh dalam bentuk dokumen-dokumen atau materi paparan yang didapatkan dari hasil obeservasi dan wawancara dengan pengelola dan dinas terkait. Pembangunan strategi perancangan ulang menggunakan analisis SWOT. Kekuatan, kelemahan, peluang dan kendala yang ada dari hasil penelitian diperbandingkan dengan hal-hal yang sama dari kompetitornya.
2
3. TINJAUAN PUSTAKA Perancangan ulang visual branding atau rebranding visual, menurut Moloney (2004) berisikan perubahan dari semua atau beberapa elemen nyata seperti ekspresi fisik dari suatu brand dan elemen tidak nyata seperti nilai, citra, dan perasaan dari suatu brand. Adapun alasan melakukan rebranding visual, menurut Tjiptono(2008), yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Menyegarkan kembali atau memperbaiki brand image Memulihkan brand image setelah terjadinya krisis atau skandal Bagian dari merger atau akuisisi Bagian dari de-merger atau spin off Mengharmonisasikan merek dipasar internasional Pembeharuan portofolio merek, yaitu suatu merek yang dibuat dengan tujuan memberi kenyakinan Mendukung arah stategi baru perusahaan.
Empat fungsi utama dari branding (Randall, 2000:12), antara lain, pertama; identiy /identitas, dimana brand harus mampu mengidentifikasi secara jelas dan tidak menimbulkan keraguan, sehingga perlindungan legal dan elemen desain menjadi hal yang penting. Kedua adalah shorthand summary, sebuah identitas harus mampu berperan sebagai hasil/ kesimpulan/ inti dari keseluruhan informasi yang dipegang konsumen mengenai brand harus menyediakan keuntungankeuntungan yang diharapkan. Ketiga, adalah differentiation / diferensiasi, dimana sebuah brand harus mampu secara jelas membedakan dirinya dari kompetitor serta menunjukan keunikannya pada pembeli. dan terakhir adalah Added value / nilai tambah, dimana brand harus menawarkan sesuatu yang lebih dari hanya sekedar produk biasa.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis SWOT Metode pengembangan strategi perencanaan ulang yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Hasil dari SWOT berdasarkan data yang diperoleh adalah sebagai berikut; 1. Strengths a. Satu-satunya Desa Wisata di Semarang yang memiliki Kebun Anggrek. b. Memiliki SDM para pemuda dan pemudi karang taruna. c. Desa Wisata yang mempunyai program menanam pertanian Modern dan Konvensional. 2. Weaknesses a. Tidak ada brand yang kuat. b. Tempatnya jauh dari kota Semarang sehingga lumayan rumit di jangkau jika bagi pengunjung/masyarakat yang baru pertama kali ke sana. c. Pendanaan dari Swadaya masyarakat setempat. 3. Opportunities a. Masih banyak masyarakat yang menyukai tanaman Bunga Anggrek. b. Banyak masyarakat yang menyukai pemandangan pedesaan. c. Masih banyak masyarakat yang berminat dengan pertanian buah dan sayur di pekarangan rumah. 4. Threats a. Munculnya berbagai wisata dengan konsep sama. b. Cuaca Kadang tidak bersahabat dengan anggrek. 3
c. Medan lokasi yang susah karena lokasi masuk ke dalam gang sempit lumayan banyak tikungan terjal. Faktor Eksternal
Faktor Internal Strengths 1.
2.
3.
1. Masih banyak masyarakat yang menyukai tanaman Bunga Anggrek. 2. Banyak masyarakat yang menyukai pemandangan pedesaan. 3. Masih banyak masyarakat yang berminat dengan pertanian buah dan sayur di pekarangan rumah.
S – O Strategies
Threats 1. Munculnya berbagai wisata dengan konsep sama. 2. Cuaca Kadang tidak bersahabat dengan anggrek. 3. Medan lokasi yang susah karena lokasi masuk ke dalam gang sempit lumayan banyak tikungan terjal.
S – T Strategies
Satu-satunya Desa Wisata di Semarang yang memiliki Kabun Anggrek. Memiliki SDM para pemuda dan pemudi karang taruna.
Membuat sebuah program tentang budidaya bunga anggrek. (S1 – O1)
Membuat brand yang kuat sebagai identitas lembaga Kampung Anggrek. (S1 – T1)
Memginformasikan kepada masyarakat luas melalui muda mudi Karang Taruna. (S2 – O2).
Desa Wisata yang mempunyai program menanam pertanian Modern dan Konvensional.
Membuat program pertanian konvensional dan modern untuk masyarakat yang mengingikan belajar mananam. (S3 – O3)
Membuat tempat alternatif untuk mengurangi dampak negatif cuaca terhadap anggrek dengan cara membuat green house. (S1 – T2) Membuat informasi kepada masyarakat/pengunjung untuk keadaan yang ada di sana agar tidak kaget. (S3 – T3)
Weaknesses 1.
Tidak ada brand yang kuat.
2.
Tempatnya jauh dari kota Semarang sehingga lumayan rumit di jangkau bagi pengunjung/masyaraka t yang baru pertama kali ke sana. Pendanaan dari Swadaya masyarakat setempat
3.
Opportunities
W – O Strategies
W – T Strategies
Membuat ulang brand untuk menciptakan Identitas Kampung Anggrek Sodong agar mudah dikenali Masyarakat Semarang dan Sekitarnya. (W1 – O1) Memebrikan sebuah petunjuk kepada masyarakat dan memperkenalkan potensi yang terdapaat di Kampung Anggrek Sodong. (W2 – O2)
Membuat tampilan yang menarik dan sesuai meliputi warna, logo yang menjadi ciri khas bagi Kampung Anggrek..(W1 – T1)
Membuat brand yang dapat menarik wisatawan sehingga menambah nilai ekonomi warga setempat. (W3 – O3)
Membuat media yang menggambarkan Kampung Anggrek Sodong.(W3 – O3)
Membuat media informasi tentang keberadaan serta mencantumkan nomer pengelola dan mencari jalan keluar dengan mengadakan beberapa program. (W2 – T2)
Tabel 2.3 Matrix SWOT Dari hasil matrix SWOT di atas, maka strategi yang dipergunakan adalah : (W1 – O1) Membuat ulang brand untuk menciptakan Identitas Kampung Anggrek Sodong agar mudah dikenali Masyarakat Semarang dan Sekitarnya, dan (W1 – T1) Membuat tampilan yang menarik dan sesuai meliputi warna, logo yang menjadi ciri khas bagi Kampung Anggrek.Sesuai dengan strategi yang telah dipilih Kampung Anggrek membutuhkan perancangan ulang visual branding untuk memunculkan image dan identitas melalui visual branding Kampung Anggrek dan 4
mengaplikasikannya pada beberapa media terpilih agar citra Kampung Anggrek Sodong muncul melalui media aplikasi yang digunakan. 4.2. Proses Perancangan Visual 1. Logo Kampung Anggrek Sodong Perancangan ulang visual branding Kampung Anggrek Sodong dilakukan dengan menyederhanakan gambar – gambar yang menggambarkan atau merepresentasikan Kota Semarang dan mencitrakan karakter Kampung Anggrek Sodong. 1.1 Sketsa
Sketsa Pembuatan Logo 1.2 Study Visual
Gambar Tugu Muda dari Logo Pemerintah Kota Semarang
ta n Bunga Anggrek Van Douglas g
tan g
Tangkai bunga
5
Gambar Pengembangan Simbol
1.3 Studi Tipografi
Penempatan font Moolboran Pada tulisan Kampung Anggrek
Penempatan font Arial Pada tulisan Agro Wisata
Penempatan font Arial pada tulisan Sodong 1.4 Panduan Warna Warna yang dipilih dalam perancangan logo ini adalah warna hijau muda dan ungu tua. Warna ungu dipergunakan untuk warna bunga van douglas dan warna hijau diaplikasikan pada tugu muda dan tangkai bunga. Warna ungu melambangkan kemewahan dan romantis, sedangkan warna hijau melambangkan keseburan, tenang, segar dan sejuk.
Warna 6
1.5 Final Logo
4.3 Statationary Office
Kartu Nama
Nota
Kop Surat
ID Card
Kop Surat Fax & Fc
Stempel hitam putih
Amplop
Stempel merah
4.4 Packaging
Botol Pupuk Oranik Kampung Anggrek
Kripik Singkong
Baby Anggrek Botol
Paper Bag 7
Label Sentilin
Label Minuman Gula Asem di teko
Label gelas plastik 4.5 Merchaindise
Stiker Cutting
Pembatas buku
4.6 Brosur
Brosur Paket wisata
Brosur Map Kampung Anggrek
4.7 Seragam
Seragam Pengelola
Apron/Celemek 8
4.8 X-Banner
X-Banner 4.9 Signage
Signage/Papan Nama 5. KESIMPULAN DAN SARAN Melalui kegiatan perancangan visual branding Kampung Anggrek Sodong ini dapat di simpulkan bahwa identitas sebuah lembaga/perusahaan sangat penting untuk membantu perusahaan/lembaga tersebut dalam mencapai positioning dan membangun citra dari perusahaan/lembaga. Branding adalah sebuah patokan yang jelas yang menampilkan kesan / image yang di bangun oleh perusahaan/lembaga karena di dalam branding terdapat beberapa kegiatan selain hanya promosi tetapi juga membuat sebuah corporate identity, kegiatan promosi dan membangun sebuah citra melalui beberapa media yang dapat di lihat seperti warna, logo dll.suatu lembaga yang memilikibrading yang baik akan mendapatkan perhatian khusus dan nilai tambah di mata masyarakat. Perancang membuat vsual branding Kampung Anggrek Sodong serta membuat konsisten dalam penerapan warna dalam setiap media aplikasi maupun lokasi/tempat yang menjadi kantor Kampung Anggrek dan dalam penggunaan tipografi harus onsisten dalam berbagai aplikasi media dan atribute yang ada di Kampung Anggrek Sodong. Data tidak beberapa tersedia misalnya : data foto waktu proyeksi Dukuh Sodong tahun 1990 sebagai pembanding, omset/pendapatan Kampung Anggrek Sodong, hal ini menjelaskan bahwa pentingnya data dalam menjadi perhatian. Perancangan visual branding Kampung Anggrek Sodong ini diharapkan dapat meciptakan citra yang dapat memwakili Kampung Anggrek, yaitu desa wisata yang terdapat di Kota Semarang yang berfokus pada Agro Pertanian serta keindahan alam pedesaan yang sejuk dan segar. Untuk Kampung Anggrek agar semakin banyak masyarakat yang mengenal dan mengunjungi Kampung Anggrek, maka Kampung Anggrek hrus konsisten menggunakan branding 9
seperti warna, logo, simbol dll pada setiap aplikasinya. Sehingga dengan konsitensi yang baik akan memberikan nilai tambah yang baik di masyarakat dan memudahkan masyarakat mengenal Kampung Anggrek Sodong.Pentingnya data terutama dalam hal financial-manaerial perlu menjadi perhatianguna mempermudah untuk : promo, desain, media dll.
6. DAFTAR PUSTAKA Abdulaziz, Saleh, Alshebil.(2007). Consumer Perception of Rebranding the Care of Logo Change. Aaker, David A. Dan Erich Joachimsthaler.(2002). Brand Leadership, New York : The Free Press. Daly, A&D.Moloney.(2004). Managing Corporate Rebranding.Irish marketing view. Desa Wisata : Konsep Kriteria dan Pengembangan.(tanpa tahun). Materi Paparan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jefkins, F. (1997). Periklanan, Jakarta : Erlangga. Jones, Peter, Shearr, Peter,Hiller, David, Clarke-Hill, Colin.(2002). Customer Perceptions of Services Brand : A Case Study of J.D. Wetherspoons, British Food Jurnal 104.10/11 PP : 845854. Keller, K.L.(2013). strategic brand management: Building, measuring and managing Brand equity, 4th ed. Upper saddleRiver, NJ:Pearson Education International. Keller,K.L.(1993). conceptualizing,measuring and managing customer-based equity. American Marketing Association. Kotler, Philip, dan Kevin Keller.(2006). Marketing Management, London : Prentice Hall. Kusmiati, A, S. Pudjiastuti & P. Suptandar.(1999). Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Jakarta : Djambatan. Lincoln, Guy; Williams, Clare elwood.(1995). Branding Pubs-can it work?; International Jurnal of Wine Marketing, Vol.7. Issue 2 PP : 5-20. Morissan, M.A.(2010). Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Edisi pertama, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Pujiyanto.(2013). Iklan Layanan Masyarakat, Yogyakarta : CV. Andi. Randall Geoffrey.(2000). Branding : A Practical Guide to planning your strategy (marketing in action), 2nd revised edition, Kagan page ltd. Rustan, S.(2009). Mendesain Logo, Jakarta : PT. Gramedia Pusaka Utama. Supriyono, R.(2010). Desain Komunikasi Visual teori dan Aplikasi, Jogjakarta : Andi Publisher. Tjiptono, Fandy.(2008). Stategi Pemasaran, Yogyajarta : CV. Andi Offset http://faculty.petra.ac.id/dwikris/docs/desgrafisweb/layout_design/elemen_desain.html di akses 26/12/2015 http://achmadyani-airport.com/detail/berita/goa-kreo diakses 27/1/2016 https://www.google.com/maps diakses 27/1/2016
10